LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.docx (2)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Bhakti Kencana Limbangan
program keahlian Farmasi merupakan salah satu sekolah yang melahirkan tenagatenaga Asisten Apoteker yang harus siap kerja di lapangan. Oleh karena itu, Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Bhakti Kencana Limbangan mengadakan
program PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang salah satu kegiatan nya melakukan
peninjauan langsung ke puskesmas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini biasa di jadikan sebagai tolak ukur bagi
siswa dalam menerapkan teori dari sekolah. Pengetahuan di proleh dari sekolah tidak
selamanya sama dengan apa yang ada lapangan. Oleh karena itu, Praktek Kerjan
Lapangan (PKL) merupakan progran yang memberikan pengetahuan kepada siswa
tentang proses-proses yang terjadi di lapangan secara nyata.

1.2.

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

 Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja dan tanggung
jawab seorang Tenaga Teknis KeFarmasian di Apotek.
 Untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang

pembuatan,

pengolahan,

peracikan,

perubahan

bentuk,

pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat serta
perbekalan Farmasi lainnya.
2. Tujuan Khusus
Untuk menghasilkan Tenaga Teknis KeFarmasian yang propesional, jujur
dan tanggung jawab dalam hal pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.


1.3

Kegunaan Penulisan Laporan
1
Kegunaan penulisan lapoean ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk bisa mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian
(UKK) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).
1

2. Membiasakan siswa hidup mandiri dan berpikir logika juga melihat
kedisiplinan siswa dalam dunia kerja secara melatih kreatifitas dalam
menuangkan ide yang disusun dalam laporan.

BAB II
TINJAUAN UMUM PUSKESMAS LIMBANGAN
2.1 Letak Geografis Puskesmas Limbangan
Kecamatan Bl.Limbangan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Bl.Limbangan terletak di wilayah Kabupaten Garut bagian utara dengan
jarak kurang lebih 28 km, berada pada ketinggian 545 m di atas permukaan laut.

Keadaan alamnya terdiri dari dataran rendah, berbukit dan bergunung, dialiri 3 buah
sungai yang agak besar (Sungai Cimanuk, Cipancar dan Sungai Cipeujeuh).
Kecamatan Bl.Limbangan meliputi 14 Desa Swakarya, 157 RW 438, RT 22.633 KK
dengan jumlah penduduk 84.654 jiwa.
Wilayah kecamatan Bl.Limbangan mempunyai batas administrasi
sebagai berikut :
 Sebelah Utara
 Sebelah Selatan

: Kecamatan Selaawi
: Kecamatan Cibiuk
2

 Sebelah Timur
: Kecamatan Cibatu
 Sebelah Barat

: Kecamatan Nagreg
(Peta Krcamatan Bl.Limbangan terdapat pada Lampiran 1)
Luas wilayah Kecamatan Bl.Limbangan adalah 7.560,850 Ha, yang

terdiri dari :
a. Tanah Carik
b. Tanah milik rakyat
Darat
Sawah
Wakaf
Kolam

2.2 .

: 139,081
:
: 5.474,188
: 1.820,000
: 5,485
: 25,000

Ha
Ha
Ha

Ha
Ha

3
Kuburan
:47,735
Ha
Lain-lain
: 6,330
Ha
c. Tanah Pengangonan : 54, 520
Ha
d. Tanah Kehutanan
: 1.692,000 Ha
Analisa Demografi
Penduduk Krcamatan Bl.Limbangan berjumlah : 84.654 Orang,

terdiri dari Laki-laki : 42.134 orang dan perempuan : 42.520 orang.
Analisa Lingkungan
Diwilayah kerja puskesmas Bl.Limbangan, keadaan Fasilitas


2.3.

Kesehatan Lingkungannya meliputi :
a. Sarana air bersih

a.

:

 Sumur Gali
 SPT dangkal
 SPT Artesis
 PMA
b. Sarana jamban Keluarga
c. SPAL Rumah Tangga
d. Perumahan Lingkungan Pemukiman
 Jumlah Rumah
 Jumlah KK
Tempat Tempat Umum (TTU)


: 4.058
: 101
: 3
: 17
: 4646
: 5775 `

buah
buah
buah
buah
buah
buah

: 16.376
: 17.212

buah
KK

3










b.

c.

Pasar tradisional
Mini market
Terminal
Puskesmas DPT
Puskesmas pembatu

Mesjid jami
Pasantren
Sekolah

 Poskestren
Tempat Pengolahan Makanan
 Rumah makan
 Warung nasi
 Parbrik tahu
 Pabrik kerupuk
 Pabrik tempe
Tempat penyimpanan penjualan pestisida
 Kios Pestisida

:1
:1
:1
:1
: 5
: 81

: 21
: 81

buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah

:2

buah

:6
:7
:3
:3

:1

buah
buah
buah
buah
buah

:1

buah

2.4. Fasilitas Kesehatan dan Sarana Pendidikan
Puskesmas Kecamatam Bl.Limbangan terdiri dari 1 Puskesmas
induk, 5 Puskesmas pembantu, 2 poskestren 139 Posyandu. Keadaan
personilnya berjumlah 75 Orang.
Dari 69 Orang ini yanh menjadi PNS berjumlah 41 orang dan yang
masih bertugas PTT 6 orang, TKK 3 orang, dan sukwan 25 orang.
Letak puskesmas DPT Bl.Limbangan berada di Desa Limbangan
Tengah, tempatnya di jln.Raya Limbangan Tengah No. 119 Telp. 431
113 dengan jarak tempuh dari Desa terdekat 500 m dan dari desa
terjauh kurang lebih 12 km.
Sarana yang tersedia di puskesmas Limbangan adalah :
1. TU
2. Ruang Dokter
3. Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD)
4. Labolatorium
5. Ruang Obat
6. Ruang pemeriksaan
7. Ruang karcis
8. Ruang rontgen
9. Ruang inap
10. Toilet

4

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

2.5 Personalia Puskesmas Limbangan
Tata Usaha
: 7 Orang
Perawat Umum
: 12 Orang
Perawat Gigi
: 3 Orang
Bidan
: 26 Orang
Kesling
: 1 Orang
Labolatorium
: 3 Orang
Gizi
: 1 Orang
TKK
: 3 Orang
TKS/ Sukwan
: 22 Orang
Dokter Umum
: 2 Orang
Dokter Gigi
: 1 Orang

2.6 Sarana Penunjang
Puskesmas pembantu 5 buah terdiri dari :
1. Pustu Dunguswiru
2. Pustu Ciwangi
3. Pustu Pangeureunan
4. Pustu Surabaya
5. Pustu Simpen
2.7 Program Kesehatan Di Puskesmas Limbangn
Kegiatan pokok Kesehatan yang di laksanakan di Puskesmas DPT
Bl.Limbangan meliputi program :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kesehatan ibu dan anak
Kelurga berencana
Gizi
Penyehatan Lingkungan pemukiman
Pencegahan penyakit menular
Pengobtan rawat jalan
Rawat inap

8. Usaha kesehatan sekolah
9. Kesehatan gigi dan mulut
10. Kesehatan mata
11. Perawatan kesehatan masyarakat
12. Penyuluhan kesehatan masyarakat
13. Kesehatan jiwa
14. Manajemen terpadu balita salit
15. Farmasi
16. Labolatorium kesehatan
17. Rontgen
18. Unit Gawat Darurat
19. Pencatatan dan laporan
5

20. Operasi katarak
21. Perpustakaan
22. Posyandu
Kunjungan pasien yang berobat ke puskemas DPT BL.Limbangan
meliputi bermacam-macam kasus dan keluhan penyakit, baik penyakit
yang di sebabkan oleh penyebab lainnya. Banyaknya kunjungan pasien
yang berobat ke puskesmas DPT Bl.Limbangan den
gan klasifikasi 10 besar penyakit, yang disusun dari laporan bulanan
penyakit, diharapkan dapat mewakili keadaan pola penyakit yang terjadi
pada tahun 2012.

Tabel 1
Adapun ke 10 besar penyakit adalah sebagai berikut :

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

KELOMPOK PENYAKIT
Penyakit infeksi saluran pernafasan
Penyakit sistim pencernaan
Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Penyakit sistim pembuluh darah
Penyakit sistim musculo skeletat dan jaringan ikat
Penyakit infeksi dan parasit tertentu
Penyakit mata dan adnexa
Infeksi dan pneumonia
Gejala tanda dan pneumonia secara klinis lab yang tidak

JUMLAH
10430
7907
3907
3593
2520
2010
1977
864
702

10
11

diklafikasikan di tempat lain
Pediculosis, akarriasis dan gangguan oleh kutu lainnya
Penyakit Lain-lain
Jumlah

500
3723

6

BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG KEFARMASIAN
3.1 Perencanaa Obat
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
1. Perkiraan jenis dan jumalah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan.
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasinal.
3. Meningkatkan efisiensi obat.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan obat antara lain :
3.1.1 Tahap pemilihan oabt
Fungsi seleksi/pemilihan obat adalah untuk menentukan apakah obat
benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah penduduk dan pola penyakit di
daerah. Untuk mendapatkan pengadaan obat yang baik, sebaiknya diawali
dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat, yaitu meliputi :
a. Obat pilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang
memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek
samping yang akan ditimbulkan.
7

b. Obat dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari duplikasi dan
kesamaan jenis.
c. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifikn untuk efek terapi yang
lebih baik.
d. Hindari penggunaan kombinasi, Kecuali jika obat kombinasi mempunyai
efek yang lebih baik dibandingkan obat tunggal.

9
e. Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat pilihan
(drug of choice) dari penyakit yang relevansinya tinggi.
3.1.2 Tahap perhitungan kebutuhan obat
Kompolasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui pemakaian
bulanan masing-masing jenis obat di unit pelayanan kesehatan/puskesmas
selama setahun dan sebagai pendamping bagi stok optimum.
Informasi yang didapat dari kompilasi pemakain obat adalah :
a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan
b.
c.

kesehatan/puskesmas
Persentase pemakain tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun
seluruh unit pelayanan kesehatan/puskesmas
Pemakain rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat kabupaten/kota
Tahap perhitungan kebutuhan obat menentukan kebutuhan obat
merupakan tantangan yang berat yang harus di handapi oleh tenaga farmasi
yang bekerja di UPOKK kabupaten/kota maupun Unit Pelayanan Kesehatan
Dasar (PKD). Masalah kekosongan obat atau kelebihan obat dapat terjadi
apabila informasi semata-mata hanya berdasarkan informasi teoritis
terhadap kebutuhan pengobatan. Koordinasi dan proseses perencanaan
untuk pengadaan obat secara terpadu serta melaluio tahapan seperti di atas ,
diharapkan obat yang di rencanakan dapat tepat jenis , tepat jumlah serta
tepat waktu dan tersedia pada saat dibutuhkan.
Metode yang lazim digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan

obat tiap unit pelayanan kesehatan adalah :
a. Metode konsumsi
Metode ini di lakukan dengan menganalisis data konsumsi obat tahun
sebelumnya. Hal yangperlu diperhatikan antara lain :
1) Pengumpulan data dan pengelolaan data
8

2) Analisis data untuk informasi dan evaluasi

3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
b. Metode Epidemiologi
Metode ini dilakukan dengsn menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola
prnyakit, perkiraan kunjungan dan waktu tunggu (lead time).
Langkah-langkah dalam metode ini antara lain :
1) Menentukan jumlah penduduk yang akaan di layani
2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit
3) Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan
4) Menghitung perkiraan kebutuhan obat
5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia

3.2

Permintaan obat
Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masingmasing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pada penyakit yang ada di
wilayah kerjanya.
Sumber penyediaan obat di puskesmas adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di puskesmas
adalah obat esensial ynag jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh
menteri kesehatan dengan menujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional.
Selain itu dengan keputusan global maupun keputusan mentri
kesehatan No: 085 tahun 1989 tentang kewajiban menuliskan Resep dan atau
menggunakan obat generik di pelayanan kesehatan milik pemerintah, maka
hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di puskesmas.

9

Adapun bebereapa dasar pertimbangan dari kepmenkes tersebut adalah
1. Obat generik sudah menjadi kesepakatan global untuk dipergunakan di
seluruh dunia bagi pelayanan kesehatan publik.
2. Obat generik mempunyai mutu, verifikasi yang memenuhi standar
pengobatan.
3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan publik bagi masyarakat.
4. Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan publik.
5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi alokasi dana obat di pelayanan
kesehatan publik.
Berdasarkan UU No: 36 Tahun 2005 tentang Kesehatan dan PP
No : 51 Tahun 2005 tentang Pekerjaan Kefarmasian yang diperkenankan
untuk melakukan penyediaan obat adalah Tenaga Apoteker. Untuk itu,
Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendirisendiri.
Permintaan Obat untuk mendukung pelayanan obat di masingmasing kabupaten/kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan
permintaan dari sub unit kepala puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan
ketepatan waktu penyerahan obat kepada puskesmas kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur
permintaan

dan penyerahan obat secara langsung dari UPOPPK ke

puskesmas.
1. Kegiatan
a. Permintaan Rutin
Dilakukan dengan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota untuk masing-masing Puskesmas.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila :
1.Kebutuhan meningkat ;
2.Menghindari kekosongan ;
3.Penanganan kejadian luar biasa (KLB), Obat rusak dan
4.kadaluarsa.

c. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan
pemakaian lembar permintaan obat ( LPLPO).
d. Permintaan obat di tinjaukan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
dan selanjutnya di peroses oleh UPOPPK kabupaten/kota.
10

2.

3.3.

Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya
b. Jumlah kunjungan resep
c. Data penyakit
d. Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK
Sumber data
a. LPLPO
b. LBI
Penyimpanan obat
Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit
pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Penyimpanan adalah suatu
kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak
hilang) , terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap

terjamin.
3.3.1. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat
a. Persyaratan Gudang
1) Cukup luas minimal 3 x 4 m.
2) Ruang keruang tidak lembab.
3) Ada ventilasi agar ada aliran udara tidak lembab/panas.
4) Perlu adanya cahaya yang cukup. Namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dari bertelaris.
5) Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan
bertumpuknya debu dan kotoran lain, bila perlu diberi alas papan
(palet).
6) Dinding dibuat licin.
7) Hindari pembuatan sudut lantai dan dingding tajam.

8) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
9) Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda.
10) Tersedia lemari/laci khusus narkotika dan psikotropika yang selalu
terkunci.
11) Sebaiknya ada pengukuran suhu ruangan.
b.Pengaturan penyimpanan obat
1) Obat disusun secara alfabetis
2) Obat dirotasi dengan FIFO dan FEFO
3) Obat disimpan pada rak
4) Obat yang disimpan pada lantai harus diletakan diatas palet
5) Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
3.3.2 Kondisi peyimpanan

11

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Cairan dipisahkan dari padatan
b. Sera, paksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
c. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak ditutup
sehingga mempercepat reaksi. Untuk menghindari lembab tersebut maka
perlu di lakukan upaya-upaya berikut :
1) Ventilasi harus baik, jendela terbuka
2) Simpan obat ditempat yang kering
3) Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka
4) Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC, karena makin
panasa udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab
5) Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul
6) Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki

d. Sinar matahari
Kebayakan cairan, larutan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar
matahari. Sebagai contoh adalah injeksi klorfromazin yang terkena sinar
matahari, akan berubah wana menjadi kuning terang sebelum tanggal
kadaluarsa.
Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari :
1) Gunakan wadah botol atau vial di udara terbuka
2) Jangan letakan botol atau vial di udara terbuka
3) Obat yang penting dapat disimpan di lemari
4) Jendela-jemdela diberi gorden
5) Kaca jendela di cat putih
e. Temperatur/panas
Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap
pengaruh panas. Sebagai contoh : salep oksi tetrasiklin akan lumer bila
suhu peyimpanan tinggi dan akan mempengaruhi kualitas salep tersebut.
Ruangan obat harus sejuk, beberapa jenis obat harus disimpan dalam
lemari pendingin pada suhu 4-8 derajat celcius, seperti :
1) Vaksin
2) Sera dan produk darah
3) Atitoksin
12

4) Insulin
5) Injeksi antibiotik yang sudah dipakai (sisa)
6) Injeksi oksitosin
Ingat DPT, DT, TT Vaksin atau kontrasepsi jangan
dibekukan karena akan menjadi rusak cara mencegah kerusakan karena
panas :
1) Pasang ventilasi udara.
2) Atap gudang jangan dibuat dari bahan metal.
3) Buka jendela sehingga terjadi sirkilasi udara.
f. Kerusakan fisik
Untuk menghindari kerusakan fisik :

1) Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di
dalam dus bagian tangan kebawah dapat pecah dan rusak, selain
itu akan meyulitkan pengambilan obat didalam dus yang teratas.
2) Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton, jika
tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan
delapan dus.
3) Hindari kontak dengan benda-benda tajam.
g. Kontaminasi bakteri
Wadah obat harus tertutup rapat , apabila wadah terbuka, maka
obat mudah tercemar oleh bakteri dan jamur.
h. Pengotoran
Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain
yang kemudian merusak obat, etiket dapat menjadi kotor dan sulit
terbaca. Oleh karena itu bersihkan ruangan paling sedikit satu minggu
sekali lantai disapu dan dipel, dinding dan rak dibersihkan bila ruang
penyimpanan kecil :
1) Dapat digunakan system dua rak
2) Bagi obat menjadi dua bagian, obat yang siap dipakai diletakan
dibagian rak A sedangkan yang lain dibagian rak B.
3) Pada saat menggunakan obat di rak A, maka pesanan mulai
dikirim kegudang farmasi sambil

menunggu obat datang,

semantara itu obat di rak B digunakn, pada saat obat di rak B
habis maka diharapkan obat yang dipesan di harapkan sudah
datang.
4) Jumlah obat yang disimpan di rak A atau rak B tergantung dari
seberapa lama waktu yang diperlukan saat mulai memesan sampai
obat di terima (waktu tunggu).
13

5) Misalnya permintaan dilakukan setiap 4 bulan dan waktu yang di
perlukan saat mulai memesan sampai obat tiba adalah dua bulan
maka jumlah pemakaian 4 bulan dibagi sama rata untuk rak A dan

rak B. Apabila waktu tunggu yang diperlukan satu bulan maka ¾
bagia obat disimpan di rak A ¼ bagian di rak B.
i. Tata cara menyimpan dan menyusun obat
1) Pengaturan meyimpan obat
Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan di
susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Contoh
kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain.
2) Penenrapan system FIFO dan FEFO
Penyususnan dilakukan dengan system firts in first out (FIFO)
untuk , masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama
kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang
kemudian dan first expired first out (FEFO) untuk masing-masng
obat, artinya obat yang lebih awal kadaluwarsanya kemudian.
Hal ini sangat penting karena :
a)
Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau
b)

potensinya berkurang.
Beberapa obat seperti antibiotoc mempunyai batas waktu
pemakaian artinya waktu dimana obat mulai berkurang

efektivitasnya.
3) Obat yang sudah diterima di susun sesuai denga pengelompokan
untuk memudahkan pencarian dan pengendalian stok obat.
4) Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah atau rusak.
5) Golongan antibiotic haru disimpat di wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya matahari, disimpan ditempat kering.
6) Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es, kartu
temperatur yang terdapat dalam lemari es harus selalu di isi.
7) Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya
matahari.
8) Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan pengambilannya menggunakan sendok.

14

9) Untuk obat yang mempunyai kadaluwarsa supaya kadaluwarsanya
dituliskan pada dus luar dengan menggunakan spidol.
10) Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, seperti
lemari yang tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara

a)

dan lain sebagainnya.
11) Cairan diletakan di bagian bawah.
12) Kondisi penyimpanan bebebrapa obat.
Beri tanda semua wadah obat dengan jelas, apabila ditemukan obat

b)

dengan wadah tanpa etiket, jangan digunakan.
Apabila obat disimpan didalam dus besar makan pada dus harus
tercantum :
 Jumlah isi dus, misalnya: 20 kaleng @ 500 tablet
 Kode lokasi
 Tanggal diterima
 Tanggal kadaluwarsa (kalau ada)
13) Beri tangga khusus untuk obat yang akan habis masa pemakainya
pada tahun tersebut.
14) Jangan menyimpan vaksin lebih dari 1 bulan di unit pelayanan

kesehatan (puskesmas).
j. Pengamatan mutu
Setian petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat secara
berkala, paling tidak setiap awal bulan. Pengamatan mutu obat :
1) Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik secara
fisika maupun kimia.
2) Laporan perubahan yang terjadi kepada UPOPPK kabupaten/kota
untuk diteliti lebih lanjut.
3) Secara sederhana pengamanan di lakukan dengan visual, dengan
a)

melihat tanda-tanda sebagai berikut :
Tablet :
 Terjadi perubahan warna, bau dan rasa serta lembab.

 Usahakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, dan rapuh.
 Kaleng atau botol rusak sehingga dapat memoengaruhi
obat.
 Untuk tablet salut, di samping informasi di atas juga disa
dengan lengket satu dengan lainnya, bentuknya berbeda.
 Wadah yang rusak.
b) Kapsul :
15

 Cangkangnnya terbuka, kosong, rusak maupun melekat
satu sama lainnya, wadah rusak.
 Terjadi perubahan warna baik cangkang maupun kapsul.
c) Cairan :
 Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.
 Cairan susupensi tidak bisa dikocok.
 Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali.
d) Salep :
 Konseistensi, warna dan bau berubah (tengik).
 Pot/tube rusak atau bocor.
e) Injeksi :
 Kebocoran.
 Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang sebelumnya
jernih sehingga keruh atau partikel asing dalam serbuk
atau injeksi.
 Wadah rusak atau terjadi perubahan warna.
3.4 Distribusi Obat
Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan tepat waktu.
Penyaluran distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyaluran obat
secara merata dan teratur untuk memanuhi kebutuhan sub unit pelayanan
kesehatan antara lain :

1. Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas (kamar obat,
2.
3.
4.
5.

labolatorium).
PUSTU (puskesmas pembantu).
Puskesmas keliling.
Posyandu.
Polindes.
Adapun ketinggian distribusi adalah :

1) Menentukan frekuensi distribusi
Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu pertimbangan jarak sub
unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia.
2) Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan

16

Dalam menentukan jumlah obat perlu di pertimbangkan pemakaian
rata-rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan di
masing-masing sub unit pelayanan kesehatan dengan menghitung stok opium
setiap jenis obat.
3) Memerika mutu dan kadaluarsa obat
Obat dan alat bantu kesehatan yang di distribusikan ke sub unit
pelayanan kesehatan perlu di cek mutu dan kadaluarsanya.
4) Melaksanakan penyerahan obat
a. Gudang obat menyerahkan/mengirim obat dan diterima di sub unit
pelayanan.
b. Diambil sendiri oleh petugas sub unit pelayanan. Obat diserahkan dengan
formulir LPLPO yang sudah di tanda tangani dan satu rangkap di simpan
sebagai tanda bukti penyerahan/penerimaan obat.
c. Menandatangani dokumen penyerahan obat ke sub unit berupa LPLPO sub
unit.
Dalam rangka menentukan frekuensi distribusi perlu di pertimbangkan :
1. Jarak sub unit pelayanan
2. Biaya distribusi yang tersedia
Dalam menentukan jumlah obat perlu di pertimbangkan :

1.
2.
3.
4.

Pemakaian rata-rata per jenis obat
Sisa stok
Pola penyakit
Jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan
Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :

1. Gudang obat yang menyerahkan/menerima obat dan di terima di unit
pelayanan
2. Penyerahana di gudang puskesmas diambil senditi oleh sub unit pelayanan
3.5 pengendalian obat
Tujuan adanya pengendaliat obat adalah agar tidak menjaga kelebihan
dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, pengendalian obat
terdiri dari :
1. Pengendalian persediaan.
2. Pengendalian pergunaan.
3. Penanganan obat hilang.

17

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategis dan program
yang telah di tetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan pengendalian
adalah :
1. Memperkirakan/menghitung

pemakaian

rata-rata

periode

tertentu

dipuskesmas dan seluruh unit pelayanan. Jumlah stok ini di sebut stok kerja.
2. Menentukan
a. Stok opimum
b. adalah sejumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu
hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman dari
UPOPPK.
3. Menentukan waktu tunggu (leadtime)

4. Untuk menetukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap
stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Agar tidak terjadi
kekosongan obat dalam persediaan, maka diperhatikan hal-hal beriku :
c. Cantumkan jumlah adalah sejumlah stok obat yang diserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan.
1) Stok pengamanan optimum pada kartu stok.
2) Laporan segera kepada UPOPPK, jika terdapat pemakaian terlebihi
rencana karena keadaan yang tidak terduga.
3) Buat laporan sederhana secara berkala kepada kepala puskesmas tentang
pemakaian obat

tertentu

yang banyak dan obat lainnya masih

mempunyai persediaan yang banyak.
Adapun pengendalian penggunaan bertujuan untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisien dan pemanfaatan dana obat.
3.6

Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluarsa
3.6.1 Penanganan Obat Hilang
Tujuan penangan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggung jawaban
kepala puskesmas sehingga persediaan obat saat kejadian obat hilang dapat
terjadi karena adanya peristiwa pencurian obat dari tempat penyimpanan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk menangani kejadiian obat hilang ini, perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :
a. Petugas pengelola obat yang mematuhi kejadian obat

hilang segera

menyusun daftar jenis dan obat yang hilang.
18

b.

Kepala puskesmas kemunian memeriksa dan memastikan kejadiaan

c.

tersebut.
Apabila hilangnnya oabat kareana pencurian maka dilaporkan kepada
kepolisian dengan membuat berita acara ( contok berita acara terlampir ).

3.6.2 Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah untuk melindungi
3.7

pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Pelayanan Obat
Tujuan pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan
resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan
obat adalah peroses kegiatan yang meliputi asfek teknis dan nono teknis yang
harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat
kepada pasien.
Semua jenis obat yang tersedia di unit-unit pelayanan kesehatan yang
berasal dari berbagai sumber anggaran dapat di gunakan untuk melayani semua
kategori pengunjung puskesmas dan puskesmas pembantu.
Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksanya pencatatan dan pelaporan
obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan
seluruh aspek pengelolaan obat. Kegiatan pelayanan obat meliputi :
1. Penataan ruang pelayanan obat
2. Penyiapan obat
3. Informasi obat
4. Etika pelayanan
5. Daftar pelengkap peracikan obat

19

BAB IV
TINJAUAN KHUSUS KEFARMASIAN
DI PUSKESMAS LIMBANGAN

4.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas
limbangan terdiri dari pencernaan obat, permintaan obat, penerimaan
obat, penyimpanan obat, distribusi obat, pengendalian obat, pengendalian
obat hilang, rusak dan kadaluwarsa dan penlayanan obat hilang.
4.1.1. Perencanaa Obat
Perencanaan oabt di puskesmas limbangan terdiri dari :
a. Pemilihan obat
Pemilihan oabt di puskesmas limbangan berdasarkan obat pilihan
dari penyakit yang prevalensinya tinggi.
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat
Perhitungan obat di puskesmas limbangan berdasarkan kombinasi
metode konsumsi dengan cara menganalisis konsumsi obat pada
bulan atau tahun sebelumnya.
4.1.2. Permintaan obat
Sumber penyediaan di puskesmas limbangan adalah dari Dinas
Kesehatan Kabupaten. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan
format LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ),
sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan
secara periodik menggunakan LPLPO sub unit. Permintaan obat terdiri
dari :
1. Kegiatan
a. Permintaan rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten biasanya pada pertengahan bulan.

20

24
b. Permintaan khusus
Dilaukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :
 Kebutuhan meningkat
 Menghindari kekosongan
 Penanganan kejadian luar biasa ( KLB ) obat rusak dan
kadaluwarsa.
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya
b. Jumlah kunjungan resep
c. Data penyakit
Sumber data :
a. LPLPO
4.1.3. Penerimaan obat
Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengcetakan terhadap
obat-obat yang diserahkan, mencangkup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah obat, bentuk obat sesuai dokumen ( LPLPO ) dan di tanda
tangani oleh panitia penerima obat dan harus diketahui Kepala
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas penerima dapat
mengajukan keberatan. Jika terhadap kekeurangan, petugas penerima
obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang, dan
lain-lain ). Setiap penambahan obat-obatan di catat dan dibukukan pada
buku penerimaan obat dan kartu stok.
4.1.4. Penyimpanan obat
Tata cara menyimpan dan menyusun obat di Puskesmas
Limbangan adalah :
a. Pengaturan penyimpanan obat
Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan
disusun berdasarkan golongan obat seperti antibiotik, analgetika, dll.

b. Penerapan sistem FIFO dan FEFO
Penyusun dilakukan dengan sistem First In Out ( FIFO ) untuk
masing-masing obat artinya obat yang datang pertama kali harus
dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan First
Expired First Out ( FEFO ) untuk masing-masing obat, artinya obat

21

yang lebih awal kadaluwarsanya harus dikeluarkan terlebih dahulu
dari obat yang kadaluwarsanya kemudian.
4.1.5. Distribusi obat
a. Distribusi obat di Puskesmas Limbangan diberikan kepada :
 Sub unit pelayanan kesehatna Lingkungan puskesmas

b.

( ruang obat, poned, BP gigi, BP umum, perawatan ).
 Puskesmas pembantu
 Puskesmas keliling
 Posyandu
 Polindes
Adapun kegiatan dalam distribusi adalah :
 Menentukan frekuensi distribusi
Dalam menentuka frekuensi distribusi perlu pertimbangan


jarak sub unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia.
Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan
Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan
pemakaian rata-rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola
penyakit, jumlah kunjungan di masing-masing sub unit
pelayanan kesehatan dengan menghitung stok opium setiap



jenis obat.
Memeriksa mutu dan kadaluwarsa obat
Obat dan alat bantu kesehatan yang didistribusikan ke sub
unit

pelayanan

kesehatan

perlu

di

cek

mutu

dan



kadaluwarsanya.
Melaksanakan penyerahan obat.



Gudang obat penyerahan/mengirim obat dan diterima di sub



unit pelayanan.
Diambil senditi oleh petugas sub unit pelaynan. Obat
diserahkan dengan formulir LPLPO yang sudah ditanda
tangani dan satu rangkap disimpan sebagai tanda bukti



penyerahan/penerimaan obat.
Mendandatangani dokumen penyerahan obat ke subunit

berupa LPLPO sub unit.
4.1.6. Pengendalian obat
Pengendalian obat di maksudkan untuk membatasi penggunaan
obat yang berlebih dan obat yang hilang. Di puskesmas selaawi
22

pengendalian obat di lakukan melalui adanya kartu stok yang di isi setiap
obat keluar dari gudang dan dilakukan stok opname atau pengecekan
Brang tiap akhir bulan, untuk menyesuaikan jumlah obat di kartu stok
dengan bukti fisiknya.
4.1.7. Penanganan obat hilang,

obat

rusak

dan

obat

kadaluwarsa

a. Penanganan obat hilang
Apabila ada obat yang hilang maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
 petugas pengelola obat yang mematuhi kejadian obat hilang segera


menyusun daftar jenis obat jumlah yang hilang.
Kepala puskesmas kemudian memeriksa dan memastika kejadia



tersebut.
Apabila hilangnya obat karena pencuria( contoh berita acara

lamipar).
b.Penanganan obat rusak/kadaluwarsa
obat yang rusak dan kadaluwarsa dikumpulkan, kemudian membuat
panitia pemusnahan obat, membuat berita acara rangkap 3 ( tiga) kemudian
obat di musnahkan dengan cara di kubur atau di bakar dan berita acaranya
dikirimkan ke Dinkes Kabupaten dengan tembusan kepada BPOM dan
Dinkes Provinsi.
BAB V
TUGAS KHUSU
5.1

DIARE

5.1.1 DEFINISI DIARE
Diarrhea adalah sebuah penyakit di saaat tinja atau feses berubah mejadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Atau diare adalah keadaan buang
buang air dengan banyak cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit tertentu atau
gangguan lain.
5.1.2 PENYEBAB DIARE
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari
racun bakteria. Dapat juga disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Pola hidup
tidak sehat pun dapat mempengaruhinya.
Berdasarkan penyebabnya diare dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :


Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travelers diarrhea

yang

disebabkan oleh virus yang melekat pada sel selmukosausus.
23



Diare bacterial invasive (bersifatmenyerbu) ,agak sering terjadi namun saat ini
semakin meningkatnya kesadaran hiegene masyarakat.



Diare parasite akibat protozoa seperti entamoebahytolytica.



Akibat penyakit atau alergi, misalnya karena adanya kanker kolon atau infeksi
HIV ,juga karena alergi makanan, seperti protein susu sapi.



Akibat penggunaan obat ,misalnya: digoksin ,sorbitol ,reserpine ,amoisilin
,amoksisilin.



Akibat keracunan makanan, yang disebabkan oleh tidak memadainya kebersihan
pada saat pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan/minuman.

5.1.3 GEJALA DIARE
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus di sertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.Tetapi gejala lainnya yang
dapat timbul antar lain pegal pada punggung dan perut sering berbunyi.

5.1.4 PENCEGAHAN DIARE
28 dengan vaksin rota virus juga dapat
Pola hidup sehat itu penting. Melakukan vaksin
mencegah penularan dari penyakit diare.
5.1.5 PENAGGULANGAN DIARE
Beberapa cara penaggulangan diare antara lain :
1. Jaga dehidrasi dengan elektrolit yang seimbang.
2. Mencoba makan lebih sering dengan porsimakan yang lebih sedikit, frekuensi
teratur dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Menjaga kebersihan dan isolasi :kebersihan tubuh merupakan factor Utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.
5.1.6

PENGOBATAN FARMAKOLOGI
 Obat kemoterapeutik

24

Obat ini digunakan untuk memberantas bakteri penyebab diare (terapikausal) ,
seperti anti biotic. sulfonamida, dan senyawa kinolon. Contoh: amoksisilin,
ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, tetrasiklin.
 Obatobstipasi
Obat ini merupakan terapi berdasarkan gejala yang dialamioleh pasien. Ada
beberapa cara kerja obat obstipasi diantaranya adalah :
a) Zat-zat penekan peristaltic. Contoh : antikolinergik, atropin.
b) Adstringen. Contoh :asamtanat, tannin, tannalbumin.
c) Adsorben. Contoh :karbo-adsorben, kaolin, attalpulgit.
 Obat spasmolitik
Obat ini mampu melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali menyebabkan
nyeri perut pada diare.Contoh: papaverin
Berikut ini contoh dari beberapa obat diare :
1. Oralit
Indikasi :pencegahan dehidrasi pada diare atau kolera dengan cara menggantikan cairan
tubuh yang hilang

Efek Samping : hiperkalemia
Sediaan : serbuk
Cara : ditempat kering
Penyimpanan : 2. Kaolin
Indikasi :pengobatan diare, bersifat adsorben
Efek Samping : Sediaan :suspensi 50-100 gram
25

3. Carbo Adsorben
Indikasi :pengobatan diare, bersifat menyerap racun
Kontraindikasi : Efek Samping : Sediaan : tablet 500 mg
4. Attapulgit
Indikasi :diare, mengurangi kehilangan cairan tubuh dan mengurangi frekuensi diare
Efek Samping :sembelit
Sediaan : tablet 630 mg
5. Loperami dhidro klorida
Indikasi :pengobatan simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi diare
akut pada dewasa dan anak-anak berusia lebih dari 4 tahun ; diare kronik hanya pada
dewasa.
Efek Samping : kramperut, pusing, mengantuk dan reaksi kulit termasuk urtikaria.
Peringatan :penyakit hati, kehamilan
Sediaan : tablet 2 mg, tablet salut selaput 2 mg

TAB
EL 2
SPESIALIT OBAT ANTI DIARE
No
.
1.

Generik
Oralit

2.

Kaolin dan Pectin

Dagang
Oralit
Pharolit
Pedyalite
Envios-FB
Neo Kaolana
Veo Kaomind

Pabrik
Kimia Farma
Pharos
Abbot
Nufarindo
Sanbe
Molex Ayus
26

3.
4.

Attapulgit dan
Pectin
Attapulgit

Neo Diaform
Neo Enterostop
Biodiar
New Diatabs

5.

Loperamid HCl

Imodium
Lodia
Oramid

5.1.7

PENGOBATAN NON FARMAKOLOGI
 Akarbungateratai

Corsa
Kalbe Farma
Novartis Indonesia
Mediafarma
Biomedis
Johnson Cilag
Sanbe
UAP

Sediakan 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe. Kemudian di cuci bersih lalu
diparut dan diambil airnya.Minum ramuan tersebut tiga kali sehari setiap pagi,
siang, dan sore.

 Berasketan
Goreng beras ketan hingga hangus (berasketan yang di goring tanpa menggunakan
minyak), tambahkan kunyit yang juga dibakar hingga hangus.Seduh beras ketan dan
kunyit yang sudah dilumatkan dengan air hangat ,konsumsi dengan takaran 3 kali
dalam sehari.
 Apelcuka
Pembuatan cuka apel sebagai bahan untuk meredekan penyakit diare dibuat dengan
cara yang mudah yaitu memberikan beberapa tetes cuka apel pada air putih

5.2 VITAMIN
5.2.1 Pengertian vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat di hasilkan oleh
tubuh. subtansi yang di butuhkan oleh tubuh yang di peroleh dari luar tubuh individu. Atau
27

dengan kata lain vitamin masuk kedalam tubuh dengan ikut bersama makanan. Vitamin
berdasarkan kelarutannya terbagi atas dua macam yaitu vitamin yang dapat larut dalam air
( vitamin B dan C )dan vitamin yang tidak dapat larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K )
5.2.2 Klasifikasi
Pada umumnya vitamin bekerja dengan cara menggalangkan reaksi kimia tertentu
dalam proses metabolisme. Jika terjadi kekurangan vitamin, maka proses metabolisme tidak
akan berlangsung dan tubuh akan menjadi sakit.
Macam – macam vitamin :
 Vitamin B compleks
Vitamin B compleks 8 vitamin yang larut dalam air dan melainkan peran penting
dalam metabolisme sel. Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa komposisi kimia
didalamnya membedakan vitamin ini satu sama lain dan terlihat dalam contohnya
dalam beberapa makanan, masing-masing type vitamin B suplemen mempunyai nama
masig-masing contoh B1,B2,B6.
Manfaat : dapat mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang akhirnya
menghasilkan energi pada saat beraktivitas ataupun latihan. B kompleks larut dalam
air sehinggamampu memperbaiki pencernaan dan asam klorida (HCL) fungsi
memecah lemak, memiliki peran meningkatkan fungsi otak, menjaga sistem saraf,
mencegah penuaan dini.

Efek samping kekurangan dan kelebihan B kompleks :
-

-

Kekurangan
Vitamin ini dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti dermatis, kulit
kering, pecah di sudut mulut. Otot lemah seperti kelelahan.
Kelebihan
Dapat menyebabkan seperti mual, muntah, masalah kulit, gula darah,

tinja berwarna hitam, sakit perut sembelit kemerahan pada kulit.
 Vitamin B6 (pyridoxin)

28

Merupakan vitamin B kompeks yang termasuk larut dalam air. Bersifat
koenzim dalam metabolisme karbohidrat, lemak da protein yang nanti nya menjadi
energi yang di gunakan tubuh untuk beraktivitas.
Manfaat : asam amino dalam tubuh dapat di pecah menjadi lebih sederhana karena
penggunaan vitB6 ini. Sehingga dapat di serap melalui usus, mengurangi rasa sakit
pada wanita yang sedang mengalami menstruasi,\ pencegahan penyakit jatung.
Efek samping kekurangan dan kelebihan :
- Kekurangan
Dapat mengakibat kan sari makanan di usus terganggu, sehingga tubuh
-

akan menurun kondisinya karena kekurangan gizi nya akibat hal ini.
Kelebihan
VitB6 akan mengakibatkan seperti kesemutan dan mati rasa, rendahnya

koordinasi otot hingga kelumpuhan\, sulit bernapas, alergi pada kulit.
 Vitamin B1 (thiamini)
Vitamin salah satu jenis dari vitamin B kompleks, yang banyak di temukan
dalam daging, ragi, dan biji-bijian. Berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat dan
juga menormalkan aktivitas saraf.
Manfaat : dadalah mendorong pertumbuhan, melindungi oto jantung dan
mengoptimalkan fungsi kerja otak, sebagai pencegah sembelit pada pencernaan.

Efek samping kekurangan dan kelebihan :
- Kekurangan
VitB1 adalah penyakit beri-beri, tubuh akan hilangnya nafsu makan,
kehilangan berat badan, mual, kelelahan sara, dan insomnia.
Kelebihan
Akan terjadi ruam kulit, hipertensi dan palpitasi jantung.
 Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
-

kehidupan serta unutk enjaga kesehatan sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya,
dan logam.
Manfaat : melawan kanker pada wanita seperti mengonsumsi sayur-sayuran buahbuahan dapat memiliki resiko rendah terkena kanker payudara, memperbaiki kulit,
meningkt kan mood.
Efek samping kekurangan dan kelebihan :
- Kekurangan

29

Dapat mempengaruhi kekuatan tulang, pendarahan gusi, gigi tanggal,
-

gampang emosi, nyeri sendi kulit memar, anemia.
Kelebihan
Menyebab kan peningkatan resiko batu ginjal, gejala alergi, penyakit
jantung pada wanita, darah encer, penyakit diabetes melitus.

5.3 Antibiotika
5.3.1. Pengertian antibiotik
Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’
yang berarti ‘hidup’.
Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi.
Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan
manusia sejak tahun 1930-an.
Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu,
pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll.
Antibiotik yang dipergunakan untuk mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan
tubuh.
Hal ini karena setiap kali dosis antibiotik diambil virus tidak terpengaruh, malah sebaliknya,
terjadi peningkatan kekebalan bakteri terhadap antibiotik.

30

Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis
yang sama.
Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter
sebelum mengambil antibiotik.
Penisilin, sebagai antibiotik pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming
dari kultur jamur.
Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang digunakan dokter untuk menyembuhkan
infeksi ringan sampai parah.
Berbagai Jenis Antibiotik
Dari 100 zat antibiotik yang diproduksi secara alami dan sintetis, sangat sedikit yang telah
terbukti aman dan efektif.

Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan antibiotik. Salah satunya adalah dengan
mengklasifikasikan antibiotik berdasarkan efek pada bakteri.
Namun, dalam artikel ini kita akan melihat klasifikasi antibiotik berdasarkan pada struktur
kimianya.
5.3.2. Jenis-jenis antibiotik
Jenis antibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:









Penisilin (Penicillins)
Sefalosporin (Cephalosporins)
Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Makrolid (Macrolides)
Sulfonamida (Sulfonamides)
Fluoroquinolones
Tetrasiklin (Tetracyclines)
Polipeptida (Polypeptides)

1. Penisilin (Penicillins)

31

Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel
bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.
Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V,
ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata,
telinga, saluran pernapasan, dll.
Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau
demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.
Seringkali penisilin diberikan dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.

2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel
bakteri selama reproduksi.
Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati
dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan
sebagai alternatif.
Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan
besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.

 Efek samping dari antibiotik ini adalah Ruam, diare, kejang perut, dan demam.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.

32

Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara
lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.
Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin
tahan terhadap antibiotik ini.
Aminoglikosida juga diberikan dalam kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin.
Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi
melemahkan ginjal dan fungsi hati.

4. Makrolida (Macrolides)
Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri.
Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati
pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin. Makrolida memiliki spektrum lebih luas
dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan,
infeksi saluran lambung, dll.
 Efek samping dari Makrolida adalah Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare.
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya
pada ginjal.
Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah
satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.
6. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung
menghentikan sintesis DNA bakteri.
33

Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara
oral.
Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran
kemih dan saluran pernapasan.
Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini
tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.
 Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll
7. Tetrasiklin (tetracyclines) dan polipeptida (polypeptides)
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai
infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.

Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat
memperburuk masalah.
Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja.
 Efek samping Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek
samping seperti kerusakan ginjal dan saraf.
5.3.3.

Jenis Antibiotik Beserta Manfaat & Efek Sampingnya.
Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yakni anti yang artinya melawan dan bios

yang artinya hidup. Antibiotik merupakan obat yang dipergunakan untuk menghalangi
perkembangan bakteri yang menimbulkan infeksi. Obat ini sudah dipakai untuk melawan
infeksi beragam bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia dari sekitar tahun 1930 an.
Antibiotik hanya akan melawan infeksi bakteri dan tidak bisa bekerja melawan infeksi
virus, seperti flu, pilek, gondok, bronkhitis, sakit tenggorokan,dan lain-lain. Antibiotik yang
dipergunakan untuk menyembuhkan infeksi virus malah bisa membahayakan fisik.
Hal semacam ini lantaran setiap saat dosis antibiotik di ambil virus tidak terpengaruh, jadi
sebaliknya, terjadi peningkatan kekebalan bakteri pada antibiotik.

34

Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak juga mampu dibunuh dengan obat tersebut
pada

dosis

yang

sama.

Inilah masalahnya kenapa setiap orang perlu mengikuti anjuran yang di dapatkan dari dokter
sebelum akan mengambil antibiotik.
Penisilin, menjadi antibiotik pertama, ditemukan dengan cara tidak sengaja oleh
Alexander

Fleming

dari

kultur

jamur.

Saat ini ditemukan kian lebih dari 100 jenis antibiotik yang dipakai dokter untuk mengobati
infeksi ringan hingga kronis.

1. Penggunaan antibiotik
Penggunaan antibiotik harus didasarkan pada leaflet yang terdapat pada obat, atau
menurut
anjuran
dokter
atau
apoteker.
Antibiotik dapat diberikan dalam tiga cara:


Antibiotik oral - tablet, pil, kapsul atau sirup.



Antibiotik topikal - salep, lotion, semprotan atau tetes, yang sering digunakan untuk
mengobati infeksi kulit.



Antibiotik suntikan - dapat diberikan dalam bentuk suntikan langsung atau melalui
infus ke dalam aliran darah atau otot, biasanya antibiotik suntikan hanya diberikan
pada orang dengan penyakit yang serius.

Sangat penting untuk terus mengonsumsi antibiotik sampai penyakit Anda tuntas atau dengan
kata lain mengikuti petunjuk dokter, meskipun Anda merasa sudah jauh lebih baik. Jika Anda
berhenti mengonsumsi antibiotik padahal bakteri penyebab penyakit Anda masih ada, maka
bakteri itu akan bangkit kembali dan menjadi lebih kebal atau resisten terhadap antibiotik.
2.Efek samping
Sebelum mengonsumsi antibiotik, ada baiknya Anda tanyakan terlebih dahulu ke
dokter mengenai apa yang harus dilakukan seandainya kejadian seperti ini terjadi, karena
35

tidak semua antibiotik dapat diperlukan seperti cara diatas. Hal ini untuk menghindari risiko
yang tidak diinginkan.
3.Penambahan Dosis
Bila Anda sengaja mengonsumsi dosis lebih antibiotik, maka secara umum tidak akan
membahayakan. Namun, hal ini akan meningkatkan risiko efek samping seperti sakit