PENGEMBANGAN MODUL INOVATIF PEMBELAJARAN RUMUS KIMIA, TATA NAMA SENYAWA, DAN PERSAMAAN REAKSI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

(1)

PENGEMBANGAN MODUL INOVATIF PEMBELAJARAN RUMUS KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

S E S U A I K U R I K U L U M 2 0 1 3 B E R B AS I S M O D E L P E M B E L AJ A RA N PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

Oleh :

Elsa Ginting NIM 4114131002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Elsa Ginting lahir di Buluh Pancur, pada tanggal 08 Oktober 1987. Anak ketiga dari 4 bersaudara dari pasangan Tiwa Ginting S.Pd dan Dra. Erna Br Sembiring. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1994 di SD Timbul Jaya 2 Medan dan lulus jenjang pendidikan SD pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 41 Medan, lulus pada tahun 2003. Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Kristen 1 Medan. Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa D-III di Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan, lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan Program Studi S-1 (Transfer) pada tahun 2011 di Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan Lulus pada tanggal 16 Juli 2014.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya, memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013 berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban,M.Si pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Dr. Ida Duma Riris, M.Si, dan Dr. Mahmud M.Sc, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimaksih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang juga berperan dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia Ibu Siti Darma dan Herlina Wati Aritonang) dan siswa/i kelas XI IPA1 dan XI IPA8 SMA Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya (Tiwa Ginting S.Pd dan Dra. Erna Sembiring) sekaligus sebagai motivator dan inspirasi dalam hidup saya, yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya


(5)

v

dengan segala jerih payah kucuran keringat kalian berdua yang tak pernah kalian perlihatkan di mata penulis hanya bisa penulis balas dengan senyuman dan doa ketika saya bisa menyandang gelar sarjana. Semua ini adalah persembahan abadi penulis kalian berdua ayah dan ibu penulis tercinta. Ucapan terima kasih kepada Abang, kakak dan adik saya tercinta Renville Ginting A.md, Yeni Erista Ginting S.Pd, Kannila Ginting yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis selama ini dan keluarga besar penulis.

Teristimewa juga buat Budi Karo – karo A.md yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini juga kepada sahabat-sahabat transfer 2011 saya : Arin Oktari, Ema Jenianti Tarigan, Estinar Silitonga, Lysa Barina Rangkuti,Theresia Audrin. Saya juga ucapkan terimakasih buat teman – teman sepelayanan PKMD terimakasih buat doa dan dukungannya selama ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada teman-teman PPLT SMA Santa Maria Kabanjahe dan teman – teman satu PS ( Agnes Sianturi, Joko Cahyono dan Renata Hutagalung) terimakasih kerja sama dan motivasinya selama ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(6)

ii

Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata

Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013

Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Elsa Ginting (NIM 4114131002) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul inovatif untuk SMA kelas X yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, populasi penelitian adalah (1) Guru – guru kimia SMA kelas X sebagai validasi modul (2) Seluruh siswa kelas X dari SMA Negeri 2 Medan. Sampel yang ditetapkan pada penelitian ini adalah (1) Guru – guru kimia yang ada di 3 sekolah yaitu : SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 1 Kutalimbaru, SMA Yapim Sibiru – biru (2) Dua kelas Siswa kelas X dari SMA Negeri 2 Medan sekolah tempat penelitian yang dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan pengajaran menggunakan modul kimia inovatif sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan modul kimia inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Analisis data untuk buku teks dari guru guru kimia ini berada pada rerata 2,88. (2) Analisis data standar untuk modul dari guru – guru kimia berada rerata 3,3. Ini menunjukkan bahwa hasil analisis untuk modul kimia inovatif yang diajukan sudah valid dan tidak perlu direvisi kembali. (3) Hasil penelitian eksperimen menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel , thitung (6,53) > ttabel (1,669). (4) Menurut penilaian respon siswa mengenai modul yang diajukan yang menyatakan sangat setuju berada berkisar 97,6 %. (5) setiap ranah kognitif berbeda baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, rata – rata nilai C1, C2, dan C3 pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran menggunakan modul kimia inovatif dengan model PBL hasilnya C1 lebih tinggi dibandingkan C2 dan C3 begitu juga dengan nilai pada siswa yang menggunakan tanpa modul kimia inovatif C1 lebih tinggi dibandingkan C2 dan C3. Dengan adanya peningkatan hasil belajar yang diketahui dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif lebih baik dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan tanpa menggunakan modul kimia inovatif.


(7)

ii

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING MODULE CHEMICAL FORMULA, NOMENCLATURE OF COMPOUNDS AND THE CORRESPONDING EQUATION MODEL OF CURRICULUM 2013

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Elsa Ginting (NIM 4114131002)

Abstract

The research aims to acquire innovative chemistry module for SMA class X to improve learning outcomes. The population in the research consisted of (1) All Chemistry teacher at three the school SMA class X (2) All Student class X from SMA Negeri 2 Medan. The sample of the research are (1) three school is SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 1 Kutalimbaru, SMA Yapim Sibiru – biru (2) two class X at school SMA Negeri 2 Medan where research are uused as the control class and the experimental class. Treatment in the experimental class taught using innovative chemistry and control class without using innovative chemistry module. The results showed that (1) analysis of data for text book from chemistry teachers this at 2,88 (2) analysis of data standar module from chemistry teachers this at 3,3. It showed that the result of analysis for the proposed module are valid and do not need to be revised again. (3) result of experimental studies also showed an increase chemistry student learning aoutcomes as evidenced by the value of thitung > ttabel, thitung (6,53) > ttabel (1,669).(4) According to the response evaluation module put students on the state strongly agree is about 97.6%. (5) every different cognitive domains well in the class or classes of experimental control, the average - average value of C1, C2, and C3 of the students who learned expands by learning to use innovative chemical module with PBL model is higher than the result C1 C2 and C3 as well as the on students who use no chemicals innovative module C1 is higher than C2 and C3.

With improvement of learning outcomesthat are known from results of research indicate that learning outcomes chemistry of student taugh using innovative chemistry module better than learning outcomes chemistry of students taught without using innovative chemistry of students taught without using innovative chemistry module.


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar kimia

Untuk SMA kelas X sesuai kurikulum 2013 16

Tabel 2.2 Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah 20 Tabel 2.3 Penamaan kation logam yang diikuti anion non logam 24 Tabel 2.4 Senyawa yang mengandung ion poliatom 25 Table 2.5 Penamaan kation logam diikuti anion poliatom 26 Table 2.6 Penamaan senyawa organic yang mengadung atom

C dan H dan diberi akhiran – ana 31

Table 3.1 Rancangan penelitian 43

Table 4.1 Hasil standarisasi kelayakan buku teks kelas X berdasarkan

Penilaian guru – guru kimia SMA kelas X 44

Table 4.3 Uji Normalitas Data 48

Table 4.4 Uji Homogenitas Sampel 49

Table 4.5 Uji Hipotesis 50


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rumus kimia air 23

Gambar 3.1 Prosedur penelitian pada pengembangan dan standarisasi

Modul kimia si SMA 35

Gambar 3.2 Desain penelitian 37

Gambar 4.1 Grafik perbandingan buku teks dengan modul 45

Gambar 4.2 Grafik pengukuran respon siswaterhadap modul 51

Gambar 4.3 Grafik rata- rata aktivitas siswa 52

Gambar 4.4 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas

Ekperimen 53

Gambar 4.5 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas

Kontrol 54

Gambar 4.6 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 62

Lampiran 2 Rancangan Program Pembelajaran (RPP) 66 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum valid 93

Lampiran 4 Instrumen Tes Sebelum Valid 105

Lampiran 5 Kunci Jawaban Yang Belum Valid 113

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Sesudah valid 114

Lampiran 7 Instrumen Tes Sesudah Valid 120

Lampiran 8 Kunci Jawaban Yang Valid 124

Lampiran 9 Tabel Validasi 125

Lampiran 10 Perhitungan Validasi 126

Lampiran 11 Tabel reliabilitas 128

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas 129

Lampiran 13 Tabel daya beda 130

Lampiran 14 Perhitungan daya beda 131

Lampiran 15 Perhitungan tingkat kesukaran soal 133

Lampiran 16 Tabulasi nilai 135

Lampiran 17 Uji Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 137

Lampiran 18 Uji Normlitas 139

Lampiran 19 Uji Homogenitas 143

Lampiran 20 Uji Hipotesis 146

Lampiran 21 Lembar penilaian anket respon siswa 148

Lampiran 22 Ranah kognitif 149

Lampiran 23 Aktivitas hasil belajar 155

Lampiran 24 Angket penilaian guru kimia 159

Lampiran 25 Dokumentasi Penilaian guru kimia 160 Lampiran 26 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment 162 Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 163 Lampiran 28 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 164 Lampiran 29 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 165

Lampiran 30 Dokumentasi penelitian 168


(11)

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan terus menerus secara konvensional atau melalui inovasi. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Agar pembelajaran optimal maka pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pengembangan modul melalui inovasi pembelajaran diharapkan dapat memudahkan guru dalam tanggungjawabnya untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten dalam hal ilmu pengetahuan (Simatupang, Situmorang, dan Silaban, 2005 ). Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013 / 2014 dengan tujuan “untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia “.

Berdasarkan pra-survey yang dilakukan terhadap guru-guru dan pembelajaran Ilmu Kimia oleh Ellizar, (2009) diperoleh kesan hasil belajar siswa rendah. Data menunjukkan bahwa dari 9 kelas siswa yang belajar kimia, hanya 13 orang yang mencapai ketuntasan belajar dan 309 orang tidak tuntas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan, berdasarkan pengalaman guru, beberapa kendala ditemui dalam mengajarkan Kimia.

Pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan siswa mengeta hui tingkat pemahamannya karena siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan menggunakan kunci lembaran jawaban yang dapat diminta kepada guru. Sehingga Menurut Ellizar (2009), bahwa menggunakan modul merupakan cara yang efektif dalam pembelajaran Kimia. Dalam penelitian Ellizar (2009) ini menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar.


(13)

2

Hasil belajar siswa sekolah biasa bahkan mampu menyamai hasil belajar siswa sekolah favorit. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa baik pada sekolah favorit maupun pada sekolah biasa, dengan menggunakan modul sebagai media pembelajaran ternyata sangat efektif untuk pembelajaran Kimia.

Menurut Dogiamas (1998) dalam penelitiannya Ellizar (2009) menyatakan ”I had some trouble with the self reverential nature of the material. Since the subject is the ”meaning of meaning” at various levels, it’s easy to become confused and fall into “black hole” where the text seems “meaningless”. Berdasarkan pendapat Dogiamas ini pula dirancang modul pembelajaran Kimia yang minimalis informasi verbal. Informasi verbal berupa kata-kata dirubah menjadi bentuk yang lebih berarti yaitu berupa gambar dan bagan. Modul yang dilengkapi dengan gambar dan bagan berwarna akan memudahkan siswa untuk mengingat konsep yang dipelajarinya.

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI membuktikan bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak 23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah adalah 48,662 % . Penelitian lain yang dilakukan oleh Hardilla (2012) tentang pengaruh pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran konsep hidrolisis garam melalui modul kimia untuk meningkatkan kelas XI prestasi siswa di mana hasil post test di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol , sebanyak 79,17 % di kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya 72,57 % dan juga persentase kenaikan rata-rata siswa di kelas eksperimen adalah 74 % dan di kelas kontrol adalah 61 %. Hal yang sama dikemukakan oleh hasil penelitian Naiborhu (2012) tentang efektivitas pembelajaran modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada pengajaran Termokimia dimana persentase rata-rata kelompok atas menggunakan modul 46,45 % lebih tinggi daripada menggunakan buku 44,59 % dan persentase rata-rata kelompok bawah menggunakan modul 75.50 % kurang dari


(14)

3

menggunakan buku 70.83 %. Jumlah persentase efektivitas menggunakan modul 98,46 % lebih tinggi dari 95,07 %.

Standarisasi modul pembelajaran kimia telah dinilai oleh dosen (3,52), dinilai oleh guru kimia (3,47), dan total rata-rata (3,49), itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu revisi. Demikian halnya dengan hasil penelitian Ginting (2013) tentang pengaruh pengembangan modul kimia interaktif terhadap prestasi siswa pada pengajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA dimana rata-rata persentase kenaikan prestasi siswa dikelas eksprimen sebesar 79% dan dikelas kontrol sebesar 54%. Penelitian lain mengenai model pembelajaran problem based learning yang dikemukakan oleh Faizah (2013) yaitu pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan softskill dan pemahaman konsep menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan memiliki peningkatan soft skill siswa sebesar 0,46, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill dengan kriteria tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat, dan sebanyak 84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.

Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang penggunaan Modul, penulis ingin mengembangkan modul pelajaran kimia kelas X SMA sesuai kurikulum 2013 yang didalamnya di integrasikan inovasi pembelajaran baik berupa media, metode, dan atau model pembelajaran, terhadap hasil belajar dengan judul “Pengembangan Modul kimia Inovatif

Pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai kurikulum 2013 berbasis model Pembelajaran Problem based Learning (PBL)”.


(15)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah modul pembelajaran Rumus kimia, Tata nama Senyawa dan Rumus kimia dapat dikembangkan dengan inovasi – inovasi pembelajaran baik berupa media maupun metode pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan sesuai dengan kurikulum 2013, serta membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal, Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi permasalahan berikut :

1. Buku teks sebagai bahan ajar yang umunya digunakan guru, masih banyak yang kurang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang mengembangkan tiga aspek yakni kognitif, psikomotorik dan afektif siswa.

2. Modifikasi dalam penerapan metode pembelajaran masih jarang dilakukan dalam pembelajaran kimia.

3. Penyajian materi yang diberikan kurang dimodifikasi, cenderung monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah perlu dibatasi. Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi di SMAN 2 Medan, pada tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan modul kimia inovatif sesuai kurikulum 2013 berbasis model pembelajaran problem based learning (PBL).


(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pendapat guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi ?

2. Bagaimanakah modul kimia inovatif yang dikembangkan pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai Kurikulum 2013 ?

3. Bagaimanakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada pembelajaran rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang disusun dibandingkan dengan buku text yang ada ?

4. Bagaimana perkembangan ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi dalam buku – buku kimia kelas X.

2. Memperoleh modul pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai Kurikulum 2013.

3. Mengetahui gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan modul pembelajaran kimia inovatif pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi yang disusun dibandingkan dengan buku text yang ada.

4. Mengetahui ranah kognitif apa yang dikembangkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada siswa.


(17)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

2. Bagi siswa : memberikan masukan dan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kemandirian siswa

3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

1.7 Defenisi Operasional

Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis, atau cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut.

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok, strategi ini pada intinya melatih keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa dalam pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari informasi, membuat artefak sebagai laporan mereka.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


(18)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil rerata yang diperoleh dari angket yang diberikan pada guru – guru kimia dari 3 sekolah yang berbeda yaitu sekolah: (1) SMA Negeri 2 Medan (2) SMA Negeri 1 Kutalimbaru (3) SMA Yapim Sibiru - biru untuk dianalisis standar kelayakan berdasarkan angket BNSP untuk buku teks yang digunakan sebesar 2,8 dan untuk angket modul kimia inovatif sebesar 3,3.

2. Berdasarkan hasil analisis data masing – masing kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai rata – rata kelas eksperimen 70,5 sedangkan kelas kontrol nilai rata – rata 61 ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan modul kimia inovatif memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik kepada siswa dibandingkan tanpa penggunaan modul kimia inovatif.

3. Berdasarkan uji peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang diajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif diketahui efektivitas hasil belajar untuk siswa sebesar 11,76 %.

4. Untuk setiap ranah kognitif yang berkembang melalui pembelajaran dengan menggunakan modul kimia inovatif pada kelas eksperimen dari C1 (pengetahuan) mempunyai nilai gain 0,57, C2 ( pemahaman) nilai gain sebesar 0,44, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar 0,29. Dan kelas kontrol Aspek kognitif dari C1 ( pengetahuan ) mempunyai nilai gain 0,56, C2 (pemahaman) nilai gain sebesar 0,42, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar 0,26.


(19)

63

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan telah dikemukaan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti dapat menyarankan :

1. Melihat pengunaan modul kimia inovatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan modul kimia inovatif.

2. Bagi para peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan modul kimia yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada proses pembelajaran kimia.


(20)

64

DAFTAR PUSTAKA

Chang Raymond,(2006), Kimia Dasar Edisi ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ellizar, ( 2008), Model of teaching By Contructivism Approach With Module, Disertasi Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang

Elnovreny, Jane, (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128

Ginting, (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and Solubility Product in Senior High School. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan

Hardilla, (2012), The Influence of Critical Teaching Development in Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to Increase Student’s Achievement Grade XI. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Johari J.M.C dan Rahmawati, (2010), Kimia untuk SMA kelas X, Gelora Aksara Pratama. Jakarta

Mardapi, (2007), Badan Standart Nasional Pendidikan. Jakarta

Munthe, Siti Darma (2011), “Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP ,Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan Naiborhu, (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s Achievement

on The Teaching of Thermochemistry. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Prasetyaningsih, B., (2010), Pengelolaan Pembelajaran Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif membuat bahan ajar inofatif. Uny press. Yogjakarta. Ratno, (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana Perenada Media Group, Bandung


(21)

65

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan

Simatupang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan

Situmorang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed

Wayan, I, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Bali


(1)

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pendapat guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi ?

2. Bagaimanakah modul kimia inovatif yang dikembangkan pada materi

Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai Kurikulum 2013 ?

3. Bagaimanakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan

dengan menggunakan modul kimia inovatif pada pembelajaran rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang disusun dibandingkan dengan buku text yang ada ?

4. Bagaimana perkembangan ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi dalam buku – buku kimia kelas X.

2. Memperoleh modul pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama

Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai Kurikulum 2013.

3. Mengetahui gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan modul pembelajaran kimia inovatif pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi yang disusun dibandingkan dengan buku text yang ada.

4. Mengetahui ranah kognitif apa yang dikembangkan dengan


(2)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem

pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

2. Bagi siswa : memberikan masukan dan membantu meningkatkan

prestasi belajar siswa dan meningkatkan kemandirian siswa

3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

1.7 Defenisi Operasional

Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis, atau cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut.

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok, strategi ini pada intinya melatih keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa dalam pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari informasi, membuat artefak sebagai laporan mereka.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil rerata yang diperoleh dari angket yang diberikan pada guru – guru kimia dari 3 sekolah yang berbeda yaitu sekolah: (1) SMA Negeri 2 Medan (2) SMA Negeri 1 Kutalimbaru (3) SMA Yapim Sibiru - biru untuk dianalisis standar kelayakan berdasarkan angket BNSP untuk buku teks yang digunakan sebesar 2,8 dan untuk angket modul kimia inovatif sebesar 3,3.

2. Berdasarkan hasil analisis data masing – masing kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai rata – rata kelas eksperimen 70,5 sedangkan kelas kontrol nilai rata – rata 61 ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan modul kimia inovatif memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik kepada siswa dibandingkan tanpa penggunaan modul kimia inovatif.

3. Berdasarkan uji peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan rumus kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang diajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif diketahui efektivitas hasil belajar untuk siswa sebesar 11,76 %.

4. Untuk setiap ranah kognitif yang berkembang melalui pembelajaran dengan menggunakan modul kimia inovatif pada kelas eksperimen dari C1 (pengetahuan) mempunyai nilai gain 0,57, C2 ( pemahaman) nilai gain sebesar 0,44, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar 0,29. Dan kelas kontrol Aspek kognitif dari C1 ( pengetahuan ) mempunyai nilai gain 0,56, C2 (pemahaman) nilai gain sebesar 0,42, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar 0,26.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan telah dikemukaan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti dapat menyarankan :

1. Melihat pengunaan modul kimia inovatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan modul kimia inovatif.

2. Bagi para peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan modul kimia yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada proses pembelajaran kimia.


(5)

Chang Raymond,(2006), Kimia Dasar Edisi ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ellizar, ( 2008), Model of teaching By Contructivism Approach With Module, Disertasi Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang

Elnovreny, Jane, (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128

Ginting, (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and Solubility Product in Senior High School. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan

Hardilla, (2012), The Influence of Critical Teaching Development in Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to Increase Student’s Achievement Grade XI. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Johari J.M.C dan Rahmawati, (2010), Kimia untuk SMA kelas X, Gelora Aksara Pratama. Jakarta

Mardapi, (2007), Badan Standart Nasional Pendidikan. Jakarta

Munthe, Siti Darma (2011), “Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP ,Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan Naiborhu, (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s Achievement

on The Teaching of Thermochemistry. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Prasetyaningsih, B., (2010), Pengelolaan Pembelajaran Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif membuat bahan ajar inofatif. Uny press. Yogjakarta. Ratno, (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana Perenada Media Group, Bandung


(6)

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan

Simatupang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan

Situmorang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed

Wayan, I, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Bali