Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets Pada Bank Umum Nasional Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1
Teori Fundamental
Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio
finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya,
tujuan teori fundamental adalah membandingkan kinerja keuangan
sebuah perusahaan terhadap:
1. Kinerja perusahaan pesaing dalam satu sektor industri.
2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri.
Salah satu aspek penting dari teori fundamental adalah analisis
laporan keuangan, karena dari analisis laporan keuangan tersebut,
dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan
keuangan yang dianalisa adalah:
1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal
yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan
keuangan ini disebut neraca.
2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan,
beban–beban, pajak, dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu
tertentu. Laporan keuangan ini disebut Laporan Laba Rugi.
12
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan
dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio
laporan keuangan:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang
terdiri dari:
•
Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar.
•
Quick
Ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tertentu.
•
Cash
Ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
kas dan bank.
b. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan, yang terdiri dari:
•
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba
kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
•
Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat
laba usaha/ operasional terhadap penjualan bersih perusahaan.
13
Universitas Sumatera Utara
•
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur presentase laba
bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
•
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
c. Rasio Pengungkit
Rasio pengungkit digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai
sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari
pinjaman, yang terdiri dari:
•
Debt Ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
•
Debt Equity Ratio digunakan untuk membandingkan sumber
pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
•
Leverage Ratio digunakan untuk mengukur jumlah dari aktiva
perusahaan terhadap modal pemegang saham.
d. Rasio Pasar
Rasio pasar digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan melalui
basis per saham, yang terdiri dari:
•
Earning Per Share digunakan untuk menghitung penghasilan
bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan.
14
Universitas Sumatera Utara
•
Dividen Yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per
saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk
persentase.
•
Price Earning Ratio (P/E) digunakan untuk mengukur jumlah
investor untuk dibayar dari pendapatan perusahaan.
2.1.2
Bank
2.1.2.1 Definisi Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7/1992 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31,21), Bank adalah :
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak”.
Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa “bank merupakan
lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit,
tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan
lainnya secara profesional”.
2.1.2.2 Pengelompokan Bank
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dalam Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, bank
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran,
2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas :
1) Bank
Pemerintah
Pusat
yang
merupakan
bank
yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,
2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,
3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional,
4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya
dengan membuka cabangnya di Indonesia,
16
Universitas Sumatera Utara
5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya
sebagian dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak
swasta nasional.
2.1.2.3 Kegiatan Bank Umum
Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum
(Irmayanto, 2002:65), yaitu :
1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan
sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.
2) Alokasi
dana
(Kredit
dan
Investasi)
dengan
sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek
perjalanan, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa
non
keuangan
pengamanan,
(pelatihan
jasa-jasa
pegawai,
pergudangan,
komputer)
dengan
kotak
sasaran
memaksimumkan kepuasan nasabah.
2.1.2.4 Laporan Keuangan Bank
Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan,
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001
tanggal 13 Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari
(Siamat, 2005:368) :
1) Laporan Tahunan Keuangan Tahunan
17
Universitas Sumatera Utara
Laporan ini merupakan laporan lengkap mengenai kinerja suatu
bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan tahunan
sekurang-kurangnya mencakup :
a) Informasi
Umum
yang
meliputi
kepengurusan,
kepemilikan, perkembangan usaha dan kelompok usaha
bank,
strategi
dan
kebijakan
manajemen,
laporan
manajemen,
b) Laporan keuangan tahunan bank yaitu laporan keuangan
akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar
keuangan akuntansi yang berlaku dan wajib diaudit oleh
Akuntan Publik, yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan
Atas Laporan Keuangan yang berisi Komitmen dan
Kontijensi,
c) Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan,
d) Opini dari Akuntan Publik,
e) Seluruh aspek transparansi dan informasi yang diwajibkan,
f) Seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana
yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
yang berlaku,
18
Universitas Sumatera Utara
g) Jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposure) yang
dihadapi bank serta praktek manajemen risiko yang
diterapkan bank,
h) Informasi lain.
2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
Laporan ini merupakan laporan yang disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan
setiap triwulan.
3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini merupakan laporan keuangan yang disusun
berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan
bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
4) Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan
atau memiliki Anak perusahaan, wajib menyusun laporan
keuangan
konsolidasi
berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku serta menyampaikan
laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
2.1.2.5 Analisis Laporan Keuangan Bank
Menurut Bastian, et al. (2006:284), analisis laporan keuangan
perbankan bertujuan antara lain :
untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank,
untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode
ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan
19
Universitas Sumatera Utara
penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor
pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan
di masa yang akan datang, dan sebagainya. Metode analisis
laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik
perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis).
Analisi rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun
laba rugi.
2.2 Risiko Usaha Bank
2.2.1
Definisi Risiko
Menurut Ali (2004:41), “risiko berupa potensi terjadinya suatu
peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa
siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap
perbankan”.
Risiko usaha bank Menurut Siamat (2005:279) :
“risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai pendapatan yang akan diterima. Pendapatan
dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian
pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan
risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga
yang diinginkan”.
2.2.2
Jenis-jenis Risiko yang Dihadapi Bank Umum
Menurut Manurung, et al. (2004:149), bank setidak-tidaknya
menghadapi lima macam risiko yang harus dikelola dengan benar agar
tidak menimbulkan dampak negatif. Risiko tersebut adalah :
1) Risiko Kredit (Credit Risk)
20
Universitas Sumatera Utara
Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih
(default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan
nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman.
Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu
meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan.
2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas (Liquidity Risk) terjadi bila bank tidak mampu
menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para
nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi
dalam tempo lebih kecil dari satu tahun.
3) Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang
dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga. Perubahan
tingkat bunga akan mempengaruhi biaya dana dan pendapatan
bunga.
4) Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasional (Operational Risk) adalah risiko yang berkaitan
dengan
kemampuan
pengelolaan
umum.
Jika
kemampuan
manajemen pengelolaan semakin rendah, maka semakin besar
risiko operasional yang dihadapi.
5) Risiko Modal (Capital Risk)
21
Universitas Sumatera Utara
Risiko modal (Capital Risk) berkaitan dengan ketidakmampuan
untuk
memenuhi
komitmen-komitmen
usaha,
karena
ketidakmampuan modal yang mencukupi.
2.2.3
Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Usaha Bank
Ada beberapa rasio keuangan atau finansial yang dapat dijadikan
sebagai indikator sehubungan dengan risiko yang dihadapi bank. Rasio
finansial tersebut adalah :
1) Risiko Kredit
Formula yang digunakan sebagai indikator risiko kredit adalah
perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loan
(NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Risiko kredit
diproksikan dengan formula :
NPL =
Kredit Bermasala h
Total Kredit
2) Risiko Likuiditas
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko
likuiditas adalah perbandingan total kredit yang diberikan terhadap
Dana Pihak Ketiga yang dimiliki bank atau Loans To Deposit Ratio
(LDR). Risiko likuiditas diproksikan dengan formula :
LDR =
Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
22
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sawir (2005:30) “yang termasuk dalam total kredit
merupakan total kredit yang diberikan bersih”. Sementara yang
termasuk dalam kategori dana pihak ketiga adalah seluruh dana
yang bersumber dari Giro, Tabungan, dan Deposito Berjangka
(Sawir, 2005:29).
a) Giro
Giro merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek,
bilyet giro maupun surat-surat pembayaran lainnya (Irmayanto,
2004:68).
b) Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu (Irmayanto, 2004:68).
c) Deposito Berjangka
Deposito merupakan simpanan berjangka dari masyarakat yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian (Irmayanto, 2004:69). Angka
standar yang disepakati untuk LDR adalah 85%-110%
(Manurung, 2004:151). Jika nilai LDR melebihi 110%, berarti
risiko likuidasi yang dihadapi semakin besar.
3) Risiko Modal
23
Universitas Sumatera Utara
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko modal
adalah perbandingan antara jumlah modal dengan total aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Risiko modal diproksikan
dengan formula :
CAR =
Modal Bank
Total ATMR
Menurut Dendawijaya (2005:41), modal bank terdiri dari
modal inti dan modal pelengkap. Sementara total ATMR diperoleh
dengan menambahkan ATMR aktiva neraca dengan ATMR aktiva
administrasi yang kemudian dikalikan dengan bobot risikonya
masing-masing.
4) Risiko Tingkat Bunga
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko tingkat
bunga adalah perbandingan antara selisih pendapatan bunga yang
diterima bank dan beban bunga yang dibayarkan bank dengan total
aktiva yang dimilikinya. Rasio tingkat bunga diproksikan dengan
formula :
NIM =
Penda patan Bunga −Beban Bunga
Total Aktiva
24
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar angka NIM yang dihasilkan menunjukkan
bahwa risiko tingkat bunga semakin kecil.
2.3 Return On Assets (ROA)
2.3.1
Rasio Rentabilitas
Menurut
Sawir
(2005:31),
“rasio
rentabilitas
merupakan
perbandingan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu juga
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas manajemen
dalam menjalankan operasional perusahaannya”. Ada beberapa macam
rasio rentabilitas yang umum digunakan bank antara lain :
1) Gross Profit Margin =
(Pendapatan −Beban )Operasional
Beban Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya yang
murni.
2) Net Profit Margin =
Laba Bersih Sebelum Pajak
Laba Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut laba
operasionalnya.
3) Return On Equity =
Laba Bersih
Modal Ekuitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampulabaan bank
ditinjau dari sudut model ekuitas yang dimilikinya.
25
Universitas Sumatera Utara
4) Return On Assets =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank
dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba.
2.3.2
Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio rentabilitas
bank yang umum digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen
perbankan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang
dimilikinya. Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia adalah minimal 2% (Manurung, 2004:161). Menurut
Dendawijaya (2005:118) “semakin besar nilai Tingkat pengembalian
atas Perputaran Total Aktiva (ROA) suatu bank, semakin besar pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”. Return On Assets
diformulasikan sebagai berikut :
ROA =
Laba Bersih
Total Aktiva
Formula yang digunakan untuk mengukur ROA berbeda secara
teori dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Secara teoritis, laba
yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, namun dalam sistem
CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, laba yang digunakan
adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005:118).
2.4 Pegaruh Risiko Usaha Bank Terhadap ROA
26
Universitas Sumatera Utara
Risiko usaha yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal,
dan risiko tingkat bunga secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets (ROA) bank.
2.4.1
Risiko Kredit
Risiko kredit disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari
debitur atas kewajiban pembayaran hutangnya baik hutang pokok
maupun bunganya ataupun keduanya. Semakin tinggi risiko kredit
yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva
bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang diharapkan oleh
bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap total
aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA
bank tersebut.
2.4.2
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi sebagai akibat kegagalan pengelolaan
antara sumber dana dan penanaman dana atau kekurangan likuiditas
atau dana yang mengakibatkan bank tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan mereka pada waktu yang telah ditetapkan.
Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang
mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru
membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank tersebut.
2.4.3
Risiko Modal
Risiko modal muncul akibat penurunan kualitas aset karena adanya
kredit macet yang memaksa bank untuk menerbitkan saham baru
27
Universitas Sumatera Utara
dan/atau penambahan setoran modal oleh pemilik dengan mencari
investor baru untuk memperbaiki kondisi permodalannya sehingga
sesuai dengan ketentuan permodalan. Risiko modal akan berpengaruh
terhadap ROA bank tersebut.
2.4.4
Risiko Tingkat Bunga
Risiko tingkat bunga adalah risiko yang dialami akibat dari
perubahan tingkat bunga yang terjadi sehingga dapat memberikan
pengaruh terhadap pendapatan bank. Hal ini tentu akan mempengaruhi
laba dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Agus
Suyono
(2005)
Enny
Sukowati
(2006)
Judul
Penelitian
Analisis
Rasio-Rasio
Bank
Yang
Berpengaruh
Terhadap
Return
On
Assets (ROA)
Variabel
Penelitian
Independent:
Analisis
Rasio-Rasio
Bank
Analisis
Pengaruh
CAR, NPL,
NIM, BOPO,
dan
LDR
Terhadap
Profitabilitas
Independent:
Analisis
Pengaruh
CAR, NPL,
NIM, BOPO,
dan LDR
Metode
Penelitian
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Return
On
Assets (ROA)
Metode
Regresi
Linear
Berganda
yang
pengolahan
datanya
Hasil
Penelitian
Rasio
CAR,
BOPO,
dan
LDR
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROA.
Untuk
NIM,
NPL,
pertumbuhan
laba operasi dan
pertumbuhan
kredit
tidak
menunjukkan
hasil
yang
signifikan
terhadap ROA.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
profitabilitas
bank
dipengaruhi
oleh
biaya
28
Universitas Sumatera Utara
(ROA
dan
ROE) Bank
Umum (Studi
kasus pada 40
Bank Umum)
Dependent:
melalui
Profitabilitas SPSS
(ROA
dan
ROE) Bank
Umum
Pengaruh
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Pada
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEJ
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Tika Lestari Pengaruh
(2010)
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEI
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Wahyu
Prasetyo
(2006)
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Kinerja
Keuangan
Pada
Perbankan
Dependent:
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Metode
Regresi
Linear
Berganda
operasional,
sedangkan ROE
selain
dipengaruhi
cadangan
kecukupan
modal dan laba
bersih dalam hal
ini disebutkan
bahwa
tidak
semua indikator
yang digunakan
mempengaruhi
profotabilitas
secara
signifikan.
Hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara parsial
semua variabel
independen
tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perbankan.
Sedangkan
secara bersama
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perbankan.
Hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara parsial
variabel CAR,
NPL,
ROA,
ROE,
NIM,
BOPO,
dan
LDR juga tidak
29
Universitas Sumatera Utara
Iswatun
Khasanah
(2010)
Pengaruh
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEI
Bambang
Sudiyatno
(2010)
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
Analisis
Independent: Regresi
Pengaruh
Analisis
linear
Dana Pihak Pengaruh
berganda
Ketiga,
Dana Pihak
BOPO, CAR, Ketiga,
dan
LDR BOPO, CAR,
Terhadap
dan LDR
Kinerja
Keuangan
Dependent:
pada Sektor Kinerja
Keuangan
Keuangan
Perbankan
pada Sektor
yang
Go Keuangan
Publik di BEI Perbankan
Sumber : Disusun Penulis, 2013
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba. Variabel
CAR, RR, NPL,
ROA,
NIM,
BOPO, LDR,
GWM
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
DPK, CAR, dan
LDR
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROA,
sementara
BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
ROA.
2.6 Kerangka Konseptual
30
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel
independen dengan variabel dependen.
Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan
pelayanan jasa kepada masyarakat, sebagai lembaga bisnis keuangan juga
mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam
menghasilkan laba sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas.
Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang
bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan satu diantara indikator
yang dapat digunakan dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin
tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut.
Satu diantara rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampulabaan bank adalah nilai Return On Assets (ROA). ROA
merupakan tingkat perhitungan keuntungan atas total aset yang dimiliki bank.
Semakin tinggi nilai Tingkat ROA nya maka semakin baik bank tersebut
dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan.
Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif dan
aktiva non produktif. Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan
keuntungan (income), memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha
bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat
bunga.
Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar
kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang
31
Universitas Sumatera Utara
diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap
total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA bank
tersebut.
Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang mampu
menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa
dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena semakin besarnya jumlah
dana
yang
tidak
dikelola
untuk
menghasilkan
laba
dari
kegiatan
operasionalnya. Jadi dengan demikian risiko likuiditas memiliki pengaruh
terhadap ROA bank.
Semakin tinggi risiko modal yang dihadapi bank akan menyebabkan
semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak mampu
mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Sementara semakin banyak dana
pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang dimiliki bank maka
bank akan mengeluarkan biaya beban bunga atas dana pihak ketiga yang lebih
besar lagi. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga
akan berpengaruh terhadap ROA.
Semakin tinggi risiko tingkat bunga yang dihadapi bank, berarti bahwa
semakin besar kemungkinan bahwa bunga yang diterima bank akan lebih kecil
dibandingkan dengan bunga yang dibayarkannya.
Dalam penelitian ini variabel independen adalah Risiko Kredit, Risiko
Likuiditas, Risiko Modal, dan Risiko Tingkat Bunga. Sedangkan variabel
dependennya adalah Return On Assets.
32
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah
diuraikan diawal, maka penulis menentukan suatu kerangka konseptual
sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Risiko Usaha Bank
H1
Risiko Kredit (X1)
H2
Return
H3
On
H4
Assets
Risiko Likuiditas (X2)
Risiko Modal (X3)
Risiko Tingkat Bunga (X4)
H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Disusun Penulis, 2013
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti. Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dengan
mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Jika
hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut
menjadi sebuah teori. Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan
berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:
H1 : Risiko Kredit (X₁) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets
33
Universitas Sumatera Utara
H2 : Risiko Likuiditas (X₂) berpengaruh secara parsial terhadap Return On
Assets
H3 : Risiko Modal (X₃) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets
H4 : Risiko Tingkat Bunga (X4) berpengaruh secara parsial terhadap Return
On Assets
H5 : Risiko Usaha Bank berpengaruh secara simultan terhadap Return On
Assets
34
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1
Teori Fundamental
Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio
finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya,
tujuan teori fundamental adalah membandingkan kinerja keuangan
sebuah perusahaan terhadap:
1. Kinerja perusahaan pesaing dalam satu sektor industri.
2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri.
Salah satu aspek penting dari teori fundamental adalah analisis
laporan keuangan, karena dari analisis laporan keuangan tersebut,
dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan
keuangan yang dianalisa adalah:
1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal
yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan
keuangan ini disebut neraca.
2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan,
beban–beban, pajak, dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu
tertentu. Laporan keuangan ini disebut Laporan Laba Rugi.
12
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan
dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio
laporan keuangan:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang
terdiri dari:
•
Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar.
•
Quick
Ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tertentu.
•
Cash
Ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
kas dan bank.
b. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan, yang terdiri dari:
•
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba
kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
•
Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat
laba usaha/ operasional terhadap penjualan bersih perusahaan.
13
Universitas Sumatera Utara
•
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur presentase laba
bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.
•
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
c. Rasio Pengungkit
Rasio pengungkit digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai
sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari
pinjaman, yang terdiri dari:
•
Debt Ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.
•
Debt Equity Ratio digunakan untuk membandingkan sumber
pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
•
Leverage Ratio digunakan untuk mengukur jumlah dari aktiva
perusahaan terhadap modal pemegang saham.
d. Rasio Pasar
Rasio pasar digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan melalui
basis per saham, yang terdiri dari:
•
Earning Per Share digunakan untuk menghitung penghasilan
bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan.
14
Universitas Sumatera Utara
•
Dividen Yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per
saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk
persentase.
•
Price Earning Ratio (P/E) digunakan untuk mengukur jumlah
investor untuk dibayar dari pendapatan perusahaan.
2.1.2
Bank
2.1.2.1 Definisi Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7/1992 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31,21), Bank adalah :
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak”.
Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa “bank merupakan
lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit,
tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan
lainnya secara profesional”.
2.1.2.2 Pengelompokan Bank
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan
lagi dalam Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, bank
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran,
2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas :
1) Bank
Pemerintah
Pusat
yang
merupakan
bank
yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,
2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,
3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan
sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional,
4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya
dengan membuka cabangnya di Indonesia,
16
Universitas Sumatera Utara
5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya
sebagian dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak
swasta nasional.
2.1.2.3 Kegiatan Bank Umum
Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum
(Irmayanto, 2002:65), yaitu :
1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan
sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.
2) Alokasi
dana
(Kredit
dan
Investasi)
dengan
sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek
perjalanan, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa
non
keuangan
pengamanan,
(pelatihan
jasa-jasa
pegawai,
pergudangan,
komputer)
dengan
kotak
sasaran
memaksimumkan kepuasan nasabah.
2.1.2.4 Laporan Keuangan Bank
Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan,
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001
tanggal 13 Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari
(Siamat, 2005:368) :
1) Laporan Tahunan Keuangan Tahunan
17
Universitas Sumatera Utara
Laporan ini merupakan laporan lengkap mengenai kinerja suatu
bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan tahunan
sekurang-kurangnya mencakup :
a) Informasi
Umum
yang
meliputi
kepengurusan,
kepemilikan, perkembangan usaha dan kelompok usaha
bank,
strategi
dan
kebijakan
manajemen,
laporan
manajemen,
b) Laporan keuangan tahunan bank yaitu laporan keuangan
akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar
keuangan akuntansi yang berlaku dan wajib diaudit oleh
Akuntan Publik, yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan
Atas Laporan Keuangan yang berisi Komitmen dan
Kontijensi,
c) Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan,
d) Opini dari Akuntan Publik,
e) Seluruh aspek transparansi dan informasi yang diwajibkan,
f) Seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana
yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
yang berlaku,
18
Universitas Sumatera Utara
g) Jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposure) yang
dihadapi bank serta praktek manajemen risiko yang
diterapkan bank,
h) Informasi lain.
2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
Laporan ini merupakan laporan yang disusun berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan
setiap triwulan.
3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini merupakan laporan keuangan yang disusun
berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan
bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
4) Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan
atau memiliki Anak perusahaan, wajib menyusun laporan
keuangan
konsolidasi
berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku serta menyampaikan
laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
2.1.2.5 Analisis Laporan Keuangan Bank
Menurut Bastian, et al. (2006:284), analisis laporan keuangan
perbankan bertujuan antara lain :
untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank,
untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode
ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan
19
Universitas Sumatera Utara
penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor
pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan
di masa yang akan datang, dan sebagainya. Metode analisis
laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik
perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis).
Analisi rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun
laba rugi.
2.2 Risiko Usaha Bank
2.2.1
Definisi Risiko
Menurut Ali (2004:41), “risiko berupa potensi terjadinya suatu
peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa
siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap
perbankan”.
Risiko usaha bank Menurut Siamat (2005:279) :
“risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai pendapatan yang akan diterima. Pendapatan
dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian
pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan
risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga
yang diinginkan”.
2.2.2
Jenis-jenis Risiko yang Dihadapi Bank Umum
Menurut Manurung, et al. (2004:149), bank setidak-tidaknya
menghadapi lima macam risiko yang harus dikelola dengan benar agar
tidak menimbulkan dampak negatif. Risiko tersebut adalah :
1) Risiko Kredit (Credit Risk)
20
Universitas Sumatera Utara
Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih
(default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan
nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman.
Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu
meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan.
2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas (Liquidity Risk) terjadi bila bank tidak mampu
menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para
nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi
dalam tempo lebih kecil dari satu tahun.
3) Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang
dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga. Perubahan
tingkat bunga akan mempengaruhi biaya dana dan pendapatan
bunga.
4) Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasional (Operational Risk) adalah risiko yang berkaitan
dengan
kemampuan
pengelolaan
umum.
Jika
kemampuan
manajemen pengelolaan semakin rendah, maka semakin besar
risiko operasional yang dihadapi.
5) Risiko Modal (Capital Risk)
21
Universitas Sumatera Utara
Risiko modal (Capital Risk) berkaitan dengan ketidakmampuan
untuk
memenuhi
komitmen-komitmen
usaha,
karena
ketidakmampuan modal yang mencukupi.
2.2.3
Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Usaha Bank
Ada beberapa rasio keuangan atau finansial yang dapat dijadikan
sebagai indikator sehubungan dengan risiko yang dihadapi bank. Rasio
finansial tersebut adalah :
1) Risiko Kredit
Formula yang digunakan sebagai indikator risiko kredit adalah
perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loan
(NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Risiko kredit
diproksikan dengan formula :
NPL =
Kredit Bermasala h
Total Kredit
2) Risiko Likuiditas
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko
likuiditas adalah perbandingan total kredit yang diberikan terhadap
Dana Pihak Ketiga yang dimiliki bank atau Loans To Deposit Ratio
(LDR). Risiko likuiditas diproksikan dengan formula :
LDR =
Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
22
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sawir (2005:30) “yang termasuk dalam total kredit
merupakan total kredit yang diberikan bersih”. Sementara yang
termasuk dalam kategori dana pihak ketiga adalah seluruh dana
yang bersumber dari Giro, Tabungan, dan Deposito Berjangka
(Sawir, 2005:29).
a) Giro
Giro merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek,
bilyet giro maupun surat-surat pembayaran lainnya (Irmayanto,
2004:68).
b) Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu (Irmayanto, 2004:68).
c) Deposito Berjangka
Deposito merupakan simpanan berjangka dari masyarakat yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian (Irmayanto, 2004:69). Angka
standar yang disepakati untuk LDR adalah 85%-110%
(Manurung, 2004:151). Jika nilai LDR melebihi 110%, berarti
risiko likuidasi yang dihadapi semakin besar.
3) Risiko Modal
23
Universitas Sumatera Utara
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko modal
adalah perbandingan antara jumlah modal dengan total aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Risiko modal diproksikan
dengan formula :
CAR =
Modal Bank
Total ATMR
Menurut Dendawijaya (2005:41), modal bank terdiri dari
modal inti dan modal pelengkap. Sementara total ATMR diperoleh
dengan menambahkan ATMR aktiva neraca dengan ATMR aktiva
administrasi yang kemudian dikalikan dengan bobot risikonya
masing-masing.
4) Risiko Tingkat Bunga
Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko tingkat
bunga adalah perbandingan antara selisih pendapatan bunga yang
diterima bank dan beban bunga yang dibayarkan bank dengan total
aktiva yang dimilikinya. Rasio tingkat bunga diproksikan dengan
formula :
NIM =
Penda patan Bunga −Beban Bunga
Total Aktiva
24
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar angka NIM yang dihasilkan menunjukkan
bahwa risiko tingkat bunga semakin kecil.
2.3 Return On Assets (ROA)
2.3.1
Rasio Rentabilitas
Menurut
Sawir
(2005:31),
“rasio
rentabilitas
merupakan
perbandingan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu juga
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas manajemen
dalam menjalankan operasional perusahaannya”. Ada beberapa macam
rasio rentabilitas yang umum digunakan bank antara lain :
1) Gross Profit Margin =
(Pendapatan −Beban )Operasional
Beban Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya yang
murni.
2) Net Profit Margin =
Laba Bersih Sebelum Pajak
Laba Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut laba
operasionalnya.
3) Return On Equity =
Laba Bersih
Modal Ekuitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampulabaan bank
ditinjau dari sudut model ekuitas yang dimilikinya.
25
Universitas Sumatera Utara
4) Return On Assets =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank
dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
laba.
2.3.2
Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio rentabilitas
bank yang umum digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen
perbankan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang
dimilikinya. Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia adalah minimal 2% (Manurung, 2004:161). Menurut
Dendawijaya (2005:118) “semakin besar nilai Tingkat pengembalian
atas Perputaran Total Aktiva (ROA) suatu bank, semakin besar pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”. Return On Assets
diformulasikan sebagai berikut :
ROA =
Laba Bersih
Total Aktiva
Formula yang digunakan untuk mengukur ROA berbeda secara
teori dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Secara teoritis, laba
yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, namun dalam sistem
CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, laba yang digunakan
adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005:118).
2.4 Pegaruh Risiko Usaha Bank Terhadap ROA
26
Universitas Sumatera Utara
Risiko usaha yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal,
dan risiko tingkat bunga secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap Return On Assets (ROA) bank.
2.4.1
Risiko Kredit
Risiko kredit disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari
debitur atas kewajiban pembayaran hutangnya baik hutang pokok
maupun bunganya ataupun keduanya. Semakin tinggi risiko kredit
yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva
bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang diharapkan oleh
bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap total
aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA
bank tersebut.
2.4.2
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi sebagai akibat kegagalan pengelolaan
antara sumber dana dan penanaman dana atau kekurangan likuiditas
atau dana yang mengakibatkan bank tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan mereka pada waktu yang telah ditetapkan.
Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang
mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru
membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank tersebut.
2.4.3
Risiko Modal
Risiko modal muncul akibat penurunan kualitas aset karena adanya
kredit macet yang memaksa bank untuk menerbitkan saham baru
27
Universitas Sumatera Utara
dan/atau penambahan setoran modal oleh pemilik dengan mencari
investor baru untuk memperbaiki kondisi permodalannya sehingga
sesuai dengan ketentuan permodalan. Risiko modal akan berpengaruh
terhadap ROA bank tersebut.
2.4.4
Risiko Tingkat Bunga
Risiko tingkat bunga adalah risiko yang dialami akibat dari
perubahan tingkat bunga yang terjadi sehingga dapat memberikan
pengaruh terhadap pendapatan bank. Hal ini tentu akan mempengaruhi
laba dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Agus
Suyono
(2005)
Enny
Sukowati
(2006)
Judul
Penelitian
Analisis
Rasio-Rasio
Bank
Yang
Berpengaruh
Terhadap
Return
On
Assets (ROA)
Variabel
Penelitian
Independent:
Analisis
Rasio-Rasio
Bank
Analisis
Pengaruh
CAR, NPL,
NIM, BOPO,
dan
LDR
Terhadap
Profitabilitas
Independent:
Analisis
Pengaruh
CAR, NPL,
NIM, BOPO,
dan LDR
Metode
Penelitian
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Return
On
Assets (ROA)
Metode
Regresi
Linear
Berganda
yang
pengolahan
datanya
Hasil
Penelitian
Rasio
CAR,
BOPO,
dan
LDR
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROA.
Untuk
NIM,
NPL,
pertumbuhan
laba operasi dan
pertumbuhan
kredit
tidak
menunjukkan
hasil
yang
signifikan
terhadap ROA.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
profitabilitas
bank
dipengaruhi
oleh
biaya
28
Universitas Sumatera Utara
(ROA
dan
ROE) Bank
Umum (Studi
kasus pada 40
Bank Umum)
Dependent:
melalui
Profitabilitas SPSS
(ROA
dan
ROE) Bank
Umum
Pengaruh
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Pada
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEJ
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Tika Lestari Pengaruh
(2010)
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEI
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Wahyu
Prasetyo
(2006)
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Kinerja
Keuangan
Pada
Perbankan
Dependent:
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Metode
Regresi
Linear
Berganda
operasional,
sedangkan ROE
selain
dipengaruhi
cadangan
kecukupan
modal dan laba
bersih dalam hal
ini disebutkan
bahwa
tidak
semua indikator
yang digunakan
mempengaruhi
profotabilitas
secara
signifikan.
Hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara parsial
semua variabel
independen
tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perbankan.
Sedangkan
secara bersama
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perbankan.
Hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara parsial
variabel CAR,
NPL,
ROA,
ROE,
NIM,
BOPO,
dan
LDR juga tidak
29
Universitas Sumatera Utara
Iswatun
Khasanah
(2010)
Pengaruh
Rasio Camel
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
BEI
Bambang
Sudiyatno
(2010)
Independent:
Pengaruh
Rasio Camel
Metode
Regresi
Linear
Berganda
Dependent:
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
Analisis
Independent: Regresi
Pengaruh
Analisis
linear
Dana Pihak Pengaruh
berganda
Ketiga,
Dana Pihak
BOPO, CAR, Ketiga,
dan
LDR BOPO, CAR,
Terhadap
dan LDR
Kinerja
Keuangan
Dependent:
pada Sektor Kinerja
Keuangan
Keuangan
Perbankan
pada Sektor
yang
Go Keuangan
Publik di BEI Perbankan
Sumber : Disusun Penulis, 2013
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba. Variabel
CAR, RR, NPL,
ROA,
NIM,
BOPO, LDR,
GWM
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
DPK, CAR, dan
LDR
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROA,
sementara
BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
ROA.
2.6 Kerangka Konseptual
30
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel
independen dengan variabel dependen.
Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan
pelayanan jasa kepada masyarakat, sebagai lembaga bisnis keuangan juga
mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam
menghasilkan laba sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas.
Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang
bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan satu diantara indikator
yang dapat digunakan dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin
tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut.
Satu diantara rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampulabaan bank adalah nilai Return On Assets (ROA). ROA
merupakan tingkat perhitungan keuntungan atas total aset yang dimiliki bank.
Semakin tinggi nilai Tingkat ROA nya maka semakin baik bank tersebut
dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan.
Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif dan
aktiva non produktif. Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan
keuntungan (income), memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha
bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat
bunga.
Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar
kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang
31
Universitas Sumatera Utara
diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap
total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA bank
tersebut.
Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang mampu
menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa
dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena semakin besarnya jumlah
dana
yang
tidak
dikelola
untuk
menghasilkan
laba
dari
kegiatan
operasionalnya. Jadi dengan demikian risiko likuiditas memiliki pengaruh
terhadap ROA bank.
Semakin tinggi risiko modal yang dihadapi bank akan menyebabkan
semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak mampu
mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Sementara semakin banyak dana
pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang dimiliki bank maka
bank akan mengeluarkan biaya beban bunga atas dana pihak ketiga yang lebih
besar lagi. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga
akan berpengaruh terhadap ROA.
Semakin tinggi risiko tingkat bunga yang dihadapi bank, berarti bahwa
semakin besar kemungkinan bahwa bunga yang diterima bank akan lebih kecil
dibandingkan dengan bunga yang dibayarkannya.
Dalam penelitian ini variabel independen adalah Risiko Kredit, Risiko
Likuiditas, Risiko Modal, dan Risiko Tingkat Bunga. Sedangkan variabel
dependennya adalah Return On Assets.
32
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah
diuraikan diawal, maka penulis menentukan suatu kerangka konseptual
sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Risiko Usaha Bank
H1
Risiko Kredit (X1)
H2
Return
H3
On
H4
Assets
Risiko Likuiditas (X2)
Risiko Modal (X3)
Risiko Tingkat Bunga (X4)
H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Disusun Penulis, 2013
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti. Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dengan
mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Jika
hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut
menjadi sebuah teori. Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan
berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:
H1 : Risiko Kredit (X₁) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets
33
Universitas Sumatera Utara
H2 : Risiko Likuiditas (X₂) berpengaruh secara parsial terhadap Return On
Assets
H3 : Risiko Modal (X₃) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets
H4 : Risiko Tingkat Bunga (X4) berpengaruh secara parsial terhadap Return
On Assets
H5 : Risiko Usaha Bank berpengaruh secara simultan terhadap Return On
Assets
34
Universitas Sumatera Utara