PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF STOIKIOMETRI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELJARAN INOVATIF
S T O I KI O ME T RI SE S UAI KURI KUL U M 2013
BERBASIS MODE L PE MBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Oleh :

Joko Cahyono
NIM 4103131029
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


Judul Skripsi

: Pengembangan

Modul

Pembelajaran

Inovatif Stokiometri Sesuai Kurikulum
2013

Berbasis

Model

Pembelajaran

Problem Based Learning (PRL)


Nama Mahasiswa

: Joko Cahyono

NIM

: 4103131029

Program Studi

: Pendidikan Kirnia

Jurusan

: Kimia

Menyetujui :

Dosen P~Tsimng


Skripsi,

,. "
Prof. Dr. Ra
~JP.

.
~n

Silaban, M.Si

196006181987031092

Mengetahui :
.Jurusan Kimia
Ketua,

Drs. Ja a urn Purba, M.Si

NIP.196412071991031002


Tanggal Lulus

: 16 Juli 2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
berkah dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam senantias penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW, semoga penulis termasuk umatnya yang mendapat syafaat dikemudian
hari kelak. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif
Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Skripsi ini juga disusun untuk memenuhi satu syarat
memperoleh sarjana pendidikan kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban, M,Si selaku pembimbing
skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak
Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc dan Ibu Dra. Ida
Duma Riris, Msi yang telah memberikan masukan dan saran dalam perbaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Bajoka
Nainggolan, Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Muriadi
dan Ibunda Sri Waryanti untuk jerih payahnya selama ini terima kasih telah
menjadi orang tua terbaik untuk penulis yang telah memberikan segalanya
kepada penulis yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan
penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada kakak – kakak

tercinta

Ernawati, S.Pd, Erni Rahayu, S.Pd dan Rahmawati beserta abang dan adik
ipar serta adik – adik tercinta Misriani, Supriono dan Sri Rahayu
Murwaningsih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erlina,

S.Pd selaku guru penanggung jawab mata pelaaran kimia di sekolah tempat
penulis melakukan penelitian dan terima kasih juga kepada Bapak

Asmaruddin, S.Pd.I Kepala Sekolah SMA Cerdas Murni Medan yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan terkhusus kepada Abangda Khoir
Matondang, S.Pd dan Abangda Dedi Masari, S.Si yang telah bersedia berbagi
ilmunya dan membimbing ruhiyah penulis selama masa perkuliahan di
UNIMED. Terima kasih penulis ucapkan kepada Elsa Br Ginting, Agnes
Sianturi, dan Renata Hutagalung sebagai teman satu perjuangan dalam
penulisan skripsi ini. Teristimewa juga penulis ucapkan rasa bangga dan
terima kasih untuk Ardiansyah Harahap yang telah membantu penulis dalam
penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini juga kepada Herry Purwanto, Indra
Lasmana, Rifzal Adiansyah dan para sahabat kelas dik A 2010 yang tak
terlupakan, serta teman-teman lainnya yang telah banyak membantu penulis
selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 23 Juni 2014
Penulis,

Joko Cahyono

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF
STOIKIOMETRI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Joko Cahyono ( NIM 4103131029 )
ABSTRAK
Pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran stoikiometri
sesuai kurikulm 2013 dijelaskan dalam penelitian ini. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Cerdas Murni Medan yang
terdiri dari 3 kelas pararel, kemudian diambil secara acak 2 kelas utuk
dijadikan polulasi, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya
sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data
disediakan 40 soal setelah divalidasi diambil 20 soal dan digunakan untuk
mengumpulkan data dari kelas eksperimen dan kontrol. Penelitian dilakukan

untuk mengembangkan dan menstandarisasi modul pembelajaran stoikimetri
untuk mengetahui efektivitas peningkatan hasil belajar siswa. Standarisasi
modul pembelajaran diketahui dari pemberian angket terhadap guru dan siswa.
Efektivitas modul pembelajaran dalam pengajaran stoikiometri diketahui dari
kemampuan siswa mengerjakan soal kimia sebelum dan sesudah proses
pengajaran yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam selang waktu sebulan.
Setelah melakukan uji coba modul stoikiometri hasil penilaian guru kimia
terhadap modul sangat baik dikisaran 3,26 – 4,00 tepatnya pada 3,35 yang
berarti modul valid dan tidak perlu direvisi, dan memenuhi standart sebagai
media pembelajaran. Modul pembelajaran inovatif diitegrasikan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mempermudah
penyampaian konsep modul. Pembelajaran dengan modul sangat efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ratarata post test siswa di kelas eksperimen adalah (76,83) lebih tinggi dari kelas
kontrol ( 69,83) dengan thitung > ttabel (8,23>1,319). Persen peningkatan
hasil belajar pada kelas eksperimen adalah = 53,50 % dan pada kelas kontrol
adalah = 50,12 %. Setelah dilakukan perhitungan maka didapat perbedaan
signifikasi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah = 14, 96 % pada pokok bahasan stoikiometri.
Kata kunci : Modul Inovatif, Hasil Belajar, Model Pembelajaran


THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE TEACHING MODULE
STOIKIOMETRI BASED 2013 CURICULUM AND BASED
TEACHING MODEL OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Joko Cahyono (NIM 4103131029)
ABSTRACK
The development of innovative module for teaching stoikiometri based 2013
curiculum explained ini this research. The population in this research is all off
students in X Class of SMA Cerdas Murni Medan which haven three parallel
class and then we have random sampling to be two class for population, one
class as eksperiment class and another class as control class. Instrument used
in this research is 40 guestions of multiple choise, which valided and taken 20
guestions of multiple choise, used ekperiment class and control class. The
research aims to development and standardized of innovative module for
teaching stoikiometri to showed effectivites for increase students outcomes.
Standarized of innovatife teaching module knew from angket was given
teachers and students. The effektivites module of teaching in increase
outcomes students knews from students capability to do question of chemistry
before and after teaching which have done twice during one month.
Stoikiometri module have tried to the chemistry teachers and given posotif
value around 3,26 - 4,00 exacly 3,35 it’s means module valied and haven’t

repair also based as teching media. Innovative module of teaching fusioned
with model of teaching that Problem Based Learning (PBL) for easy
explained of module concept. Teaching with module was effective to increase
students outcomes. The increased showed from means post - test value from
eksperiment class is ( 76,83) higher than control class (69,83) with thitung >
ttabel (8,23>1,319). Presentase of increased outcomes eksperiment class
=53,50% and in control class = 50,12%. After calculated increase of students
outcomes than knew of significant difference increase of students outcomesin
eksperiment class and control class = 14,96% in topic stoikiometri.
Key Words : Module Innovative, Learning Outcomes, Model of Teaching

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.Latar Belakang Masalah

1

1.2.Identifikasi Masalah

5

1.3.Rumusan Masalah

5

1.4.Batasan Masalah

6

1.5.Tujuan Penelitian

6

1.6.Manfaat Penelitian

7

1.7.Defenisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

2.1. Bahan Ajar

9

2.2 Buku Sebagai Bahan Ajar

10

2.3. Standar Buku ajara Berdasarkan BSNP

11

2.4.Modul

13

2.5Kurikulum2013

17

2.6. Pembelajaran Kimia pada Kurikulum 2013

18

2.7.Model Pembelajaran

19

2.8.Deskripsi Tentang Materi Stoikiometri

23

2.9. Kerangka Konseptual

38

2.10 Hipotesis Penelitian

39

BAB III METODE PENELITIAN

41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

41

3.2. Populasi dan Sampel

41

3.3. Variabel Penelitian

41

3.4 Rancangan Penelitian

41

3.5. Instrumen Penelitian

42

3.6. Prosedur Penelitian

44

3.7. Teknik Analisis Data

48

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

50

4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA

50

4.2. Pengembangn dan Standarisasi Modul Kimia SMA

52

4.3.Kemampuan Awal Siswa Sebelum Proses Pembelajaran

53

4.4 Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran

54

4.5Persen ( %) Peningkatan Hasil Belajar

55

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

56

3.1. Kesimpulan

56

3.2. Saran

57

DAFTAR PUSTAKA

59

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Peran Guru dalam PBL

21

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

39

Tabel 4.1. Hasil Analisis Buku TeksOleh Guru Kimia

51

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Post-tes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

54

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Skema Pengubahan satuan Jumlah Mol
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pada Pengembangan dan
Standarisasi Modul Kimia di SMA
Gambar 3.2 Desain Penelitian

33
43
45

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Lee, dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang
bermutu.
Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan , dan dapat dilakukan melalui bahan ajar
bermutu. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai
dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi
yang telah ditetapkan dapat tercapai. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan
integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar dapat memberi peluang
meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai
dengan budaya di Indonesia (Situmorang, 2013).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh
karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik
tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Ada dua
hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai
produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)

temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,
pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (Mardapi, 2007).
Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain
kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan atau pengajaran. Dapat kita
bayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran
disekolah yang tidak memiliki kurikulum. Dalam dunia pendidikan banyak
permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin berkembang pesat (Yamin, 2013).
Permasalahan yang timbul pada setiap perubahan kurikulum adalah
persoalan sosialisasi dan implementasi. Dalam konteks implementasi kurikulum
2013, kegiatan untuk membantu peserta didik tersebut diharapkan dapat memberi
pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan
saja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berpikir kritis, dan
berkarakter kuat, diantaranya bertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif,
bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi.
Untuk terselenggaranya kurikulum 2013 di sekolah, sangat tergantung
pada kesiapan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah sebagai unsur paling
terdepan dalam mengimplementasikan kurikulum baru tersebut di sekolah sasaran.
Kurikulum 2013 kini telah mulai dilaksanakan sejak tanggal 15 Juli 2013 di
sejumlah

sekolah

di

wilayah

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib peminatan bidang MIPA
dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kelas X SMA merupakan ilmu yang kaya
akan konsep yang bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi
siswa, namun seringkali dijumpai siswa-siswi yang menganggap materi kimia
rumit dan sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang

mampu untuk mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi
yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan, dimana konsep dasar
kimia menjadi tidak menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Di samping itu,
ketersediaan buku teks kimia berkualitas sesuai tuntutan kurikulum masih sangat
minim. Beberapa siswa masih kurang memahami buku teks kimia saat ini. Buku
teks yang dirancang hanya lebih fokus pada memberikan pengetahuan dan bukan
pengalaman. Wayan (2012) mengemukakan kondisi di atas berimplikasi terhadap
rendahnya prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa. Pentingnya konsep diri
tidak

terlepas

dari

menurunnya

penerapan

nilai-nilai

universal

dalam

pembelajaran di sekolah.
Salah satu faktor utama yang dianggap sebagai penyebab kurangnya hasil
belajar siswa dalam pembelajaran kimia adalah kesalahpahaman pada siswa
tentang topik kimia dan juga kurangnya penggunaan bahan ajar untuk pelajaran
kimia. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, seorang guru harus
kompeten

dalam

melaksanakan

tugasnya,

salah

satunya

adalah

untuk

mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting dilakukan oleh
guru sehingga pembelajaran lebih efektif, efisien dan tidak menyimpang dari
kompetensi yang dicapai.
Untuk mengatasinya, diperlukan inovasi dalam penerapan model maupun
metode pengajaran kimia yang dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi
tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar mengajar di kelas, secara
tidak langsung juga dapat dilakukan dengan mengembangkan modul yang
digunakan dalam belajar kimia. Dalam pengembangannya, modul juga dapat
dikolaborasikan dengan model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang bukan hanya tentang
penyelesaian masalah tetapi lebih jauh lagi penyelesaian masalah dengan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Hasil penelitian Ratno (2013)
menyimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran berbasis masalah dan advance
organizer berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi
larutan penyangga.

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil
yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul
pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI membuktikan
bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak
23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah adalah 48,662 % .
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hardilla (2012) tentang pengaruh
pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran konsep hidrolisis garam
melalui modul kimia untuk meningkatkan kelas XI prestasi siswa di mana hasil
post test di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol , sebanyak
79,17 % di kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya 72,57 % dan juga persentase
kenaikan rata-rata siswa di kelas eksperimen adalah 74 % dan di kelas kontrol
adalah 61 %.
Hal yang sama dikemukakan oleh hasil penelitian Naiborhu (2012) tentang
efektivitas pembelajaran modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada
pengajaran Termokimia dimana persentase rata-rata kelompok atas menggunakan
modul 46,45 % lebih tinggi daripada menggunakan buku 44,59 % dan persentase
rata-rata kelompok bawah menggunakan modul 75.50 % kurang dari
menggunakan buku 70.83 %. Jumlah persentase efektivitas menggunakan modul
98,46 % lebih tinggi dari 95,07 %. Standarisasi modul pembelajaran kimia telah
dinilai oleh dosen (3,52), dinilai oleh guru kimia (3,47), dan total rata-rata (3,49),
itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu revisi.
Demikian halnya dengan hasil penelitian Ginting (2013) tentang pengaruh
pengembangan modul kimia interaktif terhadap prestasi siswa pada pengajaran
kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA dimana rata-rata persentase kenaikan
prestasi siswa dikelas eksprimen sebesar 79% dan dikelas kontrol sebesar 54%.
Penelitian lain mengenai model pembelajaran problem based learning
yang dikemukakan oleh Faizah dkk (2013) yaitu pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan softskill dan pemahaman
konsep menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah pada
materi hidrolisis garam yang dikembangkan memiliki peningkatan soft skill siswa

sebesar 0,46, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill dengan
kriteria tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat, dan sebanyak 84,85%
siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan
respon positif.
Berdasarkan latar belakang di atas , maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul " Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai
Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) “

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.

Buku teks sebagai bahan ajar yang umunya digunakan guru, masih
banyak yang kurang sesuai dengan

tujuan kurikulum 2013 yang

mengembangkan tiga aspek yakni kognitif, psikomotorik dan afektif
siswa.
2.

Modifikasi dalam penerapan metode pembelajaran masih jarang
dilakukan dalam pembelajaran kimia.

3.

Penyajian materi yang diberikan kurang dimodifikasi, cenderung
monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi
kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Hal ini menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa

1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pendapat guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada
materi stoikiometri ?
2. Bagaimana mengembangkan modul kimia stoikiometri berdasarkan tujuan
Kurikulum 2013?

3. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan
modul pembelajaran inovatif yang telah disusun berbeda secara signifikan
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan buku
text yang ada pada materi stoikimetri ?

1.4 Batasan Masalah
Dalam hal ini pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan
dengan baik dan terarah. Batasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran dilakukan dengan menggunakan modul inovatif pembelajaran
Modul inovatif pembelajaran yang dimaksud adalah modul yang disusun
secara ringkas oleh peneliti sesuai dengan kurikulm 2013 dan berbasis
problem based learning (PBL) dan nantinya diberikan kepada siswa dan
hanya memuat 1 bab pelajaran yakni stoikiometri.
2. Dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Cerdas Murni Medan T.A 2013 –
2014 pada pokok bahasan Stoikiometri.

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data tentang presepsi guru kimia atas materi
stoikiometri dalam buku – buku kimia kelas X.
2. Memperoleh modul pembelajaran kimia stoikiometri yang inovatif
sesuai tujuan kurikulum 2013.
3. Mengetahui gambaran hasil belajar

kimia siswa yang diajarkan

dengan menggunakan modul pembelajaran inovatif stiokiometri yang
telah disusun dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan buku text yang ada.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan penulis antara lain
:
1.

Bagi Peneliti : sebagai bahan masukan bagi peneliti secara pribadi sebagai
calon guru bidang studi kimia dalam hal upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pengajaran kimia dengan menggunakan modul inovatif dan
model pembelajaran PBL.

2. Bagi guru: sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan dan menentukan
usaha perbaikan segala sesuatu yang mendukung pencapaian kesiapan
siswa dan menyususn persiapan belajar dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa.
3. Bagi siswa : memberikan masukan, membantu meningkatkan prestasi
belajar siswa dan meningkatkan kemandirian siswa
4. Bagi penelitian lanjutan : sebagai bahan kajian dan studi literature untuk
pengembangan modul dan model Problem Based Learning (PBL)

1.7 Defenisi Operasional
Bahan ajar yang digunakan sebagai sarana belajar sangat erat kaitannya
denga prestasi siswa. Salah satu jenis bahan ajar yang sering digunakan adalah
modul. Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis, atau cetak yang
disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan
pembelajaran

berdasarkan

kompetensi

dasar

atau

indikator

pencapaian

kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam
modul tersebut.
Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah
kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok, strategi ini
pada intinya melatih keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa dalam
pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari
informasi, membuat artefak sebagai laporan mereka.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sebagai acuan dalam system pendidikan, maka segala sesuatu yang
berkaitan dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada kurikulum,
demikian pula halnya dengan bahan ajar yang juag harus disesuaiakan dengan
tuntutan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, (2004), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta,
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga , Jakarta
Elnovreny, J., (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of
Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA Universitas
Negeri Medan (UNIMED), Medan
Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan
Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128
Fogarty, R., (1997), Problem –based learning abd other curriculum models for
the multiple intelligences classroom, Arlington Heights Illionis, Sky
Light
Ginting, J., (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development
Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and
Solubility Product in Senior High School. Skripsi S-1 FMIPA Universitas
Negeri Medan (UNIMED), Medan
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan

Hardilla, Vika., (2012), The Influence of Critical Teaching Development in
Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to
Increase Student’s Achievement Grade XI. Skripsi S-1 FMIPA
Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan
Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), How to Write a
Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a
Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):
57-59
Mardapi, D., (2007), Bada Standar Nasional Pendidikan, Jakarta
Naiborhu, P., (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s
Achievement on The Teaching of Thermochemistry. Skripsi S-1 FMIPA
Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan
Ngalimun, (2012), Strategi dan Model
Banjarmasin

Pembelajaran,Aswaja Pressinto,

Petrucci, R., (1987), Kimia Dasar ( Prinsip dan Terapan Modern ) edisi Keempat
Jilid I, Erlangga, Jakarta
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY-Press,
Jogjakarta
Purba, M, (2006), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta
Ratno, Suyit., (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan
Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan
Penyangga. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED), Medan
Rosenberg, J., ( 1996), Teori dan Soal – Soal Kimia Dasar Edisi Keenam,
Erlanga, Jakarta
Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan (UNIMED), Medan
, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan
Simatupang, N., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA
Kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan (UNIMED), Medan
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian
Unimed
Sudarmo, Unggul.2013. KIMIA UNTUK SMA/ MA KELAS X. Erlangga, Jakarta

Wayan, I., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya
Kognitif. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
Bali
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press
Group, Jakarta