Metode dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui seni bela diri PPSP WPN(Perguruan Pencak silat Pernafasan Walet Putih Nasional).

(1)

Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui Seni Bela Diri

PPsP WPN (Perguruan Pencak silat Pernafasan Walet Putih Nasional)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran

Islam (S.Sos)

Nesia Rizqi Fajrin NIM. B71213056

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nesia Rizqi Fajrin, NIM B71213056, Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui Seni Bela Diri PPSP Walet Putih Nasional.

Kata Kunci : Metode Dakwah, Seni Bela Diri PPSP Walet Putih Nasional.

Skripsi ini meneliti tentang bagaimana Usrtad Siswo Utomo melalui Seni Bela Diri PPSP Walet Putih Nasional bisa berdakwah, beliau mempunyai cara atau metode tersendiri agar bisa berdakwah tidak harus dengan berceramah, dari para anggotanya terlebih dahulu lalu disampaikan kepada masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil Penelitian bahwa Ustadz Siswo Utomo dan seluruh anggota Perguruan Pencak silat Pernafasan Walet Putih Nasional ini dalam melakukan syiar islam di dalam masyarakat yaitu melalui gerakan atau jurus, olah nafas, dan pasrah kepada Allah SWT dengan cara berdzikir dakwah yang berbeda tidak berdakwah melalui ceramah seperti umumnya, tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat bahwa dengan mengolah nafas disertai dengan berdzikir kita mendapatkan banyak manfaat salah satunya menjadai sehat lahir dan batin, bisa mengendalikan emosi dan hawa nafsu, serta kesbaran meningkat dalam diri seseorang Ketika ingin mengajak orang dan masyarakat Ustadz Siswo Utomo bisa menarik atau lebih tepatnya meyakinkan mereka dengan cara sering mengobati orang-orang yang sakit tanpa ada bantuan dari alat atau perantara namun dari hasil energi yang dimiliki oleh Ustadz Siswo Utomo sendiri. Begitu pun dengan anggota WPN mereka sudah bisa menolong diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat setempat melalui jurus gabungan, olah nafas, dan berdzikir kepada Allah SWT .

Dan dapat diambil suatu penafsiran secara menyeluruh tentang metode dakwah yang digunakan oleh Ustadz Siswo Utomo melalu Seni Bela diri PPsP WPN bahwa Usatadz Siswo Utomo memiliki beberapa metode untuk berdakwah, antara lain adalah : Dengan metode bil-haal, dengan metode pemberdayaan masyarakat, dan yang terakhir metode dengan bersilahturahmi.

Berdasarkan masalah dan kesimpulan tersebut, banyak dari sisi penelitian yang tidak bisa diunkap disini. Sehingga diharapkakn adanya penelitian lanjutan mengenai masalah seperti proses dakwah dan metode dakwah, dan hal-hal yang bisa diangkat sebagai bahan masalah dalam penelitian selanjutnya


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... .ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... .iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... .iv

KATA PENGANTAR... .v

ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL... .ix

DAFTAR GAMBAR...ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang...01

B. Rumusan Masalah...09

C. Tujuan Penelitian...09

D. Manfaat Penelitian...09

E. Definisi Konsep...10

F. Sistematika Pembahasan...11

BAB II : A. KAJIAN KEPUSTAKAAN 1. Pengertian Dakwah...13

2. Nama-nama lain Dakwah...16

3. Unsur-unsur Dakwah...20

4. Pengertian Metode Dakwah...20

5. Tujuan Dakwah...27

a. Tujuan jangka Panjang...27

b. Tujuan Jangka Pendek...28

c. Sejrah Peradaban Pencak Silat...30

d. Aliran dan Perguruan Pencak Silat...32

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...46


(8)

D. Tahap-Tahap Penelitian...50

E. Teknik Pengumpulan Data...52

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskriptif Obyek Penelitian... 59

B. Penyajian Data...68

C. Analisis Data...72

D. Relavansi Temuan dan Teori...96

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………103

B. Saran………...104 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata Dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu (da’aa-yad’uu,

da’watan) yang berarti menyeruh, memanggil, mengajak, menjamu, mendoa’a atau memohon. Kata (kalimat) dengan segala perubahannya (turunannya) dalam al-qur’an diulang sampai 215 kali.1 Makna-makna tersebut dapat ditemukan dalam berbagai ayat dalam al-qur’an seperti :

Dakwah yang berarti menyeruh terdapat dalam surat yunus: 25













Artinya : “Allah menyeruh manusia ke Darussalam (surga) dan menunjuki oramg yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”2 Secara etimologis atau istilah, kata dakwah didefinisikan oleh banyak tokoh dengan berbagai pengertian (ta’arif). Menurut Syekh Ali Mahfudz sebagaimana juga dikutip oleh Moh.Ali Aziz dari kitab Hidayatul Mursyidin dinyatakan bahwa dakwah adalah mengajak (mendorong) manusia untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeruh mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.3

1

Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, (Malang: Madani,2016), h. 7

2

Depaertemen Agama Dan Terjemahannya edisi Special For Woman, (Bandung : SYGMA,2007), h. 211

3


(10)

2

Dalam pengertian lebih luas dakwah dapat didefinisikan sebagai upaya menciptakan suatu kondisi dan tatanan sosial yang dilandasi oleh nilai dan ajaran Islam agar umat manusia memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Pengertian ini memberikan arahan bahwa dakwah tidak semata-mata merupakan ajakan tetapi merupakan rekayasa sosial yang menyangkut aspek sosial, poloitik, budaya, ekonomi, hukum, tata negara maupun pendidikan dalam masyatrakat semuanya saling terkait tidak bisa dipisahkan.

Seiring berkembangnya masyarakat sebagai sistem sosial pada kehidupan, menuntut pada segenap da’i untuk mampu bertahan dalam perjalanan dakwahnya. Hanya saja ketika kapasitas pengetahuan serta infrastruktur kognitif para da’i tidak beranjak kreatif dan inovatif, maka tak ayal ditemukan banyak keganjalan dalam proses dakwahnya, Hal ini dapat terlihat dari bagaimana para da’i menyeruhkan dan menyuarakan kebenaran dengan cara primitif atau bahkan melupakan aspek humanis dari tiap tatanan masyarakat, sehingga tidak sedikit da’i yang seharusnya mampu diterima oleh masyarakat justru tertolak oleh segelintir masyarakat yang seruannya dianggap menyinggung bahkan tidak logis untuk era saat ini.

Oleh sebab itu agar dakwah dapat mencapai sasaran-sasaran strategis jangka panjang, maka tentunya diperlukan suatu sistem menajerial komunikasi baik dalam penataan perkataan maupun perbuatan yang dalam banyak hal sangat relavan dan terkait dengan nilai-nilai


(11)

3

keislaman. Dalam kehidupan di tengah masyarakat dakwah sering disalahartikan ulama sebagai pendakwah menyampaikan pesannya di depan khalayak Akhirnya Dakwah hanya dipahami sebagai tugas ulama semata. da’i sebagai komunikator sudah barang tentu usahanya tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan statement of fact semata-mata tetapi dia harus juga cocern terhadap kelanjutan efek komunikasinya terhadap komunikan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan, ataukah komunikan tetap pasif (mendengar tetapi tidak melaksanakan) atau bahkan menolak serta anti pati dan apatis terhadap pesan tesebut.

Di dalam Al-Qur,an surah al-azhab ayat 70 terdapat sebuah isyarat bahwah pesona da’i saja tidak cukup untuk menghantarkan pada peluang keberhasilan dakwah tanpa dibarengi keahlian dalam mengemas pesan dakwah menjadi menarik dan dapat dipahami oleh mad’u manakalah disampaikan sesuai dengan cara berpikir dan cara merasa mad’u. Lebih tepatnya da’i sebagai komunikator harus mampu melogikakan pesan dakwah dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga mempunyain daya panggil yang sangat berwibawa terhadap seseorang.4

Dalam keadaan tertentu manusia dapat dipengaruhi kata-kata tertentu, sehingga ia mengubah tingkah lakunya, atau kata-kata tertentu mempunyai kekuatan tertentu dalam mengubah tingkah laku manusia. Kekuatan Kata-kata (atau lisan) dalam kaitannya dengan bahasa dakwah yang persuasif, yakni kata-kata yang dapat menjadi stimulir yang

4


(12)

4

merangsang respon psikologis mad’u terletak pada jenis-jenis kekuatan sebagai : Karena keindahan bahasa seperti bait-bait syair atau puisi, karena Jelasnya informasi, karena intonasi suara yang berwibawa, karena logikanya sangat kuat, karena memberikan harapan/optimisme (Basyiran), karena memberikan peringatan yang mencekam (Nadziran).5

Seorang da’i perlu mempunyai metode (uslub) dan sarana dakwah yang efektif, sehingga ia dapat menyampaikan dakwahnya secara bijak dan arif. Metode dakwah ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalanya. Sumber-sumber pokok metode dakwah yang dijadikan pegangan para da’i antara lain al-qur’an, as-Sunnah, sejarah orang-orang soleh dari kalangan sahabat, tabi’in, dan ahli ilmu, serta iman. Metode dakwah yang bijak umumnya didasarkan pada hal-hal berikut6 : Memeriksa dan mendiagnosis pasien, kalau da’i diumpamakan dokter. Seorang dokter ahli dan berpengalaman sebelum mengobati ia akan melakukan pemeriksaan dan mengetahui penyakitnya terlebih dahulu setelah itu menentukan pengobatannya berdasarkan penyakit tersebut, Seorang da’i adalah dokter rohani. Penyakit rohani manusia antara lain kufur dan maksiat dalam hal ini seorang da’i harus memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang di derita si pasien. Obat kufur adalah iman kepada Allah dan ajaran yang dibawah oleh Rasulullah SAW, Sedangkan obat maksiat adalah bertobat kepada Allah dan memperbanyak taat, setiap penyakit ada obatnya.

5

Achmad Mubarak, Psikologi Dakwah, ( jakarta : pustaka firdaus,2001 ), h. 183

6


(13)

5

Menghilangkan Syubha tujuan menghilangkan syubhat ini adalah agar audience tidak sempat melihat penyakit, apalagi merasakannya. Tidak diragukan lagi bahwa Syubhat bisa menghilangkan keraguan (syak) pada kejujuran seorang da’i dan hakikat ajakannya. Membimbing audience dengan al-qur’an

Pencak silat atau silat adalah seni bela khas asia yang berakar dari budaya melayu, seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan singapura, tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku melayu seperti di Filipina selatan dan Thailand Selatan. Pencak dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terkait pada peraturan yang digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan silat mengandung pengertian gerak dasar bela diri, yang sempurna, yang bersumber kepada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri atau manusia dari marabahaya atau bencana. Istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan.

Pada abad ke-7 Masehi pencak silat diperkirakan sudah menyebar di Nusantara, dalam sejarah terdapat dua kategori aliran pencak silat yaitu aliran bangsawan dan aliran rakyat. Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh bangsawan (kerajaan), adakalahnya pencak silat digunakan sebagai pertahanan negara (kerajaan) Sedangkan aliran rakyat adalah pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain


(14)

6

bangsawan aliran ini dibawah oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. Sejarah perkembangan silat mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum ulama, seiring dengan penyebaran Islam di Nusantara. Pada saat itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. 7

Empat tujuan belajar Silat menurut Lazurdi Malin Marajo seorang guru besar silat di Sumatra Barat. Pertama beribadah atau mengenal Tuhan melalui diri sendiri, menjalin silahturahim. Ketiga menjaga kesehatan, keempat melestarikan budaya. Dengan belajar silat yang sesungguhnya, seseorang tidak sekedar belajar bela diri tetapi juga akan mengenal rahasia hati yang terekam dalam sifat manusia, rahasia kehendak, rahasia yang terkandung dalam hal-hal yang tidak bisa terlihat dari tubuh manusia. Dalam silat tubuh manusia terdiri atas lima unsur yaitu badan, pikiran, hati (empati), kehendak dan ruh atas kesadaran. Silat membuat manusia mengenal kelima unsur silat itu, silat membuat koordinasi antara badan, pikiran, dan kehendak menjadi satu arah dan tidak terpecah-pecah. Ketika seseorang melatih fisiknya saja ia akan menjadi bringas karena tidak ada rasa empati, kehendaknya dikuasi badan yang kuat dan perasaanya sebagai orang kuat8. Kerajaan- kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit disebut-sebut banyak memiliki pendekar-pendear besar yang menguasai ilmu bela diri.

7

Asepta Yogya Permana, Pencak Silat, (Surabaya : Penerbit IC, 2008), h. 2

8

Edwin Hidayat Abdullah, Keajaiban Silat Kaidah Ilmu Kehidupan dalam Gerakan Matematika, ( Jakarta : Kompas Gramidia Bulding. 2013), h. 5


(15)

7

Tradisi silat sendiri diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain, legenda minangkabau misalnya silat konon diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, tanah datar di kaki gunung merapi pada abad ke-11 kemudian silek (sebutan silat diminang) dikembangkan dan dibawa oleh para perantau Minang ke seluruh Asia tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenal asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet.

Setiap daerah nusantara pada umumnya memililiki tokoh pendekar yang dibanggakan, di tatar pasundan misalnya dikenal Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah Panglima Malaka, Gajah Mada mahapati, Majapahit dan Si pitung dari Betawi. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda tercatat banyak pendekar juga mengangkat senjata, sebut saja Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Dipenegoro, Teuku Cik Di Tiro, Imam Bonjol. Serta para pendekar wanita Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia, mereka adalah pendekar yang tidak berkompromi terhadap penjajahan/

Menyadari pentingnya pencak silat maka pada 18 Mei 1948 dibentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). IPSI hingga kini mennjadi rumah bagi perguruan silat yang ada di Tanah Air, namun


(16)

8

perkembangan dunia tentu tak semua menggembirakan ada perguruan silat yang masih eksis tetapi ada juga aliran silat yang tidak berkembang.9

Ustadz Siswo Utomo ialah ustadz yang bisa mengajak seseorang dan menyeruhkan nilai-nilai yang terkandumg dalam ajaran islam. Cara beliau menyampaikan materi pesan dakwah kepada mad’u nya sangat jelas dan dapat di mengerti, mempunyai suara yang berwibawa membuat orang segan terhadapnya serta menyampaikan informasi dengan sangat jelas. Ustadz Siswo Utomo memiliki aplikasi yang berbeda untuk mengajak seseorang yakni dengan melalui seni bela diri, beliau mempunyai materi dakwah yakni menyampaikan dan menjelaskan tentang filosofi jurus yang ada di perguruannya menurut islam, lalu mengajak semua anggotanya berdzikir untuk mendapatkan sehat lahir dan batin. Setelah anggotanya mendapatkan ilmu dengan cara berserah diri kepada Allah maka Ustadz Siswo Utomo mengajak anggotanya untuk mengobati masyarakat yang sedang sakit. Karena menurut beliau dzikir mempunyai banyak manfaat bisa digunakan untuk pengobatan secara non medis dan medis, digunakan untuk melindungi diri dari kejahatan fisik maupun non fisik. Manusia yang diberkahi dengan pengetahuan batin memandang dzikir senantiasa dan terus menerus mengingat Allah, sebagai metode yang paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran Ilahi.

Perguruan yang diketuai oleh Ustadz Siswo Utomo ini disebut PPsP WPN (Perguruan pencak silat pernafasan Walet Putih Nasional)

9


(17)

9

yang dideklarasikan pada 2013 sampai sekarang telah berkembang di 17 provinsi Sumatera dan Jawa. Memiliki metode berbeda yang bisa menarik perhatian masyarakat. Menggunakan ilmu pernafasan ketika berlatih, ketika menggunakan ilmu bela diri dan pernafasan disertai dengan berdzikir Kepada Allah SWT. Proses Dakwah yang terjadi di dalam pedepokan ini yaitu “Mengajak” Dan “Menyeru” para anggotanya agar mengetahui bagaimana cara mencari kesehatan lahir dan batin melalui

berdo’a dan berdzikir kepada Allah. Bila ditelaah secara seksama sebenarnya tata cara berdzikir yang dilakukan oleh para sufi atau umat islam melafalkan ayat-ayat al-qur’an pun merupakan olah dan seni nafas yang sangat indah dan dahsyat. Ketika berdakwah pasti akan ada seorang da’i atau orang yang berperan sebagai pemimpin untuk mengajak ke hal yang baik dan bisa mendekatkan diri dengan mad’u nya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui seni bela diri dalam PPsP WPN (walet putih nasional) ?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetauhui metode dakwah yang digunakan oleh Ustad Siswo Utomo dalam berdakwah melalui seni bela diri dalam organisasi PPSP WPN.


(18)

10

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini meliputi :

1. Manfaat secara teoritik

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam metode berdakwah melalu bela diri b) Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan dan

pertimbangan bagi kemajuan dakwah yang dilkukan melalui kesenian bela diri

2. Manfaat penelitian secara peraktis :

a) Diharapkan mampu memberikan pemahaman Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui seni bela diri yang tidak mudah dimengerti oleh masyarakat.

b) Diharapkan Ustadz Siswo Utomo mampu menjelaskan alasannya menggunkan metode dakwah melaui seni bela diri.

E. DEFINISI KONSEP

Pada dasarnya konsep merupakan unsur yang sangat penting dari suatu penelitian yang merupakan definisi singkat dari sejumlah fakta atau gejala-gejala yang diamati. Oleh sebab itu konsep-konsep dalam penelitian ini sangat perlu dibatasi ruang lingkup dan batasan masalahnya sehingga pembahasannya tidak akan melebar. Sesuai dengan judul yang diteliti oleh penulis Maka perlulah ada pembahasan konsep dari judul yang ada. Untuk


(19)

11

itu perlu dijelaskan istilah yang terdapat di dalamnya. Istilah-istilah yang perlu di jelaskan adalah sebagai berikut :

1. Metode Dakwah :

Dari segi bahasa metode dakwah berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian dapat diartikan metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan .10

2. PPSP WPN :

Suatu organisasi dan perguruan yang ada di indonesia dan menpunyai cabang di setiap daerahnya termasuk di Surabaya, perguruan ini memililiki motto “Sehat lahir dan batin” yang hanya berserah kepada Allah untuk mendapatkan kesehatan lahir dan batin.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Agar penulisan skripsi ini tersususn secara rapi dan jelas sehingga mudah dipahami maka penulis susun sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian, definisi konsep, metode penelitian Sistematika pembahasan.

10


(20)

12

BAB II : KERANGKA TEORITIK

Pada bab ini berisikan tentang kajian kepustakaan, dan kajian teoritik yang sebagai bahan rujukan bagi peneliti, dan penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai (pendekatan kualitatif), subyek openelitian, jenis data (data primer dan data skunder) dan sumber data (kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto), teknik pengumpulan data (Observasi, wawancara, dokumentasi), teknik analisa data (analisis domain), serta teknik keabsahan data, tahap-tahap penelitian (tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data hingga tahap penyusunan skripsi).

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini akan dipaparkan mengenai deskripsi data hasil penelitian uang terdiri dari setting penelitian berisi tentang profil Perguruan Pencak Silat pernafasan Walet Putih Nasional, biografi Ustadz Siswo Utomo. Penyajian data dan analisis data tentang Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo Melalui seni bela diri.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini merupakan terakhir dalam penulisan skripsi, yang di dalamnya akan memuat kesimpulan dan saran.


(21)

BAB II

Kajian Teoretik Metode Dakwah Ustadz Siswo Utomo Melalui Seni Bela Diri

A . Kajian Kepustakaan

1. Pengertian Dakwah

Dalam prespektif dakwah, al-qur’an dipandang sebagai kitab dakwah yang merupakan rujukan pertama dan utama. al-qur’an memperkenalkan sejumlah istilah kunci yang melahirkan konsep dasar dakwah. Dalam al-qur’an istilah-istilah dakwah tersebut selalu diekspresikan dalam konteks bagaimana kedudukan, fungsi dan peran manusia. Istilah-istilah dakwah dalam al-qur’an yang dipandang paling populer adalah ‘yad’una ila al-khayr’, ya’muruna bi al-ma’,ruf dan ‘yanhawna ‘an al

-munkar’. Seorang muslim secara khusus mempunyai tanggung jawab moral untuk hadir di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakatnya1. Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya, karena itu al-qur’an dalam menyebut kegiatan dakwah dengan Absanu Qaula. Dengan kata lain disimpulkan bahwa dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam, tidak dapat dibayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagi faktor terlebih pada era globalisasi sekarang ini, dimana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak

1


(22)

14

dapat dibendung lagi. Umat islam harus dapat memilah dan menyaring informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam.

Karena merupakan suatu kebenaran, maka islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya sebagai “Rahmatan Lil Alamin”, Islam harus ditampilkan dengan wajah yang menarik agar umat islam beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran islam bukan dsebagai ancaman bagi eksistensi mereka, melainkan pembawah kedamaian dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagian kehidupan dunia dan akhirat.

Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama dakwah menurut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apa pun bentuk dan coraknya. Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim dimana saja ia berada, sebagaimana termaktub dalam al-qur’an dan as-sunnah Rasulullah SAW kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama islam kepada masyarakat.

Secara Etimologis atau istilah, kata dakwah didefinisikan Oleh banyak tokoh dengan berbagai pengertian (ta’rif).


(23)

15

a) Menurut A. Hasjmy

Dakwah islamiyah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.

b) Menurut HMS. Nasarudin Latif sebagaimana juga dikutip oleh Moh Ali Aziz dari buku Teori dan Praktik Dawah Islamiyah Dakwah adalah setiap uasaha atau aktivitas dengan lisan ataupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’ah serta akhlak Islamiyah2.

c) Menurut Syekh Ali Mahfudz sebagaimana juga dikutip Oleh Moh Ali Aziz dari kitab Hidayatul Mursyidin dinyatakan bawah dakwah adalah mengajak (mendorong) mengikuti manusia untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebijakan dan melarang mereka mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat.

d) Menurut Sayyid Quthub Dakawah adalah usaha mewujudkan sistem Islam dalam kehidupan nyata dan tataran yang paling kecil, seperti keluarga, hingga yang paling besar, seperti negara atau ummah dengan tujuan mencapai kebahagian dunia dan di akhirat.

e) Menurut Prof. H.M. Thoha Yahya Omar, dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian di dunia dan di akhirat.

2


(24)

16

f) Menurut Hamzah Yakub dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

g) Menurut Masdar Helmy, dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagian di dunia dan diakhirat.

Dari beberapa definisi tersebut dapat digarisbawahi bahwa pengertian dakwah adalah kegiatan menyampaikan pesan yang berisi nilai, norma, hukum agama (Islam) kepada obyek (individu, kelompok, masyarakat) agar mereka menjalankan ajaran agama dengan penuh kesadaran sehingga terwujud sistem sosial yang harmonis dan damai dan pada akhirnya mendatangkan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Demi untuk membangun kesadaran obyek dakwah maka dakwah pun harus dilakukan dengan langkah dan cara yang bijaksana.

2. Nama-Nama Lain Dakwah

a) Tabligh, yaitu menyampaikan ajaran Allah dan Rasul-Nya kepada orang lain dalam al-qur’an surat al-maidah disebutkan :

َم ْغّلَ ب ُلوُسّرلا اَهّ يَأ اَي

ُهّللاَو ُهَتَلاَسِر َتْغّلَ ب اَمَف ْلَعْفَ ت ََْ ْنِإَو َكّبَر ْنِم َكْيَلِإ َلِزْنُأ ا

َنيِرِفاَكْلا َمْوَقْلا يِدْهَ ي ا َهّللا ّنِإ ِساّنلا َنِم َكُمِصْعَ ي

Artinya :

“ Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak


(25)

17

menyampaikan amanat-Nya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. “ (QS.Al-Maidah ayat 67)3

Amar ma’ruf nahi munkar dan nahi ‘anil munkar, yakni memerintahkan kepada kebaikan dan melarang perbuatan yang munkar ( kejahatan )4. Dalam al-qur’an surat Ali Imran disebutkan :

ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْ نَ يَو ِفوُرْعَمْلاِب َنوُرُمْأَيَو َِْْْْا ََِإ َنوُعْدَي ٌةّمُأ ْمُكْنِم ْنُكَتْلَو

َنوُحِلْفُمْلا ُمُ َكِئَلوُأَو

Artinya : “ Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyeruh berbuat baik dan mencegah dari perbuatan yang munkar”. (Q,S. Ali Imran 104)5

b) Jihad, yakni berperang atau berjuang membela Agama Allah, dalam al-qur’an di sebutkan :

ُتاَرْ يَْْا ُمَُِ َكِئَلوُأَو ْمِهِسُفْ نَأَو ْمِِِاَوْمَأِب اوُدَاَج ُهَعَم اوُنَمآ َنيِذّلاَو ُلوُسّرلا ِنِكَل

َنوُحِلْفُمْلا ُمُ َكِئَلوُأَو

Artinya :“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung”. (Q.S. at-Taubah 88).6

3

Depaertemen Agama Dan Terjemahannya edisi Special For Woman, (Bandung : SYGMA, 2007), h. 119

4

Ropingi el Ishaq, Pengantar ilmu dakwah, ( malang : Madani, 2016), h. 10

5

Depaertemen Agama Dan Terjemahannya edisi Special For Woman, (Bandung : SYGMA, 2007), h. 63

6

Depaertemen Agama Dan Terjemahannya edisi Special For Woman, (Bandung : SYGMA,2007), h. 201


(26)

18

c) Mau’idhah dan mujadalah, Mau’idhah artinya nasihat, pelajaran dan pengajaran. Mujadalah artinya berdebat atau berdiskusi

Tadzkirah atau indzar, yaitu memberi peringatan kepada umat manusia agar selalu menjahukan perbuatan yang menyesatkan atau munkar dan agar selalu ingat kepada Allah.

3. Wasilah (media dakwah)

Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u. Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera-indera manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.

Media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad ini.7

7


(27)

19

4. Thariqah (metode)

Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Sebagaimana yang tertulis dalam al-qur’an surat an-Nahl ayat 125:

ُِِْداَجَو ِةَنَسَْْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْْاِب َكّبَر ِليِبَس ََِإ ُعْدا

َكّبَر ّنِإ ُنَسْسَأ َ ِ ِ ّلاِب ْم

َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوَُو ِهِليِبَس ْنَع ّلَض ْنَِِ ُمَلْعَأ َوُ

a) Bi al hikmah ( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah. Operasionalisasi metode dakwah bil hikmah dalam penyelenggaraan dakwah dapat berbentuk ceramah-ceramah pengajian, pemberian santunan kepada anak yatim atau korban bencana alam, pemberian modal, pembangunan tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.

b) Mau’idzah hasanah yaitu nasehat yang baik, berupa petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenaan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus dipikran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci atau menyebut kesalahan audience sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang lain.


(28)

20

c) Mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak mampu diterapkan, dikarenakan objek dakwah mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti seperti, ahli kitab, orientalis, filosof dan lain sebagainya. Sayyid Qutb menyatakan bahwa dalam menerapkan metode ini perlu diterapkan hak-hak sebagai berikut:

1) Tidak merendahkan pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena tujuan diskusi untuk mencapai sebuah kebenaran.

2) Tujuan diskusi semata-mata untuk mencapai kebenaran sesuai dengan ajaran Allah.

3) Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia mempunyai harga diri.

4. Pengertian Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode dakwah berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian dapat diartikan metode dakwah adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan8. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa jerman methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa yunani metode berasal dari kata methdos artinya jalan yang dalam bahasa arab disebut thariq. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau ilmuwan adalah sebagai berikut :

8


(29)

21

Pendapat Bakhil Khuali, Dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka melakukan perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan dunia akhirat.Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahwa amr ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dimanika masyarkat Islam.

Jadi Metode Dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (Komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Ada beberapa pendapat tentang definisi metode dakwah antara lain

Al-Bayanuni mengemukakan definisi metode dakwah (asalib al-da’wah) sebagai berikut “Yaitu cara-cara yang ditempuh oleh pendakwah dalam berdakwah atau cara menerapkan strategi dakwah. “Said bin Ali al-Qahthani membuat definisi metode dakwah sebagai berikut. “Uslub (metode) dakwah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalanya”.

Dalam Kamus populer Paus A. Partanto, Metode adalah cara sistematis dan teratur untuk melaksanakan seasuatu atau cara kerja. Dari beberapa definisi ini setidaknya ada tiga karakter yang melekat pada metode dakwah. Metode Dakwah


(30)

22

merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategi dakwah yang telah ditetapkan Ia bagian dari strategi dakwah .

Karena menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat lebih konkret dan praktis. Ia harus dilaksanakan dengan mudah. Arah metode Dakwah tidak hanya meningkatkan efektivitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki keunggulan dan kelemahan. Metodenya berupa menggerakkan keunggulan tersebeut dan memperkecil kelemahannya.

Dalam dakwah islam, sering terjadi bahwa disebabkan metode dakwah yang salah islam dianggap sebagai agama yang tidak simpatik, penghambat perkembangan, atau tidak masuk akal. Saat ini metode dianggap sebagai teknologi, khususnya teknologi lunak (soft technology). Sesuatu yang biasa namun melalui sentuhan metode yang tepat menjadi luar biasa. Dalam pendidikan ada metode pembelajaran yang memudahkan peserta didik memahami sebuah pelajaran. Dakwah memerlukan metode agar mudah diterima oleh mitra dakwah. Metode yang dipilih harus benar, agar islam dapat dimengerti dengan benar dan menghasilkan pencitraan Islam yang benar pula.

Setiap metode memerlukan teknik dalam implementasinya,teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Teknik yang berisi langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat metode lebih berfungsi, karena Dakwah banyak berhubungan bahkan sangat memerlukan ilmu lain, seperti


(31)

23

ilmu komunikasi, ilmu manajemen, psikologi, dan sosologi, maka penjabaran metode dan teknik-tekninya banyak terkait dari beberapa Ilmu tadi dengan beberapa modifikasi. Berdasarkan ketiga bentuk dakwah tersebut maka metode dan teknik dakwah dapat diklasifikasi sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato ini telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah. Sampai sekarang pun masih merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para pendakwah sekalipun alat komunikasi modern telah tersedia. Umumnya ceramah diarahkan kepada sebuah publik lebih dari seorang, Oleh sebab itu metode ini disebut Public speaking (berbicara di depan publik). Sifat komunikasinya lebih banyak searah (monolog) dari pendakwah ke audiensi, sekalipun sering juga diselingi atau diakhiri dengan komunikasi dua arah (dialog) dalam bentuk tanya jawab. Umumnya pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan ceramah bersifat ringan, inofarmatif, dan tidak mengundang perdebatan, dialog yang dilakukan juga terbatas pada pertanyaan bahkan sanggahan. Penceramah diperlukan sebagai pemegang otoritas informasi keagamaan pada audien. Dari segi persiapannya Glenn R.Capp dalam Rakhmat membagi empat macam ceramah atau pidato improptu, yaitu pidato yang dilakukan secara spontan tanpa adanya persiapan sebelumnya. Kedua pidato Manuskrip yaitu pidato dengan membaca naskah yang sudah disiapkan sebelumnya. Ketiga pidato Memoriter yaitu pidato dengan hafalan kata demi kata dari isi pidato yang telah dipersiapkan. Keempat pidato


(32)

24

Ekstempore yaitu pidato dengan persiapan berupa Outline ( garis besar) dan supporting points (pembahasan penunjang) jenis yang terakhir ini adalah pidato yang paling baik dan yang paling banyak di pakai oleh para ahli.

b. Metode Diskusi

Metode ini dimaksudkan untuk mendorong mitra dakwah berpikir dan mengeluarkan pendapatnya serta ikut menyumbangkan dalam suatu masalah agama yang terkandung banyak kemungkinan-kemungkinan jawaban. Abdul Kadir Munsyi mengartikan diskusi dengan perbincangan suatu maslah didalam pertemuan dengan jalan pertukaran pendapat diantara beberapa orang. Diskusi sebagai metode dakwah adalah bertukar pikiran tentang suatu masalah keagamaan sebagai pesan dakwah antar beberapa orang dalam tempat tertentu. Dalam diskusi pasti ada dialog yang tidak hanya sekedar bertanya, tetapi juga memberikan sanggahan atau usulan. Diskusi dapat dilakukan dengan komunikasi tatap muka, ataupun komuniakasi kelompok. Dibandingkan dengan metode yang lainnya, metode diskusi memiliki kelebihan-kelebihan antara lain :

1) Suasana dakwah yang akan tampak hidup sebab semua peserta mencurahkan perhatiannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.

2) Dapat menghilangkan sifat-sifat individualisme dan diharpakan akan menimbulkan sifat-sifat yang positif pada mitra dakwah seperti toleransi, demokrasi, berpikir sistematis, dan logis.


(33)

25

3) Materi akan dapat dipahami secara mendalam. Secara garis besar ada dua macam diskusi yaitu diskusi kelompok tidak resmi (informal group discussion) dan diskusi kelompok resmi (formal group discussion).

c. Metode Karya Tulis

Metode karya tulis ini termasuk dalam metode kategori dakwah bi al-qalam (dakwah dengan karya tulis). Tanpa tulisan peradaban dunia akan lenyap dan punah. Kita bisa memahami al-qur’an, hadist, fiqih para Imam Mazhab dari tulisan yang dipublikasikan. Ada hal-hal yang mempengaruhi efektivitas tulisan, antara lain bahasa, jenis huruf, format, media, dan tentu saja penulis serta isinya. Tulisan yang terpublikasi bermacam-macam bentuknya antara lain tulisan ilmiah, tulisan lepas, tulisan stiker, tulisan spanduk, tulisan satra, tulisan terjemah, tulisan cerita, tulisan berita. Masing-masing tulisan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode karya tulis merupakan buah dari ketrampilan tangan dalam menyampaikan pesan dakwah. Ketrampilan tangan ini tidak hanya melahirkan tulisan, tetapi juga gambaran atau lukisan yang mengandungmisi dakwah. Metode karya tulis dapat dibagi menjadi tiga teknik.

Teknik penulisan ada tiga model gaya penulisan keagamaan yaitu penulisan model pemecah masalah, penulisan model hiburan, dan penulisan model kesusastraan.


(34)

26

1) Teknik penulisan surat Nabi SAW pernah mengajak para penguasa untuk masuk Islam dengan menuliskan surat kepada mereka. Dengan surat pesan dapat terdokumentasi yang bisa dibaca sewaktu-waktu. Surat bersifat pribadi dan ditunjukan untuk pribadi sehingga orang lain tidak bisa membacanya, kecuali bila diperkenankan.

2) Teknik pembuatan gambar ada gambar yang hidup dan ada pula gambar yang mati. Gambar hidup adalah gambar yang gerak, gerakan gambar ini disesuaikan dengan pesan dakwahnya. Berbeda dengan gambar yang bergerak, gambar mati lebih dominan dikonstruksi dan dipresepsi sendiri oleh orang yang melihatnya. Dalam Islam teknik gambar yang dikenal luas sebagai metode dakwah adalah kaligrafi, kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama karena sifatnya yang membuat mata lelah. Di dalam seni rupa Islam tulisan arab sering kali dibuat kaligrafi. Biasanya isi bersumber dari ayat-ayat al-qur’an, bentuknya bermacam-macam tidak selalu pena dan kertas tetapi seringkali juga diatas logam atau kulit.

d. Metode Pemberdayaan Masyarakat

Salah satu metode dalam dakwah bi al-hal (dakwah dengan aksi nyata) adalah metode pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk


(35)

27

mengembangkannya dengan dilandasi dengan proses kemandirian. Metode ini selalu berhubungan dengan tiga faktor yaitu masyarakat (komunitas), pemerintah dan, agen (Pendakwah). Ada tiga teknik didalam metode ini yakni :

1) Teknik Non-Partisipasi bentuknya adalah dari pemerintah untuk pemerintah. 2) Teknik Tokonisme adalah dari pemerintah bersama rakyat untuk rakyat. 3) Teknik Pertisipasin bentuknya adalah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.

4. Tujuan Dakwah

Tujuan Dakwah merupakan salah satu unsur yamg penting dalam aktivitas dakwah islam, sebagaimana dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Tanpa adanya tujuan yang pasti dan jelas, suatu aktivitas sulit berjalan dengan baik. Tujauan dakwah diibaratkan sebagai sebuah mimpi atau cita-cita yang akan dicapai Oleh da’i, tujuan itu pada akhirnya akan menentukan trategi dan bahkan menentukan besar dan kecinya semangat seorang da’i dalam melakukan aktivitas dakwah islam. Semakin mantab tujuan dan semakin jelas strategi yang dirancangnya, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap seorang da’i dalam menjalankan dakwah. Tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua :

A. Tujuan Jangka Panjang Atau Umum

Tujuan jangka panjang dakwah sebagaimana telah disinggung dalam pengertian dakwah itu sendiri, Yaitu menjadikan atau mengajak semua orang untuk beribadah dalam arti menjalankan perintah-perintah Allah dan


(36)

28

Nya, dan menjahui segala yang dilarang. Menciptakan rahmat atau berkah dalam kehidupan yang baik di dunia, Baik untuk kehidupan umat islam itu sendiri maupun untuk kehidupan seluruh umat manusia. Termasuk Makhluk-makhluk Allah di alam semesta Agar manusia mendapatkan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

B. Tujuan Jangka Pendek Atau Khusus

Membina mental dan keimanan para mu’allaf yang baru masuk Islam atau yang masih lemah keimanannya, supaya tidak keluar dari Islam. Dinamika pemikiran dan demokratisasi di era global saat ini, mau tak mau, menuntut umat Islam untuk lebih solid. Bagaimana agar umat Islam bisa bersatu padu, sakling membantu, saling mengisi, antara satu dan lainnya. Pengembangan teknologi yang begitu pesat dan cenderumg dikuasai oleh umat lain, menempatkan umat Islam sebagai obyak permainan pemikiran saja, jika tidak dipagari dengan pembinaan mental khususnya bagi mereka yang masih relatif kuat keimanannya.

Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan umat Islam yang telah cukup kuat keimanannya. Dakwah tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang masih lemah imannya, tetapi juga bagi mereka yang sudah memeluk Islam. Dakwah bagi kelompok ini dimaksudkan agar umat Islam bertambah solid dan kokoh keimanannya, sebab bagaimanapun keimanan mengalami pasang naik dan pasang surut, sehingga jika tidak terjaga maka kecenderungan menurun akan lebih besar. Jika keimanan mengalami penurunan maka sudah barang


(37)

29

tentu akan mempengaruhi upaya pencapaian kebahagian sebagaimana yang diimpikan dalam tujuan dakwah jangka panjang.

Mendidik dan mengajarkan anak-anak agar dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan jalan Allah atau dalam kerangka menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Masa anak menjadi masa penting dalam sistem sosial, Masa kanak-kanak merupakan masa pembentukan generasi sehingga pendidikan anak tidak bisa dianggap remeh. Dakwah Islamiyah tidak bisa lepas dari fase ini karena baik dan buruknya generasi depan tergantung pada generasi muda saat ini. Inilah nilai penting pendidikan dan pengajaran anak bagi dakwah Islam.

Mengajak kepada umat manusia yang belum meyakini ajaran Islam agar meyakini dan menjalankan ajaran Islam. Terciptanya masyarakat yang sejahtera tentu tidak dapat dipisahkan dari unsur penerimaan umat manusia secara umum terhadap ajaran Islam.

Dari tujuan jangka panjang atau umum dan tujuan jangka pendek atau khusus tersebut dapat dikembangkan tujuan-tujuan lain yang sifatnya mengarah pada tercapainya kedua tujuan tersebut, seperti mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan taraf perekonomian umat, membangun budaya Islam dan sebagainnya. Dengan demikian tujuan dakwah memosisikan dakwah sebagai disiplin atau tugas mulia yang sangat kompleks. Untuk menggapai tujuan dakwah tersebut tidak cukup dilakukan hanya dengan beberapa bidang kajian, bidang kegiatan, atau program kegiatan saja tetapi memerlukan berbagai pendekatan dan program kerja.


(38)

30

Inilah mengapa tujuan dakwah menjadi pijakan bagi kegiatan dakwah, dakwah berpegangan pada tujuan tersebut akan mendorong para praktisi dakwah atau para mubaligh untuk bekerja keras mewujudkan kehidupan sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai agama yang (sudah pasti) luhur. Dakwah tersebut akan dijalankan secara komprehensif tidak sepotong-potong serta tidak artifical.

B. Sejarah Silat dan Peradaban

Pencak silat sebagai dari kebudayaan bangsa bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, pencak silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya.9 Pencak silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budaya turun temurun, sampai saat ini belum ada naskah atau himpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur . Sejarah pencak silat di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa massa yaitu :

1) Masa Sebelum Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembang menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur, tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama

9


(39)

31

didasarkan pada kemampuan pribadi yang tinggi merupakan sebagai sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.10

Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya, jelaslah sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.11

2) Masa Penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahan. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan pencak silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Komponen-komponen yang diijinkan hanyalah berupa seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan

10

. Hisbullah Rahman, “Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia” Makalah, 1987, h 5

11

Saleh M, Pencak Silat : Sejarah Perkembangan, Empat Aspek, Pembentukan Sikap dan Gerak, (Bandung:IKIP, 1991), h 7


(40)

32

semangat pembelaan diri penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

3) Masa Pendudukan Jepang

Politik jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat di seluruh serentak didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina pencak silat suatu olah raga berdasarkan pencak silat yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.

C. Aliran dan Perguruan Pencak Silat

Di Indonesia terdapat banyak aliran dan perguruan pencak silat, masing-masing aliran mempunyai karakteristik yang berbeda namun begitu pada intinya tetaplah sama, berakar pada ilmu bela diri, pencak silat. Diantara aliran-aliran dan perguruan pencak silat tersebut adalah :

1) Perisai Diri

Keluarga silat Nasional Indonesia Perisai Diri atau lebih dikenal dengan sebutan Perisai Diri atau PD merupakan organisasi Bela Diri yang berasal dari Indonesia yang memiliki teknik bela diri yang di gali dari kungfu shaolin dan 156 aliran silat Indonesia, di saring sedemikian rupa sehingga


(41)

33

menjadi teknik Bela Diri paling efektif dan sesuai denganantonomi tubuh manusia. Dengan mempelajari prisai diri selain memiliki skill bela diri, siswa juga akan memiliki karakter seorang ksatria yang berani, cakap, dan bermental baja.

2) Merpati Putih

Merpati Putih (MP) merupakan salah satu perguruan pencak silat bela diri tenaga kosong (PPS Betako) dan merupakan salah satu aset budaya bangsa, mulai terbebtuk aliran jenis bela diri ini pada sekitar tahun 1550-an dan perlu dilestarikan serta dikembangkan selaras dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini. Saat ini MP merupakan salah satu anggota Ikatan Pencak Silat seluruh Indonesia (IPSI) dan matrial arts Federation For World Peach (MAFWP) serta persekutuan pencak silat antar Bangsa atau PERSILAT (International Pencak Silat Federation). Arti dari Merpati Putih itu sendiri adalah suatu singkatan dalam bahasa jawa yaitu : Mersudi Patiting Tindak Pusakane Titising Hening

yang dalam bahasa Indonesia berarti “ Mencari sampai mendapat kebenaran dengan ketenangan” sehingga diharapkan seorang anggota Merpati Putih akan menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya. Selain itu PPS Betako Merpati Putih mempunyai motto : “Sumbangsihku tak berharga, namun keikhlasanku nyata”.12

Pada awalnya ilmu bela diri Pencak Silat ini

12


(42)

34

hanya khusus diajarkan kepada Komando Pasukan Khusus di tiap kesatuan ABRI dan polisi serta Pasukan Pengawalan Kepresidenan (Paspampres).

3) Tapak Suci

Perguruan Seni bela diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, berdiri 31 juli 1963 di kampung kauman. Yogyakarta keilmuan terdiri dari pembinaan ragawi dan non-ragawi, termasuk AL Islam dan Ke-Muhammadiyah-an. Motto dari Tapak Suci adalah “Dengan Imam dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlaq saya menjadi lemah.13 Tapak suci sebagai salah satu varian seni bela diri pencak silatjuga memiliki ciri khas yang bisa menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan melalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilaluinya. Berawal dari aliran pencak silat Banjaran pada tahun 1872, aliran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kuman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya) yaitu KH. Busyro Syuhada.

4) Hikmatul Iman

Lembaga seni bela diri Hikmatul Iman (LSBI HI) merupakan perguruan bela diri yang didirikan oleh Dicky Zaenal Arifin di Bandung pada tanggal 20 april 1898, ada tiga materi yang diajarkan utama yang diajarkan yaitu tenaga dalam, tenaga metafisik, dan ilmu silat. LSBD HI merupakan perguruan

13


(43)

35

dengan aliran Bela Diri tersendiri dan tidak berafiliasi dengan perguruan manapun.14 Yayasan Hikmatul Iman adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada 20 april 1989 di Bandung, pada awal berdirinya yayasan ini berdomosili di JL. Mohamad Toha no.113 Bandung hingga terakhir kali pada bulan September menetap di JL. Rajamantri satu no. 3 Bandung. Ilmu silat yang diajarkan di LSBD HI memiliki jurus-jurus yang berbeda dengan perguruan lain, diantaranya diajarkan teknik atau jurus-jurus dengan menggunakan senjata. Ada 18 senjata yang digunakan di LSBD HI selain itu ada satu senjata khas yang belum pernah diperkenalkan sebab terlalu berbahayanya dan senjata tersebut termasuk ke dalam senjata rahasia LSBD HI.

5) Pagar Nusa

Nama lengkap organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdhlatul Ulama, pagar nusa disingkat IPSNU Pagar Nusa sedangkan pagar nusa sendiri merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa. Organisasi ini berstatus lembaga milik Nadhlatul Ulama yang penyelenggaraan dan pertanggungjawabnya sama sebagaimana lembaga-lembaga NU lainnya. Status resmi kelembagaan ini lah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau bela diri lainnya. Segala kegiatan yang

14

“Pengaruh Perkembangan Karate di Indonesia atas Perkembangan Pencak Silat”. Dalam Kompas,


(44)

36

berhubungan dengan pencak silat dan bela diri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan lain-lain merupakan bidang garapan lembaga ini.

6) Cepadi (Cepat Pembelaan diri)

Cepadi adalah seluruh nama perguruan pencak silat di Yogyakarta CEOADI merupakan singkatan dari cepat pembelaan diri, mula-mula cepadi diajarkan oleh Eyang Citro Mangkunegoro kepada muridnya al-Maghfurlah Eyang Muhammad Zain di Dagen Yogyakarta pertama kali 17 September 1922. CEPADI mempunyai prinsip yang biasa disebut trilogi CEPADI yaitu : cepat, tepat dan mantap maksudnya cepat dalam bertindak tepat dalam sasaran dan mantap gerakan. Adapun visi CEPADI adalah sebagai sarana olah raga dan seni, sebagai sarana untuk meraih prestasi, dan sebagai sarana dakwah Islamiyah.

D. Perguruan Pencak Silat Pernafasan Walet Putih Nasional

Menurut feery Lesmana dalam bukunya menjelaskan pengertian seni pencak silat yang kemudian diartikan sebagai seni, pencak dan silat. Seni berarti bergerak memakai pola langkah dengan diiringi music tradisonal pencak silat yang kemudian diartkian sebagai seni. Silat berarti menjalin hubungan silahturahmi dengan sesama


(45)

37

anggota pesilat, silat juga bisa menghubungkan atau mendekat dengan sang pencipta Allah SWT khususnya15.

Boechori Ahmad Pendekar Tapak Suci di kota Jember, menurutnya akar dari kata “pencak” sebetulnya lain yaitu “acak mancak” berarti melompat ke kiri ke kanan dengan menggerakan tangan dan kaki. Sedemikian pula interpretasinya tentang arti “pencak” dan “silat” agak berbeda , “pencak” diartikan sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran.

Perguruan Pencak Silat Pernafasan Walet Putih Nasional Suatu organisasi dan perguruan yang ada di indonesia dan menpunyai cabang di setiap daerahnya termasuk di Surabaya, perguruan ini memililiki motto “Sehat lahir dan batin” yang hanya berserah diri kepada Allah untuk mendapatkan kesehatan lahir dan batin. Didalam organisasi ini memiliki seorang pemimpin yakni Ustadz Siswo Utomo ialah ustad yang bisa mengajak seseorang dan menyeruhkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam. Cara beliau menyampaikan materi pesan dakwah kepada mad’u nya sangat jelas dan dapat di mengerti, mempunyai suara yang berwibawa membuat orang segan terhadapnya serta menyampaikan informasi dengan sangat jelas. Ustadz Siswo Utomo memiliki aplikasi yang berbeda untuk mengajak seseorang yakni dengan melalui seni bela diri, beliau mempunyai materi dakwah yaitu menyampaikan dan menjelaskan tentang filosofi jurus yang ada di perguruannya menurut islam, lalu mengajak semua anggotanya berdzikir untuk mendapatkan sehat lahir dan batin. Setelah anggotanya mendapatkan ilmu dengan cara berserah diri kepada allah maka

15


(46)

38

Ustadz Siswo Utomo mengajak anggotanya untuk mengobati masyarakat yang sedang sakit. Karena menurut beliau dzikir mempunyai banyak manfaat bisa digunakan untuk pengobatan secara non medis dan medis, digunakan untuk melindungi diri dari kejahatan fisik maupun non fisik. Manusia yang diberkahi dengan pengetahuan batin memandang dzikir senantiasa dan terus menerus mengingat Allah, sebagai metode yang paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran Ilahi.

Arti dari Dzikir sendiri ialah amal dalam segala keadaan hati, dan rasa yang dapat mendekatkan diri kepada maqam yaqin, musyahadah dan syuhud, martabat dari segala gaib yaitu benteng Allah yang maha agung. Barang siapa yang masuk kedalamnya, menjadi amanlah ia dari segala dosa lahir dan batin16. (hadist Qudsi)

Adapun asal dzikir ialah merasakan lezat dan manis, maka apabila ias dudah meresap kepadamu tidak ada lain akibatnya melainkan khusu’ dan dumu’ (berlinang air mata, membakar segala kecelaan dalam hati dan rasa, dan yenggelam (dalam kenikmatan). Yang demikian itu alamat kemenangan. Dzikir dapat menyebabkan terbukanya hijab sehingga ia makrifat, melihat rahasia besar dan kaifat yang agung. Nabi SAW bersabda : “Dzikir dengan laailaaha illaallah tidak ada balasan baginya kecuali dibuka hijab oleh Tuhan sehingga kemerdekaan Tuhan baginya”

Syekh Muhammad Alwi al-Maliki al-Husani dalam kitabnya “abwab al-faraj” menjelaskan faedah dzikir sebagai berikut :

16


(47)

39

1) Berdzikir mengenyahkan dan menghancurkan setan.

2) Berdzikir menjadi sebab Allah ridha kepada yang berdzikir. 3) Berdzikir menghilangkan kegalauan dan kerisauan hati. 4) Berdzikir mendatangkan ketenangan di dalam hati.

5) Berdzikir meningkatkan potensi (kekuatan) hati dan badan. 6) Berdzikir dapat menambah cahaya pada wajah dan hati. 7) Berdzikir mendatangkan rizqi.

8) Berdzikir menambah rasa kembali kepada Allah.

9) Berdzikir memberikan cahaya bagi orang yang melakukannya sewaktu didunia dan ketika berada dikuburnya

10)Berdzikir membangunkan hati dari kelalaian

Dikatakan oleh para ulama bahwa bagi satu kebaikan ada cahaya dalam hati, hiasan diwajah, kekuatan dibadan, keluasan dalam rezeki, kecintaan dalam hati, maknaya sesungguhnya AllahTa’ala adalah lebih besar dari segala amal yang lain. Jangan ragu bahwa hati dapat berkarat sebagaimana besi dan barang logam lainnya, sedangkan cara membersihkannya adalah dzikrullah. Dzikir kepada Allah dapat membeningkan hati sehingga hati menjadi seperti cermin, apabila ia meninggalkan dzikrullah maka hatinya menjadi berkarat dan kotor. Hal yang membuat hati kotor ada dua perkara yang pertama adalah al-gaflah (lupa), dan


(48)

40

yang kedua adalah ad-zanbu (dosa), cara membersihkannya pun ada dua perkara yang pertama adalah dzikrullah dan yang ke dua istighfar17.

Nama Zat, yakni Allah juga diucapkan dengan keras dengan salah satu cara berikut :

a) Dzikir dengan satu dharb (atau ketukan): sang Dzakir mestilah mengucapkan nama maha pengasih allahdengan kekuatan hati dan tenggorokan dengan cara tegas, keras serta memanjangkannya. Kemudian ia boleh berhenti untuk mengambil napas, dan kemudian melanjutkan lagi dzikir selama mungkin . Inilah dzikir yang sangat sederhana tetapi efektif dan indah

b) Dzikir dengan dua dharb sang dzikir duduk dalam posisi shalat (Vajrasan dalam istilah yoga), menghadap kiblat dan mengucapkan nama Allah sambil menoleh ke kiri sekali dan kedua kalinya mencaamkannya pada hati, ia mesti terus menerus mengulanginya tanpa henti. Ketukan mestilah dilakukan dengan sekuat-kuatnya agar hati terkena pengaruhnya dan kemudian menjadi tenang serta agar bisikan-bisikan jahat dapat dihilangkan.

c) Dzikir dengan tiga dharb sang dzikir mesti duduk bersila ia mengenakan ketukan ini sekali pada lutut kaki kanannya lalu pada lutut kaki kirinya dan terakhir pada hati ketukan ini mesti lebih kuat dan lebih keras.

d) Dzikir dengan empat dharb sang dzikir mesti duduk bersila ia mengenakan ketukan pertama pada lutut kaki kanannya, kemudian pada lutut kaki kirinya.

17


(49)

41

Di dalam seni bela diri ini diaplikasikan dengan berdzikir ketika berlatih dengan cara mengendalikan pernapasan. Metode yang digunakan ialah bahwa ketika berdzikir memperhatikan nafasnya, ketika menghembuskan napas ketika menghembuskan napas para anggota mengucapakan La illaha dengan diam dalam hatinya , dan ketika menarik napas mengucapkan “ilallah” serta terus mengulang-ngulang sampai gerakan jurus terakhir. Dzikir ini sangat efektif menghilangkan perasaan munafik dan bisikan-bisikan jahat , dan mempunyai aspek-aspek lainnya juga seperti di dalam perguruan atau organisasi ini yang di pimpin Oleh Ustad Siswo Utomo anggotanya bisa mengobati dengan cara mebaca dzikir18.

E. Kajian Teori

Menurut Sunarto, yang dikutip dalam buku Pengantar Sosiologi, tindakan social, menurut Max Weber adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat serta mempunyai maksud tertentu, suatu tindakan social adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Max Weber merumusksn sosiologi sebagai sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memehamai tindakan social untuk sampao kepada penjelasan apa yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan . Definisi ini terkandung dalam dua konsep dasar didalamnya yaitu :

1. Konsep tindakan social

18


(50)

42

2. Konsep tentang penafsiran dan pemahaman

Tindakan sosioal yang dimaksudkan weber dapat berupa tindakan yang secara jelas diarahkan kepada orang lain, juga dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau berupa tindakan yang mungkin terjadi karena pengaruh oleh keadaan yang serupa dialakukan. Atau berupa persetujuan secara positif dalam situasi tertentu.

Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu :

1. Tindakan manusia secara nyata menurut si pelaku, tindakannya tersebut mengandung makna yang subyektif.

2. Tindakan manusia secara nyata dan bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.

3. Tindakan yang mempengaruhi positif dari suatu situasi, tndakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain terarah kepada orang lain

itu.

Selain ciri-ciri tindakan social diatas, tindakan social juga memiliki ciri-ciri lain diantaranya adalah tindakan yang dibedakan dari sudut waktu, sehingga ada suatu tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, wakrtu lalu dan waktu yang


(51)

43

akan datang. Dalam tindakan social yang menjadi sasaran tindakan social si pelaku dapat berupa sorang individu atau sekumpulan orang.

Max weber membedakan tindakan social ke dalam empat kategori berikut ini :

a. Zwerk Rational

Tindakan yang dilaksanakan setelah melalui tindakan matang mengenai tujuan dan cara yang akan ditempuh untuk meraih tujuan itu, jadi rasionalisme instrumental adalah tindakan yang diarahkan secara nrasional untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan diterapkan dalam suatu situasi dengan suatu pluralitas cara-cara dan tujuan-tujuan dimana sipelaku bebas memilih cara-caaranya secara murni untuk keperluan efesiensi19.

b. Wrek Rational

Tindakan social jenis ini hampir serupa dengan kategori atau jenis tindakan social rasional instrumental, hanya saja dalam wrek rational,tindakan-tindakan social ditentukan oleh pertimbangan atas dasar keyakinan individu pada nilai-nilai estasis, etis dan keagamaan, manakala cara-cara yang dipilih untuk keperluan efesiensi mereka karena tujuannya pasti, yaitu keunggulan.

c. Tindakan Afektif

Tindakan ini dilakukan seseorang berdasarkan perasaaan yang dimilikinya, biasanya timbul secara spontan karena mengalami suatu

19


(52)

44

kejadian yang sebagain besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa perhitungan dan pertimbangan yang matang.

d. Tradisional Action

Tindakan social semacam ini bersifat rasional, namun sipelaku tidak lagi menghitungkan proses dan tujuannya terlebih dahulu, yang dijadikan pertimbangan adalah kondisi atau tradisi yang sudah baku dan manakala, baik itu cara-caranya dan tujuan-tujuannya adalah sekedar kebiasaan. Perilaku individu seperti juga perilaku social lainnya, dapat dianggap bagian dari apa yang disebut weber tindakan social.

kedua dari weber adalah konsep tentang hubungan antar hubungan social dimana dalam konsep yang dijelaskan weber yang dijelaskan Weber tentang antar hubungan social didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh beberapa pelaku yang berbeda dengan syarat tindakan tersebut mengandung makna dan di hubungkan serta darahkan kepada tindakan orang lain. Ketika terdapat sekumpulan orang yang sedang bersama-sama tetapi tidak ada saling menyesuaikan antara orang satu dengan orang lainnya maka disitu tidak dianggap sebagai antar hubungan social. Krena tidak semua kehidupan bersama-sama memenuhi syarat sebagai antar hubungan.


(53)

45

F. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama Dan Judul

Penelitian Tempat dan Tahun Penelitian Kesimpulan Penelitian Aspek yang berbeda dan persamaan

1. Santi Udji Djajarti, “Dakwah dan Perguruan Pencak

Silat Margalayu (Study tentang bentuk

amalan pada Anggota Remaja Di Waringin

Kecamatan Wonokromo-Kodya Surabaya )” Fakultas Dakwah Surabaya IAIN Sunan Ampel Surabaya Dalam rumusan masalahnya ia mengungkapkan bagaimana pelaksannaa

dakwah yang ada pada anggota remaja diwaringin

dan bagaimana peran PPS Margalayu dalam pembinaan mental keagamaan anggota dalam

melaksanakan ibadah. Kesimpulan dari peneliti

tersebut adalah segala proses ajaran PPS Margalayu yang dilakukan

dan disampaikan kepada para anggotanya dari proses memasuki sampai

amalan-amalan serta bentuk ajarannya sangatlah sederhana, lembut dan baik sehingga

tidak terasa seoseorang telah melakukan aturan dan ajaran tanpa adanya

rasa beban dan keterpaksaannya dihati

para anggota.

a). Sama-sama meneliti tentang dakwah Seni Bela

Diri b). perbedaannya

adalah metode yang digunakan dan dakwahnya hanya untuk anggotanya saja tidak denga masyarakat sekitar.

2. Suwaryo, SH ,

“peranan Organisasi Perguruan Seni bela Diri Pencak Silat

Dikabupaten Universitas Dipenegoro Semarang Tahun 2008 Peranan Oraganisiasi perguruan seni bela diri pencak silat yang ada di kabupaten banjarnegara provensi jawa tengah

a).Persamaannya ialah sama-sama meneliti tentang dakwah melalui


(54)

46

Banjarnegara” sebagai sarana non panel

dalam upaya meminimalisasi kejahatan

belum dapat terlaksana dengan optimal yaitu dengan adanya kendala-kendala yang dihadapinya.

Upaya penanggulan kejahatn masih bertumpu

pada aparat penegak dengan menggunakan

sarana penal

Seni Bela Diri. b). Perbedaannya adalah penelitian

ini fokus di dalam kejahatan,berbeda dengan penelitian penulis yang tidak bertumpu kepada aparat pengak hukum. 3. Wahyuning Suryati

S.pd , “Nilai-Nilai pendidikan Pencak Silat Persaudaran

Setia Hati Tarate Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi

Siswi Di SMA Kusuma Tatarate Madiun” Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN pada tahun 2000

Organisasi PHT atau suatu organisasi bela diri pencak silat yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

yang dapat berperan dalam masyarakat untuk

mencapai cita-cita tersebut. Maka PHST menanamkan nilai-nilai

pendidikan yaitu a) Persaudaraan b) Olahraga c) Beladiri

d)Kerohanian

a). Persamaannya ialah organisasi

ini memiliki tujuan yang sama yang akan dicapai

bersama bagi para anggotanya, begitupun dengan PPsP WPN memiliki tujuan bersama untuk dicapai bersama. b). Perbedaannya adalah metode dakwahnya 4. Hendri Tri Jatmika,

“ Perilaku Social Anggota Pencak Silat

Persaudaraan Setia Hati Tarate di Desa

Sanggarahan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk” Fakultas Dakwah Jurusan Sosiologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa

perilaku mereka lakukan atas dasar respon dari tingkah laku kelompok

lain yang menghina organisasi atupun masalah

individu. Menurut masyarakat anggota persaudaraan Setia Hati

Tarate di Desa Sanggarahan mempunyai

perilaku yang positif.

a). Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang pencak

silat seni bela diri. b). Perbedaannya

dari segi tingkah laku anggotanya terhadap yang

menghina perguruan ini.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian hukum, aturan, dan tata cara tertentu, yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu penelitan dalam koridor keilmuan tertentu yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami yang diartikan sebagai memahami aoa yang dirasakan oleh orang lain, memahami pola pikir dan sudut pandang orang lain, memahami sebuah fenomena (central phenomenon) berdasarkan sudut pandang sekelompok orang atau komunitas tertentu dalam latar alamiah. Memahami yang dimaksud adalah benar-benar memahami dari sudut pandang subyek, dan fungsi penelitian hanya sebagai orang yang “mengemas“ apa yang dilihat oleh subyek alamat sekelompok subyek.

Menurut beberapa ahli kualitatif setidaknya terdapat tujuh ciri penelitian kualitatif :

1. Konteks dan settingnya bersifat alamiah.

2. Tujuannya adalah memberikan pemahan tentang suatu fenomena tertentu. 3. Adanya keterlibatan dan hubungan erat antara peneliti cdengan subyek

penelitian.


(56)

48

5. Adanya usaha penggalian nilai. 6. bersifat fleksibel.

7. hubungan antara peneliti dengan subyek penelitian sangat mempengaruhi tingkat akurasi data.1

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Maksudnya adalah data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, dokumen, gambar, dan bukan angka-angka2. Sedangkan yang dimaksud dengan jenis penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang hanya memaparkan suatu peristiwa atau fakta terhadap objek yang diteliti saja. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif ini, peneliti ingin mempelajari secara intensif metode dakwah Ustadz Siswo Utomo melalui seni bela diri. Alasan peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif adalah Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode dakwah melalui seni bela diri oleh Ustadz Siswo Utomo. Berusaha menampilkan secara utuh dan membutuhkan kecermatan dalam pengamatan dan penerapan sehingga bisa dipahami secara menyeluruh hasil dari penelitian. Peneliti dituntut untuk terjun langsung kelapangan gunamemperoleh data yang peneliti inginkan.

B. Subyek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan subyek penelitian yang memiliki peran penuh dalam penelitian. Yang menjadi sasaran penelitian ini adalah informan (Usatadz siswo Utomo), beserta informan pendukung (pengurus

1

Koentjoro, Psikolog .MetodologiPenelitianKualitatif, (Jakarta selatan :Selembahumanika, 2011), h. 18

2


(57)

49

cabang surabaya Yayuk Dwi Sulistyana). Seorang yang memberikan informasi apa yang peneliti butuhkan selama penelitian (februari 2017 hingga selesai) di tempat Latihan seni bela diri yang berlokasi di SD Darul Ilmi Jambangan Surabaya.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Menurut Lofald sumber data utama pada penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan, Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.3

a) Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber asli, dalam hal ini peneliti memperoleh dari hasil wawancara dengan Ustad Siswo Utomo sebagai informan. Alasan peneliti menggunakan data primer karena adanya data itu peneliti dengan mudah mendapatkan informasi langsung tentang masalah yang diangkat. Informan untuk mendapatkan data primer selain Ustadz Siswo Utomo untuk mendukung agar mendapatkan data yang lebih banyak lagi adalah Bu Yayuk sealu asisten pembina, Agoes santoso (anggota junior), Aisyah Puteri Pertiwi (anggota senior), Nesiawan Ferdinand (anggota senior) dan Bu christin (pasien yang dibantu)

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara dan merupakan data pelengkap dan data pendukung .

3


(58)

50

Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah bahwa mencari informasi tentang masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini tidak hanya melalui wawancara langsung dengan para informan, tetapi juga bisa dengan media yang lain yang berhubungan dengan dokumentasi Ustad Siswo Utomo, data yang berasal dari berbagai sumber-sumber literatur terkait dengan metode dakwah Ustadz Siswo Utomo agar lebih valid data-data yang di dapat.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini, dibagi dalam kata-kata dan tindakan . Hal ini sependapat dengan apa yang dikonsepkan Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan, seperti dokumen-dokumen lainnya. Dalam penelitian ini , peneliti mendapatkan sumber data dari :

a. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman suara, pengambilan foto sebagai bukti gambar. Sedangkan proses wawancara yang akan peneliti lakukan pada sumber informan yaitu wawancara dengan Ustad Siswo Utomo.


(1)

102

Menurut Weber ketika pemimpin karismatik itu mati, maka bahaya

kehancuran kelompok akan menjadi serius Weber kemudian menyatakan

bahwa sistem ini sangat rentan dan bergantung pada pemimpinnya.29

Seperti yang dialami oleh guru yang ada di PPsP WPN cabang

surabaya almarhum Nur Hidayat, beliau yang disegani oleh anggotanya yang

berada di surabaya ketika beliau meninggal sudah jarang sekali dan hanya

sedikit yang mengikuti latihan semakin berkurang karena belum ada sosok

yang bisa menggantikan seperti beliau yang bisa disegani dan di dengarkan

oleh kelompoknya.

29 Ibid

Herman Arisandi, Buku pintar Pemikiran Tokoh-tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern, (yogyakarta : IRCiSoD,2015), h. 70


(2)

103

BAB V

PENETUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan setelah peneliti melakukan analisis dengan

metode penelitian kualitatif deskriptif, maka sangat terlihat bahwa Ustadz

Siswo Utomo dan seluruh anggota Perguruan Pencak silat Pernafasan

Walet Putih Nasional ini dalam melakukan syiar islam di dalam

masyarakat yaitu melalui gerakan atau jurus, olah nafas, dan pasrah

kepada Allah SWT dengan cara berdzikir dakwah yang berbeda tidak

berdakwah melalui ceramah seperti umumnya, tidak mudah untuk

meyakinkan masyarakat bahwa dengan mengolah nafas disertai dengan

berdzikir kita mendapatkan banyak manfaat salah satunya menjadai sehat

lahir dan batin, bisa mengendalikan emosi dan hawa nafsu, serta kesbaran

meningkat dalam diri seseorang Ketika ingin mengajak orang dan

masyarakat Ustadz Siswo Utomo bisa menarik atau lebih tepatnya

meyakinkan mereka dengan cara sering mengobati orang-orang yang sakit

tanpa ada bantuan dari alat atau perantara namun dari hasil energi yang

dimiliki oleh Ustadz Siswo Utomo sendiri. Begitu pun dengan anggota

WPN mereka sudah bisa menolong diri mereka sendiri, keluarga, dan

masyarakat setempat melalui jurus gabungan, olah nafas, dan berdzikir

kepada Allah SWT .

Dan dapat diambil suatu penafsiran secara menyeluruh tentang


(3)

104

Bela diri PPsP WPN bahwa Usatadz Siswo Utomo memiliki beberapa

metode untuk berdakwah , antara lain adalah : Dengan metode bil-hal,

dengan metode pemberdayaan masyarakat, metode dakwah bil lisan dan

yang terakhir metode dengan bersilahturahmi.

B. SARAN

Selanjutnya agar penelitian ini dapat membuahkan hasil sebagaimana

peneliti harapkan, maka sran dari peneliti diharapkan dapat menjadi masukan atau

sebagai bahan pertimbangan oleh piha-pihak terkait. Adapun saran dari penulis

sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Usatdz Siwo utomo tetap mempertahanka dakwahnya

dengan Metode Dakwah melalui Seni Bela Diri PPsP WPN karena dakwah

ini benar-benar memenui syariat islam dan dakwah ini berbeda dengan

dakwah yang lainnya.

2. Kepada seluruh anggota PPsP Walet Putih Nasional, agar selalu mengikuti

latihan secara rutin agar bisa menolong banyak orang dan masyarakat luas,

sehingga perguruan ini akan semakin berkembang melalui gerakan jurus,

olah nafas dan berpasrah diri kepada Allah SWT.

3. Menjadikan suatu pelajaran untuk peneliti pribadi khususnya, dan sebagai

salah satu anggota PPsP WPN tidak perlu merasa bangga ketika sudah bisa

menolong orang lain karena itu menjadi kewajiban kita sebagai umat


(4)

105

DAFTAR PUSTAKA

Hamidi. 2010. Teori komunikasi Dan Strategi Dakwah. Malang : UMM Press.

Yusuf, Yunan. 2003. Metode dakwah. Jakarta : Rahmat Semesta.

Mubarak, Achmad. 2001. Psikologi Dakwah. jakarta : pustaka firdaus.

El Ishaq, Ropingi. 2016. Pengantar Ilmu Dakwah . Malang : Madani.

Departemen Agama Dan Terjemahannya edisi Special for women. 2007. Bandung : SYGMA.

Azis, Ali. Ilmu Dakwah. 2004. Jakarta : Kencana.

Permana, Yogya Asepta. 2008. Pencak Silat. Surabaya : Penerbit IC

Abdullah, Edwin. 2013. Keajaiban Silat Kaidah Ilmu Kehidupan dalam Gerakan Matematika. Jakarta : Kompas Gramidia Bulding.

Sambas, Syukriadi. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta : Pustaka bani Quraisy.

Suparta, Munzier. 2003. Metode Dakwah. jakarta : kencana.

Lesmana, Ferry. 2013. Silat Kumango-Belebus Yogyakarta : Nusa Media.

Alba, Cecep. 2012. Tasawuf dan Tarekat. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Valiuddin, Mir. 1997. zikir dan kontemplasi dalam tasawuf. Bandung : pustaka hidayah.

Koentjoro. 20011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta selatan :Selemba humanika.

Emzir. 2010. metodologi penelitian Analisis Kulitatif Data. Jakarta : Rajawali pers Herdiansyah,


(5)

106

Meleong J, Lexy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Banadung : PT Remaja Rosdakarya. Munir. 2009. metode dakwah. Jakarta : kencana.

Hamidi. 2010. Teori komunikasi dan strategi Dakwah. malang : UMM press.

Bisri, Hasan. 2014. Ilmu Dakwah Pengembangan Masyrakat. Surabaya : UIN Press.

Mahmud, Saefullah. 1987. Risalah Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya : Terbit

Terang.

Munir, Samsul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

Arsiandi, Herman. 2015. Buku pintar Pemikiran Tokoh-tokoh Sosiologi dari Klasik

Sampai Modern. yogyakarta : IRCiSoD.

Ritzer, George dan J, Douglas. 2008. Teori sosiologi dari Klasik Sampai

Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. yogyakarta : kreasi wacana.

http://istimroor-belajar.blogspot.com/2013/03/22. 11.00 diambil pada hari sabtu

pukul 16.00

Asikin. 1957. pelajaran pencak silat. Bandung: Terate.

Rahman, Hisbullah. 1987. Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia,

Makalah.

M, Saleh. 1991. Pencak Silat : Sejarah Perkembangan, Empat Aspek, Pembentukan Sikap dan Gerak. Bandung:IKIP

Rudianto. 1992. pemahaman Makna Merpati Putih : Telaan secara Holistik dalam Makalah, h 1


(6)

107

Pengaruh Perkembangan Karate di Indonesia atas Perkembangan Pencak Silat”.

Dalam Kompas, 17 Desember 1973, h 4