PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SMK BISNIS DAN MANAJEMEN KAB.KUNINGAN:Studi pada SMKN 2 Kuningan, SMK Binaswasta, SMK Yamsik, SMK Pertiwi
Lussy Rahminisa, 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Efektivitas PembelajaranError! Bookmark not defined. 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Konsep Kompetensi PedagogikError! Bookmark not defined.
(2)
2.1.4 Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terahadap Efektivitas Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Konsep Sekolah Menengah KejuruanError! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1. Operasionalisasi Variabel Efektivitas Pembelajaran pada
Program Keahlian Administrasi PerkantoranError! Bookmark not defined. 3.3.2. Operasionalisasi Variabel Kompetensi Pedagogik GuruError! Bookmark not de 3.4 Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1. Sumber Data primer ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2. Sumber Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1.Karaktersitik Responden ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Studi Kepustakaan ... Error! Bookmark not defined.
(3)
Lussy Rahminisa, 2012
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined. 3.7.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linearitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.9.1 Perhitungan Persentase ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Analisis Regresi Linear SederhanaError! Bookmark not defined. 3.10Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
4.1.Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.Deskripsi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined. 4.1.3.Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Analisis Kompetensi PedagogikError! Bookmark not defined. 4.2.2 Analisis Efektivitas PembelajaranError! Bookmark not defined. 4.2.3 Analisis pengaruh Penguasaaan Kompetensi Pedagogik
(4)
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .. Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.
(5)
Lussy Rahminisa, 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan segala bidang. Bidang pendidikan merupakan prioritas utama, hal itu sesuai dengan amanat UUD 1945 yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, karena pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang maju, mandiri, produktif, berkualitas, dan berdaya guna. Karena pendidikan merupakan sebuah tolok ukur bagi sebuah negara, jika pendidikan di negara tersebut bagus, maka dapat dipastikan kualitas negara itupun menjadi bagus juga.
Sumber daya manusia ini tidak lain ditentukan oleh hasil produktivitas lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, yang terdiri atas jalur sekolah dan luar sekolah, dan secara spesifik merupakan hasil proses pembelajaran di kelas. Karena inti dari kegiatan sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM).
Dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan:
SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, dan profesional, serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Struktur kurikulum pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menguasai dan
(6)
memiliki keterampilan dalam bidang keahliannya, maka siswa SMK Program keahlian administrasi perkantoran harus memenuhi syarat yaitu mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Adapun mata pelajaran yang diajarkan dalam mata pelajaran produktif merupakan praktek sesuai dengan bidang jurusan yang dimiliki di tiap sekolah. Namun kenyataanya, mata pelajaran produktif yang notabene merupakan ciri khas jurusan dan sangat diandalkan karena dapat mengasah kemampuan siswa serta merupakan bekal para siswa SMK dalam menghadapi dunia kerja, ternyata masih kurang dapat diandalkan.
Sebagaimana yang dikutif dari Harian Kuningan News, Kamis (22/9/11), hasil wawancara dengan Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdikpora Kuningan, Muljana, MPd. yang menyatakan bahwa:
Departemen Pendidikan Nasional telah mengampanyekan program untuk lebih memperbanyak jumlah pelajar SMK daripada SMA dengan perbandingan 70 persen SMK dan 30 persen SMA. Untuk Kabupaten Kuningan Sendiri, program ini nyaris tercapai dengan perbandingan 60 persen SMK dan 40 persen SMA. Dari 12.000 pelajar tingkat menengah yang ada di Kuningan, 7.000 pelajar merupakan pelajar SMK. Jadi, hanya tinggal 10 persen saja Kabupaten Kuningan dapat mensukseskan peraturan Depdiknas tentang prosentase jumlah pelajar SMK dan SMA itu. Dibalik upaya pencapaian target program ini, masih ada satu pekerjaan rumah yang musti diselesaikan yakni penambahan jumlah guru produktif di SMK yang benar-beanr menguasai bidang keahliannya, sekarang ini jumlah guru produktif di SMK hanya sekitar 30 persen saja.
Dari pernyataan Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdikpora Kuningan, Muljana, MPd. di atas, dapat terlihat di lapangan bahwa sekarang ini banyak SMK khususnya SMK swasta yang banyak didirikan di berbagai daerah
(7)
Lussy Rahminisa, 2012
Selain itu, dari data guru yang peneliti dapatkan dari empat sekolah yang diteliti, masih terdapat guru yang bukan merupakan lulusan dari Perguruan Tinggi Keguruan atau tidak memiliki latar belakang kependidikan dan keguruan. Hal ini menyebabkan guru-guru tersebut hanya mengandalkan pengalaman untuk melakukan pembelajaran. Karena pada perguruan tinggi non keguruan tidak ada kurikulum mengenai pendidikan sehingga tidak belajar bagaimana cara memahami peserta didik, cara membuat rencana pembelajaran, bagaimana melaksanakannya di dalam kelas, dan bagaimana melakukan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan terdapat 9 SMK Bisnis dan Manajemen, diantaranya yaitu SMKN 2 KUNINGAN, SMKN 4 KUNINGAN, SMK BINASWASTA, SMK YAMSIK, SMK PERTIWI, SMK BINA MANDIRI, SMK PATRIOT, SMK AL-IHYA, SMK BUDI BAKTI. Namun, peneliti hanya meneliti empat sekolah, yaitu SMKN 2 KUNINGAN, SMK BINASWASTA, SMK YAMSIK, dan SMK PERTIWI, selebihnya tidak diteliti karena sekolah yang lain belum lama berdiri serta karena keterbatasan peneliti, khususnya letak sekolah-sekolah yang sulit dijangkau. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan pada SMK Bisnis Manajemen yang berada di Kuningan kota yaitu SMKN 2 KUNINGAN, SMK BINASWASTA, SMK YAMSIK, dan SMK PERTIWI. Dari data yang diperoleh dari tempat penelitian, terlihat masih banyak siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal untuk mata pelajaran produktif. Salah satu indikator ini di tunjukan antara lain dengan nilai ulangan harian mata pelajaran produktif di semester ganjil pada dua tahun terakhir yaitu tahun pelajaran 2010/2011 dan tahun pelajaran 2011/2012, masih
(8)
ada siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran produktif belum sepenuhnya efektif.
Berikut ini data persentase ketidaktuntasan siswa dalam ulangan harian untuk beberapa kompetensi keahlian jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuningan sebagai berikut:
1. SMK NEGERI 2 KUNINGAN
Tabel 1.1
Data Persentase Ketidaktuntasan Siswa Dalam Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif
SMK Negeri 2 Kuningan
NO MATA PELAJARAN
Tahun ajaran 2010/2011 Tahun ajaran 2011/2012 X.AP 1 (%) X.AP 2 (%) X.AP 3 (%) X.AP 1 (%)
X. AP 2 (%)
X.AP 3 (%) 1 Dasar Manajemen 22,2 26,6 28,8 35,5 33,3 37,7 2 Surat-Menyurat 33,3 33,3 35,3 42,2 40 40 3 Pelayanan Prima 24,4 28,8 24,4 28,8 24,4 24,4 4 Dasar Akuntansi 35,3 37,7 40 33,3 33,3 35,3 5 Stenografi 35,3 33,3 35,3 28,8 35,3 26,6 Rata-rata kelas 30,1 31,94 32,76 33,72 33,26 32,8
Rata-rata/tahun ajaran 31,6 33,26
NO MATA PELAJARAN
Tahun ajaran 2010/2011 Tahun ajaran 2011/2012 XI.AP 1 (%) XI.AP 2 (%) XI.AP 3 (%) XI.AP 1 (%) XI.AP 2 (%) XI.AP 3 (%) 1 Surat-Menyurat 16.3 19 19,6 18,6 18,7 16,7
2 Stenografi 18,6 38,1 26 25,6 21,8 26,2
3 Etika Komunikasi 11,6 19 17,4 16,3 21,8 15,6 4 Tatalaksana Kantor 16,3 16,6 19,6 18,6 28,1 21,4 5 Kearsipan 18,6 21,4 21,7 18,6 34,4 26,2 6 Ketatausahaan 16,3 16,6 17,4 11,6 18,7 15,6 Rata-rata kelas 16,3 21,8 20,3 18,2 23,9 20,3
Rata-rata/tahun ajaran 19,4 20,8
(9)
Lussy Rahminisa, 2012
Berdasarkan tabel pada halaman sebelumnya, terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa yang dilihat dari hasil ulangan harian Mata Pelajaran Produktif di SMKN 2 Kuningan semuanya tidak mencapai 100 % . Dilihat dari nilai ulangan harian Mata Pelajaran Produktif dari dua tahun terakhir, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM bertambah persentasenya. Pada tahun pelajaran 2010/2011, rata-rata persentase ketidaktuntasan siswa kelas X sebesar 31,6 % sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 33,26 %. Begitu juga dengan kelas XI, pada tahun pelajaran 2010/2011 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Produktif sebesar 19,4% sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Produktif sebesar 20,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran mengalami penurunan sebesar 1,66% pada kelas X dan 1,40% pada kelas XI.
2. SMK BINAWASTA
Tabel 1.2
Data Persentase Ketidaktuntasan Siswa Dalam Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif
SMK Binaswata
NO MATA PELAJARAN
Th.Pelajaran 2010/2011 Th. Pelajaran 2011/2012
X.AP 1 (%)
X.AP 2 (%)
X.AP (%)
1 Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Adm. Perkantoran
20,8 29,1 37,5 2 Prinsip kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan
29,1 22,2 37,5 3 Mengoperasikan aplikasi perangkat Lunak 45,8 37,5 41,6
4 Mengelola Peralatan Kantor 20,8 20,8 29,1
5 Melakukan Prosedur Admninistrasi 33,3 26,2 33,3 6 Menangani Penggandaan Dokumen 41,6 33,3 37,5
(10)
Rata-rata/tahun pelajaran 30 36,1
NO MATA PELAJARAN
Th. pelajaran
2010/2011 Th. Pelajaran 2011/2012
XI.AP (%) XI.AP 1 (%)
XI.AP 2 (%) 1
Menangani Surat/Dokumen 21,4 26,2 37,50
2 Membuat Dokumen 21,6 28,1 30
3 Mengelola Kearsipan 26,2 28,1 42,50
4 Dana Kas Kecil 26,2 37,50 37,50
Rata-rata kelas 23,9 30,0 36,9
Rata-rata /Tahun Pelajaran 23,9 33,4
Sumber: SMK Binaswasta (Data diolah), tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari nilai ulangan harian Mata Pelajaran Produktif dari dua tahun terakhir, rata-rata persentase ketidaktuntasan siswa kelas X sebesar 30% sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebesar 36,1% Begitu juga dengan kelas XI, pada tahun pelajaran 2010/2011 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada mata pelajaran produktif sebesar 23,9%, pada tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 33,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran mengalami penurunan sebesar 6,1% pada kelas X dan 9,5% pada kelas XI.
3. SMK YAMSIK
Tabel 1.3
Data Persentase Ketidaktntasan Siswa Dalam Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif
SMK Yamsik
NO MATA PELAJARAN
Th.Pelajaran 2010/2011 Th. Pelajaran 2011/2012 X.AP 1 (%) X.AP 2 (%) X.AP (%) 1
Prinsip Administrasi Kantor 26,6 37,5 43,2 2
(11)
Lussy Rahminisa, 2012
4 Peralatan Kantor 26,6 29,1 34,1
5 Prosedur Administrasi 33,3 33,3 34,1
Rata-rata Kelas 35,8 29,7 40
Rata-rata/Tahun Pelajaran 32,8 40
NO MATA PELAJARAN
Th. pelajaran
2010/2011 Th. Pelajaran 2011/2012 XI.AP (%) XI.AP 1 (%) XI.AP 2 (%) 1
Meng.Peralatan Kantor 25,7 24,2 26,5
2 Menangani Penggandaan Dokumen 34,2 30,3 35,3 3 Menangani Surat/Dok.Kantor 28,8 33,3 35,3
4 Mengelola Sistem Arsip 34,2 36,3 38,2
5 Mempersiapkan perjalanan Bisnis 31,1 27,2 29,4
Rata-rata Kelas 30,8 30,26 32,94
Rata-rata/Tahun Pelajaran 30,8 31,6
Sumber: SMK Yamsik Kuningan (Data diolah), tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari nilai ulangan harian Mata Pelajaran Produktif dari dua tahun terakhir, pada tahun pelajaran 2010/2011, rata-rata persentase ketidaktuntasan siswa kelas X sebesar 32,8% sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 40%. Begitu juga dengan kelas XI, pada tahun pelajaran 2010/2011 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Produktif sebesar 30,8%, pada tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 31,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran mengalami penurunan sebesar 7,2% pada kelas X dan 0,8% pada kelas XI.
(12)
4. SMK PERTIWI
Tabel 1.4
Data Persentase Ketidaktuntasan Siswa Dalam Ulangan Harian Mata Pelajaran Produktif
SMK Pertiwi
NO MATA PELAJARAN
Tahun ajaran 2010/2011 Tahun ajaran 2011/2012
X.AP 1 (%) X.AP 2 (%) X.AP 3 (%) X.AP 1 (%)
X. AP 2 (%)
X.AP 3 (%)
1 Prosedur Keamanan dan
Keselamatan Kerja 20 22,5 23 28,2 25,7 23
2 Memahami Prinsip-Prinsip
Admninistrasi Perkantoran 30 22,5 25,6 28,2 25,7 25,6
3 Prosedur Administrasi 30 30 25,6 30,8 28,8 23
4 Keterampilan Dasar
Komunikasi 35 32,5 35,9 38,5 31,1 35,9
5 Pelayanan Pada Pelanggan 27,5 25 28,2 20,5 34,2 25,6
Rata-rata Kelas 28,5 26,5 27,7 29,2 29,1 26,6
Rata-rata/Tahun Pelajaran 27,6 28,3
NO MATA PELAJARAN
Tahun ajaran 2010/2011 Tahun ajaran 2011/2012 XI.AP 1 (%) XI.AP 2 (%) XI.AP 3 (%) XI.AP 1 (%) XI.AP 2 (%) XI.AP 3 (%) 1 Membuat dan menjaga sistem
kearsipan 28,2 28,8 24,2 30 28,2 24,4
2 Peralatan Kantor 20,5 25,7 27,3 22,5 25,7 28,8
3 Menangani penggandaan
dokumen sederhana 28,2 25,7 30,3 32,5 34,3 40
4 Mengelola dokumen di
tempat kerja 30,8 31,1 24,2 25 31,1 35,5
5 Perangkat Lunak 38,5 34,9 27,3 32,5 34,3 35,3
Rata-rata Kelas 29,2 29,2 26,7 28,5 30,7 32,8
Rata-rata/Tahun Pelajaran 28,4 30,7
Sumber: SMK Pertiwi Kuningan (Data diolah), tahun 2012
Berdasarkan table di atas dapat dilihat dari nilai ulangan harian Mata Pelajaran Produktif dari dua tahun terakhir, ketidaktuntasan siswa terjadi peningkatan. Pada tahun pelajaran 2010/2011, rata-rata persentase ketidaktuntasan siswa kelas X sebesar 27,6% sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 mengalami kenaikan yaitu sebesar 28,3%. Begitu juga dengan kelas XI, pada tahun pelajaran 2010/2011 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada Mata Pelajaran
(13)
Lussy Rahminisa, 2012
Produktif sebesar 28,4% , pada tahun pelajaran 2011/2012 ketidaktuntasan siswa kelas XI pada Mata Pelajaran Produktif sebesar 30,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran mengalami penurunan sebesar 0,7% pada kelas X dan 2,3% pada kelas XI.
Dari keempat sekolah yang telah digambarkan dalam tabel di atas, terbukti masih terdapat siswa yang belum mencapai Ketuntasan Minimal sehingga harus mengikuti perbaikan/remedial untuk mata pelajaran produktif. Jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bertambah dari tahun sebelumnya, hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran produktif menurun sehingga perlu dibenahi.
Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.
(http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html). Oleh karena itu, perbaikan mutu pendidikan harus diawali dengan perbaikan proses pembelajaran. Paradigma yang hanya mementingkan hasil tes atau ujian harus segera diubah menjadi penekanan pada proses pembelajaran, karena hasil ujian atau tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar dan berkualitas.
Menyadari pentingnya pendidikan dan kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia maka pemerintah berupaya mewujudkan amanat UUD 1945 tersebut melalui berbagai usaha. Usaha yang dirintis pemerintah melalui pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain melalui pengembangan dan
(14)
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.
Salah satu faktor sekolah yang sangat erat kaitannya dalam pembelajaran yaitu guru, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan sehingga pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Guru perlu menjadi terampil dalam menyusun tujuan-tujuan pengajaran, mengimplementasikan struktur-struktur tujuan yang tepat, merakit bahan-bahan dan sumber-sumber yang dibutuhkan peserta didik untuk menyempurnakan tugas-tugas pengajaran, menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, menilai dan melengkapi balikan kemajuan murid-murid pada saat pengajaran berlangsung, menilai dan melengkapi balikan konsekuensi pengajaran yang diharapkan dan yang tidak diharapkan. Keterampilan guru ini sering kali disebut kompetensi pedagogik.
Pada saat ini, pemerintah sebagai penanggung jawab keberhasilan pendidikan terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan nasional. Salah satu upaya yang sedang dilakasanakan pemerintah adalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru ini berfungsi untuk mengetahui kualitas guru sehingga dapat dihasilkan guru yang profesional dan kompeten.
Pada SMK Bisnis dan Manajemen yang penulis teliti, masih terdapat guru mata pelajaran produktif yang belum tersertifikasi. Dari 30 guru produktif Administrasi Perkantoran, 11 guru belum tersertifikasi.
(15)
Lussy Rahminisa, 2012
Selain masih terdapatnya guru mata pelajaran produktif yang belum bersertifikasi, rencana kerja program keahlian Administrasi Perkantoran pun belum sepenuhnya terealialisasi. Berdasarkan rencana kerja program keahlian Administrasi Perkantoran pada tahun ajaran 2010/2011 di empat sekolah yang diteliti diperoleh data sebagai berikut:
1. SMKN 2 Kuningan
Tabel 1.5
Implementasi Program Kerja Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 2 Kuningan
TahunAjaran2010/2011
No Nama Program Rencana Ketercapaian
1. Menganalilis kurikulum kompetensi keahlian Administrasi perantoran tahun pelajaran 2011-2012 100% 100%
2. Menganalilis sinkronisasi kompetensi keahlian administrasi
perkantoran dengan DU/DI 100% 90%
3. Menganalisis kompetensi dan pembelajaran 100% 100%
4. Menyusun KTSP 100% 100%
5. Mendatangkan guru tamu yang berhubungan dengan
peningkatan mutu proses pembelajaran 100% 0%
6.
Membimbing siswa dalam mengikuti LKS
(Lombakompetensisiswa) baik tingkat kabupaten maupun propvinsi
100% 75%
7. Mengadakan rapat jurusan program keahlian Administrasi
perkantoran 100% 100%
8. Mengadakan seminar prakerin program keahlianAdministrasi
perkantoran 100% 75%
9. Memberikan pengayaan kepada siswa kelas XII yang akan
mengikuti ujikom dan UN 100% 100%
10. Melaksanakan kunjungan ke DU/DI 100% 90%
11. Menyusun kisi-kisi UN produktif administrasi perkantoran 100% 90%
12. Menyusun struktur organisasi program keahlian administrasi
perkantoran 100% 100%
13.
Menyusun RPP dengan mempelajari silabus tahun 2011-2012 sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam keahlian administrasi perkantoran
100% 90%
14 Membuat buku LKS (modul) 100% 0%
15. Menyusun daftar bahan praktik siswa (format-format untuk
praktik) siswa program keahlian Administrasi perkantoran 100% 75%
16
Mengadakan MGMP baik tingkat sekolah maupun tingkat kabupaten /antarsekolah/program keahlian administrasi perkantoran
(16)
18 Mengikuti kursus computer 100% 0%
19 Mengikuti kursus bahasa inggris 100% 0%
20 Mengadakan kerjasama (MOU) dengan DU/DI yang sesuai
dengan program keahlian Administrasi perkantoran 100% 100%
Sumber: Ketua Program Keahlian AdministrasiPerkantoran SMKN 2 Kuningan (data diolah)
Dilihat dari hasil pemetaan program kerja di atas target setiap rencana kerja yang direncanakan dapat tercapai 100%, namun masih ada program kerja yang belum tercapai 100% bahkan belum terelialisasi yang disebabkan adanya berbagai hambatan, seperti KBM yang padat atau waktu yang tidak cukup.
2. SMK Binaswasta
Tabel 1.6
Rencana Kerja Program Keahlian Administrasi Perkantoran BINASWASTA
Tahun Ajaran2010/2011
No Nama Program TahunAjaran 2010/2011
Rencana Ketercapaian
1. Memiliki kurikulum implementasi yang sesuai dengan
DU/DI 100% 80%
2. Menyusun KTSP 100% 90%
3. Mengadakan rapat jurusan program keahlian Administrasi
perkantoran 100% 100%
4. Memberikan pembekalan kepada kelas XI untuk
melaksanakan prakerin 100% 100%
5. Memberikan pengayaan kepada siswa kelas XII yang akan
mengikuti ujikom dan UN 100% 100%
6. Melaksanakan try out UN produktif program keahlian
administrasi perkantoran 100% 80%
7. Menyusun struktur administrasi program keahlian
administrasi perkantoran 100% 80%
8. Menyusun silabus, program tahunan, program semester dan
RPP 100% 75%
9. Membuat daftar buku pegangan guru dans iswa 100% 75%
10 Membuat buku LKS (modul) 100% 0%
11
Mengadakan MGMP baik tingkat sekolah maupun tingkat kabupaten /antar sekolah/program keahlian administrasi perkantoran
100% 50%
12 Mengadakan kerjasama (MOU) dengan institusi yang sesuai
dengan program keahlian Administrasi perkantoran 100% 80% Sumber: Ketua Program KeahlianAdministrasiPerkantoran SMK YAMSIK (data diolah)
(17)
Lussy Rahminisa, 2012
Dilihat dari hasil pemetaan program kerja pada halaman sebelumnya, target setiap rencana kerja yang direncanakan dapat tercapai 100%, sebagian besar sudah tercapai namun masih ada program kerja yang belum tercapai 100% bahkan belum terelialisasi yang disebabkan adanya berbagai hambatan.
3. SMK Yamsik
Tabel 1.7
Implementasi Program Kerja Keahlian Administrasi Perkantoran YAMSIK TahunAjaran2011/2012
No Nama Program Rencana Ketercapaian
1. Penyusunan Kurikulum Tingkat
SatuanPendidikan (KTSP) 100% 90%
2. Penyusunan kegiatan siswa 100% 75%
3. Penyelenggaraan evaluasi/ try out/ ujicoba UN
Program keahlianAdministrasi Perkantoran 100% 90% 4. Penyusunan Administrasi Program
keahlianAdministrasiPerkantoran 100% 100%
5. Pengadaan buku referensi dan buku pegangan 100% 75% 6. Penyusunansilabus, program tahunan, program
semester dan RPP 100% 80%
7. Penyusunan daftar kegiatan KBM 100% 80%
8. Penyusunan kegiatan guru 100% 75%
9. Penyusunan kegiatan dengan DU/DI 100% 80%
Sumber: Ketua Program KeahlianAdministrasiPerkantoran SMK YAMSIK (data diolah)
Dilihat dari hasil pemetaan program kerja di atas target setiap rencana kerja yang direncanakan dapat tercapai 100%, namun masih ada program kerja yang belum tercapai 100% bahkan belum terelialisasi yang disebabkan adanya berbagai hambatan.
(18)
4. SMK Pertiwi
Tabel 1.8
Realisasi Program Kerja Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Program Rencana Ketercapaian
1. Penyiapan kurikulum implementatif
produktif 100% 100%
2.
Pembuatan RPP, program tahunan, program semester yang mengacu pada KTSP dan berkarakter
100% 75%
3. Pembuatan modul /LKS 100% 0%
4. Pengadaan modul/LKS untuk siswa 100% 75%
5. Pengadaan buku referensi dan buku pegangan
100%
75%
6. Pembuatan MOU dengan instansi terkait 100% 80%
7. PBM dengan pengantar Bahasa Inggris 100% 0%
8. Menyiapkan media pembelajaran 100% 75%
9. Penerapan dari Pembelajaran kewirausahaan 100% 50%
10. Pelaksanaan Ujian nasional dan uj kompetensi
100%
100%
11. Pengujian dan sertifikasi 100% 50%
Sumber: Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pertiwi (data diolah)
Dilihat dari hasil pemetaan program kerja di atas target setiap rencana kerja yang direncanakan dapat tercapai 100%, namun masih ada program kerja yang belum tercapai 100% bahkan belum terelialisasi yang disebabkan adanya berbagai hambatan, seperti waktu yang tidak cukup dan kondisi yang tidak mendukung.
Dilihat dari program kerja guru Administrasi Perkantoran yang belum sepenuhnya 100% tercapai sesuai rencana, namun sekolah tetap mempunyai visi menghasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya dan siap bekerja. Tetapi kenyataan yang ada di lapangan dan ditambah informasi yang peneliti dapatkan
(19)
Lussy Rahminisa, 2012
dari beberapa guru di empat sekolah yang diteliti, ditemukan bahwa siswa kesulitan dalam mengikuti pelajaran dan kurang disiplin. Faktor penyebab yang dominan yaitu faktor intelektual dan faktor ekonomi. Selain faktor intelektual siswa yang kurang, faktor ekonomi kerap menjadi alasan kurangnya kedisiplinan siswa seperti halnya tidak masuk sekolah karena tidak punya ongkos. Sebagaimana yang diungkapkan ketua jurusan SMKN 2 Kuningan, ibu Dra. Mumun Mutmainah bahwa pada umunya siswa SMK berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke bawah, dengan tujuan siswa itu setelah lulus bisa langsung bekerja.
Fenomena lain di lapangan ditemukan permasalahn mengenai bagaimana menciptakan situasai pembelajaran yang efektif. Dari hasil wawancara dengan seluruh ketua jurusan Administrasi Perkantoran di empat sekolah yang diteliti, ternyata masih ada guru produktif yang kurang memahami karakteristik setiap peserta didik. Selain itu, dari hasil wawancara dengan ketua jurusan Administrasi Perkantoran di SMK YAMSIK, ibu Dra. Nunung Nurhayati, beliau menyatakan bahwa guru terkadang bingung dalam membuat RPP yang baik itu seperti apa karena tidak ada standarisasinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ketua program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bisnis dan Manajemen Kabupaten Kuningan, menyebutkan bahwa efektivitas pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran produktif sering kali apa yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak semuanya terealisasi sesuai tujuan yang telah ditetapkan, misalnya satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
(20)
ditargetkan untuk dua kali pertemuan, biasanya tuntas dengan tiga kali pertemuan dikarenakan berbagai hambatan misalnya ada kegiatan yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar jadi terganggu, libur nasional, dan biasanya untuk kelas X dan XI di semester genap selalu ada libur karena adanya ujian kelas XII. Selain itu, masih terdapat guru yang belum menggunakan fasilitas belajar secara optimal, salah satunya yaitu penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi pedagogik guru belum maksimal.
Berdasarkan gambaran di atas, kiranya perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan gambaran tentang penguasaan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif. Penguasaan kompetensi pedagogik guru ini bisa menjadi tolok ukur efektivitas pembelajaran dalam mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru Mata Pelajaran Produktif Program keahlian Administrasi Perkantoran terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan. Tanpa mengesampingkan beberapa faktor lain yang juga berpengaruh, pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru Mata Pelajaran Produktif terhadap efektivitas pembelajaran masih tetap menjadi pertanyaan besar yang perlu dijawab dan dibuktikan. Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini lebih banyak berkaitan dengan
(21)
Lussy Rahminisa, 2012
upaya pembuktian terhadap pengaruh kedua variabel tersebut dan secara lebih spesifik permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran penguasaan kompetensi pedagogik guru Mata Pelajaran
Produktif keahlian administrasi perkantoran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan?
2. Bagaimana gambaran efektivitas pembelajaran mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan ?
3. Seberapa besar pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif Program keahlian administrasi perkantoran terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuninga
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Maksud mengadakan penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk memperleh gambaran jelas mengenai seberapa besar pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru mata diklat produktif terhadap efektivitas pembelajaran.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan mengadakan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif program keahlian administrasi perkantoran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan.
(22)
2. Untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas pembelajaran mata pelajaran produktif Program keahlian administrasi perkantoran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan.
3. Untuk mengukur sejauh mana pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif Program keahlian administrasi perkantoran terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatan penguasaan kompetensi guru khususnya komptensi pedagogik guru dan upaya peningkatan efektivitas pembelajaran.
(23)
Lussy Rahminisa, 2012
BAB III
DESAIN PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi Perkantoran terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuningan. Berdasarkan judul tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif dan efektivitas pembelajaran.
Adapun yang menjadi variabel bebasnya (independent variable), yaitu kompetensi pedagogik guru sebagai variabel X dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel Y.
Subjek yang diteliti adalah guru pada jurursan Administrasi Perkantoran yang mengajar mata pelajaran produktif di empat SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan yang masih aktif mengajar sampai penelitian ini dilakukan.
3.2Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan.
(24)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu variabel dan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada maka jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif.
Berdasarkan penjelasan di atas maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.
Dari segi informasi yang dikelola, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang informasinya atau data-datanya dikelola dengan statistik. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2007:1) yakni
“Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan”. Penelitian deskriptif ini untuk memperoleh gambaran antara dua
objek penelitian yakni kompetensi pedagogik guru dan efektivitas pembelajaran. Apakah terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pembelajaran dan seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif program keahlian Administrasi perkantoran terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuningan.
3.3Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasional variabel ini dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yang menjadi variabel terikatnya (dependent variabel) yaitu efektivitas pembelajaran, sedangkan variabel bebasnya (independent variabel) adalah kompetensi pedagogik guru. Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan
(25)
Lussy Rahminisa, 2012
pengukurannya, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
3.3.1. Operasionalisasi Variabel Efektivitas Pembelajaran pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran
Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas, para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya.
Namun dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran didefinisikan sebagai tingkat ketercapaian tujuan yang bukan hanya dilihat dari hasil melainkan dilihat pula dari proses mencapai tujuan tersebut. Dengan merujuk kepada pendapat Udin
Syaefidin Sa’ud (2010: 146) yang menyatakan bahwa:
Efektivitas pembelajaran berkaitan dengan suasana belajar yang menyenangkan, terciptanya kondisi terbaik untuk belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indera, berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses internalisasi dan memberi rangsangan dalam mengakses materi pelajaran.
Karena banyaknya pendapat yang mengemukakan tentang efektivitas pembelajaran, namun dalam penelitian ini konsep efektivitas pembelajaran dengan
merujuk dari pendapat Udin S.Sa’ud di atas yaitu tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dapat dilihat dari segi proses berupa kondisi-kondisi belajar yang kondusif dan juga dari segi hasil pembelajaran berupa tingkah laku siswa yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran yang direncanakan sebelumnya.
Secara rinci operasionalisasi variabel efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
(26)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Efektivitas Pembelajaran
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran No Item
Efektivitas pembelajaran (Variabel Y) 1. Ketercapaian Tujuan pembelajaran yang ditetapkan
Tingkat ketercapaian
kompetensi dasar (KD) yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tingkat ketercapaian standar kompetensi (SK) yang tercantum dalam RPP. Tingkat ketercapaian
kompetensi dasar (KD) yang tercantum dalam RPP secara klasikal dicapai minimal 80% .
Tingkat ketercapaian stadnar kompetensi (SK) dalam RPP, secara klasikal dicapai minimal 80 %
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4
2. Time Of
Learning
Tingkat kecepatan pemahaman siswa dalam pembelajaran
Tingkat Ketepatan waktu dalam setiap pengerjaan tugas di dalam kelas Tingkat kecepatan
menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru
Tingkat penyediaan waktu yang cukup untuk belajar di rumah
Tingkat ketepatan waktu dalam setiap pengerjaan pekerjaan rumah (PR) yang dibebankan
Tingkat pemahaman siswa yang sekuensial
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 5 6 7 8 9 10 3. Curiosity berkembang
Tingkat kemampuan guru memberikan studi kasus (contoh masalah) untuk dipecahkan bersama-sama
(27)
Lussy Rahminisa, 2012
Tingkat kemampuan memberikan pertanyaan-pertanyaan konstruktif Tingkat kemampuan guru
memberikan tugas mandiri kepada siswa untuk mencari sendiri materi pembelajaran selain dari yang diberikan guru Tingkat kemampuan guru
memfasilitasi siswa media belajar praktek Ordinal Ordinal Ordinal 15-16 17 18
4. Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif
Tata ruang kelas yang rapi untuk aktivitas
pembelajaran
Tingkat interaksi antara guru dan siswa yang harmonis
Tingkat hubungan psikologi antara siswa dengan guru yang harmonis Ordinal Ordinal Ordinal 19-20 21-23 24-26
5. Learning Skill Development
Tingkat perkembangan pengetahuan siswa sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Tingkat perkembangan keterampilan siswa setelah mengikuti pembelajaran Tingkat perkembangan
sikap yang diharapkan setelah mengikuti pembelajaran. Ordinal Ordinal Ordinal 27 28 29-30
(28)
3.3.2. Operasionalisasi Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Guru adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Salah satu kemampuan guru yang sangat berpengaruh langsung terhadap pembelajaran adalah kompetensi pedagogik. Menurut Trianto (2007:85) kompetensi pedagogik adalah “kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis”.
Kompetensi pedagogik dalam penelitian ini dengan mengacu pada pendapat Trianto (2007:85) di atas, diukur dengan indikator kemampuan pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Operasionalisasi variabel kompetensi pedagogik guru secara lebih rinci dapat dilihat penjabarannya pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Variabel Indikator Ukuran Skala No Item
Komptensi Pedagogik Guru (Variabel X)
1. Kemampuan guru dalam memahami peserta didik
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan intelektual
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan moral
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
1
2
3
(29)
Lussy Rahminisa, 2012
spiritual
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan latar belakang sosial-budaya
Tingkat pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan latar belakang ekonomi. Tingkat kemampuan
mengidentifikasi bekal awal peserta didik
Tingkat kemampuan mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 5 6 7 8
2. Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran
Tingkat kemampuan menerapkan teori belajar dalam pembelajaran Tingkat kemampuan
merumuskan tujuan pembelajaran
Tingkat kemampuan menetapkan metode pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik
Tingkat kemampuan menentukan sumber belajar
Tingkat kemampuan menggunakan media/alat peraga pembelajaran. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 9 10 11 12 13
(30)
3. Kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
Tingkat kemampuan menata latar atau setting pembelajaran
Tingkat kemampuan menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan
Tingkat kemampuan menggunakan media/alat peraga pembelajaran. Tingkat kemampuan
berinteraksi dengan siswa secara komunikatif Tingkat kemampuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 14-16 17 18 19-20 21
4. Kemampuan guru dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar
Tingkat kemampuan
membuat soal
berdasarkan tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan
memperbaiki soal tidak valid
Tingkat kemampuan melaksanakan penilaian atau assessment proses dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tingkat kemampuan menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan
Tingkat kemampuan menggunakan informasi ketuntasan belajar untuk merancang program remedial atau pengayaan Tingkat pemanfaatan
hasil penilaian pembelajaaran untuk perbaikan kualitas pembelajaran
Tingkat kemampuan melakukan refleksi terhadap pembelajaran
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 22-24 25-26 27 28 29 30
(31)
Lussy Rahminisa, 2012
5.Kemampuan guru dalam
pengembangan peserta didik
Tingkat kemampuan memfasilitasi berbagai
kegiatan yang
mendorong peserta didik mencapai prestasi optimal
Tingkat kemampuan menyediakan berbagai
kegiatan untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya Tingkat kemampuan
mengikutsertakan siswa
pada
pelombaan-perlombaan
Tingkat kemampuan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menambah keterampilan siswa
Tingkat kemampuan mengadakan kegiatan yang bisa menambah wawasan siswa Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 31 32 33 34 35
Sumber: Kompetensi Pedagogik Guru menurut Trianto (2007:85)
3.4Sumber Data Penelitian
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data.Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sumber-sumber dimana data-data penelitian diperoleh baik secara langsung yang berhubungan dengan objek penelitian (sumber data primer) maupun tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian (sumber datasekunder). Menurut Arikunto (2006:129) “Sumber data penelitian adalah
(32)
3.4.1. Sumber Data primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh guru mata pelajaran produktif pada Program keahlian administrasi perkantoran di empat SMK Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan yaitu SMK Negeri 2 Kuningan, SMK BINASWASTA, SMK YAMSIK, dan SMK PERTIWI.
3.4.2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan ilmiah-ilmiah.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu kepustakaan dan dokumen-dokumen sekolah, situs internet, jurnal baik berupa teorimaupun yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
3.5. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru pada program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen empat sekolah di Kabupaten Kuningan berjumlah 30 orang.
Karena populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 maka penelitian ini menggunakan seluruh guru yaitu sebanyak 30 dan sekaligus sampel dalam
(33)
Lussy Rahminisa, 2012
penelitian ini. Mengenai jumlah yang harus diambil dalam penarikan sampel, menurut Suharsimi Arikunto (2002:62), apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung pada:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana;
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, hal ini menyangkut banyak sedikitnya data;
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang risikonya besar, maka sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih besar.
Berikut ini merupakan tabel populasi jumlah guru jurusan Administrasi perkantoran di SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuningan:
Tabel 3.3
Jumlah Guru Produktif Administrasi Perkantoran SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Kuningan
No Nama Sekolah Jumlah Guru
1 SMK NEGERI 2 KUNINGAN 9 Orang
2 SMK BINASWASTA 6 Orang
3 SMK YAMSIK 4 Orang
4 SMK PERTIWI 11 Orang
Jumlah 30 Orang
(34)
1.5.1. Karaktersitik Responden
a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pengumpulan data karakteristik responden berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menghasilkan gambaran pada tabel berikut :Tabel 3.4
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di SMK Negeri 2 Kuningan
No. Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 Kependidikan 6 66,66 %
2 S1 Non Kependidikan 2 22,22 %
3 S2 1 11,11 %
Total 9 100 %
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa guru di SMKN 2 KUNINGAN secara jenjang pendidikannya beragam. Dilihat dari persentasenya lebih banyak S1 Kependidikan dengan persentase 66,66%. Sedangkan sisanya 22,22% S1 Non Kependidikan dan 11,11% S2.
Tabel 3.5
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di SMK BINASWASTA
No. Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 Kependidikan 2 33,33 %
2 S1 Non Kependidikan 0 0
3 S2 4 66,66 %
Total 6 100 %
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa guru di SMK BINASWASTA secara jenjang
(35)
Lussy Rahminisa, 2012
pendidikannya lebih banyak S2 dengan persentase 66,66%. Sedangkan sisanya 33,33% S1 Kependidikan.
Tabel 3.6
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di SMK YAMSIK
No. Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 Kependidikan 4 100 %
2 S1 Non Kependidikan 0 0
3 S2 0 0
Total 4 100 %
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa guru di SMK YAMSIK secara jenjang pendidikannya didominasi S1 Kependidikan.
Tabel 3.7
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di SMK PERTIWI
No. Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 Kependidikan 8 72,72 %
2 S1 Non Kependidikan 2 18,18 %
3 S2 1 9,09 %
Total 11 100 %
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa guru di SMK PERTIWI secara jenjang pendidikannya lebih banyak S1 Kependidikan dengan persentase 72,72%. Sedangkan sisanya 18,18% S1 Non Kependidikan dan 9,09% S2.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Ditinjau berdasarkan masa kerja, responden penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan tabel berikut :
(36)
Tabel 3.8
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja Di SMK Negeri 2 Kuningan
No. Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1. 1-3 0 0
2. 4-6 1 11,11%
3. 7-10 3 33,33%
4. >10 4 44,44%
5. >20 1 11,11%
Total 9 100%
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki masa kerja di atas 10 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 44,44%.
Tabel 3.9
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja Di SMK BINASWASTA
No. Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1. 1-3 0 0
2. 4-6 0 0
3. 7-10 0 0
4. >10 5 83,33%
5. >20 1 16,67
Total 6 100%
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 5 orang, dengan persentase sebesar 83,33%.
Tabel 3.10
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja Di SMK YAMSIK
No. Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1. 1-3 0 0
2. 4-6 0 0
3. 7-10 1 25%
4. >10 2 50%
5. >20 1 25%
Total 4 100%
(37)
Lussy Rahminisa, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 2 orang, dengan persentase sebesar 50%.
Tabel 3.11
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja Di SMK PERTIWI
No. Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1. 1-3 0 0
2. 4-6 4 36,36%
3. 7-10 4 36,36%
4. >10 3 27,27%
5. >20 0 0
Total 11 11
Sumber: Data Penyebaran Angket, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki masa kerja antara 4 sampai dengan 10 tahun sebanyak 8 orang, dengan total persentase sebesar 72,72%.
3.6. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Penelitian memerlukan teknik pengumpulan data agar data yang diperoleh akurat dan terpercaya.Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpul data sebagai berikut:
1.6.1 Wawancara
Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data. Dalam penelitian ini, wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data pra penelitian dengan cara peneliti melakukan tanya jawab atau wawancara dengan Kepala Program Studi
(38)
Administrasi Perkantoran, guru produktif program keahlian administrasi perkantoran, atau pihak yang mampu memberikan jawaban yang relevan seperti Wakasek bidang Kurikulum mulai tanggal 22 Maret 2012 Sampai dengan selesai.Tempat melakukan wawancara di SMK Negeri 2 Kuningan, SMK Pertiwi, SMK Yamsik, dan SMK Binaswasta.
Dari keseluruhan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kompetesni pedagogik guru masih belum sepenuhnya dikuasai oleh para guru, masih banyak guru yang pelaksanaan pembelajarannya itu tidak sesuai yang telah direncanakan dalam RPP dengan alasan banyak faktor penghambat kadang terjadi sehingga pelaksanaan apa yang direncanakan dalam RPP tidak semua tercapai, dengan kata lain belum begitu efektif.
1.6.2 Studi Dokumentasi
Untuk teknik pengumpulan data penunjang digunakan studi dokumentasi, yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen yang dimiliki sekolah yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dari dokumen sekolah SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Kuningan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti mengenai penguasaan kompetensi pedagogik guru dan efektivitas pembelajaran pada program keahlian administrasi perkantoran. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data nilai ulangan harian serta data guru yang disajikan peneliti dengan cara diolah sebagaimana disajikan dalam latar belakang.
(39)
Lussy Rahminisa, 2012
1.6.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dalam penelitian ini sebagai usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori atau berbagai hal yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yaitu berupa buku, jurnal, internet dan bahan bacaan lainnya.
1.6.4 Kuesioner/Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Skala Likert, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004 : 67) bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok
orang tentang fenomena sosial”.
Bentuk angket yang dipergunakan adalah angket tetutup yaitu pertanyaan-pertanyaan yang dibuat tidak memerlukan penjelasan sehingga responedn tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda cheklist (√) pada masing-masing jawaban yang dianggap tepat.
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam menguji validitas digunakan alat uji korelasi Product Moment (Product Moment Coefisient of Corelation) yang dikemukakan oleh Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut (Ating dan Sambas, 2006:230):
(40)
r =
� ∑ − ∑ (∑ ){ �∑ 2− ∑ 2 } { �∑ 2−(∑ )2 }
Keterangan:
= Koefisien korelasi bulir
X = Jumlah skor total item Y = Jumlah skor total item N = Jumlah responden uji coba
.
3.7.1.1.Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Angket yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari angket untuk mengukur variabel Kompetensi Pedagogik guru dan Efektivitas Pembelajaran.. Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden. Setelah data angket terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan realibitasnya. Penyebaran jumlah item angket masing-masing variabel tampak pada tabel berikut:
Tabel 3.12
Jumlah item Angket untuk Uji Coba
No. Variabel Jumlah
1. Kompetensi Pedagogik 35
2. Efektivitas Pembelajaran 30
Jumlah 60
Sumber : Data Hasil Pembuatan Angket
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 65 item.
a. Uji Validitas Variabel
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Exel. Setelah r hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan r table dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0.05 dengan dk = n
(41)
Lussy Rahminisa, 2012
18) = 0,444. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
1. Uji Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Variabel Kompetensi Pedagogik Guru diukur oleh indikator: (1) Kemampuan memahami karakteristik peserta didik; (2) Kemampuan merancang pembelajaran; (3) Kemampuan melaksanakan Pembelajaran; (4) Kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran; (5) Pengembangan peserta didik. Indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 35 butir pernyataan angket.
Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.13
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik
No Angket Nilai r hitung Nilai r
tabel Keterangan
1 0,607097 0.444 VALID
2 0,567919 0.444 VALID
3 0,242821 0.444 TIDAK VALID
4 0,30371 0.444 TIDAK VALID
5 0,727307 0.444 VALID
6 0,62032 0.444 VALID
7 0,656228 0.444 VALID
8 0,799542 0.444 VALID
9 0,74492 0.444 VALID
10 0,726641 0.444 VALID
11 0,69566 0.444 VALID
12 0,769332 0.444 VALID
13 0,87906 0.444 VALID
14 0,808581 0.444 VALID
(42)
16 0,874681 0.444 VALID
17 0,672831 0.444 VALID
18 0,78219 0.444 VALID
19 0,369906 0.444 TIDAK VALID
20 0,715446 0.444 VALID
21 0,762032 0.444 VALID
22 0,876751 0.444 VALID
23 0,802684 0.444 VALID
24 0,731165 0.444 VALID
25 0,659338 0.444 VALID
26 0,822458 0.444 VALID
27 0,877135 0.444 VALID
28 0,83369 0.444 VALID
29 0,87556 0.444 VALID
30 0,40275 0.444 TIDAK VALID
31 0,62852 0.444 VALID
32 0,665219 0.444 VALID
33 0,771687 0.444 VALID
34 0,73128 0.444 VALID
35 0,621816 0.444 VALID
Sumber: Hasil pengolahan data, 2012
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 35 bulir pernyataan kuesioner variabel kompetensi pedagogik menunjukkan empat bulir pernyataan tidak valid, dan 31 bulir pernyataan valid. Maka, bulir pernyataan yang digunakan untuk mengumpulkan data kompetensi pedagogik sebanyak 31 bulir.
2. Uji Validitas Variabel Efektivitas Pembelajaran (Y)
Variabel Efektivitas Pembelajaran ini diukur oleh indikator: (1) Ketercapain tujuan pembelajaran; (2) Time of learning; (3) Curiosity berkembang; (4) Suasana dan lingkungan yang kondusif; (5) Learning skill development. Indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 30 butir pernyataan angket.
(43)
Lussy Rahminisa, 2012
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel Y (Efektivitas Pembelajaran) dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Exel 2007.
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Pembelajaran
No Angket Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,759281494 0.444 VALID
2 0,831941057 0.444 VALID
3 0,70801493 0.444 VALID
4 0,729507087 0.444 VALID
5 0,797042727 0.444 VALID
6 0,857740768 0.444 VALID
7 0,654391453 0.444 VALID
8 0,321975163 0.444 TIDAK VALID
9 0,742944625 0.444 VALID
10 0,600044621 0.444 VALID
11 0,769941322 0.444 VALID
12 0,445516969 0.444 VALID
13 0,694998562 0.444 VALID
14 0,611157466 0.444 VALID
15 0,557602441 0.444 VALID
16 0,557602441 0.444 VALID
17 0,765288824 0.444 VALID
18 0,583136513 0.444 VALID
19 0,608757812 0.444 VALID
20 0,46224513 0.444 VALID
21 0,716166886 0.444 VALID
22 0,641952701 0.444 VALID
23 0,625656282 0.444 VALID
24 0,729507087 0.444 VALID
25 0,610910178 0.444 VALID
(44)
27 0,672166072 0.444 VALID
28 0,742944625 0.444 VALID
29 0,838178928 0.444 VALID
30 0,850863571 0.444 VALID
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel hasil uji validitas terhadap 30 bulir pernyataan angket variabel efektivitas proses pembelajaran menunjukan ada 1 bulir, yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 8 sehingga item ini tidak dipergunakan dan kemudian dibuang. Dengan demikian jumlah item angket yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data variabel efektivitas pembelajaran sebanyak 29 bulir angket.
Dengan demikian secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil ujicoba tampak pada tabel berikut :
Tabel 3.15
Jumlah Item Angket Hasil Uji coba
No.
Item Variabel
Jumlah Item Angket Sebelum
Ujicoba Valid
Tidak Valid
1. Kompetensi pedagogik 35 31 4
2. Efektivitas
Pembelajaran 30 29 1
Jumlah 65 60 5
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Item angket yang tidak valid terletak pada indikator yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap repsesentatif untuk mengukur indikator yang dimaksud.
(45)
Lussy Rahminisa, 2012 3.7.2. Uji Reliabilitas
Jika instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas tersebut diuji. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117). Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah
Koefisien Alpha (α) dari Cronbach (1951), yaitu:
11
=
−11
∑�� 2㤱
� 2 ...(Uep Tatang S. dan Sambas Ali M., 2011:123)
Keterangan:
11 = Nilai reliabilitas
∑� 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item � 2 = Varians total
N = Jumlah responden
Dimana:
�
2=
∑ 2−(∑ )2
�
� (Varians skor tiap bulir soal)
�
2=
∑2 –(∑ )2
�
� (Varians total)
Keterangan:
�
2= Varians total ∑ = Jumlah skor item N = Jumlah responden
(46)
3.7.2.1.Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Exel diperoleh hasil uji reliabilitas seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.16
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No.
Item Variabel rhitung rtabel Keterangan
1. Kompetensi Pedagogik 6,545 0.444 Reliabel
2. Efektivitas pembelajaran 11,691 0.444 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel X (Kompetensi Pedagogik), diperoleh rhitung = 6,545 dan nilai rtabelpada α = 0.05 dan
db = n-2= 0,444. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (6,545 > 0,444), dengan
demikian angket untuk variabel kompetensi pedagogik mempunyai daya ketepatan atau reliabel.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada variabel Y (Efektivitas Pembelajaran) diperoleh rhitung = 11,691 dan nilai r pada α = 0,05 dan
db = n-2= 0,444. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel
(11,691 > 0,444), dengan demikian angket untuk variabel Efektivitas pembelajaran mempunyai daya ketetapan atau reliabel.
(47)
Lussy Rahminisa, 2012
3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.8.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang telah dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu metode Liliefors.
Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas data:
Tabel 3. 17
Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
Xi fi fki Sn(Xi) Z F0(Xi) Sn(Xi) - F0(Xi) Sn(Xi-1) - F0(Xi)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki= fi + Fki sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n
Kolom 5 : Nilai z. formula, = −
Dimana : = ∑ . dan = ∑ 2− ∑ 2 −1
Kolom 6 : Theoritical Propotion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku.
Kolom 7 : Selisih Empirical propotion dengan Theoritical proportion Kolom 8 : Selisih Empirical propotion dengan Theoritical proportion di
luar titik observasi.
(48)
Dhitung < Dtabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal
Dhitung ≥ Dtabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal 3.8.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Penulis menggunakan uji Burlett untuk menguji kehomogenitasan suatu data . Nilai hitung diperoleh dengan rumus:
Ating dan Sambas (2006:294)
Dimana:
Si2 = Varians tiap kelompok
dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Burlett = (Log S2gab)(∑dbi)
S2gab = Varians gabungan = S2gab= Σ . 2 Σ
Ating dan Sambas (2006:295) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 18
Model Tabel Uji Barlett
Sampel Db= n-1 S 12 LogS 12
2 .LogSi
db db.Si2 1
2 3
…..
Sumber : Ating dan Sambas (2006:295) 3. Menghitung varians gabungan dengan rumus:
db S db
S i
2
2 .
χ2
(49)
Lussy Rahminisa, 2012
5. Menghitung nilai barlett 6. Menghitung nilai
7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator.
8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai hitung < nilai tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan
homogen).
Nilai hitung ≥ nilai tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan
tidak homogen).
3.8.3 Uji Linearitas
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear maka dilakukan uji lienaritas. Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Pengujian kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linearitas dengan langkah langkah sebagai berikut (Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:297-298):
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ( )) dengan rumus :
( ) = ∑
2
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b | a | dengan rumus: = b. ∑ − ∑ .∑
4. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus: = ∑ 2- / − ( )
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a ( ) dengan rumus:
칸 ( ) = ( )
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a])
denganrumus: RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
RJKres = −
2 2
2
2
2
(50)
8.
Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
JKE = ∑ ∑ 2− ∑
2
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes –JKE
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)
denganrumus:
=
JKTC−2
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE
=
� −12.
Mencari nilai Fhitung dengan rumus:F
hitung = �13.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau =
5%menggunakan rumus: Ftabel = F (1-α) (db TC, dbe) dimana db TC =
k-2dan db E = n-k
14.Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel
15.Membuat kesimpulan.
Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.
Jika Fhitung≥ Ftabel makadata dinyatakan tidak berpola linear. 3.9 Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran penguasaan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran produktif, dan untuk mengetahui gambaran mengenai efektivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan persentase skor rata-rata.
Sedangkan untuk kepentingan generalisasi dan menjawab rumusan masalah no.3, maka teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Sederhana.
(51)
Lussy Rahminisa, 2012
3.9.1 Perhitungan Persentase
Perhitungan persentase ini digunakan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternatif jawaban dan skor rata-rata.
Interpretasi skor rata-rata jawaban responden dalam penelititan ini menggunakan rumus interval sebagai berikut :
� � �=
�
Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari 1 sampai 5, banyaknya kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut :
� �楳 � =
5−1
5 = 0,80
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada table berikut :
Tabel 3.19
Kriteria Analisis Data Deskripsi
Rentang Kategori Skor Penafsiran
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik
1,80-2,59 Tidak Baik
2,60-3,39 Cukup Baik
3,40-4,19 Baik
(52)
3.9.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik.
Maka bentuk umum persamaannya adakah:
= a + bX...(Sugiyono,2010:261) Keterangan:
Ŷ= Penguasaan kompetensi pedagogik guru (variabel tak bebas) X = Efektivitas Pembelajaran (variabel bebas)
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = koefisien regresi
Dengan ketentuan:
a =
∑ − ∑�
=
-bb =
�. ∑ −∑ .∑�∑ 2− ∑ 2
Menurut Ating dan Sambas (2006:245), untuk menguji keberartian regresi sederhana, berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
H0 : � = 0 : Tidak ada pengaruh variabel x terhadap variabel y.
H1 : �≠ 0 : Ada pengaruh variabel x terhadap variabel y
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:
F = 1
2 2 2
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ( )) dengan rumus:
= ∑
2
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b | a ( | ) dengan rumus:
汜 | = b. ∑ −
∑ .∑
c. Menghitung jumlah kuadrat residu ( ) dengan rumus: = ∑ 2 - − ( )
(1)
dengan mengikuti forum ilmiah seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), pendidikan dan pelatihan (Diklat), ataupun mencari informasi dari internet berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yang distandarkan oleh pemerintah.
2. Dari lima indikator efektivitas pembelajaran terdapat satu indikator yang berada pada kategori rendah yaitu time of learning, untuk itu guru khususnya perlu mengorganisir atau mengelola waktu dengan sebaik-baiknya agar dengan waktu yang disediakan, tujuan pembelajaran tercapai atau siswa mampu menguasai materi yang diajarkan.
3. Kontribusi kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pembelajaran sangat tinggi. Hal ini menunjukkann bahwa kompetensi pedagogik sangat berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Selain dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru, efekektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti sehingga penelitian ini bisa dikembangkan lagi dengan meneliti faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran ataupun dengan penelitian lebih lanjut pada objek lain dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku Teks
Arif Firdausi dan Barnawi. (2012). Profil Guru SMK Profesional. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
---. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
---. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ating S. dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Badawi, Achmad (1990). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Pustaka Pelajar
Bafadhal, Ibrahim. (2003). Peningkatan Professional Guru Sekolah Dasar Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
David. W. Johnson dan Roger. T. Johnson (1975). Learning Together and Alone: Cooperatif, Competition, and Individualition. Prentice-Hall
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
---. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tentang Standar Isi, Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP oleh BSNP. Jakarta: Depdiknas
---. (2007). Permendiknas No. 16/2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP
Depdiknas. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Gordon, Thomas. 1984, Guru yang Efektif, Cara untuk mengatasi Kesulitan dalam Kelas, terj. Murdjito, Jakarta : Rajawali
(3)
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara ---.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta . PT. Bumi Aksara Komariah, Aan & Triatna Cepi. (2008). Visionary Leadership (Menuju Sekolah
Efektif). Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. ( 2006). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Karya
---.(2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya
---. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
---. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandung: Remaja Rosdakarya
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno. (2010). Strategi Belajar Mengajar, Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama
Rusyan, Tabrani. (1990). Propesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri.
Sadulloh, Uyoh. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta
Sardiman. (2007). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada ---. (2009). Manajemen strategik dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Bandung: Alpabeta
Scheerens, Jaaps. Menjadikan sekolah efektif (improving school effective.2000) penerjemah: abas al-jauhari; penyunting achmad syahid xxvi + 150; 14,5
X 21CM
Jakarta: Logos. 2003
S. Saud,Udin. (2005). Pembelajaran Efektif. Bandung:Pasca Sarjana UPI ---. (2010). Inovasi Pendidikan. Bandung:Alpabeta
(4)
---. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandug: Alfabeta
Soemasasmito, Soenardi. (1988). Dasar, Proses dan Efektivitas Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: DIKJEN DIKTI PPLPTK.
Sopiatin, Popi. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bandung: Ghalia Indonesia
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
---. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta
Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka. Cipta. ---. (1997). Manajemen Pendidikan di Sekolah,Jakarta: Rineka Cipta Surya, Moh. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
PPB-IKIP Bandung
Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. XI; Bandung: Remaja Rosdakarya
---. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
--- (2000). Psikologi Kependidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung,. Remaja Rosda Karya
Syamsuddin, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda. Karya
The Liang Gie. (1985). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University
Trianto,dkk. (2006). Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen. Jakarta: Prestasi Pustaka
.
Trianto (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Uep Tatang S. dan Sambas Ali M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama
(5)
Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Uno, Hamzah. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang. Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
---. (2007). Pembelajaran Menciptakan proses belajar Mengajar yang. Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
---. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang. Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Uzer Usman, Moh. (1994). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya
Vos, Jeannette dan Gordon Dryden (Penerjemah: Word ++ Translation Service, penyunting: Ahmad Baiquni). (2002). Revolusi Cara Belajar, The Learning
Revolution, Belajar akan Efektif kalau Anda dalam Keadaan ’Fun’.
Bandung: Kaifa
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Wiranataputra, Udin S. Dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakata: Universitas Terbuka
Yamin, Martinis.(2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: GP Press
b. Internet
---.(2010). SMK Bisa Jadi Solusi Permasalan Lapangan Kerja. Blog [Online].Tersedia:
http://ijankvsbagongjadiguru.wordpress.com/category/smk
Muhidin, Sambas Ali. (2009). Efektivitas Pembelajaran. Blog. [Online]. Tersedia: http://sambasalim.com/pendidikan/konsep-efektivitas-pembelajaran.html Suwandhana, Yunizar. (2011). Efektivitas dalam Organisasi. Blog. [Online].
Tersedia:
http://ilmukeolahragaan.blogspot.com/2011/05/efektivitas-dalam-organisasi.html
Sudrajat, Ahmad. (2012). Kompetensi Pedagogik Guru. Blog. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogilk-guru/
(6)
Rasto. (2008). Kompetensi Guru. Blog. [Online]. Tersedia: http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/ http://sekolah-globe.sch.id/program/smk/kurikulum-
http://kuningannews.com/index.php/pendidikan/tentang/pendidikan/4968-disdikpora-kuningan-sukseskan-program-depdiknas.html
c. Skripsi dan Tesis
Yuliawati, Eva. (2010). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Di Kota Bandung. Bandung: Skripsi Program SI Universitas Pendidikan Indonesia Zetira Amorita, Jeane. (2011). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap
Sikap Kewirausahaan Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan. Bandung: Skripsi Program S1 Universitas Pendidikan Indonesia
Yuliani,Desi. (2010). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di Smk Negeri Se-Kota Bogor. Bandung: Skripsi Program SI Universitas Pendidikan Indonesia
Santoso, Budi. (2010). Kontribusi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran. Bandung: Tesis Pasca Sarjana UPI
Aryanta, I Gede Putu Agustina. (2012). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Terhadap Mutu Proses Pembelajaran :Studi terhadap guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik profesional. Bandung: Tesis Pasca Sarjana UPI