Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Tari di

PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI TARI
DI SMAN 1 GROBOGAN
Fatika Alfianti Novitasari

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sekarang ini,Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Sistem pendidikannya juga telah mengalami
banyak perubahan.Hal itu terjadi karena dilakukan berbagai usaha pembaruan yang
berpengaruh untuk kemajuan pendidikan.Keberhasilan suatu tujuan Pendidikan tergantung
pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa.Seorang guru dituntut untuk memilih
dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Karena
pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi ketersediaan sumberdaya
manusia yang unggul dan berkarakter.Mata pelajaran Seni Budaya,kini menjadi mata
pelajaran yang telah dimasukkan ke dalam kurikulum pada masing-masing sekolah.Karena
mata pelajaran ini dapat memenuhi kebutuhan yang bersifat individual ,sosial dan kultural
yang tidak mampu dilayani oleh mata pelajaran lainnya.Bersifat Individual karena melalui
kegiatan berolah cipta seni dan berapresiasi terhadap nilai keindahan sehingga
memungkinkan untuk berkembang menjadi manusia yang utuh,mandiri,dan bertanggung
jawab.Lalu bersifat sosial karena melalui seni,dapat berbagi rasa,keyakinan dan nilai.Dan

terakhir bersifat kultural karena seni merekam nilai dan keyakinan yang dianut oleh
penciptanya ( Kusumastuti : 1).
Di SMAN 1 Grobogan,mata pelajaran seni budaya hanya berkonsentrasi pada salah
satu cabang seni yang sesuai dengan sumber daya manusia dan latar belakang pendidikan
guru seni nya.Jadi,di SMAN 1 Grobogan hanya ada mata pelajaran seni musik dan seni
tari,bukan ilmu seni secara keseluruhan atau terpadu yang memuat 4 cabang seni:
tari,musik,rupa dan teater.Penerapan nya berjenjang tahun,kelas X mempelajari seni
musik,sedangkan kelas XI dan XII mempelajari seni tari,jadi bukan berdasarkan pada pilihan
sesuai minat peserta didik.Beberapa tahun lalu memang peserta didik bisa memilih sendiri
ingin mengikuti pelajaran seni sesuai minat masing-masing namun sekarang menerapkan

metode berjenjang tahun.Kurikulum yang ada,juga mempengaruhi pembelajaran seni Tari.
Ketika kurikulum KTSP penilaian hanya pada psikomotorik namun ketika sekarang
kurikulum 2013,penilaian meliputi 3 aspek yaitu kognitif,psikomotorik dan afektif.Meskipun
dalam setiap minggu nya pelajaran seni tari hanya berlangsung 2 jam pelajaran,namun siswa
telah diajarkan,dikenalkan dan diajak untuk berapresiasi dalam bidang seni yang harapan nya
dalam jangka yang panjang mampu mengekspresikan ide dan kreatifitasnya di dalam seni tari
tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa.Selain dalam pelajaran wajib,Seni tari juga
dimasukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan satu kali pada setiap minggu
nya..Dengan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas,penulis akan membahas mengenai

pembelajaran mata pelajaran Seni Tari di SMAN 1 Grobogan.

LANDASAN TEORI
Seni tari dalam proses pembelajaran (pendidikan) seni di SMA, dapat menjadi salah satu
upaya melestarikan seni tari.Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti yang dinyatakan
Taba (dalam Ismiyanto 1999 dalam Kusumastuti : 3) bahwa pendidikan berfungsi sebagai
pemelihara dan penerus kebudayaan, alat transformasi kebudayaan, dan alat pengembang
individu peserta didik. Pendidikan seni sebagai salah satu bentuk pendidikan pada hakikatnya
juga: (a) mewariskan kebudayaan; (b) mengupayakan pembaharuan kebudayaan; dan (c)
memenuhi kebutuhan peserta didik. Pendidikan seni tari juga mampu meningkatkan
kecerdasan emosional anak, terlihat pada timbulnya perasaan bangga, memiliki sifat
pemberani, mampu mengendalikan emosi, mampu mengasah kehalusan budi, mampu
menumbuhkan rasa tanggungjawab, mampu menumbuhkan rasa mandiri, mudah berinteraksi
dengan orang lain, memiliki prestasi yang baik, mampu mengambangkan imajinasi, dan
menjadi anak yang kreatif (Kusumastuti 2009: 104-106 dalam Kusumastuti :4).
Meskipun sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan,tetapi
masih menitikberatkan aspek kognitif sehingga pendidikan karakter yang diinginkan belum
tercapai secara maksimal.Dengan adanya berbagai hal yang terjadi saat ini,tentunya
dibutuhkan pembentukan karakter yang bukan hanya dari segi kognitif tetapi berkaitan
dengan norma dan pengalaman nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari yaitu melalui

mata pelajaran Seni Budaya,khusunya Seni Tari. Mata pelajaran seni tari,sarat dengan
pendidikan berdimensi EQ ( Emotional Quotion ) yang selama ini diketepikan dan bahkan
nyaris dipersepsikan tanpa adanya ikon,kebermaknaan,karena kegilaan decision maker dan
pendidik untuk menomorsatukan konsep IQ ( Intelectual Quotion ) yang menjadi jargon

segala-galanya dalam ekspansi dan kinerja pendidikan ( Kusumastuti 2009;98 dalam
Kusumastuti : 3 ).

PEMBAHASAN

Pembelajaran Mata Pelajaran Seni tari di SMAN 1 Grobogan
Pelajaran Seni tari di SMAN 1 Grobogan dilaksanakan sekali dalam semingu dengan
durasi waktu 2 jam pelajaran yang setiap jam pelajaran nya 45 menit, sehingga pelajaran seni
tari setiap minggunya hanya berlangsung 90 menit.Sekolah umum,memang hanya
memberikan jatah dua jam dalam seminggu untuk pelajaran seni budaya,dengan waktu yang
demikian singkat pelajaran seni budaya ini tidak mungkin bisa dipergunakan untuk mencetak
kemampuan psikomotorik semua peserta didik untuk ahli dalam bidang seni ( Kusumastuti :
13)

.Namun


setidaknya

kita

yang

bersekolah

di

sekolah

umum,

telah

mengenal,mempelajari,dan bahkan berusaha menciptakan karya seni meski tertinggal dengan
sekolah yang memang fokus dalam bidang seni.
Pada satu semester awal, peserta didik akan diperkenalkan terlebih dahulu tentang

materi yang akan dipelajari sebelum melaksanakan praktek.Jadi pada semester ganjil,peserta
didik belajar dikelas.Guru memberikan tema atau pokok pembicaraan,setelah itu peserta didik
diajak berpikir kritis dengan memberikan pendapatnya atau mencari tahu sendiri hal yang
dibicarakan.Disinilah timbul proses belajar mengajar yang komunikatif yaitu terdapat proses
tanya jawab terhadap peserta didik dengan guru,bukan hanya guru yang bertanya kepada
peserta didik.Setelah peserta didik memahami materi,mengenai seni tari,unsur yang ada
didalamnya,jenis-jenis tari dan cara mengapresiasi sebuah karya seni,pada semester genap
peserta didik akan diajak untuk berekspresi dan berkreasi.Dalam hal ini,guru meminta peserta
didik untuk mempraktekkan apa saja yang sudah dipelajari pada semester lalu sebagai bagian
dari apresiasi.Misalnya peserta didik akan diajak untuk menuangkan ide kreatifnya mengenai
gerak,ruang,tenaga,level dan pola lantai dengan menirukan hewan,tumbuhan atau aktivitas
apapun yang dilihat ,dipikirkan dan dirasakan oleh peserta didik.Lalu peserta didik juga
ditunjukan suatu pertujukan karya seni tari yang kemudian memberi kesempatan pada peserta
didik untuk menilai dan mengartikan apa maksud dari karya tersebut.Setelah itu peserta didik
akan diajak untuk berkreativitas.Peserta didik dituntut untuk dapat menciptakan suatu tarian

dengan iringan musik yang telah disediakan oleh guru ataupun membuat iringan musik
sendiri yang dilakukan secara berkelompok.Disini,setiap kelompok akan membuat gerakan
sendiri,yang setiap orang memberikan ide kreatifnya untuk di masukkan dalam karya
tersebut.Jadi meskipun dilakukan secara berkelompok,masing-masing orang tetap dituntut

untuk dapat berpikir kreatif.Dalam karya tersebut,menciptakan tarian modern namun di
dalamnya harus tetap ada unsur kedaerahan kita,misal dalam iringan musik nya yang terdapat
unsur tradisional maupun dalam gerakan nya yang bersifat tradisional.Hasil karya yang telah
dibuat masing-masing kelompok,akan digunakan sebagai penilaian akhir pada pelajaran seni
tari.Dengan adanya penciptaan terhadap suatu karya tari,peserta didik akan diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan,kepekaan rasa dan ketrampilan motorik.Ketika peserta didik
menampilkan hasil karya nya,mereka juga akan berlatih mengendalikan emosi,berolah
rasa,bekerjasama

antar

anggota

kelompok,mengembangkan

daya

imajinasinya

dan


menimbulkan perasaan bangga terhadap hasil karya nya sendiri.Apalagi SMAN 1 Grobogan
sekarang ini menerapkan kurikulum 2013,dimana peserta didik lebih diajak untuk
mengapresiasi,berkreasi dan berekspresi sesuai dengan ide mereka.Berbeda dengan
kurikulum KTSP yang secara keseluruhan materi dari guru dan siswa tinggal menirukan.
Dalam penilaian Kurikulum 2013 meliputi tiga aspek yaitu kognitif,psikomotorik dan
afektif.Seni tari merupakan pembelajaran estetika maka lebih menonjolkan aspek afektif dan
psikomotorik untuk mendapatkan apa yang dinamakan pengalaman estetik.Pembelajaran
estetik merupakan pembelajaran yang mengutamakan didapatkanya pengalaman estetik
melalui proses berkesenian.Pengalaman estetik atau pengalaman seni merupakan salah satu
nilai kualitas dalam seni,artinya pengalaman bisa diciptakan kepada siswa untuk selanjutnya
merangsang minat mereka,karena seorang siswa kebanyakan melakukan apa yang mereka
mau bukan apa yang mereka bisa ( Kusumastuti : 11 )
Meskipun waktu mata pelajaran seni tari di SMAN 1 Grobogan dianggap tidak cukup
untuk menghasilkan peserta didik yang ahli dalam bidang seni ,namun sekolah ini juga
mampu tampil dalam perlombaan yang berhubungan dengan bidang seni dan memperoleh
kejuaraan.Setiap tahun pembelajaran seni tari di SMAN 1 Grobogan juga terus mengalami
peningkatan. Peserta didik juga terlihat sangat antusias untuk mngikuti pembelajaran
ini.Mereka merasa bahwa dalam pelajaran ini,menjadi media untuk menuangkan apa yang
ingin mereka lakukan,apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka rasakan sekaligus

sebagai media refreshing karena lebih sering melakukan pembelajaran dikelas. Mereka sangat
tertarik mempelajari hal baru terutama ketika penciptaan karya seni tari.Setelah melalui

proses berapresiasi,berekspresi hingga berkreativitas mereka menjadi tahu minat dan bakat
yang tidak mereka tahu selama ini.
Pada dasar nya model pembelajaran yang diperlukan adalah model yang memberikan
peranan pada guru untuk mengelola lingkungan alam dan fisik,sosial,budaya,dan individual
serta sekaligus hidup atau bertindak didalamnya dengan sikap-sikap yang memberi peluang
berkembangnya potensi pribadi peserta didik ke arah estetis,apresiatif,kreatif dan ekspresif
terhadap seni tari yang melebur menjadi satu kesatuan dengan nilainilai luhur yang tujuanya
membentuk pribadi karakter yang tinggi.Model pembelajaran sen tari dapat digambarkan
sebagai sebuah sistem dengan tujuan akhir adalah kreatif dan apresiatif dengan tidak
mennggalkan nilai-nilai luhur bangsa ( Kusumastuti : 8 )

PENUTUP

SIMPULAN
Pembelajaran seni tari di SMAN 1 Grobogan terus mengalami peningkatan yang semakin
baik.Di sekolah ini hanya berkonsentrasi pada 2 bidang seni yaitu Seni Tari dan Seni musik
yang di sesuaikan dengan sumber daya manusia dan latar belakang pendidikan guru seni

nya.Pembelajaran

seni

tari

disini,

dimulai

dengan

berapresiasi

hingga

menuju

berekspresi/berkreasi.Dengan adanya pelajaran seni tari,peserta didik dapat berolah cipta seni
dan berapresiasi terhadap nilai keindahan,dapat berbagi rasa,keyakinan dan nilai serta

memiliki pengetahuan,kepekaan dan ketrampilan.Selain itu juga dapat mengendalikan
emosi,berolah rasa,bekerjasama,berinteraksi dengan oranng lain,mengembangkan daya
imajinasinya dan menjadi anak yang kreatif.Dengan begitu secara tidak langsung dapat
menghasilkan peserta didik yang unggul dan berkarakter.

SARAN
Meningkatkan kembali pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Tari terutama dalam
apresiasi dan ekspresi/kreasi.Disamping peserta didik dapat berekreativitas menciptakan hal
baru,mementingkan pula hasil dari kreativitas tersebut yang tetap harus mengandung unsurunsur budaya indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Kusumastuti, Eny.”Model Pengembangan Pembelajaran Seni Tari Sebagai Pendidikan
Karakter Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama”.Academia.edu
Kusumastuti,Eny.”Pendidikan Seni Untuk Sekolah Dasar”.Academia.edu
.