PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT.

(1)

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK

TUBUH DAN MASSA OTOT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Reshandi Nugraha 1303147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK

TUBUH DAN MASSA OTOT

Oleh Reshandi Nugraha

1303147

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada program studi Pendidikan Olahraga SPs UPI

Bandung

© Reshandi Nugraha 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

RESHANDI NUGRAHA

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA

OTOT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing

Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M.Ed. NIP. 196303121989011002 .

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes. AIFO NIP. 196207181988031004


(4)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

RESHANDI NUGRAHA (2015). Pengaruh Metode Latihan beban Daya Tahan

Otot Sistem Set Terhadap Perubahan Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot. Tesis.

Program Studi Penididikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Group Design. Populasi penelitian adalah semua anggota VIP Fitness Center, dengan sampel menggunakan teknik

Purposive Sampling dibagi menjadi dua kelompok yang berjumlah 60 orang

terdiri dari 30 orang wanita dan 30 orang pria. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat untuk mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot yaitu

Perfect Health. Data yang terkumpul dianalisis secara statistika menggunakan

SPSS 17.0 teknik analisis Paired sample t-test dan Independent Sample t-test dengan signifikansi α < 0.05. berdasarkan hasil analisis data, diperoleh angka signifikansi sebesar 0.000. karena nilai signifikansi jauh di bawah 0.05 maka H0

ditolak. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa metode latihan beban daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot. Selain itu, Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh pada pria dibandingkan wanita terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot.

Kata kunci : Latihan Beban Daya Tahan Otot, Metode Sistem Set, Kadar Lemak Tubuh, dan Massa Otot.


(5)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

RESHANDI NUGRAHA (2015). The Effect Of Weight Training Muscle Endurance Sets System Method On Change Body Fat Levels and Muscle Mass. Thesis. Sports Education Program, School Of Postgraduate, Indonesian University Of Education.

The purpose of this study was to determine the effect of weight training muscle endurance sets system method to changes in body fat and muscle mass. The method used in this study is the experimental method with the nonequivalent control group design. The study population were all members of the VIP Fitness Center. The samples using purposive sampling techniques are divided into two groups of 60 people consisting into 30 women and 30 men. The research instrument used perfect health is a tool to measure body fat and muscle mass. Data collected was analyzed statistically using analysis techniques Paired Sample t-test Independent Sample t-test with significance α <0.05. based on the analysis of data, obtained figures significantly for 0.000. due to the significant value far below 0.05 then H0 is rejected. So at the 95% confidence level can be concluded that the muscle endurance exercise sets system method in women and men are equally effect the decrease in body fat and increase muscle mass. Furthermore, the muscle endurance exercise sets system method more influence on the men than women to decrease body fat and increase muscle mass.

Keywords : Weight Training Muscles Endurance, Sets System Method, Body Fat, and Muscle Mass.


(6)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii

ABSTRAK ………. v

DAFTAR ISI ………. vii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ………... 10

C. Tujuan Penelitian ………. 11

D. Manfaat Penelitian ……… 11

E. Sistematika Organisasi Tesis ……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Fisiologi Tubuh Manusia ………... 13

2. Komposisi Tubuh Manusia ………... 16

3. Otot ……… 18

4. Tipe Tubuh Manusia ………. 21

5. Obesitas ………. 22

6. Latihan ……….. 25

7. Latihan Beban ……… 26

8. Daya Tahan Otot ………. 31


(7)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

10. Penelitian Yang Relevan ……… 38

B. Kerangka Pemikiran ………. 39

C. Hipotesis Penelitian ……….. 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 43

B. Partisipan ……… 43

C. Populasi dan Sampel ……….. 45

D. Instrumen Penelitian ……….. 45

E. Prosedur Penelitian ……… 48

F. Analisis Data ……….. 52

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 53

1. Deskripsi Data ……….. 53

2. Analisis Data Hasil Penelitian ………. 54

a. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ………….. 54

b. Uji Homogenitas Kadar Lemak tubuh dan Massa Otot ………… 56

3. Hasil Uji Hipotesis ……… 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 69

B. Implikasi dan Rekomendasi ……… 69

DAFTAR PUSTAKA ……….. 71

LAMPIRAN ………. 74 RIWAYAT HIDUP


(8)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.1. Grafik Rata-rata/Tahun Anggota VIP Fitness Center ………. 8

2.1. Struktur Otot Pada Manusia ……… 19

2.2. Jenis Kontraksi Otot ……….. 20

2.3. Jenis Obesitas ………. 24

3.1. The Nonequivalent Design ………. 43

3.2. Perfect Health ………. 46


(9)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1. Data Survey Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ………. 8

1.2. Data Survey Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ……….. 9

2.1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT ……… 25

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Beban Dengan Mesin dan Bebas ... 28

3.1. Jumlah Sampel Representatif ……….. 44

3.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian ……….. 47

3.3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……….. 48

3.4. Program Latihan Beban ………... 50

4.1. Deskripsi Data ……….. 53

4.2. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ……….. 55

4.3. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot ……….. 57

4.4. Hasil Uji Paired Sample t-test Kadar Lemak Tubuh Wanita …………... 58

4.5. Hasil Uji Paired Sample t-test Kadar Lemak Tubuh Pria ……… 59

4.6. Hasil Uji Paired sample t-test Massa Otot Wanita ……….. 60

4.7. Hasil Uji Paired Sample t-test Massa Otot Pria ……… 60

4.8. Analisis Independent Sample t-test Kadar Lemak Tubuh ………. 62


(10)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTR LAMPIRAN

Lampiran

Hal

1. Surat Keterangan Pembimbing Tesis ……….. 74

2. Surat Permohonan Izin Penelitian ………... 76

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………... 77

4. Program Latihan Daya Tahan Otot Sistem Set ……… 78

5. Data Pretest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ……… 84

6. Data Pretest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ………. 85

7. Data Posttest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Wanita ……….... 86

8. Data Posttest Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot Pria ………. 87

9. Uji Validitas Instrumen ………. 88

10. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……… 89

11. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh Wanita ………... 90

12. Uji Normalitas Kadar Lemak Tubuh Pria ………. 91

13. Uji Normalitas Massa Otot Wanita ………... 92

14. Uji Normalitas Massa Otot Pria ……… 93

15. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh Wanita ……… 94

16. Uji Homogenitas Kadar Lemak Tubuh Pria ………. 95

17. Uji Homogenitas Massa Otot Wanita ………...96

18. Uji Homogenitas Massa Otot Pria ……… 97

19. Uii Paired Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh Wanita ……….. 98

20. Uji Paired Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh Pria ……….. 99

21. Uji Paired Sampel t-tes Massa Otot Wanita ………... 100

22. Uji Paired Sampel t-tes Massa Otot Pria ……… 101

23. Analisis Independent Sampel t-tes Kadar Lemak Tubuh ……… 102


(11)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

25. Foto-foto Penelitian ……… 104


(12)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latihan fisik untuk membentuk tubuh dengan memperbesar massa otot sudah lama dikenal sekitar abad ke-5 SM, adalah Hercules sosok pahlawan gagah dalam mitologi yunani yang melambangkan maskulinitas dan keperkasaan pria. Bentuk pemuliaan terhadap bentuk fisik ideal dan simetris dalam kebudayaan dan keseniaan Yunani tercermin dalam patung-patung Yunani klasik. Olimpiade kuno yang digelar di Olimpia mempertandingkan olahraga gulat, tinju, dan atletik. Merupakan bentuk budaya pemuliaan dan apresiasi terhadap bentuk tubuh ideal.

Istilah latihan beban atau weight training sekarang ini sering disebut

fitness. Secara umum fitness menurut Ade Rai (2009, hlm. 1) adalah:

Suatu kondisi tubuh yang sehat dan kuat, dan aktivitas fitness itu sendiri terdiri dari 3 elemen yang harus dilakukan secara teratur, yaitu: mengatur pola makan atau nutrisi, mengatur aktivitas sehari-hari termasuk pola latihan dan mengatur pola istirahat. Elemen ini saling berhubungan satu sama lain, apabila salah satu elemennya tidak terlaksana dengan baik maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud.

Banyak anggapan orang awam yang takut dengan latihan beban karena tidak ingin memiliki badan yang kekar seperti binaraga. padahal Binaraga dapat dikatakan aplikasi gaya hidup fitness yang tertinggi. Setiap orang memiliki pilihan untuk mengaplikasikan gaya hidup fitness berdasarkan apa yang ingin dicapainya tergantung pada kondisi tubuh, maupun kapasitasnya. Tidak semua orang harus berorientasi pada binaraga untuk menjalakan gaya hidup fitness, tetapi semua orang yang ingin berorientasi pada binaraga harus menempuh gaya hidup fitness. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa fitness tidak harus binaraga, tetapi jika ingin binaraga maka harus fitness.

Menurut berbagai studi ilmiah dalam Adrian (2014, hlm. 16) banyak manfaat untuk kesehatan yang didapat dengan latihan beban diantaranya:

1. Mencegah keropos tulang dan penyusutan tubuh pada lansia. 2. Memperlambat proses penuaan.


(13)

2

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Meningkatkan profil hormon dan libido.

4. Meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit.

5. Mencegah dan mendukung terapi terhadap penyakit pembunuh terbesar manusia seperti: diabetes, stroke, penyakit jantung, dan kanker.

6. Meningkatkan performa atlit di berbagai cabang olahraga.

7. Memperlancar peredaran darah, nutrisi, dan oksigen ke seluruh tubuh.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari berlatih beban. Sejalan dengan pendapat di atas Harsono (1988, hlm. 185) mengungkapkan bahwa :

“Latihan beban adalah latihan-latihan yang sistematis di mana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti: memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainya. Untuk mendapatkan komposisi otot yang maksimal di dalam tubuh maka latihan beban merupakan salah satu cara terbaik dalam proses merangsang pembentukan otot dan pembakaran lemak tubuh”.

Selain bagi atlet untuk menunjang kemampuan fisik dalam cabang olahraga tertentu, latihan beban juga dapat dilakukan oleh masyarakat luas guna untuk memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, pembentukan otot, dan pembakaran lemak tubuh.

Latihan beban dapat dilakukan di fitness center ataupun di rumah. Di kota-kota besar fitness center sudah semakin berkembang. Termasuk di kota Bandung banyak terdapat fitness center, mulai dari fitness center yang dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah hingga fitness center yang mampu dijangkau oleh masyarakat menengah ke atas. Hal tersebut sangat memungkinkan semua lapisan ekonomi dapat melakukan aktivitas olahraga ini. Semua kalangan mulai dari remaja hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan berlatih di pusat kebugaran untuk memperoleh bentuk tubuh yang diinginkan.

Menurut Harsono (1988, hlm. 177) : “ada 3 komponen fisik dalam latihan beban yaitu kekuatan, power, dan daya tahan”. Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 2001, hlm. 24). Seseorang yang mampu melakukan kerja lebih dari orang lainnya dengan beban yang sama berarti orang tersebut memiliki kekuatan


(14)

3

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih besar. Jika seseorang mampu melakukan bench press dengan beban 100 kilogram sebanyak satu kali pengulangan. Sedangkan satu orang yang lainnya dapat melakukan bench press dengan beban yang sama sebanyak dua kali, maka orang yang kedua memiliki kekuatan dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang kedua. Menurut Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “jumlah repetisi untuk latihan kekuatan adalah 6 – 10 RM (Repetisi Maksimal)”.

Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang amat singkat (Harsono, 2001, hlm. 24). Jadi power ini perpaduan antara kekuatan dan kecepatan. Jika terdapat 2 orang masing-masing mampu mengankat beban seberat 100 kg, akan tetapi seseorang yang dapat mengangkat beban lebih cepat dari yang lainnya, maka orang tersebut memiliki power lebih baik daripada orang yang mengangkat beban lebih lambat. Menurut Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “ jumlah repetisi untuk latihan power adalah 12 -15 RM.

Daya tahan otot adalah pengulangan kontraksi submaksimal atau masa bertahan submaksimal (Sharkley, 2011, hlm.163). Latihan daya tahan otot sangat cocok untuk mengurangi kadar lemak tubuh bagi penderita obesitas karena latihan daya tahan otot dengan karakterisk hambatan rendah dan pengulangan tinggi dapat meningkatkan enzim aerobik dan mitochondria, meningkatkan pembuluh kapiler, dan menghasilkan kontraksi yang lebih efisien. Melalui latihan daya tahan dapat meningkatkan enzim aerobik yang berarti tubuh menggunakan metabolisme lemak pada mitochondria dan kapiler. Jalan aerobik yang efisien dapat menyediakan lebih banyak energi dari lemak, sehingga menghemat glikogen otot dan glukosa darah, yang dibutuhkan oleh sistem saraf (Sharkley 2011, hlm. 177). Menurut Harsono (2001, hlm. 29) bahwa “jumlah repetisi untuk latihan daya tahan otot adalah 20-25 RM.

Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi lebih. Kelebihan gizi yang dapat menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak hingga usia dewasa. Kecenderungan yang terjadi pada masyarakat Indonesia yaitu merasa bangga dengan memiliki tubuh yang gemuk,


(15)

4

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena dengan memiliki tubuh yang gemuk merupakan indikator untuk mengukur kemakmuran, sehingga banyak orang berusaha menjadi gemuk, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya kegemukan dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang selalu berhubungan dengan penyakit dan peningkatan resiko kematian.

Dikutip dari Times of India dalam (sidomi news, 2013, hlm. 1) setidaknya ada 10 penyakit yang muncul dari kondisi seseorang yang mengalami kegemukan atau obesitas:

1. Diabetes tipe 2. Banyak studi mengungkapkan obesitas berkaitan dengan

resiko diabetes. Bahkan, jika sudah kena penyakit ini maka bisa menjalar untuk mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius. Misalnya serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, hingga kerusakan saraf yang berujung amputasi.

2. Serangan jantung. Lemak dalam tubuh bisa menutupi pembuluh darah jantung

dan menyumbatnya. Ini yang kemudian menyebabkan serangan jantung koroner.

3. Hipertensi. Orang gemuk cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini

bisa diatasi dengan mengurangi berat badan dan berolahraga.

4. Sleep apnea. Tandanya adalah sulit tidur nyenyak dan suka mengorok saat

tidur. Ini adalah gangguan pernafasan yang membuat jalan udara seakan berhenti beberapa kali kala terlelap. Sleep apne dikaitkan dengan kemunculan hipertensi, gagal jantung, dan penyakit lainnya.

5. Asam urat. Orang obesitas empat kali lebih berisiko mengalami asam urat atau

gout. Penyakit ini menyerang sendi yang diakibatkan tingginya kadar purin di daerah sendi. Sendi bisa bengkak, memerah, dan nyeri. Mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu solusi.

6. Kolesterol tinggi. Kegemukan cenderung memicu tingginya kolesterol jahat

(LDL) ketimbang kolesterol baik (HDL). Banyaknya kolesterol jahat menjadi penyebab penyakit kardiovaskular dan stoke.

7. GERD atau refluks asam. Obesitas meningkatkan refluks karena lemak perut memberikan tekanan pada cincin otot yang ada di bawah kerongkongan. Ukuran tabung cincin ini sekitar 10 inci yang menghubungkan tenggorokan ke perut. Dalam kondisi tidak obesitas, fungsinya mencegah kembalinya asam lambung ke kerongkongan.

8. Osteoarthritis. Kelebihan berat badan menyebabkan sendi mengalami tekanan

berlebih untuk menopang tubuh. Akibatnya, dimungkinkan sendi mengalami osteoarthritis yang justru akan merusaknya dalam jangka panjang.

9. Kanker. Obesitas punya peran penting dalam pembentukan sel kanker secara

aktif. Dan, risiko kanker yang kerap ditemui pada tubuh gemuk adalah kanker usus, payudara, dan tenggorokan.

10.Gagal jantung. Peningkatan indeks massa tubuh dikaitkan dengan peningkatan


(16)

5

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saat ini obesitas telah menjadi masalah yang dihadapi seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Sedyaningsih dalam surat kabar kompas (dalam Nancy, hlm. 1) mengatakan bahwa:

Angka kematian akibat penyakit tidak menular terus meningkat. Dari 41,7% (1995), naik menjadi 49,9% (2001), kemudian 59,5% (2007). Penyakit penyebab tertinggi adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Penyebabnya adalah perilaku hidup tidak sehat, pada tahun 2007 tercatat bahwa 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang mengkonsumsi buah dan sayur, 48,2% kurang melakukan aktivitas fisik. Selain itu berdasarkan data dari WHO Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun. (Depkes RI 2009, hlm. 3). Dari hasil riset tersebut jumlah penderita obesitas di Indonesia lebih banyak dialami oleh perempuan dan dengan seiring berjalannya waktu jumlah penderita obesitas akan terus bertambah sehingga akan menjadi permasalahan yang sangat serius bagi Indonesia.

Pada tahun 1997, hasil riset Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa 17,5% jumlah orang dewasa di Indonesia termasuk kategori kelebihan berat badan dan 4,7% (9,8 juta jiwa) termasuk kategori obesitas. Sedangkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010 menunjukkan angka kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun besarnya 21,7%, dimana 11,7% (27,7 juta jiwa) adalah obesitas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita obesitas di Indonesia dalam kurun waktu 13 tahun mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat. Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 388 juta orang akan meninggal akibat penyakit kronis di seluruh dunia di tahun 2020 (WHO, 2009).


(17)

6

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Wulandari, 2007, hlm. 34):

Ada tiga penyebab obesitas, yakni faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang mengatur rasa lapar. Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non herediter. Dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan obesitas, dari faktor-faktor tersebut salah satunya adalah pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis kegiatan yang dilakukan.

Selanjutnya Misnadiarly (2007, hlm. 46) menyatakan bahwa “Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling krusial yaitu ketidakseimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik”. Tidak seimbangnya antara masukan makanan dan aktivitas fisik menjadi penyebab utama resiko obesitas. Seperti di perkotaan sudah banyak ditemukan restoran yang menyediakan junk food. Dikutip dari Wikipedia bahwa “Junk food adalah sebuah

istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat dan memiliki kandungan nutrisi sedikit dan mengandung banyak lemak”. Pada kenyataannya makanan junk food tersebut sangat digemari oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai

orang dewasa. Selain itu, kemajuan teknologi cenderung membuat manusia malas untuk melakukan aktivitas fisik, seperti kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki meskipun dengan jarak tempuh yang cukup dekat, selain itu di pusat perbelanjaan maupun di perkantoran kebanyakan orang cenderung lebih memilih menaiki lift dibandingkan dengan berjalan kaki menaiki satu persatu anak tangga.

Kemudian dalam penelitiannya Surajiyao (2007, hlm. 2) mengatakan bahwa “salah satu faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu”. Sangat jelas sekali bahwa pengetahuan Ibu tentang pengaturan makanan, cara pengolahan makanan, dan kandungan gizi dalam bahan makanan sangat mempengaruhi asupan makanan seseorang dan memberikan resiko yang sangat besar terhadap terjadinya obesitas di dalam suatu keluarga. Selain itu obesitas juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dietz (dalam Nancy,


(18)

7

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2005, hlm. 5) yang menyatakan bahwa: “kemungkinan seorang anak beresiko menderita obesitas sebesar 80% jika kedua orang tuanya mengalami obesitas, sedangkan seorang anak akan beresiko menderita obesitas sebesar 40% jika salah satu orang tuanya mengalami obesitas”.

Jadi sebenarnya obesitas ini dapat ditanggulangi dan dicegah yaitu dengan cara memperhatikan asupan makanan dan diikuti dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin. Salah satu aktivitas fisik yang sedang menjadi tren masa kini khususnya di kota-kota besar yaitu latihan beban atau fitness. Menurut Djoko Pekik (2000, hlm. 59) :

“Latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, kecepatan, pengencangan otot,

hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat

badan”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang dapat kita raih dengan berlatihan beban diantaranya menambah massa otot dan menurunkan kadar lemak tubuh. Namun latihan beban yang bagaimana yang dapat menambah massa otot dan mengurangi kadar lemak tubuh?

Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11 maret 2015 di VIP Fitness Center Bandung terdapat sebuah fenomena yang cukup menarik yaitu jumlah anggota VIP Fitness Center dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal tersebut adalah sebuah bukti bahwa fitness sudah menjadi aktivitas yang dijadikan gaya hidup di kota-kota besar khususnya di kota Bandung. Adapun data peningkatan rata-rata anggota di VIP Fitness Center Bandung pada setiap tahunnya dapat dilihat pada gambar 1.1.


(19)

8

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.1. Grafik Rata-rata/tahun Anggota VIP Fitness Center

Dilihat dari data di atas sangatlah jelas bahwa dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Penulis melihat adanya potensi bahwa fitness ini dapat dijadikan pilihan bagi masyarakat untuk dapat mencegah ataupun mengobati obesitas yang merupakan musuh besar bagi dunia. Untuk mengetahui profil komposisi tubuh dari anggota VIP fitness center peneliti melakukan survei secara insidental terhadap 10 orang anggota VIP Fitness Center yang terdiri dari 5 orang wanita dan 5 orang pria untuk mengetahui kadar lemak tubuh dan massa otot dengan menggunakan alat ukur perfect health (terdapat pada halaman 45-46). Adapun hasil observasi dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2.

Tabel 1.1. Data Survey Kadar Lemak dan Massa Otot pada Wanita Sampel Tinggi Badan Berat Badan Kadar Lemak Massa Otot

A 165 Cm 70 Kg 32,1 % 32,9 %

B 152 Cm 61,2 Kg 36,6 % 30,6 %

C 150 Cm 60 Kg 37,1 % 30,6 %

D 168 Cm 68,6 Kg 30,2 % 33,9 %

E 165 Cm 60 Kg 27,5 % 35,2 %

0 50 100 150 200 250

2010 2011 2012 2013 2014


(20)

9

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2. Data Survey Kadar Lemak dan Massa Otot pada Pria Sampel Tinggi Badan Berat Badan Kadar Lemak Massa Otot

F 177 Cm 83,1 Kg 21,7 % 41,4 %

G 170 Cm 72 Kg 20,5 % 39,2 %

H 175 Cm 70 Kg 17,3 % 40,3 %

I 165 Cm 80 Kg 26,9 % 41,5 %

J 173 Cm 65 Kg 12 % 44,5 %

Dari tabel 1.1 dan 1.2 dapat dilihat bahwa kadar lemak tubuh yang paling rendah dari wanita yaitu 27,5%, sedangkan kadar lemak tubuh yang paling tinggi yaitu 37,1%. Kadar lemak tubuh yang paling rendah dari pria yaitu 12%, sedangkan kadar lemak tubuh yang paling tinggi yaitu 26,9%. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Brian (2011, hlm. 281) “kegemukan atau obesitas dapat diartikan sebagai lebih dari 20% di atas berat badan ideal, atau lebih dari 20% lemak untuk pria dan 30% lemak untuk wanita”. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 10 responden tersebut 7 orang yang terdiri dari 4 orang wanita dan 3 orang pria dinyatakan mengalami obesitas karena memiliki kadar lemak tubuh yang berlebih. Jadi 10 responden seperti terlihat dari tabel di atas bahwa pria cenderung memiliki persentase massa otot lebih banyak dan kadar lemak tubuh lebih sedikit dibandingkan dengan wanita.

Menurut Sharkley (1988, hlm. 105) menyatakan :

“bahwa antara pria dan wanita memiliki perbedaan dari segi: fleksibilitas, komposisi tubuh, kekuatan, dan kemampuan kardiovaskular. Fleksibilitas secara umum wanita lebih baik dibandingkan dengan pria. persentase kadar lemak tubuh pada pria non atlit rata-rata 15 sampai 18 persen, sedangkan pada wanita non atlit rata-rata 25 sampai 27 persen. Persentase massa otot fast-twitch dan low-twitch antara wanita dan pria rata-rata sama, hanya saja pria memiliki otot lebih besar dan serat fast-twitch lebih besar. Kekuatan pria lebih baik dari wanita. Dan kemampuan kardiovaskular pria lebih baik dibandingkan wanita, karena wanita memiliki badan yang lebih kecil dan persentase lemak yang lebih besar dibandingkan pria”.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara wanita dan pria dari segi fleksibilitas, komposisi tubuh, kekuatan, dan


(21)

10

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan kardiovaskuler. Sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi obesitas peneliti ingin menggunakan salah satu olahraga yang sedang menjadi tren saat ini yaitu latihan beban, karena latihan beban dapat mengurangi kadar lemak tubuh dan menambah massa otot. Hanya saja penulis belum mengetahui metode latihan beban yang dapat mengurangi kadar lemak tubuh dan massa otot. Jika dilihat dari karakteristik antara latihan kekuatan, power, dan daya tahan. metode latihan beban daya tahan otot lebih cocok bagi penderita obesitas ataupun pemula untuk memulai program latihan beban sebagai media untuk mencegah dan menanggulangi obesitas, karena latihan daya tahan menggunakan beban yang rendah dan repetisi yang banyak maka memiliki resiko yang rendah terhadap terjadinya cedera. Data dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa karakteristik tubuh antara wanita dan pria berbeda, maka pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh latihan beban daya tahan otot terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot pada wanita dan pria. Peneliti menetapkan penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Latihan Beban Daya Tahan Otot Sistem Set Terhadap Perubahan Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh?

2. Apakah terdapat pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap peningkatan massa otot?

3. Manakah yang lebih berpengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh antara wanita dan pria?

4. Manakah yang lebih berpengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap peningkatan massa otot antara wanita dan pria?


(22)

11

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, peneliti merumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap peningkatan massa otot.

3. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap penurunan kadar lemak tubuh pada wanita dan pria.

4. Mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh metode latihan beban daya tahan otot sistem set terhadap peningkatan massa otot pada wanita dan pria.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yang cukup besar, baik dari segi pengembangan keilmuan, atau aspek teori maupun kegunaan yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan mampu melengkapi penelitian sebelumnya. Bagi masyarakat dan khususnya pelatih fitness pusat kebugaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam mencegah dan menanggulangi penderita obesitas.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu praktisi olahraga serta masyarakat luas, untuk senantiasa menerapkan metode latihan beban daya tahan otot sistem set untuk dapat mencegah dan menanggulangi obesitas. Serta untuk mencegah terhadap terjadi berbagai penyakit yang ditimbulkan akibat obesitas dan dapat menyehatkan masyarakat sehingga memiliki usia harapan hidup yang lebih baik.


(23)

12

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Organisasi Tesis

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2014. Berikut sistematika penulisannya:

Pada bab I yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa masalah tersebut diteliti. Rumusan masalah penelitian, yang berbentuk pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika organisasi tesis.

Dalam bab II yang berisi tinjauan teoritis berisi studi literatur, pendapat para ahli, teori (state of the art), penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Pada bab II ini merupakan berisi mengenai kajian secara teoritis dalam merumuskan hipotesis penelitiaan. selanjutnya bab III berisi tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta analisis data.

Pada bab IV pemaparan mengenai temuan dan pembahasan hasil penelitian melalui pengolahan data dan analisis data yang diterapkan melalui prosedur yang telah ditentukan pada bab III. Pada bab ini dikemukakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada bab I secara empirik berdasarkan analisis data yang diperoleh, selanjutnya membahas dan mendiskusikan data dengan menghubungkan teori-teori. Pada bab V menjelaskan mengenai simpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan serta implikasi dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.


(24)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang akan digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh latihan daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot yaitu dengan menggunakan metode Quasi-Experimental. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pre-test, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postest. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. The Nonequivalent Group Design

Keterangan :

Eksperimen 1 : Kelompok wanita Eksperimen 2 : Kelompok pria

T1 : Pre-test (tes awal mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot)

T2 : Post-test (tes akhir mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot)

X : Perlakuan latihan beban metode latihan daya tahan otot sistem set

B. Partisipan

Eksperimen 1 T1 X T2


(25)

44

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Partisipan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah anggota fitness

center, karena dalam penelitian ini akan diterapkan metode latihan beban daya

tahan otot terhadap penuruan kadar lemak tubuh dan massa otot. Menurut Fraenkel dan Wallen (1933) dalam Maksum (2012, hlm. 62) “bahwa tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan jumlah sampel yang akan diambil dalam sebuah penelitian berdasarkan jenis penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Representatif (Fraenkel dan Wallen, 2002) Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel

Deskriptif/Survey 100 subjek

Korelasional 50 subjek

Eksperimen/Kausal-Komparatif 30 subjek atau 15 subjek dengan kontrol yang ketat

(sumber : Maksum Ali. (2012, hlm. 62)

Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok sebanyak 30 orang. Adapun karakteristik dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Anggota VIP Fitness Center Bandung. b. Rentang usia 20 sampai 40 tahun.

c. Jenis kelamin yang akan diteliti wanita dan pria. d. Kadar lemak tubuh lebih dari 20%.

Karena penelitian ini meneliti tentang metode latihan beban daya tahan otot maka sampel yang dipilih adalah anggota fitness center. Fitness center yang dipilih peneliti untuk penelitian ini yaitu VIP Fitness Center. Peneliti memilih rentang usia dalam penelitian ini antara 20 sampai 40 tahun, karena berdasarkan hasil survey pada sebelumnya bahwa anggota VIP Fitness Center sebagian besar berada pada usia produktif maka rentang usia dalam penelitian ini antara 20 sampai 40 tahun. Untuk jenis kelamin yang akan diteliti yaitu wanita dan pria, alasannya karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh metode latihan daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar


(26)

45

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lemak tubuh dan massa otot. Sedangkan untuk kadar lemak yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu sampel yang memiliki kadar lemak tubuh lebih dari 20%, karena merujuk pada pendapat Brian (2011, hlm. 281) “kegemukan atau obesitas dapat diartikan sebagai lebih dari 20% di atas berat badan ideal, atau lebih dari 20% lemak untuk pria dan 30% lemak untuk wanita”.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian yaitu anggota VIP Fitness Center yang berjumlah 250 orang. Adapun jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 orang wanita dan 30 orang pria. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling purposive. Menurut sugiyono (2013, hlm. 124) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu”. Alasan peneliti memilih teknik sampling purposive

karena sampel dalam penelitian ini sampel harus memenuhi semua kriteria yang telah penulis tetapkan.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Maksum (2013, hlm.111) Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Perfect Health alat untuk mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot.

1. Alat Ukur Kadar Lemak Tubuh dan Massa Otot

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Maksum, 2012, hlm. 111). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan alat untuk mengukur massa otot dan kadar lemak tubuh yaitu Perfect Health. Pelaksanaan pengukuran kadar lemak dan massa otot dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada awal sebelum perlakuan diberikan dan sesudah perlakuan diberikan. Adapun alat ukur Perfect Health dapat dilihat pada gambar 3.2. pada halaman 45.


(27)

46

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Perfect Health

Cara kerja alat untuk mengukur massa otot dan kadar lemak tubuh Perfect

Health adalah:

a. Memasukan data usia

b. Memasukan data jenis kelamin c. Memasukan data tinggi badan d. Berdiri di atas alat Perfect Health

e. Hasil dari berat badan, massa otot, dan kadar lemak tubuh.

2. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur tinggi badan subjek penelitian.

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur yang akan digunakan dengan cara membandingkan hasil pengukuran massa otot dan kadar lemak tubuh menggunakan Perfect health dengan sylim body fat scale. Berikut hasil perhitungan perbandingan kedua instrumen penelitian pada tabel tabel 3.2. pada halaman 46.


(28)

47

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Subjek

Perfect Health Sylim body fat scale

Massa otot Kadar lemak Massa otot Kadar lemak

A 35,2 30,2 35,1 30

B 36,4 28,7 36,2 28,4

C 37,2 27,5 37,1 27,2

D 38,2 23,4 38,1 23,1

E 40,2 20,4 40 20,1

Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.004 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada daerah penerimaan H0 (-2.306 < t <

2.306), dalam artian kedua alat ukur ini valid untuk digunakan sebagai instrumen penelitian terhadap massa otot. Sedangkan Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.00 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada

daerah penerimaan H0 (-2.306 < t < 2.306), dalam artian kedua alat ukur ini valid

untuk digunakan sebagai instrumen penelitian kadar lemak tubuh.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik

test-retest. Mengacu pada hasil pengujian validitas dan reliabilitas tes tersebut,

maka dapat diketahui taraf signifikansi validitas dan reliabilitas tes yang dijadikan sebagai instrumen pengumpul data massa otot dan kadar lemak tubuh bagi subjek eksperimen. Data hasil test-retest dengan menggunakan Perfect Health dapat dilihat pada tabel 3.3. pada halaman 48.


(29)

48

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Subjek

Test 1 Test 2

Massa Otot Kadar Lemak Massa Otot Kadar Lemak

A 35,2 30,2 35,2 30,2

B 36,4 28,7 36,4 28,7

C 37,2 27,5 37,2 27,5

D 38,2 23,4 38,2 23,4

E 40,2 20,4 40,2 20,4

Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.374 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada daerah penerimaan H0 (-2.306 < t <

2.306), dalam artian alat ukur ini reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian terhadap massa otot. Sedangkan Data hasil perhitungan Uji-t ditemukan bahwa kedua kelompok data ini tidak berbeda secara signifikan. (Kriteria pengujian, jika – t (1-1/2α) < 0.003 < t (1-1/2α) Hiptesis (H0) diterima) dan berada pada

daerah penerimaan H0 (-2.306 < t < 2.306), dalam artian alat ukur ini reliabel

untuk digunakan sebagai instrumen penelitian kadar lemak tubuh.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 18 kali pertemuan yang dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian quasi-eksperimen pengaruh metode latihan daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot :

1. Pre Test

Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu dengan mengukur kadar lemak tubuh dan massa otot dengan menggunakan Perfect


(30)

49

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Treatment

Pemberian treatmen pada penelitian ini adalah pada satu kelompok eksperimen yang diberikan yaitu latihan daya tahan otot dengan menggunakan sistem set. Mengacu pada pernyataan Bowers (1992, hlm. 152) menyatakan bahwa “kekuatan dan daya tahan otot sama-sama mengalami peningkatan dengan program latihan yang konsisten sebanyak 3 kali perminggu selama 6 sampai 7 minggu”. Selanjutnya Tite, dkk (2007, hlm. 23) menyatakan bahwa :

Dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan diharuskan mempertimbangkan tingkat kelelahan secara fisiologis. Latihan yang dilakukan dalam waktu yang lama pada setiap kali latihan belum tentu dapat mampu meningkatkan kemampunan atau keterampilan atlet. Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan dan intensitas latihan harus mencapai batas maksimal (training

zone), beban latihan sebaiknya dilakukan minimal 3 kali seminggu.

Agar hasil dari perlakuan maksimal mengacu kepada penyataan di atas maka perlakuan dalam penelitian ini diberikan sebanyak 18 kali pertemuan atau 3 kali pertemuan setiap minggu selama 6 minggu. Adapun perlakuan yang akan diberikan dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4. pada halaman 50.


(31)

50

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4. Program Latihan Beban

No Hari / Tanggal Kegiatan

1 Jum’at, 24 April 2015 Tes awal

2 Senin, 27 April 2015 Latihan punggung dan triceps 3 Rabu, 29 April 2015 Latihan kaki dan biceps 4 Jum’at, 1 Mei 2015 Latihan dada dan bahu

5 Senin, 4 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps 6 Rabu, 6 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps 7 Jum’at, 8 Mei 2015 Latihan dada dan bahu

8 Senin, 11 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps 9 Rabu, 13 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps 10 Jum’at, 15 Mei 2015 Latihan dada dan bahu

11 Senin, 18 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps 12 Rabu, 20 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps 13 Jum’at, 22 Mei 2015 Latihan dada dan bahu

14 Senin, 25 Mei 2015 Latihan punggung dan triceps 15 Rabu, 27 Mei 2015 Latihan kaki dan biceps 16 Jum’at, 29 Mei 2015 Latihan dada dan bahu

17 Senin, 1 Juni 2015 Latihan punggung dan triceps 18 Rabu, 3 Juni 2015 Tes akhir


(32)

51

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Post-Test

Post-test dilakukan pada pertemuan terakhir treatmen. Sampel kembali

diukur massa otot dan kadar lemak tubuhnya dengan menggunakan Perfect

Health. Adapun alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian

POPULASI

POST-TEST: MENGUKUR MASSA OTOT DAN KADAR LEMAK TUBUH

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

PRE-TEST: MENGUKUR MASSA OTOT DAN KADAR LEMAK TUBUH

PERLAKUAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET EKSPERIMEN 1

KESIMPULAN


(33)

52

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Analisis Data

Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan metode statistik dengan bantuan software Statistical

Product For Service Solutions (SPSS) versi 17.0.:

1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk

Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levane

Statistic Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable menggunakan Uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).

4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan Uji perbedaan rata-rata (Independent Sample t-test Posttest).


(34)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh.

2. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap peningkatan massa otot.

3. Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh pria.

4. Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh terhadap peningkatan massa otot pria.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam menerapkan latihan daya tahan otot sistem set dalam upaya untuk menurunkan kadar lemak tubuh dan meningkatan otot.

Adapun saran sebagai berikut :

1. Bagi fitness center alangkah baiknya memiliki program latihan yang baku agar tujuan dari anggota fitness center dapat tercapai.

2. Bagi pelatih atau personal trainer agar memberikan program yang tepat bagi kliennya dan secara berkala harus dilakukan pengukuran komposis tubuh termasuk kadar lemak tubuh dan massa otot sebagai informasi untuk evaluasi dalam mencapai target.

3. Bagi seluruh lapisan masyarakat yang terlibat dalam dunia fitness baik untuk mencegah terjadinya obesitas dan mengobati obesitas. Karena dengan latihan daya tahan otot sistem set dengan beban yang relatif ringan dengan repetisi 20 – 25 RM (repetisi maksimal) dan pola latihan yang terstruktur dapat


(35)

70

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot.

4. Bagi seluruh masyarakat yang menderita obesitas, metode latihan beban daya tahan otot sistem set dapat dijadikan pilihan latihan agar terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas seperti : serangan jantung, stroke, diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, kanker dan lain sebagainya.

5. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas dengan menambah variabel tambahan lainnya seperti faktor diet dan istirahat.


(36)

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Daniel. (2014). Kiat Ampuh Membentuk Tubuh Ideal. Yogyakarta: Second

Hope

Andrea R. Josse et. All. (2011). Increased Consumption of Dairy Foods and Protein

during Diet and Exercise Induced Weight Loss Promotes Fat Mass Loss and Lean Mass Gain in Overweight and Obese Premenopausal Women.

Anwari, M. Irawan. (2007). Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga. Polton Sports Science & Performance Lab.

Avery D. Faigenbaum, EdD.(2007). Resistance Training For Children and

Adolescents. Are There Health Outcomes? American Journal of Lifestyle

Medicine.

Bompa, T. O. (1994). Theory and Methodology of Training, The Key to Athletic

performance Third. Toronto, Ontorio Canada: Kendall/Hunt Publishing

Company.

Bowers W. Richard (1992). Sports Physiology. Third edition. Wm. C. Brown Publishers

Brian J. Sharkley.(2011). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Fraenkel, dkk. (2013). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.

Giriwijoyo Santosa dan Dikdik Z. S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (fisiologi olahraga)

Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi.

Bandung: FPOK UPI.

Hermawan, A Guntur. (2010). http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/3.pdf. 11 februari 2012.

Irianto, Djoko Pekik. (2000). Panduan latihan kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.

Irianto, Djoko Pekik. (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta: Andi.


(37)

72

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iskandar, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Pusat Pengkajian Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora.

Janet Walberg Rankin, PhD. (2013). Effective Diet and Exercise Interventions to

Improve Body Composition in Obese Individuals.

Jennette P. Moreno, PhD. and Craig A. Johnston.(2012). Successful Habits Of Weight

Losers.

MacDougall JD, Elder GC, Sale DG, Moroz JR, Sutton JR (1980). "Effects of strength training and immobilization on human muscle fibres". European

journal of applied physiology and occupational physiology 43 (1): 25–34. doi:10.1007/BF00421352. PMID 7371625

Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Men’sHealth. (2014). [Online].

http://www.menshealth.co.uk/lose-weight/burn-fat/lose-more-weight-afterburn.

Misnadiarly. (2007).Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Nasrulloh, Ahmad. (2011). Program Latihan Body Building Dapat Meningkatkan

Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY.

Parahita, Astra. (2009). Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Daya Tahan

Otot Pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun.

Seamarang: Undip

Rai, Ade. (2009). Tingkatkan Fitness IQ Anda. Jakarta: Libri

Robert F. Zoeller Jr, PhD.(2007). Physical Activity and Obesity Their Interaction And

Implications For Disease Risk and The Role of Physical Activity In Healthy Weight Management. Amrican Journal of Lifestyle Medicine

Ruhayati, Yati dkk. (2008). Sport Nutrition (ilmu gizi olahraga). Bandung: FPOK UPI

Sadoso Sumosardjuno. 2000. Koreksi Gerakan Senam Yang Membahayakan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Schiff, Nancy Trisari. (2014). Dampak Aktivitas Senam Aerobik, Tari Zumba, dan


(38)

73

Reshandi Nugraha, 2015

PENGARUH METODE LATIHAN BEBAN DAYA TAHAN OTOT SISTEM SET TERHADAP PERUBAHAN KADAR LEMAK TUBUH DAN MASSA OTOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudarsono, Nani Cahyani. (2006). Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot Rangka. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan Kekuatan. Jurnal Ilmiah

Kesehatan Olahraga, MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-101.

Surajiyao, 2007. [Online]. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/.pdf.

Tanpa, Nama. [Online]. (http://www.amazine.co/10055/bagaimana-testosteron-membantu-perkembangan-massa-otot/)

Tanpa, Nama. [Online] (http://eprints.undip.ac.id/44910/3/ZEGA_YUDAMA_-ARCHILONA_22010 110110043_BAB2KTI.pdf)

Thomas R. Beachle and Roger W. Earle.(2007). Bugar dengan latihan beban. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. 2007. Self Regulated Behavior Pada Remaja

Putri yang mengalami Obesitas. [Online]. Available at:


(1)

52

F. Analisis Data

Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan metode statistik dengan bantuan software Statistical Product For Service Solutions (SPSS) versi 17.0.:

1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levane Statistic Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable menggunakan Uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).

4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan Uji perbedaan rata-rata (Independent Sample t-test Posttest).


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh.

2. Metode latihan daya tahan otot sistem set berpengaruh terhadap peningkatan massa otot.

3. Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh pria.

4. Metode latihan beban daya tahan otot sistem set lebih berpengaruh terhadap peningkatan massa otot pria.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam menerapkan latihan daya tahan otot sistem set dalam upaya untuk menurunkan kadar lemak tubuh dan meningkatan otot.

Adapun saran sebagai berikut :

1. Bagi fitness center alangkah baiknya memiliki program latihan yang baku agar tujuan dari anggota fitness center dapat tercapai.

2. Bagi pelatih atau personal trainer agar memberikan program yang tepat bagi kliennya dan secara berkala harus dilakukan pengukuran komposis tubuh termasuk kadar lemak tubuh dan massa otot sebagai informasi untuk evaluasi dalam mencapai target.

3. Bagi seluruh lapisan masyarakat yang terlibat dalam dunia fitness baik untuk mencegah terjadinya obesitas dan mengobati obesitas. Karena dengan latihan daya tahan otot sistem set dengan beban yang relatif ringan dengan repetisi 20


(3)

70

berpengaruh terhadap penurunan kadar lemak tubuh dan peningkatan massa otot.

4. Bagi seluruh masyarakat yang menderita obesitas, metode latihan beban daya tahan otot sistem set dapat dijadikan pilihan latihan agar terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas seperti : serangan jantung, stroke, diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, kanker dan lain sebagainya.

5. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas dengan menambah variabel tambahan lainnya seperti faktor diet dan istirahat.


(4)

Adrian, Daniel. (2014). Kiat Ampuh Membentuk Tubuh Ideal. Yogyakarta: Second Hope

Andrea R. Josse et. All. (2011). Increased Consumption of Dairy Foods and Protein during Diet and Exercise Induced Weight Loss Promotes Fat Mass Loss and Lean Mass Gain in Overweight and Obese Premenopausal Women.

Anwari, M. Irawan. (2007). Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga. Polton Sports Science & Performance Lab.

Avery D. Faigenbaum, EdD.(2007). Resistance Training For Children and Adolescents. Are There Health Outcomes? American Journal of Lifestyle Medicine.

Bompa, T. O. (1994). Theory and Methodology of Training, The Key to Athletic performance Third. Toronto, Ontorio Canada: Kendall/Hunt Publishing Company.

Bowers W. Richard (1992). Sports Physiology. Third edition. Wm. C. Brown Publishers

Brian J. Sharkley.(2011). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Fraenkel, dkk. (2013). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.

Giriwijoyo Santosa dan Dikdik Z. S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (fisiologi olahraga) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi. Bandung: FPOK UPI.

Hermawan, A Guntur. (2010). http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Jurnal/3.pdf. 11 februari 2012.

Irianto, Djoko Pekik. (2000). Panduan latihan kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta: Lukman Offset.

Irianto, Djoko Pekik. (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta: Andi.


(5)

72

Iskandar, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Pusat Pengkajian Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora.

Janet Walberg Rankin, PhD. (2013). Effective Diet and Exercise Interventions to Improve Body Composition in Obese Individuals.

Jennette P. Moreno, PhD. and Craig A. Johnston.(2012). Successful Habits Of Weight Losers.

MacDougall JD, Elder GC, Sale DG, Moroz JR, Sutton JR (1980). "Effects of strength training and immobilization on human muscle fibres". European journal of applied physiology and occupational physiology 43 (1): 25–34. doi:10.1007/BF00421352. PMID 7371625

Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Men’sHealth. (2014). [Online].

http://www.menshealth.co.uk/lose-weight/burn-fat/lose-more-weight-afterburn.

Misnadiarly. (2007).Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Nasrulloh, Ahmad. (2011). Program Latihan Body Building Dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY.

Parahita, Astra. (2009). Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Daya Tahan Otot Pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun. Seamarang: Undip

Rai, Ade. (2009). Tingkatkan Fitness IQ Anda. Jakarta: Libri

Robert F. Zoeller Jr, PhD.(2007). Physical Activity and Obesity Their Interaction And Implications For Disease Risk and The Role of Physical Activity In Healthy Weight Management. Amrican Journal of Lifestyle Medicine

Ruhayati, Yati dkk. (2008). Sport Nutrition (ilmu gizi olahraga). Bandung: FPOK UPI

Sadoso Sumosardjuno. 2000. Koreksi Gerakan Senam Yang Membahayakan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.


(6)

Sudarsono, Nani Cahyani. (2006). Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot Rangka. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharjana. (2007). Latihan Beban: Sebuah Metode Latihan Kekuatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga, MEDIKORA, Vol. III, No.1, 80-101.

Surajiyao, 2007. [Online]. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/.pdf.

Tanpa, Nama. [Online]. (http://www.amazine.co/10055/bagaimana-testosteron-membantu-perkembangan-massa-otot/)

Tanpa, Nama. [Online] (http://eprints.undip.ac.id/44910/3/ZEGA_YUDAMA_-ARCHILONA_22010 110110043_BAB2KTI.pdf)

Thomas R. Beachle and Roger W. Earle.(2007). Bugar dengan latihan beban. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. 2007. Self Regulated Behavior Pada Remaja Putri yang mengalami Obesitas. [Online]. Available at: http://www.bali-post.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html, [accessed: 7/5/2011]