4.Reksa dana Doctrina Aeternam

Reksa dana &
Perusahaan Investasi Lainnya
Pertemuan ke-5

Pengantar
 Di bab ini kita akan mempelajari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Konsep Dasar Perusahaan Investasi
Jenis-Jenis Perusahaan Investasi
Konsep Dasar Reksa Dana
Biaya Investasi pada Reksa Dana
Pajak Atas Pendapatan Reksa Dana
Reksa Dana Bursa (ETF)

Kinerja Investasi Reksa Dana: Tinjauan Awal
Informasi Tentang Reksa Dana

Peringatan Sebelum Memulai!
 Definisi Reksa Dana di Indonesia = ‘wadah’ yang
dipergunakan untuk dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi (UU Pasar
Modal no.8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27)
 Definisi Reksa Dana di Dunia = nama umum untuk
‘perusahaan investasi’ berjenis open-end, dimana
‘sekelompok perusahaan’ ini dikelola oleh perusahaan
investasi.
 Definisi yang ada di Indonesia dimaksudkan untuk
menghindari kebingungan dari para investor awam. Namun,
akibatnya pemahaman mereka tentang NAB juga menjadi
melenceng juga.

1. Perusahaan Investasi
 Perusahaan Investasi (investment companies,

atau di Indonesia lebih dikenal dengan Manajer
Investasi) adalah perantara keuangan yang
mengumpulkan dana dari investor individu dan
menginvestasikan dana tersebut ke dalam
beragam sekuritas dan aset lain yang potensial.
 Menyediakan mekanisme bagi para investor kecil
untuk ‘masuk ke dalam tim’, dan turut menikmati
manfaat dari investasi berskala besar.

1. Perusahaan Investasi
 Fungsi & Manfaat:
1. Pemeliharaan dan administrasi pencatatan
 Laporan status investasi secara periodik dan re-investasi
atas pendapatan bunga, kupon, dan dividen

2. Diversifikasi dan keterpecahan
 Dengan dana kecil investor bisa melakukan diversifikasi
layaknya investor besar

3. Manajemen profesional

 Merasa lebih aman kalau dipercayakan ke “ahlinya”

4. Biaya transaksi lebih murah
 Karena perdagangan langsung dilakukan dengan
‘keranjang yang besar’, biaya yang ditanggung
perusahaan investasi jadi lebih murah

1. Perusahaan Investasi
 Karena perusahaan investasi mengumpulkan dana
dari para investor individu, mereka harus membagi
klaim ke dalam aset di antara para investor.
Kepemilikan investor terhadap saham perusahaan
investasi adalah proposional terhadap jumlah saham
yang dibeli.
 Nilai dari setiap lembar saham disebut Nilai Aset
Bersih (NAB)
 Trivia: NAB sering disalahpahami oleh banyak
investor awam di Indonesia sebagai ‘harga’ dari
produk reksadana yang mereka beli.


1. Perusahaan Investasi
 Misal, suatu reksa dana mengelola sebuah portofolio
sekuritas senilai $120 juta dalam bentuk 5 juta lembar saham.
Jika reksa dana tersebut memiliki tanggungan bayaran ke
penasihat keuangan sebesar $4 juta dan $1 juta untuk
tanggungan gaji karyawan, berapa NAB-nya?

 Hitung dan masukkan angka tersebut di dalam rumus di atas,
maka anda akan mendapatkan NAB sebesar $ 23 per lembar
saham.
 Cek tabel 4.1  perbedaan antara harga pasar reksa dana
dengan NAB akan menunjukkan kenaikan/penurunan
kekayaan para investor

2. Jenis Perusahaan Investasi
 Terdiri dari tiga macam jenis:
1. Unit Investment Trust (UIT),
2. Perusahaan investasi terkelola, dan
3. Perusahaan investasi lainnya.


2.1. Unit Investment Trust (UIT)
 UIT pada dasarnya tidak mengelola portofolionya.
Jika sudah tercipta sebuah produk portofolio, UIT
tidak akan mengubah-ubah komposisi (instrumen
keuangan yang ada di dalam) portofolionya.
 Biasanya perusahaan pialang yang menggunakan
jenis ini.
 Trust cenderung berinvestasi pada jenis aset yang
seragam. Satu UIT hanya berinvestasi di obligasi
negara, dan UIT yang lain berinvestasi di obligasi
perusahaan swasta.
 UIT semakin kehilangan pangsa pasar dan dana
kelolaannya pada tahun-tahun terakhir ini

2.2. Perusahaan Investasi Terkelola
 Perusahaan investasi terkelola (managed investment
companies) dapat mengubah komposisi portofolionya dari
waktu ke waktu, sehingga juga disebut dengan
“manajemen aktif”.
 Reksa dana closed-end diperdagangkan bebas, layaknya

sekuritas lainnya. Namun, investor dalam reksa dana jenis
ini harus menjual sahamnya pada sesama investor lain
jika ingin “menguangkan” sahamnya.
 Sebaliknya, reksa dana open-end akan menebus saham
pada nilai aset bersihnya sesuai dengan permintaan dari
investor (tidak perlu susah mencari investor lain lagi).

2.3. Perusahaan Investasi Lainnya
 Reksa Dana Kumpulan (Commingled Funds) 
mirip reksa dana open-end, namun yang
diterbitkan pada investor bukan saham atas reksa
dana-nya melainkan unit yang dapat dijual-beli
pada NAB-nya.
 Titipan Investasi Real Estat (Real Estate
Investment Trusts)  mirip reksa dana closed-end,
namun instrumen yang ada di dalamnya adalah
real estat atau pinjaman yang dijamin dengan real
estat.

2.3. Perusahaan Investasi Lainnya

 Dana Lindung Nilai (Hedge Fund)
Berbeda dengan reksa dana, HF dibentuk sebagai kerja sama privat
dan karena itu tidak harus tunduk pada peraturan SEC (OJK-nya
Amerika)
Hanya terbuka untuk investor kaya atau investor institusi.
Investor menyetujui ‘penguncian’ dananya, sehingga investasi tak bisa
ditarik.
Karena tidak banyak diatur regulasi, manajer HF bisa melakukan
banyak strategi yang dilarang dilakukan oleh manajer reksa dana pada
umumnya
Dana yang terkumpul untuk HF dapat berfokus pada derivatif,
perusahaan dalam kesulitan, spekulasi nilai tukar, obligasi konversi,
pasar negara berkembang, arbitrase merger dan sebagainya.

3. REKSA DANA
 Kebijakan investasi  berkaitan dengan peruntukan
investasi di reksa dana tersebut. Contohnya: reksa
dana pendapatan tetap (fixed-income funds) yang
mayoritas harus berisi instrumen keuangan obligasi
negara dan/atau korporat, dan cocok untuk investasi

jangka menengah (5 – 8 / 10 tahun)
 Jenis-jenis reksa dana terdiri dari 4 reksa dana yang
umum di Indonesia dan ditambah dengan 4 reksa dana
lainnya, dimana menurut ukuran luar negeri menjadi
jenis reksa dana yang harus dibedakan sementara di
Indonesia praktiknya dibuat supaya ‘menginduk’ pada
keempat jenis reksa dana utama tersebut.

3. REKSA DANA
1) Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
 Berisi commercial paper, repo, dan/atau sertifikat deposito
 Cocok untuk investasi jangka pendek

2) Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
 Berisi mayoritas obligasi negara dan/atau perusahaan BUMN
atau swasta, dan minoritas instrumen dari pasar uang
Cocok untuk investasi jangka menengah

3) Reksa Dana Saham (RDS)
 Berisi mayoritas saham-saham perusahaan, dan minoritas

intrumen dari pasar uang.
 Cocok untuk investasi jangka panjang
 Dikelompokkan menjadi jenis income funds (fokus pada saham
yang rajin bagi dividen banyak) dan growth funds (fokus pada
saham yang sedang mengalami pertumbuhan harga pesat)

3. REKSA DANA
4) Reksa Dana Berimbang / Campuran (RDC)
 Terdiri dari gabungan nyaris seimbang antara saham dan obligasi,
dengan minoritasnya adalah instrumen pasar uang.
 Dikelompokkan menjadi jenis life-cycle funds (bauran instrumen di
dalamnya mulai dari jenis instrumen yang konservatif sampai
dengan agresif) dan targeted-maturity funds (bauran instrumen di
dalamnya mengikuti usia investor seiring berjalannya waktu)

5) Reksa Dana Sektor  berkonsentrasi pada industri tertentu
6) Reksa Dana Internasional
 Dikelompokkan menjadi global funds (sekuritas seluruh dunia
termasuk AS), international funds (sekuritas di seluruh dunia kecuali
AS), regional funds (sekuritas di area tertentu, misalnya ASEAN),

dan emerging market funds (berinvestasi pada negara berkembang
saja, misalnya ke Indonesia)

3. REKSA DANA
7)

Reksa Dana Alokasi Aset dan Reksa Dana Fleksibel
Mirip reksa dana berimbang / campuran, namun lebih fokus ke proporsi
aset yang dialokasikan antar sektor. Dan sering kali bukan menjadi opsi
investasi berisiko rendah lagi.

8)

Reksa Dana Indeks  akan dibahas di sub-bab 6

BAGAIMANA REKSA DANA DIJUAL?
Secara langsung, oleh penjamin emisi reksa dana
Secara tidak langsung, oleh pialang yang bertindak atas nama
penjamin emisi reksa dana itu sendiri.
Konflik kepentingan bernama revenue sharing berpotensi

merugikan investor sebagai konsumen jasa, karena perusahaan
reksa dana membayar perusahaan pialang untuk
merekomendasikan produknya.  mereka harus disclosure!
Alternatif lain, melalui “supermarket reksa dana”. Di Indonesia
contohnya adalah Bareksa atau Indopremier (IPOT)

4. Biaya Investasi pada Reksa Dana
 Investor bukan hanya harus mempertimbangkan kebijakan
investasi dan kinerja masa lalu si perusahaan reksa dana itu,
tetapi juga biaya manajemen dan biaya lain yang terkait.
 Secara umum ada 4 kelompok biaya yang umum (hanya 3
kelompok yang umum ada di Indonesia)
1) Biaya Operasi  Meliputi biaya admin dan fee konsultasi;
tidak jarang juga termasuk biaya marketing. Sehingga
berdampak dalam bentuk penurunan nilai portofolio.
2) Beban Pembentukan Awal  komisi atau beban penjualan
ketika kita membeli saham reksa dana, dan biaya ini akan
mengurangi jumlah uang yang diinvestasikan sejak awal.
Jika tidak ada biaya, namanya no load fund.

4. Biaya Investasi pada Reksa Dana
3) Beban Penebusan Akhir  komisi atau beban penjualan
ketika kita menjual saham reksa dana. Besarnya
persentase beban penjualan akan menurun seiring dengan
semakin lamanya kita dapat menahan eksekusi jual saham
reksa dana kita.
4) Beban 12b-1  menggunakan aset reksa dana untuk
membayar biaya distribusi seperti iklan dan promosi yang
disebutkan dalam laporan tahunan dan prospektus.

4.1 Fee dan Imbal Hasil Reksa
Dana
 Misalkan,

sebuah reksa dana mempunyai NAB awal
sebesar $20 pada awal bulan dan memberikan
distribusi pendapatan (misal, dividen dari instrumen
keuangan saham di dalamnya) dan distribusi
keuntungan modal (misal, capital gain dari
instrumen keuangan saham di dalamnya) sebesar
$0,2. Jika diketahui NAB pada akhir bulan sebesar
$20,1 maka berapa tingkat imbal hasilnya?

4.1 Fee dan Imbal Hasil Reksa
Dana
 Misalkan, sebuah reksa dana mempunyai NAB awal
bulan sebesar $100 juta/10 juta lembar saham = $10 per
lembar saham. Diketahui NAB akhir bulan sebesar $110
juta atau $11 per lembar. Artinya, jika tak ada biaya,
maka investor dapat imbal hasil 10%
 Tapi jika rasio biaya adalah 1%, maka uang sebesar $1
juta harus dibebankan ke $110 juta, dan menjadikan
NAB akhirnya hanya sejumlah $109 juta atau $10,9 per
lembar. Sehingga imbal hasil investornya pada kasus ini
adalah 9%
 Fee berpengaruh semakin signifikan dengan semakin
panjangnya jangka waktu investasi. Lihat tabel 4.2

5. Pajak Atas Pendapatan Reksa Dana
 Di Amerika Serikat, pajak hanya dibayar oleh investor reksa dana,
bukan oleh (perusahaan) reksa dana itu sendiri.
 Keuntungan modal jangka pendek (bunga dari instrumen sertifikat
deposito), jangka menengah (kupon dari instrumen obligasi), dan
jangka panjang (dividen dari instrumen saham) dilimpahkan kepada
investor seolah-olah investor tersebut menerimanya secara
langsung.
 Merugikan investor individu, karena investor kehilangan kendali
ketika dananya diserahkan ke perusahaan investasi yang mungkin
akan ‘terlalu aktif’ mengelola dana investor di dalam reksa dananya.
 Rasio turnover  mengukur seberapa sering ‘isi wadah’ dari
sebuah produk perusahaan reksa dana berganti-ganti. Makin
sering, maka menunjukkan ketidakefisienan pajak.

5. Pajak Atas Pendapatan Reksa Dana
 Di Indonesia, Reksa Dana dulu dianggap sebagai “Bebas Pajak”
(suatu objek yang seharusnya dikenakan pajak, tapi dibebaskan
dari kewajiban tersebut). Namun sejak 2014, Reksa Dana sudah
dikenakan pajak sebesar 15% atas kupon dan capital gain yang
diterima oleh reksa dana.
 Ingat! Konteks di sini maksudnya adalah: Reksa Dana-nya yang
dikenai pajak, bukan kita sebagai investor yang kena pajak dari
penjualan kepemilikan investasi kita pada Reksa Dana. Manajer
Investasi dalam mengelola Reksa Dana sudah membayarkan pajak
atas keuntungan dan transaksi yang terjadi di dalam ‘wadah
garapan’ nya tersebut.
 Intinya, kita sebagai investor tidak membayar pajak yang berkaitan
dengan kepemilikan reksa dana.
 Bahan bacaan: http://bit.ly/2o1Cabl

6. Reksa Dana Bursa (ETF)
 Exchange Traded Funds (ETF) adalah jenis reksadana yang
memungkinkan investor untuk memperdagangkan portofolio indeks
layaknya memperdagangkan saham biasa di bursa.
 Berbeda prinsip dengan reksa dana yang umumnya memiliki waktu
penutupan harga (13:00 WIB di Indonesia).
 Kinerja ETF diharapkan selaras dengan indeks tertentu, misalnya
dengan indeks saham Indonesia (IHSG) itu sendiri karena Beta (β)
yang diharapkan dari ETF harus ‘nyaris’ mendekati 1.
 Saat ini, ETF tidak melulu harus selaras dengan indeks saham
induk di setiap negara. Bisa juga selaras dengan indeks
industri/sub-industri (misal: MINING), atau ada juga ETF obligasi,
dan ETF komoditas (misal: emas dan perak) yang berinvestasi
pada komoditasnya sendiri atau berbentuk kontrak berjangka.

6. Reksa Dana Bursa (ETF)
 Keunggulan ETF:
 ETF diperdagangkan secara kontinu, sedangkan Reksa Dana
biasa hanya bisa diperdagangkan maksimal sekali sehari.
 Model penebusan lembar kepemilikan investor terhadap ETF nya
untuk ditukar dengan lembar saham dari portofolio dasarnya 
menghindari pajak.
 Teorinya, ETF lebih murah daripada reksa dana, karena tinggal
menghubungi pialangnya langsung daripada harus berproses
sampai ke reksa dana-nya

 Kelemahan ETF:
 Karena diperdagangkan secaca kontinu, ada kemungkinan harga
ETF akan sedikit menyimpang dari NAB-nya yang sebenarnya.
 Nyatanya ETF harus dibeli dari pialang dengan fee tertentu, yang
tak jarang justru lebih tinggi dari pada reksa dana biasa.

7. Kinerja Investasi Reksa Dana: Tinjauan Awal
 Alasan investor menyerahkan dananya ke perusahaan / manajer investasi 
karena berharap jika dikelola oleh yang lebih ‘expert’ di bidangnya, maka imbal
hasilnya akan lebih baik.
 Pertanyaan umum: “Tolok ukur apa yang tepat untuk mengevaluasi kinerja suatu
investasi?”
 Dalam konteks reksa dana: “Apakah manajer dengan kinerja baik pada tahun
tertentu terjadi karena dia memang kompeten (sehingga hasilnya konsisten
terus), atau karena dia sedang beruntung (sehingga hasilnya acak)?”
 Hasil sebagian besar penelitian: “Hanya sebagian kecil saja kinerja reksa dana
yang dikarenakan keahlian, dan sebagian besar kinerja reksa dana dikarenakan
keberuntungan”
 Tambahan: “Kinerja yang buruk cenderung lebih bertahan daripada kinerja yang
baik”
 Kinerja manajer investasi dapat dilihat dari Sharpe Ratio & Treynor Ratio

8. Informasi Tentang Reksa Dana
 Prospektus adalah sumber primer untuk mendapatkan informasi
tentang reksa dana.
 Isi dari sebuah Prospektus:
 Tujuan dan kebijakan investasi reksa dana
 Nama penasihat keuangan dan manajer portofolio.
 Biaya terkait, biasanya dalam tabel atau kalimat biasa, meliputi biaya
front-end, biaya back-end, dan biaya operasi tahunan seperti fee
manajemen dan fee 12b-1.
 Dan informasi lain seperti Statement of Additional Information (SAI)
yang berisi daftar sekuritas dari portofolio reksa dana tersebut pada
akhir tahun fiskal, laporan keuangan auditan, data tentang komisi
pialang yang dibayarkan reksa dana, dll  biasanya tidak akan
diberikan kalau tidak diminta.

 Ada sekitar 1000-an lebih reksa dana di Indonesia, dan salah satu
gudang datanya ada di sini >> http://
www.bareksa.com/id/data/reksadana/daftar

Tugas Mandiri 4
1) Apa alasan utama para investor banyak yang memutuskan
untuk menggunakan jasa para perusahaan investasi dan
reksa dana dalam melakukan investasi? Dan apakah alasan
para investor tersebut didukung oleh hasil penelitian yang
ada? Jelaskan.
2) Apa perbedaan utama antara Reksa Dana ETF dengan
produk-produk Reksa Dana yang biasa, di mata para investor
yang ‘malas’ melakukan analisis diversifikasi lebih lanjut?
3) Wawan memiliki sebuah reksa dana yang mempunyai NAB
awal tahun sebesar Rp 50 juta. Setelah menunggu setahun
NAB nya berkembang menjadi Rp 57 juta, plus Rp 1 juta dari
dividen salah satu instrumen saham yang ada di dalam
portofolio reksa dana nya. Jika rasio biayanya adalah 0,5%,
maka berapa persen imbal hasil yang dia akan terima?