Peranan Analisis Rasio dalam Mengevaluasi Kinerja Keuangan PT Indosat, Tbk.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is evaluating financial performance during 2004 until 2008. Analyst choose financial statement analysis technique using ratio analysis method. Calculation of the financial ratio includes liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio, and activity ratio. The data that is used in this study from annual report ISAT during 2004 until 2008. Totally, the research shows that ISAT financial performance result is not quite good during 2004 until 2008. The result of ISAT shows that liquidity performance decrease during 2004 until 2008. ISAT solvability ratio shows increasing trend. ISAT profitability result shows declining performance. Activity ratio shows stable condition and even better for ACP.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan PT Indosat, Tbk. (ISAT) selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Penulis memilih teknik analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode analisis rasio. Perhitungan rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan ISAT dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan ISAT yang kurang baik selama tahun 2004 hingga tahun 2008. Hasil kinerja likuiditas ISAT menunjukkan kecenderungan penurunan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan hasil kinerja solvabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan kenaikan. Profitabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan penurunan. Hasil kinerja aktivitas ISAT secara keseluruhan menunjukkan keadaan stabil bahkan cenderung membaik untuk ACP.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ...6

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ...6

2.1.2 Sifat Laporan Keuangan ...7

2.1.3 Penyajian Laporan Keuangan ...7

2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ...9

2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan ...10

2.2 Analisis Laporan Keuangan ...11

2.2.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...13

2.2.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan ...14

2.3 Analisis Rasio...15

2.3.1 Keunggulan Analisis Rasio ...16

2.3.2 Keterbatasan Analisis Rasio ...17

2.4 Kinerja dan Evaluasi ...17

2.5 Rerangka Pemikiran ...19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...22

3.1.1 PT Indosat, Tbk. ...22

3.2 Metode Penelitian...24

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ...25

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ...25

3.3 Rasio Keuangan ...25

3.3.1 Rasio Likuiditas ...26

3.3.1.1 Current Ratio ...27


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Rasio Solvabilitas ...28

3.3.2.1 Debt Ratio ...28

3.3.2.2 Debt Equity Ratio ...29

3.3.2.3 Time Interest Earned Ratio ...30

3.3.3 Rasio Profitabilitas ...30

3.3.3.1 Net Profit Margin ...31

3.3.3.2 Return on Asset (ROA) ...31

3.3.3.3 Return on Equity (ROE) ...32

3.3.3.4 Earning per share (EPS) ...32

3.3.3.5 Price Earning Ratio (PER) ...33

3.3.4 Rasio Aktivitas ...33

3.3.4.1 Average Collection Period (ACP) ...33

3.3.4.2 Inventory Turnover...34

3.3.4.3 Fixed Assets Turnover ...34

3.3.4.4 Total Assets Turnover ...35

3.3.5 Rangkuman Rasio ...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rasio Likuiditas ...37

4.1.1 Current Ratio ...37

4.1.2 Quick Ratio...39

4.2 Rasio Solvabilitas ...40

4.2.1 Debt Ratio ...41

4.2.2 Debt Equity Ratio ...42

4.2.3 Time Interest Earned Ratio ...43

4.3 Rasio Profitabilitas ...44

4.3.1 Net Profit Margin ...45

4.3.2 Return on Asset (ROA) ...46

4.3.3 Return on Equity (ROE) ...47

4.3.4 Earning Per Share (EPS) ...48

4.3.5 Price Earning Ratio (PER) ...50

4.4 Rasio Aktivitas ...51

4.4.1 Average Collection Period (ACP) ...51

4.4.2 Inventory Turnover...52

4.4.3 Fixed Asset Turnover ...53

4.4.4 Total Asset Turnover ...54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...55

5.2 Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ...59 LAMPIRAN


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran ...21

Gambar 4.1 Current Ratio...38

Gambar 4.2 Quick Ratio ...39

Gambar 4.3 Debt Ratio ...41

Gambar 4.4 Debt Equity Ratio ...42

Gambar 4.5 Time Interest Earned Ratio ...43

Gambar 4.6 Net Profit Margin ...45

Gambar 4.7 Return on Asset (ROA) ...46

Gambar 4.8 Return on Equity (ROE) ...47

Gambar 4.9 Earning Per Share (EPS) ...49

Gambar 4.10 Price Earning Ratio (PER) ...50

Gambar 4.11 Average Collection Period (ACP)...51

Gambar 4.12 Fixed Asset Turnover ...53


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rangkuman Rasio ...36

Tabel 4.1 Current Ratio ...37

Tabel 4.2 Quick Ratio ...39

Tabel 4.3 Debt Ratio ...41

Tabel 4.4 Debt Equity Ratio ...42

Tabel 4.5 Time Interest Earned Ratio ...43

Tabel 4.6 Net Profit Margin ...45

Tabel 4.7 Return on Asset (ROA) ...46

Tabel 4.8 Return on Equity (ROE) ...47

Tabel 4.9 Earning Per Share (EPS) ...48

Tabel 4.10 Price Earning Ratio (PER) ...50

Tabel 4.11 Average Collection Period (ACP) ...51

Tabel 4.12 Inventory Turnover ...52

Tabel 4.13 Fixed Asset Turnover ...53


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan PT Indosat, Tbk. Tahun 2004 Lampiran 2 Laporan Keuangan PT Indosat, Tbk. Tahun 2005 Lampiran 3 Laporan Keuangan PT Indosat, Tbk. Tahun 2006 Lampiran 4 Laporan Keuangan PT Indosat, Tbk. Tahun 2007 Lampiran 5 Laporan Keuangan PT Indosat, Tbk. Tahun 2008


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan. Laporan keuangan akan memberikan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan informasi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari pemegang saham, investor atau calon investor serta analis sekuritas, pemberi pinjaman dan pemasok, pihak manajemen perusahaan serta karyawan dan bahkan pemerintah. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, likuiditas, aliran kas, prospek dan risiko. Informasi ini akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan dalam melihat kinerja perusahaan.

Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting (Hanafi, 2004). Pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan keuangan merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis. Analisis ini memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalam laporan keuangan. Kadangkala informasi tambahan di luar laporan keuangan pun diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi


(9)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha

analisis yang lebih tajam lagi. Analisis laporan keuangan biasanya didasarkan pada laporan keuangan terbitan perusahaan dan informasi ekonomi lainnya tentang perusahaan dan industrinya.

Rasio keuangan banyak dipakai oleh berbagai penelitian karena rasio keuangan terbukti berperan penting dalam evaluasi kinerja keuangan dan dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat (Chen, 1981). Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggunakan angka-angka yang terdapat di laporan laba rugi dan neraca. Rasio-rasio keuangan menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka absolut, tetapi dalam angka relatif. Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. PT Indosat, Tbk. (selanjutnya disebut ISAT) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Perusahaan pada setiap periode menerbitkan dan mengumumkan laporan keuangan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada lingkungan perusahaan. Usaha yang dilakukan ISAT berada dalam sektor yang kompetitif. Banyaknya pesaing di bidang yang sama ditambah dengan hadirnya kompetitor-kompetitor baru yang masuk ke industri ini menuntut perusahaan untuk memiliki kinerja yang semakin baik dari waktu ke waktu agar dapat terus bersaing. Oleh karena itu, penilaian kinerja perusahaan secara periodik perlu dilakukan. Laporan keuangan ISAT dianalisis untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya tren-tren tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu, penulis menganalisis laporan keuangan ISAT selama lima tahun periode


(10)

BAB I PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha

dengan tujuan untuk melihat munculnya suatu tren tertentu yang mungkin terjadi.

Pendapatan bersih ISAT selama rentang tahun 2004 hingga tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun ke tahun kecuali pendapatan bersih ISAT tahun 2007 yang mengalami kenaikan. Fenomena kenaikan dan penurunan pendapatan bersih ISAT pada periode 2004 hingga 2008 menarik perhatian penulis untuk mengetahui kinerja keuangan ISAT secara keseluruhan, tidak hanya melihat pada pendapatan bersihnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui mengenai pentingnya laporan keuangan yang disertai dengan analisis lapaoran keuangan yang bersangkutan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi dengan judul “Peranan Analisis Rasio dalam

Mengevaluasi Kinerja Keuangan PT Indosat, Tbk.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio likuiditas? 2. Bagaimana kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio profitabilitas? 3. Bagaimana kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio solvabilitas? 4. Bagaimana kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio aktivitas?


(11)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penulis mengadakan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio likuiditas. 2. Mengetahui kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio profitabilitas. 3. Mengetahui kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio solvabilitas. 4. Mengetahui kinerja keuangan ISAT dilihat dari rasio aktivitas.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. 1. Bagi penulis

Penelitian ini menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai analisis laporan keuangan yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Melalui penelitian ini juga penulis dapat menerapkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dalam pengaplikasian praktik yang sesungguhnya.

2. Bagi investor

Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak investor atau calon investor sehingga dapat mengetahui dan mempelajari tentang kemungkinan investasi di ISAT.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak akademisi yang membutuhkan. Selain itu diharapkan dapat juga


(12)

BAB I PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha

digunakan sebagai bahan referensi, pembanding serta tambahan pengetahuan mengenai analisis laporan keuangan.


(13)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Indosat, Tbk. maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

Semakin besar liquidity ratio, semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya. Namun hasil kinerja likuiditas ISAT menunjukkan kecenderungan penurunan likuiditas dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. ISAT kurang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang membutuhkan pembayaran segera atau telah jatuh tempo dengan aktiva lancar yang dimiliki.

Semakin kecil tingkat solvabilitas perusahaan, akan semakin kecil jumlah utang yang digunakan, dan semakin kecil risiko bisnis yang dihadapi. Hasil kinerja solvabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan kenaikan solvabilitas. Penurunan kinerja solvabilitas ISAT terjadi pada tahun 2006. Kondisi solvabilitas yang kurang baik ini terjadi karena ISAT memiliki proporsi total utang yang semakin meningkat tiap tahunnya. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah yang melanda Indonesia membuat utang perusahaan dalam mata uang asing (khususnya Dollar Amerika Serikat) yang tidak dilindungi dengan mekanisme hedging menjadi berlipat ganda sehingga rasio leverage semain besar.


(14)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

56 Universitas Kristen Maranatha

Semakin besar profitability ratio menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Profitabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan penurunan. Peningkatan kinerja profitabilitas ISAT hanya terjadi pada tahun 2007. Secara kasat mata kecenderungan penurunan kinerja profitabilitas ISAT telah dapat dilihat dari kecenderungan penurunan net income setiap tahunnya. Sedangkan di satu sisi, pembanding net income dalam kinerja profitabilitas ISAT terus mengalami kenaikan seperti sales, equity, dan total asset. Kecenderungan penurunan kinerja profitabilitas ISAT menunjukkan pihak manajemen ISAT kurang efektif dalam mengelola perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

Semakin besar activity ratio maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan dana yang mengindikasikan semakin cepat perputaran dana tersebut. Hasil kinerja aktivitas ISAT selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 secara keseluruhan dapat dikatakan stabil karena hasil perhitungan rasio aktivitas ISAT menunjukkan angka yang cenderung datar setiap tahunnya. Sedangkan untuk Average Collection Period (ACP), ISAT mengalami kecenderungan membaik. Ini menunjukkan ISAT telah cukup efektif dalam menjalankan aktivitas operasinya dan cukup efisien dalam menggunakan sumber daya (investasi dalam berbagai rekening aktiva) yang dimilikinya.


(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

57 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

ISAT sebaiknya lebih memperhatikan lagi posisi likuiditas dan solvabilitas dengan cara mengendalikan jumlah utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjangnya. Kemampuan ISAT dalam memperoleh laba mengalami penurunan hampir tiap tahunnya. Oleh karena itu, penjualan ISAT perlu ditingkatkan dengan menekan operation expense (biaya operasi) seefisien mungkin. ISAT juga perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber dana perusahaan agar perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang dimiliki oleh perusahaan lebih cepat dari sebelumnya.

Bagi investor dan calon investor, walaupun ISAT mengalami kecenderungan penurunan kinerja keuangan tapi ISAT tetap merupakan perusahaan yang layak untuk diinvestasi. Bagi investor dan calon investor yang menghindari risiko (risk averse), kecenderungan penurunan kinerja keuangan ISAT ini bukan merupakan saat yang tepat untuk membeli saham ISAT. Sedangkan bagi investor dan calon investor risk taker, peristiwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli saham ISAT dengan tujuan investasi jangka panjang. Ini merupakan keputusan yang dibuat dengan harapan membeli saham di harga rendah dan akan menjual dengan harga yang jauh lebih tinggi di kemudian hari.

Dasar keputusan bagi investor dan calon investor risk taker dikarenakan ISAT merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler. Banyak pihak asing yang ingin


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

58 Universitas Kristen Maranatha

menanamkan modalnya di ISAT. Usaha yang dilakukan ISAT berada dalam sektor yang kompetitif. Selain itu, saham ISAT termasuk blue chip.

Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai peranan analisis rasio dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam penelitian yang akan dilakukan. Bila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian lebih lanjut maka dapat menggunakan lebih dari satu objek penelitian dalam industri yang sama untuk melakukan perbandingan hasil analisis rasio yang didapat atau dengan membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan yang diperoleh dengan angka industri. Penelitian selanjutnya dapat pula dilakukan dengan memperpanjang periode penelitian.


(17)

59 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Downes, John dan Goodman, J.E. 1994. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Harahap, Sofyan Syafri. 1998. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hanafi, Mamduh M. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen Keuangan Konseptual, Problem dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Warren,etc. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Yamit, Zulian. 2000. Manajemen Keuangan Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal. Yogyakarta: Ekonisia.


(1)

5 Universitas Kristen Maranatha

digunakan sebagai bahan referensi, pembanding serta tambahan pengetahuan mengenai analisis laporan keuangan.


(2)

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Indosat, Tbk. maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

Semakin besar liquidity ratio, semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya. Namun hasil kinerja likuiditas ISAT menunjukkan kecenderungan penurunan likuiditas dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. ISAT kurang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang membutuhkan pembayaran segera atau telah jatuh tempo dengan aktiva lancar yang dimiliki.

Semakin kecil tingkat solvabilitas perusahaan, akan semakin kecil jumlah utang yang digunakan, dan semakin kecil risiko bisnis yang dihadapi. Hasil kinerja solvabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan kenaikan solvabilitas. Penurunan kinerja solvabilitas ISAT terjadi pada tahun 2006. Kondisi solvabilitas yang kurang baik ini terjadi karena ISAT memiliki proporsi total utang yang semakin meningkat tiap tahunnya. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah yang melanda Indonesia membuat utang perusahaan dalam mata uang asing (khususnya Dollar Amerika Serikat) yang tidak dilindungi dengan mekanisme hedging menjadi berlipat ganda sehingga rasio leverage semain besar.


(3)

56 Universitas Kristen Maranatha

Semakin besar profitability ratio menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Profitabilitas ISAT secara keseluruhan mengalami kecenderungan penurunan. Peningkatan kinerja profitabilitas ISAT hanya terjadi pada tahun 2007. Secara kasat mata kecenderungan penurunan kinerja profitabilitas ISAT telah dapat dilihat dari kecenderungan penurunan net income setiap tahunnya. Sedangkan di satu sisi, pembanding net income dalam kinerja profitabilitas ISAT terus mengalami kenaikan seperti sales, equity, dan total asset. Kecenderungan penurunan kinerja profitabilitas ISAT menunjukkan pihak manajemen ISAT kurang efektif dalam mengelola perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

Semakin besar activity ratio maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan dana yang mengindikasikan semakin cepat perputaran dana tersebut. Hasil kinerja aktivitas ISAT selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 secara keseluruhan dapat dikatakan stabil karena hasil perhitungan rasio aktivitas ISAT menunjukkan angka yang cenderung datar setiap tahunnya. Sedangkan untuk Average Collection Period (ACP), ISAT mengalami kecenderungan membaik. Ini menunjukkan ISAT telah cukup efektif dalam menjalankan aktivitas operasinya dan cukup efisien dalam menggunakan sumber daya (investasi dalam berbagai rekening aktiva) yang dimilikinya.


(4)

57 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

ISAT sebaiknya lebih memperhatikan lagi posisi likuiditas dan solvabilitas dengan cara mengendalikan jumlah utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjangnya. Kemampuan ISAT dalam memperoleh laba mengalami penurunan hampir tiap tahunnya. Oleh karena itu, penjualan ISAT perlu ditingkatkan dengan menekan operation expense (biaya operasi) seefisien mungkin. ISAT juga perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber dana perusahaan agar perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang dimiliki oleh perusahaan lebih cepat dari sebelumnya.

Bagi investor dan calon investor, walaupun ISAT mengalami kecenderungan penurunan kinerja keuangan tapi ISAT tetap merupakan perusahaan yang layak untuk diinvestasi. Bagi investor dan calon investor yang menghindari risiko (risk averse), kecenderungan penurunan kinerja keuangan ISAT ini bukan merupakan saat yang tepat untuk membeli saham ISAT. Sedangkan bagi investor dan calon investor risk taker, peristiwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli saham ISAT dengan tujuan investasi jangka panjang. Ini merupakan keputusan yang dibuat dengan harapan membeli saham di harga rendah dan akan menjual dengan harga yang jauh lebih tinggi di kemudian hari.

Dasar keputusan bagi investor dan calon investor risk taker dikarenakan ISAT merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler. Banyak pihak asing yang ingin


(5)

58 Universitas Kristen Maranatha

menanamkan modalnya di ISAT. Usaha yang dilakukan ISAT berada dalam sektor yang kompetitif. Selain itu, saham ISAT termasuk blue chip.

Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai peranan analisis rasio dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam penelitian yang akan dilakukan. Bila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian lebih lanjut maka dapat menggunakan lebih dari satu objek penelitian dalam industri yang sama untuk melakukan perbandingan hasil analisis rasio yang didapat atau dengan membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan yang diperoleh dengan angka industri. Penelitian selanjutnya dapat pula dilakukan dengan memperpanjang periode penelitian.


(6)

59 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Downes, John dan Goodman, J.E. 1994. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Harahap, Sofyan Syafri. 1998. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Hanafi, Mamduh M. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen Keuangan Konseptual, Problem dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Warren,etc. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Yamit, Zulian. 2000. Manajemen Keuangan Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal. Yogyakarta: Ekonisia.