METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: Studi Eksperimen Pada Atlet Dayung Kabupaten Purwakarta.

(1)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN

DAYA TAHAN OTOT

(Studi Eksperimen Pada Atlet Dayung Kabupaten Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

YOLIF CITRA RESMI 0900285

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode Set System dan Metode Super Set System

Kaitannya Dengan Peningkatan

Daya Tahan Otot

Oleh Yolif Citra Resmi

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yolif Citra Resmi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : YOLIF CITRA RESMI NIM : 0900285

JUDUL : METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT

(Studi Eksperimen Pada Atlet Dayung Kabupaten Purwakarta)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I,

Drs. Satriya

NIP.196002101987031004 Pembimbing II,

Drs. Dadan Mulyana, M.Pd NIP.195801171989031001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. R. Boyke Mulyana NIP.196210231989031001


(4)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN

DAYA TAHAN OTOT

(Studi Eksperimen Pada Atlet Dayung Kabupaten Purwakarta)

Pembimbing I : Drs. Satriya

Pembimbing II : Drs. Dadan Mulyana, M.Pd

Yolif Citra Resmi 0900285

Skripsi ini dilatar belakangi dari pengamatan penulis pada beberapa faktor pendukung cabang olahraga dayung. Salah satunya yang sangat penting dalam olahraga dayung adalah metode latihan yang diberikan kepada atlet. Metode latihan yang dapat digunakan untuk melatih daya tahan otot adalah dengan metode

set system dan metode super set system. Kedua metode ini mempunyai

kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian mengenai “Metode Set System dan Metode Super Set System

Kaitannya dengan Peningkatan Daya Tahan Otot”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet dayung Kabupaten Purwakarta, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 8 orang atlet dayung putra nomor rowing, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dibagi ke dalam dua kelompok dengan cara matching. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes push up,

back up, squat jump, sit up, dan pull up, tujuannya untuk mengetahui daya tahan

otot yang dimiliki oleh sampel. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : metode latihan set system memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot, sedangkan metode latihan super set system tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot.


(5)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SET SYSTEM METHOD AND SUPER SET SYSTEM METHOD RELATED WITH ENHANCEMENT

MUSCLE ENDURANCE

(Eksperimental study of Purwakarta District’s Rowers) ABSTRACT

Guide I : Drs. Satriya

Guide II : Drs. Dadan Mulyana, M.Pd

Yolif Citra Resmi 0900285

This research was triggered from observation by writer on several advocates factor for rowing. The most important in rowing is a method of training given to an athlete. A method of exercise that can be used to train muscle endurance is set system method and super set system method. Both this method has deficiency and the advantage of each. In this case the writer want to do research about relation “Set System Method and Super Set System Method Related with enhancement Muscle Endurance”. A method of research that we use is the experimental method. Population in this research is a rowers of Purwakarta, while the sample I used in this research consists of 8 people rowers by using purposive sampling technique and divided into two groups by means of a matching event. This instrument research I used is push up, back up, squat jump, sit up, and pull up to know the muscle endurance of the athletes. Based on processing and analysis of data, so the writer get a conclusion as follows : set system method has a significant influence to increasing muscle endurance, while super set system method doesn’t has a significant influence to increasing muscle endurance.


(6)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Hakikat Olahraga Dayung di Indonesia ... 7

B. Rowing ... 8

1. Nomor-nomor Perlombaan Dayung pada Olimpiade ... 8

2. Nomor-nomor Perlombaan Dayung pada Kejuaraan Dunia ... 9

C. Teknik Mendayung Rowing ... 10

D. Hakikat Kondisi Fisik ... 14

E. Hakikat Daya Tahan Otot... 16

F. Metode Latihan ... 17

G. Weight Training ... 20

H. Metode Set System... 21

I. Metode Super Set System ... 22

J. Kerangka Berpikir ... 23

K. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26


(7)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

1. Tempat Penelitian... 28

2. Populasi ... 29

3. Sampel ... 29

D. Definisi Operasional... 30

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Sistematika Pelaksanaan Latihan ... 35

G. Prosedur Pengolahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALIS DATA A. Hasil Pengolahan Data ... 40

B. Analisis dan Pengolahan Data ... 44

C. Diskusi Penemuan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(8)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cabang-Cabang Olahraga Dayung dalam Naungan PODSI ... 7

Tabel 2.2 Perbedaan Metode Set System dan Super Set System ... 24

Tabel 3.1 Rangking Tes Awal Untuk Menentukan Kelompok ... 30

Tabel 4.1 Hasil Penghitungan �,�2, S dari Kelompok A dan B ... 40

Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Tes Awal Kelompok A dan B 41 Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Tes Akhir Kelompok A dan B 41 Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Beda Kelompok A dan B .... 42

Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Kelompok A dan B . 42 Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok A dan B 43 Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Beda Kelompok A dan B ... 43

Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Dua Rata-Rata Kelompok A . 44 Tabel 4.9 Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Dua Rata-Rata Kelompok B.. 44


(9)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tujuh Pendukung Prestasi Puncak ... 2

Gambar 2.1 Posisi Awalan (Start) ... 11

Gambar 2.2 Drive (Awal dan Paruh Pertama dari Kayuhan)... 12

Gambar 2.3 Posisi Akhiran (Finish) ... 13

Gambar 2.4 Recovery (Pemulihan) ... 14

Gambar 2.5 Komponen Fisik Olahraga Dayung ... 16

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian... 28

Gambar 3.2 Gerakan Push-Up ... 31

Gambar 3.3 Gerakan Squat-Jump ... 32

Gambar 3.4 Gerakan Back-Up ... 33

Gambar 3.5 Gerakan Pull-Up ... 34


(10)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Tes dan Pembagian Kelompok ... 50

Lampiran 2 Data Hasil Tes Beban Maksimal Kelompok A dan B ... 52

Lampiran 3 Program Peningkatan Intensitas Latihan ... 54

Lampiran 4 Tabel Intensitas dan Penentuan Beban Latihan ... 55

Lampiran 5 Program Latihan Beban Metode Set System ... 57

Lampiran 6 Program Latihan Beban Metode Super Set System... 61

Lampiran 7 Hasil Penghitungan dengan Menggunakan T-skor ... 65

Lampiran 8 Hasil Penghitungan � , �2, dan S pada Kelompok A ... 66

Lampiran 9 Hasil Penghitungan � , �2, dan S pada Kelompok B ... 68

Lampiran 10 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 70

Lampiran 11 Hasil Penghitungan Uji Normalitas (Liliefors) Kelompok A ... 72

Lampiran 12 Hasil Penghitungan Uji Normalitas (Liliefors) Kelompok B ... 75

Lampiran 13 Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Dua Rata-Rata (Skor Berpasangan) Kelompok A ... 78

Lampiran 14 Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Dua Rata-Rata (Skor Berpasangan) Kelompok B ... 79

Lampiran 15 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 80

Lampiran 16 Nilai Z ... 81

Lampiran 17 Nilai Distribusi t ... 82

Lampiran 18 Nilai Distribusi F ... 83

Lampiran 19 Foto-Foto Penelitian ... 85

Lampiran 20 Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 87

Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ... 92


(11)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan prestasi atlet dayung yang mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan baik kualitas maupun kuantitas dari peserta yang mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Pengcab, Pengda, dan PB PODSI.

Cabang olahraga dayung yang berkembang di Indonesia merupakan gabungan dari tiga induk cabang olahraga, yaitu: Rowing, Canoeing, dan Traditional Boat Race. Dalam tataran dunia internasional ketiga cabang olahraga tersebut memiliki induk organisasi tersendiri, yaitu Federation International

Societies de Avior (FISA) untuk rowing, International Canoe Federation (ICF)

untuk canoeing dan International Dragon Boat Federation (IDBF) untuk

traditional dragon boat race. Di Indonesia ketiga cabang olahraga tersebut berdiri

di dalam satu naungan yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI).

Perbedaan yang sangat mendasar dari nomor-nomor di atas terlihat dari karakteristik perahunya, cara mendayung dan posisi pendayung di perahu. Pada nomor scull dan sweep rowing posisi pendayung duduk pada tempat duduk yang dapat bergerak maju dan mundur, menghadap pada buritan perahu. Pada nomor

canoe canadian posisi pendayung berlutut di atas perahu menghadap ke depan

dan mendayung hanya pada posisi satu sisi saja. Pada nomor kayak posisi pendayung duduk di dalam perahu menggunakan satu tungkai pengayuh dengan dua daun dayungan kiri dan kanan.

Bahkan olahraga ini dapat dikatakan sebagai olahraga yang cenderung memberikan unsur seni, karena di dalamnya melibatkan perpaduan gerak tubuh dengan alat yang digunakan untuk mendayung. Hal tersebut seperti diungkapkan


(12)

2

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh Rohmat, dkk (2002:8) bahwa: “gerakan dayung dilakukan secara berirama, terus menerus, dan ada rasio yang baik antara fase kerja dan fase istirahat”.

Dalam pencapaian prestasi yang maksimal pada cabang olahraga dayung diperlukan faktor latihan yang optimal, terencana dan berkesinambungan. Adapun faktor latihan yang perlu adalah faktor teknik, taktik, fisik, mental. Prestasi tinggi tidaklah cukup dengan latihan saja, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling menunjang, faktor-faktor tersebut bersifat eksternal seperti sarana, peralatan, perlombaan dan internal seperti keadaan psikis, struktur anatomis, kemampuan fisik, teknik, koordinasi, taktik. Dari keenam faktor tersebut, faktor fisik merupakan faktor utama yang perlu dikembangkan tanpa mengesampingkan faktor lainnya, karena kondisi fisik merupakan faktor penting dalam semua cabang olahraga maka diperlukan program latihan kondisi fisik terencana dan sistematis. Menurut Lutan, dkk (2000: 13) :

Secara umum dapat diklasifikasikan dua faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi. Pertama, faktor yang melekat pada atlet seperti karakteristik fisik dan sifat-sifat psikologis tertentu. Kedua, faktor lingkungan seorang atlet. Ketiga, faktor mutu pelatihan. Ketiga faktor itu berinteraksi sebagai sebuah sinergi sehingga terbentuk efisiensi teknis dan kemampuan psikologis. Karena itu tempo peningkatan kemajuan prestasi atlet ditentukan oleh beberapa faktor.

Berkaitan dengan prestasi, Baúersfeld & Schróuter dalam Sidik (2008:1) menjelaskan dalam bentuk bagan tujuh pendukung prestasi puncak di bawah ini :

Gambar 1.1

Tujuh Pendukung Prestasi Puncak PRESTASI

PUNCAK

Psikis Konstitusi tubuh

Teknik

Taktik/Strategi Fisik

Sistem ; Situasi Kondisi Kompetisi

Sarana dan Prasarana

Latihan Kompetisi


(13)

3

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari gambar di atas dapat diambil pengertian untuk mencapai prestasi tinggi tidaklah cukup dengan latihan saja, melainkan dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor yang saling menunjang, faktor-faktor tersebut bersifat eksternal seperti sarana, peralatan, perlombaan dan internal seperti keadaan psikis, kemampuan fisik, teknik, koordinasi, taktik serta konstitusi tubuh.

Kondisi fisik merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam program latihan atlet terutama untuk cabang-cabang olahraga pertandingan. Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga salah satunya dibutuhkan keterampilan dalam penguasaan teknik dasar. Penguasaan teknik dasar serta keterampilan dalam bertanding ataupun bermain sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik. Artinya keadaan fisik ini berbanding lurus dengan penguasaan teknik terhadap prestasi yang dicapai. Dengan penguasaan teknik yang baik didukung dengan keadaan fisik yang maksimal, maka prestasi akan lebih mudah didapat. Beberapa dampak / manfaat dari kondisi fisik yang baik bagi seorang atlet, Harsono (1988:153), menjelaskan sebagai berikut:

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik.

3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5. Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu

respon demikian diperlukan.

Berdasarkan pada pemahaman batasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik memiliki peranan yang sangat dominan dalam peningkatan performa atau prestasi atlet khususnya pada cabang-cabang olahraga pertandingan. Di samping itu pula keberadaan kondisi fisik yang baik akan memberikan kontribusi positif pada atlet di dalam penguasaan teknik-teknik dalam cabang olahraga. Hal tersebut dikarenakan dengan kondisi fisik yang baik, maka penguasaan teknik akan lebih sempurna, karena walaupun dengan latihan yang berulang-ulang, atlet tidak akan merasakan kelelahan yang berlebihan


(14)

4

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga proses latihan akan memberikan pengalaman latihan yang bersifat relatif menetap.

Dalam setiap cabang olahraga memiliki komponen kondisi fisik yang perlu dilatih. Berikut komponen-komponen kondisi fisik yang dikemukakan oleh Sidik (2008:15) diantaranya adalah : kekuatan (Strength), kelentukan (Flexibility), kecepatan (Speed), dan daya tahan (Endurance).

Selanjutnya Rohmat (2002:17) menjelaskan bahwa, beberapa aspek fisik yang menjadi keharusan pada cabang olahraga dayung di antaranya adalah: “daya tahan, kecepatan dan daya tahan kecepatan, maximum strength, daya tahan otot, koordinasi, flexibility, dan power”.

Dari sejumlah komponen kondisi fisik tersebut, penulis akan meneliti salah satu aspek yaitu daya tahan otot, karena cabang olahraga dayung merupakan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama.

Maka dari itu untuk meningkatkan daya tahan otot ada beberapa metode latihan weight training yaitu, set system, super set system, split routines,

multi-poundage, burn-out, dan pyramid system. Dari beberapa metode yang disebutkan

di atas, penulis akan membandingkan dua metode latihan yaitu set system dan

super set system. Kedua metode ini merupakan metode yang popular di kalangan

atlet dan pelatih. Oleh karena itu banyak atlet dan pelatih lebih senang memakai sistem ini dalam latihan beban.

Metode set system dan metode super set system adalah metode latihan yang sama-sama dapat meningkatkan daya tahan otot. Kedua latihan tersebut menurut para ahli memiliki kelebihan dan kekurangannya. Untuk mengetahui lebih jelas dampak langsung dari kedua metode latihan ini terhadap peningkatan daya tahan otot, maka penulis tertarik untuk membandingkan metode set system dan super set

system ini. Diharapkan dapat diketahui metode latihan mana yang lebih efektif

dalam meningkatkan daya tahan otot. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya penelitian tentang “METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA


(15)

5

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan dan untuk mempermudah proses penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah latihan dengan metode set system memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot?

2. Apakah latihan dengan metode super set system memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot?

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan metode set system dan metode super set system terhadap peningkatan daya tahan otot?

C.Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah penelitian yang telah penulis kemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin penulis capai yaitu :

1. Untuk mengetahui signifikansi latihan dengan metode set system terhadap peningkatan daya tahan otot.

2. Untuk mengetahui signifikansi latihan dengan metode super set system terhadap peningkatan daya tahan otot.

3. Untuk mengetahui metode manakah yang lebih memberikan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan metode set system dan metode super set

system terhadap peningkatan daya tahan otot.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bentuk latihan beban, khususnya latihan untuk meningkatkan daya tahan otot serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi keilmuan olahraga dayung.


(16)

6

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Para atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor rowing dalam meningkatkan prestasi atlet.

b. Bagi atlet, pelatih, pembina olahraga dayung khususnya nomor rowing dapat mengetahui seberapa besar perbedaan peningkatan latihan dengan metode set system dan metode super set system terhadap peningkatan daya tahan otot.

c. Bagi pelatih dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat program latihan peningkatan daya tahan otot.

d. Bahasa informasi dan referensi dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya di bidang kebugaran pada cabang olahraga dayung khususnya nomor rowing.

E.Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu:

1. BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian

2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

3. BAB III Metode Penelitian: Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut:

3.1. Metode Penelitian 3.2. Desain penelitian

3.3. Lokasi dan Subjek Penelitian 3.4. Definisi Operasional

3.5. Instrumen penelitian

3.5. Sistematika Pelaksanaan Latihan 3.6. Prosedur Pengolahan Data

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni: 4.1. Pengolahan atau analisis data

4.2. Pembahasan atau analisis temuan

5. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(17)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2008:107) Terdapat tiga metode penelitian bila dilihat dari tingkat kealamiahan (setting) tempat penelitian, yaitu penelitian eksperimen, survey dan naturalistik (kualitatif). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian eksperimen. Fathoni (2005:99)

mengungkapkan bahwa: “Eksperimen artinya percobaan. Metode eksperimen berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan”.

Karakteristik penelitian eksperimen yaitu peneliti memanipulasi variabel bebas. Peneliti menentukan sifat perlakuan (treatment apa yang akan terjadi pada subjek penelitian) kepada siapa dan sejauh mana perlakuan ini harus diberikan. Setelah perlakuan diberikan selama waktu tertentu, peneliti kemudian mengobservasi atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan yaitu untuk melihat perbedaannya. Demikian pula jika peneliti ingin melihat kalau perlakuan itu menyebabkan adanya perbedaan.

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Cukup jelas bahwa metode eksperimen menekankan adanya akibat dari suatu variabel. Adapun yang dimaksud variabel dari penelitian ini yaitu terdiri dari variabel bebas (independent

variable), yaitu bentuk latihan set system dan bentuk latihan super set system,

sedangkan variabel terikat (dependent variable) yaitu peningkatan daya tahan otot B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Static Group Pretest-Posttest Design menurut Sukmadinata (2012:209). Dalam desain


(18)

27

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini, dilakukan dua kali tes yaitu tes awal dan tes akhir. Dua kelompok diukur atau diobservasi bukan hanya setelah diberi perlakuan, tetapi juga sebelum diberi perlakuan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu set

system dan super set system yang membandingkan dua kelompok yang utuh.

Sedangkan variabel terikat adalah daya tahan otot tungkai, punggung, dan lengan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Keterangan:

Kelompok A : Latihan menggunakan metode set system Kelompok B : Latihan menggunakan metode super set system O1 : Tes awal daya tahan otot

O2 : Tes akhir daya tahan otot X1 : Kelompok eksperimen 1

X2 : Kelompok eksperimen 2

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan populasi.

2. Memilih dan menetapkan sampel. 3. Mengadakan tes awal.

4. Membagi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. 5. Melaksanakan latihan.

6. Melakukan tes akhir. 7. Mengolah data.

8. Melakukan pengujian hipotesis/analisis data 9. Mengambil kesimpulan.

Langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh digambarkan dalam gambar 3.1 halaman 28.

Kelompok A

Kelompok B

O1 X1 O2


(19)

28

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian C.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah di fitness center yang ada di Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 8 minggu. Dalam 1 minggu dilakukan 3 kali pertemuan, sehingga jumlah pertemuannya sebanyak 24 kali. Dimulai pada 10 Maret 2014 sampai 4 Mei 2014.

Lamanya masa eksperimen tersebut, ditentukan atas dasar pertimbangan jarak waktu yang memadai untuk dapat mengukur pengaruh suatu latihan. Pelaksanaan latihan ini berpedoman pada pendapat Harsono (1988:154) yang

menyatakan bahwa: “…latihan kondisi fisik pre-season yang intensif selama 6-10

minggu…”.Selanjutnya Harsono (1988:194) menyatakan juga bahwa:

“…sebaiknya latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi satu hari

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

KELOMPOK SET SYSTEM KELOMPOK SUPER SET SYSTEM

LATIHAN MENGGUNAKAN METODE SET SYSTEM

LATIHAN MENGGUNAKAN METODE SUPER SET SYSTEM

TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN ANALISIS DATA


(20)

29

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan

mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut”.

2. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil data-data yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010:173)

“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Fathoni (2005:103) mengatakan bahwa “populasi ialah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap

sampel penelitian”. Berdasarkan pernyataan di atas, maka ditetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet dayung Kabupaten Purwakarta yang berjumlah 30 orang.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber data. Menurut Fathoni (2005:101) menyatakan bahwa: “Sampel artinya contoh terpilih untuk dihadapi sebagai objek sasaran penelitian yang hasil atau kesimpulannya dapat mewakili seluruh populasi sasaran representatif”. Sedangkan menurut

Arikunto (2010:174) menyatakan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Dalam penelitian ini penulis mempergunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sampel. Menurut Arikunto (2010:183) menyatakan bahwa:

“sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Adapun prosedur pengambilan sampelnya dilakukan dengan langsung memilih atlet dayung putra Kabupaten Purwakarta dan mereka tergabung dalam nomor cabang rowing sebanyak 8 orang. Untuk menentukan kelompok yang akan diberikan latihan dengan metode set system dan metode super set system.

Untuk menentukan kelompok yang akan diberikan latihan set system dan

super set system, terlebih dahulu dilakukan tes awal, setelah diperoleh data,


(21)

30

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencocokkan (Matching) dengan sistem zig zag. Seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Pengelompokkan Sampel Menggunakan Teknik Mencocokkan (Matching) Kelompok A (Set System) Kelompok B (Super Set System)

1 2

4 3

5 6

8 7

D.Definisi Operasional

Untuk menghindari salah dalam penafsiran dan memudahkan istilah-istilah, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian sebagai berikut:

1. Latihan. Sidik (2008:4) “Latihan adalah suatu proses aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, bertahap, terus-menerus, dan beban aktivitasnya

meningkat teratur”.

2. Set system. Harsono (1988:196) “Set system merupakan metode dalam weight training yang pelaksanannya ialah melakukan beberapa repetisi dari suatu

bentuk latihan, disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi

seperti semula”.

3. Super set system. Allsen (1987) dalam Harsono (1988:197) “Super set system

merupakan metode dalam weight training yang pelaksanaannya ialah melakukan setiap bentuk latihan disusul oleh bentuk latihan untuk otot-otot

antagonisnya”.

4. Metode. Alya (2009:468) dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.

5. Daya tahan otot. Dick dkk. (1978) dalam Harsono (1988:202), “Daya tahan otot adalah kemampuan seluruh organisme tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama”.


(22)

31

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukuran, sehingga dengan menggunakan alat ini akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran. Nurhasan (2007:1) mengemukakan bahwa “tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur”, sedangkan

“pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.

Penulis melakukan pengukuran sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Dengan alat ukur ini kita akan mendapatkan data hasil pengukuran. Alat ukur yang penulis gunakan adalah

Push-ups, Squat-jumps, Back-ups, Pull-ups, dan Sit-ups. Kelima alat ukur tersebut

telah mewakili seluruh otot yang bekerja pada saat mendayung. 1) Push-Ups

 Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot lengan (ekstenser)

 Alat/fasilitas : Bidang yang datar/lantai

 Pelaksanaan : Orang coba berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat di samping badan. Kedua telapak tangan menekan lantai dan sikut diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerak tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi.

Pada gambar 3.2 diperlihatkan gerakan push-ups yang akan menjadi instrumen dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini.

Gambar 3.2 Gerakan Push-ups Sumber :speedendurance.com


(23)

32

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Squat-Jumps

 Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot tungkai

 Alat/fasilitas : Sebidang datar/ruangan

 Pelaksanaan : Orang coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh pantatnya, dan kaki yang lainnya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakkan di belakang kepala, pandangan ke depan. Orang coba melompat ke atas sehingga kedua tungkai lurus ,lalu mendarat dengan kedua kaki menyilang ke depan dan belakang, sehingga pantat menyentuh tumit kaki yang belakang. Lakukan gerakan ini berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian, sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna, seperti ketentuan tersebut di atas.

Pada gambar 3.3 diperlihatkan gerakan squat-jumps yang akan menjadi instrumen dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini.

Gambar 3.3 Gerakan Squat-jumps

Sumber : list25.com

3) Back-Ups

 Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot punggung

 Alat/fasilitas : Sebidangdatar/ruangan

 Pelaksanaan :Orang coba berada pada sikap telungkup, kaki rapat dan kedua tangan berpegangan di belakang kepala. Kemudian angkatlah badan dengan dada tidak menyentuh ke lantai. Posisi kaki tetap masih menyentuh pada lantai agar kedua kaki tidak bergerak. Pergelangan kaki dipegang oleh teman dan dapat pula tidak dipegang. Lakukan gerak tersebut secara


(24)

33

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berulang-ulang dan kontinyu sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi.

Pada gambar 3.4 diperlihatkan gerakan back-ups yang akan menjadi instrumen dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini.

Gambar 3.4 Gerakan Back-ups Sumber : foh.hhs.gov

4) Pull-Ups

 Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot lengan (flexor)

 Alat : Palang tunggal

 Pelaksanaan : Orang coba menggantung pada palang tunggal dengan kedua lengan lurus. Kemudian kedua lengan dibengkokkan, sambil badan diangkat, hingga dagu melewati palang tunggal. Setelah itu badan diturunkan ke bawah, sehingga kedua lengan lurus seperti sikap semula. Lakukanlah hal ini berulang-ulang, sampai orang coba tak mampu mengangkat badannya lagi dan dagunya melewati palang tunggal. Perlu diperhatikan bahwa pada saat mengangkat badan sikap badan dan tungkai harus lurus dan tidak dibenarkan membuat gerakan ayunan.

Pada gambar 3.5 diperlihatkan gerakan pull-ups yang akan menjadi instrumen dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini.


(25)

34

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5 Gerakan Pull-ups Sumber : pullupbarsg.com

5) Sit-Ups

 Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot perut

 Alat/fasilitas : Sebidang datar/ruangan

 Pelaksanaan : Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba dan menekannya pada saat orang coba bangun . Orang coba berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang sampai orang coba tidak mampu mengangkat badannya lagi. Perhatikan agar sikap tungkai selalu membentuk sudut 90 derajat, pada waktu melakukan sit-ups.

Pada gambar 3.6 diperlihatkan gerakan sit-ups yang akan menjadi instrumen dan akan penulis gunakan dalam penelitian ini.

Gambar 3.6 Gerakan Sit-Ups Sumber : theabguru.com


(26)

35

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Sistematika Pelaksanaan Latihan a. Sistematika Pelaksanaan Latihan

Dalam pelaksanaan latihan terdiri dari tiga kegiatan, antara lain: 1. Warming-up (pemanasan)

Sebelum memasuki latihan inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan pemanasan, yaitu melakukan peregangan statis, jogging dan peregangan dinamis yang lamanya 15 menit dengan bimbingan penulis. Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis, jogging dan dinamis. Peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota tubuh secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai kaki. Sedangkan peregangan dinamis yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota tubuh secara berulang-ulang. Penekanan yang diberikan pada seluruh anggota tubuh karena untuk mempersiapkan tubuh menerima beban latihan yang akan diberikan.

2. Latihan inti

Sebelum melasanakan latihan inti subjek diukur denyut nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan. Setelah mengetahui denyut nadi subjek berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah berada pada daerah latihan, maka latihan dimulai. Mengenai pelaksanaan dapat dilihat pada program latihan yang terdapat pada lampiran.

3. Cooling-down (pendinginan)

Setelah melaksanakan latihan inti, subjek melakukan pendinginan dengan melakukan pendinginan secara PNF (Proprioceptive Neuromuscular Facilitation) yang lamanya 15 menit dengan bimbingan penulis. Pendinginan metode PNF, yaitu subjek melakukan gerakan pendinginan dengan dibantu oleh orang lain saat kontraksi dan relaksasi. Cara melakukannya adalah subjek melakukan gerakan kontraksi isometrik yang ditahan oleh orang yang membantu beberapa saat ( bisa 6, 8, atau n hitungan), kemudian dilanjutkan dengan gerakan relaksasi (orang yang membantu mendorong ke arah yang berlawanan saat kontraksi) dan ditahan beberapa saat ( bisa 8, 10, 12, 15, atau n hitungan) tergantung kebutuhan dari peregangan yang disesuaikan dengan waktu yang tersedia.


(27)

36

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sarana dan Prasarana Latihan

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan (Kamus Bahasa Indonesia). Sarana olahraga yang digunakan adalah alat weight training, yaitu :

1. Curl

2. Tricep Stretch 3. Leg Press 4. Leg Curl 5. Sit Up

6. Back Extension

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Bahasa Indonesia). Prasarana olahraga yang digunakan adalah fitness center di Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

G.Prosedur Pengolahan Data

Setelah seluruh data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis terhadap data penelitian. Proses analisis dan pengolahan data dilakukan dengan perhitungan secermat mungkin, hal ini dilakukan agar data tersebut dapat memberikan kesimpulan yang benar terhadap jawaban dari permasalahan yang diteliti. Dalam pengolahan data nantinya akan menjadi perhitungan, peneliti mengunakan cara-cara statistik sebagai berikut :

Langkah-langkah pengolahan data yang peneliti tempuh disesuaikan dengan rumus-rumus yang digunakan dalam statistika, yaitu sebagai berikut:

1. Menghitung data hasil pengukuran dan tes dengan menggunakan T-skor. Fungsi dari T-skor adalah menyetarakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuan ukurannya atau berbeda bobot skornya, menjadi skor baku atau skor standar. Cara menghitung T-skor digunakan pendekatan statistika dengan rumusan sebagai berikut seperti yang tertera pada halaman 37.


(28)

37

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

T-skor = 50 + 10 (�−� ) Keterangan :

T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/ peristiwa � = nilai rata-rata

s = simpangan baku

2. Menghitung nilai rata-rata (� ) dengan rumus menurut Sudjana (1989:67):

Keterangan:

� = nilai rata-rata yang dicari

 = jumlah dari X = nilai data mentah n = nilai data mentah

3. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data, menurut Sudjana (1989:95):

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari

 = jumlah dari Xi = nilai data mentah

= nilai rata-rata n = jumlah sampel

4. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus:

Kriteria pengujian: tolak Ho hanya jika F > F½ ɑ(V1,V2) di dapat dari distribusi F sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1 – 1) dan penyebut V2 = (n2 – 1). Kedua kelompok homogen Fhitung< Ftabel.

5. Uji normalitas melalui pendekatan uji normalitas liliefors dengan langkah-langkah seperti yang tertera pada halaman 38.


(29)

38

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengamatan X1, X2, … …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, … …, Zn dengan menggunakan rumus:

( dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes). b. Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z < Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z. jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar dengan (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji liliefors,

dengan taraf nyata ɑ (penulis menggunakan ɑ = 0,05). Menurut Sudjana (1989:467) “kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar

nilai kritis uji liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima”.

6. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor berpasangan) atau sering dikatakan uji beda. Uji ini digunakan untuk menjawab pertanyaan masalah nomor dua, rumus yang digunakan adalah:

a.

Keterangan: B = nilai rata-rata

SB = nilai simpangan baku beda


(30)

39

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya: Terima hipotesis jika:

-t (1- ½ ɑ) < t <t (1- ½ ɑ), dk (n-1) Dalam hal lain (Ho) ditolak.

c. Pasangan hipotesis yang akan diujinya adalah: Ho : B = 0


(31)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengolahan dan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Metode latihan set system memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot.

2. Metode latihan super set system tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot.

3. Metode set system memberikan pengaruh yang lebih signifikan daripada metode super set system terhadap peningkatan daya tahan otot. Artinya bahwa metode set system lebih baik untuk digunakan dalam meningkatkan daya tahan otot dibandingkan dengan metode super set system.

B.Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sesudah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:

1. Bagi pelatih atau pembina olahraga, penulis menyarankan khususnya untuk cabang olahraga dayung, bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan otot agar menggunakan metode latihan set system, karena dilihat dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa metode latihan set system dapat meningkatkan daya tahan otot dibandingkan dengan metode latihan super

set system.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam dan sampel yang lebih banyak.

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat bagi semua pihak, terutama untuk perkembangan olahraga dayung itu sendiri.


(32)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. (2009). Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT INDAHJAYA Adipratama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Theory and Methodology of Training. United States of Amerika: Human Kinetics.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Training for Sport. United States of Amerika: Human Kinetics.

Fathoni, Abdurrahman. (2005). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan

Skripsi. Garut: PT RINEKA CIPTA.

Griwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga; Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

http://www.dayung-terus.blogspot.com [Diakses 20 April 2013]. http://www.foh.hhs.gov [Diakses 10 Maret 2014].

http://www.list25.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.pullupbarsg.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.speedendurance.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.theabguru.com [Diakses 10 Mei 2014].

Lutan, Sudradjat, Yusup. (2000). Dasar-Dasar Kepelatihan. Depdikbud, Jakarta. Nolte, Volker. (2005). Rowing Faster Training-Rigging Technique-Racing.


(33)

49

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan, Cholil, Nidaul. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurjaya, Dede Rohmat. (2002). Instrumen Pemanduan Bakat “Dayung”. Jakarta: Direktorat Pelajar dan Mahasiswa.

Nurjaya, Dede Rohmat. (2009). Teknik Dasar Mendayung Rowing. Materi Penataran Pelatihan Cabang Olahraga Dayung dan Pengda, PPLP, PPLM, dan Perguruan Tinggi se-Indonesia, Surabaya.

Satriya, Sidik, Imanudin. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

37

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

T-skor = 50 + 10 (�−� ) Keterangan :

T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/ peristiwa � = nilai rata-rata

s = simpangan baku

2. Menghitung nilai rata-rata (� ) dengan rumus menurut Sudjana (1989:67):

Keterangan:

� = nilai rata-rata yang dicari

 = jumlah dari X = nilai data mentah n = nilai data mentah

3. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data, menurut Sudjana (1989:95):

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari

 = jumlah dari Xi = nilai data mentah

= nilai rata-rata n = jumlah sampel

4. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus:

Kriteria pengujian: tolak Ho hanya jika F > F½ ɑ(V1,V2) di dapat dari distribusi F sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1 – 1) dan penyebut V2 = (n2 – 1). Kedua kelompok homogen Fhitung< Ftabel.

5. Uji normalitas melalui pendekatan uji normalitas liliefors dengan langkah-langkah seperti yang tertera pada halaman 38.


(2)

38

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengamatan X1, X2, … …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, … …, Zn dengan menggunakan rumus:

( dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes). b. Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z < Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z. jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar dengan (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji liliefors,

dengan taraf nyata ɑ (penulis menggunakan ɑ = 0,05). Menurut Sudjana (1989:467) “kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar

nilai kritis uji liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima”.

6. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor berpasangan) atau sering dikatakan uji beda. Uji ini digunakan untuk menjawab pertanyaan masalah nomor dua, rumus yang digunakan adalah:

a.

Keterangan: B = nilai rata-rata

SB = nilai simpangan baku beda


(3)

39

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya: Terima hipotesis jika:

-t (1- ½ ɑ) < t <t (1- ½ ɑ), dk (n-1) Dalam hal lain (Ho) ditolak.

c. Pasangan hipotesis yang akan diujinya adalah: Ho : B = 0


(4)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengolahan dan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Metode latihan set system memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot.

2. Metode latihan super set system tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot.

3. Metode set system memberikan pengaruh yang lebih signifikan daripada metode super set system terhadap peningkatan daya tahan otot. Artinya bahwa metode set system lebih baik untuk digunakan dalam meningkatkan daya tahan otot dibandingkan dengan metode super set system.

B.Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sesudah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:

1. Bagi pelatih atau pembina olahraga, penulis menyarankan khususnya untuk cabang olahraga dayung, bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan otot agar menggunakan metode latihan set system, karena dilihat dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa metode latihan set system dapat meningkatkan daya tahan otot dibandingkan dengan metode latihan super

set system.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam dan sampel yang lebih banyak.

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat bagi semua pihak, terutama untuk perkembangan olahraga dayung itu sendiri.


(5)

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. (2009). Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT INDAHJAYA Adipratama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Theory and Methodology of Training. United States of Amerika: Human Kinetics.

Bompa, Tudor O. (1999). Periodization Training for Sport. United States of Amerika: Human Kinetics.

Fathoni, Abdurrahman. (2005). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan

Skripsi. Garut: PT RINEKA CIPTA.

Griwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga; Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

http://www.dayung-terus.blogspot.com [Diakses 20 April 2013]. http://www.foh.hhs.gov [Diakses 10 Maret 2014].

http://www.list25.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.pullupbarsg.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.speedendurance.com [Diakses 9 Desember 2013]. http://www.theabguru.com [Diakses 10 Mei 2014].

Lutan, Sudradjat, Yusup. (2000). Dasar-Dasar Kepelatihan. Depdikbud, Jakarta. Nolte, Volker. (2005). Rowing Faster Training-Rigging Technique-Racing.


(6)

49

Yolif Citra Resmi, 2014

METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: studi eksperimen pada atlet dayung Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan, Cholil, Nidaul. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurjaya, Dede Rohmat. (2002). Instrumen Pemanduan Bakat “Dayung”. Jakarta: Direktorat Pelajar dan Mahasiswa.

Nurjaya, Dede Rohmat. (2009). Teknik Dasar Mendayung Rowing. Materi Penataran Pelatihan Cabang Olahraga Dayung dan Pengda, PPLP, PPLM, dan Perguruan Tinggi se-Indonesia, Surabaya.

Satriya, Sidik, Imanudin. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.