Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melal

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe JIGSAW Pada Materi Fungsi Komposisi dan Invers
di Kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh
Safiruddin, S.Pd, M.Pd
SMA Negeri 1 Banda Aceh
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe JIGSAW Pada Materi Fungsi Komposisi dan Invers di Kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh”. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 3 siklus, dimana setiap siklus masing-masing terdiri
atas 4 tahap; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan
terdapat 8 siswa yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar yaitu mendapat nilai kurang dari 75,0
sedang siswa yang tuntas belajar ada 24 siswa yang dapat dikategorikan tuntas belajar dengan perolehan
nilai rata-rata 76,7 dan persentase keaktifan siswa mencapai 37,5%. Hasil penelitian pada siklus II
menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. H a l i n i terbukti dari siswa yang tidak tuntas
belajar klasikal menjadi 7 siswa, sedangkan siswa yang tuntas belajar klasikal ada 25 siswa dengan nilai
rata-rata pada siklus II 78,3 dan persentase keaktifan siswa mencapai 50%. Namun masih perlu dilakukan
siklus III. Hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan. Siswa yang tidak tuntas belajar
tinggal 5 siswa, sedangkan siswa yang tuntas belajar ada 27 siswa dengan nilai rata-rata pada siklus III
78,5 dan persentase keaktifan siswa mencapai 75%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada materi fungsi
komposisi dan invers di kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh.


Kata kunci : pembelajaran kooperatif, JIGSAW, prestasi belajar, fungsi komposisi, fungsi
invers
Pendahuluan

pengetahuan dan mengomunikasikan hasil

Pembelajaran matematika khususnya
diarahkan

pada

kegiatan-kegiatan

mental

intelektual,

maupun

sosial


(kelompok) untuk memahami konsep-konsep
matematika, khususnya Matematika. Dalam
mengembangkan pembelajaran Matematika di
kelas, yang diharapkan adalah keterlibatan
aktif

seluruh

pembelajaran,

siswa

dalam

kegiatan

menemukan

pengetahuan


melalui

sendiri

interaksi

dengan

pembelajaran

matematika

merupakan produk ilmiah atau proses ilmiah,
dan

sikap

ilmiah


melalui

pendekatan

keterampilan proses dimana pendekatan dalam
proses belajar mengajar yang menekankan
pembentukan

pengalaman penulis, bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar Matematika yang ada pada
SMAN 1 Banda Aceh selama ini sebenarnya
guru

bidang

studi

Matematika

sudah


menerapkan pembelajaran berkelompok untuk
menyampaikan konsep-konsep matematika.
Beberapa tugas yang harus dikerjakan siswa
secara kelompok seperti

mengerjakan soal-

soal latihan, tugas membaca, dan masih
banyak lagi tugas lainnya. Tetapi kalau

lingkungannya.
Konsep

Berdasarkan hasil pengamatan dan

yang

mendorong siswa belajar secara aktif, baik
fisik,


yang diperoleh.

keterampilan

memperoleh

dicermati, kegiatan kelompok tersebut bukan
pembelajaran kooperatif. Tujuan dari kerja
kelompok

hanya

menyelesaikan

tugas.

Kegiatan belajar mengajar tersebut biasanya
hanya didominasi oleh siswa yang pandai,
sementara siswa yang kemampuannya rendah


kurang berperan dalam mengerjakan tugas

materi

kelompok. Disamping itu juga siswa tidak

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika

dilatih untuk bekerja sama, berkomunikasi,

salah satu teman dalam kelompok belum

danmenghargai pendapat orang lain. Akibat

menguasai bahan pelajaran.

cara kerja kelompok seperti ini menyebabkan

Unsur-unsur


siswa

yang

kemampuannya

kurang

memperoleh hasil belajar matematika yang
tetap rendah dan adanya kesenjangan yang

pelajaran.

pembelajaran

Dalam

dasar


kooperatif

dalam

adalah

sebagai

berikut (Lungdren, 2006).
a) Para siswa harus memiliki persepsi

terlalu jauh antara hasil belajar siswa yang

bahwa

pandai dengan hasil belajar siswa yang kurang

berenang bersama.”

pandai. Pada mata pelajaran matematika SMA


pembelajaran

mereka

b) Para

“tenggelam

siswa

harus

atau

memiliki

kelas II semester 1, terdapat pokok bahasan

tanggungjawab terhadap siswa atau


“Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers”.

peserta didik lain dalam kelompoknya,

Masalah

yang

diajukan

dalam

selain tanggungjawab terhadap diri

penelitian ini adalah “Bagaimana proses

sendiri dalam mempelajari materi

peningkatan prestasi belajar siswa pada materi

yang dihadapi.

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers melalui

c) Para siswa harus berpandangan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

mereka semua memiliki tujuan yang

pada SMAN 1 Banda Aceh?”.

sama.

Tujuan penelitian yang dilakukan

d) Para siswa membagi tugas dan berbagi

dalam penelitian ini adalah untuk melihat dan

tanggungjawab di antara para anggota

menganalisis

kelompok.

proses

peningkatan

prestasi

belajar siswa pada materi Fungsi Komposisi

e) Para siswa diberikan satu evaluasi atau

dan Fungsi Invers melalui model pembelajaran

penghargaan

yang

akan

kooperatif tipe JIGSAW pada SMAN 1 Banda

berpengaruh

terhadap

Aceh.

kelompok.

ikut

evaluasi

f) Para siswa berbagi kepemimpinan
Kajian Teori

sementara

Pembelajaran kooperatif adalah salah
satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

mereka

memperoleh

keterampilan bekerja sama selama
belajar.
akan

diminta

merupakan strategi belajar dengan sejumlah

mempertanggungjawabkan

secara

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

individual

tingkat

dalam kelompok kooperatif.

kemampuannya

berbeda.

Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

g) Setiap

siswa

Menurut

materi

yang

Thompson,

kooperatif

ditangani

dkk

turut

(1995),

siswa anggota kelompok harus saling bekerja

pembelajaran

menambah

sama dan saling membantu untuk memahami

unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran

matematika. Di dalam pembelajaran kooperatif

JIGSAW didesain untuk meningkatkan

siswa belajar bersama dalam kelompok-

rasa

kelompok kecil yang saling membantu satu

pembelajarannya

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok

pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan

mempelajari materi yang diberikan, tetapi

kemampuan

mereka juga harus siap memberikan dan

kelompok

yang

heterogen.

heterogen

siswa

sendiri

terhadap

dan

juga

mengajarkan materi tersebut pada anggota

campuran kemampuan siswa, jenis kelamin,

kelompoknya yang lain. Dengan demikian,

dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih

“siswa saling tergantung satu dengan yang lain

siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan

dan harus bekerja sama secara kooperatif

teman yang berbeda latar belakangnya.

untuk mempelajari materi yang ditugaskan”

pembelajaran

terdiri

jawab

dari

Pada

adalah

Maksud

tanggung

kooperatif

(Lie, A., 2006).

diajarkan keterampilan-keterampilan khusus

Para

anggota

dari

tim-tim

yang

agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

berbeda dengan topik yang sama bertemu

kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang

untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu

baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

sama lain tentang topik pembelajaran yang

pertanyaan atau tugas yang direncanakan

ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-

untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas

siswa itu kembali pada tim/kelompok asal

anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

untuk menjelaskan kepada anggota kelompok

(Slavin, 1995)

yang lain tentang apa yang telah mereka

Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

Pada model pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

tipe JIGSAW , terdapat kelompok asal dan

kelompok

“kelompok

yang bertanggung

jawab

atas

ahli”.

Kelompok

asal,

yaitu

penguasaan bagian materi belajar dan mampu

kelompok induk siswa yangberanggotakan

mengarjarkan bagian tersebut kepada anggota

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar

lain dalam kelompoknya (Arends,1997).

belakang keluarga yang beragam. Kelompok

Model pembelajaran kooperatif tipe
JIGSAW
kooperatif,

merupakan model pembelajaran
dengan

siswa

Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang

dalam

terdiri dari anggota kelompok asal yang

kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang

berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari

secara heterogen dan bekerjasama saling

dan

ketergantungan yang positif dan bertanggung

menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan

jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran

dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan

yang harus dipelajari dan menyampaikan

kepada anggota kelompok asal. Hubungan

materi tersebut kepada anggota kelompok

antara kelompok asal dan kelompok ahli

yang lain (Arends,1997).

belajar

asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.

mendalami

topik

tertentu

dan

digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001).

mengerjakan

kuis

pelaksanaan

dengan

pembelajaran

baik.

Untuk

kooperatif

tipe

JIGSAW , disusun langkah-langkah pokok
sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2)
pemberian

lembar

ahli,

(3)mengadakan

diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

ini

diatur secara instruksional sebagai berikut
(Slavin,1995):
a. Membaca: siswa memperoleh topiktopik ahli dan membaca materi tersebut
untuk mendapatkan informasi.

Gambar 2.1: Ilustrasi Kelompok JIGSAW

b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan
Para anggota dari kelompok asal yang
berbeda, bertemu dengan topik yang sama
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan
membahas materi yang ditugaskan pada
masing-masing

anggota

kelompok

serta

membantu satu sama lain untuk mempelajari
topik mereka tersebut. Setelah pembahasan
selesai, para anggota kelompok kemudian
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan
pada teman sekelompoknya apa yang telah
mereka

dapatkan

pada

saat

dikelompok ahli. JIGSAW

topik-topik ahli yang sama bertemu
untuk mendiskusikan topik tersebut.
c. Diskusi kelompok: ahli kembali ke
kelompok asalnya untuk menjelaskan
topik pada kelompoknya.
d. Kuis: siswa memperoleh kuis individu
yang mencakup semua topik.
e. Penghargaan kelompok: penghitungan
skor

didesain selain

ketergantungan yang positif (saling memberi
teman

sekelompoknya.

Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa
diberi kuis secara individu yang mencakup

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian

ini adalah

interdependensi setiap siswa terhadap anggota
tim

yang

diperlukan

memberikan
dengan

informasi

tujuan

tindakan

kelas

pada

mata

pelajaran

Matematika kelas XI SMA pokok bahasan
Fungsi

Komposisi

dan

Fungsi

Invers

bercirikan model pembelajaran kooperatif tipe
JIGSAW. PTK dilaksanakan dalam 3 siklus,
dimana masing-masing siklus terdiri dari 4

topik materi yang telah dibahas.
Kunci tipe JIGSAW

menentukan

pertemuan

siswa secara mandiri juga dituntut saling
terhadap

dan

penghargaan kelompok.

untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

tahu)

kelompok

agar

tahapan

yaitu

Perencanaan,

Pelaksanaan,

Pengamatan dan Refleksi.

yang
dapat

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian Siklus I

Peneliti pada siklus I melakukan

4)

Guru membimbing siswa

pembelajaran dengan materi pokok fungsi

membentuk

komposisi

baru yang anggotanya dari

melalui

model

pembelajaran

kelompok

Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Siklus I

masing-masing

terdiri dari dua pertemuan, pertemuan 1

kelompok.

dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2010
dan pertemuan

ke-2

dilaksanakan

utusan

5) Setelah batas waktu yang

pada

diberikan

tanggal 5 Desember 2010. Untuk masing –

untuk

mengerjakan

masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 X

tugas

40 menit (dua jam pelajaran), maka untuk

soal

selesai,

atau

masing-

masing utusan kelompok

siklus I tersedia waktu 4 jam pelajaran (160

kembali ke kelompok asal

menit) dengan perincian 20 menit untuk

untuk mendiskusikan hasil

persiapan dan pembukaan pelajaran, 80 menit

temuannya.

pelaksaan tindakan, 15 menit pemberian soal
kuis, 40 menit pelaksanaan tes formatif dan 5

6)

Masing-masing kelompok

menit tugas rumah (PR). Pelaksanaan Siklus I

mempresentasikan

dapat dipaparkan sebagai berikut:

pekerjaan didepan kelas,

a.

Proses Pelaksanaan Tindakan
1)

Melaksanakan

guru memberi penilaian

rencana

pada pertemuan pertama

pembelajaran yang telah

di

dipersiapkan

dengan

guru memberi soal kuis,

pembelajaran

sedang pada pertemuan ke

Learning

dua guru memberi tes

model
Cooperative
Tipe Jigsaw.
2)

Guru

bersama

siswa

kelompok

kecil terdiri dari empat
anggota

dengan

memperhatikan
kemampuan,

satu

anak

menjadi ketua kelompok.
Guru

membagi

lembar

kerja siswa kepada tiaptiap

akhir

pembelajaran

formatif.

membentuk

3)

hasil

kelompok,

ketua

kelompok membagi tugas
kepada para anggotanya.

b.

Proses Pengamatan.
Peneliti

mengamati

jalannya

proses pembelajaran beserta rekan
sejawat guru dengan menggunakan
lembar

observasi

yang

telah

disiapkan. Hal-hal yang diamati oleh
guru sebagai penelitian yaitu:
- mengamati aktivitas kelompok
dalam proses pembelajaran.
- mengamati aktivitas siswa
dalam mengikuti pelajaran.

- Rekan

sejawat

bertugas

Cooperative Learning Tipe

mengamati jalannya proses

Jigsaw sehingga masih ada

belajar

siswa yang bingung dalam

mengajar

secara

keseluruhan

meliputi

proses

pengamatan aktivitas guru
dan siswa.
Dari

mengajar.

terhadap

siswa

materi

diperoleh temuan sebagai berikut:
ada

siswa

belum

- Guru

kurang

bimbingan

Cooperative

dan

Learning

sehingga

tipe

aktivitas

terlihat

anggota

kelompok diam saja.

kepada

siswa

motivasi untuk aktif

dalam

kegiatan

belajar

Dalam

kegiatan

pada

siklus

I

didapatkan refleksi sebagai berikut:
- Adanya beberapa siswa yang

- Masih ada siswa yang kurang
memperhatikan

memberikan

mengajar.

- Ada kelompok yang kurang
aktif,

terlalu

cepat.

kelompok kurang.

keterangan

guru dalam proses belajar
mengajar.

masih

bingung

model

terhadap

pembelajaran

Cooperative

Learning

Jigsaw

karena kurang

ini,

sosialisasi

dari

Tipe

guru,

oleh

kelompok

karena

itu

agar

kegiatan

kurang antusias dan masih

belajar

mengajar

berjalan

takut untuk tampil ke depan

efektif,

kelas untuk mempresentasikan

menjelaskan

pekerjaannya.

mendemonstrasikan

- Masing-masing

- Hasil tes kuis dan formatif
masih rendah akibat kurang
paham keterangan guru.
Dari

pelajaran

paham model pembelajaran
Jigsaw

belajar

- Guru dalam menyampaikan

pengamatan

- Masih

kegiatan

pengamatan

terhadap

guru

model

model

pembelajaran ini dengan jelas.
- Adanya beberapa kelompok
yang

pasif

guru

dan

juga

ada

menyelesaikan masalah.
- Adanya

kurang

juga

kelompok yang aktif dalam

diperoleh:
- Guru

selain

sosialisasi
pembelajaran

beberapa

siswa

dalam suatu kelompok yang
masih

takut

dan

kurang

berani

maju

ke

depan

mempresentasikan
pekerjaanya

hasil

dikarenakan

Peneliti dalam siklus II melakukan
pembelajaran sub materi pokok fungsi

kurang percaya diri bahwa

komposisi yang melibatkan persamaan

hasil

kuadrat. Siklus II ini juga terdiri dari dua

temuannya

benar,

oleh

bimbingan

adalah

karena
dan

itu

pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan

motivasi

pada tanggal 7 Desember 2010 pada jam

guru

sangat

diperlukan

ke-1 dan ke-2 dan pertemuan ke-2

agar

tumbuh

keyakinan

dilaksanakan pada tanggal 8 Desember

dan

semangat

dalam

menyelesaikan masalahnya.
- Masih
siswa

adanya
yang

masing-masing pertemuan dengan alokasi

beberapa

belum

benar

dalam menjawab soal-soal
kuis maupun tes formatif
meskipun

sudah

lengkap

namun terdapat kesalahan.
- Secara

garis

pelaksanaan

siklus
walaupun

waktu 2 X 40 menit ( dua jam
pelajaran). Maka untuk siklus II tersedia
waktu 4 jam pelajaran ( 160 menit )
dengan

perincian

20

menit

untuk

persiapan dan pembukaan pelajaran, 80
menit pelaksaan tindakan, 15 menit
pemberian

soal

kuis,

40

menit

besar

pelaksanaan tes formatif dan 5 menit

I

tugas rumah (PR). Pelaksanaan Siklus II

berlangsung cukup baik dan
kondusif,

2010 pada jam ke-1 dan ke-2. Untuk

dijabarkan sebagai berikut;

hasil

belajar siswa baru mencapai
rata- rata 6,2 dan baru 24
siswa dari 32 siswa yang

c.

Proses Pelaksanaan Tindakan
1)

Melaksanakan

mencapai nilai lebih dari 60

pembelajaran yang telah

sehingga

dipersiapkan

ketuntasan

yang

yaitu

dicapai baru 60 %, berarti

menyampaikan sub materi

ada 8 siswa

pokok

tuntas,

yang belum
ini

pembelajaran

model

pembelajaran Cooperative

berarti

Learning Tipe Jigsaw.

yang

dilaksanakan kurang optimal

dengan

2)

Guru

bersama

dan perlu perbaikan pada

membentuk

siklus II.

kelompok
dari

siswa
delapan

kecil

anggota

terdiri
dengan

memperhatikan
Hasil Penelitian Siklus II

penyebaran
kecerdasan berfikir.

tingkat

3)

Guru

membagi

lembar

kerja siswa kepada tiaptiap

kelompok,

kepada para anggotanya.
Guru membimbing siswa
membentuk

-

ketua

kelompok membagi tugas

4)

oleh guru sebagai peneliti yaitu :

kelompok

proses pembelajaran.
-

-

diberikan

untuk

mengerjakan soal
tugas

selesai,

atau

belajar

mengajar

keseluruhan

meliputi

Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh
temuan sebagai berikut :
-

Siswa sudah mulai paham model
pembelajaran Cooperative Learning
tipe

kembali ke kelompok asal

kelompok mulai meningkat.
-

Jigsaw

Aktifitas

sehingga

anak

aktifitas

meningkat

dikarenakan pembentukan kelompok

Masing-masing kelompok

yang

mempresentasikan

hasil

timgkat kecerdasan berfikir, namun

didepan

masih ada beberapa kelompok yang

kelas, guru memberikan

tampak diam, dan ternyata anggota

penilaian.

kelompok

pekerjaannya

7)

proses

mengamati

masing utusan kelompok

temuannya.

dalam

pengamatan aktivitas guru dan siswa.

masing-

untuk mendiskusikan hasil

6)

siswa

bertugas

secara

utusan

setelah batas waktu yang

aktivitas

Observer
jalannya

kelompok.
5)

Mengamati

mengikuti pelajaran.

baru yang anggotanya dari
masing-masing

mengamati aktivitas kelompok dalam

guru

memberi

soal

tersebut

penyebaran

mempunyai

watak pendiam.

Pada pertemuan pertama di akhir
pembelajaran,

memperhatikan

-

Siswa

mulai

kuis, sedang pada pertemuan ke dua

penjelasan

guru memberi tes formatif.

kegiatan

memperhatikan

guru

dalam

pembelajaran

proses
bahkan

siswa mulai berani bertanya, ini
menunjukkan
d. Proses Pengamatan
pembelajaran

siswa

semakin meningkat.

Observer mengamati jalannya
proses

perhatian

dengan

menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan. Hal-hal yang diamati

-

Sebagian
antusias
tampil

besar
dan
ke

kelompok

tidak
depan

mulai

takut

untuk

kelas

untuk

mempresentasikan pekerjaannya.

-

Hasil tes kuis dan formatif ada

memindah kursi, oleh karena itu agar

peningkatan,

kegiatan

penjelasan

ini

menunjukkan

guru

mulai

dapat

dengan sebaik- baiknya.
-

diperoleh temuan sebagai berikut:

Suasana

kelompok

pembelajaran

sudah

Guru selain telah mensosialisasikan

sebagian

besar

model

kelihatan

hidup

pembelajaran

Cooperative

dalam

mulai

aktif,

anggota

kelompok

dalam

berdiskusi

Learning Tipe jigsaw, guru juga

dikarenakan sudah

terjun langsung membimbing siswa,

kecerdasan siswa dalam kelompok,

sehingga

hanya

saja masih

terlalu

ramai

proses

kegiatan

pembelajaran berjalan lancar.

siswa-siswi

Guru dalam menyampaikan materi
pelajaran,

sehingga

suasana

kelompok

karena

kebetulan
berada

berikutnya

memperhatikan

maupun kepada individu siswa sudah

juga

merata

sehingga

siswa

pada

selain

tingkat

memperhatikan
suasana

kecerdasan

watak
tiap

siswa

kelompok

seimbang.

meningkat.
-

Masih

ada

siswa

kelompok yang
kurang percaya

e. Refleksi Tindakan
Setelah

tingkat

dalam pembentukan kelompok pada
siklus

motivasi

ada

cerewet

Bimbingan guru kepada kelompok
bahkan

merata

kelompok tersebut. Oleh karena itu

kelas

kelihatan hidup.
-

dapat

dipersiapkan situasi dan kondisi kelas

Dari pengamatan terhadap guru

-

mengajar

berlangsung efektif, maka hendaklah

diterima.

-

belajar

melaksanakan

depan

tindakan

dalam

suatu

masih malu dan
diri untuk maju ke

mempresentasikan

hasil

pengamatan dalam pembelajaran di dalam

pekerjaannya, dikarenakan memang

kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari

siswa tersebut memiliki sifat pendiam

tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan

dan

pada siklus II didapatkan :

bimbingan guru dan motivasi sangat

-

Tidak ada lagi siswa yang merasa

diperlukan agar tumbuh rasa percaya

bingung

diri.

dalam

pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Jigsaw,
hanya

mengalami

perpindahan

dari

kedalam kelompok
sebaliknya,

kendala dalam
kelompok

asal

baru maupun

dikarenakan

harus

-

pemalu,

oleh

karena

itu

Sebagian besar siswa sudah benar
dalam

menjawab soal-soal

maupun
masih

tes
ada

menjawab

formatif,
sebagian
salah

kuis

walaupun

siswa

yang

dikarenakan

keterlambatan
penjelasan

berfikir

guru

sehingga

(160 menit) dengan perincian 20 menit untuk

kurang dipahami.

persiapan dan pembukaan pelajaran, 80

Oleh karena itu guru harus lebih

menit

memperhatikan siswa yang lambat

pemberian soal kuis, 40 menit pelaksanaan

sehingga

tes formatif dan 5 menit pemberian tugas

hasil

belajar

siswa

meningkat secara merata.
-

dengan baik

dan

kondusif serta meningkat, walaupun

a.
1)

yaitu

menyampaikan
materi

sub

fungsi

invers

dengan

yang dicapai baru 77.5 % tetapi

model

pembelajaran Cooperative

siswa

diulang agar hasil belajar siswa lebih

rencana

dipersiapkan

kurang dari 75 sehingga ketuntasan

meningkat, namun siklus II perlu

Melaksanakan

pembelajaran yang telah

dari 32 siswa yang mendapat nilai

belajar

menit

Proses Pelaksanaan Tindakan

rata 68,6% karena masih ada 7 siswa

aktifitas

15

dijabarkan sebagai berikut:

hasil belajar siswa baru mencapai rata-

terlihat

tindakan,

rumah (PR). Pelaksanaan siklus III dapat

Secara garis besar, pelaksanaan siklus
II berlangsung

pelaksanaan

Learning Tipe Jigsaw.
2)

Guru

bersama

membentuk

meningkat lagi.

kelompok
dari

siswa
delapan

kecil

anggota

terdiri
dengan

memperhatikan

2. Hasil Penelitian Siklus III

penyebaran

tingkat

kecerdasan berfikir dan
sifat atau watak anak.
Peneliti dan siswa dalam siklus III
melakukan

pembelajaran

dan

3)

Guru membagi soal-soal

menyelesaikan soal-soal fungsi invers, yang

cerita

merupakan kelanjutan dari materi fungsi

kelompok,

komposisi. Siklus III ini juga terdiri dari

kelompok membagi tugas

dua pertemuan, pertemuan I dilaksanakan

kepada anggotanya.

pada tanggal 14 Desember 2010 pada jam ke-

4)

1 dan ke-2 dan pertemuan ke II dilaksanakan
dan

ke-2,

untuk

tiap-tiap
ketua

Guru membimbing siswa
membentuk

pada tanggal 15 Desember 2010 pada jam
ke-1

kepada

kelompok

baru yang anggotanya dari

masing-masing

masing-masing kelompok.

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40
menit (dua jam pelajaran) . Maka untuk
silklus III tersedia waktu 4 jam pelajaran

5)

Setelah batas waktu yang
diberikan

untuk

mengerjakan soal habis,
masing-masing

-

utusan

kelompok

kembali

kelompok

asal

mempresentasikan

ke

kelompok

untuk

hasil

kelompok

terlihat

sama

kemampuannya dan keaktifannya.
-

Berkat motivasi guru dan kesadaran
siswa itu sendiri semua anak dengan
guru, bahkan anak tidak lagi takut

soal

untuk

pertemuan
kedua

guru

-

menunjukkan

Anggota kelompok berlomba-lomba
mempresentasikan

hasil

temuannya

dengan penuh antusias dan percaya

Pada tahap ini, peneliti bersama

diri.

proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar

ini

untuk tampil ke depan kelas untuk

b. Proses pengamatan

jalannya

bertanya,

perhatian belajar siswa meningkat.

memberikan tes formatif.

mengamati

memperhatikan

dan sifat atau watak anak, sehingga

pertama selanjutnya pada

observer

sudah

tekun memmeperhatiakn penjelasan

memberikan

pertemuan

pembentukan

hasil

pekerjaannya.

kuis

dalam

meningkat

penyebaran tingkat kecerdasan berfikir

kelompok

mempresentasikan

anak

untuk

tiap

6) Masing-masing

belajar

dikarenakan

pekerjaannya.

7) Guru

Aktivitas

-

Hasil tes kuis dan tes formatif sangat

observasi yang telah dipersiapkan. Hal-hal

meningkat,

yang diamati oleh guru sebagai peneliti yaitu:

penjelasan atau keterangan guru dapat

- Aktivitas

kelompok

dalam

proses

kegiatan belajar mengajar.
- Aktivitas

individu

siswa

dalam

mengikuti pelajaran.
- Observer bertugas mengamati jalannya
proses

belajar

keseluruhan

mengajar

meliputi

secara

pengamatan

aktivitas guru dan siswa.

menunjukkan

diterima.
Dari

pengamatan

terhadap

guru diperoleh temuan sebagai berikut :
- Guru sudah terjun langsung berbaur
dengan

anak

dalam

proses belajar

mengajar dengan model pembelajaran
ini, sehingga anak tidak lagi bingung

Dari pengamatan terhadap siswa

dan kegiatan belajar mengajar berjalan
lancar.

diperoleh temuan sebagai berikut :
-

ini

Aktivitas kelompok meningkat, siswa

- Bimbingan

guru

kepada

kelompok

model

maupun kepada individu siswa sudah

pembelajaran Cooperative Learning

merata bahkan motivasi siswa telah

Tipe Jigsaw.

meningkat.

sudah

paham

betul

untuk

temuannya,

c. Refleksi Tindakan

kesadaran

tumbuh rasa percaya diri pada setiap
individu.

pengamatan dalam pembelajaran di dalam
kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari

- Sebagian besar siswa sudah benar

tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan

dalam

pada siklus III didapatkan:

-

dikarenakan

hasil

siswa dan motivasi guru, sehingga

Setelah melaksanakan tindakan

-

mempresentasikan

menjawab

soal-soal

cerita

persamaan linier satu variabel, baik

Proses belajar mengajar dengan model

untuk soal kuis maupun tes formatif,

pembelajaran

Learning

walaupun masih ada siswa yang masih

Tipe Jigsaw ini berjalan lancar, semua

menjawab salah, karena keterlambatan

siswa telah memahami dan berjalan

berfikir, sehingga penjelasan guru

sendiri tanpa harus diperintah, kondisi

kurang

kelas sudah dipersiapkan sebelumnya,

memperhatikan

tidak lagi siswa memindahkan meja

siswa yang terlambat berfikir, tapi

kursi, namun demikian untuk model

memang keterbatasan waktu, sehingga

pembelajaran ini sebaiknya dibuat kelas

perlu waktu khusus untuk memberi

khusus, sehingga lebih efektif lagi.

bimbingan

Suasana

Cooperative

kelompok

guru

dan

kepada

sudah

membimbing

siswa

tersebut

sehingga dapat mengikuti pelajaran

dalam

selanjutnya.

pembelajaran sudak aktif, sebagian
besar anggota kelompok kelihatan

dipahami,

-

Pelaksanan

siklus

dengan

diwarnai dengan diskusi, tanya jawab

aktifitas

dari

ini

Hasil belajar siswa telah mencapai

dikarenakan tingkat kecerdasan dan

rata-rata 78.5 % dan secara klasikal

sifat atau watak anak telah merata

ketuntasan

pada

mencapai

semua

kelompok,

kelompok,

suasana

dan

berlangsung

aktif, suasana kelas menjadi hidup
anggota

baik

III

belajar

kondusif,

siswa

belajar
87,5

serta

meningkat.

siswa

telah

% sehingga

5

kelompok seimbang tidak lagi terlihat

siswa dari 32 siswa yang mendapat

kelompok yang cerewet dan pendiam

nilai kurang dari 75,0 dan ini sulit

karena telah disebar merata.

dihindari

karena faktor keterbatasan

berfikir,

namun

- Sebagian besar siswa dalam suatu
kelompok kepercayaan terhadap diri
sendiri

sudah

tumbuh,

sehingga

mereka tidak malu bahkan berlombalomba untuk tampil di depan kelas

dapat

dikatakan

pelaksanaan siklus III ini berhasil,
karena ada peningkatan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal baik
soal kuis maupun soal tes formatif,
sehingga peneliti dapat mengatakan

siklus III telah berhasil dengan baik.

siswa, ternyata dari 32 siswa terdapat 8
siswa

yang

dapat

dikategorikan

tidak

tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai
kurang dari 75,0 sedang siswa yang tuntas

Pembahasan

belajar

Siklus I
Dari 32 siswa

ternyata

banyak

siswa yang kurang aktif atau tidak aktif
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Hal

ini

disebabkan

selain

model

pembelajaran yang baru dikenal anak, juga
karena pembagian kelompok yang kurang
memperhatikan

penyebaran

tingkat

kecerdaan anak , ini memang sengaja dibuat
atau direncanakan oleh peneliti dengan
pembagian
rumah

kelompok

terdekat,

hal

berdasarkan
ini

jarak

dimaksudkan

seberapa jauh aktifitas kelompok dapat
berjalan, ternyata kurang aktif dan banyak
siswa yang pasif. Maka untuk siklus yang
akan

datang

didasarkan

pembagian

pada

kelompok

penyebaran

tingkat

kecerdasan anak. Pada siklus I keberanian
anak tampil ke depan kelas masih kurang,
dikarenakan kurang percaya diri dan takut,
maka bimbingan guru dan motivasi sangat
diperlukan

agar

tumbuh

semangat

ada

24

siswa

yang

dapat

dikategorikan tuntas belajar klasikal dengan
perolehan

nilai

rata-rata

persentase

keaktifan

76,7

siswa

dan

mencapai

37,5%.
Dengan melihat hasil penelitian,
dapat

dijelaskan

bahwa dalam siklus I

penguasaan materi pelajaran sudah baik,
tetapi

karena-

terlalu

cepat

dalam

menerangkan, sehingga anak yang lamban
tidak bisa memahami guru, juga perhatian
guru kurang merata pada seluruh siswa ada
beberapa siswa yang kurang aktif dan
bermain sendiri, karena pada siklus I ini
masih banyak kekurangan, maka perlu dicoba
lagi pada siklus II agar kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal persamaan
linier satu variabel dengan implementasi
model pembelajaran Coopretaive Learning
Tipe

Jigsaw

dapat

lebih

ditingkatkan,

sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

dan

pencaya diri.
Dalam

mengikuti

proses

belajar

Siklus II

mengajar fungsi komposisi dan invers siswa

Pada siklus II ini siswa yang kurang

hendaklah diberi motivasi agar semangat

aktif sudah berkurang, jika dibandingkan

dalam proses pembelajaran yaitu dengan

dengan siklus I,

diberi

kelompok berdasarkan penyebaran tingkat

latihan-latihan yang

berhubungan

ini

karena

pembagian

bila

kecerdasan siswa, jadi tiap kelompok ada

siswa dapat menyelesaikan dengan benar

siswa pandai sehingga suasana kelompok

guru memberi penghargaan agar siswa

diwarnai dengan diskusi dan tanya jawab,

merasa senang. Dengan melihat hasil belajar

suasana kelas mulai hidup, hanya saja masih

dengan

materi

yang

disampaikan,

ada kelompok terlalu ramai karena kebetulan

tanya jawab dari anggota kelompok, ini

siswa-siswi cerewet berada pada kelompok

dikarenakan

tersebut. Oleh karena itu dalam pembentukan

karakteristik siswa telah marata pada semua

kelompok

selain

kelompok, sebagian siswa kepercayaan diri

juga

sudah tumbuh sehingga mereka tidak malu

memperhatikan karakteristik siswa, sehingga

untuk tampil di depan kelas, dikarenakan

suasana tiap kelompok seimbang. Sudah ada

kecerdasan dan motivasi dari siswa sehingga

peningkatan kepercayaan pada diri siswa

tumbuh keyakinan yang mantap pada diri

untuk

siswa, ini juga berkat bimbingan dari guru

pada

memperhatikan

siklus berikutnya
tingkat

tampil

kecerdasan

di

depan

kelas

mempresentasikan hasil temuannya.
kemampuan

siswa

kecerdasan

dan

sebagai peneliti.

Dari hasil belajar siswa juga terjadi
peningkatan

tingkat

terhadap

Hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan

kemampuan

terhadap

penyelesaian soal, terbukti dari siswa yang

penyelesaian soal, terbukti dari siswa yang

tidak tuntas belajar klasikal menjadi 7

tidak tuntas belajar klasikal tinggal 5 siswa.

siswa, sedangkan siswa yang tuntas belajar

Hal ini sulit dihilangkan karena

klasikal ada 25 siswa dengan nilai rata-rata

internal anak itu sendiri. Namun peneliti

pada siklus II 78,3 dan persentase keaktifan

tetap berusaha untuk membimbing khusus

siswa

kepada siswa tersebut di luar jam pelajaran.

mencapai

peningkatan

50%,

berarti

kemampuan

siswa

ada
dalam

Sedangkan

siswa

yang

tuntas

faktor

belajar

menyelesaikan soal-soal

fungsi komposisi,

klasikal ada 27 siswa dengan nilai rata-rata

sedangkan

kegiatan

belajar

pada siklus III 78,5 dan persentase keaktifan

mengajar oleh observer, kegiatan guru sudah

siswa mencapai 75%, berarti ada peningkatan

ada peningkatan dibanding siklus pertama

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-

yaitu

soal fungsi komposisi dan invers.

pengamatan

perhatian

guru

sudah

menyeluruh,

penyampaian materi sudah jelas, bimbingan
guru

kepada

kelompok

maupun

Pengamatan kegiatan belajar mengajar

kepada

oleh observer, kegiatan guru sudah ada

individu sudah merata sehingga motivasi

peningkatan dibanding Siklus pertama dan

siswa untuk belajar meningkat.

kedua yaitu perhatian guru sudah menyeluruh

Siklus III

terhadap semua siswa. Pada siklus III ini

Pada siklus III ini baik partisipasi
siswa maupun aktivitas kelompok

kegiatan belajar mengajar berjalan lancar,

dalam

sudah tidak ada lagi siswa bingung dengan

proses pembelajaran mengalami peningkatan,

model pembelajaran Coopretaive Learning

dengan melihat tabel pengamatan siswa,

Tipe Jigsaw ini. Penjelasan guru dalam

partisipasi siswa aktif berturut-turut 37,5%,

menyampaikan materi pelajaran bisa diterima

50%, dan 75%, sehingga suasana kelompok

oleh siswa serta bimbingan guru baik kepada

pembelajaran sebagian besar aktif. Suasana

kelompok maupun kepada individu siswa

menjadi hidup diwarnai dengan diskusi dan

sudah merata bahkan motivasi belajar siswa

s e h i n g g a mengalami banyak peningkatan.

kelas

nilai

rata-rata pada

siklus I adalah 66,7, siklus II
68,3 dan siklus III 78,5 dan
Simpulan

siswa yang
Berdasarkan

penelitian

kelas

70%, serta siklus III 87,5 % .

dapat

disimpulkan sebagai berikut:
1.

pada siklus I 65%, siklus II

pelaksanaan

tindakan

tuntas belajar

2.

Melalui implementasi model

Melalui implementasi model

pembelajaran

pembelajaran

Learning

Coopretaive

Cooperative

Tipe

JIGSAW,

Learning Tipe Jigsaw, hasil

keaktifan siswa dalam pada

belajar

pembelajaran

siswa

dalam

menyelesaikan

soal-soal

ditingkatkan.

bagi siswa kelas X I S M A

penelitian

Negeri

siswa

tahun

Banda

Aceh

pembelajaran

2 0 1 0 / 2 0 11 dapat
ditingkatkan.

Sebelum

fungsi

komposisi dan invers dapat

fungsi komposisi dan invers
I

materi

aktif

Sebelum
tindakan

kelas

hanya

60%.

Sedangkan setelah penelitian
tindakan

kelas

persentase

keaktifan

pada

siklus

I

penelitian tindakan kelas nilai

mencapai 37,5%, dan pada

rata-rata

siklus II mencapai 50%, dan

siswa
hanya
setelah

hanya

yang

52,0

tuntas

50%,
penelitian

dan

belajar

sedangkan
tindakan

pada siklus III mencapai 75%.

DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, J. 1999. Teaching Children Science: A Discovery Approach. New York: Allyn and Bacon.
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies.
---------------2001. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.
Arikunto, S. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Borich, G.D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing
Company.
Depdikbud. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Menengah Umum. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Gronlund, N.E. 1995. How to Write and Use Instructional Objectives Fifth Edition. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.
---------------. 1982. Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
Inc.Howe, A.C. & Jones, L. 1993. Engaging Children in Science. New York:Macmilan
Publishing Company.
Ibrahim, M., Fida R., Nur, M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Press.
Kemp, J.E., G.R. Morisson, & Steven M. R. 1994. Designing Effective Instruction. New York:
Macmillan College Publishing Company.
Lie, A., 1994. JIGSAW : A Cooperative Learning Method for the Reading Class. Waco, Texas: Phi
Delta Kappa Society.
Nur, M. 1999. “Perangkat Pembelajaran Matematika Mampu Memenuhi Kebutuhan Individu”.
Makalah Disampaikan pada Presentasi Hasil Program Remedial di Ditdikmenum Jakarta,
Universitas Negeri Surabaya
Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon
Publisher.