PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan TenjolayaKabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

PENGGUNAAN METODE INKUIRI PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh SRI MAULIDA

0903785

UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

(3)

ABSTRAK

Sri Maulida, Penggunaan Metode Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran IPA ditemukan beberapa permasalahan. Adapun temuan-temuan yang diperoleh menyangkut permasalahan dari siswa dan guru. Untuk permasalahan dari siswa, siswa kurang memahami konsep-konsep dalam pelajaran IPA khususnya konsep pesawat sederhana. Sedangkan permasalahan dari guru, guru selalu menggunakan metode tradisional yang sifatnya monoton yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab ditambah juga guru kurang menggunakan alat peraga dalam kegiatan mengajarnya. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pebelajar yang pasif ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan proses belajar siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang kurang maksimal. Subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 36 orang, yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Lokasi penelitian di SDN Tapos 03 Kecamtan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Dari analisis data diperoleh bahwa dengan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran pada konsep pesawat sederhana dapat terlaksana dengan baik. Hasil rerata observasi proses belajar siswa pada siklus I yaitu 6,55, dan siklus II menjadi 8,18. Selanjutnya hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri meningkat. Nilai rerata pada prasiklus yaitu 55,00; siklus I 70,27; dan siklus II meningkat menjadi 86,38. Simpulan dari penelitian ini yaitu proses belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana mengalami peningkatan yang cukup baik mulai dari siklus I sampai siklus II. Selanjutnya, hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri pada tiap siklusnya sudah mencapai hasil yang baik. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan guru memperhatikan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Saran dari penelitian ini yaitu untuk siswa sebaiknya mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengarahan yang diberikan guru. Untuk guru agar metode inkuiri dapat dijadikan salah satu alternatife untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya, untuk kepala sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan untuk guru yang berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran.


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………. . i

LEMBAR PERNYATAAN………. .. ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E.Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN HASIL TEMUAN PENELITI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Kajian Teori ... 8

1. Pembelajaran IPA di SD ... 8

2. Metode Pembelajaran Inkuiri ... 9

3. Hasil Belajar ... 17

B.Kajian Hasil Temuan Penelitian ... 17

C.Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 20

B.Prosedur Penelitian ... 22


(5)

D.Teknik Pengumpulan Data ... 26 E.Teknik Analisis Data ... 29 F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 36 B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 54 C.Jawaban Hipotesis Tindakan... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 59 B.Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI


(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang memiliki peran penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah (Peristiwati, 2005: 4).

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan dan pengajaran dari berbagai disiplin ilmu, agama, kesenian dan keterampilan. Salah satu disiplin ilmu tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan oleh siswa sekolah dasar karena IPA dapat memberi sumbangan untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di SD. Menurut Nash (Peristiwati, 2005: 2) IPA merupakan suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Pendidikan IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsp-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Pembelajaran IPA untuk anak sekolah dasar merupakan suatu bentuk pemikiran yang sederhana, di mana siswa masih berpikir konkrit. Oleh karena


(7)

itu, penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari apa yang ada disekitar siswa dan apa yang dikenal, diminati serta diperlukan oleh siswa, ini berkaitan dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu pembelajaran IPA yang berkaitan dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari contohnya yaitu tentang pesawat sederhana. Konsep pesawat sederhana sangat penting bagi siswa, karena erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Bukan hanya itu saja, materi pesawat sederhana sangat bermanfaat karena bertujuan membantu mempermudah pekerjaan manusia. Namun pada kenyataannya, hal tersebut di atas tidak sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 29 Januari 2013 bahwa pembelajaran IPA yang dialami menunjukkan proses belajar mengajar di kelas V SDN Tapos 03 masih jauh dari yang diharapkan, hasil tes menunjukkan bahwa nilai rerata hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana sangat rendah yaitu hanya sekitar 55,00 sehingga masih kurang mencapai KKM, dimana rerata nilai KKM sekolah yaitu 60,00. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Januari 2013 bersama guru kelas, di mana nilai rerata pembelajaran yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana sangat rendah.

Penggunaan metode ceramah yang tidak variatif sering dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran selalu


(8)

didominasi oleh guru. Siswa menjadi pebelajar yang pasif dan cepat merasa bosan dalam belajar. Selain itu, faktor lain seperti guru yang mengalami kesulitan dalam mencari metode dan media yang tepat menjadi salah satu faktor yang menjadikan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk tercapainya upaya perbaikan dan peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Dahlan dalam Sudjana (2011: 3), pemilihan model pembelajaran hendaknya sesuai dan mendukung pada tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu peneliti memilih metode Inkuiri.

Alasan pemilihan metode inkuiri adalah karena metode inkuiri merupakan suatu pendekatan yang dapat menemukan sendiri suatu konsep pembelajaran, sehingga hasil yang didapat akan lebih bermakna. Hal senada diungkapkan oleh Sanjaya (2006: 196), metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Hal terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (Iru 2012:14). Dengan penggunaan metode inkuiri siswa akan menjadi pusat pembelajaran yang didorong untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan, sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir.


(9)

Sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya pembelajaran tersebut akan meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana.

Untuk mendukung pemilihan metode inkuiri ini, peneliti mengkaji hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mujenah (2010), terhadap siswa kelas IV di SD Serang tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan langkah-langkah metode inkuiri terbimbing pada konsep tumbuhan dan bagian-bagiannya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba mengkaji bagaimana peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan judul “Penggunaan Metode

Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Perumusan Masalah

Penelitian yang dilaksanakan akan lebih terfokus pada suatu permasalahan dan ruang lingkup masalahnya dirumuskan kedalam dua bentuk pertanyaan yang meliputi:

1. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan proses belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran 2012/2013?


(10)

2. Apakah penggunaan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mendeskripsikan:

1. Peningkatan proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran 2012/2013.

2. Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri di kelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan, berdasarkan perumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, secara praktis hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan peneliti. Adapun rincian manfaat penelitian ini, adalah:

1. Manfaat bagi siswa

Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa dalam menemukan konsep pesawat sederhana


(11)

berdasarkan apa yang dialaminya. Metode inkuiri dapat memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya.

2. Manfaat bagi guru

Guru dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam merancang metode-metode khususnya metode inkuiri yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran, bahwasannya mengajar harus dengan berbagai metode dan pendekatan yang variatif.

3. Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana. Selain itu penelitian ini menyediakan temuan dan rekomendasi untuk penelitian lanjutan dengan menggunakan metode inkuiri.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penggunaan Metode Inkuiri pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013)”. Maka secara operasional judul di atas dapat didefinisikan sebagai berikut:


(12)

1. Metode Inkuiri

Inkuiri (inquiry) secara harfiah berarti penyelidikan. Inkuiri menurut Sanjaya (2006: 196) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Dengan Inkuiri seseorang akan berusaha memperoleh informasi atau pengetahuan dengan berbagai metode untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi.

2. Konsep Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana merupakan alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana mempunyai banyak kegunaan. Banyak pekerjaan manusia dibantu oleh pesawat sederhana. Pada prinsipnya pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos (Azmiyawati, 2008: 98).

3. Hasil Belajar

Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Adapun alasan peneliti memilih metode penelitian ini yaitu untuk meningkatkan dan atau mengembangkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran, selain itu mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran pendidikan IPA di sekolah dasar.

Menurut Arikunto (2011: 3) penelitian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tujuan utama PTK adalah untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini juga bertujuan mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Dengan kata lain PTK mempunyai makna bahwa tindakan yang dilakukan guru ditujukan untuk meningkatkan adanya suatu perubahan dalam situasi pembelajaran. PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk


(14)

mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Untuk itu peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Dengan kata lain peneliti dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK yang dilakukan selaras dengan situasi yang ada.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Berdasarkan model Kemmis dan Mc. Taggart setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan meliputi rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan

Meliputi tindakan apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti dalam upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang di inginkan 3. Observasi

Pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi

Peneliti mengingat kembali apa yang dilakukan, mengkaji dan mempertimbangkan atas hasil dan dampak dari tindakan dengan berbagai kriteria untuk merencenakan tindakan selanjutnya.


(15)

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2011: 5)

B. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa rencana tindakan pada siklus pertama yang sebelumnya diawali dengan tahapan prasiklus. Di mana rencana yang didapat pada siklus pertama merupakan hasil dari observasi dan refleksi pada

Perencanaan

SIKLUS I

Observasi

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi

Tindakan

Tindakan Refleksi

Refleksi


(16)

tahapan prasiklus. Jika hasil yang diharapkan belum memuaskan, maka proses siklus dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

1. Prasiklus a. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mengenai konsep pesawat sederhana berdasarkan kondisi awal sebelum menerapkan penggunaan metode inkuiri.

b. Refleksi

Pada kegiatan ini, peneliti dan guru mengadakan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru maupun yang ditemukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kegiatan observasi yang dilakukan. Selanjutnya membahas rencana tindakan yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti hal-hal yang diperoleh pada saat observasi sebagai bahan rancangan dan tindakan untuk merumuskan tindakan siklus I.

2. Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru merencanakan rancangan siklus I dan mengimplementasikannya sebagai upaya perbaikan pada pembelajaran pesawat sederhana yang terdiri dari :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada prasiklus diperoleh perencanaan sebagai berikut:


(17)

1) merancang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana

2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri.

3) menyusun lembar observasi untuk mengamati bagian langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana.

4) menyiapkan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan konsep pesawat sederhana

b. Tindakan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirancang yaitu membahas konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

Siswa memperhatikan penjelasan topik, tujuan dan hasil belajar mengenai pesawat sederhana. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran tentang konsep pesawat sederhana, siswa memahami pentingnya mempelajari konsep pesawat sederhana.

2) Merumuskan Masalah

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 orang, kemudian setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.


(18)

3) Merumuskan Hipotesis

Secara bergiliran, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menemukan konsep pesawat sederhana yang telah di informasikan. 4) Mengumpulkan Data

Siswa mengamati dan mencatat hasil temuannya pada Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Meguji Hipotesis

Mempresentasikan hasil pengamatannya didepan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lainnya untuk mengemukakan pendapat dan bertanya. Mengevaluasi dan memperbaiki hasil pengamatannya kembali.

6) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa dapat memahami konsep Pesawat Sederhana setelah proses pembelajaran dilakukan

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas sebagai mitra untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan oleh guru.

d. Refleksi

Mengadakan diskusi tentang temuan-temuan dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan


(19)

menggunakan metode inkuiri. Dari proses refleksi ini akan didapat suatu masukan yang dapat menentukan langkah tindakan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Dengan alasan dan pertimbangan karena lokasi penelitian cukup strategis, tidak jauh dari tempat tinggal peneliti serta permasalahan penelitian juga ditemukan di lokasi tersebut, sehingga penelitian akan berjalan efektif dan efisien.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri dikelas V SD Negeri Tapos 03 tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan yang sangat penting dalam penelitian adalah pengumpulan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang merupakan suatu pengadaan


(20)

data primer untuk keperluan data diperlukan alat atau instrumen yang tepat. Pengumpulan data penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, sebab mutu suatu penelitian dapat dinilai dari mutu pengumpulan data yang digunakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data penelitian yang berupa:

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Menurut Sugiyono (2011: 194), wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2011: 321).

Adapun yang akan diwawancara adalah guru kelas V SD Negeri Tapos 03 yaitu mengenai hasil belajar dan kegiatan pembelajaran IPA


(21)

selama berlangsung di kelas V SD Negeri Tapos 03. (Pedoman Wawancara Terlampir).

b. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematik, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatannya (Arikunto, 2006:159).

Adapun yang akan diobservasikan pada penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013. Pedoman observasi digunakan selama proses pembelajaran berlangsung maupun selama melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran pesawat sederhana. (Pedoman Observasi Terlampir)

c. Tes

Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2011: 56), tes merupakan serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu tes subjektif dan objektif. Di mana semua siswa mendapat soal yang sama dan mengerjakan dalam waktu yang sama. Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian


(22)

tentang pesawat sederhana yaitu tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti yaitu pilihan ganda yang berjumlah 10 soal (Terlampir).

Setiap soal tes mempunyai nilai bobot 10, jika siswa menjawab soal dengan jawaban yang benar maka jumlah skor 100, dan ini yang dinamakan skor mentah. Untuk menentukan atau mengubah skor mentah menjadi skor matang dengan skala 0-100 maka digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai =

x 100

Kriteria penilaian tes : 81 - 100 = Baik Sekali 61 - 80 = Baik 41 – 60 = Cukup 21 - 40 = Kurang < 20 = Kurang

Menurut Dirjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin 2006: 67).

E. Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data ditafsir dan dievaluasi setiap siklus. Menurut Arikunto (2006: 235), secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu:


(23)

Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan di antaranya mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen dan mengecek macam isian data.

2. Tahap pentabulasian/pengelompokkan Kegiatan pentabulasian meliputi:

a. Penilaian skor pada hasil observasi dan tes tertulis

b. Pemberian skor (skala nilai) pada setiap aspek observasi kegiatan siswa

c. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase

d. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dijumlahkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.

3. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya dan menarik kesimpulan.

F. Teknik Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas data penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid, reliable dan objektif, maka penelitan ini menggunakan tekhnik pengumpulan data yang valid dan realibel (Sugiyono, 2011: 365). Dalam penelitian kualitatif data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaaan antara yang dilaporkan peneliti


(24)

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali secara konsisten. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti antara lain:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah data yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan. 2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan, maka penelitin dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis mengenai apa yang diamati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi


(25)

tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi tekhnik dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Wawancara Observasi

Tes

Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi kemudian di cek dengan observasi kemudian di cek kembali dengan tes.

4. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid. Sehingga semakin kredibel/dapat dipercaya.


(26)

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian bab IV dalam PTK ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan cukup baik. Hal ini diketahui dari hasil observasi proses belajar siswa yang dilakukan guru dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus I rerata proses belajar siswa yaitu hanya 6,55, siswa menunjukkan peningkatan belajar selama pembelajaran, dan pada siklus II mengalami peningkatan rerata mencapai 8,18 siswa mengalami peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Artinya siswa mulai menunjukkan kesiapannya untuk mengikuti pembelajaran, merumuskan masalah yang ditemukan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mampu mengamati dan menganalisis data, mempersntasikan hasil pengamatannya di depan kelas, mampu merumuskan kesimpulan, dan menemukan sendiri konsep pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama PTK. Nilai rerata yang diperoleh siswa pada prasiklus mencapai 55,00; siklus I 70,27; dan siklus II 86,38. Artinya pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi selama pembelajaran


(27)

mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan peneliti berhasil. Hal ini dikarenakan peneliti telah menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013 dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil temuan dari hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengarahan yang diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

Kualitas pembelajaran IPA hendaknya terus ditingkatkan agar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah dasar hendaknya jangan dijadikan alasan untuk mencoba menggunakan metode yang baru. Penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dapat dijadikan salah satu alternatife untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran yang baik dan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. O, and Koutnik, P. G. (1972). Toward More Effective Science

Instruction in Secondary Education. United States Of America:

Macmillan Publishing Co

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Azmiyawati, C. et. al. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyanpress

Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Iru, L dan Arihi, L OS. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi,

dan Model-Model Pembelajaran. Kendari: Multi Pressindo.

Mujenah. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Tumbuhan dan

Bagian-bagiannya dengan menggunakan metode Inkuiri pada Pembelajaran Sains. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak

diterbitkan

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. Rakhmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar.

Bandung: CV. Andira

Rowe, M. B. (1978). Teaching Science As Continuous Inquiry: A Basic. United States of America: Mc. Graw Hill

Rustini, T. (2009).Penerapan Model Inkuiri dalam Meningkatkan Pembelajaran

IPS di kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus

Serang

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(29)

Sudrajat, A. (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra


(1)

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali secara konsisten. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti antara lain:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah data yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan. 2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan, maka penelitin dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis mengenai apa yang diamati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi


(2)

32

tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi tekhnik dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Wawancara Observasi

Tes

Gambar 3.2 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi kemudian di cek dengan observasi kemudian di cek kembali dengan tes.

4. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid. Sehingga semakin kredibel/dapat dipercaya.


(3)

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian bab IV dalam PTK ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan cukup baik. Hal ini diketahui dari hasil observasi proses belajar siswa yang dilakukan guru dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus I rerata proses belajar siswa yaitu hanya 6,55, siswa menunjukkan peningkatan belajar selama pembelajaran, dan pada siklus II mengalami peningkatan rerata mencapai 8,18 siswa mengalami peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Artinya siswa mulai menunjukkan kesiapannya untuk mengikuti pembelajaran, merumuskan masalah yang ditemukan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mampu mengamati dan menganalisis data, mempersntasikan hasil pengamatannya di depan kelas, mampu merumuskan kesimpulan, dan menemukan sendiri konsep pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan metode inkuiri mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama PTK. Nilai rerata yang diperoleh siswa pada prasiklus mencapai 55,00; siklus I 70,27; dan siklus II 86,38. Artinya pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi selama pembelajaran


(4)

60

mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan peneliti berhasil. Hal ini dikarenakan peneliti telah menggunakan metode inkuiri pada konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Tapos 03 Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Tahun Ajaran 2012/2013 dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil temuan dari hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengarahan yang diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

Kualitas pembelajaran IPA hendaknya terus ditingkatkan agar dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah dasar hendaknya jangan dijadikan alasan untuk mencoba menggunakan metode yang baru. Penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dapat dijadikan salah satu alternatife untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran yang baik dan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. O, and Koutnik, P. G. (1972). Toward More Effective Science Instruction in Secondary Education. United States Of America: Macmillan Publishing Co

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Azmiyawati, C. et. al. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyanpress

Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Iru, L dan Arihi, L OS. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Kendari: Multi Pressindo.

Mujenah. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Tumbuhan dan Bagian-bagiannya dengan menggunakan metode Inkuiri pada Pembelajaran Sains. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. Rakhmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar.

Bandung: CV. Andira

Rowe, M. B. (1978). Teaching Science As Continuous Inquiry: A Basic. United States of America: Mc. Graw Hill

Rustini, T. (2009).Penerapan Model Inkuiri dalam Meningkatkan Pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus Serang

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Sudrajat, A. (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 2 LEBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK PADA MATERI

1 46 18

116 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PESAWAT SEDERHANA (PROBALPENA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 Norhayati Endah Permatasari

0 0 12

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN PKn di SDN

0 0 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

0 0 10

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAGNET SISWA KELAS V SD

2 2 88

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RUSMAWATI Guru SD Negeri 031 Tarai Bangun rusmawati6360yahoo.co.id ABSTRAK - PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJA

0 0 8

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR PARWONO Guru SD Negeri 006 Sungai Buluh Kecamatan Singingi Hilir parrwonogmail.com ABSTRAK - PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKO

0 0 8

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan Siregar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan siregarruslan972gmail.com ABSTRAK - PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEK

0 0 8