KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN Kualitas Fruitghurt Hasil Fermentasi Limbah Nanas (Ananas comosus) Dengan Penambahan Lactobacillus bulgaricus Pada Konsentrasi Yang Berbeda.
KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH
NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN
Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG
BERBEDA
JURNAL PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
CANDRA PURI PUSPITA A 420 080 137
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(2)
PENGESAHAN
KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN Lactobacillus bulgaricus
PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh : CANDRA PURI PUSPITA
A 420 080 137
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 22 Juni 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji :
1. Dra. Aminah Asngad, M.Si ( )
2. Lina Agustina, M.Pd ( )
3. Dra. Suparti, M.Si ( )
Surakarta, 5 Juli 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547
(3)
KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH
NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN
Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG
BERBEDA
Candra Puri Puspita
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMS
Abstrak: Fruitghurt merupakan produk fermentasi sari buah. Penelitian ini menggunakan sari limbah hati nanas sebagai bahan utama pembuatan fruitghurt dan menggunakan starter Lactobacillus bulgaricus. Kandungan glukosa yang masih cukup tinggi (2,32%) dalam limbah hati nanas merupakan salah satu komponen utama dalam fermentasi asam laktat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fruitghurt limbah nanas dengan penambahan
Lactobacillus bulgaricus pada konsentrasi yang berbeda. Metode yang digunakan
untuk penelitian adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktor tunggal. Faktor tersebut yaitu pemberian konsentrasi Lactobacillus bulgaricus yang berbeda dengan 4 taraf perlakuan 3 kali ulangan. Masing-masing perlakuan menggunakan konsentrasi 0% (tanpa
Lactobacillus bulgaricus sebagai kontrol), 1%, 2% dan 3%. Analisis data secara
kuantitatif untuk menguji kadar vitamin C dan deskriptif kualitatif untuk menguji organoleptik dengan penilaian 20 panelis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan Lactobacillus bulgaricus 3% mempunyai rata-rata kadar vitamin C tertinggi sebesar 1,48%. Dari hasil statistik disimpulkan bahwa pemberian konsentrasi Lactobacillus bulgaricus yang berbeda sangat berpengaruh terhadap kadar vitamin C fruitghurt limbah nanas (signifikan). Hasil uji organoleptik berupa data angket. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi Lactobacillus bulgaricus yang berbeda sangat berpengaruh terhadap kualitas organoleptik fruitghurt limbah nanas. Fruitghurt limbah nanas yang paling diterima pada pemberian konsentrasi
Lactobacillus bulgaricus 3% dari 250 ml sari limbah nanas (perlakuan F3) yaitu
warna kuning, rasa enak, aroma agak khas fruitghurt, tekstur kurang kental, dan daya terima suka.
Kata kunci: hati nanas, fruitghurt, Lactobacillus bulgaricus, uji vitamin C, uji organoleptik
(4)
PENDAHULUAN
Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim tropis seperti di Indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae).
Nanas memiliki kandungan air 90% dan kaya akan kalium, kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, natrium, iodium, sulfur, dan khlor. Selain itu, kaya asam, biotin, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, dekstrosa, sukrosa atau tebu, serta enzim bromelin, yaitu enzim protease yang dapat menghidrolisis protein, protease, atau peptide sehingga dapat digunakan untuk
melunakkan daging (Prahasta, 2009). Gula yang terkandung dalam nanas yaitu glukosa 2,32% fruktosa 1,42% dan sukrosa 7,89%. Asam-asam yang terkandung dalam buah nanas adalah asam sitrat, asam malat, dan asam oksalat. Jenis asam yang paling dominan yakni asam sitrat 78% dari total asam (Irfandi, 2005).
Limbah buah nanas terdiri dari: limbah kulit, limbah mata, dan limbah hati. Hati merupakan bagian tengah dari buah nanas, memiliki bentuk memanjang sepanjang buah nanas, memiliki tekstur yang agak keras dan rasanya agak manis. Hati nanas dapat juga dimanfaatkan dengan mengambil tepungnya. Kadar tepung hati nanas yang sudah tua berkisar antara 10 – 15% dari berat segar (Tahir, 2008). Kadar vitamin C dalam buah nanas letaknya tidak
(5)
merata. Paling banyak adalah bagian yang dekat dengan kulit buah, sedangkan yang paling sedikit adalah dekat hati buah (Muljohardjo, 1984). Tangkai, kulit, dan hati nanas mengandung gula dan selulosa (Rahmad, 2008). Buah nanas mengandung enzim bromelin, enzim tersebut terdapat pada hati, kulit, dan tangkai nanas (Rocky, 2009). Hati buah nanas dipercaya bisa membangkitkan libido kaum lelaki. Terutama hati dari buah nanas yang masih mengkal atau muda (Sebastian, 2010). Kandungan glukosa yang masih cukup tinggi dalam limbah nanas ini merupakan salah satu komponen utama dalam fermentasi asam laktat.
Fermentasi merupakan suatu reaksi oksidasi atau reaksi dalam sistem biologi yang menghasilkan energi dimana donor dan aseptor
adalah senyawa organik. Senyawa organik yang biasa digunakan adalah zat gula. Senyawa tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi senyawa lain (Fardiaz, 1984).
Fermentasi asam laktat biasanya menggunakan susu hewani maupun susu nabati, yang sering dikenal dengan nama yoghurt. Yoghurt dapat dibuat dari kacang
kedelai yang sangat populer dengan sebutan ”soyghurt”. Yoghurt juga dapat dibuat dari santan kelapa, yang disebut dengan “miyoghurt” dan
yoghurt yang dibuat dari
buah-buahan dikenal dengan sebutan
“fruitghurt” (Sumantri, 2004). Lactobacillus bulgaricus telah
diketahui memegang peranan penting dalam menghasilkan asam laktat yang tinggi pada pembuatan
fruitghurt. Prinsip pembuatan
(6)
dengan menggunakan bakteri.
Fruitghurt yang baik mempunyai
total asam laktat sekitar 0,85 – 0,89% dan derajat keasaman (pH) sekitar 4,5 (Silalahi, 2009).
Hasil penelitian Silalahi (2009), bahwa semakin lama waktu fermentasi fruitghurt, maka asam laktat yang dihasilkan semakin banyak sehingga kesempatan aktivitas mikroba dalam meng-hasilkan asam laktat semakin besar. Hasil penelitian Sumantri (2004), bahwa kadar asam laktat yang dicapai paling maksimal pada pembuatan fruitghurt mangga dengan fermentor Lactobacillus bulgaricus terjadi pada suhu 400C dengan waktu fermentasi 24 jam, sedangkan kadar asam laktat paling rendah terjadi pada suhu 300C dengan waktu fermentasi 12 jam.
Hasil penelitian Muslimah (2010), bahwa berdasarkan hasil uji organoleptik dari perlakuan
fruitghurt limbah buah anggur tanpa
penambahan Lactobacillus
bulgaricus, penambahan
Lactobacillus bulgaricus 2%, 4%
dan 6% dengan perlakuan kondisi pH 3, 5 dan 7, hasil fruitghurt limbah buah anggur yang paling baik pada kondisi pH 3 dan konsentrasi
Lactobacillus bulgaricus 2% dari
300 ml fruitghurt.
Berdasarkan berbagai latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas fermentasi limbah nanas (fruitghurt) dengan penambahan Lactobacillus
bulgaricus pada konsentrasi yang
berbeda ?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fermentasi
(7)
limbah nanas (fruitghurt) dengan penambahan Lactobacillus bulgaricus pada konsentrasi yang
berbeda.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi FKIP UMS dan Laboratorium Farmasi UMS. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan menggunakan pola rancangan faktor tunggal karena hanya mem-punyai satu faktor tunggal yang berbeda, sedangkan faktor lain dibuat tetap. Satu faktor tunggal tersebut adalah pemberian konsentrasiLactobacillus bulgaricus yang
berbeda dengan 4 taraf perlakuan 3 kali ulangan, yaitu : F0 (sari limbah
nanas tanpa diberi Lactobacillus
bulgaricus (kontrol)), F1 (sari limbah
nanas diberi Lactobacillus bulgaricus 1%), F2 (sari limbah
nanas diberi Lactobacillus bulgaricus 2%), F3 (sari limbah
nanas diberi Lactobacillus bulgaricus 3%).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk memperoleh data dengan melakukan percobaan langsung yaitu membuat fruitghurt dari limbah nanas yang di-fermentasikan oleh Lactobacillus
bulgaricus dengan pemberian
konsentrasi yang berbeda.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menguji kandungan kimia (vitamin C) dan organoleptik pada fruitghurt limbah nanas. Pengujian kandungan kimia pada fruitghurt limbah nanas yaitu menguji kadar vitamin C yang ada pada fruitghurt limbah nanas. Sedangkan pengujian kualitas
(8)
dengan menggunakan panelis sebanyak 20 orang.
Data yang diperoleh di-analisis secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menguji kualitas organoleptik fruitghurt dari limbah nanas yang ditambakan
Lactobacillus bulgaricus dengan konsentrasi yang berbeda. Sedangkan deskriptif kuantitatif digunakan untuk menguji kadar vitamin C fruitghurt dari limbah nanas yang ditambahkan
Lactobacillus bulgaricus dengan konsentrasi yang berbeda.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Hasil PenelitianData hasil penelitian yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengujian Kadar Vitamin C No. Perlakuan Hasil
Titrasi (ml)
Kadar Vitamin
C (%)
1. F0 0,1 0,23
0,2 0,43
0,1 0,23
2. F1 0,4 0,93
0,4 0,93
0,3 0,70
3. F2 0,6 1,40
0,6 1,40
0,5 1,17
4. F3 0,6 1,40
0,6 1,40
0,7 1,64
Tabel 2. Hasil Pengujian Kualitas Organoleptik
Keterangan :
F0: sari limbah nanas tanpa diberi
Lactobacillus bulgaricus (kontrol)
F1: sari limbah nanas diberi
Lactobacillus bulgaricus 1%
F2: sari limbah nanas diberi
Lactobacillus bulgaricus 2%
F3: sari limbah nanas diberi
Lactobacillus bulgaricus 3%
PEMBAHASAN
1. Kadar Vitamin CVitamin C semakin tinggi apabila penambahan konsentrasi
Lactobacillus bulgaricus yang
diberikan semakin banyak. Hasil rata-
Perla-kuan
Penilaian Kualitas Fruitghurt dengan Uji Organoleptik
Warna Rasa Aroma Tekstur Daya
Terima
F0 Agak
Kuning Agak Enak Kurang Khas Fruitghurt
Encer Kurang Suka F1 Agak Kuning Agak Enak Agak Khas Fruitghurt
Encer Agak
Suka
F2 Kuning
Agak Enak Agak Khas Fruitghurt Kurang Kental Agak Suka
F3 Kuning Enak
Agak Khas Fruitghurt
Kurang
(9)
rata kadar vitamin C pada F0 yaitu
0,30%; F1 yaitu 0,85%; F2 yaitu
1,32% dan F3 yaitu 1,48%.
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa perlakuan F3
mengandung kadar vitamin C yang paling tinggi karena ditambahkan
Lactobacillus bulgaricus paling banyak. Sedangkan perlakuan F0
mengandung kadar vitamin C yang paling rendah karena tidak di-tambahkan Lactobacillus bulgaricus. Penelitian ini membuktikan bahwa Lactobacillus bulgaricus
berperan dalam bertambahnya kadar vitamin C pada fruitghurt limbah nanas. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahdi dkk (2007), bahwa dinding bakteri asam laktat mengandung senyawa yang berperan sebagai adjuvan, yaitu senyawa peptidoglikan dan muramyl dipeptida (MDP), senyawa ini mampu
meningkatkan sel-sel imun untuk memproduksi berbagai sitokin dan antibodi sebagai ketahanan tubuh atau immunomodulator. Sementara itu, pada sel-sel imun itu sendiri terkandung vitamin C yang salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Keterkaitan antara bakteri
Lactobacillus bulgaricus dengan kadar vitamin C ini dapat diketahui bahwa bakteri tersebut menghasilkan kondisi asam dimana dapat meningkatkan kadar vitamin C itu sendiri. Hal ini sesuai pendapat Gaman dan Sherrington (1994), bahwa buah-buahan yang dimasak akan kehilangan vitamin C lebih sedikit dibanding sayuran karena keberadaanya lebih asam sehingga kecepatan oksidasinya berkurang. Selain itu, rasa asam yang disebab-kan adanya aktivitas Lactobacillus
(10)
bulgaricus dimungkinkan adanya
vitamin C.
Kadar vitamin C fruitghurt limbah nanas ini memang tidak tinggi. Sedikitnya kadar vitamin C pada fruitghurt limbah nanas ini disebabkan bahan dasar fruitghurt limbah nanas adalah hati nanas yang memiliki kandungan vitamin C paling sedikit pada bagian buah nanas. Hal ini sejalan dengan pendapat Muljohardjo (1984), bahwa kadar vitamin C dalam buah nanas letaknya tidak merata. Yang paling banyak adalah bagian yang dekat dengan kulit buah, sedangkan yang paling sedikit adalah dekat hati buah.
Selain itu banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kadar vitamin C fruitghurt limbah nanas ini. Salah satu faktornya adalah hati nanas yang dipotong kecil-kecil dan dibiarkan terkena udara,
menyebabkan kehilangan vitamin C semakin besar. Sementara itu, kehilangan rata-rata vitamin C karena pemasakan buah-buahan hanya 10% (Gaman dan Sherrington , 1994).
Vitamin C adalah vitamin yang mudah larut dalam air. Sehingga saat pencucian hati nanas yang sudah dipotong-potong meng-akibatkan banyak vitamin C yang ikut terbuang bersama air. Lama penyimpanan juga dapat mem-pengaruhi kadar vitamin C. Uji vitamin C fruitghurt limbah nanas ini dilakukan pada hari ke-10 setelah pembuatan fruitghurt, mendekati batas waktu Lactobacillus bulgaricus mampu bertahan yaitu hari ke-12, sehingga asam askorbatnya banyak yang rusak. Hal ini sejalan dengan pendapat Gaman dan Sherrington (1994), bahwa susu yang telah
(11)
dipasteurisasi mengandung asam askorbat sebanyak 1,5 mg per 100 g. Setelah 24 jam penyimpanan kandungan asam askorbatnya tinggal 0,5 mg per 100 g.
1. Uji Organoleptik
Perlakuan F0 sari limbah
nanas tanpa diberi Lactobacillus
bulgaricus dengan uji organoleptik
hasilnya warna kuning, rasa agak enak, aroma kurang khas fruitghurt, tekstur encer, dan daya terima kurang suka. Perlakuan F1 yaitu sari
limbah nanas diberi Lactobacillus
bulgaricus 1% hasilnya warna agak
kuning, rasa agak enak, aroma agak khas fruitghurt, tekstur encer, dan daya terima agak suka. Perlakuan F2
yaitu sari limbah nanas diberi
Lactobacillus bulgaricus 2%
hasilnya warna kuning, rasa agak enak, aroma agak khas fruitghurt, tekstur kurang kental, dan daya
terima agak suka. Sedangkan perlakuan F3 yaitu sari limbah nanas
diberi Lactobacillus bulgaricus 3% hasilnya warna kuning, rasa enak, aroma agak khas fruitghurt, tekstur kurang kental, dan daya terima suka.
Hasil uji organoleptik pada
fruitghurt limbah nanas
menunjuk-kan bahwa dari keempat perlakuan F0, F1, F2, dan F3 yang memiliki
kualitas terbaik adalah F3 yaitu sari
limbah nanas diberi Lactobacillus
bulgaricus 3%. Hal ini berdasarkan
pendapat Krisno (2011), bahwa
Lactobacillus bulgaricus meng-hasilkan asam laktat yang tinggi, asetaldehid, asam asetat dan asetil pada pembuatan fruitghurt.
a. Warna
Perlakuan F0 dan F1
menghasilkan warna agak kuning, sedangkan perlakuan F2 dan F3
(12)
Perbedaan warna ini disebabkan adanya aktivitas Lactobacillus bulgaricus. Selain itu, pigmen yang
banyak terdapat dalam buah nanas yaitu karoten dan santofil. Kandungan karoten dalam buah nanas lebih besar dibandingkan santofil. Kedua pigmen tersebut berperan dalam memberikan warna khas pada buah nanas, yaitu kekuningan (Astawan, 2008). Pemberian konsentrasi
Lactobacillus bulgaricus yang berbeda sangat berpengaruh terhadap warna fruitghurt. Menurut Yusmarini dan Efendi (2004), bahwa fermentasi dapat menimbulkan kenampakan cita rasa baru dan membentuk tekstur makanan sehingga mampu memperbaiki penerimaan produk
fruitghurt.
b. Rasa
Perlakuan F3 menghasil-kan
rasa enak, karena adanya penambahan Lactobacillus bulgaricus dengan konsentrasi paling banyak yaitu 3%.
Lactobacillus bulgaricus
juga dapat mengubah laktosa dari sari limbah nanas menjadi asam laktat. Sedangkan perlakuan F0
adalah sebagai kontrol yaitu sari limbah nanas tanpa ditambahkan
Lactobacillus bulgaricus sehingga
menghasilkan rasa kurang asam. Rasa asam tersebut disebabkan hanya dari sari limbah nanas. Rasa asam nanas dapat disebabkan oleh berbagai komponen volatile dan nonvolatile (Winarno, 1993). Perlakuan F1 dan F2 menghasilkan
rasa sedikit asam karena hanya diberikan konsentrasi bakteri
Lactobacillus bulgaricus 1% dan
(13)
dihasilkan hanya sedikit. Sedangkan pada perlakuan F3
diberikan penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus
bulgaricus 3%, sehingga asam
laktat yang dihasilkan lebih banyak. Asam laktat ini yang memberikan cita rasa khas pada
fruitghurt yaitu asam segar.
Lactobacillus bulgaricus
selain dapat menghasilkan asam laktat juga dapat menurunkan keasaman pada sari buah nanas sehingga dapat menghasilkan rasa asam khas fruitghurt. Hal ini sependapat dengan Krisno (2011), bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8 – 4,4 dan menciptakan cita rasa khas yoghurt setelah keasaman mencapai 5 – 5,5.
c. Aroma
Perlakuan F0 meng-hasilkan
aroma kurang khas fruitghurt. Hal ini disebabkan tidak adanya penambahan Lactobacillus bulgaricus pada sari limbah nanas
sehingga tidak ada asetaldehid yang dihasilkan. Buah nanas sendiri mempunyai aroma yang khas yaitu sedikit asam. Sebagian besar aroma nanas disebabkan oleh senyawa 2,5 dimetil-4-hidroksi-3(2H)-furanon (Winarno, 1993). Sedangkan perlakuan F1, F2, dan F3
menghasilkan aroma agak khas
fruitghurt. Hal ini disebabkan
karena adanya penambahan
Lactobacillus bulgaricus sebanyak
1%, 2%, dan 3% sehingga ada asetaldehid yang dihasilkan pada
fruitghurt. Namun penambahan
konsen-trasi Lactobacillus bulgaricus pada sari limbah nanas
(14)
tidak terlalu signifikan, sehingga aroma yang dihasilkan tidak terlalu mencolok perbedaannya. Selain asetaldehid, asam laktat yang dihasilkan Lactobacillus bulgaricus juga mempengaruhi aroma asam pada fruitghurt.
Aroma fruitghurt limbah nanas perlakuan F1, F2, dan F3 cenderung
asam seperti aroma tape. d. Tekstur
Perlakuan F0 menghasil-kan
tekstur yang encer pada fruitghurt limbah nanas. Hal ini disebabkan F0 tidak terdapat Lactobacillus
bulgaricus, sehingga tidak ada
pembentukan asam laktat yang dapat menyebabkan peng-gumpalan protein. Perlakuan F1
mendapatkan penambahan
Lactobacillus bulgaricus 1%, sehingga ada aktivitas pem-bentukan asam laktat yang dapat
menyebabkan peng-gumpalan protein. Namun konsentrasi
Lactobacillus bulgaricus yang ditambahkan hanya sedikit, sehingga asam laktat yang dihasilkan hanya sedikit. Hal ini menyebabkan tekstur fruitghurt nampak encer. Sedangkan perlakuan F2 dan F3 mendapatkan
penambah-an Lactobacillus bulgaricus 2% dan 3%, sehingga fruitghurt nampak kurang kental.
Hal ini disebabkan asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus
bulgaricus juga semakin banyak
dan mengakibatkan penggumpalan protein pada susu skim yang ditambahkan pada pembuatan
fruitghurt. Hal ini sesuai dengan
pendapat Triyono (2010), bahwa meningkatnya kadar asam laktat menyebabkan turunnya pH sehingga kasein sebagai protein
(15)
utama susu menjadi tidak stabil dan terkoagulasi membentuk gel
yoghurt. Hal ini menyebab-kan
meningkatnya viskositas yoghurt. Jika pH semakin turun, maka
yoghurt semakin asam sehingga
protein akan terkoagulasi. e. Daya terima
Daya terima dari 20 panelis didapatkan perlakuan F0
meng-hasilkan daya terima yang kurang suka. Hal ini disebabkan F0 tidak
ditambah Lactobacillus bulgaricus sehingga tidak dihasilkan asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil. Perlakuan F1 dan F2
menghasilkan daya terima agak suka. Hal ini disebabkan F1 dan F2
diberi sedikit penambahan
Lactobacillus bulgaricus yaitu 1%
dan 2%, sehingga asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil yang dihasilkan hanya sedikit.
Sedangkan untuk perlakuan F3
menghasilkan daya terima suka. Perlakuan F3 ditambah
Lactobacillus bulgaricus paling
banyak yaitu 3%, sehingga asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil yang dihasilkan lebih banyak. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dibahas, F3
mendapatkan kesan yang menyenangkan dari para panelis .
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas fermentasi limbah nanas (fruitghurt) dengan penambahan
Lactobacillus bulgaricus pada
konsentrasi yang berbeda sangat berpengaruh terhadap kadar vitamin C dan kualitas organoleptik.
(16)
Adapun saran yang bisa peneliti berikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan adalah kunci utama keberhasilan dalam pembuatan
fruitghurt.
2. Bagi industri kecil yang ingin membuat fruitghurt, sebaiknya menyediakan ruang khusus untuk menginokulasi Lactobacillus bulgaricus agar terhindar dari
kontaminasi.
3. Untuk mendapatkan kualitas
fruitghurt yang baik, sebaiknya
penambahan konsentrasai
Lactobacillus bulgaricus lebih
dari 3 %.
4. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat menguji kandungan gizi pada fruitghurt limbah nanas selain vitamin C. 5. Hasil penelitian diharapkan dapat
diimplikasikan pada mata
pelajaran Biologi khususnya bahasan bioteknologi bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ana. 2008. “Lactobacillus
bulgaricus Membentuk
Yoghurt”, (http://id.answers. yahoo.com/question/index?qid =20081012070654AAjkKL1, diakses tanggal 2 Desember 2011).
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan
Buah. Jakarta : PT. Dian
Rakyat.
Gaman, P. M dan Sherrington. 1994.
Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu
Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Irfandi. 2005. ”Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)”. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Muljohardjo, Muchji. 1984 .
Nanas dan Teknologi
Pengolahannya (Ananas
comosus) (L) Merr).
Yogyakarta : Liberty.
Nur, Adrian dkk. 2005. Ekstraksi Limbah Hati Nanas Sebagai Bahan Pewarna Makanan Alami Dalam Tangki Berpengaduk. Jurnal Ekuilibrium, 4 (2): 7.
(17)
Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis
Nanas. Bandung : Pustaka
Grafika.
Silalahi, F.Y. 2009. “Fermentasi
Fruitghurt dengan Variasi Kulit Buah Upaya dalam
Pemanfaatan Limbah Cair
Buah”, (http://eprints.undip.ac.
id/3408/1/makalah_penelitian_ fitr_y.s__m.ikhsan_f_pdf.pdf, diakses tanggal 28 November 2011).
Sumantri, Indro. 2004. “Pemanfaatan Mangga Lewat
Masak Menjadi Fruitghurt
dengan Mikroorganisme
Lactobacillus bulgaricus”,
(http://docs.google.com/viewer ?a=v&q=cache:lsJbwVn5KYw J:125.163.204.22/download/eb ooks_kimia/makalah/Pemanfaa tan%2520Mangga%2520Fruit Ghurt.pdf+indro+sumantri,+pe manfaatan+mangga+lewat+ma sak&hl=id&gl=id&sig=AHIEt bRzTixQhUULSJJcIcWFE_4-eV5bdA, diakses tanggal 28 November 2011).
Tahir, Iqmal dkk. 2008. “Kajian Penggunaan Limbah Buah Nenas Lokal (Ananas
Comosus, L) Sebagai Bahan
Baku Pembuatan Nata”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Widowati, S. dan Misgiyarti. 2003.
“Efektifitas Bakteri Asam
Laktat (BAL) dalam
Pembuatan Produk Fermentasi
Berbasis Protein/Susu
Nabati”, (http://images.
atoxsmd.multiply.multiplycont ent.com/attachment/0/RlqGAw oKCsYAABH8gPc1/efektifitas %20bakteri%20bal.pdf?nmid= 43939604, diakses tanggal 2 Desember 2011).
Winarno, F. G. 1993. Pangan, Gizi,
Teknologi dan Konsumen.
Jakarta : PT. Gramedia Utama. Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan
dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Yusmarini dan Raswen Efendi. (2004). “Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan Penambahan beberapa Jenis Gula”, (http://www.unri.ac.id
/jurnal/jurnal_natur/vol6%282 %29/Yusmarini.pdf, diakses tanggal 20 Januari 2012.
(1)
Perbedaan warna ini disebabkan adanya aktivitas Lactobacillus bulgaricus. Selain itu, pigmen yang banyak terdapat dalam buah nanas yaitu karoten dan santofil. Kandungan karoten dalam buah nanas lebih besar dibandingkan santofil. Kedua pigmen tersebut berperan dalam memberikan warna khas pada buah nanas, yaitu kekuningan (Astawan, 2008). Pemberian konsentrasi Lactobacillus bulgaricus yang berbeda sangat berpengaruh terhadap warna fruitghurt. Menurut Yusmarini dan Efendi (2004), bahwa fermentasi dapat menimbulkan kenampakan cita rasa baru dan membentuk tekstur makanan sehingga mampu memperbaiki penerimaan produk fruitghurt.
b. Rasa
Perlakuan F3 menghasil-kan rasa enak, karena adanya penambahan Lactobacillus bulgaricus dengan konsentrasi paling banyak yaitu 3%.
Lactobacillus bulgaricus juga dapat mengubah laktosa dari sari limbah nanas menjadi asam laktat. Sedangkan perlakuan F0 adalah sebagai kontrol yaitu sari limbah nanas tanpa ditambahkan Lactobacillus bulgaricus sehingga menghasilkan rasa kurang asam. Rasa asam tersebut disebabkan hanya dari sari limbah nanas. Rasa asam nanas dapat disebabkan oleh berbagai komponen volatile dan nonvolatile (Winarno, 1993). Perlakuan F1 dan F2 menghasilkan rasa sedikit asam karena hanya diberikan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus 1% dan 2%, sehingga asam laktat yang
(2)
dihasilkan hanya sedikit. Sedangkan pada perlakuan F3 diberikan penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus 3%, sehingga asam laktat yang dihasilkan lebih banyak. Asam laktat ini yang memberikan cita rasa khas pada fruitghurt yaitu asam segar.
Lactobacillus bulgaricus selain dapat menghasilkan asam laktat juga dapat menurunkan keasaman pada sari buah nanas sehingga dapat menghasilkan rasa asam khas fruitghurt. Hal ini sependapat dengan Krisno (2011), bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus mulai beraktivitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8 – 4,4 dan menciptakan cita rasa khas yoghurt setelah keasaman mencapai 5 – 5,5.
c. Aroma
Perlakuan F0 meng-hasilkan aroma kurang khas fruitghurt. Hal ini disebabkan tidak adanya penambahan Lactobacillus bulgaricus pada sari limbah nanas sehingga tidak ada asetaldehid yang dihasilkan. Buah nanas sendiri mempunyai aroma yang khas yaitu sedikit asam. Sebagian besar aroma nanas disebabkan oleh senyawa 2,5 dimetil-4-hidroksi-3(2H)-furanon (Winarno, 1993). Sedangkan perlakuan F1, F2, dan F3 menghasilkan aroma agak khas fruitghurt. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 1%, 2%, dan 3% sehingga ada asetaldehid yang dihasilkan pada fruitghurt. Namun penambahan konsen-trasi Lactobacillus bulgaricus pada sari limbah nanas
(3)
tidak terlalu signifikan, sehingga aroma yang dihasilkan tidak terlalu mencolok perbedaannya. Selain asetaldehid, asam laktat yang dihasilkan Lactobacillus bulgaricus juga mempengaruhi aroma asam pada fruitghurt. Aroma fruitghurt limbah nanas perlakuan F1, F2, dan F3 cenderung asam seperti aroma tape.
d. Tekstur
Perlakuan F0 menghasil-kan tekstur yang encer pada fruitghurt limbah nanas. Hal ini disebabkan F0 tidak terdapat Lactobacillus bulgaricus, sehingga tidak ada pembentukan asam laktat yang dapat menyebabkan peng-gumpalan protein. Perlakuan F1 mendapatkan penambahan Lactobacillus bulgaricus 1%, sehingga ada aktivitas pem-bentukan asam laktat yang dapat
menyebabkan peng-gumpalan protein. Namun konsentrasi Lactobacillus bulgaricus yang ditambahkan hanya sedikit, sehingga asam laktat yang dihasilkan hanya sedikit. Hal ini menyebabkan tekstur fruitghurt nampak encer. Sedangkan perlakuan F2 dan F3 mendapatkan penambah-an Lactobacillus bulgaricus 2% dan 3%, sehingga fruitghurt nampak kurang kental. Hal ini disebabkan asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus bulgaricus juga semakin banyak dan mengakibatkan penggumpalan protein pada susu skim yang ditambahkan pada pembuatan fruitghurt. Hal ini sesuai dengan pendapat Triyono (2010), bahwa meningkatnya kadar asam laktat menyebabkan turunnya pH sehingga kasein sebagai protein
(4)
utama susu menjadi tidak stabil dan terkoagulasi membentuk gel yoghurt. Hal ini menyebab-kan meningkatnya viskositas yoghurt. Jika pH semakin turun, maka yoghurt semakin asam sehingga protein akan terkoagulasi.
e. Daya terima
Daya terima dari 20 panelis didapatkan perlakuan F0 meng-hasilkan daya terima yang kurang suka. Hal ini disebabkan F0 tidak ditambah Lactobacillus bulgaricus sehingga tidak dihasilkan asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil. Perlakuan F1 dan F2 menghasilkan daya terima agak suka. Hal ini disebabkan F1 dan F2 diberi sedikit penambahan Lactobacillus bulgaricus yaitu 1% dan 2%, sehingga asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil yang dihasilkan hanya sedikit.
Sedangkan untuk perlakuan F3 menghasilkan daya terima suka. Perlakuan F3 ditambah Lactobacillus bulgaricus paling banyak yaitu 3%, sehingga asam laktat, asetaldehid, asam asetat dan asetil yang dihasilkan lebih banyak. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dibahas, F3 mendapatkan kesan yang menyenangkan dari para panelis .
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas fermentasi limbah nanas (fruitghurt) dengan penambahan Lactobacillus bulgaricus pada konsentrasi yang berbeda sangat berpengaruh terhadap kadar vitamin C dan kualitas organoleptik.
(5)
Adapun saran yang bisa peneliti berikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan adalah kunci utama keberhasilan dalam pembuatan fruitghurt.
2. Bagi industri kecil yang ingin membuat fruitghurt, sebaiknya menyediakan ruang khusus untuk menginokulasi Lactobacillus bulgaricus agar terhindar dari kontaminasi.
3. Untuk mendapatkan kualitas fruitghurt yang baik, sebaiknya penambahan konsentrasai Lactobacillus bulgaricus lebih dari 3 %.
4. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat menguji kandungan gizi pada fruitghurt limbah nanas selain vitamin C. 5. Hasil penelitian diharapkan dapat
diimplikasikan pada mata
pelajaran Biologi khususnya bahasan bioteknologi bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ana. 2008. “Lactobacillus bulgaricus Membentuk Yoghurt”, (http://id.answers. yahoo.com/question/index?qid =20081012070654AAjkKL1, diakses tanggal 2 Desember 2011).
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Buah. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Gaman, P. M dan Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Irfandi. 2005. ”Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)”. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Muljohardjo, Muchji. 1984 . Nanas dan Teknologi Pengolahannya (Ananas comosus) (L) Merr). Yogyakarta : Liberty.
Nur, Adrian dkk. 2005. Ekstraksi Limbah Hati Nanas Sebagai Bahan Pewarna Makanan Alami Dalam Tangki Berpengaduk. Jurnal Ekuilibrium, 4 (2): 7.
(6)
Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Nanas. Bandung : Pustaka Grafika.
Silalahi, F.Y. 2009. “Fermentasi Fruitghurt dengan Variasi Kulit Buah Upaya dalam Pemanfaatan Limbah Cair Buah”, (http://eprints.undip.ac. id/3408/1/makalah_penelitian_ fitr_y.s__m.ikhsan_f_pdf.pdf, diakses tanggal 28 November 2011).
Sumantri, Indro. 2004. “Pemanfaatan Mangga Lewat Masak Menjadi Fruitghurt dengan Mikroorganisme Lactobacillus bulgaricus”, (http://docs.google.com/viewer ?a=v&q=cache:lsJbwVn5KYw J:125.163.204.22/download/eb ooks_kimia/makalah/Pemanfaa tan%2520Mangga%2520Fruit Ghurt.pdf+indro+sumantri,+pe manfaatan+mangga+lewat+ma sak&hl=id&gl=id&sig=AHIEt bRzTixQhUULSJJcIcWFE_4-eV5bdA, diakses tanggal 28 November 2011).
Tahir, Iqmal dkk. 2008. “Kajian Penggunaan Limbah Buah Nenas Lokal (Ananas
Comosus, L) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nata”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Widowati, S. dan Misgiyarti. 2003. “Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati”, (http://images. atoxsmd.multiply.multiplycont ent.com/attachment/0/RlqGAw oKCsYAABH8gPc1/efektifitas %20bakteri%20bal.pdf?nmid= 43939604, diakses tanggal 2 Desember 2011).
Winarno, F. G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Utama. Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan
dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yusmarini dan Raswen Efendi. (2004). “Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan Penambahan beberapa Jenis Gula”, (http://www.unri.ac.id /jurnal/jurnal_natur/vol6%282 %29/Yusmarini.pdf, diakses tanggal 20 Januari 2012.