PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DANPROKRASTINASI AKADEMIK SISWA Perilaku Mencontek Ditinjau Dari Ekspektansi Kesuksesan Dan Prokrastinasi Akademik Siswa.

PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DAN
PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Sains Psikologi
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Psikologi

Oleh :
FAEDAH UTAMI
NIM : S 300 110 004

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI EKSPEKTANSI KESUKSESAN DAN
PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspektansi
kesuksesan dan prokrastinasi akademik dengan perilaku mencontek siswa.
Sampel penelitian adalah sebagian dari siswa pada SMA swasta di Surakarta yang
berjumlah 93 siswa. Alat ukur yang digunakan adalah angket. Metode analisis
data menggunakan analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada hubungan yang signifikan antara
ekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademik secara bersama-sama
dengan perilaku mencontek siswa. 2) ada hubungan positif yang signifikan antara
ekspektansi kesuksesan dengan perilaku mencontek siswa. 3) ada hubungan
positif yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan perilaku mencontek
siswa. Hal ini berarti variabel ekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademik
dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengukur perilaku mencontek.
Sumbangan efektif variabel ekspektansi kesuksesan dan prokrastinasi akademik
terhadap perilaku mencontek sebesar 45,6%. Sisanya sebesar 54,4 % merupakan
pengaruh variabel lain di luar penelitian ini. Variabel prokrastinasi akademik
berperan lebih besar dalam perilaku mencontek dibandingkan variabel
ekspektansi kesuksesan.
Kata kunci : ekspektansi kesuksesan, prokrastinasi akademik, perilaku
mencontek.

This study aims to determine the relationship between expectancy for
success and academic procrastination with student cheating behavior. The
samples were mostly of private high school’s students, amounting to 93 students.
Measuring instrument used was a questionnaire. Methods of data analysis using
multiple regression analysis with SPSS version 16.0 . The results showed : 1) there
is a significant relationship between expectancy for success and academic
procrastination together with student cheating behavior. 2) there is a significant
positive relationship between expectancy for success with student cheating
behavior. 3) there is a significant positive relationship between academic
procrastination with student cheating behavior. This means that expectancy for
success and academic procrastination can be used as a predictor for measuring
the behavior of cheating . Effective contribution expectancy for success variable
and academic procrastination against cheating behavior of 45.6 %. The
remaining 54.4% is the influence of other variables outside this study. Academic
procrastination variables play a greater role in cheating behaviors than
expectancy for success .
Keywords: expectancy for success, academic procrastination, cheating behavior.

Pendahuluan


Pertama menemukan bahwa 60%

Setiap

proses

pendidikan

siswa

menerima

dan

mengakui

tindakan

pernah mencontek pada saat ujian


evaluasi untuk mengetahui tingkat

dan pengerjaan tugas; sedangkan

keberhasilan

pencapaian

penelitian Vinski dan Tryon (2009)

tujuan. Evaluasi atau disebut juga

pada 109 siswa SMA Riverhead, New

dengan ujian sekolah di Indonesia

York melaporkan bahwa mayoritas

mengalami pergerakan baik sistem,


siswa (88%) berperilaku mencontek

standar dan mutunya. Di antara

pada saat ujian. Penelitian Lin dan

kebaikan-baikan

Wen di Taiwan (2006) pada 2.068

membutuhkan

adanya
yaitu

dari

kebijakan

tentang ujian yang bergulir, terselip


mahasiswa

sebuah

perilaku ketidakjujuran di kalangan

gejala

yang

membahayakan

akan

kehidupan

menyebutkan

bahwa


mahasiswa adalah 61,72%.
Hal ini juga terjadi di sebuah

pendidikan jika dijadikan budaya,
yakni degradasi pemahaman akan

SMA

esensi pendidikan dengan adanya

Berdasarkan data hasil survei di

mencontek. Ujian hanya dipahami

sekolah tersebut tahun 2012/2013

untuk mendapatkan nilai yang baik

bahwa rata-rata sebanyak 36% dari


agar dapat diterima di sekolah

749

lanjutan yang lebih tinggi, sehingga

mencontek

perilaku mencontek atau disebut

semester 1. Pada ujian semester 1

cheating dimaafkan dan dianggap

perilaku mencontek terulang lagi

sebagai hal biasa (Hartanto, 2011).

dengan 36,07% dari 749 siswa


Mencontek bukan fenomena
yang baru dalam dunia pendidikan.

swasta

siswa

di

melakukan
pada

Akan tetapi alasan seseorang
mencontek

di

Hartanto


(2011)

bahwa

perilaku

36.000

siswa

Sekolah

responden
Menegah

tengah

siswa wanita.

survei Josephson Institute of Ethics

dengan

ujian

praktik

dengan 64% siswa pria dan 36%

Strom dan Strom (2007) mengutip
Amerika

Surakarta.

sangat

beragam.
menyebutkan
mencontek

yang

antara prokrastinasi dan perilaku

multifaced atau beraneka ragam

mencontek. Akibatnya siswa yang

sebab dan bentuknya. Salah satunya,

suka

seseorang mencontek disebabkan

(prokrastinastik)

adanya

kesiapan dalam menghadapi tugas

merupakan

fenomena

dorongan

keyakinan

harapan

untuk

sukses

dan
dalam

akademik atau disebut expectancy
for academic succes.

menunda-nunda

pekerjaan

tidak

memiliki

dan ujian yang diberikan oleh guru.
Prokrastinasi yang dilakukan
oleh siswa dalam penelitian ini

(2009)

adalah penundaan dalam belajar

menyebutkan bahwa tujuan dan

untuk ujian. Penundaan ini lebih

harapan siswa untuk berprestasi

sering disebabkan waktu mereka

merupakan prediktor yang signifikan

lebih banyak untuk kegiatan di luar

dalam

belajar. Perilaku mencontek yang

Penelitian

pada

Sieman

perilaku mencontek siswa
saat

yang

menjadi perhatian dalam penelitian

berprestasi

ini adalah praktek menyontek dalam

tinggi tetapi mencontek, hal ini

ujian atau testing yang merupakan

karena

tersebut

alat evaluasi pendidikan. Selain itu

adalah pada hasil yaitu nilai yang

alasan peneliti mengambil tempat di

tinggi agar dapat

lulus, bukan

SMA hal ini dikarenakan praktek

berorientasi pada proses belajar

mencontek lebih banyak terjadi di

atau penguasaan materi pelajaran.

lingkungan SMA (Anderman dan

mempunyai

ujian.
harapan

orientasi

Siswa

siswa

Selanjutnya dalam penelitian
Roig dan DeTommaso (Roig dan
Caso,

2005)

dinyatakan

bahwa

Murdock, 2007).
Berdasarkan uraian dan data
empiris di atas maka ekspektansi

mencontek juga dapat disebabkan

kesuksesan

oleh siswa yang mengalami masalah

akademik

prokrastinasi akademik. Penelitian

terjadinya perilaku mencontek di

Clariana, dkk (2012) menunjukkan

sekolah.

bahwa terdapat hubungan positif

dan

prokrastinasi

dapat

menjelaskan

Oleh karena itu penelitian ini
bermaksud

untuk

menjawab

Personal faktor berupa kemalasan,
kesadaran untuk mencapai prestasi,

pertanyaan apakah ada hubungan

berkemampuan

antara ekspektansi kesuksesan dan

pengalaman kegagalan sebelumnya,

prokrastinasi

dan harapan sukses pada prestasi

akademik

perilaku

mencontek

apakah

ada

dengan

siswa,

tertentu;

b)

Eksternal

faktor,

antara

termasuk urutan tempat duduk pada

dengan

saat ujian, penting tidaknya mata uji,

perilaku

mencontek siswa, juga

tingkat kesulitan mata uji, pengujian

apakah

ada

yang tidak adil, pengaturan jadwal,

ekspektansi

hubungan

dan

rendah,

kesuksesan

prokrastinasi

hubungan
akademik

antara
dengan

dan faktor pengawasan.
Ekspektansi Kesuksesan

perilaku mencontek siswa.
Perilaku Mencontek

Ekspektansi

Mencontek dalam penelitian

(expectancy

for

kesuksesan
succes)

adalah

Lambert, dkk (2003) disebut sebagai

keyakinan bahwa seseorang dapat

kecurangan akademik atau academic

meraih

cheating,

memecahkan

sedangkan

beberapa

peneliti yang lain menyebutnya
academic

dengan

dishonesty.

tujuan

yang

diinginkan,

masalah,

dan

berkomitmen untuk tujuan karir
jangka

panjang.

Hal

ini

Menurut Bower (Alhadza, 2004)

mencerminkan

mencontek adalah perbuatan yang

tentang masa depan mereka sendiri

menggunakan cara-cara yang tidak

(Yong, 2010).

sah untuk tujuan yang terhormat
yaitu

mendapatkan

akademis

atau

prediksi

optimis

Eccles (2002) mengemukakan

keberhasilan

faktor yang mempengaruhi tinggi

menghindari

rendahnya ekspektansi, diantaranya
konsep tentang kemampuan diri

kegagalan akademis.
2000)

(self concept of ability), persepsi

menyebutkan terdapat dua faktor

tentang kesulitan tugas (perception

dalam perilaku mencontek yaitu: a)

of task difficulty), persepsi tentang

Baird

(Bjorklund,

harapan orang lain (perception of

permainan

others’

menjelajahi internet (Sirin, 2011).

expectations),

Locus

of

computer

dan

control, nilai tugas (task value), jenis
kelamin dan nilai-nilai pribadi (sex

Hubungan

role identity and personal values),

Mencontek,

keberhasilan atau kegagalan (Cost of

Kesuksesan

succes or failure),

Akademik

pengalaman

afektif (Affective experiences).
terjadi

dkk.

(2007)

dan

Prokrastinasi

mencontek

sebenarnya

masalah

Perilaku
Ekspektansi

Perilaku

Prokrastinasi Akademik
Schraw,

antara

yang

yang

merupakan

kompleks

yang

bahwa prokrastinasi

disebabkan oleh berbagai faktor,

adalah sengaja menunda pekerjaan

tidak terdapat penjelasan tunggal

yang seharusnya dikerjakan dengan

mengapa

alasan

yang

perilaku mencontek.

untuk

Siswa

menyatakan

manajemen

buruk,

waktu

kesulitan

berkonsentrasi,
kecemasan,
masalah

rasa

takut,

keyakinan

negatif,

pribadi,

kebosanan,

seseorang
yang

melakukan
mencontek

memiliki harapan untuk sukses pada
akademiknya

di

sekolah,

dan

memiliki tujuan dengan mencontek

ekspektasi yang tidak realistis dan

maka

ketakutan

akan

terdongkrak naik sehingga prestasi

Prokrastinasi

mempunyai

bentuk,

kegagalan.

diantaranya

nilai-nilai

akademik

banyak

tetap bertahan atau lebih cepat

yaitu:

lulus. Siswa dengan harapan dan

mengabaikan tugas dengan harapan

tujuan

tugas

pergi,

berorientasi pada hasil (performance

meremehkan kerja yang terlibat

goal), bukan berorientasi untuk

dalam tugas atau menaksir terlalu

mnguasai pelajaran (mastery goals).

tinggi kemampuan dan sumber-

Anderman dan Murdock (2007)

sumber

mengemukakan bahwa siswa yang

tersebut

akan

seseorang,

dan

menghabiskan waktu berjam-jam

seperti

mencontek

tersebut

menggambarkan

hanya

diri

mereka sebagai orang yang lebih

tujuan utama siswa yang berperilaku

fokus pada nilai atau rangking di

prokrastinasi, namun lebih pada

kelas; sehingga siswa yang hanya

tujuan untuk menghindari kegagalan

fokus pada nilai-nilai angka atau

saja.
Ekspektansi kesuksesan dan

rangking di kelas akan lebih banyak
melakukan

kecurangan

prokrastinasi merupakan bagian dari
faktor

(mencontek).

personal

mencontek

siswa

mencontek juga dipengaruhi oleh

Bjorklund,

2000).

perilaku

memiliki

Selain

itu,

perilaku

prokrastinasi

akademik

dalam

perilaku

(Baird
Siswa

ekspektansi

dalam
yang

kesuksesan

(Roig dan Caso, 2005). Penelitian

yang tinggi dengan diiringi perilaku

Clariana, dkk (2012) menunjukkan

suka menunda-nunda untuk belajar

bahwa terdapat hubungan positif

(prokrastinasi) akan lebih mengarah

antara prokrastinasi dengan perilaku

pada bentuk kecurangan akademik

mencontek. Hal ini dapat dipahami

(mencontek).

sebab

Metode

prokrastinasi

akademik

menjadikan siswa tidak siap dalam

Perilaku Mencontek sebagai

menghadapi

tes

atau

ujian,

variabel tergantung dalam penelitian

meningkatnya

kecemasan

dalam

ini diukur dengan skala perilaku

menghadapi tes, kegagalan untuk

mencontek

memenuhi

bentuk-bentuk perilaku mencontek

tenggat

waktu

berdasarkan

menyelesaikan tugas, dan nilai yang

yaitu

lebih rendah (Ferrari, dkk dalam de

terencana,

Bruin dan Rudnick, 2007). Akibat

individual-oportunistik

prokrastinasi

siswa

2011).

untuk

ekspektansi

tersebut,

mengambil

jalan

mencapai

prestasi

Menguasai
(mastery

pintas

akademiknya.

materi
goals)

bukan

dengan

sosial-aktif,

individual-

sosial-pasif

Variabel

pada

dan

(Hartanto,

bebas

yakni

kesuksesan

diukur

menggunakan

skala

pelajaran

ekspektansi kesuksesan, mengacu

menjadi

pada aspek yang dikemukakan oleh

Yong (2010) yaitu 1) berorientasi

ekspektansi

kesuksesan

pada pencapaian tujuan, 2) tidak

prokrastinasi

akademik

cepat puas pada hasil 3) penentu

bersama-sama

keberhasilan secara akademik dan

terhadap

peran sosial adalah diri sendiri, 4)

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

menunjukkan aspirasi dan harapan

hasil uji r = 0,675, Fregresi = 37.694;

yang tinggi untuk sukses. Sedangkan

p = 0,000 (p < 0,05). Nilai

variabel

koefisien

bebas

akademik

prokrastinasi

diungkap

dengan

0.456

dan
secara

terhadap

perilaku

mencontek

determinasi

sebesar

mengindikasikan

bahwa

menggunakan skala prokrastinasi

peran kedua variabel tersebut

akademik

terhadap

berdasarkan

prokrastinasi

yang

ciri-ciri

dikemukakan

siswa

perilaku

adalah

mencontek

sebesar

45.6%.

oleh Surijah dan Tjundjing (2007),

Sisanya sebesar 54.4% ditentukan

meliputi 1) kegagalan menepati

oleh

deadline

penelitian ini.

time),

(perceived

2)

perfecsionis, 3) adanya perasaan

variabel

lain

di

luar

b) Ada hubungan antara ekspektansi

kurang nyaman, 4) ketidakyakinan

kesuksesan

dengan

terhadap kemampuan diri (perceived

mencontek

siswa.

ability).

ditunjukkan dengan hasil uji rx1y

Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 93 siswa, dengan metode
sampling

yang

digunakan

yaitu

perilaku
Hal

ini

= 0,504 yang signifikan pada  =
0.00.
c) Ada

hubungan

antara

cluster random sampling. Analisis

prokrastinasi akademik dengan

data menggunakan analisis regresi

perilaku mencontek siswa. Hasil

berganda dengan bantuan program

uji rx2y sebesar 0.653

SPSS for Windows 16.0.

signifikan pada  = 0.00.

Hasil
a) Ada

yang

d) Penelitian ini menyatakan bahwa
hubungan

signifikan

positif

antara

yang

variabel

prokrastinasi

akademik

lebih

dominan dalam mempengaruhi

perilaku mencontek siswa dari

harapan

pada ekspektansi kesuksesan. Hal

kesuksesan. Ekspektansi kesuksesan

ini

dan prokrastinasi akademik memiliki

ditunjukkan

dengan

nilai

tertentu

tentang

koefisien regresi yang dihasilkan

hubungan

variabel

besar

mencontek penelitian Sieman (2009)

dibandingkan dengan koefisien

yang menyebutkan bahwa tujuan

regresi

oleh

dan harapan siswa untuk berprestasi

variabel ekspektansi kesuksesan,

merupakan prediktor yang signifikan

yaitu 0.425 > 0.196.

dalam

ini

lebih

yang

dihasilkan

dengan

perilaku

perilaku mencontek siswa

pada saat ujian, dan penelitian
Bahasan

Clariana, dkk (2012) bahwa terdapat

Hasil

analisis

regresi

hubungan

positif

antara

dan

perilaku

berganda diperoleh nilai koefisien

prokrastinasi

korelasi r = 0,675, Fregresi = 37.694; p

mencontek. Hal ini berarti bahwa

= 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti

semakin tinggi harapan kesuksesan

hipotesis

yang

serta tujuannya untuk mendapatkan

menyatakan bahwa “Ada hubungan

nilai tinggi, dan prokrastinasi juga

positif

tinggi maka akan tinggi pula perilaku

penelitian
antara

ekspektansi

kesuksesan

dan

prokrastinasi

akademik

dengan

perilaku

semakin rendah harapan kesuksesan

siswa”

terbukti

siswa

mencontek

(Bjorklund,

pendapat

2000)

bahwa

Baird
faktor

personal dari mencontek adalah

serta

Sebaliknya,

tujuannya

untuk

prokrastinasi yang rendah maka
akan

yang berkorelasi positif

dengan

(Schouwenbourg

&

Lay, dalam Clariana, 2012) dan

rendah

pula

perilaku

mencontek siswa.

diantaranya laziness atau kemalasan
prokrastinasi

siswa.

menguasai materi, dan didukung

kebenarannya.
Sesuai

mencontek

Seperti

dinyatakan

oleh

Anderman dan Murdock (2007)
bahwa perilaku mencontek terjadi
karena

siswa

cenderung

malas

berfikir secara kompleks dan tidak

penelitian

tahu bagaimana cara menggunakan

menyebutkan bahwa tujuan dan

strategi

belajar

efektif,

harapan siswa untuk berprestasi

sehingga

siswa

memiliki

merupakan prediktor yang signifikan

ekspektansi kesuksesan yang tinggi

dalam perilaku mencontek siswa

dengan

suka

pada saat ujian. Semakin tinggi

belajar

harapan dan tujuan untuk sukses

(prokrastinasi) akan lebih mengarah

dalam akademik, maka semakin

pada bentuk kecurangan akademik

besar dorongan untuk berperilaku

(mencontek). Penelitian Brown dan

mencontek pada saat ujian, apabila

Choong (2003) menyebutkan bahwa

siswa hanya berorientasi pada hasil

alasan siswa mencontek diantaranya

yaitu didorong oleh keinginan untuk

keinginan mendapatkan nilai yang

mencapai nilai yang lebih tinggi;

tinggi dan tidak memiliki persiapan

atau memiliki motivasi ekstrinsik.

yang cukup, serta terburu-buru. Hal

Sesuai

ini menunjukkan bahwa motivasi

Anderman (2007) bahwa siswa yang

mendapatkan nilai yang tinggi serta

memiliki motivasi ekstrinsik akan

perilaku prokrastinasi merupakan

lebih mungkin untuk mencontek

faktor siswa berperilaku mencontek.

dibandingkan dengan siswa yang

yang
yang

diiringi

menunda-nunda

perilaku
untuk

Hipotesis yang menyatakan
bahwa

ada

ekspektansi

hubungan
kesuksesan

antara
dengan

Sieman

pendapat

memiliki

(2009)

Murdock

motivasi

berorientasi
didorong

keinginan

untuk

belajar).

kebenarannya. Hasil uji rx1y = 0,504

(Gusman, 2002) menyatakan bahwa

yang signifikan pada  = 0.00,

seseorang yang memiliki motivasi

menunjukkan

bahwa

perilaku

berprestasi

mencontek

salah

satunya

menyukai mencontek; dalam hal ini

oleh

ekspektansi

kesuksesan. Hal ini sejalan dengan

apabila

yang

didukung

adanya prokrastinasi.

dan

(yaitu,

perilaku mencontek siswa terbukti

disebabkan

Malinowski

dan

intrinsik/

penguasaan

oleh

yang

tinggi
pula

Smith

lebih
dengan

Hipotesis yang menyatakan

dengan

perilaku

mencontek.

antara

Prokrastinasi merupakan pertanda

dengan

bahwa ketekunan siswa rendah,

perilaku mencontek siswa terbukti

sehingga siswa dengan prokrastinasi

kebenarannya. Hasil uji rx2y sebesar

cenderung berperilaku mencontek

0.653 yang signifikan pada

untuk

bahwa

ada

prokrastinasi

hubungan
akademik

menunjukkan

bahwa

perilaku

mendapatkan

prestasi

akademik.
Penelitian

mencontek juga disebabkan oleh

ini

prokrastinasi akademik. Hal tersebut

menghasilkan

tidak berbeda dengan penelitian

determinasi sebesar 0,456 yang

Clariana,

mengindikasikan

dkk

(2012)

menunjukkan

bahwa

hubungan

positif

prokrastinasi

dengan

mencontek.

Semakin

yang

nilai

juga
koefisien

bahwa

kedua

terdapat

variabel tersebut berperan terhadap

antara

perilaku mencontek siswa sebesar

perilaku

45.6%.

Sisanya

sebesar

54.4%

tinggi

ditentukan oleh variabel lain di luar

prokrastinasi akademik siswa maka

penelitian ini, misalnya harapan

akan semakin tinggi atau sering

orang tua, rasa senasib dengan

perilaku

teman,

mencontek

dilakukan.

situasi

ruang

kelas,

prokrastinasi

pengawasan ujian yang tidak ketat,

akademik rendah maka akan rendah

guru yang tidak pernah memeriksa

pula perilaku mencontek siswa.

tugas, sistem penilaian yang tidak

Siswa

adil,

Sebaliknya,

dalam

yang

jika

bersungguh-sungguh

belajarnya,

tidak

suka

sistem

banyaknya

menghafal

materi;
siswa

juga

seperti

dan
faktor

menunda-nunda belajar, disiplin dan

internal

pikiran,

tekun, akan semakin rendah perilaku

perasaan, serta tindakan dalam diri

menconteknya. Seperti diungkapkan

individu termasuk usia, kepercayaan

dalam penelitian de Bruin dan

diri, keyakinan, tujuan, kecemasan,

Rudnick (2007) bahwa ketekunan

dan kemampuan mengatur waktu

memiliki hubungan yang negatif

belajar.

Peran variabel ekspektansi

harapan itu menjadi kenyataan,

perilaku

adalah dengan melihat ada atau

mencontek adalah sebesar 10,2%,

tidaknya prokrastinasi siswa. Pada

sedangkan

penelitian ini prokrastinasi yang

kesuksesan

terhadap
peran

variabel

prokrasitinasi akademik terhadap

tinggi

perilaku mencontek adalah sebesar

mencontek. Seperti dinyatakan oleh

34,8%. Walau berperan kecil dalam

Vroom (Redmond, 2012) bahwa

perilaku

harapan (ekspektansi) merupakan

mencontek,

ekspektansi

mendorong

siswa

untuk

penting

keyakinan tentang kerja keras, maka

dalam pencapaian sebuah prestasi.

akan menghasilkan prestasi yang

Ekspektansi akan mendorong usaha-

lebih baik. Hal ini berarti bahwa

usaha

ekspektansi kesuksesan tanpa kerja

kesuksesan

adalah

siswa,

dikemukakan

hal

seperti

oleh

yang

Giglioti

dan

keras

tidak

akan

menghasilkan

Sacrest (dalam Nainggolan, 2008)

prestasi yang lebih baik; terlebih

bahwa

dengan

ekspektansi

kesuksesan

adalah faktor penting dalam prestasi
siswa, serta dapat mempengaruhi

adanya

perilaku

suka

menunda-nunda (prokrastinasi)
Generalisasi

dari

hasil

jenis kegiatan siswa, tingkat usaha

penelitian ini terbatas pada populasi

siswa (misalnya waktu belajar) dan

dimana

ketekunan

sehingga penerapan pada ruang

setelah

kegagalan

(Lenney dalam Nainggolan, 2008).

penelitian

dilakukan

lingkup yang lebih luas dengan

Hal ini mendukung pendapat

karakteristik yang berbeda perlu

Surijah dan Tjundjing (2007) yang

dilakukan penelitian kembali agar

menyebutkan bahwa prokrastinasi

dapat mengungkapkan hasil yang

merupakan celah antara harapan

lebih komprehensif khususnya yang

dan

berkaitan

kenyataan;

dikatakan

sehingga

bahwa

dapat

prokrastinasi

menentukan wujud dari harapan
(ekspektansi).

Berhasil

tidaknya

dengan

perilaku

mencontek siswa di tingkat SMA
pada saat ujian.

Simpulan dan Saran
Berdasarkan

semata-mata
hasil

analisis

karena

kesuksesan yang tinggi. Akan

data dan pembahasan di atas, maka

tetapi

dapat disimpulkan bahwa:

menunda-nunda

1) Perilaku

mencontek

terjadi

harapan

justru

berperan

perilaku

suka

yang

lebih

dalam

perilaku

karena kurangnya pemahaman

mencontek siswa pada saat ujian,

atau kesadaran siswa tentang

tidak bersungguh-sungguh, tidak

perilaku

mempersiapkan

mencontek

dan

Terlebih

hal biasa. Hal ini terindikasi dari

kesuksesan

jawaban

meraih nilai yang tinggi, bukan

menganggap
berbagi

bahwa

yang
melihat,

jawaban,

dan

untuk

apabila

ujian.

cenderung menganggap sebagai
responden

lagi

materi

itu

tujuan

hanya

untuk

menguasai

materi

Namun

walau

pelajaran.

bekerjasama dalam mengerjakan

berperan kecil dalam perilaku

ujian yang seharusnya dikerjakan

mencontek,

sendiri-sendiri adalah hal yang

kesuksesan adalah hal penting

biasa.

dalam

2) Sumbangan

efektif

variabel

ekspektansi kesuksesan terhadap

ekspektansi

pencapaian

sebuah

prestasi.
3) Kelemahan

yang

ada

dalam

adalah

penelitian ini adalah bahwa skala

sedangkan

pengukuran ketiga variabel yang

variabel

digunakan merupakan model self

perilaku

mencontek

sebesar

10.2%,

sumbangan

prokrasitinasi akademik terhadap

report

perilaku

unsur

mencontek

adalah

assessment,
subjektivitas

responden

sebesar 34.8%. Kecilnya peran

sangat

ekspektansi kesuksesan terhadap

menentukan

hasil

penelitian.

perilaku

Pengukuran

hanya

dilakukan

mencontek

dominan

sehingga
dalam

perilaku

secara klasikal sehingga review

mencontek yang dilakukan bukan

secara individual atau observasi

menunjukkan

bahwa

secara mendalam pada setiap

kemampuan setiap siswa, dan

individu saat ujian tidak dilakukan

tidak memungkinkan siswa saling

untuk mendapatkan hasil yang

mencontek;

lebih objektif.

memberikan aturan yang jelas

4) Penelitian yang baik didukung

juga

tetap

tentang pelanggaran tata tertib

alat ukur yang baik. Penelitian ini

dalam

menggunakan alat ukur yang

memeriksa

diujicobakan sebanyak dua kali

mengikuti ujian. Hal ini dalam

karena pada uji coba pertama

rangka

belum didapatkan reliabiltas alat

membentuk kepribadian akhlak

ukur yang baik sehingga perlu

mulia sesuai visi dan misi sekolah

diujicobakan

guna

‘Unggul dalam Prestasi, Luhur

mendapatkan alat ukur yang

dalam Budi Pekerti’. Dan dengan

benar-benar reliabel. Kurangnya

melihat bahwa dalam penelitian

uji coba merupakan kelemahan

ini variabel prokrastinasi lebih

pada penelitian ini, meskipun

berperan

demikian

menggunakan

mencontek siswa maka perlu

program SPSS, nilai validitas dan

lebih ditekankan kepada siswa

reliabilitas

untuk

tentang strategi mengatur waktu

penelitian menunjukkan bahwa

antara kegiatan di luar sekolah

alat ukur penelitian ini tidaklah

dengan waktu belajar agar siswa

buruk.

memiliki

lagi

hasil
alat

ukur

5) Kepada pihak sekolah, dengan
melihat

bahwa

dalam

dunia

ujian,

mengatur

siswa

untuk

mengikuti

yang

mendidik

dalam

kesiapan
ujian.

dan
akan
dan

perilaku

dalam
Variabel

ekspektansi kesuksesan berperan

pendidikan sekarang ini tidak

lebih

terlepas dari mencontek maka

mencontek, namun ekspektansi

diharapkan

kesuksesan

pihak

sekolah

kecil

dalam
menjadi

perilaku
penting

menggunakan alat evaluasi yang

untuk meraih prestasi akademik

benar-benar dapat membedakan

apabila tujuannya tidak semata-

mata meraih nilai yang lebih

masyarakat

luas,

tinggi atau agar cepat lulus

menghindari

namun juga untuk menguasai

keseragaman respon dari subyek

ilmu atau materi pelajaran di

penelitian

sekolah; oleh sebab itu perlu

pengumpulan data.

akibat

dan

c)

kemungkinan
situasi saat

ditekankan sikap kerja keras,
disiplin

dan

jujur

dalam

mewujudkan harapan tersebut,
hal

ini

ekspektansi

dengan

melihat

kesuksesan

siswa

yang termasuk dalam kategori
tinggi.
6) Bagi peneliti selanjutnya yang
akan mengadakan penelitian yang
sama, berdasarkan hasil analisis
penelitian

ini

agar:

a)

memperhatikan faktor-faktor lain
yang

mempengaruhi

perilaku

mencontek seperti: usia, konsep
diri, percaya diri, harapan orang
tua, faktor guru/pengawas, dan
faktor sistem evaluasi yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. b)
menjadikan faktor-faktor yang
tidak diteliti tersebut sebagai
variabel bebas agar penelitian
tentang perilaku mencontek lebih
kaya dan lebih lengkap dalam
memberi

gambaran

pada

DAFTAR PUSTAKA
Alhadza, A. (2004). Masalah
Menyontek (Cheating) di Dunia
Pendidikan.
Artikel.
http://www.asmi.ac.id/berita(ar
tikel).
Diakses
pada
23
November 2012.
Anderman,
E. M.,
Murdock,
T.B.(2007).
Psychology
of
Academic
Cheating.
USA:
Academic Press Inc.
Bjorklund, M. (2000). Academic
Cheating: Frequency, Methods,
and
Causes.
Artikel.
http://www.leeds.ac.uk/educol/
documents/00001364.htm.
Diakses pada 11 Maret 2013.
Brown, B.S., Choong, P. (2003).
Identifying
the
Salient
Dimensions of Student Cheting
and Their Key Determinants in A
Private University. Journal of
Business
and
Economics
Research, 1, (3). 75-84.

Clariana, M., Gotzens, C., Badia, del
M., Cladellas, R. (2012).
Procrastination and Cheating
from Secondary School to
University. Electronic Journal of
Research
in
Educational
Psychology 10. (2). 737-754.
de Bruin, G. P., Rudnick, H. (2007).
Examining the Cheat: the Role
of
Conscientiousness
and
Excitement Seeking in Academic
Dishonesty.
South
African
Journal of Psychology, 37 (1),
153-164.
Eccles, J. 2002. Expectancies, Values,
and Academic Behaviors. San
Francisco: W.H. Freeman and
Company.
Hartanto, D. (2011). Penggunaan
REBT
Untuk
Mereduksi
Perilaku Mencontek Pada
Siswa Sekolah Menengah.
http://
Jurnal
E-Book.
ebookbrowse.com/06-dodyrebt-untuk-academiccheating-pdf-d237723875.
Diakses pada 16 November
2012.
Lambert, E. G., N. L. Hogan, and S.
M. Barton. (2003). Collegiate
Academic
Dishonesty
Revisited: What Have They
Done, How Often Have They
Done It, Who Does It, and
Why They Do It? Electronic
Journal of Sociology 74.
http://www.sociology.org/co
ntent/vol7.4/lambert_etal.

html. Diakses
Februari 2013.

pada

23

Lin, C. H. S; Wen, L. Y. M. (2007).
Academic Dishonesty in
higher
Education-a
Nationwide Study in Taiwan.
Original Paper. High Educ 54
(1).85-97.
Nainggolan,
K.
(2008).
Self
Confidence dan Ekspektasi
Sukses-Siswa
Akuntansi,
Studi menurut Gender. Jurnal
Mandiri. 3, (1) 118-131.
Redmond, B. F. (2012). Expectancy
Theory Overview. Last edited
http://
Hite,
Z.
A.
wikispaces.psu.edu/display/P
SYCH484/4+Expectancy+The
ory.
Diakses pada 23
Februari 2013.
Roig, M., Caso, M. (2005). Lying and
Cheating: Fraudulent Excuse
Making,
Cheating,
and
Plagiarism. The Journal of
Psychology, 139,(6). 485.
Schraw, G., Wadkins, T., Olafson, L.
(2007). Doing the Things We
Do: A Grounded Theory of
Academic
Procrastination.
Journal
of
Educational
Psychology, 99, (1), 12-25.
Sieman, A. M., (2009). Motivational
Predictors
of
Academic
Cheating Among First-Year
College Students: Goals,
Expectations, and Costs.
Desertasi.
(Tidak
Diterbitkan). Raleigh, North

Sirin,

Carolina: Higher Education
Administration.

Indonesian
Psychological
Journal. 22, (4), 352-374.

E. F. (2011). Academic
Procrastination
Among
Undergraduates Attending
School of Physical Education
and Sports: Role of General
Procrastination,
Academic
Motivation and Academic
Self-Efficacy.
Educational
Research and Reviews, 6 (5),
447-455.

Vinski, E. J., Tryon, G. S. (2009).
Study
of
a
Cognitive
Dissonance Intervention to
Address
High
School
Students’ Cheating Attitudes
and Behaviour. Journal.
Ethics & Behaviour, 19 (3),
218-226.

Strom, P.S., Strom, R.D. (2007).
Cheating in Middle School
and High School. Essay. The
Educational Forum. 71 (2),
104-116..
Surijah, E. A., Tjundjing, S. (2007).
Siswa
Versus
Tugas:
Prokrastinasi Akademik dan
Conscientiousness. Anima,

Yong, F.L. (2010). A Study on the
Self-Efficacy and Expectancy
for
Success
of
PreUniversity
Student.
European Journal of Social
Sciences. 13. (4) 514-524.
.