Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan

Tujuan perusahaan dari pendapat beberapa ahli keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasikan laba, menciptakan kesejahteraan bagi stakeholder, menciptakan citra perusahaan, dan meningkatkan tanggung jawab social. Tugas dari manajer keuangan sendiri dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan.Tercapai atau tidaknya perusahaan tersebut dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan dari waktu ke waktu (Kasmir, 2009:8).

Nilai perusahaan tercermin dari nilai pasar (harga saham) dan nilai buku perusahaan. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar. Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan perusahaan dan kebijakan dividen. Oleh karena itu, dalam teori-teori keuangan, variabel yang sering digunakan dalam penelitian pasar modal untuk mewakili nilai perusahaan adalah harga saham dengan berbagai jenis indikator, antara lain return saham, harga saham biasa, abnormal return, Price Book Value, dan indikator lain yang mempresentasikan harga saham biasa di pasar modal. Dengan demikian bisa diartikan bahwa tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, yang berarti meningkatkan nilai perusahaan yang merupakan ukuran nilai objektif


(2)

oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup perusahaan (Harmono, 2011:1).

Nilai perusahaan diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Price Book Value menunjukkan apakah harga saham (harga pasar) diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut (Syahyunan, 2013: 95). Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang mana akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. Price Book Value (PBV) menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai perusahaan yang relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Dimana perusahaan yang memiliki rasio Price Book Value (PBV) yang meningkat dari setiap tahunnya berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai Price Book Value (PBV) dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan tersebut dipercayakan dan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Oktavina, 2013).

Manajemen keuangan berfungsi dalam 3 (tiga) bentuk keputusan keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Setiap fungsi harus mempertimbangkan tujuan perusahaan, dimana keputusan investasi akan tercermin pada sisi asset perusahaan yang akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan. Sebaliknya, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan (Syahyunan, 2013:1).


(3)

2.1.2 Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana atau akan digunakan untuk apa dana tersebut. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut (Syahyunan,2013:1).

Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil perusahaan untuk mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, jenis, dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu, investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan (Sutrisno, 2007:5).

Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Agar dana yang diinvestasikan dalam masing-masing unsur aktiva tersebut di satu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya sehingga dapat mengganggu likuiditas dan kontinuitas perusahaan, dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga dapat menimbulkan dana yang menganggur (idle money), maka perlu dilakukan pengalokasian dana tersebut didasarkan pada perencanaan yang tepat sehingga


(4)

penggunaan dana dapat dilakukan secara optimal. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut (Syahyunan 2013:1).

Martono dan Harjito (2005:137) memperjelas bahwa “keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan”. Keputusan investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan investasi dimana perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.

2.1.3 Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi financial yang berbeda. Oleh karena itu, manajer keuangan harus selalu mencari alternatif-alternatif sumber dana dan kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis tersebut harus diambil keputusan alternative sumber dana yang akan dipilih (Syahyunan, 2013:2).

Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari dari 2 (dua) sumber. Keputusan pendanaan bisa bersumber dari hutang jangka pendek (current liabilities) maupun hutang jangka panjang (long term debt) dan


(5)

modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa (Martono dan Harjito, 2005:4). Hutang dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Dengan memperbesar tingkat hutang maka hal ini berarti bahwa tingkat ketidakpastian dari return yang akan diperoleh semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh (Syahyunan, 2013:110). Perusahaan dengan laba yang tinggi mampu membayar dividen yang lebih tinggi. Selama tingkat hutang yang lebih tinggi menaikkan laba per saham yang diharapkan, leverage akan meningkatkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001:24).

Mulyadi (2006:236) berpendapat bahwa keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana yang salah satunya berasal dari pinjaman yang akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yaitu menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber dana sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu pertimbangan pendanaan yang berasal dari luar yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif pendanaan yang efesien. Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan


(6)

modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2005:240).

Keputusan pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan-kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan hutang atau ekuitas. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan, 2013:83).

2.1.4 Kebijakan Dividen

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Besarnya dividen ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah, sehingga nilai perusahaan rendah (Martono dan Harjito, 2005:2). Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Syahyunan, 2013:267).


(7)

Faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternative, dan preferensi pemegang alternatif pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa mendatang akan mempengaruhi nilai perusahaan (Sartono, 2005:282). Apabila perusahaan memutuskan akan membagi laba perusahaan sebagai dividen, maka akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam mendapatkan modal intern. Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam mendapatkan sumber dan intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan mengurangi nilai perusahaan (Syahyunan, 2013:267).

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio), ikut menentukan besarnya jumlah laba yang ditahan perusahaan harus dievaluasi dalam kerangka tujuan pemaksimalan kekayaan para pemegang saham. Dividend Payout Ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio), ikut menentukan besarnya jumlah laba yang ditahan perusahaan harus dievaluasi dalam kerangka tujuan pemaksimalan kekayaan para pemegang saham. Dividend Payout Ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

I. Teori Kebijakan Dividen

Teori kebijakan dividen terbagi menjadi 5 (lima) diantaranya yaitu sebagai berikut (Syahyunan, 2013:268):


(8)

1. Teori “Dividen Tidak Relevan” dari Modigliani dan Miller

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR), tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti: pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional, tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi, investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan dan kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.

2. Teori “The Bird in the Hand”

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika dividend payout ratio rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gain.

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu, investor mengisyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gain yield rendah dari pada saham dengan


(9)

dividend yield rendah, capital gain yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gain, perbedaan ini akan makin terasa. 4. Teori “Signaling Hypothesis”

Teori dividen lain, teori “Signalling Hypotesis” sulit dibuktikan secara empiris adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.

5. Teori “Clientele Effect”

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

2.1.5 Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92).

Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara


(10)

laba bersih dengan modal sendiri yang akan di investasikan pemegang saham pada perusahaan (Syahyunan, 2013:94). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba.

Return on Equity (ROE) sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. Return on Equity (ROE) dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi Return on Equity (ROE) menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Horne dan John, 2005).

Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa peneliti yang menjadikan nilai perusahaan sebagai objek yang mereka teliti, diantaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Himatul (2014) mengenai analisis pengaruh kebijakan hutang, kebijakan dividen, profitabilitas, kinerja perusahaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel kebijakan hutang dan


(11)

kebijakan dividen menunjukkan tidak memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas, kinerja perusahaan, dan keputusan investasi menunjukkan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavina (2013) mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) mengenai pengaruh

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang tinggi karena memiliki tingkat risiko yang tinggi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Andianto Abdillah (2012) mengenai analisis pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, profitabilitas dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel kebijakan hutang, profitabilitas dan keputusan investasi memiliki


(12)

pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhimsyah dan Gunawan (2011) mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini tersebut menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari uraian penelitian terdahulu tersebut, maka ringkasan penelitian terdahulu dapat diketahui pada Tabel 2.1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Teknik Analisis

Hasil Penelitian

1 Himatul

Ulya (2014) Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja Perusahaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja

Perusahaan dan Keputusan Investasi

Analisis Regresi Berganda

1. Kebijakan hutang dan

Kebijakan dividen tidak memiliki

pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Profitabilitas, Kinerja keuangan dan Keputusan Investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(13)

Lanjutan Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Teknik Analisis

Hasil Penelitian

2 Oktavina

Tiara Sari

(2013) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur Dependen : Nilai perusahaan Independen : Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan investasi

dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Keputusan pendanaan

berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan

3 Fenandar

(2012) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Dependen: Nilai perusahaan Independen: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan Investasi

dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Keputusan pendanaan

tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

4 Andianto

Abdillah (2012) Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Keputusan investasi terhadap Nilai Perusahaan Dependen: Nilai Perusahaan Independen : Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Keputusan Investasi

Analisis Regresi Berganda

1. Kebijakan hutang,

profitabilitas, dan keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Kebijakan

dividen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5 Rakhimsyah

dan Gunawan (2011) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan

Dividen dan

Tingkat Suku Bunga

terhadap Nilai Perusahaan. Dependen : Nilai Perusahaan Independen : Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan

dividen dan

Tingkat Suku

Bunga.

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan investasi

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2. Kebijakan dividen

berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Keputusan pendanaan

dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(14)

2.3 Kerangka Konseptual

Tugas dari manajer keuangan sendiri dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tercapai atau tidaknya perusahaan tersebut dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan dari waktu ke waktu (Kasmir, 2009:8). Nilai perusahaan tercermin dari nilai pasar (harga saham) dan nilai buku perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Price Book Value menunjukkan apakah harga saham (harga pasar) diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut (Syahyunan, 2013: 95).

Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang mana akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. Price Book Value (PBV) menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai perusahaan yang relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Dimana perusahaan yang memiliki Rasio Price Book Value (PBV) yang meningkat dari setiap tahunnya berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan tersebut dipercayakan dan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Oktavina, 2013).

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana atau akan digunakan untuk apa dana tersebut. Efisiensi penggunaan dana secara langsung


(15)

akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut (Syahyunan,2013:1).

Martono dan Harjito (2005:137) juga memperjelas bahwa “keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan”. Keputusan investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan investasi dimana perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.

Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi financial yang berbeda. Oleh karena itu, manajer keuangan harus selalu mencari alternatif-alternatif sumber dana dan kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis tersebut harus diambil keputusan alternative sumber dana yang akan dipilih (Syahyunan, 2013:2).

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna dari pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Syahyunan, 2013:267).


(16)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92).

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kaitan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keputusan Investasi

(Investasi)

Keputusan Pendanaan (Debt to Equity Ratio)

Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Nilai Perusahaan (Price Book Value)

Profitabilitas (Return On Equity)


(17)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis pada penelitian ini adalah “Keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013.


(1)

pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhimsyah dan Gunawan (2011) mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini tersebut menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari uraian penelitian terdahulu tersebut, maka ringkasan penelitian terdahulu dapat diketahui pada Tabel 2.1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Teknik Analisis

Hasil Penelitian 1 Himatul

Ulya (2014)

Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja Perusahaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja

Perusahaan dan Keputusan Investasi

Analisis Regresi Berganda

1. Kebijakan hutang dan Kebijakan dividen tidak memiliki

pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Profitabilitas, Kinerja keuangan dan Keputusan Investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(2)

Lanjutan Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Teknik Analisis

Hasil Penelitian 2 Oktavina

Tiara Sari (2013) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur Dependen : Nilai perusahaan Independen : Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Keputusan pendanaan

berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan

3 Fenandar (2012) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Dependen: Nilai perusahaan Independen: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan Investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Keputusan pendanaan

tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan. 4 Andianto

Abdillah (2012) Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Keputusan investasi terhadap Nilai Perusahaan Dependen: Nilai Perusahaan Independen : Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Keputusan Investasi

Analisis Regresi Berganda

1. Kebijakan hutang, profitabilitas, dan keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. 2. Kebijakan

dividen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5 Rakhimsyah

dan Gunawan (2011) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga

terhadap Nilai Perusahaan. Dependen : Nilai Perusahaan Independen : Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan dividen dan Tingkat Suku Bunga.

Analisis Regresi Berganda

1. Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 2. Kebijakan dividen

berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Keputusan pendanaan

dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(3)

2.3 Kerangka Konseptual

Tugas dari manajer keuangan sendiri dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tercapai atau tidaknya perusahaan tersebut dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan dari waktu ke waktu (Kasmir, 2009:8). Nilai perusahaan tercermin dari nilai pasar (harga saham) dan nilai buku perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Price Book Value menunjukkan apakah harga saham (harga pasar) diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut (Syahyunan, 2013: 95).

Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik

saham, yang mana akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. Price Book Value (PBV) menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai perusahaan yang relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Dimana perusahaan yang memiliki Rasio

Price Book Value (PBV) yang meningkat dari setiap tahunnya berarti perusahaan

tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan tersebut dipercayakan dan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Oktavina, 2013).

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana atau akan digunakan untuk apa dana tersebut. Efisiensi penggunaan dana secara langsung


(4)

akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut (Syahyunan,2013:1).

Martono dan Harjito (2005:137) juga memperjelas bahwa “keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan”. Keputusan investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan investasi dimana perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.

Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana memperoleh dana untuk membiayai investasi. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi financial yang berbeda. Oleh karena itu, manajer keuangan harus selalu mencari alternatif-alternatif sumber dana dan kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis tersebut harus diambil keputusan alternative sumber dana yang akan dipilih (Syahyunan, 2013:2).

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna dari pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Syahyunan, 2013:267).


(5)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92).

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kaitan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keputusan Investasi

(Investasi)

Keputusan Pendanaan (Debt to Equity Ratio)

Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Nilai Perusahaan (Price Book Value)

Profitabilitas (Return On Equity)


(6)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah “Keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan

Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 93 113

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 124

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 8 115

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10