KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PESERTA PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN.

(1)

(Studi Deskriptif pada Pelatihan yang Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Nurry Merdekasari W 1001789

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

KOMPETENSI PELATIH DAN

PENGALAMAN KERJA PESERTA

DENGAN HASIL PELATIHAN

(Studi Deskriptif pada Pelatihan yang

Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

Oleh

Nurry Merdekasari Wahidin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurry Merdekasari Wahidin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN

(Studi Deskriptif Pelatihan yang Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof.Dr.H Ishak Abdulhak, M.Pd 19490227 197703 1 002

Pembimbing II

Dr.Yanti Shantini, M.Pd 19730128 200501 2 001

Mengetahui,


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A.Konsep Persepsi ... 13

1. Pengertian Persepsi ... 13

2. Proses persepsi ... 14

B.Konsep Pelatihan ... 19

1. Pelatihan ... 21

2. Kompetensi Pelatih ... 23

3. Peran Pelatih dalam Pelatihan ... 29

4. Peserta Pelatihan ... 30

5. Hasil Pelatihan ... 31

C.Pengalaman Kerja ... 32

1. Pengertian Pengalaman Kerja ... 32


(5)

3. Cara Memperoleh Pengalaman Kerja ... 33

4. Manfaat Pengalaman Kerja ... 34

D.Kerangka Pemikiran ... 35

E. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITAN ... 40

A.Gambar Umum Objek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Subjek Penelitian ... 40

B.Desain Penelitian ... 41

C.Metode Penelitian ... 41

D.Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 45

1. Penentuan Skor Data Tiap Variabel ... 45

2. Kriteria Penilaian Instrumen ... 46

3. Penyusunan Instrumen ... 47

F. Proses Pengujian Instrumen ... 48

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilits ... 53

G.Teknik Pengumpulan Data ... 55

1. Observasi ... 55

2. Angket/Kuisioner ... 55

3. Studi Dokumentasi ... 56

H.Analisa Data ... 56

1. Persyaratan Uji Hipotesis ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A.Kondisi Objektif ... 61

B.Deskripsi Variabel Penelitian ... 64


(6)

2. Pengalaman Kerja Peserta ... 69

3. Hasil Pelatihan ... 72

4. Deskripsi Umum Kecenderungan Skor ... 74

C.Pengujian Hipotesis ... 76

1. Persyaratan Uji Hipotesis ... 76

2. Pengujian Hipotesis ... 81

D.Pembahasan ... 85

1. Keterkaitan antara Persepsi Peserta terhadap Kompetensi Pelatih dengan Hasil Pelatihan ... 85

2. Keterkaitan antara Pengalaman Kerja dengan Hasil Pelatihan ... 89

3. Keterkaitan antara Persepsi Peserta terhadap Komptensi Pe latih dan Pengalaman Kerja dengan Hasil Pelatihan ... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 94

A.Simpulan ... 94

1. Simpulan Umum ... 94

2. Simpulan Khusus ... 95

B.Saran ... 97

1. Bagi Lembaga ... 97

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 97

3. Bagi Pelatih ... 98

4. Bagi Peserta ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(7)

ABSTRAK

KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PESERTA PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis akan kualitas hasil pelatihan yang dilaksanakan di BBPP Lembang, sehingga kemudian penulis berusaha untuk meneliti aspek yang dapat mempengaruhi hasil pelatihan dan melakukan penelitian mengenai keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai besarnya pengaruh kedua aspek tersebut terhadap hasil pelatihan.

Kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai konsep persepsi meliputi pengertian dan proses persepsi, konsep pelatihan meliputi kompetensi pelatih, peran pelatih dalam pelatihan, peserta pelatihan, pelatihan dan hasil pelatihan, serta pengalaman kerja meliputi pengertian, faktor-faktor yang memepengaruhi, cara memperoleh dan manfaat pengalaman kerja.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di BBPP Lembang periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014 dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden pada penelitian adalah 60 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket/kuisioner dan studi dokumentasi. Uji validitas dihitung menggunakan teknik korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach.

Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dengan hasil pelatihan, dikarenakan faktor latar belakang peserta pelatihan cukup mendukung untuk mempersepsikan kompetensi yang dimiliki pelatih/instruktur di BBPP Lembang. Kemudian adanya keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan, karena dengan masa kerja yang cukup, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta penguasaan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan merupakan aspek pengalaman kerja yang akan mempermudah proses transfer ilmu dan pengetahuan dalam pelatihan. Maka dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan secara bersama-sama antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang. Artinya semakin baik persepsi pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan semakin tinggi pengalaman kerja peserta maka kualitas hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat.

Untuk meningkatkan kualitas hasil pelatihan, maka perlu dilakukan evaluasi kepada para pelatih agar senantiasa meningkatkan kompetensinya, sehingga pelatih dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik. Selain itu, perlu dilakukan pemberian kriteria tertentu, seperti halnya pengalaman kerja minimum, sebagai syarat kepersertaan agar proses transfer ilmu dan pengetahuan akan menjadi lebih mudah dan hasil pelatihan akan menjadi lebih bermanfaat bagi peserta.


(8)

ABSTRACT

THE CORRELATION OF BOTH TRAINEE’S PERCEPTION ON INSTRUCTOR

COMPETENCY AND TRAINEE’S WORKING EXPERIENCE TO THE RESULT OF TRAINING

This research was based on the writer’s interest into the quality of training’s result held at BBPP Lembang, therefor the writer was trying to make a research on some aspects which could affecting the result of training and then doing a research on the correlation of both trainee’s perception on instructor competency and trainee’s working experience to the result of training inorder to gain some datas on how big the influence of those aspects to the result of training itself.

Some relevant literature’s study was done on the research helds, on the concept of perception including its definitons and processes, the concept of training including instructor’s competency, instructor’s role on the training, trainee, training and the result of training itself, also the concept of working experience including its definitions, affecting factors, how to gain it and its benefit.

Descriptive study was used as the research methodology and quantitavie approach as well used on this research. Populations of the research were training attendances held at BBPP Lembang on periode 12th to 20th May 2014 with 60 people asked to be the research sample. Data collection’s technique used in this research are observation, questionnaire and documentation study. Validity test was calculated using product moment correlation’s technique and reliability test using alpha chronbach formula.

The result of this research shows a correlation between trainee’s perception on instructor competency to the result of training, it caused by the traiece’s background whom was capable enough to make a perception on instructor competency at BBPP lembang. It also shows a correlation between trainee’s working experience to the result of training, since the trainee has enough working period, possessing enough knowledge level and skill, also mastering the ability to do their job, which was the aspects of working experience, it will make science and knowledge transfering process on the training easier. Therefore it could be concluded thats simultaneously there was a correlation of both trainee’s perception on instructor competency and trainee’s working experience to the result of training held by BBPP lembang. Which means, the better trainee’s perception on instructor competency and the higher trainee’s working experience, the better quality of training’s result held by BBPP lembang will be.

In order to improve the quality of training’s result, it is necessary to evaluate the trainers, to continuously improve their competency so they could do a better training process. In addition, it needs to make a regulation such as minimum working experience as a prerequirement to the trainee, in order to make the science and knowledge transfering process easier and the more benefit training’s result will be, for the trainee.


(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah merupakan faktor kunci dalam reformasi ekonomi untuk menghadapi persaingan ekonomi global yang semakin ketat (Ciptoningrum, 2013,hlm.1). Dalam hal ini sumber daya manusia memegang peranan utama pada setiap kegiatan ekonomi. Meskipun suatu perusahaan atau organisasi telah didukung oleh sarana dan prasana yang baik bahkan sumber dana yang berlebih, akan tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang kompeten, kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik, karenanya kompetensi dan kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang akan menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan di perusahaan.

Maka dari itu, pada saat ini kualitas sumber daya manusia menjadi fokus penting setiap perusahaan maupun organisasi agar tetap dapat bertahan dan berdaya saing. Sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas dan aktivitas perusahaan maupun organisasi agar visi misi perusahaan dapat berjalan dan tercapai dengan sempurna. Berdasarkan hasil lengkap sensus pertanian 2013 (ST 2013) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal bulan ini (1 Juli) menunjukkan jumlah petani tanaman pangan berkurang cukup signifikan selama dasawarsa terakhir. BPS mencatat, jumlah rumah tangga usaha tani padi, jagung, dan kedelai pada 2013 mengalami penurunan masing-masing sebanyak 58,4 ribu rumah tangga (0,41 persen), 1,3 juta rumah tangga (20,4 persen), dan 314,8 ribu rumah tangga (31,9 persen) dibandingkan dengan kondisi pada 2003. Penurunan jumlah rumah tangga usaha padi dan jagung yang sangat besar terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu, penurunan jumlah rumah tangga usaha kedelai yang sangat signifikan terjadi di Jawa.


(10)

Penurunan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu petani tanaman pangan telah beralih ke subsektor lain yang lebih atraktif dan ekonomis, misalnya, subsektor perkebunan. Hal ini tercermin dari lonjakan jumlah rumah tangga usaha tani perkebunan dalam 10 tahun terakhir. Hasil ST 2013 mencatat, lonjakan petani kelapa sawit, karet, dan kakao masing-masing sebanyak 779,9 ribu rumah tangga (115 persen), 1,2 juta rumah tangga (71,7 persen), dan 286,3 ribu rumah tangga (15,1 persen) sepanjang 2003-2013. Serta petani tanaman pangan banyak yang pensiun sebagai petani. Hal ini terkonfirmasi dari hasil ST 2013 yang memperlihatkan bahwa jumlah rumah tangga pertanian telah berkurang sekitar 5 juta rumah tangga dalam 10 tahun terakhir.

Diduga mutasi petani tanaman pangan ke sektor non-pertanian disebabkan sulitnya merengkuh kesejahteraan bila hanya mengandalkan usaha tani. Hasil SPP 2013 memperlihatkan, rata-rata pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan dari usaha pertanian hanya sekitar Rp11 juta per tahun atau kurang dari Rp1 juta per bulan. Itu artinya, petani bakal sulit merengkuh kesejahteraan bila hanya mengandalkan usaha tani. Betapa tidak, garis kemiskinan di daerah pedesaan pada Maret 2014 sebesar Rp286.097 per kapita per bulan. Artinya, rumah tangga yang terdiri dari empat anggota bakal berkategori miskin bila dalam sebulan memiliki pengeluaran/pendapatan lebih kecil dari Rp1,2 juta.

Rendahnya rata-rata pendapatan petani tanaman pangan bertalian erat dengan fakta bahwa sebagian besar petani tanaman pangan mengusahakan lahan yang sempit. Faktanya, lebih dari separuh petani tanaman pangan mengelola lahan pertanian kurang dari 0,5 hektare (petani gurem). Alhasil, skala usaha dan efisiensi usaha tani menjadi sulit digapai.

Maka dari itu agar sektor pertanian meningkat dan produktivitas pertanian terjaga, serta kebutuhan para petani terpenuhi diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Adapaun upaya yang dilakukan untuk dapat


(11)

menciptakan tenaga kerja yang mampu memenuhi kriteria kebutuhan SDM tersebut. Bentuk upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia dapat dilakukan melalui berbagai proses, baik proses pendidikan, pengalaman, pembelajaran maupun pelatihan, karena setiap proses tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan seseorang.

Proses pendidikan merupakan suatu landasan dasar bagi setiap individu SDM untuk mengembangkan diri dan merupakan dasar tolak ukur kemampuan individu tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1987 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, menyebutkan:

“Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang”.

Suatu sarana yang dapat menunjang agar seseorang dapat meningkatkan kemampuan individu dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya adalah melalui kegiatan pelatihan. Pengembangan SDM berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan yang didesain sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga akan diikuti oleh pertumbuhan hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Intruksi Presiden No.15 tahun 1974, menyebutkan:

“Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori”.

Friedman dan Yarbrough (dalam Sudjana, 2007, hlm. 4) mengemukakan bahwa pelatihan adalah upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu pelatihan merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan bagi


(12)

setiap organisasi terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang cepat terjadi. Melalui pelatihan, diharapkan karyawan akan berkembang dengan baik sehingga mampu menghadapi tantangan perubahan.

Pelatihan yang diselenggarakan harus memperhatikan berbagai komponen, menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009, hlm. 51) ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam pelatihan yaitu:

1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat terukur. 2. Para Pelatih (Trainers) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional). 3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai

4. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan pegawai yang menjadi peserta.

5. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Komponen-komponen tersebut diatas merupakan faktor penting terhadap kelangsungan suatu pelatihan, Maka dari itu, semua komponen di atas harus benar-benar diperhatikan. Dua komponen utama yang akan menjadi penentu keberhasilan suatu pelatihan adalah tenaga pelatih dan peserta pelatihan.

Menurut Sudjana (2007, hlm. 236) pelatih berperan sebagai pengelola pembelajaran melalui tiga fungsi pengelolaan pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dan hasil pembelajaran dalam pelatihan. Maka dapat disimpulkan bahwa tenaga pelatih merupakan penentu dalam keberhasilan penyampaian materi dalam suatu kegiatan pelatihan, sedangkan peserta akan menjadi penentu/indikator keberhasilan kegiatan transfer materi ilmu/informasi dalam pelatihan tersebut. Tenaga pelatih perlu menguasai metode pembelajaran (perorangan atau kelompok), serta teknik-teknik dan media yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran, sehingga kegiatan dalam pembelajaran dapat bervariasi antara satu pelatih dengan pelatih yang lainnya. Tenaga pelatih harus


(13)

juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga dapat membedakan perubahan perilaku peserta pelatihan pada saat sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Pelatih hendaknya mampu melakukan kerjasama dan koordinasi dengan para pelatih lainnya sehingga dapat terbentuk tim pelatih yang dapat melakukan kerjasama sebagai satu kesatuan dalam pengelolaan pembelajaran selama pelatihan. Seorang pelatih dituntut untuk memiliki kemampuan (kompetensi) dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sebagai fungsi pengelolaan pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa instruktur/ tenaga pelatih adalah seseorang yang mengelola atau melatih seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu.

Keberhasilan peserta didik bisa dilihat dari kompetensi seorang tenaga pelatihnya. Menurut Spencer sebagaimana dikutip (Muzdalifah, 2012,hlm. 22) Kompetensi adalah „karakteristik yang mendasari seorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Berdasarkan pengertian kompetensi tersebut maka kompetensi dapat dilihat dari karakteristik dasarnya, hubungan kausal dan kriterianya. Kemudian kompetensi tersebut dapat dilihat dari aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi di antaranya yaitu dari segi pengetahuan, pemahaman dan kemampuan.

Menurut Sudjana (2007, hlm. 240) “disamping kemampuan professional, secara ideal pelatihan diisyaratkan memiliki dasar kemampuan dasar, akademik, personal, sosial, dan vokasional. Kompetensi dasar adalah kemampuan yang berkaitan dengan materi yang dikuasai. Termasuk kedalam kemampuan ini adalah pengetahuan dasar yang dipersyaratkan dalam penguasaan materi pelatihan yang menjadi tanggung jawab pelatih dan pengetahuan dasar tentang pelatihan”. Maka dari itu kompetensi tenaga pelatih akan berpengaruh terhadap peningkatan


(14)

kualitas dan produktivitas peserta pelatihan, karena kompetensi tenaga pelatih sebagai salah satu strategi pengembangan SDM memerlukan fungsi evaluasi untuk mengetahui hasil dari penyelenggaraan program pelatihan tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa faktor lain yang akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan adalah peserta pelatihan, karenanya setiap pelatihan selalu ditujukan kepada peserta dengan persyaratan kompetensi tertentu. Hal ini bertujuan supaya tercipta keselarasan dan kesamaan persepsi antara penyelenggara dengan peserta pelatihan, sehingga tujuan pelatihan tersebut dapat tercapai dengan baik dan akan memberikan hasil pelatihan yang bermanfaat.

Peserta pelatihan yang telah memenuhi persyaratan, diharapkan akan mempermudah proses transfer ilmu/informasi dalam kegiatan pelatihan. Meskipun demikian, kondisi yang terjadi tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini bisa dimungkinkan oleh berbagai sebab, seperti tingkat kemampuan pemahaman peserta, kondisi pengalaman kerja peserta dan juga persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dalam pelatihan yang diikuti.

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia (Sobur, 2013, hlm.446). Dengan latar belakang yang berbeda, persepsi peserta terhadap suatu pelatihan akan berbeda-beda. Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, seperti: kontras, perubahan intensitas, pengulangan (repetition), sesuatu yang baru (novelty) dan sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut, seperti: pengalaman, pengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi dan budaya. Perbedaan persepsi tersebut mungkin terjadi dan akan turut mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan, karena faktor internal yang mempengaruhi persepsi setiap individu peserta berbeda-beda.


(15)

Kebutuhan akan pelatihan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan besarnya manfaat dari pelatihan tersebut akan tetap tinggi seiring dengan kemajuan ekonomi global. Begitupun halnya di bidang pertanian, kualitas dan kompetensi petani, maupun penyuluh pertanian harus senantiasa ditingkatkan agar tidak terjadi ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, sehingga produktivitas pertanian akan terjaga dan bahkan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, didirikanlah sebuah lembaga pelatihan pertanian pemerintah yang dikenal dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) di Lembang.

Balai Basar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang adalah sebuah lembaga pelatihan yang bergerak dalam bidang pelatihan pertanian, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para petani maupun para penyuluh pertanian, berupa pelaksanaan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, serta pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Jenis dan jenjang diklat pertanian di BBPP Lembang yaitu menggunakan teknis administrasi dan penyelenggaraan diklat teknis pertanian. Dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajarnya yaitu untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kompetensi teknis bagi aparatur non aparatur pertanian. Tenaga kediklatan adalah widyaiswara, pengelola lembaga diklat dan tenaga kediklatan lainnya yang menyelenggarakan diklat. Tenaga kediklatan lainnya adalah pejabat atau seseorang yang bukan widyaiswara, bukan pengelola lembaga diklat, tetapi karena keahlian, kemampuan atau kedudukannya diikutsertakan dalam pencapaian tujuan diklat. Program diklatnya yaitu serangkaian tahapan penyelenggaraan diklat yang mencakup analisis kebutuhan diklat, perumusan kebutuhan diklat, kurikulum dan silabus, pola diklat, metodologi diklat, modul dan atau bahan ajar, serta evaluasi pembelajaran untuk menjamin tercapainya hasil belajar. Kemudian dilakukan analisis jabatan/pekerjaan dimana dalam prosesnya sistematis untuk menetapkan Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang dibutuhkan.


(16)

Adapun standar kompetensi kerja yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.

BBPP Lembang sebagai lembaga pelatihan pertanian, senantiasa berupaya untuk memberikan pembinaan kepada para petani maupun penyuluh pertanian yang dilakukan berdasarkan kondisi faktual dan bersifat memecahkan masalah yang ada serta sebagai proses pembelajaran melalui penyampaian informasi terbaru mengenai kondisi dan teknologi pertanian. Pembinaan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk pelatihan yang secara berkesinambungan dilaksanakan, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan para petani maupun penyuluh pertanian.

Hasil belajar dalam pelatihan ini untuk mencapai tujuan yang diraih oleh peserta diklat yang telah ditetapkan melalui perbuatan atau perilaku nyata yang harus dilakukan oleh peserta di akhir diklat. Indikator Keberhasilan yaitu instruksional khusus adalah ukuran keberhasilan diklat yang dicapai peserta diklat sesuai dengan tujuan akhir untuk setiap mata diklat.

Selain sebagai media pembelajaran, pelatihan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja para peserta pelatihan. Pengalaman kerja para peserta dan tambahan pengalaman yang didapat dalam proses pelatihan, tentunya akan bermanfaat untuk mencapai produktivitas pertanian yang lebih baik, karena semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin terampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang dinyatakan baik karena berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan diklat, dalam pembelajarannya berjalan efektif, hal ini ditunjukkan berdasarkan output telah dilatihnya 90 peserta diklat yang terbagi ke dalam 3 diklat, yaitu diklat teknis perlindungan padi, diklat


(17)

teknis budidaya jagung dan diklat teknis perbenihan jagung, dengan hasil rata-rata peserta menguasai pemahaman materi. Kemudian dari aspek disiplin, motivasi, kepemimpinan, kerjasama dan prakarsa peserta tergolong baik, sehingga sikap peserta pada pelaksanaan diklat ini berjalan efektif.

Berdasarkan urain diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai kondisi tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul “Keterkaitan antara Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Kompetensi Pelatih dan Pengalaman Kerja Peserta dengan Hasil Pelatihan”. (Studi deskriptif pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang).

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini bahwa pelatihan pada periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014 yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang menjadi perhatian peneliti untuk menelitinya. Bahwa dalam sebuah pelatihan itu harus memenuhi 8 standar nasional pendidikan yang terdiri dari standar kompetensi, isi, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dan agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah yang terkait dengan judul, yakni :

1. Terdapat perbedaan persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih yang dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan

2. Latar belakang pendidikan terakhir tenaga pelatih yang beragam sehingga mempengaruhi tingkat kemampuan pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan.


(18)

3. Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi tenaga pelatih yang berpengaruh terhadap tingkat penguasaan materi sehingga turut menentukan efektivitas proses pembelajaran dan hasil pelatihan.

4. Terdapat perbedaan latar belakang kondisi kerja dan pengalaman kerja peserta yang disebabkan oleh perbedaan masa kerja dan asal satuan kerja setiap peserta sehingga menimbulkan perbedaan kebutuhan individu peserta pada pelatihan yang diikuti.

Penulis tidak akan mengkaji keseluruh permasalahan yang dihadapi oleh BBPP Lembang, dalam penelitian ini hanya akan dikaji keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap komptensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang di selenggarakan di BBPP Lembang pada periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil temuan dilapangan maka penelitian ini menitik beratkan kepada keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang? 2. Bagaimana keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan

yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang?

3. Adakah keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang?


(19)

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuam Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

2. Tujuan Khusus

Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai:

a. Keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

b. Keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

c. Keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis


(20)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan serta dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk pengembangan keilmuan pelatihan terutama dalam kompetensinya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki dan meningkatkan program-program pelatihan yang diselenggarakan. Bagi peserta pelatihannya dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas peserta pelatihan pada proses pelatihan. Kemudian bagi tenaga pelatihnya dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian terhadap kompetensi tenaga pelatih terhadap hasil pelatihan. Serta bagi peneliti sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan meneliti langsung sehingga dapat melihat, merasakan praktek-praktek pelatihan sebagai sarana untuk belajar dan mengembangkan diri.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Penyusunan proposal skripsi ini disusun sesuai dengan sistematika penulisan yang ditetapkan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN : Berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN : Berisi tentang Konsep Persepsi meliputi

pengertian dan proses persepsi,Konsep Pelatihan meliputi kompetensi pelatih, peran pelatih dalam pelatihan, peserta pelatih,pelatihan dan hasil pelatihan, Pengalaman Kerja meliputi pengertian pengalaman kerja,faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja, cara memperoleh pengalaman kerja dan manfaat pengalaman kerja, kerangka pemikiran, Hipotesis.


(21)

BAB III METODE PENELITIAN : Berisi penjabaran yang rinci mengenai:

Gambar Umum Objek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengujian Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Berisi tentang

Kondisi Objektif, Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN :Berisi tentang kesimpulan yang di


(22)

40 BAB III

METODE PENELITIAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang terletak di wilayah sentra produksi sayuran dan tanaman hias yang subur juga merupakan daerah agrobisnis. BBPP menjadi pusat tempat pelatihan loka karya atau seminar bagi pengembangan SDM pertanian serta sebagai pusat informasi teknologi pertanian khususnya sayuran tanaman hias dan buah-buahan dengan jangkauan nasional dan internasional.

Adapun yang menjadi alasan memilih tempat penelitian ini adalah karena BBPP Lembang merupakan lembaga pelatihan pertanian yang cukup baik, sehingga penulis merasa tertarik untuk meneliti persepsi perserta terhadap komptensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2013,hlm 117). Populasi dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di BBPP Lembang periode 12 mei s.d 20 mei 2014. Uji coba kuisioner dilakukan dengan melibatkan 30 orang peserta diklat sebagai responden, sedangkan jumlah sampel yang akan digunakan sebagai reponden pada penelitian adalah 60 orang.


(23)

41

Sampel menurut Sugiyono (2013,hlm. 18) mengemukakan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.


(24)

Sampel yang diambil adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di BBPP Lembang pada periode tanggal 12 Mei 2014 sampai 20 mei 2014 yang berjumlah 60 orang. Setiap peserta pelatihan diberikan 1set kuisioner yang terdiri dari 52 pernyataan.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan yang dilakukan dalam penelitian yang dimulai dari proses persiapan dan pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dimulai dengan menyusun angket, mempersiapkan dan memperbanyak kuisioner tersebut sebanyak jumlah peserta diklat, kemudian meminta izin kepada pihak lembaga untuk menyebar angket dan menentukan harinya.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menyebar angket dengan cara membagikan kuisioner tersebut secara langsung kepada para responden ketika responden telah mengikuti pembelajaran di BBPP Lembang. Pada tahap ini diberikan penjelasan singkat mengenai tata cara pengisian kuisioner dan kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan petunjuk yang sudah disampaikan.

3. Tahap Pengumpulan Angket

Setiap kuisioner yang sudah selesai diisi, kemudian dikumpulkan kembali oleh peneliti. Pelaksanaan dan pengumpulan angket dilakukan pada hari yang sama karena pengisian dilakukan dikelas setelah para peserta mengikuti pembelajaran di BBPP Lembang.

C.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memberikan suatu kajian dalam mempelajari aturan dalam penelitian. Penelitian dilakukan untuk


(25)

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatihan dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan studi korelasional dan regresi untuk melihat hubungan dan pengaruh variabel X terhadap Y. Variabel X terbagi menjadi dua yaitu X1(persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih), X2 (pengalaman kerja peserta)

dan variabel Y (hasil pelatihan). Artinya penelitian ini berupaya untuk mengetahui hubungan/ keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013.hlm 14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistis dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan karena pendekatan yang digunakan yaitu pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis. Menurut Sugiyono metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini merupakan metode yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah yang ilmiah yaitu kongkrit/empiris,objektif, terukur, rasional dan sistematis.


(26)

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan istilah yang ada dalam judul penelitian ini, maka perlu di jelaskan terlebih dahulu mengenai landasan konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Persepsi

Persepsi adalah bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia (Alex, 2013,hlm.446). Pada penelitian ini, persepsi yang dimaksud adalah tanggapan peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih yang meliputi kompetensi andragogik, kepribadian, professional dan sosial.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001.hlm. 40). Pada penelitian ini, pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja yang telah dimiliki sebelumnya oleh peserta pelatihan yang diukur berdasarkan lama waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, serta penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

3. Hasil pelatihan

Hasil pelatihan merupakan evaluasi dari kegiatan pelatihan dimana harapan dan tujuan dari pelaksanaan pelatihan diklat dapat terpenuhi. Pada penelitian ini, hasil yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan program pelatihan yang dapat diketahui dari reaksi peserta terhadap kegiatan pelatihan, proses belajar, perubahan behavior dan hasil berupa peningkatan produktivitas peserta. Keberhasilan suatu diklat dapat meningkatkan kinerja peserta pelatihan dan meningkatkan kualitas lembaga.

Berdasarkan definisi operasional diatas maka variabel, pengembangan aspek dan pengembangan indikator penelitian dapat di rumuskan adalah sebagai berikut:


(27)

Tabel 3.1 Aspek dan Indikator Penelitian

VARIABEL ASPEK INDIKATOR

Persepsi peserta pelatihan terhadap

komptensi pelatih

1.1Kompetensi Andragogik

1.2Kompetensi Pribadi

1.3Kompetensi Professional

1.1.1 pemahaman pelatih terhadap kebutuhan peserta 1.1.2 perancangan pembelajaran yang sesuai dengan harapan peserta

1.1.3 Pelaksanaan pembelajaran yang dapat memotivasi peserta

1.1.4 Intens dalam melakukan evaluasi hasil belajar peserta 1.1.5 Intens dalam pengembangan potensi peserta

1.2.1 Pelatih memiliki

kepribadian yang baik sehingga motivasi peserta bisa terjaga dengan baik.

1.2.2 Sikap pelatih bisa dijadikan teladan sebagai tambahan

pengalaman peserta

1.3.1 Pelatih memiliki kemampuan


(28)

1.4 Kompetensi Sosial

menambah pengetahuan peserta 1.3.2 Pelatih memiliki

kemampuan untuk membimbing peserta sehingga menambah minat belajar peserta

1.4.1 Pelatih memiliki

Kemampuan berkomunikasi yang baik sehingga minat peserta bisa terjaga dengan baik.

1.4.2 Pelatih memiliki kemampuan bergaul dengan peserta sehingga emosi peserta bisa terjaga dengan baik. Pengalaman kerja

peserta pelatihan

2.1 Lama waktu/ masa kerja.

2.2Tingkat

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

2.1.1 Lama waktu/ masa kerja 2.1.2Pemahaman dalam melaksanakan pekerjaan 2.1.3 Kemampuan untuk melasanakan pekerjaan dengan baik

2.2.1 Peningkatan pengetahuan


(29)

2.3Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan

2.3.1 Penguasaan teknik pekerjaan

2.3.2 Penguasaan peralatan kerja

Hasil Pelatihan 3.1 Reaksi

3.2 Belajar

3.3Behavior

3.4 Hasil

3.1.1 Respon peserta terhadap pelatihan

3.2.1 peserta dapat mempelajari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan pendekatan-pendeketan

3.3.1. Perubahan perilaku kerja peserta

3.4.1 Peningkatan produktivitas

E.Instrumen Penelitian

1. Penentuan Skor Data Tiap Variabel

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Kemudian variabel tersebut dikembangkan dalam bentuk pernyataan lalu di angkat permasalahan yang ada kemudian diturunkan menjadi kisi-kisi penelitian, yang kemudian dibuat semacam angket atau kuesioner. Pernyataan yang terdapat di angket terdiri dari beberapa aspek dan indikator penelitian.

Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat


(30)

berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

1. Sangat Setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Dalam skala likert untuk pernyataan positif diberi bobot nilai 5,4,3,2,1 dan untuk pernyataan negatif diberi bobot nilai 1,2,3,4,5. Bobot nilai setiap responden dijumlahkan sehingga diperoleh skor total.

2. Kriteria Penilaian Instrumen

Hermana (dalam Sri Mulyani,2014,hlm.52) menjelaskan bahwa penentuan kriteria nilai dilakukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai responden dalam pendistribusian responden terhadap instrumen. Penentuan skor disusun berdasarkan skor ideal maupun skor total dengan menggunakan presentase. Dengan harapan dapat diperoleh gambaran mengenai bagaimana presentase jawaban responden terhadap item pernyataan instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung presentase adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk menghitung presentase dan katagori item instrumen dari tiap-tiap aspek dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.2 Persentase dan Katagori Item Instrumen


(31)

b. Menghitung skor aktual dari setiap jawaban berdasarkan aspeknya dengan cara menjumlahkan setiap skor jawaban responden

c. Menghitung nilai skor ideal dari setiap jawaban untuk setiap aspeknya dengan persamaan:

SI = jumlah itemx n x 5 (nilai maksimum skala likert) Keterangan:

SI = Skor Ideal n = jumlah reponden

d. Mencari perhitungan presntase dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

P= Skor Aktual/Skor Ideal x 100% Keterangan :

P= Besar presentase yang dicari

Untuk memudahkan analisis dan interpretasi dari hasil tersebut, maka perolehan presentase ditafsirkan ke dalam tiga rentang kategori pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Katagori Penafsiran Skor Instrumen Penelitian

Rentang Kategori

0.00-33,33 Rendah/buruk

33,34-66,66 Sedang/cukup

66,67-100 Tinggi/baik

3. Penyusunan Instrumen

Pada proses pengembangan instrumen yang menjadi titik tolak dari penyusunan ini adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini kemudian dijabarkan menjadi


(32)

butir-butir pernyataan, kemudian untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi disusun secara sistematis disesuaikan dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian kisi-kisi tersebut diuraikan berdasarkan indikatornya sehingga dapat memudahkan dalam pembuatan angket. Dalam kisi-kisi instrumen terdiri dari variabel, aspek, indikator dan jumlah item. Dalam penyusunan angket tersebut kisi-kisi dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan angket, kemudian dibuat petunjuk pengisian angket untuk menghindari kesalahan dalam pengisian angket, setelah itu dibuat daftar pernyataan yang berdasarkan pada kisi-kisi yang telah disusun, serta membuat pilihan jawaban yang terdiri dari lima pilihan yaitu (1)Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju dan (5) Sangat Tidak Setuju.

Dalam penyusunan angket ini, variabel X1 (persepsi peserta terhadap

kompetensi pelatih) terdiri dari 25 pernyataan yang terdapat pada nomor 1 sampai 25 , X2 (pengalaman kerja peserta) terdiri dari 18 pernyataan yang terdapat pada

nomor 26 sampai 43 dan variabel Y (hasil pelatihan) terdiri dari 10 pernyataan yang terdapat pada nomor 44 sampai 53.

F. Proses Pengujian Instrumen

Proses pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui proses pengujian terhadap intrumen penelitian tersebut. Angket/kuisioner yang telah disusun diuji cobakan kepada responden sebagai sampel dari penelitian, tujuannya untuk mendapatkan data yang langsung valid, maka dari itu data yang telah terkumpul diuji melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas untuk mengetahui tingkat kesahihan, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang


(33)

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Uji coba instrumen dilakukan dengan melibatkan 30 orang peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang periode 12 mei s.d 20 mei 2014. Uji coba instrumen berupa kuisioner yang terdiri dari 53 pernyatan dengan variabel X1 (persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih), X2(pengalaman kerja peserta)

dan variabel Y (hasil pelatihan).

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel, yang merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran datanya.

Data yang diperoleh dari uji coba instrumen kepada 30 orang responden kemudian diolah dengan menggunakan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah satu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Suharsimi Arikunto, 2010,hlm.211). Dengan demikian variabel yang akan diteliti adalah persepsi peserta terhadap komptensi pelatih (X1) yang terdiri

dari penalaran, tanggapan dan perasaan peserta akan kompetensi pelatih yang terdiri dari kompetensi andragogik, kompetensi kepribadian, komptensi professional dan kompetensi sosial. Pengalaman kerja peserta (X2) yang terdiri

dari lama waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan penguasaan terhadap pekerjaan atau peralatan serta hasil pelatihan (Y) terdiri dari reaksi, belajar, behavior dan hasil.


(34)

Instrumen tersebut diuji cobakan pada sampel yang diambil dari populasi. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Dimana :

rxy = koefisien korelasi product moment antara variabel X dan Y (

antara skor item dan skor total).

∑x = jumlah skor X (jumlah skor item). ∑y = jumlah skor Y (jumlah skor total). ∑x2

= jumlah Xkuadrat (jumlah skor item kuadrat).

∑y2

= jumlah Y kuadrat (jumlah skor total kuadrat). n = jumlah responden (jumlah sampel).

Dalam pengujian validitas kuesioner ini, suatu item dapat dinyatakan valid dengan ketentuan bahwa jika nilai r yang diperoleh dari perhitungan lebih dari nilai item kritis product moment 5%, maka dapat dikatakan item pernyataannya adalah valid, jika nilai r yang diperoleh dari perhitungan kurang dari nilai item kritis product moment 5%, maka dikatakan tidak valid, atau dengan kata lain rxy dikonsultasikan dengan harga r-tabel (df = n-k, df: derajat kebebasan, n:

jumlah responden – k: jumlah konstruk/ variabel X dan Y) dengan taraf kesalahan 5%. Jika harga rxy (r-hitung)>rtabel, maka item pernyataan valid. Bila nilai rxy (r-hitung)


(35)

< r-tabel, maka item pernyataan tidak valid (gugur). Berikut adalah hasil uji coba

instrumen:

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas

Variabel Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Komptensi Pelatih

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

1 0.673 0, 361 Valid

2 0,628 0, 361 Valid

3 0,724 0,361 Valid

4 0,663 0,361 Valid

5 0,850 0,361 Valid

6 0,619 0,361 Valid

7 0,684 0,361 Valid

8 0,629 0,361 Valid

9 0,711 0,361 Valid

10 0,610 0,361 Valid

11 0,665 0,361 Valid

12 0,682 0,361 Valid

13 0,693 0,361 Valid

14 0, 669 0,361 Valid

15 0,459 0,361 Valid

16 0,612 0,361 Valid


(36)

18 0,681 0,361 Valid

19 0,644 0,361 Valid

20 0,675 0,361 Valid

21 0,417 0,361 Valid

22 0,512 0,361 Valid

23 0,433 0,361 Valid

24 0,702 0,361 Valid

25 0,546 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan uji coba angket mengenai persepsi peserta terhadap kompetensi pelatihan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 25 item pernyataan yang dijawab oleh responden semuanya valid.

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas Variabel Pengalaman Kerja Peserta Pelatihan

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

26 -0,032 0, 361 Tidak

Valid

27 0,630 0, 361 Valid


(37)

29 0,858 0,361 Valid

30 0,663 0,361 Valid

31 0,423 0,361 Valid

32 0,674 0,361 Valid

33 0,852 0,361 Valid

34 0,693 0,361 Valid

35 0,791 0,361 Valid

36 0,726 0,361 Valid

37 0,712 0,361 Valid

38 0,823 0,361 Valid

39 0,730 0,361 Valid

40 0,666 0,361 Valid

41 0,754 0,361 Valid

42 0,653 0,361 Valid

43 0,657 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan uji coba angket mengenai pengalaman kerja peserta, hasilnya menunjukkan bahwa dari 18 item pernyataan yang dijawab oleh responden, terdapat 1 item yang tidak valid yaitu item nomor 26, karena r tabel lebih besar

daripada r hitung sehingga item nomor 26 dinyatakan gugur dan tidak bisa

digunakan untuk pengambilan data selanjutnya.


(38)

Variabel Hasil Pelatihan

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

44 0,656 0,361 Valid

45 0,729 0,361 Valid

46 0,823 0,361 Valid

47 0,816 0,361 Valid

48 0,880 0,361 Valid

49 0,816 0,361 Valid

50 0,871 0,361 Valid

51 0,827 0,361 Valid

52 0,816 0,361 Valid

53 0,852 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan data dari uji coba angket mengenai hasil pelatihan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 10 item pernyataan yang dijawab oleh responden semuanya valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya tingkat keandalan alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut memiliki hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali. Jika instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Menguji tingkat reliabilitas dari penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach


(39)

dengan alasan skor dalam instrumen berskala 1-5. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana: :

r = koefisien reliabilitas yang dicari k = jumlah butir pernyataan

σi2

= varians butir-butir pernyataan

σ2

= varians skor tes.

Untuk mencari perhitungan varians (σ2) tiap butir soal digunakan rumus berikut ini :

Dimana:

σi2

= varians butir pernyataan ke-n (misal ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya). Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pernyataan.

n = jumlah sampel.

Hasil dari harga indeks yang didapat dengan indeks reliabilitas dari Alpha Cronbach yaitu: “Dinyatakan reliabel jika nilai α hitung ≥ 0,60 (paling tidak

mencapai 0,60), kemudian jika α hitung < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel. Jika α hitung mencapai 0,85 bahkan 0,90 dikatakan reliabilitas tinggi.”Berikut adalah hasil uji reliabilitas:


(40)

Variabel α hitung α standar Keterangan

X1 0,937 0,60 Reliabel

X2 0,922 0,60 Reliabel

Y 0,939 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan data dari uji coba angket mengenai hasil pelatihan, hasilnya menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang disampaikan dalam kuisioner adalah reliabel, karena α hitung lebih besar dari α standar.

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut, dapat diketahui bahwa 53 item pernyatan adalah reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa intrumen kuisioner dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga dari 25 item pernyataan mengenai persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih, 18 item pernyataan mengenai pengalaman kerja dan 10 item pernyataan mengenai hasil pelatihan yang telah dinyatakan reliabel, masing-masing item tersebut kemudian diurutkan kembali dan kemudian pernyataan yang telah diurutkan, kembali disebarkan kepada 60 orang peserta di BBPP Lembang yang mengikuti pelatihan pada periode 12 Mei-20 Mei 2014.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi


(41)

proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observasion, selanjutnya dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Angket/ Kuisioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Angket atau kuisioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau tidak langsung. Uma Sakaran (dalam Sugiyono, 2013, hlm 200) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulam data yaitu: prinsip penulisan dan penampilan fisik.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data dari objek yang akan diteliti, tentang aktivitas belajar mengajar peserta diklat.

H.Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini, dilakukan untuk mengungkapkan keterkaitan antara variabel (X1) persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi

pelatih, variabel (X2) pengalaman kerja peserta pelatihan, dengan variabel (Y)

hasil pelatihan. Adapun langkah-langkah pengolahan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Uji Hipotesis


(42)

Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah uji normalitas residual dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS. Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual telah mengikuti distribusi normal. Jadi pada uji normalitas ini bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel yang dianalisis (antara variabel terikat dengan variabel bebas) itu bersifat linier, dengan kata lain setiap peningkatan atau penurunan kuantitas disuatu variabel akan diikuti secara linier atau lurus oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas yang digunakan adalah uji linieritas regresi. Untuk mengetahui kelinearan regresi perlu dilakukan pengujian hipotesis yaitu merumuskan regresi linear dibandingkan dengan regresi nonlinear. Sedangkan untuk menguji keberartian regresi dilakukan dengan pengujian hipotesis tentang koefisien regresi, yaitu arah b sama dengan nol dibandingkan dengan koefisien arah regresi tidak sama dengan nol. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.

1) Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana:

Ŷ : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y ketika harga X=0 (harga konstan)


(43)

b :Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indipenden. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga a dan b dapat dicari dengan persamaanberikut : ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ Dimana:

n : jumlah responden penelitian

2) Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependent (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependent berdasarkan nilai variabel independent yang diketahui. Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab bagaimana keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta pelatihan dengan hasil pelatihan. Persamaan yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1 + b2x2


(44)

Ŷ = variabel dependen (hasil pelatihan) a = konstanta nilai intersep

X1 = persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih

X2 = pengalaman kerja peserta

b1,2 = koefisien arah regresi/ koefisien variabel X1,2 2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan berupa pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) dan pengujian hipotesis secara simultan (Uji F).

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Secara parsial, masing-masing variabel X akan berpengaruh terhadap variabel Y. Adapun langkah-langkah untuk menggunakan uji statistik T adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : b1, b2 = 0 atau sig t > α (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y).

Ha : b1, b2≠ 0 atau sig t < α (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2 terhadap Y).

2) Memilih uji statistik T karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh signifikan masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. 3) Menentukan tingkat signifikan, yaitu α = 5%, derajat kebebasan (df) = n-k, n

adalah jumlah sampel, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan Y) untuk menentukan t tabel.

4) Menghitung t hitung dengan bantuan sarana komputer program "SPSS."

5) Membuat simpulan membandingkan t hitung dengan t tabel dan

membandingkan sig t dengan signifikan α = 5% (0,05). b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)


(45)

Secara simultan, variabel X bersama-sama akan berpengaruh terhadap variabel Y. Adapun langkah-langkah untuk menggunakan uji statistik F adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : b1, b2, = 0 atau sig F > α (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan variabel X1, X2, terhadap variabel Y).

Ha : b1, b2≠ 0 atau sig F < α (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y).

2) Memilih uji statistik F karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh signifikan variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent.

3) Menentukan tingkat signifikan, yaitu α = 5%, derajat kebebasan (df) dengan rumus df1(N1) = k-1, df2(N2) = n-k, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan Y), sedangkan n adalah jumlah sampel, untuk menentukan F tabel.

4) Menghitung F hitung dengan bantuan sarana komputer program "SPSS." 5) Membuat simpulan, membandingkan F hitung dengan F tabel, dan

membandingkan sig F dengan signifikan α = 5% (0,05 ).

c. Uji Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan variabel terikat yang disebabkan adanya perubahan variabel bebas dan digunakan dalam presentase. Koefisien ini juga digunakan sebagai pendekatan atas suatu hubungan linier antara variabel (X) lebih dari dua, digunakan rumus sebagai berikut:

R2= b1∑X1Y+ b2∑X2Y+ b3∑X3Y dst Y2


(46)

R2 = Besar koefisien determinasi.

b = Slope garis estimasi yang paling baik. X = Nilai variabel X

Y = Nilai variabel Y n (dst.) = Banyaknya data.

Nilai koefisien determinasi berganda ini adalah lebih besar dari 0 tetapi lebih kecil dari 1, maka apabila:

1) Nilai koefisien determinasi menunjukkan angka mendekati 1, berarti variabel bebas (X) memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel terikat (Y).

2) Nilai koefisien determinasi mendekati 0, berarti bahwa perubahan variabel terikat (Y) banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.


(47)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan atau rangkuman peneliti secara terpadu terhadap pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV.

A.Simpulan

1. Simpulan Umum

Secara umum, data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan, yang mana apabila terjadi perubahan nilai persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan begitupun halnya perubahan nilai tingkat pengalaman kerja peserta pelatihan, baik secara parsial maupun simultan, maka akan mempengaruhi nilai dari kualitas hasil pelatihan tersebut.

Sesuai dengan definisinya, secara sederhana persepsi dapat diartikan sebagai tanggapan akan suatu rangsangan, sehingga perubahan nilai persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih akan senantiasa terjadi seiring dengan perubahan nilai kompetensi pelatih yang merupakan agen dalam pembelajaran. Hal tersebut berarti bahwa semakin baik kompetensi pelatih (sebagai rangsangan) maka akan semakin baik persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih tersebut (tanggapan) sehingga akan semakin baik pula hasil pelatihannya. Oleh karena itu, pelatih harus memiliki kompetensi yang baik, meliputi kompetensi andragogik, kepribadian, professional dan sosial. Selain itu, pelatih harus senantiasa menjaga dan bahkan meningkatkan kompetensinya sehingga nilai kualitas dari hasil pelatihan akan senantiasa baik dan menjadi lebih baik.


(48)

Dalam aspek pengalaman kerja peserta, data penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja peserta yang baik memiliki keterkaitan positif dengan hasil pelatihan. Hal tersebut berarti bahwa semakin baik pengalaman kerja yang


(49)

dimiliki oleh peserta, maka akan semakin baik pula hasil pelatihannya, karena dengan dasar pengalaman kerja yang baik maka proses transfer ilmu pengetahuan akan menjadi lebih mudah sehingga tujuan peserta dan pelatih dalam kegiatan pelatihan tersebut dapat tercapai dengan baik.

Secara simultan, persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta, keduanya memiliki keterkaitan positif dengan hasil pelatihan, yang berarti bahwa semakin baik persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan semakin baik pengalaman kerja peserta, maka akan semakin baik pula hasil pelatihannya. Data dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang sedikit lebih besar dari persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih.

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan khusus dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Keterkaitan antara Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Kompetensi Pelatihan dengan Hasil Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi yang baik mengenai kompetensi pelatih di BBPP Lembang dimana kompetensi andragogik adalah kompetensi yang dianggap paling baik dan kompetensi pribadi dirasa kurang apabila dibandingkan dengan kompetensi lainnya.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diketahui bahwa pola korelasi yang terjadi antara variabel X1 persepsi peserta pelatihan terhadap

kompetensi pelatih dengan variabel Y hasil pelatihan adalah bersifat positif yang berarti bahwa semakin baik persepsi peserta pelatihan terhadap kompentensi pelatih maka hasil pelatihanya pun akan meningkat, begitupun sebaliknya.


(50)

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara individu (parsial) diketahui bahwa ada pengaruh signifikan (keterkaitan) antara X1 (persepsi peserta terhadap kompetensi

pelatih) dengan variabel Y (hasil pelatihan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang, yang artinya semakin baik persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih, maka kualitas hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat.

b. Keterkaitan antara Pengalaman Kerja Peserta dengan Hasil Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengalaman kerja peserta dapat diketahui sebagai besar responden telah memiliki pengalaman kerja yang cukup tinggi sebelum mengikuti pelatihan di BBPP Lembang, dimana aspek tingkat pengetahuan adalah aspek pengalaman kerja yang paling baik dan penguasaan pekerjaan masih dirasa kurang apabila dibandingkan dengan aspek pengalaman kerja lainnya.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, diketahui pola korelasi yang terjadi antara variabel X2 pengalaman kerja peserta dengan variabel Y hasil

pelatihan adalah bersifat positif, maka berdasarkan hasil dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengalaman kerja peserta (semakin berpengalaman), maka kualitas hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat, akan tetapi sebaliknya apabila semakin kurang pengalaman kerja peserta, maka kualitas hasil pelatihan akan menurun.

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara individu (persial) diketahui bahwa ada pengaruh signifikan X2 (pengalaman kerja perserta) dengan variabel Y (hasil

pelatihan). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang, yang artinya semakin tinggi pengalaman kerja peserta (berpengalaman) maka kualitas hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat.


(51)

c. Keterkaitan antara Persepsi Peserta terhadap Kompetensi Pelatih dan Pengalaman Kerja Peserta dengan Hasil Pelatihan

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan mengenai keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan diketahui bahwa variabel X1 (persepsi peserta terhadap

komptensi pelatih) dan X2 (pengalaman kerja peserta) secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap variabel Y (hasil pelatihan), maka dalam penelitian ini dinyatakan bahwa terdapat keterkaitan secara bersama-sama antara persepsi terhadap kompeensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang di selenggarakan oleh BBPP Lembang, yang artinya semakin baik persepsi peserta terhadap komptensi pelatih dan semakin tinggi pengalaman kerja maka kualitas hasil pelatihan yang di selenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat.

B.Saran

1. Bagi Lembaga

Berdasarkan hasil penelitian menegenai keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan, diketahui bahwa:

a. Persepsi peserta mengenai kompetensi pelatih sudah baik, akan tetapi untuk kompetensi pribadi masih dianggap kurang baik apabila dibandingkan dengan kompetensi yang lainnya, sehingga perlu dilakukan evaluasi kepada pelatih agar kompetensi pribadi para pelatih menjadi lebih baik, begitupun halnya dengan aspek kompetensi yang lain perlu untuk terus ditingkatkan sehingga menjadi sangat baik.

b. Pengalaman kerja berpengaruh terhadap hasil pelatihan, oleh karena itu pemberian kriteria tertentu, seperti halnya pengalaman kerja minimum, sebagai syarat kepesertaan dirasa perlu untuk dilakukan sehingga proses transfer ilmu dan pengetahuan akan menjadi lebih mudah dilakukan dan hasil pelatihan akan


(52)

menjadi lebih bermanfaat bagi peserta sehingga akan berdampak langsung dalam pekerjaan peserta.

Kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta kiranya apabila kedua hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, tentunya akan memberikan manfaat kepada lembaga sehingga kualitas hasil pelatihan akan menjadi lebih baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti dalam penelitiannya berusaha untuk mengungkapkan secara deskriptif mengenai keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan , dimana dalam penelitian ini menurut hasil penelitian pribadi bahwa terdapat keterkaitan antara persepsi peserta terhadap komptensi pelatih dan pengalaman kerja dengan hasil pelatihan. Namun penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti variabel lain yang berkaitan dengan hasil pelatihan secara lebih mendalam, sehingga diharapkan hasil pelatihan yang diselenggarakan akan selalu menjadi lebih baik.

3. Bagi Pelatih

Untuk senantiasa meningkatkan manfaat dan kualitas hasil dari pelatihan yang diselenggarakan, hendaknya para tenaga pelatih di BBPP Lembang senantiasa meningkatkan kompetensi yang dimiliki, baik dari aspek kompetensi andragogik, kepribadian, professional dan sosial. Selain itu akan lebih baik apabila para pelatih senantiasa meningkatkan dan memperbaharui pengetahuan sesuai dengan kondisi teraktual yang terjadi dan dibutuhkan oleh peserta pelatihan dalam aplikasi pekerjaannya di lapangan.

4. Bagi Peserta

Untuk memaksimalkan manfaat dan hasil yang diperoleh dari suatu pelatihan, hendaknya para peserta lebih bijak dalam memilih jenis pelatihan apa yang akan


(53)

diikuti dengan mempertimbangkan faktor pengalaman kerja yang sudah dimiliki, serta kebutuhan peserta dalam melaksanakan pekerjaannya.


(54)

(55)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Anderson, D. W., Krajewski, H. T., Goffin, R. D., & Jackson, D. N. (2008). A leadership self-efficacy taxonomy and its relation to effective leadership. Leadership Quarterly, 19(5), pp. 595-608.

Arif, Z. (1994). Andragogi. Bandung:Angkasa

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman. Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sains.

Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas

Duffy, P. (2008). Implementation of the Bologna Process and Model Curriculum Development in Coaching. In K. Petry., K. Froberg., A. Madella., & W. Tokarsky (Eds.), Higher Education in Sport in Europe. From labour market demand to training supply. Meyer & Meyer Sport (UK) Ltd.

Foster, Bill. (2001). Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta.

Grant, A., & Greene, J. (2004). Coach yourself: make real changes in your life. Momentum. 2nd edition.

Gomes, Faustino Cardoso. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972 Presiden Republik Indonesia Ivey, A. E., & Ivey, M. B. (2006). Intentional interviewing and counseling.

Facilitating client development in a multicultural society. 6th edition. Emeryville, CA: Wadsworth.

Jones, R., Armour, K. & Potrac, P. (2004). Sports Coaching Cultures: From practice to theory. Routledge: Taylor & Francis Group, London.


(56)

(57)

Kindervatter,S (1979). Non formal education as an L’mpowering Process whit Case Studies From Indonesian and Thailand. Center for International Education Universitas of Massachusets.

Lai, L. (2004). Strategisk kompetansestyring. Bergen: Fagbokforlaget. Manulang. (1984). Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia : Jakarta

Pajares, F. (1997). Current directions in self-efficacy research. In M. Maehr., & P. R. Pintrich. (Eds.). Advances in motivation and achievement,10, pp. 1-49. Greenwich, CT: JAI Press.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Prabu Mangkunegara, Anwar.(2009). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama

Sober, Alex. (2003). Psikologi Umum.Bandung : Pustaka Setia.

Sudjana. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah ProductSsion. Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susetyo,Budi.(2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian.Bandung:Refika Aditama.

Syukur, (2001). Metode Penelitian dan Penyajian data Pendidikan, Semarang : Medya Wiyata.

Tschannen-Moran, M., Woolfolk Hoy, A., & Hoy, W. K. (1989). Teacher efficacy: Its meaning and measure.Review of Educational Research, 68, pp. 202-248.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1987 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zimmerman, B. J., & Cleary, T. J. (2006). Adolescents' development of personal agency: The role of self-efficacy beliefs and self-regulatory skill. In F. Pajares., & T. Urdan. (Eds.), Self-efficacy beliefs of adolescence, pp. 45–69. Connecticut: Information Age Publishing.


(58)

Al-hakim, Zulfikar. (2012). Hubungan Motivasi dan Persepsi dengan Keterlibatan peserta magang di LPK Japindo Kabupaten Cianjur. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan

Mulyani, S.P.2014 Hubungan pembelajaran modal usaha dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan.

Muzdalifah, Ita Magiatul. (2012). Proses Pembelajaran Diklat Prajabat golongan 11 Berbasis Kompetensi dalam Membantu Karakter Profesional Pegawai Negeri Sipil.Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nur’aini,Khairunnisa.(2013). Pengaruh Motivasi dan Persepsi Peserta terhadap Hasil Pembelajaran Peserta Diklat Teknis Budidaya Krisan Potong di BBPP Lembang Bandung. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan

Sumber dari Internet:

Ciptoningrum, Palupi. (2013). Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia. [online]

Tersedia:http://www.academia.edu/3841948/PENTINGNYA_PENGEMBA NGAN_SUMBERDAYA_MANUSIA_Disusun_dalam_Rangka_Memenuhi _Tugas_Ujian_Tengah_Semester_Disusun_Oleh_Nama_Palupi_Ciptoningr

um_NIM_117007085_Kelas_XXX-2_MAGISTER_MANAJEMENUSU:33[Diakses 18 Maret 2014] Jibay, Bayu. (2014). Makalah Ilmu Pendidikan Peserta Didik. [Online]

Tersedia: http://jibay-bayu.blogspot.com/2014/04/peserta-didik.html [Diakses 20 April 2014]

Koffieenco. (2013). 4 Kompetensi Guru Profesional. [online].

Tersedia : http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html [Diakses 20 April 2014]

Nurul Agustina, Dhea.(2012).Bagi-bagi Ilmu[online]

Tersedia:http://dheanurulagustina.blogspot.com/2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html[Diakses 20 April 2014]

Perkebunan tanaman pangan st2013 kadir ruslan bps spp2013 . (2014). Hasil SPP2013 Nasib Petani Tanaman Pangan. pendapatan petani. [Online]


(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Anderson, D. W., Krajewski, H. T., Goffin, R. D., & Jackson, D. N. (2008). A leadership self-efficacy taxonomy and its relation to effective leadership. Leadership Quarterly, 19(5), pp. 595-608.

Arif, Z. (1994). Andragogi. Bandung:Angkasa

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman. Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sains.

Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas

Duffy, P. (2008). Implementation of the Bologna Process and Model Curriculum Development in Coaching. In K. Petry., K. Froberg., A. Madella., & W. Tokarsky (Eds.), Higher Education in Sport in Europe. From labour market demand to training supply. Meyer & Meyer Sport (UK) Ltd.

Foster, Bill. (2001). Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta.

Grant, A., & Greene, J. (2004). Coach yourself: make real changes in your life. Momentum. 2nd edition.

Gomes, Faustino Cardoso. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972 Presiden Republik Indonesia Ivey, A. E., & Ivey, M. B. (2006). Intentional interviewing and counseling.

Facilitating client development in a multicultural society. 6th edition. Emeryville, CA: Wadsworth.

Jones, R., Armour, K. & Potrac, P. (2004). Sports Coaching Cultures: From practice to theory. Routledge: Taylor & Francis Group, London.


(3)

(4)

Kindervatter,S (1979). Non formal education as an L’mpowering Process whit Case Studies From Indonesian and Thailand. Center for International Education Universitas of Massachusets.

Lai, L. (2004). Strategisk kompetansestyring. Bergen: Fagbokforlaget. Manulang. (1984). Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia : Jakarta

Pajares, F. (1997). Current directions in self-efficacy research. In M. Maehr., & P. R. Pintrich. (Eds.). Advances in motivation and achievement,10, pp. 1-49. Greenwich, CT: JAI Press.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Prabu Mangkunegara, Anwar.(2009). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama

Sober, Alex. (2003). Psikologi Umum.Bandung : Pustaka Setia.

Sudjana. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah ProductSsion. Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susetyo,Budi.(2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian.Bandung:Refika Aditama.

Syukur, (2001). Metode Penelitian dan Penyajian data Pendidikan, Semarang : Medya Wiyata.

Tschannen-Moran, M., Woolfolk Hoy, A., & Hoy, W. K. (1989). Teacher efficacy: Its meaning and measure.Review of Educational Research, 68, pp. 202-248.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1987 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zimmerman, B. J., & Cleary, T. J. (2006). Adolescents' development of personal agency: The role of self-efficacy beliefs and self-regulatory skill. In F. Pajares., & T. Urdan. (Eds.), Self-efficacy beliefs of adolescence, pp. 45–69. Connecticut: Information Age Publishing.


(5)

Al-hakim, Zulfikar. (2012). Hubungan Motivasi dan Persepsi dengan Keterlibatan peserta magang di LPK Japindo Kabupaten Cianjur. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan

Mulyani, S.P.2014 Hubungan pembelajaran modal usaha dan pendampingan perintisan usaha dengan kemandirian usaha warga belajar KUM di PKBM Kinanti Kecamatan Lembang. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan.

Muzdalifah, Ita Magiatul. (2012). Proses Pembelajaran Diklat Prajabat golongan 11 Berbasis Kompetensi dalam Membantu Karakter Profesional Pegawai Negeri Sipil.Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nur’aini,Khairunnisa.(2013). Pengaruh Motivasi dan Persepsi Peserta terhadap Hasil Pembelajaran Peserta Diklat Teknis Budidaya Krisan Potong di BBPP Lembang Bandung. Skripsi.UPI:Tidak diterbitkan

Sumber dari Internet:

Ciptoningrum, Palupi. (2013). Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia. [online]

Tersedia:http://www.academia.edu/3841948/PENTINGNYA_PENGEMBA NGAN_SUMBERDAYA_MANUSIA_Disusun_dalam_Rangka_Memenuhi _Tugas_Ujian_Tengah_Semester_Disusun_Oleh_Nama_Palupi_Ciptoningr

um_NIM_117007085_Kelas_XXX-2_MAGISTER_MANAJEMENUSU:33[Diakses 18 Maret 2014] Jibay, Bayu. (2014). Makalah Ilmu Pendidikan Peserta Didik. [Online]

Tersedia: http://jibay-bayu.blogspot.com/2014/04/peserta-didik.html [Diakses 20 April 2014]

Koffieenco. (2013). 4 Kompetensi Guru Profesional. [online].

Tersedia : http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html [Diakses 20 April 2014]

Nurul Agustina, Dhea.(2012).Bagi-bagi Ilmu[online]

Tersedia:http://dheanurulagustina.blogspot.com/2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html[Diakses 20 April 2014]

Perkebunan tanaman pangan st2013 kadir ruslan bps spp2013 . (2014). Hasil SPP2013 Nasib Petani Tanaman Pangan. pendapatan petani. [Online]


(6)

Tersedia : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/07/24/hasil-spp2013-nasib-petani-tanaman-pangan-676167.html.

Riansyah, Jaati. (2009). Pendekatan Andragogi dalam Diklat [online] Tersedia:http://diklat-jaati.blogspot.com/[diakses 20 april 2014].