PENDAHULUAN Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan
pembelajaran
ditujukan
oleh
dikuasainya
tujuan
pembelajaran oleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran. Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif
tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara optimal.
Sekolah terutama di SD merupakan sebagai suatu institusi atau
lembaga pendidikan yang idealnya harus mampu melakukan proses edukasi,
sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang ber mutu adalah
sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan
yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi
(proses bermasyarakat terutama bagi anak didik, dan wadah proses
transformasi) proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Secara umum guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator yang
bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas
menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan pembela jaran yang` optimal. Selain itu pendidikan
mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar dapat
1
2
memperoleh kesuksesan dalam karier , dan kehidupan pribadi, serta mampu
berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat, dalam hal ini guru memegang
peranan penting. Pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan
sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat mencapai tujuan yang optimal SD Negeri Kadokan 01 Kecamatan
Grogol Sukoharjo merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai
input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi, salah
satunya mata pelajaran IPA.
Dari hasil pengamatan di SD Negeri Kadokan01 terlihat masalah
berdasarkan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V SD
Negeri Kadokan 01 Tahun Pelajaran 2011/2012, dari hasil ulangan, hasil
belajar siswa masih rendah. Siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) hanya 25% yaitu hanya 5 dari 20 siswa. Dan untuk siswa
yang lainya diperlukan remedial. Dari hasil pretest ini menunjukkan bahwa
dari 25% siswa masih memiliki kemampuan yang rendah.
Hal ini dikarenakan anggapan bahwa pengetahuan itu bisa di transfer
dari pikiran seseorang ke pikiran orang lain, sehingga guru yang aktif dalam
pembelajaran untuk memindahkan pengetahuan yang dimilikinya seperti
mesin, mereka mendengar, mencatat, dan mengerjakan tugas yang diberikan
guru, sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan pemahaman yang di
capai bersifat instrumental.
Selain itu, penyebab rendahnya hasil belajar IPA yaitu dalam
menyampaikan pelajaran IPA hanya menggunakan metode ceramah yang
3
mungkin dianggap para guru adalah metode yang praktis, mudah, dan
efisiendilaksanakan tanpa persiapan. Mengajar yang hanya menggunakan
metode ceramah saja mempersulit siswa memahami konsep dalam pelajaran
IPA. Jadi siswa tidak bisa menerima pelajaran yang telah diberikan gurunya
sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajara IPA kurang dari yang
diharapkan. Demikian juga pembelajaran IPA di SD Negeri Kadokan 01
Kecamatan Grogol Sukoharjo kurang maksimal karena pembelajarannya
masih tradisional dimana siswa hanya menerima informasi secara pasif dan
pembelajarannya bersifat individual, jadi siswa tidak diberi kesempatan untuk
saling bertukar pengalaman dengan teman lainnya.
Hasil diskusi dengan kepala sekolah diindikasikan bahwa rendahnya
hasil belajar tersebut antara lain disebabkan tidak tepatnya guru dalam
menggunakan metode pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan adalah
pembelajaran secara konvensional yang hanya menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab, guru sebagai satu-satunya sumber belajar, kurang
maksimalnya penggunaan media pembelajaran sehingga sangat verbal.
Pembelajaran IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta -fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Sehingga tidak tepatlah
jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah yang
kemungkinan kecil dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Seperti dalam (Depdiknas 2003:2).
4
“Pedidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan ” berbuat ” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar”.
Mengingat pentingnya pembelajaran IPA materi pokok “Cahaya”di
kelas V SD Negeri Kadokan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
Perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan hasil belajar,
membangkitkan kreativitas dan ide-ide siswa, menyenangkan bagi siswa
melalui Pembelajaran Kooperative Metode Group Investigation. Oleh karena
itu PTK ini diberi judul “Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Pembelajaran Model Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri
Kadokan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pembelajaran
2011/2012.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
2. Kurangnya aktivitas siswa selama proses pembela jaran sehingga siswa
cenderung pasif selama proses pembelajaran di kelas.
5
3. Metode belajar yang digunakan guru di dalam menyampaikan materi ajar
kurang bervariasi.
4. Motivasi belajar kurang sehingga mata pelajaran IPA kurang diminati
siswa bahkan dianggap mata pelajaran yang sulit dipelajari.
C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan dalam mata pelajaran IPAKelas V
semester 2.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Group Investigation
3. Hasil penelitian ini dibatasi pada siswa kelas V SD Negeri Kadokan01
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas
maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah
penerapan pembelajaran kooperative model Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya pada siswa kelas V SD Negeri
Kadokan 01 Kecamatan Grogol Sukoharjo tahun pelajaran 2011/ 2012?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui
Penerapan Pembelajaran Model Group Investigation pada Siswa Kelas V SD
Negeri 01 Kadokan Tahun Ajaran 2011 / 2012.
6
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapka dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan pada dunia pendidikan terhadap peningkatan hasil belajar
IPA materi cahaya melalui kooperative metode Group Investigation pada
siswa kelas V SD N Kadokan 01 Kecamatan Grogol Sukoharjo ta hun
pelajaran 2011/ 2012.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa :
1) Materi yang disampaikan mudah diserap siswa.
2) Sebagai sarana untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPA.
3) Dapat belajar bekerja sama dalam tim, sehingga mempunyai
tanggung jawab serta memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
proses pembelajaran yang menyenangkan.
b. Bagi Guru :
Penelitian ini, untuk memperluas wawasan guru da lam meningkatkan
hasil belajar IPA terutama dalam mengetahui, memilih, dan
menggunakan model yang tepat.
7
c. Bagi Sekolah :
1) Sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan
pembelajaran IPA pada khususnya dan pembelajaran lain pada
umumnya.
2) Dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada mata
pelajaran IPA di sekolah dasar, sehingga tujuan pendidikan yang
telah di rancang dapat tercapai.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan
pembelajaran
ditujukan
oleh
dikuasainya
tujuan
pembelajaran oleh siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran. Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif
tidak akan muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara optimal.
Sekolah terutama di SD merupakan sebagai suatu institusi atau
lembaga pendidikan yang idealnya harus mampu melakukan proses edukasi,
sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang ber mutu adalah
sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan
yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi
(proses bermasyarakat terutama bagi anak didik, dan wadah proses
transformasi) proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Secara umum guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator yang
bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada diri siswa, dan sebagai pengelola pembelajaran yang bertugas
menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan pembela jaran yang` optimal. Selain itu pendidikan
mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar dapat
1
2
memperoleh kesuksesan dalam karier , dan kehidupan pribadi, serta mampu
berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat, dalam hal ini guru memegang
peranan penting. Pembelajaran yang efektif tidak akan muncul dengan
sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat mencapai tujuan yang optimal SD Negeri Kadokan 01 Kecamatan
Grogol Sukoharjo merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai
input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi, salah
satunya mata pelajaran IPA.
Dari hasil pengamatan di SD Negeri Kadokan01 terlihat masalah
berdasarkan hasil pretest yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V SD
Negeri Kadokan 01 Tahun Pelajaran 2011/2012, dari hasil ulangan, hasil
belajar siswa masih rendah. Siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) hanya 25% yaitu hanya 5 dari 20 siswa. Dan untuk siswa
yang lainya diperlukan remedial. Dari hasil pretest ini menunjukkan bahwa
dari 25% siswa masih memiliki kemampuan yang rendah.
Hal ini dikarenakan anggapan bahwa pengetahuan itu bisa di transfer
dari pikiran seseorang ke pikiran orang lain, sehingga guru yang aktif dalam
pembelajaran untuk memindahkan pengetahuan yang dimilikinya seperti
mesin, mereka mendengar, mencatat, dan mengerjakan tugas yang diberikan
guru, sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan pemahaman yang di
capai bersifat instrumental.
Selain itu, penyebab rendahnya hasil belajar IPA yaitu dalam
menyampaikan pelajaran IPA hanya menggunakan metode ceramah yang
3
mungkin dianggap para guru adalah metode yang praktis, mudah, dan
efisiendilaksanakan tanpa persiapan. Mengajar yang hanya menggunakan
metode ceramah saja mempersulit siswa memahami konsep dalam pelajaran
IPA. Jadi siswa tidak bisa menerima pelajaran yang telah diberikan gurunya
sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajara IPA kurang dari yang
diharapkan. Demikian juga pembelajaran IPA di SD Negeri Kadokan 01
Kecamatan Grogol Sukoharjo kurang maksimal karena pembelajarannya
masih tradisional dimana siswa hanya menerima informasi secara pasif dan
pembelajarannya bersifat individual, jadi siswa tidak diberi kesempatan untuk
saling bertukar pengalaman dengan teman lainnya.
Hasil diskusi dengan kepala sekolah diindikasikan bahwa rendahnya
hasil belajar tersebut antara lain disebabkan tidak tepatnya guru dalam
menggunakan metode pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan adalah
pembelajaran secara konvensional yang hanya menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab, guru sebagai satu-satunya sumber belajar, kurang
maksimalnya penggunaan media pembelajaran sehingga sangat verbal.
Pembelajaran IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta -fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Sehingga tidak tepatlah
jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah yang
kemungkinan kecil dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Seperti dalam (Depdiknas 2003:2).
4
“Pedidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan ” berbuat ” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar”.
Mengingat pentingnya pembelajaran IPA materi pokok “Cahaya”di
kelas V SD Negeri Kadokan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
Perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan hasil belajar,
membangkitkan kreativitas dan ide-ide siswa, menyenangkan bagi siswa
melalui Pembelajaran Kooperative Metode Group Investigation. Oleh karena
itu PTK ini diberi judul “Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Pembelajaran Model Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri
Kadokan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pembelajaran
2011/2012.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
2. Kurangnya aktivitas siswa selama proses pembela jaran sehingga siswa
cenderung pasif selama proses pembelajaran di kelas.
5
3. Metode belajar yang digunakan guru di dalam menyampaikan materi ajar
kurang bervariasi.
4. Motivasi belajar kurang sehingga mata pelajaran IPA kurang diminati
siswa bahkan dianggap mata pelajaran yang sulit dipelajari.
C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan dalam mata pelajaran IPAKelas V
semester 2.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Group Investigation
3. Hasil penelitian ini dibatasi pada siswa kelas V SD Negeri Kadokan01
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas
maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah
penerapan pembelajaran kooperative model Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi cahaya pada siswa kelas V SD Negeri
Kadokan 01 Kecamatan Grogol Sukoharjo tahun pelajaran 2011/ 2012?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui
Penerapan Pembelajaran Model Group Investigation pada Siswa Kelas V SD
Negeri 01 Kadokan Tahun Ajaran 2011 / 2012.
6
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapka dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan pada dunia pendidikan terhadap peningkatan hasil belajar
IPA materi cahaya melalui kooperative metode Group Investigation pada
siswa kelas V SD N Kadokan 01 Kecamatan Grogol Sukoharjo ta hun
pelajaran 2011/ 2012.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa :
1) Materi yang disampaikan mudah diserap siswa.
2) Sebagai sarana untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPA.
3) Dapat belajar bekerja sama dalam tim, sehingga mempunyai
tanggung jawab serta memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
proses pembelajaran yang menyenangkan.
b. Bagi Guru :
Penelitian ini, untuk memperluas wawasan guru da lam meningkatkan
hasil belajar IPA terutama dalam mengetahui, memilih, dan
menggunakan model yang tepat.
7
c. Bagi Sekolah :
1) Sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan
pembelajaran IPA pada khususnya dan pembelajaran lain pada
umumnya.
2) Dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada mata
pelajaran IPA di sekolah dasar, sehingga tujuan pendidikan yang
telah di rancang dapat tercapai.