Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RISIKO USAHA BANK TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK UMUM NASIONAL YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK JAKARTA

Oleh :

NAMA : MINARTI IRMA JURAIDA

NIM : 040503115

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

adalah benar hasil karya saya sendiridan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 19 Juni 2008

Yang membuat pernyataan

Minarti Irma Juraida


(3)

tuntunan yang senantiasa Bapa berikan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyertaan Bapa sungguh sempurna dan kekal dalam setiap gerak langkah dalam hidupku. Banyak airmata dan sukacita yang telah kulalui dan aku percaya di atas semua itu rancangan dan waktu Bapa yang paling tepat bagi hidupku. Terima kasih ya Allahku untuk setiap kasihMu.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Risiko Usaha Bank Terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”

Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis telah berusaha sebaik mungkin dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan pengharaan yang sebesar-besarnya


(4)

dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Firman Syarif SE, M.Si, Ak dan Bapak Syahrurrahman SE selaku penguji I dan penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis.

6. Para pegawai Departemen Akuntansi, Bank Hairil, Kak Dame dan Bang Oyong yang telah membantu penulis dalam administrasi di Departemen Akuntansi, serta para pegawai PPAK Bang Kartun dan Kak Vida.

7. Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Bapak J. Lumbantoruan dan Mama T.M Purba. Pak…Ma…makasih banyak yah untuk semua doa, dukungan, baik moril dan materil yang telah diberikan sejak aku lahir hingga saat ini. Dukungan dan motivasi yang Bapak dan Mama berikan mengjarkanku untuk semakin sabar dan berserah. Skripsi ini kupersembahkan khusus untuk Bapak dan Mama


(5)

menjemput kakak.

9. Kamu yang setia mendengar keluh kesah dan yang setia menyemangatiku serta memotivasi dan mendoakanku dalam segala kondisi yang kuhadapi. Aku juga yakin, semua akan terjawab dengan indah.

10. Kelompok Kecilku Kak Desmi, Kak Tenno, Kak Tina, dan Adik-adikku Astri, Evi dan Restu, yang bisa selalu jadi tempat untuk berbagi topik doa dan senantiasa memberikan semangat dan doa.

11. Sahabat-sahabatku yang aku kasihi, Fatma, Monika Siagian SE, Rani, Melda, Juven, dan Lele yang selalu ada sejak aku menginjakkan kaki di Akuntansi, yang juga selalu memberikan motivasi dan informasi yang aku butuhkan baik dalam belajar maupun dalam penyelesaian skripsi ini. Sahabat-sahabatku yang telah bersama denganku sejak SLTP, Irene dan Elvira, yang juga selalu membantu dan meneleponku saat aku butuhkan. 13. Teman-temanku di Akuntansi yang setia menjadi tempatku bertanya dan

berbagi keluh kesah, Septin, Delfi, Ageth, Herlina, Elyn, Marce, Vina, Tiur, Endry, Tinus, Opie, Della, Mouna SE, Narwin SE, Marsel, Marsha SE, Dewi, Kamalia dan semua angkatan 04 yang penulis tidak bisa tuliskan satu per satu.


(6)

15. Tim doa mamaku yang juga selalu mendukung dan mendoakan di sermon majelis.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak . Semoga Tuhan yang senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin

Medan, 19 Juni 2008

Penulis,

Minarti Irma Juraida


(7)

Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain kausal dengan jumlah sampel adalah sebanyak 22 Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2004 sampai dengan 2006. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.bei.go.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Return On

Assets dan variabel bebas adalah risiko usaha bank (risiko kredit, risiko likuiditas,

risiko modal dan risiko tingkat bunga). Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t dan menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.

Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, risiko usaha bank berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,471 mengindikasikan bahwa 47,1 % perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Kata Kunci : Risiko Usaha Bank, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko


(8)

This is a replica research.

The method of this minithesis is a causal research design with 22 general national banks in Jakarta stock exchange. This research is done for 2004-2006 period. This research utilizes external data, those are taken from the website www.bei.go.id. Dependent variable in this research is Return On Assets and independent variables is Bank Business Risk ( Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk). The data that is analyzed in this research are processed from annual financial reports general national banks on Jakarta stocks exchange. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use simple linier regression with t test and use multiple linier regression with F test.

The result of this research shows that bank business risk (Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk), as partial or simultan have a significant impact toward Return On Assets in general national banks on Jakarta stocks exchange. Adjusted R square that shows value 0,471 indicates that 47.1 % turning in ROA can be determined by the independent variables in this research. Key words : Bank Business Risk, Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk,


(9)

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 10

1.Bank ... 10

a. Definisi Bank ... 10

b. Pengelompokan Bank ... 10

c. Kegiatan Bank Umum ... 11


(10)

Bank Umum ... 15

c. Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Bank Umum ... 18

3.Return On Assets ... 22

a. Rasio Rentabilitas ... 22

b. Return On Assets (ROA) ... 23

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Konseptual ... 26

D. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

C. Jenis Data ... 31

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

E. Prosedur Pengambilan Data ... 34

F. Metode dan Teknik Analisis Data ... 34

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 35

a. Uji Normalitas ... 35

b. Uji Multikolinearitas ... 35


(11)

A. Hasil Penelitian ... 39

1.Data Penelitian ... 39

2.Statistik Deskriptif ... 45

3.Pengujian Asumsi Klasik ... 47

a. Uji Normalitas... . ... 47

b. Uji Multikolinieritas ... 53

c. Autokorelasi…. .. ... 54

d. Heteroskedastisitas ... 55

4. Analisis Regresi ... 56

5. Pengujian Hipotesis ... 60

a. Uji –t………... ... 60

b. Uji – F... ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian.. ... .63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan ... 70

C. Saran... ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN


(12)

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 30

Tabel 3.2 Waktu Penelitiaan ... 34

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 39

Tabel 4.2 Data Penelitian masing-masing Variabel tahun 2004-2006 ... 42

Tabel 4.3 Descriptive Statistics ... 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas (2)One-Sample Kolmogorov Smirnov Test setelah Transformasi Logaritma Natural ... 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji t (1) ... 65

Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 67


(13)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 4.1 Histogram ... 51

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 52


(14)

EfekJakarta2004-2006

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Return On Assets Sampel Lampiran 3 Tabulasi Hasil Non Performing Loans Sampel Lampiran 4 Tabulasi Hasil Loans To Deposits Ratio Sampel Lampiran 5 Tabulasi Hasil Capital Adequacy Ratio Sampel Lampiran 6 Tabulasi Hasil Net Interest Margin Sampel Lampiran 7 Descriptive Statistic sebelum Transformasi

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebelum Transformasi dan seletah Transformasi

Lampiran 9 Histogram sebelum Trasnformasi dan Setelah Transformasi Lampiran 10 Grafik Normal Plot sebelum Transformasi dan Setelah

Transformasi

Lampiran 11 Hasil Uji Multikolenieritas, Hasil Uji Autokorelasi dan Hasil Uji Heteroskedastisitas


(15)

Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain kausal dengan jumlah sampel adalah sebanyak 22 Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2004 sampai dengan 2006. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.bei.go.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Return On

Assets dan variabel bebas adalah risiko usaha bank (risiko kredit, risiko likuiditas,

risiko modal dan risiko tingkat bunga). Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t dan menggunakan regresi linier berganda dengan uji F.

Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, risiko usaha bank berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,471 mengindikasikan bahwa 47,1 % perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Kata Kunci : Risiko Usaha Bank, Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko


(16)

This is a replica research.

The method of this minithesis is a causal research design with 22 general national banks in Jakarta stock exchange. This research is done for 2004-2006 period. This research utilizes external data, those are taken from the website www.bei.go.id. Dependent variable in this research is Return On Assets and independent variables is Bank Business Risk ( Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk). The data that is analyzed in this research are processed from annual financial reports general national banks on Jakarta stocks exchange. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use simple linier regression with t test and use multiple linier regression with F test.

The result of this research shows that bank business risk (Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk, Interest Rate Risk), as partial or simultan have a significant impact toward Return On Assets in general national banks on Jakarta stocks exchange. Adjusted R square that shows value 0,471 indicates that 47.1 % turning in ROA can be determined by the independent variables in this research. Key words : Bank Business Risk, Credit Risk, Liquidity Risk, Capital Risk,


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bank dalam Undang- undang No. 7/1992 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10/1998 dinyatakan sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini karena setiap aspek kegiatan operasionalnya memiliki kaitan yang erat dengan perekonomian nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan bank sebagai lembaga keuangan yang berperan mendukung pembangunan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan stabilitas nasional.

Bank dalam kegiatan operasionalnya melakukan peranannya dalam proses intermediasi. Peran ini merupakan yang paling penting diantara peran lainnya karena berhubungan langsung dengan kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (idle fund surplus unit) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit unit). Peranan inilah yang dilaksanakan oleh bank dalam rangka memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat.


(18)

Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat, juga mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas. Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan salah satu alat ukur dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut. Salah satu rasio yang umum digunakan dalam perbankan untuk menilai rentabilitasnya adalah tingkat pengembalian atas perputaran aktiva totalnya atau Return On Assets (ROA).

Sawir (2005:32) menyatakan bahwa ROA merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income”. Sementara menurut Manurung (2004:155), “sekalipun formula perhitungan ROA sangat sederhana, namun angka yang dihasilkannya memberikan gambaran awal tentang kondisi bank umum yang memberikan gambaran pengelolaan”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROA cukup baik digunakan dalam menilai kinerja suatu bank umum. Semakin tinggi nilai ROA yang dihasilkan, maka akan semakin baik bank tersebut dalam mengelola aktivanya untuk menghasilkanlaba.

Tingkat ROA standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia untuk perbankan adalah ≥ 2 persen ( Manurung, 2004:161). Hal ini berarti bahwa laba yang dihasilkan dari pengelolaah total aktiva yang dimiliki oleh bank


(19)

yang dikatakan sehat harus mencapai nilai minimum sebesar 2%. Namun fenomena yang terjadi pada bank-bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia) , belum semua memiliki nilai ROA yang sesuai dengan standar minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai ROA tersebut, semuanya berhubungan dengan bagaimana pihak manajemen bank mampu mengelola aktiva yang mereka miliki untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif (antara lain terdiri dari kredit, penempatan dana di bank lain, surat-surat berharga dan serta penyertaan modal) dan aktiva non produktif (antara lain terdiri dari alat-alat likuid bank, aktiva tetap bank dan inventaris kantor) Ali (2004:273). Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan laba memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal dan risiko tingkat suku bunga. Risiko merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ROA bank.

Menurut Ali (2004:41) “risiko berupa potensi terjadinya suatu peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap perbankan”. Sementara Santoso dalam tulisannya yang berjudul Market Risk Asessment Di Perbankan Nasional, menyatakan bahwa bankir selalu


(20)

dihadapi semakin besar juga. Kedua pernyataan ini memberikan kesimpulan bahwa pada kenyataannya risiko dan laba merupakan dua hal yang erat kaitannya.

Satu diantara aktiva bank yang sarat akan risiko adalah kredit. Semakin besar keuntungan yang diharapkan bank dalam penyaluran kredit, maka semakin tinggi pula risiko kredit yang akan muncul. Menurut Ali (2004:70), “risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat gagalnya penerima kredit (debitur) dalam memenuhi perjanjian kredit untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan pembayaran bunga kredit pada bank”. Risiko kredit timbul karena adanya kredit bermasalah di bank yang bersangkutan. Semakin besar risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi nilai ROA bank tersebut.

Alat-alat likuid bank yang terdiri dari kas maupun giro pada Bank Indonesia merupakan aktiva non produktif bagi bank, namun peranannya tidak kalah penting dalam mendukung kegiatan operasional bank. Menurut Siamat (2005:283) “ pengelompokan dana dalam pos ini semata-mata untuk memenuhi semua penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah disamping untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh bank sentral”. Bank dalam hal ini menghadapi risiko likuiditas.

Risiko likuiditas didefinisikan Manurung (2004:149) sebagai risiko yang “terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana tunai untuk


(21)

memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun”. Semakin tingginya jumlah alat likuiditas bank memang mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena bank semakin likuid semakin tidak profitable ( Muljono, 2002:139). Berarti risiko likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap income bank karena semakin mampu bank tersebut dalam mengelola dana yang dimiliki sehingga tidak terdapat idle fund yang tinggi.

Manurung (2004:150) menyatakan risiko modal sebagai risiko “yang berkaitan dengan ketidakmampuan bank untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan dalam menyediakan modal yang mencukupi”. Risiko modal pada umumnya dihadapi oleh bank-bank umum yang terlalu mangandalkan dana pihak ketiga untuk membiayai aktiva yang dimilikinya. Sehingga semakin tinggi risiko yang dihadapi bank tersebut akan menyebabkan semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak mampu mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Semakin banyak dana pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang dimilikinya maka akan semakin tinggi biaya beban bunga atas dana pihak ketiga tersebut. Hal ini akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga akan mempengaruhi ROAnya juga.


(22)

dengan penghasilan bank dari non-interest income dan expense. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat bunga bank memiliki kaitan yang erat dengan laba yang diharapkan oleh bank. Peranan tingkat bunga ini juga ternyata memperhadapkan bank kepada risiko usaha yaitu risiko tingkat bunga. Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga (Manurung, 2004 :149) . Sementara risiko tingat bunga menurut Muljono (2002:133) adalah “kemungkinan interest yang diterima oleh bank lebih kecil dari interest yang dibayarkannya”. Kondisi ini akan memberi pengaruh terhadap laba bank yang bersangkutan yang berarti juga berpengaruh terhadap ROA bank tersebut.

Menurut Manurung (2004:151) rasio finansial yang umum digunakan oleh bank umum sebagai indikator atau alat pengawasan dalam menghadapi risiko-risiko usaha bank adalah Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) untuk risiko kredit,Rasio Total Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga atau Loan To Deposit Ratio (LDR) untuk risiko likuiditas,Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk risiko modal, dan Rasio Marjin Bunga Neto utau Net Interest Margin (NIM) untuk risiko tingkat bunga.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan lanjutan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Supriyatin (2003) melakukan penelitian Pengaruh Risiko Kredit Mudharabah Terhadap Tingkat Profibilitas Bank Syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit Mudharabah memiliki


(23)

keeratan hubungan yang berlawanan arah dengan profitabilitas pada Bank Syariah. Penelitian Kotimah (2005) menunjukkan bahwa risiko kredit yang dinilai dari tingkat kredit bermasalah yang dimiliki bank menyatakan bahwa risiko kredit dan profitabilitas (ROA) bank cenderung berubah positif. Sukowati (2006) meneliti pengaruh Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas (ROA & ROE) Bank Umum (studi kasus terhadap 40 Bank Umum), hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas bank dipengaruhi oleh biaya operasional, sedangkan ROE selain dipengaruhi oleh biaya operasional juga dipengaruhi cadangan kecukupan modal (CAR) dan laba bersih (NIM ). Dari penelitian ini juga memperlihatkan bahwa indikator yang digunakan tidak semuanya merupakan indikator yang baik dalam arti tidak mempengaruhi profitabilitas secara signifikan. Sementara Nofianti (2007) yang melakukan penelitian pengaruh risiko kredit terhadap renbatabilitas pada bank BNI 46 memperoleh hasil penelitian bahwa risiko kredit memiliki pengaruh yang berlawanan arah dengan rentabilitas bank secara signifikan.

Keterbatasan sampel yang digunakan penelitian sebelumnya mendorong penulis untuk kembali melakukan penelitian dengan menambahkan jumlah sampel yaitu seluruh bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, menambahkan variabel bebas yang akan diteliti yaitu risiko likuiditas, risiko modal dan risiko tingkat bunga dengan periode yang baru yaitu


(24)

2004-uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Risiko Usaha Bank terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, maka permasalahan yang dibahas penulis adalah : apakah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Assets suatu bank.


(25)

2. Bagi manajemen perbankan, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan Return On Assets bank bersangkutan sehubungan dengan risiko yang dihadapinya.

3. Bagi peneliti lainnya sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari yang terdahulu.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Bank

a. Definisi Bank

Berdasarkan Undang- undang No. 7/1992 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 31,21) tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah :

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa ”bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara professional”.

b. Pengelompokan Bank

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1998, bank dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :


(27)

1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,

2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensionaldan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas : 1) Bank Pemerintah Pusat yang merupakan bank yang keseluruhan

sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,

2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,

3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional

4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya dengan membuka cabangnya di Indonesia,

5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya sebagian dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak swasta nasional.

c. Kegiatan Bank Umum

Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum (Irmayanto,2002:65), yaitu :

1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.


(28)

2) Alokasi dana (Kredit dan Investasi) dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank.

3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa non keuangan (pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, jasa-jasa komputer) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.

d. Laporan Keuangan Bank

Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan laporan kuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari (Siamat, 2005:368) :

1) Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Laporan ini merupakan laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya mencakup :

a) informasi Umum yang meliputi kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha dan kelompok usaha bank, strategi dan kebijakan manajemen, laporan manajemen,

b) laporan keuangan tahunan bank yaitu laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar keuangan akuntansi yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan Publik, yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,


(29)

Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi Komitmen dan Kontijensi,

c) laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan d) opini dari Akuntan Publik,

e) seluruh aspek transparansi dan informasi yang diwajibkan,

f) seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang berlaku,

g) jenis risiko dan petensi kerugian (risk exposure) yang dihadapi bank serta praktek manajemen risiko yang diterapkan bank,

h) informasi lain.

2) Laporan Kuangan Publikasi Triwulanan

Laporan ini merupakan laporan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan. 3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini merupakan laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

4) Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(30)

yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

e. Analisis Laporan Keuangan Bank

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:284), analisis laporan kuangan perbankan bertujuan antara lain :

untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisi rasio (ratio analysis). Analisis rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi.

2. Risiko Usaha Bank a. Definisi Risiko

Menurut Ali (2004:41) “risiko berupa potensi terjadinya suatu peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negative, dapat menimpa siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap perbankan”.

Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang diinginkan. Siamat (2005:279)


(31)

b. Jenis-Jenis Risiko yang Dihadapi Bank Umum

Menurut Manurung (2004:149), bank setidak-tidaknya menghadapi lima macam risiko yang harus dikelola dengan benar agar tidak menimbulkan dampak negatif. Risiko tersebut adalah :

1) Risiko Kredit (Credit Risk)

Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih (default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman. Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan

2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Risiko likuiditas terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun.

3) Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi biaya dana dan pendapatan bunga.

4) Risiko Operasional (Operational Risk)

Risiko operasional (Operational Risk) adalah risiko yang berkaitan dengan kemampuan pengelolaan umum. Jika kemampuan manajemen


(32)

pengelolaan semakin rendah, maka semakin besar risiko operasional yang dihadapi.

5) Risiko Modal (Capital Risk)

Risiko modal (Capital Risk) berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan modal yang mencukupi.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral menetapkan ada delapan jenis risiko yang harus mampu dikelola oleh bank untuk memberikan dampak yang positif terhadap laba usahanya. Delapan risiko tersebut adalah :

1) Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan kemungkinan kerugian yang timbul akibat gagalnya pihak debitur untuk mengembalikan pinjaman kredit beserta bunganya kepada pihak bank.

2) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko akibat terjadinya perubahan tingkat bunga pasar, tingkat kurs valuta asing maupun akibat pengaruh tingkat inflasi yang melanda suatu Negara.

3) Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang mungkin muncul akibat kesalahan atau ketidak-cakapan pihak internal maupun pihak eksternal bank, seperti kesalahan manusia dan kesalahan sistem, yang dapat berdampak pada kegiatan operasional bank


(33)

4) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang mungkin muncul akibat ketidakmampuan bank dalam memenuhi pembayaran jangka pendek ataupun pembayaran tak terduga kepada nasabahnya.

5) Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan risiko yang muncul akibat bank tidak mematuhi norma dan aturan hukum yang berlaku.

6) Risiko Reputasi

Risiko reputasi merupakan risiko yang berpotensi pada kehancuran nama baik perusahaan yang dapat terjadi karena kurangnya pengelolaan yang benar dalam komunikasi dan kinerja dengan pihak eksternal.

7) Risiko Strategik

Risiko strategik merupakan risiko yang mungkin muncul akibat ketidak mampuan bank dalam melaksanakan rencana strategiknya dalam melaksanakan usahanya, baik dari sisi internal maupun eksternalnya.

8) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang mungkin muncul akibat ketidak-patuhan pihak bank terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.


(34)

c. Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Usaha Bank

Menurut Manurung (2004:150) ada beberapa rasio keuangan atau finansial yang dapat dijadikan sebagai indikator sehubungan dengan risiko yang dihadapi bank. Rasio finansial tersebut adalah :

1) Risiko Kredit

Formula yang digunakan sebagai indikator risiko kredit adalah perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loann (NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Risiko kredit diproksikan dengan formula :

NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:247) yang termasuk dalam katergori kredit bermasalah adalah kredit yang kolektibilitasnya ada dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Klasifikasi kredit bermasalah tersebut adalah sebagai berikut (Manurung, 2004:196) :

a) Kredit Kurang Lancar

(1) Kredit non KPR ada tunggakan angsuran pokok yang lebih lama dari yang seharusnya. Misalnya masa angsuran bulanan, sudah terdapat tunggakan 1 bulan namun belum sampai 2 bulan.

(2) Kredit BPR ada tunggakan angsuran pokok yang telah melebihi 6 bulan namun belum sampai mencapai 9 bulan.


(35)

b) Kredit yang Diragukan

Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, namun berdasarkan penilaiannya diperoleh kesimpulan sebagai berikut (Tangkilisan, 2003 : 55) (1) Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai

sekurang-kurangnya 75% utang debitur, termasuk bunganya, atau

(2) Kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai 100% utang peminjam.

c) Kredit macet

Kredit yang termasuk golongan kredit macet adalah kredit yang dalam waktu 21 bulan sejak digolongkan sebagai kredit yang diragukan belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Penyelesaian kredit ini diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)

Kredit bermasalah yang dihitung dalam penelitian ini merupakan kredit bermasalah bersih atau kredit bermasalah setelah dikurangi dengan nilai penyisihan kerugian. Sementara total kredit (Sawir, 2005:31) merupakan total kredit yang diberikan bersih kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit pada bank lain). Menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004, jumlah NPL tidak boleh melebihi 5% dari jumlah kredit yang diberikan bank. Semakin tinggi rasio


(36)

NPL yang dimiliki oleh bank tersebut mengindikasikan bahwa risiko kredit yang dimilikinya semakin besar.

2) Risiko Likuiditas

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko likuiditas adalah perbandingan total kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga yang dimiliki bank atau Loans To Deposit Ratio (LDR). Risiko likuiditas diproksikan dengan formula:

LDR = Total Kredit

Dana Pihak Ketiga

Menurut Sawir (2005:30) yang termasuk dalam total kredit merupakan total kredit yang diberikan bersih. Sementara yang termasuk dalam kategori dana pihak ketiga adalah seluruh dana yang bersumber dari Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka (Sawir, 2005:29).

a) Giro

Giro merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro maupun surat-surat pembayaran lainnya (Irmayanto, 2004:68).

b) Tabungan

Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu (Irmayanto, 2004:68)


(37)

c) Deposito Berjangka

Deposito merupakan simpanan berjangka dari masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian (Irmayanto, 2004:69). Angka standar yang disepakati untuk LDR adalah 85%-110% (Manurung, 2004:151). Jika nilai LDR melebihi 110%, berarti risiko likuiditas yang dihadapi semakin besar.

3) Risiko Modal

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko modal adalah perbandingan antara jumlah modal dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Risiko modal doproksikan dengan formula :

CAR = Modal Bank Total ATMR

Menurut Dendawijaya (2005:41), modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Sementara total ATMR diperoleh dengan menambahkan ATMR aktiva neraca dengan ATMR aktiva administrasi yang kemudian dikalikan dengna bobot risikonya masing-masing.

Menurut peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003, angka standar yang disepakati untuk CAR adalah sebesar 8 %. Jika nilai CAR berada dibawah 8% berarti risiko modal yang dihadapi akan semakin besar.


(38)

4) Risiko Tingkat Bunga

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko tingkat bunga adalah perbandingan antara selisih pendapatan bunga yang diterima bank dan beban bunga yang dibayarkan bank dengan total aktiva yang dimilikinya. Risiko tingkat bunga diproksikan dengan formula :

NIM = pendapatan bunga-beban bunga Total Aktiva

Semakin besar angka NIM yang dihasilkan menunjukkan bahwa risiko tingkat bunga semakin kecil.

3. Return On Assets

a. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan perbandingan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu juga memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya (Sawir, 2005:31). Ada beberapa macam rasio rentabilitas yang umum digunakan bank antara lain :

1) Gross Profit Margin = (Pendapatan- beban)opersional Beban Opresasional

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya yang murni. 2) Net Profit Margin = Laba Bersih sebelum Pajak


(39)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak detinjau dari sudut laba operasionalnya.

3) Return On Equity = Laba Bersih Modal Ekuitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampulabaan bank ditinjau dari sudut modal ekuitas yang dimilikinya.

4) Return On Assets = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.

b. Return On Assets (ROA)

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, Return On Assets merupakan salah satu rasio rentabilitas bank yang umum digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen perbankan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 2 % (Manurung, 2004:161). Menurut Dendawijaya (2005:118) “semakin besar nilai ROA suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”. Return On Assets diformulasikan sebagai berikut :

ROA = Laba Bersih Total Aktiva


(40)

yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, namun dalam sistem CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005:118).

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Supriyatin (2003)

Judul penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Mudharabah Terhadap Tingkat Profibilitas Bank Syariah. Dua varibel yang digunakan adalah Risiko Kredit Mudharabah sebagai variabel bebas dan Profotabilitas dengan indikator ROA sebagai variabel terikat. Pengolahan data dilakukan dengan analisis inferensial melalui uji statistik korelasi Pearson. Hasil yang diperoleh adalah r=-0,459 yang berarti bahwa risiko kredit Mudharabah memiliki keeratan hubungan yang berlawanan arah dengan tingkat profitabilitas bank syariah. Pengujian signifikansi dengan uji t menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,1552237849, yang berada pada daerah penerimaan Ho. Hal ini berarti Hipotesis yang diajukan peneliti ditolak dan Ho diterima.

2. Penelitian Husnul Khotimah (2005)

Judul penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Profibilitas pada Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang ITB. Metode penelitian yang digunakan adalah motode deskriptif dengan pendekatan kasus. Ada dua variabel yang digunakan yaitu risiko kredit sebagai variabel bebas dan profitabilitas dengan indikator ROA sebagai variabel terikatnya. Hasil penelitian yang dilakukan dengan bantuan metode analisis inferensial


(41)

menghasilkan kesimpulan bahwa risiko kredit dan profitabilitas cenderung berubah positif.

3. Penelitian Enny Sukowati (2006)

Judul Penelitian adalah Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas (ROA & ROE) Bank Umum (studi kasus terhadap 40 Bank Umum). Variabel yang digunakan adalah CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR sebagai variabel bebas dan Profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE sebagai variabel terikat. Penulis menggunakan metode korelasi regresi linear berganda yang diolah memakai SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas bank dipengaruhi oleh biaya operasional, sedangkan ROE selain dipengaruhi oleh biaya operasional juga dipengaruhi cadangan kecukupan modal (CAR) dan laba bersih (NIM ). Dari penelitian ini juga memperlihatkan bahwa indikator yang digunakan tidak semuanya merupakan indikator yang baik dalam arti tidak mempengaruhi profitabilitas secara signifikan.

4. Penelitian Ira Nofianti (2007)

Judul Penelitian adalah Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Rentabilitas (ROA) pada PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero) Tbk. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat uji statistik regresi linear sederhana dan analisis hubungan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit sebagai variabel bebas dapat mempengaruhi ROA sebagai variabel terikat dengan koefisien determinasi =


(42)

5,925) > t table = -2,4469. Hal ini berarti bahwa risiko kredit secara signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA.

C. Kerangka Konseptual

Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat, sebagai lembaga bisnis keuangan juga mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam menghasilkan laba sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas. Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan satu diantara indikator yang dapat digunakan dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut.

Satu diantara rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampulabaan bank adalah nilai Return On Assets (ROA). ROA (Return On Assets) merupakan tingkat perhitungan keuntungan atas total aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi nilai ROA nya maka semakin baik bank tersebut dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan.

Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif dan aktiva non produktif. Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan keuntungan (income), memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas risiko modal dan risiko tingkat bunga.


(43)

Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA bank tersebut.

Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena semakin besarnya jumlah dana yang tidak dikelola untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Jadi dengan demikian risiko likuiditas memiliki pengaruh terhadap ROA bank.

Semakin tinggi risiko modal yang dihadapi bank akan menyebabkan semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak mampu mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Semnetara semakin banyak dana pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang dimiliki bank maka bank akan mengeluarkan biaya beban bunga atas dana pihak ketiga yang lebih besar lagi. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.

Semakin tinggi risiko tingkat bunga yang dihadapi bank, berarti bahwa semakin besar kemungkinan bahwa bunga yang diterima bank akan lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkannya, hal ini akan berpengaruh terhadap laba bank dari pendapatan bunga, sementara seperti


(44)

yang paling diharapakan oleh manajemen perbankan. Jadi dapat dikatakan bahwa risiko tingkat bunga yang dihadapi bank akan mempengaruhi tingkat pengembaliannya yang berarti berpengaruh terhadap ROA.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menentukan suatu kerangka konseptual sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Risiko Usaha Bank

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Disusun Penulis, 2008

D. Hipotesis Penelitian

Bergerak dari uraian teori, penjelasan yang mendukungnya dan hasil-hasil penelitian sebelumnya (Jogianto, 2004:40), maka yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Risiko Likuiditas (X2)

Risiko Modal (X3)

Risiko Tingkat Bunga (X4)

Return On Assets


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu varibel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu veriabel mempengaruhi variabel lainnya Umar (2001:63). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal dan risiko tingkat bunga sebagai variabel bebas dan Return On Assets sebagai variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2004:72). Populasi pada objek penelitian ini adalah bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004-2006. Jumlah populasi yang ada adalah 25 bank pada tahun 2004, 23 bank pada tahun 2005 dan 26 bank pada tahun 2006.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007 : 73). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan atau Judgment Sampling (Jogianto, 2004:79). Adapun yang menjadi kriteria berupa


(46)

1. Bank-bank umum Nasional yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004, 2005 dan 2006,

2. Bank-bank tersebut tidak didelisting pada tahun 2004, 2005 dan 2006, 3. Bank-bank tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan

audited selama tahun 2004, 2005, dan 2006.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, diperoleh 22 bank umum nasional memenuhi kreiteria. Bank-bank umum tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Bank Kriteria Sampel 2004 2005 2006 1 Bank Arta Graha Internasional x   - 2 Bank Arta Niaga Kencana    Sampel 1 3 Bank Buana Indonesia    Sampel 2 4 Bank Bukopin x x  - 5 Bank Bumi Arta x x  - 6 Bank Bumi Putera    Sampel 3 7 Bank Central Asia    Sampel 4 8 Bank Century    Sampel 5 9 Bank Danamon    Sampel 6 10 Bank Danpac  x x - 11 Bank Eksekutif Internasional    Sampel 7 12 Bank Himpunan Saudara x x  - 13 Bank Internasional Indonesia    Sampel 8 14 Bank Inter Pacifick  x x - 15 Bank Kesawan    Sampel 9 16 Bank Lippo    Sampel 10 17 Bank Mandiri    Sampel 11 18 Bank Mayapada    Sampel 12 19 Bank Mega    Sampel 13 20 Bank Negara Indonesia    Sampel 14 21 Bank Niaga    Sampel 15 22 Bank NISP    Sampel 16 23 Bank Nusantara Parahyangan    Sampel 17 24 Bank Pan Indonesia    Sampel 18 25 Bank Permata    Sampel 19 26 Bank Pikko  x x -


(47)

27 Bank Rakyat Indonesia    Sampel 20 28 Bank Swadesi    Sampel 21 29 Bank Victoria    Sampel 22 Sumber : www.bej.go.id, ditabulasi Penulis, 2008

C. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, yang dalam penelitian ini adalah Risiko Usaha bank yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal dan risiko tingkat bunga.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (Dependent Variable) adalah varibel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini, yang dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) adalah Return On Assets (ROA) adalah angka yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih terhadap total aktiva yang dihasilkan bank dalam kegiatan operasionalnya (Manurung, 2004:152).

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipililih. Definisi operasional pada penelitian ini adalah :

a. Risiko Usaha Bank

Risiko usaha bank yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah :


(48)

1) Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman (Manurung, 2004:149). Pengukuran risiko kredit diproksikan dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dengan formula sebagai berikut :

NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit 2) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun (Manurung, 2004:149). Pengukuran risiko likuiditas diproksikan dengan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga dengan formula sebagai berikut : LDR = Total Kredit

Dana Pihak Ketiga 3) Risiko Modal

Risiko modal merupakan risiko yang berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan modal yang mencukupi (Manurung, 2004:149). Pengukuran risiko modal diproksikan dengan rasio kecukupan modal dengan formula sebagai berikut :

CAR = Modal Bank Total ATMR


(49)

4) Risiko Tingka Bunga

Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga (Manurung, 2004:149). Risiko ini memungkinkan terjadinya kondisi bahwa bunga yang diterima bank lebih kecil daripada bunga yang dibayarkannya (Muljono, 2002:133). Risiko ini diprosksikan dengan rasio margin bunga netto sebagai berikut :

NIM = pendapatan bunga-beban bunga Total Aktiva

b. Return On Assets

Return On Assets (ROA) merupakan rasio rentabilitas yang umum digunakan oleh bank. Return On Assets (ROA) adalah angka yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih terhadap total aktiva yang dihasilkan bank dalam kegiatan operasionalnya (Manurung, 2004:152). ROA diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut :

ROA = Laba Bersih Total Aktiva

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada seluruh bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ( Bursa Efek Indonesia) yamg diakses melalui situs www.bei.go.id.


(50)

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

Sumber : Disusun Penulis, 2008 E. Prosedur Pengambilan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal yaitu data yang dikumpulkan dari luar perusahaan (Umar, 2001:70). Prosedur pengambilan data dilakukan dengan dua tahap yaitu : tahap pertama melalui studi pustaka yang dilakukan dengan mempelajari jurnal akuntansi, literatur maupun buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua adalah dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan bank umum nasinal yang telah dipublikasikan pada yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan cara mendownload dari situs www.bei.go.id sesuai dengan periode pengamatan.

F. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tahapan Penelitian Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Penyelesaian Proposal

Pencarian Data awal Pengajuan Proposal Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing Bimbingan dan perbaikan proposal

Seminar Proposal Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data Bimbingan dan penyelesaian skripsi


(51)

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji sebagai berikut : a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005 : 110). Melalui uji ini diharapkan didapatnya kepastian dipenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk melakukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji (Ghozali, 2005:114). Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan pada:

1)Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal.

2)Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolonieritas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi relasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat


(52)

1) nilai tolerence dan lawannya. 2) Variance Inflation Factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali,2005:91).

Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jika terjadi multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan salah satu variabel bebas yang memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel lainnya untuk membantu prediksi.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku statistik relevan. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut:

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelsi negatif. (Santoso, 2002:219)


(53)

d. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:105) menyatakan bahwa ”Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pangamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas.

Cara yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar ke atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis a. Uji t (t-test)

Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttable

ketentuan sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel, maka HA diterima


(54)

b. Uji F (F-test)

Uji ini dilakukan untuk menilai pengeruh veariabel bebas secara bersama-sama terhadap varibel terikat.Hipotesis yang akan diuji adalah Risiko Usaha Bank (risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga) baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada Bank Umum Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan dengan F tabel dengan ketentuan :

Jika F hitung > F tabel, maka HA diterima

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima

Data dianalisis dengan model persamaan analisis regresi linear berganda sebagai berikut :

Y =

α

+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +

ε

Dimana :

Y = Return On Assets

α

= Konstanta

β1,β2, β3, β4 = Koefisien Regresi

X1 = NPL mewakiliRisiko Kredit X2 = LDR mewakiliRisiko Likuiditas X3 = CAR mewakiliRisiko Modal

X4 = NIM mewakiliRisiko Tingkat Bunga

ε

= Tingkat Kesalahan Pengangu


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Data Penelitian

Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang sejak tanggal 30 November 2007 telah berubah namanya menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Daftar nama bank umum nasional, tanggal berdiri dan tanggal listing yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Bank Umum Nasional Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. 18 September 1969 28 September 2000 2 Bank Bumiputera Tbk. 31 Juli 1989 27 Juni 2002 3 Bank Central Asia Tbk. 10 Agustus 1955 31 Mei 2000 4 Bank Century Tbk. 30 Mei 1989 25 Juni 1997 5 Bank Danamon Tbk. 16 Juli 1956 8 Desember 1989 6 Bank Eksekutif Internasional Tbk. 11 September 1992 22 Juni 2001 7 Bank Internasional Indonesia Tbk. 15 Mei 1959 21 November 1989 8 Bank Kesawan Tbk. 1 April 1913 31 Oktober 2002 9 Bank Lippo Tbk. 11 Maret 1948 10 November 1989 10 Bank Mandiri Tbk. 2 Oktober 1998 2 Juni 2003 11 Bank Mayapada Internasional Tbk. 7 September 1989 7 Agustus 1997 12 Bank Mega Tbk. 15 April 1969 17 Januari 2000 13 Bank Negara Indonesia Tbk. 5 Juli 1946 28 Oktober 1996 14 Bank Niaga Tbk. 26 September 1955 21 Mei 2004 15 Bank NISP Tbk. 4 April 1941 16 September 1994 16 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 18 Januari 1972 14 Desember 2000 17 Bank Panin Tbk. 17 Agustus 1971 28 Oktober 1982 18 Bank Permata Tbk. Tbk. 17 Desember 1954 15 Januari 1990 19 Bank Rakyat Indonesia 18 Desember 1968 31 Oktober 2003


(56)

22 Bank Victoria Internasional Tbk. 28 Oktober 1992 31 Desember 2006 Sumber : Bursa Efek Jakarta, 2008

Periode penelitian ini adalah tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 dengan sampel penelitian yaitu bank umum nasional yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta seperti terdaftar di tabel 4.1 sehingga jumlah sampel keseluruhan selama tiga tahun adalah 66 sampel. Berikut ini merupakan data variabel penelitian yang diteliti pada penelitian ini :

Tabel 4.2

Data Penelitian masing-masing Variabel tahun 2004-2006

No. Nama Emiten / Tahun

2004-2006

ROA NPL LDR CAR NIM 1 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. (2004) 0.0139 0.0244 0.7047 0.2099 0.0389 2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 0.0118 0.0282 0.8213 0.0998 0.0579 3 Bank Central Asia Tbk. 0.0304 0.0128 0.2984 0.2395 0.0441 4 Bank Century Tbk. -0.0815 0.1337 0.3090 0.0944 -0.0073 5 Bank Danamon Tbk. 0.0574 0.0125 0.6884 0.2564 0.0779 6 Bank Eksekutif Internasional Tbk. 0.0119 0.0641 0.8560 0.1469 0.1183

7 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0226 0.0277 0.4312 0.2024 0.0455 8 Bank Kesawan Tbk. 0.0034 0.0347 0.4970 0.1267 0.0385 9 Bank Lippo Tbk. 0.0325 0.0223 0.2017 0.1989 0.0336 10 Bank Mandiri Tbk. 0.0303 0.0163 0.4889 0.2428 0.0384 11 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0196 0.0190 0.7159 0.1443 0.0486 12 Bank Mega Tbk. 0.0241 0.0149 0.4807 0.1350 0.0471 13 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0225 0.0147 0.5212 0.1709 0.0504 14 Bank Niaga Tbk. 0.0245 0.0189 0.8243 0.1029 0.0446 15 Bank NISP Tbk. 0.0221 0.0067 0.7623 0.1511 0.0359 16 Bank Nusantara Parahiyangan Tbk. 0.1730 0.0017 0.5047 0.1289 0.0357 17 Bank Pan Indonesia Tbk. 0.0524 0.0843 0.6686 0.3743 0.0508 18 Bank Permata Tbk. 0.0221 0.0162 0.5328 0.1139 0.0478 19 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0535 0.0420 0.6908 0.1619 0.1052 20 Bank Swadesi Tbk. 0.0195 0.0208 0.5129 0.2470 0.0420 21 Bank UOB Buana Tbk. 0.0252 0.0150 0.5781 0.2212 0.0535

22 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0144 0.0020 0.5139 0.1255 0.0441 23 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. (2005) 0.0143 0.0213 0.7360 0.1857 0.0360


(57)

24 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. -0.0151 0.0489 0.7740 0.1037 0.0392 25 Bank Central Asia Tbk. 0.0341 0.0171 0.4074 0.2153 0.0510 26 Bank Century Tbk. 0.0018 0.0499 0.2570 0.0807 -0.0057 27 Bank Danamon Tbk. 0.0442 0.0135 0.7886 0.2268 0.0758 28 Bank Eksekutif Internasional Tbk. -0.0440 0.1100 0.8011 0.1130 0.0547

29 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0187 0.0209 0.5499 0.2174 0.0478 30 Bank Kesawan Tbk. 0.0031 0.1107 0.5806 0.1407 0.0304 31 Bank Lippo Tbk. 0.0179 0.0048 0.3046 0.2079 0.0420 32 Bank Mandiri Tbk. 0.0047 0.1534 0.4607 0.2321 0.0332 33 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0076 0.0132 0.8052 0.1424 0.0376 34 Bank Mega Tbk. 0.0105 0.0109 0.5057 0.1112 0.0294 35 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0153 0.0835 0.5056 0.1599 0.0467 36 Bank Niaga Tbk. 0.0179 0.0429 0.8340 0.1724 0.0415 37 Bank NISP Tbk. 0.0145 0.0187 0.7883 0.1971 0.0360 38 Bank Nusantara Parahiyangan Tbk. 0.0143 0.0080 0.5594 0.1078 0.0330 39 Bank Pan Indonesia Tbk. 0.0203 0.0853 0.5103 0.2872 0.0308 40 Bank Permata Tbk. 0.0117 0.0260 0.7530 0.0980 0.0475 41 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0457 0.0469 0.7162 0.1529 0.1013 42 Bank Swadesi Tbk. 0.0186 0.0114 0.5342 0.2406 0.0380 43 Bank UOB Buana Tbk. 0.0308 0.0166 0.7855 0.1986 0.0580

44 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0131 0.0035 0.3811 0.2028 0.0316 45 Bank Arta Niaga Kencana Tbk. (2006) 0.0131 0.0132 0.6415 0.2103 0.0366 46 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 0.0023 0.0474 0.8576 0.1291 0.0445 47 Bank Central Asia Tbk. 0.0343 0.0130 11.318 0.2209 0.0536 48 Bank Century Tbk. 0.0035 0.0540 0.2100 0.1166 0.0204 49 Bank Danamon Tbk. 0.0256 0.0116 0.7334 0.2039 0.0730 50 Bank Eksekutif Internasional Tbk. -0.0142 0.0789 0.7245 0.0937 0.0295

51 Bank Internasional Indonesia Tbk. 0.0140 0.0385 0.5666 0.2330 0.0495 52 Bank Kesawan Tbk. 0.0030 0.0589 0.6872 0.0937 0.0262 53 Bank Lippo Tbk. 0.0174 0.0041 0.4332 0.2351 0.0494 54 Bank Mandiri Tbk. 0.0106 0.0592 0.5021 0.2462 0.0387 55 Bank Mayadapa Internasional Tbk. 0.0143 0.0021 0.8247 0.1382 0.0422 56 Bank Mega Tbk. 0.0072 0.0107 0.4208 0.1573 0.0241 57 Bank Negara Indonesia Tbk. 0.0156 0.0665 0.4604 0.1530 0.0435 58 Bank Niaga Tbk. 0.0200 0.0251 0.8292 0.1665 0.0475 59 Bank NISP Tbk. 0.0138 0.0199 0.8101 0.1707 0.0374


(58)

62 Bank Permata Tbk. 0.0120 0.0333 0.7965 0.1347 0.0525 63 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0.0382 0.0483 0.6632 0.1882 0.0891 64 Bank Swadesi Tbk. 0.0121 0.0118 0.5285 0.2655 0.0365 65 Bank UOB Buana Tbk. 0.0348 0.0325 0.8109 0.3036 0.0696

66 Bank Victoria Internasional Tbk. 0.0133 0.0001 0.4940 0.2027 0.0177 Sumber : ICMD dan www.bei.go.id, diolah Penulis, 2008

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2004, bank yang memiliki nilai ROA yang tertinggi adalah Bank Danamon. Sementara bank yang memiliki ROA terendah adalah yang memiliki nilai ROA negatif, yaitu Bank Century. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2004, Bank Century mengalami kerugian dari kegiatan usahanya. Sementara secara keseluruhan, ada 9 bank yang masih memiliki ROA dibawah yang ditetapakan oleh Bank Indonesia ( < 2%).

Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah, yang ditunjukkan dengan NPL terendah dimiliki oleh Bank Nusantara Parahiyangan.

b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah, dimiliki oleh Bank Lippo sementara yang terendah, ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Eksekutif Indonesia.

c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah ditunjukkan dengan CAR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Pan Indonesia. Namun secara keseluruhan


(59)

masih berada di atas nilai CAR minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi dimiliki oleh Bank Eksekutif Indonesia Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia dan ROA terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional, yang memiliki ROA negatif. Hal ini juga terjadi karena pada tahun 2005 Bank Eksekutif Internasional mengalami kerugian dari kegiatan operasionalnya. Secara keseluruhan, masih terdapat 5 bank yang memiliki ROA dibawah ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ( < 2%).

Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi dimiliki oleh Bank Kesawan sementara yang terendah, yang ditunjukkan dengan NPL terendah dimiliki oleh Bank Victoria Internasional.

b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah, dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah, ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Niaga.

c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terendah dimiliki oleh Bank Permata sementara yang terendah ditunjukkan dengan CAR yang


(60)

masih berada di atas nilai CAR minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia.

Pada tahun 2006, berdasarkan tabel 4.2, bank yang memiliki ROA tertinggi adalah bank Rakyat Indonesia dan ROA terendah dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional, yang memiliki ROA negatif. Hal ini juga terjadi karena pada tahun 2006 Bank Eksekutif Internasional mengalami kerugian dari kegiatan operasionalnya. Secara keseluruhan, masih terdapat 5 bank yang memiliki ROA dibawah ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ( < 2%).

Dilihat dari sisi risiko yang dihadapi oleh bank-bank umum nasional tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Risiko kredit tertinggi ditunjukkan dengan NPL yang tertinggi dimiliki oleh Bank Pan Indonesia sementara yang terendah, yang ditunjukkan dengan NPL terendah dimiliki oleh Bank Victoria Internasional.

b. Risiko likuiditas tertinggi dilihat dari LDR yang terendah, dimiliki oleh Bank Century sementara yang terendah, ditunjukkan dengan LDR yang tertinggi dimiliki oleh Bank Central Asia.

c. Risiko modal tertinggi dilihat dari CAR yang terrendah dimiliki oleh Bank Kesawan dan Bank Eksekutif Internasiona sementara yang terendah ditunjukkan dengan CAR yang tertinggi dimiliki oleh Bank


(61)

UOB Buana. Namun secara keseluruhan masih berada di atas nilai CAR minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Risiko tingkat bunga tertinggi dilihat dari NIM yang terendah dimiliki oleh Bank Victoria Internasional sementara yang terendah ditunjukkan dengan NIM yang tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia. 2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation NPL (X1) 66 ,0001 ,1534 ,0350 ,0333856 LDR (X2) 66 ,2017 1,1318 ,6115 ,1859138 CAR (X3) 66 ,0807 ,3743 ,1790 ,0606982 NIM (X4) 66 -,0073 ,1183 ,0451 ,0208989 ROA (Y) 66 -,0815 ,1730 ,0187 ,0276932 Valid N

(listwise) 66

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2008 (Lampiran7)

Berdasarkan data dalam tabel 4.5 dapat dilihat bahwa variabel NIM dan ROA memiliki nilai minimum negatif, namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa perusahaan perbankan selalu merugi selama periode pengamatan. Perincian data deskriptif yang telah diolah adalah sebagai berikut :

a. Variabel NPL (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 66, dengan nilai


(62)

mean (nilai rata-rata) 0,0351. Standard Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,0333856.

b. Variabel LDR (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 66, dengan nilai

minimum (terkecil) 0,2017, nilai maksimum (terbesar) 1,1318, dan mean (nilai rata-rata) 0,6115. Standard Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,1859138.

c. Variabel CAR (X3) memiliki sampel (N) sebanyak 66, dengan nilai

minimum (terkecil) 0,0807, nilai maksimum (terbesar) 0,3743, dan mean (nilai rata-rata) 0,1790. Standard Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,0606982.

d. Variabel NIM (X4) memiliki sampel (N) sebanyak 66, dengan nilai

minimum (terkecil) -0,0073, nilai maksimum (terbesar) 0,1183, dan mean (nilai rata-rata) 0,0451. Standard Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,0208980.

e. Variabel ROA (Y) memiliki sampel (N) sebanyak 66, dengan nilai minimum (terkecil) -0,0815, nilai maksimum (terbesar) 0,1730, dan mean (nilai rata-rata) 0,0187. Standard Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,276932.

Berdasarkan hasil dari statistik deskriptif di atas dapat dinyatakan bahwa ada beberapa periode dimana bank mengalami kerugian sehingga menciptakan nilai ROA dan NIM minimum yang negatif.


(63)

3. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a. Berdistribusi normal.

b. Non-Multikolonearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan penganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

d. Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut :

H0 : data residual terdistribusi normal

HA : data residual terdistribusi tidak normal.

Santoso (2002:34) memberikan pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal. 1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka


(64)

2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPL LDR CAR NIM ROA

Unstandardi zed Residual

N 66 66 66 66 66 66

Normal Parameters(a,b)

Mean

,035012 ,61147 3 ,17898 2 ,04514 0 ,01871

5 ,0000000 Std. Deviation ,033385

6 ,18591 38 ,06069 82 ,02089 89 ,02769

32 ,02253428 Most Extreme

Differences

Absolute

,187 ,097 ,075 ,178 ,210 ,191 Positive ,187 ,092 ,075 ,178 ,188 ,191 Negative -,148 -,097 -,065 -,134 -,210 -,162 Kolmogorov-Smirnov Z 1,518 ,791 ,608 1,448 1,704 1,554 Asymp. Sig. (2-tailed) ,020 ,558 ,854 ,030 ,006 ,016

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2008 (Lampiran 8)

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi tidak normal, yang berarti bahwa H0 ditolak dan HA

diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi unstandarized residual yang nilainya lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,016. Jika data tidak terdistribusi secara normal, maka tidak dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu dilakukan treatment untuk menormalkan data.


(65)

Menurut Jogianto (2004:172), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menormalkan distribusi data, yaitu :

1) Dengan melakukan transformasi data, yaitu mengubah nilai-nilai observasi data ke dalam bentuk logaritma sehingga membentuk distribusi yang normal.

2) Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari μ - 2σ atau lebih besar dari μ + 2σ.

3) Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

Penulis dalam penelitian ini melakukan cara treatment yaitu dengan melakukan transformasi data ke model Logaritma Natural (LN). ROA = f(NPL, LDR, CAR, NIM) menjadi LN ROA = f(LN NPL, LN LDR, LN CAR, LN NIM). Transformasi data yang dilakukan adalah model log-log karena baik variabel bebas maupun variabel terikat terdistribusi tidak normal (Nachrowi, 2006:68). Berikut ini merupakan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov Smirnov setelah dilakukan transformasi data :


(1)

Lampiran 7

Descriptive Statistic

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL (X1) 66 ,0001 ,1534 ,035012 ,0333856

LDR (X2) 66 ,2017 1,1318 ,611473 ,1859138

CAR (X3) 66 ,0807 ,3743 ,178982 ,0606982

NIM (X4) 66 -,0073 ,1183 ,045140 ,0208989

RAO (Y) 66 -,0815 ,1730 ,018715 ,0276932


(2)

Hasil Uji Normalitas One-Sample

Kolmogorov-Smirnov

Test sebelum Transformasi

NPL (X1) LDR (X2) CAR (X3) NIM (X4) RAO (Y)

Unstandardiz ed Residual

N 66 66 66 66 66 66

Normal Parameter s(a,b)

Mean

,035012 ,611473 ,178982 ,045140 ,018715 ,0000000

Std.

Deviation ,0333856 ,1859138 ,0606982 ,0208989 ,0276932 ,02253428

Most Extreme Difference s

Absolute

,187 ,097 ,075 ,178 ,210 ,191

Positive ,187 ,092 ,075 ,178 ,188 ,191

Negative -,148 -,097 -,065 -,134 -,210 -,162

Kolmogorov-Smirnov Z 1,518 ,791 ,608 1,448 1,704 1,554

Asymp. Sig. (2-tailed) ,020 ,558 ,854 ,030 ,006 ,016

Hasil Uji Normalitas One-Sample

Kolmogorov-Smirnov

Test setelah Transformasi

LN NPL LN LDR LN CAR LN NIM LN ROA

Unstandardiz ed Residual

N 66 66 66 64 62 61

Normal Parameter s(a,b)

Mean

-3.851757 -.545725 -1.777729 -3.129240 -4.110894 .0000000

Std.

Deviation 1.2048578 .3495802 .3447390 .3556848 .8188586 .54304584

Most Extreme Difference s

Absolute

.148 .127 .112 .115 .161 .106

Positive .055 .116 .056 .115 .068 .106

Negative -.148 -.127 -.112 -.080 -.161 -.071

Kolmogorov-Smirnov Z 1.204 1.028 .906 .923 1.268 .831


(3)

Histogram sebelum Trasnformasi

Regression Standardized Residual

8 6

4 2

0 -2

Frequency

40

30

20

10

0

Histogram

Dependent Variable: RAO

Mean =-8.67E-18 Std. Dev. =0.969

N =66

Histogram setelah Trasnformasi

Regression Standardized Residual

4 2

0 -2

Freq

uen

cy

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: LN_ROA

Mean =-8.01E-16 Std. Dev. =0.966


(4)

Grafik Normal Plot sebelum Transformasi

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

E

x

pe

ct

ed Cu

m Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: RAO

Grafik Normal Plot setelah Transformasi

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Ex

pe

ct

ed C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(5)

Hasil Uji Multikolenieritas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) .232 .726 .319 .751

LN_NPL

(X1)

-.254 .063 -.389 -4.004 .000 .933 1.072

LN_LDR

(X2)

-.227 .245 -.098 -.924 .359 .790 1.265

LN_CAR

(X3)

.806 .236 .328 3.421 .001 .955 1.047

LN_NIM

(X4)

1.292 .233 .601 5.536 .000 .749 1.336

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .712(a) .507 .471 .5621058 1.379

Scatterplot

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Regression Standardized Predicted Value

3 2

1 0

-1 -2

-3

Regre

ssio

n

Stude

nti

ze

d

Resi

du

al 4

2

0

-2

Scatterplot


(6)

Hasil Analisis Regresi

Variabel

Unstandarized

Coefficients (B) t hitung Sig. Keterangan

(Constant) 0.232

X1 (0.254) -4.004 0.000 signifikan

X2 (0.227) (0.924) 0.359 tidak signifikan

X3 (0.806) 3.241 0.001 signifikan

X4 1.292 5.536 0.000 signifikan

R = 0,712

Adjusted R Square = 0,471

F Hitung = 14,380 Sig. F = 0.000

α = 0.05 n = 66 t tabel, α = 5 % = 1,999 F tabel, α = 5% = 2,5366

Hasil Uji t

M o d e l

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .232 .726 .319 .751

LN NPL -.254 .063 -.389 -4.004 .000 .933 1.072

LN LDR -.227 .245 -.098 -.924 .359 .790 1.265

LN CAR .806 .236 .328 3.421 .001 .955 1.047

LN NIM 1.292 .233 .601 5.536 .000 .749 1.336

Hasil Uji F (ANOVA)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.174 4 4.544 14.380 .000(a)

Residual 17.694 56 .316