Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,

KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI

DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

TESIS

Oleh

ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,

KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI

DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

Judul Penelitian : Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan

Nama Mahasiswa : ARTHUR SIMANJUNTAK

Nomor Induk : 127017008

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Rina Bukit, S.E., M.Si, Ak) (Drs. Rasdianto, M.S. Ak, CA)

KETUA ANGGOTA

Ketua Program Studi, Dekan,


(4)

Telah Diuji pada Tanggal : 26 Mei 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Rina Bukit, S.E., M.Si, Ak Anggota : Drs. Rasdianto, M.S, Ak CA

Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “PENGARUH

PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum

dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber – sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 26 MEI 2014 Yang Membuat Pernyataan

ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008/ Akt


(6)

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,

KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI,

DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider

Ownership terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 – 2012. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah sebab akibat (Causal Research) dengan model replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012 dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F – statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan

Insider Ownership secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Secara

parsial Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel lain Keputusan Investasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Insider Ownership berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Kata Kunci: Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Insider Ownership dan Nilai Perusahaan.


(7)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, DEBT POLICY

DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS

AND INSIDER OWNERSHIP

ON FIRM VALUE

ABSTRACT

This study was carried out to test the influence of profitability , debt policy , dividend policy , investment decisions , and insider ownership on firm value in the manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 - 2012. This is a causal research with the replication model of the previous studies. The population of this study were 136 manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 – 2012, and 32 of the companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple liniear regression analysis technique with least square equation and hypothesis testing using F – statistic test to simultaneously test the influence and t – statistictet to partially test the regression coefficient at the level of significance of 5%. The result of this study showed that simultaneously the variables of profitability, debt policy, dividend policy, investment decision, and insider ownership had influence on firm value. Partially, profitability, debt policy, and dividend policy had significant positive influence on firm value. The other variables such as investment decision had negative but insignificant on firm value and insider ownership had positive but insignificant influence on firm value.

Keywords: Profitability, Debt Policy, Dividend Policy, Investment Decission, Insider Ownership, and Firm Value.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah berusaha maksimal dan telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM & H, M.Sc, (CTM), Sp. A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec, Ak. CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Rina Bukit, S.E, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bantuan dan masukan dalam menyusun tesis ini.

5. Drs. Rasdianto, M.S, Ak. CA selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyusun tesis ini.

6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dalam perbaikan tesis ini dan sekaligus sebagai


(9)

Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

7. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dalam perbaikan tesis ini.

8. Prof. Erlina S.E, M.Si, Ph.D, Ak. selaku Dosen yang memberikan saran dan masukan dalam penulisan tesis ini.

9. Dr. Tavi Supriana, M.Si selaku Dosen Metodologi Penelitian yang memberikan saran dan masukan dalam hal pengolahan data statistik dalam penulisan tesis ini.

10. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi Univesitas Sumatera Utara Medan atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan dan seluruh staf administrasi Program Magister Akuntansi. 11. Kepada seluruh rekan – rekan seangkatan di Program Magister Akuntansi

khususnya Kak Dede Setiawati, Nurwani, Yenni Zahra, serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak ternilai kepada orangtua tercinta bapak AKP (Purn) Tumbur Simanjuntak dan ibu Artha Br. Tambunan yang telah menanamkan nilai – nilai ketekunan, kerja keras, dan kedisiplinan dalam diri penulis sendiri. Kepada keluarga tercinta kakak - kakaku dan abangku terimakasih atas dukungan dan motivasi yang tiada henti serta kesetiaannya kepada penulis menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini.


(10)

Kiranya bantuan yang penulis terima dari semua pihak selama menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Kritik dan saran penulis tunggu / terima sebagai masukan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, peneliti berikutnya dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 26 MEI 2014 Penulis,

ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008


(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : ARTHUR SIMANJUNTAK

2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 25 September 1988 3. Agama : Kristen Protestan

4. Pekerjaan : Dosen Universitas Prima Indonesia 5. Orang Tua

a. Ayah : AKP (Purn) T. SIMANJUNTAK

b. Ibu : A. Br. TAMBUNAN

6. Alamat : Jl. BT. Kuis. Dsn. V. Gg. Keluarga T. Morawa 7. Pendidikan

a. SD : SD Negeri 101882 Tanjung Morawa b. SLTP : SLTP RK Serdang Murni Lubuk Pakam c. SMA : SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

d. STRATA 1 : Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas HKBP Nommensen Medan.

e. STRATA 2 : Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas

Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Originalitas ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Nilai Perusahaan ... 12

2.1.2 Profitabilitas ... 15

2.1.3 Kebijakan Hutang... 17

2.1.4 Kebijakan Dividen ... 20

2.1.5 Keputusan Investasi ... 23

2.1.6 Insider Ownership ... 25

2.2 Review Peneliti Terdahulu... 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32

3.1 Kerangka Konsep ... 32

3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 33

3.3 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan ... 33

3.4 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan ... 34

3.5 Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 35

3.6 Pengaruh Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan ... 35

3.7 Hipotesis ... 36

BAB IV Metode Penelitian ... 37

4.1 Jenis Penelitian ... 37

4.2 Lokasi Penelitian ... 37

4.3 Populasi dan Sampel ... 38

4.3.1 Populasi ... 38

4.3.2 Sampel ... 38

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 39

4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40

4.5.1 Variabel Penelitian ... 40

4.5.2 Devenisi Opersaional Variabel ... ... 41

4.6 Model Analisis Data ... 45


(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

5.1 Hasil Penelitian ... 53

5.1.1 Deskriptif Statistik Variabel ... 53

5.2 Hasil Penujian Asumsi Klasik ... 59

5.2.1 Hasil Pengujian normalitas Data ... 60

5.2.2 Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 62

5.2.3 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 64

5.2.4 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 66

5.3 Hasil Analisis Data ... 68

5.3.1 Persamaan Regresi ... 69

5.3.2 Pengujian Hipotsesis ... 72

5.3.2.1 Uji Statistik F ... 72

5.3.2.2 Uji Statistik t ... 73

5.3.2.3 Koefisien Determinasi (R2 5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

) ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

6.1 Kesimpulan ... 84

6.2 Keterbatasan ... 86

6.3 Saran ... 87


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1

Pada Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2009 – 2012 4

Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral di Berbagai Sektor Tabel 4.1 Populasi dan Sampel ... 39

Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu ... 29

Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel ... 44

Tabel 5.1 Descriptive Statistics (Sebelum Trimming) Variabel Penelitian 53 Tabel 5.2 Descriptive Statistics (Setelah Trimming) Variabel Penelitian .. 57

Tabel 5.3 Uji Normalitas Data One – Sample Kolmogorov Smirnov (Sebelum Trimming) ... 61

Tabel 5.4 Uji Normalitas Data One – Sample Kolmogorov Smirnov (Setelah Trimming) ... 62

Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Sebelum Trimming ... 63

Tabel 5.6 Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Setelah Trimming ... 63

Tabel 5.7 Uji Autokorelasi – Durbin Watson (Sebelum Trimming)... 64

Tabel 5.8 Uji Autokorelasi – Runs Test (Sebelum Trimming) ... 65

Tabel 5.9 Uji Autokorelasi – Durbin Watson (Setelah Trimming) ... 65

Tabel 5.10 Uji Autokorelasi – Runs Test (Setelah Trimming) ... 66

Tabel 5.11 Persamaan Regresi (Setelah Trimming)... 69

Tabel 5.12 Uji Statistik F ... 72

Tabel 5.13 Uji Statistik t ... 73


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 32 Gambar 5.1 Uji Normalitas Data – Normal PP – Plot of Regresion Standardized

Residual (Sebelum Trimming) ... 60

Gambar 5.2 Uji Normalitas Data – Normal PP – Plot of Regresion Standardized

Residual (Setelah Trimming) ... 61 Gambar 5.3 Uji Heterokedastisitas – Grafik Scatterplot (Sebelum Trimming) 67 Gamabr 5.4 Uji Heterokedastisitas – Grafik Scatterplot (Setelah Trimming) 68


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur ... 91

Lampiran 2 : Daftar Penentuan Sampel ... 95

Lampiran 3 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 99

Lampiran 4 : Daftar Return On Assets (ROA) Tahun 2009 – 2012 ... 100

Lampiran 5 : Daftar Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2009 – 2012 ... 101

Lampiran 6 : Daftar Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2009 - 2012 ... 102

Lampiran 7 : Daftar Price Earning Ratio (PER) Tahun 2009 – 2012 ... 103

Lampiran 8 : Daftar Insider Ownership (INSD) Tahun 2009 – 2012 ... 104

Lampiran 9 : Daftar Price Book Value (PBV) Tahun 2009 – 2012 ... 105

Lampiran 10: Tabel Kegiatan Penelitian ... 106


(17)

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,

KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI,

DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider

Ownership terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 – 2012. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah sebab akibat (Causal Research) dengan model replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012 dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F – statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan

Insider Ownership secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Secara

parsial Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel lain Keputusan Investasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Insider Ownership berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Kata Kunci: Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Insider Ownership dan Nilai Perusahaan.


(18)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, DEBT POLICY

DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS

AND INSIDER OWNERSHIP

ON FIRM VALUE

ABSTRACT

This study was carried out to test the influence of profitability , debt policy , dividend policy , investment decisions , and insider ownership on firm value in the manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 - 2012. This is a causal research with the replication model of the previous studies. The population of this study were 136 manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 – 2012, and 32 of the companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple liniear regression analysis technique with least square equation and hypothesis testing using F – statistic test to simultaneously test the influence and t – statistictet to partially test the regression coefficient at the level of significance of 5%. The result of this study showed that simultaneously the variables of profitability, debt policy, dividend policy, investment decision, and insider ownership had influence on firm value. Partially, profitability, debt policy, and dividend policy had significant positive influence on firm value. The other variables such as investment decision had negative but insignificant on firm value and insider ownership had positive but insignificant influence on firm value.

Keywords: Profitability, Debt Policy, Dividend Policy, Investment Decission, Insider Ownership, and Firm Value.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi perusahaan dalam jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang berarti juga dapat memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham.

Pemegang saham menunjuk manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah karena tujuan perusahaan bertentangan dengan tujuan pribadi manajer. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan manajer. Penyatuan kepentingan pihak - pihak ini seringkali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan disebabkan antara lain oleh pembuatan keputusan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan bagaimana dana tersebut diinvestasikan. Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh pemegang saham


(20)

dibawah kendali manajemen. Pertama menggunakan rasio profitabilitas yang didasarkan pada alasan, bahwa rasio profitabilitas menunjukan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan yang dikelola dan mencerminkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan aset perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka (pemegang saham) (Jusriani dan Shiddiq, 2013).

Kedua yang dilakukan adalah menelaah informasi kebijakan hutang. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitive terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.

Para pemilik perusahan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Agar harapan pemilik dapat dicapai, perilaku manajer dan komisaris harus dapat dikendalikan melalui keikutsertaan dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian perimbangan kepemilikan dapat menciptakan kehati – hatian para insider dalam mengelola perusahaan. Kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi


(21)

tanggungan pemilik utama, namun juga para insider ikut menanggungnya. Konsekuensinya para insider akan bertindak hati – hati termasuk dalam menentukan hutang perusahaan (Jusriani dan Shiddiq, 2013). Oleh karena itu kepemilikan manajerial (insider ownership) menjadi pertimbangan penting ketika hendak meningkatkan nilai perusahaan dan juga dapat membantu mengendalikan masalah keagenan.

Ketiga yang dapat digunakan oleh pemegang saham adalah melihat informasi kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan kebijakan untuk membagikan sejumlah laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen bukan ditentukan oleh manajemen tetapi oleh pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besar kecilnya dividen yang dibagikan sangat tergantung pada keinginan pemegang saham.

Pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi keperluan manajemen yang disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam pengendalian manajemen, akan tetapi manajemen lebih suka diperlakukan sebagai laba ditahan. Kecuali manajemen tahu bahwa dana tersebut tidak memberikan net present value (NPV) yang positif pada tambahan investasi. Laba ditahan dapat dipergunakan untuk reinvestasi atau membayar hutang perusahaan.

Timbulnya konflik keagenan ini memaksa pihak prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen dengan tujuan meminimalkan kecurangan - kecurangan (moral hazard) yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen. Untuk mengurangi kesempatan pihak agen melakukan tindakan yang merugikan prinsipal, Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasikan ada dua


(22)

cara yaitu investor melakukan pengawasan (monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan - tindakannya (bonding).

Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi kesempatan penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan meningkat sedangkan pada sisi lain keduanya akan memunculkan biaya sehingga akan mengurangi nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa calon investor akan mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian yang masih muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding yang disebut residual

loss.

Tabel 1.1. Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral di Berbagai Sektor Pada Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2009 – 2012

SECTOR

HARGA SAHAM

2009 2010 2011 2012 Rata - Rata

Agriculture 1,753.090 2,284.320 2,146.040 2,062.940 2,061.597

Mining 2,203.480 3,274.160 2,532.380 1,863.670 2,468.422

Basic Industry 273.932 387.254 408.273 526.551 399.002

Miscellaneous Industry 601.469 967.023 1,311.150 1,336.520 1,054.040

Consumer Goods 671.305 1,094.650 1,315.960 1,565.880 1,161.949

Property, Realestate &

Bulding Construction 146.800 203.097 229.254 326.552 226.426

Infrastructure 728.523 819.209 669.446 907.524 781.175

Finance 301.424 466.669 491.776 550.097 452.491

Trade & Service 275.758 474.080 582.186 740.949 518.243

Sumber: Tri Wahyuni 2013

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa harga saham perusahaan manufaktur mengalami kenaikan setiap tahunnya dimana pada tahun 2009 terlihat bahwa harga saham setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup besar. Menurut Jusriani dan Shiddiq (2013) semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai


(23)

perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.

Menurut Wahyuni et. al. (2013) jika investasi perusahaan bagus maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dan hal ini direspon positif oleh investor yaitu dengan membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham akan naik. Begitu juga sebaliknya jika investasi perusahaan tidak bagus maka kinerja perusahaan juga akan menurun, sehingga akan direspon negatif oleh investor dan akhirnya akan menimbulkan penurunan harga saham.

Menurut Hermuningsih dan Dewi (2009) menyatakan bahwa perusahaan didirikan dan dijalankan untuk mencapai tujuan kesejahteraan pemilik, yang ditunjukkan oleh harga saham. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Bila harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat.

Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: profitabilitas, kebijakan hutang, kebijakan dividen, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan insider ownership. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten, contohnya:

1. Profitabilitas: menurut Soliha dan Taswan (2002) profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Ayuningtias (2013) profitabilitas berpengruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(24)

Sedangkan menurut Gusaptono (2010) profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Kebijakan hutang: menurut Mardiyati et. al. (2012) menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Miller dan Modigliani (1961) dan penelitian Soliha dan Taswan (2002). Akan tetapi menurut Jusriani dan Shiddiq (2013) menyatakan kebijakan hutang yang diproksikan ke Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Kebijakan dividen: menurut Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Jusriani dan Shiddiq (2013) menyatakan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan indikator DPR (Dividend Payout Ratio) dan Dividend Yield berpengaruh terhadap nilai perusahaan tetapi tidak signifikan. Akan tetapi menurut Mardiyati et. al (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang diproksikan ke

Dividend Payout Ratio (DPR) secara partial memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

4. Keputusan Investasi: menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011) menyatakan bahwa keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa


(25)

keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Insider Ownership: Menurut Soliha dan Taswan (2002) menyatakan

bahwa insider ownership (kepemilikan manajerial) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi menurut Hermuningsih (2009) menyatakan bahwa insider ownership berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, profitabilitas, kebijakan hutang, kebijakan dividen, keputusan investasi dan

insider.

Faktor pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor. Dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002).

Faktor kedua yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan hutang. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk menandai operasinya dengan menggunakan hutang keuangan atau yang biasa disebut financial leverage (Brigham dan Houston, 2009).


(26)

Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu kebijakan dividen. Miller dan Modigliani menyusun teori ketidakrelevanan dividen, yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai sahamnya ataupun terhadap biaya modalnya. Teori bird-in-the-hand menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran dividen yang tinggi, karena investor menganggap bahwa dividen tunai lebih kecil risikonya dibandingkan keuntungan modal potensial. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen mengenai membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang, sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Myers dan Majluf, 1984)

Faktor keempat yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan investasi. Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Semakin tinggi keputusan investasi yang dilakukan perusahaan semakin tinggi peluang perusahaan untuk mendapatkan return yang besar.

Kepercayaan investor yang tinggi terhadap perusahaan untuk membuat keputusan investasi, akan menyebabkan naiknya permintaan terhadap saham perusahaan. Hal ini berdampak pada semakin meningkatnya investor yang berinvestasi pada perusahaan. Dengan adanya peningkatan terhadap keputusan investasi yang dilakukan, akan membawa dampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan.


(27)

Faktor kelima yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah insider

ownership. Insider ownership (kepemilikan manajerial) adalah kepemilikan

saham yang dimiliki oleh manajemen di suatu perusahaan (Jansen dan Meckling, 1976). Menurut Soliha dan Taswan, tahun 2002 Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh insider akan menaikan nilai perusahaan adalah terbukti.

Dari hasil pembahasan dan beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan di atas, maka peneliti tertarik untuk menguji secara parsial dan simultan semua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Karena hasil penelitian sebelumnya masih ada yang tidak konsisten sehingga peneliti tertarik untuk menguji faktor di atas kembali. Sehingga proposal ini berjudul “Pengaruh

Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012?”.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider Ownership (Dummy1) secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan?


(28)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider Ownership (Dummy1) secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan (PBV).

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat ,memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan untuk memperbaiki nilai perusahaan.

2. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai pelatihan intelektual dan menambah pengetahuan mengenai pengaruh profitabilitas, kebijakan hutang, kebijakan dividen dan insider ownership terhadap nilai perusahaan (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode tahun 2009 - 2012).

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi pihak – pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai permasalahan ini.


(29)

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mardiyati, et. al, tahun 2012 yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Mardiyati, et. al, (2012) adalah: 1. Variabel independen yang digunakan Mardiyati, et. al, Kebijakan

Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership.

2. Penelitian ini menggunakan tahun pengamatan selama 4 tahun dari tahun 2009 – 2012 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia, sedangkan Mardiyati, et. al, menggunakan tahun pengamatan mulai 2005 – 2010.

3. Penelitian ini menambah variabel independen yaitu Keputusan Investasi dan Insider Ownership karena peneliti telah melihat beberapa sumber (jurnal penelitian) bahwa variabel tersebut terjadi perbedaan (gap) dalam penelitian.

4. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 4 tahun (2009 – 2012) karena jika seandainya peneliti menambah tahun pengamatan mulai tahun 2008, hanya 5 (lima) perusahaan saja yang mempunyai insider ownership yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Tempo Scan Pasifik Tbk, dan PT. Unilever Indonesia Tbk.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang dapat dikaitkan dengan harga saham dan profitabilitas. Harga saham yang tinggi akan berdampak pada nilai perusahaan yang tinggi. Adapun yang dimaksud dengan harga saham di atas adalah harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar bursa (Bursa Efek Indonesia), atau lebih tepatnya disebut harga penutupan (clossing price) saham di pasar bursa. Profit yang maksimal akan mendorong kemakmuran bagi para pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan. Kemakmuran pemegang saham meningkat jika harga saham yang dimilikinya juga meningkat.

Nilai perusahaan juga dapat diukur dengan menggunakan nilai wajar pasar saham. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai wajar pasar sahamnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price. Harga pasar mencerminkan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen, sehingga nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan manajemen.

Menurut Brigham dan Houston (2001) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.


(31)

Sedangkan menurut Keown dkk., (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas pemegang saham yang beredar.

Dalam mengelola perusahaan para pemegang saham sebagai principal dapat menunjuk para profesional (manajerial) atau sering juga disebut sebagai agen untuk mencapai tujuan perusahaan. Agency theory menyatakan, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976). Terjadinya konflik yang disebut dengan agency

conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait, yaitu principal dan agen mempunyai

keinginan yang saling bertentangan. Agency conflict dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu principal membutuhkan berbagai informasi mengenai tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan, yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada para pemegang saham. Menurut Soliha dan Taswan (2002), nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011) nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang – peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Untuk mencapai nilai perusahaan, umumnya para investor


(32)

menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer membuat keputusan investasi yang menghasilkan

net present value positif.

Menurut Brigham dan Houston (2006) yang menjelaskan rasio Price Book

Value (PBV) menukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen

dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Utama & Yulianto, 1998). Semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Anis, 2004). Dalam hal ini peneliti menggunakan PBV sebagai alat untuk mengukur nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan Price Book

Value (PBV), dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa

prospek perusahaan tersebut bagus (kemakmuran para pemegang saham terjamin). Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Soliha dan Taswan, 2002).

Brigham dan Houston (2006) menjelaskan rasio PBV menukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Utama & Yulianto, 1998). Semakin tinggi rasio tersebut


(33)

semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Anis, 2004).

2.1.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka (Jusriani dan Shiddiq, 2013). Menurut (Soliha dan Taswan, 2002) menyatakan bahwa profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak.

Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternatif pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan yaitu tergantung pada laba dan aktiva yang dibagikan yaitu laba bersih setelah pajak (Net Income) yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan di bagi total aktiva (Total Assets). Dengan adanya profitabilitas suatu perusahaan tidak mengherankan bila ada beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam menentukan suatu alternatif untuk menghitung profitabilitas. Hal ini bukan suatu keharusan akan tetapi yang paling penting adalah profitabilitas mana yang akan digunakan. Tujuannya adalah semata – mata sebagai alat mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam perusahaan yang bersangkutan.


(34)

Sedangkan menurut Brigham dan Gapenski (2006:629), “Profitability is

the net results of a number of policies and decisions.” Maksudnya profitabilitas

adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan, berorientasi kepada profit yang dihasilkan dengan tidak mengorbankan kepentingan pelanggannya, agar mendapatkan kepuasan. Perolehan profit merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan profit perusahaan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yaitu dengan menggunakan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis (bussines attractive). Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio proitabilitas ini, maka semakin baik suatu perusahaan.

Penelitian ini menggunakan istilah profitabilitas dengan Return On Assets (ROA), karena ROA merupakan salah satu dari rasio profitabitas. Rasio ROA mencerminkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh investor. Para investor menanamkan sahamnya pada perusahaan bertujuan untuk memperoleh

return saham. Return saham terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi


(35)

diharapkan oleh para investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor.

ROA ini merupakan salah satu faktor yang penting dalam menciptakan nilai perusahaan. Perbaikan ROA merupakan cerminan dari perbaikan profitabilitas, yang dapat dijadikan sebagai titik awal dari pencapaian skala ekonomi yang relevan, pengurangan biaya pencarian hubungan antara perusahan dengan konsumen dan supplier, pengurangan biaya overhead yang tidak memberi nilai tambah pada produk dan mengeliminasi biaya yang tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan konsumen. Hasil penelitian Soliha dan Taswan (2002) juga menghasilkan hubungan positif signifikan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Dengan demikian profitabilitas yang diproksikan ke Return On Asset (ROA) dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

2.1.3 Kebijakan Hutang

Hutang adalah instrumen yang sangat sensitive terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Para pemilik perusahan lebih suka perusahan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikan nilai perusahaan.

Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Artinya perusahaan yang besar relatif lebih mudah


(36)

untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif lebih mudah untuk memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal.

Menurut Mardiyati, et. al, (2012) kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan yaitu:

a. Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital structure theory) Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bancruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan. Setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang dibayar (karena hutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah.

b. Trade off theory

Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba bersih yang belum pasti (bancruptcy cost of debt).


(37)

c. Pendekatan teori keagenan (Agency approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free

cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang

bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free

cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang maka manajer akan dipaksa

untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga). d. Teori signalling

Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.

Kebijakan hutang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena


(38)

manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan. Artinya, perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar modal. Penelitian ini menggunakan istilah kebijakan hutang dengan Debt to

Equity Ratio (DER), karena DER menunjukkan seberapa besar aset perusahaan

diperoleh atau didanai dengan hutang. DER juga menunjukkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan hutang yang dimilikinya. Dengan demikian kebijakan hutang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

2.1.4 Kebijakan Dividen

Dividen merupakan bagian dari net profit (laba bersih) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan pada umumnya dapat dilakukan secara berkala baik dalam bentuk uang (Cash), dividen saham (Stock Dividend), dan dividen ekstra. Dividen ekstra diberikan sebagai tambahan pembayaran dividen pada pemegang saham karena adanya kelebihan harga yang diperoleh perusahaan dari yang diprediksikan. Dividen ekstra biasanya diberikan oleh perusahaan yang menganut kebijakan dividen kecil yang teratur (Hermuningsih, 2007).

Kebijakan perusahaan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham, dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan


(39)

sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh. Kebijakan dividen adalah kebijaksanaan yang berhubungan dengan pembayaran deviden oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan (Hermuningsih, 2007).

Apabila manajemen meningkatkan porsi laba per lembar saham yang dibayarkan sebagai dividen, maka pihak manajemen dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini menyarankan bahwa keputusan dividen yaitu jumlah dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting (Alexander et al., 1993). Dalam banyak hal dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual theory of dividend. Di samping itu ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan, sehingga timbul peranan dividen dalam mengurangi masalah keagenan (agency problems), dan masih banyak lagi pertimbangan manajemen dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang dapat dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan (hold) oleh perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham, dan pihak kedua adalah pihak manajemen atau perusahaan itu sendiri.


(40)

Kebijakan Dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan (Tampubolon, 2004). Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan, sehingga akan menaikkan nilai perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR) (Brigham dan Houston, 2009).

Setiap perusahaan, di satu sisi mengharapkan adanya pertumbuhan perusahaan, dan di sisi lain juga ingin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, dalam hal ini manajemen perusahaan hendaknya dapat membuat kebijakan dividen yang tepat dan cermat, artinya manajemen perusahaan harus dapat menentukan berapa persen laba yang harus dibegikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan berapa persen laba yang harus ditahan untuk mendukung pertumbuhan investasi perusahaan, sehingga kepentingan para pemegang saham dan kepentingan perusahaan dapat terpenuhi. Karena penentuan kebijakan dividen tersebut tidak mudah, biasanya perusahaan menggunakan media yaitu dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membuat keputusan mengenai penentuan kebijakan dividen tersebut.


(41)

Penelitian ini menetapkan dividend payout ratio sebagai proksi kebijakan dividen, didasarkan suatu pertimbangan bahwa DPR lebih banyak digunakan untuk mengukur persentase dividen tunai yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham atas laba per lembar saham yang dihasilkan dalam periode akuntansi, dari pada rasio dividen lainnya. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:313) dalam Ayuningtiyas (2013), “Dividend payout ratio adalah rasio antara dividen yang dibayarkan dibandingkan dengan jumlah laba bersih per lembar saham yang diperoleh perusahaan.” Besarnya dividend payout ratio dijadikan ukuran oleh para investor yang hendak menanam modal pada saham di bursa efek.

Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki dividend payout ratio besar menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kinerja finansial yang baik. Perusahaan yang memberikan dividen dalam jumlah relatif besar akan melahirkan sentimen positif pada para investor, dan akan membuat para investor termotivasi untuk menanam modal yang dimiliki pada saham perusahaan tersebut. Dari beberapa penjelasan di atas dengan demikian kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

2.1.5 Keputusan Investasi

Menurut Gitosudarma dan Basri (2008:133) menyatakan bahwa “Investasi merupakan pengeluaran uang pada saat ini, dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran uang itu baru akan diterima di tahun akan datang.” Keputusan investasi di suatu perusahaan menyangkut pemilihan terhadap investasi yang diinginkan untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kesempatan investasi


(42)

yang ada, yaitu dengan memilih salah satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan investor.

Keputusan untuk investasi cenderung dilakukan pada aset tetap karena nilainya relatif besar. Gitosudarmo dan Basri (2008:133) menjelaskan, “Suatu perusahaan melakukan investasi terhadap aset tetap dalam beberapa bentuk, seperti penggantian aset tetap, ekspansi atau perluasan, diversifikasi produk, eksplorasi, penelitian dan pengembangan, dan lain-lain.” Beberapa bentuk investasi tersebut merupakan satu set kesempatan investasi yang harus dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usaha.

Keputusan investasi adalah penanaman modal dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Menurut

signaling Theory, informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi pihak luar perusahaan merupakan hal yang penting. Menurut (Jogiyanto, 2010), informasi yang dipublikasi sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka akan banyak investor yang berinvestasi keperusahaan.

Pengambilan keputusan terhadap investasi biasanya sangat sulit, karena perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu terhadap investasi atas situasi di masa yang akan datang yang tidak dapat diramal karena adanya faktor ketidakpastian di masa depan. Gitosudarmo dan Basri (2008:134) menjelaskan, “Ketidakpastian masa depan disebabkan oleh perubahan teknologi, ekonomi dan sosial, kekuatan – kekuatan persaingan, dan tindakan – tindakan atau kebijakan-kebijakan pemerintah.” Itulah sebabnya, setiap perusahaan yang akan melakukan investasi


(43)

hendaknya dapat mengantisipasi hal-hal tersebut berdasarkan data historis, perilaku konsumen, survei pasar, dan juga ketajaman intuisi manajer.

Keputusan investasi pada penelitian ini diproksikan dengan price earning

ratio (PER). “Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai

dikalangan analisis saham dan para praktisi” (Tandelilin, 2001:193 dalam Ayuningtiyas). Dalam pendekatan price earning ratio atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai

earning yang tercermin dalam harga suatu saham. “PER menggambarkan rasio

atau perbandingan antara harga saham terhadap earning (laba) perusahaan” (Tandelilin, 2001:191 dalam Ayuningtiyas). Dari beberapa penjelasan di atas dengan demikian keputusan investasi yang diproksikan dengan Price Earning

Ratio (PER) dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

2.1.6 Insider Ownership

Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial) merupakan kepemilikan atas saham biasa atau dengan kata lain proporsi saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan yang dapat di ukur dari persentase saham biasa yang dimiliki dan kepemilikan manajerial juga ikut terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan akibat adanya porsi saham yang dimiliki oleh insider. Menurut Leland dan Pyle (1977) berpendapat bahwa insider berkeinginan untuk menginvestasikan modalnya ke dalam proyek mereka yang berkualitas, dan hal ini dapat mengindikasikan bahwa ekuitas yang dipegang oleh insider dapat bertindak sebagai signal terhadap nilai perusahaan.


(44)

dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Dalam kerangka

agency theory, hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan

sebagai hubungan antara agent dan principal. Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal. Manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal.

Situasi seperti di atas merupakan suatu ancaman bagi pemegang saham jikalau manajer bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan para pemegang saham. Dalam konteks ini masing – masing pihak memiliki kepentingan sendiri – sendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency

theory yaitu adanya konflik kepentingan. Pemegang saham dan manajer masing –

masing berkepentingan untuk mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak memiliki risiko terkait dengan fungsinya. Manajer memiliki resiko untuk tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara pemegang saham memiliki resiko kehilangan modalnya jika salah memilih manajer.

Kondisi di atas merupakan konsekuensi pemisahan fungsi yaitu antara fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Situasi ini tentunya akan berbeda, jika kondisinya manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham atau pemegang saham juga sekaligus sebagai manajer atau disebut juga kondisi perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Keputusan dan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial,


(45)

manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen. Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan dan sekaligus manajer sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, situasi seperti ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer yang terletak pada catatan atas laporan keuangan yaitu modal saham.

Dalam perusahaan dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya (diri sendiri) dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Pada sisi lain semakin besar kepemilikan manajerial, maka semakin besar informasi yang dimiliki oleh manajemen yang sekaligus bertindak sebagai pemilik perusahaan, hal ini memberikan efek positif bagi nilai perusahaan.

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Umi Mardiyati et. al. (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005 - 2010”. Dengan kesimpulan:


(46)

a) Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend Payout

Ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV. b) Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan.

c) Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Penelitian Leli Amnah Rakhimsyah dan Barbara Gunawan (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan.” Dengan kesimpulan: Keputusan investasi berpengaruh terhadap Nilai perusahaan, Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan, Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap Nilai perusahaan dan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

3. Penelitian Ika Fanindya Jusriani dan Shiddiq Nur Raharjo (2013) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, dan Kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011).” Dengan kesimpulan penelitian: Profitabilitas (ROE) dan Kebijakan dividen (DPR) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), sedangkan Kebijakan utang dan Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).


(47)

4. Penelitian Euis Soliha dan Taswan (2002) dengan judul penelitan “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang mempengaruhinya.” Dengan kesimpulan penelitian: Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), dan Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Penelitian Hoje Jo dan Morentno A. Harjono (2011) dengan judul penelitian “Corporate Governance and Firm Value The Impact of

Corporate Social Responsibility.” Dengan kesimpulan penelitian: Corporate Social Responsibility (CSR), Corporate Governance (CG) dan Security Analyst (SA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

yang diproksikan dengan Tobin’s Q.

Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) NO NAMA

/TAHUN

JUDUL VARIABEL HASIL PENELITIAN

1. Umi Mardiyati et. al (2012) Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010

Variabel Independent: •Kebijakan Dividen •Kebijakan Hutang •Profitabilitas

Variabel Dependent: •Nilai Perusahaan

Hasil Penelitian adalah:

1. Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel

Dividend payout ratio (DPR)

secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV.

2. Kebijakan hutang

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.


(48)

2. Leli Amnah Rakhimsy ah Dan Barbara Gunawan (2011) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan

Dividen dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independent: -Keputusan Investasi -Keputusan pendanaan -Kebijakan Dividen

-Tingkat Suku Bunga

Variabel Dependent: - Niliai Perusahaan

Hasil Penelitian adalah:

1. Keputusan Investasi

Berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.

2. Keputusan Pendanaan tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.

3. Kebijakan Dividen berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan. 4. Tingkat Suku Bunga tidak

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

3. Ika Fanindya Jusriani, Shiddiq Nur Rahardjo 2013

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden,

Kebijakan Utang, dan Kepemilikan Manajerial

Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011)

Variabel Independent: - Profitabilitas - Kebijakan Dividen

- Kebijakan Hutang -Kepemilikan Manajerial

Variabel Dependent: - Nilai Perusahaan

Hasil Penelitian adalah:

1. Variabel profitabilitas (ROE) diperoleh memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai

perusahaan (PBV). Perusahaan yang memiliki

ROE yang besar akan cenderung memiliki PBV yang lebih besar.

2. Variabel kebijakan dividen (DPR) diperoleh memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Perusahaan yang memiliki DPR yang besar akan cenderung memiliki PBV yang lebih besar.

3. Variabel kebijakan utang (DER) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

4. Variabel kepemilikan

manajerial (INSDR) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).


(49)

4. Euis Soliha dan Taswan September 2002

Pengaruh

Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang

Mempengaruhiny a

Variabel Independent: - Kebijakan Hutang

- Insider

Ownership

- Firm Profitability - Firm Size

Variabel Dependent:

- Nilai Perusahaan - Kebijakan

Hutang

Hasil Penelitian adalah:

•Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

Insider Ownership

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

5. Hoje Jo

dan Marentno A. Harjoto (2011) Corporate Governance and Firm Value The

Impact of Corporate Social

Responsibility

Variabel Independent:

corporate social responsibility

corporate governance

analyst following

Variabel Dependent: •Firm Value

Hasil Penelitian adalah:

Corporate Social

Responsibility (CSR),

Corporate Governance (CG)

dan Security Analyst (SA)

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang


(50)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan masalah di atas maka peneliti mengembangkan kerangka penelitian dengan nilai perusahaan yang diperoksikan ke Price Book Value (PBV) sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen yaitu sebagai berikut: Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan

Insider Ownership (Dummy1

Adapun kerangka konsep yang akan diteliti oleh si peneliti adalah sebagai berikut:

).

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas

(ROA) X1 Kebijakan Hutang

(DER) X2 Kebijakan Dividen

(DPR) X3 Keputusan Investasi

(PER) X4

Insider Ownership

(Dummy1)X5

Nilai Perusahaan


(51)

3.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor.

Dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Menurut Ayuningtias (2013) profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Gusaptono (2010) Profitabilitas dalam hal ini di proksikan ke Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif akan tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

3.3. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk menandai operasinya dengan menggunakan hutang keuangan atau yang biasa disebut financial leverage (Brigham dan Houston, 2009). Menurut Mardiyati, et. al, (2012) kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

Hasil riset variabel ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller (1961) bahwa dengan memasukan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan dan konsiten dengan temuan (Soliha dan Taswan, 2002) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang


(52)

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan pendapat Jusriani dan Shiddiq (2013) mengatakan bahwa kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

3.4. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan

Miller dan Modigliani menyusun teori ketidakrelevanan dividen, yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai sahamnya ataupun terhadap biaya modalnya. Teori

bird-in-the-hand menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio

pembayaran dividen yang tinggi, karena investor menganggap bahwa dividen tunai lebih kecil risikonya dibandingkan keuntungan modal potensial.

Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen mengenai membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang, sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Myers dan Majluf, 1984). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jusriani dan Shiddiq (2013) menyakatan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan indikator DPR dan Dividend Yield. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan. Sedangkan menurut hasil penelitian Mardiyati et. al., (2012) pandangan ini berasumsi bahwa kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend payout ratio (DPR) secara


(53)

parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV.

3.5. Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan

Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Semakin tinggi keputusan investasi yang dilakukan perusahaan semakin tinggi peluang perusahaan untuk mendapatkan return yang besar.

Kepercayaan investor yang tinggi terhadap perusahaan untuk membuat keputusan investasi, akan menyebabkan naiknya permintaan terhadap saham perusahaan. Hal ini berdampak pada semakin meningkatnya investor yang berinvestasi pada perusahaan. Dengan adanya peningkatan terhadap keputusan investasi yang dilakukan, akan membawa dampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan.

Sedangkan menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangakan menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011) menyatakan bahwa keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan.

3.6. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan

Insider ownership (kepemilikan manajerial) adalah kepemilikan saham


(54)

Menurut Soliha dan Taswan (2002) Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh insider akan menaikan nilai perusahaan adalah terbukti. Akan tetapi menurut Hermuningsih (2009), menyatakan bahwa pengaruh insider ownership terhadap nilai perusahaan adalah berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan.

3.7. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konsep dan landasan teori yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti dalam hal ini hipotesis yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Ada pengaruh Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider Ownership (Dummy1) secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan”.


(55)

BAB IV

Metode Penelitian

4.1 Jenis Penelitian

Adapun berbagai macam jenis penelitian yang dilakukan, akan tetapi jenis penelitian yang akan dilakukan oleh pemakalah adalah dengan menggunakan penelitian sebab akibat (Causal Research) dengan menggunakan model replikasi dari penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara membangun hipotesis terlebih dahulu dan kemudian akan di uji dengan menggukan alat uji statistik. Penelitian ini dirancang dengan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengetahui antara fakta dengan fenomena yang terjadi pada masing–masing perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012.

4.2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang ingin diteliti adalah pada seluruh perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang telah di audit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengakses sistus


(56)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 – 2012 yang berjumlah 136 perusahaan.

4.3.2. Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling yang artinya perusahaan yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah dipilih dengan menggunakan unsur – unsur tertentu yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut – turut dari tahun 2009 sampai dengan 2012.

2. Mempublikasikan laporan keuangan yang di audit secara berturut – turut selama 4 tahun.

3. Mempunyai laba selama 4 tahun berturut – turut yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan 2012.


(57)

Adapun jumlah populasi dan sampel yang ingin diteliti oleh peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Populasi dan Sampel

KATEGORI JUMLAH

PERUSAHAAN Perusahaan manufaktur

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut – turut dari tahun 2009 – 2012

136 136 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang

di audit secara berturut – turut selama 4 tahun

Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang di audit secara berturut – turut selama 4 tahun

(24)

112 Perusahaan yang tidak mempunyai laba selama 4 tahun yaitu dari

tahun 2009 sampai dengan 2012

Perusahaan yang mempunyai laba selama 4 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dan menjadi sampel penelitian

(80)

32

Jumlah observasi 32 Perusahaan X 4 Tahun 128

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012, yang telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel di atas sebanyak 32 perusahaan (lihat lampiran halaman 98). Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut – turut sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan X 4 tahun adalah 128 sampel observasi.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan ini adalah laporan tahunan (annual report) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses situs resmi BEI yaitu


(58)

dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data sekunder yaitu data kuantitatif yang terdapat pada laporan tahunan (annual report) yang telah di audit. Penelitian ini menggunakan data panel atau pooling data karena data yang digunakan dalam penelitian adalah penggabungan antara time series dan cross section yaitu dengan data dalam jangka waktu 4 Tahun yaitu Tahun 2009 - 2012 (time series) dengan beberapa perusahaan manufaktur yang berbeda jenis kegiatan produksinya (Cross Section).

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Adapun defenisi dan pengukuran masing – masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang mempengaruhi variabel independen berdasarkan peneliti terdahulu baik pengaruh positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain: Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang


(59)

(DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan

Insider Ownership (Dummy1).

4.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dan pengukuran untuk masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Profitabilitas

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Soliha dan Taswan, 2002).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari setiap berbagai aktivitas produksi perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan proksi Return On Asset (ROA) yaitu dengan pembagian Net Income dibagi dengan Total Asset.

Net Income

ROA =

Total Asset

2. Kebijakan Hutang

Kebijakan Hutang adalah kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang (Mardiyati et. al, (2012).

Kebijakan hutang adalah kebijakan perusahaan untuk mendanai aktivitas operasi perusahaan dan dapat juga digunakan untuk ekspansi yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapat diproksikan dengan Debt


(1)

Lampiran 11: Hasil Olahan SPSS

Tabel 5.1. Descriptive Statistics (Sebelum Trimming) Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

PROFITABILITAS 128 ,0148 ,4156 ,143895 ,0961004

KEBIJAKAN HUTANG 128 ,1447 8,4413 ,861470 1,0172947 KEBIJAKAN DIVIDEN 128 ,2303 70,9668 12,395555 10,2129806 KEPUTUSAN

INVESTASI

128 ,0125 2,1206 ,439429 ,3624238

INSIDER OWNERSHIP 128 0 1 ,52 ,502

NILAI PERUSAHAAN 128 ,0032 ,3947 ,041082 ,0695318 Valid N (listwise) 128

Tabel 5.2. Descriptive Statistics (Setelah di Trimming) Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

PROFITABILITAS 73 ,0148 ,2926 ,117144 ,0613882 KEBIJAKAN HUTANG 73 ,1536 6,3471 ,876370 ,8484497 KEBIJAKAN DIVIDEN 73 ,2303 70,9668 10,472797 9,7866032 KEPUTUSAN

INVESTASI

73 ,0125 2,1206 ,384164 ,3605581

INSIDER OWNERSHIP 73 0 1 ,52 ,503

NILAI PERUSAHAAN 73 ,0046 ,0637 ,022340 ,0154497 Valid N (listwise) 73


(2)

Tabel 5.3. Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Trimming)

Unstandardized Residual

N 128

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,03514469

Most Extreme Differences Absolute ,124

Positive ,124

Negative -,102

Kolmogorov-Smirnov Z 1,408

Asymp. Sig. (2-tailed) ,038

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Tabel 5.4. Uji normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Trimming)

Unstandardized Residual

N 73

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,00901108

Most Extreme Differences

Absolute ,158

Positive ,158

Negative -,131

Kolmogorov-Smirnov Z 1,352

Asymp. Sig. (2-tailed) ,052

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

PROFITABILITAS ,857 1,166

KEBIJAKAN HUTANG ,992 1,008

KEBIJAKAN DIVIDEN ,873 1,145

KEPUTUSAN INVESTASI ,817 1,225

INSIDER OWNERSHIP ,923 1,084

a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

PROFITABILITAS ,906 1,104

KEBIJAKAN HUTANG ,873 1,145

KEBIJAKAN DIVIDEN ,865 1,156

KEPUTUSAN INVESTASI ,868 1,152

INSIDER OWNERSHIP ,918 1,089


(4)

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,863a ,745 ,734 ,0358576 1,088

a. Predictors: (Constant), INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG, KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS Tabel 5.8. Uji Autokorelasi - Runs Test (Sebelum Trimming)

Unstandardized Residual

Test Valuea ,00198

Cases < Test Value 64

Cases >= Test Value 64

Total Cases 128

Number of Runs 34

Z -5,502

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Median

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,812a ,660 ,634 ,0093413 1,401

a. Predictors: (Constant), INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI KEBIJAKAN DIVIDEN b. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN

Tabel 5.10. Uji Autokorelasi - Runs Test (Setelah Trimming)

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00156

Cases < Test Value 36

Cases >= Test Value 37

Total Cases 73

Number of Runs 38

Z ,119


(5)

Tabel 5.12. Uji Statistik F (Setelah Trimming) (ANOVAb

Model

)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,011 5 ,002 25,990 ,000a

Residual ,006 67 ,000

Total ,017 72

Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN

Tabel 5. 11 Persamaan Regresi Setelah Trimming (Coefficientsa)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -,013 ,004 -3,421 ,001

PROFITABILITAS ,194 ,019 ,772 10,315 ,000

KEBIJAKAN HUTANG ,005 ,001 ,262 3,434 ,001

KEBIJAKAN DIVIDEN ,001 ,000 ,459 5,997 ,000

KEPUTUSAN INVESTASI -,002 ,003 -,049 -,639 ,525

INSIDER OWNERSHIP ,003 ,002 ,104 1,404 ,165


(6)

Tabel 5.13. Uji Statistik t (Setelah Trimming) (Coefficientsa)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -,013 ,004 -3,421 ,001

PROFITABILITAS ,194 ,019 ,772 10,315 ,000

KEBIJAKAN HUTANG ,005 ,001 ,262 3,434 ,001

KEBIJAKAN DIVIDEN ,001 ,000 ,459 5,997 ,000

KEPUTUSAN INVESTASI -,002 ,003 -,049 -,639 ,525

INSIDER OWNERSHIP ,003 ,002 ,104 1,404 ,165

a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN

Tabel 5.14. Koefisien Determinasi (Model Summaryb) Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,812a ,660 ,634 ,0093413

a. Predictors: (Constant), INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN DIVIDEN b. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN