Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri

(1)

PERBANDINGAN

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TERHADAP PSIKIATRI

Oleh :

MICHAEL RULANDO

070100075

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PERBANDINGAN

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TERHADAP PSIKIATRI

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

MICHAEL RULANDO

070100075

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

ABSTRAK

Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bidang psikiatri. Kurangnya minat terhadap psikiatri mungkin berhubungan dengan bagaimana sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai bakal tenaga medis terhadap psikiatri.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbandingan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri, apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Metode penelitian ini adalah analitik, dengan sampel berjumlah 200 orang responden, dimana terbagi atas 100 mahasiswa tingkat akhir (2007) dan 100 mahasiswa tingkat pertama (2010). Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari – November 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner sikap terhadap psikiatri yang sudah pernah digunakan di beberapa negara sebelumnya, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 26 pertanyaan. Hasil penelitian didapati bahwa mayoritas sikap mahasiswa stambuk 2007 (90%) dan mahasiswa stambuk 2010 (76%) adalah cenderung positif. Setelah dilakukan uji analisis statistik

dengan independent t-test terhadap skor total sikap responden didapatkan bahwa

terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa stambuk 2007

dengan mahasiswa stambuk 2010 (p = 0,02), walau sikap kedua kelompok

cenderung positif.

Sebagai kesimpulan, paparan terhadap psikiatri cukup mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Diharapkan peningkatan paparan terhadap psikiatri oleh institusi, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa ke arah yang positif.


(4)

ABSTRACT

Like many developing countries, Indonesia face a shortage of psychiatrists. Low recruitment may be due to medical school graduates attitude toward psychiatry, as the source of country’s physicians.

This study was made to explore the attitudes of University of Sumatera Utara medical students toward psychiatry, to investigate if there any difference in attitudes between the student which already exposed and received psychiatric education with those who haven’t. Between February to November 2010, this analytic research used 200 participants as sample, with the questionnaire previously used in other countries, in which participants were required to complete 26 questions. The data was analyzed with independent t-test, with a

significance result (p = 0,02) in the difference of attitudes towards psychiatry

between the last year medical students (2007) and the freshmen (2010), although both populations got a generally positive’s attitudes (90% for 07 and 76 % for 010).

In conclusion, the results of this study indicate that exposure to psychiatry makes significance impact towards student’s attitudes. Therefore, it would be wise for the institution to increase medical students exposure to psychiatry, in order to encourage better attitudes toward psychiatry.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Dosen - dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran

Komunitas (IKM / IKK ) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan

4. dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc selaku dosen penguji I serta dr. T.

Azhar Johan, Sp.PK selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis

5. Bapak Kasim dan Ibu Helina Widjaja selaku orang tua penulis dan

drg. Vonny dan Andreas Chandra selaku saudara kandung penulis yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Komisi Etik dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas


(6)

7. Teman – teman seperjuangan penulis Ayuca Zarry, Caroline, dan Sri Wahyuni, serta teman – teman yang selalu mendukung penuh dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini: Kharisma Prasetya Adhyatma, Widodo Adi Prasetyo, Benny Harmoko, Vitri Alya, Dewi Sartika, Roveny dan Andika Pradana.

8. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah

membantu selama perkuliahan

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, 5 Desember 2010

Penulis

Michael Rulando 070100075


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak... ii

Abstract... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel………... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Lampiran... xi

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang……….... 1

1.2. Rumusan Masalah………... 2

1.3. Tujuan Penelitian……… 3

1.3.1. Tujuan Umum………... 3

1.3.2. Tujuan Khusus………. 3

1.4. Manfaat Penelitian……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Sikap………. ……… 4

2.1.1. Definisi Sikap………. 4

2.1.2. Komponen Sikap………. 4

2.1.3. Tingkatan Sikap……….. 4

2.2. Psikiatri...……… 5

2.2.1. Definisi Psikiatri………..…………... 5

2.2.2. Perkembangan Psikiatri………...………... 6


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…. 11

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 11

3.2. Definisi Operasional………... 11

3.3. Hipotesis...………... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 13

4.1. Rancangan Penelitian………... 13

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….……... 13

4.2.1. Lokasi Penelitian……….. 13

4.2.2. Waktu Penelitian……….. 13

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 13

4.3.1. Populasi……… 13

4.3.2. Sampel……….. 14

4.4. Metode Pengumpulan Data……… 15

4.4.1. Pengumpulan Data……….……….. 15

4.4.2. Instrumen Penelitian..……….. 15

4.4.3. Teknik Skor dan Skala...……….. 15

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas.……….. 17

4.5. Metode Pengolahan Data……... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..………. 19

5.1. Hasil Penelitian...………... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian…..…….……….. 19

5.1.2. Karakteristik Responden..……..……….. 20

5.1.3. Sikap Responden terhadap Psikiatri...……….. 20

5.1.4. Hasil Analisis Data...……….. 29

5.2. Pembahasan…………...……….……... 30

5.2.1. Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri...…….. 30


(9)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN…...………. 33

6.1. Kesimpulan...………...…... 33

6.2. Saran…………...…………..….……... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap terhadap Psikiatri …... 15

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 17

5.1 Distribusi Mahasiswa Stambuk 2007 Berdasarkan Jenis

Kelamin...

20

5.2 Distribusi Mahasiswa Stambuk 2010 Berdasarkan Jenis

Kelamin...

20

5.3 Sikap Mahasiswa terhadap Psikiatri... 21

5.4 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri...

20

5.5 Interpretasi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara terhadap Psikiatri...


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep………..……… 11


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Curriculum Vitae

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden / Subjek Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

Lampiran 6 Data Validasi Kuesioner

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 8 Data Hasil Sikap

Lampiran 9 Interpretasi Hasil Penelitian


(13)

ABSTRAK

Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bidang psikiatri. Kurangnya minat terhadap psikiatri mungkin berhubungan dengan bagaimana sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai bakal tenaga medis terhadap psikiatri.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbandingan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri, apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Metode penelitian ini adalah analitik, dengan sampel berjumlah 200 orang responden, dimana terbagi atas 100 mahasiswa tingkat akhir (2007) dan 100 mahasiswa tingkat pertama (2010). Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari – November 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner sikap terhadap psikiatri yang sudah pernah digunakan di beberapa negara sebelumnya, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 26 pertanyaan. Hasil penelitian didapati bahwa mayoritas sikap mahasiswa stambuk 2007 (90%) dan mahasiswa stambuk 2010 (76%) adalah cenderung positif. Setelah dilakukan uji analisis statistik

dengan independent t-test terhadap skor total sikap responden didapatkan bahwa

terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa stambuk 2007

dengan mahasiswa stambuk 2010 (p = 0,02), walau sikap kedua kelompok

cenderung positif.

Sebagai kesimpulan, paparan terhadap psikiatri cukup mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap psikiatri. Diharapkan peningkatan paparan terhadap psikiatri oleh institusi, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa ke arah yang positif.


(14)

ABSTRACT

Like many developing countries, Indonesia face a shortage of psychiatrists. Low recruitment may be due to medical school graduates attitude toward psychiatry, as the source of country’s physicians.

This study was made to explore the attitudes of University of Sumatera Utara medical students toward psychiatry, to investigate if there any difference in attitudes between the student which already exposed and received psychiatric education with those who haven’t. Between February to November 2010, this analytic research used 200 participants as sample, with the questionnaire previously used in other countries, in which participants were required to complete 26 questions. The data was analyzed with independent t-test, with a

significance result (p = 0,02) in the difference of attitudes towards psychiatry

between the last year medical students (2007) and the freshmen (2010), although both populations got a generally positive’s attitudes (90% for 07 and 76 % for 010).

In conclusion, the results of this study indicate that exposure to psychiatry makes significance impact towards student’s attitudes. Therefore, it would be wise for the institution to increase medical students exposure to psychiatry, in order to encourage better attitudes toward psychiatry.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki

masalah berupa kurangnya jumlah tenaga medis di bagian psikiatri. Data dari The

World Health Organization (WHO) Mental Atlas 2005 menunjukkan bahwa di dunia terdapat 4,15 (SD = 6,07) psikiater per 100.000 jiwa. Sedangkan untuk daerah Asia Tenggara, terdapat 0,20 psikiater per 100.000 jiwa. Di Indonesia sendiri terdapat 0,21 psikiater per 100.000 jiwa. Dengan populasi sebesar lebih kurang 220 juta jiwa, jelas bahwa tenaga psikiater di Indonesia adalah sangat kurang.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran merupakan cikal bakal dari para tenaga psikiater tersebut. Walaupun sangat diperlukan, terjadi tren penurunan jumlah mahasiswa yang mengambil psikiatri sebagai jalur karir. Di Amerika Serikat

(Sierles et al,1995) , Kanada (Weintraub et al, 1999), dan Inggris (Brockington et

al, 2002) dalam Manasis et al (2006), tren penurunan ini menyebabkan

kekurangan tenaga yang cukup signifikan. Telah banyak dilakukan berbagai penelitian untuk menilai faktor apakah yang mempengaruhi kejadian ini, dan masalah yang paling banyak menarik minat peneliti adalah mengenai 2 hal, yaitu (1) sikap dan pandangan terhadap psikiatri, serta (2) pengaruh pendidikan pada

sekolah kedokteran dengan psikiatri sebagai pilihan karir (Manasis et al, 2006).

Penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan pada aspek biopsikososial dari penyakit, penghargaan terhadap psikiatri dibanding spesialisasi lainnya, hubungan dokter pasien, apresiasi basis sains dari psikiatri, apresiasi efektivitas terapi psikiatri, dan jam praktek merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap psikiatri. Mengenai pengaruh pendidikan, penelitian yang didapatkan

selama ini menunjukkan hasil yang inkonsisten (Manasis et al, 2006). Satu studi

mengemukakan bahwa pendidikan psikiatri pada sekolah kedokteran adalah tidak terorganisasi dengan baik. Studi lain mengemukakan bahwa, dibandingkan


(16)

yang lebih sedikit, kurang dihormati, dan prestise yang lebih sedikit, meskipun psikiatri dipandang memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal tantangan intelektual (Ndetei et al, 2008).

Walaupun studi-studi sebelumnya umumnya mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan pemilihan psikiatri sebagai pilihan karir, namun tingkat hubungannya adalah berbeda-beda antara tiap studi dan tiap negara. Di Sumatera Utara, khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sendiri belum terdapat data mengenai sikap mahasiswa terhadap psikiatri ini, walau di Jakarta pernah dilakukan penilaian tentang hal tersebut. Dengan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang dijalankan oleh fakultas saat ini, mahasiswa terpapar dengan ilmu psikiatri pada semester 6, yang mana

terintegrasi dalam blok Brain and Mind System. Dalam blok Brain and Mind

System ini, terdapat kuliah sebanyak 47 jam dengan proporsi untuk bagian kedokteran jiwa hanya 14 jam.

Berdasarkan latar belakang yang terpapar diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penelitian untuk melihat apakah terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa yang belum terpapar dengan kuliah psikiatri dengan mahasiswa yang telah terpapar dengan ilmu psikiatri.


(17)

1. 3 Tujuan Penelitian 1. 3. 1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa FK USU angkatan 2007 dengan mahasiswa FK USU angkatan 2010

1. 3. 2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah :

a) Mengetahui sikap mahasiswa angkatan 07 terhadap psikiatri.

b) Mengetahui sikap mahasiswa angkatan 10 terhadap psikiatri.

c) Mengetahui apakah pada perbedaan tingkat pendidikan terdapat perbedaan

sikap mahasiswa terhadap psikiatri.

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

a) Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan,

sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil pembelajaran yang diperoleh selama kuliah.

b) Bagi institusi, sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan

mutu dari pembelajaran, khususnya psikiatri.

c) Bagi Mahasiswa, agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sikap (Attitude)

2.1.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesediaan dan kesiapan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap bukan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

2.1.2 Komponen Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) yang dikutip kembali oleh Notoatmodjo menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave) (Notoatmodjo, 2003).

Ketiga komponen ini secara bersama sama akan membentuk sikap

yang utuh (total attitude), dimana pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan

emosi memegang peranan penting dalam pembentukannya.

2.1.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (1996), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :


(19)

2. Merespon (responding)

3. Menghargai (valuing)

4. Bertanggung jawab (responsible).

Mula-mula subjek akan menerima stimulus yang diberikan, lalu subjek akan meresponnya. Selanjutnya subjek akan mulai tertarik dengan stimulus, dimana subjek akan mulai berbagi pendapat atau berdiskusi dengan orang di sekitarnya. Akhirnya, subjek akan menentukan pilihan bagaimana merespon stimulus, bisa positif ataupun negatif.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan kepada responden.

2.2 Psikiatri

2.2.1 Definisi Psikiatri

Psikiatri adalah suatu cabang ilmu segala hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa (Maramis, 2009).

Psikiatri umumnya dianalogikan dengan kesehatan mental. Kesehatan mental didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera secara psikososial dimana tiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat menghadapi tekanan yang normal dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan baik, dan dapat berkontribusi bagi komunitasnya (Andriyanti, 2004).


(20)

2.2.2 Perkembangan Psikiatri

Beberapa hal yang dipelajari dalam cabang-cabang ilmu lain membantu perkembangan Ilmu Kedokteran Jiwa (Maramis, 2009), misalnya :

1. Neuroanatomi : hubungan bagian otak tertentu dengan kehidupan dan

gangguan mental.

2. Neurofisiologi : cara kerja substrat anatomi sampai terjadi proses

mental dan gangguannya : penyelidikan hal belajar dan ingatan.

3. Neurokimia : peran zat-zat kimia terhadap hal-hal kejiwaan dan

gangguannya.

4. Psikofarmakologi : obat-obatan yang dapat mempengaruhi proses

mental, baik dalam keadaan sehat, maupun dalam keadaan terganggu.

5. Genetika : menyelidiki segala faktor keturunan dalam hal gangguan

jiwa

6. Ilmu jiwa atau psikologi : menambah pengertian tentang persepsi,

kognisi, ingatan, berbagai teori tentang belajar, motivasi, dan komunikasi antar manusia serta kepribadian.

7. Sosiologi : pengaruh faktor-faktor sosial terhadap kesehatan dan

gangguan jiwa, seperti struktur dan fungsi sosial, perubahan sosial, interaksi individu dan kelompok, serta interaksi antar kelompok.

8. Antropologi : pengaruh norma, nilai dan kepercayaan pada kesehatan

jiwa; pengaruh keluarga : pernikahan, perceraian, struktur keluarga, dan fungsi keluarga.

9. Epidemiologi : sangat membantu penyelidikan tentang keadaan

kesehatan jiwa dalam masyarakat dan segala faktor yang mempengaruhinya.

Ilmu kedokteran jiwa modern telah berkembang sedemikian rupa sehingga muncul beberapa subspesialis (Maramis, 2009), misalnya :


(21)

1. Ilmu kedokteran jiwa anak atau psikiatri anak. Karena anak bukanlah dewasa mini, maka berkembanglah ilmu kesehatan anak (pediatrik) dan psikiatri anak.

2. Psikoterapi, sejak Sigmund Freud telah berkembang khusus dalam

pemberian pertolongan individual dengan cara yang langsung memengaruhi mental penderita.

Beberapa bagian lain dalam psikiatri sedang berkembang dengan cepat dan sedang mencari-cari bentuknya sendiri (Maramis, 2009), misalnya :

1. Kedokteran jiwa masyarakat atau psikiatri masyarakat (community

psychiatry) mempelajari, merancang dan mengusahakan program-program dalam masyarakat , misalnya dalam hal promosi, prevensi, dan rehabilitasi.

2. Psikiatri klinis mempelajari seluk beluk gangguan jiwa perorangan,

antara lain melalui psikopatologi dan psikodinamika serta pengobatan dan rehabilitasi.

3. Farmakopsikiatri menaruh perhatian pada pemakaian obat dalam

penanggulangan gangguan mental. Bila dimulainya dari farmakologi, maka disebut psikofarmakologi.

4. Kedokteran jiwa usia lanjut atau geropsikiatri mencurahkan perhatian

pada gangguan jiwa orang usisa lanjut

5. Ilmu kedokteran jiwa kehakiman atau psikiatri forensik mempelajari

faktor mental pada para pelanggar hukum, pelaku tindak pidana atau orang yang membahayakan masyarakat karena perilakunya.

2.2.3 Teori Psikiatri

Sejak dahulu kala sampai sekarang, manusia masih saja terus berusaha untuk menerangkan dan memahami perilakunya sendiri. Sejak


(22)

maka telah banyak teori kepribadian yang dikemukakan. Semua teori ini berusaha terutama untuk menjelaskan sebab musabab perilaku manusia.

Sigmund Freud mempelopori dengan teori psikoanalisa yang berkisar pada libido sebagai pendorong utama perilaku manusia. Perkembangan kepribadian menurut Freud berjalan melalui beberapa fase :

1. Fase oral (0- 1 tahun)

2. Fase anal ( 1- 3 thn)

3. Fase Phalik (3- 5 thn)

4. Fase laten (5 – 12 thn)

5. Fase genital (12- 20 thn)

Freud mengemukakan pula suatu model topografik dan struktural kepribadian. Menurutnya jiwa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu id, ego, dan super ego. Untuk topografi kepribadian terbagi atas 3 yaitu alam tak sadar, alam pra-sadar dan alam sadar.

Beberapa murid Freud, yang kemudian tidak setuju dengan tempat utama yang diberikan kepada libido mengemukakan teori mereka sendiri, misalnya seperti Alfred Adler dengan psikologi individualnya dan Jung dengan alam tak sadar pribadi dan tipologi.

Karen Horney, Sullivan dan Fromm, memasukkan unsur kebudayaan dan unsur hubungan antar manusia ke dalam teori mereka, sebagai hal yang sangat penting dalam membangkitkan motivasi perilaku manusia. Adolf Meyer mengetengahkan interpretasi psikologisnya yang melihat gejala gejala gangguan jiwa sebagai reaksi terhadap lingkungan atau pengalaman. Teori teori lain yang diperoleh dari psikologi adalah teori Allport, yang menganggap sifat sebagai elemen dasar kepribadian; Kurt Lewin yang melihat manusia sebagai suatu sistem energi yang kompleks; Maslow dengan hierarki kebutuhan dan teori stimulus respons


(23)

yang menganggap kebiasaan itu sebagai elemen struktural utama pada kepribadian serta tidak akan ada respon bila tidak ada stimulus.

Beberapa teori perkembangan dikemukakan juga, antara lain :

1. Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget.

2. Teori perkembangan moral oleh Lawrence Kohlberg.

3. Teori perkembangan sosial oleh Erik Erikson.

4. Teori perkembangan kepercayaan oleh James Fowler.

2.2.4 Gangguan Jiwa

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa , gangguan jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang bermakna dan dapat ditemukan secara klinis dan yang disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi seseorang. Pada dasarnya gangguan jiwa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, karena kita mengetahui manifestasi gangguan jiwa berupa perilaku, pikiran, dan perasaan, erat sekali kaitannya dengan kondisi tubuh/jasmani.

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi dalam gangguan jiwa adalah masalah stigma. Stigma berarti suatu tanda atau identifikasi dari tanda yang terdiri dari rasa malu, noda atau kecemaran. Stigma erat kaitannya dengan ketidak-mengertian atau salah pengertian tentang gangguan jiwa termasuk pengobatannya dan profesi psikiater dan tenaga medis yang terlibat di dalamnya (Carol et al,2008).

Masyarakat cenderung untuk mempersepsikan dan memandang gangguan jiwa sebagai rasa takut; takut akan penyakitnya, takut dari ketidaktahuan, dan takut akan kekerasannya. Beberapa kultur masyarakat masih mempercayai bahwa gangguan jiwa adalah pekerjaan makhluk halus, darah yang kotor, racun, dan integritas moral yang rendah. Di dalam masyarakat sendiri terdapat diskriminasi dalam bidang pekerjaan,


(24)

pendidikan pada individu yang mengalami gangguan jiwa (Andriyanti, 2004).

Penelitian oleh Lai et al (2000) mengemukakan bahwa terdapat

dampak stigma terhadap pasien psikiatri, yaitu percaya diri yang rendah, rasa malu akan penyakitnya dan penolakan sosial, disertai kesulitan mendapat pekerjaan dan hak atas layanan kesehatan. Bahkan seperti yang

dinyatakan oleh Carol et al (2008), stigma dapat mempengaruhi keluarga

dari penderita, yang mana dapat mempengaruhi secara psikologi pada

kesehatan mental penderita. Maka tidaklah berlebihan jika Bozan et al

(2007) menyatakan bahwa stigma merupakan hambatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dengan penyakit mental.

Munculnya stigma tidak lepas dari peranan media. Menurut Bozan

et al (2007) pendidikan psikiatri dan kepaniteraan klinik dapat menurunkan hambatan emosional terhadap pasien psikiatri, namun gagal dalam menghilangkan pandangan stereotipi, kecuali mitos tentang penderita sakit mental yang berbahaya.. Oleh karena itu, program edukasi kesehatan yang baik dengan memberikan informasi yang benar tentang gangguan jiwa, psikiatri, dan peran psikiater diharapkan dapat membantu eradikasi stigma.


(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

a. Sikap adalah bagaimana reaksi atau respon subjek yang masih tertutup

terhadap psikiatri, berdasarkan pengetahuannya terhadap psikiatri. Sikap terhadap psikiatri diukur berdasarkan jawaban yang diberikan responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah 26 butir pertanyaan, dengan 4 pilihan jawaban, yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Kurang Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”.

Dengan kriteria penilaian :

1. Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25)

kriteria penilaian adalah :

- Sangat setuju = 3 poin

- Setuju = 2 poin

- Kurang setuju = 1 poin

- Sangat tidak setuju = 0 poin

SIKAP Psikiatri

Terpapar Tidak Terpapar


(26)

2. Untuk pertanyaan negatif (3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26); kriteria penilaian

adalah :

- Sangat setuju = 0 poin

- Setuju = 1 poin

- Kurang setuju = 2 poin

- Sangat tidak setuju = 3 poin

Berdasarkan kriteria penilaian oleh Laugharne et al (2009), yaitu :

1. Sikap dinyatakan setuju bila responden memilih “Sangat

Setuju”, atau “Setuju”.

2. Sikap dinyatakan tidak setuju bila responden memilih “Kurang

Setuju”, atau “Sangat Tidak Setuju”.

Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25) kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung positif” dan bila tidak setuju sikap “cenderung negatif”.

Untuk pertanyaan negatif (3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26); kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung negatif” dan bila tidak setuju sikap “cenderung positif”.

b. Psikiatri adalah cabang ilm

yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa.

3.3 Hipotesis

Ada perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010.


(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yang akan melihat adanya perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa angkatan 2007 dengan mahasiswa angkatan 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara. Desain yang digunakan adalah cross sectional study (studi potong-lintang).

Dalam rancangan penelitian cross sectional, observasi variable hanya dilakukan pada saat tertentu saja, tanpa tindak lanjut apa pun (Sastroasmoro , 2010).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara dipilih karena merupakan universitas negeri di Sumatera Utara yang mempunyai Fakultas Kedokteran, sedangkan Fakultas Kedokteran dipilih karena sesuai dengan manfaat penelitian, yaitu meningkatkan wawasan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang merupakan cikal bakal tenaga medis.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan data direncanakan selama 1 minggu. Proses penelitian ini direncanakan berlangsung selama 8 bulan, dimulai sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal, mengumpulkan data hingga seminar hasil, yang berlangsung sejak bulan Februari 2010 hingga Oktober 2010.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dan angkatan 2010. Populasi untuk angkatan 2007 sebanyak 450 orang dan


(28)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2007 dan angkatan 2010 Fakultas Kedokteran yang masuk dalam kriteria inklusi. Kriteria inklusi untuk penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2007 yang telah mengikuti kuliah BMS dan bersedia mengikuti prosedur yang ditetapkan peneliti dalam pengumpulan data, serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Kriteria eksklusi yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Univversitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang melakukan penundaan kegiatan akademik atau tidak mengambil kuliah BMS.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dimana

setiap sampel yang diambil dirandom / diacak sehingga sampel yang diambil

dianggap mewakili populasi. Adapun jumlah sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus di bawah ini:

:

n1 = n2 =

(0,5 – 0,7)2

(1,96√2.0,5.0,5 + 0,842√0,5.0,5 + 0,7.0,3)2

n1 = n2 = 95,74 = 96

Jumlah sampel yang diperoleh sekitar 192 orang dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan 95% dan tingkat ketepatan 0.05.

(Zα√2PQ + Zβ√P1Q1+ P2Q2)2

n1 = n2 =

(P1-P2)


(29)

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.

4.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data sikap dari responden penelitian.

4.4.3 Teknik Skor dan Skala

Kuesioner berisi 26 pertanyaan yang terdiri dari 4 jawaban. Skor dari masing – masing pertanyaan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Sikap terhadap Psikiatri Nilai

Pertanyaan Sangat

Setuju Setuju

Kurang Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 3 2 1 0

2 3 2 1 0

3 0 1 2 3

4 3 2 1 0

5 3 2 1 0

6 3 2 1 0

7 0 1 2 3

8 3 2 1 0

9 0 1 2 3

10 3 2 1 0


(30)

13 0 1 2 3

14 0 1 2 3

15 3 2 1 0

16 0 1 2 3

17 3 2 1 0

18 0 1 2 3

19 0 1 2 3

20 0 1 2 3

21 0 1 2 3

22 0 1 2 3

23 3 2 1 0

24 3 2 1 0

25 3 2 1 0

26 0 1 2 3

Setelah kuesioner dinilai dengan tabel di atas, dilakukan penilaian skor total dari sikap mahasiswa. Lalu, berdasarkan kriteria penilaian oleh Laugharne et al (2009), yaitu :

1. Sikap dinyatakan setuju bila responden memilih “Sangat

Setuju”, atau “Setuju”.

2. Sikap dinyatakan tidak setuju bila responden memilih “Kurang

Setuju”, atau “Sangat Tidak Setuju”.

Untuk pertanyaan positif (1,2,4,5,6,8,10,15,17,23,24,25) kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung positif” dan bila tidak setuju sikap “cenderung negatif”.

Untuk pertanyaan negatif (3,7,9,11,12,13,14,16,18,19,20,21,22,26); kriteria penilaian adalah bila setuju maka sikap “cenderung negatif” dan bila tidak setuju sikap “cenderung positif”.


(31)

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji

validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan uji

reliabilitas (Alpha Cronbach) dengan menggunakan program Statistic Package for

Social Science (SPSS) 17.0. Uji validitas dan reabilitas ini dilakukan dengan melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Sikap 1 0,724 Valid 0,946 Reliabel

2 0,445 Valid Reliabel

3 0,500 Valid Reliabel

4 0,585 Valid Reliabel

5 0,600 Valid Reliabel

6 0,543 Valid Reliabel

7 0,621 Valid Reliabel

8 0,732 Valid Reliabel

9 0,853 Valid Reliabel

10 0,846 Valid Reliabel

11 0,863 Valid Reliabel

12 0,617 Valid Reliabel

13 0,724 Valid Reliabel

14 0,648 Valid Reliabel

15 0,625 Valid Reliabel

16 0,685 Valid Reliabel

17 0,461 Valid Reliabel

18 0,509 Valid Reliabel

19 0,620 Valid Reliabel

20 0,846 Valid Reliabel

21 0,588 Valid Reliabel

22 0,782 Valid Reliabel

23 0,546 Valid Reliabel

24 0,625 Valid Reliabel

25 0,754 Valid Reliabel


(32)

4.5 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode

pengujian uji beda 2 mean; Independent t-test dengan bantuan perangkat lunak

komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) 17.0 for Windows.

Sedangkan untuk kuesioner, uji validitas dan realibilitas telah dilaksanakan dan hasilnya dilampirkan..


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur no.5 Medan, Indonesia; dimana fakultas ini merupakan salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedpkteran USU dibuka tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah :

 Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan

 Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

 Batas Timur : Jalan Universitas , Padang Bulan

 Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, ruang perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, dan mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak lebih kurang 400 mahasiswa melalui berbagai jalur seperti UMB, PMP, SNMPTN, Kemitraan, Mandiri, dan Internasional dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan pihak fakultas.


(34)

5.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 dan angkatan 2010.

Tabel 5.1 Distribusi Mahasiswa Angkatan 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki - laki 32 32

Perempuan 68 68

Total 100 100

Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswa Angkatan 2010 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki - laki 37 37

Perempuan 63 63

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh bahwa responden berjenis kelamin laki laki adalah sebanyak 32 orang (32 % dari sampel 07) dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 68 orang (68% dari sampel 07). Sedangkan dari tabel 5.2 diperoleh bahwa responden berjenis kelamin laki laki adalah sebanyak 37 orang (37% dari sampel 010) dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 63 orang (63 % dari sempel 010).

5.1.3 Sikap Responden terhadap Psikiatri

Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner yang telah digunakan

sebelumnya oleh Balon et al, namun digunakan sistem skoring yang berbeda

untuk membandingkan sikap dari mahasiswa. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban dari responden disajikan pada tabel


(35)

Tabel 5.3 Sikap Mahasiswa terhadap Psikiatri Angkatan 07

Angkatan 010

Total

n % n % N %

1. Penelitian di bidang psikiatri memajukan penanganan gangguan mental umum

Sangat Setuju 28 28 30 30 58 6.5

Setuju 63 63 66 66 129 64.5

Kurang Setuju 9 9 4 4 13 29

Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0

2. Psikiatri adalah cabang kedokteran yang berkembang pesat

Sangat Setuju 13 13 5 5 18 9

Setuju 60 60 67 67 127 63.5

Kurang Setuju 26 26 28 28 54 27

Sangat Tidak Setuju 1 1 0 0 1 0.5

3. Psikiatri adalah tidak ilmiah dan tidak akurat

Sangat Setuju 1 1 2 2 3 1.5

Setuju 14 14 9 9 23 11.5

Kurang Setuju 52 52 70 70 122 61

Sangat Tidak Setuju 33 33 19 19 52 26

4. Jika ada anggota keluarga yang terganggu secara emosional, saya akan merekomendasikan konsultasi ke psikiater.

Sangat Setuju 40 40 21 21 61 30.5

Setuju 57 57 65 65 122 61


(36)

Sangat Tidak Setuju 0 0 1 1 1 0.5 5. Konsultasi psikiatri sangat

membantu pasien medis atau bedah

Sangat Setuju 33 33 22 22 55 27.5

Setuju 58 58 64 64 122 61

Kurang Setuju 9 9 13 13 22 11

Sangat Tidak Setuju 0 0 1 1 1 0.5

6. Perawatan psikiatri sangat membantu bagi kebanyakan pasien yang menjalaninya

Sangat Setuju 35 35 14 14 49 24.5

Setuju 56 56 78 78 134 67

Kurang Setuju 9 9 8 8 17 8.5

Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0

7. Psikiatri bukan cabang kedokteran yang murni dan valid

Sangat Setuju 3 3 2 2 5 2.5

Setuju 21 21 31 31 52 26

Kurang Setuju 49 49 62 62 111 55.5

Sangat Tidak Setuju 27 27 5 5 32 16

8. Kebanyakan psikiater adalah pemikir logis

Sangat Setuju 8 8 10 10 18 9

Setuju 56 56 56 56 112 56

Kurang Setuju 35 35 33 33 68 34

Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1 2 1

9. Dengan beberapa pengecualian, psikolog dan pekerja sosial adalah berkualifikasi seperti psikiater dalam mendiagnosis dan menangani pasien


(37)

dengan gangguan jiwa

Sangat Setuju 9 9 3 3 12 6

Setuju 58 58 80 80 138 69

Kurang Setuju 26 26 17 17 43 21.5

Sangat Tidak Setuju 7 7 0 0 7 3.5

10. Diantara profesional kesehatan jiwa, psikiater punya kekuasaan dan pengaruh yang paling besar

Sangat Setuju 21 21 9 9 30 15

Setuju 43 43 49 49 92 46

Kurang Setuju 34 34 36 36 70 35

Sangat Tidak Setuju 2 2 6 6 8 4

11. psikiater terlalu sering membenarkan teori/ doktrin dalam mengajar psikiatri

Sangat Setuju 11 11 1 1 12 6

Setuju 34 34 50 50 84 42

Kurang Setuju 46 46 47 47 93 46.5

Sangat Tidak Setuju 9 9 2 2 11 5.5

12. psikiatri terlalu berbasis biologis dan kurang memperhatikan kehidupan pribadi pasien dan gangguan psikologis

Sangat Setuju 3 3 3 3 6 3

Setuju 18 18 25 25 43 21.5

Kurang Setuju 39 39 59 59 98 49

Sangat Tidak Setuju 40 40 13 13 53 26.5

13. psikiatri adalah terlalu analitis, teoritis, dan psikodinamis, serta kurang memperhatikan fisiologi


(38)

pasien.

Sangat Setuju 2 2 5 5 7 3.5

Setuju 23 23 34 34 57 28.5

Kurang Setuju 52 52 54 54 106 53

Sangat Tidak Setuju 23 23 7 7 30 15

14. Psikiater sering menyalah-gunakan hak untuk merawat-inap pasien diluar keinginan pasien.

Sangat Setuju 3 3 3 3 6 3

Setuju 11 11 23 23 34 17

Kurang Setuju 62 62 61 61 123 61.5

Sangat Tidak Setuju 24 24 13 13 37 18.5

15. Psikiater mempunyai penghasilan yang hampir sama banyaknya dengan dokter

Sangat Setuju 10 10 1 1 11 5.5

Setuju 53 53 44 44 97 48.5

Kurang Setuju 31 31 46 46 77 38.5

Sangat Tidak Setuju 6 6 9 9 15 7.5

16. Psikiatri adalah kurang prestisius di mata masyarakat.

Sangat Setuju 9 9 6 6 15 7.5

Setuju 43 43 49 49 92 46

Kurang Setuju 42 42 41 41 83 41.5

Sangat Tidak Setuju 6 6 4 4 10 5

17. Psikiatri mempunyai status yang tinggi diantara disiplin medis lain

Sangat Setuju 5 5 5 5 10 5

Setuju 31 31 28 28 59 29.5


(39)

Sangat Tidak Setuju 8 8 4 4 12 6 18. banyak dokter yang tidak dapat

memperoleh pendidikan spesialis pada disiplin lain beralih ke psikiatri

Sangat Setuju 5 5 1 1 6 3

Setuju 17 17 26 26 43 21.5

Kurang Setuju 61 61 68 68 129 64.5

Sangat Tidak Setuju 17 17 5 5 22 11

19. Keluarga tidak mendukung untuk menjadi psikiater

Sangat Setuju 17 17 11 11 28 14

Setuju 28 28 39 39 67 33.5

Kurang Setuju 44 44 39 39 83 41.5

Sangat Tidak Setuju 11 11 11 11 22 11

20. Teman-teman tidak mendukung untuk menjadi psikiatri.

Sangat Setuju 11 11 6 6 17 8.5

Setuju 21 21 34 34 55 27.5

Kurang Setuju 53 53 53 53 106 53

Sangat Tidak Setuju 15 15 7 7 22 11

21. Jika siswa tertarik pada psikiatri, ia mengambil resiko diasosiasikan dengan kelompok orang –orang yang ingin menjadi psikiater; yang sering dipandang sebagai grup orang aneh

Sangat Setuju 7 7 6 6 13 6.5

Setuju 40 40 31 31 71 35.5

Kurang Setuju 38 38 55 55 93 46.5

Sangat Tidak Setuju 15 15 8 8 23 11.5


(40)

pasien gangguan mental/gangguan jiwa

Sangat Setuju 18 18 8 8 26 13

Setuju 33 33 55 55 88 44

Kurang Setuju 40 40 29 29 69 34.5

Sangat Tidak Setuju 9 9 8 8 17 8.5

23. Cara pengajaran psikiatri pada sekolah kedokteran saya sangat menarik dan mempunyai kualitas yang bagus.

Sangat Setuju 14 14 9 9 23 11.5

Setuju 51 51 64 64 115 57.5

Kurang Setuju 30 30 24 24 54 27

Sangat Tidak Setuju 5 5 3 3 8 4

24. Mayoritas psikiater pada sekolah kedokteran saya adalah pemikir logis

Sangat Setuju 7 7 10 10 17 8.5

Setuju 63 63 59 59 122 61

Kurang Setuju 26 26 29 29 55 27.5

Sangat Tidak Setuju 4 4 2 2 6 3

25. Mayoritas staf medis non-psikiatri pada sekolah kedokteran saya menghormati psikiatri

Sangat Setuju 12 12 12 12 24 12

Setuju 71 71 70 70 141 70.5

Kurang Setuju 16 16 16 16 32 16

Sangat Tidak Setuju 1 1 2 2 3 1.5

26. Walau saya tertarik dengan psikiatri, tidak ada usaha dari sekolah kedokteran saya untuk mendukung


(41)

Sangat Setuju 6 6 2 2 8 4

Setuju 30 30 35 35 65 32.5

Kurang Setuju 46 46 51 51 97 48.5

Sangat Tidak Setuju 18 18 12 12 30 15

Dari tabel di atas, terlihat mahasiswa angkatan 07 setuju (91%) bahwa penelitian di bidang psikiatri memajukan penanganan gangguan mental, seperti halnya mahasiswa 010 (96%). Mahasiswa juga setuju bahwa psikiatri adalah cabang kedokteran yang berkembang dengan pesat (07 = 73% & 010 = 72%). Namun, sebanyak 85% mahasiswa angkatan 07 dan 89 % mahasiswa angkatan 010 tidak setuju kalau psikiatri adalah tidak ilmiah dan tidak akurat.

Sebanyak 97 % mahasiswa angkatan 07 setuju mengenai rekomendasi konsultasi psikiater bagi anggota keluarganya yang mengalami gangguan emosional, dibandingkan dengan hanya 85 % pada mahasiswa angkatan 010.Mahasiswa angkatan 07 (91 %) dan angkatan 010 (86 %) juga setuju bahwa konsultasi psikiatri sangat membantu pasien medis.

Dari tabel di atas, terlihat mayoritas mahasiswa angkatan 07 (76 %) dan mahasiswa angkatan 010 (67 %) tidak setuju bahwa psikiatri bukan cabang kedokteran yang valid. Hanya 64 % mahasiswa angkatan 07 dan 66 % mahasiswa angkatan 010 yang setuju kebanyakan psikiater adalah pemikir logis. Mayoritas mahasiswa angkatan 010 (83 %) setuju bahwa psikolog dan pekerja sosial berkualifikasi seperti psikiater dalam mendiagnosa dan menangani pasien gangguan jiwa, dibandingkan dengan hanya 67 % mahasiswa angkatan 07 yang setuju. Mahasiswa angkatan 07 (55 %) cenderung tidak setuju kalau psikiatri terlalu sering membenarkan doktrin, sedangkan mahasiswa angkatan 010 (51 %) cenderung setuju. Mahasiswa juga tidak setuju (07 = 79% dan 010 = 72%) bahwa psikiatri kurang memperhatikan kehidupan pribadi pasien; dan tidak setuju (07 = 75% dan 010 = 61%) kalau psikiatri tidak mempertimbangkan fisiologi pasien. Sebanyak 86 % mahasiswa angkatan 07 dan 74 % mahasiswa angkatan 010 tidak setuju mengenai psikiater cenderung merawat inap pasien diluar keinginannya.


(42)

penghasilan yang sama banyaknya dengan dokter lainnya, dibandingkan dengan 63 % oleh mahasiswa angkatan 07.

Dari tabel diatas juga terlihat bahwa mahasiswa angkatan 07 dan angkatan 010 (52% dan 54%) setuju bahwa psikiatri kurang prestisius di mata masyarakat, sebagaimana mereka tidak setuju (64 % dan 67 %) psikiatri mempunyai status yang tinggi di antara disiplin medis lainnya. Mahasiswa juga cenderung tidak setuju (64 % dan 67 %) bila psikiatri dianggap sebagai pilihan terakhir oleh dokter bila tidak dapat melanjutkan ke pendidikan spesialis lainnya. Mengenai dukungan keluarga, sebanyak 55 % mahasiswa angkatan 07 tidak setuju bahwa keluarga tidak mendukung; namun untuk mahasiswa angkatan 010 persentase yang setuju dan tidak setuju adalah sama. Untuk dukungan sahabat, kedua kelompok (68% dan 60%) cenderung tidak setuju bahwa sahabt tidak mendukung untuk menjadi psikiatri. Hanya 53 % mahasiswa angkatan 07 yang tidak setuju bila siswa yang tertarik psikiatri dianggap aneh, dibandingkan dengan 63 5 mahasiswa angkatan 010 yang tidak setuju. Mahasiswa angkatan 010 cenderung merasa tidak nyaman (63 %) dengan pasien gangguan mental, dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 07 (51 %).

Untuk cara pengajaran, 65 % mahasiswa angkatan 07 dan 73 % mahasiswa angkatan 010 setuju bahwa cara pengajaran psikiatri pada Fakultas Kedokteran USU menarik dan berkualitas. Mereka juga setuju (70 % dan 69 %) bahwa psikiater di Fakultas Kedokteran USU adalah pemikir logis. Psikiatri juga dianggap cukup dihormati di Fakultas Kedokteran USU (83 % dan 82 %). Mahasiswa tidak setuju bila Fakultas Kedokteran USU dianggap tidak mendukung mahasiswanya untuk mendalami psikiatri.(64 % dan 63 %).


(43)

5.1.4 Hasil Analisis Data

Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri

Tabel 5.4 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri

Mean Std deviation N

Angkatan 7 47,49 6,912 100

10 44,52 6,177 100

F = 0,782 p = 0,378

t = 3,096 df = 198 p = 0,002

Dari tabel di atas yang membandingkan sikap mahasiswa angkatan 07 dan angkatan 010 didapati bahwa rata – rata skor total sikap mahasiswa angkatan 07 adalah 47,49 dengan standard deviasi 6,912. sedangkan mahasiswa angkatan 010 memiliki rata – rata 44,52 dengan standard deviasi 6,177.

Tabel 5.5 Interpretasi Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Psikiatri

Sikap

Total Cenderung Negatif Cenderung Positif

Angkatan 7 10 (5 %) 90 (45 %) 100

10 24 (12 %) 76 (38 %) 100

Total 34 166 200

Dari tabel di atas, dengan kriteria penilaian oleh Balon et al, didapati

bahwa 10 % sikap mahasiswa angkatan 07 cenderung negatif dan 90 % sisanya cenderung positif. Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 010, 24 % cenderung negatif dan 76 % cenderung positif.


(44)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Perbandingan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara terhadap Psikiatri

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, diperoleh data yang didapatkan melalui kuesioner, yang disebar kepada mahasiswa angkatan 2007 dan 2010 sebagai sampel penelitian. Data tersebut digunakan sebagai tolak ukur dalam melakukan pembahasan, sebagai berikut :

Dari Tabel 5.4 , terlihat bahwa rata-rata skor total sikap mahasiswa angkatan angkatan 07 adalah 47,49 dengan standard deviasi 6,912. sedangkan mahasiswa angkatan angkatan 010 memiliki rata – rata 44,52 dengan standard deviasi 6,177.

Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Independent t-test antara

angkatan dengan skor total sikap mahasiswa, didapati untuk homogenitas nilai p

≥0,05 (p = 0,123), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varian.

Maka pembacaan hasil t-test tanpa perbedaan varian mempunyai nilai nilai p

≤0,05 (p = 0,002) yang bermakna terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara

mahasiswa angkatan 2007 dan angkatan 2010 terhadap psikiatri.

Hal ini sejalan dengan pernyataan oleh Garyfallos et al (1998) dalam

penelitiannya, yaitu bahwa paparan pendidikan psikiatri dapat mempengaruhi

sikap siswa terhadap psikiatri. Pardes et al (1982) juga menyatakan bahwa

pendidikan psikiatri merupakan faktor penting dalam mempositifkan sikap

terhadap psikiatri; sebagaimana yang disarankan oleh Feifel et al (1999) dalam

penelitiannya, bahwa sikap negatif mungkin disebabkan oleh adanya kepercayaan yang salah terhadap psikiatri, yang dapat diperbaiki dengan paparan pengetahuan yang benar. Penelitian oleh Andriyanti (2004) juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap adalah berbanding lurus dengan paparan terhadap psikiatri.

Penelitian yang dilakukan oleh Glynn et al (2006) di Irlandiaterhadap mahasiswa

tahun ke – lima, yang dilakukan sebelum program pendidikan psikiatri dan sesudah program, ditemukan bahwa program pendidikan ini mampu merubah sikap mahasiswa.


(45)

Namun, terdapat juga beberapa penelitian dengan hasil yang berbeda,

seperti pada penelitian oleh Al-Ansari et al (2002), yang mana menolak hipothesis

bahwa semakin banyak paparan terhadap psikiatri, maka sikap terhadap psikiatri akan semakin positif. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal, seperti

faktor sosiodemografi, karakteristik personal(Eagle et al 1980) dan faktor budaya

(Shokoohi et al ,1991). Penelitian oleh Sartorius et al (2002) menyatakan bahwa

sikap terhadap psikiatri berhubungan dengan stigma, baik yang terdapat pada

institusi kesehatan, maupun pada masyarakat (Tsao et al ,2008). Stigma dapat

menyebabkan tekanan pada pasien dengan gangguan jiwa, sehingga dapat menyebabkan gangguan perilaku, kecemasan ,dan menyebabkan pasien terisolasi

dari masyarakat (Chin et al, 2006). Tsao (2008) dalam penelitiannya juga

menyatakan bahwa stigma dipengaruhi oleh masalah pada 3 hal utama, yaitu pengetahuan (menyebabkan ketidak-pedulian), sikap (menyebabkan timbulnya prasangka), dan perilaku (menyebabkan timbulnya diskriminasi); dimana yang paling berpengaruh dan mendesak adalah upaya untuk menghapus diskriminasi. Salah satu cara untuk menghindarkan stigma adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai penyakit kejiwaan kepada masyarakat, dimana pada

penelitian oleh Roman et al (1981) menunjukkan bahwa individu yang

mempunyai informasi lebih tentang penyakit kejiwaan cenderung tidak berprasangka terhadap pasien gangguan kejiwaan.

Berdasarkan Tabel 5.5, didapati bahwa 10 % sikap mahasiswa angkatan 07 cenderung negatif dan 90 % sisanya cenderung positif. Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 010, 24 % cenderung negatif dan 76 % cenderung positif. Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun mayoritas responden memiliki sikap yang cenderung positif, namun berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji beda

2 mean t-test dengan sample independent, terdapat perbedaan sikap yang

signifikan. Teori Allport (1954) mengenai pembentukan sikap yang utuh (total

attitude) dimana faktor yang berperan penting adalah pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi mungkin dapat menjelaskan mengapa sikap dari kedua kelompok sama – sama positif. Walaupun jelas berdasarkan tingkat pendidikan


(46)

belum jelas mengenai tingkat pengetahuan, keyakinan, dan emosi / perasaan; apakah sama atau berbeda pada kedua kelompok.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian mengenai perbandingan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap psikiatri, disimpulkan :

1. Mayoritas mahasiswa angkatan 07 (90%) memiliki sikap yang cenderung

positif terhadap psikiatri, dengan rata-rata skor total 47,5 (SD = 6,9)

2. Mayoritas mahasiswa angkatan 010 (76%) memiliki sikap yang cenderung

positif terhadap psikiatri, dengan rata-rata skor total 44,5 (SD = 6,2)

3. Dari hasil t-test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap terhadap

psikiatri antara mahasiswa angkatan 07 dengan mahasiswa angkatan 010 (p = 0,002)

6.2 Saran

1. Bagi mahasiswa, diharapkan adanya peningkatan pemahaman terhadap

psikiatri, terutama tingkat pengetahuan agar dapat menghindari stigma yang terdapat pada masyarakat.

2. Bagi peneliti, perlu dilakukan penelitian untuk menilai tingkat

pengetahuan dari mahasiswa, bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap, dan apakah terdapat faktor – faktor lainnya yang dapat mempengaruhi sikap mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, terhadap psikiatri.

3. Bagi institusi, diharapkan adanya peningkatan paparan terhadap psikiatri

bagi mahasiswa, sehingga dapat mengubah sikap mahasiswa terhadap psikiatri kearah yang positif.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ansari, Ala’a Alsadadi, 2002. Attitude of Arabian Gulf University Medical

Students towards Psychiatry. Education for Health, Vol. 15, No. 2;180 –

188

Andriyanti, Luzi, 2004. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Terhadap Psikiatri. FK-UI. Available from :

Balon, R., Franchini,G.R., Freeman, P.S., Hassenfeld, I.N., Keshavan, M.S.,

Yoder, E., 1999. Medical Students’ and Views of Psychiatry. Academic

Psychiatry 1999; 23:30–36.

Chin, S.H., Balon, R. 2006. Attitudes and Perceptions Towards Depression and Schizophrenia among Residents in Different Medical Specialties.

Academic Psychiatry 2006; 30: 262 – 263.

Clardy, J.A., Thrust, C.R., Guttenberg, V.T., Goodrich, M.L., Burton, R.P.D., 2000. The junior-year psychiatric clerkship and medical students' interest

in psychiatry. Academic Psychiatry 2000; 24: 35 – 40.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa III. Direktorat Jendral Pelayanan Medik.

Eagle, P.F, Marcos, L.R 1980. Factors in medical students, choice of psychiatry.


(49)

Feifel D, Moutier CY, Swerdlow NR: Attitudes toward psychiatry as a

prospective career among students entering medical school. Am J

Psychiatry 1999; 156:1397–1402

Gabbard, Glen O. Psychoanalysis. In Saddock, B.J., Saddock V.A. 2000. Kaplan

& Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7th edition. Lippincott Williams & Wilkins Publishers

Galka, S.W., Perkins, D.V., Butler, N., Griffith, D.A., 2005. Medical Students' Attitudes Toward Mental Disorders Before and After a Psychiatric

Rotation. Academic Psychiatry 2005; 29 : 357 – 361.

Garyfallos, G., Lavrentiadis, G., Parashos, A., Aravela, A., Giouzepas, J., Dimitriou, E., 1998. Medical Students’ Attitudes Toward Psychiatry in

Greece.Academic Psychiatry 1998; 22:92–97.

Lai, Y.M., Hong, C.P., Chee, C.Y.L., 2001. Stigma of Mental Illness. Singapore

Med J 2001 Vol 42[3]:111-114

Laugharne, R., Appiah-Poku, J., Laugharne, J., Shankar, R., 2009. Attitudes Towards Psychiatry Among Final-Year Medical Students in Kumasi,

Ghana. Academic Psychiatry 2009; 33:71–75.

Madiyono, B. Moeslichan, S. 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam:

Sadstroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3. Jakarta: Sagung Seto: 302 – 331

Malhi, G.S., Parker G.B., Parker, K., Carr, V.J., Kirkby, K.C., Yellowlees, P.,

Boyce, P., Tonge, B., 2003. Attitudes toward psychiatry among students


(50)

2010].

Manasis, K., Katz, M., Lofchy, J., Wiesenthal, S., 2006. Choosing a Career in Psychiatry : Influential Factors Within a Medical School Program.

Academic Psychiatry 2006; 30:325 - 329.

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa / Willy F. Maramis. Edisi

ke-2. Surabaya : Airlangga University Press.

Ndetei, D.M., Khasakala, L., Ongecha-Owuor, F., Kuria, M. Syanda, J., Kokonya,

D., 2008. Attitudes Toward Psychiatry: A Survey of Medical Students at

the University of Nairobi, Kenya. Academic Psychiatry 2008; 32:154–159

Nielsen, A.C., Eaton, J.S., 1981. Medical Students' Attitudes About Psychiatry.

Arch Gen Psychiatry 1981;38:1144-1154

Syed, U.E., Siddiqi, M.N., Dogar, I., Hamrani, M.M., Yousafzai, A.W., Zuberi,

S., 2008. Attitudes of Pakistani Medical Students Towards Psychiatry as a

Prospective Career: A Survey. Academic Psychiatry 2008; 32:160–164

Tsao, C., Tummala, A., Roberts, L. 2008. Stigma in Mental Health Care.

Academic Psychiatry 2008; 32: 70 - 73.

Tumbuleka, A. Panduriono. 2008. Pemilihan Uji Hipotesis. Dalam:

Sadstroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis ed 3. Jakarta: Sagung Seto: 302 - 331

Wahyuni, A.S, 2007. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS.


(51)

WHO, 2005. The World Health Organization [WHO] Mental Atlas .WHO. Available from :

[Accessed 26 April 2010]

Zalar, B., Strbad, M., Svab, V., 2007. Psychiatric Education : Does It Affect


(52)

CURRICULUM VITAE

Lampiran 1

Nama : Michael Rulando

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 21 Maret 1990

Agama : Buddha

Alamat : Jl. H.M. Said Ujung gg. Lubis no 2 Medan

No HP/E -Mail : 08196069162/ m_rul4nd0@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan : 1. TK Methodist Siantar (1994-1996)

2. Sekolah Dasar Methodist Siantar ( 1996-1998 ) 3. Sekolah Dasar Sultan Agung Siantar ( 1998-2001 )

4. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Sultan Agung Pematang Siantar (2001-2004 )

5. Sekolah Menengah Atas Sutomo 1 Medan ( 2004-2007 )

6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-Sekarang )


(53)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

PERBANDINGAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP PSIKIATRI

Saya yang bernama di bawah ini : Nama : Michael Rulando

NIM : 070100075

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian berjudul “Perbandingan Sikap Mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Psikiatri” dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan sikap terhadap psikiatri antara mahasiswa yang belum terpapar dengan ilmu psikiatri dengan mahasiswa yang telah terpapar dengan ilmu psikiatri.

Saya mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan sejujur-jujurnya. Partisipasi Saudara/Saudari dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela, sehingga Saudara/Saudari bebas untuk mengundurkan diri jika tidak berkenan menjadi responden tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Saudara/Saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudara/Saudari, saya ucapkan terima kasih.

Medan,______________2010


(54)

Lampiran 3

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Nim :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Perbandingan Sikap Mahasiswa fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Terhadap Psikiatri.

Nama Peneliti : Michael Rulando

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, ... 2010

( ___________________________ ) Nama dan Tanda Tangan


(55)

Kuesioner Penelitian

Lampiran 4

No. Sangat

Setuju Setuj u Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju

1 Penelitian di bidang psikiatri telah membuat langkah bagus dalam memajukan penanganan gangguan mental umum

”Psychiatric research has made good strides in advancing care of the major mental disorder”

2 Psikiatri adalah cabang kedokteran yang sedang berkembang dengan pesat

”Psychiatry is a rapidly expanding frontier of medicine”

3 Psikiatri adalah tidak ilmiah dan tidak akurat.

”Psychiatry is unscientific and imprecise”

4 Jika ada anggota keluarga yang terganggu secara emosional dan situasinya tidak membaik, saya akan merekomendasikan konsultasi ke psikiater.

”If someone in my family was very emotionally upset and situation did not seem to be improving, i would recommend a psychiatric consultation”

5 Konsultasi psikiatri sangat membantu untuk pasien medis atau bedah

”Psychiatric consultation for medical or surgical patients is often helpful”

6 Perawatan psikiatri sangat membantu bagi kebanyakan pasien yang menjalaninya

”Psychiatric treatment is helpful to most peple who receive it”

7 Psikiatri adalah bukan cabang kedokteran yang murni dan valid

”Psychiatry is not a genuine and valid branch of medicine”

8 Kebanyakan psikiater adalah pemikir logis

”Most psychiatrist are clear,logical thinker”

9 Dengan beberapa pengecualian, psikolog dan pekerja sosial adalah berkualifikasi seperti psikiater dalam mendiagnosis dan menangani pasien dengan gangguan emosi.

”With few exceptions, clinical psychologists and social workers are just as qualified as psychiatrists to diagnose and treat emotionally disturbed people”

10 Diantara profesional kesehatan jiwa, psikiater punya kekuasaan dan pengaruh yang paling besar

”Among mental health professional, psychiatrists have the most authority and influence”

11 Psikiater terlalu sering membenarkan teori/doktrin dalam mengajar psikiatri

”Psychiatrists are too frequently apologetic when teaching psychiatry”

12 Psikiatri terlalu berpikiran tentang biologis dan kurang perhatian tentang kehidupan pribadi pasien dan gangguan psikologi.

”Psychiatry is too biologically minded and not attentive enough to patient’s personal life and psychological problems”


(56)

Jawablah pertanyaan sesuai dengan pendapat anda. (beri tanda pada kotak yang disediakan)

“Psychiatry is too analitical, theoritical, and psychodynamic, and not attentive enough to patient’s physiology”

14 Psikiater sering menyalah-gunakan hak untuk merawat-inap pasien diluar keinginan pasien.

”Psychiatrists frequently abuse their legal power to hospitalize patients against their will”

15 Psikiater mempunyai penghasilan yang hampir sama banyaknya dengan dokter lain.

”On average, psychiatrists makes as much money as most doctors”

16 Psikiatri adalah kurang prestisius dimata masyarakat.

“Psychiatry has a low prestige among the general public”

17 Psikiatri mempunyai status yang tinggi diantara disiplin medis yang lain.

”Psychiatry has a high status among other medical disciplines”

18 Banyak dokter yang tidak dapat memperoleh pendidikan spesialis pada disiplin yang lain beralih ke psikiatri.

”Many people who could not obtain residency position in other specialties eventually enter psychiatry”

19 Keluarga tidak mendukung untuk menjadi psikiater.

”My family discouraged me from entering psychiatry”

20 Teman-teman tidak mendukung untuk menjadi psikiater.

”Friends and fellow students discouraged me from entering psychiatry”

21 Jika siswa tertarik pada psikiatri, ia mengambil resiko untuk diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang ingin menjadi psikiater, yang dalam pandangan orang lain merupakan grup orang aneh.

”If a student expresses interest in psychiatry, he or she risks being associated with a group of other would be psychiatrists who are often seen by others as odd, peculiar or neurotic”

22 Saya merasa tidak nyaman dengan pasien gangguan mental/gangguan jiwa.

”I feel uncomfortable with mentally ill patients”

23 Cara pengajaran psikiatri pada sekolah kedokteran saya sangat menarik dan mempunyai kualitas yang bagus.

”Teaching of psychiatry at my medical school is interesting and of good quality”

24 Kebanyakan psikiater pada sekolah saya adalah pemikir logis

”Most psychiatrists at my medical school are clear, logical thinker”

25 Kebanyakan staf medis non psikiatri pada sekolah kedokteran saya menghormati psikiatri.

”Most non-psychiatry and house staff at my medical school are respectful of psychiatry”

26 Walau saya tertarik dengan psikiatri, tidak ada usaha dari sekolah kedokteran saya untuk mendukung.

”Although I am interested in psychiatry, no effort was made to encourage my becoming a psychiatrist at my medical school”


(57)

Lampiran 5

Karakteristik Responden

No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin

1 231 7 laki-laki 26 151 7 laki-laki 51 362 7 perempuan 76 385 7 perempuan

2 193 7 laki-laki 27 322 7 laki-laki 52 91 7 perempuan 77 19 7 perempuan

3 94 7 laki-laki 28 327 7 laki-laki 53 347 7 perempuan 78 389 7 perempuan

4 48 7 laki-laki 29 233 7 laki-laki 54 31 7 perempuan 79 397 7 perempuan

5 338 7 laki-laki 30 265 7 perempuan 55 30 7 perempuan 80 212 7 perempuan

6 321 7 laki-laki 31 126 7 perempuan 56 169 7 perempuan 81 325 7 perempuan

7 140 7 laki-laki 32 51 7 perempuan 57 118 7 perempuan 82 243 7 perempuan

8 100 7 laki-laki 33 326 7 perempuan 58 259 7 perempuan 83 322 7 perempuan

9 120 7 laki-laki 34 336 7 perempuan 59 426 7 perempuan 84 229 7 perempuan

10 262 7 laki-laki 35 345 7 perempuan 60 269 7 perempuan 85 9 7 perempuan

11 119 7 laki-laki 36 117 7 perempuan 61 328 7 perempuan 86 153 7 perempuan

12 132 7 laki-laki 37 357 7 perempuan 62 82 7 perempuan 87 129 7 perempuan

13 135 7 laki-laki 38 237 7 perempuan 63 234 7 perempuan 88 11 7 perempuan

14 207 7 laki-laki 39 157 7 perempuan 64 230 7 perempuan 89 71 7 laki-laki

15 348 7 laki-laki 40 79 7 perempuan 65 324 7 perempuan 90 68 7 perempuan

16 323 7 laki-laki 41 103 7 perempuan 66 112 7 perempuan 91 125 7 laki-laki

17 115 7 laki-laki 42 143 7 perempuan 67 16 7 perempuan 92 148 7 perempuan

18 29 7 laki-laki 43 43 7 perempuan 68 69 7 perempuan 93 22 7 perempuan

19 61 7 laki-laki 44 343 7 perempuan 69 63 7 perempuan 94 6 7 perempuan

20 346 7 laki-laki 45 128 7 perempuan 70 275 7 perempuan 95 4 7 perempuan

21 147 7 laki-laki 46 1 7 perempuan 71 195 7 perempuan 96 76 7 perempuan

22 166 7 laki-laki 47 340 7 perempuan 72 5 7 perempuan 97 52 7 perempuan

23 141 7 laki-laki 48 146 7 perempuan 73 329 7 perempuan 98 50 7 perempuan

24 246 7 laki-laki 49 380 7 perempuan 74 32 7 perempuan 99 96 7 laki-laki

25 123 7 laki-laki 50 39 7 perempuan 75 73 7 perempuan 100 74 7 perempuan

No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin No Nim Stambuk Jenis Kelamin 101 158 10 perempuan 130 107 10 laki-laki 159 123 10 perempuan 188 355 10 perempuan 102 135 10 perempuan 131 11 10 perempuan 160 197 10 perempuan 189 134 10 perempuan 103 336 10 laki-laki 132 41 10 perempuan 161 255 10 perempuan 190 226 10 laki-laki 104 59 10 perempuan 133 7 10 laki-laki 162 99 10 perempuan 191 23 10 perempuan 105 168 10 perempuan 134 219 10 laki-laki 163 13 10 perempuan 192 53 10 perempuan 106 233 10 perempuan 135 137 10 laki-laki 164 25 10 laki-laki 193 166 10 perempuan 107 71 10 laki-laki 136 32 10 laki-laki 165 38 10 perempuan 194 77 10 perempuan 108 17 10 perempuan 137 113 10 laki-laki 166 127 10 laki-laki 195 152 10 perempuan 109 352 10 perempuan 138 324 10 laki-laki 167 179 10 laki-laki 196 36 10 perempuan 110 328 10 perempuan 139 215 10 perempuan 168 225 10 laki-laki 197 246 10 laki-laki 111 90 10 laki-laki 140 16 10 laki-laki 169 55 10 perempuan 198 96 10 laki-laki 112 183 10 perempuan 141 218 10 perempuan 170 241 10 perempuan 199 245 10 perempuan 113 155 10 perempuan 142 122 10 perempuan 171 110 10 perempuan 200 65 10 perempuan


(58)

115 114 10 laki-laki 144 112 10 laki-laki 173 175 10 perempuan 116 47 10 perempuan 145 319 10 perempuan 174 224 10 perempuan 117 95 10 laki-laki 146 195 10 perempuan 175 67 10 perempuan 118 214 10 laki-laki 147 33 10 laki-laki 176 111 10 perempuan 119 149 10 perempuan 148 150 10 laki-laki 177 56 10 perempuan 120 212 10 perempuan 149 98 10 perempuan 178 26 10 laki-laki 121 248 10 laki-laki 150 338 10 perempuan 179 115 10 perempuan 122 83 10 laki-laki 151 165 10 laki-laki 180 146 10 perempuan 123 252 10 perempuan 152 329 10 perempuan 181 234 10 laki-laki 124 15 10 perempuan 153 135 10 laki-laki 182 87 10 perempuan 125 20 10 perempuan 154 103 10 laki-laki 183 331 10 laki-laki 126 231 10 perempuan 155 135 10 perempuan 184 62 10 perempuan 127 266 10 laki-laki 156 75 10 laki-laki 185 21 10 perempuan 128 86 10 perempuan 157 63 10 perempuan 186 156 10 perempuan 129 142 10 laki-laki 158 51 10 laki-laki 187 34 10 perempuan


(1)

p1 4

Pears on Correl ation

.169 .166 .467* .408 .334 .435 .314 .760** .658** .531* .445* .320 .169 1 .002 .188 .445* .178 .855** .531* .817** .304 .613** .219 .249 .408 .648**

Sig. (2-tailed)

.476 .484 .038 .074 .150 .055 .178 .000 .002 .016 .049 .168 .476 .994 .427 .049 .452 .000 .016 .000 .193 .004 .353 .291 .074 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p1 5

Pears on Correl ation

.619** .518* -.002 .226 .339 .256 .421 .247 .483* .409 .581** .444* .619** .002 1 .690** .272 .311 -.002 .409 .247 .693** .142 .585** .786** .226 .625**

Sig. (2-tailed)

.004 .019 .993 .339 .144 .275 .064 .295 .031 .074 .007 .050 .004 .994 .001 .247 .182 .993 .074 .294 .001 .552 .007 .000 .339 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p1 6

Pears on Correl ation

.820** .274 .177 .210 .467* .315 .314 .485* .410 .417 .629** .082 .820** .188 .690** 1 .588** .178 .185 .417 .510* .777** .438 .505* .386 .210 .685**

Sig. (2-tailed)

.000 .242 .457 .375 .038 .176 .178 .030 .073 .067 .003 .730 .000 .427 .001 .006 .452 .436 .067 .021 .000 .053 .023 .093 .375 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p1 7

Pears on Correl ation

.382 .079 .145 -.065 -.079 .408 .197 .533* .215 .090 .221 -.033 .382 .445* .272 .588** 1 .030 .634** .090 .683** .332 .936** .328 .049 -.065 .461*

Sig. (2-tailed)

.096 .739 .542 .784 .740 .074 .406 .016 .363 .706 .348 .891 .096 .049 .247 .006 .899 .003 .706 .001 .152 .000 .158 .838 .784 .041

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p1 8

Pears on Correl ation


(2)

Sig. (2-tailed)

.014 .722 .164 .821 .695 .079 .007 1.000 .020 .010 .031 .007 .014 .452 .182 .452 .899 .424 .010 .911 .132 .497 .020 .011 .821 .022

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p1 9

Pears on Correl ation

.107 .312 .591** .298 .146 .506* .377 .743** .527* .446* .345 .269 .107 .855** -.002 .185 .634** .189 1 .446* .651** .199 .824** .280 .260 .298 .620**

Sig. (2-tailed)

.653 .181 .006 .202 .540 .023 .101 .000 .017 .049 .137 .251 .653 .000 .993 .436 .003 .424 .049 .002 .399 .000 .231 .268 .202 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 0

Pears on Correl ation

.572** .237 .383 .678** .628** .264 .503* .523* .796** 1.000** .946** .644** .572** .531* .409 .417 .090 .559* .446* 1 .317 .780** .241 .419 .688** .678** .846**

Sig. (2-tailed)

.008 .314 .095 .001 .003 .261 .024 .018 .000 .000 .000 .002 .008 .016 .074 .067 .706 .010 .049 .173 .000 .307 .066 .001 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 1

Pears on Correl ation

.305 .133 .257 .219 .289 .469* .085 .736** .508* .317 .426 .048 .305 .817** .247 .510* .683** -.027 .651** .317 1 .490* .640** .169 .100 .219 .588**

Sig. (2-tailed)

.191 .576 .274 .354 .217 .037 .723 .000 .022 .173 .061 .841 .191 .000 .294 .021 .001 .911 .002 .173 .028 .002 .476 .674 .354 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 2

Pears on Correl ation

.735** .202 .146 .479* .588** .291 .258 .481* .631** .780** .941** .356 .735** .304 .693** .777** .332 .349 .199 .780** .490* 1 .250 .370 .541* .479* .782**

Sig. (2-tailed)

.000 .393 .539 .033 .006 .213 .273 .032 .003 .000 .000 .124 .000 .193 .001 .000 .152 .132 .399 .000 .028 .288 .108 .014 .033 .000


(3)

p2 3

Pears on Correl ation

.330 .109 .295 .056 -.048 .427 .358 .604** .339 .241 .260 .139 .330 .613** .142 .438 .936** .161 .824** .241 .640** .250 1 .387 .149 .056 .546*

Sig. (2-tailed)

.155 .646 .206 .815 .840 .061 .122 .005 .144 .307 .268 .558 .155 .004 .552 .053 .000 .497 .000 .307 .002 .288 .092 .531 .815 .013

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 4

Pears on Correl ation

.606** .155 .096 .061 .242 .172 .953** .233 .347 .419 .419 .596** .606** .219 .585** .505* .328 .515* .280 .419 .169 .370 .387 1 .681** .061 .625**

Sig. (2-tailed)

.005 .515 .686 .799 .304 .467 .000 .324 .133 .066 .066 .006 .005 .353 .007 .023 .158 .020 .231 .066 .476 .108 .092 .001 .799 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 5

Pears on Correl ation

.512* .589** .248 .462* .421 .253 .707** .322 .702** .688** .653** .778** .512* .249 .786** .386 .049 .557* .260 .688** .100 .541* .149 .681** 1 .462* .754**

Sig. (2-tailed)

.021 .006 .291 .040 .064 .281 .000 .167 .001 .001 .002 .000 .021 .291 .000 .093 .838 .011 .268 .001 .674 .014 .531 .001 .040 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 6

Pears on Correl ation

.249 .317 .334 1.000** .645** .169 .158 .573** .572** .678** .615** .479* .249 .408 .226 .210 -.065 -.054 .298 .678** .219 .479* .056 .061 .462* 1 .585**

Sig. (2-tailed)

.289 .173 .150 .000 .002 .477 .507 .008 .008 .001 .004 .032 .289 .074 .339 .375 .784 .821 .202 .001 .354 .033 .815 .799 .040 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S T

Pears on Correl ation


(4)

Sig. (2-tailed)

.000 .049 .025 .007 .005 .013 .003 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .002 .003 .001 .041 .022 .004 .000 .006 .000 .013 .003 .000 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

20

100.0

Excluded

a

0

.0

Total

20

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items


(5)

Interpretasi Hasil Penelitian

Lampiran 9

Independent t-Test

Group Statistics

stambuk

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

ST

7

100

47.39

6.912

.691

10

100

44.52

6.177

.618

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F

Sig.

t

df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Lower

Upper

ST Equal

variances

assumed

.782 .378

3.096

198

.002

2.870

.927

1.042

4.698

Equal

variances

not

assumed

3.096 195.547

.002

2.870

.927

1.042

4.698


(6)

Makna Skor * stambuk Crosstabulation

Count

stambuk

Total

7

10

Makna Skor

negatif

10

24

34

positif

90

76

166