KONTRIBUSI MANAJEMEN KELAS MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH Kontribusi Manajemen Kelas, Motivasi dan Lingkungan terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Dabin III Kecamatan Godong.

KONTRIBUSI MANAJEMEN KELAS MOTIVASI DAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun
Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

HERIN VERDA RIYANI
NIM Q100140038

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i


ii

iii

KONTRIBUSI MANAJEMEN KELAS MOTIVASI DAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR
Oleh:
Herin Verda Riyani , Sutama2, dan Sabar Narimo3
1
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
2,3
Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
herinverda@yahoo.co.id
1

Abstract
Implementation of classroom management, motivation and a good learning
environment is expected to improve student learning discipline. But in reality

many students are lazy to study, assignments are late, or even skipped due to lack
of motivation. This study aims to examine the contribution of classroom
management, motivation, and environment to discipline students of class V
elementary school in the III Dabin District Godong. This research uses descriptive
quantitative methods and data were analyzed using regression analysis showed
that the implementation ganda. Result classroom management, motivation and
environment contribute to student learning discipline by 78.2% with the
regression equation Y = 7.371 + 0.261 X1 + 0.275 X2 + 0.238 X3. Based on the
results of analysis and discussion, then it can be concluded that the
implementation of class management, motivation, and environment contribute
positively to discipline students of class V SD in the Dabin III District Godong.
keywords: classroom management, motivation, environment, learning discipline
Abstrak
Pelaksanaan manajemen kelas, motivasi dan lingkungan belajar yang baik
diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Namun kenyataannya
banyak siswa yang malas belajar, tugas dikumpulkan terlambat, atau bahkan
membolos karena kurangnya motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
seberapa besar kontribusi manajemen kelas, motivasi, dan lingkungan terhadap
kedisiplinan belajar siswa kelas V SD di Dabin III Kecamatan Godong. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan data dianalisa menggunakan

analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
manajemen kelas, motivasi dan lingkungan memberikan kontribusi terhadap
kedisiplinan belajar siswa sebesar 78,2% dengan persamaan regresi Y= 7,371 +
0,261 X1 + 0,275 X2 + 0,238 X3 . berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen kelas, motivasi, dan
lingkungan memberikan kontribusi yang positif terhadap kedisiplinan belajar
siswa kelas V SD di Dabin III Kecamatan Godong.
kata kunci: manajemen kelas, motivasi, lingkungan, kedisiplinan belajar

1

PENDAHULUAN
Pendidikan

adalah

suatu

usaha


sadar

yang

bertujuan

untuk

mengembangkan kualitas manusia. Berdasarkan tujuan tersebut, maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap
jenis dan jenjang pendidikan (Djamarah, 2005). Guru merupakan pemegang peran
utama dalam proses belajar mengajar. Peranan dan kompetensi guru dalam proses
belajar-mengajar meliputi berbagai hal sebagaimana yang dikemukan oleh Adams
dan Decey antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan
konselor.
Manajemen sebagai sebuah metode dimana guru memiliki rencana
organisasi,

mengatur,


berkomunikasi,

berkoordinasi,

mengontrol,

dan

mengarahkan tindakan siswa untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Adeyemo,
2012). Permasalahan manajemen kelas pada siswa kelas V Sekolah Dasar di
Dabin III siswa yang cenderung kurang mematuhi gurunya, siswa malas
mengikuti pelajaran dan menggampangkan tugas dari gurunya.
Motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi belajar yang dimiliki
siswa akan menentukan arah pencapaian tujuan yang diinginkannya. Siswa yang
menganggap bahwa mata pelajaran itu menyenangkan maka siswa tersebut akan
lebih tekun mempelajari materi-materi dalam pelajaran. Begitupun sebaliknya,
siswa yang menganggap pelajaran itu tidak menyenangkan, maka dia akan
bermalas-malasan dalam belajar. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan,

masih terlihat motivasi belajar siswa yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
kurang disiplinnya siswa dalam belajar.
Lingkungan belajar adalah keadaan dimana tempat belajar yang baik
meliputi fisik dan non fisik yang dapat memberi kesan yang menyenangkan,
aman, dan tentram (Parlinda 1993:138). Berdasarkan pengamatan lingkungan
belajar siswa kelas V SD di Dabin III masih ada ruang kelas yang sempit, tempat

2

duduk yang berdesakan sehingga siswa kurang nyaman dalam belajar. Dari
lingkungan non fisik seperti ada siswa yang menggangu temannya, kelas gaduh,
bahkan ada yang tertidur saat pelajaran berlangsung.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji
kontribusi manajemen kelas,motivasi dan lingkungan terhadap kedisiplinan
belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini


menggunakan

metode

kuantitatif

deskriptif

dan

menganalisanya dengan analisis regresi ganda untuk mengetahui kontribusi
manajemen kelas, motivasi dan lingkungan terhadap kedisiplinan belajar siswa
kelas V SD di Dabin III Kecamatan Godong. Jumlah populasi yaitu 154 siswa.
Sampel diambil dengan tehnik random sampling menggunakan rumus Slovin
diperoleh sampel 111 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang disebar kepada
responden untuk masing-masing variabel penelitian.Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 +
e. Kebenaran hipotesis dilakukan secara keseluruhan atau simultan, maka
dilakukan uji F, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,…Xn)
yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan yang signifikan

terhadap variabel terikat (Y). Pernyataan hipotesis benar digunakan Uji t. Analisis
determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang
diberikan variabel independen (sarana prasarana pendidikan, kondisi lingkungan,
dan kedisiplinan kerja) terhadap variabel dependen (kinerja guru) yang dinyatakan
dalam persentase. Koefisien determinasi (R2) dihitung dengan menggunakan
program SPSS. Sumbangan relatif dan efektif digunakan untuk mengetahui
berapa kontribusi masing-masing variabel bebas. Jumlah sumbangan efektif untuk
semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan
relative untuk semua varibel bebasnya sama dengan 1 atau 100%.

3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kedisiplinan belajar diukur dengan aspek disiplin belajar dirumah,
disiplin belajar di sekolah. Berdasarkan hasil olah data secara statistik dapat
diketahui bahwa kedisiplinan belajar siswa kelas V SD di Dabin III Kecamatan
Godong berkategori sedang yaitu 44 atau 39,64%.
Manajemen kelas diukur dengan menggunakan aspek pengaturan ruang
kelas, pengorganisasian peserta didik, kondisi sosio emosional. Berdasarkan hasil
olah data secara statistik dapat diketahui bahwa manajemen kelas siswa kelas V di

Dabin III Kecamatan Godong berkategori sedang yaitu 54 atau 48,65%.
Motivasi diukur dengan menggunakan aspek kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cinta kasih, kebutuhan akan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan hasil olah data secara statistik dapat
diketahui bahwa Motivasi belajar siswa kelas V SD di Dabin III Kecamatan
Godong berkategori sedang yaitu 55 atau 49,55%.
Lingkungan belajar diukur dengan menggunakan

aspek lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil olah data secara statistik
dapat diketahui bahwa Lingkungan belajar siswa kelas V SD di Dabin III
Kecamatan Godong berkategori sedang yaitu 47 atau 42,34%.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Normalitas nilai masing-masing variabel
Uji Normalitas

L0,05;194

Sig.


Keputusan

Kesimpulan

Manajemen Kelas

0,063

0.064

H0 diterima

Normal

Motivasi

0,063

0,067


H0 diterima

Normal

Lingkungan

0,063

0,216

H0 diterima

Normal

Kedisiplinan

0,063

0,133

H0 diterima

Normal

Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari
Lobs 0.05, ini berarti bahwa masing-masing sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

4

Tabel 2.Hasil Uji Linearitas antara variabel bebas dengan terikat
Uji lineartitas

Kesimpul

F obs

F tabel

Sig.

Keputusan

Manajemen kelas * Kedisplinan

2,256

2,689

0.157

H0 diterima

Linear

Motivasi * Kedisplinan

2,792

2,689

0.944

H0 diterima

Linear

Lingkungan * Kedisplinan

2,520

2,689

0,384

H0 diterima

Linear

an

Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari
F obs 0.05, ini berarti bahwa hubungan antara Xj dan Y linear.

Tabel 3. RingkasanTabel hasil uji multikolinearitas masing-masing variabel
uji multikolinearitas

Toleransi

VIF

Keputusan

Kesimpulan

Manajemen Kelas

0.149

6,732

H0 ditolak

Tidak terjadi multikolinearitas

Motivasi

0,157

6,364

H0 ditolak

Tidak terjadi multikolinearitas

Lingkungan

0,197

5,084

H0 ditolak

Tidak terjadi multikolinearitas

Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel harga dari
Toleransi> 0,1 atau VIF < 10,00, ini berarti bahwa variabel bebas tidak terjadi

multikolinearitas
Tabel 4. RingkasanTabel hasil uji Autokorelasi
uji otokorelasi

d

Xj

dU

Keputusan

Kesimpulan

2,033 1,919 H0 diterima Tidak terjadi Autokorelasi
Berdasarkan tabel di atas, harga dari d > dU, ini berarti bahwa variabel

bebas tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 5.Tabel hasil uji Heteroskodestisitas
uji
heteroskodestisitas

r

r tabel

Sig

Manajemen Kelas

0,191 1,982 0,809

Motivasi

0,754 1,982 0,040

Lingkungan

0,607 1,982 0,060

5

Keputusan

Kesimpulan

H0
diterima
H0
diterima
H0
diterima

Tidak ada gejala
heteroskedastisitas
Tidak ada gejala
heteroskedastisitas
Tidak ada gejala
heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel di atas, harga dari r < r tabel atau sig > 0,025, ini berarti
bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas.
Analisis regresi bertujuan untuk menguji kontribusi antara variabel bebas
yaitu manajemen kelas, motivasi dan lingkungan terhadap variabel terikat yaitu
disiplin. Perhitungan menggunakan program SPSS 16, didapat persamaan
regresinya sebagai berikut :
Tabel 6 Koefisien masing-masing variabel bebas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

7.371

2.035

X1

.261

.147

X2

.275

X3

.238

Beta

Collinearity Statistics
t

Sig.

Tolerance

VIF

3.622

.000

.278

2.781

.078

.149

6.732

.150

.279

2.836

.069

.157

6.364

.126

.257

2.895

.061

.197

5.084

Ŷ = 7,371 + 0,261 X1 + 0,275 X2 + 0,238 X3
Dari persamaan regresi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila nilai
manajemen kelas, motivasi dan lingkungan masing-masing naik satu tingkat maka
pengaruh masing-masing variabel berturut-turut naik sebesar 0,261, 0,275 dan
0,238.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan diperoleh harga statistik uji untuk
taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut :
Tabel 7.Tabel hasil uji signifikansi simultan
Uji Signifikansi Simultan
Regresi

F tabel

Keputusan

56,272 2,689

H0 ditolak

F obs

Berdasarkan tabel di atas, harga dari F > F tabel, ini berarti bahwa
hubungan linear ganda antara manajemen kelas, motivasi dan lingkungan dengan
disiplin berarti.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan diperoleh harga statistik uji untuk
taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing sampel sebagai berikut :

6

Tabel 8.Tabel hasil uji signifikansi parameter (Uji t)
Uji Signifikansi Parameter

tobs

Keputusan

ttabel

Manajemen Kelas

2,781 1,982

H0 ditolak

Motivasi

2,836 1,982

H0 ditolak

Lingkungan

2,895 1,982

H0 ditolak

Berdasarkan tabel di atas, harga dari t> ttabel, ini berarti bahwa terdapat
korelasi yang positif antara manajemen kelas,motivai dan lingkunganterhadap
kedisiplinan, dengan demikian makin tinggi nilai.
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan yang diberikan variabel independen (manajemen kelas, motivasi
belajar,dan lingkungan belajar) terhadap variabel dependen (kedisiplinan belajar)
Tabel 9. Tabel koefisien determinasi
Model Summaryb

Model

R
.782a

1

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.612

.601

Durbin-Watson

1.608

1.922

Dari tabel di atas di dapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,782,
dimana senilai dengan 78,2%. Sehingga variabel independent memberikan
sumbangan sebesar 78,2 % dari nilai kedisiplinan peserta didik. Sedangkan 21,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan ini
penggunaan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat sudah
tepat.
Tabel 10.Sumbangan Efektif
Koefisien (β)

R

Sumbangan Efektif

Manajemen kelas

0,261

0,756

19,732%

Motivasi

0,275

0,754

20,735%

Lingkungan

0,238

0,744

17,707%

Variabel

Terlihat dari tabel diatas bahwa variabel motivasi mempunyai
sumbangan efektif paling besar terhadap kedisiplinan belajar yaitu sebesar
20,735%.

7

Tabel 11.Sumbangan Relatif
Sumbangan
Efektif
19,732%

R2

Sumbangan Relatif

0,612

32,24%

Motivasi

20,735%

0,612

33,88%

Lingkungan

17,707%

0,612

28,93%

Variabel
Manajemen kelas

Terlihat dari tabel diatas bahwa variabel motivasi mempunyai sumbangan
relatif paling besar terhadap kedisiplinan belajar yaitu sebesar 33,88%.
Manajemen kelas adalah tugas seorang guru untuk menciptakan,
memperbaiki dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga siswa dapat
memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya pada tugas-tugas individual.
Pengelolaan kelas juga diartikan sebagai upaya mengembangkan potensi yang ada
pada anak didik secara optimal untuk mendukung proses interaksi edukatif
mencapai tujuan pembelajaran (Naila Bali, 2015).
Manajemen kelas memberikan sumbangan efektif sebesar 19,732%.
Dengan taraf signifikansi 5% diperkuat nilai sig 0,000 < 0,05. Artinya semakin
baik manajemen kelas di sekolah maka kedisiplinan belajar peserta didik semakin
baik. Didukung oleh Martuti didalam penelitiannya menyatakan bahwa
manajemen kelas berpengaruh secara signifikan dengan nilai sig 0,000 < taraf
signifikansi 0,05. Manajemen kelas dapat menjadi pendukung faktor-faktor lain
yang lebih dominan dan dapat menjadikan siswa meningkatkan kedisiplinan
belajarnya.
Motivasi yaitu suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan. Rata-rata
motivasi belajar pada kategori sedang. Dibuktikan Emmet (2013) yang
menyatakan bahwa motivasi terbagi menjadi dua sudut pandang yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang
berasal dari dalam pribadi seseorang tanpa ada paksaan dan dorongan oleh orang
lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat
pengaruh dan dorongan dari luar. Sehingga faktor yang menumbuhkan motivasi

8

meliputi cita-cita atau spirasi siswa, kemampuan belajar, kondisi jasmani dan
rohani siswa, unsur dinamis belajar, dan upaya guru membelajarkan siswa.
Motivasi memberikan sumbangan efektif sebesar 20,735%. Taraf
signifikansi 5% diperkuat nilai sig 0,000< 0,05 yang artinya semakin tinggi
motivasi akan semakin meningkat pula kedisiplinan belajar siswa. Penelitian
Emmet (2013) menyatakan bahwa ada hubungan antara lima faktor motivasi
ekstrinsik misalnya untuk mencapai nilai yang tinggi, gelar yang tinggi dan
kehormatan yang tinggi. Faktor yang paling dominan adalah rekan-kelompok
dengan ditunjukkan nilai sig 0,045 < taraf signifikansi 0,05. Martuti (2014)
menyatakan bahwa lima faktor yaitu cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan
belajar, kondisi jasmani dan rohani siswa, unsur dinamis belajar, dan upaya guru
membelajarkan siswa. Penelitian ini menyatakan bahwa motivasi berfungsi
sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Motivasi mempunyai
nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi pendidikan, membina
kreatifitas dan imajinitas guru, pembinaan disiplin belajar, dan menentukan
efektifitas pembelajaran. Athman (2014) menyatakan motivasi mempunyai fungsi
yang sangat penting dalam belajar siswa karena motivasi akan menentukan
intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa, hal ini berarti siswa yang
mempunyai belajar yang tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara
kontinyu tanpa mengenal putus asa.
Lingkungan belajar merupakan latar tempat berlangsungnya pendidikan.
Aspeknya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Lingkungan
belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Rata-rata kondisi
lingkungan belajar pada kategori baik. Didukung Yazdanfar (2014) menyatakan
bahwa kelas yang baik dilihat dari lokasi geografis sekolah, kelas, perpustakaan,
halaman, ruang belajar, auditorium, laboraturium, pelayanan kesehatan serta
kualitas yang bersih. Dengan demikian keadaan lingkungan yang jelek dapat
memberi pengaruh yang tidak baik pula bagi siswa. Jika guru dapat mengelola
dan mengatur lingkungan dengan baik, maka siswa akan lebih bersemangat dalam
belajar dengan lingkungan yang nyaman.

9

Lingkungan memberikan sumbangan efektif sebesar 17,707%. Taraf
signifikansi 5% diperkuat nilai sig 0,000< 0,05 terhadap kedisiplinan belajar.
Artinya semakin baik lingkungan belajar, baik lingkungan keluarga, dan sekolah
semakin meningkat pula kedisiplinan belajar peserta didik. Didukung oleh
Athman (2014) menyatakan bahwa peran orang tua dan guru dalam pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap kedisiplinan belajar siswa. Ditunjukkan dengan
nilai sig 0,001 < taraf signifikansi 0,05. Dalam penelitian Yazdanfar (2014)
mengatakan Lingkungan standar dilengkapi dengan fasilitas yang cocok memiliki
efek mendasar pada materi pembelajaran yang lebih baik dan lebih dalam dan
kondisi mental para siswa dan orang tua mereka dan, akhirnya, pada ketenangan
mental mereka dan kemajuan sosial. Dalam survei ini, lokasi geografis sekolah,
nilai yang baik dan peralatan yang diperlukan dibahas sebagai kelas adalah tempat
yang memiliki dampak langsung pada proses pendidikan. Maka sisa komponen
sekolah dengan pengaruh tidak langsung tapi penting setelah pelatihan dianggap.
Dalam ulasan ini, itu juga mencoba untuk mempertimbangkan peran departemen
administrasi dan logistik dalam prestasi siswa.
Kedisiplinan belajar merupakan kesadaran untuk mengendalikan diri agar
bersungguh-sungguh dalam belajar, sehingga belajar akan penuh dengan
kesadaran, tanpa paksaan serta terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.
Kedisiplinan belajar siswa diukur dengan adanya persiapan belajar, perhatian
terhadap kegiatan belajar di kelas, ketepatan waktu menyelesaikan tugas. Hal
tersebut dibuktikan oleh Idris (2013) yang menyatakan

bahwa kedisiplinan

ditentukan adanya ketertiban diri saat belajar di kelas, perhatian yang baik saat
belajar di kelas, rajin dan teratur belajar, serta dapat mengatur waktu belajar
dirumah. Maka dibutuhkan ketekunan, perencanaan belajar, penjadwalan belajar
dan penetapan tujuan belajar untuk mencapai kedisiplinan belajar.
Manajemen kelas, motivasi dan lingkungan secara simultan berpengaruh
signifikan dan positif terhadap variabel kedisiplinan belajar, dengan koesfisien
determinasi sebesar 78,2%. Taraf signifikansi 5% diperkuat nilai sig 0,000 < 0,05.
Sedangkan analisis regresi ganda menunjukkan bahwa bila nilai manajemen kelas
naik 1 skor maka pengaruh variabel tersebut naik sebesar 0,321,dan jika nilai

10

motivasi naik 1 skor maka pengaruh variabel tersebut naik sebesar 0,254, sedang
nilai lingkungan naik 1 skor maka pengaruh variabel tersebut naik sebesar 0,246.
Sehingga Hipotesis menyatakan “ada kontribusi antara

manajemen kelas,

motivasi dan lingkungan terhadap variabel kedisiplinan belajar siswa kelas V di
Dabin III”. Hal ini didukung Tenaw (2013) yang mengatakan bahwa hubungan
antara disiplin positif dan masing-masing dari tiga strategi yang disajikan adalah
signifikan. Ditunjukkan dengan nilai sig 0,001 < 0,05 yang menyatakan bahwa
disiplin berdampak positif terhadap proses belajar. Emmet (2013) juga
menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara keterampilan
disiplin-ketekunan, jadwal pertemuan, penetapan tujuan dan perencanaan untuk
pencapaian penyelesaian tugas dan prestasi akademik. Dengan demikian dapat
dimaknai bahwa manajemen kelas, motivasi serta lingkungan belajar yang baik
maka akan meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
PENUTUP
Manajemen kelas, motivasi dan lingkungan secara simultan berkontribusi
secara signifikan terhadap kedisiplinan siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini
ditunjukkan dengan uji F. Hasilanalisa menunjukkan nilai F=56,272 dengan nilai
sig p = 0,000 ˂ 0,01 maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa manajemen kelas,
motivasi, dan lingkungan secara bersama-sama meningkatkan kedisiplinan belajar
siswa.
Manajemen kelas secara parsial berkontribusi secara signifikan terhadap
kedisiplinan siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini ditunjukkan dengan uji t. Hasil
analisa menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,781 dengan nilai sig p = 0,000 ˂ 0,01
maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa manajemen kelas, yang baik akan
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
Motivasi secara parsial berkontribusi secara signifikan terhadap
kedisiplinan siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini ditunjukkan dengan uji t. Hasil
analisa menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,836 dengan nilai sig p = 0,000 ˂ 0,01
maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa motivasi belajar yang baik akan
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.

11

Lingkungan secara parsial berkontribusi secara signifikan terhadap
kedisiplinan siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini ditunjukkan dengan uji t. Hasil
analisa menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,895 dengan nilai sig p = 0,000 ˂ 0,01
maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa lingkungan belajar yang baik akan
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemo. 2012. The Relationship Between Effective Classroom management And
Students Academic Achivement. European Journal of Education Studies. Vol
4. No 3. P. 367-370
Ahmad, Iqbal dkk. 2012. Teacher’s Perceptions of Classroom Management,
Problem and its Solutions: case of Goverment Secondary School in Chital,
Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. International Journal of Business. Vol. 3.
No.24 173-175
Andrews, Julie. 2012. Ways to help your Children Grow, Source Book,
Naperville, Ilinois. Journal of International Education Research. Vol 3.
No.3. p.135-138
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Athman, Julie. 2014. The Effectsof Environment-Based Education on Students
Achivement Motivation. Journal of Interpretation Research. Vol 9. No 1. Pp
9-24
Bali, Naila. 2015. The Tunisians Cooperative Teacher and Student Teachers
Conceptions About Class management Skill. Creative Education. Vol 6. Pp
87-99
Chamundeswari. 2013. Teacher Management Styles and their Influence on
Performance And Leadership Development Among Students at the
Secondary Level. International Journal of academic Research in Progressive
Education and Development.Vol 2. No.1 pp 367-370
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati, Mudjiono. 2010. Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta:Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta:Rineka Cipta

12

Emmet, Joshua. 2013. Extrinsic Motivation for large-scale Assessments: A case
tudy of a Student Achivement Program at One Urban High School . The
High School Journal. Vol 3. No 4. P 117-121
Hasbullah. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Huber J. Davis. 2015. The Effect of School Improvement Planing on Learning
Discipline.
Martuti, Tri. 2013. Kontribusi Moving Class Pada Pembelajaran Biologi
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa . UNNES Journal Biologi
Education. Vol 2. No 2. P. 183-184
Moalosi, Tefo.2013. Teachers Self Efficacy: Is Reporting Non Significant Result
Essential? . Journal Of international Education Research. Vol 9. No 4. P.
397-398
Mulyana, Wiana. 2010. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan
Kemampuan Profesional Guru.Jakarta:Cardimas
Nasution, S. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. hal 14-17
Osakwe, Regina. 2014. Classroom Management: A Tool for Achieving Quality
Secondary School Education in Nigeria . International Journal of
Education.Vol 6. No 2. Pp 58-66
Pridjodarminto, Soegeng. 1993. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya
Paramita
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Schaefer, Charles. 2013. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplin Anak.
Jakarta:Mitra Utama
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta:
Rineka Cipta
Subadi, Tjipto. 2013. Lesson Study sebagai Inovasi Pendidikan. Kartasura:
Kafilah Publishing
Sudjana, Nana. 2012. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar
Baru
Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustakabaru Press

13

Sigoyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D .
Bandung: Alfabeta
Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.
Kartasura: Fairuz Media
Tenaw, Yazachew Alemu. 2014. Realitionship of StudentsAttitude And
Achievement in Chemistry With Teacher Classroom Management . Journal
Of Elementary Education. Vol 23. No 2. Pp 27-38
Tu’u, Tulus. 2010. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa . Jakarta:
Grasindo
Yazdanfar, Fatemeh. 2014. School Milieu And Education Revenue: the
Educational Environment And Student Achivement. Bulgarian Journal Of
Science And Education Policy. Vol 8. No 2. Pp 359-360
Yilmaz, Idris.2013. Pre-Service Phisica Education Teachers Preference for Class
Management Profile and Teachers Self Efficacy Beliefs . Journal of
International Education Research and Review. Vol 8. No 9 pp 539-545

14

Dokumen yang terkait

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DABIN IV KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

11 72 152

KONTRIBUSI MANAJEMEN KELAS MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR Kontribusi Manajemen Kelas, Motivasi dan Lingkungan terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Dabin III Kecamatan Godong.

0 2 16

PENDAHULUAN Kontribusi Manajemen Kelas, Motivasi dan Lingkungan terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Dabin III Kecamatan Godong.

0 2 6

KONTRIBUSI FASILITAS, MOTIVASI DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR Kontribusi Fasilitas, Motivasi Dan Konsidi Lingkungan Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Kelas XII SMK N 2 Purwodadi Tahun 2015/2016.

0 2 19

KONTRIBUSI FASILITAS, MOTIVASI DAN KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR Kontribusi Fasilitas, Motivasi Dan Konsidi Lingkungan Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Kelas XII SMK N 2 Purwodadi Tahun 2015/2016.

0 2 17

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 20

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

KONTRIBUSI MOTIVASI , KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP MUTU BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN SE- Kontribusi Motivasi , Kedisiplinan Dan Tanggung Jawab Terhadap Mutu Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SDN Se-Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal.

0 1 14

KONTRIBUSI MOTIVASI , KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP MUTU BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN SE- Kontribusi Motivasi , Kedisiplinan Dan Tanggung Jawab Terhadap Mutu Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V SDN Se-Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal.

0 1 15

KONTRIBUSI KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SD SE-GUGUS 2 KECAMATAN PAKEM YOGYAKARTA.

0 0 137