Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka kesimpulan yang dapat disajikan
sebagai berikut:
1. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) Di
SDN Peterongan Semarang
Dalam penerapan MMT SD Negeri
Peterongan
Semarang dengan menerapkan pilar-pilar MMT, sehingga mampu meningkatkan prestasi sekolah dengan
diraihnya berbagai prestasi, baik dari segi peserta
didik, guru, maupun tenaga kependidikan, serta
sekolah. Bagi mereka yang berprestasi di bidang
masing-masing oleh sekolah diberikan pengharagaan
secara proporsional, sebagai motivasi dan teladan bagi
yang lain agar terus berusaha berkompetisi meraih
prestasi.
2. Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang
Mensosialisasikan segala informasi kegiatan
sekolah
berkaitan
dengan
peningkatan
pelayanan
mutu pendidikan kepada guru, staf karyawan, siswa,
79
dan orang tua siswa. Membentuk struktur organisasi
dengan diskrifsi tugas, memberikan kepercayaan guru
dan staf untuk melakukan tugas, melakukan kontrol
kinerja, memberikan reward atau penghargaan kepada
kinerja yang melaksanakan tugas dengan tertib; memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga pendidik
dan kependidikan mengembangkan kompetensi diri
dengan mengikuti pelatihan berupa bintek, workshop,
dan IHT; dan studi lanjut bagi yang belum menempuh
jenjang S1.
3. Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT
SD Negeri Peterongan Semarang
Hambatan berasal dari guru, staf karyawan
sekolah dan juga orang tua siswa. Tidak semua guru
menerima sebuah perubahan dan inovasi sehingga
pelayanan terhadap pelanggan (siswa) tidak proposional dan kurang optimal. Masih ada beberapa karyawan/staf sekolah SD Negeri Peterongan Semarang
yang bekerja harus menunggu perintah dahulu. Orang
tua siswa SD Negeri Peterongan Semarang kurang
memberikan
dukungan
dalam
peningkatan
mutu
sekolah.
5.2 Saran
1. Guru SD Negeri Peterongan Semarang merupakan
faktor
utama
dalam
menentukan
keberhasilan
output lulusan. Guru mempunyai kewajiban mem80
perlakukan peserta didik sebagai tamu terhormat
yang harus dilayani sesuai fungsinya sebagai agen
pembelajaran;
2. Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang
lebih berupaya melakukan perannya sebagai leader
dalam meningkatkan kualitas sekolah. Dengan
membangun komitmen peningkatan mutu pelayanan, lebih serius melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap semua pelayanan kepada
pelanggan internal maupun eksternal;
3. Komite Sekolah SD Negri Peterongan agar lebih
meningkatkan perannya dalam peningkatan mutu
sekolah. Meningkatkan keaktifan perannya dalam
kegiatan sekolah terutama pengawasan terhadap
kinerja sekolah dan peran orangtua peserta didik
terhadap program sekolah;
Berbagai hambatan dalam peningkatan mutu
sekolah harus segera diatasi guna mencapai mutu
sekolah yang baik, agar kepercayaan orangtua terhadap sekolah menjadi semakin meningkat yang pada
akhirnya menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat
sekitar. Perlu membangun sebuah komitmen peningkatan
mutu
pelayanan,
pembagian
tugas
dan
tanggungjawab sebagai bentuk pengabdian.
81
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka kesimpulan yang dapat disajikan
sebagai berikut:
1. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) Di
SDN Peterongan Semarang
Dalam penerapan MMT SD Negeri
Peterongan
Semarang dengan menerapkan pilar-pilar MMT, sehingga mampu meningkatkan prestasi sekolah dengan
diraihnya berbagai prestasi, baik dari segi peserta
didik, guru, maupun tenaga kependidikan, serta
sekolah. Bagi mereka yang berprestasi di bidang
masing-masing oleh sekolah diberikan pengharagaan
secara proporsional, sebagai motivasi dan teladan bagi
yang lain agar terus berusaha berkompetisi meraih
prestasi.
2. Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang
Mensosialisasikan segala informasi kegiatan
sekolah
berkaitan
dengan
peningkatan
pelayanan
mutu pendidikan kepada guru, staf karyawan, siswa,
79
dan orang tua siswa. Membentuk struktur organisasi
dengan diskrifsi tugas, memberikan kepercayaan guru
dan staf untuk melakukan tugas, melakukan kontrol
kinerja, memberikan reward atau penghargaan kepada
kinerja yang melaksanakan tugas dengan tertib; memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga pendidik
dan kependidikan mengembangkan kompetensi diri
dengan mengikuti pelatihan berupa bintek, workshop,
dan IHT; dan studi lanjut bagi yang belum menempuh
jenjang S1.
3. Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan MMT
SD Negeri Peterongan Semarang
Hambatan berasal dari guru, staf karyawan
sekolah dan juga orang tua siswa. Tidak semua guru
menerima sebuah perubahan dan inovasi sehingga
pelayanan terhadap pelanggan (siswa) tidak proposional dan kurang optimal. Masih ada beberapa karyawan/staf sekolah SD Negeri Peterongan Semarang
yang bekerja harus menunggu perintah dahulu. Orang
tua siswa SD Negeri Peterongan Semarang kurang
memberikan
dukungan
dalam
peningkatan
mutu
sekolah.
5.2 Saran
1. Guru SD Negeri Peterongan Semarang merupakan
faktor
utama
dalam
menentukan
keberhasilan
output lulusan. Guru mempunyai kewajiban mem80
perlakukan peserta didik sebagai tamu terhormat
yang harus dilayani sesuai fungsinya sebagai agen
pembelajaran;
2. Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang
lebih berupaya melakukan perannya sebagai leader
dalam meningkatkan kualitas sekolah. Dengan
membangun komitmen peningkatan mutu pelayanan, lebih serius melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap semua pelayanan kepada
pelanggan internal maupun eksternal;
3. Komite Sekolah SD Negri Peterongan agar lebih
meningkatkan perannya dalam peningkatan mutu
sekolah. Meningkatkan keaktifan perannya dalam
kegiatan sekolah terutama pengawasan terhadap
kinerja sekolah dan peran orangtua peserta didik
terhadap program sekolah;
Berbagai hambatan dalam peningkatan mutu
sekolah harus segera diatasi guna mencapai mutu
sekolah yang baik, agar kepercayaan orangtua terhadap sekolah menjadi semakin meningkat yang pada
akhirnya menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat
sekitar. Perlu membangun sebuah komitmen peningkatan
mutu
pelayanan,
pembagian
tugas
dan
tanggungjawab sebagai bentuk pengabdian.
81