PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJATAN KIMIA INOVATIF REDOKS SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING.

(1)

Oleh: Agnes Sianturi NIM 4103131001

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Agnes Sianturi dilahirkan di Medan, pada tanggal 21 Juni 1992. Ayah bernama Adilfet Sianturi dan Ibu bernama Justiar Rohani Siahaan dan merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD RK Budi Luhur Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Katolik Tri Sakti 1 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) melalui jalur test tertulis SNMPTN.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skipsi berjudul “Penyediaan Modul Pembelajatan Kimia Inovatif Redoks Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning“ disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak ilmu dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed yang telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan banyak memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku dosen pembanding yang telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah SMAN 5 Medan Bapak Drs. Harris H. Simamora, M.Si, dan ibu Dra. Nurmida Rumapea, M.Si selaku guru di SMA N 5 Medan, kepala sekolah SMA N 18 Medan Bapak Drs. Arsad Sembiring, M.Ed, dan bapak Drs. Paham Sitorus, M.Si, M.Si serta ibu Khairati S.Pd, M.Si selaku guru kimia di SMA N 18 Medan, kepala sekolah SMA Swasta Methodist 2 Medan Pdt. Paulus Subyanto, S.Th dan ibu Rapi Sihombing, S.Si., S.Pd selaku guru kimia di SMA Swasta Methodist 2 Medan. Tersistimewa lagi penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua yang luar biasa ,Bapak Adilfet Sianturi dan Ibu Justiar Rohani Siahaan, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini karena telah menjadi orang tua terbaik yang telah memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.


(5)

Teristimewa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kakak dan kakak saya yang saya sayangi Herna Warta Dina Andriani Sianturi, ST, Diana Sari Dewi Sianturi, SE, Shere Lusiana Sianturi, ST, abang saya Johannes Siregar, SE, Benny Damanik, SE, Eko Fransisco dan adik saya Mei Roito Sianturi dan Yohannes Vernando Sianturi. Dan untuk Anasthachia Lopina Abriani Nadapdap, SE, Chartia Eva Lendy Panjaitan, Christine Hutauruk, Elmarta Hexa Panggabean, Hotnida Novalia Tobing, Kristina Lamaria Butar-Butar, ST yang senantiasa memberikan dukungan serta semangat kepada penulis. Tak lupa untuk sahabat terkasih yang selalu ada Farida Simorangkir, Deasy Sitanggang, Arianto Purba, Dani Tevira Sitepu, Desi Tejawati Br Karo, Melinda Giovanny Siahaan, dan Bambang Purba. Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan kelas Kimia Dik B 2010, terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi, dukungan, motivasi serta doanya selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis

Agnes Sianturi NIM. 4103131001


(6)

PENYEDIAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA INOVATIF REDOKS SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

Agnes Sianturi (4103131001)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian yang berjudul Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Redoks Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah mengembangkan, menstandarisasi dan menguji cobakan modul inovatif serta mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul kimia inovatif dibandingkan dengan menggunakan buku teks. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan, dimana guru dan dosen kimia juga sebagai tim ahli. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang menggunakan modul kimia inovatif dan satu kelas lainnya menggunakan buku teks kimia. Ada dua jenis instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu angket untuk menstandarisasi modul inovatif dan 20 pilihan ganda yang telah divalidasi oleh validator ahli dan siswa dengan rhitung 0,735 > rtabel 0,361, yang disebut reliabel. Adapun angket yang digunakan dosen dan guru kimia untuk menstandarisasi modul inovatif adalah angket BSNP. Uji coba modul yang telah dilakukan, pemberian pre-test, pengajaran dan aktivitas belajar dengan menggunakan modul inovatif sebagai media (di kelas eksperimen), dan penggunaan buku kimia sebagai media (di kelas kontrol) dan kedua kelas diberi post-test di akhir pembelajaran. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 29,125 dan posttest 84,375 dengan rata-rata gain 0,7763. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata nilai pretest 33 dan posttest 75,125 dengan rata-rata gain 0,6199. Persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 77,63% dan kelas kontrol 61,99%. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan peningkatan hasil belajar diantara kedua kelas. Hasil uji statistik menggunakan berdasarkan uji hipotesis, Ha diterima dengan thitung 7,555 > ttabel 1,6671 jadi dapat disimpulkan modul inovatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai tambahan, ranah kognitif yang terkembangkan pada modul redoks adalah C2 (pemahaman).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Ajar 7

2.1.1. Pengertian Bahan Ajar 7

2.1.2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar 7

2.2. Buku Sebagai Sumber Pembelajaran 8

2.3. Standar Buku Ajar Berdasarkan BSNP 10

2.3.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia 10

2.3.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia 10

2.3.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia 11

2.3.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Buku Pelajaran Kimia 11

2.4. Modul 12

2.4.1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul 13

2.4.2. Prinsip-Prinsip Penyusunan Modul Pembelajaran 14

2.4.3. Alur Penyusunan Modul 14

2.4.4. Format Modul 15

2.5. Kurikulum 2013 16


(8)

2.7. Model Pembelajaran 20

2.7.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning 20

2.7.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 23

2.8. Reaksi Reduksi dan Oksidasi 24

2.8.1. Perkembangan Konsep Oksidasi dan Reduksi 24

2.8.1.1. Reaksi Oksidasi 24

2.8.1.2. Reaksi Reduksi 25

2.8.2. Bilangan Oksidasi 27

2.8.3. Reaksi Redoks 29

2.8.4. Jenis-Jenis Reaksi Redoks 30

2.8.4.1. Reaksi Penggabungan 30

2.8.4.2. Reaksi Penguraian 31

2.8.4.3. Reaksi Pertukaran 31

2.8.4.4. Autoredoks (Disproporsionasi) 32

2.9. Kerangka Berpikir 32

2.10. Hipotesis 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.4. Rancangan Penelitian 36

3.5. Instrumen Penelitian 36

3.5.1. Validitas Tes 37

3.5.1.1. Validitas Item Tes 37

3.5.1.2. Tingkat Kesukaran 37

3.5.1.3. Daya Pembeda 38

3.5.2. Reliabilitas Tes 38

3.6. Prosedur Penelitian 39

3.7. Teknik Analisis Data 44

3.7.1. Uji Normalitas Tes 45

3.7.2. Uji Homogenitas 46

3.7.3. Uji Hipotesis 46

3.7.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Survei Buku Teks Kimia SMA 48

4.2. Analisis Buku Teks Kimia SMA 48

4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia Inovatif 56


(9)

4.4.1. Standarisasi Instrumen Tes Soal 63

4.4.1.1. Validitas Instrumen Tes 63

4.4.1.2. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 64

4.4.1.3. Daya Beda Instrumen Tes 64

4.4.1.4. Realibilitas Instrumen Tes 64

4.5. Analisa Data Hasil Penelitian 65

4.5.1. Menghitung Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest 65

4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar 66

4.5.3. Uji Normalitas Data 68

4.5.4. Uji Homogenitas Data 69

4.5.5. Observasi 69

4.5.6. Pengujian Hipotesis 71

4.6. Perkembangan Aspek Kognitif 71

4.7. Hasil Pengukuran Kepuasan Modul Pada Siswa 72

4.8. Pembahasan 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 76

5.2. Saran 77


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan-Tahapan Model PBL 22

Tabel 2.2 Aturan-Aturan Dalam Penentuan Bilangan Oksidasi 28

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 36

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata 45

Tabel 4.1. Hasil angket penilaian buku teks berdasarkan kelayakan isi 49

menurut penilaian Guru Kimia Tabel 4.2. Hasil angket penilaian buku teks berdasarkan kelayakan bahasa 51

menurut penilaian Guru Kimia Tabel 4.3. Hasil angket penilaian buku teks berdasarkan kelayakan 52

penyajian menurut penilaian Guru Kimia Tabel 4.4. Hasil angket penilaian buku teks berdasarkan kelayakan 54

kegrafikan menurut penilaian Guru Kimia Tabel 4.5. Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan isi 58

menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia Tabel 4.6. Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan bahasa 59

menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia Tabel 4.7. Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan penyajian 60

menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia Tabel 4.8. Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan 61

kegrafikan menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia Tabel 4.9. Rentang Validasi Akhir Modul Kimia Inovatif Sesuai 63

Kurikulum 2013 Tabel 4.10. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test 65

Tabel 4.11. Hasil Perolehan Gain Rata-Rata Eksperimen Dan Kontrol 67

Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test 68

Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Pre-Test Dan Post-Test 69

Tabel 4.14. Distribusi Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa 70

Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis 71


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Pada Pengembangan dan Standarisasi 41

Modul Kimia di SMA Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian 43

Gambar 4.1. Perbandingan Ketiga Buku yang dianalisis 55

Gambar 4.2. Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi Berdasarkan 62

Komponen Kelayakan Isi, Kelayakan Bahasa, Kelayakan Penyajian dan Kelayakan Kegrafikan Gambar 4.3. Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel 66

Gambar 4.4. Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel 67

Gambar 4.5. Diagram Tingkatan Afektif dan Psikomotorik Sampel 70

Gambar 4.6. Diagram Tingkatan Aspek Kognitif 72 .


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 81

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 85

Lampiran 3. Tabel Kisi-Kisi Tes Materi Reaksi Redoks 120

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 121

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 129

Lampiran 6. Pembahasan Instrumen Tes 130

Lampiran 7. Tabel Kisi-Kisi Tes Materi Reaksi Redoks (Setelah Validasi) 149

Lampiran 8. Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 150

Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 154

Lampiran 10. Lembar Observasi Evaluasi Ranah Afektif dan Psikomotorik 155 Lampiran 11. Perhitungan Validitas Tes 161

Lampiran 12. Tabel Validitas 163

Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 164

Lampiran 14. Tabel Tingkat Kesukaran 165

Lampiran 15. Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 166

Lampiran 16. Tabel Daya Beda 167

Lampiran 17. Perhitungan Realibilitas 168

Lampiran 18. Tabel Realibilitas 169

Lampiran 19. Rekapitulasi Analisis Instrumen 170

Lampiran 20. Penilaian Buku Teks Pelajaran Kimia dan Modul 171

Lampiran 21. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap Buku Teks 184

Kimia Reaksi Redoks Kelas X Lampiran 22. Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia Terhadap Modul 200

Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X Lampiran 23. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap Modul 212

Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X Lampiran 24. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Dan Dosen 224


(13)

Lampiran 25. Tabulasi Data Nilai Siswa 236 Lampiran 26. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 237

Nilai Pre-test dan Post-test

Lampiran 27. Perhitungan Uji Normalitas 238 Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas 244 Lampiran 29. Pengujian Hipotesis 247 Lampiran 30. Pengujian Hipotesis 249 Lampiran 31. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 253 Lampiran 32. Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa Kelas Eksperimen 254 Lampiran 33. Data Aktivitas Belajar Individu Siswa 258 Lampiran 34. Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelas Eksperimen 260 Lampiran 35. Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa 264 Lampiran 36. Tabulasi Nilai Afektif Siswa 266 Lampiran 37. Tabel Pencapaian Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen 268 Lampiran 38. Rata-rata Gain Berdasarkan Jenjang Kognitif 270 Lampiran 39. Angket Tingkat Kepuasan Pengguna Modul 272 Lampiran 40. Hasil Angket Tingkat Kepuasan Pengguna Modul 273 Lampiran 41. Tabel Nilai-Nilai r-product moment 274 Lampiran 42. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 275 Lampiran 43. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t 276 Lampiran 44. Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi F 277 Lampiran 45. Modul Kimia Inovatif 278 Lampiran 46. Dokumentasi Penelitian 279 Lampiran 47. Surat-Surat Penelitian 287


(14)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan saluran yang dapat mengungkapkan gagasan dan nilai-nilai baru, memiliki dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat dan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Lee (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang bermutu.

Pengadaan materi pelajaran bermutu dapat dilakukan melalui bahan ajar bermutu. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013).

Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib peminatan bidang MIPA dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kelas X SMA merupakan ilmu yang kaya akan konsep yang bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi siswa, namun seringkali dijumpai siswa-siswi yang menganggap materi kimia rumit dan sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya. Menurut Jurnal Ellizar (2009) menyatakan berkembangnya anggapan pada sebagian siswa bahwa Kimia itu sulit, menyebabkan minat dan kegairahan belajar semakin rendah dalam belajar kimia. Anggapan bahwa kimia itu sulit disebabkan karena pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan. Penguasaan konsep yang kurang maksimal menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa juga kurang maksimal.


(15)

2

Selain itu, hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan, dimana konsep dasar kimia menjadi tidak menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Di samping itu, ketersediaan buku teks kimia berkualitas sesuai tuntutan kurikulum masih sangat minim. Beberapa siswa masih kurang memahami buku teks kimia saat ini. Buku teks yang dirancang hanya lebih fokus pada pemberian pengetahuan. Penulis buku teks kurang untuk berpikir bagaimana buku ini akan mudah dipahami oleh siswa. Wayan (2012) mengemukakan kondisi di atas berimplikasi terhadap rendahnya prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar di SMA Negeri 5 Medan bahwa proses pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan hasil belajar rendah. Hasil belajar yang rendah dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran kimia masih berada dibawah KKM, yaitu berada dibawah rata-rata 76.

Untuk mengatasinya, diperlukan inovasi dalam penerapan model maupun metode pengajaran kimia yang dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar mengajar di kelas, dan juga dapat dilakukan dengan mengembangkan modul yang digunakan dalam pembelajaran kimia. Adanya modul pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar pada modul juga dapat memberi peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia (Simatupang, 2013). Dalam pengembangannya, modul juga dapat dikolaborasikan dengan model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil


(16)

3

penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI membuktikan bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak 23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah adalah 48,662 % . Hal yang sama dikemukakan oleh hasil penelitian Naiborhu (2012) tentang efektivitas pembelajaran modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada pengajaran Termokimia dimana persentase rata-rata kelompok atas menggunakan modul 46,45 % lebih tinggi daripada menggunakan buku 44,59 % dan persentase rata-rata kelompok bawah menggunakan modul 75.50 % kurang dari menggunakan buku 70.83 %. Jumlah persentase efektivitas menggunakan modul 98,46 % lebih tinggi dari 95,07 %. Standarisasi modul pembelajaran kimia telah dinilai oleh dosen (3,52), dinilai oleh guru kimia (3,47), dan total rata-rata (3,49), itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu revisi. Demikian halnya dengan hasil penelitian Ginting (2013) tentang pengaruh pengembangan modul kimia interaktif terhadap prestasi siswa pada pengajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA dimana rata-rata persentase kenaikan prestasi siswa dikelas eksprimen sebesar 79% dan dikelas kontrol sebesar 54%. Penelitian lain mengenai model pembelajaran problem based learning yang dikemukakan oleh Faizah (2013) yaitu pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan softskill dan pemahaman konsep menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan memiliki peningkatan soft skill siswa sebesar 0,46, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill dengan kriteria tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat, dan sebanyak 84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.

Berdasarkan latar belakang di atas , peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Inovatif Redoks Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning"


(17)

4 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi permasalahan berikut : 1. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan

2. Penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan

3. Buku teks yang dirancang hanya lebih fokus pada pemberian pengetahuan

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah perlu dibatasi. Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi redoks di SMAN 5 Medan pada tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan modul kimia inovatif sesuai kurikulum 2013 berbasis model pembelajaran problem based learning.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi guru kimia atas materi reaksi redoks terhadap buku-buku teks kimia kelas X?

2. Bagaimana persepsi terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan atas materi reaksi redoks sesuai kurikulum 2013?

3. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan modul pembelajaran reaksi redoks lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan buku-buku teks yang ada?

4. Bagaimana ranah kognitif yang terkembangkan melalui penggunaan modul inovatif pada siswa?

5. Bagaimana afektif dan psikomotorik yang terkembangkan melalui penggunaan modul inovatif pada siswa?


(18)

5 1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi redoks terhadap buku-buku teks kimia kelas X

2. Memperoleh data tentang persepsi terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan atas materi redoks

3. Mengetahui apakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan modul inovatif pembelajaran redoks pada siswa lebih tinggi dibandingkan dengan buku-buku teks yang ada

4. Mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan melalui penggunaan modul inovatif pada siswa

5. Mengetahui besarnya afektif dan psikomotorik yang terkembangkan melalui penggunaan modul inovatif

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan modul pembelajaran kimia inovatif sesuai kurikulum 2013 berbasis model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kualitas hasil dari proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Membantu meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam proses pembelajaran reaksi redoks

3. Bagi Guru

Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan mengembangkan modul pembelajaran inovatif sesuai kurikulum 2013


(19)

6 4. Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.

5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang lebih baik.

1.7. Defenisi Operasional

1. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai yang diharapkan kompetensi sesuai dengan tingkat kerumitan. (Deni, 2007)

2. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah (Majid, 2008)

3. Peningkatan hasil belajar merupakan persentase keberhasilan belajar setelah dilakukan suatu perlakuan dalam proses belajar mengajar (Meltzer dalam Silvia, 2011)


(20)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Persepsi guru kimia atas materi reaksi redoks yang ada di buku-buku teks kimia kelas X masih belum lengkap, karena mempunyai kelebihan dan kekurangan pada isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan sehingga perlu disusun modul yang inovatif

2. Persepsi dosen dan guru kimia sebagai validator ahli terhadap modul inovatif yang dikembangkan atas materi reaksi reduksi dan oksidasi sesuai kurikulum 2013 adalah baik. Yang dapat dilihat dari rata-rata rentang validasi sebesar 3,65675.

3. Dari hasil ujicoba yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui modul inovatif pada materi redoks lebih tinggi daripada menggunakan buku teks.

4. Ranah kognitif C2 (pemahaman) lebih terkembangkan dibandingkan ranah kognitif lain dengan menggunakan modul inovatif.

5. Persentase penilaian afektif pada kelas eksperimen adalah 80% melalui penggunaan modul inovatif. Sedangkan persentase penilaian afektif pada kelas kontrol adalah 74,848% melalui penggunaan buku teks.

6. Persentase penilaian psikomotorik pada kelas eksperimen melalui penggunaan modul inovatif adalah 90% sedangkan persentase penilaian psikomotorik pada kelas kontrol adalah 88,95%.


(21)

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku yang akan digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum lengkap.

2. Bagi mahasiswa yang lain atau peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan modul kimia inovatif dengan model pembelajaran yang berbeda dan sejalan dengan perkembangan teknologi agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(22)

Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based Learning, Kemendikbud, Jakarta.

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, Tesis S-2 UNIMED, Medan.

Deni,(2007), Definisi Modul (http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/modul.html)

Ellizar, (2009), Models of Teaching by Constructivism Approach with Module, Jurnal Kependidikan Triadik, 12(1) : 7-16.

Elnovreny, Jane., (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of Hydrocarbon for RSBI and SBI Students, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis

Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA UNIMED.

Ginting, Julianda., (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and Solubility Product in Senior High School, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Ginting, Tiwa., (2013), Laporan Implementasi Kurikulum 2013 (Makalah), Medan. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan.

Hardilla, Vika., (2012), The Influence of Critical Teaching Development in Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to Increase Student’s Achievement Grade XI, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Haris, Watoni., (2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Yrama Widya, Bandung.

Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.


(23)

The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Majid, Abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Mardapi, Djemari., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.

Mulyasa., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Naiborhu, Putri., (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s Achievement on The Teaching of Thermochemistry, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Petrucci, Ralph., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press, Yogyakarta. Ratnawati, Boni., (2012), Analisis dan Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Semester 1

SMK Farmasi Sesuai KTSP, Tesis S-2 UNIMED, Medan.

Ratno, Suyit., (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga, Tesis, Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana Predana Media Group, Bandung.

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Silitonga, P.M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Silvia, (2011), Pengaruh Macromedia Flash Pembelajaran Pendekatan PBL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Struktur Atom, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Simatupang, Nova., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II, Tesis, Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.

Situmorang, Manihar., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed.


(24)

Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.

Yamin, Martinis., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.


(1)

6

6 4. Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.

5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang lebih baik.

1.7. Defenisi Operasional

1. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai yang diharapkan kompetensi sesuai dengan tingkat kerumitan. (Deni, 2007)

2. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah (Majid, 2008)

3. Peningkatan hasil belajar merupakan persentase keberhasilan belajar setelah dilakukan suatu perlakuan dalam proses belajar mengajar (Meltzer dalam Silvia, 2011)


(2)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Persepsi guru kimia atas materi reaksi redoks yang ada di buku-buku teks kimia kelas X masih belum lengkap, karena mempunyai kelebihan dan kekurangan pada isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan sehingga perlu disusun modul yang inovatif

2. Persepsi dosen dan guru kimia sebagai validator ahli terhadap modul inovatif yang dikembangkan atas materi reaksi reduksi dan oksidasi sesuai kurikulum 2013 adalah baik. Yang dapat dilihat dari rata-rata rentang validasi sebesar 3,65675.

3. Dari hasil ujicoba yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui modul inovatif pada materi redoks lebih tinggi daripada menggunakan buku teks.

4. Ranah kognitif C2 (pemahaman) lebih terkembangkan dibandingkan ranah kognitif lain dengan menggunakan modul inovatif.

5. Persentase penilaian afektif pada kelas eksperimen adalah 80% melalui penggunaan modul inovatif. Sedangkan persentase penilaian afektif pada kelas kontrol adalah 74,848% melalui penggunaan buku teks.

6. Persentase penilaian psikomotorik pada kelas eksperimen melalui penggunaan modul inovatif adalah 90% sedangkan persentase penilaian psikomotorik pada kelas kontrol adalah 88,95%.


(3)

77

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku yang akan digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum lengkap.

2. Bagi mahasiswa yang lain atau peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan modul kimia inovatif dengan model pembelajaran yang berbeda dan sejalan dengan perkembangan teknologi agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based Learning, Kemendikbud, Jakarta.

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, Tesis S-2 UNIMED, Medan.

Deni,(2007), Definisi Modul (http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/modul.html)

Ellizar, (2009), Models of Teaching by Constructivism Approach with Module, Jurnal Kependidikan Triadik, 12(1) : 7-16.

Elnovreny, Jane., (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of Hydrocarbon for RSBI and SBI Students, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis

Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA UNIMED.

Ginting, Julianda., (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and Solubility Product in Senior High School, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Ginting, Tiwa., (2013), Laporan Implementasi Kurikulum 2013 (Makalah), Medan. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan.

Hardilla, Vika., (2012), The Influence of Critical Teaching Development in Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to Increase Student’s Achievement Grade XI, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Haris, Watoni., (2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Yrama Widya, Bandung.

Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.


(5)

79 Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Majid, Abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Mardapi, Djemari., (2007), Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.

Mulyasa., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Naiborhu, Putri., (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s Achievement on The Teaching of Thermochemistry, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Petrucci, Ralph., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press, Yogyakarta. Ratnawati, Boni., (2012), Analisis dan Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Semester 1

SMK Farmasi Sesuai KTSP, Tesis S-2 UNIMED, Medan.

Ratno, Suyit., (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga, Tesis, Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana Predana Media Group, Bandung.

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Silitonga, P.M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Silvia, (2011), Pengaruh Macromedia Flash Pembelajaran Pendekatan PBL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Struktur Atom, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan.

Simatupang, Nova., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II, Tesis, Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.

Situmorang, Manihar., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed.


(6)

Wayan, I., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.

Yamin, Martinis., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.