HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dengan Perilaku Menyontek Pada Siswa SMP.
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
DWI HARI ADI SUMARMO
F 100 080 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
DWI HARI ADI SUMARMO
F 100 080 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Dwi Hari Adi Sumarmo
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa.
Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan
tes atau ujian. Salah satu penyebab terjadinya perilaku menyontek pada pelajar adalah
karena prokrastinasi di bidang akademik. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek
pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan
positif antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek pada siswa SMP”.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku
menyontek dan prokrastinasi akademik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMP N 11 Surakarta kelas VII - IX dengan jumlah 580 siswa dengan rincian 272
siswa laki-laki dan 308 siswi perempuan. Peneliti mengambil sampel dari dua kelas
yaitu kelas VIII-A dan kelas VIII-E di SMP Negeri 11 Surakarta. Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu skala. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi product moment.
Berdasarkan hasil pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1.) Ada hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi akademik
dengan perilaku menyontek pada siswa SMP. 2.) Tingkat perilaku menyontek
tergolong sedang. 3.) Tingkat prokrastinasi akademik pada siswa yang tergolong
sedang 4.) Sumbangan efektif prokrastinasi akademik terhadap perilaku menyontek
pada siswa sebesar 0,184 atau 18,4%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel
lain yang mempengaruhi perilaku menyontek sebesar 81,6%.
Kata kunci : Prokrastinasi Akademik dan Perilaku Menyontek
vi
CORRELATION BETWEEN ACADEMIC PROCRASTINATION AND
CHEATING BEHAVIOR OF SECONDARY SCHOOL STUDENTS
Dwi Hari Adi Sumarmo
[email protected]
Faculty of Psychology, Muhammadiyah University of Surakarta
Abstract
Word “cheating” may be familiar one for students. “Cheating” problem is
always found in education world and it is always related to test or examination. One
of causes that may induce a cheating behavior is academic procrastination. Purpose of
the research is to know relationship between academic procrastination and cheating
behavior of secondary school students. Hypothesis of the research is “’Positive
correlation is found between academic procrastination and cheating behavior of
secondary school students”
Variables of the research are academic procrastination and cheating behavior.
Population of the research was 7th to 9th students of SMP Negeri 11 Surakarta
amounting to 580 individuals consisting of 272 male and 308 female students.
Sample was taken from two classrooms, namely VIII-A and VIII-E of the secondary
school amounting to 67 students. Data of the research was collected by using
academic procrastination scale and cheating behavior scale. The data was analyzed by
using product moment correlation.
Based on results of discussion, it can be concluded that: 1) a significant positive
correlation was found between academic procrastination and cheating behavior of the
secondary school’s students; 2) the cheating behavior was categorized as moderate
level; 3) effective contribution of academic procrastination on the cheating behavior
of students was 0.184 or 18.4% meaning that the remaining 81.6% were affected by
some other variables on the cheating behavior.
Key words: Academic procrastination and Cheating Behavior
vii
di pendidikan dasar hingga pendidikan
PENGANTAR
Kata menyontek mungkin sudah
tinggi, dari Sekolah Dasar (SD) hingga
tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa.
Strata 3 (S3), terjadi di desa dan kota, di
Masalah menyontek selalu terjadi dalam
sekolah maju dan sekolah abal-abal, serta di
dunia pendidikan dan selalu terkait dengan
Indonesia dan di banyak negara lain
tes atau ujian. Ujian diadakan untuk
(Hartanto, 2012).
mengetahui hasil dari kegiatan belajar
Menurut Brait (dalam Hartanto,
mengajar selama satu semester atau satu
2012), perilaku yang paling sering dijumpai
tahun
dalam
ajaran.
Selain
itu
juga
untuk
mencontek
adalah
meminta
mengetahui tingkat pemahaman peserta
informasi atau jawaban dari orang atau
didik
telah
teman lain memberikan ijin kepada orang
pemahaman
lain untuk menyalin pekerjaan, menyalin
akan
diberikan.
seorang
materi-materi
Semakin
peserta
baik
didik
yang
maka
akan
tugas orang lain (plagiarizing). Bentuk
menunjukkan hasil ujian yang optimal juga.
menyontek dengan menggunakan bantuan
Setiap orang pasti ingin mendapat nilai
teknologi dalam penelitian yang dilakukan
yang baik dalam ujian, dan sudah tentu
oleh McCabe (2001 dalam Hartono, 2012)
berbagai macam cara dilakukan untuk
yang menyatakan bahwa 74 persen siswa
mencapai tujuan itu.
pernah menggunakan dan memanfaatkan
Menyontek biasanya mengacu pada
teknologi
untuk
menyontek.
Siswa
pelanggaran aturan di sekolah atau kampus
menyontek didorong oleh keinginan untuk
yang
dilakukan
keuntungan
pada
untuk
mendapatkan
mendapatkan nilai yang baik. Mereka
situasi
yang
berpikir bahwa dengan mendapatkan nilai
penuh
persaingan. Ketidakjujuran akademis terjadi
1
yang baik, mereka akan mendapatkan masa
dan menimbulkan perasaaan tidak nyaman
depan yang lebih baik.
secara subjektif.
Berbagai
literatur
menyebutkan
Ferrari, Johnson & McCown (1995)
terdapat berbagai gejala atau indikator
memaparkan
perilaku menyontek. Gejala yang paling
mempengaruhi
sering ditemui pada siswa yang menyontek
antara lain, pertama faktor internal yaitu
adalah
faktor dalam diri individu yang turut
procrastination
menunda-nunda
tugas
(kebiasaan
penting).
Istilah
membentuk
beberapa
faktor
prokrastinasi
perilaku
yang
akademik
prokrastinasi
prokastinasi pertama kali digunakan oleh
akademik. Faktor internal ini meliputi;
Brown
faktor
dan
Holtzman
dalam
manual
fisik
seperti
kondisi
fisiologis
surveys of study habits and attitude pada
seseorang misalnya kelelahan dan faktor
tahun 1967 (Naili, Frida & Imam, 2010).
psikologis seseorang yang meliputi tipe
Istilah
untuk
kepribadian, motivasi dan persepsi baik
kecenderungan
ataupun buruk terhadap suatu objek. Kedua
prokrastinasi
menggambarkan
digunakan
suatu
menunda-nunda penyelesaian tugas atau
faktor
pekerjaan
gagal
lingkungan baik lingkungan rumah maupun
menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat
lingkungan sekolah, kondisi lingkungan di
pada waktunya (Wie, 2008). Solomon dan
sekolah berkaitan dengan persepsi siswa
Rothblum (dalam Ferrari, Johnson &
terhadap kemampuan guru dalam proses
McCown
belajar mengajar (kompetensi pedagogik),
sehingga
1995)
seseorang
mendefinisikan
eksternal,
meliputi;
kondisi
prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang
banyaknya
sengaja dilakukan pada tugas penting,
penyelesaian pada waktu yang hampir
dilakukan berulang-ulang secara sengaja
bersamaan, pengasuhan otoriter ayah.
2
tugas
yang
menuntut
Adapun tujuan utama penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah untuk mengetahui hubungan antara
Berdasarkan hasil analisis product
prokrastinasi akademik dengan perilaku
moment dari Pearson dalam uji hipotesis
menyontek pada siswa SMP. Sedangkan
yang dihitung menggunakan program SPSS
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
di peroleh nilai r= 0,429 ; p= 0,000 ( p <
adalah
antara
0,01 ). Hasil ini menunjukkan hipotesis
prokrastinasi akademik dengan perilaku
penelitian yang berbunyi “Ada hubungan
menyontek
positif
ada
hubungan
positif
yang
sangat
signifikan
antara
prokrastinasi akademik dengan perilaku
menyontek”. Hal ini berarti hipotesis yang
METODE
Metode penelitian
menggunakan
diajukan dalam penelitian yaitu : ada
metode kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
hubungan
siswa SMP Negeri 11 Surakarta kelas VIII
akademik dengan perilaku menyontek dapat
dengan mengambil sampel dua kelas dari
di terima. Hal ini berarti semakin tinggi
kelas VIII yaitu kelas VIII-A dan VIII-E
prokrastinasi
dengan
Metode
tinggi pula perilaku menyontek. Dengan
pengumpulan data menggunakan skala
demikian masih ada 81,6 % faktor yang
prokrastinasi akademik dan skala perilaku
dapat mempengaruhi perilaku menyontek.
menyontek. Metode analisis data yang
Seperti yang di ungkapkan Hartanto (2012)
digunakan adalah korelasi product moment.
mengemukakan bahwa ada faktor lain yang
jumlah
67
siswa.
positif
antara
akademik
prokrastinasi
maka
semakin
mempengaruhi perilaku menyontek yaitu:
self-efficacy (keyakinan diri), kecemasan
3
yang berlebihan, motivasi belajar yang
memiliki tingkat perilaku menyontek yang
rendah dan keinginan akan nilai tinggi.
sedang meskipun ada juga yang sangat
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa
tinggi, tinggi maupun rendah.
tingkat kategorisasi prokrastinasi akademik
Berdasarkan hasil analisis data,
di atas, dapat diketahui bahwa yang
diperoleh hasil sumbangan prokrastinasi
memiliki kategori sangat tinggi berjumlah 5
akademik terhadap perilaku menyontek
subjek dengan prosentase 7,4%, kategori
melalui R2 ( koefisien determinasi ) sebesar
tinggi
dengan
0,184 atau 18,4 %. Artinya, masih ada 81,6
prosentase 18%, kategori sedang berjumlah
% dari variabel lain yang mempengaruhi
47 subjek dengan prosentase 70,1%, dan
perilaku menyontek, misalnya self-efficacy
kategori rendah berjumlah 3 subjek dengan
(keyakinan
prosentase 4,5%.
berlebihan, motivasi belajar yang rendah
berjumlah
Penelitian
tingkat
12
ini
Berdasarkan
subjek
diperoleh
tabel
bahwa
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
berjumlah 15 subjek dengan prosentase
pembahasan dalam penelitian ini, maka
22,3%, kategori tinggi berjumlah 16 subjek
dapat diambil kesimpulan bahwa:
dengan prosentase 23,9%, kategori sedang
1.
berjumlah 34 subjek dengan prosentase
Hal
Ada hubungan positif yang signifikan
antara prokrastinasi akademik dengan
50,8%, kategori rendah berjumlah 2 subjek
3%.
yang
kategorisasi
bahwa yang memiliki kategori sangat tinggi
prosentase
kecemasan
dan keinginan akan nilai tinggi.
perilaku menyontek di atas, dapat diketahui
dengan
diri),
perilaku menyontek. Semakin tinggi
ini
prokrastinasi akademik maka semakin
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
4
1. Bagi Siswa
tinggi pula perilaku menyontek begitu
pula
2.
3.
4.
sebaliknya
semakin
Bagi siswa-siswi SMP N 11
rendah
prokrastinasi akademik maka semakin
Surakarta,
rendah pula perilaku menyontek.
bahkan
Tingkat prokrastinasi akademik pada
menyontek
subyek penelitian tergolong sedang.
adalah dengan jalan memaksimalkan
Tingkat
kompetensi
perilaku
menyontek
pada
hendaknya
mengurangi
menghilangkan
tersebut.
diri
Salah
dengan
perilaku
satunya
banyak
subjek penelitian tergolong sedang
membaca, diskusi dengan teman, guru,
Hasil
prokrastinasi
dan les tambahan. Selain itu, siswa-
akademik terhadap perilaku menyontek
siswi hendaknya memanfaatkan media
melalui r2 ( koefisien determinasi )
belajar yang tersedia dengan maksimal
sebesar 0,184 atau 18,4 %. Artinya,
seperti:
masih ada 81,6 % dari variabel lain
laboratorium, dan fasilitas lain.
yang
sumbangan
mempengaruhi
menyontek,
misalnya
(keyakinan
diri),
berlebihan,
motivasi
perilaku
belajar
internet,
2. Bagi Guru
Sebagai
self-efficacy
kecemasan
perpustakaan,
individu
yang
yang
bersinggungan lansung dengan siswa,
yang
peranan guru selain harus meningkatkan
rendah dan keinginan akan nilai tinggi.
kompetensi dalam proses belajar dan
mengajar juga harus berperan sebagai
motivator yang mampu meningkatkan
Saran
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
kepercayaan diri, sehingga perilaku
berguna bagi semua pihak terutama bagi:
menyontek siswa dapat diminimalisir.
Selain itu, secara tekhnis guru juga
5
harus lebih kreatif dalam menjalankan
mental dan moral siswanya, dan lebih
perannya untuk menghilangkan potensi-
memahami
potensi yang mengarah pada perilaku
agar
menyontek, semisal dengan: rolling
kewajibannya dengan optimal.
pengawas dengan guru lain ketika ujian,
mengadakan
mengadakan
ulangan
ujian
mendadak,
lesan,
mengatur
tempat duduk siswa.
3. Bagi Pihak Sekolah
Sebagai
lembaga
yang
berhubungan langsung dengan siswa,
hendaknya pihak sekolah melakukan
langkah preventif untuk menanggulangi
perilaku menyontek siswanya. Langkah
tersebut
bisa
menyediakan
memadai,
dilakukan
media
lingkungan
dengan
belajar
yang
belajar
yang
kondusif dan kreatif, jujur, serta dengan
senantiasa memaksimalkan peran guru
BK.
Selain
itu,
pihak
sekolah
hendaknya juga menjalin kerjasama
dengan
orang
memperhatikan
tua
aspek
siswa
guna
pembinaan
6
dinamika
siswa
dapat
psikologisnya,
menjalankan
DAFTAR PUSTAKA
Ary Ginanjar, A., 2005. Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritural ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) The ESQ Way
165. Jakarta: Penerbit Arga.
Davis, James (2002). The rowman &
littlefield guide to writting with
sources. Thirs Edition. Rowman
AND Littlefield Publisher, Inc
Davis, James (2002). The rowman &
littlefield guide to writting with
sources. Thirs Edition. Rowman
AND Littlefield Publisher, Inc
Ary Ginanjar, A., 2005. Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritural ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) The ESQ Way
165. Jakarta: Penerbit Arga.
Djamarah, S.B (2002). Bahasa Sukses
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Charlebois, K.J (2007). Doing tomorrow
what could be done today: an
investigation
of
academic
procrastination. Diambil dari
www.proquest.com (on-line). Pada
tanggal 15 Mei 2015
Djamarah, S.B (2002). Bahasa Sukses
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Charlebois, K.J (2007). Doing tomorrow
what could be done today: an
investigation
of
academic
procrastination.
Diambil
dari
www.proquest.com (on-line). Pada
tanggal 15 Mei 2015
Cizek (2003). Preventing, detecting, and
addressing academic dishonesty.
Handbook
of
Teaching
of
Psychology
Ferrari
J.R.,”Self Handicapping By
Procrastinator:
Academic
Procrastination”
http://www.carleton
.cartpychyl/interner.html, diakses
28 Mei 2009
Ferrari
J.R.,”Self Handicapping By
Procrastinator:
Academic
Procrastination
”
http://www.carleton
.cartpychyl/interner.html, diakses
28 Mei 2009
Ghufron, M. N., & Risnawita S. R. (2012).
Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Arruzz Media.
Cizek (2003). Preventing, detecting, and
addressing academic dishonesty.
Handbook
of
Teaching
of
Psychology
Ghufron, M. N., & Risnawita S. R. (2012).
Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Arruzz Media.
7
Gufron (2003). Hubungan Prokrastinasi
dan Kontrol Diri. Diambil dari
http://w DAFTAR PUSTAKA
dari Persepsi Terhadap Intensitas
Kompetisi dalam Kelas dan
Kebutuhan
Berprestasi.
PSIKODIMENSIA, Kajian Ilmiah
Psikologi. September – Desember.
Vol 3. No 1. ISSN 1441- 6073. hal
10 -16. Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata.
Gufron (2003). Hubungan Prokrastinasi dan
Kontrol Diri. Diambil dari
http://www.damandiri.or.id/file/mn
urgufronugmbab1.pdf.
Tanggal
akses 20 Mei 2015.
Haryono, W., Hardjanta, G., dan Eriyani, P.
2001. Perilaku Menyontek Ditinjau
dari Persepsi Terhadap Intensitas
Kompetisi dalam Kelas dan
Kebutuhan
Berprestasi.
PSIKODIMENSIA, Kajian Ilmiah
Psikologi. September – Desember.
Vol 3. No 1. ISSN 1441- 6073. hal
10 -16. Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata.
Hamptom, Amber, E, 2005, “Locus of
Control and Procrastination”,
www.capital.edu.com, diakses 23
oktober 2009
Hamptom, Amber, E, 2005, “Locus of
Control and Procrastination”,
www.capital.edu.com, diakses 23
oktober 2009
Hanna, R., 2012. Budaya Menyontek di
Kalangan Pelajar. Jakarta: MIS
Alkhairaat Mogolaing.
Hendricks, B (2004) Academic Dishonesty:
A Study in The Magnitude of and
Justification
for
Academic
Dishonesty
among
College
Undergraduate
and
Graduate
Students. Journal of College
Student Development. 35 (March),
212-260
Hanna, R., 2012. Budaya Menyontek di
Kalangan Pelajar. Jakarta: MIS
Alkhairaat Mogolaing.
Hartanto, D., 2012. Bimbingan dan
Konseling:
Menyontek:
mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks
Jakarta.
Hendricks, B (2004) Academic Dishonesty:
A Study in The Magnitude of and
Justification
for
Academic
Dishonesty
among
College
Undergraduate
and
Graduate
Students. Journal of College
Student Development. 35 (March),
212-260
Hartanto, D., 2012. Bimbingan dan
Konseling:
Menyontek:
mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks
Jakarta.
Kartadinata, I, & Sia, T, “Prokrastinasi
Akademik
dan
Manajemen
Waktu”,
Anima,
Indonesian
Haryono, W., Hardjanta, G., dan Eriyani, P.
2001. Perilaku Menyontek Ditinjau
8
Sia
Psycholoical Journal, 23 (2), 2008,
Hal.115
Kartadinata, I, & Sia, T, “Prokrastinasi
Akademik
dan
Manajemen
Waktu”,
Anima,
Indonesian
Psycholoical Journal, 23 (2), 2008,
Hal.115
Solomon, L.J & Rothblum, E.D (1984).
Akademic
procrastination:
Frequency
and
cognitivebehavioral correlates. Journal of
Counseling Psychology. Vol 31
No.4
Lari, S.M.M., 2001. Etika & Pertumbuhan
Speritual. Jakarta: PT Lentera
Basritama.
Solomon, L.J & Rothblum, E.D (1984).
Akademic
procrastination:
Frequency
and
cognitivebehavioral correlates. Journal of
Counseling Psychology. Vol 31
No.4
Lari, S.M.M., 2001. Etika & Pertumbuhan
Speritual. Jakarta: PT Lentera
Basritama.
M.N.Ghufron, “Hubungan Control Diri dan
Persepsi
Remaja
Terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua
Dengan Prokrastinasi Akademik”,
www.mitrapedulicenter.multiply.c
om, diakses 23 April 2009
Surijah, E. A., & Tjunjing, S. (2007).
Mahasiswa
versus
tugas:
Prokrastinasi
akademik
dan
conscientiousness.
Anima,
Indonesian Psychological Journal,
22 (4), 352-374.
M.N.Ghufron, “Hubungan Control Diri dan
Persepsi
Remaja
Terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua
Dengan Prokrastinasi Akademik”,
www.mitrapedulicenter.multiply.c
om, diakses 23 April 2009
Surijah, E. A., & Tjunjing, S. (2007).
Mahasiswa
versus
tugas:
Prokrastinasi
akademik
dan
conscientiousness.
Anima,
Indonesian Psychological Journal,
22 (4), 352-374.
Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja.
Jakarta: CV. Rajawali.
Westphal (2004). Plagiarism. Dikutip pada
http://leo.stcloudstate.edu/research/
plagiarism.html. Tanggal akses 23
Agustus
2013ww.damandiri.or.id/file/mnur
gufronugmbab1.pdf. Tanggal akses
20 Mei 2015.
Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja.
Jakarta: CV. Rajawali.
Sia
Tjundjing,”Apakah
Penundaan
Menurunkan Prestasi?”, Anima,
Indonesia Pscchological Journal,
Vol.22, No.1, 2006, Hal.20
Tjundjing,”Apakah
Penundaan
Menurunkan Prestasi?”, Anima,
Indonesia Pscchological Journal,
Vol.22, No.1, 2006, Hal.20
Westphal (2004). Plagiarism. Dikutip pada
http://leo.stcloudstate.edu/research/
9
plagiarism.html. Tanggal akses 23
Agustus 2013
10
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
DWI HARI ADI SUMARMO
F 100 080 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
DWI HARI ADI SUMARMO
F 100 080 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN
PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMP
Dwi Hari Adi Sumarmo
[email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa.
Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan
tes atau ujian. Salah satu penyebab terjadinya perilaku menyontek pada pelajar adalah
karena prokrastinasi di bidang akademik. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek
pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan
positif antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek pada siswa SMP”.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku
menyontek dan prokrastinasi akademik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMP N 11 Surakarta kelas VII - IX dengan jumlah 580 siswa dengan rincian 272
siswa laki-laki dan 308 siswi perempuan. Peneliti mengambil sampel dari dua kelas
yaitu kelas VIII-A dan kelas VIII-E di SMP Negeri 11 Surakarta. Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu skala. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi product moment.
Berdasarkan hasil pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1.) Ada hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi akademik
dengan perilaku menyontek pada siswa SMP. 2.) Tingkat perilaku menyontek
tergolong sedang. 3.) Tingkat prokrastinasi akademik pada siswa yang tergolong
sedang 4.) Sumbangan efektif prokrastinasi akademik terhadap perilaku menyontek
pada siswa sebesar 0,184 atau 18,4%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel
lain yang mempengaruhi perilaku menyontek sebesar 81,6%.
Kata kunci : Prokrastinasi Akademik dan Perilaku Menyontek
vi
CORRELATION BETWEEN ACADEMIC PROCRASTINATION AND
CHEATING BEHAVIOR OF SECONDARY SCHOOL STUDENTS
Dwi Hari Adi Sumarmo
[email protected]
Faculty of Psychology, Muhammadiyah University of Surakarta
Abstract
Word “cheating” may be familiar one for students. “Cheating” problem is
always found in education world and it is always related to test or examination. One
of causes that may induce a cheating behavior is academic procrastination. Purpose of
the research is to know relationship between academic procrastination and cheating
behavior of secondary school students. Hypothesis of the research is “’Positive
correlation is found between academic procrastination and cheating behavior of
secondary school students”
Variables of the research are academic procrastination and cheating behavior.
Population of the research was 7th to 9th students of SMP Negeri 11 Surakarta
amounting to 580 individuals consisting of 272 male and 308 female students.
Sample was taken from two classrooms, namely VIII-A and VIII-E of the secondary
school amounting to 67 students. Data of the research was collected by using
academic procrastination scale and cheating behavior scale. The data was analyzed by
using product moment correlation.
Based on results of discussion, it can be concluded that: 1) a significant positive
correlation was found between academic procrastination and cheating behavior of the
secondary school’s students; 2) the cheating behavior was categorized as moderate
level; 3) effective contribution of academic procrastination on the cheating behavior
of students was 0.184 or 18.4% meaning that the remaining 81.6% were affected by
some other variables on the cheating behavior.
Key words: Academic procrastination and Cheating Behavior
vii
di pendidikan dasar hingga pendidikan
PENGANTAR
Kata menyontek mungkin sudah
tinggi, dari Sekolah Dasar (SD) hingga
tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa.
Strata 3 (S3), terjadi di desa dan kota, di
Masalah menyontek selalu terjadi dalam
sekolah maju dan sekolah abal-abal, serta di
dunia pendidikan dan selalu terkait dengan
Indonesia dan di banyak negara lain
tes atau ujian. Ujian diadakan untuk
(Hartanto, 2012).
mengetahui hasil dari kegiatan belajar
Menurut Brait (dalam Hartanto,
mengajar selama satu semester atau satu
2012), perilaku yang paling sering dijumpai
tahun
dalam
ajaran.
Selain
itu
juga
untuk
mencontek
adalah
meminta
mengetahui tingkat pemahaman peserta
informasi atau jawaban dari orang atau
didik
telah
teman lain memberikan ijin kepada orang
pemahaman
lain untuk menyalin pekerjaan, menyalin
akan
diberikan.
seorang
materi-materi
Semakin
peserta
baik
didik
yang
maka
akan
tugas orang lain (plagiarizing). Bentuk
menunjukkan hasil ujian yang optimal juga.
menyontek dengan menggunakan bantuan
Setiap orang pasti ingin mendapat nilai
teknologi dalam penelitian yang dilakukan
yang baik dalam ujian, dan sudah tentu
oleh McCabe (2001 dalam Hartono, 2012)
berbagai macam cara dilakukan untuk
yang menyatakan bahwa 74 persen siswa
mencapai tujuan itu.
pernah menggunakan dan memanfaatkan
Menyontek biasanya mengacu pada
teknologi
untuk
menyontek.
Siswa
pelanggaran aturan di sekolah atau kampus
menyontek didorong oleh keinginan untuk
yang
dilakukan
keuntungan
pada
untuk
mendapatkan
mendapatkan nilai yang baik. Mereka
situasi
yang
berpikir bahwa dengan mendapatkan nilai
penuh
persaingan. Ketidakjujuran akademis terjadi
1
yang baik, mereka akan mendapatkan masa
dan menimbulkan perasaaan tidak nyaman
depan yang lebih baik.
secara subjektif.
Berbagai
literatur
menyebutkan
Ferrari, Johnson & McCown (1995)
terdapat berbagai gejala atau indikator
memaparkan
perilaku menyontek. Gejala yang paling
mempengaruhi
sering ditemui pada siswa yang menyontek
antara lain, pertama faktor internal yaitu
adalah
faktor dalam diri individu yang turut
procrastination
menunda-nunda
tugas
(kebiasaan
penting).
Istilah
membentuk
beberapa
faktor
prokrastinasi
perilaku
yang
akademik
prokrastinasi
prokastinasi pertama kali digunakan oleh
akademik. Faktor internal ini meliputi;
Brown
faktor
dan
Holtzman
dalam
manual
fisik
seperti
kondisi
fisiologis
surveys of study habits and attitude pada
seseorang misalnya kelelahan dan faktor
tahun 1967 (Naili, Frida & Imam, 2010).
psikologis seseorang yang meliputi tipe
Istilah
untuk
kepribadian, motivasi dan persepsi baik
kecenderungan
ataupun buruk terhadap suatu objek. Kedua
prokrastinasi
menggambarkan
digunakan
suatu
menunda-nunda penyelesaian tugas atau
faktor
pekerjaan
gagal
lingkungan baik lingkungan rumah maupun
menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat
lingkungan sekolah, kondisi lingkungan di
pada waktunya (Wie, 2008). Solomon dan
sekolah berkaitan dengan persepsi siswa
Rothblum (dalam Ferrari, Johnson &
terhadap kemampuan guru dalam proses
McCown
belajar mengajar (kompetensi pedagogik),
sehingga
1995)
seseorang
mendefinisikan
eksternal,
meliputi;
kondisi
prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang
banyaknya
sengaja dilakukan pada tugas penting,
penyelesaian pada waktu yang hampir
dilakukan berulang-ulang secara sengaja
bersamaan, pengasuhan otoriter ayah.
2
tugas
yang
menuntut
Adapun tujuan utama penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah untuk mengetahui hubungan antara
Berdasarkan hasil analisis product
prokrastinasi akademik dengan perilaku
moment dari Pearson dalam uji hipotesis
menyontek pada siswa SMP. Sedangkan
yang dihitung menggunakan program SPSS
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
di peroleh nilai r= 0,429 ; p= 0,000 ( p <
adalah
antara
0,01 ). Hasil ini menunjukkan hipotesis
prokrastinasi akademik dengan perilaku
penelitian yang berbunyi “Ada hubungan
menyontek
positif
ada
hubungan
positif
yang
sangat
signifikan
antara
prokrastinasi akademik dengan perilaku
menyontek”. Hal ini berarti hipotesis yang
METODE
Metode penelitian
menggunakan
diajukan dalam penelitian yaitu : ada
metode kuantitatif. Subjek penelitian yaitu
hubungan
siswa SMP Negeri 11 Surakarta kelas VIII
akademik dengan perilaku menyontek dapat
dengan mengambil sampel dua kelas dari
di terima. Hal ini berarti semakin tinggi
kelas VIII yaitu kelas VIII-A dan VIII-E
prokrastinasi
dengan
Metode
tinggi pula perilaku menyontek. Dengan
pengumpulan data menggunakan skala
demikian masih ada 81,6 % faktor yang
prokrastinasi akademik dan skala perilaku
dapat mempengaruhi perilaku menyontek.
menyontek. Metode analisis data yang
Seperti yang di ungkapkan Hartanto (2012)
digunakan adalah korelasi product moment.
mengemukakan bahwa ada faktor lain yang
jumlah
67
siswa.
positif
antara
akademik
prokrastinasi
maka
semakin
mempengaruhi perilaku menyontek yaitu:
self-efficacy (keyakinan diri), kecemasan
3
yang berlebihan, motivasi belajar yang
memiliki tingkat perilaku menyontek yang
rendah dan keinginan akan nilai tinggi.
sedang meskipun ada juga yang sangat
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa
tinggi, tinggi maupun rendah.
tingkat kategorisasi prokrastinasi akademik
Berdasarkan hasil analisis data,
di atas, dapat diketahui bahwa yang
diperoleh hasil sumbangan prokrastinasi
memiliki kategori sangat tinggi berjumlah 5
akademik terhadap perilaku menyontek
subjek dengan prosentase 7,4%, kategori
melalui R2 ( koefisien determinasi ) sebesar
tinggi
dengan
0,184 atau 18,4 %. Artinya, masih ada 81,6
prosentase 18%, kategori sedang berjumlah
% dari variabel lain yang mempengaruhi
47 subjek dengan prosentase 70,1%, dan
perilaku menyontek, misalnya self-efficacy
kategori rendah berjumlah 3 subjek dengan
(keyakinan
prosentase 4,5%.
berlebihan, motivasi belajar yang rendah
berjumlah
Penelitian
tingkat
12
ini
Berdasarkan
subjek
diperoleh
tabel
bahwa
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
berjumlah 15 subjek dengan prosentase
pembahasan dalam penelitian ini, maka
22,3%, kategori tinggi berjumlah 16 subjek
dapat diambil kesimpulan bahwa:
dengan prosentase 23,9%, kategori sedang
1.
berjumlah 34 subjek dengan prosentase
Hal
Ada hubungan positif yang signifikan
antara prokrastinasi akademik dengan
50,8%, kategori rendah berjumlah 2 subjek
3%.
yang
kategorisasi
bahwa yang memiliki kategori sangat tinggi
prosentase
kecemasan
dan keinginan akan nilai tinggi.
perilaku menyontek di atas, dapat diketahui
dengan
diri),
perilaku menyontek. Semakin tinggi
ini
prokrastinasi akademik maka semakin
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
4
1. Bagi Siswa
tinggi pula perilaku menyontek begitu
pula
2.
3.
4.
sebaliknya
semakin
Bagi siswa-siswi SMP N 11
rendah
prokrastinasi akademik maka semakin
Surakarta,
rendah pula perilaku menyontek.
bahkan
Tingkat prokrastinasi akademik pada
menyontek
subyek penelitian tergolong sedang.
adalah dengan jalan memaksimalkan
Tingkat
kompetensi
perilaku
menyontek
pada
hendaknya
mengurangi
menghilangkan
tersebut.
diri
Salah
dengan
perilaku
satunya
banyak
subjek penelitian tergolong sedang
membaca, diskusi dengan teman, guru,
Hasil
prokrastinasi
dan les tambahan. Selain itu, siswa-
akademik terhadap perilaku menyontek
siswi hendaknya memanfaatkan media
melalui r2 ( koefisien determinasi )
belajar yang tersedia dengan maksimal
sebesar 0,184 atau 18,4 %. Artinya,
seperti:
masih ada 81,6 % dari variabel lain
laboratorium, dan fasilitas lain.
yang
sumbangan
mempengaruhi
menyontek,
misalnya
(keyakinan
diri),
berlebihan,
motivasi
perilaku
belajar
internet,
2. Bagi Guru
Sebagai
self-efficacy
kecemasan
perpustakaan,
individu
yang
yang
bersinggungan lansung dengan siswa,
yang
peranan guru selain harus meningkatkan
rendah dan keinginan akan nilai tinggi.
kompetensi dalam proses belajar dan
mengajar juga harus berperan sebagai
motivator yang mampu meningkatkan
Saran
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
kepercayaan diri, sehingga perilaku
berguna bagi semua pihak terutama bagi:
menyontek siswa dapat diminimalisir.
Selain itu, secara tekhnis guru juga
5
harus lebih kreatif dalam menjalankan
mental dan moral siswanya, dan lebih
perannya untuk menghilangkan potensi-
memahami
potensi yang mengarah pada perilaku
agar
menyontek, semisal dengan: rolling
kewajibannya dengan optimal.
pengawas dengan guru lain ketika ujian,
mengadakan
mengadakan
ulangan
ujian
mendadak,
lesan,
mengatur
tempat duduk siswa.
3. Bagi Pihak Sekolah
Sebagai
lembaga
yang
berhubungan langsung dengan siswa,
hendaknya pihak sekolah melakukan
langkah preventif untuk menanggulangi
perilaku menyontek siswanya. Langkah
tersebut
bisa
menyediakan
memadai,
dilakukan
media
lingkungan
dengan
belajar
yang
belajar
yang
kondusif dan kreatif, jujur, serta dengan
senantiasa memaksimalkan peran guru
BK.
Selain
itu,
pihak
sekolah
hendaknya juga menjalin kerjasama
dengan
orang
memperhatikan
tua
aspek
siswa
guna
pembinaan
6
dinamika
siswa
dapat
psikologisnya,
menjalankan
DAFTAR PUSTAKA
Ary Ginanjar, A., 2005. Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritural ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) The ESQ Way
165. Jakarta: Penerbit Arga.
Davis, James (2002). The rowman &
littlefield guide to writting with
sources. Thirs Edition. Rowman
AND Littlefield Publisher, Inc
Davis, James (2002). The rowman &
littlefield guide to writting with
sources. Thirs Edition. Rowman
AND Littlefield Publisher, Inc
Ary Ginanjar, A., 2005. Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritural ESQ (Emotional
Spiritual Quotient) The ESQ Way
165. Jakarta: Penerbit Arga.
Djamarah, S.B (2002). Bahasa Sukses
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Charlebois, K.J (2007). Doing tomorrow
what could be done today: an
investigation
of
academic
procrastination. Diambil dari
www.proquest.com (on-line). Pada
tanggal 15 Mei 2015
Djamarah, S.B (2002). Bahasa Sukses
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Charlebois, K.J (2007). Doing tomorrow
what could be done today: an
investigation
of
academic
procrastination.
Diambil
dari
www.proquest.com (on-line). Pada
tanggal 15 Mei 2015
Cizek (2003). Preventing, detecting, and
addressing academic dishonesty.
Handbook
of
Teaching
of
Psychology
Ferrari
J.R.,”Self Handicapping By
Procrastinator:
Academic
Procrastination”
http://www.carleton
.cartpychyl/interner.html, diakses
28 Mei 2009
Ferrari
J.R.,”Self Handicapping By
Procrastinator:
Academic
Procrastination
”
http://www.carleton
.cartpychyl/interner.html, diakses
28 Mei 2009
Ghufron, M. N., & Risnawita S. R. (2012).
Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Arruzz Media.
Cizek (2003). Preventing, detecting, and
addressing academic dishonesty.
Handbook
of
Teaching
of
Psychology
Ghufron, M. N., & Risnawita S. R. (2012).
Teori-teori psikologi. Yogyakarta:
Arruzz Media.
7
Gufron (2003). Hubungan Prokrastinasi
dan Kontrol Diri. Diambil dari
http://w DAFTAR PUSTAKA
dari Persepsi Terhadap Intensitas
Kompetisi dalam Kelas dan
Kebutuhan
Berprestasi.
PSIKODIMENSIA, Kajian Ilmiah
Psikologi. September – Desember.
Vol 3. No 1. ISSN 1441- 6073. hal
10 -16. Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata.
Gufron (2003). Hubungan Prokrastinasi dan
Kontrol Diri. Diambil dari
http://www.damandiri.or.id/file/mn
urgufronugmbab1.pdf.
Tanggal
akses 20 Mei 2015.
Haryono, W., Hardjanta, G., dan Eriyani, P.
2001. Perilaku Menyontek Ditinjau
dari Persepsi Terhadap Intensitas
Kompetisi dalam Kelas dan
Kebutuhan
Berprestasi.
PSIKODIMENSIA, Kajian Ilmiah
Psikologi. September – Desember.
Vol 3. No 1. ISSN 1441- 6073. hal
10 -16. Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata.
Hamptom, Amber, E, 2005, “Locus of
Control and Procrastination”,
www.capital.edu.com, diakses 23
oktober 2009
Hamptom, Amber, E, 2005, “Locus of
Control and Procrastination”,
www.capital.edu.com, diakses 23
oktober 2009
Hanna, R., 2012. Budaya Menyontek di
Kalangan Pelajar. Jakarta: MIS
Alkhairaat Mogolaing.
Hendricks, B (2004) Academic Dishonesty:
A Study in The Magnitude of and
Justification
for
Academic
Dishonesty
among
College
Undergraduate
and
Graduate
Students. Journal of College
Student Development. 35 (March),
212-260
Hanna, R., 2012. Budaya Menyontek di
Kalangan Pelajar. Jakarta: MIS
Alkhairaat Mogolaing.
Hartanto, D., 2012. Bimbingan dan
Konseling:
Menyontek:
mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks
Jakarta.
Hendricks, B (2004) Academic Dishonesty:
A Study in The Magnitude of and
Justification
for
Academic
Dishonesty
among
College
Undergraduate
and
Graduate
Students. Journal of College
Student Development. 35 (March),
212-260
Hartanto, D., 2012. Bimbingan dan
Konseling:
Menyontek:
mengungkap Akar Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Penerbit Indeks
Jakarta.
Kartadinata, I, & Sia, T, “Prokrastinasi
Akademik
dan
Manajemen
Waktu”,
Anima,
Indonesian
Haryono, W., Hardjanta, G., dan Eriyani, P.
2001. Perilaku Menyontek Ditinjau
8
Sia
Psycholoical Journal, 23 (2), 2008,
Hal.115
Kartadinata, I, & Sia, T, “Prokrastinasi
Akademik
dan
Manajemen
Waktu”,
Anima,
Indonesian
Psycholoical Journal, 23 (2), 2008,
Hal.115
Solomon, L.J & Rothblum, E.D (1984).
Akademic
procrastination:
Frequency
and
cognitivebehavioral correlates. Journal of
Counseling Psychology. Vol 31
No.4
Lari, S.M.M., 2001. Etika & Pertumbuhan
Speritual. Jakarta: PT Lentera
Basritama.
Solomon, L.J & Rothblum, E.D (1984).
Akademic
procrastination:
Frequency
and
cognitivebehavioral correlates. Journal of
Counseling Psychology. Vol 31
No.4
Lari, S.M.M., 2001. Etika & Pertumbuhan
Speritual. Jakarta: PT Lentera
Basritama.
M.N.Ghufron, “Hubungan Control Diri dan
Persepsi
Remaja
Terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua
Dengan Prokrastinasi Akademik”,
www.mitrapedulicenter.multiply.c
om, diakses 23 April 2009
Surijah, E. A., & Tjunjing, S. (2007).
Mahasiswa
versus
tugas:
Prokrastinasi
akademik
dan
conscientiousness.
Anima,
Indonesian Psychological Journal,
22 (4), 352-374.
M.N.Ghufron, “Hubungan Control Diri dan
Persepsi
Remaja
Terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua
Dengan Prokrastinasi Akademik”,
www.mitrapedulicenter.multiply.c
om, diakses 23 April 2009
Surijah, E. A., & Tjunjing, S. (2007).
Mahasiswa
versus
tugas:
Prokrastinasi
akademik
dan
conscientiousness.
Anima,
Indonesian Psychological Journal,
22 (4), 352-374.
Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja.
Jakarta: CV. Rajawali.
Westphal (2004). Plagiarism. Dikutip pada
http://leo.stcloudstate.edu/research/
plagiarism.html. Tanggal akses 23
Agustus
2013ww.damandiri.or.id/file/mnur
gufronugmbab1.pdf. Tanggal akses
20 Mei 2015.
Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja.
Jakarta: CV. Rajawali.
Sia
Tjundjing,”Apakah
Penundaan
Menurunkan Prestasi?”, Anima,
Indonesia Pscchological Journal,
Vol.22, No.1, 2006, Hal.20
Tjundjing,”Apakah
Penundaan
Menurunkan Prestasi?”, Anima,
Indonesia Pscchological Journal,
Vol.22, No.1, 2006, Hal.20
Westphal (2004). Plagiarism. Dikutip pada
http://leo.stcloudstate.edu/research/
9
plagiarism.html. Tanggal akses 23
Agustus 2013
10