Penelitian SEKOLAH DASAR NEGERI KURIPAN INSTRUMEN CERITA

GADIS KECIL BERTUDUNG MERAH
Suatu waktu, hiduplah seorang gadis kecil yang dicintai oleh setiap orang,
terutama oleh neneknya. Suatu hari, perempuan tua itu memberikan kaepada
cucunya sebuah jaket beludru berwarna merah, yang sangat pas denganya
sehingga gadis kecil ini tidak pernah ingin menanggalkanya. Karena itu ia
dipanggil Si Tudung Merah. Suatu hari yang cerah ibunya berkata”Tudung Merah
ini adalah kue dan sekendi anggur buah arbei untuk dibawa kerumah nenekmu
yang sedang sakit di rumahnya. Segera pergi sebelum sebelum hari mulai panas,
dan jangan loncat-loncatan dijalan, agar kendi tidak pecah.”Si Tudung Merah
berjanji akan berhati-hati, kemudian sambil mengucap selamat tinggal ia
berangkat.
Nenknya tinggal di dalam hutan yang memerlukan perjalanan panjang dari
perkampungan. Dijalan, gadis kecil itu bertemu dengan seekor serigala. Ia tidak
tahu siapa sebenarnya hewan jahat ini sehingga ia sama sekali tidak takut.
“Selamat pegi si Tudung Merah,” sapa serigala.
“Selamat pgi,” jawab si Tudung Merah dengan sopan.
“Mau kemana engkau pagi-pagi begini?”
“Ketemu nenek.”
“Apa yang engkau bawa dikeranjangmu?” tanya serigala. “Sekendi anggur
buah arbei dan roti yang kami bakar kemaren. Semua itu untuk nenek yang sakit
di tempat tidur.” Jawabnya. “Dimana nenekmu tinggal?”tanya serigala lagi.

“Rumahnya di hutan, tidak jauh dari sini, dibawah tiga pohon eks. Engkau tidak
akan gagal menemukanya,”jawab si Tudung Merah. “sungguh sebuah pilihan
yang enak gadis kecil ini,”pikir serigala. “ia tampaknya lebih enak dimakan
ketimbang neneknya. Saya harus menemukan cara untuk memakan keduanya”.
Mereka terus berjalan bersama tanpa obrolan, lalu akhirnya serigala
berkata lembut,”si Tudung Merah, hutan in begitu indah, tetapi engkau berjalan

buru-buru seolah-olah mau pergi ke sekolah. Perhatikan bunga-bunga yang indah
ini di sekitar dan dengarkanlah burung-burung bernyanyi di pepohonan ini.”
Si Tudung Merah memandang dan melihat cahaya sinar matahari diselasela pohon dan bunga-bunga liar yang tumbuh dimana-mana.
“Nenek pasti senang seikat bunga-bunga ini,”pikirnya. “Rasanya tidak
terlambat, aku masih memiliki banyak waktu.” Maka ia pun menunda
perjalananya dan berlari-lari kesemak belukar.
Segera setelah ia memetik satu bunga, ia melihat lainya yang lebih indah,
dan kemudian memetiknya juga. Tanpa disadari, ia ternyata telah mengembara
jauh kedalam hutan.
Sementara itu, serigala berlari cepat menuju rumah perempuan tua itu dan
mengetuk pintu.
“Siapa itu?” kata nenek.
“Saya, si Tudung Merah,” jawab serigala. “Aku membawakanmu kue dan

anggur buah arbei.””
“Aku lemas untuk bangun. Angkat saja gerendelny,”seru nenek.
Serigala itu mengangkat gerendel dan masuk. Ia langsung menuju tempat
tidur nenek dan memakanya. Ia kemudian memakai gaun malam dan topi nenek
yang berenda dan kemudian tidur di tempat tidurnya, sambil menarik kelambu
yang ada disekelilingnya.
Sementara itu, si Tudung Merah telah memetik begitu banyak bunga
sehingga ia nyaris tidak dapat membawanya dan memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan kerumah neneknya. Akan tetapi ketika ia tiba di rumah nenek, ia
dikejutkan dengan kondisi rumah yang sudah terbuka. Segala sesuatu terlihat
ganjil. Ia langsung menuju ketempat tidur dan berkata, “Selamat pagi, nek” tidak
ada jawaban. Ia menarik kelambu dan melihat neneknya terbaring disitu dengan

topi malamnya yang berenda yang ia tarik hingga menutupi matanya, sambil
menyembunyikan seluruh matanya.
“Nek, besar sekali telingamu”katanya.
“Agar dapat mendengarkan kamu lebih baik, anaku,”jawab suara dari balik
topi malamnya.
“Nek, matamu besar sekali”
“Agar dapat melihatmu lebih baik anak ku.”

“Nek, besar sekali tanganmu.”
“Agar dapat meraihmu lebih baik, anaku.”
“Nek, besar sekali mulut dan gigimu.”
“Agar dapat memakanmu lebih baik,” teriak serigala dan melompat dari
tempat tidur dan menelah si Tudung Merah seluruhnya.
Selanjutnya karena merasa agak kenyang, serigala itu kembali ke tempat
tidur dan mulai mendengkur.
Seorang

pemburu

yang

sedang

lewat

mendengarnya

dan


berpikir,”Mengapa perempuan tua itu mendengkur dengan begitu keras? Aku akan
pergi melihatnya kalau-kalau ia membutuhkan sesuatu.”
Ia masuk ketempat tidur dan melihat serigala tertidur di tempat tidur.
“Aha, Akhirnya kamu tertangkap”kata si pemburu. Ia mengarahkan
senjatanya ke serigala dan kemudian tiba-tiba berpikir”Bagaimana kalau serigala
ini telah memakan wanita tua itu?”
Ia meletakan senjatanya, mengeluarkan sepasang gunting dan membedah
perut serigala yang sedang tidur. Pada guntingan ketiga, si Tudung Merah
melompat dari dalam perut serigala.

“Oh, betapa tkutnya aku! Sungguh gelap berada di dalam perut serigala
ini!”tangisnya. lalu neneknya muncul masih hidup, tetapi agak susah bernafas. Si
pemburu itu tiba tepat waktu.
Semuanya bahagia. Si pemburu mengambil kulit serigala dan pulang. Si
nenek memakan kue dan meminum anggur buah arbei yang dibawa cucunya dan
merasa lebih sehat. Si Tudung Merah tidak berkata apa-apa, kecuali berjanji pada
dirinya bahwa ia tidak akan pernah lagi menyimpang dari jalan untuk bermainmain dihutan.