PENINGKSISWA Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Strategi Active Knowledge Sharing ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPS 1SMAMu hammadiyah 1.

PENINGK
KATAN PAR
RTISIPASII DAN HAS
SIL BELAJA
AR MATEM
MATIKA
SISWA
A DENGAN
N STRATEG
GI ACTIVE
E KNOWLED
EDGE SHAR
RING
(PTK Pembelajarran Matemaatika pada Siswa
S
Kelass XI IPS 1 SMA
S
Muhamm
madiyah 1 Sragen)
S


Nasskah Publikasi

Diaajukan Oleh
h:
AYU MAR
RANTIKA SANDHY
S
A
A410090105

FAKULTAS KEGURU
F
UAN DAN ILMU
I
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURA
AKARTA
2014


T]II-IYERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAI{ ILMU PENDII}IKA}{
I1.A. YaniTromol Pos I

-

Pabetan, KartasuraTelp (0271) 717417 Fax].715448 Surakarta

57102

ffiRSETUJUAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang Bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
!r[am& : RitaP. Khotimah, S. Si, M. Sc

NIK


:100.926
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsT tugas akhir dari mahasiswa:
Ayu Marantika Sandhy
Nama
A 410 090 105
NIM
hogram Studi Pendidikan Matematika
Judul Skripsi
\askah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapatdipergunakan seperlunya

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPS 1SMA Muhammadiyah 1
Sragen )
Oleh
Ayu Marantika Sandhy1, Rita P. Khotimah2
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, ara_okashii78@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
matematika siswa kelas XI SMA dengan menerapkan strategi Active Knowledge
Sharing. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA
Muhammadiyah 1 Sragen yang berjumlah 27 siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang dilakukan terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa melalui strategi Active
Knowledge Sharing. Peningkatan ini dapat dilihat dari indikator-indikator, yaitu:
1) siswa yang memiliki kemampuan bertanya sebelum tindakan sebanyak 9 siswa
(33,33%) dan setelah tindakan sebanyak 21 siswa (77,78%), 2) siswa memiliki
kemampuan menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebanyak 8 siswa (29,62%)
dan setelah tindakan sebanyak 19 siswa (70,37%), 3) siswa memilik kemampuan
mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan sebanyak 5 siswa (18,51%)
dan setelah tindakan sebanyak 18 siswa (66,67%). Peningkatan hasil belajar

matematika siswa dapat terlihat dari siswa yang mendapatkan nilai memenuhi
KKM ≥ 72 sebelum tindakan sebanyak 10 siswa (35,71%) dan setelah tindakan
sebanyak 21 siswa (77,78%). Penerapan strategi Active Knowledge Sharing dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar matematika di SMA Muhammadiyah 1
Sragen.
Kata kunci: Strategi Active Knowledge Sharing, partisipasi, hasil belajar matematika

PENDAHULUAN
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan
pembelajaran yang sudah direncanakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak
ada proses belajar mengajar tanpa adanya partisipasi dari siswa yang menerima
pelajaran yang akan disampaikan.
Pada kondisi awal siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Sragen
mempunyai partisipasi belajar yang rendah. Rendahnya

partisipasi belajar

tersebut meliputi: 1) siswa yang memiliki kemampuan bertanya hanya 33,33%
siswa, 2) siswa yang memiliki kemampuan menjawab pertanyaan hanya 29,62

siswa, 3) siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan soal yang diberikan di
depan kelas hanya 18,51% siswa. Rendahnya

partisipasi belajar tersebut

mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa yaitu hanya 10 siswa
(37,04%) yang mencapai ketuntasan (KKM)
Permasalahan partisipasi belajar matematika di atas dapat bersumber dari
guru maupun siswa. Akar penyebab dari permasalahan partisipasi tersebut
diuraikan secara singkat di bawah ini.
Akar penyebab permasalahan partisipasi belajar matematika yang
bersumber dari siswa adalah dalam diri siswa terdapat sebuah pemikiran bahwa
matematika adalah pelajaran yang menyeramkan, sulit, dan tidak menyenangkan
sehingga siswa merasa takut saat pembelajaran matematika sedang berlangsung.
Ketakutan itu membuat siswa takut untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
mengerjakan soal di depan kelas.
Akar penyebab permasalahan partisispasi belajar matematika yang
bersumber dari guru adalah bagaimana cara guru dalam menumbuhkan partisipasi
dalam diri siswa secara efektif. Keberhasilan pada suatu pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh adanya partisipasi dari siswa untuk belajar matematika.

Beberapa kesulitan yang dialami oleh guru untuk menumbuhkan partisipasi dalam
diri siswa adalah belum adanya strategi atau teknik tertentu yang dapat
menumbuhkan partisipasi dalam diri siswa dengan cara yang sama atau dengan
hasil yang sama. Perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi yang tepat pada proses
pembelajaran akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi
belajar mengajar yang bersifat partisipasitoris yang dilakukan guru akan mampu
membawa siswa dalam situasi yang lebih nyaman karena siawa lebih berperan
serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing (berbagi pengetahuan
secara aktif) merupakan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif
sejak dini, yaitu dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar yang
aktif. Siswa dilibatkan secara langsung pada materi pelajaran untuk membangun
minat, partisipasi, memunculkan keingintahuan, merangsang berpikir, serta
membentuk kerjasama tim dalam menyelesaikan masalah. Dalam strategi Active
Knowledge Sharing guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dalam
pembelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan strategi Active Knowledge Sharing, dan di

harapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa.
Penelitian ini mengacu pada rumusan masalah, yaitu: adakah peningkatan
partisipasi belajar matematika siswa dengan strategi Active Knowledge Sharing
dan adakah peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan strategi Active
Knowledge Sharing.
Tujuan dari penelitian ini, (1) Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
meningkatan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa. (2) Tujuan khusus
dari peneltian ini adalah meningkatan partisipasi belajar matematika siswa kelas
XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Sragen Semester Ganjil Tahun Ajaran 20132014 dengan strategi Active Knowledge Sharing. Partisipasi belajar matematika
siswa dapat diamati dari indikator: 1) kemampuan siswa dalam bertanya, 2)
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan, 3) kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal di depan kelas. Kedua, meningkatan hasil belajar matematika
siswa dengan strategi Active Knowledge Sharing. Peningkatan hasil belajar
matematika siswa dapat diamati dari hasil tes tertulis kepada siswa tentang materi
yang diberikan dengan KKM(≥72).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan bersama-sama antara kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti.
Menurut Nesaci (2011), Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari

Classroom Research, yaitu suatu action research yang dilakukan guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang
beralamat di Jalan Raya Sukowati kotak pos 108 Sragen kode pos 57213. Waktu
penelitian ini selama 4 bulan yaitu Agustus 2013 samapai dengan November
2013dengan dua siklus. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1.
Kelas tersebut berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1)
observasi digunakan untuk memperoleh data tentang partisipasi dan hasil belajar
matematika, (2) metode tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar
matematika siswa, (3) catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadiankejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika
berlangsung, (4) dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama
siswa, dan foto proses tindakan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode alur yaitu reduksi
data, penyajian data, verifikasi data. Reduksi data adalah proses merangkum,
pemusatan perhatian, fokus terhadap hal-hal yang penting. Kegiatan ini dilakukan
pada setiap tindakan pelaksanaan. Penyajian data berupa mengumpulkan
informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun dalam bentuk bagian-bagian

sehingga akan mudah dipahami makna yang terkandung di dalamnya. Pada
langkah ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi
yang disimpulkan dan memiliki makna. Verifikasi data atau sering disebut
penarikan kesimpulan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan
tinggi. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadu
untuk menjadi kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan observasi pendahuluan
pada hari Senin, 29 Juli 2013 di kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
Tujuan dari observasi awal adalah untuk memperjelas sekaligus menentukan
fokus penelitian atau indikator yang akan dicapai dari partisipasi dan hasil belajar
matematika siswa, selain itu peneliti juga melakukan dialog khusus dengan guru
matematika. Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru matematika
diperoleh beberapa data bahwa dari siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1
Sragen mempunyai partisipasi belajar matematika yang tergolong masih rendah
dengan beberapa indikator yaitu: 1) siswa yang memiliki kemampuan bertanya
hanya 33,33% siswa, 2) siswa yang memiliki kemampuan menjawab pertanyaan
hanya 29,62 siswa, 3) siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan soal yang
diberikan di depan kelas hanya 18,51% siswa. Hasil belajar yang dicapai oleh

siswa yaitu hanya 10 siswa (37,04%) yang mencapai ketuntasan (KKM).
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan tiap siklusnya terdiri dari
dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan kelas terinci sebagai berikut:
1. Tindakan Kelas Siklus I
Tindakan Kelas Siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin, 2 September 2013 pada pukul 10.15-11.45 WIB
dan pada pertemuan kedua dilaksankan pada hari Jum’at, 6 September 2013
pada pukul 10.00-11.30 WIB. Materi yang disampaikan pada pertemuan
pertama adalah tentang penyajian data dalam bentuk tabel, sedangkan pada
pertemuan kedua adalah tentang penyajian data dalam bentuk diagram.
a. Tindak Mengajar.
Pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran

(RPP).

Rencana

pelaksanaan

pembelajaran

mulai

menerapkan strategi Active Knowledge Sharing. Sebelum pembelajaran
dimulai, guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, dan mengecek
kehadiran siswa. Guru mengingatkan kembali mengenai materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya tentang data dalam statistika melalui
kegiatan tanya jawab.

Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan sedikit tentang materi
penyajian data dengan menerapkan strategi Active Knowledge Sharing.
Guru menyiapkan pertanyaan yang berhubungan dengan penyajian data
dalam bentuk tabel seperti Sebutkan bentuk-bentuk penyajian data dengan
menggunakan table!, Apakah yang dimaksud dengan tabel baris dan
kolom?,

Sebutkan

macam-macam

tabel

distribusi

frekuensi

dari

pengelompokan data!, Bagaimana cara menentukan jangkauan atau range
dari tabel distribusi frekuensi kelompok?, Bagaimanakah cara menentukan
banyak kelas dalam tabel distribusi frekuensi kelompok?, Apakah yang
dimaksud dengan batas kelas dalam tabel distribusi frekuensi kelompok?,
Bagaimana cara menentukan tepi bawah dan tepi atas dari tabel distribusi
frekuensi kelompok?, Bagaimana cara menentukan panjang kelas dari tabel
distribusi frekuensi kelompok?, Bagaimana cara menentukan titik tengah
kelas dari tabel distribusi frekuensi kelompok?.
Siswa menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak
yang mereka biasa seperti Bentuk-bentuk penyajian data dengan
menggunakan tabel, yaitu: Tabel baris-kolom dan Tabel distribusi
frekuensi, Tabel baris–kolom adalah kumpulan data yang disajikan dengan
tabel berbentuk baris dan kolom, Macam-macam tabel distribusi frekuensi
dari pengelompokan data, yaitu: Tabel distribusi frekuensi data tunggal dan
Tabel distribusi frekuensi data berkelompok, Batas kelas adalah nilai–nilai
ujung yang terdapat pada sebuah kelas. Adapun pertanyaan yang dapat
dijawab oleh siswa tentang penyajian data dalam bentuk tabel dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 1: Pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa tentang
penyajian data dalam bentuk tabel
Siswa berkeliling kelas dengan mencari siswa lain yang dapat menjawab
pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Siswa
membantu satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan seperti Cara
menentukan jangkauan atau range dari tabel distribusi frekuensi kelompok
adalah: R = data terbesar – data terkecil, Cara menentukan banyak kelas
dalam tabel distribusi frekuensi kelompok adalah k = 1 + 1,3 log n dimana
k = banyak kelas dan n = banyak data, Cara menentukan tepi bawah dan
tepi atas dari tabel distribusi frekuensi kelompok adalah: Tepi bawah=
batas bawah – 0,5 dan Tepi atas = batas atas – 0,5, Cara menentukan
panjang kelas dari tabel distribusi frekuensi kelompok adalah: Panjang
kelas = tepi atas – tepi bawah atau Panjang kelas =



,

Cara menentukan titik tengah kelas dari tabel distribusi frekuensi kelompok
adalah: Titik tengah kelas =

(batas bawah + batas atas). Adapun jawaban

siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa lain tentang
penyajian data dalam bentuk tabel tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 2: Jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh siswa lain tentang penyajian data dalam bentuk tabel
Seisi kelas dikumpulkan kembali oleh guru untuk mengulas jawabanjawaban. Jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa siswa diisi
guru.

Informasi

tersebut

digunakan

guru

sebagai

jalan

untuk

memperkenalkan topik-topik penting di kelas tersebut. Selanjutnya, siswa
diminta untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa yang diberikan oleh
guru secara mandiri. Pada akhir kegiatan, agar siswa semakin memahami
materi dan agar siswa tetap belajar, maka guru memberikan pekerjaan
rumah (PR). Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan sedikit tentang materi penyajian
data dalam bentuk diagram dengan menerapkan strategi Active Knowledge
Sharing. Guru menyiapkan pertanyaan yang berhubungan dengan
penyajian data dalam bentuk diagram seperti Sebutkan bentuk-bentuk
penyajian data dengan diagram!, apakah yang dimaksud dengan diagram
batang?, apakah yang dimaksud dengan diagram garis?, apakah yang
dimaksud dengan diagram lingkaran?, bagaimanacara untuk menyajikan
data dengan diagram batang?, bagaimanacara untuk menyajikan data
dengan diagram garis?, dan bagaimanacara untuk menyajikan data dengan
diagram lingkaran?.

Siswa menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak
yang mereka bisa seperti Bentuk-bentuk penyajian data dengan diagram,
yaitu: diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran, diagram
batang adalah diagram penyajian data dalam bentuk batang atau kotak,
diagram garis adalah diagram penyajian data dalam bentuk garis, diagram
lingkaran adalah diagram penyajian data dalam bentuk lingkaran. Adapun
pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa tentang penyajian data dalam
bentuk diagram dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3: Pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa tentang
penyajian data dalam bentuk diagram
Siswa berkeliling kelas dengan mencari siswa lain yang dapat menjawab
pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Siswa
membantu satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan seperti cara
untuk menyajikan data dengan diagram batang adalah membuat sumbu
mendatar dan sumbu vertikal sumbu yang satu digunakan untuk
menunjukkan kategori sedangkan sumbu yang lainnya digunakan untuk
menunjukkan nilai atau frekuensi, membuat batang untuk masing-masing
jenis kategori dengan lebar sama dan panjang atau tingginya sesuai dengan
nilai atau frekuensinya jarak antara batang yang satu dengan batang lainnya
sama, setiap batang diberi warna atau diarsirdengan corak yang sama,
kemudian diberi nomor dari judul, sedangkan jika perlu di bawahnya diberi

keterangan tentang catatan atau sumbu data, cara untuk menyajikan data
dengan diagram garis adalah membuat sumbu mendatar dan sumbu
vertikal, membuat titik sesuai dengan data yang akan disajikan dan
menghubungkan titik tersebut dengan garis, dan cara untuk menyajikan
data dengan diagram lingkaran adalah lingkaran dibagi menjadi beberapa
bagian yang luasnya sesuai dengan data untuk setiap bagiannya. Adapun
jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa
lain tentang penyajian data dalam bentuk diagram dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 4: Jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh siswa lain tentang penyajian data dalam bentuk diagram
Seisi kelas dikumpulkan kembali oleh guru untuk mengulas jawabanjawaban. Jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa siswa diisi

guru.

Informasi

memperkenalkan

tersebut
topik-topik

digunakan
penting

guru
di

sebagai

kelas

jalan

tersebut.

untuk

Langkah

selanjutnya, siswa diminta untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa yang
diberikan oleh guru secara mandiri. Pada akhir kegiatan, agar siswa
semakin memahami materi dan agar siswa tetap belajar, maka guru
memberikan pekerjaan rumah (PR). Guru mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam.
b. Tindak Belajar.
Kondisi umum yang terjadi pada pelaksanaan strategi Active Knowledge
Sharing siklus I mengalami peningkatan dari observasi awal. Tapi peneliti
menginginkan hasil yang lebih tinggi yg melebihi indikator keberhasilan.
Dengan strategi Active Knowledge Sharing seharusnya siswa dapat
berpartisipasi lebih dalam proses belajar mengajar, tapi kenyataannya
masih ada siswa yang partisipasi dan hasil belajarnya rendah. Siswa yang
demikian yang biasanya membuat gaduh di dalam kelas. Hendaknya semua
siswa ikut berperan serta dalam proses belajar mengajar dengan baik.
Pada tindakan kelas siklus I, indikator-indikator partisipasi matematika
siswa tersebut mengalami peningkatan dengan data: 1) siswa yang
memiliki kemampuan bertanya sebanyak 48,15% siswa, 2) siswa yang
memiliki kemampuan menjawab pertanyaan sebanyak 37,04% siswa, 3)
siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan soal yang diberikan di
depan kelas sebanyak 29,62% siswa. Partisipasi belajar tersebut
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa yaitu 14 siswa
(51,85%)
2. Tindakan Kelas Siklus II
Tindakan Kelas Siklus II terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2013 pada pukul 10.15-11.45 WIB
dan pada pertemuan kedua dilaksankan pada hari Jum’at, 13 September 2013
pada pukul 10.00-11.30 WIB. Materi yang disampaikan pada pertemuan
pertama adalah tentang penyajian data dalam bentuk Ogive, sedangkan pada

pertemuan kedua adalah tentang penyajian data dalam bentuk polygon dan
histogram.
a. Tindak Mengajar
Pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran

(RPP).

Rencana

pelaksanaan

pembelajaran

mulai

menerapkan strategi Active Knowledge Sharing. Sebelum pembelajaran
dimulai, guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, dan mengecek
kehadiran siswa. Guru mengingatkan kembali mengenai materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya tentang penyajian data dalam bentuk
ogive melalui kegiatan tanya jawab.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan sedikit tentang materi
penyajian data dalam bentuk Ogive dengan menerapkan strategi Active
Knowledge Sharing. Guru menyiapkan pertanyaan yang berhubungan
dengan penyajian data dalam bentuk Ogive seperti Apa yang dimaksud
dengan ogive?, Sebutkan bentuk-bentuk ogive!, apa perbedaan ogive positif
dan ogive negatif?, bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk ogive?.
Siswa menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak
yang mereka bisa seperti Ogive adalah diagram yang menyajikan data dari
tabel distribusi frekuensi kumulatif, bentuk-bentuk ogive adalah ogive
positif dan ogive negative. Adapun pertanyaan yang dapat dijawab oleh
siswa tentang penyajian data dalam bentuk Ogive dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 5: pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa tentang
penyajian data dalam bentuk Ogive
Siswa berkeliling kelas dengan mencari siswa lain yang dapat menjawab
pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya. Siswa
membantu satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan seperti
perbedaan ogive positif dan ogive negative adalah ogive positif digunakan
untuk menyajikan data distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
sedangkan ogive negatif digunakan untuk menyajikan data distribusi
frekuensi kumulatif lebih dari, cara menyajikan data dalam bentuk ogive
adalah dengan menempatkan nilai-nilai tepi kelas pada sumbu mendatar
dan menempatkan nilai-nilai frekuensi kumulatif pada sumbu tegak, titiktitik yang diperoleh dihubungkan dengan garis lurus. Adapun jawaban
siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa lain tentang
penyajian data dalam bentuk Ogive dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6: jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh siswa lain tentang penyajian data dalam bentuk Ogive
Seisi kelas dikumpulkan kembali oleh guru untuk mengulas jawabanjawaban. Jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa siswa diisi
guru.

Informasi

memperkenalkan

tersebut

digunakan

topik-topik

penting

guru
di

sebagai

kelas

jalan

tersebut.

untuk

Langkah

selanjutnya, siswa diminta untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa yang
diberikan oleh guru secara mandiri. Pada akhir kegiatan, agar siswa
semakin memahami materi dan agar siswa tetap belajar, maka guru
memberikan pekerjaan rumah (PR). Guru mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam.
Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan sedikit tentang materi penyajian
data dalam bentuk polygon dan histogram dengan menerapkan strategi
Active

Knowledge

Sharing.

Guru

menyiapkan

pertanyaan

yang

berhubungan dengan penyajian data dalam bentuk polygon dan histogram
seperti apakah yang dimaksud dengan polygon?, apakah yang dimaksud
dengan histogram?, bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk
polygon?, bagaimana cara menyajikan data dalam bentuk histogram?.
Siswa menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak
yang mereka bisa seperti poligon frekuensi adalah diagram garis yang
menghubungkan setiap titik tengah batang bagian atas dari suatu histogram,

histogram adalah diagram yang menyajikan data dari tabel distribusi
frekuensi dengan bentuk batang dan berimpitan. Adapun pertanyaan yang
dapat dijawab oleh siswa tentang penyajian data dalam bentuk polygon
dan histogram dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 7: Pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa tentang
penyajian data dalam bentuk polygon dan histogram
Siswa berkeliling kelas dengan mencari siswa lain yang dapat menjawab
pertanyaan yang tidak mereka ketahui bagaimana menjawabnya.Siswa
membantu satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan seperti cara
menyajikan data dalam bentuk polygon adalah membuat sumbu mendatar
dan sumbu vertical, membuat persegi panjang (batang) yang berimpit satu
sama lain, membuat titik tengah pada batang tersebut, kemudian
menghubungkan titik tersebut dengan garis, cara menyajikan data dalam
bentuk histogram adalah membuat sumbu mendatar dan sumbu vertical,
membuat persegi panjang (batang) yang berimpit satu sama lain. Adapun
jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa
lain tentang penyajian data dalam bentuk polygon dan histogram dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8: Jawaban siswa terhadap pertanyaan yang tidak dapat
dijawab oleh siswa lain tentang penyajian data dalam bentuk polygon
dan histogram
Seisi kelas dikumpulkan kembali oleh guru untuk mengulas jawabanjawaban. Jawaban-jawaban yang tidak diketahui dari beberapa siswa diisi
guru.

Informasi

memperkenalkan

tersebut

digunakan

topik-topik

penting

guru
di

sebagai

kelas

jalan

tersebut.

untuk

Langkah

selanjutnya, siswa diminta untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa yang
diberikan oleh guru secara mandiri. Pada akhir kegiatan, agar siswa
semakin memahami materi dan agar siswa tetap belajar, maka guru
memberikan pekerjaan rumah (PR). Guru mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam.
b. Tindak Belajar
Secara umum, tindakan kelas siklus II dengan menerapkan strategi Active
Knowledge Sharing sudah berjalan dengan baik. kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan sudah mulai meningkat, banyak siswa yang berani
mengerjakan soal di depan kelas.
Pada tindakan kelas siklus II, indikator-indikator partisipasi belajar
matematika siswa tersebut mengalami peningkatan yang optimal dengan
data: 1) siswa yang memiliki kemampuan bertanya hanya 77,78 % siswa,

2) siswa yang memiliki kemampuan menjawab pertanyaan hanya 70,37%
siswa, 3) siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan soal yang
diberikan didepan kelas hanya 66,67% siswa. Partisipasi belajar tersebut
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa yaitu 21 siswa
(77,78%)
Secara ringkas data perubahan hasil tindakan kelas tentang partisipasi dan
hasil belajar matematika siswa dengan strategi Active Knowledge Sharing
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

Tabel 1: Data Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Siswa:
Sesudah Tindakan

Partisipasi Belajar
Matematika

Sebelum
Tindakan

Siklus I

Siklus II

Kemampuan siswa dalam
bertanya

33,33%

48,15%

77,78%

Kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan

29,62%

37,04%

70,37%

Kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal di
depan kelas

18,51%

29,62%

66,67%

Gambar 9: Grafik Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Siswa:
25

kemampuan
siswa dalam
bertanya

Jumlah Siswa

20
15

kemampuan
siswa dalam
menjawab
pertanyaan

10
5
0
Sebelum
Tindakan

Siklus I

Siklus II

kemampuan
siswa dalam
mengerjakan
soal didepan
kelas

Tabel 2: Data Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa:
Sebelum
No

1.

Aspek yang diamati

Siswa yang memenuhi
KKM (≥72)

Sesudah Tindakan

tindakan

Siklus I

Siklus II

10 siswa
35,71%

14 siswa
51,85%

21 siswa
77,78%

Gambar 10: Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa:
25
Jumlah Siswa

20
15
10

Siswa yang 
memenuhi …

5
0

Setelah diadakan penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran
Active Knowledge Sharing maka dapat dikatakan bahwa partisipasi belajar
matematika siswa meningkat. Peningkatan partisipasi belajar matematika siswa ini
dapat dilihat dari semakin meningkatnya prosentase siswa untuk setiap indikator
dari sebelum adanya tindakan dan sesudah diterapkannya tindakan.
Partisipasi siswa pada tindakan kelas siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan jika dibandingkan dengan siklus I. Partisipasi siswa mulai meningkat
pada tindakan kelas siklus I dan siklus II melalui strategi Active Knowledge
Sharing. Pada pelaksanaan tindakan kelas siklus II, partisipasi belajar matematika
siswa meningkat dengan sangat baik. Tindakan guru saat mengajar sudah berjalam
sesuai dengan yang telah direncanakan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh
guru berhasil meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Indikatorindikator yang diamati peneliti mengalami peningkatan.

Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan di atas, tindak
mengajar yang telah dilakukan oleh guru selama pelaksanaan tindakan kelas
menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
strategi Active Knowledge Sharing, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan
partisipasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan.
Hasil belajar matematika siswa meningkat setelah diterapkan strategi Active
Knowledge Sharing. Peningkatan hasil belajar matematika ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM dari sebelum
adanya tindakan dan sesudah diterapkannya tindakan.
Hasil belajar matematika siswa mulai meningkat pada tindakan kelas siklus
I dan tindakan kelas siklus II. Pada tindakan kelas siklus I, guru menerapkan
strategi Active Knowledge Sharing. Nilai soal evaluasi siswa pada tindakan kelas
siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum adanya
tindakan, yaitu siswa yang nilainya memenuhi KKM (≥72) mulai mengalami
peningkatan. Pada tindakan kelas siklus II, guru menerapkan strategi Active
Knowledge Sharing secara lebih optimal, sebagai perbaikan dari tindakan kelas
siklus I. Nilai soal evaluasi siswa pada tindakan kelas siklus II sudah mencapai
hasil yang optimal, yaitu siswa yang nilainya memenuhi KKM (≥72) meningkat
dari sebelumnya.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh
peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi Active Knowledge Sharing yang
telah dilakukan oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Didit Rhoy Darmanto(2011),hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Active Knowledge
Sharing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.
Proses pembelajaran matematika kurang efektif dikarenakan siswa kurang
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan adanya ketakutan dari diri siswa
mengenai pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena guru dalam
menumbuhkan partisipasi dalam diri siswa kurang efektif, belum adanya strategi
atau teknik tertentu yang dapat menumbuhkan partisipasi dalam diri siswa dengan

cara yang sama atau dengan hasil yang sama. Untuk itu strategi Active Knowledge
Sharing dirasa tepat untuk menumbuhkan partisipasi siswa terhadap pelajaran
matematika.
Hasil penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan peneliti
diantaranya yang dikemukakan oleh Ming-Yu Cheng, Jessica Sze-Yin Ho, dan Pei
Mey Lau (2009) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa Active Knowledge
Sharing merupakan proses dari seseorang untuk memahami reaksi dari individu
terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal dalam pengambilan keputusan
mereka apakah mereka akan ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Menurut Yayuk Kumalasari (2012) dalam penelitiannya tentang partisipasi
dan hasil belajar siswa dengan strategi Keep On Learning menyatakan bahwa
penerapan strategi Keep On Learning dengan pemberian tugas terstruktur terbukti
dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti adalah strategi dan indikator yang
digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil yang dicapai yaitu
terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar matematika pada siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya. Selain hal itu, dapat disimpulkan dengan mengamati datadata penelitian yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa penelitian ini sudah
memenuhi indikator keberhasilan. Strategi Active Knowledge Sharing mampu
memberikan kontribusi bagi pendidikan, khususnya pembelajaran matematika,
dimana strategi Active Knowledge Sharing dapat meningkatkan partisipasi dan
hasil belajar matematika siswa.

SIMPULAN
Hasil penelitian kelas XI IPS 1 di SMA Muhammadiyah 1 Sragen yang
telah dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
matematika siswa dengan menerapkan strategi Active Knowledge Sharing maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Selama proses pembelajaran diharapkan
guru tidak monoton dalam menyampaikan materi, guru harus mampu
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang dapat
digunakan yaitu strategi Active Knowledge Sharing. 2) strategi Active Knowledge
Sharing dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Cheng Ming-Yu, Jessica Sze-Yin Ho, dan Pei Mey Lau. 2009. “Knowledge Sharing in
Academic Institutions: a Study of Multimedia University Malaysia”. Electronic
Journal of Knowledge Management Volume 7 Issue 3, ( Hal: 313 – 324)
(Online), (http://www.ejkm.com/volume7/issue3/p313 di akses pada 17 Januari
2014, 14.50).
Darmanto, Didit Rhoy. 2011. “Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing
untuk Meningkatkan Keaktifan (PTK Pembelaran Matematika Kelas
VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Jatipurno Tahun Ajaran
2010/2011)”. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak Dipublikasikan).
Kumalasari, Yayuk. 2012. “Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa melalui Strategi Pembelajaran Keep On Learning
dengan Pemberian Tugas Terstuktur (PTK Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012)”.
Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak Dipublikasikan).
Nesaci. 2011. “Pengertian dan karakteristik penelitian tindakan kelas” (online),
(http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/ diakses pada
tanggal 20 Maret 2013 jam 11.04).
Silberman, Mel. 2009. “ Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif”.Jilid 6.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.