MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH SISWI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Motivasi Berbusana Muslimah Siswi Kelas X SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH SISWI KELAS X SMK NEGERI 1
BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Madyo Jatmiko
NIM: G000120089
NIRM: 12/X/02.2.1/0309

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH SISWI KELAS X SMK NEGERI 1
BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Madyo Jatmiko, G000120089, Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Apa motivasi berbusana muslimah
siswi kelas X SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 ?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi berbusana
muslimah siswi kelas X SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun pelajaran
2014/2015.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.
Maksudnya ialah penelitian ini menuntut peneliti untuk terjun langsung ke lapangan,
kemudian berinteraksi langsung dengan masalah yang diteliti untuk memeperoleh
data yang valid dan akurat sesuai yang dibutuhkan. Yakni peneliti mengumpulkan
data sebanyak- banyaknya tentang motivasi berbusana muslimah siswi kelas X SMK
Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data
ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknis
analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode deduktif,
yaitu suatu cara berfikir dengan meninjau kajian teori kemudian dikaitkan dengan
fakta atau kenyataan yang diperoleh di lapangan dengan penalaran, kemudian ditarik
sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Motivasi berbusana muslimah

siswi kelas X SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali mencakup dua hal, yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. 2) Motivasi intrinsik siswi kelas X SMK Negeri
1 Banyudono berbusana muslimah meliputi: untuk mentaati perintah Allah, keinginan
untuk memperbaiki diri agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik, serta menjaga
diri dari pergaulan bebas dan hal-hal yang negatif. 3) Motivasi ekstrinsik siswi kelas
X SMK Negeri 1 Banyudono berbusana muslimah meliputi: lembaga pendidikan
sebelumnya, orang tua, saudara, dan teman, serta rasa percaya diri. 4) Kebanyakan
siswi kelas X SMK Negeri 1 Banyudono termotivasi memakai busana muslimah
ketika di sekolah saja. Mereka belum konsisten memakai busana muslimah di
lingkungan luar sekolah, khususnya di lingkungan rumah.
Kata Kunci: Motivasi, Busana Muslimah, Siswi

1

di


PENDAHULUAN

tengah

masyarakat

ada

yang

Dewasa ini, pemakaian busana

berbusana muslimah dan ada juga

muslimah di kalangan siswi di Sekolah

yang sama sekali tidak berbusana

Negeri


muslimah.

semakin

menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Budaya

Sekolah

Menengah

Negeri

berbusana muslimah di kalangan siswi

pada

di Sekolah Negeri bisa dikatakan terus


pendidikan agama yang minim kepada

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini

para siswanya. Hal ini ditandai dengan

ditunjukkan

semakin

jumlah jam pelajaran PAI yang hanya

banyaknya siswi di Sekolah Negeri

3 jam pelajaran dalam satu minggunya.

yang

Berbeda


dengan

berbusana

muslimah,

atau

umumnya

halnya

memberikan

dengan

sekolah

bahkan menjadi mayoritas. Berbeda


menengah lain yang berbasis Islam

halnya

seperti

SMK

Muhammadiyah,

dengan

tahun-tahun

siswi

yang memakai

SMAIT, dan yang semisal, yang


busana muslimah di sekolah-sekolah

memberikan jam pelajaran agama yang

negeri menjadi hal yang minoritas.

lebih dengan memisahkan bagian-

sebelumnya,

bagiannya seperti Aqidah, Ibadah,

Bahwa setiap muslimah itu
berbusana

Fiqih, dan sebagainya. Tujuannya

muslimah, namun kewajiban tersebut

adalah untuk memberikan pendidikan


belum

agama

berkewajiban

untuk

secara

keseluruhan

kaum

yang

lebih

kepada


kesadaran

siswanya,

sehingga

terhadap ajaran agama, maka yang

terbentuk

keseimbangan

terjadi

intelektual dan spiritual.

muslimah

memiliki


di

tengah

masyarakat,

para

diharapkan
antara

busana

SMK Negeri 1 Banyudono

muslimah tergantung dari kesiapan,

Boyolali adalah sekolah menengah

kesadaran, dan kesediaan masing-

yang berdiri di bawah Kemendikbud,

masing individu muslimah, sehingga

yang di dalamnya tidak terdapat

kesadaran untuk

memakai

2

peraturan

yang

mengharuskan

SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali

siswinya untuk berbusana muslimah.

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Meskipun tidak ada peraturan yang

Adapun

rumusan

masalah

berbusana

dalam penelitian ini adalah “Apa

muslimah, akan tetapi banyak dari

motivasi berbusana muslimah siswi

siswi SMK Negeri 1 Banyudono yang

kelas X SMK Negeri 1 Banyudono

berbusana

dari

Boyolali tahun pelajaran 2014/2015

berbusana

?”. Sedangkan tujuan yang hendak

muslimah, kelas X menjadi kelas yang

dicapai dalam penelitian ini adalah

paling banyak dibandingkan dengan

untuk

kelas XI dan XII, atau bisa dikatakan

berbusana muslimah siswi kelas X

bahwa kelas X adalah prioritas atau

SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali

sebagian besar kelas X mengenakan

tahun pelajaran 2014/2015.

mewajibkan

untuk

muslimah,

sejumlah

siswi

dan

yang

Tinjauan

busana muslimah.

yang

mendeskripsikan

motivasi

pustaka

Dari mayoritas siswi kelas X

dijadikan

berbusana

diantaranya sebagaimana yang telah

muslimah,

pasti

rujukan

oleh

yang
penulis

masing-

dilakukan oleh:

mereka

1. Nunung Mudmainah (UMS, 2014),

memakai busana muslimah. Fenomena

dalam skripsinya yang berjudul

inilah yang menurut penulis menarik

“Motivasi

untuk diteliti. Berangkat dari hal

Memasukkan Anaknya di TPQ Al-

tersebut, penulis ingin meneliti lebih

Anwar

mendalam tentang “Apa saja yang

Kecamatan

menjadi motivasi berbusana muslimah

Tahun 2013/2014”, berkesimpulan

siswi

bahwa:

mereka

memiliki

masing

yang

kelas

Banyudono
permasalahan
mengajukan

alasan

mendorong

X

SMK

?

Berangkat
tersebut,

judul

:

Negeri

1

Wali

Desa
Suruh,

Motivasi

Murid

Dadapayam
Semarang

wali

murid

dari

memasukkan anaknya di TPQ Al-

peneliti

Anwar Dadapayam berdasarkan

“Motivasi

pada tiga hal pokok, yaitu motivasi

Berbusana Muslimah Siswi Kelas X

3

intrinsik, ekstrinsik, dan motivasi
darurat.

Pemakaian

1

Jilbab

Terhadap

Perilaku Siswi Kelas XI SMA
Negeri 1 Jatisrono Wonogiri”,

2. Johan Arifin (UMS, 2014), dalam
skripsinya yang berjudul “Persepsi

berkesimpulan

Berbusana Muslimah Mahasiswi

pengaruh dari pemakaian jilbab

Fakultas

Universitas

terhadap perilaku siswi kelas XI

Muhammadiyah Surakarta Tahun

SMA Negeri 1 Jatisrono Wonogiri

Ajaran 2012/2013“, berkesimpulan

sekalipun tidak menyeluruh atau

bahwa:

sepenuhnya.

muslimah

Farmasi

Persepsi
mahasiswi

berbusana

berjilbab

Fakultas

bahwa:

Mereka

lebih

santun

Ada

yang
dalam

Farmasi tahun ajaran 2012/2013,

bertutur kata dan berperilaku, lebih

mayoritas berada pada kategori

pandai

baik (memenuhi kriteria fungsi

pergaulan dengan lawan jenis, dan

busana muslimah menurut Islam)

lebih

dengan prosentase 70,58%. Hanya

perbuatan,

sebagian kecil mahasiswi yang

perbuatan yang melanggar syariat

berada pada katagori kurang baik

Islam.3

menjaga

mengontrol
tidak

sikap

sikap

dalam

dan

melakukan

(masih kurang dari kriteria fungsi

Berkenaan dengan penelitian

busana menurut Islam) dengan

yang akan penulis lakukan, akan

prosentase 29,42%.2

difokuskan pada motivasi berbusana
muslimah siswi kelas X SMK Negeri 1

3. One Resti Yuniar (2014), dalam
skripsinya

berjudul

“Pengaruh

Banyudono Boyolali tahun pelajaran
2014/2015. Dengan demikian, masalah

1

yang penulis angkat tidak mengandung

Nunung Mudmainah, Motivasi Wali
Murid Memasukkan Anaknya di TPQ AlAnwar Desa Dadapayam Kecamatan Suruh,
Semarang Tahun 2013/2014 (Surakarta: FAIUMS, 2014).
2
Johan Arifin, Persepsi Berbusana
Muslimah Mahasiswi Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 (Surakarta: FAI-UMS,
2014).

unsur

kesamaan.

Berdasarkan

penelitian-penelitian di atas, dapat
3

One Resti Yuniar, Pengaruh
Pemakaian Jilbab Terhadap Perilaku Siswi
Kelas XI SMA Negeri 1 Jatisrono Wonogiri
(Surakarta: FAI-UMS, 2014).

4

disimpulkan

bahwa

penelitian

belum

sebelumnya

ada

1) Menurut

Eggen

dan

Kauchak

mengenai

dalam Khodijah, motivasi adalah

motivasi berbusana muslimah siswi.

kekuatan yang memberi energi,

Jadi, penelitian ini merupakan unsur

menjaga

kebaharuan.

mengarahkan

Apabila

dijumpai

penelitian yang penulis lakukan, maka
tersebut

diluar

perilaku

dan

terhadap

tujuan.6

penelitian yang sama atau mirip dari

hal

kelangsungannya,

2) Menurut Sumadi Suryabrata dalam

sepengetahuan

Djaali, motivasi adalah keadaan

penulis. Sehingga dalam hal ini,

dalam

penelitian tersebut menjadi tambahan,

mendorongnya untuk melakukan

pelengkap,

sekaligus

pendukung

aktivitas tertentu guna pencapaian

khasanah

penelitian

mengenai

bahasa

latin

berasal

“motivum”,

menunjuk

pada

alasan

mengapa

sesuatu

itu

Menurut

Kamus

3) Menurut

yang

segala

bergerak.4

sebagaimana

daya

yang
untuk

mendorong
melakukan

sesuatu.8

Bahasa

Jadi, dapat disimpulkan bahwa
motivasi

atau dorongan yang timbul pada diri

mendorong

seseorang secara sadar atau tidak sadar

tindakan

untuk

tertentu.

suatu

Nasution

seseorang

Indonesia, motivasi bermakna alasan

melakukan

yang

dikutip Saefullah, motivasi adalah

dari

tertentu

Lengkap

seseorang

suatu tujuan.7

motivasi berbusana muslimah siswi.
Kata motivasi

diri

tindakan

adalah

kekuatan

seseorang
untuk

yang

melakukan

mencapai

tujuan

dengan tujuan tertentu.5 Beberapa ahli
mendefinisikan motivasi sebagai:
6

Nyayu
Khodijah,
Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), hlm. 150.
7
Djaali, Psikologi Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
8
Saefullah, Psikologi Perkembangan
dan Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2012), hlm. 291.

4

Sri Esti Wuryani Djiwandono,
Psikologi Pendidikan (Jakarta: Grasindo,
2009), hlm. 329.
5
Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia (Surabaya: Amanah, 1997),
hlm. 336.

5

Elliot,

dkk

mengemukakan

mereka yang berupaya mencari

empat teori motivasi yang saat ini

tantangan, tugas-tugas yang cukup

banyak dianut, yaitu:

sulit, dan ia mampu melakukannya

1) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

dengan baik, mengharapkan umpan

Berdasarkan teori ini, orang

balik yang mungkin, serta ia juga

termotivasi terhadap suatu perilaku

mudah

karena ia memperoleh pemuasan

keberhasilan yang terus menerus.

kebutuhan dalam teori Maslow,
kebutuhan
akan

rasa

kebutuhan

akan

memiliki,

kebutuhan

dengan

Teori ini bersandar pada
tiga asumsi dasar. Pertama, orang

fisiologis,

kebutuhan

bosan

4) Teori Atribusi

kebutuhannya. Ada lima tipe dasar

yaitu:

merasa

aman,

ingin tahu penyebab perilakunya

dan

dan perilaku orang lain, terutama

akan

perilaku yang penting bagi mereka.

penghargaan, dan kebutuhan akan

Kedua, mereka tidak menetapkan

aktualisasi diri (self actualization).

penyebab perilaku mereka secara

cinta

2) Teori Kognitif Bruner

random.

Kunci

untuk

membangkitkan

motivasi

Ada

penjelasan

logis

tentang penyebab perilaku yang

bagi

berhubungan

dengan

perilaku.

Bruner adalah discovery learning.

Ketiga, penyebab perilaku yang

Siswa

ditetapkan individu mempengaruhi

dapat

pengetahuan,

melihat

makna

keterampilan,

dan

perilaku berikutnya. Jadi, menurut

sikap bila mereka menemukan

teori

semua itu sendiri.

ditentukan bagaimana atribusinya

3) Teori Kebutuhan Berprestasi (Need

perilaku

seseorang

terhadap penyebab perilaku yang
sama sebelumnya.9

Achievement Theory)
Menurut

ini

Elliot

Selain

sebagaimana dikutip McClelland

keempat

teori

yang

dikemukakan oleh Elliot di atas,

bahwa individu yang memiliki

9

Nyayu
Khodijah,
Pendidikan, hlm. 154-155.

kebutuhan untuk berprestasi adalah

6

Psikologi

terdapat beberapa teori motivasi yang

model

lain, yaitu:

sebagian
Operant

1) Teori

Conditioning

dapat

menghasilkan

perubahan

signifikan

pada

yang
perilaku

seseorang.10

Skinner
Menurut Skinner, perilaku

Maka

berpakaian

untuk

dibentuk dan dipertahankan oleh

manusia pada umumnya merupakan

konsekuensi.

kebutuhan

Konsekuensi

perilaku

dari

sebelumnya

mempengaruhi

perilaku

untuk

menutup

tubuh,

keamanan, dan etika serta estetika.

yang

Demikian juga kebutuhan berbusana

sama. Dengan kata lain, orang

muslimah, merupakan tuntutan fisik

termotivasi

menunjukkan

untuk bisa memberikan keamanan dari

atau menghindari suatu perilaku

cuaca (panas dan dingin), disamping

karena konsekuensi dari perilaku

itu juga kebutuhan rohani tentang etika

tersebut. Konsekuensi ini ada dua,

dan estetika sebagai manusia.

untuk

yaitu konsekuensi positif yang

Menurut

Woodworth

dan

disebut reward, dan konsekuensi

Marquis dalam Suryabrata, motif dapat

negative yang disebut punishment,

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Perilaku

yang

1) Motif Kebutuhan Organik, yang

reward

berpeluang

dilakukan

kembali,

perilaku

yang

menimbulkan
untuk

meliputi: kebutuhan untuk minum,

sebaliknya

minum, bernafas, seksual, berbuat,

menimbulkan

dan beristirahat.

punishment akan dihindari.

2) Motif Darurat, yang mencakup:

2) Teori Social Cognitive Learning
Menurut
sebagaimana

dorongan untuk menyelamatkan

Elliot
dikutip

diri,

membalas,

berusaha,

dan

Bandura,

memburu. Dorongan ini timbul

orang belajar berperilaku dengan

karena perangsang dari luar. Pada

cara mencontoh perilaku orang lain

dasarnya dorongan-dorongan ini

yang dianggap berkompeten yang

10

Nyayu Khodijah,
Pendidikan, hlm. 155-156.

disebut model. Observasi terhadap

7

Psikologi

2) Motivasi Ekstrinsik

telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-

Motivasi ekstrinsik adalah

bentuknya tertentu yang sesuai
dengan

perangsang

tertentu

motif-motif yang menjadi aktif

berkembang karena dipelajari.

atau

karena

untuk

Secara umum ada beberapa

melakukan eksplorasi, manipulasi,

fungsi motivasi, antara lain:

dan menaruh minat. Motif-motif

1) Mengarahkan

ini timbul karena dorongan untuk
dapat

menghadapi

(sosial

dan

dunia

nonsosial)

adanya

perangsang dari luar.12

3) Motif Objektif, yang mencakup:
kebutuhan-kebutuhan

berfungsi

dan

mengatur

tingkah laku manusia

luar

2) Sebagai penyeleksi tingkah laku

secara

3) Memberi energi

efektif.11

dan

menahan

tingkah laku.13

Sedangkan menurut Djamarah,

Dengan demikian pada intinya,

motivasi terbagi menjadi dua macam,

bahwa motivasi itu sebagai daya

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

penggerak, pengarah, penentu, dan

ekstrinsik.

penyeleksi

segala

kebutuhan

dan

1) Motivasi Intrinsik

keinginan

manusia.

Motivasi

bisa

Motivasi intrinsik adalah

muncul dari dalam diri seseorang

motif-motif yang menjadi aktif

tanpa

atau

perlu

didorong, namun untuk motivasi yang

dirangsang dari luar, karena dalam

didasarkan pada prasyarat munculnya

setiap diri individu sudah ada

keinginan/kebutuhan,

dorongan

arahan atau rangsangan dari luar

berfungsinya

untuk

tidak

melakukan

harus

distimulus

perlu

maupun

diberi

sesuatu.
12

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
115.
13
Ki RBS Fudyartanta, Psikologi
Pendidikan
dengan
Pendekatan
Baru
(Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2002),
hlm. 258-259.

11

Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 71.

8

sehingga keduanya bisa menentukan

seluruh tubuh, kecuali dua hal yang

perbuatan.

boleh nampak, yaitu muka dan telapak

Di

Indonesia,

budaya

berbusana

muslimah

semakin

Berbeda halnya dengan busana

yang

muslimah, yaitu pakaian yang dipakai

signifikan, dan lebih dikenal dengan

wanita untuk menutup aurat. Jadi,

sebutan Jilbab. Namun jika dikaji lebih

busana muslimah disini tidak harus

mendalam, terdapat sedikit perbedaan

panjang dan lapang seperti

antara busana muslimah dan jilbab.

dalam konteks budaya Arab, namun

Secara etimologis kata jilbab berasal

tetap memenuhi kriteria berpakaian

dari akar kata jalaba, yang berarti

menurut syariat Islam.

menunjukkan

pertumbuhan

tangan.

jilbab

menghimpun dan membawa. Jilbab

Diantara dasar disyariatkannya

pada masa Nabi Muhammad saw ialah

berbusana muslimah, yaitu sebagaima

pakaian luar yang menutupi segenap

firman Allah yang terdapat dalam QS.

anggota badan dari kepala hingga kaki

Al-Ahzab (33): 59, yang berbunyi:

perempuan dewasa.14Sementara itu,

    

Departemen Agama RI mengartikan

    

jilbab adalah sejenis baju kurung yang
lapang yang dapat menutupi kepala,

      

muka, dan dada.15
Dari berbagai definisi di atas,

      

dapat disimpulkan bahwa jilbab adalah
pakaian panjang dan lapang yang

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu,
anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin:
"Hendaklah
mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di

dipakai oleh wanita untuk menutup
14

K.R. Ambarwati dan Muhammad
Al-Khaththath, Jilbab Antara Trend dan
Kewajiban (Jakarta: Wahyu Press, 2003), hlm.
64.
15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahannya (Bandung: Insan Kamil,
2007), hlm. 426.

9

ganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.16

aurat (2) Sebagai perhiasan (3) Untuk
perlindungan (4) Sebagai identitas.18

Menurut As-Sya’rawi, kriteria

METODE PENELITIAN

busana muslimah harus memenuhi

Jenis

Penelitian

ini

adalah

syarat-syarat berikut:

penelitian berbasis lapangan atau field

1) Menutupi seluruh anggota badan

research. Pendekatan yang digunakan

kecuali wajah dan telapak tangan

dalam penelitian ini ialah pendekatan

2) Tidak dijadikan sebagai sarana

deskriptif.

untuk menghiasi tubuhnya

Tempat penelitian ini adalah di

3) Tebal dan tidak tipis

SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali,

4) Longgar dan tidak sempit

yang beralamatkan di Jl. Kuwiran No.

5) Tidak diberi wangi-wangian

3 Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah.

6) Tidak menyerupai pakaian laki-

Subjek penelitian dalam penelitian ini

laki

adalah siswi kelas X SMKN 1

7) Tidak menyerupai pakaian wanita

Banyudono Boyolali tahun pelajaran

kafir

2014/2015.

8) Tidak digunakan sebagai alat untuk

Metode

mencari popularitas.17

pengumpulan

data

yang digunakan adalah wawancara,

Diantara dari fungsi pemakaian

observasi,

dan

busana muslimah yaitu sebagaimana

Sedangkan

metode

yang terkandung dalam QS. Al-A’raf

menggunakan

(7): 26, QS. An-Nahl (16): 81, dan QS.

kualitatif.

Al-Ahzab (33): 59, yaitu: (1) Menutup

Metode
kualitatif adalah

dokumentasi.
analisis

data

analisis

deskriptif

analisis

deskriptif

sebagai

prosedur

penelitian yang menghasilkan data

16

Departemen Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahannya, hlm. 426.
17
Mutawalli
As-Sya’rawi,
Fikih
Perempuan
(Muslimah)
Busana
dan
Perhiasan, Penghormatan atas Perempuan,
Sampai Wanita Karier, “terj” Yessi HM.
Basyaruddin (Yogyakarta: AMZAH, 2003),
hlm. 25.

deskriptif
18

yang

berupa

kata-kata

Sudarno Shobron dkk, Etika dan
Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam
(Surakarta: LPID UMS, 2010), hlm. 11-15.

10

tertulis atau lisan dari orang-orang atau

maka dapat diketahui bahwa yang

perilaku

yang

menjadi motivasi intrinsik siswi

langkah

yang

diamati.

Langkah-

digunakan

yaitu

kelas X SMK Negeri 1 Banyudono

pengumpulan data, penyajian data, dan

berbusana muslimah adalah:

penarikan kesimpulan atau verifikasi.19

1. Mentaati perintah Allah dengan
cara menutup aurat.

HASIL PENELITIAN DAN

2. Keinginan untuk memperbaiki

PEMBAHASAN

diri

Sampel yang digunakan dalam

melalui

menjadi

3. Menjaga diri dari pergaulan

X SMK Negeri 1 Banyudono. Data
diperoleh

bisa

seseorang yang lebih baik.

penelitian ini berjumlah 30 siswi kelas

tersebut

agar

bebas dan hal-hal yang negatif

proses

wawancara.

Analisis

dari

wawancara

tersebut,

menyatakan

Motivasi ekstrinsik adalah

bahwa motivasi berbusana muslimah

motif-motif yang menjadi aktif

siswi

atau

kelas

Banyudono,

X

SMK

hasil

Negeri

mencakup

B. Motivasi Ekstrinsik

1

berfungsi

karena

adanya

perangsang dari luar. Rangsangan

motivasi

intrinsik dan ekstrinsik.

tersebut bisa berupa dorongan dari

A. Motivasi Intrinsik

keluarga,

Motivasi intrinsik adalah

berfungsinya

tidak

ataupun

dalam bentuk imbalan.
Dari

motif-motif yang menjadi aktif
atau

lingkungan,

diperoleh

perlu

data
melalui

yang

telah

wawancara,

dirangsang dari luar, karena dalam

maka dapat diketahui bahwa yang

setiap diri individu sudah ada

menjadi motivasi ekstrinsik siswi

dorongan

kelas X SMK Negeri 1 Banyudono

untuk

melakukan

sesuatu. Dari data yang telah

berbusana muslimah adalah:

diperoleh

1. Pendidikan

melalui

wawancara,

mewajibkan
19

Moleong, Lexy J, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2013), hlm. 8.

sebelumnya
berbusana

muslimah, yang menjadikan

11

kebiasaan berbusana muslimah

(tidak hanya mentransfer

ketika di sekolah.

pengetahuan saja).

2. Anjuran orang tua, kakak, dan

b. Menanamkan

teman.

nilai-nilai

Islam kepada seluruh warga

3. Menambah rasa percaya diri

sekolah,

baik

guru,

karyawan, maupun siswa.

PENUTUP

c. Mempraktekkan nilai-nilai

A. Kesimpulan
Berdasarkan

data

yang

Islam (dari yang kecil) di

telah dianalisis, dapat disimpulkan

lingkungan sekolah dalam

bahwa:

kesehariannya bagi warga

Motivasi

berbusana

muslimah siswi kelas X SMK

sekolah.

Negeri 1 Banyudono Boyolali

2. Kepada Siswa

mencakup dua hal, yaitu motivasi

a. Dalam berbusana muslimah

intrinsik dan ekstrinsik.

hendaknya lebih konsisten,
tidak hanya di lingkungan

B. Saran
Setelah
menelaah

memaparkan,

dan

menganalisis

mengkaji
dengan

sekolah saja, tapi juga di

serta

segala tempat.

cermat

b. Membiasakan diri untuk

terhadap data yang ada dan sampai

berbusana muslimah, baik

pada hasil akhir ini, maka terdapat

itu di lingkungan rumah

beberapa saran yang dapat penulis

maupun

ajukan, antara lain:

tertanam

1. Kepada Jajaran Guru PAI

berbusana muslimah yang

a. Dalam pembelajaran PAI
hendaknya

lebih

(penanaman

of

kebiasaan

menemukan sendiri hakikat
dari berbusana muslimah.

nilai-

nilai Islam), tidak hanya
transfer

agar

kemudian diharapkan dapat

mengedepankan transfer of
value

sekolah

knowledge

12

Herdiansyah,
Haris.
2013.
Wawancara, Observasi, dan
Focus
Groups
Sebagai
Instrumen Penggalian Data
Kualitatif . Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, K.R. dan Muhammad AlKhaththath. 2003.
Jilbab
Antara Trend dan Kewajiban .
Jakarta: Wahyu Press.
Arifin,

Johan.
2014.
Persepsi
Berbusana
Muslimah
Mahasiswi Fakultas Farmasi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Tahun
Ajaran
2012/2013. Surakarta: FAIUMS.

Kaelan. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif
Interdisipliner.
Yogyakarta: Paradigma.
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

As-Sya’rawi, Mutawalli. 2003. Fikih
Perempuan
(Muslimah)
Busana
dan
Perhiasan,
Penghormatan
atas
Perempuan, Sampai Wanita
Karier, “terj” Yessi HM.
Basyaruddin.
Yogyakarta:
AMZAH

Lexy J, Moleong. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Mudmainah, Nunung. 2014. Motivasi
Wali
Murid
Memasukkan
Anaknya di TPQ Al-Anwar
Desa Dadapayam Kecamatan
Suruh, Semaramg. Surakarta:
FAI-UMS.

Departemen Agama RI. 2007. AlQur’an dan Terjemahannya.
Bandung: Insan Kamil.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Saefullah.
2012.
Psikologi
Perkembangan
dan
Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.
Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2009.
Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah.
2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Fudyartanta, Ki RBS. 2002. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Yogyakarta: Global
Pustaka Utama.

Shobron, Sudarno, dkk. 2010. Etika
dan Mode Berpakaian Menurut
Syariat Islam. Surakarta: LPID
UMS.

13

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Amanah.

Tohirin, 2013. Metode Penelitian
Kualitatif dalam Pendidikan
dan Bimbingan Konseling.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yuniar, One Resti. 2014. Pengaruh
Pemakaian Jilbab Terhadap
Perilaku Siswi Kelas XI SMA
Negeri 1 Jatisrono Wonogiri.
Surakarta: FAI-UMS.

14

Dokumen yang terkait

92226 STPM Matrikulasi Diploma 2014 2015

0 12 36

PENGELOLAAN KELAS INKLUSI DI SD NEGERI 3 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2014 Pengelolaan Kelas Inklusi di SD N 3 Banyudono Boyolali Th 2014.

0 3 17

MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH SISWI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Motivasi Berbusana Muslimah Siswi Kelas X SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 16

MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH MAHASISWI FAKULTAS AGAMA ISLAM Motivasi Berbusana Muslimah Mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014.

0 4 20

MOTIVASI BERBUSANA MUSLIMAH MAHASISWI FAKULTAS AGAMA ISLAM Motivasi Berbusana Muslimah Mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014.

0 3 13

PENDAHULUAN Motivasi Berbusana Muslimah Mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014.

0 4 8

PENDAHULUAN Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 8

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 21

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA (SPREADSHEET) SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PERANAN GURU PKn DALAM SOSIALISASI POLITIK DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - UNWIDHA Repository

0 0 23