Gambaran Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tertundanya Laktogenesis II Pada Ibu Pasca Melahirkan Tahun 2014.
iv
ABSTRAK
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERTUNDANYA LAKTOGENESIS II PADA
IBU PASCAMELAHIRKAN TAHUN 2014
Dita Ayu Larasati, 2014, Pembimbing 1 : dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes,IBCLC
Pembimbing 2 : dr.July Ivone,MKK.MPd Ked
ASI merupakan makanan penting bagi bayi. Riskesdas (2010) menunjukkan
persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan hanya 15,3%. Salah satu
penyebab kegagalan ASI eksklusif adalah ASI yang tidak keluar atau tertundanya
laktogenesis II.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tertundanya laktogenesis II pada ibu pascamelahirkan.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan rancangan
cross sectional
.
Instrumen
yang
digunakan
adalah
kuesioner,
diberikan
kepada
ibu
pascamelahirkan yang berkunjung ke Poli Anak RS Immanuel. Dari 150
kuesioner, 39 memenuhi kriteria subjek penelitian yaitu ibu menyusui yang
mengalami tertundanya laktogenesis II.
Didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II yaitu,
penggunaan analgesik pada persalinan (76,9%), stres (61,5%), persalinan caesar
(56,4)%, primipara (56,4%), pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal
menyusui (48,7%), suspek retensi plasenta (35,9%), obesitas (25,5%), bayi
prematur (20,5%), hipertensi (10,3%), operasi payudara (5,1%), dan merokok
(2,6%).
Faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan
analgesik pada persalinan, stres, persalinan
caesar,
primipara, pemberian asupan
prelaktal dan penundaan awal menyusui, suspek retensi plasenta, obesitas, bayi
prematur, hipertensi, operasi payudara, dan merokok. Hal ini perlu menjadi
perhatian tenaga kesehatan yang menangani ibu hamil dan para ibu agar dapat
dicegah dan peningkatan persentase ASI eksklusif dapat ditingkatkan.
(2)
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE FACTORS THAT CAUSE DELAYED
ONSET OF LACTOGENESIS II IN POSTPARTUM MOTHER
2014
Dita Ayu Larasati, 2014 Tutor I
: dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes,IBCLC
Tutor II
: dr.July Ivone,MKK.MPd Ked
Breast milk is an important food for babies. Riskesdas (2010) showed that the
percentage of infants exclusively breastfed until 6 months of only 15.3%. One of
the causes of the failure of exclusive breastfeeding is the milk that does not come
out or delayed lactogenesis II.
This study was conducted to determine the factors that affect the delayed
laktogenesis II on postpartum mothers.
This study used a descriptive design with cross sectional design. The
instrument used was a questionnaire, given to postpartum mothers who visited the
Pediatric Hospital Immanuel. Of the 150 questionnaires, 39 met the criteria of
research subjects that breastfeeding mothers who experienced delayed
laktogenesis II.
Obtained factors that affect the delayed laktogenesis II ie, use of analgesics
during labor (76.9%), stress (61.5%), cesarean deliveries (56.4)%, primiparous
(56.4%), feeding prelacteal and delays the start of breastfeeding (48.7%),
suspected placenta retention (35.9%), obesity (25.5%), preterm infants (20.5%),
hypertension (10.3%), breast surgery (5 , 1%), and smoking (2.6%).
Factors causing delayed laktogenesis II is the use of analgesics in childbirth,
stress, Caesarean, primiparous, feeding prelacteal and delay the start of
breastfeeding, suspected placental retention, obesity, premature babies,
hypertension, breast surgery, and smoking. This needs to be the concern of health
workers who deal with pregnant women and mothers that can be prevented and
an increase in the percentage of exclusive breastfeeding can be improved.
Keywords:
laktogenesis II, delayed, breastfeeding, exclusive breastfeeding
(3)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Identifikasi Masalah
2
1.3
Tujuan Penelitian
2
1.4
Manfaat Karya Tulis Ilmiah
3
1.4.1
Manfaat Akademis
3
1.4.2
Manfaat Praktis
3
1.5
Landasan teoritis
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Payudara
5
2.1.1
Struktur
5
2.1.2
Pembuluh Darah
7
2.1.3
Aliran getah Bening
7
2.1.4
Persarafan
8
2.2 Fisiologi Payudara dan Laktasi
9
(4)
2.2.2
Hal-hal yang menghambat Laktasi
14
2.3 ASI Eksklusif
18
2.3.1
Pengertian ASI
18
2.3.2
Komposisi ASI
20
2.3.3
Pengertian ASI Eksklusif
21
2.3.4
Alasan Pemberian ASI pada Usia Enam Bulan Pertama
21
2.3.5
Manfaat ASI
22
2.3.6
Cara Mensukseskan ASI Eksklusif
23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
24
3.3 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
24
3.4 Besar Sampel
24
3.5
Kriteria Sujek Penelitian
25
3.6
Definisi Operasional
25
3.7 Rencana Pengolahan dan Analisis Data
28
3.8 Aspek Etik Penelitian
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identitas Responden
29
4.2 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Tertundanya Laktogenesis II
30
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
34
5.2
Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
39
(5)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi Kolostrum, ASI transisi,
dan ASI matur
20
Tabel 3.1
Klasifikasi Obesitas
26
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
29
Tabel 4.2
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Tertundanya
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Payudara
6
Gambar 2.2 Aliran Darah Arteri dan Vena Payudara
7
Gambar 2.3 Aliran Getah Bening Payudara
8
Gambar 2.4 Refleks Neuroendokrin
12
Gambar 2.5 Kontrol Sintesis Air Susu:
Feeed Back Inhibitor of Lactation
(FIL) dan Teori Reseptor Prolaktin
13
(7)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian 39
Lampiran II Kuesioner
40
Lampiran III Hasil Penelitian
44
Lampiran IV Persetujuan Komisi Etik
49
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena memiliki
keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi dibandingkan sumber nutrisi lainnya.
ASI mengandung komponen makro dan mikro. Contoh komponen makro seperti
karbohidrat, protein, dan lemak, serta komponen mikro yang terdiri atas vitamin
dan mineral. ASI juga mengandung zat antibodi yang berperan sebagai sistem
pertahanan dinding saluran pencernaan terhadap infeksi. ASI tidak hanya
bermanfaat bagi tubuh bayi saja, tetapi juga bermanfaat bagi Ibu, yaitu manfaat
dari aspek kontrasepsi, kesehatan, serta psikologi (Mulyani, 2013).
UNICEF dan WHO memberi rekomendasi kepada ibu untuk menyusui
eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah usia 6 bulan bayi baru dapat
diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan tetap memberikan ASI
sampai minimal umur 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Kesehatan juga merekomendasikan kepada ibu untuk menyusui eksklusif selama
6 bulan kepada bayinya. Akan tetapi, tingkat pemberian ASI eksklusif telah
menurun selama dekade terakhir. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan,
persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%
(Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010). Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, 27% bayi umur 4-5 bulan
mendapat ASI ekslusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain). Selain ASI,
8% bayi pada umur yang sama diberi susu lain dan 8% diberi air putih. Pemberian
ASI ekslusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI 2012 lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil SDKI 2007, masing-masing 27 % dan 17% (Badan
Pusat Statistik, 2012).
(9)
2
Rendahnya angka pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang
anak. Sementara pada penelitian Kramer, et al. menyatakan bahwa pemberian ASI
eksklusif dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak (Kramer, et al., 2008).
Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih
rentan mengalami kekurangan nutrisi (Maryunani, 2012). Hal ini dapat memberi
pengaruh pula pada angka kematian bayi di Indonesia. Berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2012, untuk periode lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi adalah 32
kematian per 1.000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2012).
Berbagai faktor mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, salah satunya adalah
produksi ASI yang kurang (Siregar, 2004). Penelitian Fikawati dan Syafiq (2010)
menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan ASI
eksklusif adalah pemberian makanan tambahan (susu formula) karena ASI tidak
segera keluar (Fikawati & Syafiq, 2010). Penelitian lain dilakukan oleh Colin dan
Scott (2002) di Australia, didapatkan 29% ibu
postpartum
berhenti menyusui
karena produksi ASI yang kurang (Colin & Scott, 2002). Proses keluarnya ASI
segera setelah bayi lahir disebut dengan laktogenesis II (Mulyani, 2013).
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tertundanya laktogenesis II
pada ibu pascamelahirkan.
1.2
Identifikasi Masalah
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II pada ibu
paska melahirkan.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tertundanya proses laktogenesis II pada ibu paska melahirkan.
(10)
1.4
Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai ASI dan hal-hal
yang dapat menyebabkan tertundanya laktogenesis II pada ibu paska melahirkan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Masyarakan dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya
pengeluaran ataupun produksi ASI. Serta menyadari manfaat dan pentingnya ASI
bagi pertumbuhan bayi.
1.5
Landasan Teoritis
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar
mammae ibu, dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012).
Keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI disebut laktogenesis atau laktasi (Mulyani,
2013). Laktogenesis terdiri beberapa tahapan diantaranya, yaitu
mammogenesis,
laktogenesis I, laktogenesis II, galaktopoiesis, dan involusi.
Mammogenesis
adalah proses pertumbuhan payudara, pada tahap ini terjadi penambahan ukuran
dan berat payudara yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
Tahap selanjutnya, laktogenesis I, dimulai sejak pertengahan kehamilan sampai
hari kedua setelah melahirkan. Tahap ini merupakan tahap awal dari produksi ASI
yang distimulasi oleh hormon prolaktin. Dilanjutkan dengan laktogenesis II, tahap
ini dipicu oleh penurunan hormon progesteron secara cepat sehingga
menyebabkan sekresi ASI. Tahap ini dimulai sejak hari ketiga sampai hari
kedelapan setelah melahirkan. Galaktopoiesis adalah tahap pemeliharaan laktasi
yang berlangsung hingga tahap involusi dimulai, yaitu 40 hari setelah berakhirnya
masa menyusui (Riordan & Wambach, 2010).
(11)
4
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang dapat
menghambat galaktogenesis (laktogenesis II) yang akan berpengaruh pada
pemberian ASI Ekslusif.
(12)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan
analgesik pada persalinan, stres, persalinan
caesar,
primipara, pemberian asupan
prelaktal dan penundaan awal menyusui, suspek retensi plasenta, obesitas, bayi
prematur, hipertensi, operasi payudara, dan merokok.
5.2 Saran
1.
Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan daerah
cakupan yang lebih luas.
2.
Penelitian dilakukan secara prospektif sejak masa antenatal.
3.
Penelitian dilakukan dengan pemeriksaan langsung pada kondisi fisik atau
mental ibu dan kondisi bayi. Dan apabila instrumen penelitian menggunakan
kuesioner, kuesioner yang digunakan sudah teruji validitasnya.
4.
Perlu diadakan sosialisasi terus-menerus kepada petugas kesehatan mengenai
hal-hal yang dapat menyebabkan penundaan laktogenesis II agar ibu dapat
mencegah dan mencapai keberhasilan menyusui.
(13)
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERTUNDANYA
LAKTOGENESIS II PADA IBU PASKA MELAHIRKAN TAHUN 2014
DESCRIPTION OF THE FACTORS THAT CAUSE DELAYED ONSET OF
LACTOGENESIS II IN POSTPARTUM MOTHER IN 2014
Stella Tinia Hasiana
1, July Ivone
2, Dita Ayu Larasati
31
Bagian Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERTUNDANYA LAKTOGENESIS II PADA IBU PASKA MELAHIRKAN TAHUN 2014
ASI merupakan makanan penting bagi bayi. Riskesdas (2010) menunjukkan persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan hanya 15,3%. Salah satu penyebab kegagalan ASI eksklusif adalah ASI yang tidak keluar atau tertundanya laktogenesis II.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II pada ibu pascamelahirkan.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan rancangan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, diberikan kepada ibu pascamelahirkan yang berkunjung ke Poli Anak RS Immanuel. Dari 150 kuesioner, 39 memenuhi kriteria subjek penelitian yaitu ibu menyusui yang mengalami tertundanya laktogenesis II.
Didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II yaitu, penggunaan analgesik pada persalinan (76,9%), stres (61,5%), persalinan caesar (56,4)%, primipara (56,4%), pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal menyusui (48,7%), suspek retensi plasenta (35,9%), obesitas (25,5%), bayi prematur (20,5%), hipertensi (10,3%), operasi payudara (5,1%), dan merokok (2,6%).
Faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan analgesik pada persalinan, stres, persalinan caesar, primipara, pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal menyusui, suspek retensi plasenta, obesitas, bayi prematur, hipertensi, operasi payudara, dan merokok. Hal ini perlu menjadi perhatian tenaga kesehatan yang menangani ibu hamil dan para ibu agar dapat dicegah dan peningkatan persentase ASI eksklusif dapat ditingkatkan.
(14)
ABSTRACT
Breast milk is an important food for babies. Riskesdas (2010) showed that the percentage of infants exclusively breastfed until 6 months of only 15.3%. One of the causes of the failure of exclusive breastfeeding is the milk that does not come out or delayed lactogenesis II.
This study was conducted to determine the factors that affect the delayed laktogenesis II on postpartum mothers.
This study used a descriptive design with cross sectional design. The instrument used was a questionnaire, given to postpartum mothers who visited the Pediatric Hospital Immanuel. Of the 150 questionnaires, 39 met the criteria of research subjects that breastfeeding mothers who experienced delayed laktogenesis II.
Obtained factors that affect the delayed laktogenesis II ie, use of analgesics during labor (76.9%), stress (61.5%), cesarean deliveries (56.4)%, primiparous (56.4%), feeding prelacteal and delays the start of breastfeeding (48.7%), suspected placenta retention (35.9%), obesity (25.5%), preterm infants (20.5%), hypertension (10.3%), breast surgery (5 , 1%), and smoking (2.6%). Factors causing delayed laktogenesis II is the use of analgesics in childbirth, stress, Caesarean, primiparous, feeding prelacteal and delay the start of breastfeeding, suspected placental retention, obesity, premature babies, hypertension, breast surgery, and smoking. This needs to be the concern of health workers who deal with pregnant women and mothers that can be prevented and an increase in the percentage of exclusive breastfeeding can be improved.
Keywords: laktogenesis II, delayed, breastfeeding, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena memiliki keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi dibandingkan sumber nutrisi lainnya. ASI tidak hanya bermanfaat bagi tubuh bayi saja, tetapi juga bermanfaat bagi ibu. 1. UNICEF dan WHO memberi rekomendasi kepada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah usia 6 bulan bayi baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan tetap memberikan ASI sampai minimal umur 2 tahun. Akan tetapi, tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan,
sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%2. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, 27% bayi umur 4-5 bulan mendapat ASI ekslusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain). Selain ASI, 8% bayi pada umur yang sama diberi susu lain dan 8% diberi air putih. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007, masing-masing 27 % dan 17%3.
Rendahnya angka pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak. Sementara pada penelitian Kramer, et al. menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak4. Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan
(15)
pula pada angka kematian bayi di Indonesia. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, untuk periode lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup3.
Berbagai faktor mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, salah satunya adalah produksi ASI yang kurang6. Penelitian Fikawati dan Syafiq (2010) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan ASI eksklusif adalah pemberian makanan tambahan (susu formula) karena ASI tidak segera keluar7. Penelitian lain dilakukan oleh Colin dan Scott (2002) di Australia, didapatkan 29% ibu postpartum berhenti menyusui karena produksi ASI yang kurang8. Proses keluarnya ASI segera setelah bayi lahir disebut dengan laktogenesis II1.
BAHAN DAN CARA
Sampel dipilih menggunakan metode
whole sampling yang dikumpulkan di Poli Anak RS Immanuel selama dua bulan sejak tanggal 23 Juni sampai 23 Agustus pada pukul 8.00-12.00. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh diolah secara manual dan disusun dalam bentuk tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 39 sampel yang memenuhi kriteria
subjek penelitian, dilakukan penelitian tentang gambaran faktor-faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II pada ibu paska melahirkan, berikut karakteristik responden:Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Usia, Pekerjaan, dan Pendidikan Karakteristik responden Jumlah Persentase (%) Usia
<20 2 5,1
20 – 35 34 87,2
>35 3 7,7
Pendidikan
SMP 8 20,5
SMA / sederajat 20 51,3
Diploma III 4 10,3
Sarjana I 7 17,9
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 24 61,6
Wiraswasta 6 15,4
Pegawai swasta 7 17,9
(16)
Berdasarkan tabel di atas didapatkan sebagian responden berusia 20-35 tahun dengan jumlah sebanyak 34 responden (87,2%). Dari data ini didapatkan bahwa sebagian besar responden merupakan Wanita Usia Subur (WUS) yang masih mungkin memiliki keturunan lagi sehingga edukasi WUS merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.
Dari segi pendidikan, sebagian besar responden mengenyam pendidikan terakhir
SMA yaitu sebanyak 20 responden (51,3%). Apabila dilihat dari jenis pekerjaan responden, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan jumlah 24 responden (61,6%).
Faktor-faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II. Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan besar persentase dari masing-masing faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II pada ibu pascamelahirkan:
Tabel 4.2 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Tertundanya Laktogenesis II Pada Ibu Pascamelahirkan
Faktor yang Menyebabkan Tertundanya Laktogenesis II
Jumlah
Persentase (%) Penggunaan obat analgesik pada persalinan 30 76,9
Stres 24 61,5
Persalinan caesar 22 56,4
Primipara 22 56,4
Pemberian asupan prelaktal, penundaan awal menyusui 19 48,7
Suspek Retensi plasenta 14 35,9
Obesitas 8 20,5
Bayi premature 8 20,5
Hipertensi 4 10,3
Operasi payudara 2 5,1
Perokok 1 2,6
Berdasarkan data pada tabel faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya laktogenesis II didapatkan, ibu yang mengalami tertundanya laktogenesis II akibat faktor penggunaan obat analgesik pada persalinan (labor analgesia) dengan jumlah 30 responden (76,9%), stres dengan jumlah 24 responden (61,5%), persalinan caesar dengan jumlah 22 responden (56,4%), primipara dengan jumlah 22 responden (56,4%), retensio plasenta dengan jumlah 14 responden (35,9%), obesitas berjumlah 8 responden (20,5%), bayi prematur dengan jumlah 8 responden (20,5%), hipertensi
dengan jumlah 4 responden (10,3%), berat badan bayi lahir >3600 g dengan jumlah 4 responden (10,3%), operasi payudara dengan jumlah 2 responden (5,1%), dan merokok dengan jumlah 1 responden (2,6%).
Dari hasil penelitian ini didapatkan penyebab yang paling utama dalam mengakibatkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan obat analgesik pada persalinan (labor analgesia). Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewey, et al. (2003), menemukan bahwa penggunaan obat analgesik pada persalinan (labor analagesia) berpengaruh terhadap gangguan laktogenesis
(17)
II sebanyak 48%9. Pemberian analgesia mempengaruhi perilaku bayi setelah lahir sehingga lebih banyak tidur dan jarang menyusu. Ibu juga lebih cenderung mengantuk sehingga sulit mengajak bayi untuk aktif menyusu. Hal ini berakibat penurunan stimulasi ke payudara sehingga produksi ASI terhambat dan pembentukan reseptor prolaktin tidak optimal10.
Penyebab kedua terbanyak adalah stres pada ibu. Pada kondisi stres terjadi stimulasi berlebih terhadap sistem syaraf simpatis yang akan menghambat sekresi oksitosin dan ASI tidak keluar dengan lancar11. Penelitian yang dilakukan oleh Dewey, et al. (2001) menemukan bahwa baik stres fisik maupun mental pada ibu dapat menyebabkan gangguan refleks ejeksi air susu dengan mempengaruhi produksi oksitosin selama menyusui. Apabila hal ini terjadi berulang-ulang maka dapat menurunkan produksi air susu dengan mencegah pengosongan air susu di payudara. Selain itu, baik stres pada ibu maupun stres pada fetus selama persalinan berhubungan dengan gangguan laktogenesis. Stres emosional pascamelahirkan juga dapat menyebabkan gangguan laktogenesis12. Selanjutnya persalinan caesar memberi pengaruh sebesar 56,4%. Pada penelitian yang dilakukan Dewey, et al. (2003) menemukan bahwa 56% gangguan laktogenesis II disebabkan oleh sectio caesaria9. Selain itu penelitian yang dilakukan Nommsen-Rivers, et al. (2010) juga menemukan adanya pengaruh sectio caesaria sebesar 53% terhadap tertundanya laktogenesis II13. Pada operasi persalinan, inisiasi menyusui seringkali tertunda karena kebanyakan ibu yang diberi tindakan caesar
membutuhkan waktu ekstra untuk memulihkan diri sebelum mampu untuk menggendong dan menyusui bayinya14. Ibu yang melahirkan secara caesar memiliki kecenderungan mengalami gangguan produksi ASI yang disebabkan oleh sulitnya
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan mengakibatkan berkurangnya stimulasi
let down dari isapan bayi saat menyusu pertama serta kadar prolaktin kurang optimal11,15.
Primipara juga memberi pengaruh sebanyak 56,4%. Dalam menyebabkan keterlambatan laktogenesis, faktor primipara berkaitan dengan reseptor prolaktin yang masih sedikit dan mengakibatkan berkurangnya stimulasi prolaktin serta gangguan produksi ASI16. Hal ini didukung oleh penelitian Dewey, et al. (2003), dimana primipara memberi pengaruh terhadap tertundanya laktogenesis II sebesar 34%9. Selain itu, pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal menyusui juga memberi pengaruh terhadap proses laktogenesis II. Pada penelitian ini pengaruhnya adalah sebesar 48,7%. Menurut penelitian Karkee, et al. (2013), pemberian asupan prelaktal berhubungan dengan masyarakat perkotaan, ibu primipara, dan kelahiran caesar17. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nommsen-Rivers, et al.
(2010) menemukan bahwa pemberian susu formula pada 0 – 48 jam pertama setelah kelahiran memberikan pengaruh sebesar 57,4% terhadap penundaan laktogenesis II13. Pemberian asupan prelaktal menyebabkan keterlambatan inisiasi menyusui dan mengakibatkan keterlambatan dalam pengembangan refleks oksitosin, yang sangat penting untuk kontraksi rahim dan refleks ASI18.
Suspek retensi plasenta berpengaruh dalam penundaan laktogenesis II sebesar 35,9%. Retensi plasenta menyebabkan penghambatan hormon prolaktin oleh estrogen dan progesteron sehingga terjadi gangguan produksi ASI11. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ferro, et al.
(2009) menujukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kegagalan dan / atau
(18)
keterlambatan dalam laktogenesis II salah satunya adalah retensi plasenta19.
Obesitas dan bayi prematur memiliki jumlah persentase yang sama yaitu 20,5%. Gangguan keseimbangan insulin pada obesitas menyebabkan gangguan metabolisme protein yang berakibat pada gangguan perkembangan payudara. Selain itu juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme zat-zat lain yang mengakibatkan gangguan penyediaan bahan baku untuk membentuk ASI11. Simpulan dalam penelitian yang dilakukan Hauff, et al.
(2013) menyatakan bahwa wanita yang sebelum hamil memiliki Body Mass Index
(BMI) tinggi memiliki karakteristik psikososial terkait dengan hasil menyusui yang buruk20. Pada penelitian yang dilakukan oleh Matias, et al. (2013) menemukan bahwa tertundanya laktogenesis terjadi pada 33% wanita (dari seluruh responden) dan berkaitan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah obesitas21. Bayi Prematur lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami ketidakstabilan suhu, hipoglikemia, gangguan pernapasan, penyakit kuning, masalah makan, dan membutuhkan rehospitalisasi dalam dua minggu pertama setelah kelahiran. Menyusui dapat memperburuk masalah ini, karena bayi prematur seringkali tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi volume ASI yang memadai pada payudara, dan ibu pun berisiko mengalami keterlambatan laktogenesis22.
Beberapa faktor yang lain dapat menyebabkan penundaan laktogenesis II antara lain, hipertensi (10,3%), operasi payudara (5,1%), serta merokok (2,6%).
SIMPULAN
Faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan analgesik
primipara, pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal menyusui, suspek retensi plasenta, obesitas, bayi prematur, hipertensi, operasi payudara, dan merokok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyani, N. S. (2013). ASI dan Panduan
Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika.
2. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012 Desember).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Diunduh 2014
22-Januari dari
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/H asilPenelitian.aspx?RootFolder=%2Flitba ng%2Fpusdu%2FHasil%20Penelitian%2F SDKI%202012&FolderCTID=0x01200091 2E959A372FB34CBFF88A5DEF757147& View={5AD349AB-532D-4D6C-99BA-223F10404F00}
3. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010 1-Desember). Retrieved 2014 22-Januari from www.litbang.depkes.go.id/...riskesdas201 0/Laporan_riskesdas_2010.pdf
4. Kramer, M. S., Aboud, F., Mironova, E., Vanilovich, I., Platt, R. W., Matush, L., et al. (2008). Breastfeeding and Child Cognitive Development`. The Journal of The American Medical Association, 578-584.
5. Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media. 6. Siregar, A. (2004). Pemberian ASI
Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. FKM USU.
7. Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif. Makara Kesehatan, 14. 8. Colin, W. B., & Scott, J. A. (2002).
(19)
Reason for Stopping and Problems Along The Way. School of Public Health.
9. Dewey, K. G., Nommsen-Rivers, L. A., Heinig, M. J., & Cohen, R. J. (2003). Risk Factors Suboptimal Infant Breastfeeding Behavior, Delayed Onset of Lactation, and Excess Neonatal Weight Loss. Pediatrics, 112.
10. Montgomery, A., & Hale, T. W. (2012). Analgesia and Anesthesia for The Breastfeeding Mother, Revised 2012.
The academy of Breastfeeding
Medicine, 7.
11. Guyton, A. C., & Hall, E. J. (2007).
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, F. Dany, I. Nuryanto, S. S. Rianti, . . . N. Wulandari, Trans.) Jakarta: EGC.
12. Dewey, K. G. (2001). Maternal and Fetal Stress Are Associated with Impaired Lactogenesis in Humans.
American Society for Nutritional Sciences, 131.
13. Nommsen-Rivers, L. A., Chantry, C. J., Peerson, J. M., Cohen, R. J., & Dewey, K. G. (2010). Delayed Onset of Lactogenesis Among Firts-time Mothers is Related to Maternal Obesity and Factors Associated with Ineffective Breastfeeding. The American Journal of Clinical Nutriotion, 574-84.
14. Parthasarathy, S., & Rajah, C. (2011). Feasibility of Early Breastfeeding After Caesarean Section. Sri Lanka Journal of Child Health, 40.
15. Riordan, J., & Wambach, K. (2010).
Breastfeeding and Human Lactation
(4th ed.). Jones & Bartlett learning. 16. International Lactation Consultant
Association. (2012). Core Curriculum For Lactation Consultant Practice (3 ed.). Jones & Bartlett Learning.
17. Karkee, R., Lee, A. H., Khanal, V., & Binns, C. W. (2013). Initiation of Breastfeeding and Factors Associated with Prelacteal Feeds in Central Nepal.
Journal of Human Lactation, 30. 18. Mandhu, K., Chowdary, S., & Masthi,
R. (2009). Breast Feeding Practices and Newborn Care in Rural Area: A Descriptive Cross-Sectional Study. 19. Ferro, N. G., Vale, I. N., Carmona, E.
V., & Abrao, A. C. (2009). Factors Related to unsuccessfulLactogenesis-A Literaturre review. Online Brazilian Journal of Nursing, 8.
20. Hauff, L. E., Leonard, S. A., & Rasmussen, K. M. (2014). Associations of maternal obesity and psychosocial factors with breastfeeding intention, initiation, and duration. American Society for Nutrition.
21. Indian Journal of Community
Medicine, 243-246.
22. Matias, S. L., Dewey, K. G., Quesenberry, C. P., & Gunderson, E. P. (2014). Maternal prepregnancy obesity and insulin treatment during pregnancy are independently associated with delayed lactogenesis in women with recent gestational diabetes mellitus.
American Society for Nutrition.
23. Meier, P. P., Furman, L. M., & Degenhardt, M. (2007). Increased Lactation Risk for Late Preterm Infants and Mothers: Evidence and Management Strategies to Protect Breastfeeding. Journal of Midwifery and Women's Health, 52.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Alin, P. (2011, October 27).
Persalinan dengan Kala II Memanjang
. Dipetik
November
23,
2014,
dari
Bascom
World:
http://www.bascommetro.com/2011/10/persalinan-dengan-kala-ii-memanjang.html
Anuurad, E., Shiwaku, K., Nogi, A., Kitajima, K., Enkhmaa, B., Shimono, K.,
et
al.
(2003). The New BMI Criteria for Asians by The Regional Office for
The Western Pacific Region of WHO are Suitable for Screening of
Overweight to Prevent Metabolic Syndrome in Elder Japanese Workers.
Journal of Occupational Health
, 335-343.
Astutik, R. Y. (2013).
Payudara dan Laktasi.
Salemba Humanika.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012 Desember).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
. Diunduh 2014
22-Januari
dari
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/HasilPenelitian.aspx?RootFolder=
%2Flitbang%2Fpusdu%2FHasil%20Penelitian%2FSDKI%202012&Folde
rCTID=0x012000912E959A372FB34CBFF88A5DEF757147&View={5A
D349AB-532D-4D6C-99BA-223F10404F00}
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2010 1-Desember). Retrieved 2014 22-Januari from
www.litbang.depkes.go.id/...riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf
Bosco, M. L. (2010). Polycystic Ovarian Syndrome and Breastfeeding.
Fizgerald
Health Education Associates, Inc.
Cadwell, K., & Maffei, C. T. (2008).
Buku Saku Manajemen Laktasi.
(E. Tiar,
Trans.) jakarta: EGC.
Cassar-Uhl, D. (2014). Identifying and Supporting Mothers with Insufficient
Glandular Tissue.
SBO Congress.
Netherland.
Colin, W. B., & Scott, J. A. (2002). Breastfeeding: Reason for Starting, Reason
for Stopping and Problems Along The Way.
School of Public Health
.
Dewey, K. G. (2001). Maternal and Fetal Stress Are Associated with Impaired
(21)
36
Dewey, K. G., Nommsen-Rivers, L. A., Heinig, M. J., & Cohen, R. J. (2003).
Risk Factors Suboptimal Infant Breastfeeding Behavior, Delayed Onset of
Lactation, and Excess Neonatal Weight Loss.
Pediatrics
, 112.
Dewi, Y., & Fauzi, D. A. (2007).
Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z.
Jakarta: Edsa Mahkota.
Dorland, N. W. A. (2010).
Kamus Kedokteran Dorland
(31th ed.). (A. A. Mahode,
Ed., & R. N. Elseria, Trans.) Jakarta, Indonesia: EGC.
Ellis, H. (2006).
Clinical Anatomy.
Australia: Blackwell Publishing.
Ferro, N. G., Vale, I. N., Carmona, E. V., & Abrao, A. C. (2009). Factors Related
to unsuccessfulLactogenesis-A Literaturre review.
Online Brazilian
Journal of Nursing
, 8.
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu
Ibu Eksklusif.
Makara Kesehatan, 14
.
Guyton, A. C., & Hall, E. J. (2007).
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
(11 ed.).
(Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, F. Dany, I. Nuryanto, S. S. Rianti, . . .
N. Wulandari, Trans.) Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010).
Buku Saku Fisiologi kedokteran.
(H.
Muttaqin, N. Yesdelita, Eds., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.
Hauff, L. E., Leonard, S. A., & Rasmussen, K. M. (2014). Associations of
maternal obesity and psychosocial factors with breastfeeding intention,
initiation, and duration.
American Society for Nutrition
.
Hilhorst, J. (2011, Februari 9).
Breastfeeding Problem
. Dipetik November 30,
2014,
dari
Learn
Pediatrics:
http://learnpediatrics.com/body-systems/neonate/breastfeeding-problems/
Hoover, K. L., Barbalinardo, L. H., & Platia, M. P. (2002). Delayed Lactogenesis
II Secondary to Gestational Ovarian Theca Lutein Cyst in Two Normal
Singleton regnancies.
Journal og Humal Lactation
, 18.
Hurst, N. M. (2007). Recognizing and Treating Delayed or Failed Lactogenesis II.
Journal of Midwifery & Women's Health
, 7.
International Lactation Consultant Association. (2012).
Core Curriculum For
Lactation Consultant Practice
(3 ed.). Jones & Bartlett Learning.
(22)
Johnson, J. (2006, July 17).
Breastfeeding with Insufficient Glandular Tissue
.
Diambil
kembali
dari
Ezinearticles:
http://ezinearticles.com/?Breastfeeding-with-Insufficient-Glandular-Tissue&id=245523
Karkee, R., Lee, A. H., Khanal, V., & Binns, C. W. (2013). Initiation of
Breastfeeding and Factors Associated with Prelacteal Feeds in Central
Nepal.
Journal of Human Lactation
, 30.
Khanal, V., Adhikari, M., Sauer, K., & Zhao, Y. (2013). Factors Associated with
The Introduction od Prelacteal Feed in Nepal: Finding from The Nepal
Demopgraphic and Health Survey 2011.
International Breastfeeding
Journal
, 9.
Khardori,
R.
(2013
16-December).
Diunduh
2014
20-january
dari
http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview#showall
Kramer, M. S., Aboud, F., Mironova, E., Vanilovich, I., Platt, R. W., Matush, L.,
et al.
(2008). Breastfeeding and Child Cognitive Development`.
The
Journal of The American Medical Association
, 578-584.
Mandhu, K., Chowdary, S., & Masthi, R. (2009). Breast Feeding Practices and
Newborn Care in Rural Area: A Descriptive Cross-Sectional Study.
Indian
Journal of Community Medicine
, 243-246.
Maryunani, A. (2012).
Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi.
Jakarta: Trans Info Media.
Matias, S. L., Dewey, K. G., Quesenberry, C. P., & Gunderson, E. P. (2014).
Maternal prepregnancy obesity and insulin treatment during pregnancy are
independently associated with delayed lactogenesis in women with recent
gestational diabetes mellitus.
American Society for Nutrition
.
Meier, P. P., Furman, L. M., & Degenhardt, M. (2007). Increased Lactation Risk
for Late Preterm Infants and Mothers: Evidence and Management
Strategies to Protect Breastfeeding.
Journal of Midwifery and Women's
Health
, 52.
Montgomery, A., & Hale, T. W. (2012). Analgesia and Anesthesia for The
Breastfeeding Mother, Revised 2012.
The academy of Breastfeeding
Medicine
, 7.
Moore, K. L., & Agur, A. M. (2006).
Essential Clinical Anatomy
(3 ed.).
Lippincott Williams & Wilkins.
(23)
38
Mulyani, N. S. (2013).
ASI dan Panduan Ibu Menyusui.
Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nommsen-Rivers, L. A., Chantry, C. J., Peerson, J. M., Cohen, R. J., & Dewey, K.
G. (2010). Delayed Onset of Lactogenesis Among Firts-time Mothers is
Related to Maternal Obesity and Factors Associated with Ineffective
Breastfeeding.
The American Journal of Clinical Nutriotion
, 574-84.
Örün, E., Songül, Y., Mandendağ, Y., Üstünyurt
-
Eras, Z., Kutluk, Ş., & Yurdakök,
K. (2010). Factors Associated With Breastfeeding Initiation Time in a
Baby-Friendlt Hospital.
The Turkish Journal of Pediatrics
, 52.
Parthasarathy, S., & Rajah, C. (2011). Feasibility of Early Breastfeeding After
Caesarean Section.
Sri Lanka Journal of Child Health
, 40.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013).
Essential of Nursing Research: Appraising
Evidence for Nursing Practice
(8th ed.). Lippincott Williams & Wilkins.
Riordan, J., & Wambach, K. (2010).
Breastfeeding and Human Lactation
(4th ed.).
Jones & Bartlett learning.
Sastroasmoro, S., & Ismail, S. (2011).
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
(4th ed.). Sagung Seto.
Schorge, J. O., Schaffer, J. I., Halvorson, L. M., Hoffman, B. L., Bradshaw, K. D.,
& Cunningham, F. G. (2008).
Williams Gynecology.
McGraw-Hill
Companies.
Sherwood, L. (2013).
Human Physiology From Cells To Systems
(8th ed.).
Toronto: Cengage.
Siregar, A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya.
FKM USU
.
Tank, P. W., & Gest, T. R. (2009).
Lippincott William & Wilkins Atlas of Anatomy.
Wolters Kluwer Health.
Weinberg, R. S., & Gould, D. (2010).
Foundations of Sportand Exercise
Psychology
(5th ed.). Champaign: Human Kinetics.
(1)
keterlambatan dalam laktogenesis II salah satunya adalah retensi plasenta19.
Obesitas dan bayi prematur memiliki jumlah persentase yang sama yaitu 20,5%. Gangguan keseimbangan insulin pada obesitas menyebabkan gangguan metabolisme protein yang berakibat pada gangguan perkembangan payudara. Selain itu juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme zat-zat lain yang mengakibatkan gangguan penyediaan bahan baku untuk membentuk ASI11. Simpulan
dalam penelitian yang dilakukan Hauff, et al. (2013) menyatakan bahwa wanita yang sebelum hamil memiliki Body Mass Index (BMI) tinggi memiliki karakteristik psikososial terkait dengan hasil menyusui yang buruk20. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Matias, et al. (2013) menemukan bahwa tertundanya laktogenesis terjadi pada 33% wanita (dari seluruh responden) dan berkaitan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah obesitas21. Bayi
Prematur lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami ketidakstabilan suhu, hipoglikemia, gangguan pernapasan, penyakit kuning, masalah makan, dan membutuhkan rehospitalisasi dalam dua minggu pertama setelah kelahiran. Menyusui dapat memperburuk masalah ini, karena bayi prematur seringkali tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi volume ASI yang memadai pada payudara, dan ibu pun berisiko mengalami keterlambatan laktogenesis22.
Beberapa faktor yang lain dapat menyebabkan penundaan laktogenesis II antara lain, hipertensi (10,3%), operasi payudara (5,1%), serta merokok (2,6%).
SIMPULAN
Faktor yang menyebabkan tertundanya laktogenesis II adalah penggunaan analgesik pada persalinan, stres, persalinan caesar,
primipara, pemberian asupan prelaktal dan penundaan awal menyusui, suspek retensi plasenta, obesitas, bayi prematur, hipertensi, operasi payudara, dan merokok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyani, N. S. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012 Desember). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Diunduh 2014
22-Januari dari
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/H asilPenelitian.aspx?RootFolder=%2Flitba ng%2Fpusdu%2FHasil%20Penelitian%2F SDKI%202012&FolderCTID=0x01200091 2E959A372FB34CBFF88A5DEF757147& View={5AD349AB-532D-4D6C-99BA-223F10404F00}
3. Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010 1-Desember). Retrieved 2014 22-Januari from www.litbang.depkes.go.id/...riskesdas201 0/Laporan_riskesdas_2010.pdf
4. Kramer, M. S., Aboud, F., Mironova, E., Vanilovich, I., Platt, R. W., Matush, L., et al. (2008). Breastfeeding and Child Cognitive Development`. The Journal of The American Medical Association, 578-584.
5. Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media. 6. Siregar, A. (2004). Pemberian ASI
Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. FKM USU.
7. Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif. Makara Kesehatan, 14. 8. Colin, W. B., & Scott, J. A. (2002).
(2)
Reason for Stopping and Problems Along The Way. School of Public Health.
9. Dewey, K. G., Nommsen-Rivers, L. A., Heinig, M. J., & Cohen, R. J. (2003). Risk Factors Suboptimal Infant Breastfeeding Behavior, Delayed Onset of Lactation, and Excess Neonatal Weight Loss. Pediatrics, 112.
10. Montgomery, A., & Hale, T. W. (2012). Analgesia and Anesthesia for The Breastfeeding Mother, Revised 2012. The academy of Breastfeeding Medicine, 7.
11. Guyton, A. C., & Hall, E. J. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, F. Dany, I. Nuryanto, S. S. Rianti, . . . N. Wulandari, Trans.) Jakarta: EGC.
12. Dewey, K. G. (2001). Maternal and Fetal Stress Are Associated with Impaired Lactogenesis in Humans. American Society for Nutritional Sciences, 131.
13. Nommsen-Rivers, L. A., Chantry, C. J., Peerson, J. M., Cohen, R. J., & Dewey, K. G. (2010). Delayed Onset of Lactogenesis Among Firts-time Mothers is Related to Maternal Obesity and Factors Associated with Ineffective Breastfeeding. The American Journal of Clinical Nutriotion, 574-84.
14. Parthasarathy, S., & Rajah, C. (2011). Feasibility of Early Breastfeeding After Caesarean Section. Sri Lanka Journal of Child Health, 40.
15. Riordan, J., & Wambach, K. (2010). Breastfeeding and Human Lactation (4th ed.). Jones & Bartlett learning. 16. International Lactation Consultant
Association. (2012). Core Curriculum For Lactation Consultant Practice (3 ed.). Jones & Bartlett Learning.
17. Karkee, R., Lee, A. H., Khanal, V., & Binns, C. W. (2013). Initiation of Breastfeeding and Factors Associated with Prelacteal Feeds in Central Nepal. Journal of Human Lactation, 30. 18. Mandhu, K., Chowdary, S., & Masthi,
R. (2009). Breast Feeding Practices and Newborn Care in Rural Area: A Descriptive Cross-Sectional Study. 19. Ferro, N. G., Vale, I. N., Carmona, E.
V., & Abrao, A. C. (2009). Factors Related to unsuccessfulLactogenesis-A Literaturre review. Online Brazilian Journal of Nursing, 8.
20. Hauff, L. E., Leonard, S. A., & Rasmussen, K. M. (2014). Associations of maternal obesity and psychosocial factors with breastfeeding intention, initiation, and duration. American Society for Nutrition.
21. Indian Journal of Community Medicine, 243-246.
22. Matias, S. L., Dewey, K. G., Quesenberry, C. P., & Gunderson, E. P. (2014). Maternal prepregnancy obesity and insulin treatment during pregnancy are independently associated with delayed lactogenesis in women with recent gestational diabetes mellitus. American Society for Nutrition.
23. Meier, P. P., Furman, L. M., & Degenhardt, M. (2007). Increased Lactation Risk for Late Preterm Infants and Mothers: Evidence and Management Strategies to Protect Breastfeeding. Journal of Midwifery and Women's Health, 52.
(3)
35
DAFTAR PUSTAKA
Alin, P. (2011, October 27). Persalinan dengan Kala II Memanjang. Dipetik
November 23, 2014, dari Bascom World:
http://www.bascommetro.com/2011/10/persalinan-dengan-kala-ii-memanjang.html
Anuurad, E., Shiwaku, K., Nogi, A., Kitajima, K., Enkhmaa, B., Shimono, K., et al. (2003). The New BMI Criteria for Asians by The Regional Office for The Western Pacific Region of WHO are Suitable for Screening of Overweight to Prevent Metabolic Syndrome in Elder Japanese Workers.
Journal of Occupational Health, 335-343.
Astutik, R. Y. (2013). Payudara dan Laktasi. Salemba Humanika.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012 Desember).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Diunduh 2014
22-Januari dari
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/HasilPenelitian.aspx?RootFolder= %2Flitbang%2Fpusdu%2FHasil%20Penelitian%2FSDKI%202012&Folde rCTID=0x012000912E959A372FB34CBFF88A5DEF757147&View={5A D349AB-532D-4D6C-99BA-223F10404F00}
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010 1-Desember). Retrieved 2014 22-Januari from www.litbang.depkes.go.id/...riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf Bosco, M. L. (2010). Polycystic Ovarian Syndrome and Breastfeeding. Fizgerald
Health Education Associates, Inc.
Cadwell, K., & Maffei, C. T. (2008). Buku Saku Manajemen Laktasi. (E. Tiar, Trans.) jakarta: EGC.
Cassar-Uhl, D. (2014). Identifying and Supporting Mothers with Insufficient Glandular Tissue. SBO Congress. Netherland.
Colin, W. B., & Scott, J. A. (2002). Breastfeeding: Reason for Starting, Reason for Stopping and Problems Along The Way. School of Public Health. Dewey, K. G. (2001). Maternal and Fetal Stress Are Associated with Impaired
(4)
Dewey, K. G., Nommsen-Rivers, L. A., Heinig, M. J., & Cohen, R. J. (2003). Risk Factors Suboptimal Infant Breastfeeding Behavior, Delayed Onset of Lactation, and Excess Neonatal Weight Loss. Pediatrics, 112.
Dewi, Y., & Fauzi, D. A. (2007). Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z.
Jakarta: Edsa Mahkota.
Dorland, N. W. A. (2010). Kamus Kedokteran Dorland (31th ed.). (A. A. Mahode, Ed., & R. N. Elseria, Trans.) Jakarta, Indonesia: EGC.
Ellis, H. (2006). Clinical Anatomy. Australia: Blackwell Publishing.
Ferro, N. G., Vale, I. N., Carmona, E. V., & Abrao, A. C. (2009). Factors Related to unsuccessfulLactogenesis-A Literaturre review. Online Brazilian Journal of Nursing, 8.
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif. Makara Kesehatan, 14.
Guyton, A. C., & Hall, E. J. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, F. Dany, I. Nuryanto, S. S. Rianti, . . . N. Wulandari, Trans.) Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Buku Saku Fisiologi kedokteran. (H. Muttaqin, N. Yesdelita, Eds., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.
Hauff, L. E., Leonard, S. A., & Rasmussen, K. M. (2014). Associations of maternal obesity and psychosocial factors with breastfeeding intention, initiation, and duration. American Society for Nutrition.
Hilhorst, J. (2011, Februari 9). Breastfeeding Problem. Dipetik November 30, 2014, dari Learn Pediatrics: http://learnpediatrics.com/body-systems/neonate/breastfeeding-problems/
Hoover, K. L., Barbalinardo, L. H., & Platia, M. P. (2002). Delayed Lactogenesis II Secondary to Gestational Ovarian Theca Lutein Cyst in Two Normal Singleton regnancies. Journal og Humal Lactation, 18.
Hurst, N. M. (2007). Recognizing and Treating Delayed or Failed Lactogenesis II.
Journal of Midwifery & Women's Health, 7.
International Lactation Consultant Association. (2012). Core Curriculum For Lactation Consultant Practice (3 ed.). Jones & Bartlett Learning.
(5)
37
Johnson, J. (2006, July 17). Breastfeeding with Insufficient Glandular Tissue.
Diambil kembali dari Ezinearticles:
http://ezinearticles.com/?Breastfeeding-with-Insufficient-Glandular-Tissue&id=245523
Karkee, R., Lee, A. H., Khanal, V., & Binns, C. W. (2013). Initiation of Breastfeeding and Factors Associated with Prelacteal Feeds in Central Nepal. Journal of Human Lactation, 30.
Khanal, V., Adhikari, M., Sauer, K., & Zhao, Y. (2013). Factors Associated with The Introduction od Prelacteal Feed in Nepal: Finding from The Nepal Demopgraphic and Health Survey 2011. International Breastfeeding Journal, 9.
Khardori, R. (2013 16-December). Diunduh 2014 20-january dari http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview#showall
Kramer, M. S., Aboud, F., Mironova, E., Vanilovich, I., Platt, R. W., Matush, L.,
et al. (2008). Breastfeeding and Child Cognitive Development`. The Journal of The American Medical Association, 578-584.
Mandhu, K., Chowdary, S., & Masthi, R. (2009). Breast Feeding Practices and Newborn Care in Rural Area: A Descriptive Cross-Sectional Study. Indian Journal of Community Medicine, 243-246.
Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media.
Matias, S. L., Dewey, K. G., Quesenberry, C. P., & Gunderson, E. P. (2014). Maternal prepregnancy obesity and insulin treatment during pregnancy are independently associated with delayed lactogenesis in women with recent gestational diabetes mellitus. American Society for Nutrition.
Meier, P. P., Furman, L. M., & Degenhardt, M. (2007). Increased Lactation Risk for Late Preterm Infants and Mothers: Evidence and Management Strategies to Protect Breastfeeding. Journal of Midwifery and Women's Health, 52.
Montgomery, A., & Hale, T. W. (2012). Analgesia and Anesthesia for The Breastfeeding Mother, Revised 2012. The academy of Breastfeeding Medicine, 7.
Moore, K. L., & Agur, A. M. (2006). Essential Clinical Anatomy (3 ed.). Lippincott Williams & Wilkins.
(6)
Mulyani, N. S. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nommsen-Rivers, L. A., Chantry, C. J., Peerson, J. M., Cohen, R. J., & Dewey, K. G. (2010). Delayed Onset of Lactogenesis Among Firts-time Mothers is Related to Maternal Obesity and Factors Associated with Ineffective Breastfeeding. The American Journal of Clinical Nutriotion, 574-84.
Örün, E., Songül, Y., Mandendağ, Y., Üstünyurt-Eras, Z., Kutluk, Ş., & Yurdakök,
K. (2010). Factors Associated With Breastfeeding Initiation Time in a Baby-Friendlt Hospital. The Turkish Journal of Pediatrics, 52.
Parthasarathy, S., & Rajah, C. (2011). Feasibility of Early Breastfeeding After Caesarean Section. Sri Lanka Journal of Child Health, 40.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essential of Nursing Research: Appraising Evidence for Nursing Practice (8th ed.). Lippincott Williams & Wilkins. Riordan, J., & Wambach, K. (2010). Breastfeeding and Human Lactation (4th ed.).
Jones & Bartlett learning.
Sastroasmoro, S., & Ismail, S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
(4th ed.). Sagung Seto.
Schorge, J. O., Schaffer, J. I., Halvorson, L. M., Hoffman, B. L., Bradshaw, K. D., & Cunningham, F. G. (2008). Williams Gynecology. McGraw-Hill Companies.
Sherwood, L. (2013). Human Physiology From Cells To Systems (8th ed.). Toronto: Cengage.
Siregar, A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. FKM USU.
Tank, P. W., & Gest, T. R. (2009). Lippincott William & Wilkins Atlas of Anatomy.
Wolters Kluwer Health.
Weinberg, R. S., & Gould, D. (2010). Foundations of Sportand Exercise Psychology (5th ed.). Champaign: Human Kinetics.