Studi Deskriptif Mengenai Profil Kepribadian Individu Dewasa Awal Berdasarkan The Big Five Personality Pada Mahasiswa Angkatan 2008 di Universitas 'X' Bandung.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kejelasan seperti apakah profil kepribadian individu dewasa awal berdasarkan The Big Five Personality. Sampel dalam penelitian ini adalah 332 mahasiswa angkatan 2008 di Universitas ‘X’ Bandung yang berada dalam rentang dewasa awal yaitu usia 20-30 tahun.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sifat Five Factor Model (FFM) dari Robert McCrae dan Paul Costa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan metode survei.

Alat ukur kepribadian The Big Five Personality yang digunakan adalah International Personality Item Pool (IPIP) dari Lewis R.Goldberg, dan

diterjemahkan oleh Dr. Adriaan van Ostade H. Boon. Item-item dalam IPIP adalah item-item yang mengukur konstruk yang sama dengan alat ukur NEO-PI-R dari McCrae dan Costa, dimana alat ukur ini terdiri dari 100 item yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, diperoleh gambaran profil kepribadian sampel secara umum serta hasil data pribadi yang terkait dengan trait dominan dalam diri sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait

kepribadian yang paling dominan adalah Agreeableness, kemudian diikuti oleh trait Conscientiousness, Openness, Extraversion, lalu Neuroticism.

Dari kesimpulan yang diperoleh, faktor nature yaitu jenis kelamin dan faktor nurture yaitu budaya, turut berpengaruh terhadap kepribadian individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas ‘X’ Bandung. Dari hasil penelitian ini diajukan saran baik bagi sampel, pihak universitas yang terkait, maupun bagi penelitian selanjutnya.


(2)

ABSTRACT

This research was conducted to obtain of clarity as whether young adult’s

personality profile based on The Big Five Personality. 332 university students with the age ranging from 20 to 30 years old, who come from the same class (2008) and university (X) in Bandung contribute as samples of this research.

Theory used in this research is a trait theory of Five Factor Model (FFM) from Robert McCrae and Paul Costa. The design used for this research is called descriptive study with a survey method.

This research used The Big Five Personality’s measuring devices from the International Personality Item Pool (IPIP) from Lewis R.Goldberg, and

translated by Dr. Adriaan van Ostade H. Boon. The items in the IPIP were items that measure the same conduct with a measuring NEOPI-R from McCrae and Costa, in which contains 100 items that have proven validity and reliability.

Based on processing of statistic data, obtained the sample's personality profile in general and the personal data that associated with the dominant trait personality of the sample. According to the data processing statistically, it is found that the most dominant personality trait is Agreeableness, then followed by the trait Conscientiousness, Openness, Extraversion, and Neuroticism.

From the conclusions obtained nature factor was gender and nurture factor was cultural, which also affect the young adult’s personality profile at class of students 2008 in University (X) Bandung. From the result of this research, submitted suggestion are for the sample, the concerned university, as well as for the further research.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1.Maksud Penelitian ... 8

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 9

1.4.Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1. Kegunaan Teoretis ... 9

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 9


(4)

ix

1.6. Asumsi ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18

2.1. Definisi Kepribadian ... 18

2.2. Kepribadian pada Masa Dewasa ... 19

2.3. Perbedaan antara TheBig Five, Five Factor Model (FFM), dan Teori Lima Faktor ... 20

2.4. The Big Five Personality ... 21

2.5. Kelima Trait dalam TheBig Five Personality ... 23

2.6. Perbedaan Kepribadian Menurut TheBig Five Personality…….…… . . 31

2.6.1. Perbedaan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

2.6.2. Perbedaan Berdasarkan Urutan Kelahiran ... 31

2.6.3.Perbedaan Berdasarkan Budaya ... 32

2.7. Dewasa Awal ... 32

2.7.1. Pengertian Dewasa Awal ... 32

2.7.2. Perkembangan Dewasa Awal ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...………. 35

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ………. 35

3.2. Prosedur Rancangan Penelitian ……… 35

3.3.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

3.3.1. Variabel Penelitian ... 36


(5)

x

3.3.3. Definisi Operasional ... 36

3.4. Alat Ukur ... 39

3.4.1 Alat Ukur TheBig Five Personality ... 39

3.4.2. Data Pribadi ... 43

3.4.3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 43

3.4.3.1. Uji Validitas Alat Ukur ... 44

3.4.3.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 44

3.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.5.1. Populasi Sasaran ... 45

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 45

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.6. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Gambaran Umum Sampel ... 48

4.1.1. Gambaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.1.2. Gambaran Sampel Berdasarkan Usia ... 48

4.1.3. Gambaran Sampel Berdasarkan Suku Bangsa ... 59

4.1.4. Gambaran Sampel Berdasarkan Fakultas ... 50

4.2. Hasil Penelitian ... 51

4.2.1. Gambaran Profil Kepribadian Sampel ... 51

4.3. Pembahasan ... 54


(6)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran Penelitian ... 62

5.2.1. Saran Teoretis ... 63

5.2.2. Saran Praktis... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

DAFTAR RUJUKAN ... 66 LAMPIRAN ………...….….


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Traits andFacets TheBig Five Personality McCrae & Costa ... 28

Tabel 2.2 Gambaran Karakteristik Individu Nilai Tinggi dan Rendah ... 30

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 43

Tabel 3.2 Ukuran Sampel untuk Batas-Batas Kesalahan dan Jumlah Populasi yang Ditetapkan ... 46

Tabel 4.1 Gambaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.2 Gambaran Sampel Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.3 Gambaran Sampel Berdasarkan Suku Bangsa ... 49


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 17 Bagan 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 35


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil Kepribadian Sampel Secara Umum... 51 Grafik 4.2 Profil Kepribadian Sampel Pria... 52 Grafik 4.3 Profil Kepribadian Sampel Wanita... 53


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Jumlah Mahasiswa Aktif Angkatan 2008 (Ganjil 2011/2012) Lampiran II : Formulir Pengesahan Pengambilan Data

Lampiran III : Informed Consent Sampel Penelitian

Lampiran IV : Angket Data Diri dan Kuesioner Pengambilan Data

Lampiran V : Profil Kepribadian Sampel Berdasarkan The Big Five Personality Lampiran VI : Data Pribadi

Lampiran VII : Tabulasi Silang Antara Data Utama dan Data Pribadi Lampiran VIII : Data Mentah Penelitian


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap individu berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh dan unik. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya, karena individu terdiri dari gabungan berbagai aspek seperti spiritual, perilaku, nilai, kemampuan, bahkan lingkungan. Individu yang utuh memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, dimana cara yang dilakukan individu untuk hidup dan bertahan dalam kehidupan sehari-hari akan berbeda satu dengan yang lain. Semua individu, bahkan yang kembar sekalipun pasti memiliki perbedaan. Meskipun demikian, manusia dapat hidup bersama dengan orang lain dan saling melengkapi perbedaan yang ada, baik dalam hal persepsi, sikap, minat, kebutuhan, dan berbagai hal lainnya. Dari perbedaan tersebut individu akan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, hal inilah yang menjadi keunikkan setiap individu. Keunikkan ini antara lain adalah dalam hal sifat dan karakteristik. Pemikiran, perasaan, dan perilaku nyata dari seseorang akan berkaitan satu dengan yang lainnya membentuk karakteristik individu yang berbeda, dan ketika hal ini relatif bertahan maka disebut sebagai kepribadian (Pervin, Cervone & John, 2010).

Individu bertumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa dengan kepribadiannya masing-masing. Meskipun seorang individu akan memperoleh


(12)

2

asuhan yang sama dari lingkungan kehidupannya, namun sebenarnya setiap individu sudah memiliki kepribadiannya masing-masing sejak individu tersebut dilahirkan. Maka pada dasarnya, saat individu menghadapi proses belajar dalam lingkungannya, individu tersebut sudah menghadapinya dengan cara yang berbeda sesuai dengan kepribadian bawaannya. Kepribadian bawaan ini merupakan hasil keturunan (genetik) dari individu sebelumnya, yaitu orang tua dari individu tersebut (Pervin, Cervone & John, 2010). Dengan kata lain, orang tua yang memiliki karakter tenang dan tidak emosional (nilai rendah pada trait Neuroticism) akan memiliki keturunan berkarakter seperti itu pula. Meskipun karena proses belajar sifat dan derajatnya akan menjadi sedikit berbeda, namun tidak berubah jauh dari karakter dasarnya. Demikian juga orang tua yang bijaksana, berjiwa pemimpin, dan pekerja keras akan memiliki keturunan dengan kepribadian yang tidak jauh berbeda. Meskipun seorang individu tidak menyukai kepribadiannya, tetapi mengubah faktor bawaan bukanlah hal yang mudah karena hal ini bersifat genetik. Maka dari itu, kepribadian ini sangatlah penting untuk diperhatikan agar individu dapat memahami kehidupannya dengan lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut, para teoritikus kepribadian membahas manusia secara utuh melalui berbagai teori dan riset ilmiah sampai saat ini. Banyak ahli psikologi berkeyakinan bahwa gambaran yang paling baik mengenai struktur trait kepribadian dimiliki oleh Five Factor Model (FFM)


(13)

3

digambarkan dalam bentuk lima dimensi dasar. Saat ini banyak periset yang setuju bahwa perbedaan individual dapat diorganisir dalam lima dimensi yang luas dan bipolar tersebut (John & Srivastava, 1999 ; McCrae & Costa, 2003),

hal ini dikenal secara luas dengan dimensi sifat “Big Five”.

Perkembangan Big Five saat ini sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. The Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait

yang tersusun dalam lima buah faktor kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. The Big Five Personality ini juga merupakan pembentuk utama dari kepribadian inti (Feldman, dalam Sinphurmsukskul, Froer, & Ahlheim, 2005). Kelima trait kepribadian yang berada di dalam diri setiap individu tersebut adalah Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness.

Individu dengan trait kepribadian Extraversion yang dominan menunjukkan sifat-sifat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak berbicara, orientasi pada hubungan bersama, penuh kasih sayang, senang mencintai, ramah, energik, dan tertarik pada banyak hal. Individu dengan trait kepribadian Agreeableness yang dominan menunjukkan sifat-sifat suka menolong, pemaaf, penurut, dan dapat dipercaya. Individu dengan trait kepribadian Conscientiousness yang dominan menunjukkan sifat-sifat teratur, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi dan hati-hati. Individu dengan trait kepribadian


(14)

4

emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, dan mudah panik. Individu dengan trait kepribadian Openness yang dominan menunjukkan sifat-sifat rasa ingin tahu yang besar, minat luas, kreatif, imajinatif, dan terbuka terhadap pengalaman (http://eko13.wordpress.com/2012/04/big-five-personality/).

Solusi lima faktor ini ditemukan berulang dalam sejumlah studi lanjutan yang dilakukan oleh para periset, yang berbeda satu dengan yang lain dalam sejumlah besar data, sampel, dan penilaian instrumen (John, 1990). Selain itu, McCrae & Costa telah memberikan pendapat yang sangat kuat, mengisyaratkan bahwa struktur kepribadian Big Five bersifat human universal. Saat ini di Indonesia pun sudah mulai banyak yang menginterpretasi kepribadian menggunakan The Big Five Personality, terutama para psikolog dan trainer yang melakukan assessment untuk kepentingan orang banyak.

Pengukuran TheBig Five Personality yang menggunakan trait kata tunggal sebagai sebuah item dikembangkan oleh Robert R. McCrae dan Paul T. Costa, dimana alat ukur ini dinamakan NEO-PI-R yaitu The Neuroticism-Extraversion-Openness (NEO) Personality Inventory (PI) Revised (R). Akan tetapi pada penelitian ini digunakan salah satu instrumen

TheBig Five Personality lain yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, yaitu alat ukur dari International Personality Item Pool (IPIP). IPIP ini dibuat oleh Lewis R.Goldberg, dan item-item yang diambil dari IPIP ini mengukur konstruk yang sama dengan alat ukur NEO-PI-R (L.Goldberg


(15)

5

1992; John & Srivastava, 1999 ; Benet-Martinez & John, 1998). Item-item ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (dan diterjemahkan kembali) oleh Dr. Adriaan van Ostade H. Boon dari Radboud University di

Nijmegen Belanda dan Universitas Padjadjaran di Bandung Indonesia, dimana beliau telah mengkonfirmasikannya kepada Lewis R. Goldberg sendiri.

Secara umum, periset Big Five telah memfokuskan karya mereka pada kepribadian di masa dewasa. Hal ini dikarenakan kelima faktor ini tampak memiliki reliabilitas dan validitas yang relatif stabil di sepanjang masa dewasa. Pernyataan lain yang serupa menyatakan bahwa sebagian besar para peneliti sifat setuju bahwa sifat cukup stabil di sepanjang masa dewasa (Caspi & Roberts, 1999 ; McCrae & Costa, 1997 ; Roberts & Del Vecchio, 2000). Periode masa dewasa dimulai dengan masa dewasa awal, yaitu periode perkembangan yang bermula pada awal usia dua puluhan dan berakhir pada usia tiga puluhan (Santrock, 2009).

Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian tidak berubah dari masa dewasa awal sampai dewasa akhir pada orang dewasa sehat yang hidup dalam masyarakat. Karenanya, pembentukkan karakter kepribadian pada masa dewasa awal sangat penting untuk diperhatikan, dimana kepribadian yang terbentuk pada masa dewasa awal akan mempengaruhi kepribadian di masa dewasa akhirnya. Seperti contoh, seorang muda yang imajinatif akan menjadi seorang tua yang imajinatif, seorang muda yang suka bergaul akan menjadi seorang tua yang suka bergaul, dan sebagainya (McCrae


(16)

6

& Costa 1982, dalam Marion P & Elizabeth Hall, 1985:273). Namun secara khusus ketika seorang individu semakin berusia kemudian memasuki masa dewasa akhir, maka individu tersebut akan mengalami perubahan yang semula “outer concern” menjadi “inner concern” sehingga kepribadiannya akan menjadi lebih ke arah Introversion. Hal ini bukan disebabkan oleh kepribadiannya yang berubah, namun karena perubahan generasi yang menyebabkan keadaan fisik, kognitif, dan ruang lingkup sosial individu menjadi lebih terbatas. Berbeda dengan dewasa awal, pada tahap perkembangannya mereka memiliki keadaan fisik, kognitif, dan peran sosial yang mencapai posisi puncak. Banyaknya aktivitas dan ruang lingkup sosial dewasa awal dapat memunculkan karakter kepribadian individu dengan semakin jelas. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada individu yang berada dalam rentang dewasa awal, yaitu mahasiswa angkatan 2008.

Berdasarkan temuan dari McCrae & Costa (1994b) di Amerika, individu dewasa awal pada awal usia dua puluhan (usia kuliah) memiliki nilai yang lebih rendah dalam Agreeableness dan Conscientiousness, serta lebih tinggi dalam Neuroticism, Extraversion, dan Openness. Rata-rata mereka terancam oleh rasa cemas yang lebih besar dan menaruh perhatian kepada penerimaan dan harga diri (N yang lebih tinggi), menghabiskan lebih banyak waktu menelepon dan aktivitas sosial bersama teman mereka (E yang lebih tinggi), lebih terbuka terhadap semua jenis pengalaman dan percobaan (O yang lebih tinggi), tetapi juga lebih kritis dan meminta perhatian kepada orang tertentu dan kepada masyarakat secara umum (A yang lebih rendah),


(17)

7

serta tidak segigih dan sebertanggung jawab seperti yang diharapkan orang lain kepada mereka (C yang lebih rendah). Lebih rendahnya nilai

Agreeableness dan Conscientiousness juga sesuai dengan ditemukannya berbagai kasus kenakalan remaja atau dewasa awal.

Pada masa dewasa awal, sebagian besar individu telah berada pada jenjang pendidikan universitas, perguruan tinggi, atau akademi. Demikian juga di Universitas „X‟ Bandung, dimana universitas ini merupakan universitas besar di kota Bandung yang dipenuhi oleh sejumlah besar individu dewasa awal dari berbagai daerah dan budaya yang sangat beragam sebagai mahasiswanya. Mereka memiliki bahasa, adat istiadat, agama, status sosial, keadaan ekonomi, dan tentunya kepribadian yang beragam pula.

Berdasarkan observasi peneliti, terdapat individu dewasa awal di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki kepribadian tertentu seperti suka menarik diri, tidak kooperatif, malas, terlalu emosional, sering melalaikan tugas, bahkan tidak memiliki minat. Kepribadian seperti ini tentunya tidak akan menguntungkan diri dalam kegiatan belajar di Universitas. Namun di sisi lain, terdapat juga individu dewasa awal yang berkepribadian optimis, disiplin, kreatif, mudah bergaul, pekerja keras, dan memiliki aspirasi untuk mencapai prestasi. Tidak hanya di Universitas, kepribadian seperti ini juga akan menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam memenuhi tugas perkembangannya. Oleh karena itu dengan mengenal kepribadian dirinya sendiri, individu dapat mengetahui kelebihannya dan berusaha meningkatkannya, mengetahui kelemahannya dan berusaha


(18)

8

memperbaikinya, mengetahui bagaimana individu harus menyesuaikan dan menampilkan diri dalam menjalin relasi dengan orang lain, mengetahui jenis pendidikan atau pekerjaan apa yang cocok bagi diri sendiri, serta menerima dengan ikhlas segala kelebihan dan kekurangan diri dalam menghadapi segala sesuatu. Melalui kepribadian juga, perilaku individu dapat dipahami dan diprediksi dalam menghadapi peristiwa yang akan datang.

Berdasarkan fakta yang telah diuraikan, maka peneliti melihat adanya keragaman trait kepribadian dan peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seperti apakah profil kepribadian individu khususnya dewasa awal jika dilihat berdasarkan The Big Five Personality pada mahasiswa angkatan 2008

di Universitas „X‟ Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui seperti apakah profil kepribadian individu dewasa awal berdasarkan The Big Five Personality pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai profil kepribadian individu dewasa awal berdasarkan The Big Five Personality pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung.


(19)

9

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kejelasan seperti apakah trait-trait kepribadian individu dewasa awal berdasarkan The Big Five Personality pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis

1. Penelitian ini akan memberikan informasi serta memperkaya ilmu psikologi, khususnya pada bidang psikologi kepribadian mengenai profil kepribadian individu dewasa awal berdasarkan The Big Five Personality pada mahasiswa angkatan 2008di Universitas „X‟ Bandung.

2. Penelitian ini juga dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini akan memberikan informasi kepada individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung mengenai profil kepribadian mereka. Informasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sehingga individu dapat lebih memahami diri dan kehidupannya dengan lebih baik, serta memahami perilaku dan sifat-sifat individu dewasa awal satu dengan yang lainnya untuk memudahkan dalam menjalin relasi sosial.


(20)

10

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Universitas „X‟ Bandung, terutama pihak MSCC dan biro psikologi universitas, sehingga informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan mengembangkan metode pengajaran, seminar, program pengembangan kepribadian, dan bimbingan konseling mahasiswa (khususnya dalam rentang dewasa awal) di Universitas „X‟ Bandung yang berkaitan dengan kepribadian.

1.5. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung merupakan individu yang berada dalam rentang dewasa awal, yaitu berusia antara 20-30 tahun (Santrock, 2009). Mereka tentunya memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda-beda, dimana penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian tidak berubah dari masa dewasa awal sampai dewasa akhir pada orang dewasa sehat yang hidup dalam masyarakat. Karenanya, pembentukkan karakter kepribadian pada masa dewasa awal sangat penting untuk diperhatikan, dimana kepribadian yang terbentuk pada masa dewasa awal akan mempengaruhi kepribadian di masa dewasa akhirnya. Selain itu berdasarkan tahap perkembangan mereka, diharapkan mereka memiliki keadaan fisik, kognitif, dan peran sosial yang mencapai posisi puncak. Banyaknya aktivitas dan ruang lingkup sosial individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung dapat memunculkan karakter kepribadian mereka dengan semakin jelas.


(21)

11

Kepribadian adalah pemikiran, perasaan, dan perilaku nyata dari individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang berkaitan satu dengan lainnya membentuk karakteristik yang berbeda, dan hal ini relatif bertahan (Pervin, Cervone & John, 2010). Mengingat salah satu pendekatan dalam psikologi yang sedang berkembang pesat serta banyaknya aspek yang dapat diprediksi, TheBig Five Personality digunakan untuk melihat kepribadian individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan

2008 di Universitas „X‟ Bandung melalui trait yang tersusun dalam lima buah

faktor kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Kelima trait kepribadian tersebut adalah Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness.

Kelima faktor ini tampak memiliki reliabilitas dan validitas yang relatif stabil di sepanjang masa dewasa. Pernyataan lain yang serupa menyatakan bahwa sebagian besar para peneliti sifat setuju bahwa sifat cukup stabil di sepanjang masa dewasa (Caspi & Roberts, 1999 ; McCrae & Costa, 1997 ; Roberts & Del Vecchio, 2000). Periode masa dewasa dimulai dengan masa dewasa awal, dimana mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung termasuk di dalamnya.

Menurut Costa & McCrae (1997), trait Extraversion (versus Introversion) dapat juga disebut trait dominan-patuh ( dominance-submissiveness). Trait ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, individu yang memiliki trait extraversion yang


(22)

12

tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan individu dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peer group mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, menyukai keriaan, affectionate, dan senang bercakap-cakap. Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic juga ramah terhadap orang lain.

Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya

Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Individu yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada individu yang memiliki tingkat extraversion yang rendah.

Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat

extraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.

Trait Agreeableness (versus Antagonistic) dapat disebut juga social adaptibility yang mengindikasikan individu yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan nilai survey, individu yang memiliki nilai agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki


(23)

13

hubungan interpersonal individu yang memiliki tingkat agreeableness tinggi berhadapan dengan konflik, self esteem mereka akan cenderung menurun. Selain itu, menghindar secara langsung sebagai usaha dalam menyatakan kekuatan untuk memutuskan konflik dengan orang lain merupakan salah satu ciri dari individu yang memiliki tingkat aggreeableness yang tinggi. Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif. Pelajar yang memiliki tingkat

agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin berlawanan.

Trait Conscientiousness (versus Unscrupulous) dapat disebut juga

dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan disiplin diri individu. Individu yang conscientious

memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai individu yang terorganisir dengan baik, tepat waktu, dan ambisius. Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat

conscientiousness yang rendah menunjukan sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.


(24)

14

Trait Neuroticism (versus Emotional Stability) menggambarkan individu yang bertolak belakang dengan stabilitas emosional dan memiliki masalah dalam hal emosi negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Individu yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emosional reaktif.

Trait Openness to Experience (versus Lack of Intellect / Closedness to Experience) mengacu pada bagaimana individu bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran, dan impulsivitas. Individu dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai individu yang memiliki nilai imajinasi, pikiran yang luas, dan a world of beauty. Sedangkan individu yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian nilai

openness yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif, dan tidak menyukai adanya perubahan.


(25)

15

Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah. Individu yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.

Secara keseluruhan, Extraversion menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas, kebutuhan akan dorongan, dan kapasitas untuk menikmati. Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki trait kepribadian ini bercirikan warmth, gregariousnes, assertiveness,activity, excitement-seeking,

dan positive emotion. Agreeableness menilai kualitas orientasi interpersonal individu sepanjang kontinum dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan terhadap orang lain. Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki trait

kepribadian ini bercirikan trust, straightforwardness, altruism, compliance, modesty, dan tender-mindedness. Conscientiousness menilai tingkat organisasi, ketekunan, dan motivasi dalam perilaku berarah tujuan, berlawanan dengan individu yang bergantung kepada individu lain, cerewet dengan mereka yang malas dan pembangkang. Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki trait

kepribadian ini dapat diasosiasikan dengan competence, order, dutifulness, achievement-striving, self-discipline, dan deliberation. Neuroticism menilai penyesuaian versus ketidakstabilan emosional, mengidentifikasikan individu


(26)

16

yang rentan terhadap tekanan psikologis, ide yang tidak realistis, kecanduan atau dorongan yang berlebihan, dan respon coping yang maladaptif. Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki trait kepribadian ini dikarakteristikkan dengan anxiety, hostility, depression, self-consciousness, impulsiveness, dan vulnerability. Openness menilai pencarian proaktif dan penghargaan terhadap pengalaman untuk dirinya sendiri, toleransi bagi dan eksplorasi terhadap yang tidak biasa. Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung yang memiliki trait kepribadian ini bercirikan fantasy, aesthetic,

feelings,action, ideas, dan values.

Individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas

„X‟ Bandung akan memiliki kelima trait kepribadian berdasarkan The Big

Five Personality dalam dirinya, namun dengan penelitian ini akan terlihat seperti apakah trait-trait kepribadian mereka. Kecenderungan mereka pada

trait kepribadian tertentu dapat berbeda-beda satu dengan yang lainnya, terdapatnya perbedaan ini disebabkan oleh faktor nature (bawaan) dan faktor

nurture (yang diperoleh dari asuhan atau proses belajar). Faktor bawaan merupakan hasil keturunan (genetik) dari orang tua individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung sendiri, sehingga tidak mudah untuk diubah (Pervin, Cervone & John, 2010). Untuk lebih jelasnya uraian kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut.


(27)

17

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi

1. Kecenderungan trait kepribadian yang dominan dari masing-masing individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas „X‟ Bandung dapat


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai profil kepribadian 332 individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas ‘X’ Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan The Big Five Personality, diketahui bahwa trait

kepribadian yang paling dominan pada sampel secara umum adalah

Agreeableness, kemudian diikuti oleh traitConscientiousness, Openness, Extraversion, lalu Neuroticism.

2. Berdasarkan The Big Five Personality, diketahui bahwa trait

kepribadian yang paling dominan pada sampel berjenis kelamin pria adalah Agreeableness, kemudian diikuti oleh trait Conscientiousness, Openness, Extraversion, lalu Neuroticism. Demikian pula sama halnya pada sampel berjenis kelamin wanita.

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:


(29)

63

5.2.1. Saran Teoretis

1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menjaring data penunjang mengenai faktor nature dan faktor nurture yang mempengaruhi kepribadian secara lebih mendalam sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengukur terlebih dahulu validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Saran bagi peneliti lain yang dapat dipertimbangkan adalah kedalaman penelitian. Pengaruh lingkungan (kebudayaan tertentu secara spesifik) terhadap kepribadian dapat dijadikan variabel untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kepribadian, sehingga memberikan informasi pada bidang psikologi budaya dan psikologi kepribadian.

5.2.2. Saran Praktis

1. Bagi individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas ‘X’ Bandung, disarankan untuk lebih memahami kepribadian dirinya sehingga pengenalan diri yang menyeluruh diharapkan dapat membantu penyesuaian diri individu dalam menjalin relasi dengan orang lain di lingkungan.

2. Bagi pihak MSCC dan biro psikologi di Universitas ‘X’ Bandung, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan metode pengajaran, seminar, program pengembangan kepribadian, dan bimbingan konseling


(30)

64

mahasiswa (khususnya dalam rentang dewasa awal) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan soft skill yang diperlukan dalam kehidupan individu selanjutnya, sehingga pihak MSCC dan biro psikologi universitas memberikan wadah diskusi yang efektif bagi para mahasiswanya.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

De Raad, Boele. 2000. The Big Five Personality Factors : The Psycholexical Approach to Personality. Hogrefe & Huber Publishers.

Goldberg, Lewis R. 1958-2011. Personality Research Online Full-Text Archive Version 2.14.12. (Online). (http://www.ori.org/lrg/).

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Ghalia Indonesia.

Mastuti, Endah. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five

(Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. Surabaya : Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga. (Online).

(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/).

Perlmutter, Marion., and Elizabeth Hall. 1985. Adult Development and Aging. Canada : Library of Congress Cataloging.

Pervin, Lawrence A., and Daniel Cervone, Oliver P. John. 2010. Personality : Theory and Research 9 nd edition. Jakarta : Kencana.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development, Jilid II (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

______________ 2009. Psikologi Pendidikan = Educational Psychology

(penerjemah Diana Angelica). Jilid satu. (Online). (http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/psikologi- pendidikan-educational-psychology-buku-1-john-w-santrock-penerjemah-diana-angelica-38802.html/, diakses September 2011).


(32)

DAFTAR RUJUKAN

(Online). (http://ipip.ori.org/).

(Online). (http://eko13.wordpress.com/2012/04/big-five-personality/).

(Online). Teori Kepribadian Bangsa Timur. (http://michaelerixonlimbong. blogspot.com/2012/03/teori-kepribadian-bangsa-timur.html, diakses 10 Agustus 2012).

Hospita BR Purba, Lenni. 2008. Studi Deskriptif Mengenai Profil Kepribadian Lima Marga pada Masyarakat Suku Karo Berdasarkan The Big Five Personality di Kabupaten Karo. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(1)

17

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai profil kepribadian 332 individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas ‘X’ Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan The Big Five Personality, diketahui bahwa trait kepribadian yang paling dominan pada sampel secara umum adalah Agreeableness, kemudian diikuti oleh trait Conscientiousness, Openness, Extraversion, lalu Neuroticism.

2. Berdasarkan The Big Five Personality, diketahui bahwa trait kepribadian yang paling dominan pada sampel berjenis kelamin pria adalah Agreeableness, kemudian diikuti oleh trait Conscientiousness, Openness, Extraversion, lalu Neuroticism. Demikian pula sama halnya pada sampel berjenis kelamin wanita.

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:


(3)

63

5.2.1. Saran Teoretis

1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menjaring data penunjang mengenai faktor nature dan faktor nurture yang mempengaruhi kepribadian secara lebih mendalam sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengukur terlebih dahulu validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Saran bagi peneliti lain yang dapat dipertimbangkan adalah kedalaman penelitian. Pengaruh lingkungan (kebudayaan tertentu secara spesifik) terhadap kepribadian dapat dijadikan variabel untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kepribadian, sehingga memberikan informasi pada bidang psikologi budaya dan psikologi kepribadian.

5.2.2. Saran Praktis

1. Bagi individu dewasa awal pada mahasiswa angkatan 2008 di Universitas

‘X’ Bandung, disarankan untuk lebih memahami kepribadian dirinya

sehingga pengenalan diri yang menyeluruh diharapkan dapat membantu penyesuaian diri individu dalam menjalin relasi dengan orang lain di lingkungan.

2. Bagi pihak MSCC dan biro psikologi di Universitas ‘X’ Bandung, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan metode pengajaran, seminar,


(4)

64

mahasiswa (khususnya dalam rentang dewasa awal) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan soft skill yang diperlukan dalam kehidupan individu selanjutnya, sehingga pihak MSCC dan biro psikologi universitas memberikan wadah diskusi yang efektif bagi para mahasiswanya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

De Raad, Boele. 2000. The Big Five Personality Factors : The Psycholexical Approach to Personality. Hogrefe & Huber Publishers.

Goldberg, Lewis R. 1958-2011. Personality Research Online Full-Text Archive Version 2.14.12. (Online). (http://www.ori.org/lrg/).

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Ghalia Indonesia.

Mastuti, Endah. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. Surabaya : Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga. (Online).

(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/).

Perlmutter, Marion., and Elizabeth Hall. 1985. Adult Development and Aging.

Canada : Library of Congress Cataloging.

Pervin, Lawrence A., and Daniel Cervone, Oliver P. John. 2010. Personality : Theory and Research 9 nd edition. Jakarta : Kencana.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development, Jilid II (terjemahan). Jakarta:

Erlangga.

______________ 2009. Psikologi Pendidikan = Educational Psychology (penerjemah Diana Angelica). Jilid satu. (Online). (http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/psikologi- pendidikan-educational-psychology-buku-1-john-w-santrock-penerjemah-diana-angelica-38802.html/, diakses September 2011).


(6)

DAFTAR RUJUKAN

(Online). (http://ipip.ori.org/).

(Online). (http://eko13.wordpress.com/2012/04/big-five-personality/).

(Online). Teori Kepribadian Bangsa Timur. (http://michaelerixonlimbong. blogspot.com/2012/03/teori-kepribadian-bangsa-timur.html, diakses 10 Agustus 2012).

Hospita BR Purba, Lenni. 2008. Studi Deskriptif Mengenai Profil Kepribadian Lima Marga pada Masyarakat Suku Karo Berdasarkan The Big Five Personality di Kabupaten Karo. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.