KINERJA TUTOR DALAM PEMBELAJARAN PAKET B DI PKBM SUKA MAKMUR SAPTOSARI GUNUNGKIDUL.

(1)

 

KINERJA TUTOR DALAM PEMBELAJARAN PAKET B DI PKBM SUKA MAKMUR

SAPTOSARI GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Tugino NIM 09102249031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

  MOTTO

ƒ Dengan Ilmu hidup akan lebih mudah ƒ Dengan seni hidup akan terasa indah ƒ Dengan Agama hidup akan lebih terarah

               

   

                                           


(6)

   

PERSEMBAHAN

 

Atas Karunia Allah SWT

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Anak dan isteriku tercinta yang selalu memotivasi dan mendo’akan untuk keberhasilan penulis dalam menyusun karya ini.

2. Almamater tercinta UNY 3. Agama, Bangsa

   

                 


(7)

  KINERJA TUTOR DALAM PEMBELAJARAN PAKET B DI PKBM

SUKA MAKMUR SAPTOSARI GUNUNGKIDUL

Oleh Tugino NIM 09102249031

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) kinerja tutor Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul, 2) faktor pendukung dan penghambat kinerja tutor di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatandeskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi,subyek penelitian tutor Paket B, pengelola PKBM dan warga belajar Paket B. Keabsahan data dilakukandengan menggunakan teknik triangulasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kinerja tutor Paket B dengan melihat dari aspek; (a)perencanaan pembelajaran yang meliputi; identifkasi kebutuhan belajar, penyusunan rencana pembelajaran, dan membuat kesepakatan belajar, (b)pelaksanaan pembelajaran meliputi; penerapan metode pembelajaran, media dan alat belajar, serta waktu pelaksanaan, dan (c)penilian pembelajaran dengan jenis penilian,aspek penilain maupun pelaporan dan tindaklanjut , 2) faktor pendukung kinerja tutor adalah pertama motivasi tutor dalam membantu warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara sekolah menengah pertama, kedua keaktifan pengurus dalam mengelola dan melaksanakan program Paket B dan ketiga sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan yang dimiliki lembaga. Faktor penghambat pertama adalah banyaknya jumlah matapelajaran yang ada tidak sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia dan jumlah tutor yang ada, kedua banyaknya aktivitas warga belajar dan kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada sering mengganggu aktivitas pembelajaran.


(8)

  KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Pengatur dan pencipta alam semesta, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga proses studi saya lancar.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sujarwo, M. Pd. sebagaiDosen Pembimbing I dan Bapak Lutfi Wibawa, M. Pd. sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan membimbing.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.

5. Ketua PKBM Suka Makmur Saptosari, Gunungkidul beserta staf jajaran atas ijin dan bantuan yang diberikan untuk penelitian.

6. Semua teman-teman mahasiswa PTK-PNF angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studi.


(9)

(10)

 

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 10

1. Pengertian Kinerja ... 10

2. Kriteria Kinerja ... 12

a. Kompetensi Paedagogik……… 12

b. Kompetensi Kepribadian……….. 14

c. Kompetensi Profesional……… 14

d. Kompetensi Sosial……… 16

3. Pengertian Tutor ... 18

4. Tutor Paket B ... 19

5. Pengertian Paket B ... 20

6. Pembelajaran ... 21


(11)

 

B. Penelitian yang relevan... 29

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 37

B. Informan Penelitian ... 37

C. Waktu dan TempatPenelitian………. 39

D. Teknik Pengumpulan Data………. 40

1. Teknik Wawancara ... 40

2. Teknik Observasi ... 41

3. Teknik Dokumentasi ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 43

F. Keabsahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian ... 47

B. Hasil Penelitian ... 53

C. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(12)

 

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Data Informan Penelitian ... 39

Tabel 2. Metode Pengumpulan Data ... 42

Tabel 3. Analisis Data ………... 45

Tabel 4. Identitas lembaga……… 48

Tabel 5. Data Sapras ………. 50


(13)

 

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Berfikir ... … 33


(14)

 

DAFTAR LAMPIRAN

hal.

Lampiran 1. Pedoman Wawancara,Observasi dan Dokumentas... 81

Lampiran 2. Cacatan Lapngan ... 87

Lampiran 3. Analisis Data Hasil Peneletian………... 94

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Wawancara………... 101

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ……….. 105  


(15)

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nonformal merupakan salah satu jalur pendidikan pada sistim pendidikan nasional yang bertujuan antara lain untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau dan dipenuhi oleh jalur pendidikan formal (sekolah). Jalur pendidikan ini memberikan layanan pendidikan untuk semua agar setiap warga negara memperoleh pendidikan sepanjang hayat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidikan nonformal meliputi; pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik (UU No.20 thn 2003).

Salah satu bentuk layanan pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan yang mencakup Program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA/SMK. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah (UUSP No. 20 thn 2003 Sisdiknas, Pasal 26 ayat 6) Program Paket B adalah program pendidikan nonformal yang ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu,


(16)

kesempatan, dan geografis tidak dapat mengikuti pendidikan formal (Roslina Sinaga, 2004:3)

Pendidikan kesetaraan berupaya membuat pembelajaran individual dari berbagai kalangan ini menjadi lebih terarah dalam satu proses pembelajaran yang beragam, sehingga dapat mencapai standar kompetensi lulusan dan dapat mengikuti proses penyetaraan sesuai dengan jenjang pendidikan pada jalur pendidikan nonformal. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan program Paket B dituntut lebih mengoptimalkan peran dari masing-masing komponen- komponen pembelajaran.

Beberapa komponen penunjang pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket B antara lain: pendidik, peserta didik, kurikulum, media pembelajaran, dan sarana prasarana. Tutor merupakan komponen yang sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket B peserta didik sebagian besar berusia dewasa dengan segala aktivitas sosial kemasyarakatan. Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran Paket B antara lain;

1. Kualifikasi tutor Paket B belum memenuhi persyaratan 40% pendidikan

SMA/SMK dan 57% D IV/S1 serta 3% S2, untuk peningkatan kompetensi tutor ada 23% yang telah mengikuti pelatihan tutor Paket B (data FK-Tutor GK,2010),

2. Kurikulum yang digunakan di Paket B mengacu pada Permendiknas

Nomor 14 tahun 2007 tentang Standar Isi Pendidikan Kesetaraan, dimana ada 12 matapelajaran yang harus ditempuh dengan jumlah jam tatap muka


(17)

yang sangat terbatas dalam satu minggu pembelajaran 3 kali pertemuan x 4 jam pelajaran sehingga banyak mata pelajaran yang tidak bisa dibelajarkan dengan sistim tatap muka. Jumlah tutor yang tersedia pada satu kelompok belajar Paket B hanya 7 orang sehingga banyak tutor yang harus mengampu matapelajaran yang tidak tersedia tutornya. Selain itu materi pelajaran juga belum sesuai dengan kebutuhan warga belajar.

3. Kegiatan kemasyarakatan seperti; hajatan, bersih desa, kematian, dan

kegiatan sosial lainya sering mengganggu proses pembelajaran di kelompok belajar, sehingga harus menunda dan meniadakan kegiatan pembelajaran.

4. Warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B sebagian besar berusia

dewasa dan heterogen dilihat dari kemampuan, latarbelakang sosial ekonomi, usia dan pengalaman, sehingga memerlukan strategi tersendiri dari seorang tutor.

Seorang tutor harus mampu mengelola pembelajaran pada kelompok belajar Paket B, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan meliputi; identifikasi kemampuan awal peserta didik, kebutuhan belajar, kurikulum yang akan digunakan, media yang akan dipakai, sarana belajar yang akan digunakan. Dalam mengelola suatu program pendidikan kesetaraan perlu adanya perencanaan pembelajaran yang berfungsi antara lain sebagai berikut : 1) sebagai acuan pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan, 2) sebagai alat pengendali kegiatan yang dilakukan, 3) sebagai tolok ukur evaluasi suatu program, 4) untuk mengetahui unsur


(18)

penunjang dan penghambat dalam suatu program yang diselenggarakan, 5) dapat merumuskan keberhasilan pelaksanaan program ( Sujana, 2004;125)

Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode, strategi dan pendekatan sesuai dengan materi yang disampaikan. Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran kesetaraan antara lain; metode ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, dan sebagainya. Demikian juga pada strategi dan pendekatan yang sering dipakai sangat beragam tergantung situasi dan kondisi masing-masing kelompok. Pelaksanaan pembelajaran Paket B perlu memperhatikan karakteristik warga belajar, mengingat pendidikan kesetaraan mempunyai peserta didik yang heterogen, baik dari sisi usia, kemampuan akademik, profesi, status sosial, ekonomi, dan sebagainya, karena itu seorang tutor harus mampu mengelola kelompok belajar tersebut dengan baik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

Penilaian merupakan komponen dalam menentukan keberhasilan suatu program, karena itu tutor harus mampu menentukan jenis, dan model penilaian yang tepat sesuai dengan karakteristik warga belajar. Tutor merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh tutor yang professional dan berkualitas.


(19)

Sebagai seorang pendidik, tutor merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan kesetaraan. Kinerja tutor dalam merencanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian pengajaran, keterampilan pengusaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggungjawab tutor sebagai pendidik yang harus memiliki kompetensi pedagogik.

Tutor yang baik adalah yang mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta membuat warga belajar merasa nyaman dan merasa membutuhkan materi yang disampaikan. Tutor juga dituntut mampu membangkitkan minat belajar dan potensi yang dimiliki warga belajar, karena itu dedikasi dan loyalitas seorang tutor sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan tutor merupakan refleksi dari kinerja yang dilakukan dalam pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B. Tutor yang profesional adalah tutor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya. Ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi kinerja tutor, diantaranya tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan motivasi. Seorang tutor yang memiliki pengalaman kerja yang cukup, tentu akan mampu menunjukan kinerjanya. Motivasi tutor yang tinggi dalam melaksanakan program pendidikan kesetaraan akan memberikan kontribusi positif bagi kinerja yang dilakukan. Menurut Rogers yang dikutip oleh Knowles (1990:44), peran tutor banyak berhubungan dengan perasaan atau suasana pengalaman kelas/kelompok, membantu


(20)

memperjelas tujuan setiap individu dan tujuan bersama yang harus dicapai oleh kelompok.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pendidikan kesetaraan sebagian besar ditentukan oleh kinerja tutor. Oleh karena itu tanggungjawab yang besar berada dipundak para tutor yang yang diharapkan memiliki kemampuan pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional sehingga dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran Paket B.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Suka Makmur Saptosari sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal penyelenggara pendidikan kesetaraan, tidak terlepas dari masalah-masalah diatas seperti; kinerja tutor dalam perencanaan pembelajaran, kinerja tutor dalam pelaksanaan pembelajaran, dan kinerja tutor dalam mengevaluasi pembelajaran. Tutor dalam pembelajaran sebagian besar belum menggunakan strategi yang bervariasi sehingga suasana pembelajaran masih membosankan bagi warga belajar dan kinerja tutor belum optimal. Selain itu terbatasnya waktu efektif pembelajaran tatap muka dibanding dengan jumlah mata pelajaran yang harus ditempuh, jumlah tutor yang terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah mata pelajaran yang harus diampu, tingkat kehadiran warga belajar yang rendah, dan banyaknya aktifitas sosial kemasyarakatan yang mengganggu waktu kegiatan belajar mengajar.


(21)

Berdasarkan permasalahan diatas , perlu dilakukan penelitian mengenai: Kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

b. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi professional yang dimiliki tutor Paket B di PKBM Suka Makmur belum optimal.

2. Kurikulum yang belum mampu mengakomodir kebutuhan warga belajar,

dan sarana dan prasarana yang tersedia belum memadahi.

3. Jumlah mata pelajaran yang harus ditempuh tidak sebanding dengan

waktu yang tersedia, dan jumlah tutor yang ada.

4. Tingkat kehadiran warga belajar rendah disebabkan banyaknya aktifitas

sosial kemasyarakat yang ada sering mengganggu proses pembelajaran di kelompok.

5. Pengalaman, usia, kemampuan dan kebutuhan belajar yang beragam sering

menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran.

6. Kinerja tutor Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari dalam aspek


(22)

c. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih terfokus dan mendalam, maka permasalahan ini dibatasi pada : “Kinerja Tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul”

d. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B PKBM Suka

Makmur Saptosari terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kinerja tutor dalam

melaksanakan proses pembelajaran? E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan:

1. Kinerja tutor dalam proses pembelajaran di kelompok belajar Paket B

PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

2. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelompok belajar. F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk teori dan konsep tentang kinerja tutor.


(23)

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kinerja tutor khususnya tutor Paket B di penyelenggaraan pendidikan keseteraan. 2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bagi penyelenggara pendidikan keseteraan

Paket B sebagai dasar pertimbangan dalam upaya peningkatkan kinerja tutor ke depan.

b. Menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

                                 


(24)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Pengertian Kinerja

  Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kauntitas yang dapat

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,2001:67). Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.

Teori Expectory menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan dasar. Berdasarkan pada pendapat diatas penulis menyimpulkan kinerja dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga kinerja tutor sangat berkaitan dengan kemauan (aspek personal, tanggungjawab dan kesadaran) dan kemampuan/konpetensi seorang tutor dalam mengelola suatu pembelajaran. Kinerja ditinjau dari karakteristik wujud tutor dalam mengelola proses pembelajaran sebagai berikut :

a. Perilaku (behavior) setiap kinerja (performance) dilaksanakan oleh setiap perilaku / atau dapat diwujudkan.

b. Konteks adalah kondisi situasional (apa,siapa,dimana,bilamana,


(25)

c. Konsekuensi (dampak) adalah manifestasi kinerja perilaku yang menjadi tujuan dari suatu kinerja

d. Kompeten (mampu) adalah wujud perilaku yang dapat bernilai secara

efektif dan efisien.

e. Tuntas adalah penyelesaian secara utuh dan menyeluruh seluruh

perilaku yang dilaksanakan sehingga dampak tercapai dengan baik. Menurut Ivor K. Davies mengatakan bahwa seseorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang pendidik, adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan

Yaitu pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar

b. Mengorganisasikan

Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber –sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan ekonomis mungkin.

c. Mengawasi

Yaitu pekerjaan seorang pendidik untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka pendidik harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan bukunya mengubah tujuan (Ivor K Davies,1987:35-36)

Dalam kamus bahasa Indonesia “Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. Seseorang melaksanakan tugasnya dengan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi atau kelompok. Jadi kinerja pendidik merupakan hasil kerja dimana para pendidik telah mencapai kemampuan kerja yang diharapkan.


(26)

Dengan demikian penulis menyimpulkan dari pengertian diatas, bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya dengan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi kinerja tutor dalam pembelajaran adalah kemampuan tutor dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik dalam rangka mengembangkan potensi warga belajar secara optimal.

2. Kriteria Kinerja Tutor

Keberhasilan seorang tutor bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang telah ada tercapai secara keseluruhan. Jika kreteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Kemampuan seorang pendidik secara umum mengacu pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa seorang guru/ pendidik/ tutor harus memiliki kompetensi, yang meliputi :

a. Kompetensi paedagogik

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan pendidik/tutor dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP No.19 thn 2005,2005:73)


(27)

Terkait dengan penilian kinerja guru / pendidik terdapat 7 aspek dan 45 indikator berkenan dengan penguasaan kompetensi paedagogik yang meliputi : (1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori belajar dan prinsip –prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) Pengembangan kurikulum, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5) Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi dengan peserta didik, dan (7) Penilian dan evaluasi( www.bermutuprofesi.org Pedoman pelaksanaan Penilian Kinerja Guru,2010)

Kompetensi paedagogik ini berkaitan dengan bagaimana seorang tutor mengadakan proses belajar mengajar, mulai dari membuat skenario pembelajaran, memilih metode, media, dan alat evaluasi yang sesuai dengan warga belajar. Karena itu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan seorang tutor. Tutor yang cerdas dan kreatif akan mampu menciptakan suasana belajar yang komunikatif, efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja tutor dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan dan kecakapan para pendidik dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan


(28)

perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran ( Suryo Subroto, 1997:19)

Jadi kompetensi paedagogik ini berkaitan dengan kemampuan seorang tutor dalam proses belajar mengajar, mulai persiapan mengajar mencakup merancang dan melaksanakan skenario pembelajaran, memilih metode, media, serta alat evaluasi bagi warga belajar agar tercapai tujuan pendidikan baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

b. Kompetensi kepribadian

Ada beberapa kemampuan kepribadian seorang guru/tutor yang meliputi: mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan, dan penyuluhan, melaksanakan administrasi, melakukan penelitian pengajaran (Uzer Usman,2013:16-17)

Pendidik merupakan sosok yang menjadi contoh dari peserta didiknya sehingga tingkah laku dan perbuatannya haruslah mencerminkan kepribadian yang luhur. Seorang pendidik harus mempunyai kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan beraklak mulai serta menjadi teladan.

c. Kompetensi professional

Pekerjaan seorang tutor adalah merupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan


(29)

sertifikat dalam bentuk ijazah. Karena itu tutor ditutut selalu meng-update dan mencari informasi materi dari berbagai sumber seperti membaca buku terbaru, mengakses internit, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang akan disajikan.

Tutor mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan warga belajar harus selalu diciptakan dan berjalan terus menerus dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat. Tutor juga harus mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran sehingga terjadi suasana sambil bekerja, belajar sambil mendengarkan, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.

Dengan demikian kompetensi profesional seorang tutor dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang diampu. Selain itu tutor ditutut selalu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengambangkan diri.


(30)

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar (Mungin Edy Wibowo www.suara-merdeka.com,2006)

Menurut Saiful Hadi kemampuan sosial sangat terkait dengan kemampuan tutor sebagai anggota masyarakat dan sebagai makluk sosial yang meliputi : (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, (2)kemampuan untuk mengenal dan memahami setiap lembaga kemasyarakatan, dan (3) kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok ( www.saiful hadi.wordpress.com,2007).

Jadi kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik dan masyarakat sekitar.

Menurut Uzer Usman (2013:10-19) untuk mengetahui kinerja seorang tutor dalam pembelajaran di kelompok belajar Paket B dapat dilihat beberapa indikator kinerja :

a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar meliputi; menguasai


(31)

materi pelajaran, menyusun program semester, menyusun program semester dan menyusun program / pembelajaran.

b. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi;

tahap pra intruksional, tahap instruksional, dan tahap evaluasi dan tindak lanjut.

c. Kemampuan mengevaluasi meliputi; evaluasi normatif, evaluasi

formatif, laporan hasil evaluasi dan program pengayaan dan perbaikan Dengan demikian untuk menggambarkan bagaimana kinerja tutor dalam pembelajaran dapat dilihat dari 3(tiga) indikator diatas yaitu kemampuan merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pendidik, menurut Anwar Prabu Mangkunegara(2004:67) faktor yang mempengaruhi kinerja guru/pendidik adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Dari pendapat diatas faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pendidik ada 2 yaitu, (1) faktor dari dalam sendiri(intern) yang meliputi; kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kesehatan, kepribadian, dan cita-cita dan tujuan bekerja (2) Faktor dari luar (ektern) meliputi; lingkungan keluarga, lingkungan kerja, komunikasi dengan lingkungan kerja, sarana dan prasarana, kegiatan di kelompok, dan kegiatan tutor di tempat lain.


(32)

3. Pengertian Tutor

Tutor adalah sebutan untuk pendidik pada pendidikan nonformal, yang merupakan mengajar pada satuan pendidikan nonformal khususnya PKBM. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususnya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, melakaukan bimbingan dan pelatihan.

Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas tutor penangungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran , dan nara sumber teknis yang penugasanya ditetapkan masing – masing satuan pendidikan yang sesuai dengan keperluan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada orang lain atau sejumlah kecil siswa, bukan disekolah( http://www.kamusbesar.com )


(33)

Sebagian besar peserta didik pendidikan kesetaraan adalah orang dewasa, karena itu tutor dalam menyusun kegiatan pembelajaran di PKBM

menggunakan model andragogi (Yoyon,2009:123) : a. Menciptakan iklim belajar

b. Merumuskan perencanaan bersama

c. Merumuskan kebutuhan pembelajaran

d. Mendefinisikan tujuan pembelajaran

e. Perencangan pengalaman pembelajaran

f.Pelaksanaan pembelajaran g. Penilian hasil pembelajaran

Dari pengertian diatas yang dimaksud dengan tutor adalah sebutan lain dari pendidik yang mempunyai tugas membimbing dan memfasilitasi pembelajaran pada pendidikan nonformal atau informal.

4. Tutor Paket B

Tutor Paket B adalah orang yang bertugas memfasilitasi, membimbing dan mngelola pembelajaran pada kelompok belajar Paket B setara SMP. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh peran aktif para tutor. Demi kelancaran kegiatan pembelajaran tutor hendaknya memiliki teknik dan menggunakan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana warga blajar dapat merespon stimulus yang disampaikan dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan seorang tutor dapat dinilai dari kompetensi tutor dalam penguasaan metode dan teknik mengajar yang diterapkan. Pengetahuan, wawasan dan sikap yang dimiliki tutor sangat menentukan keberhasilan dalam mengelola pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa peran tutor dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan kesetaraan


(34)

Paket B sudah baik, cukup ataupun masih kurang sesuai dengan tugas pokok tutor yang seharusnya.

5. Pengertian Paket B

Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur nonformal yang ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi tidak mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama/ yang sederajat. Lulusan Program Paket B berhak mendaptkan ijazah dan diakui setara dengan ijazah SMP (Rosliana Sinaga,2004:3)

Paket B sebagai salah satu program pendidikan kesetaraan bertujuan sebagai pengganti pendidikan formal setara SMP yang oleh karena berbagai fleksibilitas dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajarannya.

Progam Paket B bertujuan memberikan bekal peserta didik dengan keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian professional yang memfasilitasi proses adaptasi dengan lingkungan kerja (PP.No17 thn 2010,Pasal 114 ayat 5)

Paket B memberikan peluang pada masyarakat yang telah menyelesaikan program Paket B setara SLTP dan telah menyelesaikan pendidikan setingkat SLTP serta lulusan MTs yang tidak melanjutkan ke SLTA atau putus sekolah SLTA. Fungsi berikutnya memberikan bekal keterampilan untuk bekerja atau usaha mandiri.


(35)

Program Paket B setara SMP dapat diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Masjid, Gereja, Balai Desa, Pondok Pesantren, Kantor Organisasi Kemasyarakatan, dan temapt-tempat lainnya yang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

6. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang didalamnya terdapat proses memberikan dan atau menerima pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai (Ella Yuaelawati,2004:3) Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kaulitas dan kuantitas tingkat laku seperti peningkatan kecakapan , pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan (Hakim,2000:112). Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidup, sedangkan proses belajar terjadi karena adanya interaksi antar seseoarang dengan lingkunganya dimana saja dan kapan saja. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang karena adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang tak bisa dipisahkan, karena pembelajaran dapat diartikan sebagai bimbingan terhadap siswa agar secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik - baiknya sesuai denga keadaan dan kemampuan peserta didik.


(36)

Pembelajaran memiliki makna yang sama dengan membelajarkan yang mengadung arti sebagai proses yang membuat seseorang menjadi belajar. Pembelajaran suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses mengajar dalam diri siswa (Sadiman;2004). Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 ayat 20 disebutkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetian pembelajaran upaya-upaya yang dilakukan oleh pengajar dalam membelajarkan peserta didik dengan menggunakan komponen-komponen belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jadi yang dimaksud pembelajaran disini adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pendidik (tutor) untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah ditentukan.

Tugas utama seorang pendidik adalah melaksanakan pembelajaran dimana menurut Sukadi, ada lima komponen: (1) merencanakan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran, (4) menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta (5) melakukan bimbingan


(37)

konseling(Sukardi,2009:26) Dari kelima tugas pokok seorang guru/pendidik tersebut yaitu:

a. Merencanakan kegiatan pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang tutor ditutut membuat perencanaan pembelajaran, fungsi perencanaan pembelajaran untuk mempermudah tutor dalam melaksanakan tugas selanjutnya sehingga pembelajaran akan benar-benar terskenario dengan baik, efektif dan efisien.

Dalam praktek dikelompok belajar Paket B, terdapat beberapa bentuk persiapan pembelajaran, yaitu :

1) Analisis materi pelajaran

2) Program tahunan / program semester 3) Silabus / satuan pelajaran

4) Rencana pembelajaran

5) Program perbaikan dan pengayaan.

Untuk melaksanakan kelima tugas perencanaan tersebut tentunya seorang tutor tidak bekerja sendiri namun harus melibatkan banyak pihak seperti penyelenggara program, forum PKBM, Forum Tutor Tutor, Dinas Pendidikan dan lain sebagainya.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Setelah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, maka tugas tutor selanjutnya melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas di kelompok belajar. Tutor harus menunjukan penampilan dan


(38)

layanan terbaik bagi warga belajar, penjelasan yang mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodologi, dan seni mengajar orang dewasa (andragogi). Seorang tutor juga harus dapat menjadi teman bagi warga belajar sehingga dapat memotivasi warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran di Paket B dikenal juga metode pembelajaran tatap muka, tutorial dan mandiri. Karena itu seorang tutor harus dapat memanfaatkan pembelajaran mandiri dan tutorial yang waktunya relatif lebih meluasa dibanding dengan kegiatan tatap muka.

c. Mengevaluasi Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan selanjutnya seorang tutor adalah mengevaluasi hasil pembelajaran. Segala sesuatu yang terencana harus dievaluasi agar dapat diketahui apakah yang sudah direncanakan telah sesuai dengan realisasinya serta tujuan yang ingin dicapai dan apakah warga belajar telah dapat mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.

7. Kajian tentang PKBM a. Pengertian PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah satuan pendidikan nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat atas prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat, (Ella Yuaelawati,2004:7).

PKBM merupakan instansi pendidikan nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat atau organisasi masyarakat, organisasi


(39)

sosial masyarakat atau organisasi keagamaan dan Pemerintah berperan sebagai fasilitator.

Menurut Sihombing (2000:6) Program pendidikan non formal dilaksanakan pada tempat yang disediakan oleh masyarakat yang memungkinankan untuk melaksanakan proses belajar. Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai program layanan pendidikan non formal dinamakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang pengelolanya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Melalui program pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat pendidikan non formal berusaha untuk memperdayakan masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam penyiapan sumber daya manusia yang berdaya saing.

PKBM bisa juga diartikan sebagai tempat belajar dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam rangka usaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, bakat serta minat warga masyarakat yang bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di lingkungannya.

Dari berbagai kajian diatas dapat dirumuskan pengertian PKBM adalah satuan pendidikan non formal yang menyelenggarakan berbagai layanan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.


(40)

Menurut Sihombing (1999:69) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan PKBM, yaitu:

1) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah yang

diarahkan pada keswadayaan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.

2) Memanfaatkan potensi masyarakat dan melibatkan masyarakat

serta mengembangkanberbagai program masuarakat.

3) Menggali potensi yang dimiliki, untuk dapat dimanfaatkan bagi

kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan persuasif.

4) Mendorong dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi

langsung pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.

5) Program yang dilakukan diarahkan pada pengembangan

pengetahuan keterampilan yang sessuai dengan kebutuhan sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah wahana pendidikan luar sekolah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat setempat yang secara khsusus berkonsentrasi dalam berbagai usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yg termarginalkan sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat.(Buhai,S,2004:15)

PKBM didirikan untuk pemberdayaan masyarakat; dalam aspek ekonomi, budaya, dan sosial. PKBM adalah tempat atau pusat belajar netral dan fleksibel. PKBM sebagai lembaga pendidikan nonformal, yang tersebar di berbagai desa dan kota, melayani berbagai program pendidikn nonformal, yang diantaranya


(41)

adalah pendidikan anak usia, keaksaraan fungsional, kursus, dan Pendidikna Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

Menurut pendapat Sujana tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah :

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan sutau tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaam masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, social (Sujana, 2003,2) Dari berbagai kajian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program pendidikan non formal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Menurut Sujana (2003:64) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai satuan pendidikan yang ada dimasyarakat berfungsi :

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada warga masyarakat

2) Melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi2 dimasyarakat

3) Menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang

membutuhakn bekal keterampilan hidup

4) Menyediakan ajang pertukauran ilmu pengetahuan dan nilai-nilai

keterampilan diantara anggota masyarakat.

5) Menjadi tempat upaya peningkatan pengetahuan dan ketermapilan


(42)

Pendapat serupa disampaikan Sihombing (1999:110) PKBM sebagai lembaga yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, secara kelembagaan pada hakikatnya ada beberapa fungsi yaitu:

1) Sebagai tempat kegiatan belajar bagi warga belajar

2) Sebagai pusat berbagai potensi yang berkembang di

masyarakat

3) Sebagai sumber informasi bagi masyarakat

4) Sebagai ajang tukar menukar berbagai pengetahuan dan

keterampilan.

5) Sebagai tempat berkumpul bagi warga masyarakat yang ingin

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

PKBM merupakan pusat kegiatan masyarakat yang

penyelenggaraanya dari, oleh dan untuk masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut PKBM perlu mengantisipasi berbagai tututan dan harapan masyarakat ke depan yang sangat kompleks dan beragam layanan pendidikan yang dibutuhkan, karena kesiapan pengelolaan PKBM semakin diperlukan dalam rangka merespon kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.

Dari berbagai kajian tersebut dapat dirumuskan bahwa fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai tempat yang


(43)

digunakan untuk berbagai kegiatan belajara bagi masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan.

B. Penelitian yang relevan

Dalam skripsi ini penulis mengambil referensi dari berbagai sumber yang masih relevan dengan judul ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Johan Ageri Eder tahun 2007 dengan judul: Efektivitas pelaksanaan pembelajaran Program Paket B Marsudi Maju I PKBM Marsudi Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul. Dari hasil penelitian ini menunjukan : 1. Program kejar Paket B Marsudi Maju 1 di PKBM Marsudi komponen tutor sebagian telah lulus D3 atau S1 warga belajar merupakan masyarakat miskin yang tekah lulus SD/MI /Paket A , pengelola telah lulus S1/D3 serta mempunyai pengalaman lebih 3 tahun dan sapras telah mencukupi, kurikulum akademik sudah sesuai dengan tujuan, sedangkan kurikulum kecakapan hidup belum sesuai dengan tujuan, 2.secara umum efektivitas pelaksanaan program kejar paket B di Marsudi Maju di PKBM Marsudi dapat dikatakan tidak efektif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh BPPLSP Regional IV Surabaya tahun 2008 dengan judul : Kajian Kinerja Tutor Pendidikan Kesetaraan Paket B. Hasil kesimpulan kinerja tutor kesetaraan Paket B berdasarkan penilaian tutor (self assessment) sebagai berikut : Kategori penilain kompetensi pedagogi dan andragogi, sebear 6,1% sangat baik, 69,9% baik, 23,6%


(44)

cukup baik, dan 0,7% kurang baik. Kategori penilian kompetensi sosial sebesar 24,6% sangat baik, 64,5% baik, 10,8% cukup baik, dan 0.4% tidak baik. Kategori penilian kompetensi kepribadian sebesar 19,6% sangat baik, 67,5% baik, 12,1% cukup baik, dan 0,7 kurang baik. Kategori penilaian kompetensi professional 8,9% sangat baik, 68,6% baik, 22,1% cukup baik, dan 0,4% kurang baik. Kesimpulan kinerja tutor Paket B berdasarkan penilian pengelola sebagai berikut : Kategori penilian kompetensi sosial dan kepribadian sebesar 21,8% sangat baik, 73,6% baik, 4,6% cukup baik. Kategori penilian kompetensi menyusun RPP sebesar 12,5% sangat baik, 68,3% baik, 3,9 % cukup baik. Kategori penilaian kompetensi pelaksanaan pembelajaran 9,6 % sangat baik, 84,3 % baik, 6,1% cukup baik. Kesimpulan kinerja tutor Paket B berdasarkan penilain warga belajar pada kompetensi pedagogi dan andragogi, kompetensi sosial, kepribadian, dan kompetensi professional secara keseluruhan sebagai berikut : 19,6% sangat baik, 73,2% baik, dan 7,1% cukup baik.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja tutor dalam

pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Desa Jetis Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Kebutuhan akan pendidikan dapat dilihat dari berbagai lingkup kehidupan, mulai dari keseharian di dalam lembaga keluarga sampai pada


(45)

kebutuhan untuk menunjang perekonomian individu. Pendidikan merupakan kata kunci dalam menjalankan aktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara personal maupun kelompok. Secara singkat, dapat dikatakan pendidikan memiliki peranan yang sangat penting keberlangsungan hidup seseorang maupun golongan. Fungsi pendidikan memiliki pandangan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk potensi peserta didik agar mampu bersaing dalam peradaban yang bermartabat serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman bertakwa, dan inovatif. Terkait Pendidikan Non Formal memiliki tujuan untuk menciptakan manusia yang diharapkan memiliki daya guna. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari memberikan keterampilan hidup (life skill) yang memang memiliki ranah untuk meningkatkan taraf hidup secara personal ataupun di luar personal dari individu tersebut.

Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nonformal adalah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). PKBM adalah sebuah satuan pendidikan nonformal yang memberikan keterampilan hidup dalam pembelajarannya. PKBM merupakan salah satu satuan pendidikan alternative selain pendidikan formal. Keberadaan PKBM sendiri merupakan sebuah bentuk pendidikan yang memang berbasis kepada masyarakat. Mulai dari kurikulum sampai kepada proses pembelajarannya.

Dari pernyataan di atas maka dapat dirumuskan pada kegiatan pembelajaran yang dikelola oleh PKBM, mulai dari karakteristik tutor dan kinerja tutor sebagai tenaga pengajar dalam proses transfer ilmu. Dalam proses


(46)

pembelajaran, seorang tutor harus melakukan perencanaan pembelajaran, pada pelaksanaan pembelajaran dan dapat menjalin hubungan antar pribadi tutor dengan warga belajar.

Pembelajaran di PKBM Suka Makmur dilihat dari kesiapan tutor dalam melakukan perencanaan, dalam pelaksanaan berupa rancangan pembelajaran dan silabus sebagai pedoman pembelajaran. Komponen pembelajaran terkait dengan hubungan pribadi tutor dengan warga belajar tidak tercipta atau terjalin dengan baik, ini dapat dilihat karena masih adanya beberapa warga belajar yang kurang mengenal baik tutornya. Proses pelaksanaan pembelajaran juga dapat dilihat dari kemampuan tutor menguasai teknik dan metode pembelajaran yang dilaksanakan, agar hasil belajar dapat lebih maksimal. Pemaparan dari hasil yang telah dilaksanakan nantinya akan dapat menghasilkan penggambaran mengenai kinerja tutor pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh PKBM Suka Makmur pada program Paket B.

Tujuannya adalah untuk melihat kinerja tutor pada Program Paket B PKBM Suka Makmur yang lebih dikhususkan kepada kebermanfaatan bagi peneliti dan PKBM sebagai bentuk penggambaran untuk melihat perkembangan kinerja tutor dalam menunjang kemajuan PKBM Suka Makmur .


(47)

     

         

       

       Kinerja           

    Gambar.1 Bagan Kinerja Tutor

D. Pertanyaan Penelitian

Supaya penelitian ini benar-benar memungkinkan fakta-fakta yang ada dan dapat memecahkan masalah pada Bab I mengenai Kinerja Tutor Paket B, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

Fungsi Tutor Program Kesetaraan

Perencanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Hasil Mutu


(48)

1. Perencanaan Pembelajaran

a. Apa yang bapak/ibu lakukan sebelum pembelajaran Paket B di PKBM

Suka Makmur Saptosari dilaksanakan?

b. Apa saja langkah-langkah identifikasi yang bapak/ibu tutor lakukan

terhadap calon peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran Paket B?

c. Apa kegiatan persiapan yang bapak/ibu lakukan sebelum memulai

pembelajaran di Paket B?

d. Siapakah yang mempersiapkan kurikulum dan materi pembelajaran?

Berikan penjelasan bagaimana menurut anda?

e. Bagaimana strategi pembelajaran yang ada jalankan, siapa yang menyusun

rencana pembelajaran dan bentuknnya seperti apa? 2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Menurut pendapat anda tentang sikap dan kemampuan belajar peserta

didik? Jelaskan bagaimana anda memotivasi kepada peserta didik?

b. Apa anda menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran

Paket B? Dan bagaimana anda merancang pembelajaran yang bervariasi?

c. Bagaimana bapak/ibu tutor memanfaatkan media dan alat peraga yang

ada dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran?


(49)

e. Menurut anda bagaimana transformasi pengetahuan dari pendidik ke pada peserta didik/ jelaskan !

f. Bagaimana bapak/ibu tutor meng-update materi terbaru dan mencari sumber-sumber informasi seperti buku-buku terbaru, internit, atau mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir?

g. Bapak/ibu tutor memanfaatkan teknologi informasi dalam

menyampaikan pembelajaran di kelompok? 3. Evaluasi Pembelajaran

a. Bagimanakah strategi evaluasi pembelajaran yang anda lakukan untuk

mengukur efektifitas pembelajaran? Jelaskan!

b. Dalam melakukan penilaian kepada peserta didik bapak/ibu tutor

menggunakan berapa cara / metode?

c. Alat evaluasi apa saja yang biasa bapak/ibu pakai dalam mengukur

kemampuan warga belajar?

d. Apa bapak/ibu tutor memanfaatkan hasil penilian yang dilakukan untuk

mengevaluasi program Paket B?

e. Apa bapak/ibu tutor melakukan pengayaan atau remedial bagi warga

belajar yang belum mencapai kompetensi ? bagaimana bentuk remedial yang anda lakukan.

f. Apa tujuan memberikan laporan hasil penilian yang dilakukan bapak/ibu tutor ?


(50)

a. Apa saja faktor pendukung kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari?

b. Apa faktor penghambat kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B?

 

                                   


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan dengan cara memandang obyek penelitian sebagai suatu sistim, artinya obyek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang saling terkait dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada (Suharsini A, 1998:209)

Bogdan dan Taylor (Moeleong, 2001:3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak berkenaan dengan angka-angka tetapi berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan. Peneliti bermaksud mendiskripsikan, menguraikan, dan menggambarkan bagaimana kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari.

B. Informan Penelitian

Informan sebagai sumber data adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya. Untuk mendapatkan data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Penelitian ini bertujuan untuk


(52)

mengetahui kinerja tutor dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dan faktor pendukung dan penghambat kinerja tutor. Oleh karena itu, diperlukan informan yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal di atas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Parameternya adalah sebagai berikut:

1. Informan sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam bidang kajian

peneliti khususnya tentang pengelolaan Pendidikan Kesetaraan Paket B,

2. Informan terlibat penuh dalam kegiatan pendidikan kesetaraan dan

mempunyai waktu yang cukup untuk dimintai informasi terkait perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

3. Informan yang terlibat langsung dan merasakan dampak dari kegiatan

penelitian kinerja tutor Paket B.

Dari parameter di atas, informan penelitian yang dianggap memenuhi karakteristik yaitu pengelola PKBM, tutor Paket B, dan warga belajar Paket B.

a. Pengelola PKBM

Yang dimaksud dengan pengelola/ ketua PKBM adalah orang-orang yang mengelola program pendidikan kesetaraan Paket B yang dianggap mengetahui kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B.

b. Tutor Paket B

Tutor Paket B yang dimaksud adalah fasilitator yang membimbing dan membantu proses pembelajaran di kelompok belajar Paket B.


(53)

Warga belajar adalah peserta didik yang merasakan langsung terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh tutor.

Berikut secara lengkap daftar informan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel.1

Data informan penelitian

No Nama Jabatan Sumber data

1 Rky Ketua PKBM Pengelolaan program Paket

B

2 Ksn Penasehat PKBM Menejemen Paket B

3 Stn Tutor Paket B Pengelolaan Pembelajaran

Paket B

4 Prj Tutor Paket B Pengelolaan Pembelajaran

Paket B

5 Fka Tutor Paket B Pengelolaan Pembelajaran

Paket B

6 Ktn Tutor Paket B Pengelolaan Pembelajaran

Paket B

7 Tra Warga belajar

Paket B

Penyelenggaraan

Pendidikan Kesetaraan Paket B

9 Kmn Warga Belajar

Paket B

Penyelenggaraan

Pendidikan Kesetaraan Paket B

10 Rtn Warga Belajar

Paket B

Penyelenggaraan

Pendidikan Kesetaraan Paket B

11 Try Waraga belajar

Paket B

Penyelenggaraan

Pendidikan Kesetaraan Paket B

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Setting Penelitian

Pendidikan kesetaraan sebagai salah alternatif pendidikan nonformal masih dianggap kurang bermutu dengan berbagai sebab, salah satu diantaranya kualitas dan kompetensi serta kinerja tutor yang masih rendah.


(54)

dalam proses pembelajaran di kelompok. Keberhasilan dalam pembelajaran Paket B banyak ditentukan oleh kemampuan dan kemauan tutor dalam membimbing warga belajar. Olehkarena itu peneliti tertarik untuk meneliti kinerja tutor pendidikan kesetaraan Paket B yang ada di PKBM Suka Makmur. Setting penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah di Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur dilakukan oleh peneliti selama 3 bulan, yang dilaksanakan dari tanggal 26 November 2012 sampai dengan tanggal 26 Febuari 2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Teknik wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung oleh penulis terhadap informan. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat serta untuk memperluas informasi yang diperoleh dari sumber lain. Penulis melakukan wawancara kepada


(55)

informan fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Wawancara dilakukan untuk meminta penjelasan secara langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari, yaitu tutor kesetaraan Paket B, Pengelola PKBM Suka Makmur, dan warga belajar Paket B.

Proses wawancara dilakukan dengan mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka, fleksibel, dan disampaikan secara formal dan informal.

2. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan cara mengumpulkan data penelitian dengan melakukan pengamatan dan pencacatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian.

Fokus observasi dilakukan terhadap 3 (tiga) komponen utama yaitu tempat, pelaku dan kegiatan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dengan tempat (ruang) merupakan aspek fisik yang meliputi sarana dan prasarana, pelaku (aktor) dalam kaitan penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi bagian dari organisasi PKBM, yaitu Tutor Paket B, Pengelola PKBM dan warga belajar, sedangkan kegiatan (aktivitas) merupakan kegiatan pelaku dalam kaitanya dengan tugas pokok dan fungsi di PKBM Suka Makmur Saptosari.


(56)

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi ini cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara cenderung merupakan data primer atau langsung didapat dari pihak pertama.

Data-data yang diperoleh data teknik dokumentasi ini merupakan data tertulis yang dimiliki lembaga PKBM terkait dengan sejarah, profil, data ketenagaan, tupoksi organisasi, struktur organisasi, visi misi, sarana prasarana, program yang diselenggarakan, jumlah warga belajar, dan data pendukung lainya.

Adapun metode pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel.2

Metode Pengumpulan Data

No Aspek Sumber data Metode

Pengumpulan Data

1. Bagaimana Kinerja tutor

dalam pembelajaran meliputi:

• Perencanaan

• Pelaksanaan

• Evaluasi

Ketua, tutor dan Warga belajar Paket B

Wawancara dan dokumentasi

2. Apa faktor pendukung dan

penghambat kinerja tutor

Ketua, tutor dan Warga belajar Paket B

Observasi,

wawancara dan dokumentasi


(57)

E. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu data utama dan data pendukung. Data utama diperoleh melalui hasil wawancara dan diskusi dengan informan, melalui orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan sebagai fokus penelitian. Sedangkan data pendukung bersumber dari dokumen-dokumen berupa catatan rekaman gambar, foto serta bahan lainya yang mendukung penelitian ini.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk kata-kata atau ucapan dari perilaku orang-orang yang diamati dalam penenlitian ini, sedangkan data tambahan adalah dalam bentuk non manusia (Lofland Moleong, 2001:112).

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif interaktif yang merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus, dalam penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Siklus tersebut dapat digambarkan langkah-langkah analisis data model interaktif sebagai berikut :

1. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dilapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang dan mengorganisasi data yang sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.


(58)

2. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melihat penyajian data yang ada kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang dilakukan lebih jauh, menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang diperoleh dari penyaji.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi yaitu suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Pada tahap ini peneliti mencari makna dari data yang diperoleh dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, dan hal lain yang sering muncul ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami, ditafsirkan dan dikategorikan sesuai dengan masalahanya. Dari data atau informasi tersebut penulis mencoba mengambil kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada, sebagaiaman data berikut ini:


(59)

Tabel.3

Analisis data

Display Reduksi Kesimpulan Apa yang bpk/ibu

lakukan sebelum melaksanakan

melaksanakan program Paket B?

Ketua PKBM : Melakukan

identifikasi kebutuhan belajar ( pendidik, kurikulum, sarana dan prasarana, dan biaya)

Tutor : Melakukan identifikasi dan pemetakan silabis Paket B sesuai dengan mata pelajaran

Penyelenggaraan

program Paket B diawali dengan melakukan identifikasi kebutuhan

belajar oleh penyelenggara dan tutor.

Bagaimana bapak/ibu tutor melakukan metode dan strategi dalam pembelajaran Paket B?

Tutor : Metode dan Strategi dalam pembelajaran sangat tergantung pada situasi dan kondisi materi yang akan disampaikan. Kebanyakan tutor menggunakan metode diskusi, ceramah dan praktek

Tutor menggunakan metode dan strategi sesuai dengan materi yang akan disampaikan biasanya metode yang dipakai ceramah, diskusi dan praktek.

Bagaimana penilaian dan evaluasi yang dilakukan di program Paket B?

Tutor : menyelenggarakan penilian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menilai pada 3 ranah kognitif, afektif dan psikomotorik , tutor juga melakukan evaluasi atas efektifitas proses dan hasil belajar serta menggunakan informasi hasil penilian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

Tutor telah melaksanakan penilian

dan evaluasi kepada warga belajar secara berkesinambungan,

meliputi 3 ranah penilaian.

Apa saja yang menjadi faktor pendukung kinerja tutor Paket B ?

Tutor : ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja tutor paket B antara lain ; motivasi warga belajar dalam menyelesaikan pendidikan kesetaraan Paket B, keaktifan pengurus PKBM dalam mengelola program Paket B dan sumber daya manusia pendidik.

Faktor pendukung kinerja tutor Paket B meliputi; motivasi warga belajar, keaktifan pengurus, sumber daya manusia pendidik.

Apa saja faktor penghambat kinerja tutor Paket B

Tutor : jumlah mata pelajaran yang harus ditempuh tidak sebanding dengan jumlah waktu yang tersedia dan tutor yang ada, banyak aktivitas kemasayarakatan yang sering mengganggu kegiatan pembelajaran.

Faktor penghambat kinerja tutor meliputi; jumlah tutor terbatas, dan banyaknya aktivitas sosial kemasyarakat yang mengganggu kegiatan pembelajaran.


(60)

F. Keabsahan Data

Ada beberapa kriteria untuk memenuhi keabsahan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: kredibilitas, transferabilitas, dan dependabilitas (Nasution, 2003:114-119). Untuk memenuhi kredibilitas dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk:

1. Memperpanjang waktu penelitian, harus cukup waktu untuk betul-betul

mengenal suatu lingkungan, mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, mengenal budaya lingkungan dan mengecek informasi. 2. Melakukan observasi terus menerus secara cermat dan mendalam. 3. Penelitian menggunakan triangulasi metode dan sumber yaitu:

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007:29).

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen dan hasil wawancara dengan observasi.

       

   


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kecamatan Saptosari yang berada didaerah selatan Kabupaten

Gunungkidul, yang berbatasan dengan :

Sebelah utara : Kecamatan Paliyan

Sebelah Timur : Kecamatan Tanjungsari

Sebelah Selatan : Samodera Indonesia

Sebelah Barat : Kecamatan Panggang

Kecamatan Saptosari mempunyai 7 desa , 60 Padukuhan , 60 Rukun Warga dan 335 Rukun Tetangga, data tahun 2010 jumlah KK 9.284 dengan jumlah penduduk 37.472 orang, memiliki geografis wilayah pegunungan dan hutan serta ladang pertanian. Sebagian besar penduduk Desa Jetis merupakan petani tadah hujan.

2. Sejarah berdiri PKBM Suka Makmur

Pusat Kegiatan Belajar masyarakat (PKBM) Suka Makmur yang berlokasi di Padukuhan Temanggung, Desa Jetis Kecamatan Saptosari Gunungkidul. Berdiri pada tanggal 14 Januari 2000 sekretariat bertempat di rumah bapak Kasinun. PKBM Suka Makmur didirikan oleh tokoh masyarakat Desa Jetis yang peduli terhadap pendidikan beliau adalah Bapak Kasinun bersama-sama dengan tokoh yang lainnya yaitu Bapak


(62)

ini. Program yang dilaksanakan antara lain: Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kesetaraan ( Paket A,B, dan C ), pendidikan Anak Usia Dini , Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills), dan Taman Bacaan Masyarakat(TBM).

3. Dasar Hukum penyelenggaraan dan Struktur Organisasi Tabel 4.

Identitas lembaga

a Nama Lembaga

NILEM

PKBM SUKA MAKMUR 34.1.02.4.1.0030

b Alamat

Lembaga

Temanggung, Jetis, Saptosari Gunungkidul

c Tanggal Berdiri 14 Januari 2000

d Akta Notaris Ny. KRISNAMAHATMI PARAMARTA, SH,

26 April 2007 e Ijin

Penyelenggaraan

Dinas Pendidikan Kab.Gunungkidul Nomor 421/1649/KPTS/2005

f Ijin Operasional Paket B

421.9/695/2007 g Ijin Operasional

Paket C

421.9/124/2007

h Nomor

Rekening

6982-01-003004-53-4

i NPWP 02’682.643.8-542.000

j Kepengurusan Nama Jabatan Pend.

Rukiya Kasinun Sartono, S.Pd Parjiyono, S.Pd Frenky. A.M. S.Pd. Budi Sukamto, S.Pd.I

Ketua Penasehat Sekretaris Ka.Ad. Keu Ka. Kes.Keak Peng SDM S1 SPG S1 S1 S1 S1


(63)

4. Visi Misi Organisasi

a. Visi PKBM Suka Makmur

Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas, dan terampil, lebih kreatif dan produkitf serta selalu ingin mengembangkan diri secara positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Misi PKBM Suka Makmur

1). Peningkatan kemampuan masyarakat untuk dapat berkarya positif 2). Peningkatan pengetahuan, wawasan ketrampilan dan sikap untuk

hidup lebih baik

3). Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat 4). Pengembangan usaha-usaha produktif masyarakat c. Tujuan PKBM Suka Makmur

1) Memfasilitasi berbagai program pendidikan non formal dan informal

yang ada dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2)Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri dan mempunyai

akses yang sama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3)Memberikan layanan pendidikan masyarakat yang dibutuhkan

masyarakat sekitar.

4)Menuntaskan penduduk buta aksara dengan berbagai layanan

pendidikan yang mampu meningkatkan tingkat keberaksaraan masyarakat.


(64)

5. Sarana Prasarana Tabel.5 Data Sapras a . b. Status Lahan/Bangunan Status lahan bangunan Luas tanah Luas bangunan Luas tanah 50 m2 50 m2 200m2 Pinjam pinjam Hibah

c Rincian Bangunan Ruang Tamu

Ruang secretariat Ruang Pendidik Ruang Belajar Ruang Pertemuan Ruang TBM Ruang Ibadah Ruang Dapur Ruang Toilet

1 ruang 1 ruang 1 ruang 3 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang

d Sarana / fasilitas

pembelajaran antara lain

Meja / Kursi Tamu Meja/Kursi kantor Meja Kursi Direktur Meja / Kursi Ruang Belajar APE PAUD Lemari/Rak buku Komputer Mesin Tik Printer Camera Digital Handycame Papan Tulis

Buku modul/bahan ajar

4 set 4 set 1 set 50 set 3 paket 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 set 14 set

Sumber : Data primer PKBM Suka Makmur 6. Program yang dilaksanakan

Sejak berdiri hingga sekarang ini PKBM Suka Makmur telah melaksanakan beberapa program pendidikan non formal antara lain :


(65)

2. Pendidikan Keaksaraan baik tingkat dasar,lanjutan dan mandiri.

3. Pendidikan Anak Usia Dini non formal

4. Taman Bacaan Masyarakat

7. Tutor Paket B

Dari data yang diperoleh dilapangan menunjukan jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dimiliki oleh PKBM Suka Makmur Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut :

Tabel.6

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jenis Tenaga / Profesi Tingakat Pendidikan

SMP SMA Dipl S1 S2 Jlh

Pengurus / Pengelola 1 4 - 5

Tenaga Administrasi 1 - - - 1

Pendidik PAUD - 6 - - - 6

Tutor Pend.Keaksaraan - 30 6 4 - 40 Tutor Pendidikan Kesetaraan 2 22 - 24 Instruktur / Pelatihan 4 3 2 3 12

Jumlah 4 41 10 33 0 88

Sumber: Data Primer PKBM Suka Makmur thn 2012

Dilihat dari tingkat kualifikasi tutor Paket B telah memenuhi persyaratan karena dari jumlah 15 orang, 11 diantaranya telah sarjana dan 2 orang lainya diploma. Kompetensi tutor Paket B apabila dilihat dari pelatihan dan seminar yang telah diikuti di PKBM Suka Makmur telah mengikuti pelatihan, seminar, dan workshop serta kegiatan lainya


(66)

8. Warga Belajar Paket B

Peserta didik atau yang lebih dikenal dengan warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari sebanyak 50 orang terdiri dari 2 kelompok belajar dengan perincian laki-laki sebanyak 25 orang dan perempuan 25 orang. Usia peserta didik sebagian besar berusia 25 tahun keatas atau dewasa. Pekerjaan mereka sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, peternak, buruh dan ibu rumah tangga. Hasil wawancara penulis dengan warga belajar motivasi mereka mengikuti pendidikan kesetaraan Paket B ingin meningkatkan kualitas hidup mereka, seperti meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Hanya sebagian kecil dari mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena itu materi keterampilan fungsional lebih ditekankan pada pembelajaran, sehingga warga belajar akan merasa membutuhkan pengetahuan tersebut.

Penyelenggara program Paket B di PKBM Suka Makmur memprioritaskan materi pendidikan kecakapan hidup yang sesuai dengan potensi yang ada dilingkungan mereka. Karena sebagian berprofesi sebagai petani dan peternak sehingga jenis keterampilan yang diajarkan lebih banyak ke masalah-masalah pertanian dan peternakan yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan mereka sehari-hari. 9. Jadual Pembelajaran Paket B


(67)

kurikulum Paket B meliputi 12 mata pelajaran; Pendidikan Agama, Pendidikan Kewaraganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Kepribadian Profesional. Jumlah Satuan Kredit Kompetensi(SKK) sebanyak 102 SKK dimana satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatapmuka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi ketiga secara proporsional yang dalam Paket 1 jam pelajaran = 40 menit. Di PKBM Suka Makmur jadual pembelajaran Paket B seminggu 3 kali pada hari Senin, Kamis dan Sabtu dimulai pada pukul 13.00 – 16.00 WIB. Pada kegiatan pembelajaran tatapmuka lebih difokuskan pada matapelajaran yang di ujikan nasional sebanyak 6 mata pelajaran.

B. Hasil Penelitian

Diskripsi hasil penelitian ini menyajikan data tentang kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul yang meliputi: (1) kinerja tutor dalam pembelajaranPaket B terkait dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, (2) faktor penghambat dan pendukung kinerja tutor.

1. Kinerja tutor dalam pembelajaran Paket B

Kemampuan mengajar tutor sebenarnya merupakan cerminan penguasaan tutor atas kompetensinya. Kemampuan mengajar tutor yang sesuai dengan tututan standar tugas yang diembanmemberikan efek


(68)

posistif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik , sikap, keterampilan warga belajar dan perubahan pola kerja tutor yang semakin meningkat. Kinerja tutor Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi:

a. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan yang diwujudkan dalam penyusunan langkah-langkah untuk pencapaian tujuan pembelajaran agar peserta didik memiliki pengalaman belajar yang berarti. Dalam perencanaan pembelajaran seorang tutor harus mempunyai kemampuan menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, menyesuaikan analisa materi pelajaran, menyusun program semester, dan penyusun program/pembelajaran.

1) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan.

Hal ini diungkapkan oleh Stn selaku koordinator tutor

PKBM Suka Makmur Saptosari bahwa:

“... sebagian besar tutor Paket B di PKBM Suka Makmur telah mengikuti pendidikan dan pelatihan serta workshop terkait dengan penyelenggaraan secara umum pendidikan kesetaraan khususnya Paket B baik yang dilaksanakan oleh pusat maupun daerah dengan demikian tutor Paket B sebagian besar telah menguasasi garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan ...”(cl.2, 29-11-2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Rky, pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari, bahwa :

“... tutor Paket B di PKBM Suka Makmur selalu kami sampaikan berbagai informasi dan kebijakan seperti


(69)

permendiknas nomor 14 tahun 2007 tentang standar isi pendididikan kesetaraan, permendiknas nomor 3 tahun 2008 tentang standar proses pendidikan kesetaraan, dan sebagainya serta hal-hal terkait pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B yang dilaksanakan sehingga para tutor selalu dapat mengikuti perkembangan penyelenggaraan program Paket B ...”(cl.2, 29-11-2012)

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa tutor pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul telah mempunyai kemampuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan mengetahui garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan kesetaraan. 2) Menyesuaikan analisa materi pelajaran

Dalam konteks pendidikan kesetaraan menganalisa materi pelajaran tutor melakukan identifikasi kebutuhan belajar (need assesment) kepada warga belajar sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini seperti disampaikan oleh Rky selaku pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari menyatakan bahwa;

“... saya dan teman-teman tutor melakukan identifkasi kebutuhan belajar sebelum melaksanakan program pendidikan kesetaraan Paket B untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik dan menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dalam pelaksanaan pembelajaran...” (cl.2,29-11-2012)

Hal ini disampaikan juga oleh Pjr salah satu tutor Paket PKBM Suka Makmur Saptosari menyatakan bahwa;

“...tutor melakukan identifikasi terhadap kebutuhan materi dan sarana prasarana penunjang kebutuhan sebelum melaksanakan pembelajaran, hal ini


(70)

dimaksudkan untuk menginventarisir kebutuhan yang diperlukan dalam pendidikan kesetaraan Paket B...” (cl.2, 29-11-2012)

Hal senada disampaikan oleh Kmn salah satu warga belajar

Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari menyatakan bahwa;

“...kami semua dikumpulkan sebelum program Paket B dimulai untuk diberikan penjelasan terhadap prgram yang akan diselenggarakan termasuk diadakan kesepakatan waktu kegiatan belajaran mengajar dan lain sebagainya...” (cl.2, 29-11-2012)

Berdasarkan pada hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggara dan tutor mengadakan identifikasi kebutuhan belajar untuk mengetahui dan mempersiapkan materi pembelajaran, kebutuhan pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta membuat kesepakatan belajar / kontrak belajar.

3) Menyusun program pembelajaran dan semester

Kemampuan tutor dalam mengadakan proses belajar mengajar di kelompok mulai dari merancang pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, memilih metode, media, juga alat evaluasi yang tepat bagi warga belajar. Kecakapan seorang tutor dalam menciptakan suasana belajar yang komunikatif, efektif dan efisien perlu ditunjang dengan kesiapan tutor dalam merancang program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Program pembelajaran itu akan menjadi acuan mereka dalam kegiatan pembelajaran baik setiap pertemuan, agenda mingguan, bulanan maupun semesteran.


(71)

Seperti halnya yang disampaikan Rky selaku pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari mengatakan:

“... tutor Paket B di PKBM Suka Makmur sebagian besar telah kita adakan pelatihan – pelatihan dalam menyusun program pembelajaran baik dalam bentuk silabus maupun pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk masing-masing pertemuan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada ...”(cl.2, 29-11-2012).

Hal tersebut disampaikan oleh Fka salah satu tutor Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari, menyatakan bahwa:

“... kami setiap semester menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk rancanangan pembelajaran yang memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator, waktu, bahan ajar dan sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan instrumen penilian ...”(cl.5,14-1-2013)

Dibenarkan juga oleh Ksn selaku sesepuh PKBM Suka

Makmur bahwa:

“... para tutor pada tahun 2010 yang lalu diadakan kegiatan workshop penyusunan kurikulum oleh Forum Tutor dan Forum PKBM Kabupaten Gunungkidul untuk menyusun silabus dan kurikulm yang akan dijadikan acuan dalam pembelajaran Paket B diseluruh Kabupaten Gunungkidul... (cl 5, 14-1-2013).

Berdasarkan pada data diatas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar tutor Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari menyusun rencana pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada setiap semesternya.


(72)

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap inti, dimana tahapan memberikan bahan pelajaran yang disusun tutor sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah penjelasan materi, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk terlibat secara efektif, memberi penguatan, mengorganisir waktu, peserta didik dan fasilitas. Ada beberapa hal yang dilihat penulis terkait dengan langkah pembelajaran Paket B antara lain:

1). Metode yang digunakan

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan media dan materi yang akan dipelajari, pembelajaran hendaknya menekankan kegiatan yang berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan perolehan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh warga belajar dalam menyelasaikan masalah. Beberapa metode yang sering digunakan yaitu; tanya jawab, diskusi, studi lapangan, demostrasi, dan lain-lain. Metode pembelajaran pada kelompok belajar Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari harus bersifat andragogi yang menuntut keaktifan dari warga belajar dan sesuai dengan karakteristik warga belajar. Setiap tutor menggunakan metode dan pendekatan yang


(73)

berbeda sesuai dengan materi, seperti disampaikan oleh Rky selaku pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari mengatakan:

“...metode pembelajaran yang digunakan oleh tutor sesuai dengan media dan materi yang akan dipelajari, dimana pembelajaran yang menekankan kegiatan yang berpusat pada peserta didik, karena itu tutor menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Biasanya tutor lebih banyak menggunakan metode diskusi dan ceramah ...”(cl.3, 15-12-2012)

Hal ini juga diungkapkan oleh fka salah satu tutor PKBM Suka Makmur Saptosari mengatakan bahwa:

“...setiap tutor menggunakan metode yang berbeda saat menyampaikan materi, tergantung pada materi pelajaran yang diberikan. Untuk materi pelajaran tertentu banyak menggunakan metode ceramah, namun ada tutor yang menggunakan metode diskusi, praktek, tanyajawab, dan curah pendapat...”(cl.4, 27-12-2012)

Ini juga disampaikan Hmb salah satu warga belajar Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari yang mengatakan:

“...saya lebih tertarik dengan menggunakan metode diskusi dan praktek dari pada ceramah karena kalau ceramah kita banyak yang ngantuk dan kurang bisa diterima materi yang disampaikan...”(cl.5, 14-1-2013)

Dalam hal ini Stn selaku tutor Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari mengatakan bahwa:

“...kami menggunakan pendekatan belajar untuk

orang dewasa mengingat warga belajar kebanyakan berusia dewasa, sehingga mereka telah mempunyai pengalaman dan konsep diri yang matang. Dengan pengalaman yang dimiliki warga belajar akan menajdi sumber belajar bagi teman-temannya dan konsep diri akan mendorong mereka menentukan pilihan materi belajar apabila mereka membutuhkan...”(cl.5, 14-1-2013)


(74)

Hal senada juga diungkapkan oleh Rky selaku Pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari:

“...Tutor Paket B kami mampu menjadi fasilitator yang baik dan pendamping yang selalu mengerti kemamouan dan kemauan warga belajar dimana mereka telah berusia dewasa dan tua, karena itu pendekatan andragogi yang tepat digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran di Kelompok belajar Paket B ...” (cl.3, 15-12-2012)

Hal ini disampaikan Rtn selaku warga belajar Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari bahwa:

“...kita terasa nyaman dan santai dalam mengikuti pembelajaran di kelompok belajar Paket B karena bapak/ibu tutor mampu melihat kondisi dan kemampuan kami masing-masing, mengingat kami mempunyai pengetahuan yang beragam...” (cl.3, 15-12-2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tutor Paket B dalam pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan materi yang disampaikan dengan pendekatan andragogi, disamping masih ada tutor yang menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran hanya bersifat satu arah dan jika metode yang digunakan metode ceramah peserta didik terlihat tidak respon apa yang diterangkan oleh tutor, karena hanya mendengarkan tanpa memberikan respon.

2). Media yang digunakan

Media sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi

atau materi pelajaran. Media pelajaran yang digunakan oleh tutor Paket B PKBM Suka Makmur yaitu buku pelajaran,


(75)

buku-buku bacaan, globe dan peta serta alat penunjang lainya. Seperti yang disampaikan Ktn tutor Paket B PKBM Suka Makmur menyatakan bahwa:

“... saya tutor Ilmu Pengetahuan Sosial, ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan media globe dan peta yang ada dilembaga selebihnya kami hanya memberikan contoh kepada warga belajar yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari...” (cl.2, 29-11-2012)

Hal senada disampaikan oleh Prj salah satu tutor Paket B sekaligus pengurus PKBM Suka Makmur Saptosari bahwa:

“... kami hanya memanfaatkan apa yang ada disekitar kita untuk dijadikan media pembelajaran yang dapat mendukung proses pembekajaran pada peserta didik . Memang idealnya untuk pelajaran IPA mempunyai laboratorium yang dapat digunakan praktek bagi peserta didik sehingga meraka akan langsung dapat mempraktekan dan mendemostrasikan apa yang mereka pelajari...” (cl.4,27-12-2012)

Hal senada juga disampaikan oleh Tra salah satu warga

belajar Paket B PKBM Suka Makmur bahwa:

“...saya lebih tertarik apabila bapak/ibu tutor memanfaatkan sarana pembelajaran yang ada seperti LCD, TV, poster dan lain sebagainya sebagai pendukung dalam pembelajaran di kelompok. Karena dengan menggunakan sarana pendukung tersebut akan mempermudah penyampaian materi pelajaran...” (cl.4, 27-12-2012)

Berdasarkan data tersebut diatas, sebagian besar bapak/ibu tidak menyiapkan media apa yang akan digunakan untuk pembelajaran hari ini dan hanya beracuan pada modul Paket B yang ada. Tutor tidak berinisiatif membuat atau membawa media yang dapat merangsang peserta didik untuk tertarik pada materi


(76)

dengan materi yang akan diberikan atau mempermudah peserta didik menerima materi yang diajarkan.

3). Waktu pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari seminggu 3 kali pada siang hari sesuai dengan kesepakatan dengan warga belajar. Waktu pembelajaran tatapmuka setiap hari tiga sampai empat jam setiap kegiatan. Para tutor Paket B PKBM Suka Makmur sangat disipiln waktu terbukti setiap jadual pembelajaran selalu hadir tepat waktu sebelum waktu pembelajaran dimulai, hal ini sangat berbanding terbalik dengan warga belajar yang datang dan kehadiran yang rendah. Dalam hal ini Stn selaku tutor Paket B PKBM Suka Makmur Saptosari mengatakan bahwa:

“...waktu pembelajaran di Paket B dilaksanakan pada siang hari jam 13.00 sampai dengan jam 17.00 WIB, setelah kegiatan di sekolah karena sebagian besar bapak/ibu tutor merupakan guru yang bekerja pada pagi hari ...”(cl.5, 14-1-2013)

Hal senada juga diungkapkan oleh Rky selaku Pengelola PKBM Suka Makmur Saptosari:

“...Tutor Paket B di PKBM Suka Makmur mempunyai loyalitas dan integritas yang tinggi hal ini terbutkti dengan semangat yang tinggi dalam membimbing warga belajar, bisa dilihat dari tingkat kehadiran bapak/ibu yang cukup tinggi, dan tidak sebanding dengan tingkat kehadiran warga belajar dalam kegiatan pembelajaran di Kelompok belajar Paket B ...” (cl.3, 15-12-2012)


(1)

103  

Dokumentasi Wawancara dengan tutor Paket B  

PKBM Suka Makmur Saptosari  

                                           


(2)

104  

Dokumentasi Wawancara dengan Warga Belajar  Paket B  

PKBM Suka Makmur Saptosari  

                         


(3)

105  


(4)

106  


(5)

107  


(6)

108