PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP BHAYANGKARI MEDAN T.A. 2013/2014.
(2)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan nikmatNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatiftipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Di Kelas Viii Smp Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Drs. Zul Amry, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukkan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapakan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta staf pegawai jurusan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP Swasta Kemala Bhayangkari Medan Chalidin Ali, S.Pd dan Sari, S.Pd sebagai guru bidang studi matematika yang sangat membantu penulis saat melakukan penelitian dan tidak lupa juga seluruh Bapak/Ibu guru serta staf pegawai yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
(3)
iii
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis ayanhanda Azhar Bin Adam, SH dan Ibunda Suwijah, S.Pd, M.Pd tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat dan pengorbanan yang tidak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada adik-adik saya yang memberikan motivasi dan terkhusus suami tercinta Farid Heru Puriyanto, SH dan sibuah hati Naufar Giaz Bhagawanto yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Buat seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2007 khususnya kelas Dik A Reguler (M. Ade Azhari, Isti Kamila, Suwanto).
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun diri pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam mempeerkaya ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2014 Penulis
Nurmala Hayati 071244110013
(4)
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP BHAYANGKARI
MEDAN T.A. 2013/2014
NURMALA HAYATI (071244110013) ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana: (1) meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) meningkatkan kemampuan kreativitas siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I SMP Bhayangkari Medan dan jumlah subjeknya dalam kelas ini ada 40 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa berbentuk isian, tentunya instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat validasi dengan koefiesien reliabilitas sebesar (0,852) untuk kemampuan pemahaman konsep dan (0,813) untuk kemampuan kreativitas siswa. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan pada tiga pengamat.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh sebagai berikut: (1) rerataan kemampuan kreativitas siswa 69,50 (2) rerataan pemahaman konsep siswa 63,90, (3) persentase penguasaan guru dalam pembelajaran hanya 67,85% dan (4) siswa yang mencapai ketuntasan hanya 56,25%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II, sehingga hasil yang diperoleh pada siklus II sebagai berikut: (1) rerataan kemampuan pemahaman konsep siswa tercapai sesuai dengan yang diharapkan sebasar 79.4, (2) rerataan kemampuan kreativitas tercapai dengan nilai rata-rata 75.50, (3) persentase penguasaan guru juga sesuai dengan target yaitu sebesar 89,75 dan (4) presentase ketuntasan siswa sebesar 83,75%. Berdasarkan hasil pada siklus II setiap aspek telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal sehingga penelitian tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan kreativitas siswa.
(5)
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 9
2.1.2. Pengertian Konsep 11
2.1.3. Pemahaman Konsep 13
2.1.4. Hakikat Kreativitas 17
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 19
2.1.5.1. Unsur- unsur dalam Pembelajaran Kooperatif 21
2.1.5.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 22
2.1.5.3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 22 2.1.5.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 23 2.1.5.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw 24 2.1.5.6. Teori-teori Belajar Modern yang Melandasi Pembelajaran
Koperatif Tipe Jigsaw 25
2.1.6. Materi Pelajaran Kubus dan Balok 26
2.2. Kerangka konseptual 31
2.3. Hipotesis Tindakan 32
BAB III METODE PENELITIAN 33
3.1. Jenis Penelitian 33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 33
3.3. Subjek Penelitian 33
3.4. Objek Penelitian 33
3.5. Prosedur Penelitian 33
(6)
vi
3.6.1. Tes 38
3.6.2. Observasi 38
3.7. Teknik Analisis Data 39
BAB IV HASIL PENELITIAN 41
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 41
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 41 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 54
4.2. Temuan Penelitian 64
4.3. Pembahasan dan Hasil Penelitian 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 70
5.2. Saran 70
(7)
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Indikator Pemahaman Konsep 16
Tabel 2.2. Indikator Kreativitas 19
Tabel 3.1. Pengklasifikasian Pemahaman Konsep dan Kreativitas 39 Tabel 4.1. Deskripsi tingkat kemampuan pemahaman konsep pada
tes awal 42
Tabel 4.2. Deskripsi tingkat kemampuan kreativitas siswa pada tes
awal 42
Tabel 4.3. Deskripsi kesalahan siswa pada soal nomor 1 43 Tabel 4.4. Deskripsi kesalahan siswa pada soal nomor 2 44 Tabel 4.5. Deskripsi hasil observasi pengolahan pembelajaran pada
siklus I 48
Tabel 4.6. Deskripsi tingkat kemampuan pemahaman konsep
matematika pada siklus I 50
Tabel 4.7. Deskripsi tingkat kemampuan kreativitas siswa pada siklus
I 51
Tabel 4.8. Deskripsi kesalahan siswa pemahaman konsep pada siklus
I 55
Tabel 4.9. Deskripsi kesalahan siswa kreativitas pada siklus I 56 Tabel 4.10. Deskripsi tingkat kemampuan pemahaman konsep
matematika pada siklus II 61
Tabel 4.12. Deskripsi tingkat kemampuan kreativitas siswa pada siklus
II 62
Tabel 4.13. Hasil rata-rata kemampuan pemahaman konsep di setiap
tes 66
(8)
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Jawaban Kreativitas Siswa 4
Gambar 1.2. Balok 4
Gambar 1.3. Jawaban Siswa 5
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas 38
Gambar 4.1. Perbandingan kemampuan pemahaman konsep tes awal
dan siklus I 50
Gambar 4.2. Perbandingan kemampuan kreativitas tes awal dan siklus
I 51
Gambar 4.3. Perbandingan kemampuan pemahaman konsep siswa
antara siklus I dan siklus II 62
Gambar 4.4. Perbandingan kemampuan kreativitas siswa antara siklus
I dan siklus II 63
Gambar 4.5. Rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa di
setiap tes 66
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 74 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 78 Lampiran 3 Lembar Materi Kelompok Ahli I Siklus I 82 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli I Siklus I 84 Lampiran 5 Lembar Materi Kelompok Ahli II Siklus I 87 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli II Siklus I 89 Lampiran 7 Lembar Materi Kelompok Ahli III Siklus I 91 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli III Siklus I 93 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Kelompok Asal Siklus I 95 Lampiran 10 Lembar Materi Kelompok Ahli I Siklus II 98 Lampiran 11 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli I Siklus II 100 Lampiran 12 Lembar Materi Kelompok Ahli II Siklus II 103 Lampiran 13 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli II Siklus II 105 Lampiran 14 Lembar Materi Kelompok Ahli III Siklus II 107 Lampiran 15 Lembar Aktivitas Kelompok Ahli III Siklus II 108 Lampiran 16 Lembar Aktivitas Kelompok Asal Siklus II 110 Lampiran 17 Lembar Observasi guru (siklus I pertemuan I) 115 Lampiran 18 Lembar Observasi guru (siklus I pertemuan II) 117 Lampiran 19 Lembar Observasi guru (siklus II pertemuan I) 119 Lampiran 20 Lembar Observasi guru (siklus II pertemuan II) 121
Lampiran 21 Kisi-kisi tes awal 123
Lampiran 22 Pedoman penskoran tes awal 124
Lampiran 23 Tes Awal 125
Lampiran 24 Kunci Jawaban Tes Awal 126
Lampiran 25 Lembar Validasi Tes Awal 128
Lampiran 26 Tes Pemahaman Konsep I 131
Lampiran 27 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep I 133 Lampiran 28 Kisi – kisi Tes Pemahaman Konsep I 135 Lampiran 29 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siswa Pada Siklus I
136 Lampiran 30 Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I 137 Lampiran 31 Tes Kemampuan Kreativitas Siswa Pada Siklus I 140 Lampiran 32 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Kreativitas Siswa I 142 Lampiran 33 Kisi – kisi Instrumen Tes Kemampuan Kreativitas Siswa I 144 Lampiran 34 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Siswa Pada Siklus I 145 Lampiran 35 Lembar Validasi Kemampuan Kreativitas Siswa I 146
Lampiran 36 Tes Pemahaman Konsep II 148
Lampiran 37 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep II 149 Lampiran 38 Kisi – kisi Tes Pemahaman Konsep II 153 Lampiran 39 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siswa Pada Siklus II
154
Lampiran 40 Lembar Validasi Kemampuan Pemahaman Konsep pada siklus I 156
Lampiran 41 Tes Kemampuan Kreativitas Siswa Pada Siklus II 159 Lampiran 42 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Kreativitas Siswa II 160 Lampiran 43 Kisi – kisi Instrumen Tes Kemampuan Kreativitas Siswa II 163
(10)
Lampiran 44 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Siswa Pada Siklus II 164 Lampiran 45 Lembar Validasi Kemampuan Kreativitas Siswa II 166 Lampiran 46 Tabulasi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep pada Tes awal
168
Lampiran 47 Tabulasi Nilai Kemampuan Kreativitas pada Tes awal 170 Lampiran 48 Tabulasi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep pada Siklus I
172
Lampiran 49 Tabulasi Nilai Kemampuan Kreativitas pada Siklus I 174 Lampiran 50 Tabulasi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep pada Siklus II
176
Lampiran 51 Tabulasi Nilai Kemampuan Kreativitas pada Siklus II 178 Lampiran 52 Hasil Observasi guru pada pertemuan I dan siklus I 180 Lampiran 53 Hasil Observasi guru pada pertemuan II dan siklus I 181 Lampiran 54 Hasil Observasi guru pada pertemuan I dan siklus II 182 Lampiran 55 Hasil Observasi guru pada pertemuan II dan siklus II 183
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena dengan pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Untuk membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan zaman diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah sampai sekarang tetap merupakan lembaga pendidikan utama yang merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan dalam keluarga dan masyarakat.
Namun dunia pendidikan dihadapkan pada masalah rendahnya penguasaan anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Rendahnya penguasaan dan pemahaman anak didik terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam matematika mempengaruhi prestasi matematika siswa itu sendiri. Hal ini terlihat dari prestasi matematika siswa yang masih rendah seperti yang diungkapkan oleh ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) yakni Firmansyah Noor (http://www.sampoernafoundation.org.8agustus 2011):
Prestasi matematika siswa di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah pengajaran setiap yahun lebih sedikit dibanding Indonesia. Prestasi di Indonesia 411, prestasi di Malaysia 508, dan prestasi di singapura 605. Padahal jika dbandingkan jam pelajaran di Indonesia lebih banyak daripada kedua Negara tersebut. Jam pelajaran di Indonesia adalah 169 jam rata-rata setahun, sedangkan Malaysia 120 jam, dan di singapura hanya 120 jam. Bila nilai tersebut dikelompokkan nilai 400-474 termasuk rendah, 475-499 termasuk menengah dan 550-624 termasuk tinggi. Nilai tersebut merupakan hasil analisis pelaksanaan Trends in internasional mathematics and science study yang dilakukan Frederick dari the university of Hongkong.
(12)
2
Jika hal ini dibiarkan dan berlanjut terus maka anak didik sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara lain. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran, yaitu dari teacher centered learning beralih ke student centered learning.
Matematika sebagai salah satu sarana berpikir ilmiah adalah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, peserta didik perlu memiliki pengetahuan matematika yang cukup untuk menghadapi masa depan.
Menyadari akan pentingnya peranan matematika, baik dalam penataan nalar dan pembentukan sikap maupun dalam penggunaan matematika, maka peningkatan hasil belajar matematika di setiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Guru hendaknya dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan hasil belajar siswa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian penghayatan terhadap matematika akan lebih mantap dan dapat menghilangkan anggapan siswa bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit.
Salah satu penyebab prestasi matematika siswa masih rendah adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam matematika dan masih sulitnya siswa berkomunikasi secara matematik. Hal ini dikarenakan guru pada waktu mengajar belum menggunakan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir dan melibatkan siswa secara aktif. Masih banyak guru dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran secara konvensional.
Sebagaimana yang dikemukakan Admin (http:// www.pgsd.co.cc / 2011/08/) bahwa: “Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada
(13)
3
pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru”. Dalam metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa sebagai peserta didik sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan pencapaian tujuan pembelajaran oleh para siswa tidak optimal. Pembelajaran yang seperti ini juga tidak memberikan kebebasan berpikir para siswa, serta tidak merangsang keterampilan dan kreativitas siswa, melainkan belajar hanya untuk tujuan singkat. Pembelajaran yang seperti ini akan sangat merugikan siswa dan akan membunuh kreativitas siswa dalam memecahkan masalah dan siswa akan mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep matematika. Keadaan seperti ini akan dapat menurunkan tingkat pemahaman siswa dalam memahami konsep matematika.
Kubus dan Balok merupakan materi pelajaran di kelas VIII SMP semester genap. Prasyarat yang diperlukan untuk mempelajari materi ini adalah materi persegi dan persegi panjang. Adapun sub pokok bahasan yang dipelajari pada materi kubus dan balok yaitu: (1) mengenal kubus dan balok, (2) unsur-unsur pada kubus dan balok, (3) menggambar kubus dan balok, (4) jaring-jaring kubus dan balok, (5) luas permukaan kubus dan balok, (6) volume kubus dan balok, (7) perubahan kubus dan balok, dan (8) penerapan kubus dan balok.
Materi ini bukan materi yang baru lagi bagi siswa karena sudah pernah mereka pelajari di tingkat SD. Akan tetapi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari, mengenal dan menyelesaikan soal-soal kubus dan balok. Metode yang digunakan pada kubus dan balok ini pada umumnya metode ceramah. Pengajaran berpusat kepada guru bukan kepada siswa, sehingga mengakibatkan peran siswa sangat minim. Guru masih bersifat aktif sebaliknya jika siswa dilibatkan lebih aktif maka siswa akan lebih berpotensi mengeluarkan semua kemampuan yang ada dalam dirinya secara positif dan mengkonstruksikan ide-idenya. Tetapi dalam kegiatan ini pembelajaran siswa kurang aktif dan siswa lebih banyak mendengar saja tanpa mengeluarkan gagasan/ide-ide mereka sendiri.
Dari hasil tes diagnostik pada pokok bahasan kubus dan balok diperoleh informasi bahwa tingkat kreativitas siswa termasuk kategori rendah. Dari 27 orang
(14)
4
siswa yang mengikuti tes tidak ada siswa yang bernilai lebih besar dari 70, semua siswa bernilai kurang dari atau sama dengan 50 Hal ini dapat dilihat dari salah satu hasil kerja siswa:
Soal tentang kreativitas:
Buatlah model balok dengan panjang 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 5 cm. Carilah kemungkinan- kemungkinan jaring –jaring balok yang berlainan yang dapat dibuat dari balok tersebut.
Jawaban siswa:
Gambar 1.1 Jawaban kreativitas siswa
Dari hasil tes diagnostik pada pokok bahasan kubus dan balok diperoleh informasi bahwa tingkat pemahaman konsep siswa termasuk kategori rendah. Dari 27 orang siswa yang mengikuti tes 2 orang siswa yang bernilai lebih besar dari 70, 25 orang siswa bernilai kurang dari atau sama dengan Hal ini dapat dilihat dari salah satu hasil kerja siswa:
Soal tentang pemahaman konsep
Perhatikan gambar balok berikut, tentukan: a. Rusuk – rusuk yang sejajar dengan rusuk FB b. Volume balok tersebut jika AB = 8 cm, BC = 4
cm, dan GC = 5cm.
(15)
5
Jawaban siswa:
Gambar 1.3. Jawaban kemampuan pemahaman konsep siswa
Rendahnya pemahaman konsep dan kreativitas siswa lebih terlihat khusus pada pokok bahasan kubus dan balok yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi atau model pembelajaran yang relevan. Sehubungan dengan hal itu perlu adanya suatu model pemebalajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam suatu permasalahan matematika. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu alternatif lain untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini melibatkan siswa untuk berperan aktif untuk berdiskusi dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi yang dipelajari bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk anggotanya. Seperti yang dikemukakan oleh Yuzar (dalam Isjoni, 2009: 78):
“Dalam pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang, heterogan dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang mesti di pelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompok asal.”
(16)
6
Dengan menerapkan model pembelajaran ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat pada siswa. Semakin berkembangnya matematika dengan sendirinya akan mempengaruhi kajian yang harus diajarkan di jenjang persekolahan, sehingga proses belajar mengajar senantiasa menuntut upaya perbaikan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.”
1.2. Identifiksai Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kurang relevannya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika 3. Rendahnya kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika.
4. Sistem pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
(17)
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menigkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan masukan kepada guru dan mahasiswa calon guru supaya dapat memilih salah satu alternatif metode pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini sangat berguna agar ia mampu memahami konsep matematika dan meningkatkan kreativitas bukan sekedar menghafal definisi semata dalam mengambil keputusan memecahkan suatu masalah
(18)
8
terkait dengan konsep matematika yang telah dipelajari dan dijumpai dalam kehidupan sehari-hari..
3. Sebagai bahan masukan kepada sekolah, agar memotivasi dan membimbing guru-guru menerapkan teori-teori belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meningkatkan kreativitas siswa.
4. Sebagai bahan kepustakaan bagi peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
(19)
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa. Hal tersebut tampak dari rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu pada tes awal (34,4), tes siklus I ( 63,9) dan pada tes siklus II (75,5) serta pada siklus II yang mendapat kategori baik dan sangat baik sebanyak 24 siswa dari 40 siswa atau sekitar 60 % dari siswa seluruhnya.
2. Penerapan model kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII dapat meningkat kemampuan kreativitas siswa. Kesimpulan tersebut tampak dari nilai rata-rata yang diperoleh disetiap siklus. Rata-rata-rata kemampuan kreativitas siswa juga mengalami peningkatan hal tersebut tampak pada nilai rata-rata kemampuan kreativitas siswa yaitu pada tes awal nilai rata-ratanya (38,2) pada siklus I (69,5) dan pada siklus II ( 79,4), serta pada siklus II siswa yang mendapatkan kategori baik dan sangat baik sebanyak 31 siswa atau sekitar 77,5% dari seluruh siswanya.
1.2.Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw ini dapat menjadi salah satu alternative untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa untuk materi kubus dan balok.
2. Disarankan kepada guru untuk menyiapkan media pengajaran untuk menarik minat belajar siswa serta jumlah anggota kelompok juga harus diperhatikan.
(20)
45
3. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan atau kesulitan yang ada dalam penelitian ini sehingga kedepannya diharapkan akan lebih baik lagi.
(1)
Jawaban siswa:
Gambar 1.3. Jawaban kemampuan pemahaman konsep siswa
Rendahnya pemahaman konsep dan kreativitas siswa lebih terlihat khusus pada pokok bahasan kubus dan balok yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi atau model pembelajaran yang relevan. Sehubungan dengan hal itu perlu adanya suatu model pemebalajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam suatu permasalahan matematika. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu alternatif lain untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini melibatkan siswa untuk berperan aktif untuk berdiskusi dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi yang dipelajari bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk anggotanya. Seperti yang dikemukakan oleh Yuzar (dalam Isjoni, 2009: 78):
“Dalam pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang, heterogan dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang mesti di pelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompok asal.”
(2)
Dengan menerapkan model pembelajaran ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat pada siswa. Semakin berkembangnya matematika dengan sendirinya akan mempengaruhi kajian yang harus diajarkan di jenjang persekolahan, sehingga proses belajar mengajar senantiasa menuntut upaya perbaikan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Bhayangkari
Medan T.A. 2013/2014.”
1.2. Identifiksai Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kurang relevannya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika 3. Rendahnya kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika.
4. Sistem pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
(3)
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menigkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Bhayangkari Medan T.A. 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan masukan kepada guru dan mahasiswa calon guru supaya dapat memilih salah satu alternatif metode pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini sangat berguna agar ia mampu memahami konsep matematika dan meningkatkan kreativitas bukan sekedar menghafal definisi semata dalam mengambil keputusan memecahkan suatu masalah
(4)
terkait dengan konsep matematika yang telah dipelajari dan dijumpai dalam kehidupan sehari-hari..
3. Sebagai bahan masukan kepada sekolah, agar memotivasi dan membimbing guru-guru menerapkan teori-teori belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meningkatkan kreativitas siswa.
4. Sebagai bahan kepustakaan bagi peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa. Hal tersebut tampak dari rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu pada tes awal (34,4), tes siklus I ( 63,9) dan pada tes siklus II (75,5) serta pada siklus II yang mendapat kategori baik dan sangat baik sebanyak 24 siswa dari 40 siswa atau sekitar 60 % dari siswa seluruhnya.
2. Penerapan model kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII dapat meningkat kemampuan kreativitas siswa. Kesimpulan tersebut tampak dari nilai rata-rata yang diperoleh disetiap siklus. Rata-rata-rata kemampuan kreativitas siswa juga mengalami peningkatan hal tersebut tampak pada nilai rata-rata kemampuan kreativitas siswa yaitu pada tes awal nilai rata-ratanya (38,2) pada siklus I (69,5) dan pada siklus II ( 79,4), serta pada siklus II siswa yang mendapatkan kategori baik dan sangat baik sebanyak 31 siswa atau sekitar 77,5% dari seluruh siswanya.
1.2.Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw ini dapat menjadi salah satu alternative untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa untuk materi kubus dan balok.
2. Disarankan kepada guru untuk menyiapkan media pengajaran untuk menarik minat belajar siswa serta jumlah anggota kelompok juga harus diperhatikan.
(6)
3. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan atau kesulitan yang ada dalam penelitian ini sehingga kedepannya diharapkan akan lebih baik lagi.