PENGARUH INOVASI DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA OPERATOR SELULER CDMA :Survei Pada Pengguna Kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom Pada Beberapa Lembaga Pendidikan Di Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR PUSTAKA ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...10

1.3 Perumusan Masalah ...11

1.4 Tujuan Penelitian ...12

1.5 Kegunaan Penelitian ...12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...13

2.1 Kajian Pustaka ...13

2.1.1 Inovasi ...13

2.1.1.1 Definisi Inovasi ...13

2.1.1.2 Tahap-Tahap Inovasi ...14

2.1.1.3 Strategi Inovasi ...17

2.1.1.4 Proses Inovasi ...18

2.1.1.5 Kegagalan untuk Berinovasi ...20

2.1.1.6 Dimensi Inovasi ...21

2.1.2 Komunikasi Pemasaran ...21

2.1.2.1 Pengertian Periklanan ...22

2.1.2.2 Sifat Periklanan ...22

2.1.2.3 Fungsi Periklanan ...23

2.1.2.4 Jenis-Jenis Periklanan ...24

2.1.2.5 Langkah-Langkah Dalam Memutuskan Periklanan ...25

2.1.2.6 Efektivitas Periklanan ...29

2.1.3 Perilaku Konsumen ...31

2.1.3.1 Pentingnya Perilaku Konsumen ...32

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen ...33

2.1.3.3Model Perilaku Pembelian ...35

2.1.4 Keputusan Pembelian ...36

2.1.4.1Proses Keputusan Pembelian ...37


(2)

2.2 Kerangka Pemikiran ...41

2.3 Hipotesis ...48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...49

3.1 Objek Penelitian ...49

3.2 Metode Penelitian ...49

3.2.1 Desain Dan Jenis Penelitian ...48

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...51

3.2.3 Jenis Dan Sumber Data ...57

3.2.4 Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ...58

3.2.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ...61

3.2.6 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas ...63

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ...63

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ...69

3.2.7 Teknik Analisis data ...71

3.2.7.1 Method of Succecive Interval (MSI) ...71

3.2.7.2 Path Analysis ...72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...77

4.1 Hasil Penelitian ...77

4.1.1 Profil PT Bakrie Telecom, Tbk ...77

4.1.1.1 Identitas PT Bakrie Telecom Tbk ...77

4.1.1.2 Sejarah Singkat PT Bakrie Telecom Tbk ...78

4.1.1.3 Perkembangan PT Bakrie Telecom Tbk ...78

4.1.1.4 Produk Utama PT Bakrie Telecom Tbk ...79

4.1.2 Profil Pengguna Kartu Esia Ganas Dilihat dari Lama Menggunakan Kartu ...80

4.1.2.1 Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...81

4.1.2.2 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...83

4.1.2.3 Pekerjaan dan Uang Saku Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...84

4.1.2.4 Pekerjaan dan Penghasilan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86

4.1.2.5 Pendidikan Terakhir dan Lama Mengenal Kartu Esia Ganas Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...87

4.1.2.5 Tempat Pembelian Kartu dan Jumlah Pembelian Voucher Pulsa Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...88

4.1.2.5 Alasan Penggunaan Kartu Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...90

4.1.2.5 Sumber Informasi Pengguna Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...93

4.3 Tanggapan Pengguna Mengenai Inovasi Kartu Esia Ganas ...96

4.3.1 Tanggapan Mengenai Mengenai Relative Advantage ...97

4.3.2 Tanggapan Mengenai Mengenai Complexity ...101


(3)

4.3.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Trialability ...107

4.3.5 Tanggapan Mengenai Mengenai Observability ...109

4.3.6 Rekapitulasi Indikator Inovasi ...112

4.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Periklanan Kartu Esia Ganas ...116

4.4.1 Tanggapan Mengenai Mengenai Mission ...116

4.4.2 Tanggapan Mengenai Mengenai Money ...119

4.4.3 Tanggapan Mengenai Mengenai Message ...121

4.4.4 Tanggapan Mengenai Mengenai Media ...125

4.4.5 Tanggapan Mengenai Mengenai Mesurement ...128

4.4.6 Rekapitulasi Indikator Periklanan ...130

4.5 Tanggapan Pengguna Terhadap Keputusan Penggunaan Kartu Esia Ganas ...135

4.5.1 Rekapitulasi Keputusan Penggunaan Kartu Esia Ganas ...139

4.6 Pengaruh Inovasi Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...142

4.7 Pengaruh Periklanan Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...151

4.8 Pengaruh Inovasi Dan Periklanan Mengenai Keputusan Menggunakan Kartu Esia Ganas ...161

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...173

5.1 Kesimpulan ...173

5.2 Rekomendasi ...175

DAFTAR PUSTAKA ...178 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

1.1 8 Peringkat Negara Pengguna Seluler Terbanyak Tahun 2010 ...2

1.2 Perkembangan Jumlah Operator Di Beberapa Negara Tahun 2010 ...2

1.3 Penetrasi Operator Seluler di Asia Tahun 2010 ...3

1.4 Perkembangan Jumlah Pelanggan Seluler Di Indonesia ...3

1.5 Daftar Perusahaan Operator Teknologi CDMA ...4

1.6 Market Share Operator Seluler CDMA 2010 ...4

1.7 Persaingan Paket Kartu CDMA Antara Esia Dan TelkomFlexi ...5

1.8 Proyeksi Jumlah Pelanggan Seluler Nasional ...6

1.9 Proyeksi Jumlah Pelanggan Esia ...6

1.10 Proyeksi Jumlah Pelanggan Pesaing Esia ...7

1.11 Penurunan Jumlah Pelanggan Baru Esia...7

1.12 Implementasi Tarif Esia Ganas ...8

1.13 Implementasi Inovasi Esia Ganas ...9

2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen ...34

2.2 Model Perilaku Pembeli ...35

3.1 Opersionalisasi Variabel Penelitian ...52

3.2 Populasi Penelitian ...58

3.3 Penarikan Sampel Secara Proporsional ...61

3.4 Skor Item Setiap Pertanyaan ...62

3.5 Interval Koefisien Korelasi Guilford ...63

3.6 Koefisien Korelasi ...64

3.7 Hasil Pengujian Validitas ...66

3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas ...70

4.1 Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...61

4.2 Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu...61

4.3 Pekerjaan dan Penghasilan Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86

4.4 Pekerjaan dan Uang Saku Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...86

4.5 Pendidikan Terakhir dan Lama Mengenal Kartu Esia Ganas Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...87

4.6 Tempat Pembelian Kartu dan Jumlah Pembelian Voucher Pulsa Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...88

4.7 Alasan Penggunaan Kartu Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...90

4.8 Sumber Informasi Pengguna Berdasarkan Lama Menggunakan Kartu ...93


(5)

4.10 Tanggapan Mengenai Mengenai Complexity ...101

4.11 Tanggapan Mengenai Mengenai Compatibility ...104

4.12 Tanggapan Mengenai Mengenai Trialability ...107

4.13 Tanggapan Mengenai Mengenai Observability ...109

4.14 Rekapitulasi Indikator Inovasi ...112

4.15 Tanggapan Mengenai Mengenai Mission ...116

4.16 Tanggapan Mengenai Mengenai Money ...119

4.17 Tanggapan Mengenai Mengenai Message ...121

4.18 Tanggapan Mengenai Mengenai Media ...125

4.19 Tanggapan Mengenai Mengenai Mesurement ...128

4.20 Rekapitulasi Indikator Periklanan ...130

4.23 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Inovasi Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 143

4.24 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Inovasi Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 144

4.25 Pengujian Secara Simultan ...145

4.26 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Periklanan Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 152

4.27 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 154

4.28 Pengujian Secara Simultan ...155

4.29 Matriks Korelasi Antara Sub Variabel Inovasi dan Periklanan Dengan Keputusan Penggunaan Jasa ... 161

4.30 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Inovasi dan PeriklananTerhadap Keputusan Penggunaan Jasa ... 162


(6)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

2.1 Proses Inovasi ...19

2.2 Posisi Komunikasi Dalam Rantai Penjualan...31

2.3 Model Perilaku Pembeli ...35

2.4 Model Lima Tahap Pembelian ...38

2.5 Tahap-Tahap Evaluasi Alternatif Dan Keputusan Pembelian ...39

2.6 Model Kerangka Pemikiran ...45

2.7 Paradigma Penelitian ...46

3.1 Hubungan Kausal Antara X Dan Y ...73

3.2 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis ...74

4.2 Alasan Menggunakan Kartu ...93

4.3 Sumber Informasi Kartu Esia Ganas...96

4.4 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 1 ...143

4.5 Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis 2 ...153


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Ilmu dan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat dewasa ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pola kehidupan manusia secara pribadi, maupun terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai perubahan yang terjadi berpengaruh pula terhadap kebutuhan manusia akan teknologi di dalam melakukan komunikasi dan bertukar informasi dengan cepat, sehingga ditemukannya alat komunikasi jarak jauh yang dapat melakukan komunikasi dan bertukar informasi. Salah satu alternatif permasalahan ini adalah dengan adanya teknologi yang canggih di dalam kartu telepon seluler yang dapat memudahkan manusia di dalam berkomunikasi.

Adanya kerjasama dalam ruang lingkup global, terutama dengan diadakannya kerjasama antar negara khususnya di bidang teknologi dan komunikasi akan berdampak pada meningkatnya perubahan pola gaya hidup yang semakin canggih, cepat dan dinamis yang akan berdampak pula pada semakin banyaknya perusahaan penyedia jasa (provider) teknologi dan komunikasi yang memanfaatkan peluang ini sehingga akan meningkatkan persaingan di antara perusahaan tersebut.

Dampak tersebut salah satunya dikarenakan diberlakukannya Undang-Undang No. 36/1999 mengenai telekomunikasi dan regulasi pemerintah tahun 2002 yang mengizinkan operator seluler luar negeri memasuki pasar Indonesia, dan sejak itulah industri telekomunikasi Indonesia masuk pada era liberalisasi telekomunikasi. Banyak masuknya operator asing ke Indonesia dikarenakan pula dari jumlah penduduk Indonesia dengan menempati terbesar ke empat di dunia yang menggambarkan bahwa pangsa pasar Indonesia masih sangat luas dan mampu menarik minat operator asing tersebut.

Menurut International Telecom Unions (ITU) menyatakan bahwa jumlah pengguna operator telepon seluler di dunia pada akhir tahun 2010 diprediksi akan meningkat menjadi 5 miliar pengguna. ITU memprediksi, akan ada peningkatan jumlah pelanggan seluler broadband yang mencapai 1 miliar hingga akhir 2010 nanti, melebihi pencapaian pelanggan seluler hingga akhir tahun 2009 yang hanya mencapai 600 juta. Saat ini, pengguna seluler di dunia sudah berjumlah sekitar 4,6 miliar pengguna (Techno.okezone.com, 16 Februari 2010-10:14 wib).


(8)

Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk telekomunikasi, adanya peningkatan jumlah pengguna seluler ini dikarenakan pertumbuhan ponsel cerdas di Negara-negara maju dan layanan bergerak (mobile) di negara-negara berkembang (Bataviase.co.id , 12 Maret 2010). Tabel 1.1 di bawah ini adalah peringkat negara-negara di dunia dengan pengguna seluler terbanyak di dunia.

Tabel 1.1

8 Peringkat Negara Dengan Jumlah Pengguna Seluler Terbanyak Di Dunia Tahun 2010

No Negara Jumlah Pengguna Total Populasi Persentase Pengguna

1 Cina 786.500.000 1.335.330.000 60.6%

2 India 601.223.402 1.178.071.000 56.3%

3 United States 285.610.580 308.505.000 91.0%

4 Russia 208.330.000 141.927.297 146.8%

5 Indonesia 192.180.000 231.369.500 83.1%

6 Brazil 180.765.438 191.480.630 94.4%

7 Japan 107.490.000 127.530.000 84.11%

8 Germany 107.000.000 81.882.342 130.15%

Sumber : Bataviase dan Antara News 2010

Berdasarkan Tabel 1.1 Indonesia menempati posisi ke-lima pengguna terbanyak di dunia dengan 192,18 juta pengguna dari total 231,36 juta penduduk. Posisi ini menggambarkan bahwa Indonesia memiliki pasar potensial yang tinggi dalam bidang telekomunikasi ini, sehingga banyak perusahaan operator telepon seluler yang didirikan, baik perusahaan lokal maupun asing. Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan jumlah operator telepon seluler di beberapa negara di dunia sampai dengan tahun 2010 ini.

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah Operator Seluler Di Beberapa Negara Tahun 2010

No Negara Jumlah operator 1 Indonesia 11 operator 2 Filipina 4 operator 3 Malaysia 3 operator 4 Korea Selatan 3 operator

5 Cina 3 operator

6 Singapura 3 operator 7 India 5 operator 8 Thailand 5 operator 9 Australia 4 operator


(9)

Berdasarkan Tabel 1.2 Jumlah operator di Indonesia dibandingkan beberapa Negara lain di dunia jauh lebih banyak, dan ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar pelanggan seluler di Indonesia sangat tinggi. Akibatnya persaingan perusahaan operator di Indonesia yang tinggi juga dapat disertai dengan tingginya penetrasi seluler di Indonesia.

Menurut hasil riset Frost and Sullivan memperkirakan, penetrasi seluler Indonesia akan mencapai 98,5 persen pada 2014. Berdasarkan data Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, hingga akhir 2009 penetrasi seluler di Indonesia sudah mencapai 85 persen. Sementara itu, menurut hasil penelitian International Telecommunication Union, penetrasi seluler Indonesia masih berada di bawah Filipina (75 persen), bahkan, angkanya jauh di bawah negara Asia Tenggara lainnya, Thailand, yang mencapai 92 persen. Menurut Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk Adita Irawati, bersama dengan Cina dan India, Indonesia memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan pelanggan seluler di Asia. Pada 2009, penambahan jumlah pelanggan seluler di Asia diperkirakan mencapai 300 juta. (Pikiran-rakyat.com, Rabu 3 Maret 2010-05:16 wib). Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 1.3

Penetrasi Operator Telepon seluler

Beberapa Negara di Asia Sampai Akhir Tahun 2009

No Negara Penetrasi pasar 1 Indonesia 85%

2 Filipina 75%

3 Thailand 92%

4 Cina 30%

Sumber : Pikiran-rakyat.com, Rabu 3 Maret 2010-05:16 wib

Tabel 1.4 dapat menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan telepon berdasarkan jaringan dan operatornya di Indonesia tahun 2006-2010 menurut Antaranews.com .

Tabel 1.4

Perkembangan Jumlah Pelanggan Seluler Di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2010

Tahun Total pelanggan 2006 63.800.000 2007 96.410.000 2008 140.200.000 2009 181.270.000 2010* 192.180.000 Sumber : Antaranews.com. Ket : * Sampai dengan April 2010 .


(10)

Perkembangan selanjutnya adalah munculnya varian baru dari teknologi generasi kedua (2G) yaitu kehadiran provider berbasiskan CDMA. Teknologi CDMA (code division multiple access) adalah teknologi akses jamak dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem. Sinyal informasi pada transmitter dicoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1.25 MHz (spread spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan sinyal informasi yang dibutuhkan. (Indonesia.com, 2009).

Tabel 1.5

Daftar Perusahaan Operator Seluler Teknologi CDMA

No Nama perusahaan Produk Tahun Pendirian

1 PT Bakrie Telekom • Esia 2003

2 PT Telkom • TelkomFlexi 1995

3 PT Mobile-8 Telecom • Fren 2002

4 PT Sampoerna Telecom

• Ceria 2005

5 PT Smart Telecom • Smart 2005

6 PT Indosat • StarOne 1994

Sumber : myesia.com, telkomflexi.com

Berbagai kelebihan yang juga dimiliki oleh CDMA semakin menarik minat masyarakat menggunakan CDMA, di samping itu pulsa yang ditawarkan oleh CDMA sama dengan pulsa telepon rumah. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan di antara operator CDMA semakin tinggi. Masing-masing operator CDMA berusaha untuk menarik konsumen agar tertarik untuk menggunakan jasa layanan mereka. Tabel 1.6 menunjukkan market share operator seluler CDMA di Indonesia tahun 2010.

Tabel 1.6

Market Share Operator Seluler CDMA Tahun 2010

No PRODUK/OPERATOR MARKET SHARE PERSENTASE MARKET

SHARE CDMA

1 PT TELKOM 16,8 juta 47.12 %

2 PT BAKRIE TELECOM 12,1 juta 32.75%

3 PT MOBILE-8 TELECOM 3,5 juta 10.34%

4 PT SMART TELECOM 2,5 juta 7.47%

5 PT SAMPOERNA TELECOM 780 ribu 2.29%


(11)

Berdasarkan Tabel 1.6 PT Telkom memiliki market share CDMA tertinggi dengan persentase sebesar 47,12% dan PT Bakrie Telecom memiliki persentase market share CDMA sebesar 32,75%.

Saat ini kebijakan pemerintah berkait yang denganprogramaffordability (keterjangkauan) tarif telepon seluler mendapat apresiasi lembaga perbankan internasional, Deutche Bank. Dalam laporan terbarunya, Deutche Bank menyatakan, kalau tarif telepon seluler di Indonesia merupakan paling murah di Asia. Saat sebelumnya (2005) Indonesia dalam kategori termahal di Asia setelah China, dengan tarif sebesar 0,15 dollar AS per menit, pada tahun 2008 menjadi negara dengan tarif termurah dengan harga 0,015 dollar AS per menit. Tahun 2010 ini belum diperoleh data akurat soal tarif selular ini. Karena yang jelas, persaingan tarif antar operator selular semakin meningkat (Surabayawebs, 2010)

Tabel 1.7

Persaingan Paket Kartu Telepon seluler CDMA Antara Esia Dan TelkomFlexi Tahun 2010

Kartu Esia Kartu TelkomFlexi

Paket Program Tarif Paket Program Tarif

Puas 1 Facebook, Yahoo! Messenger, Chatting, Twitter via SMS Seharian

Rp 500,- /Per Hari

Flexi Irit Mingguan

Gratis bonus pulsa Rp 500.000 untuk telepon sesama flexi selama seminggu non-stop

Rp 5000,- / Per Minggu

Puas 2 Telepon dan SMS Seharian ke sesama esia Se Indonesia

Rp 1000,- /Per Hari

Flexi ngROOMpi

Layanan Chatroom ke banyak nomor telepon dengan menggunakan fasilitas voice

Rp 49,- / Per Menit

Puas 3 SMS ke sesame esia se Indonesia

seharian

Rp 500,- /Per Hari Flexi Bebas Bicara Lokal Bebas bicara sesama flexi dengan tarif lokal

Rp 49,- / Per Menit FlexiNet Unlimited Pelanggan dapat memperoleh layanan akses data unlimited dengan harga terjangkau. Kecepatan akses up to 153 Kbps (single speed)

Rp 2.500,- /Per Hari

Rp 15.000,-/Per Minggu Rp 50.000,- / Per Bulan


(12)

Tabel 1.7 adalah persaingan paket kartu telepon seluler CDMA antara esia dan telkomflexi yang baru dikeluarkan perusahaan dikarenakan ke dua operator ini adalah operator terbesar dalam jaringan CDMA. Berbagai paket dan program yang dikembangkan oleh ke dua operator ini cukup tinggi. Paket ini adalah sebagai salah satu cara perusahaan dalam menarik minat pelanggan dalam menggunakan produk dari ke dua operator tersebut. Berbagai fitur-fitur dan fasilitas-fasilitas yang baru dengan harga yang bersaing dapat mencerminkan ketatnya persaingan di dunia telekomunikasi ini.

Tabel 1.8

Proyeksi Jumlah Pelanggan Seluler Nasional

Tahun Jumlah pelanggan

2010 167.700.000 2011 184.400.000 2012 199.060.000 2013 206.000.000 Sumber : Sharingvision.com

Tabel 1.8 menunjukkan proyeksi pelanggan seluler secara nasional dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan peluang kepada perusahaan operator telepon seluler dimana target nasional yang pada tahun 2010 ini sejumlah 167,7 juta pelanggan dapat meningkat 18,59% atau sekitar 38,3 juta pelanggan pada tahun 2013. Sebaiknya jumlah sebesar ini harus sesuai dengan masing-masing target perusahaan dalam meningkatkan pelanggannya.

Tabel 1.9

Proyeksi Jumlah Pelanggan Esia

Tahun Kuartal Target Esia Pencapaian

Esia

2010 Q 1 11.000.000 10.000.000

Q 2 12.000.000 11.000.000

Q 3 13.000.000 12.100.000

Q 4 14.000.000 12.802.890

2011 - - -

Sumber : Laporan PT Bakrie Tel 2010 dan Antaranews.com (16 November 2010 20:04)

Tabel 1.9 menunjukkan pemasalahan yang ada di esia. Target jumlah pelanggan pada akhir tahun 2010 adalah 14 juta pelanggan. Kuartal II pencapaian esia baru 11 juta pelanggan, dan kuartal III sejumlah 12,1 juta pelanggan. Pencapaian target esia baru dapat terlaksana jika


(13)

memenuhi kekurangan 1,9 juta pelanggan dalam kurun waktu 3 bulan, dan ini akan sulit terlaksana dikarenakan pada kuartal sebelumnya, dalam satu kuartal jumlah pelanggan yang bertambah tidak melebihi 1 juta pelanggan baru. Akhir tahun 2010, jumlah pelanggan Esia sebesar 12.802.890 pelanggan, sedangkan target akhir 2010 adalah 14 juta pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kekurangan sekitar 1,2 juta pelanggan untuk mencapai target yang diharapkan perusahaan.

Tabel 1.10 menunjukkan pencapaian jumlah pelanggan TelkomFlexi yang lebih baik dibandingkan dengan Esia. Jumlah pelanggan TelkomFlexi di kuartal ke III sebanyak 16,8 juta pelanggan, sedangkan target pencapaian adalah 18 juta pelanggan di akhir 2010 ini atau di kuartal ke IV. Selisih kekurangan pelanggan pada TelkomFlexi dari kuartal III ke target yang akan dicapai adalah sekitar 1,2 juta pelanggan, dan ini jelas lebih baik dibandingkan dengan Esia yang masih kekurangan 1,9 juta pelanggan.

Tabel 1.10

Proyeksi Jumlah Pelanggan Pesaing Esia Tahun Kuartal Target Telkom

Flexi

Pencapaian TelkomFlexi

2010 Q 1 -

Q 2 - 15.000.000

Q 3 - 16.800.000

Q 4 18.000.000 -

2011 - 21.000.000 -

Sumber : Surabayawebs.com

Penjelasan ini menggambarkan masih banyaknya kekurangan di dalam meningkatkan jumlah pelanggan Esia dan kesulitan esia di dalam memenuhi target yang akan dicapai dikarenakan penetrasi pasar yang kurang, sehingga target perusahaan tidak tercapai. Hal ini mengakibatkan perusahaan ini tidak mampu menjalankan strategi pemasarannya dengan baik, yang akan berdampak pada penurunan jumlah pelanggan baru esia dari tahun ke tahun. Fakta ini perlu lebih diperhatikan oleh PT Bakrie Telecom dikarenakan saat ini juga persaingan dalam dunia bisnis telekomunikasi sangat tinggi khusunya operator CDMA dan juga ditekankan untuk lebih meningkatkan jumlah pelanggan dari tahun ke tahun serta mampu mencapai target yang diharapkan.


(14)

Tabel 1.11

Penurunan Jumlah Pelanggan Baru Esia

Tahun Pencapaian

Jumlah Pelanggan Esia

Jumlah

Pelanggan Baru Esia

Persentase Pelanggan Baru Esia

2007 3,6 Juta - -

2008 7,3 Juta 3,7 Juta 50,7 %

2009 10,6 Juta 3,3 Juta 31,1 %

2010 12,8 Juta 2,2 Juta 20,7 %

Sumber : Myesia.com, Tempointeraktif.com, dan Antaranews.com

Tabel 1.11 menjelaskan penurunan jumlah pelanggan baru esia dari tahun ke tahun . Pada tahun 2008 persentase kenaikan pelanggan baru sebesar 50,7% dari tahun sebelumnya, namun mulai tahun 2009 jumlah persentase pelanggan baru semakin berkurang dan pada akhir 2010 perusahaan diperkirakan tidak mampu memenuhi target yang diharapkan.

Tabel 1.12

Implementasi Tarif Esia Ganas

No Rincian

1 Nelpon Rp 1/detik ke semua pengguna esia 2 Nelpon Rp 1/detik ke GSM lokal

3 Nelpon Rp 1/detik nelpon internasional 01010 4 SMS Rp 1/karakter ke semua operator

5 Internet Rp 1/ 2 KB data internet 6 Nada sambung Rp 1/ lagu

7 Gratis Telepon dan SMS seharian, lokal interlokal 24 jam non stop ke seluruh Indonesia Sumber : myesia.com

Berbagai upaya harus dijalankan untuk memenuhi target perusahaan. Menurut Sutisna (2003:80) menyatakan bahwa “Pemahaman yang ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang penting pada strategi harga. Secara umum harga yang lebih tinggi kurang mempunyaki kemungkinan untuk dibeli konsumen”. Upaya strategi harga dalam mencapai target konsumen dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam memenuhi target perusahaan.


(15)

Menurut wakil direktur PT Bakrie Telecom, Erijk Meijer mengatakann bahwa salah satu upaya yang dilakukan esia dalam memenuhi target yang diharapkan adalah dengan melakukan inovasi (inilah.com. 19-11-2009, 16:00 wib). Menurut Everett M. Rogers (2003;12) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran. Inovasi sangat penting kaitannya dengan eksistensi dan perkembangan dan keberhasilan perusahaan. Menurut Kotler (2004:406) pemasar mengenali beberapa kebenaran dasar tentang proses penerimaan. Perbedaan-perbedaan kesiapan individual untuk mencoba produk baru akibat dari pengaruh pribadi, perbedaan tingkat penerimaan, dan perbedaan kesiapan organisasi untuk mencoba produk baru. Menurut Djaslim Saladin (2006:114) proses pengadopsian itu sangat tergantung pada karakteristik-karakteristik masing-masing penerima, ada yang cepat sekali, ada yang hati-hati, ada yang setengah-setengah dan ada pula yang sekedar mencoba. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti kehidupan sosial penerima dan pengaruh pribadi penerima.

Tabel 1.13

Implemantasi Inovasi Esia Ganas

No Inovasi Rincian

1 Fitur-fitur Baru Esia Ganas • DV8.8 sebagai layanan voice portal

• Esia Blacklist • Esia Whitelist • SMS Forward • SMS Autoreplay • ML-101

• Layanan Isi Esia 2 Handphone Bundling Esia

Ganas

• HP Esia Qwerty Mini • HP Esia Starlight • HP Esia Hidayah • HP Esia Ngoceh Slim • HP Esia Music Chat • HP Esia Connect FM • HP Esia Gayaku • HP Esia Connect • HP Esia Online • HP Esia Gayaku FM • HP Esia Music Sumber : Mysia.com


(16)

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh periklanan. Menurut Shimp (2003;360) “Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap ada dalam ingatan para konsumen, pada saat kebutuhan muncul yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, dampak penggunaan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli”. Dilihat dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa dengan melakukan periklanan akan dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Implementasi iklan esia dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen dapat dibuktikan dengan banyaknya iklan baik berupa media elektronik dan media cetak dengan menggunakan strategi disruptive dan kreatif dimana iklan esia banyak ditiru oleh pesaing.

Berdasarkan uraian di atas maka peulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Inovasi dan Periklanan Terhadap Keputusan Penggunaan Operator Telepon Seluler (Suatu Survei Pada Pengguna Kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom, Tbk Di Bandung).

1.2Identifikasi Masalah

Inti permasalahan yang telah diuraikan dapat dijelaskan melalui uraian fenomena peningkatan intensitas persaingan dan juga target yang harus dicapai perusahaan. PT Bakrie Telecom, Tbk harus berusaha mewujudkan dalam meningkatkan keputusan pembelian calon konsumennya dalam menggunakan produk tersebut, sebab jika tidak dicapai maka target yang telah ditentukan tidak akan terwujud. Menurut Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk Erick Meijer, Esia ditargetkan mampu meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai 14 juta pelanggan sampai dengan akhir 2010 ini (Neraca, 2010). Sebelumnya, pengeluaran produk baru dari esia, yaitu esia suka-suka belum mampu meningkatkan pembelian konsumen yang ditargetkan.

Saat ini jumlah pelanggan Esia baru sekitar 12,1 juta pelanggan dan ditargetkan pada kuartal akhir tahun 2010 ini mencapai angka 14 juta pelanggan. Kekurangan pelanggan yang sekitar 1,9 juta pelanggan harus ditingkatkan agar target akhir tahun ini dapat tercapai. Salah satu cara agar dapat meningkatkan kekurangan pelanggan tersebut adalah dengan meningkatkan keputusan pembelian calon konsumennya.

PT Bakrie Telecom diduga perlu senantiasa menerapkan srategi pemasarannya melalui Inovasi dan Periklanan dalam rangka meningkatkan keputusan pembelian konsumen sehingga


(17)

mampu lebih meningkatkan persaingan dalam industri telekomunikasi dan juga terciptanya target yang ditetapkan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah pelelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut.

Meningkat pesatnya intensitas persaingan di antara perusahaan jasa operator telepon seluler baik lokal maupun asing, menyebabkan semakin sulitnya untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam menggunakan produk perusahaannya dan juga akan mempersulit target pencapaian jumlah pelanggan yang ditetapkan perusahaan. Hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup serius karena menyebabkan penurunan jumlah pelanggan baru esia dari tahun ke tahunnya, dan keinginan calon pelanggan untuk membeli kartu esia yang ternyata tidak sesuai harapan perusahaan dan Esia tidak mampu menjalankan strategi pemasarannya dengan baik, terlebih lagi tantangan persaingan operator telepon seluler yang saat ini ada 5 perusahaan operator CDMA dan 6 perusahaan operator GSM dengan masing-masing strartegi pemasaran yang digunakan. Hal ini harus segera diperhatikan karena jika tidak maka calon pelanggan yang ditargetkan menggunakan produk esia ternyata tidak membeli produk tersebut atau bahkan menggunakan kartu seluler dari operator lain yang akan jelas akan berdampak penurunan penjualan kartu esia dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya dan yang pada akhirnya akan menurunkan laba perusahaan, sehingga diduga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang didukung oleh implementasi Inovasi dan juga Periklanan.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran inovasi PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas di Bandung. 2. Bagaimana gambaran pelaksanaan periklanan kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom di

Bandung.

3. Seberapa besar keputusan penggunaan konsumen PT Bakrie Telecom terhadap kartu Esia Ganas di Bandung

4. Seberapa besar pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas di bandung baik secara simultan maupun parsial


(18)

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan inovasi dan periklanan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom. Tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran mengenai inovasi PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas di Bandung

2. Memperoleh gambaran mengenai periklanan kartu Esia Ganas PT Bakrie Telecom di Bandung.

3. Memperoleh gambaran mengenai besarnya keputusan penggunaan konsumen PT Bakrie Telecom terhadap kartu Esia Ganas di Bandung.

4. Memperoleh gambaran mengenai besarnya pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas di bandung baik secara simultan maupun parsial

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara akademis maupun empiris sebagai berikut

1. Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah kajian ilmu manajemen khususnya ilmu manajemen pemasaran mengenai Inovasi dan Periklanan yang akan berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu esia paket ganas PT Bakrie Telecom

2.Kegunaan Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan penyedia operator telepon seluler khusunya PT bakrie telecom melalui kartu esia paket ganas yang berkaitan dengan Inovasi dan Periklanan yang berpengaruh terhadap keputusan menggunakan kartu Esia Ganas.


(19)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung . Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variable bebas adalah inovasi (X1) yang memiliki 5 (lima) indikator dan periklanan (X2) yang memiliki 5 (lima) indikator, adapun variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y) yang memiliki 10 (sepuluh indikator).

Menurut Mcneil Ruth (2005:57) dalam Bussines to Buseness Market Research. Penelitian adalah pengumpulan dan analisis data suatu sampel dari individu-individu atau organisasi yang berkaitan dengan perilaku, karakteristik, sikap, pendapat atau keuangan. Hal tersebut mencakup semua bentuk pemasaran dan penelitian social seperti survey konsumen dan industry, investigasi psikologis, observasi dan studi panel.

Penelitian dilakukan terhadap pengguna kartu Esia Ganas di beberapa lembaga pendidikan di Bandung. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka yang akan dianalisis yaitu mengenai pengaruh inovasi terhadap keputusan penggunaan jasa, periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa, serta inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa.

Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Mei 2011, maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Dan Jenis Penelitian

Menurut Steenkamp dalam Sandeep (2006:1) menyatakan bahwa “Metode penelitian merupakan cara menggunakan konstruksi psikologis, informasi, kecenderungan dan perhatiandalam mendapatkan data dalam tujuan tertentu.


(20)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Traver Travern dalam Husain Umar (2002:21) menjelaskan bahwa : “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Sedangkan menurut Mohammad Nasir (2007:54) mengemukakan bahwa :

“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:8) penelitian verifikatif “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Penelitian deskriptif di sini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai perusahaan jasa operator telepon seluler dan bagaimana perusahaan tersebut di dalam mensegmentasikan pengguna jasa operator telepon seluler. Disamping itu metode deskriptif adalah metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan data-data itu. Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif, maka metode yang digunakan ialah metode survai yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Berdasarkan penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Penelitian yang dianalisis banyak digunakan diberbagai ilmu, termasuk ilmu pemasaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Melalui jenis penelitian deskriptif, selanjutnya secara terperinci dapat dianalisis sebagai berikut:

1) Tanggapan pelanggan mengenai inovasi terhadap kartu esia ganas 2) Tanggapan pelanggan mengenai periklanan terhadap kartu esia ganas 3) Tanggapan pelanggan mengenai keputusan pembelian kartu esia ganas


(21)

4) Seberapa kuat pelaksanaan inovasi dalam mempengaruhi keputusan pembelian kartu esia ganas

5) Seberapa kuat pelaksanaan periklanan dalam mempengaruhi keputusan pembelian kartu esia ganas

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran/deskripsi tentang ciri-ciri variabel (dalam penelitian ini inovasi, periklanan dan kepututsan penggunaan jasa). Adapun penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, dalam penelitian ini akan diuji apakah kompetensi, indepenensi auditor internal berpengaruh terhadap kinerja auditor internal Sedangkan penelitiannya menggunakan pendekatan survey. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:7) yang dimaksud dengan penelitian verifikatif adalah ”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan.Menurut Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Sugiyono (2004:7):

“Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008:33) yang dimaksud dengan variabel bebas (independent variabel/predictor variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat (dependent variabel/criterion variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas

Variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu : Variabel dependen (variabel terikat), yaitu keputusan penggunaan jasa dan Variabel independen (variabel bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, yaitu inovasi dan periklanan. Berikut tabel operasionalisasi variabel dalam penelitian ini :


(22)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala Inovasi (X1) Inovasi sebagai

ide-ide baru, praktik-praktik baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran.

Sumber Everett M. Rogers (2003;12)

Relative Advantage

• Ketepatan fitur esia DV8.8

• Ketepatan fitur Esia Blacklist

• Ketepatan fitur Esia Whitelist

• Ketepatan fitur SMS forward

• Ketepatan fitur SMS autoreplay

• Ketepatan fitur ML-101

• Ketepatan layanan Isi Esia

• Ketepatan inovasi tarif esia ganas

• Ketepatan esia dalam

mengeluarkan handphone esia yang inovatif • Tingkat ketepatan fitur esia DV8.8 • Tingkat ketepatan fitur Esia Blacklist

• Tingkat ketepatan fitur Esia Whitelist

• Tingkat ketepatan fitur SMS forward

• Tingkat ketepatan fitur SMS autoreplay

• Tingkat ketepatan fitur ML-101

• Tingkat ketepatan layanan Isi Esia

• Tingkat ketepatan inovasi tarif esia ganas

• Tingkat ketepatan esia dalam

mengeluarkan handphone esia yang inovatif


(23)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala

Complexity

• Pemahaman fitur baru esia ganas

• Pemahaman inovasi tarif baru esia ganas

• Pemahaman inovasi

handphone baru esia

• Tingkat pemahaman fitur baru esia ganas

• Tingkat pemahaman inovasi tarif baru esia ganas

• Tingkat pemahaman inovasi

handphone baru esia

Ordinal

Compatibility

• Kesesuaian fitur baru dengan kebutuhan konsumen

• Kesesuaian tarif baru dengan harapan konsumen

• Kesesuaian variasi

handphone esia terbaru dengan kebutuhan konsumen • Tingkat kesesuaian fitur baru dengan kebutuhan konsumen • Tingkat Kesesuaian tarif baru dengan harapan konsumen • Tingkat Kesesuaian variasi

handphone esia terbaru dengan kebutuhan konsumen

Ordinal

Trialability

• Kemampuan fitur baru untuk dicoba secara singkat

• Kemampuan handphone esia untuk dicoba secara singkat

• Tingkat Kemampuan fitur baru untuk dicoba secara singkat

• Tingkat Kemampuan handphone esia untuk dicoba secara singkat


(24)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala

Observability

• Ketetapan pemilihan fitur-fitur esia ganas

• Ketetapan pemilihan variasi

handphone esia

• Ketetapan pemilihan ukuran, desain dan warna • Tingkat ketetapan pemilihan fitur-fitur esia ganas

• Tingkat ketetapan pemilihan variasi

handphone esia

• Tingkat ketetapan pemilihan ukuran, desain dan warna Ordinal

Periklanan (X2) Periklanan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.

Sumber : Phillip Kotler (2005;277)

Mission

• Ketepatan iklan dalam

menginformasik an produk

• Ketepatan iklan dalam

membujuk konsumen

• Ketepatan iklan dalam mengingatkan konsumen • Ketepatan penyajian iklan kepada konsumen • Tingkat Ketepatan iklan dalam menginformasik an produk • Tingkat ketepatan iklan dalam membujuk konsumen • Tingkat ketepatan iklan dalam mengingatkan konsumen • Tingkat ketepatan penyajian iklan kepada konsumen Ordinal Money

• Frekuensi iklan kepada

konsumen

• Ketepatan jumlah media iklan yang digunakan • Tingkat frekuensi iklan kepada konsumen • Tingkat ketepatan jumlah media iklan Ordinal


(25)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala

Message

• Pemahaman isi pesan • Ketepatan pemilihan media iklan • Pemahaman kosakata dalam iklan • Konsistensi bahasa dalam iklan • Keunikan bentuk pesan iklan

• Kesesuaian isi pesan iklan • Kemenarikan slogan/jingle dalam iklan • Tingkat pemahaman isi pesan • Tingkat ketepatan pemilihan media iklan • Tingkat pemahaman kosakata dalam iklan • Tingkat konsistensi bahasa dalam iklan • Tingkat keunikan bentuk pesan iklan esia ganas • Tingkat kesesuaian isi pesan iklan • Tingkat kemenarikan slogan/jingle dalam iklan Ordinal Media • Kemenarikan bintang iklan

• Ketepatan waktu penyampaian iklan dalam media

• Frekuensi roadshow dan event oleh esia

• Tingkat Kemenarikan bintang iklan • Tingkat ketepatan waktu penyampaian iklan esia ganas dalam media yang digunakan

• Tingkat frekuensi roadshow dan event oleh esia


(26)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala

• Kreativitas iklan dalam menginformasik an produk • Ketepatan desain tampilan gambar dan warna dalam iklan • Tingkat kreativitas iklan dalam menginformasik an produk • Tingkat ketepatan desain tampilan gambar dan warna dalam iklan Measurement • Kepercayaan konsumen terhadap iklan

• Keinginan konsumen dalam membeli produk dikarenakan pengaruh iklan • Tingkat kepercayaan konsumen terhadap iklan • Tingkat pengaruh iklan terhadap keinginan konsumen membeli produk Ordinal Keputusan Pembelian (Y)

Perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Sumber : Kotler dan Amstrong (2006;129) • Keunggulan relatif dibanding produk pesaing • Kemudahan menggunakan produk • Kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen • Kepuasan konsumen dalam menguji coba produk • Kepuasan konsumen dengan tampilan dan layanan produk • Tingkat keunggulan relatif dibanding produk pesaing • Tingkat kemudahan menggunakan produk • Tingkat kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen • Tingkat kepuasan konsumen dalam menguji coba produk • Tingkat kepuasan dengan tampilan dan layanan produk Ordinal


(27)

Variabel/Sub Variabel

Konsep Teoritis Indikator Ukuran Skala

• Ketepatan tujuan iklan esia ganas kepada konsumen

• Frekuensi iklan esia ganas kepada konsumen

• Ketepatan isi pesan iklan yang disampaikan • Ketepatan media dan bintang iklan yang digunakan • Kepercayaan konsumen terhadap iklan produk • Tingkat Ketepatan tujuan iklan esia ganas kepada konsumen • Tingkat frekuensi iklan esia ganas kepada konsumen • Tingkat ketepatan isi pesan iklan yang disampaikan • Tingkat ketepatan media dan bintang iklan yang digunakan • Tingkat kepercayaan konsumen terhadap iklan produk

3.2.3 Jenis Dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009;129) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, dan hasil dari wawancara dengan pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian. Penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili populasi yaitu pengguna kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung.


(28)

2. Data Sekunder

Merupakan data-data pendukung berupa landasan teori yang diperlukan dari buku-buku ilmiah, majalah-majalah ilmiah, serta literatur lainnya ataupun sumber bacaan lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2009;132) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Pendapat lebih spesifik dikemukakan oleh Husein Umar (2003;136), “Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Sugiyono (2010;90) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan yang jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

TABEL 3.2

POPULASI PENELITIAN

No Nama Lembaga Pendidikan Penentuan Populasi Populasi 1 Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI)

10 Kelas Mata Kuliah Dasar Umum

(MKDU) 37

2 Universitas Islam Bandung

(UNISBA) Fakultas Dakwah 25

3 SMA Lab School Bandung 8 Kelas 30

4 SMU (Plus) Muthahhari

Bandung 6 Kelas 28

Total Populasi 120


(29)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tapi tidak semuanya, elemen dari populasi dapat diambil dari sampel (Sekaran, 2000: 267). Menurut William G. Zikmund (2003:726), “A subset or some part of a large population.” (Artinya: Suatu subset atau beberapa bagian dari suatu populasi yang besar).

Ukuran sampel diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Harun Al Rasyid (1994:44) sebagai berikut:

Dimana :

n = sampel

N = populasi

Sedangkan no dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari jumlah populasi yang ada, yaitu sebagai berikut :

a. Distribusi skor simetris

b. Nilai tertinggi skor peresponden : (50 x 5) = 250 c. Nilai terendah = 50

d. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai skor terendah = 250 – 50 = 200

e. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi standard deviator) dengan menggunakan deming’s empirical rule, maka diperoleh :

S= (0,29)(200)= 58

N n n n 0 0 1+ = 2 2 1                   − = δ α S Z no


(30)

f. Dengan derajat kepercayaan

= 95% dimana α = 0,05 , 0,975 1,96 2

1 = =

    

Z

Z α

(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)

g. Jadi n

, = 516,92 Dengan demikian jumlah sampel adalah :

N n n n

0 0 1+

=

n

=

, ,

= 97,53 = 98

Ukuran sampel minimal (n) dalam penelitian ini adalah 98 orang. Sampel lebih baik ditambahkan sedikit agar hasil penelitian lebih tepat, maka akhirnya ditentukan jumlah sampel sebanyak 100 orang.

3.Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini, salah satunya adalah probability sampling. Berdasarkan teknik probability sampling, selanjutnya digunakan teknik simpel random sampling atau pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap homogen. William G. Zikmund (2003:428) memberikan defenisi mengenai simple random sampling adalah pemilihan acak sederhana adalah suatu prosedur sampling yang meyakinkan bahwa setiap unsur-unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk tercakup dalam sampel. Menurut Ruth McNeil (2005:296), teknik sampling merupakan penetapan angka atau target pada sekelompok populasi yang telah ditentukan sebelumnya serta memeriksa bahwa peneliti mendapatkan sampel yang tepat serta dalam jumlah yang tepat.


(31)

1. Menentukan sampel sasaran. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel sasaran pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung melalui perhitungan teknik Harun Al-Rasyid serta ditentukan secara proporsional.

TABEL 3.3

PENARIKAN SAMPEL SECARA PROPORSIONAL

No Nama Lembaga Pendidikan

Jumlah Pengguna Berdasarkan Tempat Lembaga, Jumlah Pengguna

Kartu dan Jumlah Sampel yang diteliti

Sampel

1 Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) 37/120x100 31

2 Universitas Islam Bandung

(UNISBA) 25/120x100 21

3 SMA Lab School Bandung 30/120x100 25

4 SMU (Plus) Muthahhari

Bandung 28/120x100 23

Total Sampel 100

Sumber : Peneliti 2011

2. Menentukan waktu Penelitian. Alasannya karena jumlah pengguna kartu Esia Ganas mudah berubah, ada yang baru menggunakan, ada yang sudah lama menggunakan, sampai tingkatan perpindahan ke kartu lain (churn rate).

3. Melakukan orientasi lapangan. Penelitian dilakukan pada saat pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga di Bandung melakukan kegiatan dalam hal pendidikan di beberapa tempat tersebut.

3.2.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Angket (kuesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada pengguna kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung yang menjadi anggota sampel penelitian tentang inovasi, periklanan dan keputusan penggunaan jasa

2. Observasi, yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti yaitu pada pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung.


(32)

3. Dokumentasi/Studi Kepustakaan tentang inovasi, periklanan dan keputusan penggunaan jasa.

4. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui komunikasi langsung dengan pengguna kartu Esia Ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung.

Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Instrumen yang digunakan dalam angket merupakan seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

3. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan ordinal scales yang ditransformasikan menjadi interval scales.

Penelitian ini menganalisis tiga variable yang terdiri dari variabel bebas (X), yaitu inovasi, periklanan dan variabel terikat (Y) yaitu keputusan penggunaan jasa.

Agar setiap jawaban dapat dihitung, maka setiap jawaban yang dilakukan kepada responden diberi skor. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert, seperti yang dikemukakan sugiyono (2003;86) : “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial.”

Setiap pertanyaan terdiri dari pernyataan positif, skor pada setiap pilihan terdiri dari lima kategori seperti terlihat pada Tabel 3.3 di bawah ini, yaitu :

TABEL 3.4

SKOR SETIAP ITEM PERNYATAAN

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1


(33)

Untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y maka digunakan koefisien korelasi Guilford sebagai berikut :

TABEL 3.5

INTERVAL KOEFISIEN KORELASI GUILFORD

Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Sedang 0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2003;183)

3.2.6 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas

Konsep yang digunakan untuk mengukur uji instrumen adalah uji validitas dan uji reliabilitas dikarenakan suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias (samar) jika data yang digunakan kurang valid dan kurang reliable.

Metode yang akan digunakan untuk uji validitas ialah metode product moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation)sedangkan metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan SPPS for Windows. Cronbach Alpha adalah koefisien reliabilitas yang menggambarkan seberapa baik item-item dalam suatu set berkorelasi secara positif satu dengan lainnya (Sekaran, 2000). Semakin mendekati nilai 1 koefisien alpha (α) tersebut semakin tinggi konsistensi reliabilitas internal yang diukur.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Validitas alat ukur akan mungkin terjadi jika alat itu tepat mengukur variabel-variabel yang diteliti. Dengan perkataan lain, dikatakan bahwa validitas adalah ketepatgunaan suatu alat ukur terhadap obyek yang hendak diukur. Rumus untuk menguji validitas dapat menggunakan product moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation), yaitu:


(34)

r = n (∑ xy) – (∑x) (∑y)

{|n(∑x2) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2}

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor untuk pernyataan yang dipilih Y = skor total

n = jumlah responden

Besarnya koefisien korelasi diintrepretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 di bawah ini

TABEL 3.6

KOEFISIEN KORELASI

Nilai Makna

0,800-1,00 Tinggi 0,600-0,800 Cukup 0,400-0,600 Agak rendah 0,200-0,400 Rendah

0,000-0,200 Sangat Rendah

Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2009:157)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

t =

r n r

− − 1


(35)

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,05. 2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid.

3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.

Agar data dalam penelitian ini dapat digunakan dan memenuhi syarat pengujian, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut.

Untuk mengadakan interperasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:245) dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

t = r

2

1 2 r n

− −

; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item istrumen, adalah sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < r tabel

3. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,374. Berikut tabel uji validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti


(36)

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS

No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

A. Relative Advantage

1.

Ketepatan fitur esia DV8.8 0.786 0.374 Valid

2. Ketepatan fitur Esia Blacklist 0.799 0.374 Valid

3. Ketepatan fitur Esia Whitelist 0.490 0.374 Valid

4. Ketepatan fitur SMS forward 0.388

0.374 Valid

5. Ketepatan fitur SMS autoreplay 0.648 0.374 Valid

6. Ketepatan fitur ML-101 0.481

0.374 Valid

7. Ketepatan layanan isi esia 0.608

0.374 Valid

8. Ketepatan inovasi tarif esia ganas 0.403 0.374 Valid

9. Ketepatan esia dalam mengeluarkan

handphone esia yang inovatif 0.466 0.374 Valid

B. Complexity

10. Pemahaman fitur baru esia ganas 0.812 0.374 Valid

11. Pemahaman inovasi tarif baru esia ganas 0.608 0.374 Valid

12. Pemahaman inovasi handphone baru esia 0.805 0.374 Valid

C. Compatibility

13. Kesesuaian fitur baru dengan kebutuhan konsumen

0.714 0.374 Valid

14. Kesesuaian tarif baru dengan harapan

konsumen 0.716 0.374 Valid

15. Kesesuaian variasi handphone esia terbaru

dengan kebutuhan konsumen 0.621 0.374 Valid

D. Trialability

16. Kemampuan fitur baru untuk dicoba secara singkat

0.751 0.374 Valid

17. Kemampuan handphone esia untuk dicoba

secara singkat 0.859 0.374 Valid

E. Observability


(37)

19. Ketetapan pemilihan variasi handphone esia 0.648 0.374 Valid 20. Ketetapan pemilihan ukuran, desain dan

warna

0.587 0.374 Valid

F. Mission

21. Ketepatan iklan dalam menginformasikan

produk 0.816 0.374 Valid

22. Ketepatan iklan dalam membujuk konsumen 0.817 0.374 Valid

23. Ketepatan iklan dalam mengingatkan

konsumen 0.684 0.374 Valid

24. Ketepatan penyajian iklan kepada konsumen 0.721 0.374 Valid

G. Money

25. Ketepatan waktu penyampaian iklan dalam

media 0.764 0.374 Valid

26. Frekuensi tayangan iklan esia ganas 0.488 0.374 Valid

27.

Iklan esia ganas dapat dilihat pada berbagai media elektronik ,cetak, pameran, SPG dan lain sebagainya.

0.378 0.374 Valid

H. Message

28. Pemahaman isi pesan 0.799

0.374 Valid

29. Ketepatan pemilihan media iklan 0.775 0.374 Valid

30. Pemahaman kosakata dalam iklan 0.760 0.374 Valid

31. Konsistensi bahasa dalam iklan 0.724

0.374 Valid

32. Keunikan bentuk pesan iklan 0.685 0.374 Valid

33. Kesesuaian isi pesan iklan 0.767 0.374 Valid

34. Kemenarikan slogan/jingle dalam iklan 0.488 0.374 Valid


(38)

I. Media

35. Kemenarikan bintang iklan 0.729

0.374 Valid

36. Frekuensi roadshow dan event oleh esia 0.609 0.374 Valid

37. Kreativitas iklan dalam menginformasikan

produk 0.848 0.374 Valid

38. Ketepatan desain tampilan gambar dan warna

dalam iklan 0.801 0.374 Valid

J. Measurement

39. Kepercayaan konsumen terhadap iklan 0.741 0.374 Valid

40. Keinginan konsumen dalam membeli produk

dikarenakan pengaruh iklan 0.680 0.374 Valid

K. Keputusan Penggunaan Jasa

41. Keunggulan relatif dibanding produk pesaing 0.909

0.374 Valid

42. Kemudahan menggunakan produk 0.835 0.374 Valid

43. Kesesuaian produk dengan kebutuhan

konsumen 0.903 0.374 Valid

44. Kepuasan konsumen dalam menguji coba

produk 0.921 0.374 Valid

45. Kepuasan konsumen dengan tampilan dan

layanan produk 0.604 0.374 Valid

46. Ketepatan tujuan iklan esia ganas kepada

konsumen 0.781 0.374 Valid

47. Frekuensi iklan esia ganas kepada konsumen 0.800

0.374 Valid

48 Ketepatan isi pesan iklan yang disampaikan 0.622 0.374 Valid

49 Ketepatan media dan bintang iklan yang

digunakan 0.743 0.374 Valid

50 Kepercayaan konsumen terhadap iklan

produk 0.757 0.374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011


(39)

    

  

−    

=

2

2

1

1 St

Si k

k Cα

Berdasarkan Tabel 1.2 hasil pengujian validitas instrumen penelitian memperlihatkan bahwa semua butir pertanyaan valid (50 item) karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel (0,374) pada derajat kebebasan (df = n-2), mengingat jumlah instrumen yang diuji validitas sebanyak 30 responden.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:154) mengungkapkan bahwa:

“Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.

Artinya pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama dalam beberapa kali pengukuran selama aspek yang diukur tidak berubah. Secara empiris tinggi rendahnya reabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi untuk reabilitas maka konsistensi konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel, demikian pula sebaliknya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian (Suharsimi Arikunto 2009:196)

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengungkapkan masalah ketepatan dan kemantapan alat ukur. Reliabilitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengungkapkan hasil dan kualitas yang konsisten. Pada uji reliabilitas ini dapat berfungsi sebagai pengukur kestabilan atau konsistensi dari suatu alat ukur yang sedang digunakan. Dari Uji Reliabilitas di dalam penelitian ini memakai bantuan SPSS for Windows dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha yang derajat kestabilannya baik jika mendekati nilai angka 1.

Koefisien Alpha Cronbach (Cα) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998:88).

Jika suatu instrumen dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Rumus yang dipergunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik spilit half dari Spearman Brown, yaitu:


(40)

r = 2rb

1+rb

Ket. r = Reliabilitas seluruh instrumen

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua.

Pengujian reliabilitas tersebut menurut Suharsimi Arikunto (2009:156) diilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Butir- butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan instrumen genap.

2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika koefisian internal seluruh item (ri)rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisian internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for window diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No. Variabel r

hitung (Alpha) Sig Keterangan

1 Inovasi 0.929 0.70 Reliabel

2 Periklanan 0.946 0.70 Reliabel

3 Keputusan Penggunaan Jasa 0.933 0.70 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011.

Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel dengan tingkat signifikansi 5% maka item pertanyaan dikatakan valid, maka 3 (tiga) variabel yang diuji cukup reliabel dengan rhitung (Alpha Cronbach) di atas 0,70.


(41)

3.2.7 Teknik Analisis Data

Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen pengguna kartu esia ganas. Data yang diperlukan adalah data interval maka data ordinal akan diubah dulu menjadi data interval dengan bantuan statistik yaitu MSI (method of successive interval).

Pengolahan data yang terkumpul dari hasil penyebaran angket dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara pengisian, melakukan tabulasi hasil angket dan memberikan nilai sesuai dengan sistem penilian yang telah ditetapkan. Data hasil tabulasi diterapkan pada pendekatan penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis (analisis jalur) karena penelitian ini menganalisis lebih dari dua variabel, yaitu inovasi (X1), periklanan (X2), dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat (Y) dimana setiap variabel saling berpengaruh. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut ;

2.1.2.1 Method of Succesive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1994;131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.


(42)

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut

Scale value = (dencity at lower limit) – (dencity at upper limit) ---

(area below upper limit) – (area below lower limit)

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independent dengan variabel dependent serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

2.1.2.2Path Analysis

Setelah data ordinal diubah menjadi data interval dengan menggunakan MSI (method of successive interval), selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independent dengan variabel dependent dari semua sampel penelitian. Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, dimana hipotesis itu saling berhubungan, maka terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah paradigm sehingga terlihat bahwa hubungan antar variabel dapat merupakan hubungan regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas dimensi inovasi yang terdiri dari relative advantage, complexity, compatibility, trialability dan observability. Periklanan memiliki dimensi mission, money, message, media, measurement terhadap variabel terikat, yaitu keputusan penggunaan jasa secara langsung maupun tidak langsung. Struktur hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan penggunaan jasa.

X1


(43)

Gambar 3.1

Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y

Keterangan :

X1 = Inovasi X2 = Periklanan

Y = Keputusan Penggunaan Jasa ε = Epsilon (variabel sisa)

= Hubungan kausalitas

Struktur hubungan di atas dapat dilihat bahwa inovasi dan periklanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara X1, X2, dan Y, namun dalam penelitian ini tidak diperhatikan, oleh karena itu variabel-variabel lain yang mempengaruhi keputusan pembelian diluar Inovasi dan periklanan disebut dengan variabel residu dan dilambangkan dengan ε.

Struktur hubungan kausal antara X1, X2, dan Y diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis yang berbunyi : Terdapat pengaruh antara inovasi dan periklanan terhadap keputusan pembelian baik pada konsumen pengguna kartu esia ganas pada beberapa lembaga pendidikan di Bandung. Cara mengujinya yaitu menghitung R2YX1,2 =

∑ YX1,2 . rYX1,2. Hasil R2YX1,2 menunjukkan pengaruh inovasi (X1) dan periklanan (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menggambar sub struktur hipotesis

Gambar 3.2 X2


(44)

Diagram Jalur Sub Struktur Hipotesis

Keterangan :

X1 = Inovasi X2 = Periklanan

Y = Keputusan Penggunaan Jasa ε = Epsilon (variabel sisa)

= Hubungan kausalitas = Hubungan korelasional

2) Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas :

R1 =

3) Identifikasi Persamaan sub struktru hipotesis

Y = PYX1X1 + PYX2X2 + ε1

4) Menghitung matriks invers korelasi

Y

ε

P

Y

P

YX1

P

YX2

X2

X1

Γx1x2

r

X1.X1

r

X1.X2

r

X2.X2

X1

X2


(45)

R1-1 =

5) Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus :

=

6) Hitung R2Y(X1,x2), yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, X2, X3 terhadap Y dengan menggunakan rumus :

R2Y(X1,x2) = [PYX1.1PYX1.2]

Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel

a. Pengaruh (X1) terhadap Y

Pengaruh langsung = PYX1.PYX1

Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX1. rX1x2 . PYX2 +

Pengaruh total (X1) terhadap Y =

……… b. Pengaruh (X2) terhadap Y

Pengaruh langsung = PYX2.PYX2

Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX2. rX2x1 . PYX1 +

Pengaruh total (X2) terhadap Y =

………..

c. Menghitung pengaruh variabel lain (ε)

PY ε =

C

11

C

1

C

22

PY

X1.1

PY

X1.2

C

11

C

12

C

22

rY

X1.1

rY

X1.2

r

YX1.1

r

YX1.2

1- R

2


(46)

7) Keputusan penerimaan atau penolakan Ho

Rumusan hipotesis operasional

Ho : PYXi = PYX2 = 0

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi ≠ 0, i = 1 dan 2

Statistik uji yang digunakan adalah :

Rumus 3.6

Pengujian Statistik

Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti dapat diteruskan pada pengujian secara individual dan statistik yang digunakan : Rumus 3.7

Pengujian distribusi t-student

F =

(n-k-1) ∑ YXi

r

YXi

k (1-∑ YXi

r

YXi)

t

=

P

YXi -

P

YXj

(1- R2r

(X1,x2))(Cii

+

Cij)


(1)

hadirnya inovasi dari fitur-fitur Esia Ganas ini, oleh karena itu PT Bakrie Telekom Selaku pemilik Esia Ganas harus lebih memperhatikan adalah memberikan perhatian yang lebih kepada konsumen dari inovasi fitur-fitur baru Esia Ganas ini. Salah satu yang direkomendasikan dari inovasi Esia adalah memproduksi ponsel bundling Esia dengan model tablet yang terbaru. Hal ini sangat disarankan karena ponsel dengan tipe ini masih jarang ada di pasaran.

2. Penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi dapat mempengaruhi keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, namun untuk lebih memaksimalkan keputusan penggunaan kartu maka PT Bakrie Telekom melalui kartu Esia Ganas sebaiknya lebih memaksimalkan kualitas, fitur-fitur baru dan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan telekomunikasi yang saat ini semakin cepat. Contoh yang dapat dikembangkan adalah PT Bakrie Telecom melalui kartu Esia Ganas sebaiknya lebih berfokus pada mobile i-net, yaitu seperti pengembangan fasilitas Global Positioning System (GPS) yang saat ini mulai banyak dikembangkan atau fasilitas kemudahan layanan internet yang lainnya, sehingga keputusan penggunaan kartu Esia Ganas semakin meningkat.

3. Penelitian ini menunjukkan bahwa periklanan dapat mempengaruhi keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, namun untuk lebih memaksimalkan keputusan penggunaan kartu Esia Ganas dan juga dalam menghadapi kendala persaingan dari provider lain yang lebih intensif dan lebih gencar melakukan periklanan untuk meningkatkan pelanggan baru, PT Bakrie Telekom selaku pemilik kartu Esia Ganas dalam melaksanakan program periklanannya harus lebih menarik dan lebih tepat sasaran. PT Bakrie Telekom sebaiknya membuat iklan yang lebih unik, kreatif dan memfokuskan tidak hanya pada telepon atau SMS saja, namun pada kemudahan fasilitas internet yang mudah, murah, praktis dan menguntungkan harus lebih ditekankan karena saat ini hampir semua orang membutuhkan kemudahan fasilitas internet. Strategi periklanan juga harus dikembangkan agar konsumen tidak jenuh, saat ini dapat dijalankan strategi periklanan hijau (green advertising) di mana menempatkan PT Bakrie


(2)

Telecom sebagai “Pilihan Hijau” yang ramah lingkungan dan meyakinkan para pelanggan bahwa menggunakan produk-produk Esia merupakan tindakan yang baik untuk Bumi melalui suatu periklanan yang terkoordinasi. Upaya ini akan mempertahankan posisi perusahaan sebagai Green Connectivity Provider Indonesia. Mempertahankan posisi ini akan semakin memberikan manfaat efektifitas biaya dan berpengaruh secara positif kepada pengguna layanan Esia.

4. Periklanan memiliki lima sub variabel yang dapat mempengaruhi keputusan penggunaan. Dimensi money (anggaran periklanan) adalah sub variabel yang paling rendah dalam mempengaruhi keputusan penggunaan kartu Esia Ganas. Hal penting yang direkomendasikan adalah meningkatkan anggaran periklanannya pada berbagai media, khususnya media elektronik yaitu internet dengan melakukan kerjasama dengan berbagai website terkenal, kemudian pemberian hadiah, kuis, diskon, deals, undian dengan tarif pulsa yang digunakan minimal sesuai standar sehingga konsumen lebih tertarik untuk menggunakan kartu Esia Ganas.

5. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan penelitian bahwa inovasi dan periklanan secara bersama-sama memberikan pengaruh yang positif terhadap keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, akan tetapi selain dari faktor ini ada faktor-faktor lain yang dapat diperhatian untuk lebih meningkatkan keputusan penggunaan kartu Esia Ganas, diantaranya adalah kualitas produk, kualitas jasa, citra merek dan positioning.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anatan, Lina., & Ellitian, Lena. (2008). Manajemen Strategi Operasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Alma Buchari (2004) pengantar bisnis edisi revisi. Alfabeta

Bansley, Robert (2003). Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta Belch, George E., and Belch. Michael A. (2004). Advertising And Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective. New York : McGraw- Hill/Irwin

Bjorklund, D.V (2000) (en). Children's Thinking: Developmental Function and individual Differences. 3rd Ed. Belmont, CA : Wadsworth, hal. 2-13 Buchari Alma, (2003), Pengantar Bisnis. Alfabeta. Bandung.

De Jong, J & Hartog, D.D. (2003). Leadership as a determinant of innovative behavior. A conceptual framework. Retrieved June 30, 2009, from http://www.eim.net/pdf-ez/H200303.pdf.21 April 2006

Djaslim Saladin (2006), Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Bandung. Linda Karya.

Darmadi Durianto,Sugiarto,Anton.W.Widajaj,Hendrawan.S (2003). Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Dirgontoro, Crown (2001). Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Implementasi. Grasindo

Durianto, D., Dkk. (2003). Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Everett M, Rogers (2003). Diffusion of Innovation. 5th Edition. New York : Free Press Fandy Tjiptono, (2005). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi

Griffin, Ricky, (2004). Manajemen. Jakarta Jilid 1 Edisi 7. Penerbit : Erlangga. Hermawan Kartajaya (2006). Hermawan on marketing mix. Jakarta : Mizan


(4)

Husein Umar, (2001). Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. , PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Lancaster, Geoff. Reynold, Paul. (2003) Introduction to marketing. First Indian editon. New Delhi : Crest Publishing House.

Lovelock, C. and Wirtz, J. 2007. Services Marketing: People, Technology, Strategy. 6th Edition. New Jersey, USA: Pearson International - Pearson/Prentice Hall.

McNeil, Ruth (2005). Business to Bunisess Market Research “Understanding and Measuring Business Markets”. Kogan Page. London and Sterling, VA

Nielsen, AC. (2000) EPIC Dimensions of advertising Effectiveness. AC Nielsen Ads@work

Phillip,Kotler, Gary Amstrong (2007). Principles of Marketing,. 12 th Edition, Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler 2003, Marketing Management Analysis, Planning, Implememtation and Controll, International Edition, Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler & Keller Kevin Lane, (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13, Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler, Keller Kevin Lane, (2008). Marketing Management. 13 th Edition. Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler, Keller Kevin Lane, (2006). Marketing Management. Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all (2002). Manajemen Persfektif Asia. Buku 1. Upper SadleRiver, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Phillip, Kotler (2002).Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi 10. Upper Sadle River, Prentice Hall.Inc. New Jersey.

Sandeep Krishnamurthy (2006). Contemporary Research in E-Marketing. Idea Group Publishing. Hershey, London, Melbourne, Singapore.

Santosa S (2009). Creative Advertising. Jakarta: pt elex media komputindo Swastha DH, Basu. (2002), Azas-Azas Marketing. Edisi 3. Yogyakarta : Liberty


(5)

Shimp, T.A. (2003). Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta. Erlangga

Suharsimi, Arikunto, (2009). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto, (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Sciffaman L kanuk LL (2008) perilaku konsumen edisi 7 jakarta: indeks.

Sekaran, Uma, (2000). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach. 3rd Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sopiah. (2009). Perilaku Organisasi: Yogyakarta : Penerbit Andi Sugiyono (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta

Sugiyono (2003). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Bandung. CV Alfa Beta

Sutisna (2003), Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, Bandung : Remaja Rosdakarya

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. 2004. Consumer Behavior. 8 th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Situmorang R. James. Mengapa harus iklan?. Jurnal administrasi bisnis (2008) vol 4, No.2 hal. 188-200 ( ISSN 0216-1249) fisip unpar. Cent er for business studies Tjiptono, Fandy. 2002. Manajemen Jasa. Yogyakarta. Penerbit Andi

Yudi F. Bram (2005). Analisis efektivitas iklan sebagai salah satu strategi pemasaran perusahaan percetakan dan penerbitan pt rambang dengan menggunakan metode epic model. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol. 3 no.6 Pikiran Rakyat, Rabu 3 Maret 2010

Majalah Forsel, no.6 Juni 2010

Direxion “Inovasi” Newsletter edisi 22/02/2006 Laporan Tahunan 2010 PT Bakrie Telecom, Tbk


(6)

http://www.bisnis.com http://www.kompas.com http://www.vivanews.com http://id.wikipedia.org http://en.wikipedia.org http://indonesia.com http://okezone.com http://antaranews.com http://bisnis.com Pranala Luar Lainnya