Perlindungan Hukum Bagi Debitur atas Eksekusi Objek Jaminan Fidusia Tanpa Sertifikat Dibawah Tangan (Studi Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Sumut)
ABSTRAK
Amrul*
Tan Kamello**
Zulfi Chairi***
Eksekusi objek jaminan fidusia secara paksa atau dibawah tangan (tanpa
sertifikat) yang masih sering terjadi saat ini yang merugikan bagi debitur karena
kreditur sering mengenyampingkan hak-hak debitur yang harus diperhatikan kreditur.
hal inilah yang menjadi latar belakang penulis sekaligus objek melakukan penelitian
dalam skripsi ini. adapun rumusan masalah penelelitian penulis adalah prosedur
pendaftaran jaminan fidusia di kanwil kementerian hukum dan Ham Sumut, arti
penting sertifikat jaminan fidusia dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia,
dan perlindungan hukum bagi debitur atas eksekusi objek jaminan fidusia dibawah
tangan
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode pendekatan
yuridis normative dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.penelitian ini
membahas doktrin-doktrin atau asas-asas hukum hukum dengan menggunakan suatu
metode pendekatan yang mengungkapkan peraturan perundang—undangan yang
berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian.
Jaminan fidusia wajib didaftarkan (Pasal 11 Undang-undang Jaminan
Fidusia/UUJF). Dengan didaftarkannya jaminan fidusia tersebut, Kantor Pendaftaran
Fidusia akan menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jaminan Fidusia kepada
penerima jaminan fidusia. Jaminan fidusia ini lahir setelah dilakukan pendaftaran.
Jika perusahaan pembiayaan tidak mendaftarkan perjanjian jaminan fidusia, maka
perusahaan pembiayaan tersebut tidak dilindungi hak-haknya oleh UUJF. Ini berarti
perusahaan pembiayaan tersebut tidak memiliki hak untuk didahulukan daripada
kreditur-kreditur lain untuk mendapatkan pelunasan utang debitur dari benda yang
dijadikan jaminan fidusia tersebut (Pasal 27 UUJF). Jadi, Kreditur (perusahaan
leasing) Seharusnya selalu mendaftarkan jaminan fidusia sesuai dengan UndangUndang Jaminan fidusia dan PP No 21 Tahun 2105 supaya hak kreditur dilindungi
oleh Hukum khususnya ketika debitur wanprestasi/tidak mampu lagi melakukan
pembayaran utangnya dan dengan sertifikat jaminan fidusia kreditur bisa langsung
mengeksekusi objek jaminan fidusia sesuai perintah UUJF. kemudian Kreditur
seharusnya tidak melakukan eksekusi dibawah tangan karena itu merupakan
perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan bagi kreditur. inilah hasil
penelitian dari penulis.
Kata kunci: Perlindungan Hukum, Debitur, Eksekusi, Jaminan Fidusia
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2012
**Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Amrul*
Tan Kamello**
Zulfi Chairi***
Eksekusi objek jaminan fidusia secara paksa atau dibawah tangan (tanpa
sertifikat) yang masih sering terjadi saat ini yang merugikan bagi debitur karena
kreditur sering mengenyampingkan hak-hak debitur yang harus diperhatikan kreditur.
hal inilah yang menjadi latar belakang penulis sekaligus objek melakukan penelitian
dalam skripsi ini. adapun rumusan masalah penelelitian penulis adalah prosedur
pendaftaran jaminan fidusia di kanwil kementerian hukum dan Ham Sumut, arti
penting sertifikat jaminan fidusia dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia,
dan perlindungan hukum bagi debitur atas eksekusi objek jaminan fidusia dibawah
tangan
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode pendekatan
yuridis normative dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.penelitian ini
membahas doktrin-doktrin atau asas-asas hukum hukum dengan menggunakan suatu
metode pendekatan yang mengungkapkan peraturan perundang—undangan yang
berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian.
Jaminan fidusia wajib didaftarkan (Pasal 11 Undang-undang Jaminan
Fidusia/UUJF). Dengan didaftarkannya jaminan fidusia tersebut, Kantor Pendaftaran
Fidusia akan menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jaminan Fidusia kepada
penerima jaminan fidusia. Jaminan fidusia ini lahir setelah dilakukan pendaftaran.
Jika perusahaan pembiayaan tidak mendaftarkan perjanjian jaminan fidusia, maka
perusahaan pembiayaan tersebut tidak dilindungi hak-haknya oleh UUJF. Ini berarti
perusahaan pembiayaan tersebut tidak memiliki hak untuk didahulukan daripada
kreditur-kreditur lain untuk mendapatkan pelunasan utang debitur dari benda yang
dijadikan jaminan fidusia tersebut (Pasal 27 UUJF). Jadi, Kreditur (perusahaan
leasing) Seharusnya selalu mendaftarkan jaminan fidusia sesuai dengan UndangUndang Jaminan fidusia dan PP No 21 Tahun 2105 supaya hak kreditur dilindungi
oleh Hukum khususnya ketika debitur wanprestasi/tidak mampu lagi melakukan
pembayaran utangnya dan dengan sertifikat jaminan fidusia kreditur bisa langsung
mengeksekusi objek jaminan fidusia sesuai perintah UUJF. kemudian Kreditur
seharusnya tidak melakukan eksekusi dibawah tangan karena itu merupakan
perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan bagi kreditur. inilah hasil
penelitian dari penulis.
Kata kunci: Perlindungan Hukum, Debitur, Eksekusi, Jaminan Fidusia
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2012
**Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara