Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigaton Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

  Menurut Somantri (Sapriya, 2009: 11) mendefinisikan pendidikan

  IPS dalam dua jenis, yakni pendidikan IPS untuk persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. Untuk pendidikan dasar dan menengah pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan. Sedangkan untuk perguruan tinggi pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

  Zuraik dalam Djahiri (2006:43) mengemukakan bahwa IPS merupakan harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar – benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai – nilai. Hakikat

  IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan ketrampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pembelajaran IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata , tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan – kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari – hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sehari – hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh Etin Solihatin dan Raharja (2005: 14), “Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasala Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu

  Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang merupakan integrasi dari berbagai ilmuilmu sosial dimana seorang siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat, dan kemudian siswa dibimbing untuk membangun dan mengembangkan pengetahuannya untuk dapat mencari pemecahannya sehingga siswa memiliki kemampuan dalam memahami kehidupan lingkungan masyarakat khususnya lingkungan dimana siswa tinggal dan menjadi bagian dari anggota masyarakat. Dengan pengetahuan yang dimiliki maka siswa dapat menjadi menjadi manusia yang berkepribadian serta turut serta memajukan masyarakat ke arah yang yang lebih baik. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

  Menurut Sapriya (2009: 194-195) menyebutkan bahwa tujuan mata

  pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut :

  a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

  b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

  c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

  d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, diringkat lokal, nasional, dan global.

  Mengacu dari pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa tujuan IPS agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Selain itu, pendidikan IPS juga mendidik siswa menjadi yang memiliki kepribadian dan membina siswa menjadi warga negara yang baik sehingga tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai. Penerapan model cooperative learning tipe group investigation dalam pembelajaran ikut berperan dalam menunjang tercapainya tujuan IPS, diantaranya siswa dapat berpikir logis dalam memecahkan masalah, memiliki keterampilan inkuiri karena siswa belajar secara mandiri untuk menemukan informasi yang terkait materi pelajaran, memiliki kaemampuan berkomunikasi karenapada dasarnya model ini menekankan adanya komunikasi yang baik dalam kelompok, keterampilan bekerjasama dimana siswa bersama anggota kelompoknya melakukan kerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok. Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS di tingkat SD yaitu untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sahari-harinya, tujuantersebut dapat diwujudkan melalui pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe group investigation.

  Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Menurut Lise Chamisijatin, dkk. (2009: 1.29), menyatakan ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek berikut :

  1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan. 2) Waktu, Keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem Sosial dan Budaya. 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraa .

  Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup IPS yaitu mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Sedangkan ruang lingkup materi yang akan diteliti dalam penelitian ini fokus pada materi menghargai peranan tokoh pejuang.

  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Pencapaian tujuan IPS dapat dimilki oleh kemampuan siswa yang standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi

  Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara nasiona harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidika. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS disajikan melalui tabel 2.1 kelas 5 semester 2 sebagai berikut ini (KTSP 2006).

  Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas 5 semester 2

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

  1. Menghargai peranan tokoh pejuan dan masyarakat dalam memepersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

  2.1 Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

  2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

  2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

  2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

  Sumber : Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi)

2.1.2 Minat Belajar

  Menurut Slameto (Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Sukardi (Ahmad Susanto 2013:57), minat dapat diartikan sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.

  Menurut Bernard dalam Sardiman (2007:76) menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan minat timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar. Jadi, jelas bahwa, minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan.

  Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aktivitas yang ditimbulkan oleh partisipasi yang menyenangkan terhadap aktivitas yang menarik. Di bawah ini terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai jenis-jenis aktivitas berdasarkan minat belajar, yaitu : Jenis-jenis aktivitas menurut Sardiman (2007:101), yaitu meliputi beberapa :

  1. Kegiatan visual, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

  2. Kegiatan lisan,seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

  3. Kegiatan mendengarkan, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

  diskusi, musik, pidato .

  Jenis-jenis aktivitas menurut Paul D. Dierich (Oemar Hamalik 2010 :172), jenis-jenis aktivitas ini saling berkaitan dengan jenis aktivitas menurut sardiman. Hanya saja jenis aktivitas menurut Paul D. Dierich didalam kegiatan visual terdapat kegiatan eksperimen, dan jenis aktivitas menurut Paul D. Dierich, meliputi :

  1. Kegiatan-kegiatan Visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, Demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

  2. Kegiatan-kegiatan lisan(oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

  3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

  Jenis-jenis aktivitas menurut Nasution (2007:91) juga mendukung pendapat dari Paul D. Dierich dan Sardiman. Jenis-jenis ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya . dan jenis-jenis aktivitas menurut Nasution, yaitu :

  1. Kegiatan visual, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.

  2. Kegiatan lisan, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafalkan, dan berfikir.

  3. Kegiatan mendengarkan, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.

  Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis aktivitas dalam minat belajar ada tiga, yaitu:

  1. Kegiatan visual, meliputi : a Membaca b Memperhatikan gambar demonstrasi c Melakukan percobaan d Mengamati eksperimen e Mengamati orang lain bekerja atau bermain

  2. Kegiatan lisan, meliputi : a Merumuskan b Bertanya c Memberi saran d Mengeluarkan pendapat e Mengadakan wawancara f Diskusi g berfikir

  3. Kegiatan mendengarkan, meliputi : a Mendengarkan uraian b Mendengarkan percakapan c Mendengarkan diskusi d Mendengarkan musik e Mendengarkan pidato f Berkonsentrasi menyimak pelajaran

2.1.3 Model Pembelajaran Group Investigation

  Menurut Miftahul Huda (2011: 16), “Group Investigation diklasifikasikan sebagai model investigasi kelompok karena tugas-tugas yang diberikan sangat beragam, mendorong siswa untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dari beragam sumber, komunikasinya bersifat bilateral dan multilateral, serta penghargaan yang diberikan sangat implisit”. Dalam model group investigation, siswa memiliki pilihan penuh untuk merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing kelompok diberi tugas dengan proyek yang berbeda-beda.

  Menurut Wardani NS (2010: 29) group investigation memerlukan dosen untuk mengajarkan ketrampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Dalam penerapan Investigasi kelompok (IK), mahasiswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu.

  Menurut Hamdani (2011: 90) group investigation melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Para guru yang menggunakan investigasi kelompok pada pembelajaran, umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan dua hingga enam siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap topik tertentu. Siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai sub topik yang telah dipilih kemudian menyiapkan dan menyajikan laporan di depan kelas secara keseluruhan.

  Berdasarkan pada pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara untuk merencanakan dan melaksanakan. Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahanbahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Dalam menerapkan model investigasi kelompok pada pembelajaran diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik antar siswa untuk memperlancar jalannya proses kelompok, sehingga sebelum melakukan investigasi kelompok guru diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan berkomunikasi kepada siswa. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation Menurut Slavin (Vierwinto, 2012) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) tahapan.

  Mengidentifikasikan topik dan membuat kelompok 1.

  Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

  a mengkategorikan saran-saran.

  Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah

  b mereka pilih.

  Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

  c heterogen.

  Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.

  d

  Merencanakan tugas yang akan dipelajari 2.

  Para siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari (apa yang dipelajari?,

  a

  bagaimana mempelajarinya?, siapa melakukan apa?, untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik tersebut. Melaksanakan investigasi 3.

  Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

  a kesimpulan.

  Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

  b kelompoknya.

  Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua

  c gagasan.

  Menyiapkan laporan akhir 4.

  Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

  a

  Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

  b bagaimana mereka akan membuat presentasi.

  Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

  c mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

  Mempresentasikan laporan akhir 5.

  Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

  a Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif. b

  Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasn dan penampilan presentasu

  c

  berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. Evaluasi 6.

  Para siswa saling memberikan umpan balik menganai topik tersebut, mengenai

  a

  tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan muris berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

  b Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling. c

  Menurut Sharan, dkk. (Trianto, 2010: 80), membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase yaitu sebagai berikut. Siswa memilih sub-subtopik tertentu dalam bidang bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan oleh guru. Siswa kemudian diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok kecil berorientasi tugas yang beranggota dua sampai enam orang. Komposisi kelompoknya heterogen baik secara akademis maupun etnis. b Perencanaan kooperatif.

  Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. c Implementasi.

  Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber yang berbeda baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila dibutuhkan. d Analisis dan sintesis.

  Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh sekelas. e Presentasi hasil final.

  Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. f Evaluasi.

  Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evalusi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

  Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran group investigation menurut para ahli diatas maka dapat disampaikan langkah-langkah model pembelajaran group investigation sebagai berikut : 1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 siswa.

  2. Identifikasi masalah

  3. Merencanakan tugas untuk investigasi kelompok

  4. Melaksanakan Investigasi  Mengumpulkan informasi melalui wawancara.

   Berdiskusi.

  5. Analisis dan sintesis  Menganalisis informasi yang didapat.

   Mensintesiskan hasil analisis informasi.

  6. Menyiapkan laporan akhir  Menyajikan data.

   Membuat kesimpulan.

  7. Mempresentasikan hasil penelitian 8. Evaluasi investigasi untuk umpan balik.

  Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation Model pembelajaran group investigation yang digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas memiliki beberapa kelebihan.

  Setiawan (2006:9) mendes kripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran Group Investigation, yaitu sebagai berikut:

  1. Secara Pribadi

  a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas

  b) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif

  c) rasa percaya diri dapat lebih meningkat

  

d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah

  e) mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisika

  2. Secara Sosial

  a) meningkatkan belajar bekerja sama

  

b) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru

  c) belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

  d) belajar menghargai pendapat orang lain

  e) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

  3. Secara Akademis

  a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan bekerja secara sistematis b) mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang

  c) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya

  d) mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat

e) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

  Model pembelajaran group investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu:

  1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan

  2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal

  3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation, model pembelajaran group investigation cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri

  4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).

  Model pembelajaran group investigation mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama (Setiawan, 2006:9).

  2.2 Kajian Penelitian Relevan Rahayu, Murti (2011) melakukan penelitian dengan judul “peningkatan minat Belajar IPS Melalui Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas 4 SD N

  Soso 03 Gandusari Kabupaten Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model group investigation dapat meningkatkan minat belajar siswa yang terlihat dari peningkatan perolehan pra tindakan sampai pada siklus kedua yang mencapai peingkatan sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswa dan belum tuntas 2 siswa. Kelebihan : model group investigaton adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang sulit diterapkan, namun peneliti mampu meningkatkan minat belajar secara maksimal. Kelemahan : sayang sekali masih ada 2 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menggunakan group investigation. Cara mengatasi kelemahan tersebut dengan lebih maksimal pembelajaran ini, karena 2 siswa yang belum tuntas ini sangat disorot oleh pembaca,

  Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudaromono (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Minat Belajar Siswa Kelas V Melalui Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Sidorejo Lor 02 salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran GI dapat meningkatkan aktivitas dan Minat belajar siswa dari siklus I sebesar 77% dan pada siklus II denganpresentase 89%. Peningkatan aktivitas siswa memberikan dampak yang positif terhadap Minat belajar yaitu pada ulangan harian siswa beberapa mata pelajaran sehingga siswa dapat berlatih berfikir untuk memecahkan suatu masalah. Kekurangan : model pembelajaran GI sangat komplek sehingga siswa harus berkonsentrasi peuh melakukan investigasi terhadap topik yang sudah dipilih. Cara mengatasi kelemahan yaitu dengan melatih kemampuan berfikir siswa sejak dini.

  Penelitian oleh Herawan, Ivandra Bagus (2012). Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Model Group Investigation pada Mata

  Pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial di Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 09 Kutowinangun Salatiga Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model group investigation, ternyata dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan disetiap tindakan. Pada tindakan sebelum siklus terdapat 37,5% atau 9 anak yang tuntas, setelah dilakukan tindakan siklus 1 terjadi peningkatan sebanyak 50% atau 12 anak. Peningkatan ini belum mencapai yang diharapkan yaitu 70% dari jumlah siswa harus tuntas. Maka dilakukan tindakan siklus II dan hasilnya terjadi peningk atan hasil belajar 100% atau 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN kutowinangun 09 Salatiga. Kelebihan : Model group investigation pada penelitian tersebut dapat membantu menggali informasi siswa dan dapat menunjang keberhasilan belajar siswa dan dapat memaksimalkan kerja otak kiri dan kanan.

  Dilihat dari kajian-kajian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan-perubahan minat dalam kegiatan berfikir untuk memecahkan masalah. Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan terbukti mampu merubah cara belajar siswa yang mengarah ke peningkatan minat belajar siswa. Mengacu pada penelitian di atas, akan dilakukan penelitian tindakan kelas, yaitu dengan melakukan penelitian yang bertemakan penggunaan model group investigation pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri.

  2.3 Kerangka Berfikir Pembalajaran IPS siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten

  Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada pembelajaran konvesional yang berpusat pada guru, menggunakan 2.1 mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.siswa hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru saja, guru hanya menjelaskan dan menerangkan pemebelajaran guru hanya menerapkan metode ceramah. Guru juga kurang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran.

  Konsdisi ini, perlu segera dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Untuk melaksanakan Model pembelajaran group investigation ada tujuan yang harus dicapai melalui KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Siswa kelas 5 dalam pelaksanaan model pembelajaran group investigation dengan langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok @ 4 siswa.

  2. Menentukan jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemeerdekaan Indonesia.

  3. Merencanakan investigasi didesa Banyusri.

  4. Melakukan wawancara kepada warga didesa Banyusri.

  5. Mendiskusikan hasil wawancara.

  6. Menganalisi data tentang jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemeerdekaan Indonesia.

  7. Membuat laporan investigasi.

  8. Mempresentasikan hasil investigasi.

  9. Melakukan umpan balik.

  group

  Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

  

investigation ini akan mendorong minat belajar siswa yang tinggi melalui kegiatan

  visual, kegiatan lisan, dan kegiatan mendengarkan. Untuk mengukur lebih rinci minat belajar IPS ditetapkan indikator, yaitu:

  1. Kegiatan visual a Menyimak b Membaca c Melakukan wawancara

  2. Kegiatan lisan a Bertanya b Memberi jawaban c Berpendapat

  3. Kegiatan mendengarkan a Mendengarkan kelompok yang sedang presentasi b Mendengarkan tanggapan terhadap presentasi c Mendengarkan umpan balik

  Pengukuran terhadap setiap indikator menggunakan lembar observasi dan setiap indikator diberi skor dan ditotal dari skor inilah merupakan minat belajar

  IPS. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam kerangka berfikir tentang minat belajar terhadap IPS dengan model pembelajaran group investigation .

  2.3 Kerangka Berfikir

  2.1 mendiskripsikan perjuangan para tokoh Pembelajaran konvensional pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang Minat siswa kurang

  2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemeerdekaan Indonesia Pembelajaran IPS di SD dengan model GI

  Indikator

1. Membentuk kelompok @ 4 siswa

  V. Membaca Hand Out

  2. Menentukan jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

  V. Menyimak Hand Out

  3. Merencanakan investigasi

  4. Melakukan wawancara

  V. Melakukan wawancara

  5. Mendiskusikan hasil wawancara L. Bertanya Teknik pengukuran

  L. Memberi jawaban observasi

  6. Menganalisis data tentang jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan L. Berpendapat kemeerdekaan Indonesia

  Jumlah aktivitas Minat IPS M. kelompok yang sedang

7.Membuat laporan investigasi

  meningkat presentasi M. tanggapan presentasi.

8. Mempresentasikan hasil investigasi

  9. Melakukan umpan baik M. umpan balik

Gambar 2.1 Peningkatan minat belajar IPS tentang peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan indonesia melalui model

  Group Investigation

  2.4 Hipotesis Data Hipotesis dalam penelitian ini diduga dapat dirumuskan sebagai berikut peningkatan minat belajar IPS dapat diupayakan melalui model pembelajaran group investigation siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ledok 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 86

1 BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 12

19 BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 03 Melalui Metode Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 87

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigaton Siswa Kelas 5 SD Negeri 01 Banyusri Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 5