9. BAB VII RPJMD KUBAR 2011-2016 (NEW)-REVISI-3-NOV

(1)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 1 |

P a g e

Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan

untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan

rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program

pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang

ditetapkan. Melalui kebijakan umum diperoleh cerita strategi melalui

program-program yang saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan

target sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan capaian satu program mendukung atau

memicu keberhasilan program lainnya.

Sejalan dengan hal tersebut, maka kebijakan umum dan program prioritas

pembangunan jangka menengah Kab. Kutai Barat 2011-2016 adalah sebagaimana yang

ditampilkan pada Tabel 7.1 berikut:


(2)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 2 |

P a g e

NO

SASARAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN KINERJA

PRIORITAS PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH

AWAL AKHIR

1. a) Meningkatnya arus

orang dan barang ke dan dari wilayah Kutai Barat

Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan transportasi secara optimal, berkelanjutan, adil, dan merata dilaksanakan melalui:

(1) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi di wilayah terpencil, pedalaman dan perbatasan;

(2) Mengurangi backlog pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi;

(3) Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan;

(4) Meningkatkan profesionalisme SDM transportasi (petugas, disiplin operator dan pengguna di jalan), melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pembinaan teknis tentang pelayanan

operasional transportasi;

(5) Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;

(6) Pembenahan manajemen transportasi umum perkotaan;

(7) Memenuhi standar keselamatan dan keamanan transportasi darat, pelayaran dan penerbangan; (8) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

penyediaan sarana dan prasarana transportasi

Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik (km)

953.44 2.439,44 Program pembangunan jalan

dan jembatan

Panjang Jalan Dilalui Roda 4 (km) 1.402,75

Km

2.888,75 Km Program rehabilitasi

/pemeliharaan jalan dan jembatan

Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 Km/jam)

414,58 Km 1.651,01 km

Panjang Jalan Propinsi 563 Km 864 Km

Pengerasan dengan Aspal 263 Km 385 Km

Pengerasan dengan Batu 44 Km 134 Km

Tanah 256 Km 346 Km

Panjang Jalan Kabupaten 814 Km 1.967 Km

Pengerasan dengan Aspal 189,95 Km 844,95 Km

Pengerasan dengan Batu 331,60 Km 613,20 Km

Tanah 292.05 km 508,85 Km

Panjang Jalan Kampung 26,15 Km 109,15 Km

Pengerasan dengan Aspal 12,70 Km 37,70 Km

Pengerasan dengan Batu 9,95 Km 25,95 Km

Tanah 3,50 Km 15,50 Km

Semenisasi 9 Km 31 Km

Jumlah Kampung Belum Dapat Dilalui dengan Jalur Darat

55 48

Panjang Jalan Yang Memiliki Trotoar dan Drainase/ Saluran Pembuangan Air (minimal 1,5 m)

54 Km 247 Km


(3)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 3 |

P a g e

2. Drainase 114 Km 25 Km

3. Turap 213 m 354 m

Jumlah orang yang terangkut angkutan umum melalui laut/sungai per tahun

111.639 100.912 Program Pembangunan

Sarana Perhubungan Laut/Sungai Jumlah orang yang terangkut

angkutan umum melalui darat pertahun

34,021 42,144 Program Pembangunan

Sarana Perhubungan Darat Jumlah orang terangkut melalui

bandara per tahun (Orang)

9.087 11.595 Program Pembangunan

Sarana Perhubungan Udara

Ketersediaan Trayek Angkutan Umum 1 1 Program Pengendalian dan

Pengamanan Lalu Lintas Tingkat cukupan ketersedian sarana

dan Prasarana Angkutan Darat

14 0 Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Program Peningkatan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan Bermotor

b) Meningkatnya cakupan

pelayanan telekomunikasi dan informasi

Pemerataan penyediaan sarana, prasarana, dan layanan komunikasi dan informatika, dilaksanakan melalui:

(1) Menjalin kerjasama dengan penyelenggara komunikasi dan informatika dalam upaya memperluas cakupan pelayanan telekomunikasi dan informasi;

(2) Pemberian insentif dan subsidi secara tepat sasaran (target oriented) dalam upaya

Jumlah sambungan telepon terpasang

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Program Pengkajian dan Penelitian bidang Informasi dan dan Komunikasi Program Fasilitasi Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan Informasi


(4)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 4 |

P a g e

peningkatan cakupan pelayanan telekomunikasi dan informasi;

(3) Peningkatan kapasitas SDM telekomunikasi dan informasi;

(4) Peningkatan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan informasi dan TIK untuk kegiatan yang produktif;"

Web site milik pemerintah daerah berfungsi baik

100% 100% Program Pelayanan Informasi

Jumlah surat kabar nasional/lokal yang masuk ke Kutai Barat

6 6 Program Informasi dengan

Mass Media

Jumlah penyiaran radio/TV lokal 2 2 Program Kerjasama dan

Komunikasi Antar Wilayah

2. a) Meningkat dan

lestarinya sumber-sumber air

Peningkatan dan pelestarian keberlanjutan ketersediaan air, peningkatan nilai tambah (value added) sumberdaya air, peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa, pengurangan dan

pengendalian sumber erosi dan pendangkalan sungai pengendalian dan pengurangan dampak banjir dan tanah longsor, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan dan pelestarian sumber-sumber air untuk menjaga kuantitas dan kualitas pasokan air;

(2) Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa untuk mendukung ketahanan pangan;

(3) Pengendalian dan pengurangan dampak banjir dan tanah longsor secara struktural dan non struktural, terutama pada wilayah berpenduduk padat, wilayah strategis dan pusat-pusat perekenomian.

Luas Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik (Ha)

5.951 Ha 48.269 Ha Program Pengembangan Dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya

Jaringan irigasi yang dibangun (m) 14.460 59.175

Lahan irigasi (ha) 5.951 40.810

Rumah tangga pengguna air bersih 5.617 8.010 Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Drainase dalam kondisi baik/

pembuangan aliran air tidak tersumbat (Km)

114 Km 142 Km Program pembangunan

saluran drainase/gorong-gorong

Program Pengendalian Banjir Pembangunan Turap di Wilayah Jalan

Penghubung dan Aliran Air Sungai Rawan Longsor Lingkup Kewenangan Kab/Kota (m)

213 m 667 m Program pembangunan

turap/talud/bronjong

b) Meningkatnya cakupan

dan kualitas layanan air baku secara optimal, berkelanjutan, adil, dan merata,

Peningkatan cakupan dan kualitas penyediaan air baku secara optimal, berkelanjutan, adil, dan merata, dilaksanakan melalui:

(1) Meningkatkan fungsi sumber daya air, khususnya sungai sebagai alat transportasi masyarakat;

(2) Meningkatkan upaya pemenuhan air untuk kebutuhan pokok rumah tangga terutama di wilayah defisit air, wilayah strategis, wilayah tertinggal, kawasan terpencil dan daerah

Rumah tangga pengguna air bersih (KK)

5.617 8.010 Program Penyediaan dan


(5)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 5 |

P a g e

perbatasan;

(3) Mengoptimalkan pemanfaatan air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air baku dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah ekologi dan kelestarian lingkungan;

(4) membangun tampungan air (tandon, embung, kolam, situ, long storage) dan saluran pembawa air baku untuk memenuhi target MDG; (5) Mendorong partisipasi swasta (khususnya

perusahaan) dalam pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana air baku terutama sistem penyaluran air (conveyance system) untuk kampung dan kecamatan lokasi pertambangan; (6) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air; (7) Mengembangkan dan menerapkan teknologi

pengolahan air yang murah dan ramah lingkungan sesuai dengan kaidah-kaidah eco efficient;

(8) Mengembangkan sistem inter basin transfer dalam pemenuhan kebutuhan air baku

c) Meningkatnya

aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau

Peningkatan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau dilaksanakan melalui:

(1) Meningkatkan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

(2) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui penyediaan prasarana, sarana dasar, dan utilitas umum yang memadai dan terpadu dengan pengembangan kawasan perumahan dalam rangka mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh

(3) Meningkatkan jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure);

Rumah tangga pengguna listrik (KK) 12.715 18.715 Program pembinaan dan

pengembangan bidang ketenagalistrikan

Lingkungan pemukiman kumuh (kp) 3 2 Program Lingkungan Sehat

Perumahan

Persentase rumah tinggal bersanitasi 20,22 21,47

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

0,01 0,01

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk (%)

0,84 1,26


(6)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 6 |

P a g e

(4) Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan bangunan gedung melalui pengawasan dan pembinaan teknis standar bangunan gedung serta peningkatan keserasiannya dengan tata ruang dan lingkungan

(5) Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman

3. a) Terkendalinya

pemanfaatan ruang wilayah

Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan cakupan dan kualitas data/informasi kewilayahan;

(2) Peningkatan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang;

(3) Peningkatan akses data dan informasi; (4) Peningkatan kualitas SDM bidang pendataan

dan pemetaan

Rasio Ruang Terbuka Hijau per-Satuan Luas Wilayah ber-HPL/ HGB

30 25 Program Perencanaan Tata

Ruang

Luas wilayah kebanjiran (kp) 150 150

b) Berkembangnya daerah

strategis (ekonomi, perbatasan, daerah tertinggal dan daerah rawan bencana)

Percepatan pengembangan kawasan strategis (ekonomi, perbatasan, daerah tertinggal dan daerah rawan bencana) dilaksanakan melalui:

(1) Penyusunan kebijakan perizinan dan pengendalian pemanfaatan ruang; (2) Peningkatan kesadaran dan peran serta

masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang;

(3) Peningkatan kualitas aparatur tata ruang; (4) Pemantapan koordinasi pemanfaatan ruang;

Rasio bangunan ber-IMB persatuan bangunan (%)

2,29 37,50 Program Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Program perencanaan wilayah dan sumber daya alam

Berkembangnya aktivitas ekonomi

wilayah perbatasan 7,5% 8,5%

Program Pengenbangan Wilayah Perbatasan Berkembangnya strategis dan cepat

tumbuh 7,5% 8,5%

Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

4. a) Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam PAUD dilaksanakan melalui:

(1) Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung PAUD di seluruh kawasan kampung secara bertahap;

Angka Partisipasi Murni (APM) PG/TK 56,93% 65% Program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD DAN TK)


(7)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 7 |

P a g e

(2) Peningkatan kualitas guru TK dan Play Group; (3) Pengembangan data dan informasi jumlah anak

usia PAUD, jumlah dan sebaran guru PAUD, jumlah sarana dan prasarana pendukung PAUD; (4) Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama

pelaksanaan PAUD;

(5) Pembinaan dan Pengawasan PAUD

b) Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dasar 9 tahun;

Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan pendidikan dasar 9 tahun dilaksanakan melalui: (1) Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung pendidikan dasar 9 tahun di seluruh kawasan kampung dan kecamatan secara bertahap dalam upaya pencapaian target SPM; (2) Peningkatan daya tampung SMP/MTs/sederajat

terutama di daerah terpencil dan terisolir; (3) Peningkatan kualitas guru SD/MI dan SLTP/MTs; (4) Peningkatan akreditasi dan sertifikasi guru

SD/MI dan SLTP/MTs;

(5) Pemenuhan kebutuhan rasio guru siswa ideal; (6) Penyelenggaraan ujian kesetaraan Paket A dan

B;

(7) Pembinaan kelembagaan dan menajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan Pendidikan Dasar;

(8) Penyediaan BOS, dana pengembangan sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan setingkat SD dan SLTP yang murah;

(9) Penyelenggaraan Multi-Grade Teaching di daerah terpencil;

(10) Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah dan beasiswa transisi;

(11) Pembinaan dan monitoring sekolah setingkat SD

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

98.55% 100% Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Sekolah Dasar (SD dan SMP)

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

96.60% 99.50%

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

98.99% 99.99%

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

98.02% 99.82%

Angka Partisipasi Sekolah SD/MI/Paket A

90.79% 95.00%

Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs/Paket B

62.42% 73.00%

Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0.30% 0.24%

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0.23% 0.17%

Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% 100%

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.33% 100%

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs


(8)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 8 |

P a g e

dan SLTP

c) Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan menengah;

Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan pendidikan menengah secara merata dilaksanakan melalui:

(1) Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung penyelenggaraan pendidikan menengah;

(2) Peningkatan kualitas guru SMU/SMK/MA;

(3) Pelaksanaan sertifikasi guru SMU/SMK/MA;

(4) Pengembangan akreditasi sekolah;

(5) Pemenuhan kebutuhan ideal guru bidang

studi;

(6) Penyediaan BOS, dana pengembangan sekolah

untuk penyelenggaraan pendidikan menengah yang murah;

(7) Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen

Mutu (BOMM);

(8) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak

mampu;

(9) Pengembangan alternatif layanan pendidikan

menengah untuk daerah-daerah pedesaan, terpencil dan terisolir;

(10) Pembinaan kelembagaan dan menajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

(11) Penyelenggaraan ujian kesetaraan Paket C; (12) Pembinaan dan monitoring sekolah menengah (13) Pengembangan seklolah kejuruan yang sesuai

dengan kebutuhan kesempatan kerja lokal (14) Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha

dan dunia industry

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

73.54% 86.67% Program Pendidikan

Menengah Atas Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMA/SMK/MA/Paket C

76.05% 100%

Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA/Paket C

29.18/13.90 60.00%

Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

3.00% 1.90%

Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 93.63% 100%


(9)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 9 |

P a g e

melek huruf. formal, dilaksnakan melalui:

(1). Pengembangan pendidikan non formal yang sesuai dengan kebutuhan lokal;

(2). Peningkatan kualitas tenaga pengajar pendidikan non formal;

(4). Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pendidikan non formal;

(5). Perbaikan manajemen pendidikan non formal; (6). Pemberian bantuan operasional kepada

lembaga pendidikan non formal;

(7). Publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar tertarik mengikuti pendidikan non formal;

(8). Monitoring dan evaluasi berkala terhadap penyelenggaraan pendidikan non formal;

formal

Program pendidikan luar biasa

Peningkatan kualitas dan cakupan pendidikan luar biasa dilaksanakan melalui:

(1). Pengembangan sekolah luar biasa (SLB); (2). Peningkatan kualitas tenaga pengajar SLB; (4). Peningkatan sarana dan prasarana pendukung

penyelenggaraan SLB; (5). Perbaikan manajemen SLB;

(6). Pemberian bantuan operasional bagi SLB; (7). Publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat

tentang SLB;

(8). Monitoring dan evaluasi berkala terhadap penyelenggaraan SLB;

b) Meningkatnya minat dan

budaya baca masyarakat lokal

Pemasyarakat minat dan budaya baca dilaksanakan melalui:

(1) Pemasyarakatan minat dan kebiasaan

membaca untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar;

(2) Pembinaan manajemen perpustakaan

Jumlah perpustakaan 19 177 Program Pengembangan

Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

462 5.200

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah


(10)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 10 |

P a g e

umum/daerah;

(3) Peningkatan kualitas SDM pengelola

perpustakaan;

(4) Peningkatan cakupan pelayanan perpustakaan

umum hingga ke kampung dan pelosok;

(5) Pengembangan taman baca di

kampung-kampung;

(6) Penambahan bahan pustaka di perpustakaan

umum dan taman baca masyarakat

(7) Peningkatan promosi gemar membaca dan

pemanfaatan perpustakaan;

6. a) Meningkatnya

kecukupan dan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan;

Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan, dilaksanakan melaui:

(1) Peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, evaluasi, pelatihan, pendidikan, dan penyediaan berbagai tunjangan guru;

(2) Penguatan kemampuan guru, termasuk

kepala sekolah dan pengawas sekolah, dalam menjalankan paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, entrepreneurial, dan menyenangkan;

(3) peningkatan kompetensi guru melalui

pengembangan profesional berkelanjutan (continuous professional development);

(4) Pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai

manager sistem pendidikan yang unggul;

(5) Revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai

entitas quality assurance;

(6) Peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusi guru; dan

(7) Penyediaan tenaga pendidik di daerah

terpencil, perbatasan, dan terisolir sesuai dengan standar pelayanan minimal

Rasio guru/murid SD/MI 11.60 14.50 Program Peningkatan Mutu

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Rasio guru/murid SMP/MTs 15.66 21.50

Rasio guru terhadap murid SMA 12.45 30.00

Rasio guru terhadap murid SMK 31.03 50

Jumlah Guru SD/MI bersertifikat 46 org

(2.08%)

200 Org

Jumlah Guru SMP/MTs bersertifikat 91 Org

(15.74%)

200 Org Jumlah Guru SMA/MA/SMK

bersertifikat

45 Org (11.42%)

225 Org

Guru Berpendidikan SLTA 2.059

(59.84%)

10%

Guru Berpendidikan D-II 449

(13.05%)

10%

Guru Berpendidikan D-III 81 org

(2.35%)

10%

Guru Berpendidikan S-1/D-IV 852 0rg

(24.76%)


(11)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 11 |

P a g e

b) Meningkatnya kualitas

penyelenggaraan pendidikan

Peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan dilaksanakan melaluI: (1) Penataan aset-aset pemerintah daerah terkait

penyelenggaraan pendidikan;

(2) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, antara lain, dalam bentuk komite sekolah; (3) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah

untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam bentuk dewan pendidikan di tingkat kabupaten; (4) Peningkatan kapasitas satuan pendidikan

melalui penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS);

(5) Pengembangan sistem informasi/ICT dan hasil monitoring, evaluasi dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan pendidikan untuk dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusanprogram-program pembangunan pendidikan.

(6) Peningkatan efektivitas pengelolaan dana BOS, beasiswa, Biaya Pembinaan Pendidikan Daerah (BPPD), dan Dana Pendamping Bantuan Subsidi SD Standar Nasional

Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% 100% Program Manajemen

Pelayanan Pendidikan

Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99.33% 100%

Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 93.63% 100%

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

100% 100%

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

95.00% 100%

7. Meningkatnya kualitas

penyelenggaraan pendidikan tinggi

Peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, dilaksanakan melalui:

(1) Fasilitasi pembentukan universitas Kutai Barat yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan budaya lokal;

(2) Memfasilitasi penataan program studi dan bidang keilmuan yang fleksibel memenuhi kebutuhan pembangunan daerah;

(3) Memfasilitasi peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan tinggi,

Terlaksananya cakupan operasional pada perguruan tinggi

40% 40% Program Pembinaan

Pelayanan Operasional untuk Perguruan Tinggi


(12)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 12 |

P a g e

seperti perpustakaan dan laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan program studi; (4) Penguatan kemitraan perguruan tinggi,

lembaga litbang, dan industridalam penguatan kelembagaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan dan penelitian iptek dan kebudayaan lokal;

8. Meningkatnya mutu dan

cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin

Peningkatan efektivitas pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan efektivitas jaminan kesehatan masyarakat yang menjamin akses dan kualitas pelayanan serta tata kelola administrasi yang akuntabel dan transparan;

(2) Peningkatan cakupan jaminan kesehatan semesta secara bertahap

(3) Peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan golongan rentan (bayi, balita, ibu hamil dan lansia)

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

23,30% 100,00% Program Pelayanan

Kesehatan Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin yang

terjamin kesehatannya

75,00% 100,00%

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

83,05% 100,00%

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

42,40% 100,00%

9. a) Meningkatnya mutu dan

cakupan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier,

Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan jumlah rumah sakit dan puskesmas serta jaringannya, terutama pada daerah terpencil, perbatasan, dan daerah dengan aksesibilitas relatif rendah;

(2) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan ketenagaan; (3) Peningkatan kualitas fasilitas pelayanan

kesehatan rujukan yang memenuhi standar; (4) Penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) bagi pelayanan kesehatan primer di puskesmas;

(5) Peningkatan utilisasi fasilitas kesehatan,

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana Kesehatan

0,60 85 Program Upaya Kesehatan


(13)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 13 |

P a g e

termasuk dengan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan swasta;

(6) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia dan penduduk di daerah rawan bencana; dan

(7) Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan sesuai masalah mendesak dihadapi

b) Meningkatnya upaya

pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan

Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, dilaksanakan melalui: (1) Upaya perubahan perilaku dan kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat;

(2) Pengembangan sarana dan prasarana serta peraturan dalam rangka mendukung upaya kesehatan berbasis masyarakat;

(3) Mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan, advokasi, kemitraan dan peningkatan sumber daya pendukung; (4) Keterpaduan pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan dengan kegiatan yang berdampak pada income generating; (5) Evakuasi, perawatan dan pengobatan korban

pada daerah bencana;

(6) Kemitraan bidang kesehatan dengan organisasi masyarakat;

(7) Kemandirian masyarakat dalam menanggulangi dampak kesehatan akibat bencana; dan (8) Pengembangan sistem peringatan dini untuk

penyebaran informasi terjadinya wabah dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat

Cakupan Kampung/Kelurahan Siaga Aktif

77,70 80 Program Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat

c) Meningkatnya

ketersediaan dan

Pemerataan distribusi obat-obatan dan peralatan kesehatan, dilaksanakan melalui:

Cakupan ketersediaan obat di sarana pelayanan kesehatan (PKM, Pustu,

78% 100% Program Obat dan


(14)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 14 |

P a g e

pendistribusian obat-obatan dan peralatan kesehatan

(1) Peningkatan ketersediaan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik;

(2) Peningkatan penggunaan obat rasional; (3) Peningkatan keamanan, khasiat dan mutu obat

dan makanan yang beredar;

(4) Peningkatan pelayanan kefarmasian yang bermutu;

(5) Peningkatan penelitian di bidang obat dan makanan;

(6) Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan;

(7) Penguatan sistem laboratorium obat dan makanan;

(8) Penyusunan standar dan pedoman pengawasan obat dan makanan;

(9) Peningkatan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi obat dan makanan.

PKMK, Poskesdes)

d) Meningkatnya status gizi

masyarakat antar wilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi,

Perbaikan status gizi masyarakat antarwilayah, gender, dan antartingkat sosial ekonomi, dilaksanakan melalui:

(1) Pemihakan kebijakan pemerintah daerah yang lebih membantu kelompok miskin dan daerah yang tertinggal;

(2) Pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak kepada kelompok miskin, daerah tertinggal dan daerah terisolir;

(3) Pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah dan antartingkat sosial ekonomi;

(4) Peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah yang tertinggal;

(5) Pendekatan pembangunan kesehatan berdimensi wilayah; dan

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

85,70% 100,00% Program Perbaikan Gizi


(15)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 15 |

P a g e

(6) Penanggulangan daerah bermasalah kesehatan (PDBK).

e) Terpenuhinya kecukupan

sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang memenuhi standar yang ditetapkan;

Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar, dilaksanakan melalui: (1) Pembangunan dan rehabilitasi sarana dan

prasarana kesehatan;

(2) Pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pendukung, seperti rumah dinas;

(3) Pengadaaan dan pemeliharaan sarana mobilitas pelayanan kesehatan

Rumah Sakit 1 1 Program pengadaan,

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya

Puskesmas 23 26

Puskesmas Pembantu 92 118

Balai Pengobatan 13 18

Gedung farmasi 0 1

Praktek dokter 24 30

Rasio Posyandu per satuan balita 1,32 1

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu,

per satuan penduduk 71,06 60

Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk 0,55 0,43

Rasio dokter per satuan penduduk 34,97 33,77

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

34,97 33,77

f) Terpenuhinya kebutuhan

tenaga kesehatan strategis, termasuk di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan terisolir

Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai standar, dilaksanakan melalui:

(1) Pemenuhan dan pendistribusian jumlah, jenis, mutu dan penyebaran sumber daya manusia kesehatan ke seluruh wilayah Kab. Kutai Barat; (2) Perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasansumber daya manusia kesehatan;

(3) Penyempurnaan sistem insentif dan penempatan SDM kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan terisolir; (4) Penguatan aspek standardisasi, akreditasi,

sertifikasi kompetensi dan lisensi SDM kesehatan; dan

(5) Kerjasama antara institusi pendidikan tenaga

Dokter Umum 46 PKM 33,RS

11,Dinkes 2

Program standarisasi pelayanan kesehatan

Dokter spesialis 6 12

Dokter Gigi 11 13

Apoteker 6 2

Asisten Apoteker 16 2

Ahli Kesehatan Masyarakat 38 2

Ahli Gizi 21 3

Perawat 462 462

Bidan 105 195


(16)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 16 |

P a g e

kesehatan dengan penyedia pelayanan kesehatan dan organisasi profesi.

g) Menurunnya tingkat

kesakitan akibat penyakit menular

Penurunan angka kesakitan akibat penyakit menular, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan tindakan pencegahan terhadap penyebaran penyakit menular melalui penyemprotan/fogging, vaksinasi, imunisasi, pemusnahan /karantina sumber penyebab penyakit menular dll;

(2) Peningkatan kesadaran masyarakat melalui peningkatan sosialisasi, diseminasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE);

(3) Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan Penaggulangan Wabah;

(4) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik;

(5) Pelayanan pencegahan dan penaggulangan penyakit menular;

(6) Monitoring dan evaluasi

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

36,28% 70,00% Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

99,10% 100,00%

Kasus Malaria (Per 1.000) 13,28 1%

Prevalensi TBC (Per 100,000) 132 222

Kesembuhan dengan DOTS 36,00% 85,00%

Persentase HIV dan AIDS < 1% < 1%

Persentase Populasi Usia 12-24 tahun yang memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS

25,00% 90,00%

Cakupan Kampung/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 jam

100% 100%

h) Meningkatnya

kualitas/mutu layanan rumah sakit.

Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan rumah sakit daerah, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan rumah sakit (seperti: ruang perawatan, laboratorium, instalasi limbah, peralatan medis, kefarmasian, dll);

(2) Peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit; (3) Peningkatan jenis pelayanan rumah sakit; (4) Peningkatan kualitas SDM rumah sakit;

Pemakaian Tempat Tidur (Bed

Occupation Rate/BOR)

67,40% 70,40% Program pemeliharaan

sarana dan prasarana rumah sakit

a. Peningkatan kelas Rumah Sakit Kelas C Kelas B Program Standarisasi

Pelayanan Kesehatan BLUD RSUD HIS

b. Akreditasi Rumah Sakit belum 12

pelayanan

a. Peningkatan kelas Rumah Sakit Kelas C Kelas B Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit b. BOR (Bed Occupancy Ratio/ Angka

Penggunaan Tempat Tidur) dalam %

72% 75%

c. Angka Kematian setelah dirawat >48 jam (dalam %)

0,85% 0,75%

10. a) Menurunnya tingkat

kematian ibu melahirkan

Peningkatan derajat kesehatan dan penurunan tingkat kematian ibu, bayi dan balita, dilaksanakan

Tingkat Kematian Anak (1-5 tahun) per 1.000 (AKABA)

7 6 Program peningkatan


(17)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 17 |

P a g e

b) Menurunnya tingkat

kematian bayi

melalui:

(1) Peningkatan pelayanan continuum care

kesehatan ibu dan anak;

(2) Penyediaan sarana kesehatan yang mampu

melaksanakan PONED dan PONEK;

(3) Peningkatan pertolongan persalinan oleh

tenaga terlatih;

(4) Peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (K1

dan K4);

(5) Peningkatan cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani;

(6) Peningkatan cakupan penanganan komplikasi

kebidanan pelayanan nifas;

(7) Peningkatan cakupan peserta KB aktif yang

dilayani sektor pemerintah;

(8) Pemberian makanan pemulihan pada ibu

hamil KEK;

(9) Peningkatan cakupan neonatal dengan

komplikasi yang ditangani;

(10) Peningkatan cakupan kunjungan bayi; (11) Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu

pada bayi dan balita;

(12) Perbaikan kesehatan dan gizi ibu hamil; (13) Pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan;

(n) peningkatan peran posyandu dalam rangka peningkatan kesehatan anak;

(14) Penyediaan tenaga pelayanan kesehatan bayi dan balita (dokter, bidan dan kader); dan (15) Perbaikan kualitas lingkungan dalam rangka

penurunan faktor risiko kesehatan bagi bayi dan balita

Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat

5,30% 100,00% balita

c) Menurunnya tingkat

kematian anak

Persentase balita gizi buruk 85,7% 100% Program peningkatan

pelayanan kesehatan balita

d) Menurunnya tingkat

penyebaran penyakit pada anak dan balita;

Tingkat Kematian Bayi (per 1.000) (AKB)

49 36

e) Menurunnya balita dan

anak gizi buruk;

Tingkat Imunisasi Campak -usia 12 bulan

77,35% 90%

cakupan Kampung/Kelurahan universal child imunisation(UCI)

45,00% 100,00%

cakupan pelayanan anak balita 4,16% 90,00%

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24

bulan keluarga miskin 42,40% 100,00%

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

85,70% 100,00%

Tingkat Kematian Ibu (Per 100.000) (AKI)

5 4 Program peningkatan

keselamatan ibu melahirkan dan anak

cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

72,60% 80,00%

cakupan kunjungan ibu hamil k4 63,50% 95,00%

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan

65,73% 90,00%

Cakupan pelayanan nipas 85,74% 90,00%

cakupan neonatus dengan komplikas yang ditangani

85,74% 90,00%

cakupan kunjungan bayi 96,18% 90,00%


(18)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 18 |

P a g e

yang sehat dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan kualitas SDM pengelola program lingkungan sehat di puskesmas-puskesmas dan pustu;

(2) Survei sanitasi lingkungan perumahan; (3) Pembinaan dan pengawasan kebersihan /

sanitasi Tempat Pengolah Makanan dan Tempat Tempat Umum (TTU);

(4) Pembentukan Tim Pembina dan Forum Kabupaten sehat;

(5) Kursus Amdal.

Persentase Sarana Air Bersih 85% 85% Lingkungan Sehat

Persentase TTU 80% 80%

Persentase Jamban Sehat 80% 80%

95% Toko sembako, makanan dan minuman di 21 kecamatan menyediakan dan menjual barang yang memenuhi standart kesehatan

0% 95% Program pengawasan dan

pengendalian kesehatan makanan

12. a) Berkurangnya tindakan

kekerasan terhadap perempuan dan anak

Perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan melalui penerapan strategi PUG, termasuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran;

(2) Peningkatan kualitas SDM pelaksana pemberdayaan perempuan, perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak; (3) Peningkatan penyediaan data dan informasi

perlindungan anak;

(4) Peningkatan koordinasi dan kemitraan antar pemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak;

(5) Peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan bidang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

Tidak ada data

100% Program Keserasian

Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang mendapatan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

Tidak ada data

100%

Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

Tidak ada data

100%

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

Tidak ada data

100%

b) Meningkatnya peran

perempuan dalam pemerintahan, politik,

Peningkatan peran perempuan, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan

1. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah.

Tidak ada data

55% Program Peningkatan Peran

Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.


(19)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 19 |

P a g e

sosial dan ekonomi pemberdayaan perempuan melalui penerapan

strategi PUG, termasuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran;

(2) Peningkatan kualitas SDM pelaksana pemberdayaan perempuan, perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak; (3) Peningkatan penyediaan data dan informasi

perlindungan anak;

(4) Peningkatan koordinasi dan kemitraan antar pemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak;

(5) Peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan bidang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak

swasta. data

3. Partisipasi angkatan kerja perempuan.

Tidak ada data

45% 4. Kontribusi Perempuan dalam

Pekerjaan upahan.

Tidak ada data

40%

5. Tingkat Daya Beli Perempuan. Tidak ada

data

85%

6. Perempuan di DPRD Tidak ada

data

35%

13. Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam ber-KB;

Revitalisasi program KB, dilaksanakan melalui: (1) Pengembangan dan sosialisasi kebijakan

pengendalian penduduk yang responsif gender; (2) Peningkatan konseling dan pelayanan Keluarga

Berencana;

(3) Peningkatan kesadaran masyarakat dan remaja dalam berKB melalui KIE, sosialisasi dan penyuluhan;

(4) Penyediaan dan pendistribusian alat-alat kontrasepsi;

(5) Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana;

(6) Promosi dan penggerakan masyarakat; (7) Peningkatan dan pemanfaatan sistem informasi

manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; (8) Peningkatan kualitas SDM program

kependudukan dan KB;

Persentase peserta KB Aktif (PA) terhadap PUS

70% 76% Program Keluarga Berencana

Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif

46,57% 65%

Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun

1,82% 1,78% Program Kesehatan

Reproduksi Remaja (KRR) Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS)

yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need)

0% 5% Program Pelayanan

Kontrasepsi Cakupan Anggota Kelompok Bina

Keluarga Balita (BKB) ber-KB

0,00% 70,00% Program penyiapan tenaga

pendamping kelompok bina keluarga

Rasio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap Kampung/Kelurahan

36,13% 100%

Rasio Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) disetiap


(20)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 20 |

P a g e

(6) Peningkatan kualitas manajemen program (7) Penyiapan dan pendistribusian tenaga

pendamping kelompok bina keluarga

kampung/kelurahan

Cakupan informasi data mikro keluarga setiap kampung

28,15% 100% Program pembangunan pusat

pelayanan informasi dan konseling KRR

Cakupan PUS anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB Mandiri

0% 12% Program pembinaan peran

serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri

Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap Kampung/Kelurahan

36,13% 100%

Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) disetiap Kampung/Kelurahan

0% 100%

14. Tertibnya administrasi

kependudukan dan catatan sipil

Penataan administrasi kependudukan dan catatan sipil, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan efisiensi dan efektivitas Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan;

(2) Pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengadministrasian kependudukan; (3) Peningkatan kualitas SDM pelaksana teknis

administrasi kependudukan;

(4) Peningkatan efektivitas pendataan, pengolahan data dan pelaporan pekependukan;

(5) Peningkatan Pelayanan Publik dalam Bidang Kependudukan;

(6) Peningkatan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan kependudukan;

(7) Operasi yustisi secara terpadu dokumen kependudukan;

(8) Peningkatan pemahaman dan kesadaran

Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

81,19% 99,18% Program Penataan

Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Rasio bayi berakte kelahiran 67,71% 99, 71 %

Rasio pasangan berakte nikah 56,11% 96,11%

Kepemilikan KTP bagi wajib KTP 81,19% 99, 19 %

Kepemilikan akta kelahiran per 1000

penduduk 60,70% 99,70%

Ketersediaan database

kependudukan skala provinsi 80,50% 100%

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 60,89% 100%

Kepemilikan Akte Perkawinan Catatan Sipil


(21)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 21 |

P a g e

masyarakat akan pentingnya administrasi kependudukan dan catatan sipil

15. a) Meningkatnya partisipasi

dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunan daerah;

Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunan daerah, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan character building, revitalisasi, dan konsolidasi gerakan kepemudaan;

(2) Revitalisasi gerakan pramuka; (3) Pemberdayaan pemuda;

(4) Pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan /kreativitas, koordinasi dan kemitraan kepemudaan;

(5) Pengembangan prasarana dan sarana kepemudaan;

(6) Pemberdayaan organisasi kepemudaan; (7) Peningkatan peran serta masyarakat.

Tingkat cakupan kaderisasi pemuda 75% 100% Program peningkatan peran

serta kepemudaan Tingkat cakupan penyalahgunaan

narkoba bagi remaja

0 85% Progra Upaya Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba

b) Meningkatnya prestasi

olah raga di tingkat nasional

Peningkatan budaya dan prestasi olahraga, dilaksanakan melalui:

(1) Pendataan cabang olah raga potensi dan unggulan Kab Kutai Barat;

(2) Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat;

(3) Pembinaan dan pengembangan cabang olahraga unggulan Kab Kutai Barat; (4) Penyelenggaraan dan mengikuti kompetensi

dalam upaya pengembangan olahragawan berprestasi;

(5) Pembinaan dan pengembangan jenis-jenis olah raga yang telah berkembang di masyarakat; (6) Kerjasama peningkatan olagragawan berbakat

dan berprestasi dengan lembaga/instansi lainnya dan dunia usaha;

Rasio tingkat pembinaan klub olah raga

0% 100% Program Pembinaan dan

Pemasyarakatan Olah Raga


(22)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 22 |

P a g e

budaya yang berorientasi pada pelestarian dan aktualisasi adat budaya lokal, penatagunaan naskah kuno nusantara serta penyusunan, pemantauan dan evaluasi program pengembangan budaya lokal dan pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama di bidang budaya.

berbasis pada keragaman budaya, dilaksanakan melalui:

(1) Pembangunan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal; (2) Pemahaman tentang kesejarahan dan wawasan

kebangsaan;

(3) Pelestarian, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya bangsa; (4) Pemberdayaan masyarakat adat; dan (5) Pengembangan promosi kebudayaan dengan

pengiriman misi kesenian, pameran, dan pertukaran budaya.

aktualisasi adat budaya lokal Budaya

b) Berkembangnya nilai dan

geografi sejarah melalui perumusan kebijakan sejarah dan purbakala serta pengembangan database sistem informasi sejarah purbakala

Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya, dilaksanakan melalui: (a) peningkatan perhatian dan kesertaan

pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya;

(2) penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya;

(3) pengembangan kesenian seperti seni rupa, seni pertunjukan, seni media, dan berbagai industri kreatif yang berbasis budaya; dan

(4) pemberian insentif kepada para pelaku seni dalam pengembangan kualitas seni dan budaya dalam bentuk fasilitasi, pendukungan dan penghargaan.

Tingkat cakupan kebudayaan dan pariwisata yang dapat dikembangkan

0% 100% Program Pengembangan

Kebudayaan dan Pariwisata

c) Terfasilitasinya partisifasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya melalui

Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya, dilaksanakan melalui:

(1) Penetapan dan pembentukan pengelolaan

Rasio kekayaan budaya yang dapat dikembangkan terhadap total kekayaan budaya yang harus dikembangkan

85% 90% Program Pengelolaan


(23)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 23 |

P a g e

pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno serta tersusunnya kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah, pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan lain-lain.

terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan; (2) Perlindungan, pengembangan, dan

pemanfaatan peninggalan purbakala, termasuk peninggalan bawah air;

(3) Pengembangan permuseuman sebagai sarana edukasi, rekreasi, serta pengembangan kesejarahan dan kebudayaan; dan (4) Penelitian dan pengembangan arkeologi

nasional;

Pengembangan sumber daya kebudayaan, dilaksanakan melalui:

(1) Pengembangan kapasitas daerah untuk pelaksanaan penelitian, penciptaan dan inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas di bidang kebudayaan; (2) Peningkatan jumlah, pendayagunaan, serta

kompetensi dan profesionalisme SDM kebudayaan;

(3) Peningkatan pendukungan sarana dan prasarana untuk pengembangan seni dan budaya masyarakat;

(4) Peningkatan penelitian dan pengembangan kebudayaan;

(5) Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan; dan

(6) Pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan daerah, sektor terkait, masyarakat dan swasta.

Rasio keragamanan budaya yang dapat dikembangkan terhadap total keragaman budaya yang harus diekembangkan

85%

90% Program Pengelolaan

Keragaman Budaya

17. a) Menurunnya Tingkat

Kemiskinan, Keterasingan, dan Meningkatnya Peran TKSM, TKSK, PEKSOS, LK3

Peningkatan efektivitas penurunan kemiskinan di daerah, terutama daerah terisolir, tertinggal dan terisolir serta rentan akibat dampak pembangunan, dilaksanakan melalui:

(1) Meningkatkan dan menyempurnakan kualitas

Persentase PMKS dalam 1 tahun yang memperoleh bantuan sosial

100% 100% Program Pemberdayaan Fakir

Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)


(24)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 24 |

P a g e

dan FKPSM kebijakan perlindungan sosial berbasis keluarga

dalam rangka membantu pemenuhan

kebutuhan dasar bagi masyarakat miskin, untuk memutus rantai kemiskinan dan mendukung peningkatan kualitas SDM;

(2) Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bantuan sosial untuk PMKS;

(3) Menyempurnakan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri; (4) Meningkatkan sinkronisasi kebijakan dan

program penanggulangan kemiskinan, serta harmonisasi antarpelaku dan para pihak agar efektif dalam menurunkan tingkat kemiskinan

Lainnya

b) Meningkatnya status

keluarga sejahtera

Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial berbasis Keluarga dilaksanakan melalui:

(1) Menyempurnakan pelaksanaan program

perlindungan sosial berbasis keluarga dalam rangka memenuhi hak masyarakat miskin;

(2) Menyempurnakan data kemiskinan dan

targeting program penanggulangan kemiskinan;

(3) Menyediakan kebijakan dan intervensi khusus

untuk membantu masyarakat dalam mengatasi dampak dari bencana alam dan gejolak perekonomian nasional; dan

(4) Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan

dan rehabilitasi sosial anak terlantar, lansia terlantar dan penyandang cacat terlantar dan/atau berat; bantuan sosial bagi korban bencana alam dan bencana sosial; serta (5). Meningkatkan bantuan pemberdayaan sosial

bagi fakir miskin dan komunitas adat terpencil.

Persentase (%) PMKS dalam 1 (satu) tahun yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar panti sosial skala

kabupaten/kota

100% 100% Program Bantuan dan

Jaminan Sosial

Persentase (%) panti sosial skala kabupaten/kota dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

100% 100%

Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

0% 50%

Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa dalam 1 (satu) tahun

60% 100%


(25)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 25 |

P a g e

kapabilitas lembaga/organisasi kemasyarakatan lainnya

Penanggulangan Kemiskinan serta Harmonisasi Antarpelaku dilaksanakan melalui:

(1) Pendayagunaan potensi dan sumber-sumber

sosial masyarakat, meliputi tenaga

kesejahteraan sosial masyarakat (TKSM) dan relawan sosial, organisasi sosial

kemasyarakatan dan LSM, karang taruna dan organisasi kepemudaan, kalangan dunia usaha dan kelompok usaha produktif, lembaga perlindungan sosial dan lembaga sumbangan sosial masyarakat;

(2) Peningkatan kapasitas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam suatu forum bersama penanggulangan kemiskinan di tingkat Kabupaten/Kota;

(3) Peningkatkan kerjasama dan partisipasi

swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan lembaga masyarakat lain, misalnya dana Zakat Infak dan Sodaqoh (ZIS) dan dana masyarakat lainnya; dan

(4) Penerapan sistem monitoring dan evaluasi

yang akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran.

yang diberdayakan terhadap total lembaga kesejahteraan sosial

Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

d) Meningkatnya kualitas

dan cakupan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah sosial, anak terlantar, anak yatim, cacat dan trauma, manula dan eks penyandang penyakit sosial

Peningkatan efektivitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah sosial, anak terlantar, anak yatim, cacat dan trauma, manula dan eks penyandang penyakit sosial dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan koordinasi perumusan kebijakan

dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan;

(2) Peningkatan kualitas SDM penyelenggara

pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti-panti

Tingkat cakupan pelayanan dan rehabilitasi PMKS (%)

100% 100% Program Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan sosial

Tingkat cakupan penanganan anak terlantar (%)

100% 100% Program pembinaan anak

terlantar Tingkat cakupan penanganan

penyandang cacat dan trauma (%)

100% Program pembinaan para

penyandang cacat dan trauma

Tingkat cakupan panti sosial yang dibina (%)

100% 100% Program pembinaan panti


(26)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 26 |

P a g e

sosial;

(3) Peningkatan sarana dan prasarana sosial bagi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);

(4) Peningkatan kualitas SDM bagi PMKS;

Tingkat cakupan penanganan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, eks PSK, eks penderita narkoba dan penyakit sosial lainnya(%)

100% 100% Program pembinaan eks

penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSk, narkoba dan penyakit Sosial lainnya

18. a) Meningkatnya

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah kepada stakeholders;

Memantapkan harmonisasi hubungan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD dan masyarakat dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan akuntabilitas lembaga demokrasi;

(2) Peningkatan kapabilitas lembaga perwakilan

rakyat daerah;

(3) Peningkatan iklim demokrasi;

(4). Peningkatan hubungan yang harmonis antar

lembaga pemerintah dan dengan masyarakat.

Cakupan kapasitas lembaga DPRD 90,65% 100% Program peningkatan

kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

Cakupan penataan peraturan

perundang-undangan 85% 100%

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Tingkat cakupan pelayanan kedinasan

kepada daerah/wakil kepala daerah

100% 100% Program peningkatan

pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

b) Meningkatnya kinerja

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

Pemantapan sistem dan prosedur penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik dilaksanakan melalui:

(1) Penataan sistem dan prosedur pengelolaan

keuangan daerah;

(2) Peningkatan kualitas SDM aparatur pengelola

keuangan daerah;

(4) Peningkatan koordinasi dalam

penyelenggaraan keuangan daerah;

(5) Penerapan sistem informasi manajemen (SIM)

dan IT dalam mendukung kelancaran pengelolaan keuangan daerah;

(6) Pengembangan instrumen pendukung

pengelolaan keuangan daerah;

(7) Peningkatan manajemen dan penataan aset

daerah;

(8) Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumer

Tersusunnya raperda tentang APBD

dan P-APBD tepat waktu 100% 100%

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuangan Daerah

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang Penjabaran APBD dan

Penjabaran P-APBD tepat waktu 100% 100%

Penyusulan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati

tepat waktu 100% 100%

Penyusulan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) dan

pelaksanaan anggaran tepat waktu 100% 100%

Penilaian LHP dari BPK TW WTP Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Tingkat cakupan penyusunan dan penyampaian laporan pembangunan

100% 100% Program Peningkatan Mutu


(27)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 27 |

P a g e

pendapatan daerah

(9) Pembinaan pemerintah kampung dalam

penyusunan APBDesa

dilaksanakan tepat waktu dan sesuai ketentuan yang berlaku

Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah tepat waktu

100% 100% Program Perencanaan

Pembangunan Daerah Ketersediaan dokumen

pembangunan ekonomi dilaksanakan tepat waktu

100% 100% Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi Tingkat cakupan tentang data daerah

rawan bencana

50% 100% Program perencanaan

pembangunan daerah rawan bencana

Tingkat cakupan ketersediaan data base SDA

50% 100% Program perencanaan

wilayah dan sumber daya alam

Ketersediaan mitra kerjasama yang berkelanjutan

10% 60% Program Kerjasama

Pembangunan Ketersediaan dokumen, database

monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah

4 Dok 20 Dok Program Perencanaan

Pembangunan Sosial Budaya Ketersediaan dokumen dan data-data

infrastruktur untuk penunjang pengembangan sarana prasarana wilayah

50% 100% Program Prasarana dan

Pengembangan Wilayah

Penilaian LHP dari BPK TW WTP Program Pengembangan

Kelembagaan Terlaksananya evaluasi rancangan

APBDesa tepat waktu

100% 100% Program pembinaan dan

fasilitasi pengelolaan keuangan desa

Berkurangnya jumlah temuan 5070 300 Program peningkatan sistem

pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Rasio AVIP terhadap SKPD 13 30


(28)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 28 |

P a g e

mengikuti diklat terhadap total aparatur pemerintah kampung

kapasitas aparatur pemerintah desa Tingkat capaian pengembangan

sistem dan data base hasil pembangunan daerah Program pengembangan data/informasi Program Kerjasama Pembangunan c) Meningkatnya profesionalisme aparatur penyelenggara pemerintahan dan pelayanan publik

Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan

struktural dan fungsional aparatur pemerintah daerah;

(2) Peningkatan manajemen pendidikan

struktural dan fungsional aparatur pemerintah daerah;

(3) Peningkatan kualitas seleksi dan penempatan

pegawai;

(4) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan

dinas;

(5) Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya mendukung kualitas SDM aparatur

Jumlah aparatur yang menyelesaikan diklat kepemimpinan dengan baik (orang)

100% 100% Program Pendidikan

Kedinasan Capaian peningkatan kapasitas

aparatur pada bidang masing-masing

80% 97% Program peningkatan

kapasitas sumberdaya aparatur

Recruitment CPNS, rapat baperjakat PNS, penghargaan bagi PNS

80% 97% Program Pembinaan dan

Pengembangan Aparatur Tingkat cakupan dokumen/arsip yang

dapat diselamatkan dan dilestarikan

100% 100% Program penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip daerah

Rasio tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan yang mengikuti diklat terhadap total tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

50% 74% Program peningkatan

profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

d) Terciptanya tertib

penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik

Peningkatan tertib penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik dilaksanakan melalui:

(1) Penataan sistem dan prosedur pengelolaan

arsip daerah;

(2) Peningkatan kualitas SDM pengelola arsip

daerah;

(3) Peningkatan sarana dan prasarana pendukung

pengelolaan arsip daerah

(4) Pengembanagn sistem informasi manajemen

(SIM) dan data base kearsipan dalam upaya

Persentase tingkat perbaikan administrasi kearsipan

100% 100% Program perbaikan sistem

administrasi kearsipan Tingkat cakupan publikasi potensi

SDA guna menarik investor di Kab. Kubar

65% 100% Program promosi dan

kerjasama investasi penanaman modal Tingkat cakupan pelayanan

administrasi perijinan dan penanaman modal tepat waktu

100% 100% Program penataan

admisitrasi perijinan dan penanaman modal Cakupan tingkat penyelenggaraan

fungsi tata pemerintahan, profisionalisme kinerja kecamatan,

27% 43% Peningkatan fungsi tata

pemerintahan,


(29)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 29 |

P a g e

menciptakan keamanan dan pelestarian arsip daerah

kampung dan kelurahan, penataan wilayah dan tata batas serta administrasi penyelesaiaan permasalahan pertanahan

pemerintah kecamatan, penataan wilayah, dan tata batas serta administrasi pertanahan

19. a) Meningkatnya rasa aman

dan tenteram dalam kehidupan

bermasyarakat

Penciptaan lingkungan yang aman, tertib dan tenteram dilaksanakan melalui:

(1) Penguatan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dan partai politik;

(2) Sosialisasi peraturan perundangan di bidang

politik dan perumusan kebijakan pemerintah;

(3) Dukungan bagi keberlanjutan peran LSM

dalam proses demokratisasi; dan (4) Fasilitasi program penyiapan dan penyelenggaraan pemilihan umum

Jumlah demo

2 kali 5 kali

Program pengembangan wawasan kebangsaan Tingkat keamanan dan kenyamanan

lingkungan

75% 95%

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk 39 orang

(3910 org

se-Kubar) 39 orang

Program Kewaspadaan Aparatur Pemerintah dan tokoh masyarakat terhadap kantibmas

Petugas Perlindungan Masyarakat

(Linmas) di Kabupaten 100 orang 100 orang

Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per

10.000 penduduk 1,94% 5,75%

Program Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan

Cakupan petugas Satpol PP 100% 100%

Rasio Pos Siskamling per jumlah kampung/kelurahan

2 100% Program Pemberdayaan

masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Angka kriminalitas yang tertangani 35,45% Program Pemeliharaan

Kantrantibmas dan Pencegahan tindak Kriminal Tingkat penyelesaian pelanggaran K3

(ketertiban, ketentraman, keindahan)

di Kabupaten 65,35% 100%

Penegakan PERDA 100% 100%

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah

Manajemen Kebakaran (WMK) 85,75% 95,90%

Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Cakupan Pelayanan Bencana

Kebakaran Kabupaten 0% 75,05%


(30)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 30 |

P a g e

saling pengertian dan kebersamaan antar etnik dan golongan dalam membangun Kutai Barat yang lebih baik

menjamin kebebasan sipil dan penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat dan perkembangan demokrasi, dilaksanakan melalui:

(1) Pelaksanaan pendidikan politik;

(2) Peningkatan peran perempuan melalui

pendidikan politik;

(3) Pengembangan pusat pendidikan politik dan

kebangsaan;

(4) Pengembangan kerja sama dengan LSM;

(5) Penguatan dan pelembagaan forum dialog

masyarakat dalam mendukung proses demokratisasi dan penyelesaian konflik;

(6) Fasilitasi penyusunan mekanisme penyusunan

kebijakan publik yang melibatkan partisipasi masyarakat

Masyarakat Tingkat cakupan pembinaan terhadap

organisasi politik dan ORMAS

100% 100% Program administrasi dan

keuangan organisasi politik serta pengembangan dan pembinaan ORMAS

20. a) Meningkatnya kualitas

pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada masyarakat

Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan pemahaman dan pengamalan

nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ajaran agama;

(2) Peningkatan wawasan keagamaan yang

toleran dan selaras dengan wawasan kebangsaan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan gender, serta kebhinekaan;

(3) Peningkatan motivasi dan partisipasi umat

beragama dalam pembangunan daerah;

(4) Peningkatan wawasan keagamaan masyarakat

untuk mengurangi berbagai aliran sempalan dan tindakan kekerasan yang

mengatasnamakan agama;

(5) Peningkatan ketahanan umat beragama

terhadap ekses negatif ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa;

Jumlah organisasi keagamaan yang aktif meningkatkan kualitas

pemahaman dan pengamalan agama

119 150 Program Peningkatan

Wawasan Kebangsaan Serta Fasilitasi Pengembangan Wawasan Kebangsaan


(31)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 31 |

P a g e

(6) Peningkatan upaya mewujudkan kepedulian

sosial sejalan dengan ketaatan secara ritual;

(7) Penguatan peran agama dalam pembentukan

karakter dan peradaban bangsa.

b) Terwujudnya kehidupan

sosial yang harmonis, rukun dan damai di kalangan umat beragama;

Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, dilaksanakan melalui:

(1) Pembentukan dan peningkatan efektivitas

forum kerukunan umat beragama;

(2) Pengembangan sikap dan perilaku

keberagamaan yang inklusif dan toleran;

(3) Penguatan kapasitas masyarakat dalam

menyampaikan dan mengartikulasikan aspirasi-aspirasi keagamaan melalui cara-cara damai;

(4) Peningkatan dialog dan kerjasama intern dan

antarumat beragama, dan pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama;

(5) Peningkatan koordinasi antarinstansi/lembaga

pemerintah dalam upaya penanganan konflik terkait isu-isu keagamaan;

(6) Pengembangan wawasan multikultur bagi

guru-guru agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa dan para pemuda calon pemimpin agama

Persentase masyarakat yang telah memperoleh pembinaan atau sosialiasai wawasan kebangsaaan

10% 45% Program peningkatan

wawasan kebangsaan serta fasilitasi pengembangan wawasan kebangsaan

c) Tersedianya sarana dan

prasarana keagamaan

Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama, dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan pengelolaan dan fungsi rumah

ibadat;

(2) Peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan

dana sosial keagamaan (zakat, wakaf, infak, sedekah, dana persembahan kasih/dana kolekte, dana punia, dan dana paramita serta

Tingkat cakupan pelayanan ziarah ke Yerusalem

100% 100% Program Peningkatan Peran

Serta Masyarakat dan Kepemudaan Terfasilitasinya pelayanan ibadah haji

dan umroh bagi jamaah haji dan umroh


(32)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 32 |

P a g e

dana ibadah sosial lainnya);

(3) Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial

keagamaan.

21. a) Meningkatnya investasi

daerah

Penciptaan iklim investasi yang kondusif dilaksanakan melalui:

(1) Penyederhana prosedur perijinan investasi dalam upaya memangkas jalur birokrasi dan ekonomi biaya tinggi;

(2) Pembangunan infrastuktur pendukung (3) Pemberian insentif;

(4) Penciptaan kemanan dan kepastian hukum bagi investor;

(5) Dukungan lembaga keuangan;

(6) Pengembangan pola kemitraan dan kerjasama investasi yang melibatkan pengusaha lokal

Persentase laju pertumbuhan investasi

20% 17,39% Program Peningkatan Iklim

Investasi dan Realisasi Investasi

Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan kerjasama antara usaha besar, kecil dan menengah;

(2) Promosi potensi unggulan daerah; (3) Pameran peluang investasi daerah; (4) Peningkatan kualitas SDM; (5) Koordinasi antar instansi terkait

Cakupan inventarisasi lahan dan mengikuti pelaksanaan expo

70% 95% Program Peningkatan

Promosi dan Kerjasama Investasi

b) Berkembangnya

sektor-sektor unggulan daerah sebagai mesin

pertumbuhan (engine of growth)

Pengembangan sektor-sektor unggulan daerah yang mampu menjadi mesin pertumbuhan ekonomi (engine of growth) ekonomi daerah dilaksanakan melalui:

(1) Mendorong peningkatan investasi di sektor pertambangan, perkebunan/pertanian dan pariwisata;

(2) Peningkatan kualitas SDM petani dan pelaku

Meningkatkan produksi komoditi perkebunan

63,85% 85% Program peningkatan

penerapan teknologi pertanian/perkebunan Meningkatkan produksi komoditi

tanaman pangan /hortikultura

63,85% 85%

Meningkatkan produksi komoditi perkebunan

63,85% 85% Program peningkatan

produkasi pertanian /perkebunan


(33)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 33 |

P a g e

usaha pariwisata;

(3) Peningkatan produktivitas sektor pertanian, pertambangan dan pariwisata;

(4) Promosi dan kerjasama dalam upaya pemasaran produk unggulan daerah

(5) Penyediaan bibit unggul sektor pertanian; (6) Penelitian dan pengembangan dalam upaya

menciptakan teknologi tepat guna untuk pengembangan sektor pertanian;

tanaman pangan /hortikultura Jumlah wisatawan Mancanegara (orang)

230 277 Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Jumlah wisatawan Nusantara (orang) 16.482 20.041

Jumlah tempat wisata 16 26 Program Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Jumlah rumah makan 76 85

Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel

37 80

c) Berkembangnya daerah

tumbuh cepat dan sentra-sentra produksi

Pengembangan Daerah Tumbuh Cepat (DCT) dan sentra produksi dilaksanakan melalui:

(1) Pengkajian potensi unggulan dan peluang investasi;

(2) Pembangunan sarana dan prasaran pendukung; (3) Promosi potensi unggulan dan peluang

investasi;

(4) Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan DTC dan sentra produksi

Program pengembangan Daerah Cepat Tumbuh (DCT) dan sentra produksi

d) Meningkatnya ekspor

daerah

Peningkatan dan pengembangan ekspor produk daerah dilaksanakan melalui:

(1) Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan industri berorientasi ekspor;

(2) Pengembangan data base informasi potensi ekspor unggulan;

(3) Promosi dan kerjasama dalam peningkatan ekspor;

(4) Pengembangan jejaring ekspor produk unggulan daerah;

(5) Pengembangan standarisasi produk tujuan ekspor

Pertumbuhan ekpor/tahun (%) 80% 95% Program Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor Cakupan inventarisasi lahan dan

mengikuti pelaksanaan expo

70% 95% Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi


(34)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 34 |

P a g e

belanja pemerintah daerah untuk memacu pertumbuhan ekonomi

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dilaksanakan melalui:

(1) Meningkatkan belanja pemeritnah daerah untuk pembangunan sarana dan prasarana

pendukung;

(2) Pengembangan program padat karya; (3) Penyediaan bantuan modal bergulir bagi

UMKM;

(4) Pengembangan jaminan sosial bagi masyarakat miskin;

(5) Peningkatan kegiatan pemerintah daerah dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti sosialisasi, fasilitasi, pembinaan dan peningkatan keterampilan pelaku usaha

peruntukkannya Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

22. Terkendalinya harga dan

distribusi barang

Peningkatan perdagangan dan jaringan

pendistribusian barang konsumsi dan bahan baku dilaksanakan melalui:

(1) Pengembangan kelembagaan dan pelaku usaha perdagangan;

(2) Pemberdayaan pedgang kecil dan menengah; (3) Peningkatan sarana dan prasarana pendukung,

seperti pasar, jalan, dermaga dan sebagainya; (4) Perluasan dan kelancaran jaringan distribusi; (5) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

pendistribusian barang; dan

(6) Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

Cakupan pemantauan, monitoring dan inventarisasi terhadap BBM, pedagang makanan/minuman, obat dan kosmetik dan pengisian ulang air minum serta APMS

60% 90% Program Perlindungan

konsumen dan pengamanan perdagangan

Jumlah Pasar Umum 24 42

Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

23. a) Meningkatnya jumlah

koperasi aktif

Penciptaan iklim usaha kecil yang kondusif dilaksanakan melalui:

(1) Penyederhanaan perijinan usaha bagi UMKM; (2) Keberpihakan pemerintah daerah kepada

UMKM dan Koperasi;

(3) Pembangunan infrastruktur pendukung pembangunan UMKM;

Jumlah UMKM 1.500 3.000 Program Penciptaan Iklim

Usaha Usaha Kecil Menengah yang Konduksif

Persentase Koperasi Aktif 71,43% 77% Program Peningkatan Kualitas


(35)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 35 |

P a g e

(4) Pemberian bantuan permodalan bagi UMKM; (5) Peningkatan kualitas SDM pelaku UMKM; (6) Pengembangan pola kemitraan dan kerjasama

dalam pengembangan UMKM.

b) Berkembangnya Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Peningkatan daya saing produk UMKM dilaksanakan melalui:

(1) Pemberian insentif dan dukungan permodalan guna peningkatan nilai tambah produk UMKM, (2) Peningkatan kualitas SDM UMKM dalam upaya

peningkatan nilai tambah produk UMKM; (3) Dukungan pemasaran produk UMKM; (4) Pengembangan pola kemitraan dan kerjasama

pemasaran;

(5) Peningkatan promosi produk UMKM.

Jumlah Usaha Mikro dan Kecil

1500 Pelaku UKM

3000 Pelaku UKM

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

c) Berkembangnya aktivitas

ekonomi dan sosial masyarakat kampung

Penguatan kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat kampung dilaksanakan melalui: (1) Keberpihakan pemerintah daerah dalam upaya

pengembangan kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat kampung;

(2) Dukungan permodalan bagi pengembangan kelembagaan ekonomi kampung;

(3) Peningkatan kualitas SDM masyarakat kampung; (4) Pembinaan terhadap organisasi ekonomi dan

sosial masyarakat;

(5) Dukungan peraturan daerah untuk memperkuat eksistensi kelembagaan ekonomi dan sosial kampung;

(6) Identifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha masyarakat kampung;

(7) Penguatan dukungan sarana dan prasarana pendukung berkembangnya ekonomi dan sosial masyarakat kampung

Persentase Usaha Bersama Kampung (UBK) yang berjalan aktif

65% 75% Program Penguatan Peranan

Kelembagaan Masyarakat Kampung

Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa


(1)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 39 |

P a g e

pemerintah daerah dalam mengembangkan

cadangan pangan;

(4) Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pangan yang bergizi dan seimbang serta pola hidup sehat, terutama untuk memperbaiki status gizi ibu hamil dan anak balita;

(5) Pengembangan sistem mutu, kehalalan, dan keamanan pangan;

(6) Peningkatan upaya pencegahan dan penanganan keadaan rawan pangan dan gizi karena keterbatasan akses, akibat adanya bencana alam dan bencana sosial;

(7) Peningkatan efisiensi dan efektivitas bantuan pangan/subsidi pangan kepada golongan masyarakat tertentu (masyarakat miskin, ibu hamil, balita gizi buruk);

(8) Peningkatan efektivitas fungsi lembaga ketahanan pangan dan gizi daerah.

d) Meningkatnya

produktivitas sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan

Peningkatan nilai tambah produk pertanian, perikanan dan kehutanan dilaksanakan melalui: (1) Peningkatan mutu produk pertanian, perikanan

dan kehutanan, serta efisiensi produksi; (2) Pengembangan industri pengolahan

(agroindustri) hasil pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta jasa pendukungnya; (3) Pembangunan dan merehabilitasi sarana dan

prasarana distribusi dan pemasaran serta manajemen logistik dalam menjaga kesinambungan pasokan produk; (4) Pengembangan sentra usaha pertanian,

perikanan, dan kehutanan secara terpadu; (5) Pengembangan kebijakan perdagangan yang

mendukung peningkatan daya saing lokal;

Meningkatnya produksi komoditi perkebunan

63,85% 85% Program peningkatan

produksi pertanian /perkebunan Meningkatnya produksi pertanian

tanaman pangan atau hortikultura

63,85% 85%

Peningkatan produksi hasil ternak 84% 97% Program peningkatan

produksi hasil peternakan

Penurunan penyakit hewan menular 5% 1% Program pencegahan dan

penaggulangan penyakit ternak

Meningkatnya Produksi Hasil Perikanan Budidaya di Kutai Barat

74,85% 97% Program Pengembangan

Budidaya Perikanan Meningkatnya Produksi Hasil

Perikanan Tangkap di Kutai Barat

74,75% 96% Program Pengembangan


(2)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 40 |

P a g e

(6) Peningkatan pengendalian, pengawasan dan

advokasi tentang mutu, keamanan, dan kehalalan produk pertanian, perikanan, dan kehutanan.

e) Meningkatnya kualitas SDM masyarakat pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan

Peningkatan Kapasitas Masyarakat Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dilaksanakan melalui: (1) Peningkatan pengetahuan petani/petani

hutan/nelayan /petambak agar dapat meningkatkan kesejahteraannya;

(2) Peningkatan dan pengembangan kelembagaan petani/petani hutan/nelayan/petambak; (3) Peningkatan kuantitas dan kualitas penyuluhan

pertanian, perikanan, dan kehutanan; (4) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta diseminasinya kepada petani/nelayan/petambak;

(5) Perumusan kebijakan pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang mendukung petani/petani hutan/nelayan /petambak; (6) Pengembangan sistem data dan informasi pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang integratif dan mudah diakses oleh petani/nelayan /pembudidaya ikan; (7) Peningkatan kemampuan/keterampilan serta

penguatan dan pemberdayaan petani, nelayan dan pembudidaya ikan;

(8) Peningkatan modal usaha bagi masyarakat pertanian, perikanan, dan kehutanan yang terjangkau.

Peningkatan kelas kelompok tani ke kelas madya

7,50% 0,45% Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

Tingkat disiplin penyuluh 60% 80% Program pemberdayaan

penyuluh pertanian /perkebunan lapangan

27. a) Meningkatnya hasil produksi sumber daya mineral dan

pertambangan

Meningkatkan poduksi dan nilai tambah produk tambang mineral dan batubara dilaksanakan melalui: (1) Pemberian insentif yang stabil dan kompetitif

dalam menarik investasi pertambangan mineral dan batubara;

Jumlah usaha pertambangan yang memiliki Ijin

Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Program perencanaan wilayah dan sumber daya


(3)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 41 |

P a g e

(2) Pengembangan informasi potensi dan wilayah

cadangan pertambangan;

(3) Peningkatan kemampuan teknis dan managerial aparat pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan perijinan dan inventarisasi cadangan;

(4) Perbaikan dan penyederhaan birokrasi perijinan (licensing regime) pengusahaan pertambangan; (5) Peningkatan keamanan usaha dan berusaha

dalam pengusahaan pertambangan mineral dan batubara;

(6) Mendorong dibangunnya industri pengolahan dan pemurnian (smelter) dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal;

(7) Peningkatan produksi batubara serta pemanfaatannya untuk kepentingan dalam negeri (domestic market obligation) terutama sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik.

alam

b) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

Mengurangi dampak negatif akibat kegiatan pertambangan dan bencana geologi dilaksanakan melalui:

(1) Pencegahan kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui pembinaan lindungan, keselamatan operasi, dan usaha penunjang bidang pertambangan;

(2) Pencegahan kerusakan cadangan mineral dan batubara serta mengembangkan wilayah pencadangan tambang;

(3) Peningkatan rehabilitasi kawasan bekas tambang; dan

(4) Mitigasi, pengembangan teknologi, dan fasilitasi dalam rangka penetapan langkah-langkah penanggulangan krisis energi dan bencana

Jumlah usaha Pertambangan tanpa ijin

Program pengawasan dan

penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan


(4)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 42 |

P a g e

geologi. c) Terkendalinya Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup

Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup dilaksanakan melalui:

(1) Pengendalian dan pemantauan pencemaran pada air, lahan, udara, dan keanekaragaman hayati (kehati);

(2) Perbaikan kerangka regulasi dan peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten;

(3) Perbaikan kualitas lingkungan melalui upaya rehabilitasi dan konservasi serta pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan;

(4) Penataan dan pengelolaan lingkungan yang harmonis dari hulu ke hilir;

(5) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan institusi pengelola lingkungan hidup;

(6) Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat;

(7) Pengembangan penelitian pengelolaan lingkungan;

(8) Penyelesaian konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan

(9) Pengembangan sumber-sumber pendanaan lingkungan alternatif.

Persentase jumlah usaha dan kegiatan yang mentaati persyaratan administrative dan teknis

pencegahan pencemaran udara

87,84%

83%

Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Persentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti

0% 61% Program Peningkatan Kualitas

dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program peningkatan pengendalian polusi Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

d) Meningkatnya upaya

Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Hutan

Peningkatan Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Hutan dilaksanakan melalui:

(1) Pemantapan status hukum dan peningkatan kapasitas pengelolaan kawasan hutan; (2) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam

pengelolaan sumber daya hutan; (3) Peningkatan daya dukung dan fungsi

Tingkat pemanfaatan potensi sumber daya hutan

50% 100% Program Pemanfaatan

Potensi Sumber Daya Hutan Tingkat cakupan rehabilitasi hutan

dan lahan

6% 20% Program rehabilitasi hutan

dan lahan Tingkat perlindungan dan konservasi

hutan

10% 50% Perlindungan dan konservasi

sumber daya hutan Program pengendalian


(5)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 43 |

P a g e

lingkungan;

(4) Pemantapan fungsi konservasi alam dengan peningkatan kualitas pengelolaan Taman Nasional dan Kawasan Konservasi lainnya, pemanfaatan keanekaragaman hayati dan tumbuhan dan satwa liar (TSL);

(5) Peningkatan pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan hutan dan wisata alam;

(6) Peningkatan perlindungan hutan melalui kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan dari berbagai ancaman (illegal logging, perambahan, perdagangan TSL illegal);

(7) Peningkatan kapasitas pengelolaan kawasan konservasi melalui peningkatan kelembagaan pengelola kawasan konservasi, kemandirian dan produktivitas,

(8) Peningkatan akses dan keterkaitan masyarakat dalam kegiatan konservasi yang dilaksanakan melalui collaborative management dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan; (9) Peningkatan daya dukung dan fungsi DAS dalam

rangka menjamin ketersediaan air.

kebakaran hutan Tingkat cakupan perencanaan

kehutanan

30%

70%

Program perencanaan dan pengembangan hutan Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

28. a) Tersedianya literatur ilmiah hasil penelitian, pengembangan dan pemberdayaan kebudayaan

Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dilaksanakan melalui:

(1) Penguatan kapasitas dan kapabilitas

kelembagaan litbang dan lembagapendukung untuk mendukung proses transfer dari ide (2) Pengembangan kualitas dan kapabilitas

Tingkat cakupan ketersediaan data-data pendukung pembangunan daerah

Program pengembangan

data/informasi

b) Tersedianya literatur ilmiah hasil penelitian


(6)

BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

VII - 44 |

P a g e

pembangunan daerah sumberdaya manusia penili lokal;

(3) Pengembangan jalinan kerjasama dan jaringan penelitian untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi hubungan kerja sama antar lembaga litbang dan antara lemlit dan perguruan tinggi; (4) Dukungan regulasi di bidang penelitian dan

pengembangan

c) Berkembangnya

kebudayaan lokal d) Tersedianya data-data

hasil pembangunan daerah

e) Tersedianya

perpustakaan daerah yang memuat hasil penelitian,pengembanga n dan pemberdayaan kebudayaan dan hasil-hasil pembangunan daerah.