Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong.
ABSTRAK
Setiap manusia akan mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental seiring dengan memasuki usia lanjut, yaitu 60 tahun ke atas. Penurunan fungsi tubuh tersebut akan mempengaruhi efektivitas kerja dan kemandirian orang tersebut sehinnga seringkali lansia membutuhkan pertolongan dari pihak luar untuk membantu lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Selain merasa kesulitan, banyak lansia merasa kesepian dan depresi dalam menghadapi hari tua. Lansia tidak lagi dapat melakukan kegiatan yang disukai, bahkan kehilangan orang yang dikasihi.
Anjing, yang seringkali disebut sebagai ‘sahabat manusia’, merupakan hewan peliharaan yang tepat bagi lansia. Anjing dapat membantu lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, seperti membuka laci dan pintu lemari, karena anjing memiliki kecerdasan yang tinggi. Anjing juga dapat membaca ketika ada situasi buruk terjadi sehingga dengan cepat mencari pertolongan. Selain memberikan bantuan secara fisik, kehadiran anjing terbukti dapat mengurangi kecemasan dan perasaan kesepian yang dialami oleh lansia. Dengan kata lain, kehadiran anjing penolong bagi lansia merupakan hal yang dapat membantu lansia mendapatkan hidup yang lebih baik.
Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong bertujuan untuk menyediakan fasilitas jangka panjang yang dikhususkan untuk lansia yang mau dibantu oleh anjing dalam melakukan kesehariannya. Dengan demikian, lansia dan anjing penolong menjadi faktor utama dalam perancangan interior. Seluruh aspek desain dibuat untuk memudahkan lansia dan anjing penolong dalam beraktivitas dengan tujuan untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik untuk lansia.
(2)
ABSTRACT
Every human being will experience the deterioration of bodily functions both physically and mentally when they enter old age of sixty years and above. The decline of bodily functions will influence a person’s effectiveness in working as well as their independence; as a result, they will need assistance to do daily activities. Besides facing difficulties, a lot of senior citizens may feel lonely and depressed when faced with their old age. They are no longer able to do what they enjoy, and they even have to experience the loss of people they care about.
A dog, the animal which is often called “human’s friend,” is the best pet option for senior citizens. Dogs can help people to do daily activities like opening drawers and closets because they have high intelligence. Dogs can also sense emergency situation and quickly search for help. Aside from helping physically, the presence of a dog is proven to lessen anxiety and loneliness which are usually felt by older people. In other words, the presence of a service dog for a senior citizen will help them live better.
The design planning for the interior of retirement house with service dogs has the purpose of providing long-term facility for older people who are willing to adopt a service dog. Therefore, senior citizens and service dogs become the main factor in designing the interior. Every aspect is design to give ease of access for both the human and their companion dog in doing their activities so that they may experience better quality of life.
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL TUGAS AKHIR ... i
LEMBER PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Ide Gagasan Perancangan ... 4
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Perancangan ... 5
(4)
1.7 Sistematika Penulisan... 6
BAB II : INTERIOR UNTUK KAUM LANSIA YANG MEMILIKI ANJING PENOLONG 2.1 Manusia Lanjut Usia ... 9
2.2 Lansia dengan Anjing ... 22
2.3 Aspek Fungsional... 33
BAB III : DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Proyek ... 61
3.2 Deskripsi Tapak ... 62
3.3 Fungsi Fasilitas Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong ... 64
3.4 Analisis Tapak dan Analisis Bangunan... 65
3.5 Analisis Pengguna ... 67
3.6 Tema dan Konsep Perancangan ... 69
3.7 Study Image ... 78
3.8 Studi Kasus ... 81
3.9 Analisis Fungsional dan Programming ... 84
BAB IV : APLIKASI KONSEP “QUALITY LIVING FOR SENIOR” PADA INTERIOR PANTI JOMPO UNTUK LANSIA DENGAN ANJING PENOLONG 4.1 Tema Perancangan ... 96
4.2 Konsep Perancangan Interior... 97
(5)
BAB V : KESIMPULAN ... 132 DAFTAR PUSTAKA ... 134 LAMPIRAN ... 135
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow ... 16
Gambar 2.2 Ukuran Tinggi Rata-rata Anjing Golden Retriever ... 32
Gambar 2.3 Ukuran Tubuh Rata-rata Anjing Golden Retriever ... 32
Gambar 2.4 Ergonomi Meja Makan untuk Lansia ... 41
Gambar 2.5 Ergonomi Meja Makan untuk 5 Orang Lansia ... 41
Gambar 2.6 Ergonomi Meja Makan untuk 7 Orang Lansia ... 42
Gambar 2.7 Ruang Aktivitas untuk Lansia dengan Anjing Terapi ... 46
Gambar 2.8 Ruang Aktivitas untuk Lansia Berinteraksi ... 46
Gambar 2.9 Peletakkan Aksesoris Kamar Mandi ... 50
Gambar 2.10 Standar Bak Cuci Tangan pada Kamar Mandi Pribadi Lansia ... 51
Gambar 2.11 Kran Air yang Sesuai dengan Kondisi Fisik Lansia ... 52
Gambar 2.12 Penempatan Kloset Duduk pada Kamar Mandi Pribadi Lansia ... 52
Gambar 2.13 DenahToilet Pribadi Lansia Pengguna Kursi Roda ... 53
Gambar 2.14 Tampak Samping Toilet Pribadi Lansia Pengguna Kursi Roda ... 54
Gambar 2.15 Denah Kamar Mandi Pribadi Lansia dengan Bathtub ... 55
Gambar 2.16 Isometri Ruang Shower untuk Pengguna Kursi Roda ... 56
Gambar 2.17 Suasana Ruang Sensori ... 59
Gambar 2.18 Suasana Ruang Sensori ... 59
(7)
Gambar 3.2 Gumilang Regency Hotel ... 63
Gambar 3.3 Rencana Tapak Panti Jompo untuk Lansia dan Anjing Penolong ... 65
Gambar 3.4 Bentukan Ruang Sederhana untuk Mempermudah Mobilitas... 71
Gambar 3.5 Penggunaan Warna-warna Netral untuk Kesan yang Nyaman ... 72
Gambar 3.6 Perbandingan Penglihatan Anjing dan Penglihatan Manusia ... 72
Gambar 3.7 Konsep Material untuk Lantai berupa Vinyl Sheet dan Granit ... 73
Gambar 3.8 Material untuk Plafon berupa Gypsum Boarddan Vinyl ... 73
Gambar 3.9 Material dan Warna untuk Dinding ... 74
Gambar 3.10 Pencahayaan Alami untuk Koridor ... 75
Gambar 3.11 Pencahayaan Alami dan Pencahayaan Umum untuk Ruang Aktivitas. 75 Gambar 3.12 Pencahayaan Khusus untuk Koridor ... 76
Gambar 3.13 Pencahayaan Khusus untuk Koridor ... 77
Gambar 3.14 Pencahayaan Khusus untuk Ruang Sensori ... 77
Gambar 3.15 Suasana Ruang Seni pada Panti Jompo ... 78
Gambar 3.16 Suasana Ruang Aktivitas pada Panti Jompo ... 78
Gambar 3.17 Suasana Ruang Duduk pada Panti Jompo ... 79
Gambar 3.18 Suasana Ruang Duduk pada Panti Jompo ... 79
Gambar 3.19 Koridor Panti Jompo ... 80
Gambar 3.20 Koridor Panti Jompo ... 80
Gambar 3.21 Kamar Tidur Panti Jompo ... 80
(8)
Gambar 3.23 Anjing Membantu Orang dengan Keterbatasan Penglihatan ... 82
Gambar 3.24 Anjing Membantu Orang dengan Keterbatasan Pergerakan ... 82
Gambar3.25 Anjing Membantu Orang dengan Keterbatasan Pergerakan ... 83
Gambar 3.26 Anjing Terapi untuk Lansia ... 83
Gambar 3.27 Suasana Ruang Sensori ... 84
Gambar 3.28 Suasana Ruang Sensori ... 84
Gambar 3.29 Suasana Ruang Sensori ... 84
Gambar 3.30 Basement Bangunan A ... 89
Gambar 3.31 Lantai Satu Bangunan A ... 90
Gambar 3.32 Lantai DuaBangunan A ... 90
Gambar 3.33 Lantai Tiga Bangunan A ... 93
Gambar 3.34 Lantai Satu Bangunan B ... 91
Gambar 3.35 Lantai Dua Bangunan B ... 92
Gambar 3.36 Lantai Tiga Bangunan B ... 92
Gambar 3.37 Lantai Satu Bangunan C ... 93
Gambar 3.38 Lantai Dua Bangunan C ... 94
Gambar 4.1 Pola Garis pada Dinding untuk Menegaskan Area ... 98
Gambar 4.2 Pola Garis pada Dinding untuk Menegaskan Area ... 98
Gambar 4.3 Proporsi Ruang Menghindari Ukuran Monumental ... 99
Gambar 4.4 Material untuk Ruang Aktivitas ... 100
(9)
Gambar 4.6 Material untuk Ruang Sensori ... 101
Gambar 4.7 Vinyl Sheet Motif Kayu ... 102
Gambar 4.8 Granit dan Marmer ... 103
Gambar 4.9 Concrete dan Keramik ... 103
Gambar 4.10 Warna Cat Dinding yang Digunakan ... 104
Gambar 4.11 Skema Warna dan Material ... 107
Gambar 4.12 Selasar Outdoor dengan Ramp ... 108
Gambar 4.13 Selasar Outdoor dengan Ramp ... 108
Gambar 4.14 Basement Bangunan A sebagai Area Perawatan Anjing ... 110
Gambar 4.15 Lantai Satu Bangunan A sebagai Fasilitas Publik ... 110
Gambar 4.16 Lantai Dua Bangunan A sebagai Fasilitas Publik ... 111
Gambar 4.17 Lantai Satu Senior Living 1 ... 113
Gambar 4.18 Lantai Dua Senior Living 1 ... 114
Gambar 4.19 Lantai Tiga Senior Living 1 ... 115
Gambar 4.20 Lantai Satu Senior Living 2 ... 116
Gambar 4.21 Lantai Dua Senior Living 2 ... 116
Gambar 4.22 Denah Kamar Tidur Lansia dengan Anjing Penolong ... 117
Gambar 4.23 Potongan Kamar Tidur Lansia dengan Anjing Penolong ... 118
Gambar 4.24 Perspektif Kamar Tidur Lansia dengan Anjing Penolong ... 119
Gambar 4.25 Perspektif Kamar Tidur Lansia dengan Anjing Penolong ... 120
(10)
Gambar 4.27 Potongan Ruang Aktivitas ... 122
Gambar 4.28 Perspektif Ruang Aktivitas... 122
Gambar 4.29 Denah Ruang Sensori ... 123
Gsambar 4.30 Potongan Ruang Sensori ... 124
Gambar 4.31 Perspektif Ruang Sensori ... 125
Gambar 4.32 Denah Lobi Utama ... 126
Gambar 4.33 Potongan Lobi Utama ... 127
Gambar 4.34 Perspektif Lobi Utama ... 128
Gambar 4.35 Perspektif Lobi Utama ... 128
Gambar 4.36 Denah Ruang Makan... 129
Gambar 4.37 Potongan Ruang Makan ... 130
Gambar 4.38 Perspektif Ruang Makan ... 130
Gambar 4.39 Furnitur Meja Pantri ... 131
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggolongan Kondisi Lansia ... 10
Tabel 2.2 Kegiatan Harian Lansia dengan Anjing Penolong di Panti Jompo ... 32
Tabel 2.3 Unit Ruang Tidur Lansia ... 36
Tabel 2.4 Unit Ruang Makan Lansia ... 39
Tabel 2.5 Unit Ruang Duduk ... 44
Tabel 2.6 Contoh Kegiatan Sensori untuk Lansia dengan Kepikunan ... 57
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : FOTO MAKET DAN SKETSA ... 136 LAMPIRAN B : GAMBAR KERJA ... 142
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang menyerang bagian-bagian tubuh, kesulitan bergerak, dan masalah fisik lainnya. Sedangkan secara mental, manusia mengalami penurunan daya ingat, berkurangnya kepekaan sosial, kesulitan mengendalikan emosi, dan kecemasan terhadap hal-hal tertentu yang tidak pasti. Keterbatasan fisik dan mental tersebut membuat kaum lansia (baca : lanjut usia) mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
(14)
2
satu ruangan ke ruangan lain, atau bahkan melihat benda-benda sekitar. Bahkan tidak jarang dari kaum lansia yang mengalami kepikunan sehingga lupa untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu seperti mematikan alat-alat elektronik yang berbahaya. Keterbatasan yang dimiliki kaum lansia tentunya membuat mereka membutuhkan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Anjing merupakan hewan yang saat ini sudah banyak digunakan di negara-negara maju untuk fungsi penolong dan terapi bagi kaum lansia. Memiliki anjing sebagai hewan peliharaan dapat memberikan dampak positif bagi pemilik, baik secara fisik maupun secara psikologis. Anjing dapat menemani dan menolong kaum lansia dari waktu ke waktu. Anjing dapat membantu lansia untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain, melakukan olahraga, berekreasi, mengingatkan waktu untuk makan atau minum obat, bahkan mengawasi lansia agar tidak melakukan hal-hal yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Terlebih dari itu, kaum lansia membutuhkan teman untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, karena kebanyakan dari mereka merasa kesepian dan tidak diinginkan di antara komunitas tertentu, seperti keluarga. Kehadiran anjing di sekitar mereka, diharapkan dapat membantu lansia dalam mengatasi rasa bosan dan kesepian. Dengan demikian lansia dan anjing dapat hidup berdampingan dan menciptakan hubungan timbal balik yang baik.
Dalam hidup berdampingan, kaum lansia dan anjing memerlukan ruang-ruang yang dirancang secara khusus. Perancangan difokuskan pada kenyamanan dan keamanan pengguna ruang serta ketepatan fungsi ruang dengan kebutuhan pengguna. Lansia memiliki keterbatasan tubuh secara fisik dan mental sehingga pengolahan lantai, dinding, dan plafon harus disesuaikan dengan keterbatasan tersebut.
(15)
3
Peletakan furnitur dalam kamar tinggal lansia dengan anjing harus dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan keduanya melakukan interaksi. Untuk alasan kesehatan para pengguna ruang, ruangan harus dirancang dengan sistem kebersihan yang baik, mengingat lansia dan anjing memiliki kecenderungan untuk membuat ruangan menjadi tidak higienis. Sistem pencahayaan dan penghawaan yang baik juga merupakan hal yang harus direncanakan dengan baik karena ruangan yang memiliki pencahayaan dan penghawaan yang baik merupakan ruang yang sehat, baik bagi lansia maupun untuk anjing. Secara keseluruhan, elemen dan prinsip interior harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keterbatasan lansia dan anjing sehingga dapat terjadi hubungan yang baik di antara keduanya.
Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong ini bertujuan untuk menciptakan sebuah panti jompo yang ramah terhadap lansia yang dibantu oleh anjing dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Di tempat ini disediakan anjing-anjing khusus yang sudah dilatih untuk memiliki keahlian tertentu. Keahlian-keahlian ini ditujukan untuk membantu kaum lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya keahlian untuk membantu lansia bergerak, untuk membuka pintu, untuk fungsi terapi, dan sebagai pengingat dalam saat-saat tertentu. Di tempat ini, anjing memiliki peran penting sebagai pengguna ruang untuk membantu lansia dalam beraktivitas dalam ruang.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah pada proyek perancangan ini adalah bagaimana merancang interior sebuah panti jompo yang
(16)
4
sehingga anjing dapat memberikan bantuan dan manfaat bagi lansia. Perancangan elemen-elemen interior akan difokuskan pada keterbatasan dan kebutuhan lansia serta kemampuan anjing penolong dalam membantu lansia.
1.3Ide Gagasan Perancangan
Ide gagasan perancangan pada proyek ini adalah menciptakan interior panti jompo yang ramah pada lansia yang memiliki anjing, yaitu :
a. Penggunaan warna dan material yang disesuaikan dengan kondisi fisik lansia yang terbatas dan kemampuan anjung dalam membantu lansia,
b. Perancangan furnitur yang mengacu pada ergonomi lansia (baik yang menggunakan kursi roda atau tidak) dan anjing jenis golden retriever untuk memudahkan keduanya dalam beraktivitas dalam ruang.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan ide gagasan perancangan yang telah dijelaskan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam proyek Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana interior kamar tinggal dan ruang-ruang lain sehingga lansia dapat melakukan kegiatan dengan bantuan anjing sebagai penolong?
(17)
5
2. Bagaimana pengaturan tata letak ruang-ruang publik, semi-publik, privat, dan area servis agar setiap pengguna ruang dapat mengakses setiap ruang dengan mudah dan tepat guna?
1.5Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan perancangan proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang kamar tinggal dan ruang-ruang lain sehingga lansia dapat melakukan kegiatan dengan bantuan anjing sebagai penolong,
2. Mengatur tata letak ruang-ruang publik, semi-publik, privat, dan area servis agar setiap pengguna ruang dapat mengakses setiap ruang dengan mudah dan tepat guna.
1.6Manfaat Perancangan
Manfaat penulisan laporan perancangan proyek ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Untuk bidang keilmuan desain interior dan arsitektur, sebagai wawasan dan pengetahuan mengenai proyek perancangan panti jompo yang ramah bagi lansia dengan anjing penolong. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya karya desain yang menjadikan lansia dengan anjing sebagai titik tolak perancangannya,
(18)
6
mengenai perancangan panti jompo yang ramah bagi lansia dengan anjing penolong,
3. Untuk masyarakat dan pembaca, sebagai pengetahuan mengenai gaya hidup baru yang memperkenalkan anjing sebagai hewan peliharaan yang dapat membawa dampak positif bagi pemiliknya.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas tentang permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar untuk diangkat menjadi obyek tugas akhir.
1.1Latar Belakang
Menjelaskan mengenai isu atau permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
1.2Gagasan Perancangan
Menjelaskan mengenai ide atau gagasan perancangan proyek sebagai solusi terhadap permasalahan yang telah dijabarkan pada latar belakang.
1.3Tujuan Perancangan
Menjelaskan tujuan perancangan sebagai pencapaian akhir yang diharapkan dari proyek tugas akhir.
1.4Identifikasi Masalah
Menjelaskan permasalahan yang diangkat secara umum dan fasilitas apa saja yang terdapat dalam proyek yang bersangkutan.
(19)
7
Berisi tentang sistematika penulisan karya tulis dan masing-masing bagian. BAB II INTERIOR UNTUK KAUM LANJUT USIA YANG MEMILIKI ANJING SEBAGAI ASISTEN
Berisi tentang teori dan studi literatur yang digunakan sebagai dasar dalam proses perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong.
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI
Berisi tentang penjelasan dan analisa mengenai objek (lokasi) dan target pasar yang dituju.
3.1 Deskripsi Objek Studi
Berisi tentang lokasi, bangunan, lingkungan sekitarnya, fungsi yang akan dibuat, dan organisasi ruang.
3.2 Site Analysis dan Building Analysis
Berisi tentang analisa dan uraian mengenai kondisi bangunan yang akan digunakan sebagai objek perancangan dan lingkungan sekitarnya. Selain itu berisi tentang uraian keputusan desain yang akan diambil berdasarkan hasil analisa.
3.3 User Analysis
Berisi tentang analisa dan uraian mengenai target pasar yang dituju dari proyek Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong.
3.4 Tema Perancangan dan Konsep
Berisi tentang penjelasan mengenai tema yang diambil dalam perancangan dan konsep yang digunakan untuk mencapai tema perancangan.
(20)
8
Berisi tentang gambar-gambar yang akan digunakan sebagai referensi desain beserta penjelasan dari masing-masing gambar.
3.6 Studi Fungsi Sejenis
Berisi tentang studi atau survey yang dilakukan terhadap bangunan atau fasilitas yang memiliki fungsi sejenis dengan proyek yang akan dirancang. 3.7 Analisis Fungsional dan Programming
Berisi tentang uraian mengenai kebutuhan ruang, zoning dan blocking yang diperlukan untuk menciptakan rancangan yang sesuai dengan fungsi dan tujuan utamanya.
BAB IV PERANCANGAN PANTI JOMPO UNTUK LANSIA DAN ANJING PENOLONG
Bab ini menjelaskan tentang analisis desain Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong secara keseluruhan dimulai dari penjelasan konsep umum serta konsep khusus. Selain itu dijabarkan pula mengenai detail perancangan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang simpulan-simpulan terhadap perancangan proyek Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong secara keseluruhan.
(21)
BAB V
KESIMPULAN
Manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental setelah memasuki usia lanjut. Keterbatasan tersebut membuat lansia mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, lansia seringkali merasa kesepian karena tidak lagi memiliki teman atau keluarga terdekat di sekitar mereka. Karena itu, lansia membutuhkan pertolongan dari pihak luar. Pertolongan tersebut dapat berupa bantuan fisik untuk memudahkan lansia dalam beraktivitas, maupun bantuan psikis yaitu mengurangi kecemasan dan kesepian lansia. Anjing sebagai binatang peliharaan dapat menjadi penolong bagi lansia baik secara fisik maupun psikis.
Kondisi tersebut membuat perancang terdorong untuk membuat sebuah fasilitas tempat tinggal jangka panjang (panti jompo) untuk lansia. Panti jompo ini memiliki keistimewaan dengan tersedianya anjing penolong jenis golden retriever untuk setiap lansia
(22)
134
ruang yang bersifat publik, semi-publik, privat, dan servis untuk efisiensi jarak tempuh bagi lansia. Selain itu, disediakan fasilitas khusus untuk perawatan anjing penolong berupa klinik dan ruang grooming serta area outdoor agar setiap anjing penolong terawat dengan baik.
Dalam hal interior, perancangan difokuskan pada kemudahan akses bagi lansia dan peran anjing dalam membantunya. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan warna netral dengan aksen yang mencolok (kuning, biru, hijau, dan oranye) untuk memudahkan lansia dan anjing penolong dalam mengidentifikasi ruang. Selain itu, penggunaan material dengan spesifikasi khusus untuk membuat suasana yang tetap higienis. Perancangan furnitur dalam kamar tinggal dan ruang-ruang aktivitas disesuaikan dengan kemampuan anjing penolong dalam membantu lansia beraktivitas dengan fitur-fitur yang dapat diakses dengan mudah baik oleh lansia maupun oleh anjing penolong.
Hasil perancangan interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong diharapkan dapat memberikan wawasan baru baik bagi bidang ilmu desain interior dan arsitektur maupun bagi masyarakat. Proyek ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup kaum lansia sebagai komponen masyarakat yang dihormati oleh masyarakat lain. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat umum mengenai peran anjing sebagai hewan peliharaan yang dapat dilatih secara khusus untuk memberikan manfaat bagi manusia, khususnya manusia dengan keterbatasan fisik dan kaum lansia.
(23)
135
DAFTAR PUSTAKA
Buku:Boubekri, Mohamed. 2008. Daylighting Architecture and Health. Britain : MPG Books Ltd
Carr, Robert F. 2013. Design of Nursing Home and Rehabilitation Center. Hong Kong :
Design Media Publishing Limited
Fine, Aubrey H. 2010. Animal Assisted Therapy. USA : TNQ Books and Journal Jakob, Anke dan Lesley Collier.1988. How to Make A Sensory Room for People with
Dementia. London : Art and Humanities Research Council
Pile, John F. 2007. Interior Design. London: Laurence King Publishing, Ltd Piotrowski, Christine M, ASID, IIDA dan Rogers, Elizabeth A. IIDA. Designing Commercial
Interiors. New Jersey:John Wiley & Sons, Inc. Hoboken.
Trocchio, Julie. 1981. Home Care for the Elderly. USA : CBI Publishing Comnpany, Inc.
Internet:
http://www.archive.archeology.org diakses pada 10 Desember 2014 pukul 16.16
http://www.assistancedogsinternational.org diakses pada Mei 2015
http://www.helpguide.org diakses pada 15 November 2014 pukul 17.21
http://www.petplace.com, diakses pada Mei 2015
http://www.psychologytoday.com, diakses pada 21 November 2014 pukul 0.17
http://www.youtube.com, diakses pada Februari 2015
http://dogtime.com/dog-breeds/golden-retriever, diakses pada 11 Mei 2015 pukul
23.00
(1)
6
Universitas Kristen Maranatha mengenai perancangan panti jompo yang ramah bagi lansia dengan anjing penolong,
3. Untuk masyarakat dan pembaca, sebagai pengetahuan mengenai gaya hidup baru yang memperkenalkan anjing sebagai hewan peliharaan yang dapat membawa dampak positif bagi pemiliknya.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas tentang permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar untuk diangkat menjadi obyek tugas akhir.
1.1Latar Belakang
Menjelaskan mengenai isu atau permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
1.2Gagasan Perancangan
Menjelaskan mengenai ide atau gagasan perancangan proyek sebagai solusi terhadap permasalahan yang telah dijabarkan pada latar belakang.
1.3Tujuan Perancangan
Menjelaskan tujuan perancangan sebagai pencapaian akhir yang diharapkan dari proyek tugas akhir.
1.4Identifikasi Masalah
Menjelaskan permasalahan yang diangkat secara umum dan fasilitas apa saja yang terdapat dalam proyek yang bersangkutan.
(2)
Berisi tentang sistematika penulisan karya tulis dan masing-masing bagian. BAB II INTERIOR UNTUK KAUM LANJUT USIA YANG MEMILIKI ANJING SEBAGAI ASISTEN
Berisi tentang teori dan studi literatur yang digunakan sebagai dasar dalam proses perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong.
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI
Berisi tentang penjelasan dan analisa mengenai objek (lokasi) dan target pasar yang dituju.
3.1 Deskripsi Objek Studi
Berisi tentang lokasi, bangunan, lingkungan sekitarnya, fungsi yang akan dibuat, dan organisasi ruang.
3.2 Site Analysis dan Building Analysis
Berisi tentang analisa dan uraian mengenai kondisi bangunan yang akan digunakan sebagai objek perancangan dan lingkungan sekitarnya. Selain itu berisi tentang uraian keputusan desain yang akan diambil berdasarkan hasil analisa.
3.3 User Analysis
Berisi tentang analisa dan uraian mengenai target pasar yang dituju dari proyek Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong.
3.4 Tema Perancangan dan Konsep
Berisi tentang penjelasan mengenai tema yang diambil dalam perancangan dan konsep yang digunakan untuk mencapai tema perancangan.
(3)
8
Universitas Kristen Maranatha Berisi tentang gambar-gambar yang akan digunakan sebagai referensi desain beserta penjelasan dari masing-masing gambar.
3.6 Studi Fungsi Sejenis
Berisi tentang studi atau survey yang dilakukan terhadap bangunan atau fasilitas yang memiliki fungsi sejenis dengan proyek yang akan dirancang. 3.7 Analisis Fungsional dan Programming
Berisi tentang uraian mengenai kebutuhan ruang, zoning dan blocking yang diperlukan untuk menciptakan rancangan yang sesuai dengan fungsi dan tujuan utamanya.
BAB IV PERANCANGAN PANTI JOMPO UNTUK LANSIA DAN ANJING PENOLONG
Bab ini menjelaskan tentang analisis desain Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong secara keseluruhan dimulai dari penjelasan konsep umum serta konsep khusus. Selain itu dijabarkan pula mengenai detail perancangan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang simpulan-simpulan terhadap perancangan proyek Perancangan Interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong secara keseluruhan.
(4)
BAB V
KESIMPULAN
Manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental setelah memasuki usia lanjut. Keterbatasan tersebut membuat lansia mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, lansia seringkali merasa kesepian karena tidak lagi memiliki teman atau keluarga terdekat di sekitar mereka. Karena itu, lansia membutuhkan pertolongan dari pihak luar. Pertolongan tersebut dapat berupa bantuan fisik untuk memudahkan lansia dalam beraktivitas, maupun bantuan psikis yaitu mengurangi kecemasan dan kesepian lansia. Anjing sebagai binatang peliharaan dapat menjadi penolong bagi lansia baik secara fisik maupun psikis.
Kondisi tersebut membuat perancang terdorong untuk membuat sebuah fasilitas tempat tinggal jangka panjang (panti jompo) untuk lansia. Panti jompo ini memiliki keistimewaan dengan tersedianya anjing penolong jenis golden retriever untuk setiap lansia yang tinggal. Perancangan panti jompo difokuskan pada kondisi fisik lansia yang terbatas dan peran anjing dalam menolong lansia tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pengaturan tata letak
(5)
134
Universitas Kristen Maranatha ruang yang bersifat publik, semi-publik, privat, dan servis untuk efisiensi jarak tempuh bagi lansia. Selain itu, disediakan fasilitas khusus untuk perawatan anjing penolong berupa klinik dan ruang grooming serta area outdoor agar setiap anjing penolong terawat dengan baik.
Dalam hal interior, perancangan difokuskan pada kemudahan akses bagi lansia dan peran anjing dalam membantunya. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan warna netral dengan aksen yang mencolok (kuning, biru, hijau, dan oranye) untuk memudahkan lansia dan anjing penolong dalam mengidentifikasi ruang. Selain itu, penggunaan material dengan spesifikasi khusus untuk membuat suasana yang tetap higienis. Perancangan furnitur dalam kamar tinggal dan ruang-ruang aktivitas disesuaikan dengan kemampuan anjing penolong dalam membantu lansia beraktivitas dengan fitur-fitur yang dapat diakses dengan mudah baik oleh lansia maupun oleh anjing penolong.
Hasil perancangan interior Panti Jompo untuk Lansia dengan Anjing Penolong diharapkan dapat memberikan wawasan baru baik bagi bidang ilmu desain interior dan arsitektur maupun bagi masyarakat. Proyek ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup kaum lansia sebagai komponen masyarakat yang dihormati oleh masyarakat lain. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat umum mengenai peran anjing sebagai hewan peliharaan yang dapat dilatih secara khusus untuk memberikan manfaat bagi manusia, khususnya manusia dengan keterbatasan fisik dan kaum lansia.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:Boubekri, Mohamed. 2008. Daylighting Architecture and Health. Britain : MPG Books Ltd
Carr, Robert F. 2013. Design of Nursing Home and Rehabilitation Center. Hong Kong :
Design Media Publishing Limited
Fine, Aubrey H. 2010. Animal Assisted Therapy. USA : TNQ Books and Journal Jakob, Anke dan Lesley Collier.1988. How to Make A Sensory Room for People with
Dementia. London : Art and Humanities Research Council
Pile, John F. 2007. Interior Design. London: Laurence King Publishing, Ltd Piotrowski, Christine M, ASID, IIDA dan Rogers, Elizabeth A. IIDA. Designing Commercial
Interiors. New Jersey:John Wiley & Sons, Inc. Hoboken.
Trocchio, Julie. 1981. Home Care for the Elderly. USA : CBI Publishing Comnpany, Inc.
Internet:
http://www.archive.archeology.org diakses pada 10 Desember 2014 pukul 16.16
http://www.assistancedogsinternational.org diakses pada Mei 2015
http://www.helpguide.org diakses pada 15 November 2014 pukul 17.21
http://www.petplace.com, diakses pada Mei 2015
http://www.psychologytoday.com, diakses pada 21 November 2014 pukul 0.17
http://www.youtube.com, diakses pada Februari 2015
http://dogtime.com/dog-breeds/golden-retriever, diakses pada 11 Mei 2015 pukul
23.00