PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BAKRIE TELECOM TBK TAHUN 2008-2012.

(1)

No.007/UN.40.7.D1/LT/2014

Deni Hamzah Sudaryawan, 2014

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BAKRIE TELECOM TBK

TAHUN 2008-2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Deni Hamzah S


(2)

No.007/UN.40.7.D1/LT/2014

Deni Hamzah Sudaryawan, 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(3)

ABSTRAK

Deni Hamzah S (0906964), Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada PT Bakrie Telecom Tbk Tahun 2008-2012”. Di bawah bimbingan Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM.

Penelitian ini mengkaji fenomena menurunnya Profitabilitas pada PT Bakrie Telecom Tbk. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya Profitabilitas, salah satunya adalah Struktur Modal PT Bakrie Telecom Tbk yang kurang optimal ditandai dengan tingginya jumlah hutang dibandingkan dengan modal sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Memperoleh gambaran struktur modal pada PT Bakrie Telecom Tbk. 2). Memperoleh gambaran profitabilitas pada PT Bakrie Telecom Tbk. 3). Memperoleh temuan pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada PT Bakrie Telecom Tbk. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bakrie Telecom Tbk.tahun 2008-2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian time series design. Hasil penelitian dengan menggunakan rumus regresi sederhana menunjukkan variabel Struktur Modal (DER) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) dengan nilai intersep atau konstanta 11,849, nilai ini mengandung arti bahwa regresi memotong sumbu Y pada titik 11,849 dan merupakan nilai variabel dependen yaitu apabila tidak terjadi perubahan DER, maka nilai ROA pada PT. Bakrie Telecom Tbk sebesar 11,849%. Tingkat signifikansi struktur modal (DER) terhadap Profitabilitas (ROA) sebesar 0,001 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 sehingga struktur modal (DER) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Struktur modal (Debt to Equity Ratio) berpengaruh terhadap Profitabilitas (Return On Asset)” telah teruji.

Oleh karena itu penulis menyarankan agar perusahaan memperhatikan struktur modal (DER) dengan cara memfokuskan pada penggunaan modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan hutang agar dapat meningkatkan profitabilitas (ROA) PT. Bakrie Telecom Tbk.


(4)

ABSTRACT

Deni Hamzah S (0906964), "The influence of Capital Structure on Profitability In PT. Bakrie Telecom Tbk Year 2008-2012". Under the guidance of Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM.

This study examines the phenomenon of declining profitability on PT Bakrie Telecom Tbk. There are several factors that could affect the profitability decline, one of which is the Capital Structure of PT Bakrie Telecom Tbk a less than optimal is characterized by high amounts of debt compared to equity capital. This study aims to 1) Get a picture on the capital structure of PT Bakrie Telecom Tbk 2) Obtain a picture of the profitability of PT Bakrie Telecom Tbk 3) Obtain findings influence of capital structure on profitability in PT Bakrie Telecom Tbk. Objects in this study are the financial statements of PT. Bakrie Telecom Tbk 2008-2012. This type research is descriptive and verification, the method used in this research is quantitative research the type of time series design. The results using simple regression formula indicates variable Capital Structure (DER) effect on profitability (ROA) with the value of the intercept or constant 11.849, this value implies that the regression cutting the Y axis at 11.849 points and a value of the dependent variable that is if it does not happen DER changes, then the value of ROA at PT. Bakrie Telecom Tbk amounting to 11.849%. Significance level of the capital structure (DER) to profitability (ROA) of 0.001 which is smaller than the significance level of 0.05 so that the capital structure (DER) effect on profitability (ROA). From the test results, it can be seen that the hypothesis proposed in this study, the "Capital Structure (Debt to Equity Ratio) effect on Profitability (Return on Assets)" has been tested. Therefore, the authors suggest that companies pay attention to capital structure (DER) by focusing on the use of their own capital as opposed to using debt in order to increase profitability (ROA) PT. Bakrie Telecom Tbk .


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Rumusan Masalah ... 15

1.4 Tujuan Penelitian ... 15

1.5 Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 17

2.1.1 Konsep Struktur Modal ... 17

2.1.1.1 Konsep Struktur Modal dalam Kinerja Keuangan ... 17

2.1.1.2 Definisi Struktur Modal ... 18


(6)

2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 35

2.1.2 Konsep Profitabilitas ... 40

2.1.2.1 Definisi Profitabilitas ... 40

2.1.2.2 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan .... 43

2.1.2.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas ... 46

2.1.3 Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas ... 50

2.1.4 Orisinilitas Penelitian ... 52

2.2 Kerangka Pemikiran ... 56

2.3 Hipotesis ... 62

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 63

3.2 Metode Penelitian ... 64

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 64

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 66

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 68

3.2.4 Populasi dan Sampel ... 70

3.2.4.1 Populasi ... 70

3.2.4.2 Sampel ... 70

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.2.6 Teknik Analisis Data dan Hipotesis ... 72

3.2.6.1 Teknik Analisis Data ... 72


(7)

3.2.6.3 Analisis Statistik ... 74

3.2.6.4 Pengujian Hipotesis ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 81

4.1.1 Profil PT. Bakrie Telecom Tbk ... 81

4.1.2 Sejarah Singkat PT. Bakrie Telecom Tbk ... 82

4.1.3 Visi dan Misi PT. Bakrie Telecom Tbk ... 84

4.1.4 Produk dan Layanan PT.Bakrie Telecom Tbk ... 85

4.2 Deskripsi Data Variabel ... 86

4.2.1 Deskripsi Struktur Modal PT.Bakrie Telecom Tbk ... 86

4.2.2 Deskripsi Profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk ... 98

4.3 Pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap Profitabilitas (ROA) PT. Bakrie Telecom Tbk ... 110

4.4 Temuan Hasil Penelitian ... 116

4.4.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 116

4.4.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 119

4.5 Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 129

5.2 Rekomendasi ... 130


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi krisis ekonomi Eropa yang semakin memburuk, pertumbuhan ekonomi Amerika yang melemah, serta permintaan domestik yang mulai tidak stabil di pasar negara berkembang, mendorong IMF (International Monetary Fund) mengurangi angka perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2013 ini. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 hanya akan tumbuh 3,6 persen, angka tersebut menurun sebesar 0,3 persen dibandingkan estimasi sebelumnya yaitu 3,9 persen. Menurut laporan IMF, keadaan ekonomi global yang semakin menurun dan mengalami perlambatan ditentukan oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam mengatasi masalah ekonomi. IMF membuat pernyataan tersebut dengan asumsi bahwa beberapa ketidakpastian kebijakan di AS dan Eropa berkurang. IMF juga mengharapkan para pembuat kebijakan Eropa segera mengambil tindakan tambahan untuk menyelamatkan wilayah Eropa dan mata uang euro. Sementara pembuat kebijakan di Amerika mengelola fiskal dengan baik sehingga dapat membuat kemajuan untuk menuju pemulihan fiskal berkesinambungan. Kondisi ekonomi yang kurang baik di kawasan Eropa menjadi salah satu faktor utama dikuranginya proyeksi pertumbuhan ekonomi global, sehingga krisis hutang di Eropa terbukti mempunyai dampak negatif terhadap negara-negara di kawasan


(10)

lainnya, tidak terkecuali kawasan Asia. (www.tempo.co.id, Akses 06/05/2013, 15:30)

Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia sebagian besar juga dikurangi oleh IMF, termasuk kategori ASEAN-5, terlihat pertumbuhan untuk tahun 2013 dikurangi sebesar 0,3 persen menjadi 5,8 persen. Berikut Tabel 1.1 menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi global tahun 2011-2013.

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL TAHUN 2011-2013

Real GDP (%)

Projections

2011 2012 2013

Asia

Advanced Asia Japan

Australia New Zealand

Newly Industrialized Asian Economies Korea Taiwan Hongkong Singapore Developing Asia China India ASEAN-5 Indonesia Thailand Malaysia Philippines Vietnam 5,8 1,3 -0,8 2,1 1,3 4,0 3,6 4,0 5,0 4,9 7,8 9,2 6,8 4,5 6,5 0,1 5,1 3,9 5,9 5,4 2,3 2,2 3,3 2,2 2,1 2,7 1,3 1,8 2,1 6,7 7,8 4,9 5,4 6,0 5,6 4,4 4,8 5,1 5,8 2,3 1,2 3,0 3,1 3,6 3,6 3,9 3,5 2,9 7,2 8,2 6,0 5,8 6,3 6,0 4,7 4,8 5,9 Sumber: International Monetary Fund (Akses 13/05/2013, 14:58)


(11)

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia Tenggara memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya, kecuali China yang masih memiliki pertumbuhan tertinggi di Asia meskipun pertumbuhannya mengalami penurunan. Perhatian utama dalam pembahasan ini adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2011, 2012 dan proyeksi di tahun 2013 yaitu 6,5 persen, 6,0 persen dan 6,3 persen. Walau memang melambat dari tahun 2011, angka tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi ke-2 di Asia setelah China. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat diperkirakan didorong oleh kuatnya konsumsi domestik dan sektor usaha serta meningkatnya investasi, sehingga berhasil menutupi menurunnya kinerja sektor ekspor dan impor. Hal ini membuktikan kuatnya ketahanan ekonomi Indonesia terhadap dampak negatif dari luar, khususnya krisis hutang Eropa. (www.vibiznews.com, Akses 13/05/2013, 15:05)

Berikut Tabel 1.2 menunjukkan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia tahun 2008-2012 .

TABEL 1.2

NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) INDONESIA TAHUN 2008-2012 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) PDB PDB Migas PDB Non-Migas 6,0 0,2 6,5 4,6 -0,7 5,0 6,1 -0,5 6,6 6,5 -1,3 7,0 6,2 -0,6 6,8

MENURUT SEKTOR USAHA

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

4,8 0,7 4,0 4,4 2,9 3,5 3,4 1,4 4,0 1,5


(12)

2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real Estate, Js Perusahaan Jasa-jasa 3,7 10,9 7,6 6,9 16,6 8,2 6,2 2,2 14,3 7,1 1,3 15,5 5,1 6,4 4,5 5,3 7,0 8,7 13,5 5,7 6,0 6,2 4,8 6,7 9,2 10,7 6,8 6,7 5,7 6,4 7,5 8,1 10,0 7,2 5,2 MENURUT PENGELUARAN

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah PMTB (Investasi) Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa

5,3 10,4 11,9 9,5 10,0 4,9 15,7 3,3 -9,7 -15,0 4,6 0,3 8,5 14,9 17,3 4,7 3,2 8,8 13,7 13,3 5,3 1,3 9,8 2,0 6,7

Sumber: www.bps.go.id (Akses 13/05/2013, 17:15)

Tabel 1.2 di atas menunjukkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2012 menurun dari tahun sebelumnya yaitu 6,5 persen menjadi 6,2 persen. Kondisi tersebut terjadi karena adanya penurunan beberapa sektor usaha dan sektor ekspor impor. Meskipun nilai PDB mengalami penurunan, namun sebagian sektor usaha mengalami peningkatan seperti sektor pertanian yang meningkat dari 3,4 persen pada 2011 menjadi 4,0 persen di tahun 2012, sama halnya dengan sektor pertambangan dan penggalian yang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 1,5 persen di tahun 2012, sektor listrik, gas dan air bersih menjadi 6,4 persen, sektor bangunan menjadi 7,5 persen, dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh menjadi 7,2 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 6,8 persen. Meskipun sektor-sektor usaha tersebut mengalami peningkatan tapi


(13)

sektor usaha yang paling tinggi di tahun 2012 terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10,0 persen.

Semakin cepatnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Bisnis telekomunikasi merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain berbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multinasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya. Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang.

Pertumbuhan industri telekomunikasi di dunia termasuk di Indonesia hingga saat ini tercatat paling tinggi dibandingkan industri yang lain. Pertumbuhan seperti itu dapat terjadi seiring dengan makin dikuasainya semua bidang kehidupan oleh telekomunikasi itu sendiri. Tingkat kebutuhan manusia yang makin tinggi menuntut layanan komunikasi yang cepat pula, tidak terbatas oleh ruang dan jarak. Itu sebabnya, layanan komunikasi yang terutama difasilitasi oleh industri telekomunikasi menjadi kebutuhan yang tidak terelakan.

International Telecommunication Union (ITU) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss mendukung teori bahwa telekomunikasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, perangsang dan pelumas berputarnya roda ekonomi. (www.industrikomunikasi.co.id, Akses 24/12/2012,10:05)


(14)

Persaingan usaha tidak hanya terjadi dalam industri yang sejenis, tetapi persaingan usaha yang menyangkut perkembangan ekonomi suatu bangsa juga dapat terjadi pada jenis industri yang berbeda. Industri telekomunikasi memegang peranan penting dalam tatanan kehidupan negara baik dari segi perekonomian maupun sosial yang berhubungan dengan komunikasi. Dalam laporan Fitch Rating dinyatakan bahwa industri telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan stabil meskipun keberadaan kompetisi yang ketat menyebabkan margin berkurang. Selain itu, empat perusahaan besar industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih mengontrol 90 persen pangsa pasar. Empat perusahaan besar yang disebutkan adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT. Indosat Tbk (Indosat), PT. XL Axiata Tbk (XL) dan PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL). (www.swa.co.id, Akses 23/05/2013, 23:55)

Gambar 1.1 berikut ini menunjukkan total pendapatan usaha yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia tahun 2008-2012, diantaranya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. XL Axiata Tbk, dan PT. Bakrie Telecom Tbk.


(15)

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk (data diolah) GAMBAR 1.1

PENDAPATAN USAHA

PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA TAHUN 2008-2012

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa total pendapatan usaha yang dimiliki Bakrie Telecom paling rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Total pendapatan usaha Bakrie Telecom lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan sedangkan perusahaan-perusahaaan telekomunikasi lainnya selalu naik hingga tahun 2012. PT. Bakrie Telecom Tbk membukukan pendapatan usaha kotor sebesar Rp 2.973,60 miliar selama tahun 2012 menurun 6,9 persen bila dibandingkan dengan Rp 3.195,50 miliar selama tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan 8,1 persen dalam pendapatan jasa telekomunikasi dari Rp 2.911,30 miliar menjadi Rp 2.676,40 miliar. Perseroan juga membukukan Rp 315,50 miliar dari layanan interkoneksi, menurun 1,5 persen dari Rp 320,30 miliar

2008 2009 2010 2011 2012

TELKOM Rp64.166. Rp67.677. Rp68.629. Rp71.253. Rp77.143. INDOSAT Rp18.659. Rp18.393. Rp19.796. Rp20.529. Rp22.418. XL Rp12.061. Rp13.706. Rp17.057. Rp18.260. Rp20.969. BTEL Rp2.202.2 Rp2.742.5 Rp2.765.0 Rp2.591.0 Rp2.360.9

Rp10.000.000.000.000,00 Rp20.000.000.000.000,00 Rp30.000.000.000.000,00 Rp40.000.000.000.000,00 Rp50.000.000.000.000,00 Rp60.000.000.000.000,00 Rp70.000.000.000.000,00 Rp80.000.000.000.000,00 Rp90.000.000.000.000,00


(16)

selama tahun 2011. Akibatnya, pendapatan bersih dalam satu tahun menurun 8,9 persen menjadi Rp 2.361,00 miliar dari Rp 2.591,00 miliar tahun 2011.

PT. Bakrie Telecom Tbk adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access-FWA) berteknologi CDMA 2000 1x. Perusahaan didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT. Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). Di tahun 2003, perusahaan berganti nama menjadi PT. Bakrie Telecom dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Februari 2006 dengan kode BTEL. Pada tahun 2007, Departemen Komunikasi dan Informatika mengeluarkan lisensi bagi Bakrie Telecom untuk bisa beroperasi secara nasional diikuti oleh lisensi untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI). Pada tahun 2012, Bakrie Telecom melakukan beberapa strategi bisnis yaitu sebagai budget operator untuk menghadapi tantangan persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengembalikan keunggulan Bakrie Telecom di masa mendatang.

Kondisi keuangan Bakrie Telecom dua tahun terakhir ini sedang tidak baik. Di tahun 2012, tiga lembaga pemeringkat menurunkan peringkat surat hutang Bakrie Telecom. Ketiga lembaga tersebut yaitu Standard & Poor's (S&P), PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), dan Fitch Ratings. Alasan ketiga lembaga pemeringkat tersebut menurunkan peringkat surat hutang Bakrie Telecom yaitu karena Bakrie Telecom memiliki hutang obligasi senilai Rp. 650,00 miliar sedangkan posisi kas dan setara kas Bakrie Telecom tak cukup untuk melunasi surat hutang tersebut, kas dan setara kas Bakrie Telecom hanya


(17)

Rp. 250,00 miliar di akhir 2012 ini. Program penyehatan dan penguatan keuangan perusahaan yang merupakan langkah pertama revitalisasi ditandai dengan membayar Rp 650,00 miliar obligasi yang pendanaannya melalui kombinasi ekuitas dan utang. Dengan dibayarnya kewajiban utang obligasi memberikan dampak kepercayaan besar bagi komunitas keuangan dan investor. Selain itu, upaya penyehatan dan penguatan kondisi keuangan perusahaan juga dilakukan dengan optimalisasi asset dan sumber daya Bakrie Telecom.

Bakrie Telecom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik adalah perusahaan yang mampu menghasilkan laba guna untuk pembiayaan utang perusahaan maupun pemilik modal. Kegiatan usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil tujuan utamanya adalah meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu tujuan perusahaan juga adalah untuk memperoleh laba yang optimal dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya. Untuk mendapatkan laba yang optimal maka perusahaan perlu mengatur kinerja keuangannya secara efektif dan efisien agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian.

Analisis laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan ditetapkan. Seperti diketahui bahwa laba maksimal memang penting bagi perusahaan. Tetapi laba saja tidak cukup untuk menjadi tolok ukur kinerja


(18)

perusahaan yang baik, karenanya perlu diketahui bagaimana profitabilitas perusahaan untuk mengukur apakah perusahaan telah efisien, karena laba yang maksimal tidak menjamin bahwa perusahaan telah efisien dalam sumber dan penggunaan dananya. Salah satu cara untuk mengetahui apakah perusahaan telah bekerja secara efektif dan efisien adalah dengan mengukur rasio profitabilitasnya.

Menurut Prihadi (2012:258), “Profitabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan laba”. Profitabilitas merupakan hasil dari kebijaksanaan yang

diambil oleh manajemen. Rasio profitabilitas untuk mengukur besarnya tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaaan. Semakin besar tingkat profitabilitas menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitungnya menggunakan rasio-rasio analisis kinerja keuangan. Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return On Asset (ROA).

ROA menurut Sutrisno (2009:222), yaitu “ukuran kemampuan perusahaaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan”. Dalam

hal ini laba yang dihasilkan adalah laba setelah pajak atau Earning After Tax

(EAT).

Tabel 1.3 berikut ini menunjukkan tingkat profitabilitas yang dimiliki PT. Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012 dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA).

TABEL 1.3


(19)

TAHUN 2008-2012

Tahun EAT Total Aktiva ROA

2008 Rp. 136.812.627.065,00 Rp. 8.545.972.606.092,00 1,60% 2009 Rp. 98.442.112.191,00 Rp.11.436.275.048.755,00 0,86% 2010 Rp. 9.975.729.110,00 Rp.12.352.891.387.578,00 0,08% 2011 Rp. (782.699.191.424,00) Rp.12.213.109.168.767,00 -6,41% 2012 Rp.(3.138.935.665.528,00) Rp. 9.052.428.014.700,00 -34,68% Sumber : Laporan Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk (data diolah)

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) Bakrie Telecom lima tahun terakhir mengalami penurunan, hingga mencapai -6,41 persen di tahun 2011 dan -34,68 persen di tahun 2012. Penurunan ROA tersebut disebabkan menurunnya laba bersih dan total aktiva yang dimiliki Bakrie Telecom setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2011 dan 2012 perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp. 782.699.191.424,00 dan Rp. 3.138.935.665.528,00. Kerugian yang dialami Bakrie Telecom tersebut disebabkan terus menurunnya pendapatan usaha yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun, sehingga Bakrie Telecom mengalami kerugian bersih yang sangat tinggi yaitu sebesar Rp 3,13 triliun di tahun 2012. Nilai kerugian tersebut naik tinggi dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp 782,69 miliar. Kondisi tersebut dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan dan mengakibatkan perusahaan harus menanggung resiko yang berat, biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat. Peningkatan biaya-biaya yang tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan akan mengakibatkan perusahaan membutuhkan dana dari pihak luar perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan agar kegiatan usahanya terus berjalan.

Penggunaan dana yang berasal dari pihak ekstern memiliki resiko yang tinggi bagi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus mengembalikan pinjaman


(20)

tersebut beserta dengan bunganya dan hal tersebut akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Meningkatnya dana pinjaman dan berkurangnya pendapatan akan membuat profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Peningkatan profitabilitas yang ingin dicapai oleh perusahaan bukan sesuatu hal yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan baik yang berasal dari faktor eksternal maupun internal. Adapun menurut Riyanto (2010:36):

Faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan dari pihak eksternal diantaranya keadaan ekonomi negara, sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan salah satunya jumlah hutang dan modal sendiri yang disebut struktur modal.

Sehubungan dengan penyajian laporan keuangan kepada pihak ekstern

perusahaan (investor dan kreditor), maka setiap perusahaan harus memiliki struktur modal yang baik. Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Investor dari perusahaan dengan leverage tinggi akan menuntut return yang tinggi karena semakin bertambahnya risiko financial yang harus ditanggung investor. Kreditur menghendaki perusahaan melakukan pengungkapan keuangan secara lebih komprehensif untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pokok pinjaman (principal) dan sekaligus bunga.

Strukur modal penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.


(21)

Suatu perusahaan yang memiliki struktur modal yang tidak baik, yaitu memiliki hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat bagi perusahaan tersebut. Riyanto (2010:282) mendefinisikan struktur modal sebagai

“perimbangan/ perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal

sendiri”. Kemampuan perusahaan untuk dapat mengelola struktur modal dapat

dihitung dengan membandingkan total hutang dengan modal sendiri atau disebut dengan Debt to Equity Ratio (DER).

Menurut pendapat Riyanto (2010:23) bahwa:

Aturan struktur financial konservatif yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan modal tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri.

Besarnya jumlah modal asing atau pinjaman akan membawa risiko yang cukup serius karena memungkinkan perusahaan tidak dapat mengembalikan baik pokok pinjaman maupun bunga tepat pada waktunya. Oleh karena itu, jumlahnya harus dibatasi sampai suatu jumlah dimana perusahaan terjamin dapat melunasinya.

Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas telah diuji oleh beberapa peneliti. Nurhasanah (2012:31-39) dalam jurnalnya menyebutkan berdasarkan hasil uji simultan bahwa variabel struktur modal berupa Debt to Asset Ratio

(DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel profitabilitas berupa Return On Equity (ROE), namun


(22)

berdasarkan hasil uji parsial bahwa variabel struktur modal berupa DAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan variabel struktur modal berupa DER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitbilitas. Pengujian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Syinthia (2006:12-25) mengenai pengaruh struktur modal (DER) terhadap profitabilitas, hasilnya menunjukkan bahwa rasio

Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas dilakukan oleh Kodrat (2009:75-84) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DAR dan DER secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian ini dilakukan pada Bakrie Telecom karena perusahaan tersebut memiliki data keuangan yang lengkap. Di samping itu juga perusahaan tersebut sudah go public sehingga dapat memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Data-data keuangan Bakrie Telecom dipublikasikan dalam bentuk laporan keuangan. Dengan melihat data keuangan maka dapat diketahui pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada PT Bakrie Telecom Tbk Tahun 2008-2012.”


(23)

Berdasarkan latar belakang di atas, nilai profitabilitas atau laba yang diperoleh Bakrie Telecom tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan, bahkan dua tahun terakhir mengalami kerugian yang sangat besar. Keadaan tersebut akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan baik yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan diantaranya hutang dan modal perusahaan, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan diantaranya keadaan ekonomi Negara.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini yaitu:

Selama lima tahun terakhir profitabilitas atau ROA yang dimiliki Bakrie Telecom cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan ROA tersebut disebabkan oleh menurunnya laba dan aktiva yang dimiliki Bakrie Telecom, sehingga Bakrie Telecom dalam menjalankan usahanya lebih banyak menggunakan hutang karena laba yang didapatkan Bakrie Telecom tidak mencukupi untuk membiayai operasional perusahaan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan baik yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan diantaranya hutang dan modal perusahaan atau disebut juga dengan struktur modal

Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih faktor yang mempengaruhi profitabilitas yaitu hutang dan modal sendiri atau sering disebut dengan struktur modal. Untuk keberlangsungan usahanya Bakrie Telecom harus dapat


(24)

meningkatkan profitabilitas perusahaan dan dapat menentukan kebijakan struktur modal perusahaan agar perusahaan dapat melangsungkan kegiatan usahanya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran struktur modal PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

2. Bagaimana gambaran profitabilitas PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

3. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran struktur modal pada PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada PT Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.


(25)

Adapun kegunaan penelitian ini dikelompokkan menjadi kegunaan teoritis dan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dengan menerapkan teori-teori mengenai struktur modal dan profitabilitas.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah untuk perusahaan agar dapat mempertimbangkan dalam pengelolaan struktur modal perusahaan untuk mengukur profitabilitas. Bagi penulis sendiri untuk memperoleh gambaran secara langsung bagaimana teori-teori yang selama ini diperoleh, khususnya mengenai struktur modal dan profitabilitas.


(26)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Sugiyono (2012:38) diartikan bahwa, “Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Objek yang diteliti adalah struktur modal (DER) dan profitabilitas (ROA) perusahaan. Dipilihnya profitabilitas sebagai salah satu variabel penelitian dikarenakan profitabilitas merupakan hal yang penting sebagai ukuran efisiensi dan ketercapaian tujuan perusahaan. Kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif

Subjek penelitian adalah PT. Bakrie Telecom Tbk, yang merupakan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.PT Bakrie Telecom Tbk adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access) berteknologi CDMA 2000 1x. Perseroan didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). Di tahun 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Bakrie Telecom dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Februari 2006 dengan kode BTEL. Pada tahun 2007, Departemen Komunikasi dan Informatika mengeluarkan lisensi


(27)

bagi BTEL untuk bisa beroperasi secara nasional diikuti oleh lisensi untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI).

Alasan yang mendasari penulis untuk mengadakan penelitian mengenai perusahaan tersebut dikarenakan pengembangan dari bisnis data yang terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan trend industri telekomunikasi yang mulai mengarah ke bisnis data. Adanya rasa keingintahuan yang besar dari penulis mengenai kinerja perusahaan yang dinyatakan dalam profitabilitas, sehubungan dengan semakin berkembangnya perusahaan tersebut dan dapat terus bertahan bahkan bersaing dalam industri telekomunikasi di Indonesia.

3.2. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengarahkan dan menjadi pedoman bagi seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Pemilihan metode penilitian harus tepat agar analisis penelitiannya mendapatkan hasil yang akurat. Sugiyono(2012:2), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

3.2.1. Jenis dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:86) bahwa “Penelitian


(28)

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Pendapat tentang penelitian deskriptif secara jelas telah dikemukakan oleh Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2009:26) bahwa “Penelitian deskriptif (Descriptive Research) merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi”. Menurut Sugiyono (2012:147) mengenai metode deskriptif adalah,

Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran struktur modal PT. Bakrie Telecom Tbk dan gambaran mengenai profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk. Penelitian verifikatif menurut Wirartha (2007:132) adalah “penelitian yang bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan”, sedangkan Arikunto (2010:4) menyatakan bahwa ”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang


(29)

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”. Penelitian verifikatif yang dilakukan yaitu untuk menguji mengenai pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada PT. Bakrie Telecom Tbk.

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono(2012:8) juga mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif yaitu mengenai struktur modal dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian time series design. Menurut Sugiyono (2012:78) “Time series design adalah desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu dan tidak konsisten”. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada struktur modal yang mempengaruhi profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk periode 2008-2012. Hal ini dikarenakan laporan keuangan periode 2008-2012 merupakan laporan keuangan yang sudah diaudit dan sudah dipublikasikan ke masyarakat melalui situs resmi PT. Bakrie Telecom Tbk.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2012:31) adalah “Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.


(30)

Definisi operasionalisasi variabel menurut Nazir (2003:126) sebagai berikut “Suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Selain itu, proses ini juga dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas”, maka penelitian ini akan menggunakan dua buah variabel untuk menguji hipotesis yang telah diajukan penulis sebagai berikut: 1. Variabel bebas / independen (X)

Sugiyono (2012:33) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel independent yang diteliti dalam penelitian ini adalah Struktur Modal(X).


(31)

2. Variabel terikat / dependen(Y)

Variabel terikat/dependen adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas.

Untuk lebih jelasnya mengenai operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Variabel Konsep Indikator Skala

Struktur Modal

(X)

Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri

Sutrisno (2009:255)

Debt to Equity Ratio

(DER) merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri Debt DER= Equity Sutrisno (2009:218) Rasio Profitabilitas (Y)

Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan.

Sudana (2011:22)

Perbandingan antara jumlah laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan EAT ROA= Total Aktiva Sudana (2011:22) Rasio


(32)

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu data tentang struktur modal dan profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dengan mengolah data yang dikumpulkan dari dokumen publikasi perusahaan dan dari laporan publikasi PT. Bakrie Telecom Tbk, berupa data kuantitatif, laporan keuangan publikasi perusahaan yang selanjutnya dianalisis untuk kemudian diambil kesimpulan mengenai pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas.

Sugiyono (2012:137) mengungkapkan bahwa, “Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan pada saat penelitian berupa laporan neraca, laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan. Jenis dan sumber data sekunder dapat dilihat pada Tabel 3.2.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Data Jenis Data Sumber Data Sekunder

Annual Report PT. Bakrie Telecom Tbk Tahun 2008-2012


(33)

Laporan Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk Tahun 2008-2012

Sekunder Website PT. Bakrie Telecom, Tbk

Pertumbuhan Ekonomi Sekunder Website IMF, BPS Persaingan perusahaan

telekomunikasi

Sekunder Website PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT. INDOSAT, Tbk, PT. XL AXIATA, Tbk Jurnal dan Buku

On-Line

Sekunder Website Resmi

3.2.4. Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Arikunto (2010:173), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Proses penelitian pada dasarnya meliputi perumusan masalah penelitian dan pemecahannya melalui telaah teoritis dan pengujian fakta. Dalam pengujian fakta penelitian, dibutuhkan analisis data. Data yang dianalisis dapat berupa data dari suatu populasi atau data dari suatu sampel. Populasi pada penelitian ini adalah laporan keuangan (neraca dan laporan laba-rugi) PT. Bakrie Telecom Tbk dari mulai berdiri sampai sekarang, yang jumlahnya tidak terbatas karena diasumsikan data-data ini akan terus muncul dimasa yang akan datang.


(34)

Menurut Sugiyono (2012:62) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”, sedangkan menurut Andi Supangat (2007:4) yang dimaksud dengan sampel adalah “Bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representatif) terhadap populasi”.

Data yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan sampel dari suatu populasi yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa peneliti menggunakan sampel untuk menganalisis data, yakni:

1. Jumlah populasi relatif banyak yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit.

2. Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel sering lebih baik dibandingkan dengan populasi karena proses pengumpulan dan analisis data sampel yang relatif sedikit daripada data populasi dapat dilakukan relatif lebih teliti

3. Proses penelitian dengan menggunakan sampel cenderung lebih cepat dibandingkan populasi.

Dengan demikian peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.


(35)

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif.

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2012:224)

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara menggunakan metode dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Menurut Riduwan (2010:58), “Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Data-data objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu PT. Bakrie Telecom Tbk dalam bentuk annual report perusahaan tahun 2008-2012 serta laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk tahun 2008-2012.

3.2.6. Teknik Analisis Data dan Hipotesis 3.2.6.1 Teknik Analisis Data


(36)

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009:427),

Analisis data adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkaan bahwa analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan angka yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Tahapan yang dilakukan setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menerapkan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Dari hasil tersebut nantinya dapat dilihat pengaruh antara Struktur Modal (X) dengan indikator Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas (Y) dengan indikator

Return On Asset.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Setelah memperoleh data, selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga hasil tersebut dapat dilihat apakah variabel Struktur


(37)

Modal (X) dengan indikator Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap variabel Profitabilitas (Y) dengan indikator Return On Asset. Berikut cara pengolahan data: 1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam tabel dan menyajikan dalam

bentuk grafik.

2. Analisis deskriptif terhadap Debt to Equity Ratio. 3. Analisis deskriptif terhadap Return On Asset.

4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal dengan indikator

Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas dengan indikator Return On Asset. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

3.2.6.2 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:207), “Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu objek penelitian melalui data sampel atau populasi”.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Struktur Modal (Debt to Equity Ratio)


(38)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh struktur modal yaitu dengan menghitung total hutang dibagi dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tidak baik keadaan perusahaan.

Debt

DER =

Equity

Sutrisno, 2009: 218 2. Analisis Data Profitabilitas (Return On Assets)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh profitabilitas (Return On Assets) yaitu dengan menghitung laba setelah pajak (Earning After Taxes) dibagi dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka keadaan perusahaan semakin baik.

EAT

ROA =

Total Assets

Sudana, 2011: 22 3.2.6.3 Analisis Statistik

Analisis statistik yaitu analisis yang digunakan untuk membahas data kuantitatif. Pengujian dengan hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik parametrik, karena teknik ini sesuai dengan data kuantitatif dan data yang memiliki skala pengukuran rasio.

Hal tersebut sejalan dengan Sugiyono (2012:95) “Statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis apabila datanya interval atau rasio”. Berdasarkan ukuran variabel yang semuanya berupa data kuantitatif, maka langkah-langkah dalam penetapan tes statistik adalah sebagai berikut:


(39)

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya adalah apakah garis X dan Y membentuk garis linear atau tidak, jika tidak linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Berikut rumus yang digunakan dalam uji linearitas. Sugiyono (2012:265)

| {∑ ∑ ∑ }

[ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ]

|

∑ {∑ ∑ }

Keterangan:

JK(T) = Jumlah Kuadrat Total JK(a) = Jumlah Kuadrat koefisien a JK(b|a) = Jumlah Kuadrat Regresi (b|a) JK(S) = Jumlah Kuadrat Sisa

JK(TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK(G) = Jumlah Kuadrat Galat 2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu dengan mencari


(40)

persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel independennya serta menganalisis hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Struktur Modal (X) terhadap variabel dependen yaitu Profitabilitas (Y), maka digunakan analisis regresi linier sederhana. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

̂

Sugiyono (2012:261) Keterangan :

̂ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Dengan ketentuan untuk nilai a dan b masing-masing adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑


(41)

Sugiyono (2012:187) Keterangan :

Y = Profitabilitas (ROA) X = Struktur Modal (DER) a = Bilangan Konstan

b = Koefisien Arah Garis Regresi n = Lamanya Periode

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi, namun nilai Y bervariasi tersebut semata-mata tidak disebabkan oleh X karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

3.2.6.4 Pengujian Hipotesis

Setelah tahapan analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan statistik dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggunakan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mencari jawaban dari inti penelitian. Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka yang akan dianalisis adalah variabel independen Struktur Modal (X) dengan indikator Debt to Equity Ratio

(DER), sedangkan variabel dependen adalah Profitabilitas (Y) dengan indikator

Return On Asset (ROA).


(42)

Pengujian hipotesis dengan uji F bertujuan untuk mengetahui keberartian regresi, sehingga penelitian dengan analisis regresi dapat dilanjutkan. Dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : regresi tidak berarti H1 : regresi berarti

Untuk menguji keberartian regresi dilakukan dengan menggunakan F atau uji ANOVA membandingkan Fhitung dan Ftabel, yaitu dengan uji keberartian dengan rumus:

(Sudjana, 2005:355) Keterangan:

JK(Reg) = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y JK(S) = Σy2– JK(Reg)

F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko atau significance 0,05. Kriteria penerimaan dan penolakan sebagai berikut:

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t untuk mengetahui keberartian koefisien regresi. Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidak antara pengaruh variabel independen yaitu struktur modal (Debt to


(43)

Equity Ratio) dengan variabel dependen yaitu profitabilitas (Return On Asset). Dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: β = 0, tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk.

H1: β ≠ 0, terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk

Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 2005:325) Keterangan:

(∑ )

∑( ̂)

Selanjutnya, untuk melihat t tabel harus digunakan distribusi student t dengan dk = (n-2), dengan uji pihak kanan dan pihak kiri (uji 2 pihak), berdasarkan kriteria uji t sebagai berikut:

Jika -thitung≤ ttabel < thitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika -thitung≤ -ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika thitung > ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5 .1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui analisis data, baik secara deskriptif maupun verifikatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran struktur modal (Debt to Equity Ratio) PT. Bakrie Telecom Tbk yang dibentuk dari hutang dan modal sendiri mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan DER tersebut terjadi karena jumlah hutang mengalami peningkatan dan jumlah modal sendiri mengalami penurunan. Dengan demikian apabila dirata-ratakan dalam lima tahun terakhir struktur modal dengan menggunakan DER yang terdiri dari hutang dan modal sendiri PT. Bakrie Telecom Tbk yaitu sebesar 193,04%. Hal ini berarti DER PT. Bakrie Telecom Tbk berada pada kondisi yang tidak baik karena sesuai dengan ketentuan bahwa rasio DER akan lebih baik jika kurang dari 100%.

2. Gambaran profitabilitas (Return On Asset) PT. Bakrie Telecom Tbk yang dibentuk dari laba bersih dan total aktiva mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan ROA tersebut terjadi karena jumlah laba bersih yang terus mengalami penurunan setiap tahunnya bahkan dua tahun terakhir perusahaan mengalami kerugian


(45)

yang cukup besar. Dengan demikian apabila dirata-ratakan dalam lima tahun terakhir profitabilitas dengan menggunakan ROA yang terdiri dari laba bersih dan total aktiva PT. Bakrie Telecom Tbk yaitu sebesar -7,71%. Hal ini berarti ROA PT. Bakrie Telecom Tbk berada pada kondisi yang tidak baik karena memiliki nilai ROA yang kecil.

3. Hasil penelitian pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada PT. Bakrie Telecom Tbk dengan regresi linier sederhana menunjukkan bahwa struktur modal (DER) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai Range 0,979 atau 97,9% dan sisanya sebesar 2,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi struktur modal maka akan mengakibatkan profitabilitas semakin rendah. Dari hasil pengujian tersebut, dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Struktur modal berpengaruh terhadap Profitabilitas” telah teruji.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka rekomendasi yang dapat penulis ajukan adalah:

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa struktur modal PT. Bakrie Telecom Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang diukur dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) cenderung mengalami peningkatan. PT. Bakrie Telecom Tbk diharapkan dapat menentukan kebijakan struktur modalnya dengan optimal. Dengan menggunakan struktur modal yang optimal maka diharapkan dapat meminimumkan biaya modal


(46)

perusahaan. Dalam hal ini sebaiknya perusahaan memfokuskan pada penggunaan modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan hutang, karena semakin besar hutang maka semakin besar pula resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Akan tetapi, apabila perusahaan akan menambahkan hutang sebagai modal perusahaan, hendaknya perusahaan memilih hutang yang memiliki resiko kecil.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) cenderung mengalami penurunan. PT. Bakrie Telecom Tbk diharapkan mampu untuk dapat meningkatkan profitabilitasnya, mengingat nilai rasio struktur modal yang dicapai oleh PT. Bakrie Telecom Tbk cenderung di atas 100%, sehingga dapat tercipta keseimbangan antara penggunaan hutang dengan laba bersih yang diperoleh perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh antara struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan, dapat memperluas objek penelitian dengan cara meneliti seluruh sektor perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia atau dengan mengkaji lebih banyak pada dimensi penelitian baik variabel independen (struktur modal) maupun variabel dependen (profitabilitas). Selain itu dapat pula dikembangkan dengan menambah variabel penelitian yang akan diteliti.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri, Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Bina Aksara.

Azhagaiah, Ramachandran and Gavoury, Candasamy. 2011. The Impact of Capital Stucture on Proftability with Special Reference to IT Industry in India. Managing Global Transitions. Vol. 9 Issue 4 2011. Pp. 371-392. Brealey, A. Richard, Myers, Stewart C. dan Marcus, Alan J. 2007. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brigham, Fugene F dan Joel F. Houston. 2011. Fundamental Of Financial Management. Thirteen edition. New York: Thomson South Western Mc Graw Hill

____________________________________. 2011. Fundamentals of Financial Management Twelfth Edition. South Western: Cengage Learning

____________________________________. 2006. Fundamental Of Financial Management. Tenth edition. New York: Thomson South Western Mc Graw Hill

____________________________________. 2004. Fundamental Of Financial Management. Eight edition. USA: South-Western Cengage Learning Carvalho de Mesquita, Jose Marcos and Edson Lara, Jose. 2004. Capital Structure

and Profitability: The Brazilian Case. International Journal of Business and Social Science. Vol. 5 No. 2 2004. pp. 215-227.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Jakarta

El-Sayed Ebaid, Ibrahim. 2009. The impact of capital structure choice on firm performance: empirical evidence from Egypt. The Journal of Risk Finance.

Vol. 10 No. 5 2009. pp. 477-487. Emeraldinsight.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Giulio Botazzi, Angelo Secchi, dan Federico Tamagni, 2008. Productivity, Profitability, and Financial Performance. Journal of Industrial and Corporate Change. Vol 17 No. 4. pp. 711-751.


(48)

Hanafi, Mamduh M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Hanafi, Mamduh M dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Harahap, Sofyan Safri, 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi ke-1. Jakarta : Rajawali Pers.

Harnanto. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Helfert, Erich A. 2000. Technics of Financial Analysis: A Guide to Value Creation. Tenth Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co.

______________. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. PT. Grasindo: Jakarta.

Hoque, Monzurul and Chishty, Muhammad. 2011. Commercialization and Changes in Capital Structure in Microfinance Institutions An Innovation or Wrong Turn?. Managerial Finance. Vol. 37 No. 5 2011. pp. 414-425. Emeraldinsight.

Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-6. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

______________________________. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No. 2. Jakarta: Salemba Empat.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta. BPFE.

Kamaludin dan Indriani, Rini. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Bandung: Mandar Maju.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Group. Kodrat, David Sukardi. 2010. Manajemen Investasi, Pendekatan Teknikal dan


(49)

Makbul, Aktris Monika Favorit. 2011. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas (Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Bandung periode tahun 2003-2010). Skripsi. Bandung: UPI.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya

Munawir, R. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: Liberty. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nimalathasan, Balasundaram and Brabete, Valeriu. 2010. Capital Structure and Its Impact On Profitability: A Study of Listed Manufacturing Companies In Sri Lanka. Young Economists Journal. Vol. 15 No. 10 2010. pp. 7-16.

Nurhasanah (2012). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

ILMIAH. Vol. IV No. 3. Hal 31-38.

Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Pratheepkanth, Puwanenthiren. 2011. Capital Structure and Financial Performance: Evidence from Selected Business Companies in Colombo Stock Exchange Sri Lanka. Journal of Arts, Science & Commerce, International Refereed Research Journal. Vol. II. Issue.

Prihadi, Toto. 2012. Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS dan PSAK.

Jakarta: PPM.

Priharyanto, Budi. 2009. Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turn Over, Debt to Equity Ratio, dan Size terhadap profitabilitas. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE.

Shafiro, Alan C. 2010. Multinational Financial Management. Nineth Edition. Hobuken: New Jersey John Willey and Sons.


(50)

Simon and Afolabi, Babatunde. 2011. Capital Structure and Industrial Performance in Nigeria (1999-2007). Internasional Business and Management. Vol. 2 No.1 2011. pp. 100-106.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Supriyono, R A. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta:

BPFE.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.

Syamsudin, M. Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

____________________. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Bina Graha.

Synthia, A. Sari. 2006. Analisis Hubungan Struktur Modal berdasarkan Static Tradeoff Theory dan Pecking Order Theory: Studi Kasus pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Business and Management Journal Bunda Mulia. Vol. 2 No. 1, September 2006.

Van Horne, J M and Wachowicz JR. 2005. Fundamentals of Financial Management. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat.

Weston, Fred J dan Copeland, Thomas E. (2008). Managerial Finance. Los Angeles: CBS College Publishing.

Wirartha, I Made. 2007. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta. Andi Publisher.


(51)

Website:

www.bps.go.id

www.dashboard.bappenas.go.id www.imf.org

www.industrikomunikasi.co.id

www.inet.detik.com/read/2013/03/28/212934/2206677/328/omzet-turun-bakrie-telecom-rugi-rp-313-triliun

www.investasi.kontan.co.id/news/bakrie-telecom-tersengat-beban-utang www.jaringnews.com

www.setneg.go.id www.swa.co.id

www.vibiznews.com/2012-10-29

www.tempo.co/read/news/2012/10/09/087434563/IMF-Merevisi-Pertumbuhan-Global


(1)

perusahaan. Dalam hal ini sebaiknya perusahaan memfokuskan pada penggunaan modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan hutang, karena semakin besar hutang maka semakin besar pula resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Akan tetapi, apabila perusahaan akan menambahkan hutang sebagai modal perusahaan, hendaknya perusahaan memilih hutang yang memiliki resiko kecil.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) cenderung mengalami penurunan. PT. Bakrie Telecom Tbk diharapkan mampu untuk dapat meningkatkan profitabilitasnya, mengingat nilai rasio struktur modal yang dicapai oleh PT. Bakrie Telecom Tbk cenderung di atas 100%, sehingga dapat tercipta keseimbangan antara penggunaan hutang dengan laba bersih yang diperoleh perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh antara struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan, dapat memperluas objek penelitian dengan cara meneliti seluruh sektor perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia atau dengan mengkaji lebih banyak pada dimensi penelitian baik variabel independen (struktur modal) maupun variabel dependen (profitabilitas). Selain itu dapat pula dikembangkan dengan menambah variabel penelitian yang akan diteliti.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri, Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Azhagaiah, Ramachandran and Gavoury, Candasamy. 2011. The Impact of Capital Stucture on Proftability with Special Reference to IT Industry in India. Managing Global Transitions. Vol. 9 Issue 4 2011. Pp. 371-392. Brealey, A. Richard, Myers, Stewart C. dan Marcus, Alan J. 2007. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brigham, Fugene F dan Joel F. Houston. 2011. Fundamental Of Financial Management. Thirteen edition. New York: Thomson South Western Mc Graw Hill

____________________________________. 2011. Fundamentals of Financial Management Twelfth Edition. South Western: Cengage Learning

____________________________________. 2006. Fundamental Of Financial Management. Tenth edition. New York: Thomson South Western Mc Graw Hill

____________________________________. 2004. Fundamental Of Financial Management. Eight edition. USA: South-Western Cengage Learning

Carvalho de Mesquita, Jose Marcos and Edson Lara, Jose. 2004. Capital Structure and Profitability: The Brazilian Case. International Journal of Business and Social Science. Vol. 5 No. 2 2004. pp. 215-227.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Jakarta

El-Sayed Ebaid, Ibrahim. 2009. The impact of capital structure choice on firm performance: empirical evidence from Egypt. The Journal of Risk Finance. Vol. 10 No. 5 2009. pp. 477-487. Emeraldinsight.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Giulio Botazzi, Angelo Secchi, dan Federico Tamagni, 2008. Productivity, Profitability, and Financial Performance. Journal of Industrial and Corporate Change. Vol 17 No. 4. pp. 711-751.


(3)

Deni Hamzah Sudaryawan, 2014

Hanafi, Mamduh M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Hanafi, Mamduh M dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Harahap, Sofyan Safri, 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi ke-1. Jakarta : Rajawali Pers.

Harnanto. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Helfert, Erich A. 2000. Technics of Financial Analysis: A Guide to Value Creation. Tenth Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co.

______________. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. PT. Grasindo: Jakarta.

Hoque, Monzurul and Chishty, Muhammad. 2011. Commercialization and Changes in Capital Structure in Microfinance Institutions An Innovation or Wrong Turn?. Managerial Finance. Vol. 37 No. 5 2011. pp. 414-425. Emeraldinsight.

Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-6. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

______________________________. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK No. 2. Jakarta: Salemba Empat.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta. BPFE.

Kamaludin dan Indriani, Rini. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Bandung: Mandar Maju.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Group. Kodrat, David Sukardi. 2010. Manajemen Investasi, Pendekatan Teknikal dan


(4)

Makbul, Aktris Monika Favorit. 2011. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas (Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Bandung periode tahun 2003-2010). Skripsi. Bandung: UPI.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya

Munawir, R. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: Liberty. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nimalathasan, Balasundaram and Brabete, Valeriu. 2010. Capital Structure and Its Impact On Profitability: A Study of Listed Manufacturing Companies In Sri Lanka. Young Economists Journal. Vol. 15 No. 10 2010. pp. 7-16.

Nurhasanah (2012). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). ILMIAH. Vol. IV No. 3. Hal 31-38.

Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Pratheepkanth, Puwanenthiren. 2011. Capital Structure and Financial Performance: Evidence from Selected Business Companies in Colombo Stock Exchange Sri Lanka. Journal of Arts, Science & Commerce, International Refereed Research Journal. Vol. II. Issue.

Prihadi, Toto. 2012. Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS dan PSAK. Jakarta: PPM.

Priharyanto, Budi. 2009. Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turn Over, Debt to Equity Ratio, dan Size terhadap profitabilitas. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE.

Shafiro, Alan C. 2010. Multinational Financial Management. Nineth Edition. Hobuken: New Jersey John Willey and Sons.


(5)

Deni Hamzah Sudaryawan, 2014

Simon and Afolabi, Babatunde. 2011. Capital Structure and Industrial Performance in Nigeria (1999-2007). Internasional Business and Management. Vol. 2 No.1 2011. pp. 100-106.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Supriyono, R A. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.

Syamsudin, M. Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

____________________. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Bina Graha.

Synthia, A. Sari. 2006. Analisis Hubungan Struktur Modal berdasarkan Static Tradeoff Theory dan Pecking Order Theory: Studi Kasus pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Business and Management Journal Bunda Mulia. Vol. 2 No. 1, September 2006.

Van Horne, J M and Wachowicz JR. 2005. Fundamentals of Financial Management. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat.

Weston, Fred J dan Copeland, Thomas E. (2008). Managerial Finance. Los Angeles: CBS College Publishing.

Wirartha, I Made. 2007. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta. Andi Publisher.


(6)

Website:

www.bps.go.id

www.dashboard.bappenas.go.id www.imf.org

www.industrikomunikasi.co.id

www.inet.detik.com/read/2013/03/28/212934/2206677/328/omzet-turun-bakrie-telecom-rugi-rp-313-triliun

www.investasi.kontan.co.id/news/bakrie-telecom-tersengat-beban-utang

www.jaringnews.com

www.setneg.go.id www.swa.co.id

www.vibiznews.com/2012-10-29

www.tempo.co/read/news/2012/10/09/087434563/IMF-Merevisi-Pertumbuhan-Global