PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-1 DALAM MEMAHAMI JENIS-JENIS
USAHA DALAM BIDANG EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI
METODE INKUIRI DI SMP NEGERI 4 PAREPARE
Oleh:
Dra. Hj. Rahmatang Kurusi
(Guru SMP Negeri 4 Parepare)

ABSTRAK
Rata-rata hasil belajar siswa VII-1 di SMP Negeri 4 Parepare pada tahun sebelumnya dikategorikan Rendah
dengan perolehan rata - rata 60% di bawah KKM pada Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS yang dikategorikan
Baik Sekali hanya mencapai 10%, memperoleh nilai Baik 10%, nilai yang Lebih dari Cukup 20%, yang
mendapatkan nilai Cukup 20%, dan nilai Kurang sebanyak 40% dari 38 orang jumlah siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada topik Jenis - Jenis Usaha dalam
bidang Ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia pada mata pelajaran IPS melalui Metode Inkuiri di kelas VII1 SMP Negeri 4 Parepare, dan untuk memperoleh gambaran mengenai aktifitas belajar siswa kelas VII-1 dalam
pelajaran IPS dengan menggunakan Metode Inkuiri. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Parepare, dengan
sasaran penelitian yaitu siswa kelas VII-1 SMP yang berjumlah 38 orang terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan
16 siswa perempuan. Metode penelitian menggunakan pendekata n penelitian tindakan kelas yang meliputi empat
tahapan tindakan, yaitu; 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I rata-rata nilai akhir siswa mencapai skor 65, dan
pada siklus II rata-rata nilai akhir siswa mencapai 71.58 serta pada siklus III rata-rata nilai akhir siswa mencapai

82.10. Berdasarkan perolehan data hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
ini dinyatakan berhasil.
Kata kunci : hasil belajar, IPS, metode Inkuiri
1

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
1. Pendahuluan

Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berdasarkan Pancasila. Khususnya dalam bidang pendidikan telah diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945. Hal ini yang memungkinkan warganya dapat mengembangkan diri sebagai manusia yang
seutuhnya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk membekali
para siswa supaya kelak mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat
yang sering berkembang secara tak terduga. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai
dampak yang sangat luas. Karena luasnya akibat tersebut terhadap kehidupan masyarakat maka lahirlah
masalah yang disebut masalah sosial.
Masa peralihan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kemampuannya
dalam berprestasi, dan mereka juga dituntut untuk dapat belajar demi mencapai tujuan secara

kebersamaan. Sebab dengan belajar secara kebersamaan / kelompok mereka dapat belajar tentang sikap
dan kebiasaan dalam bekerja sama saling menghormati pendapat teman, sesama, di mana ia sedang
belajar.
Dengan demikian seorang pengajar dituntut untuk dapat memilih model yang tepat dalam
memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Hal ini dapat dirasakan dalam pembelajaran IPS di
SMP Negeri 4 Parepare kelas VII-1 pada Topik Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia. Peserta didik kurang memahami topik tersebut.
Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah. Siswa kelas VII-1 di SMP Negeri
4 Parepare hanya memperoleh rata - rata 60% di bawah KKM dari satu Kompetensi Dasar (60) dengan
jumlah siswa sebanyak 38 orang yang mendapatkan nilai kategori baik sekali hanya mencapai 10%,
nilai baik 10%, nilai yang lebih dari cukup 20%, yang mendapatkan nilai cukup 20%, dan yang
mendapatkan nilai kurang sebanyak 40%. Pada umumnya para guru hanya menggunakan metode
tradisonal yaitu metode ceramah. Apabila kita cermati dengan seksama metode ceramah ini masih
banyak mengalami kekurangannya apabila dibandingkan dengan kelebihannya. Metode ceramah ini,
hasil belajarnya pun tidak menampakkan hasil yang menggembirakan.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode ceramah yang dikemukakan oleh Moedjiono dan
Dimyati dalam (Gilstrap dan Martin, 1993 : 31) diantaranya, yaitu 1) Cenderung terjadi proses satu
arah, mengakibatkan para siswa dalam proses pembelajarannya pasif, 2) Cenderung ke arah
pembelajaran berdasarkan guru. 3) Menurunnya perhatian siswa, disebabkan karena kejenuhan
mengikuti ceramah yang diberikan oleh guru, 4) Memungkinkan siswa yang tidak memiliki tipe

pengamatan auditif dan tidak bisa mencatat, juga siswa yang mampu belajar sendiri lebih cepat
daripada diberi ceramah secara klasikal.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas penulis mencoba untuk menggunakan Metode
Inkuiri dalam penelitian ini. Karena model ini termasuk salah satu model yang lebih memungkinkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sebab dapat dilakukan secara individu, kelompok, tanya jawab,
diskusi, ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas).
Hal ini juga sangat terkait dengan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang
penulis teliti. Adapun hasil penelitian relevan yang dimaksud adalah Penelitian terhadap pembelajaran
baru melalui Metode Inkuiri telah dilakukan oleh Hendrayana (2003: 4) dalam pembelajaran IPS di
SMP. Hendrayana (2003) menyimpulkan bahwa Metode Inkuiri merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan aktivitas belajar siswa sehingga proses dan hasil belajar
siswa lebih baik. Jadi dengan demikian pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Inkuiri cukup
efektif untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa Menengah pertama.
2

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki
hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses
pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan

didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut- larut. Jika kesalahan yang
terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil
belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara
pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk melakukan penelitian tindakan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-1 dalam memahami Jenis-Jenis Usaha dalam bidang
Ekonomi pada mata pelajaran IPS melalui Metode Inkuiri di SMP Negeri 4 Parepare?”
Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-1 dalam
memahami Jenis-Jenis Usaha dalam bidang Ekonomi pada mata pelajaran IPS melalui Metode Inkuiri
di SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 2013/2014.
2. Kajian Pustaka
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang dialami siswa setelah mengikuti proses pembelajaran selama
kurun waktu tertentu yang dibuktikan dengan perolehan nilai pada saat pelaksanaan ulangan harian dan
penilaian sikap pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250) bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Sedangkan menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubai han
yang dialami siswa setelah mengikuti proses pembelajaran baik dari aspek kognitif, afektif maupun dari
aspek psikomotorik.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS SMP
Depdiknas (2006 : 417) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan di SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan

3

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
Adapun tujuan pelaksanaan pembelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu: 1)
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2)
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial dan kemanusiaan, dan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek, 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan; 2)
Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; 3) Sistem Sosial dan Budaya; 4) Perilaku Ekonomi dan
Kesejahteraan.
Namun demikian standar komptensi yang dijadikan acuan untuk pengembangan materi dalam
penelitian adalah standar kompetensi: 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan. Sedangkan
untuk kompetensi dasarnya merujuk pada dua kompetensi dasar, yaitu; 3.1 Mendeskripsikan manusia
sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan; dan 3.2
Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan

sehari-hari.
Pengertian Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dari
permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran. Namun menurut Sumantri dan Permana (2000: 142)
adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Dengan kata lain, inquiri berkaitan dengan aktivitas dan
keterampilan aktif yang focus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa
ingin tahu (Haury,1993).
Dalam metode ini selain guru sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber informasi
data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis, dan
mengujinya. Mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan
secara sendiri-sendiri.
Menurut Sumantri dan Permana (2000: 114) menjelaskan tujuan penggunaan metode Inkuiri
dalam pembelajaran, yaitu; a) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses
bahan pelajarannya; b) Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya;
c) Melatih siswa dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidakada
habisnya; d) Memberi pengalaman belajar seumur hidup; e) Meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya; f) Mengurangi ketergantungan peserta didik
pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya; g) Melatih peserta didik menggali dan
memanfaaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya; dan h) memberi

pengalaman belajar seumur hidup.
Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode Inkuiri adalah metode
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan
dengan memberikan pengalaman belajar sehingga siswa dapat menggali dan memanfaaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas. Menurut Soedarsono
(2001: 12). Dimana dalam model ini digambarkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang merupakan serangkaian langkah-langkah. Setiap langkah masing-masing terdiri dari: a)
Penjajagan awal yaitu untuk dijadikan landasan atau kriteria guna mengukur atau mengetahui adanya
4

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
perubahan dan peningkatan yang terjadi sebagai akibat dari penerapan tindakan yang dilakukan oleh
peneliti dalam proses pembelajaran. b) Merancang tindakan yaitu memperbaiki dan meningkatkan dan
atau mengadakan perubahan kepada keadaan sebagaimana yang tercantum dalam hipotesis tindakan. c)
Melaksanakan tindakan yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan atau
perubahan yang diinginkan. d) Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan
yang dilaksanakan oleh siswa. e) Refleksi (reflection) yaitu tahap evaluasi, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan. Melalui hasil refleksi ini kita melakukan

perbaikan atau revisi terhadap rencana semula.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kota Parepare, dengan sasaran penelitian yaitu
siswa kelas VII-1 yang berjumlah 38 orang terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan. Hal yang menjadi penekanan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pengajaran
inkuiri pada pembelajaran IPS dengan topik Jenis- jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia kelas VII-1 SMP. Dalam proses pembelajaran ini siswa di bagi ke dalam
beberapa kelompok, terdiri dari 5 orang dan 6 orang siswa pada tiap kelompok. Dipilihnya sekolah
tersebut diatas sebagai tempat penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut: a)
Peneliti merupakan guru Sekolah Menengah Pertama tersebut sehingga sangat memahami
permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah tersebut. b) Solusi yang diperoleh dari peneliti ini
dapat diterapkan langsung pada kegiatan pembelajaran sekolah tersebut sehingga penelitian akan sangat
bermakna. 3) Sifat, bahasa, kebiasaan dan perilaku siswa di sekolah tersebut sudah sangat dipahami
oleh peneliti sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang sifatnya kualitatif
yang terkait erat dengan konteks situasi pembelajaran dapat diperoleh dengan akurat.
Daya upaya memperoleh kebenaran yang akurat dalam pengumpulan data diperlukan suatu alat
pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian instrumen yang
digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a) Lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksud penelitian ini
adalah berupa permasalahan / soal yang harus dikerjakan oleh siswa dalam suatu kelompok pada
kegiatan pembelajaran. Isi dari sebuah LKS merupakan alat yang digunakan untuk kegiatan belajarmengajar dengan menggunakan Metode Inkuiri, b) Lembar observasi adalah alat penilaian yang banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati seperti tingkah laku siswa pada waktu belajar, prilaku guru pada saat mengajar, kegiatan
diskusi, partisipasi dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga, c) Lembar wawancara adalah lambar /
alat penelitian yang digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan,
keyakinan, dan lain-lain sebagai hasil belajar siswa. Dalam wawancara dibutuhkan ungkapan dengan
kata-kata secara lisan oleh sumbernya. d) Catatan lapangan adalah alat pengumpulan data atau catatan
seketika yang berisi peristiwa-peristiwa atau kenyataan yang spesifik dan menarik mengenai suatu yang
diamati atau terlihat secara kebetulan. e) Evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh gambaran tentang
hasil belajar siswa secara individu setelah dilaksanakan tindakan dari hasil evaluasi selain diperoleh
sejumlah data mengenai hasil belajar siswa secara individu juga dapat taraf dan tingkat keberhasilan
terhadap materi pembelajaran tindakan.
Pengolahan dan analisis dilakukan selama penelitian berlangsung secara terus menerus dari awal
sampai akhir pelaksanaan tindakan pembelajaran. Berkenaan dengan konsepsi data dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yang terjadi selama tindakan pembelajaran
dan dideskripsikan kebermaknaannya dari hasil penelitian. Data yang menunjukkan dinamika proses
yang dialami secara kualitatif meliputi kerja guru, aktifitas belajar siswa dari pola interaksi dalam
pembelajaran. Data tersebut diperoleh dari hasil tes kemudian dihitung melalui cara kuantitatif yaitu
dengan cara mencari rata-rata dan persen. Bila data yang terkumpul sudah dianalisis, langkah
selanjutnya adalah proses pengolahan data yang diawali dengan menelaah seluruh data yang diperoleh
5


Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
dari lembar observasi, lembar wawancara, cataatan lapangan, LKS, hasil evaluasi. Setelah data yang
diperoleh terkumpul dan langkah selanjutnya dikategorikan berdasasrkan fokus penelitian, diberi tandatanda tertentu berdasrkan jenis dan sumbernya yang akan dianalisis dan direfleksikan. Dari hasil
pengolahan data, observasi, wawancara, catatan lapangan, LKS kemudian dituliskan deskripsi. Hasil
evaluasi siswa secara kelompok dan individu dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang
diperoleh siswa dapat terlihat dengan jelas.
4. Hasil dan Pembahasan

Hasil Tindakan Siklus I
Setelah mengetahui tentang keadaan serta jumlah siswa, maka siswa segera dibentuk ke dalam 7
kelompok. Tiap kelompok berjumlah 5 orang dan ada yang 6 orang, karena jumlah siswa di kelas 5
sebanyak 38 orang, kemudian melakukan tindakan. Pada tindakan ini siswa diharapkan dapat
memahami konsep / kemampuan memahami kegiatan ekonomi di Indonesia dengan cara menyebutkan
dan memberikan contoh dari jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan kelompok di masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah pembelajaran tentang materi Jenis-jenis usaha
dalam perekonomian masyarakat Indonesia tepatnya usaha informal dengan menggunakan Metode
Inkuiri. Pada siklus ini selain menggunakan Metode Inkuiri juga ditunjang dengan beberapa metode,
yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan penugasan.
Pemahaman siswa terhadap topik tentang materi Jenis-jenis usaha dalam perekonomian
masyarakat Indonesia tepatnya informal sebagian besar telah memahaminya. Hanya alat penunjang
materi tersebut kurang memadai, karena tidak semua kelompok memiliki memiliki buku atau gambar
tentang kegiatan ekonomi, sehingga sebagian kesulitan melihat gambar tentang kegiatan ekonomi
disebabkan karena jarang sekali siswa membaca buku atau majalah atau media lainnya, dan kebiasaan
guru yang hanya menggunakan metode tradisional yaitu ceramah.
Keanggotaan kelompok yang heterogen dalam hal kemampuan akademis serta jenis kelamin
berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Sebab siswa yang kemampuannya kurang hanya sebagai
penonton saja didalam penggunaan alat bantu gambar. Jadi yang lebih aktif menggunakan alat bantu
yang disediakan adalah siswa-siswa yang lebih pandai.
Tindakan kedua adalah membahas mengenai topik Jenis-jenis usaha dalam perekonomian
masyarakat Indonesia tepatnya informal. Hal yang sama dialami pada tindakan ini yaitu terjadi
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan atas penggunaan Metode Inkuiri secara
berkelompok ini. Selain itu siswa sebelum menyelesaikan LKS, siswa terlebih dahulu
mendiskusikannya dengan anggota kelompoknya dan siswa yang kurang paham tidak lagi pasif, tetapi
mau ikut menyelesaikan dengan temannya yang lain.
Setelah selesai tindakan kedua maka dilaksanakan evaluasi, kegiatan ini dilakukan secara
individual. Pada evaluasi ini siswa sebagian tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
evaluasinya. Jadi siswa kelas 5 telah memahami tentang materi jenis-jenis usaha dalam perekonomian
masyarakat Indonesia tepatnya informal dan formal, apalagi dengan digunakannya Metode Inkuiri.
Hasil Tindakan Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah pembelajaran dengan topik penjelasan usaha yang
dikelola sendiri dan kelompok. Tindakan pertama yaitu pembelajaran tentang materi usaha yang
dikelola sendiri. Sebagian besar siswa telah dapat menjelaskan tentang materi usaha yang dikelola
sendiri, alat bantu dalam pembelajaran ini sangat membantu dalam menyelesaikan soal, ini menunjukan
bahwa alat bantu atau alat peraga sangat diperlukan dalam menyelesaikan soal-soal.
Tindakan yang kedua adalah tentang topik/materi usaha yang dikelola kelompok. Dalam tindakan
ini siswa masih mengalami kesulitan. Namun dengan penggunaan Metode Inkuiri secara berkelompok
6

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
hal tersebut dapat diatasi.
Setelah selesai tindakan pertama dan tindakan kedua, maka dilaksanakan evaluasi secara
individual. Setelah memperhatikan hasil evaluasi ternyata ada peningkatan pemahaman terhadap
materi yang diberikan walaupun sedikit.
Hasil Tindakan Siklus III
Siklus III dilaksanakan sebagai pemantapan dari penelitian ini. Kegiatan yang dilakukan pada
siklus III ini tindakan pertama adalah pembelajaran tentang materi cara menghargai kegiatan orang
dalam usaha. Pada tindakan ini sama halnya dengan yang dilakukan pada tindakan-tindakan
sebelumnya yaitu penggunaan Metode Inkuiri secara berkelompok. Didalam tindakan ini siswa belajar
secara berkelompok, siswa tidak begitu mengalami kesulitan. Tapi yang perlu diingatkan adalah supaya
siswa tidak keliru dalam memahami pembelajaran tentang materi cara menghargai kegiatan orang
dalam usaha.
Tindakan kedua dalam siklus ini adalah pembelajaran tentang materi cara menghargai kegiatan
orang dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi di Indonesia. Supaya seluruh siswa dalam
kelompoknya benar-benar memahami materi, maka perlu diberikan soal-soal yang sifatnya pemecahan
masalah. Dengan seringnya berlatih menyelesaikan soal-soal, maka siswa yang kurang cermat akan
mudah terpantau.
Evaluasi dilaksanakan setelah selesai tindakan kedua. Dari hasil evaluasi menunjukan tidak
adanya kesulitan yang berarti sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik,
terutama soal-soal tentang materi cara menghargai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi di
Indonesia. Namun beberapa siswa yang perlu diberi pemahaman lagi dengan diberikannya beberapa
soal latihan agar kesalahan tadi tidak terjadi lagi.
Hasil tindakan selama tiga siklus dimana masing-masing siklus dilaksanakan evaluasi. Tujuan
pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata pelajaran IPS di kelas VII.1
SMP Negeri 4 Parepare. Hasil evaluasi pada masing-masing siklus disajikan dalam bentuk tabel berikut
ini.
Tabel Hasil Evaluasi Belajar Tiap Siklus
No.

Hasil Analisis (KKM 60 %)

Siklus I

Siklus II

Siklus III

65,79 %

89,47 %

97,37 %

1.

Ketuntasan Kelas (%)

2.

Daya Serap Siswa

65

71,58

82,10

3.

Jumlah Siswa Tuntas

25

34

37

4.

Jumlah Siswa Tidak Tuntas

13

4

1

5.

Skor Tertinggi

90

90

100

6.

Skor Terendah

40

40

50

Tabel di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami jenis-jenis usaha di
bidang ekonomi dan kegiatan-kegiatan ekonomi di Indonesia kelas VII.1 SMP Negeri 4 Parepare pada
siklus I rata-rata nilai akhir siswa mencapai skor 65, dan pada siklus II rata-rata nilai akhir siswa
mencapai 71.58 serta pada siklus III rata-rata nilai akhir siswa mencapai 82.10. Maka penelitian tindakan
kelas ini dinyatakan berhasil.

7

Jurnal Vol. 01 Nomor 04 Tahun 2013
5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang topik jenis-jenis usaha
dalam bidang ekonomi dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan Metode Inkuiri dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan digunakannya Metode Inkuiri yang dilaksanakan secara berkelompok, dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran pada topik jenis- jenis usaha dalam bidang ekonomi dan kegiatan ekonomi di
Indonesia. Model ini juga sebagai salah satu model pembelajaran sangat tepat digunakan pada siswa
kelas VII, karena pada model ini siswa belajar memecahkan suatu persoalan sehingga siswa menjadi
yakin.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode Inkuiri yang dilaksanakan secara
berkelompok terdapat peningkatan bila dibandingkan dengan aktivitas sebelumnya.
3. Adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklus serta adanya peningkatan pemahaman terhadap
topik jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Daftar Pustaka
Belen, S.et al. 1990. Materi Pokok Pendidikan IPS I, Jakarta : Depdikbud Dikti Proyek
Pengembangan Pendidikan.
Dahar, et al. 1996. Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SMP . Jakarta:
Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar . Bandung: Bumi Aksara.
Hendrayana, Yudi. 2003. Pembelajaran Permainan Dasar . Jakarta : Depdiknas
Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud : Dikbud.
Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Asdi Mahasatya.
Sudarsono, FX. 2001. Apikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar Universitas Untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdiknas.
Sumantri, Mulyani & Permana Johar. 2000. Strategi Belajar
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

8

Mengajar . Departemen