(4) PAPARAN DUKCAPIL-PKU-SAHMEN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) PADA
SATKER DK/TP
DITJEN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PENCATATAN
SIPIL KEMENDAGRI
S
U
M
A
T
E
R
A
K
A
L
I M
A
N
T A
N
I R
J A
V
I A
N
A
Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2016
Pekanbaru , 25 Agustus 2016
J A
Y
A
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
BMN
DANA
DEKON
TP23 Tahun 2006 Tentang
Tentang
Perubahan
Atas UU &
Nomor
• UU Nomor 24 Tahun 2013
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Administrasi Kependudukan
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;PP No. 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang
disempurnakan dengan PP 23 Tahun 2011
PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010
PMK Nomor PMK 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
PMK Nomor PMK 50/PMK.06/2014 tentangTata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara.
PMK Nomor PMK 246/PMK.06/2014 tentangTata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang
Milik Negara.
PMK Nomor PMK 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab tertentu dari Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.
PMK Nomor PMK 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
2
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN UU NOMOR 24 TAHUN 2013
Ps. 87A.
Pendanaan untuk program dan
kegiatan administrasi
kependudukan dibebankan pada
APBN
dialokasikan melalui dana dekonsentrasi
untuk provinsi, dan dana tugas
pembantuan (TP) untuk Kabupaten/Kota
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PEMISAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
Bendahara
Umum
Negara (BUN)
Menteri
Keuangan
Mente
ri
delegatif
Kuasa BUN
Pengguna
Anggaran
(PA)
Ex Officio
KPPN
Kepala
Satker
delega
tif
Kuasa
PA
penugasan
Tanggungjawab
Fungsional
BENDAHAR
A
PPK
Perintah bayar
Perintah
bayar
PPSPM
PEJABAT PERBENDAHARAAN
PRESIDEN
BUN
PA
delegati
f
delegatif
KUASA
BUN
Fungsional
Perintah
bayar
BENDAHAR
A
KUASA PA
Ka
Satker
Ex
officio
penugasan
PPSPM
PPK
PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN
• Wetmatigheid (Sah Menurut Aturan), , Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk
mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas beban anggaran
belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak,
dan apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja
negara itu tersedia dalam DIPA/DPA atau tidak.
• Rechtmatigheid (Sah Menurut Administrasi), , Pengujian rechmatigheid dilakukan
untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang
mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah.
Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, maka kepada para pihak penagih diminta
untuk
menunjukkan
adanya
surat-surat
bukti,
sehingga
tagihan
dapat
dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja,
Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya
• Doelmatigheid (Sah Menurut Fisik/Material) , Pengujian Doelmatigheid dilakukan
untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah maksud/tujuan (output)
dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan
sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang tertuang dalam DPA
atau tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan barang/jasa, maka hasil
pengadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan
spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian adanya pemborosan
atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau
pembelian/penggantian ban kendaraan yang masih baru/layak digunakan.
• Pengujian Rechmatigheid dan Wetmatigheid PPSPM dan Bendahara kebenaran
formiil atau secara administrasi .
• Pengujian secara doelmatigheid Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran selaku
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
Pertanggungjawaban
dan Pelaporan DK/TP
Aspek Manajerial
Realisasi Penyerapan Dana
Aspek Akuntabilitas
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Operasional
Pencapaian Target Keluaran
Lap. Perubahan Ekuitas
Neraca
Kendala yang dihadapi
Saran tindak lanjut
Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Barang Milik Negara
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI BERBASIS
AKRUAL (SAIBA
Formulir
Dokumen
Sumber
LR
LR
AA
Prosedur dalam siklus akuntansi
yang dilaksanakan pada lingkup
K/L yang dalam pelaksanaannya
memproses transaksi keuangan,
barang, dan transaksi lainnya
untuk
menghasilkan
laporan
keuangan yang dapat bermanfaat
bagi pengguna laporan
Buku keuangan
Jurnal
LO
LO
LP
LP
EE
Buku
Besar
Pembant
u
Nerac
Nerac
aa
Laporan
CaLK
CaLK
STRUKTUR SAIBA
SAIB
SAIB
A
A
Akuntansidan
dan
Akuntansi
Pelaporan
Pelaporan
Keuangan
Keuangan
KELUARAN
Akuntansidan
dan
Akuntansi
Pelaporan
Pelaporan
BarangMilik
MilikNegara
Negara
Barang
Laporan Keuangan dan laporan
barang
kementerian
negara/lembaga
Diselenggarakan
Negara/Lembaga
oleh
Kementerian
menggunakan Sistem
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
NERACA
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
SISTEMATIKA PENGUNGKAPAN DALAM
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENGELOLAAN BMN DALAM SIKLUS KEUANGAN
NEGARA
PERENCA
NAAN
PENGANGGA
RAN
PENGELOL
AAN
BMN
Perencanaan
Kebutuhan dan
penganggaran
Pengadaan
Penghapusan
Pemusnahan
Pembinaa
n,
pengawas
an, dan
pengenda
lian
Penggunaan
Pengamanan dan
pemeliharaan
DEFINISI DAN JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yg dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional
pemerintah,
dan
barang-barang
yg
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat
PENYAMPAIAN DATA LBP (audited) KEPADA SATKER
1. Sesuai koreksi hasil pemeriksaan BPK per eselon I,
Koordinator
Eselon
I
berkoordinasi
dan
menyampaikan koreksi BPK dimaksud kepada
satker
dibawahnya
sebagai
bahan/dasar
penyesuaian/perbaikan atas data LBKP (unaudited)
menjadi data LBKP (audited);
2. Setelah adanya koreksi hasil pemeriksaan BPK,
satker WAJIB melakukan penyesuaian/perbaikan
data sesuai koreksi BPK dan menyusun LBKP
(audited);
3. Data LBKP (audited) tersebut secara berjenjang
disampaikan kepada Koordinator Eselon I sebagai
bahan penyusunan LBP-E1 (audited);
4. Koordinator Eselon I menyampaikan data LBP-E1
19
(audited) kepada kooridnator K/L sebagai bahan
MITIGASI RISIKO
Dalam hal terdapat kondisi khusus (misalnya waktu yang
sempit dan satker yang banyak) maka Eselon I kiranya
mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar K/L
dapat menyajikan LBP (audited) tepat waktu, antara lain
sebagai berikut:
1. Bertindak
sebagai
satker
melakukan
penyesuaian/perbaikan atas data LBKP ( unaudited)
menjadi LBKP (audited), untuk selanjutnya data LBKP
(audited) tersebut didistribusikan kepada satker dan
satker WAJIB menggunakan data dimaksud dalam
menatausahakan BMN selanjutnya; atau
2. Koordinator Eselon I memanggil dan mengumpulkan
seluruh satker untuk melakukan penyesuaian/perbaikan
atas data LBKP (unaudited) menjadi data LBKP
(audited) di tempat dan waktu yang sama (serentak);
20
PEMUTAKHIRAN DATA LBKP (audited) KE KPKNL
1. Ketentuan PMK 69/PMK.06/2016 Pasal 10 ayat (2)
menentukan
bahwa
K/L
dapat
melakukan
perubahan/koreksi Saldo Awal BMN dalam rangka
penyesuaian data BMN dengan data BMN yang
tercantum dalam LKPP (audited) periode sebelumnya.
2. Selaras dengan ketentuan tersebut di atas, setelah
Satker menyusun LBKP (audited), maka Satker
melakukan
rekonsiliasi
data
BMN
(perbaikan)/pemutakhiran data BMN ke KPKNL
setempat dalam hal terdapat pergerakan data LBKP
akibat dari koreksi BPK.
3.
Upaya-upaya sebagaimana tersebut di atas
dilaksanakan guna menjamin akuntabilitas dan
konsistensi data pada seluruh jenjang pelaporan pada
K/L (Pengguna Barang);
21
DEFINISI DAN JENIS-JENIS
ASET TETAP
Aset Tetap adalah aset berwujud yg mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan utk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan,
dalam kegiatan pemerintah dan/atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
DEFINISI DAN JENIS-JENIS ASET LAINNYA
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain
aset lancar, investasi jangka panjang, aset
tetap dan dana cadangan.
REKONSILIASI (1)
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah
adalah proses
proses pencocokan
pencocokan data
data transaksi
transaksi keuangan
keuangan
yang
yang diproses
diproses dengan
dengan beberapa
beberapa sistem/sub
sistem/sub sistem
sistem yang
yang berbeda
berbeda
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal
internal antara
antara unit
unit pelaporan
pelaporan keuangan
keuangan dg
dg unit
unit pelaporan
pelaporan
barang:
barang:
UAKPA dg
dg UAKPB
UAKPB sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan kepada
kepada KPPN
KPPN dan
dan UAPPA-W;
UAPPA-W;
• UAKPA
•
•
•
•
UAKPA
UAKPA d
d UAKPB
UAKPB dg
dg jenis
jenis kw
kw kantor
kantor pusat,
pusat, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan
kepada
kepada KPPN
KPPN dan
dan UAPPA-E1
UAPPA-E1
UAPPA-W
UAPPA-W dg
dg UAPPB-W,
UAPPB-W, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaiakan
disampaiakan Kanwil
Kanwil Ditjen
Ditjen
Perbendaharaan
Perbendaharaan dan
dan UAPPA-E1;
UAPPA-E1;
UAPPA-E1
UAPPA-E1 dg
dg UAPPB-E1
UAPPB-E1 sebelum
sebelum L/K
L/K disampaiakan
disampaiakan ke
ke UAPA;
UAPA;
UAPA
UAPA dg
dg UAPB,
UAPB, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan ke
ke Ditjen
Ditjen Perbend
Perbend c.q
c.q Dit.
Dit.
Akuntansi
Akuntansi dan
dan Pelaporan
Pelaporan Keuangan
Keuangan
24
REKONSILIASI (2)
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi pelaporan
pelaporan keuangan
keuangan antara
antara pengguna
pengguna anggaran
anggaran dg
dg BUN:
BUN:
UAKPA dan
dan UAKPA
UAKPA BUN
BUN dengan
dengan KPPN
KPPN selaku
selaku UAKBUNUAKBUN- Daerah.
Daerah.
• UAKPA
•
•
•
•
•
UAKPA
UAKPA dan
dan UAKPA
UAKPA BUN
BUN dengan
dengan dg
dg Dit.
Dit. PKN
PKN selaku
selaku UAKBUN-Pusat
UAKBUN-Pusat
UAPPA
UAPPA W
W dg
dg Kanwil
Kanwil Ditjen.
Ditjen. Perbend
Perbend selaku
selaku UAKKBUN-Kanwil
UAKKBUN-Kanwil
UAPPA
UAPPA E1
E1 dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP
UAPABUN
UAPABUN lain
lain dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP dan
dan
UAPA
UAPA dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi pelaporan
pelaporan barang
barang antara
antara pengguna
pengguna barang
barang dg
dg pengelola
pengelola
barang:
barang:
UAKPB melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan KPKNL
KPKNL setiap
setiap semester.
semester.
• UAKPB
•
•
•
UAPPB
UAPPB W
W melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Kanwil
Kanwil Ditjen
Ditjen Kekayaan
Kekayaan Negara
Negara
setiap
setiap Semester
Semester
UAPPA
UAPPA E1
E1 melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Ditjen
Ditjen Kekyaan
Kekyaan Negara
Negara setiap
setiap
semester
semester
UAPB
UAPB melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Ditjen
Ditjen Kekayaan
Kekayaan Negara
Negara
25
PEJABAT PENGELOLAAN BMN
PEMERINTAH
1. MENTERI KEUANGAN SBG
PENGELOLA BARANG.
2. MENTERI/PIMPINAN
LEMBAGA
SBG
PENGGUNA BARANG
3. KEPALA
KANTOR
DI
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
SBG KUASA PENGGUNA
BARANG
PEMERINTAH
DAERAH
1. GUBERNUR/BUPATI/WA
LIKOTA SBG PEMEGANG
KEKUASAAN
PENGELOLAAN
BARANG
2. SEKRETARIS DAERAH
SBG
PENGLOLA
BARANG
3. KEPALA
SKPD
SBG
PENGUNA BARANG
Implikasi Kegiatan Fisik/Non-Fisik
terhadap
Penatausahaan Aset
DEKO
N
TP
KEGIATA
N NONFISIK
SELAIN
BELANJA
MODAL
DOMINAN
KEGIATAN
FISIK
PENUNJAN
G
BELANJA
MODAL
KECIL
KEGIATAN
NON-FISIK
PENUNJAN
G
SELAIN
BELANJA
MODAL
KECIL
KEGIATA
N FISIK
BELANJA
MODAL
DOMINAL
Dapat
menghasilk
an
menghasilk
an
Dapat
menghasilk
an
menghasilk
an
BMN
SELAIN
ASET
TETAP
ASET
TETAP
BMN
SELAIN
ASET
TETAP
ASET
TETAP
Permasalahan Belanja Barang Yang Menghasilkan
Persediaan Terkait Nilai Persediaan Dan Beban
Persediaan
• Permasalahan koreksi terhadap akun belanja barang yang
menghasilkan persediaan (5218XX) yang seharusnya bukan
merupakan belanja yang menghasilkan persediaan (5211XX)
masih belum selesai dan belum valid sehingga masih ada
beberapa satker yang dalam neraca masih muncul adanya pos
aset (persediaan) yang belum diregister.
• Data transaksi dan nilai aset dari Ditjen Dukcapil yang belum
lengkap, dimana sebagian besar nilai asetnya adalah
persediaan mengakibatkan nilai persediaan dalam LK
Kemendagri menjadi tidak akurat.
• Permasalahan tersebut di atas berakibat terhadap pos-pos
dalam laporan keuangan menjadi tidak valid, yaitu :
– Nilai Persediaan dalam Neraca
– Beban persediaan dalam LO
– Beban barang dalam LO
– Nilai surplus defisit LO dalam LPE
– Nilai Ekuitas akhir menurut LPE dan Neraca
BELANJA DAERAH
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi
atau kabupaten/kota
KLASIFIKASI BELANJA
DUKUNGAN APBD
Penganggaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta
Catatan Sipil tidak diperkenankan untuk dianggarkan dalam
APBD TA 2017 sesuai maksud Pasal 79A UU 24/2013 tentang
Perubahan Atas UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan
diatur
bahwa
pengurusan
dan
penerbitan
dokumen
kependudukan tidak dipungut biaya. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah daerah harus segera menyesuaikan perda
sesuai UU 24/2013.
Pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan
administrasi kependudukan yang meliputi kegiatan fisik
dan non fisik, baik di provinsi maupun kabupaten/kota
bersumber dari dan atas beban APBN sesuai maksud Pasal
87A UU 24/2013.
Terhadap program dan kegiatan administrasi kependudukan yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah dibebankan pada APBD
dengan mempedomani Pasal 6 dan Pasal 7 UU 24/2013 dan UU
23/2014.
30
Lanjutan ....
Kewenangan Provinsi
(Pasal 6 UU 24/2013)
a. Koordinasi
penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan;
b. Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil;
c. Pembinaan
dan
sosialisasi
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
d. Pemanfaatan dan penyajian Data
Kependudukan
berskala
provinsi
berasal dari Data Kependudukan yang
telah dikonsolidasikan dan dibersihkan
oleh Kementerian yang bertanggung
jawab dalam urusan pemerintahan
dalam negeri;
e. Koordinasi
pengawasan
atas
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
f. Penyusunan profile kependudukan
provinsi.
Kewenangan Kab/Kota
(Pasal 7 UU 24/2013)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Koordinasi penyelenggaraan Adminduk;
Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas
dan fungsinya di bidang Adminduk;
Pengaturan teknis penyelenggaraan Adminduk
sesuai dengan ketentuan Peraturan PerUUan;
Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan
Adminduk;
Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di
bidang Adminduk;
Penugasan
kepada
desa
untuk
menyelenggarakan sebagian urusan Adminduk
berdasarkan asas tugas pembantuan;
Pemanfaatan
dan
penyajian
Data
Kependudukan berskala kab/kota berasal dari
Data
Kependudukan
yang
telah
dikonsolidasikan
dan
dibersihkan
oleh
Kementerian yang bertanggung jawab dalam
urusan pemerintahan dalam negeri;
Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan
Adminduk;
Penyusunan
profile
kependudukan
kabupaten/kota.
3
SEMOGA PERTEMUAN INI DAPAT BERMANFAAT
BAGI KITA SEMUA
ATAS PERHATIAN BAPAK DAN IBU KAMI UCAPKAN
Terima Kasih
32
PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) PADA
SATKER DK/TP
DITJEN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PENCATATAN
SIPIL KEMENDAGRI
S
U
M
A
T
E
R
A
K
A
L
I M
A
N
T A
N
I R
J A
V
I A
N
A
Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2016
Pekanbaru , 25 Agustus 2016
J A
Y
A
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
BMN
DANA
DEKON
TP23 Tahun 2006 Tentang
Tentang
Perubahan
Atas UU &
Nomor
• UU Nomor 24 Tahun 2013
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Administrasi Kependudukan
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;PP No. 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang
disempurnakan dengan PP 23 Tahun 2011
PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010
PMK Nomor PMK 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
PMK Nomor PMK 50/PMK.06/2014 tentangTata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara.
PMK Nomor PMK 246/PMK.06/2014 tentangTata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang
Milik Negara.
PMK Nomor PMK 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung
Jawab tertentu dari Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.
PMK Nomor PMK 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
2
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN UU NOMOR 24 TAHUN 2013
Ps. 87A.
Pendanaan untuk program dan
kegiatan administrasi
kependudukan dibebankan pada
APBN
dialokasikan melalui dana dekonsentrasi
untuk provinsi, dan dana tugas
pembantuan (TP) untuk Kabupaten/Kota
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PEMISAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
Bendahara
Umum
Negara (BUN)
Menteri
Keuangan
Mente
ri
delegatif
Kuasa BUN
Pengguna
Anggaran
(PA)
Ex Officio
KPPN
Kepala
Satker
delega
tif
Kuasa
PA
penugasan
Tanggungjawab
Fungsional
BENDAHAR
A
PPK
Perintah bayar
Perintah
bayar
PPSPM
PEJABAT PERBENDAHARAAN
PRESIDEN
BUN
PA
delegati
f
delegatif
KUASA
BUN
Fungsional
Perintah
bayar
BENDAHAR
A
KUASA PA
Ka
Satker
Ex
officio
penugasan
PPSPM
PPK
PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN
• Wetmatigheid (Sah Menurut Aturan), , Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk
mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas beban anggaran
belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak,
dan apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja
negara itu tersedia dalam DIPA/DPA atau tidak.
• Rechtmatigheid (Sah Menurut Administrasi), , Pengujian rechmatigheid dilakukan
untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang
mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah.
Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, maka kepada para pihak penagih diminta
untuk
menunjukkan
adanya
surat-surat
bukti,
sehingga
tagihan
dapat
dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja,
Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya
• Doelmatigheid (Sah Menurut Fisik/Material) , Pengujian Doelmatigheid dilakukan
untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah maksud/tujuan (output)
dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan
sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang tertuang dalam DPA
atau tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan barang/jasa, maka hasil
pengadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan
spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian adanya pemborosan
atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau
pembelian/penggantian ban kendaraan yang masih baru/layak digunakan.
• Pengujian Rechmatigheid dan Wetmatigheid PPSPM dan Bendahara kebenaran
formiil atau secara administrasi .
• Pengujian secara doelmatigheid Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran selaku
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
Pertanggungjawaban
dan Pelaporan DK/TP
Aspek Manajerial
Realisasi Penyerapan Dana
Aspek Akuntabilitas
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Operasional
Pencapaian Target Keluaran
Lap. Perubahan Ekuitas
Neraca
Kendala yang dihadapi
Saran tindak lanjut
Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Barang Milik Negara
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI BERBASIS
AKRUAL (SAIBA
Formulir
Dokumen
Sumber
LR
LR
AA
Prosedur dalam siklus akuntansi
yang dilaksanakan pada lingkup
K/L yang dalam pelaksanaannya
memproses transaksi keuangan,
barang, dan transaksi lainnya
untuk
menghasilkan
laporan
keuangan yang dapat bermanfaat
bagi pengguna laporan
Buku keuangan
Jurnal
LO
LO
LP
LP
EE
Buku
Besar
Pembant
u
Nerac
Nerac
aa
Laporan
CaLK
CaLK
STRUKTUR SAIBA
SAIB
SAIB
A
A
Akuntansidan
dan
Akuntansi
Pelaporan
Pelaporan
Keuangan
Keuangan
KELUARAN
Akuntansidan
dan
Akuntansi
Pelaporan
Pelaporan
BarangMilik
MilikNegara
Negara
Barang
Laporan Keuangan dan laporan
barang
kementerian
negara/lembaga
Diselenggarakan
Negara/Lembaga
oleh
Kementerian
menggunakan Sistem
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
NERACA
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
SISTEMATIKA PENGUNGKAPAN DALAM
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENGELOLAAN BMN DALAM SIKLUS KEUANGAN
NEGARA
PERENCA
NAAN
PENGANGGA
RAN
PENGELOL
AAN
BMN
Perencanaan
Kebutuhan dan
penganggaran
Pengadaan
Penghapusan
Pemusnahan
Pembinaa
n,
pengawas
an, dan
pengenda
lian
Penggunaan
Pengamanan dan
pemeliharaan
DEFINISI DAN JENIS-JENIS PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yg dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional
pemerintah,
dan
barang-barang
yg
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat
PENYAMPAIAN DATA LBP (audited) KEPADA SATKER
1. Sesuai koreksi hasil pemeriksaan BPK per eselon I,
Koordinator
Eselon
I
berkoordinasi
dan
menyampaikan koreksi BPK dimaksud kepada
satker
dibawahnya
sebagai
bahan/dasar
penyesuaian/perbaikan atas data LBKP (unaudited)
menjadi data LBKP (audited);
2. Setelah adanya koreksi hasil pemeriksaan BPK,
satker WAJIB melakukan penyesuaian/perbaikan
data sesuai koreksi BPK dan menyusun LBKP
(audited);
3. Data LBKP (audited) tersebut secara berjenjang
disampaikan kepada Koordinator Eselon I sebagai
bahan penyusunan LBP-E1 (audited);
4. Koordinator Eselon I menyampaikan data LBP-E1
19
(audited) kepada kooridnator K/L sebagai bahan
MITIGASI RISIKO
Dalam hal terdapat kondisi khusus (misalnya waktu yang
sempit dan satker yang banyak) maka Eselon I kiranya
mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar K/L
dapat menyajikan LBP (audited) tepat waktu, antara lain
sebagai berikut:
1. Bertindak
sebagai
satker
melakukan
penyesuaian/perbaikan atas data LBKP ( unaudited)
menjadi LBKP (audited), untuk selanjutnya data LBKP
(audited) tersebut didistribusikan kepada satker dan
satker WAJIB menggunakan data dimaksud dalam
menatausahakan BMN selanjutnya; atau
2. Koordinator Eselon I memanggil dan mengumpulkan
seluruh satker untuk melakukan penyesuaian/perbaikan
atas data LBKP (unaudited) menjadi data LBKP
(audited) di tempat dan waktu yang sama (serentak);
20
PEMUTAKHIRAN DATA LBKP (audited) KE KPKNL
1. Ketentuan PMK 69/PMK.06/2016 Pasal 10 ayat (2)
menentukan
bahwa
K/L
dapat
melakukan
perubahan/koreksi Saldo Awal BMN dalam rangka
penyesuaian data BMN dengan data BMN yang
tercantum dalam LKPP (audited) periode sebelumnya.
2. Selaras dengan ketentuan tersebut di atas, setelah
Satker menyusun LBKP (audited), maka Satker
melakukan
rekonsiliasi
data
BMN
(perbaikan)/pemutakhiran data BMN ke KPKNL
setempat dalam hal terdapat pergerakan data LBKP
akibat dari koreksi BPK.
3.
Upaya-upaya sebagaimana tersebut di atas
dilaksanakan guna menjamin akuntabilitas dan
konsistensi data pada seluruh jenjang pelaporan pada
K/L (Pengguna Barang);
21
DEFINISI DAN JENIS-JENIS
ASET TETAP
Aset Tetap adalah aset berwujud yg mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan utk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan,
dalam kegiatan pemerintah dan/atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
DEFINISI DAN JENIS-JENIS ASET LAINNYA
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain
aset lancar, investasi jangka panjang, aset
tetap dan dana cadangan.
REKONSILIASI (1)
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah
adalah proses
proses pencocokan
pencocokan data
data transaksi
transaksi keuangan
keuangan
yang
yang diproses
diproses dengan
dengan beberapa
beberapa sistem/sub
sistem/sub sistem
sistem yang
yang berbeda
berbeda
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi internal
internal antara
antara unit
unit pelaporan
pelaporan keuangan
keuangan dg
dg unit
unit pelaporan
pelaporan
barang:
barang:
UAKPA dg
dg UAKPB
UAKPB sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan kepada
kepada KPPN
KPPN dan
dan UAPPA-W;
UAPPA-W;
• UAKPA
•
•
•
•
UAKPA
UAKPA d
d UAKPB
UAKPB dg
dg jenis
jenis kw
kw kantor
kantor pusat,
pusat, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan
kepada
kepada KPPN
KPPN dan
dan UAPPA-E1
UAPPA-E1
UAPPA-W
UAPPA-W dg
dg UAPPB-W,
UAPPB-W, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaiakan
disampaiakan Kanwil
Kanwil Ditjen
Ditjen
Perbendaharaan
Perbendaharaan dan
dan UAPPA-E1;
UAPPA-E1;
UAPPA-E1
UAPPA-E1 dg
dg UAPPB-E1
UAPPB-E1 sebelum
sebelum L/K
L/K disampaiakan
disampaiakan ke
ke UAPA;
UAPA;
UAPA
UAPA dg
dg UAPB,
UAPB, sebelum
sebelum L/K
L/K disampaikan
disampaikan ke
ke Ditjen
Ditjen Perbend
Perbend c.q
c.q Dit.
Dit.
Akuntansi
Akuntansi dan
dan Pelaporan
Pelaporan Keuangan
Keuangan
24
REKONSILIASI (2)
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi pelaporan
pelaporan keuangan
keuangan antara
antara pengguna
pengguna anggaran
anggaran dg
dg BUN:
BUN:
UAKPA dan
dan UAKPA
UAKPA BUN
BUN dengan
dengan KPPN
KPPN selaku
selaku UAKBUNUAKBUN- Daerah.
Daerah.
• UAKPA
•
•
•
•
•
UAKPA
UAKPA dan
dan UAKPA
UAKPA BUN
BUN dengan
dengan dg
dg Dit.
Dit. PKN
PKN selaku
selaku UAKBUN-Pusat
UAKBUN-Pusat
UAPPA
UAPPA W
W dg
dg Kanwil
Kanwil Ditjen.
Ditjen. Perbend
Perbend selaku
selaku UAKKBUN-Kanwil
UAKKBUN-Kanwil
UAPPA
UAPPA E1
E1 dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP
UAPABUN
UAPABUN lain
lain dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP dan
dan
UAPA
UAPA dg
dg UAPBUN
UAPBUN AP
AP
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi pelaporan
pelaporan barang
barang antara
antara pengguna
pengguna barang
barang dg
dg pengelola
pengelola
barang:
barang:
UAKPB melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan KPKNL
KPKNL setiap
setiap semester.
semester.
• UAKPB
•
•
•
UAPPB
UAPPB W
W melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Kanwil
Kanwil Ditjen
Ditjen Kekayaan
Kekayaan Negara
Negara
setiap
setiap Semester
Semester
UAPPA
UAPPA E1
E1 melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Ditjen
Ditjen Kekyaan
Kekyaan Negara
Negara setiap
setiap
semester
semester
UAPB
UAPB melakukan
melakukan rekonsiliasi
rekonsiliasi dengan
dengan Ditjen
Ditjen Kekayaan
Kekayaan Negara
Negara
25
PEJABAT PENGELOLAAN BMN
PEMERINTAH
1. MENTERI KEUANGAN SBG
PENGELOLA BARANG.
2. MENTERI/PIMPINAN
LEMBAGA
SBG
PENGGUNA BARANG
3. KEPALA
KANTOR
DI
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
SBG KUASA PENGGUNA
BARANG
PEMERINTAH
DAERAH
1. GUBERNUR/BUPATI/WA
LIKOTA SBG PEMEGANG
KEKUASAAN
PENGELOLAAN
BARANG
2. SEKRETARIS DAERAH
SBG
PENGLOLA
BARANG
3. KEPALA
SKPD
SBG
PENGUNA BARANG
Implikasi Kegiatan Fisik/Non-Fisik
terhadap
Penatausahaan Aset
DEKO
N
TP
KEGIATA
N NONFISIK
SELAIN
BELANJA
MODAL
DOMINAN
KEGIATAN
FISIK
PENUNJAN
G
BELANJA
MODAL
KECIL
KEGIATAN
NON-FISIK
PENUNJAN
G
SELAIN
BELANJA
MODAL
KECIL
KEGIATA
N FISIK
BELANJA
MODAL
DOMINAL
Dapat
menghasilk
an
menghasilk
an
Dapat
menghasilk
an
menghasilk
an
BMN
SELAIN
ASET
TETAP
ASET
TETAP
BMN
SELAIN
ASET
TETAP
ASET
TETAP
Permasalahan Belanja Barang Yang Menghasilkan
Persediaan Terkait Nilai Persediaan Dan Beban
Persediaan
• Permasalahan koreksi terhadap akun belanja barang yang
menghasilkan persediaan (5218XX) yang seharusnya bukan
merupakan belanja yang menghasilkan persediaan (5211XX)
masih belum selesai dan belum valid sehingga masih ada
beberapa satker yang dalam neraca masih muncul adanya pos
aset (persediaan) yang belum diregister.
• Data transaksi dan nilai aset dari Ditjen Dukcapil yang belum
lengkap, dimana sebagian besar nilai asetnya adalah
persediaan mengakibatkan nilai persediaan dalam LK
Kemendagri menjadi tidak akurat.
• Permasalahan tersebut di atas berakibat terhadap pos-pos
dalam laporan keuangan menjadi tidak valid, yaitu :
– Nilai Persediaan dalam Neraca
– Beban persediaan dalam LO
– Beban barang dalam LO
– Nilai surplus defisit LO dalam LPE
– Nilai Ekuitas akhir menurut LPE dan Neraca
BELANJA DAERAH
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi
atau kabupaten/kota
KLASIFIKASI BELANJA
DUKUNGAN APBD
Penganggaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta
Catatan Sipil tidak diperkenankan untuk dianggarkan dalam
APBD TA 2017 sesuai maksud Pasal 79A UU 24/2013 tentang
Perubahan Atas UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan
diatur
bahwa
pengurusan
dan
penerbitan
dokumen
kependudukan tidak dipungut biaya. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah daerah harus segera menyesuaikan perda
sesuai UU 24/2013.
Pendanaan penyelenggaraan program dan kegiatan
administrasi kependudukan yang meliputi kegiatan fisik
dan non fisik, baik di provinsi maupun kabupaten/kota
bersumber dari dan atas beban APBN sesuai maksud Pasal
87A UU 24/2013.
Terhadap program dan kegiatan administrasi kependudukan yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah dibebankan pada APBD
dengan mempedomani Pasal 6 dan Pasal 7 UU 24/2013 dan UU
23/2014.
30
Lanjutan ....
Kewenangan Provinsi
(Pasal 6 UU 24/2013)
a. Koordinasi
penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan;
b. Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil;
c. Pembinaan
dan
sosialisasi
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
d. Pemanfaatan dan penyajian Data
Kependudukan
berskala
provinsi
berasal dari Data Kependudukan yang
telah dikonsolidasikan dan dibersihkan
oleh Kementerian yang bertanggung
jawab dalam urusan pemerintahan
dalam negeri;
e. Koordinasi
pengawasan
atas
penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan;
f. Penyusunan profile kependudukan
provinsi.
Kewenangan Kab/Kota
(Pasal 7 UU 24/2013)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Koordinasi penyelenggaraan Adminduk;
Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas
dan fungsinya di bidang Adminduk;
Pengaturan teknis penyelenggaraan Adminduk
sesuai dengan ketentuan Peraturan PerUUan;
Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan
Adminduk;
Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di
bidang Adminduk;
Penugasan
kepada
desa
untuk
menyelenggarakan sebagian urusan Adminduk
berdasarkan asas tugas pembantuan;
Pemanfaatan
dan
penyajian
Data
Kependudukan berskala kab/kota berasal dari
Data
Kependudukan
yang
telah
dikonsolidasikan
dan
dibersihkan
oleh
Kementerian yang bertanggung jawab dalam
urusan pemerintahan dalam negeri;
Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan
Adminduk;
Penyusunan
profile
kependudukan
kabupaten/kota.
3
SEMOGA PERTEMUAN INI DAPAT BERMANFAAT
BAGI KITA SEMUA
ATAS PERHATIAN BAPAK DAN IBU KAMI UCAPKAN
Terima Kasih
32