PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BEI.

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJ AKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJ AKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen

Diajukan oleh :

Mir sha Putr i Pratiwi
0812010140/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJ AKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJ AKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Mir sha Putr i Pratiwi
0812010140/ FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJ AKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJ AKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI

Yang diajukan

Mir sha Putr i Pratiwi
0812010140/ FE / EM

Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Nur janti Takar ini,MSi

Tanggal :................................


Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS
NIP.196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJ AKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJ AKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI

Yang diajukan

Mir sha Putr i Pratiwi
0812010140/ FE / EM


Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Nur janti Takar ini,MSi

Tanggal :................................

Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen

Dr .Muhajir Anwar .MM
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengar uh Insider Ownership, Kebijakan Hutang Ter hadap Kebijakan
Dividen Dan Nilai Per usahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bei 20072010”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua

Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.
4. Ibu Dra.Ec.Nurjanti Takarini,MSi selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan
tugas skripsinya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“
Jawa Timur.
6. Kepada kedua orangtuaku dan Suamiku tercinta berserta adik-adikku
tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.


Salam hormat,
Surabaya, Mei 2012

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, KEBIJ AKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJ AKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI

Mir sha Putr i Pratiwi
Abstr aksi

Penggunaan hutang diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan.
Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham
sehingga mengurangi biaya keagenan ekuItas. Perusahaan memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik.
Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan laba
sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang. Peningkatan
kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik
keagenan Aziz dan Suwaldiman,(2006). Perusahaan meningkatkan kepemilikan
manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemgang saham
sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah terpengaruh oleh fluktuasi
ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan perusahaan manufaktur adalah
mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi melalui proses produksi. Sehingga
rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti perubahan harga bahan baku, harga
bahan bakar dan lain-lain
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun 2007 – 2010 dimiliki
oleh sampel sebesar 10 perusahaan. Teknik sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan pertimbangan atau
kriteria-kriteria tertentu. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data
yang berasal dari perusahaan. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah
analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian 1)Insider ownership menunjukkan bahwa

kepemilikan manajerial atau insider ownership dapat memicu masalah keagenan
dan deviden yang tinggi cenderung tidak di bagikan kepada pemegang saham
tetapi digunakan untuk operasional perusahaan. 2. Tingkat hutang atau leverage
perusahaan manufaktur pada perusahaan manufaktur yang go publik di BEI
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya,
sehingga perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi mampu dalam
meningkatkan dividen payout ratio perusahaan 3.Dividen merupakan aliran kas
masuk bagi pemegang saham, jadi semakin tinggi dividen, maka pemegang saham
semakin sejahtera atau kaya (nilai perusahaan)
.
Keyword : Nilai Perusahaan, Insider ownership, Leverage,DPR
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................


ii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

v

ABSTRAKSI ..................................................................................................

vi

BAB I


PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..........................................................

10

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

11

1.4

Manfaat Penelitian ............................................................

11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................

13

2.2

Landasan Teori ..................................................................

16

2.2.1 Teori Keagenan ................................................................

16

2.2.1.1. Masalah Keagenan ........................................................

16

2.2.1.2. Biaya Keagenan .............................................................

18

2.2.1.3. Cara Mengatasai Biaya Keagenan .................................

18

2.2.2

Kebijakan Hutang Perusahaan ........................................

19

2.2.2.1. Pengertian Hutang ..........................................................

19

2.2.2.2. Jenis-Jenis Hutang .........................................................

19

2.2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pemberian Hutang ..........................................................

22

2.2.3. Insider Ownership ..........................................................

23

2.2.4. Kebijakan Dividen ..........................................................

24

2.2.4.1. Pengertian Kebijakan Dividen ........................................

24

2.2.4.2. Teori Kebijakan Dividen ................................................

24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.3. Dividen Payout Ratio .....................................................

26

2.2.5. Nilai Perusahaan .............................................................

27

2.2.5.1. Pengertian Nilai Perusahaan ...........................................

27

2.3

30

Pengaruh Insider Ownership Terhadap Kebijakan Diviedn

2.3.1. Pengaruh Kebjakan Hutang Terhadap Kebijakan
Dividen .............................................................................

32

2.3.2. Pengaruh Dividen Terhadap Nilai Perusahaan .........

34

2.4

Kerangka Konseptual ........................................................

35

2.5

Hipotesis............................................................................

36

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Definisi Operasional Pengukuran Variabel ........................

37

3.2

Teknik Penentuan Sampel .................................................

39

3.2.1. Populasi ............................................................................

39

3.2.2. Sampel ..............................................................................

39

3.3

Teknik Pengumpulan Data ................................................

40

3.3.1 Jenis Data .........................................................................

40

3.3.2 Sumber Data ......................................................................

40

3.3.3 Pengumpulan Data ............................................................

40

3.4. Uji Normalitas ...................................................................

41

3.5. Uji asumsi Klasik...............................................................

41

3.6. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis .........................

43

3.6.1. Uji Hipotesis .....................................................................

44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................

46

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................

52

4.2.1. Insider Ownership .............................................................

52

4.2.2. DER .................................................................................

53

4.2.3. Dividen Payout Ratio ........................................................

54

4.2.4. Nilai Perusahaan (PBV) ....................................................

55

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3. Uji Normalitas ...................................................................

56

4.3.1. Uji Asumsi Klasik .............................................................

59

4.4. Analisa Model Dan Pengujian Hipotesis ............................

62

4.4.1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...........................

62

4.4.2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 1 .........................

63

4.4.3. Uji F .................................................................................

64

4.4.4. Uji Persamaan 1 ................................................................

65

4.4.5 Uji Persamaan 2 .................................................................

66

4.5. Pembahasan ......................................................................

67

4.5.1. Pengaruh insider ownership Terhadap Kebijakan
Dividen ............................................................................

67

4.5.2. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan
Dividen ..............................................................................

68

4.5.3. Pengaruh DPR Terhadap Nilai Perusahaan ........................

70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kesimpulan ..........................................................................

72

5.2. Saran....................................................................................

72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1

PBV dan DPR Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di
Bursa Efek Indonesia 2008-2010 .............................................

9

Tabel 4.1. Insider Ownership Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2010 .

52

Tabel 4.2. DER Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2010 ......................

53

Tabel 4.3 DPR Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2010.......................

54

Tabel 4.4 PBV Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2010.......................

55

Tabel 4.5. Uji Normalitas .........................................................................

56

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Dengan Transformasi..............................

57

Tabel 4.7. Uji Kualitas Data .....................................................................

58

Tabel 4.8. Uji Durbin Watson ...................................................................

60

Tabel 4.9. Nilai VIF .................................................................................

61

Tabel 4.10 Korelasi Rank Spearmen..........................................................

62

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................

62

Tabel 4.12. Analisis Regresi Sederhana ......................................................

64

Tabel 4.13 Uji f .........................................................................................

65

Tabel 4.14 Uji t .........................................................................................

65

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.

Distribusi daerah Keputusan Autokorelasi .........................

60

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabulasi Data Keuangan
Lampiran 2 : Hasil Uji Normalitas
Lampiran 3 : Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 4 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik
(shareholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan
dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,
demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan,. Tujuan
ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak shareholder yang
menyerahkan

pengelolaan

perusahaan

kepada

para

professional

yang

bertanggungjawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer
yang diangkat oleh shareholder diharapkan akan bertindak atas nama shareholder
tersebut, yakni memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran
shareholder akan dapat tercapai.
Penggunaan hutang diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan.
Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham
sehingga mengurangi biaya keagenan ekuItas. Perusahaan memiliki kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik.
Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan laba
sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang. Sebagai
konsekuensi dari kebijakan ini, perusahaan menghadapi biaya keagenan hutang
dan risiko kebangkrutan (Crutchley dan Hansen : 1989)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebijakan leverage adalah aktivitas pendanaan, yaitu menentukan sampai
sejauh mana utang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Dalam Stice et al
(2004 : 818), pihak-pihak yang mempertimbangkan untuk berinvestasi kepada
suatu perusahaan akan tertarik dengan struktur leverage dari perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan utang dan
nilai perusahaan. Modigliani dan Miller (MM) dalam Brigham dan Houston
(1999: 43), berpendapat bahwa utang bermanfaat karena bunga dapat dikurangkan
dalam menghitung pajak, tetapi utang juga menimbulkan biaya yang berhubungan
dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Penelitian Taswan (2003)
menyatakan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil riset ini dikatakan konsisten dengan Jensen (1986), yang
menyatakan bahwa adanya utang akan mengendalikan penggunaan arus kas bebas
(free cash flow) secara berlebihan oleh manajemen.
Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk
mengurangi konflik keagenan (Crutchley dan Hansen : 1989; Jensen, Solberg dan
Zorn,

1992).

Perusahaan

meningkatkan

kepemilikan

manajerial

untuk

mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemgang saham sehingga bertindak
sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase
kepemilikan, manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung
jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Pada kepemilikan yang
menyebar, masalah keagenan terjadi antara pihak manajemen dengan pemegang
saham. Hal ini menyebabkan kekuasaan pemegang saham dan menyerahkan
kepada manajer. Sebagai konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tinggi sehingga meningkatkan biaya keagenan. Pada kondisi ini, konflik keagenan
diatasi

dengan

meningkatkan

kepemilikan

manajerial.

Sebaliknya

pada

kepemilikan yang terkonsentrasi masalah keagenan disebabkan oleh hubungan
antara pemegang saham dan kreditor. Masalah ini dijumpai pada perusahaanperusahaan di Indonesia.
Demikian pula saham perusahaan dengan size kecil mempunyai tingkat
frekuensi perdagangan tidak secepat dan tidak semudah saham perusahaan dengan
size besar. Pada umumnya perusahaan dengan size kecil sangat riskan' terhadap
perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan dibandingkan
dengan saham perusahaan dengan size besar. Wiajajal,(2009: 21-30)
Para pemilik modal (sebagai principal) memberi kepercayaan kepada para
profesional (manajerial) atau insider untuk mencapai tujuan tersebut (Harjito,
2006). Pemberian kepercayaan oleh pemilik modal kepada insider merupakan
pemisahan fungís antara fungsi pengambilan keputusan dan fungsi risk bearing
(Jansen and Meckling, 1976). Namun demikian pihak insider sering bekerja bukan
untuk memaksimumkan nilai perusahaan, tapi justru mengurusi atau berkutat pada
peningkatan kesejahteraan insider sendiri. Namun dengan adanya insider
ownership maka kecenderungan ini akan berubah karena insider merangkap
sebagai pemilik modal. Dengan adanya insider ownership maka dimungkinkan
insider juga ingin memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan
wewenangnya dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan, seperti
kebijakan dividen dan kebijakan hutang. Kebijakan dividen, insider ownership
dan kebijakan hutang itu sendiri dapat saling mempengaruhi (interdependensi)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

secara simultan. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa proporsi ekuitas
yang dikontrol oleh para insider dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan
perusahaan. Leland dan Pyle (1977) dan Ross (1977) menyajikan hipotesis bahwa
insider ownership dan kebijakan finansial dapat membantu menyelesaikan
asimetri informasional antara manajer dengan investor eksternal.
Pada kenyataannya, penggunaan hutang 100 persen sekarang ini sulit
dijumpai dan menurut trade off theory semakin tinggi hutang maka semakin tinggi
beban kebangkrutan yang ditanggung perusahaan. Penambahan hutang akan
meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan. Semakin besar
hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu
membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan
akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada
penghematan pajak. Oleh karena itu, perusahaan harus sangat hati-hati dalam
menentukan kebijakan hutangnya karena peningkatan penggunaan hutang akan
menurunkan nilai perusahaannya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007)
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah
terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi
melalui proses produksi. Sehingga rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti
perubahan harga bahan baku, harga bahan bakar maupun perubahan nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar. Menurut data dari Indonesian Capital Market
Directory terdapat 153 perusahaan manufaktur yang bergerak dalam berbagai
bidang seperti usaha makanan, minuman, rokok, produk tekstil dan turunannya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

produk kayu, produk kertas dan turunannya, kimia dan turunannya, perekat,
produk plastik dan kaca, semen. Produk logam dan turunanya, mesin, kabel,
peralatan kantor dan elektronik, produk otomotif dan turunanya, peralatan
fotografi, farmasi dan barang-barang konsumsi. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau
pemegang saham (Weston dan Copeland, 1999). Nilai perusahaan dapat
ditingkatkan dengan melalui pengaturan kegiatan manajemen yang salah satunya
melalui manajemen keuangan.
”JAKARTA: Berlawanan dengan kisah penawaran publik perdana (IPO)
PT Krakatau Steel Tbk, tiga underwriter (penjamin emisi) IPO PT Garuda
Indonesia (Per sero) Tbk kemungkinan harus menyerap saham yang tidak terjual
ke in vestor senilai Rp1,5 tri liun-Rp2,3 triliun. Ironisnya, serapan investor asing
ternyata meleset dari yang ditargetkan dengan porsi 20% dari total lembar saham
yang dilepas ke publik. Asing hanya menyerap 1,9% dari total saham yang
ditawarkan, atau setara dengan Rp91 miliar. Informasi yang berkembang di pasar
menyebutkan harga penawaran Garuda yang di atas Rp700 per saham terlalu
tinggi dibandingkan dengan valuasi saham Garuda sendiri. Seharusnya,
berdasarkan hitungan price to book value dan price to earning ratio, harga Garuda
tak jauh dari kisaran Rp500-an per saham. Sejumlah eksekutif yang tidak mau
disebutkan namanya dan terlibat dalam konsolidasi IPO Garuda Rabu malam
mengungkapkan pada hari terakhir penawaran banyak calon investor, terutama
asing yang membatalkan pembelian sehingga jumlah saham yang harus diserap
underwriter menjadi membengkak. “Data terakhir menyebutkan nilai saham yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

harus diserap hingga Rp2,3 triliun. Penyebabnya banyak investor yang
membatalkan pesanan sahamnya pada hari-hari terakhir. Ada yang semula pesan
Rp100 miliar, namun hanya ditebus Rp10 miliar,“ ujarnya kemarin. Menurut dia,
besarnya nilai saham yang harus ditelan itu berpotensi membuat perusahaan
sekuritas yang menjadi underwriter PT Bahana Securities, PT Danareksa
Sekuritas

dan

PT

Mandiri

Sekuritas-menanggung

beban

yang

sangat

besar.Bisnis.com(10/02/2011).
”Norico Gaman, Head Departemen Riset PT BNI Securities, mengatakan,
harga saham pertambangan selama 2008 memang menurun, tetapi memasuki
pertengahan 2009 ia melihat adanya prospek perbaikan harga saham sektor ini
secara bertahap. Persepsi perbaikan harga saham itu berdasarkan fundamental
perusahaan yang masih bagus dalam jangka panjang dan peluang pertumbuhan
usaha yang lebih baik ketika terjadi pemulihan ekonomi dunia tahun 2010.
Selain itu, valuasi saham pertambangan saat ini sudah sangat rendah, bila melihat
nilai perbandingan harga saham terhadap laba bersih per saham (price earning
ratio/PER) saham-saham pertambangan dibandingkan dengan nilai PER rata-rata
sektor pertambangan pada kondisi sekarang sebesar 12,2 kali. Jika memperhatikan
nilai PER, saham batu bara seperti PT Tabang Batubara Bukit Asam (PTBA),
Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan BUMI sudah berada di bawah nilai PER
rata-rata sektor pertambangan”.
”Sementara itu, perbandingan harga saham terhadap nilai buku per saham
(price to book value/PBV) saham-saham perusahaan tersebut masih di bawah nilai
PBV rata-rata sektor pertambangan sebesar 3,0 kali. Nilai PER dan PBV yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

lebih rendah dari rata-rata industri pertambangan memberi gambaran bahwa harga
saham perusahaan tambang saat ini relatif masih tinggi (overrvalued) dibanding
harga pasar wajarnya (fair market value), dan potensi pertumbuhan usaha dalam
jangka panjang. Hal ini haruslah dicermati dengan baik.“Karena itu saya melihat
bahwa harga saham-saham pertambangan sekarang memberi peluang investasi
yang sangat menarik dengan memperhatikan prospek pertumbuhan usaha ke
depan,” kata Norico mantap. Prospek yang positif juga didukung imbal hasil atau
rasio laba bersih perusahaan terhadap modal pemegang saham (ROE) yang ratarata masih cukup tinggi”.Swa.co.id/06/06/2010.
Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value (PBV).
Price to book value merupakan pembagian nilai pasar saham dengan nilai buku
per lembar saham. Nilai PBV yang lebih dari 1 dikatakan sebagai overvalued yang
dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih tinggi dibandingkan nilai
bukunya. Nilai PBV yang kurang dari 1 dikatakan sebagai undervalued yang
dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih rendah dibandingkan nilai
bukunya. Nilai PBV yang sama dengan 1 dapat diartikan bahwa saham
perusahaan dinilai sama dengan nilai bukunya (Damodaran, 1997 : 108)
Berikut adalah nilai PBV dari perusahaan manufaktur yang go publik
dalam kurun waktu 2007-2010:
Sumber : PT.BEI, 2010, (lampiran 1)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki Nilai Perusahaan yang
berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena sektor perusahaan manufaktur kurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mendapat perhatian dari investor yang mengakibatkan saham emiten perusahaan
manufaktur kurang likuid sehingga saham emiten manufaktur hanya bergerak
aktif di saat tertentu saja.
Fenomena di atas bahwa nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price
to book value (PBV). Price to book value merupakan pembagian nilai pasar saham
dengan nilai buku per lembar saham. Nilai PBV yang lebih dari 1 dikatakan
sebagai overvalued yang dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih
tinggi dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang kurang dari 1 dikatakan
sebagai undervalued yang dapat diartikan bahwa saham perusahaan dinilai lebih
rendah dibandingkan nilai bukunya. Nilai PBV yang sama dengan 1 dapat
diartikan

bahwa

saham

perusahaan

dinilai

sama

dengan

nilai

bukunya.Damodaran, (1997 : 108)
Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa perusahaan

manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai perusahaan
yang kurang stabil. Hal ini disebabkan karena sektor perusahaan manufaktur
kurang mendapat perhatian dari investor yang mengakibatkan saham emiten
perusahaan manufaktur kurang likuid sehingga saham emiten manufaktur hanya
bergerak aktif di saat tertentu saja. Untuk lebih memfokuskan arah penelitian ini
maka keputusan bisnis yang diambil oleh manajer dibatasi pada keputusan
keuangan yang diproksikan dengan kebijakan hutang dan keputusan bisnis secara
keseluruhan yang diproksikan dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengar uh Insider Ownership

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Per usahaan
Manufaktur Yang Go Publik Di BEI Tahun 2007-2010”
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah insider ownership berpengaruh terhadap dividen perusahaan properti
yang go publik di BEI tahun 2007-2010?
2. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap dividen perusahaan properti
yang go publik di BEI tahun 2007-2010?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan properti
yang go publik di BEI tahun 2007-2010?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh insider ownership terhadap nilai perusahaan
properti yang go publik di BEI tahun 2008-2010.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
properti yang go publik di BEI tahun 2008-2010.
3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
divien perusahaan properti yang go publik di BEI tahun 2008-2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini
adalah :
1. Bagi Investor
Untuk memberikan informasi mengenai nilai perusahaan properti melalui
analisis laporan keuangan kepada calon investor perusahaan-perusahaan
mana saja yang memiliki peluang untuk menanamkan modalnya.
2. Bagi Praktisi
Informasi ini berguna untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
teori investasi dan memberi masukan dan solusi terhadap problematika
yang ada.
3. Bagi Peneliti
Sebagai referensi penelitian lebih lanjut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan diharapkan
dapat menjadi bahan kajian dan masukan untuk mendukung penelitian pernah
dilakukan oleh :
1. Harjito dan Nurfaizah,(2006). dengan judul penelitian “Hubungan Kebijakan
Hutang, Insider Ownership Dan Kebijakan Dividen Dalam Mekanisme
Pengawasan Masalah Agensi Di Indonesia”. Rumusan masalah yang di ajukan
adalah sebagai berikut: 1).Ada hubungan saling mengganti antara kebijakan
hutang dengan insider ownership dalam peranan pengawasan untuk
mengurangi masalah agensi. 2).Ada hubungan saling mengganti antara
kebijakan hutang dengan pembayaran dividen dalam peranan pengawasan
untuk mengurangi masalah agensi. 3). Ada hubungan saling mengganti antara
insider ownership dengan pembayaran dividen dalam peranan pengawasan
untuk mengurangi masalah agensi. 4). Ada pengaruh positif yang signifikan
antara kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. 5). Ada pengaruh positif
yang signifikan antara insider ownership terhadap nilai perusahaan. 6).Ada
pengaruh positif yang signifikan antara kebijakan pembayaran dividen
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa hubungan saling mengganti
antara kebijakan hutang, insider ownership dan kebijakan hutang dalam
peranan pengawasan masalah agensi tidak sepenuhnya terjadi di Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hubungan saling mengganti antara ketiga variabel mekanisme agensi tersebut
ditunjukkan dengan hubungan negatif di antara mekanisme-mekanisme
pengawasan tersebut. Tetapi meskipun diperoleh hubungan yang negatif,
tetapi secara statistik tidak signifikan. Hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan terdapat hubungan antara kebijakan hutang dengan insider
ownership dalam pengawasan masalah agensi tidak terbukti dalam penelitian
ini. Begitu juga dengan hipotesis (H3) yang menyatakan terdapat hubungan
saling mengganti antara insider ownership dengan kebijakan dividen dalam
pengawasan masalah agensi tidak terbukti.
Oleh karena itu disimpulkan bahwa hutang dan dividen sebagai kebijakan
keuangan tidak dapat menggantikan peranan insider ownership sebagai
kebijakan bukan keuangan dalam mengurangi masalah agensi. Hubungan
saling mengganti antara kebijakan hutang dengan dividen dalam peranan
pengawasan masalah agensi juga tidak terjadi secara signifikan. Hubungan
saling mengganti ini ditunjukkan oleh tanda koefisien negatif dan tidak
signifikan untuk kedua mekanisme hutang dan dividen. Penemuan ini tidak
mendukung hipotesis (H2) yang menyatakan terdapat hubungan saling
mengganti antara hutang dengan dividen dalam peranan pengawasan masalah
agensi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa di antara variabel kebijakan
keuangan (hutang dan dividen) tidak dapat saling mengganti untuk
mengurangi masalah agensi di Indonesia. Meskipun tingkat penggunaan
hutang ditingkatkan, peranan dividen sebagai mekanisme pengawasan tidak
dapat dikurangi untuk tujuan mengurangi masalah agensi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Wardani dan Hermuningsih,(2009) dengan judul penelitian ” Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai Perusahaan pada perusahaan yang Terdaftar di bursa
efek malaysia Dan bursa efek indonesia”. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia.
Hasil penelitian ini bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia
kebijakan dividen dipengaruhi oleh insider ownership dan kebijakan hutang,
sedangkan di Indonesia tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa undang-undang
yang terapkan di Malaysia berkaitan dengan perlindungan hukum investor
dirasa lebih efektif untuk mengendalian manajer dan insider ownership,
sehingga insider tidak mungkin meningkatkan nilai perusahaan karena
kepentingan antara pemilik dan agen diselaraskan karena kontrol pasar dan
tindakan disiplin manajer. Selain itu nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa
Malaysia dan Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen.
Hal ini tidak sesuai dengan bird hand theory (Gordon, 1962 dalam Brigham
dan Gapensky, 1996) yang menyatakan bahwa dividen yang tinggi dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena pemegang saham lebih menyukai
dividen yang tinggi karena memiliki kepastian yang tinggi dibandingkan
capital gain. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang saham tidak lagi melihat
kebijakan dividen sebagai sinyal positif bahwa perusahaan dalam keadaan
baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2 Landasan Teor i
2.2.1. Teor i Keagenan
Agen adalah pihak yang diberi wewenang oleh pihak lain, disebut pemberi
amanat, untuk bertindak atas nama pemberi amanat tersebut. Teori agen (agency
theory) adalah cabang ekonomi yang berhubungan dengan perilaku pemberi
amanat (pemilik) dan agennya (manajer) dalam hal lain pihak manajemenlah yang
disebut sebagai agen dan pemberi amanat adalah pemilik perusahaan.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002: 11) bagi perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT), yang lebih dulu terdaftar di pasar modal
seringkali terjadi pemisahan antara penegelola (pihak manajemen atau seringkali
disebut sebagai pihak agen) dengan pemilik perusahaan (pemegang saham yang
disebut sebagai principal).namun karena adanya perbedaan tanggung jawab dari
keduanya ketika perusahaan mengalami kebangkrutan memungkinkan sekali akan
timbulnya masalah atau konflik keagenan.
2.2.1.1 Masalah Keagenan
Masalah agensi yang terjadi di suatu perusahaan akan menimbulkan biaya
agensi. Jensen dan Meckling (1976) dalam Nurfauziah dan Harjito,(2006)
menyatakan bahwa biaya agensi meliputi biaya pengawasan (montoring cost),
biaya ikatan (bonding cost) dan biaya sisa (residual cost). Biaya pengawasan
timbul apabila principal melakukan pengawasan terhadap aktivitasaktivitas
manajer. Prinsipal akan memastikan bahwa manajer bekerja berdasarkan kontrak
yang telah disetujui. Sedangkan biaya ikatan merujuk pada usaha meyakinkan
manajer untuk bekerja bagi kepentingan prinsipal tanpa perlu melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pengawasan. Akhirnya, biaya sisa merupakan perbedaan return yang diperoleh
karena perbedaan keputusan investasi antara principal dan agen.
Menurut Brigham, Erni Masdupi,(2005), maslah keagenan bias terjadi
antara pertama pemilik (shareholders) dengan manajer, kedua, antara manajer
dengan debtholders dan yang ketiga, manajer dengan shareholders dan
debtholders. Masalah keagenan menurut Jeff Madura, (2001: 43) adalah muncul
ketika para manajer tidak bertindak sebagai agen yang bertanggung jawab kepada
pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti, (2001: 12) masalah keagenan
(agency problems) muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan
(principals) dengan pihak manajemen (agent), antara pemegang saham dengan
pemegang obligasi. Antara pemilik perusahaan dan manajemen muncul masalah
keagenan ketika pihak manajemen dalam pengambilan keputusan keuangan lebih
memaksimumkan kepentingan sendiri bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Sedangkan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi muncul masalah
keagenan ketika pengambilan keputusan keuangan diambil untuk kepentingan
pemegang saham, namun mengorbankan kepentingan pemegang obligasi.
Contohnya adalah kepentingan untuk menambah hutang yang sangat besar yang
akan berdampak menurunnya harga obligasi, karena obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan akan dinilai sangat berisiko. Dngan demikian keputusan tersebut akan
menguntungkan pemegang saham atas pengorbanan para kreditur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2 Biaya Keagenan
Menurut

Wahidawati,

(2002),

tujuan

utama

perusahaan

adalah

meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham antara pihak
manajemen atau manajer seringkali mempunyai tujuan lain yang bertentangan
dengan tujuan utama perusahaan sehingga timbul konflik kepentingan.
Konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan yang terkait. Namun dengan munculnya mekanisme
pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency
theory.
2.2.1.3 Cara Mengatasi Biaya Keagenan
Masalah keagenan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002: 12) dapat
diatasi dengan menciptakan suatu mekanisme monitoring agar pihak manajemen
(agent) selalu mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pemegang saham.
Namun mekanisme pengawasan itu sendiri akan memunculkan biaya-biaya.
Menurut Wahidawati, (2002) dalam mengatasi agency cost ada beberapa alternatif
sebagai berikut:
Pertama, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh
manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan
yang diambil dan apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian
tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari
pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.
Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang juga
akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga
menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen
Keempat, institutional investor sebagai monitoring agents. Adanya
kepemilikan oleh investor institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
2.2.2 Kebijakan Hutang Per usahaan
2.2.2.1 Penger tian hutang
Menurut Baridwan (2002 : 219) Hutang adalah pengorbanan manfaat
ekonomi di masa akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan
usaha dimasa kini untuk untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada
badan usaha lain dimasa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian
di masa lalu.
Sedangkan menurut Madura (2001: 224) adalah dana yang dipinjam oleh
perusahaan. Perusahaan perlu meminjam dana tersebut untuk diinvestasikan
dalam aktiva-aktiva yang berbentuk bangunan, mesin-mesin, dan peralatan.
2.2.2.2 J enis-jenis Hutang
Menurut Riyanto (2001), hutang (kewajiban) dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
1. Hutang jangka pendek (Short – Term Debt)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hutang jangka pendek (Short – Term Debt) merupakan
hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.
Adapun jenis-jenis hutang jangka pendek, yaitu :


Rekening Koran
Rekening Koran merupakan kredit yang diberikan oleh
bank kepada perusahaan dengan batasan plafon tertentu dimana
perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian
demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang
dibayarkan hanya untuk jumlah yang telah diambil saja, meskipun
sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah tersebut.



Kredit dari Penjual
Kredit dari penjual merupakan kredit perniagaan dan kredit
ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit.
Apabila penjualan dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjual
baru menerima pembayaran harga dari barang yang dijual beberapa
waktu kemudian setelah barang diserahkan.



Kredit dari Pembeli
Kredit dari pembeli adalah kredit yang diberikan oleh
perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan
mentahnya atau barang-barang lainnya. Pembeli membayar harga
barang yang dibelinya terlebih dahulu, dan setelah beberapa waktu
berulah pembeli menerima barang yang dibelinya.



Kredit Wesel

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kredit

wesel

ini

terjadi apabila

suatu

perusahaan

mengeluarkan “surat pengakuan utang” yang berupa kesanggupan
untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu dan
pada saat tertentu (sesuai dengan notes/promes), dan setelah
ditanda tangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan pada
Bank.
2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate – Term Debt)
Modal asing atau utang jangka menengah adalah utang
jangka waktu atau umurnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10
tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah :


Term Loan
Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu
tahun dan kurang dari 10 tahun. Term loan pada umumnya dibayar
kembali dengan angsuran tetap selama satu periode tertentu
misalnya pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan.



Leasing
Leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan “service”
dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah sama seperti
halnya menjual obligasi untuk mendapatkan “service” dan hak
milik untuk aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai
dengan hak milik.

3. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long – Term Debt)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Modal asing/utang jangka panjang adalah utang yang jangka
waktunya adalah panjang, umurnya lebih dari 10 tahun. Jenis atau
bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang antara lain :


Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka
waktu yang panjang, untuk nama pihak debitur mengeluarkan surat
pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu.



Pinjaman Hipotik (Mortage)
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana
pemberi uang atau kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu
barang tidak bergerak agar supaya pihak debitur tidak memenuhi
kewajibannya, maka barang itu dapat dijual dan dari hasil
penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

2.2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pember ian Utang
Menurut Madura (2001: 225) pemilik dana akan menilai kekayaan kredit
dari perusahaan, berkenaan dengan beberapa faktor, yaitu:
1. Rencana penggunaan pinjaman perusahaan.
2. Kondisi keuangan bisnis perusahaan.
3. Peramalan tentang industri atau lingkungan disekitar bisnis
perusahaan.
4. Adanya jaminan dan perusahaan yang dapat digunakan untuk
mengembalikan pinjaman.
2.2.3. Insider Ownership

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukan dengan
besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer (Jogi & Josua
Tarigan 2007).
Atika Jauhari Hatta (2002: 14) dalam Aziz dan Suwaldiman,(2006), dalam
penelitiannya menyatakan bahwa faktor tingkat kepemilikan orang dalam (insider
ownership) yang tinggi bukanlah faktor terbesar yang secara signifikan
mempengaruhi kebijakan pembagian dividen. Selain tingkat kepemilikan orang
dalam (insider ownership), yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah risiko
pasar (market risk). Fauzan (2002: 132), dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan negatif antara risiko pasar terhadap kebijakan dividen.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen yang dibuat oleh manajemen juga
dipengaruhi oleh risiko
pasar (market risk).
Menurut Erni Masdupi (2005: 62) variable insider ownership dihitung
dengan menggunakan rumus :
INSD =

Jumlah saham yang dimiliki komisaris/ direktur
Jumlah saham beredar

2.2.4. Kebijakan Dividen
2.2.4.1. Penger tian Kebijakan dividen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Menurut Gitman (2003) dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian
investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang
saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.
Karena retained earnings (saldo laba) adalah salah satu bentuk pendanaan
internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan
pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas
yang dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan
eksternal yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan saham.
Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada pemegang
saham (pemilik modal sendiri). Laba Bersih (Net Earnings) ini sering disebut
sebagai: “Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa” (earnings available to
common stockholders disingkat EAC). Selain dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk
membiayai operasi selanjutnya dan disebut sebagai Laba Ditahan (Retained
Earnings). Aziz dan Suwaldiman,(2006)
2.2.4.2. Teor i Kebijakan Dividen
Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para
pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,
berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba
yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Dalam banyak hal,
dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan
investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

value theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan
pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan.
Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai