Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Depresi Antara Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Depresi seringkali juga disebut gangguan mood atau gangguan suasana perasaan

karena terdapat kondisi emosi negatif yang kompleks seperti kesedihan, kecemasan,
kemarahan, dan rasa bersalah. Suasana perasaan manusia ini dipengaruhi oleh hal-hal
yang ada dalam dirinya dan stimulus dari luar dirinya.
Manusia mengalami suasana perasaan yang naik turun dalam menghadapi
berbagai situasi dalam kehidupannya. Peristiwa-peristiwa yang menyenangkan akan
menimbulkan perasaan bahagia, senang, dan suka-cita. Peristiwa-peristiwa yang
tidak menyenangkan akan menimbulkan

perasaan tertekan, sedih, dan murung.

Orang-orang yang secara konsisten mengalami perasaan tertekan setiap hari melebihi
periode dua minggu disebut mengalami depresi (Staab & Fieldman, 1999).

Di negara-negara berkembang, WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020
depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dialami dan depresi
berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Hasil
survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada Juni
2007 menyebutkan sekitar 94% masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai
tingkat ringan hingga paling berat.
Bentuk-bentuk gangguan depresi pada umumnya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu depresi unipolar, gangguan bipolar & dua gangguan yang dicirikan oleh
pergantian antara suasana perasaan depresif & mania. Bentuk-bentuk gangguan
depresi lainnya merupakan turunan dari kedua bentuk gangguan depresi tersebut di
atas, yang mungkin dibedakan berdasarkan tingkat keparahan, variasi simptom &
faktor yang menyebabkanya.

Universitas Sumatera Utara

2

Pada depresi ringan dan sedang, penderita tidak perlu mendapat perawatan medis.
Selain itu depresi ringan dan sedang dapat ditangani sendiri dengan berbagai
alternatif penanganan dan pencegahan depresi, misalnya pengaturan diet, olahraga,

dan relaksasi. Sedangkan pada kasus depresi berat, perlu diberikan perawatan medis
karena penderitanya mengalami berbagai kesulitan dalam melakukan aktivitas seharihari dengan baik. Penderita depresi yang mengalami gangguan pada suasana perasaan
dapat juga dibantu dengan stimulus dari luar dirinya berupa bunyi dengan irama
tertentu atau terapi musik.
Potter mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis
musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,
seperti musik klasik, instrumentalia, slow music, orkestra, dan musik modern lainnya
( Potter&Perry, 2005 ).
Terapi musik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menyanyi, mencipta
lagu, memainkan alat musik, berimprovisasi, mendiskusikan lirik dan mendengarkan
musik. Penelitian ini mengacu pada teori Berlyne tentang pengaruh musik terhadap
emosi. Teori Berlyne mengatakan bahwa pendengar musik memperhitungkan faktorfaktor seperti kompleksitas dan kebaruan musik yang didengarkan. Tingkatan bunyi
musik yang dianggap familiar adalah bila musik tersebut dialami sebagai memberikan
rasa nyaman atau kesenangan.
Kini semakin banyak orang dapat lebih memahami bahwa musik berfungsi
terapeutik atau dapat menyembuhkan. Musik menghasilkan rangsangan ritmis yang
ditangkap organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar
pada otak yang mereorganisasi interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengar.
Ritme internal ini mempengaruhi metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya

berlangsung dengar lebih baik. Metabolisme yang lebih baik akan mengakibatkan
tubuh mampu membangun sistem kekebalan yang lebih baik, dan dengan sistem

Universitas Sumatera Utara

3

kekebalan yang lebih baik tubuh menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan
serangan penyakit (Campbell, 1997).
Tetapi beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakan jenis musik tertentu
seperti pop, disco, rock and roll, dan musik berirama keras (anaseptic beat) lainnya,
karena jenis musik dengan anaseptic beat (2 beat pendek, 1 beat panjang, dan
kemudian pause) merupakan irama yang berlawanan dengan irama jantung. Musik
lembut dan teratur seperti instrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang
sering digunakan untuk terapi musik ( Potter&Perry, 2005 ).
Rodgers (Campbell, 1997) menjelaskan bahwa musik yang berfungsi terapeutik
adalah musik yang bersifat anxiolitik (instrumental). Musik anxiolitik adalah tanpa
lirik-lirik, nyanyian, dan atau apa saja yang dapat memicu asosiasi-asosiasi atau
kenangan-kenangan yang merugikan.. Kebanyakan mahasiswa menjawab bahwa
mereka berusaha mengatasi perasaan tertekan dengan mendengarkan musik pop,

country, rock, dan slow rock. Musik-musik tersebut umumnya mengandung lirik
tertentu yang mempunyai unsur stimulasi.
Jadi, perlu ada penanganan bagi penderita depresi yang bersifat bantu diri atau
diIakukan sendiri oleh subjek seperti terapi musik. Terapi musik menguntungkan bagi
subjek karena dapat menyediakan sendiri tape recorder dan kaset musik yang
dibutuhkan. Subjek juga dapat mendengarkan musik kapan saja dibutuhkan dan lebih
murah dari segi biaya dan tidak mendapat tekanan tambahan dari masyarakat yang
menganggap bahwa orang yang berkonsultasi pada psikologi atau psikiater
mengalami gangguan jiwa yang memalukan.
Mahasiswa yang mengalami gangguan depresi mempunyai emosi negatif yang
dominan seperti kesedihan, pesimisme, perasaan gagal, ketidakpuasan, perasaan
bersalah, perasaan dihukum, rasa tidak suka terhadap diri sendiri, dan menyalahkan
diri sendiri. Melalui terapi musik, suasana perasaan subjek yang semula negatif akan
berubah menjadi positif. Diharapkan setelah mempunyai suasana perasaan positif,

Universitas Sumatera Utara

4

subjek mempunyai emosi positif dan selanjutnya depresi yang dialami akan

berkurang atau hilang.
Usia mahasiswa, terutama tahun -tahun awal masuk kuliah merupakan masa
yang rentan terhadap depresi, karena banyak tekanan hidup yang dialami. Tekanan
hidup yang dialami mahasiswa antara lain termasuklah perubahan tempat tinggal dari
yang tinggal serumah dengan orangtua menjadi tinggal bersama orang lain (kost,
kontrakan atau tinggal bersama saudara), perubahan cara belajar saat di sekolah
lanjutan atas yang lebih pasif menjadi cara belajar di perguruan tinggi yang menuntut
kemadirian, pergantian teman sebagai akibat dari perpindahan tempat tinggal atau
tempat studi, perubahan relasi dari relasi yang bersifat pribadi menjadi lebih bersifat
fungsional, dan perubahan budaya asal dengan budaya tempat tinggal yang baru.
Tekanan-tekanan hidup

yang

dialami mahasiswa

munculnya simtom-simtom depresi seperti

dapat


menjadi pencetus

kesedihan, keputusasaan, gangguan

makan, menarik diri dari pergaulan, kehilangan konsentrasi dalam belajar, ide yang
meloncat-loncat, tegang, dan kehilangan energi serta munculnya rasa cemas.

Universitas Sumatera Utara

5

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah: Adakah
terdapat pengaruh terapi musik terhadap tingkat depresi antara mahasiswa
fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi musik terhadap
depresi/stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk :
a) Untuk menentukan berapakah skor depresi pada mahasiswa kedokteran
Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah diberi terapi musik;
b) Untuk melihat tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi musik diberikan;
c) Untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada laki-laki dan
perempuan setelah diberi terapi musik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Umum
1) Sebagai

informasi

kepada

mahasiswa/mahasiswi

dalam


meningkatkan pengetahuan tentang cara penanganan depresi
dengan terapi musik;
2) Mengembangkan ilmu kesehatan, terutama ilmu kedokteran
dengan ikut serta dalam penelitian, serta mencari penyelesaian

Universitas Sumatera Utara

6

masalah kesehatan penderita, masyarakat dan system pelayanan
kesehatan;
b. Bagi peneliti
1) hasil KTI ini adalah untuk menambah pengetahuan, memelihara
dan mengembangkan keperibadian dan sikap yang diperlukan
untuk

kelansungan

profesi


kelak

seperti

integritas,

rasa

tanggungjawab, dapat dipercaya serta menaruh perhatian dan
penghargaan terhadap sesame manusia, sesuai dengan etika
kedokteran;
2) Berfungsi membentuk sikap terbuka, dapat menerima perubahan
dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak
masyarakat ke arah sikap yang sama.
3) Penelitian ini juga merupakan masukan bagi para pendidik dalam
promosi kesehatan dalam usaha menangani stress dalam kalangan
mahasiswa/mahasiswi.

Universitas Sumatera Utara