126382360 Teori Pasar Modal Dan Pembentu

PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN
TEORI PASAR MODAL DAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO

FAMFILYA SAU
A32113073
HARTINAH
A32113073
GABRIELA SIOLA MARTHEN
A32113074
SANDRA MELIZA
A3211075

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
Defenisi Pasar Modal
Pasar modal pada hakekatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran
klaim jangka panjang, memungkinkan penambahan financial asset dan hutang pada saat yang
sama memungkinkan investor untuk selalu mengubah dan menyesuaikan portofolio investasinya.
1


Sedangkan fungsi pasar modal adalah meningkatkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria
pasarnya” secara efisien akan menunjang pertumbuhan rill ekonomi secara keseluruhan.
Instrument pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrument pemilikan (equity)
seperti saham dan instrument hutang (obligasi) seperti obligasi perusahaan, obligasi langganan,
obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dan sebagainya. Dengan adanya pasar modal,
maka perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga Kegiatan ekonomi di
berbagai sector dapat ditingkatkan. Terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi akan menciptakan
dan mengembangkan lapangan kerja yang luas yang dengan sendirinya dapat menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar, secara langsung.
Lembaga-lembaga keuangan menjembatani jurang pemisah antara pihak yang
menggunakan dana dan pihak penyedia dana. Tanpa lembaga-lembaga perantara
sesungguhnya pasar modal tidak akan dapat berfungsi secara baik dan akan merusak
pembangunan ekonomi. Di pasar modal ada istilah pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa
paralel.
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang,
ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen laiinnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain ( misalnya pemerintah ) dan sarana
bagi kegiatan berinvestasi.

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari
pasar keuangan(financial market ). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk
hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable
ataupun tidak.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan dipasar modal merupakan instrumen jagka
panjang seperti saham (stock), obligasi (bond), waran (warrant), right, reksa dana (mutual
fund ), dan berbagai instrumen derivative seperti opsi (option ), kontrak berjangka (futures),
dan lain-lain.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pangertian yang lebih
spesifik mengenai pasar modal, yaitu “ kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek ynag diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Saham biasa sebagai salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal.

2

Instrumen investasi di pasar modal biasa disebut sebagai efek, yaitu surat-surat berharga

umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar
modal, efek adalah setiap pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi, sekuritas
kredit, tanda bukti hutang, setiap right, waran opsi, atau derivative dari efek, atau setiap
instrumen yang ditetapkan sebagai efek.
Saham biasa ( common stock ) merupakan salah satu instrumen yang paling sering
diperjualbelikan di pasar modal. Secara sederhana saham (common stock) dapat didefenisikan
sebagai tanda penyertaan modal atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang memberikan beberapa hak kepada pemiliknya, antara
lain : Hak control (untuk memilih pemimpin perusahaan ), hak menerima pembagian keuntungan
( dividen ), hak preemptive (hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan saham baru) dan hak klaim sisa.
Membeli saham seperti halnya dengan menabung, imbalan yang akan diperoleh dengan
kepemilikan saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga, tidak
terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham sangat besar, tetapi tergantung pada
perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba
yang besar maka ada kemugkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang
besar pula. Karena laba yang besar tersebut, menyediakan dana yang besar pula untuk
didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen.
Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Dalam laporan keuangan
tersebut dapat dilihat besarnya laba perusahaan pada tahun yang bersangkutan, laba yang

diperoleh ini akan dialokasikan untuk dua kepentingan, yaitu dibagikan sebagai deviden dan laba
ditahan yang digunakan untuk pengembangan usaha. Pemegang saham harus bersedia menahan
atau memegang saham yang dibeli dalam waktu yang relative lama (setidaknya satu tahun) untuk
mendapatkan dividen. Dalam kurun waktu tersebut emiten sudah wajib menerbitkan laporan
keuangan untuk membagikan dividen. Meskipun demikian bisa juga tidak perlu terlalu lama
menahan saham, ini dapat terjadi kalau kita melakukan pembelian- pembelian saham menjelang
emiten membayar dividen.
Dengan kepemilikan saham, pemegang saham juga dapat memperoleh capital gain.
Capital gain akan diperoleh bila harga jual melebihi harga beli. Namun, disamping memberikan
penghasilan yang tidak terhingga, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling
tinggi, karena pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila emiten bangkrut. Secara normal,
artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak
menerima pembayaran dividen atau menderita capital loss.
A. Mekanisme Pasar Modal
Kegiatan pasar modal dengan lembaga-lembaga perantara emisi dan bursa Berta
lembaga-lembaga perantara perdagangan adalah merupakan suatu mekanisme yang
3

sekaligus digerakan akan mengatur permintaan dan penawaran akan dana, dan pengeluaran
dana akan tertuju kepada sektor-sektor produksi.

Hubungan antara pemilik dana (investor) dan pengelola dana (perusahaan) dalam pasar
modal agak berbeda dibanding dengan dalam perbankan. Risiko pemilik dana dalam
pasar modal relatif lebih besar, di samping itu jangkauan sepenanya lebih lus di
banding dengan perbankan. Sehubungan dengan hal itu para investor dan juga pemerintah
berkepentingan untuk menekan risiko ter sebut sekecil mungkin, dengan tidak
menghambat mekanisme pasar modal itu sendiri. Cara mengurangi risiko itu antara lain dengan
menggunakan bantuan lembaga-lembaga perantara yang telah diberi izin oleh pemerintah
untuk beroperasi. Dengan adanya lembaga-lembaga perantara tersebut maka jarak antara
sumber dana (investor) dengan yang butch dana (perusahaan) menjadi semakin jauh,
sehingga perlu adanya aturan main sebagai berikut :
1. Emiten
Emiten (calon emiten) yaitu badan usaha yang bermaksud mengeluarkan-menawarkan
efek kepada masyarakat, pertama-tama harus mengubungi perantara emisi.
2. Perantara Emisi
Yang dimaksud dengan perantara emisi di sini adalah :
a. Penjamin emisi (Underwriter)
b. Akuntan Publik
c. Perusahaan Penilai (Appraisal Company)

3.


Badan Pelaksana Pasar Modal

Setelah diadakan penilaian oleh perusahaan penilai dan pemeriksaan oleh Akuntan Publik,
calon emiten mengajukan permohonan pendaftaran emisi kepada Bapepam melalui
Perusahaan Penjamin, dengan melampirkan pernyataan pendaftaran, prospektus dan
laporan keuangan (pasal 3 ayat (1) Surat Keputusan Menteri Keuangan No.. KEP
1672/MK/IV/12/1976).
4. Bursa Efek,
Untuk setiap permohonan yang mendapat persetujuan dari peinipinan Bapepam
diberikan Surat izin menawarkan efek di Bursa (pasal 10 ayat (1) Surat. Keputusan
Menteri Keuangan No KEP1672/MK/IV/12/1976). Setelah izin emisi diterima, penawaran
pertama dilakukan dengan penjualan perdana di luar bursa dalam batas waktu yang
telah ditentukan. Dalam penjualan perdana tersebut biasanya yang dilayani adalah
pembeli-pembeli besar, seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, bank- tabungan, PT.
Danareksa, yayasan-yayasan dan perusahaan penjamin.
Apabila batas penjualan perdana telah habis, maka penjualan selanjutnya harus
4

melalui makelar dan komisioner di Bursa dan efek itu saat diperdagangkan secara

tertutup atau secara terbuka. Secara tertutup, maksudnya penawaran diajukan dalam
amplop tertutup. Secara terbuka artinya tawar menawar secara langsung di bawah
pimpinan kol.
5.

Perantara perdagangan efek
Efek yang sudah tercatat di bursa hanya boleh diperdagangkan melalui perantara
perdagangan efek. Yang dimaksud dengan perantara perdagangan efek adalah makelar dan
komisioner efek.
Makelar adalah makelar yang dimaksud dalam KUHP yang melakukan
usaha di bidang pembelian clan atau penjualan efek untuk kepentingan orang lain
dengan memperoleh imbalan.

a.

Komisioner adalah komisioner sebagai dimaksud dalam KUHP yang melakukan
usaha di bidang pembelian clan atau penjualan efek untuk diri sendiri clan atau
untuk orang lain dengan memperoleh imbalan.

b.


6. Investor/pemodal
Sebelum membeli atau menjual efek, investor perlu meng adakan pilihan yang tepat
tentang :
Efek yang dibeli hendaknya terdaftar pads Daftar Kurs Resmi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek
Indonesia. Makelar dan komisioner yang diminta untuk melaksanakan amanat/order
supaya yang terdaftar sebagai anggota Kurs Efek Indonesia.
Setelah menentukan pilihan efek yang akan dibeli sampai kanlah aunanat/order
anda secara tertulis ataupun secara lisan dengan perantaraar tilpon tetapi kemudian disusuli
secara tertulis kepada makelarpicomisioner yang anda pilih dengan menyebutkan :
– Jumlah nominal atau lembar
– Nama efek dan emitennya
– Kurs (harga)
– Syarat-syarat lain (seperti batas waktu berlakunya aiiianat/6rder dan cars

penyelesaiannya.
Hanya dengan jalan demikian anda dapat membatasi atau mengurangi risiko dalam
jual bell efek, sampai seminimum mungkin.
7.


Risiko, Return, dan Diversifikasi
1 Risiko Investasi
Risiko dapat diartikan sebagai berikut:
a.

Kesempatan timbulnya kerugian
5

b.
c.
d.

Probabilitas timbulnya kerugian
Penyimpangan aktual dari yang diharapkan
Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan

Jadi jika kita mengatakan bahwa suatu investasi mempunyai risiko, berarti bahwa investasi
tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Dengan kata lain, risiko dapat diartikan
sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan
yang diharapkan. Memang tidak semua pihak sepakat merumuskan risiko dalam artian ini.

Sebagai contoh, ada yang mengukur risiko sebagai probabilitas menderita kerugian. Tetapi dalam
teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang
diharapkan. Karena itu risiko mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau lebih
kecil yang diharapkan.
Dalam konteks portofolio pasar, risiko investasi (total risk) terdiri dari dua komponen,
yaitu:
a. Risiko sistematis ( systematic risk )
Merupakan risiko pasar yang bersifat umum karena risiko ini mempengaruhi pada tiap
sekuritas atau portofolio di dalam pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi karena
kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat dihindari oleh para
investor, misalnya : perubahan keadaan perekonomian secara keseluruhan, masa boom, masa
resesi, terjadinya inflasi dan sebagainya.
b. Risiko tak sistematis ( unsystematic risk )
Merupakan risiko yang unik atau khusus untuk perusahaan-perusahaan tertentu dan terlepas
dari faktor-faktor perekonomian, politik, atau faktor-faktor lainnya. Misalnya terjadi lonjakan
teknologi, bertambahnya pesaing yang memproduksi produk serupa dan sebagainya. Risiko
semacam ini dapat dihindari ( avoidable ) atau diperkecil melalui diversifikasi ( diversible ).
Ada tiga kelompok investor yang berprilaku tidak sama dalam menghadapi risiko, antara
lain:
1. Risk Averse, yaitu investor yang mengharapkan return atau tingkat pengembalian lebih tinggi

bila risiko meningkat.
2. Risk indifferent, yaitu investor yang bersedia menerima return atau tingkat pengembalian
yang tetap walaupun risiko meningkat.
3. Risk Seeking, yaitu investor yang bersedia menerima tingkat pengembalian/return yang
menurun walaupun risiko meningkat.
2.Return Investasi
Pengembalian investasi atau biasa juga disebut sebagai tingkat keuntungan investasi atau
investment return dapat diartikan sebagai penerimaan atau penghasilan dari suatu investasi,
6

berupa aliran kas dan atau kenaikan dalam nilai investasi yang diperoleh investor dimasa
mendatang. Seperti diketahui bahwa tidak semua jenis investasi memberikan tingkat
pengembalian (return) yang pasti seperti deposito dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) . Ada
jenis investasi yang memberikan return yang bervariasi, sehingga cenderung menyebabkan
fluktuasi terhadap pendapatan yang diterima oleh investor, investasi semacam ini dikenal sebagai
investasi berisiko (risky investment) yaitu sarana investasi yang mungkin memberikan tingkat
pengembalian realisasi (realized return) yang menyimpang dari tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return).
Tingkat pengembalian realisasi merupakan hasil dari investasi diukur dari pengembalian
yang diperoleh dalam periode waktu tertentu, umumnya satu tahun. Pengembalian realisasi sama
dengan perubahan dalam nilai investasi dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan nilai
investasi,sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan adalah rata-rata distribusi
probabilitas tingkat pengembalian yang mungkin diperoleh.
Dalam merancang suatu portofolio, para investor senantiasa berupaya memaksimumkan
expected return dari investasi mereka, dengan mempertimbangkan tingkat risiko tertentu yang
akan mereka terima. Investor biasanya melakukan perkiraan terhadap expected return portofolio
mereka, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari
hasil yang diharapkan.
Jenis-jenis return menurut Jogiyanto ( 2000; 107) terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Return realisasi ( realized return ) adalah merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi ini dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi sangat penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan dan berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi ( expected return ) dan risiko di masa yang akan datang.
2. Return ekspektasi ( expected return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor
di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
ekspektasi sifatnya belum terjadi.
3 Diversifikasi Portofolio
Pengertian diversifikasi portofolio
Secara umum portofolio dapat diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva
yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi
aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial, maupun keduanya. Pembentukan
portofolio berangkat dari suatu diversifikasi investasi seorang investor dengan tujuan untuk
mengoptimalkan return sekaligus meminimumkan tingkat risiko yang akan dihadapi. Sesuai
dengan pendapat Fabozzi (1999: 73) yang menyatakan bahwa “ diversifikasi portofolio diartikan
sebagai pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko portofolio
tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan “.
7

Menurut Andrias Harefa (2004) dalam artikelnya mengatakan bahwa diversifikasi
portofolio adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instumen
investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa
disebut dengan alokasi asset ( asset allocation ).
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa dengan diversifikasi akan mengurangi risiko
yang akan ditanggung oleh investor. Jika suatu saham nilainya jatuh, sedang saham lainnya naik,
maka kerugian dan keuntungan ini diharapkan akan saling mengkompensir sehingga fluktuasi
pendapatan investor tidak akan begitu tajam. Berbeda dengan pengembalian yang diharapkan
dari portofolio, yang merupakan rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan oleh
masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio. Risiko portofolio bukan merupakan
penimbangan sederhana rata-rata tertimbang sekuritas tunggal dalam portofolio. Risiko suatu
portofolio tergantung pada:
1.
2.
3.
4.

Jumlah sekuritas dalam portofolio
Proporsi masing-masing sekuritas dalam portofolio
Risiko masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio
Kovarian (koefisien korelasi ) antar tingkat keuntungan sekuritas dalam portofolio

Karena bukan merupakan rata-rata tertimbang dari risiko sekuritas tunggal dalam
portofolio, maka tidak jarang kita temukan risiko dari pengembalian sekuritas-sekuritas
individual jauh lebih besar dari risiko portofolio dan pengembalian rata-rata dari suatu sekuritas
individual lebih rendah dari pengembalian portofolio. Frank J.Fobozzi(1999:261) mengatakan
bahwa diversifikasi ditimbulkan oleh penggabungan sekuritas-sekuritas yang pengembaliannya
tidak saling berkorelasi secara sempurna, sehingga menguranig risiko portofolio.
Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian-pengembalian
sekuritas-sekuritas individual, berapapun banyaknya sekuritas dalam portofolio tersebut. Secara
teoritis, jika dapat mengumpulkan sekuritas-sekuritas dalam jumlah yang memadai dan memiliki
tingkat pengembalian yang tidak berkorelasi (negatif sempurna) maka risiko portofolio dapat
dihilangkan seluruhnya. Namun, situasi ini jarang ditemukan dalam keuangan riil, tempat
dimana pengembalian-pengembalian tersebut cenderung bereaksi terhadap sejumlah faktor yang
sama (misalnya siklus bisnis, dan suku bunga).
Jadi walaupun sebagian besar risiko total portofolio dapat dikurangi melalui diversifikasi,
risiko tersebut tidak dapat dihilangkan seluruhnya. Untuk mengetahui seberapa besar dari risiko
total portofolio, harus dibedakan antara risiko tidak sistematis yang bisa dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi dengan risiko sistematis yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai risiko total, keadaan
semacam ini ditunjukkan pada gambar
8

Pengurangan risiko dengan diversifikasi
Standard deviasi
---------------------------------------------------------------------------------------

Risiko tidak sistematis
( dapat terdiversifikasi )
--------------------------------------------------------------------------------------

Risiko Total
Risiko

Sistematis

( tidak dapat terdiversifikasi )

Jumlah Sekuriti
Bentuk-bentuk diversifikasi portofolio
Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikasi adalah risiko yang tidak
sistematis (berdasarkan gambar 2.1). Menurut Jogiyanto (2000;162) mengatakan bahwa risiko
yang dapat didiversifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik
untuk perusahaan. Diversifikasi terhadap risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat
meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan
diversifikasi dengan beberapa cara:
a. Diversifikasi dengan banyak aktiva
Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, maka semakin dekat nilai
rata-rata dengan nilai ekspektasi dari populasi. Hukum ini disebut dengan hukum jumlah
9

besar. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing
sekuritas secara statistik adalah independent.
b. Diversifikasi secara Random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritassekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti
misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.
c. Diversifikasi secara Markowitz
Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang
mempunyai korelasi lebih kecil dari + 1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak
sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Dengan
menggunakan metode Markowitz, maka diversifikasi ini dapat dibuktikan secara matematis.
1. Tingkat Pengembalian (return) Sekuritas Tunggal
Tingkat pengembalian (return) yang akan dilihat dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Return terealisasi (realized return)
Return terealisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Jogiyanto
(1998:86):
Rit

=

Pit - Pit-1

Pit-1

Dengan notasi:
R it

=

Return saham i pada periode t

P it

=

Harga saham i pada periode t

P it-1

=

Harga saham i pada periode yang lalu ( t-1)

b. Market return
Menurut Jogiyanto (1998:162), untuk menghitung tingkat pengembalian
pasar akan dihitung dengan rumus:

Rm =

IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1

Keterangan:
Rm

= Tingkat Pengembalian Pasar Piode t
10

IHSG t

= Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode t

IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode
(t-1)
c.

sebelumnya

Return Ekspektasi
Untuk menghitung return ekspektasi saham tungggal digunakan rumus yang dikutip dari
Jogiyanto (1998:164):
E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)
E(Ri)

= Tingkat Pengembalian yang diharapkan dari saham i

ai

= Notasi titik potong (komponen dari Ri
terhadap Rm)

ßi

yang independent

= Beta sekuritas saham i (koefisien yang mengukur perubahan
akibat dari perubahan Rm )

E ( Rm)

Ri

= Return Ekspektasi indeks pasar (nilai rata-rata Rm ).

Menurut Frank J. Fobozzi (1999:266) nilai a dan ß dari suatu sekuritas atau portofolio
hanya bisa diestimasikan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi.
2. Tingkat Pengembalian (return) Portofolio
Tingkat pengembalian (return) portofolio dihitung dengan rumus yang dikutip dari
Jogiyanto (1998:175) yaitu: n
E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}
i =1
keterangan: E (R p ) = Return Ekspektasi dari Portofolio
Wi

3.

= Porsi saham i terhadap seluruh saham di portofolio

E(Ri)

= Return Ekspektasi dari saham ke i

n

= Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio

Resiko Total Sekuritas Tunggal
Menurut Jogiyanto (1998:167), resiko total sekuritas tunggal dihitung dengan rumus:
σi²

=

ß i ² . σ m ² + σei ²

Keterangan:
11

σi²

= Resiko total ( varian ) saham i

ß i ² . σ m ² = Resiko sistematis saham i
σei ²

4.

= Resiko tak sistematis saham i ( kesalahan residu saham i )

Resiko Total Portofolio
Resiko total portofolio merupakan penjumlahan dari resiko pasar (unsystematis risk) dan
resiko unik (unsystematic risk), diukur oleh varian portofolio, dikutip dari Jogiyanto
(1998:176):
n

σp²

= ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²
i=1

keterangan : σ p ²

=

ß p ² . σm ²
wi σei ²

Varian/resiko total portofolio

= Resiko Pasar portofolio
=

Resiko unik Portofolio

Berdasarkan dari data harga saham bulanan tersebut, selanjutnya penulis menghitung
tingkat pengembalian saham sekuritas tunggal yang terealisasi (Realized return) dengan
menggunakan rumus Realized return, yaitu:
Rit
Pit - Pit-1

=

Pit-1

1. Selanjutnya dihitung Return pasar untuk digunakan dalam menghitung return ekspektasi
saham sekuritas tunggal. Rumus yang digunakan dalam menghitung return ekspektasi
digunakan rumus:
E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)
2. Setelah return saham sekuritas tunggal diperoleh, penulis selanjutnya menghitung besar
risiko dari saham sekuritas tunggal dengan menggunakan rumus:
σ i ² = ß i ² . σ m ² + σei ²
3. Setelah diperoleh risiko dan return saham sekuritas tunggal, dilakukan analisis terhadap
risiko dan return portofolio dengan porsi yang sama sebesar 1/36 atau 0,0278 yang
12

menunjukkan bahwa telah dilakukan diversifikasi. Untuk risiko dan return portofolio
digunakan rumus:
Risiko Portofolio :
n
σp²

= ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²
i=1

Return Portofolio :

n

E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}
i =1
4. Langkah selanjutnya dilakukan analisis perbandingan dengan menguji hipotesis-hipotesis
antara :
a. Risiko sekuritas tunggal dengan risiko portofolio.
b. Return saham sekuritas tunggal dengan
Alat analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, penulis
menggunakan Uji T berpasangan (paired sample T test) yang ada pada program SPSS versi
12.0.
1 Return Realisasi Saham Sekuritas Tunggal
Tingkat pengembalian (return) merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi, atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Tabel 5.1 menyajikan hasil perhitungan return
saham selama periode Januari sampai Desember dirumuskan:
Rit

Pit - Pit-1

=

Pit-1

Dengan menggunakan harga saham (lampiran 1) diperoleh hasil perhitungan realisasi saham
selama tahun 2006 (Januari s/d Desember) yang dapat dilihat pada lampiran 2. setelah diketahui
return realisasi 36 emiten selama tahun 2006, dapat diambil rata-rata return saham tersebut
dengan metode rata-rata aritmatika dengan rumus:
R A = ( R1+ R2+...+Rn) / n
Dengan notasi :
RA

= Rata-rata return

R1

= Return periode ke 1

R2

= Return periode ke 2
13

Rn

= Return periode ke n

n

= Jumlah observasi

2 Return Ekspektasi Saham Sekuritas Tunggal
Untuk menghitung return saham yang diharapkan investor (expected return) digunakan
rumus berdasarkan model indeks tunggal yaitu dengan rumus:
E(Ri) = аi + ß i E ( Rm)
Keterangan: E(Ri)

= Return Ekspektasi Saham i

аi

= Notasi titik potong saham i

ßi

= Beta sekuritas saham i

E ( Rm)

= Return ekspektasi indeks pasar

Nilai Rm dapat dilihat pada lampiran 3. sedangkan untuk nilai nilai a dan ß suatu
sekuritas ataupun portofolio diestimasikan dengan menggunakan analisis regresi dimana return
pasar (IHSG) sebagai variabel independent (X) dan return saham sebagai variabel dependent (Y),
Hal ini dilakukan untuk mencari nilai titik potong/konstanta (a) dan nilai koefisien regresi (b)
yang digunakan sebagai variabel dalam perhitungan return ekspektasi saham. (Fobozzi: 1999)
Risiko Sekuritas Tunggal
Dalam berinvestasi selain menghitung return ekspektasi dari saham, juga harus
menghitung seberapa besar risiko yang harus diperhitungkan, karena antara return dan risiko
sangat erat kaitannya dan merupakan dua hal yang tidak terpisah dan sama pentingnya
dipertimbangkan dalam hal keputusan berinvestasi.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur risiko sekuritas tunggal yaitu
dengan menggunakan model indeks tunggal. Berdasarkan model ini risiko saham yang
dinotasikan dengan varian return (σ i ² ) terbagi atas dua bagian yaitu risiko yang berhubungan
dengan pasar (market related risk) yaitu ( ß il ² . σ l ² ) dan risiko unik masing-masing saham
(unique risk) yaitu σei ² . rumusnya:
σi²

=

ß il ² . σ l ² + σei ²

dengan notasi:
σi²

= Risiko total (varian) saham i

ß il ² . σ l ² = risiko sistematis saham i
14

σei ²

= risiko unik saham i (kesalahan residu saham i)

Perhitungan dari risiko total masing-masing sekuritas dimulai dengan menentukan
kesalahan residu untuk tiap periode dari masing-masing sekuritas (eit), yang dilanjutkan dengan
penentuan nilai ekspektasi dari kesalahan residu (E(ei)),
dan diakhiri dengan perhitungan
standar deviasi kesalahan residu (σei) masing-masing saham (lampiran 4).
Analisis Return dan Risiko Portofolio
Setelah diperoleh nilai return dan risiko uantuk masing-masing sekuritas tunggal,
selanjutnya kita akan mencari nilai dari return dan risiko portofolio untuk mengukur perubahan
yang akan terjadi setelah dilakukan diversifikasi portofolio.
1 Return Portofolio
Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return realisasi masingmasing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis, return portofolio
dihitung menggunakan:
n

R p =∑ Wi . Ri
i =
Keterangan:
R p = Return realisasi portofolio
W i

= Porsi saham i terhadap seluruh saham dalam portofolio

Ri

= Return realisasi dari saham i

n

= Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio.

Adapun return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
ekspektasi masing-masing sekuritas di dalam portofolio. Rumus yang digunakan:
n

E (R p ) =∑ { Wi E(Ri)}
i =1
Keterangan:
E (R p ) = Return Ekspektasi dari Portofolio
Wi

= Porsi saham i terhadap seluruh saham di portofolio
15

E(Ri)

= Return Ekspektasi dari saham ke i

n

= Jumlah dari sekuritas tunggal dalam portofolio

Berdasarkan hasil perhitungan return realisasi dan ekspektasi saham sekuritas tunggal
yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka nilai return realisasi dan portofolio dapat
dihitung. Dengan porsi yang sama untuk masing-masing sekuritas tunggal yaitu sebesar 1/36 =
0,0278 atau 2,78%, maka perhitungan portofolio yang terdiri dari 36 emiten saham perusahaan
industri barang-barang konsumsi yang ada di BEJ,
Risiko Portofolio
Kita tahu bahwa return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return
sekuritas tunggal yang masuk dalam portofolio. Namun tidak halnya dengan risiko portofolio,
risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing
sekuritas tunggal. Sama halnya dengan metode yang digunakan dalam perhitungan risiko
sekuritas tunggal, risiko total portofoliopun diukur dengan menggunakan model indeks tunggal
yang dinotasikan dengan varian portofolio (σ p ² ). Di dalam varian portofolio juga terkandung
dua komponen risiko, yaitu risiko sistematis/pasar portofolio ( ß p ² . σm ²) dan risiko tidak
sistematis portofolio/unik portofolio.
Rumus yang digunakan adalah sebagai:
n

σp²

= ß p ² . σm ² + ( ∑ wi . σei ) ²
i=1

keterangan :
σp²
ß p ² . σm ²
(wi σei) ²

=

Varian/resiko total portofolio

= Resiko Pasar portofolio
=

Resiko unik Portofolio

8.Tata Cara Perdagangan Efek (PAU UGM, 1990)
Perdagangan efek di Bursa Reguler dan di Bursa Paralel diselenggarakan masing-masing
oleh BAPEPAM dan Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang
dilaksanakan setiap hari kerja Senin sampai Jum'at. Waktu pelaksanaan di Bursa reguler
dilaksanakan dalam 2 session yaitu : session pertama, jam 10.00- 12.00 WIB dan session ke
dua, jam 13.00 - 14.00 WIB
Khusus untuk hari Jumat, session ke dua tidak diadakan.
Waktu penyelenggaraan di Bursa Paralel dilaksanakan hanya 1 (satu) session yaitu
jam 09.00 - 10.00 WIB. Sistem yang digunakan dalam perdagangan efek maupun tata cara
jual belinya:
16

1. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Reguler
Sistem perdagangan di bursa reguler dilaksanakan dalam dua sistem, yaitu Sistem Kol dan
Sistem Terus Menerus.
a. Sistem Kol
adalah sistem perdagangan yang dipimpin oleh petugas Bursa yang disebut pimpinan Kol.
Efek yang diperdagangkan dengan sistem Kol adalah efek yang untuk pertama kalinya
dicatatkan di Bursa dan dilakukan selama 2 (dua) hari secara berturut-turut, setelah itu efek
baru diperdagangkan dengan Sistem Terus Menerus.
Pada sistem Kol ini ada 2 (dua ) macam sistem, yaitu Sistem Kol Terbuka dan Sistem Kol
Tertutup.
Pada sistem Kol Terbuka, pimpinan Kol akan menyebutkan nama dan catatan kurs
terakhir suatu efek satu persatu secara berurutan sesuai dengan urutan yang tercantum
dalam daftar kurs resmi (DKR), kemudian anggota bursa akan melakukan penawaran jual
beli. Tawar menawar yang dilakukan oleh anggota bursa akan berlangsung sampai
terjadi persesuaian harga. Penawaran anggota bursa dilakukan dengan angkat tangan
dan berteriak Apabila suatu efek telah terjadi suatu kurs/kesepakatan harga, maka pimpinan
kol akan beralih ke efek lainnya. Pada Sistem Kol Tertutup, pengajuan penawaran
tidak dilakukan secara terbuka dengan mengangkat Langan dan berteriak menyebutkan
jurnlah dan harganya, tetapi penawaran di lakukan dengan mengajukan
penawaran dalam amplop tertutup.
b. Sistem Terus Menerus
Pada sistem ini perdagangan efek dilakukan oleh para anggota bursa secara langsung
tanpa melalui Pimpinan Kol, akan tetapi ada pejabat bursa yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan sistem ini. Pada sistem ini, para anggota Bursa secara serentak
meninggalkan tempat duduk setelah bursa dibuka oleh pejabat bursa untuk menuliskan
tawarannya di papan-papan tulis masing-masing efek yang tersedia.
Jumlah pesanan maupun penawaran harga yag telah dicantumkan pada papan kurs oleh
anggota bursa tidak dapat dicabut kembali, apabila penawaran telah ditutup oleh anggota
bursa lain. Tawar menawar antara anggota bursa akan berlangsung terus sampai
terjadi persesuaian harga. Baik perdagangan dengan Sistem Kol maupun perdagangan
dengan Sistem Terus Menerus, terjadinya perubahan kurs ditentukan dalam jumlah
minimum 500 lembar saham. Sedangkan perhitungan perubahan kurs (fraksi)
ditetapkan sebesar Rp.25,- per point. Penyelesaian selanjutnya terhadap efek setelah
terjadi transaksi yang dilakukan oleh anggota Bursa, yaitu dengan menggunakan
Nota Transaksi dan atau Akta Pemindahan Hak yang ditangani penjual dan pembeli
atau kuasanya serta dilegalisir oleh pejabat bursa. Semua transaksi di Bursa adalah
transaksi tunai yang jangka waktu penyelesaiannya dilakukan selambat-Iambatnya 4
(empat) hari tertutung sejak terjadinya transaksi.

17

2.

Sistem Perdagangan Efek di Bursa Paralel
Sistem perdagangan di Bursa Paralel dilakukan dengan Sistem Terus-menerus. Masingmasing membentuk pasar (market maker) mempunyai papan tulis untuk tawar manawar dengan
para pialang
dengan membentuk harga saham. Sistem perdagangannya terbagi dalam 5 (lima) periode,
di mana setiap periode terdiri dari 15 menit. pelaksanaannya dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pra Periode Perdagangan
Adalah masa penyesuaian harga penawaran dan harga pem belian bagi para
pembentuk pasar. Periode ini dilaksanakan pukul 08.45 - 09.00 WIB.
b. Periode Satu
Periode satu ini dilaksanakan berdasarkan daftar harga pedoman pada point a di atas
yag tereatat di lantai infonnasi dan dilakukan oleh para wakil pembentuk pasar
beserta perantara perdagangan efek dan pedagangan efek. Periode satu ini
dilaksanakan pada pukul 09.00--09.15 WIB.,
c. Periode Dua
Periode dua ini diawali dengan mencatatkan lagi harga pena waran dan harga
pembelian baru (bila ada) pada papan daftar harga di lantai informasi. Periode ini
dilaksanakan pukul 09.15- 9.30 WIB.
d. Periode Tiga
Periode tiga ini prosedumya perdagangannya sama dengan periode dua di atas
dan dilaksanakan pukul 9.30-9.45 WIB.
e. Periode Empat
Periode empat ini, prosedur perdagangannya sama dengan periode dua dan
tiga s erta diakhiri dengan penutupan. Pelaksanaannya pukul 9.45-10.00 WIB.
f. Setiap kali menetapkan harga penawaran dan harga pembelian, pembentukan pasar wajib
menyerahkan slip harga tersebut kepada petugas lantai infonnasi yang membubuhi
paraf dan cap dari pembentuk pasar.
B. Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS
(Jakarta Automatic Trading System). Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh
Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI (Kliring Penjamin Efek
Indonesia). Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di
Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Anggota Bursa Efek
bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa
Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk Transaksi Bursa yang
terjadi antara lain karena:

18





Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka
Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa;
dan atau
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan
beli ke JATS; dan atau



Kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan
atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau



Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau
aplikasi Anggota Bursa Efek.

1. Segmen Pasar di Bursa


Pasar Reguler;



Pasar Tunai;



Pasar Negosiasi.

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan pada Pasar Tunai
dan di Pasar Negosiasi pada sesi I.
Penyelesaian Transaksi

Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu JATS.

Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa:
19

Jam Perdagangan Pasar Tunai:

Pesanan Nasabah.
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya pesanan terbatas
(limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga
yang ditetapkan oleh nasabahnya.
Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh
ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau
menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar
Tunai atau Pasar Negosiasi.
Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek
atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
Satuan perubahan harga (fraksi)

AutoRejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga
penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan
harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
20

Kelompok Harga
Batasan Auto Rejection
Harga < Rp 100
50%
Rp 100 < Harga < Rp 500
35%
Rp 500 < Harga < Rp 2.500 30%
Rp 2.500 < Harga < Rp
25%
5.000
> Rp 5.000
20%
Tawar menawar patokan harga Auto Rejection berpedoman pada:



Harga Previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa;
Harga Pra-Pembukaan bila terbentuk harga pembukaan di Pra-Pembukaan.



Harga Teoritis untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa yang melakukan
tindakan korporasi (Corporate Action);



Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;



Harga wajar yang ditetapkan oleh pihak independen untuk saham yang berasal dari
Perusahaan Publik atau saham dari Bursa lain.



Auto rejection saham yang baru tercatat di bursa (hari pertama) adalah 2x parameter di
atas.

Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan. Anggota
Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan
satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan Auto Rejection. Harga
Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.
Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan
diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli)
pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
melampaui batasan Auto Rejection.
Pasar Reguler
Penawaran jual atau permintaan beli telah dimasukkan ke dalam JATS diproses JATS
memperhatikan:
1. Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli
21

pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah
memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
2. Prioritas-Waktu-(timePriority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada pe rmintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih
dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Sedangkan
penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk tingkat harga
yang sama diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli baru. Transaksi
Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual
dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar-Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual
(negosiasi secara langsung) antar:
 Anggota Bursa atau
 Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
 Nasabah dengan Anggota Bursa atau
 Anggota Bursa dengan KPEI
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS. Anggota
Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan tampilan
informasi (advertising) dan bisa di ubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan dilaksanakan di
JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan
permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa
 Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa
jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
- Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3 (T+3).
- Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama (T+0).
Penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan
atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam hal
kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti
(ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh
lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama; Pasar Reguler pada Sesi I
pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh temponya sebagaimana di atas. Dalam hal Anggota
22

Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada KPEI sebagaimana tercantum
dalam DHK Netting, maka kewajiban Anggota Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan
Peraturan KPEI. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian
Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI
melaporkan ke Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan
Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Bursa.
Penyelesaian-Transaksi-Bursa-Pasar-Negosiasi
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara Per-transaksi (tidak netting). Bila tidak
ditetapkan, maka penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa
ke-3 setelah terjadinya transaksi (T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi
(T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan
secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI.
Biaya Transaksi
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung
berdasarkan nilai pertransaksi Anggota Bursa sebagai berikut:

* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua juta
Rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPABnya dibekukan;
Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan selambat-lambatnya pada
hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh
pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari libur maka kewajiban dimaksud efektif pada hari
kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus)
setiap hari kalender keterlambatan.
Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya 5 Hari Bursa setelah
lampaunya batas waktu pembayaran, maka Anggota Bursa tersebut disamping dikenakan denda
juga dikenakan suspensi sampai dengan diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya
23

transaksi dan dendanya.Informasi detil mengenai tata cara perdagangan Efek bisa dilihat dalam
Peraturan BEI Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Gambar 1 : Mekanisme Perdagangan Di Bursa Efek

24