Pemilihan Topik Outline PPs 08
PEMILIHAN TOPIK DAN
PENGEMBANGAN OUTLINE
KARYA TULIS ILMIAH
Burhan Nurgiyantoro
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Juni-Juli 2008
PENDAHULUAN
• Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis
• Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis dan menjadi
penulis adalah kemauan
• Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan
menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus
memotivasi diri sendiri
• Jadi, syarat kedua untuk jadi penulis adalah kemampuan
memotivasi diri sendiri
• Bagaimana cara memotivasi diri sendiri?
• Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu
sering manjur untuk maksud itu
• Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah, namanya
dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang,
membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis
orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi
suatu keadaan, menambah penghasilan, dll
Pendahuluan lanjutan…
• Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi
•
•
•
•
•
karena memiliki pengetahuan dan kemampuan
Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat berikutnya
untuk menjadi penulis
Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan motivasi,
pengetahuan dan kemampuan lebih mudah untuk
dikembangakan
Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi
tulisan, apa yang diuraikan dalam karyatulis
Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tatacara
mengungkapnya
Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan
membahasakan apa yang ingin diungkapakan dan format
penulisan
Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis atau menghasilkan
karya tulis orang harus memiliki kemauan, motivasi,
pengetahuan, dan kemampuan
Pendahuluan lanjutan…
• Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara
mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
• Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar
dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seeseorang untuk
menjadi penulis
• Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang
harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan
bagaimana cara mengungkapkan (bentuk)
• Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung
eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan
saling melengkapi
• Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan,
orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai
tambah
• Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika
bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan
karakter penulis)
• Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur
itu
• Pemilihan topik dan pembuatan outline lebih terkait dengan
unsur isi
PEMILIHAN TOPIK
Pertanyaan: apa yang harus (akan) saya tulis adalah hal yang
paling sering dipertanyakan setiap orang yang bermaksud
menulis
Apa yang harus ditulis berarti: topik, tema, isi, masalah, apa
yang diungkapkan
Tidak sedikit orang yang kebingungan untuk memilih topik,
tidak tahu apa yang harus ditulis, padahal ia bukan orang
bodoh
Termasuk mahasiswa S2 dan S3 yang kebingungan memilih
topik, judul, penelitian tesis dan disertasi
Padahal, pemilihan topik adalah hal pertama yang mesti
dilalui jika seseorang ingin menulis tentang apa saja
Jika topik (judul) telah ditemukan, boleh dikatakan kerja
penulisan karya telah 50% selesai karena selebihnya tinggal
mengembangkannya
Mengembangkan topik pun tidak semudah, tetapi juga tidak
sesulit yang dibayangkan
Cara Pemerolehan Topik
Karangan
Membaca:
Langkah pertama seseorang yang ingin menulis adalah
membaca dan membaca untuk mendapatkan “ilham”
Membaca apa saja yang menarik (ingat: penulis yang baik
adalah pembaca yang lebih baik lagi)
Lewat bacaan akan diperoleh berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang berharga
Juga akan diperoleh gaya penulisan yang baik yang dapat
dijadikan “teladan” sementara sebelum orang menemukan
gaya sendiri
Lewat bacaan orang disadarkan bahwa ternyata begitu
banyak persoalan (topik, permasalahan) yang dapat diangkat
menjadisebuah karya tulis
Dari situ kita dapat memperoleh “ilham”, ide, gagasan, atau
hal-hal lain yang dapat juga dijadikan topik penulisan
Ingat: ilham penulisan tidak pernah datang sendiri tanpa
diusahakan kedatangannya
Apa Saja yang Sebaiknya
Dibaca?
Jurnal:
Jurnal lazimnya memuat berbagai hasil penelitian atau teori
mutakhir
Jurnal yang sesuai dengan bidang, minat, kepentingan, atau
keperluan
Jurnal lazimnya bersifat spesifik dan serumpun, jadi satu
jurnal memuat berbagai teori dan temuan yang serumpun
Jurnal mudah didapatkan: tiap PT, fakultas menerbitkannya,
dalam dan luar negeri
Buku Referensi:
Buku lazimnya memuat berbagai teori, pendapat, kutipan
berbagai hasil penelitian terkait, dan lain-lain yang lebih luas
dan mendalam
Nilai kemutakhiran buku lazimnya dinilai kalah dibanding
jurnal (walau tahun penerbitannya sama; ingat buku terbitan
2 atau 3 dekade yang lalu saja masih sering dirujuk)
Pada kenyataannya buku lebih praktis untuk dimiliki dan
dibaca daripada jurnal
Apa Saja lanjutan…
Majalah Ilmiah:
Majalah ilmiah, mirip jurnal, juga lazim memuat berbagai artikel
mutakhir baik teori, pendapat, maupun acuan terhadap hasil
penelitian
Lazimnya isi majalah lebih heterogen dibandingkan dengan
jurnal yang spesifik
Majalah populer pun baik juga dibaca karena di dalamnya juga
sering dimuat hal-hal ilmiah, namun dengan kemasan populer
Juga fakta, berita, dan feature
Surat Kabar Harian
Setiap kali terbit, surat kabar harian memuat artikel (ilmiah,
semiilmiah)
Topik artikel sudah pasti untuk tiap hari (misal, untuk terbitan
minggu hampir semua harian menampilkan artikel seni dan
sastra)
Banyak berita, fakta, feature yang dapat dijadikan rujukan atau
ilham penulisan ilmiah
Cara Pemerolehan lanjutan…
Diskusi dengan Sejawat
Diskusi dengan sejawat secara santai tetapi kadang agak serius
tentang topik aktual
Diskusi dengan sejawat dapat menjadi ajang brainstorming yang
efektif
Aktivitas diskusi dapat melahirkan atau memunculkan ide-ide
baru dan segar yang layak ditindaklanjuti dengan penulisan
kelanjutan diskusi sejawat bisa berupa konsultasi dengan pakar
bidang yang bersangkutan Imisal untuk menemukan topik
penelitian)
Menghadiri Seminar dan membaca Makalah Seminar
Menghadiri seminar secara aktif mirip dengan diskusi sejawat
tetapi lebih formal; terutama seminar dengan tema yang relevan
dengan bidang atau menarik minat
Jika tidak sempat, usahakan dapat memperoleh makalahnya
Lewat kegiatan itu kita akan disadarkan bahwa ternyata ada
begitu banyak topik yang dapat digali dan diungkap
Kita dapat memperoleh “ilham” dan kemudian mencoba
mengembangkan dan menuliskannya
Cara Pemerolehan lanjutan…
Merenung, Berimajinasi
Merenung dan berimajinasi bukan berfantasi atau berkhayal;
orang sering salah tafsir
Semua karya besar, apa pun namanya, pasti lewat imajinasi
pencipta atau penulisnya
Imajinasi mengandung aktivitas dan produktivitas; berimajinasi =
creative thinking
Berimajinasi adalah aktivitas mengolah semua input,
menyintesis dan mengevaluasinya, kemudian
mengungkapkannya kembali dalam bentuk “karya” yang orisinal
Orisinal dalam arti “barang baru” milik penulis ybs dan sesuai
dengan kepribadiannya
Kualitas keluaran berimajinasi, selain ditentukan oleh kualitas
imajinasi orang ybs, juga kualitas input (banyak,luas,
mendalamnya; input=bahan penulisan=topik dan bahan
pengembangannya)
Maka, jika ingin dapat menulis dengan baik, kita
harus memperbanyak input tsb, antara lain lewat
aktivitas membaca dan membaca
CARA PEMILIHAN PEMILIHAN TOPIK
Membaca dan mencari berbagai topik dan permasalahan
yang baik dan layak dicermati sebanyak mungkin baik-baik
saja
Tetapi, daya tahan tubuh dan daya rekam otak kita terbatas;
demikian juga waktu juga amat terbatas
Kita lazimnya tidak menguasai dan ahli di banyak bidang
(walau ada orang yangahlidi berbagai bidang)
Maka, perlu pembatasan topik dan masalah apa saja yang
sebaiknya kita cari, cermati, dan kembangkan dalam rangka
membuat karya tulis
Artinya, topik dan permasalahan perlu dibatasi agar tulisan
dapat lebih memfokus, mendalam, dan tuntas
Tulisan sedikit tetapi mendalam dan tuntas, akan lebih baik
daripada nggladrah tetapi tidak jelas fokusnya
Jika memiliki sejumlah topik,sebaiknya itu dikembangkan ke
dalam judul-judul tulisan yang berbeda
Cara Pemilihan lanjutan…
Pertimbangan dalam pemilhan topik penulisan
antara lain dapat disebutkan:
Menarik:
menarik diri sendiri
mungkin karena sesuai bidang keahlian, mempunyai
pengetahuan yang memadai
faktor khusus yang menyebabkan kita tertarik
Mempunyai kemampuan untuk melakukan:
penulis harus yakin bahwa topik yang dipilihitu dapat
dijangkau oleh kemampuannya
lazimnya dilatarbelakangi oleh bidang keahlian
didukung oleh referensi (laboratorium, narasumber,
sumber data) yang dapat dijakangkau
untuk penelitian besar (tesis, disertasi, hibah) juga
harus didukung oleh ketercukupan waktu dan biaya
Cara Pemilihan lanjutan…
Aktual:
aktual, sedang menjadi topic of the day
banyak orang menaruh perhatian pada masalah itu
diperlukan sumbangsaran dari berbagai sudut
pandang/keilmuan untuk solusi suatu permasalahan
terutama jika kita ingin menulis di media masa, tetapi
juga berlaku untuk penulisan dan penelitian yang lain
hanya kadar aktualitasnya berbeda
Bermanfaat: ada dampak positif, misalnya bagi
pengembangan keilmuan (lazimnya sesuai dengan
bidang yang digarap)
solusi atau sumbangsaran bagi suatu persoalan
keilmuan/kemasyarakatan
lembaga (misal: dunia pendidikan)
masyarakat (umum)
PEMBUATAN OUTLINE
Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide
dan gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak
sekali (baik yang sudan siap diungkap maupun yang
masih berupa kelebatan-kelebatan pikiran yang harus
dikembangkan)
Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan
dengan bahasa yang benar, semua harus ditata,
disistematiskan, dan dipersiapkan dengan baik
Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran
saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulangulang
Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan
tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana
pengurutannya
Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya
tulis
Pembuatan lanjutan…
Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema, sketsa,
kerangka
Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan
Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan
dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul
(bab, bagian) (semuanya sementara)
Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang
masalah yang diuraikan dalam karangan
Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang
secara jelas tercermin dalam judul; semua subjudul
mendukung judul utama karangan
Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa
saja yang akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat
membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan
Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi
sebuah karya tulis
Langkah pembuatan Outline
Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering juga: yang
telah berpengalaman) adalah memulai sebuah tulisan
Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa yang
harus pertama dituliskan, serta bagaimana pengalimatan
dan pengalineaannya
Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya sejumlah
gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu diuliskan;apa
yang mesti dituliskan diawal penulisan
Atau sebaliknya, kebingugnan karena takada gagasan yang
akan diungkapkan
Kebingungan kedua menyangkut aspek bahasa, bahasa tulismenulis
Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang belajar menulis
ketepatan unsur bahasa bahasa tampaknya lebih ditekankan
Tetapi, bagi para penulis sungguhan (mahasiswa S2/S2
masuk kelompok ini), aspek isi karangan lebih ditekankan
Hal itu tidak berarti masalah bahasa diabaikan, tetapi
semestinya itu sudah baik (kalau belum baik, ya…
kebangeten)
Langkah lanjutan …
Cara pembuatan outline sebagai berikut
Tuliskan judul (sementara) karangan yang akan dibuat
Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul
(tema) karangan
Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja,
tidak usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara),
cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan subsubtopik yang menjadi bawahannya yang memang
berkaitan secara logika
Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang
mendukungnya
Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam
pengurutan yang menunjukkan alur pemikiran yang logiskronologis
Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan subsubjudul mendukung langsung subjudul
Langkah lanjutan …
Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara
logis-kronologis selesai, cermati sekali lagi:
Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau
dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu
dan dilanjutkan membuat karangan secara utuh
Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses
penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan,
pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ideide baru yang muncul kemudian
Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh
dapat dimulai dari subjudul mana saja tergantung
kesiapan refenrensi
Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan
pada akhir penulisan
Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas
mendukung tema karangan
Contoh Outline Jadi
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
BERWAWASAN MULTIKULUTURAL
A. PENDAHULUAN
B. PENDIDIKAN BERWAWASAN MULTIKULTURAL
C. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA BERWAWASAN
MULTIKULTURAL
1. Pembelajaran Bahasa Berwawasan
Multikultural
2. Pembelajaran Sastra Berwawasan
Multikultural
D. PENUTUP
Contoh Outline Perbaikan Penambahan
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
BERWAWASAN MULTIKULUTURAL
A. PENDAHULUAN
1. Kondisi Pendidikan Bahasa dan Sastra di Indonesia Dewasa Ini
2. Pentingnya Inovasi dalam DuniaPendidikan di Indonesia
B. PENDIDIKAN BERWAWASAN MULTIKULTURAL
1. Hakikat Pendidikan Berwawasan Multikultural
2. Pentingnya Implementasi Pendidikan Berwawasan Multikultural
3. Pendekatan Pendidikan Berwawasan Multikultural
C. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA BERWAWASAN
MULTIKULTURAL
1. Pembelajaran Bahasa Berwawasan Multikultural
a. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
b. Implementasi Pembelajaran Bahasa Berwawasan Multikultural
2. Pembelajaran Sastra Berwawasan Multikultural
a. Sastra: Budaya dalam Tindak
b. Sastra Bermuatan Multikultur
c. Implementasi Pembelajaran Sastra Berwawasan Multikultural
D. PENUTUP
Outline untuk Alinea
Pembuatan outline biasanya hanya sampai pada penulisan
judul, subjudul, dan sub-subjudul
Perincian ke dalam sub-subjudul menjadi banyak atau
sedikit tergantung pada luas dan kompleksnya topik tiap
subjudul
Tetapi, bagi penulis pemula, mengembangkan sub-subjudul
menjadi alena-alinea yang mendukungnya pun sering tidak
semudah yang dibayangkan
Untuk itu, dapat juga dibuat “outline-outline” tiap alinea
tersebut
Outline yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah pikiranpikiran pokok yang dapat dinyatakan dalam satu/dua kata;
tiap kata/kata-kata akan dikembangkan menjadi satu alinea
Tuliskan semua kata/kata-kata itu yang terlintas di pikiran,
tidak usah berpikir urutannya dulu
Selanjutnya kurang lebih sama dengan proses pembuatan
outline di atas
Manfaat Outline
• Sebelum menulis, disarankan agar kita membuat
outline terlebih dahulu, baik ditulis secara formal
maupun sekadar coret-coretan kecil
• Namun, disarankan outline itu betul-betul
dituliskan sehingga dapat dijadikan rujukan
berpikir sambil berproses menulis
• Mungkin saja ada penulis yang tidak membuat
outline, tetapi dapat menghasilkan tulisan yang
baik.
• Namun, para penulis pemula sebaiknya membuat
outline untuk dapat lebih menata proses
bekerjanya secara lebih baik
• Ada banyak manfaat outline, dan beberapa di
antaranya dikemukakan berikut.
Manfaat lanjutan…
• Memungkinkan kita, penulis, melihat keseluruhan gagasan
yang akan ditulis
• Alur logika uraian gagasan dapat dilihat secara jelas
• Jika terjadi kekurangtepatan penempatan sub-subtopik
secara alur logika, kita dapat memperbaikinya agar lebih
runtut
• Jika ada suatu topik yang kurang relevan dengan tema
keseluruhan (judul), topik itu dapat dibuang
• Sebaliknya, jika suatu topik penting ternyata belum
muncul, ia dapat ditambahkan pada subjudul yang tepat
• Dapat dihindari adanya ketumpangtindihan gagasangagasan di beberapa subjudul; pilih di tempat mana suatu
topik secara tepat ditempatkan
• Memungkinkan penulis untuk memiliki kepastian langkah
kerja, dan memilih mana yang akan dikerjakan dulu
• Pengembangan outline menjadi karangan tidak harus
selalu mulai dari yang atas dan baru yang berikutnya; kita
dapat mulai dari manapun tergantung kesiapan referensi
Manfaat lanjutan…
• Memudahkan mencari referensi, rujukan,
sumber bahan, atau narasumber dengan pasti
• Penjabaran judul menjadi subjudul, subsubjudul, dst, secara langsung akan
menunjukkan bahan apa saja, rujukan apa saja,
yang dibutuhkan untuk menguraikan topiktopiktersebut menjadi sebuah karangan yang
dapat dipertanggungjawabkan
• Menjamin ketuntasan uraian tiap subjudul dan
sub-subjudul
• Memudahkan penulis sendiri untuk menemukan
dan mengecek ulang di bagian-bagian mana
yang masih memerlukan pembenahan
• Jika penulis masih dibimbing, outline juga
memudahkan pembimbing untuk membantu
Catatan Penutup
Kegiatan menulis itu sebenarnya mudah dilakukan jika kita mau
melakukannya
Dosen jelas mempunyai tanggungjawab moral untuk menulis dan
menulis sejalan dengan kegiatan meneliti dan meneliti
Tanggung jawab itu berkaitan dengan fungsi PT yang sebagai agen of
changing
Dosen, peneliti, ilmuwan, dan juga guru adalah mengembangkan dan
kemudian menranformasikan keilmuawan kepada khalayak
Itu motivasi diri idealnya; kita wajib menumbuhkan motivasi diri
Motivasi yang lain: karena alasan nama, popularitas, eksistensi diri,
uang, naik pangkat, dll
Jadi, mengapa kita tidak mau dan mampu memotivasi diri kita sendiri
untuk menulis dan menulis
Mulai sekarang juga diputuskan untuk segera menulis, topik apa pun
yang ditulis
Tidak ada kata terlambat walau sudah berkepala 5 atau 6, apalagi
masih 4, 3, apalagi 2
Penulis buku-buku bagus bisa sangat terkenal dan kaya raya
TERIMA
KASIH
Selamat Menulis
Semoga Menjadi
Penulis yang Andal
PENGEMBANGAN OUTLINE
KARYA TULIS ILMIAH
Burhan Nurgiyantoro
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Juni-Juli 2008
PENDAHULUAN
• Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis
• Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis dan menjadi
penulis adalah kemauan
• Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan
menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus
memotivasi diri sendiri
• Jadi, syarat kedua untuk jadi penulis adalah kemampuan
memotivasi diri sendiri
• Bagaimana cara memotivasi diri sendiri?
• Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu
sering manjur untuk maksud itu
• Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah, namanya
dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang,
membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis
orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi
suatu keadaan, menambah penghasilan, dll
Pendahuluan lanjutan…
• Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi
•
•
•
•
•
karena memiliki pengetahuan dan kemampuan
Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat berikutnya
untuk menjadi penulis
Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan motivasi,
pengetahuan dan kemampuan lebih mudah untuk
dikembangakan
Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi
tulisan, apa yang diuraikan dalam karyatulis
Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tatacara
mengungkapnya
Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan
membahasakan apa yang ingin diungkapakan dan format
penulisan
Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis atau menghasilkan
karya tulis orang harus memiliki kemauan, motivasi,
pengetahuan, dan kemampuan
Pendahuluan lanjutan…
• Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara
mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
• Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar
dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seeseorang untuk
menjadi penulis
• Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang
harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan
bagaimana cara mengungkapkan (bentuk)
• Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung
eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan
saling melengkapi
• Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan,
orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai
tambah
• Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika
bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan
karakter penulis)
• Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur
itu
• Pemilihan topik dan pembuatan outline lebih terkait dengan
unsur isi
PEMILIHAN TOPIK
Pertanyaan: apa yang harus (akan) saya tulis adalah hal yang
paling sering dipertanyakan setiap orang yang bermaksud
menulis
Apa yang harus ditulis berarti: topik, tema, isi, masalah, apa
yang diungkapkan
Tidak sedikit orang yang kebingungan untuk memilih topik,
tidak tahu apa yang harus ditulis, padahal ia bukan orang
bodoh
Termasuk mahasiswa S2 dan S3 yang kebingungan memilih
topik, judul, penelitian tesis dan disertasi
Padahal, pemilihan topik adalah hal pertama yang mesti
dilalui jika seseorang ingin menulis tentang apa saja
Jika topik (judul) telah ditemukan, boleh dikatakan kerja
penulisan karya telah 50% selesai karena selebihnya tinggal
mengembangkannya
Mengembangkan topik pun tidak semudah, tetapi juga tidak
sesulit yang dibayangkan
Cara Pemerolehan Topik
Karangan
Membaca:
Langkah pertama seseorang yang ingin menulis adalah
membaca dan membaca untuk mendapatkan “ilham”
Membaca apa saja yang menarik (ingat: penulis yang baik
adalah pembaca yang lebih baik lagi)
Lewat bacaan akan diperoleh berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang berharga
Juga akan diperoleh gaya penulisan yang baik yang dapat
dijadikan “teladan” sementara sebelum orang menemukan
gaya sendiri
Lewat bacaan orang disadarkan bahwa ternyata begitu
banyak persoalan (topik, permasalahan) yang dapat diangkat
menjadisebuah karya tulis
Dari situ kita dapat memperoleh “ilham”, ide, gagasan, atau
hal-hal lain yang dapat juga dijadikan topik penulisan
Ingat: ilham penulisan tidak pernah datang sendiri tanpa
diusahakan kedatangannya
Apa Saja yang Sebaiknya
Dibaca?
Jurnal:
Jurnal lazimnya memuat berbagai hasil penelitian atau teori
mutakhir
Jurnal yang sesuai dengan bidang, minat, kepentingan, atau
keperluan
Jurnal lazimnya bersifat spesifik dan serumpun, jadi satu
jurnal memuat berbagai teori dan temuan yang serumpun
Jurnal mudah didapatkan: tiap PT, fakultas menerbitkannya,
dalam dan luar negeri
Buku Referensi:
Buku lazimnya memuat berbagai teori, pendapat, kutipan
berbagai hasil penelitian terkait, dan lain-lain yang lebih luas
dan mendalam
Nilai kemutakhiran buku lazimnya dinilai kalah dibanding
jurnal (walau tahun penerbitannya sama; ingat buku terbitan
2 atau 3 dekade yang lalu saja masih sering dirujuk)
Pada kenyataannya buku lebih praktis untuk dimiliki dan
dibaca daripada jurnal
Apa Saja lanjutan…
Majalah Ilmiah:
Majalah ilmiah, mirip jurnal, juga lazim memuat berbagai artikel
mutakhir baik teori, pendapat, maupun acuan terhadap hasil
penelitian
Lazimnya isi majalah lebih heterogen dibandingkan dengan
jurnal yang spesifik
Majalah populer pun baik juga dibaca karena di dalamnya juga
sering dimuat hal-hal ilmiah, namun dengan kemasan populer
Juga fakta, berita, dan feature
Surat Kabar Harian
Setiap kali terbit, surat kabar harian memuat artikel (ilmiah,
semiilmiah)
Topik artikel sudah pasti untuk tiap hari (misal, untuk terbitan
minggu hampir semua harian menampilkan artikel seni dan
sastra)
Banyak berita, fakta, feature yang dapat dijadikan rujukan atau
ilham penulisan ilmiah
Cara Pemerolehan lanjutan…
Diskusi dengan Sejawat
Diskusi dengan sejawat secara santai tetapi kadang agak serius
tentang topik aktual
Diskusi dengan sejawat dapat menjadi ajang brainstorming yang
efektif
Aktivitas diskusi dapat melahirkan atau memunculkan ide-ide
baru dan segar yang layak ditindaklanjuti dengan penulisan
kelanjutan diskusi sejawat bisa berupa konsultasi dengan pakar
bidang yang bersangkutan Imisal untuk menemukan topik
penelitian)
Menghadiri Seminar dan membaca Makalah Seminar
Menghadiri seminar secara aktif mirip dengan diskusi sejawat
tetapi lebih formal; terutama seminar dengan tema yang relevan
dengan bidang atau menarik minat
Jika tidak sempat, usahakan dapat memperoleh makalahnya
Lewat kegiatan itu kita akan disadarkan bahwa ternyata ada
begitu banyak topik yang dapat digali dan diungkap
Kita dapat memperoleh “ilham” dan kemudian mencoba
mengembangkan dan menuliskannya
Cara Pemerolehan lanjutan…
Merenung, Berimajinasi
Merenung dan berimajinasi bukan berfantasi atau berkhayal;
orang sering salah tafsir
Semua karya besar, apa pun namanya, pasti lewat imajinasi
pencipta atau penulisnya
Imajinasi mengandung aktivitas dan produktivitas; berimajinasi =
creative thinking
Berimajinasi adalah aktivitas mengolah semua input,
menyintesis dan mengevaluasinya, kemudian
mengungkapkannya kembali dalam bentuk “karya” yang orisinal
Orisinal dalam arti “barang baru” milik penulis ybs dan sesuai
dengan kepribadiannya
Kualitas keluaran berimajinasi, selain ditentukan oleh kualitas
imajinasi orang ybs, juga kualitas input (banyak,luas,
mendalamnya; input=bahan penulisan=topik dan bahan
pengembangannya)
Maka, jika ingin dapat menulis dengan baik, kita
harus memperbanyak input tsb, antara lain lewat
aktivitas membaca dan membaca
CARA PEMILIHAN PEMILIHAN TOPIK
Membaca dan mencari berbagai topik dan permasalahan
yang baik dan layak dicermati sebanyak mungkin baik-baik
saja
Tetapi, daya tahan tubuh dan daya rekam otak kita terbatas;
demikian juga waktu juga amat terbatas
Kita lazimnya tidak menguasai dan ahli di banyak bidang
(walau ada orang yangahlidi berbagai bidang)
Maka, perlu pembatasan topik dan masalah apa saja yang
sebaiknya kita cari, cermati, dan kembangkan dalam rangka
membuat karya tulis
Artinya, topik dan permasalahan perlu dibatasi agar tulisan
dapat lebih memfokus, mendalam, dan tuntas
Tulisan sedikit tetapi mendalam dan tuntas, akan lebih baik
daripada nggladrah tetapi tidak jelas fokusnya
Jika memiliki sejumlah topik,sebaiknya itu dikembangkan ke
dalam judul-judul tulisan yang berbeda
Cara Pemilihan lanjutan…
Pertimbangan dalam pemilhan topik penulisan
antara lain dapat disebutkan:
Menarik:
menarik diri sendiri
mungkin karena sesuai bidang keahlian, mempunyai
pengetahuan yang memadai
faktor khusus yang menyebabkan kita tertarik
Mempunyai kemampuan untuk melakukan:
penulis harus yakin bahwa topik yang dipilihitu dapat
dijangkau oleh kemampuannya
lazimnya dilatarbelakangi oleh bidang keahlian
didukung oleh referensi (laboratorium, narasumber,
sumber data) yang dapat dijakangkau
untuk penelitian besar (tesis, disertasi, hibah) juga
harus didukung oleh ketercukupan waktu dan biaya
Cara Pemilihan lanjutan…
Aktual:
aktual, sedang menjadi topic of the day
banyak orang menaruh perhatian pada masalah itu
diperlukan sumbangsaran dari berbagai sudut
pandang/keilmuan untuk solusi suatu permasalahan
terutama jika kita ingin menulis di media masa, tetapi
juga berlaku untuk penulisan dan penelitian yang lain
hanya kadar aktualitasnya berbeda
Bermanfaat: ada dampak positif, misalnya bagi
pengembangan keilmuan (lazimnya sesuai dengan
bidang yang digarap)
solusi atau sumbangsaran bagi suatu persoalan
keilmuan/kemasyarakatan
lembaga (misal: dunia pendidikan)
masyarakat (umum)
PEMBUATAN OUTLINE
Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide
dan gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak
sekali (baik yang sudan siap diungkap maupun yang
masih berupa kelebatan-kelebatan pikiran yang harus
dikembangkan)
Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan
dengan bahasa yang benar, semua harus ditata,
disistematiskan, dan dipersiapkan dengan baik
Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran
saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulangulang
Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan
tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana
pengurutannya
Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya
tulis
Pembuatan lanjutan…
Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema, sketsa,
kerangka
Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan
Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan
dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul
(bab, bagian) (semuanya sementara)
Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang
masalah yang diuraikan dalam karangan
Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang
secara jelas tercermin dalam judul; semua subjudul
mendukung judul utama karangan
Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa
saja yang akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat
membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan
Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi
sebuah karya tulis
Langkah pembuatan Outline
Penyakit yang menghantui penulis pemula (sering juga: yang
telah berpengalaman) adalah memulai sebuah tulisan
Kebingungan itu biasanya meliputi pertanyaan: apa yang
harus pertama dituliskan, serta bagaimana pengalimatan
dan pengalineaannya
Kebingunan pertama disebabkan oleh adanya sejumlah
gagasan yang “berebut” untuk lebih dahulu diuliskan;apa
yang mesti dituliskan diawal penulisan
Atau sebaliknya, kebingugnan karena takada gagasan yang
akan diungkapkan
Kebingungan kedua menyangkut aspek bahasa, bahasa tulismenulis
Bagi mahasiswa/pelajar yang sedang belajar menulis
ketepatan unsur bahasa bahasa tampaknya lebih ditekankan
Tetapi, bagi para penulis sungguhan (mahasiswa S2/S2
masuk kelompok ini), aspek isi karangan lebih ditekankan
Hal itu tidak berarti masalah bahasa diabaikan, tetapi
semestinya itu sudah baik (kalau belum baik, ya…
kebangeten)
Langkah lanjutan …
Cara pembuatan outline sebagai berikut
Tuliskan judul (sementara) karangan yang akan dibuat
Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul
(tema) karangan
Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja,
tidak usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara),
cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan subsubtopik yang menjadi bawahannya yang memang
berkaitan secara logika
Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang
mendukungnya
Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam
pengurutan yang menunjukkan alur pemikiran yang logiskronologis
Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan subsubjudul mendukung langsung subjudul
Langkah lanjutan …
Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara
logis-kronologis selesai, cermati sekali lagi:
Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau
dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu
dan dilanjutkan membuat karangan secara utuh
Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses
penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan,
pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ideide baru yang muncul kemudian
Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh
dapat dimulai dari subjudul mana saja tergantung
kesiapan refenrensi
Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan
pada akhir penulisan
Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas
mendukung tema karangan
Contoh Outline Jadi
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
BERWAWASAN MULTIKULUTURAL
A. PENDAHULUAN
B. PENDIDIKAN BERWAWASAN MULTIKULTURAL
C. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA BERWAWASAN
MULTIKULTURAL
1. Pembelajaran Bahasa Berwawasan
Multikultural
2. Pembelajaran Sastra Berwawasan
Multikultural
D. PENUTUP
Contoh Outline Perbaikan Penambahan
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
BERWAWASAN MULTIKULUTURAL
A. PENDAHULUAN
1. Kondisi Pendidikan Bahasa dan Sastra di Indonesia Dewasa Ini
2. Pentingnya Inovasi dalam DuniaPendidikan di Indonesia
B. PENDIDIKAN BERWAWASAN MULTIKULTURAL
1. Hakikat Pendidikan Berwawasan Multikultural
2. Pentingnya Implementasi Pendidikan Berwawasan Multikultural
3. Pendekatan Pendidikan Berwawasan Multikultural
C. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA BERWAWASAN
MULTIKULTURAL
1. Pembelajaran Bahasa Berwawasan Multikultural
a. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
b. Implementasi Pembelajaran Bahasa Berwawasan Multikultural
2. Pembelajaran Sastra Berwawasan Multikultural
a. Sastra: Budaya dalam Tindak
b. Sastra Bermuatan Multikultur
c. Implementasi Pembelajaran Sastra Berwawasan Multikultural
D. PENUTUP
Outline untuk Alinea
Pembuatan outline biasanya hanya sampai pada penulisan
judul, subjudul, dan sub-subjudul
Perincian ke dalam sub-subjudul menjadi banyak atau
sedikit tergantung pada luas dan kompleksnya topik tiap
subjudul
Tetapi, bagi penulis pemula, mengembangkan sub-subjudul
menjadi alena-alinea yang mendukungnya pun sering tidak
semudah yang dibayangkan
Untuk itu, dapat juga dibuat “outline-outline” tiap alinea
tersebut
Outline yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah pikiranpikiran pokok yang dapat dinyatakan dalam satu/dua kata;
tiap kata/kata-kata akan dikembangkan menjadi satu alinea
Tuliskan semua kata/kata-kata itu yang terlintas di pikiran,
tidak usah berpikir urutannya dulu
Selanjutnya kurang lebih sama dengan proses pembuatan
outline di atas
Manfaat Outline
• Sebelum menulis, disarankan agar kita membuat
outline terlebih dahulu, baik ditulis secara formal
maupun sekadar coret-coretan kecil
• Namun, disarankan outline itu betul-betul
dituliskan sehingga dapat dijadikan rujukan
berpikir sambil berproses menulis
• Mungkin saja ada penulis yang tidak membuat
outline, tetapi dapat menghasilkan tulisan yang
baik.
• Namun, para penulis pemula sebaiknya membuat
outline untuk dapat lebih menata proses
bekerjanya secara lebih baik
• Ada banyak manfaat outline, dan beberapa di
antaranya dikemukakan berikut.
Manfaat lanjutan…
• Memungkinkan kita, penulis, melihat keseluruhan gagasan
yang akan ditulis
• Alur logika uraian gagasan dapat dilihat secara jelas
• Jika terjadi kekurangtepatan penempatan sub-subtopik
secara alur logika, kita dapat memperbaikinya agar lebih
runtut
• Jika ada suatu topik yang kurang relevan dengan tema
keseluruhan (judul), topik itu dapat dibuang
• Sebaliknya, jika suatu topik penting ternyata belum
muncul, ia dapat ditambahkan pada subjudul yang tepat
• Dapat dihindari adanya ketumpangtindihan gagasangagasan di beberapa subjudul; pilih di tempat mana suatu
topik secara tepat ditempatkan
• Memungkinkan penulis untuk memiliki kepastian langkah
kerja, dan memilih mana yang akan dikerjakan dulu
• Pengembangan outline menjadi karangan tidak harus
selalu mulai dari yang atas dan baru yang berikutnya; kita
dapat mulai dari manapun tergantung kesiapan referensi
Manfaat lanjutan…
• Memudahkan mencari referensi, rujukan,
sumber bahan, atau narasumber dengan pasti
• Penjabaran judul menjadi subjudul, subsubjudul, dst, secara langsung akan
menunjukkan bahan apa saja, rujukan apa saja,
yang dibutuhkan untuk menguraikan topiktopiktersebut menjadi sebuah karangan yang
dapat dipertanggungjawabkan
• Menjamin ketuntasan uraian tiap subjudul dan
sub-subjudul
• Memudahkan penulis sendiri untuk menemukan
dan mengecek ulang di bagian-bagian mana
yang masih memerlukan pembenahan
• Jika penulis masih dibimbing, outline juga
memudahkan pembimbing untuk membantu
Catatan Penutup
Kegiatan menulis itu sebenarnya mudah dilakukan jika kita mau
melakukannya
Dosen jelas mempunyai tanggungjawab moral untuk menulis dan
menulis sejalan dengan kegiatan meneliti dan meneliti
Tanggung jawab itu berkaitan dengan fungsi PT yang sebagai agen of
changing
Dosen, peneliti, ilmuwan, dan juga guru adalah mengembangkan dan
kemudian menranformasikan keilmuawan kepada khalayak
Itu motivasi diri idealnya; kita wajib menumbuhkan motivasi diri
Motivasi yang lain: karena alasan nama, popularitas, eksistensi diri,
uang, naik pangkat, dll
Jadi, mengapa kita tidak mau dan mampu memotivasi diri kita sendiri
untuk menulis dan menulis
Mulai sekarang juga diputuskan untuk segera menulis, topik apa pun
yang ditulis
Tidak ada kata terlambat walau sudah berkepala 5 atau 6, apalagi
masih 4, 3, apalagi 2
Penulis buku-buku bagus bisa sangat terkenal dan kaya raya
TERIMA
KASIH
Selamat Menulis
Semoga Menjadi
Penulis yang Andal