Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit.

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL

BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

Oleh :

INDRI MARIA BENAZIR 070100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL

BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

INDRI MARIA BENAZIR 070100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP TIMBULNYA PENYAKIT

Nama : INDRI MARIA BENAZIR Nim : 070100001

Pembimbing Penguji I

(dr. Simon Marpaung M.Kes) (dr. Rina Amelia, M.A.R.S.) NIP. 194512171969021001

Penguji II

NIP. 197604202003122002

(dr. Yunilda Andriyani, MKT) NIP. 197906032003122001 Medan, 15 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SP.PD., KGEH NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara mengambil elektron molekul lain yang berdekatan. Radikal bebas baik yang endogen ataupun eksogen bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner (aterosklerosis), stroke, diabetes dan kanker.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling menggunakan rumus Vincent Gasperz. Sampel yang diperlukan adalah sebanyak 209 orang dan data responden diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus-September tahun 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang radikal bebas mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 111 orang (53,1%) dan sebagian lagi mempunyai pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 98 orang (46,9%).

Bagi penelitian selanjutkan diharapkan dapat menilai bagaimana sikap dan tindakan mahasiswa mengenai pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.


(5)

ABSTRACT

Free radical is oxygen molecule which in its interaction with other molecule loss an electron in its outest orbit circle so that its electrons become odd. Because of that, this molecule becomes unstable and always try to find new electron pairs by taking electron from other molecules which next to it. Endogenous or exogenous free radical is destructive and causes many diseases such as heart disease (aterosclerosis), stroke, diabetic and cancer.

The aim of this study is to know medical faculty student’s knowledge in University of North Sumatera about free radical in causing diseases. This cross sectional study was conducted in descriptive method. 209 respondents were taken by using consecutive sampling method with Vincent Gasperz’s formula. Each of them were given a questionnaire with 15 questions in it. It was doing between August-September 2010 in medical faculty of north sumatera.

The result from this study showed that the majority of student’s knowledge level was catagorized as “moderate” from 111 respondents (53,1%) and the other was catagorized as “good” from 98 respondents (46,9%).

It is hoped for the further study to asses the attitude and action of medical faculty student about free radical in causing diseases.


(6)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Adapun karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Bapak dr. Simon Marpaung, M.Kes, selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

3. Ibu dr. Rina Amelia, M.A.R.S dan dr. Yunilda Andriyani, MKT yang telah menguji karya tulis ilmiah penulis.

4. Ibu dr. Khairani, selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh staf pengajar yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan serta seluruh pegawai civitas akademika di Fakultas Kedokteran USU.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua, ayahanda Drs. Ihsan Fachri Nst, Ak dan ibunda dr. Isma Aprita Lubis, SpKK atas doa, perhatian dan dukungan yang tak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada penulis. Serta kepada kakak dan adik, Iqrina Widya Zahara, S.ked dan Ikram Anggita Nst yang tersayang, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.


(7)

6. Anggi, Isti, Eci, Dodo, Rizka, Vella, Andika, Yan, Ira, Suhenda, Josua, Mail, Eni, Uci, Yasmin dan seluruh teman-teman stambuk 2007 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu dan mau bertukar pikiran dengan penulis, semoga kita bisa menjadi dokter yang berguna di masa mendatang.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat ikut memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi ilmu kedokteran.

Medan, 23 November 2010 Penulis

Indri Maria Benazir Nim. 070100001


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR SINGKATAN ix DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.3.1. Tujuan Umum... 4

1.3.2. Tujuan Khusus... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Pengetahuan... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan... 5

2.2. Radikal Bebas... 6

2.2.1. Definisi Radikal Bebas... 6

2.2.2. Pembentukan Radikal Bebas... 6

2.2.3. Tipe Radikal Bebas dalam Tubuh... 10

2.2.4. Sumber Radikal Bebas... 10

2.2.5. Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas... 11

2.2.6. Penyakit Akibat Radikal Bebas... 12

2.3. Aterosklerosis... 12

2.3.1. Definisi Aterosklerosis... 12

2.3.2. Faktor Risiko aterosklerosis... 13

2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis... 14

2.3.4. Pembentukan Aterosklerosis... 15

2.3.5. Ateroskelosis dan Radikal Bebas... 16

2.4. Kanker... 16


(9)

2.4.2. Penyebab Kanker... 17

2.4.3. Gambaran Klinik Kanker... 19

2.4.4. Mekanisme Terjadinya Kanker... 19

2.4.5. Kanker dan Radikal Bebas... 20

2.5. Diabetes Melitus... 20

2.5.1. Definisi Diabetes Melitus... 20

2.5.2. Klasifikasi Diabetes Melitus... 21

2.5.3. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus... 21

2.5.4. Patofisiologi Diabetes Melitus... 22

2.5.5. Diabetes Melitus dan Radikal Bebas... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……... 25

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……… 25

3.2. Definisi Operasional……… 25

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 27

4.1. Jenis Penelitian………... 27

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 27

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data………. 29

4.5. Pengolahan dan Analisa Data……….. 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

5.1. Hasil Penelitian... 32

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

5.1.2. Karakteristik Responden... 32

5.1.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit... 34

5.2. Pembahasan... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38

6.1.Kesimpulan... 38

6.2.Saran... 38

DAFTAR PUSTAKA... 39 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas 30 5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin 32 5.2. Distribusi responden berdasarkan umur 33 5.3. Distribusi responden berdasarkan suku bangsa 33 5.4. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan kuesioner 34 5.5. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan 35


(11)

DAFTAR SINGKATAN Singkatan

DM Diabetes Melitus

Keterangan

DNA Dioxi Nucleotida Acid

GDM Gestasional Diabetes Mellitus

HCA Heterocyclic Amines

HDL High Density Lipoprotein

IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus

LDL Low Density Lipoprotein

MDA Malondialdehid

Menkes Menteri Kesehatan

NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

PAH Polynuclear Aromatic Hydrocarbons

PERKENI Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PUFA Polyunsaturated Fatty Acid

PJK Penyakit Jantung Koroner

RB Radikal Bebas

RBO Radikal Bebas Oksigen

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

RNA Ribo Nucleat Acid

ROI Reactive Oxygen Intermediate

SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga

TFA Trans Fatty Acid

UK United Kingdom

US United State


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (informed consent) Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Ethical Clearance Lampiran 5 Data Induk


(13)

ABSTRAK

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara mengambil elektron molekul lain yang berdekatan. Radikal bebas baik yang endogen ataupun eksogen bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner (aterosklerosis), stroke, diabetes dan kanker.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling menggunakan rumus Vincent Gasperz. Sampel yang diperlukan adalah sebanyak 209 orang dan data responden diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus-September tahun 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang radikal bebas mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 111 orang (53,1%) dan sebagian lagi mempunyai pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 98 orang (46,9%).

Bagi penelitian selanjutkan diharapkan dapat menilai bagaimana sikap dan tindakan mahasiswa mengenai pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.


(14)

ABSTRACT

Free radical is oxygen molecule which in its interaction with other molecule loss an electron in its outest orbit circle so that its electrons become odd. Because of that, this molecule becomes unstable and always try to find new electron pairs by taking electron from other molecules which next to it. Endogenous or exogenous free radical is destructive and causes many diseases such as heart disease (aterosclerosis), stroke, diabetic and cancer.

The aim of this study is to know medical faculty student’s knowledge in University of North Sumatera about free radical in causing diseases. This cross sectional study was conducted in descriptive method. 209 respondents were taken by using consecutive sampling method with Vincent Gasperz’s formula. Each of them were given a questionnaire with 15 questions in it. It was doing between August-September 2010 in medical faculty of north sumatera.

The result from this study showed that the majority of student’s knowledge level was catagorized as “moderate” from 111 respondents (53,1%) and the other was catagorized as “good” from 98 respondents (46,9%).

It is hoped for the further study to asses the attitude and action of medical faculty student about free radical in causing diseases.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di era industri seperti saat ini meningkatnya pencemaran lingkungan berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh banyaknya radikal bebas. Sebenarnya tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas namun bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan tubuh untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, DNA dan RNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.

Gitawati (1995) dalam Pribadi (2009) menyebutkan bahwa radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar, termasuk di antaranya adalah atom hidrogen, logam-logam transisi dan molekul oksigen. Radikal bebas bersifat destruktif dan memicu berbagai penyakit. Hernani dan Raharjo (2006) dalam Sa’ad (2009) menyatakan bahwa senyawa radikal akan merusak sel sehingga menyebabkan suatu penyakit seperti penyakit liver, kanker, dan kondisi yang berhubungan dengan umur seperti alzheimer. Rohman dan Rianto (2006) dalam Pribadi (2009) menyebutkan juga bahwa radikal bebas baik yang bersifat endogen ataupun eksogen merupakan etiologi penyakit degeneratif seperti jantung koroner (aterosklerosis), stroke, diabetes dan kanker. Pada penelitian ini akan dibahas 3 penyakit utama yang disebabkan oleh radikal bebas, yaitu aterosklerosis, kanker dan diabetes melitus.

Pertama akan dibahas mengenai ateroskerosis di mana sekitar 39% kematian penduduk di UK dan 12 juta di US disebabkan oleh penyakit yang ada hubungannya dengan aterosklerosis. Berdasarkan penelitian WHO diperoleh data bahwa 20% kasus


(16)

kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit yang didasari oleh aterosklerosis seperti stroke, infark miokard dan penyakit jantung koroner (Atinia, 2006). WHO mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002 dan angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020 (Nenk, 2009). Budiana (2007) menyebutkan data SKRT tahun 2001 menunjukkan penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia (26,4 %), meningkat tajam dari 9,9% (1992) menjadi 19 % (1995). Selain itu, menurut SKRT yang dilakukan secara berkala oleh Departemen Kesehatan menunjukkan penyakit jantung memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian di Indonesia tahun 1993 dan meningkat sebesar 24,4% tahun 1998 (Lestari, 2007).

Penyakit yang terakhir yang akan dibahas adalah kanker. LHS (2009) dalam data WHO (2008) menyebutkan bahwa kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angkanya sekitar 7,9 juta kematian pada tahun 2007. Kanker telah menyebabkan kematian 7,1 juta orang pada tahun 2003 dan diperkirakan jumlah kasusnya akan meningkat 50% Penyakit selanjutnya adalah diabetes melitus. Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian (2025) jumlah ini akan bertambah menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Aditama (2009) menyebutkan berdasarkan data Diabetes Care tahun 2004 bahwa secara epidemiologi, diperkirakan tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Di Provinsi Sumatera Utara kunjungan rawat jalan diabetes melitus tipe 2 tahun 2000 berada pada urutan kelima dan proporsi kunjungan ini neningkat dari tahun 2002 ke 2003 sebesar 91,42% (Kaban, 2008).


(17)

dalam 20 tahun mendatang pada data WHO tahun 2004, sedangkan data WHO yang diterbitkan pada 2007 menyebutkan, sebanyak 7,6 juta jiwa meninggal pada 2005 dan 84 juta orang lainnya akan mati dalam jangka waktu 10 tahun ke depan jika tidak ada tindakan nyata untuk menanggulangi penyakit ini (Suara Pembaruan Daily, 2007).

Sumber-sumber radikal bebas semakin sering dijumpai di masyarakat sekarang ini seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya semakin banyaknya kendaraan baru yang beredar di pasaran dan digunakan oleh masyarakat yang nantinya semakin memperbanyak polusi udara akibat penggunaannya, dimana polusi udara merupakan salah satu sumber radikal bebas. Selain itu, menurut peneliti gaya hidup yang semakin berkembang juga dapat berpengaruh terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji, banyak mengandung lemak serta zat-zat kimia berbahaya dan penggunaan rokok, dimana bahan-bahan tersebut merupakan sumber radikal bebas juga. Dengan demikian, semakin meningkatnya sumber radikal bebas yang terpapar pada masyarakat, maka resiko untuk menderita penyakit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya akan meningkat pula. Maka dari itu, berdasarkan data-data di atas peneliti ingin membuat penelitian mengenai pengetahuan tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU dimana mahasiswa sebagai calon dokter sangat perlu mengetahui bahaya radikal bebas, sehingga dapat memberitahukannya kepada pasien di kemudian hari dan agar pada nantinya dapat dilakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut.

Menkes (2009) menyebutkan bahwa berdasarkan SKRT tahun 2001 penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi pernafasan dan pencernaan dengan peningkatan kasus kematian penyakit kanker dari 3,4 % pada tahun 1980 menjadi 6% pada tahun 2001 dan data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan prevalensi tumor di Indonesia dalah 4,3 per 1000 penduduk dimana kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal dan diabetes melitus.


(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkas dari latar belakang di atas, memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian berikut :

Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran USU tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang radikal bebas.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis-jenis radikal bebas yang berbahaya bagi kehidupan.

3. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis-jenis penyakit yang dapat ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa fakultas kedokteran USU pada khususnya tentang bahaya yang dapat ditimbulkan radikal bebas sehingga dapat dilakukan pencegahan untuk timbulnya penyakit di kemudian hari.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘tahu’ dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus), evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).

2.2.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni know (mengingat suatu materi yang telah dicapai sebelumnya), comprehension (memahami dan mampu menjelaskan serta dapat menginterpretasikan secara benar tentang materi yang diketahui), application (mampu menggunakan materi yang telah dipelajari), analysis (mampu menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan berhubungan satu sama lain), synthesis (mampu menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru) dan evaluation (mampu melakukan penilaian terhadap materi).


(20)

2.2. Radikal bebas

2.2.1. Definisi Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul oksigen yang dalam interaksinya dengan molekul lain kehilangan sebuah elektron di lingkaran terluar orbitnya sehingga jumlah eletronnya ganjil. Karena jumlah elektronnya ganjil, molekul ini menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mencari pasangan elektron baru dengan cara mengambil elektron molekul lain yang berdekatan (Kusumadewi, 2002). Radikal bebas adalah bahan kimia bereaksi tinggi yang masuk ke aliran darah melalui polusi udara, cahaya matahari dan proses normal metabolisme (Thomas, 2006).

Radikal bebas mencari reaksi-reaksi agar dapat memperoleh kembali elektron berpasangannya. Droge (2002) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai yang akhirnya akan terjadi kerusakan pada sel tersebut.

2.2.2. Pembentukan Radikal Bebas

Menurut Kumalaningsih (2006), radikal bebas dapat masuk dan terbentuk di dalam tubuh melalui :

a. Pernafasan

Saat kita melakukan pernafasan akan masuk oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh untuk proses pembakaran gula menjadi CO2, H2O, dan energi. Dalam hal

ini O2 sangat berperan karena bila tidak ada O2 proses kehidupan akan tidak lancar

dan membahayakan bagi tubuh kita sendiri. Tetapi dengan bernafas atau oksigen yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan menghasilkan produk-produk sampingan berupa radikal bebas yaitu radikal oksigen


(21)

singlet, radikal peroksida lipid, radikal hidroksil, radikal superoksida. Semua radikal bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan-jaringan sel.

b. Lingkungan tidak sehat

Pembakaran yang tidak sempurna misalnya asap rokok yang tidak menghasilkan CO2 tetapi CO, demikian juga asap dari kendaran bermotor merupakan radikal bebas

yang berbahaya sekali bagi paru-paru. Di samping itu juga dari asupan makanan yang mengandung logam-logam berat memungkinkan terbentuknya radikal bebas akibat oksidasi dari luar. Beberapa macam radikal bebas antara lain superoksida (O2-),

hidrogen peroksida (H2O2), hidroxyl radical OH, singlet oxygen O2, hypoclorus radical OCL, ozone O3

c. Makanan berlemak .

Lemak sangat bermanfaat bagi tubuh kita tetapi konsumsi lemak yang berlebihan khususnya konsumsi lemak polyunsaturated dan lemak hidrogenasi sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas. Lemak polysaturated disebut juga lemak tidak jenuh artinya lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada atom C-nya. Adanya ikatan rangkap tersebut mudah sekali dioksidasi atau terserang peroksidasi lipid membentuk radikal peroksida lipid. Makanan yang banyak mengandung lemak polyunsaturated antara lain mayones dan saos salad akan mudah sekali terserang radikal bebas. Lemak hidrogenasi adalah lemak yang ikatan rangkap tak jenuhnya telah disubstitusi dengan hidrogen, lemak ini disebut margarin atau mentega tiruan. Lemak hidrogenasi sangat berbahaya karena dapat mengubah kemampuan serap selaput sel sehingga mengakibatkan fungsi selaput sel sebagai pelindung menjadi tidak berarti.

Sitorus (2008) menyatakan bahwa ada dua kelompok radikal bebas yaitu kelompok logam dan non-logam. Dari kelompok logam yang paling berbahaya adalah radikal bebas Hg (merkuri). Pada reaksi logam dan non-logam tersebut yang melibatkan radikal bebas berfungsi sebagai zat pemicu (inisiator) yang dapat dihasilkan dengan cara berikut :


(22)

1. Pembentukan radikal bebas yang terimbas cahaya (fotolisis = hv)

Beberapa jenis senyawa yang menghasilkan radikal bebas terimbas cahaya (hv) adalah sebagai berikut :

a. Keton

R – C – R CO + 2 R.

RO – Cl RO

║ O

b. Hipoklorit

.

+ Cl.

RO – NO RO

c. Nitrit

.

+ ON

R – N = N – R 2R

.

d. Azoalkana

.

+ N2

2. Pembentukan radikal bebas yang terimbas panas (termolisis atau pirolisis).

Beberapa jenis senyawa yang menghasilkan radikal bebas terimbas panas adalah sebagai berikut :

a. Tetraalkil lead

PbR4 Pb + 4 R.

b. Senyawa – senyawa azo

R2 – C – N = N – C – R2 2 R2 – C. + N

│ │ │

2


(23)

c. Senyawa halogen (dapat juga terimbas cahaya)

X2 2 X

3. Pembentukan radikal bebas dengan dekomposisi senyawa golongan peroksida.

.

Senyawa peroksida yaitu senyawa yang mengandung ikatan ( - O-O - ) pada suhu kamar (250

a. Hidrogen per-oksida

C) akan membentuk radikal bebas secara spontan yang dapat sebagai pemacu reaksi dengan mekanisme radikal bebas.

H – O – O – H 2 HO.

b. Per-anhihidrida asam

R – C – O – O – C – R 2 R – C – O. 2R. + CO

c. Per-alkoksi

2

║ ║ ║ O O O

R – O – O – R 2RO.

d. Per-asam karboksilat

R – C – O – O – H R – C – O. + HO

║ ║

.

O O

Selain itu, menurut Sitorus (2008) mekanisme radikal bebas terjadi melalui tiga tahapan yaitu inisiasi (permulaan), propagasi (pertumbuhan/perambatan) dan terminasi (penghentian).


(24)

2.2.3. Tipe Radikal Bebas dalam Tubuh

Menurut Araujo dan Arnal (1998) dalam Sjamsul Arief radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS), termasuk didalamnya adalah triplet (3O2), tunggal (singlet/1O2), anion superoksida (O2.-), radikal hidroksil (-OH), nitrit

oksida (NO-), peroksinitrit (ONOO-), asam hipoklorus (HOCl), hidrogen peroksida (H2O2), radikal alkoxyl (LO-) dan radikal peroksil (LO-2). Radikal bebas yang

mengandung karbon (CCL

3-Radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh dan sangat berbahaya di antaranya adalah radikal bebas oksigen (RBO) yaitu hidroksil, superoksida, nitrogen monooksida dan peroksil (Silalahi, 2006).

) yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik. Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari penyerangan atom H (H-). Bentuk lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi glutation menghasilkan radikal thiyl (R-S-). Radikal yang mengandung nitrogen juga ditemukan, misalnya radikal fenyldiazine.

2.2.4. Sumber Radikal Bebas

Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh yang alamiah. Radikal bebas bersifat perantara yang dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak membahayakan tubuh. Sumber radikal bebas dari dalam tubuh misalnya dari proses oksidasi dan olahraga yang berlebihan, peradangan akibat menderita sakit kronik dan stres, sedangkan dari luar tubuh radikal bebas dapat diperoleh melalui proses merokok, terpapar udara yang tercemar, radiasi matahari, radiasi fototerapi (penyinaran), konsumsi obat-obatan termasuk kemoterapi, pestisida dan zat kimia lainnya (Tapan, 2005). Radikal bebas yang dihasilkan tubuh dapat berguna untuk melawan bibit penyakit bersama dengan sistem imun dan membantu kerja otot polos pembuluh darah (Nadesul, 2006).


(25)

2.2.5. Reaksi Perusakan oleh Radikal Bebas

Definisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan dimana tingkat oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi pertahanan anti-oksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat seluler, sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu. Lemak merupakan biomolekul yang rentan terhadap serangan radikal bebas.

a. Peroksidasi lemak

Droge (2002) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa membran sel kaya akan sumber polyunsaturated fatty acid (PUFA), yang mudah dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi. Proses tersebut dinamakan peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi

b. Kerusakan protein

Proctor dan Reynolds (1984) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi

c. Kerusakan DNA

Allen dan Tressini (2000) dalam Sjamsul Arief menyebutkan bahwa seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak


(26)

dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis.

2.2.6. Penyakit Akibat Radikal Bebas

Kusumalaningsih (2006) mengungkapkan ada beberapa penyakit yang dapat disebabkan radikal bebas, yaitu :

a. Penyakit Jantung Koroner. Penyakit ini disebabkan molekul besar lemak yang disebut LDL (Low Density Lipoprotein) teroksidasi antara lain oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi akan mengendap di pembuluh darah jantung sehingga menjadi sempit dan aliran darah terganggu.

b. Kanker. Penyakit ini disebabkan oleh karena adanya serangan radikal bebas pada DNA dan RNA dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel yang abnormal dan menyebabkan kerusakan jaringan.

c. Katarak. Pada penyakit ini terjadi kerusakan protein pada lensa akibat elektron diambil oleh radikal bebas dapat mengakibatkan kerusakan sel.

d. Penyakit Degeneratif. Penyakit ini disebabkan asam lemak tak jenuh dalam jaringan sel terserang radikal bebas sehingga terjadi reaksi antar sel dan menghasilkan senyawa peroksida yang merusak sel.

e. Proses Penuaan yaitu kerusakan jaringan akibat radikal bebas dapat menyebabkan elastisitas kolagen merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen kecoklatan.

2.3. Aterosklerosis

2.3.1. Definisi Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan dan pengerasan dinding arteri. Lesi mengandung deposit lemak dan mengalami


(27)

kalsifikasi, mengakibatkan obstruksi pembuluh darah, agregasi trombosit dan vasokonstriksi abnormal (Brashers, 2007). Aterosklerosis atau kekakuan pembuluh darah arteri atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan di mana terjadinya penimbunan lemak bercampur kalsium dan sel darah pada dinding pembuluh darah arteri (Kabo, 2008).

Jansen pada tahun 2006 menyebutkan bahwa aterosklerosis adalah salah satu bentuk dari arteriosklerosis. Arteriosklerosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya elastisitas (pengerasan) dari arteri karena penebalan dinding pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit jantung degeneratif, stroke dan penyakit arteri lainnya. Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma) dalam nadi. Pengendapan lemak seperti ini disebut plaque (plak), terutama terdiri atas kolesterol dan esternya dan cenderung terjadi di titik-titik percabangan nadi (bifurcation) sehingga mengganggu aliran darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah tidak begitu keras.

2.3.2. Faktor resiko Aterosklerosis

Faktor resiko atau atherogenic factor adalah semua faktor yang dapat mendorong pembentukan aterosklerosis secara signifikan. Hal itu merupakan perubahan pola kehidupan masyarakat suatu bangsa yang dalam istilah Robert E. Kwalski (dalam buku Cholesterol and Children, 1988) adalah atherogenic way of life (cara hidup yang aterogenik). Harrisons (1987) dalam Sitepoe (2008) menyatakan bahwa faktor resiko pembentukan aterosklerosis dibedakan menjadi non-reversible (umur, jenis kelamin, riwayat keluarga), reversible (merokok, hipertensi, obesitas), parsial reversible (kadar lipid dalam darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kadar HDL dalam darah rendah) dan faktor lain (kurang bergerak/olahraga, stres dan tipe kepribadian).

Brashers (2007) menyatakan bahwa faktor risiko dan kemungkinan mekanisme cedera untuk aterosklerosis meliputi displidemia (peningkatan kolesterol LDL, penurunan HDL, peningkatan trigliserida, peningkatan lipoprotein a), merokok,


(28)

hipertensi, jenis kelamin pria, wanita setelah menopause (defisiensi estrogen), usia di atas 50 tahun, diabetes (resistensi insulin), peningkatan fibrinogen serum, peningkatan homosistein serum, diet tinggi lemak, obesitas dan riwayat keluarga.

2.3.3. Gambaran Klinik Aterosklerosis

Mitchell (2008) menyatakan bahwa aterosklerosis dapat di mulai pada masa kanak-kanak walaupun secara khas tidak memberikan gejala apa pun selama berpuluh tahun sampai pada akhirnya bermanifesatasi sendiri melalui salah satu mekanisme berikut, yaitu :

a. Penyempitan tersamar lumen vaskuler (misalnya gangren pada tungkai bawah terjadi karena aterosklerosis yang menimbulkan stenosis dalam arteri poplitea). b. Ruptur plak atau lesi superfisial yang diikuti oleh pembentukan trombus sehingga

terjadi oklusi lumen yang tiba-tiba (misalnya infark miokardium terjadi setelah oklusi lumen oleh trombus dari ateroma koroner yang lepas).

c. Kelemahan dinding pembuluh darah yang diikuti oleh pembentukan aneurisma dan mungkin pula ruptur (misalnya aneurisma aorta abdominalis).

d. Pembentukan sumber tromboembolus atau debris ateroembolus yang menyebabkan kerusakan organ di sebelah distal (misalnya infark renal setelah embolisasi kolesterol dari plak aorta yang mengalami ulserasi).

Gambaran klinis aterosklerosis menurut Corwin (2009) biasanya terjadi pada tahap akhir perjalanan penyakit. Gejala aterosklerosis tersebut meliputi :

a. Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah, terutama terjadi selama atau setelah olahraga. Keadaan ini disebabkan buruknya aliran darah yang melewati pembuluh aterosklerotik yang memperdarahi tungkai bawah. Pada saat kebutuhan oksigen otot tungkai akan meningkat, maka aliran yang terbatas tersebut tidak dapat menyuplai oksigen yang dibutuhkan dan terjadi nyeri akibat iskemia otot.


(29)

b. Peka terhadap rasa dingin karena aliran darah ke ekstremitas tidak adekuat.

c. Perubahan warna kulit karena berkurangnya aliran darah ke suatu daerah area tubuh. Akibat iskemia, area daerah tersebut menjadi pucat. Hal ini diikuti respons autoregulasi lokal sehingga hiperemia (peningkatan aliran darah) dan kulit merona merah.

d. Dapat diraba penurunan denyut arteri di sebelah hilir dari lesi aterosklerotik. Apabila aliran darah tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan metabolik, dapat terjadi nekrosis sel dan gangren.

2.3.4. Pembentukan Aterosklerosis

Aterosklerosis diawali dengan masuknya kolesterol ke robekan kecil pada bagian dalam dinding arteri (endotelium) sehingga kolesterol dan zat lain terperangkap di area yang rusak tersebut. Kolesterol LDL mengalami perubahan kimiawi melalui proses oksidasi. Kemudian monosit (jenis sel darah putih terbesar) tertarik ke area yang luka tersebut. Monosit berkembang menjadi makrofag (sel berukuran besar yang memakan partikel asing). Makrofag menyerap kolesterol LDL yang telah mengalami perubahan dan makrofag berubah menjadi sel busa (foam cell) di bagian dalam dinding arteri. Sel busa kemudian mati, melepaskan kolesterol yang terlihat sebagai deposit lemak di bagian dalam dinding arteri. Selanjutnya sel otot mensekresi jaringan fibrosa sebagai usaha untuk menutupi deposit kolesterol. Seiring waktu, garis deposit lemak berkembang menjadi plak (struktur ‘fibro-fatty’) dan mulai menghambat aliran darah dalam arteri. Plak akhirnya dapat pecah atau ruptur akibat tekanan mekanik dari luar dan akibat proses kimiawi yang terjadi di dalam plak tersebut. Kemudian trombosit tertarik ke area tersebut dan mulai membentuk bekuan darah. Lesi tersebut dapat menyumbat secara total aliran darah dalam arteri atau disebut dengan aterosklerosis (Morrell, 2005).


(30)

2.3.5. Aterosklerosis dan Radikal Bebas

Kolesterol dan bahan lemak lainnya diangkut keliling aliran darah dalam bentuk badan-badan lemak kecil yang disebut dengan lipoprotein. Lipoprotein adalah kombinasi kimia longgar dari protein dan lemak. Ada dua bentuk utamanya yaitu lipoprotein berkepadatan rendah (LDL) dan lipoprotein berkepadatan tinggi (HDL). Tingkat kepadatan ini berasal dari proporsi kandungan protein. HDL memiliki banyak protein dan sedikit kolesterol, sedangkan LDL memiliki sedikit protein dan banyak kolesterol. Selain itu, LDL membawa kolesterol dan lemak lain dari hati ke jaringan termasuk arteri, sedangkan HDL membawa kolesterol dan lemak dari jaringan ke hati. Lipoprotein tidak dapat menembus jaringan yang utuh. Cara kerjanya adalah lipoprotein dibawa ke suatu tempat dimana kebutuhan pembuluh darah akan bahan ini begitu kecil sehingga LDL dapat berkontak langsung dengan sel targetnya. LDL yang telah diserang radikal bebas dan dioksidasi akan jauh lebih ganas dibandingkan LDL normal yang jinak. LDL yang telah teroksidasi dapat mencari jalan sendiri melalui lapisan dalam dinding arteri sedemikian rupa sehingga dapat mendepositkan bebannya di bawah lapisan permukaan. Selain itu, radikal bebas juga dapat bereaksi dengan cara lain yaitu dengan mencederai sel-sel lapisan dalam arteri (endotelium) dan sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah melalui dua cara yaitu mencegah sel pemakan (fagosit) melakukan tugasnya dengan benar dan dengan mendorong pembentukan sel fagosit busa yang besar yang mengandung plak kolesterol (Youngson, 1998).

2.4. Kanker

2.4.1. Definisi Kanker

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal di luar batas kewajaran dan sangat liar. Keadaan kanker terjadi jika sel-sel normal berubah dengan pertumbuhan yang sangat cepat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh tubuh dan tidak terbentuk


(31)

(Junaidi, 2007). American Cancer Society (2008) menyatakan kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan sel-sel yang tidak terkontrol dan abnormal. Kanker dapat disebabkan oleh faktor eksternal (infeksi, radiasi, zat kimia tertentu, tembakau) dan faktor internal (mutasi, hormon, kondisi sistem imun) yang memicu terjadinya proses karsinogenesis (pembentukan kanker).

2.4.2. Penyebab Kanker

Junaidi (2007) menyebutkan terdapat beberapa penyebab kanker yang telah diketahui, di antaranya adalah :

1. Faktor Keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker dibandingkan dengan keluarga lainnya. Sebagai contoh, resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5 sampai 3 kali jika ibu atau saudara perempuannya menderita kanker payudara juga.

2. Faktor Lingkungan

Salah satu penyebab kanker yang paling penting adalah rokok. Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih. Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok yang paling berbahaya dan dapat menyebabkan kanker antara lain adalah asetonnitrit dan dioksin, gas nitrogen yang menyebabkan nitrosamine yang bersifat karsinogen, zat polynuclear aromatic hydrocarbons (PAH) yang terdapat dalam tar yang bersifat karsinogen dan merusak DNA, polonium dan asetaldehid bersifat karsinogen terutama pada kulit. Pemaparan yang berlebihan pada sinar ultraviolet matahari dapat menyebabkan kanker kulit. Pemaparan uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian. Selain itu, radiasi ionisasi yang digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom juga merupakan bahan yang dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).


(32)

3. Makanan

Makanan dapat menjadi faktor resiko terjadinya kanker terutama kanker pada saluran pencernaan. Beberapa contoh jenis makanan penyebab kanker seperti zat pewarna dan pengawet pada makanan atau minuman, heterocyclic amines (HCA) yang terdapat pada daging yang digoreng atau dibakar secara berlebihan dalam waktu lama sehingga terlalu matang dan HCA merupakan zat penyebab mutasi sel (mutagen) yng merangsang pertumbuhan radikal bebas yang dapat merusak gen DNA, produk-produk asam lemak trans (Trans Fatty Acids=TFA) seperti margarin, produk yang diproses secara hidrogenasi, telur gosong atau yang kering, logam berat seperti merkuri yang sering tedapat pada makanan laut yang tercemar seperti kerang, ikan dan sebagainya.

4. Infeksi

Virus tertentu dapat menyebabkan kanker pada manusia seperti virus papiloma yang menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) yang merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita, virus sitomegalo menyebabkan sarcoma kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah), virus hepatitis menyebabkan kanker hati dan virus Epstein-barr menyebabkan limfoma Burkitt. Parasit Schistosoma (Bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Selain itu, infeksi oleh Clonorchis dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.

5. Zat karsinogen

Beberapa zat karsinogen yang memicu terjadinya kanker antara lain arsen, asbes, krom, nikel memicu kanker paru-paru, benzene dan agen alkilating memicu leukemia, oksimetolon memicu kanker hati, amin aromatik memicu kanker kandung kemih dan alkohol memicu kanker kerongkongan, mulut dan tenggorokan.


(33)

6. Gangguan keseimbangan hormonal

Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron dapat meningkatkan resiko kanker payudara, kanker leher rahim dan kanker rahim pada wanita, serta kanker prostat dan buah zakar pada pria.

7. Radikal bebas

2.4.3. Gambaran Klinik Kanker

Beberapa gejala kanker di antaranya adalah nyeri (dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan saraf dan pembuluh darah di sekitarnya), perdarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar (misalnya ludah, batuk, dan muntah yang berdarah, mimisan terus-menerus, darah dalam air kemih atau tinja dan cairan putting susu atau liang senggama yang mengandung darah), perubahan kebiasan buang air besar, penurunan berat badan secara cepat, benjolan pada payudara atau tempat lain, batuk yang menetap, suara serak, gangguan pencernaan, luka yang tidak sembuh, perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok dan anemia (Junaidi, 2007).

2.4.4. Mekanisme Terjadinya Kanker

Sel-sel kanker terbentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses kompleks yang disebut transformasi. Yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Teori inisiasi-promosi menyatakan bahwa langkah pertama karsinogenesis adalah mutasi menetap dari DNA sel selama transkripsi DNA. Agar kanker dapat terbentuk dari kejadian awal ini, maka harus ada interaksi yang berlangsung lama bagi sel tersebut dengan berbagai zat promotor (zat yang merangsang reproduksi dan pembelahan sel). Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan menetap tertentu dalam bahan genetik sel yang memancing sel akan menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar ultraviolet matahari. Promosi merupakan proses induksi


(34)

tumor pada sel yang sebelumnya telah diinisiasi oleh zat kimia sehingga berubah menjadi ganas (Junaidi, 2007). DNA mengandung gugus reaktif yang sensitif terhadap serangan radikal bebas dan kerusakan oksidatif dapat menjurus ke mutasi yang merusak (Silalahi, 2006).

2.4.5. Kanker dan Radikal Bebas

Zat radikal bebas mengandung muatan elektron bebas yang dapat merusak sel-sel yang ada di dalam tubuh. Muatan elektron bebas yang tidak stabil ini dapat merusak DNA yang berperan dalam genetika sel tubuh sehingga menyebabkan mutasi sel dan pertumbuhan sel kanker. Setiap sel di dalam tubuh manusia dapat menahan 1.000-10.000 serangan zat radikal bebas yang menyerang DNA setiap hari. Jika tubuh kekurangan antioksidan dalam sistem pertahanannya, kerusakan DNA dapat tidak bisa dihindari dan dapat menyebabkan penyakit kanker (Bangun, 2005).

2.5. Diabetes Melitus

2.5.1. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati (Schteingart, 2005). Menurut Brunner & Suddarth (2002) dalam Cyber (2009) diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.

Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin paling lazim yang ditandai oleh kelainan metabolik dan komplikasi jangka panjang yang melibatkan mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Foster, 2002). Gustaviani (2006) menyatakan bahwa


(35)

diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

2.5.2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Cyber (2009) menyatakan bahwa klasifikasi diabetes melitus menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) ada 4 yang terdiri dari diabetes tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), diabetes tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM]) yang terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin, diabetes melitus tipe lain dan diabetes melitus gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus [GDM]).

2.5.3. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Jika hiperglikemia yang terjadi berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka akan timbul glikosuria. Glikosuria akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pada diabetes tipe I terdapat gejala yang eksplosif dengan polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, polifagia, lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu dan bisa timbul ketoasidosis. Pada diabetes tipe II tidak timbul gejala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa (Schteingart, 2005).


(36)

2.5.4. Patofisiologi Diabetes Melitus

Foster (2000) menyebutkan pada saat diabetes melitus tergantung insulin muncul, sebagian besar sel beta pankreas sudah rusak. Pada keadaan ini harus ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini dan keadaan lingkungan biasanya memulai proses tersebut pada individu dengan kerentanan genetik, misalnya faktor infeksi virus atau makanan. Tahap selanjutnya adalah adanya serangkaian respon peradangan pankreas yang disebut dengan insulitis. Sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah monosit/makrofag dan limfosit T teraktivasi. Selanjutnya terjadi perubahan atau transformasi sel beta sehingga tidak lagi dikenali sebagai sel sendiri tetapi dilihat oleh sistem imun sebagai sel asing. Karena sel pulau dianggap sebagai sel asing maka terbentuk antibodi sitotoksik dan bekerja bersama-sama dengan mekanisme imun seluler. Hasil akhirnya adalah perusakan sel beta dan terjadinya diabetes. Diabetes melitus tipe 2 yang tidak tergantung insulin mempunyai dua defek fisiologi, yaitu sekresi insulin abnormal dan resitensi terhadap kerja insulin pada jaringan target.

Menurut Brunner & Suddarth (2002) dalam Cyber (2009) pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi). Pada DM tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak


(37)

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Sedangkan untuk Diabetes Gestasional terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.

2.5.5. Diabetes Melitus dan Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, diabetes melitus, jantung koroner akibat peningkatan dan penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Untuk mencapai kondisi stabil, oksigen radikal bebas akan menangkap elektron dari senyawa-senyawa penyusun sel maupun organ, baik karbohidrat, protein ataupun lemak. Radikal bebas akan merusak DNA sel yang dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang abnormal. Radikal bebas juga dapat menyerang organel-organel sel yang mengakibatkan kematian sel yang berujung pada penurunan fungsi organ dan penyakit degeneratif. Selain itu, oksidasi radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas sehingga menurunkan kemampuan untuk memproduksi insulin (JMW, 2010). Halliwel (1999) dalam Endrinaldi (2007) menyebutkan bahwa hiperglikemia yang merupakan ciri dari diabetes dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas melalui beberapa mekanisme, dengan arti kata terjadinya peningkatan stress oxidative. Peningkatan stress oksidatif pada penderita DM menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh (endogen) dan peningkatan produksi MDA di dalam membran eritrosit dimana MDA merupakan petanda


(38)

peroksida lipid. Malondialdehid (MDA) merupakan salah satu produk final dari lipid peroksidasi, senyawa ini terbentuk akibat degradasi dari radikal bebas hidroksil terhadap asam lemak tak jenuh, yang selanjutnya di transformasi menjadi radikal yang sangat reaktif. Kemampuan radikal hidroksil membentuk reaksi rantai dengan abstraksi 1 atom hidrogen dari membran sel terbentuklah lipid peroksida. Kelanjutan dari reaksi ini terputusnya rantai asam lemak menjadi senyawa MDA, 9-hidroksi nonenal, etana dan pentana. Semua aldehid ini mempunyai daya perusak yang tinggi terhadap sel tubuh (Tjokroprawiro, 1999) dalam Endrinaldi (2007).


(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Tingkat Pengetahuan

Mahasiswa Radikal bebas

3.2. Defenisi Operasional

a. Pengetahuan mahasiswa : segala sesuatu yang diketahui oleh pelajar yang mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang radikal bebas dan penyakit yang dapat ditimbulkannya.

b. Radikal bebas : molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa adalah kuesioner dengan cara pengukuran menggunakan skala ordinal. Pertanyaan yang diajukan sebanyak 15 buah dengan pilihan jawaban :

a. Jawaban yang paling benar diberi skor 2 b. Jawaban yang mendekati benar diberi skor 1 c. Jawaban yang salah diberi skor

Hasil pengukuran pada penelitian adalah : a. Pengetahuan kurang = 0-11 b. Pengetahuan sedang = 12-23 c. Pengetahuan baik = 24-30


(40)

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori menurut Pratomo (1986), yaitu :

a. Baik, apabila skor jawaban responden > 75% dari nilai tertinggi. b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi c. Kurang, apabila skor jawaban responden < 40% dari nilai tertinggi.


(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan pendekatan deskriptif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada bulan Agustus-September 2010. Penelitian dilakukan di fakultas kedokteran dikarenakan menurut peneliti perlu diketahuinya tingkat pengetahuan mahasiswa FK yang nantinya akan menjadi dokter dan berhadapan dengan penyakit-penyakit yang akan dibahas.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 karena mahasiswa di angkatan ini sudah berada pada semester akhir dan akan segera menjalani masa co assistent (coass). Maka dari itu peneliti merasa perlunya diketahui tingkat pengetahuan mahasiswa angkatan 2007 tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit sehingga dapat diaplikasikan dan memberitahukannya kepada pasien ketika menjalani masa coass di rumah sakit.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu setiap mahasiswa yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah mahasiswa yang diperlukan terpenuhi.


(42)

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007. b. Bersedia menjawab kuesioner yang diberikan.

Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah : a. Mahasiswa/i yang tidak datang ke kampus b. Tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap. c. Tidak mengembalikan kuesioner yang diberikan.

Besarnya sampel untuk angkatan 2007 ditentukan dari rumus Vincent Gasperz (Wahyuni, 2007), yaitu:

n =

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu, P = Harga proporsi di populasi, jika tidak diketahui maka p = 0.5

d = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian ini dipakai d = 0,05

N = Jumlah populasi

n

= (456) x (1,96)² x 0,5 (1-0,5) (456-1) x 0,05² + (1,96)² x 0,5 (1-0,5)

n

= 437,9424

2, 0979

n

= 208, 75


(43)

Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi mahasiswa angkatan 2007 adalah sebanyak 456 orang maka didapati besar sampel sebanyak 209 orang (pembulatan dari 208,75).

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode kuesioner yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti. Banyaknya pertanyaan yang akan diajukan kepada tiap responden adalah sebanyak 15 pertanyaan. Kuesioner yang diberikan kepada responden sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas kepada 20 orang responden yang juga merupakan mahasiswa fakultas kedokteran namun di universitas yang berbeda. Dari hasil uji validitas dan uji reabilitas didapat semua pertanyaan pengetahuan yang valid dan reliabel seperti yang tercantum pada tabel 4.1.


(44)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Pertanyaan Total Status Alpha

Correlation

Pearson

Pengetahuan 1 0,750 Valid 0,918 2 0,753 Valid 3 0,494 Valid 4 0,853 Valid 5 0,664 Valid 6 0,685 Valid 7 0,657 Valid 8 0,694 Valid 9 0,566 Valid 10 0,570 Valid 11 0,603 Valid 12 0,791 Valid 13 0,731 Valid

14 0,716 Valid 15 0,722 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan bahwa nilai reabilitas adalah sebesar 0,918 (> 0,44) maka kuesioner yang dipakai dalam penelitian adalah reliabel.

4.4.2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang diperoleh dari bagian pendidikan fakultas.


(45)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah dengan memakai bantuan program SPSS. Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah editing di mana pada tahap ini peneliti akan memeriksa kuesioner yang telah diisi, apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya. Kemudian coding, yaitu data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. Tahap berikutnya adalah entry yang merupakan kegiatan memasukan data dari hasil kuesioner ke dalam komputer setelah kuesioner terisi semua. Selanjutnya adalah cleaning data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Kemudian data disimpan pada proses saving dan terakhir adalah analysis data dengan analisa deskriptif program SPSS.


(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Secara geografis kota Medan terletak di sebelah barat, timur dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan di sebelah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka serta terletak pada koordinat 3o30’ – 3o43’ Lintang utara dan 98o – 98o

44’ Bujur timur. Di kota medan terdapat Universitas Sumatera Utara yang terletak di daerah Padang Bulan. Salah satu program pendidikan yang ada di Universitas Sumatera Utara adalah pendidikan dokter. Fakultas Kedokteran adalah fakultas pertama yang terdapat di Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari 28 departemen. Fakultas ini didirikan tanggal 20 Agustus 1952 bertempat, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Fakultas kedokteran beralamatkan di Jl. dr. Mansyur No. 5 Medan. Gedung fakultas kedokteran berbatasan dengan fakultas psikologi di sebelah kiri dan dengan fakultas kesehatan masyarakat di bagian belakang, sedangkan di sebelan kanan merupakan pintu gerbang 1 kompleks Universitas Sumatera Utara ( Jalan Universitas).

5.1.2. Karakteristik Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 209 orang dengan karakteristik seperti pada tabel berikut:

a. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 78 37,3 %

Perempuan 131 62,7 %


(47)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 131 orang (62,7%) dan sebagian kecil lagi adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 78 orang (37,3%)

b. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan kelompok umur

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur

Umur Jumlah Persen (%)

19-20 70 33,5 %

21-23 129 61,7 %

>23 10 4,8 %

Total 209 100 %

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa jumlah responden mayoritas berusia antara 21-23 tahun yaitu 129 orang (61,7%), diikuti responden yang berusia antara 19-20 tahun yaitu 70 orang (33,5%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berusia antara >23 tahun yaitu 10 orang (4,8%).

c. Karakteristik mahasiswa FK USU 2007 berdasarkan kewarganegaraan Tabel 5.3. Distribusi responden berdasarkan kewarganegaraan

Suku bangsa Jumlah Persen (%)

Indonesia 172 82,3 %

Malaysia 37 17,7 %

Total 209 100 %

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa dari seluruh responden terdapat mayoritas yang berkewarganegaraan Indonesia yaitu sebanyak 172 orang (82,3%) dan sebagian lagi berkewarganegaraan malaysia yaitu 37 orang (17,7 %).


(48)

5.1.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit

Kuesioner yang telah dibagikan kepada responden berisi 15 buah pertanyaan dengan masing-masing 3 pilihan jawaban. Untuk lebih jelasnya distribusi pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan kuesioner

Salah Mendekati Benar No Pertanyaan (skor 0) benar (skor 1) (skor 2) N % N % N % 1. Pengertian radikal bebas 63 30,1 9 4,3 137 65,6 2. Radikal bebas endogen 144 68,9 39 18,7 26 12,4 3. Radikal bebas eksogen 4 1,9 19 9,1 186 89 4. Tahap pembentukan radikal bebas 42 20,1 6 2,9 161 77 5. Proses pembentukan radikal bebas 62 29,7 38 18,2 109 52,2 6. Kandungan radikal bebas 18 8,6 48 23 143 68,4 7. Contoh radikal bebas 114 54,5 50 23,9 45 21,5 8. Reaksi akibat radikal bebas 13 6,2 20 9,6 176 84,2 9. Contoh antioksidan 5 2,4 11 5,3 193 92,3 10. Penyakit akibat radikal bebas 9 4,3 59 28,2 141 67,5 11. Pengertian aterosklerosis 4 1,9 7 3,3 198 94,7 12. RB sebabkan aterosklerosis 40 19,1 126 60,3 43 20,6 13. Radikal bebas sebabkan kanker 23 11 107 51,2 79 37,8 14. Radikal bebas sebabkan diabetes 58 27,8 105 50,2 46 22 15. Radikal bebas sebabkan katarak 96 45,9 71 34 42 20,1 Total 209 100 209 100 209 100


(49)

Dari tabel 5.4. diketahui bahwa mayoritas responden menjawab pertanyaan dengan benar pada pertanyaan nomor 11 sebanyak 198 orang (94,7%). Sedangkan mayoritas responden menjawab pertanyaan salah adalah pada nomor 2 sebanyak 144 orang (68,9%).

Tabel 5.5. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Kurang 0 0

Sedang 111 53,1%

Baik 98 46,9%

Total 209 100 %

Pada tabel 5.5. dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tidak ada yang digolongkan kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar tingkat pengetahuan responden dapat digolongkan ke dalam kategori sedang yaitu sebanyak 111 orang (53,1%) dan sebagiannya lagi tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 98 orang (46,9%).

5.2. Pembahasan

Pertanyaan dalam kuesioner ini berisi 15 pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit. Responden dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 sebanyak 209 orang. Dari seluruh kuesioner yang telah diberikan, mayoritas responden telah mengetahui pengertian radikal bebas (65,6%), tetapi mereka belum mengetahui contoh radikal bebas endogen (68,9%) sedangkan untuk contoh radikal bebas eksogen, responden sudah banyak yang mengetahuinya (89%). Hal ini mungkin dapat disebabkan karena responden lebih sering mendengar contoh radikal bebas yang umum dalam kehidupan


(50)

sehari-hari, seperti merokok dan polusi udara. Dalam keadaan normal, radikal bebas endogen dapat dikendalikan oleh mekanisme alamiah tubuh, namun dengan adanya radikal bebas eksogen yang semakin sulit dihindari dan kualitasnya meningkat terus setiap waktu, maka tubuh mengalami oxidative stress atau kelebihan radikal bebas dan mengakibatkan ketidakseimbangan dan gangguan mekanisme pengendalian-pengendalian efek merusak dari radikal bebas sehingga terjadi kerusakan secara beruntun pada sel-sel organ tubuh (Yuliarti, 2010).

Mayoritas responden telah mengetahui tahap pembentukan radikal bebas (77%), proses pembentukan radikal (59,2%) dan molekul-molekul yang terkandung dalam radikal bebas (68,4%). Menurut Silalahi (2006) pembentukan radikal bebas dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan berlangsung sepanjang hidup dan menjadi penyebab utama dari proses penuaan dan berbagai penyakit degeneratif. Sebagian responden juga belum mengetahui radikal bebas yang penting dalam kehidupan (54,5%) dan dapat menjadi sangat berbahaya. Selain itu diketahui pula bahwa mayoritas responden telah mengetahui reaksi yang dapat timbul akibat radikal bebas (84,2%) dan contoh antioksidan yang dapat dikonsumsi untuk melawan radikal (92,3%). Antioksidan memegang peranan dasar dalam menghancurkan radikal bebas dan memperlambat oksidasi jaringan oleh radikal bebas. Antioksidan yang paling utama adalah betakaroten, vitamin C, vitamin E, selenium dan seng (Thomas, 2006).

Mayoritas responden juga telah mengetahui jenis-jenis penyakit yang dapat ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas (67,5%). Toksisitas oksigen berkaitan dengan pembentukan radikal bebas oksigen yang melalui interaksinya dengan lemak, protein, karbohidrat dan DNA menyebabkan disfungsi sel sehingga timbul berbagai penyakit seperti aterogenesis (aterosklerosis), diabetes, kanker, katarak, penuaan dini, penyakit Parkinson, sindrom Down, gagal ginjal akut, dll (Marks, 1996) di mana kebanyakan responden telah mempunyai pengertian yang cukup baik mengenai aterosklerosis (94,7%) namun masih ada responden yang belum mengetahui bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan katarak (45,9%). Secara keseluruhan, hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar responden


(51)

mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang tentang radikal bebas, penyakit yang dapat ditimbulkannya dan bagaimana penyakit tersebut bisa terjadi, yaitu sebanyak 111 orang (53,1%), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 98 orang (46,9%) mempunyai pengetahuan yang baik.

Menurut peneliti, hasil yang didapat pada penelitian ini adalah kurang memuaskan karena mengingat responden sebagai calon dokter sangat perlu mengetahui tentang radikal bebas dan bahaya yang dapat ditimbulkannya di kemudian hari. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya informasi yang dimiliki mahasiswa tentang radikal bebas sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuannya, dimana menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber informasi yang digunakan. Padahal pada masa sekarang ini radikal bebas merupakan salah satu masalah (issue) yang penting dan sedang berkembang. Selain itu, mahasiwa yang menjadi sampel penelitian telah berada pada semester akhir perkuliahan, telah mempelajari semua materi yang diberikan oleh fakultas dan akan segera memasuki masa co assistant (coass) di rumah sakit, maka seharusnya menurut peneliti tingkat pengetahuan yang dimiliki mahasiswa berada pada kategori baik sehingga pada nantinya mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya ketika menjadi dokter dan dapat dilakukan tindakan preventif untuk mengurangi prevalensi penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 131 orang (62,7%), termasuk dalam kelompok umur 21-23 tahun yaitu sebanyak 129 orang (61.7%) dan bersuku bangsa Indonesia yaitu sebanyak 172 orang (82,3%).

2. Tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara tentang pengaruh radikal bebas terhadap timbulnya penyakit pada umumnya berada pada tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 111 orang (53,1%).

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam proses penelitian dan bagi masyarakat yang membaca penelitian ini. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya radikal bebas dalam menimbulkan penyakit.

2. Perlunya motivasi yang kuat dari responden untuk meningkatkan pengetahuannya.

3. Responden diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam aktifitas sehari-hari.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga, 2009.

2010]

American Cancer Society, 2008. Cancer Facts & Figures. Atlanta: American cancer Society.

Atinia, Sri Murwani, 2006. Chlamydia pneumoniae Penyebab Penyakit-Penyakit Kardiovaskuler. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Available from : 2010]

Bangun, A.P., 2005. Jus Buah & Sayuran Untuk Mengatasi Kanker. Jakarta : Agromedia.

Brashers, Valentina L., 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan & Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Budiana, 2007. Serangan Nyeri Dada. Available from :


(54)

Cyber, Nurse, 2009. Konsep Diabetes Melitus. Available from :

[Accessed 4 April 2010]

Endrinaldi, 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E Terhadap Kadar MDA dan Kolesterol Darah Kelinci Diabetes Melitus (DM) Akibat Induksi Aloksan. Bagian Kimia Fakultas Kedoketeran Universitas Andalas. Available from :

repository.unand.ac.id/.../Hal_51_Pengaruh_pemberian_vitamin_C_dan_E-Judul.doc [Accessed 4 Desember 2010]

Foster, Daniel W., 2000. Diabetes Mellitus. In : Asdie, Ahmad H., ed. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dala. Volume 5. Jakarta: EGC, 2196-2201.

Gustavini, Reno, 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

JMW, 2010. Penemuan Terbesar Setelah Penicilin. Available from :

Junaidi, Iskandar, 2007. Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Kaban, Sempakata, 2008. Pengembangan Model Pengendalian Kejadian Penyakit

Diabetes Melitus Tipe 2 Di Kota Sibolga Tahun 2005. USU e-Repository.

Available from :


(55)

Kabo, Peter, 2008. Mengungkap Pengobatan PENYAKIT JANTUNG KORONER Kesaksian Seorang Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kumalaningsih, Sri, 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Kusumadewi, 2002. Perawatan dan Tata Rias Wajah Wanita Usia 40+. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lestari, 2007. Identifikasi Risiko dan Gejala Penyakit Jantung Koroner. Available from :

LHS, 2008. Epidemiologi Kanker di Dunia. Available from :

April 2010]

Marks, Dawn B., 1996. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Editor Edisi bahasa Indonesia, Joko Suyono. Jakarta : EGC.

Menkes, 2009. Aktivitas Fisik dan Diet Seimbang Mencegah Kanker. Available from : [Accessed 10 Maret 2010]

Morrell, Jonathan, 2005. Simple Guide: Kolesterol. Erlangga.


(56)

Nenk, 2009. Arteri Koroner (Coronary Heart Disease. Available from :

[Accessed 4 Desember 2010]

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud.

Pribadi, Iqbal, 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Psidium guajava L. Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikril Hidrazil) Serta Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Totalnya. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from :

Richard N, Mitchell et all. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran. Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC.

Sa’ad, Muhammad, 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Isolat A Dan B Fraksi IV Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) Dengan Metode DPPH. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from :

Schteingart, David E., 2005. Pankreas : Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. In : Hartanto, Huriawati. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC, 1260-1264.


(57)

Silalahi, Jansen, 2006. Makanan Fungsional. Jogyakarta : Kanisius.

Sitepoe, Mangku, 2008. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Sitorus, Marham, 2008. Kimia Organik Fisik. Jogyakarta: Graha Ilmu.

Sjamsul, Arief. Radikal Bebas. Available from :

[Accesed 10 Maret

2010]

Suara Pembaruan Daily, 2007. 800.000 Orang Indonesia Terserang Kanker Tiap Tahun.

Available from :

http://202.169.46.231/News/2007/05/14/Utama/ut01.htm [Accessed 1 Mei 2010]

Suyono, Slamet, 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. In : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tapan, Erik, 2005. Kanker, Antioksidan & Terapi Komplementer. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Thomas, Tessa, 2006. Face Lift 10 Menit. Erlangga.

Toruan, Phaidon L., 2007. Fat-Loss Not Weight-Loss. Koswara, Rani Andriani, ed. Jakarta: Trans Media.


(58)

Wahyuni, Arlinda Sari, 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication

Youngson, Robert, 1998. Antioksidan : Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Jakarta : Arcan

Yuliarti, Nurheti, 2010. Sehat, Cantik, Bugar Dengan Herbal Dan Obat Tradisiona. Yogyakarta : Penerbit Andi.


(59)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Indri Maria Benazir

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 12 September 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Suka Terang No. 5A STM 20146 Riwayat Pendidikan : 1. TK Eria Medan (1994-1995)

2. SD Harapan 2 Medan (1995-2001) 3. SMP Negeri 1 Medan (2001-2004) 4. SMA Negeri 1 Medan (2004-2007) Riwayat Pelatihan : 1. Workshop Resusitasi Jantung Paru Otak dan Traumatologi TBM FK USU PEMA FK USU

2. TBM Camp oleh TBM FK USU PEMA FK USU Riwayat Organisasi : 1. Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Negeri 1 Medan

2. Pengurus TBM FK USU PEMA FK USU 2009 3. Bendahara PEMA FK USU 2010


(60)

Lampiran 2

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin : Umur / Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dan saya menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya.

Medan, 2010 Peneliti, Yang membuat pernyataan,


(61)

Lampiran 3

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP TIMBULNYA

PENYAKIT

Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban di bawah ini

1. Menurut anda, apakah pengertian dari radikal bebas ? a. Bahan kimia yang beracun bagi tubuh manusia

b. Molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya c. Molekul yang jumlah elektronnya ganjil

2. Apakah contoh sumber radikal bebas endogen yang anda ketahui ? a. Olahraga yang berlebihan dan stress

b. Produksi dari proses metabolik anaerob c. Peradangan akibat menderita sakit kronik

3. Apakah contoh sumber radikal bebas eksogen yang anda ketahui ? a. Konsumsi zat kimia termasuk obat-obatan

b. Radiasi dan asap rokok c. Hasil limbah pabrik

4. Menurut anda, tahapan pembentukan radikal bebas terdiri dari apa saja ? a. Primer, sekunder dan tersier

b. Permulaan dan pertumbuhan c. Inisiasi, propagasi dan terminasi

5. Apakah proses yang terjadi dalam pembentukan radikal bebas ? a. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi tiga b. Penambahan elektron pada molekul


(62)

6. Apa saja yang dapat terkandung dari suatu radikal bebas ? a. Oksigen, hidrogen dan karbon

b. Oksigen dan hidrogen

c. Oksigen, hidrogen, dan argon

7. Apakah contoh radikal bebas yang anda ketahui dan penting bagi tubuh ? a. Radikal fenyldiazine

b. Peroksida c. Radikal hiroksil

8. Apakah reaksi yang terjadi akibat perusakan oleh radikal bebas ? a. Kerusakan DNA dan protein sel

b. Peroksidasi lemak

c. Jumlah molekul elektron lain bertambah

9. Apa saja contoh anti oksidan yang dapat digunakan untuk melawan radikal bebas ?

a. Vitamin C dan E b. Beta carotene c. Vitamin B dan D

10.Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas ? a. Katarak, kanker, penuaan dini

b. Gagal ginjal, asma, hepatomegali, kanker, katarak

c. Diabetes mellitus, kanker, katarak, penuaan dini, aterosklerosis

11.Menurut anda, apakah pengetian dari aterosklerosis ? a. Penumpukan plak pada pembuluh darah

b. Batu yang menyumbat di pembuluh darah arteri c. Merupakan salah satu bentuk dari arteriosklerosis

12.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan aterosklerosis ? a. Plak akibat radikal bebas menyebabkan aliran darah terganggu b. Molekul besar lemak yaitu LDL teroksidasi oleh radikal bebas c. Radikal bebas menarik zat sehingga menumpuk di pembuluh darah


(63)

13.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya kanker ?

a. Radikal bebas menyerang DNA sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

b. Radikal bebas menyerang DNA dan RNA sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

c. Radikal bebas menyerang mitokondria sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

14.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus ? a.

b.

Radikal bebas merusak struktur seluler jaringan tubuh

c. Radikal bebas secara langsung merusak dinding, plasma dan DNA sel.

Radikal bebas merusak insulin

15.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan penyakit katarak ?

a. Kerusakan protein pada lensa mata akibat adanya elektron yang berlebih dari radikal bebas

b. Kerusakan protein pada lensa mata akibat elektron diambil oleh radikal bebas


(1)

Communication

Youngson, Robert, 1998. Antioksidan : Manfaat Vitamin C & E Bagi Kesehatan. Jakarta : Arcan

Yuliarti, Nurheti, 2010. Sehat, Cantik, Bugar Dengan Herbal Dan Obat Tradisiona. Yogyakarta : Penerbit Andi.


(2)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Indri Maria Benazir

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 12 September 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Suka Terang No. 5A STM 20146 Riwayat Pendidikan : 1. TK Eria Medan (1994-1995)

2. SD Harapan 2 Medan (1995-2001) 3. SMP Negeri 1 Medan (2001-2004) 4. SMA Negeri 1 Medan (2004-2007) Riwayat Pelatihan : 1. Workshop Resusitasi Jantung Paru Otak dan Traumatologi TBM FK USU PEMA FK USU

2. TBM Camp oleh TBM FK USU PEMA FK USU Riwayat Organisasi : 1. Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Negeri 1 Medan

2. Pengurus TBM FK USU PEMA FK USU 2009 3. Bendahara PEMA FK USU 2010


(3)

Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin : Umur / Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dan saya menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya.

Medan, 2010 Peneliti, Yang membuat pernyataan,


(4)

Lampiran 3

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG PENGARUH RADIKAL BEBAS TERHADAP TIMBULNYA

PENYAKIT

Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban di bawah ini 1. Menurut anda, apakah pengertian dari radikal bebas ?

a. Bahan kimia yang beracun bagi tubuh manusia

b. Molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya c. Molekul yang jumlah elektronnya ganjil

2. Apakah contoh sumber radikal bebas endogen yang anda ketahui ? a. Olahraga yang berlebihan dan stress

b. Produksi dari proses metabolik anaerob c. Peradangan akibat menderita sakit kronik

3. Apakah contoh sumber radikal bebas eksogen yang anda ketahui ? a. Konsumsi zat kimia termasuk obat-obatan

b. Radiasi dan asap rokok c. Hasil limbah pabrik

4. Menurut anda, tahapan pembentukan radikal bebas terdiri dari apa saja ? a. Primer, sekunder dan tersier

b. Permulaan dan pertumbuhan c. Inisiasi, propagasi dan terminasi

5. Apakah proses yang terjadi dalam pembentukan radikal bebas ? a. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi tiga b. Penambahan elektron pada molekul


(5)

a. Oksigen, hidrogen dan karbon b. Oksigen dan hidrogen

c. Oksigen, hidrogen, dan argon

7. Apakah contoh radikal bebas yang anda ketahui dan penting bagi tubuh ? a. Radikal fenyldiazine

b. Peroksida c. Radikal hiroksil

8. Apakah reaksi yang terjadi akibat perusakan oleh radikal bebas ? a. Kerusakan DNA dan protein sel

b. Peroksidasi lemak

c. Jumlah molekul elektron lain bertambah

9. Apa saja contoh anti oksidan yang dapat digunakan untuk melawan radikal bebas ?

a. Vitamin C dan E b. Beta carotene c. Vitamin B dan D

10.Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan akibat terpapar radikal bebas ? a. Katarak, kanker, penuaan dini

b. Gagal ginjal, asma, hepatomegali, kanker, katarak

c. Diabetes mellitus, kanker, katarak, penuaan dini, aterosklerosis

11.Menurut anda, apakah pengetian dari aterosklerosis ? a. Penumpukan plak pada pembuluh darah

b. Batu yang menyumbat di pembuluh darah arteri c. Merupakan salah satu bentuk dari arteriosklerosis

12.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan aterosklerosis ? a. Plak akibat radikal bebas menyebabkan aliran darah terganggu b. Molekul besar lemak yaitu LDL teroksidasi oleh radikal bebas c. Radikal bebas menarik zat sehingga menumpuk di pembuluh darah


(6)

13.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya kanker ?

a. Radikal bebas menyerang DNA sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

b. Radikal bebas menyerang DNA dan RNA sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

c. Radikal bebas menyerang mitokondria sel sehingga terjadi perkembangan sel yang abnormal

14.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus ? a.

b.

Radikal bebas merusak struktur seluler jaringan tubuh

c. Radikal bebas secara langsung merusak dinding, plasma dan DNA sel. Radikal bebas merusak insulin

15.Bagaimana radikal bebas dapat menyebabkan penyakit katarak ?

a. Kerusakan protein pada lensa mata akibat adanya elektron yang berlebih dari radikal bebas

b. Kerusakan protein pada lensa mata akibat elektron diambil oleh radikal bebas


Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Tingkat Pengetahuan Tentang Lensa Kontak Pada Mahasiswa Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

12 75 57

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 3 88

Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011 2012 Terhadap Penyakit Asma

0 2 14

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 1 14

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 18

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 31