PENGEMBANGAN MEDIA PADA CERITA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL BAGI SISWA DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI SD X.

(1)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN MEDIA PADA CERITA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL BAGI SISWA DENGAN

AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI SD X

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dwi Anggraini H., S.Pd ( 1101191)

PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Pengembangan Media pada Cerita

Sosial dalam Pembelajaran

Keterampilan Sosial Bagi Siswa

dengan

Autism Spectrum Disorder

(ASD) di SD X

Oleh Dwi Anggraini H.

S.Pd Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Dwi Anggraini H. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

Dwi Anggraini H., S.Pd

PENGEMBANGAN MEDIA PADA CERITA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL BAGI SISWA DENGAN

AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI SD X

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING :

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP. 19590414 198503 1 005

Mengetahui


(4)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Djadja Rahardja, M.Ed.


(5)

iv Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PADA CERITA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL BAGI SISWA DENGAN

AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI SD X

Dwi Anggraini H./1101191/Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus/SPs UPI Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa siswa dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) memilki kesulitan untuk menguasai keterampilan sosial. Banyak cara dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD, salah satunya adalah dengan cerita sosial. Penelitian ini akan memberikan gambaran yang objektif mengenai pengembangan media pada cerita sosial serta manfaatnya dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa dengan ASD yang berada di SD X dalam setting pembelajaran keterampilan sosial. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan pada waktu peneliti berada di lapangan dan setelah pengumpulan data. Hasil penelitian ini secara umum menyimpulkan bahwa (1) media yang digunakan pada cerita sosial di SD X sebelum pengembangan adalah media audio berbasis manusia dengan guru sebagai tutor, kartu kalimat dan kartu bergambar sebagai media visual pendukung, kurang terlihat kebermanfaatannya karena cerita sosial yang digunakan oleh guru masih belum sesuai, (2) media yang dibutuhkan oleh siswa yang dilihat dari karakteristik, gaya belajar siswa, materi pembelajaran keterampilan sosial yang sedang dipelajari, kebutuhan (jenis, bentuk, dan bahan) media yang sesuai adalah media visual, (3) pengembangan media pada cerita sosial menghasilkan jenis, bentuk dan bahan media visual, berupa buku kumpulan My Social Stories berukuran 15cm x 15 cm, yang berbahan kertas art paper 230 gr, (4) validasi media melalui FGD menilai media dari kualitas isi, tujuan, instruksional, dan teknis media menyatakan bahwa media yang sudah dikembangkan dapat menjadi media alternatif dalam pembelajaran keterampilan sosial, (5) media pada cerita sosial yang telah dikembangkan lebih terlihat kebermanfaatannya dalam pembelajaran, hal ini dilihat dari kesesuaiannya dengan materi pembelajaran dan respon siswa dalam pembelajaran keterampilan sosial. Rekomendasi yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah perlunya (1) pelatihan bagi guru mengenai media, (2) pengaturan jadwal yang efektif setelah mengajar, (3) pengembangan media yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, (4) tim validasi media, (5) penilaian kegiatan pembelajaran yang intens.


(6)

v Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE MEDIA DEVELOPMENT IN SOCIAL STORY ON SOCIAL SKILL LEARNING FOR STUDENT WITH AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD)

IN X-ELEMENTARY SCHOOL

Dwi Anggraini H./1101191/Special Needs Education Study Program/ School of Postgraduate Studies, Indonesian University of Education (UPI)

The background of the research is based on the facts that student with Autism Spectrum Disorder (ASD) has difficulties to master social skills. Many methods developed in the terms of social skill learning for student with ASD, one of them is using social story. The study provides an objective overview on the media development in social story method and its benefit on social skill learning for student with ASD in X-Elementary School. Descriptive method with qualitative approach was used in this research. The subject of the study is a student of X-Elementary School with ASD along with the teachers inside the social skill learning setting. Interview, observation, and literature study are used as data gathering techniques. The data analysis was done during the data collection process and also soon after the data was collected. The conclusion of the research shows that (1) pre-developed social story media used in X-Elementary school were human-based audio media which teachers acted as tutor, sentence card and picture card as supporting visual media. The use of the media was not very effective since the social story used by the teacher was not appropriate; (2) media needed by the student, observed by the characteristics of student, learning style, social skill learning material being learned and appropriate media type needed (by type, shape and material of the media) is a visual media; (3) social story media development results on the type, shape and material of visual media in the form of My Social Stories book collection sized 15 x 15 cm with 230 gram per square meters art paper material; (4) media validation via Focused Group Discussion (FGD) assess the media as good and approriate for the students, based on its content quality and media objectives, media instructional and media techniques; (5) the developed social story media is more effective for learning process in the terms of suitability with learning material and student responses in social skill learning. Recommendation proposed based on the result of the research are the need of: (1) media training for teachers; (2) more effective post-teaching


(7)

vi Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

scheduling; (3) appropriate media development with the student needs; (4) media validation team; and (5) intense learning activity assessment


(8)

viii

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Media ... 8

B. Cerita Sosial ... 25

C. Definisi Keterampilan Sosial ... 29

D. Autism Spectrum Disorder (ASD) ... 35

E. Penelitian-penelitian Terdahulu ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 47


(9)

ix

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 48

C. Defini Konsep ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.... 51

E. Teknik Analisis dan Keabsahan data ... 62

F. Prosedur Penelitian ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

1.Media yang digunakan pada cerita sosial sebelum pengembangan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ... 68

2.Media pada cerita sosial yang dibutuhkan bagi siswa dengan ASD dalam pembelajaran keterampilan sosial di SD X ... 82

3.Bentuk pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 94

4.Hasil validasi Focus Group Discussion (FGD) terhadap pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 103

5.Hasil uji coba terbatas terhadap media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 118

B. Pembahasan... 127

1.Media yang digunakan pada cerita sosial sebelum pengembangan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ... 127


(10)

x

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.Media pada cerita sosial yang dibutuhkan bagi siswa

dengan ASD dalam pembelajaran keterampilan

sosial di SD X ... 128

3.Bentuk pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 130

4.Hasil validasi Focus Group Discussion (FGD) terhadap pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 131

5. Hasil uji coba terbatas terhadap media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X ... 133

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI ... 136

A. Kesimpulan ... 136

B. Rekomendasi ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 142 RIWAYAT HIDUP


(11)

1

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan beberapa komponen-komponen yang menunjang agar terjadi proses pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Diantara komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembelajaran, komponen media pembelajaran yang sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran menjadi suatu komponen yang penting untuk dapat dipikirkan oleh guru. Bagi siswa pada umumnya keberadaan media dalam pembelajaran dapat membantu mereka dalam penyerapan pembelajaran. Begitu juga bagi siswa yang berkebutuhan khusus yang dalam hal ini anak berkebutuhan khusus dengan Autism Spectrum Disorder atau yang biasa disingkat dengan ASD.

Penggunaan media dalam pembelajaran selain dapat memberi stimulus bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Pemilihan media yang tepat dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam Nusyamsi (2012), tentang pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga


(12)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Dari pendapat tersebut maka bahwasanya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, dapat menstimulus fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Pada proses belajar mengajar gurupun harus mempunyai keahlian dalam menggunakan berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses mengajar, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD, selama 10-15 tahun terakhir, strategi dan media baru telah banyak dikembangkan, terutama untuk digunakan di sekolah ataupun di rumah. Seperti pembelajaran pada tiga area hambatan yang biasa didapati pada siswa dengan ASD – hambatan bahasa dan komunikasi serta sosialisasi-, dengan Picture Exchange Communication System atau yang kita kenal dengan istilah PECS (Bondy dan Frost, 1994). Dengan PECS anak diajarkan bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang lain yang berada disekitarnya dengan menggunakan media gambar ataupun foto yang telah ia kenali sebelumnya. Namun, hal tersebut belum dapat menjangkau bagaimana siswa dengan ASD dapat memahami situasi sosial, atau tidak bisa membedakan kapan harus mengatakan kata yang tepat pada situasi sosial yang dialami. Untuk menjangkau kekurangan PECS dengan media, maka dapat menggunakan cerita sosial dan medianya.

Cerita sosial atau social story merupakan salah satu satu cara lain yang dapat membantu individu ASD belajar bagaimana menangani situasi tertentu (Gray (1994, & 2000). Pembelajaran keterampilan sosial dengan cerita sosial merupakan salah satu cara pembelajaran dengan tujuan untuk


(13)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu anak dalam hal menjelaskan situasi sosial dan mencoba untuk memberikan dua hal perspektif anak sebagai 'pemeran' dan pengharapan mereka sebagai individu. Selain itu menurut Gray dalam Plimley dan Bowen (2007) bahwa beberapa jenis kalimat yang harus digunakan dalam cerita sosial haruslah bersifat :

1. Deskriptif: Untuk menentukan apa yang terjadi – dengan pernyataan 'di mana', 'mengapa' dan 'apa'. Dapat juga menggunakan kata 'kadang-kadang' untuk memberikan fleksibilitas.

2. Petunjuk: Untuk menyatakan respon yang diinginkan dalam situasi tertentu dan diutarakan dalam hal positif. Lebih baik menggunakan istilah-istilah seperti 'akan mencoba' daripada 'akan melakukan'. 3. Perspektif: Untuk menggambarkan perilaku, misalnya perasaan,

reaksi, respon orang lain yang terlibat dalam situasi tersebut.

Idealnya dalam cerita sosial harus mencakup antara dua dan lima penjelasan/ deskriptif dan pernyataan perspektif untuk setiap pernyataan pengarahan, sehingga tidak menjadi daftar penyataan boleh dan tidak boleh. Cerita sosial melibatkan interaksi dengan dan penguatan oleh orang lain. Berdasarkan hasil pengamatan Foden J. Teres (2011), adapun media yang telah digunakan dalam cerita sosial dapat berupa lembaran kertas (kartu) yang didalamnya terdapat rangkaian kalimat tentang situasi sosial, komik, video.

Mengingat siswa dengan gangguan ASD, mempunyai masalah pada perkembangan bahasa, kemampuan bermain, kognitif, fungsi sosial, dan adaptif yang berdampak luas kepada penguasaan keterampilan sosialnya. Sedangkan keterampilan sosial menjadi suatu hal yang penting untuk dapat dikuasai oleh setiap orang, dan sedapat mungkin dikuasai dari masa kanak-kanak sebagai bekal untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan yang akan menghantarkan mereka kepada kehidupan yang sesuai harapan masyarakat atau social expectation. Sebagai mahluk sosial, maka manusia butuh berinteraksi dengan orang lain di luar dirinya. Untuk dapat berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya, manusia membutuhkan keterampilan bersosialisasi. Keterampilan sosial menurut Comb dan Slaby dalam Rusman


(14)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (2012), adalah :

The social skill is the ability to interact with others in a given social context in specific ways that socially accceptable or valued at the same time personality benefecial, manually benefecial, or benefecial primary to others

Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam satu konteks sosial dengan suatu cara yang spesifik yang secara sosial dapat diterima atau dinilai dan menguntungkan orang lain.

Dengan masalah yang dihadapi oleh siswa dengan ASD menyebabkan mereka makin lama makin tertinggal dengan anak-anak seusianya. Hal tersebut sejalan dengan Sunartini dalam Soendari (2000) yang menjelaskan bahwasanya:

Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang muncul sebelum anak berusia 3 tahun dan mangakibatkan gangguan/keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial, sehingga mereka tidak mampu mengekspresikan perasaan maupun keinginan. Oleh karena itu perilaku dan hubungan dengan orang lain menjadi terganggu.

Dari hal tersebut maka, anak-anak dengan ASD tidak dapat menunjukkan perkembangan seperti anak-anak “normal” pada umumnya, karena mereka mengalami kesulitan untuk memahami bahasa, input-input sensoris, dan cenderung melakukan tingkahlaku yang berulang-ulang, serta tidak menunjukkan minat untuk berinteraksi dengan anak-anak seusianya. ASD bukanlah gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, serta kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan, sehingga siswa dengan ASD hidup dalam dunianya sendiri. Dengan kata lain, pada anak Autisme terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).

Dengan mengingat hal tersebut maka anak-anak dengan ASD membutuhkan penanganan yang intensif dengan media yang tepat dalam


(15)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap pembelajaran yang sifatnya umum ataupun yang spesifik. Salah satu adalah pembelajaran keterampilan sosial yang perlu dikuasai oleh siswa dengan ASD. Terhambatnya kemampuan bersosialisasi pada siswa dengan ASD adalah merupakan hal yang umum ditemukan. Ketidak mampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain bukanlah berasal dari keinginan mereka, mereka bukannnya memilih untuk mengasingkan diri, namun yang terjadi adalah mereka hanya kehilangan keterampilan untuk mengembangkan hubungan mereka dengan orang lain, yang disebabkan sindroma yang mereka alami.

Keterampilan sosial dan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri penting untuk dapat dikuasai seiring dengan bertambahnya usia dan mulai memasuki sekolah. Bagi kebanyakan anak untuk menjadi individu yang mampu bersosialisasai mungkin tidak memerlukan proses yang terlalu sulit, karena bagi mereka mudah untuk menyesuaikan diri, berinteraksi dengan orang baru, mengontrol diri, berempati, menaati peraturan serta menghargai orang lain dalam konteks sosialnya. Bagi siswa dengan ASD memasuki sekolah ataupun lingkungan sosial merupakan hal yang tidak mudah untuk dapat segera melebur di dalamnnya, mereka kesulitan dalam hal untuk menyesuaikan diri, berinteraksi dengan orang baru, mengontrol diri, berempati, menaati peraturan serta menghargai orang lain dalam konteks sosialnya, karena akan banyak ditemukan karakter individu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Bagi siswa dengan ASD proses pembelajaran keterampilan sosial bisa jadi menjadi proses pembelajaran yang cukup panjang untuk dapat dikuasai. Agar dapat mencapai keterampilan sosial yang sesuai dengan lingkungan sosialnya, maka diperlukan sebuah cara yang dapat membantu mereka menyerap pembelajaran keterampilan sosial dengan baik. Dengan cerita sosial dan medianya dalam pembelajaran keterampilan sosial, diupayakan siswa


(16)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan ASD dapat paham akan situasi sosial yang harus ia hadapi disaat ia mencoba untuk menguasai keterampilan sosial yang belum dikuasainya.

Berdasarkan hal tersebut, SD X yang merupakan SD inklusi yang menerima siswa berkebutuhan khusus termasuk siswa dengan ASD mencoba menerapkan cerita sosial serta medianya di dalam pembelajaran keterampilan sosial. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti berkeinginan dapat mengembangkan media pada cerita sosial yang digunakan guru di SD X. Dengan pengembangan media yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadikan pembelajaran keterampilan sosial dengan cerita sosial menjadi lebih bermakna bagi siswa dengan ASD.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan media pada cerita sosial yang dapat mendukung pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ?”. Dari fokus penelitian tersebut peneliti menguraikannya ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Media apa yang digunakan pada cerita sosial sebelum pengembangan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X? 2. Media pada cerita sosial apa yang dibutuhkan siswa dengan ASD dalam

pembelajaran keterampilan sosial di SD X ?

3. Bagaimana bentuk pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ? 4. Bagaimana hasil validasi Focus Group Discussion (FGD) terhadap media

pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ?

5. Bagaimana hasil uji coba terbatas terhadap kebermanfaatan media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X?


(17)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai Pengembangan Media pada Cerita sosial serta manfaatnya dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial bagi siswa dengan ASD di SD X. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini nantinya peneliti akan mendapatkan hasil :

1. Media yang digunakan pada cerita sosial sebelum pengembangan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X. 2. Media pada cerita sosial yang dibutuhkan siswa dengan ASD dalam

pembelajaran keterampilan sosial di SD X.

3. Bentuk pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X.

4. Validasi melalui Focus Group Discussion (FGD) terhadap pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X.

5. Kebermanfaatan media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X melaui uji coba terbatas.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran objektif Pengembangan Media pada Cerita sosial dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Siswa dengan ASD, penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna bagi:

1. Guru

Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi Pengembangan Media pada Cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan Sosial bagi siswa ASD sehingga nantinya para guru dapat menggunakan media yang tepat


(18)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD.

2. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara aplikatif bagi sekolah yang memiliki murid dengan ASD yang memiliki keterampilan sosial kurang baik, sebagai masukan untuk menerapkan media yang tepat pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi murid dengan ASD.


(19)

47

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiono, 2011). Selain itu, masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan (Sugiono, 2011).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial. Pengembangan dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran tentang suatu fenomena, mengenai pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial untuk anak ASD. Data yang didapat nantinya akan dijelaskan untuk kemudian dimaknai sehingga pada akhirnya dapat dihasilkan suatu media untuk cerita sosial yang akan digunakan dalam pembelajaran keterampilan sosial. Hal ini seiring dengan pendapat Mcmillan & Schumacher (2001) dalam Syaodih (2005), bahwa penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).

Adapun metode dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Whitney dalam Nasir (2009) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang


(20)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diselidiki. Dengan metode deskriptif peneliti dapat menyelidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor-faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar (SD) X yang berada di Kota depok. Subjek dari penelitian ini adalah empat orang guru, dan satu siswa dengan kebutuhan khusus ASD. Empat guru yang dipilih sebagai subjek karena ke empat guru tersebut merupakan guru yang bersinggungan langsung dengan siswa dengan ASD. AM terpilih menjadi subjek dalam penelitian ini karena AM merupakan siswa dengan ASD berdasarkan pemaparan dari para guru dan pihak sekolah.

Adapun pemilihan SD X untuk menjadi lokasi penelitian dilatarbelakangi oleh:

1. Sekolah ini merupakan sekolah inklusif, yang menerima berbagai macam anak berkebutuhan khusus.

2. Di SD X ini terdapat anak ASD yang memiliki hambatan dalam keterampilam sosial, sehingga menghambat dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain, dan sekolah ini menggunakan cerita sosial yang dalam pembelajaran keterampilan sosial.

3. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X.

C. Definisi Konsep

1. Media pada Cerita sosial

Cerita sosial merupakan salah satu satu cara lain yang dapat membantu individu ASD belajar bagaimana menangani situasi tertentu (Gray (1994, & 2000). Pembelajaran keterampilan sosial dengan cerita sosial merupakan salah satu cara pembelajaran dengan tujuan untuk


(21)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu anak dalam hal menjelaskan situasi sosial dan mencoba untuk memberikan dua hal perspektif anak sebagai 'pemeran' dan pengharapan mereka sebagai individu. Target situasi atau respon yang dijalin menjadi sebuah cerita dengan individu ASD sebagai orang pertama. Dengan individu sebagai pusat dalam cerita, maka akan mudah bagi anak untuk memahami cerita sosial tersebut.

Cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi anak ASD merupakan cerita singkat, mengenai kisah-kisah pribadi yang ditulis untuk anak-anak dalam membantu mereka memahami situasi sosial. Cerita sosial menggambarkan suatu situasi, dengan anak dan perasaan orang lain dan atau pikiran sebagai elemen kunci. Hal-hal sosial yang mungkin dapat dimasukkan dalam media cerita sosial adalah bagaimana cara anak memahami situasi sosial atau suatu pertemuan sosial dengan cara yang positif agar anak tidak menjadi stress.

Berdasarkan hasil pengamatan Foden J. Teres (2011), adapun media yang telah digunakan dalam cerita sosial dapat berupa lembaran kertas (kartu) yang didalamnya terdapat rangkaian kalimat tentang situasi sosial, komik, dan video. Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan media yang saat ini digunakan di SD X, hal ini dimaksudkan agar pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X dapat menjadi lebih bermakna dan menjadi lebih baik lagi. Hasil media yang dihasilkan dari pengembangan nantinya mungkin saja seperti yang diungkapkan oleh Foden J. Teres, namun bisa jadi tidak. Namun yang pasti media yang akan dikembangkan nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan dari siswa ASD di SD X itu sendiri.

2. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Bellack dan Hersen (1977) mengatakan bahwa:


(22)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Social skills as individual’s ability to express both positive and negative feeling in the interpersonal context without suffering consequent loss of social reinforcement in a large variety of interpersonal contexts (involving) the coordinated delivery of appropriate verbal and non verbal response.”

Keterampilan sosial sebagai kemampuan individu untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif dalam konteks antarpribadi tanpa menderita akibat hilangnya penguatan sosial dalam berbagai macam konteks antarpribadi yang (melibatkan terkoordinasi respon verbal dan non verbal yang tepat.

Dari hal tersebut maka, keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki sejak dini agar setiap individu mampu menghadapi problema hidup dalam kaitannya sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Keterampilan sosial tidaklah terbentuk secara tiba-tiba, namun merupakan imitasi dan pembiasaan dari lingkungan terdekat anak.

3. Autism Spectrum Disorder

Autism Spectrum Disorder atau ASD, adalah gangguan perkembangan yang muncul pada saat anak kurang dari tiga tahun. Gangguan ini menyebabkan masalah pada perkembangan bahasa, kemampua bermain, kognitif, fungsi sosial, dan adaptif sehingga anak makin lama makin tertinggal dengan anak-anak seusianya. Gangguan ini menyebabkan anak dengan syndrome ini kesulitan melakukan interaksi dengan orang lain atau dunia luar. Hal tersebut sejalan dengan Sunartini dalam Soendari (2000) yang menjelaskan bahwasanya:

Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang muncul sebelum anak berusia 3 tahun dan mangakibatkan gangguan/keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi


(23)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial, sehingga mereka tidak mampu mengekspresikan perasaan maupun keinginan. Oleh karena itu perilaku dan hubungan dengan orang lain menjadi terganggu.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa selain gangguan tersebut terdapat kondisi khusus yang dialami oleh anak dengan ASD, kondisi khusus tersebut ditandai dengan kontak mata yang minim, terlambat bicara, ketidakmampuan mengekspresikan emosi, dan hal tersebut membuat mereka kesulitan dalam membangun relasi sosial dengan orang-orang yang berada di lingkungannya.

ASD yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi diagnosa Autistic Disorder (AUD), Asperger Disorder (AD), dan Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDD-NOS).

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah, Wawancara, Observasi, dan studi dokumen. Untuk mendapatkan media yang valid setelah pengembangan media, maka peneliti melakukan Focus Group Discussion, serta untuk uji coba terbatas peneliti kembali mengumpulkan data melalui Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi. Dalam Sugiyono (2011:309) dikatakan bahwasanya dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada wawancara, observasi, dan dokumen.

a. Wawancara

Susan Stainback dalam Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa :

“Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how participant interpret a situation


(24)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

or phenimenon than can be gained through observation alone”.

Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang bersifat verbal, hasil wawancara yang direkam dengan menggunakan kamera digital atau dengan handphone agar memudahkan peneliti dalam mengumpulkan berbagai informasi yang disampaikan responden.

Adapun teknik wawancara yang akan dilakukan oleh penelti adalah wawancara tidak berstruktur.Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2011:218). Pada pelaksanaannya nanti peneliti akan mewawancarai guru mengenai media pada cerita sosial yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan sosial.

b. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2011) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Selaras dengan hal itu Marshall dalam Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dari hal tersebut maka Informasi yang dapat diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.


(25)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku dan kejadian untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia dan untuk melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu. Dalam hal penelitian ini, maka peneliti akan melakukan pengamatan langsung terhadap penggunaan media dalam pembelajaran keterampilan sosial pada anak ASD di SD X.

c. Studi dokumen

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian Studi dokumen ini dilakukan karena sejumlah besar fakta dan data itu tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumen.

Dalam Sugiyono (2011:326) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life stories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karrya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Melalui studi dokumen, peneliti bermaksud menelaah dokumen-dokumen yang telah ada. Baik berupa dokumen tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari Sekolah dasar X yang berkaitan dengan penggunaan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial.


(26)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) adalah sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif. Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

Adapun yang menjadi anggota dari FGD ini adalah empat guru yang terdapat di SD X. Pemilihan ke empat orang ini atas dasar mereka sebagai guru dari siswa dengan ASD hal ini sesuai dengan kriteria pengambilan anggota FGD menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) yaitu memiliki pengamalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah. Sehingga diharapkan diskusi pun dapat menjadi lebih terarah. Selain itu menurut Krugger dalam Basrowi, (2008) dalam hal keanggotaan FGD menganggap empat sampai enam orang merupakan jumlah yang ideal karena lebih akrab, lebih mudah merekrut, dan lebih nyaman.

Agar FGD dapat terlaksana sesuai prosedur maka terdapat lima langkah. Berikut adalah langkah-langkah dari FGD :

a. Memilih tim pelaksana FGD. b. Memilih partisipan.

c. Pengaturan tempat. d. Mempersiapkan guide e. Pelaksanaan FGD

Kejelasan prosedur tahapan ini dijelaskan pada prosedur penelitian.


(27)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian Kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Hal ini berarti peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya, keberadaan peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama. Nasution dalam Sugiyono (2011) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus memiliki kesiapan ketika melakukan penelitian, mulai dari tahap persiapan sebelum ke lokasi penelitian dan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika kegiatan penelitian akan dilakukan. Sebagai pedoman dalam melakukan penelitian maka sebagai instrumen utama dalam menjaring data, peneliti juga menggunakan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman studi dokumen untuk mendukung hasil wawancara dan observasi.

Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian, yang peneliti susun berdasarkan dari fokus dan pertanyaan penelitian yang kemudian peneliti perjelas ke dalam indikator :


(28)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X


(29)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA pada CERITA SOSIAL dalam PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL bagi Siswa ASD di SD X

Fokus Penelitian : “Bagaimana pengembangan media pada cerita sosial yang dapat mendukung pembelajaran keterampilan sosial siswa dengan ASD di SD X?”

Pertanyaan Penelitian Aspek yang akan diungkap

Indikator Bentuk

Instrumen

Nara Sumber (Subjek) 1. Media apa yang

digunakan pada cerita sosial sebelum

pengembangan dalam pembelajaran

keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ?

a. Jenis media. 1) Audio 2) Visual

3) Audio - visual

Wawancara Observasi Studi Dokumen

Guru b. Bentuk media. 1) Rekaman suara, cerita, dll

2) Foto, gambar/ ilustrasi, sketsa, gambar grafis, gambar grafik, gambar bagan, gambar chart, flash card dll.

3) Film, youtube, slide bersuara, dll

Wawancara Observasi Studi Dokumen


(30)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara Observasi Studi Dokumen

c. Bahan media. 1) Kaset, CD-Player, tape- recorder, guru (sebagai pencerita), dll

2) Buku bacaan/ teks, kertas, pensil warna, crayon, spidol program komputer misal : corel draw, majalah, booklet, brosur, selebaran, papan tulis, fotografi, dll.

3) Televisi, CD/DVD Player, komputer, internet, dll


(31)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Respon anak terhadap media pada cerita sosial sebelum pengembangan

1) Minat/ perhatian 2) Kesesuaian dengan

kondisi siswa

3) Memberikan kesempatan belajar

4) Memberikan bantuan untuk belajar

5) Memilki kualitas memotivasi

6) Dapat memberi dampak bagi siswa

7) Dapat membawa dampak bagi guru dan

pembelajarannya

Wawancara Observasi

2. Media pada cerita sosial apa yang dibutuhkanbagi siswa dengan ASD dalam pembelajaran

keterampilan sosial di SD X ?

Identifikasi kebutuhan media pada cerita sosial

a. Karakteristik anak ASD b. Gaya belajar anak ASD c. Materi pembelajaran

keterampilan sosial d. Jenis media pada cerita

sosial yang dibutuhkan anak ASD

e. Ketertarikan bentuk media tertentu

f. Bahan media yang aman dan sesuai dengan

kebutuhan anak ASD

Wawancara

Observasi Studi Dokumen


(32)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana bentuk pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran

keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X ?

Pengembangan media pada cerita sosial.

1) Analisis Konsep, pemilihan jenis, bentuk, dan bahan media

2) Pembuatan naskah cerita sosial

3) Pengembangan draft awal media

Studi Dokumen Peneliti & Guru

4. Bagaimana hasil validasi Focus Group Discussion (FGD) terhadap

pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran

keterampilan sosial anak ASD di Sekolah X ?

Penilaian mengenai rancangan pengembangan media pada cerita sosial mengenai :

a. Kualitas Isi dan tujuan media

1) Ketepatan 2) Kelengkapan 3) Minat/ perhatian 4) Kesesuaian dengan

kondisi siswa


(33)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kualitas instruksional media

1) Memberikan kesempatan belajar

2) Memberikan bantuan untuk belajar

3) Memilki kualitas memotivasi

4) Dapat memberi dampak bagi siswa

5) Dapat membawa dampak bagi guru dan

pembelajarannya

Diskusi Guru

c. Kualitas teknis media 1) Kualitas tampilan 2) Keterbacaan

3) Kemudahan penggunaan

Diskusi

d. Rekomendasi dari FGD terhadap

pengembangan media pada cerita sosial

Perbaikan berdasarkan hasil dari rekomendasi yang telah di dapat dari FGD


(34)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimana hasil uji coba terbatas terhadap media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X?

Kebermanfaatan media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial dilihat dari :

a. Kesesuaian media pada cerita sosial yang telah dikembangkan terhadap materi pembelajaran keterampilan sosial anak ASD

1) Ketepatan 2) Kelengkapan 3) Keterbacaan 4) Mudah digunakan

Wawancara Observasi Studi Dokumen


(35)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kesesuaian

pengembangan media pada cerita sosial terhadap respon anak dalam pembelajaran keterampilan sosial anak ASD

1) Minat/ perhatian 2) Kesesuaian dengan

kondisi siswa

3) Memberikan kesempatan belajar

4) Memberikan bantuan untuk belajar

5) Memilki kualitas memotivasi

6) Dapat memberi dampak bagi siswa

7) Dapat membawa dampak bagi guru dan

pembelajarannya

Wawancara Observasi Studi Dokumen

Guru


(36)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Analisis dan Keabsahan Data

1. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas analisis data. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 334-335) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisisi kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Jika digambarkan maka model interaktif dalam analisis data akan seperti berikut.

Gambar 3.1.

Komponen dalam analisis data (Interactive Model) Sugiyono (2011:335)

a. Data collection

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. b. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions : Drawing/ verifying


(37)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi. Untuk dapat melakukan reduksi data ini maka peneliti akan melakukannya dengan cara mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli mengenai pengembangan media atau pun yang, dengan demikian nantinya akan dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. c. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data akan berupa tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, data akan terorganisasikan, tersususun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

Pembahasan hasil display data penelitian ini dilakukan dengan bertitik tolak pada hasil observasi dan wawancara serta studi dokumen secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori yang ada.

d. Conclusion Drawing/ Verification (Menarik Kesimpulan atau Verifikasi)

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan „temuan baru‟ yang berbeda dengan temuan yang sudah ada.

2. Teknik Keabsahan Data

Sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data yang berhubungan dengan masalah seberapa jauh kebenaran dan kebermanfaatan media pada cerita sosial dalam penelitian ini, peneliti peroleh melalui kegiatan triangulasi Tringulasi dilakukan sebagai pemeriksaan keabsahan media


(38)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada cerita sosial yang telah peneliti hasilkan. Hal ini sejalan dengan pengertian bahwasanya ” triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian” (Moleong, 2004:330).

Selain itu Wilian Wiersma dalam Sugiyono (2011) manyatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Dalam hal ini, maka peneliti melakukan trigulasi sumber dan teknik, dimana triangulasi ini menurut Sugiyono (2011:370-371) adalah :

1) Triangulasi Sumber untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber setelah data dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya peneliti akan meminta kesepakatan (member check) dari beberapa sumber tersebut.

2) Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

F. Prosedur Penelitian

Langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah utama yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan media/ model, serta uji coba lapangan yang terbatas. Secara rinci langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal atau persiapan pengembangan. Dalam kegiatan ini dilakukan pengkajian terhadap literatur, survey lapangan yang berhubungan dengan fokus masalah yang ada dalam penelitian.

Pada pengkajian :


(39)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan sosial, anak ASD, dan pembuatan instrumen penelitian. b. Suvei lapangan, peneliti melakukan pra survey ke sekolah untuk

mendapatkan gambaran umum tentang penggunaan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial anak ASD.

2. Perencanaan dan Pengembangan Media

Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan guru untuk membuat sebuah media untuk cerita sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa ASD dalam pembelajaran keterampilan sosial.

Pada langkah ini dilakukan beberapa kegiata sebagai berikut : a. Analisis konsep, untuk menyiapkan media pada cerita sosial agar

sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar anak ASD serta materi dalam pembelajaran keterampilan sosial.

b. Pembuatan story board untuk media pada cerita sosial yang disesuaikan dengan materi pembelajaran keterampilan sosial.

c. Pengembangan draft awal media, pengembangan beberapa media yang interaktif bagi anak ASD

3. Validasi melalui FGD

Setelah proses produksi selesai, dilanjutkan dengan validasi melaui FGD. Teknik pengumpulan data untuk memvalidasi penelitian ini menggunakan FGD. Agar FGD dapat terlaksana sesuai prosedur maka terdapat lima langkah. Berikut adalah langkah-langkah yang peneliti lakukan :

a. Memilih tim pelaksana FGD.

Dalam hal ini peneliti sebagai moderator dan penghubung peserta. Dengan bantuan alat-alat dokumentasi seperti alat perekam. Tidak dibutuhkan tim secara utuh karena peneliti ingin mendapatkan setting yang alami saat diskusi berlangsung.


(40)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi anggota dari FGD ini adalah empat guru yang terdapat di SD X. Pemilihan ke empat orang ini atas dasar mereka sebagai guru dari siswa dengan ASD hal ini sesuai dengan kriteria pengambilan anggota FGD menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) yaitu memiliki pengalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah.

c. Pengaturan tempat.

FGD dilakukan di salah satu ruangan yang berada di SD X. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu, karena guru-guru di SD X bertugas hingga pukul 2 siang. Posisi duduk di lantai dengan beralaskan karpet agar suasan santai, dengan posisi melingkar.

d. Mempersiapkan guide

Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci, yang terdapat dalam lampiran 1.

e. Pelaksanaan FGD

Pelaksanaan FGD terdiri dari: 1) pembukaan dari mengucapkan salam, pemaparan singkat topik yang akan dibahas, mengajukan pertanyaa pertama sebagai panduan awal diskusi, 2) meminta klarifikasi, 3) melakukan refleksi, 4) memotivasi, 5) probing/ penggalian lebih dalam, 6) melakukan blocking dan distrubusi untuk mencegah peserta yang dominan, melerai perdebatan, 7) menegosiasi waktu, 8) dan terakhir adalah menutup FGD.

4. Uji Coba Terbatas

Uji coba dilakukan selama selama tiga minggu. Penilaian kebermanfaatan media yang dihasilkan melalui uji coba terbatas ini didapat melalui observasi saat penggunaan media pada siswa, dan wawancara kepada guru, setelah media tersebut digunakan oleh guru baik


(41)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam setting kelas intervensi individual maupun saat berada di kelas reguler.

Adapun yang diobservasi dan diwawancarai adalah mengenai kebermanfaatan media pada cerita sosial yang telah dikembangkan. Kebermanfaatan yang dimaksud meliputi :

a. Kesesuaian pengembangan media pada cerita sosial terhadap materi pembelajaran keterampilan sosial.

b. Kesesuaian pengembangan media pada cerita sosial terhadap respon anak dalam pembelajaran keterampilan sosial.

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian di atas secara sistematik digambarkan sebagai berikut :

PERENCANAAN dan PENGEMBANGAN MEDIA Perencanaan Media :

1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa ASD dalam belajar

2. Perumusan Tujuan : a. Butir-butir materi

b. Alat pengukur keberhasilan

Pengembangan Draf Awal Media : 1. Audio

2. Visual 3. Audia-Visual

VALIDASI melalui FGD

REVISI

DRAF MEDIA

UJI COBA TERBATAS STUDI PENDAHULUAN

Studi Pustaka : 1. Kajian teori

2. Hasil penelitian yang relevan

Survei Lapangan :

1. Media pada cerita sosial apa yang digunakan saat ini. 2. Media pada cerita sosial


(42)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2


(43)

136

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian pengembangan media pada cerita sosial dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak ada yang salah dengan media berbasis manusia dengan guru sebagai

media untuk mengkomunikasikan pesan atau informasi cerita sosial yang digunakan pada cerita sosial, dan kartu kalimat serta kartu bergambar sebagai media visual pendukung media audio berbasis manusia yang digunakan di SD X. Hanya saja menjadi kurang tepat karena isi cerita sosial yang digunakan oleh guru masih belum sesuai. Guru belum menempatkan siswa sebagai pusat dalam cerita. Menyebabkan media yang digunakan pun menjadi kurang terlihat kebermanfaatannya.

2. Media pada cerita sosial yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran keterampilan sosial di Sekolah X adalah media visual. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh mengenai karakteristik, gaya belajar siswa, materi pembelajaran keterampilan sosial yang sedang dipelajari, kebutuhan jenis, bentuk, dan bahan media yang dibutuhkan oleh siswa. 3. Pengembangan media yang dilakukan peneliti menghasilkan jenis, bentuk

dan bahan media pada cerita sosial berupa media visual, dengan bentuk buku kumpulan My Social Stories berukuran 15cm x 15 cm, yang berbahan kertas art paper 230 gr.

4. Validasi dengan Focus Group Discussion (FGD) terhadap media pada cerita sosial yang telah dikembangkan bagi siswa di SD X menyatakan bahwa : a) dari aspek kualitas isi dan tujuan media, dapat dijadikan


(44)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai media alternatif dalam pembelajaran keterampilan sosial karena sudah memenuhi tujuan dari media yaitu pemberi stimulus bagi siswa untuk belajar, sehingga dapat dijadikan sebagai pelengkap penyampaian materi pembelajaran ketrampilan sosial bagi siswa, b) dari aspek kualitas instruksional media pada cerita sosial yang telah dikembangkan akan membawa dampak yang lebih positif karena siswa bisa lebih memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh guru, c) dari aspek kualitas media, pada area keterbacaan dan tampilan setelah diperbaiki berdasarkan rekomendasi media yang tealh dikembangkan mudah untuk digunakan.

5. Hasil uji coba terbatas media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X selama tiga minggu, menghasilkan bahwasanya media yang telah dikembangkan dapat menjadi media alternatif lain untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan sosial. Hal ini terlihat dari kebermanfaatan media yang dilihat dari kesesuaian pengembangan media pada cerita sosial terhadap materi dan respon anak dalam pembelajaran keterampilan sosial.

B. REKOMENDASI

1. Sebaiknya para guru lebih memfasilitasi diri dengan pelatihan ataupun bahan-bahan bacaan yang berkenaan dengan media dan cerita sosial, dan meminta pertimbangan pakar jika penggunaan akan suatu cara pembelajaran yang baru dibacanya masih dirasa belum jelas. Hal tesebut perlu dilakukan agar informasi baru mengenai media dan suatu cara pembelajaran yang diperoleh menjadi tepat penggunaannya.

2. Diharapkan pihak sekolah juga dapat lebih mengatur jadwal kerja guru setelah mengajar agar guru mempunyai waktu khusus yang digunakan


(45)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyiapkan media yang akan digunakan sebagai bahan ajar, agar situasi pembelajaran dapat lebih menarik dan interaktif.

3. Penting untuk para guru, terutama guru intervensi individual SD X untuk mengembangkan media yang ada sesuai dengan kebutuhan para siswanya karena bagi siswa berkebutuhan khusus, kebutuhan akan jenis, bentuk, dan bahan media bisa jadi akan berbeda-beda mengingat karakteristik, dan gaya belajar mereka yang unik, serta materi pembelajaran yang mungkin saja berbeda setiap individunya walau berada dalam satu rentang grade yang sama.

4. Membentuk tim validasi media, hal ini diperlukann agar kualitas teknis, isi dan tujuan dari media yang meliputi ketepatan dengan materi pembelajaran, minat dan kesesuaian dengan kondisi siswa senantiasa terpantau. Dengan begitu kualitas istruksional media yang membuat siswa memiliki kesempatan, bantuan untuk belajar, serta berdampak terhadap motivasi siswa dan guru dalam pembelajaran pun tercapai.

5. Digiatkan kembali penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian sebaiknya tidak hanya terfokus pada materi ataupun isi dari pembelajaran saja. Akan lebih baik jika media yang digunakanpun dapat dimasukkan kedalam fokus penilaian. Hal ini agar pembelajaran dapat lebih interakti kerena media yang memiliki kualitas isi, tujuan, istruksional, dan tampilan yang baik dapat memberikan daya tarik bagi siswa sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna.


(46)

139

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Albert J. Cotungno. (2009). Grup Intervension (For Children With ASD) A Focuson Social Competency and Social Skills. London and Philadelphia: Jessica Kingsley Publisher.

Arsyad Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Asyhar Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media. Jakarta : Referensi

Jakarta.

Basrowi, dkk. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta. Bellack, AS. And Hersen, M (1997). Research and Practice and Social skills.

New York: Plenum

Bondy, A. and Frost. (1994). The Picture Exchange Communication System. NewJersey: Pyramid Educational Consultants.

Briody Jennifer, McGArry akthleen. (2005). “Using Social Stories to Ease

Children Transition”. Beyond The Jurnal-Young Children on The Web.

September 2005

Brown-Paula.(2010). “The effectiveness of Social Stories in changing behaviour for children with Autism Spectrum Disorder”. Jurnal International For

Special Education needs. May 2010.

Cotugno Albert. (2009). Group Interventions for Children eith Autism Spectrum Disorders. London : Jessica Kingsley Publishers.

Crozier Shannon, Sileo Nancy. (2005).”Encouraging Positive Behavior with Social Stories (An Intervension for Children with Autism Spectrum Disorder)”. TEACHING Exceptional Children, Vol. 37, No. 6, pp. 26-31. Copyright 2005 CEC

DePorter Bobbi, Hernacki Mike. (1999). Quatum Learning. New York : Dell Publishing.


(47)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foden J. Teres, Anderson Connie. (2011). Intervensi Keterampilan Sosial.Tersedia[Online].http://www.iancommunity.org/cs/what_do_we_kn ow/social_skills_interventions 17 Desember 2012.

Gray. (2012). Social Story. Tersedia[Online].http://www.thegraycenter.org/social-stories/what-are-social-stories.15 Juni 2012.

Harlock, Elizabeth. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jacobs Jennifer. Pengembangan Keterampilan Sosial pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).Tersedia[Online]

http://www.socialskillbuilder.com/articles/socialskillsASDchildren.html 17 Desember 2012

Karina. (2012). Pola Asuh Orangtua Anak Tunarungu Usia Dini yang Memiliki Keterampilan Sosial baik di SLB Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. Tesis Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan.

Ludwig- Lisa. (2007). There is preliminary evidence (level 4) That social Story are effective in decreasing challenging behaviours and may improve social interaction skill in children with Atism Spectrum disorder”. Jurnal

International For Special Education needs. May 2007. University of

Western Sydney.

Leaf Ron & Mc. Eachin. (1999). A Work In Progress : Behavior Management Strategies and a Curriculum For Intensive Behavioral Treatmen Of Autism.(terjemahan). Jakarta

Lynn Plimley, Maggie Bowen. (2007). Social skills and Autistic Spectrum Disorder. London: Paul Chapman Publishing.

Memet. (2011). “ Perilaku Adaptif Anak Tuna Grahita Ringan pada Kelompok Usia Mental 7, 9 dan 11 dengan Acuan Anak Non-Tuna Grahita”.Tesis Pada Prodi Pendidikan Khusus Pacsa Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan

Mc.Millan, Schumacher. (2001). Research In education a conceptual Introduction

Fifth Edition. Longman

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya


(48)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musfiqon HM. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Nasir Moh. (2009). Metode Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung : Ghalia Indonesia

Northumberland County Council Communication Support Service. (2004). Autistic Spectrum Disorders (Practical Strategies for Teacher and Other Professionals. David Fulton Publisher Ltd. London

Nursyamsi, Aji. 2012. Definisi Media Pembelajaran. Tersedia [Online]

http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media pembelajaran 12 Desember 2012

Plimley Lynn & Bowen Maggie. Social Skills and Autistic Spectrum Disorder. London : Paul Chapman Publishing

Rusman, Agus. (2012). Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Tunanetra di SMPN 47 Kota bandung. Tesis Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan.

Rusman, Kurniawan Deni, Riyana Cecep. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Ruzinorahmawati.(2012). Fungsi Media Pembelajaran.Tersedia [Online]

http://ruzinorahmawati.wordpress.com 12 Desember 2012.

Soendari, Tjutju. (2000). “ Pengembangan Perilaku Adaptif Anak Autis dalam Perspektif Psikologi Individual.”. Makalah Jurusan PLB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Sudarsih, Wati. (2012). Keterampilan Sosial Siswa ADHD di Sekolah Dasar Negeri Y di Pangkal Pinang. Tesis Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta, CV Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Tarnai- Balazs Sir. (2011). Establishing The Relative Importance Of Applying


(49)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intervention Model For Student With ASD”. Jurnal International For

Special Education needs. 2011. Seton Hill University.

Walker James.E, Shea Thomas M. (1995). Behavior Management A Practical Approach For Educators. New Jersey Columbus Ohio:Merril sn Imprint of Prentice Hall.

Widati, Sri. (2013). “Pelaksanaan Pendidikan Bagi Anak Autis” Makalah Yayasan Pembina Anak Cacat. Bandung : Tidak diterbitkan.


(1)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai media alternatif dalam pembelajaran keterampilan sosial karena sudah memenuhi tujuan dari media yaitu pemberi stimulus bagi siswa untuk belajar, sehingga dapat dijadikan sebagai pelengkap penyampaian materi pembelajaran ketrampilan sosial bagi siswa, b) dari aspek kualitas instruksional media pada cerita sosial yang telah dikembangkan akan membawa dampak yang lebih positif karena siswa bisa lebih memperhatikan materi yang akan disampaikan oleh guru, c) dari aspek kualitas media, pada area keterbacaan dan tampilan setelah diperbaiki berdasarkan rekomendasi media yang tealh dikembangkan mudah untuk digunakan.

5. Hasil uji coba terbatas media pada cerita sosial yang telah dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan sosial bagi siswa dengan ASD di SD X selama tiga minggu, menghasilkan bahwasanya media yang telah dikembangkan dapat menjadi media alternatif lain untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan sosial. Hal ini terlihat dari kebermanfaatan media yang dilihat dari kesesuaian pengembangan media pada cerita sosial terhadap materi dan respon anak dalam pembelajaran keterampilan sosial.

B. REKOMENDASI

1. Sebaiknya para guru lebih memfasilitasi diri dengan pelatihan ataupun bahan-bahan bacaan yang berkenaan dengan media dan cerita sosial, dan meminta pertimbangan pakar jika penggunaan akan suatu cara pembelajaran yang baru dibacanya masih dirasa belum jelas. Hal tesebut perlu dilakukan agar informasi baru mengenai media dan suatu cara pembelajaran yang diperoleh menjadi tepat penggunaannya.

2. Diharapkan pihak sekolah juga dapat lebih mengatur jadwal kerja guru setelah mengajar agar guru mempunyai waktu khusus yang digunakan


(2)

138

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyiapkan media yang akan digunakan sebagai bahan ajar, agar situasi pembelajaran dapat lebih menarik dan interaktif.

3. Penting untuk para guru, terutama guru intervensi individual SD X untuk mengembangkan media yang ada sesuai dengan kebutuhan para siswanya karena bagi siswa berkebutuhan khusus, kebutuhan akan jenis, bentuk, dan bahan media bisa jadi akan berbeda-beda mengingat karakteristik, dan gaya belajar mereka yang unik, serta materi pembelajaran yang mungkin saja berbeda setiap individunya walau berada dalam satu rentang grade yang sama.

4. Membentuk tim validasi media, hal ini diperlukann agar kualitas teknis, isi dan tujuan dari media yang meliputi ketepatan dengan materi pembelajaran, minat dan kesesuaian dengan kondisi siswa senantiasa terpantau. Dengan begitu kualitas istruksional media yang membuat siswa memiliki kesempatan, bantuan untuk belajar, serta berdampak terhadap motivasi siswa dan guru dalam pembelajaran pun tercapai.

5. Digiatkan kembali penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian sebaiknya tidak hanya terfokus pada materi ataupun isi dari pembelajaran saja. Akan lebih baik jika media yang digunakanpun dapat dimasukkan kedalam fokus penilaian. Hal ini agar pembelajaran dapat lebih interakti kerena media yang memiliki kualitas isi, tujuan, istruksional, dan tampilan yang baik dapat memberikan daya tarik bagi siswa sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna.


(3)

139

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Albert J. Cotungno. (2009). Grup Intervension (For Children With ASD) A

Focuson Social Competency and Social Skills. London and Philadelphia:

Jessica Kingsley Publisher.

Arsyad Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Asyhar Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media. Jakarta : Referensi

Jakarta.

Basrowi, dkk. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta. Bellack, AS. And Hersen, M (1997). Research and Practice and Social skills.

New York: Plenum

Bondy, A. and Frost. (1994). The Picture Exchange Communication System. NewJersey: Pyramid Educational Consultants.

Briody Jennifer, McGArry akthleen. (2005). “Using Social Stories to Ease Children Transition”. Beyond The Jurnal-Young Children on The Web.

September 2005

Brown-Paula.(2010). “The effectiveness of Social Stories in changing behaviour for children with Autism Spectrum Disorder”. Jurnal International For Special Education needs. May 2010.

Cotugno Albert. (2009). Group Interventions for Children eith Autism Spectrum

Disorders. London : Jessica Kingsley Publishers.

Crozier Shannon, Sileo Nancy. (2005).”Encouraging Positive Behavior with Social Stories (An Intervension for Children with Autism Spectrum Disorder)”. TEACHING Exceptional Children, Vol. 37, No. 6, pp. 26-31. Copyright 2005 CEC

DePorter Bobbi, Hernacki Mike. (1999). Quatum Learning. New York : Dell Publishing.


(4)

140

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foden J. Teres, Anderson Connie. (2011). Intervensi Keterampilan Sosial.Tersedia[Online].http://www.iancommunity.org/cs/what_do_we_kn ow/social_skills_interventions 17 Desember 2012.

Gray. (2012). Social Story. Tersedia[Online].http://www.thegraycenter.org/social-stories/what-are-social-stories.15 Juni 2012.

Harlock, Elizabeth. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jacobs Jennifer. Pengembangan Keterampilan Sosial pada Anak dengan Autism

Spectrum Disorder (ASD).Tersedia[Online]

http://www.socialskillbuilder.com/articles/socialskillsASDchildren.html 17 Desember 2012

Karina. (2012). Pola Asuh Orangtua Anak Tunarungu Usia Dini yang Memiliki

Keterampilan Sosial baik di SLB Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. Tesis

Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan.

Ludwig- Lisa. (2007). There is preliminary evidence (level 4) That social Story are effective in decreasing challenging behaviours and may improve social interaction skill in children with Atism Spectrum disorder”. Jurnal International For Special Education needs. May 2007. University of Western Sydney.

Leaf Ron & Mc. Eachin. (1999). A Work In Progress : Behavior Management

Strategies and a Curriculum For Intensive Behavioral Treatmen Of Autism.(terjemahan). Jakarta

Lynn Plimley, Maggie Bowen. (2007). Social skills and Autistic Spectrum

Disorder. London: Paul Chapman Publishing.

Memet. (2011). “ Perilaku Adaptif Anak Tuna Grahita Ringan pada Kelompok

Usia Mental 7, 9 dan 11 dengan Acuan Anak Non-Tuna Grahita”.Tesis Pada Prodi Pendidikan Khusus Pacsa Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan

Mc.Millan, Schumacher. (2001). Research In education a conceptual Introduction

Fifth Edition. Longman

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya


(5)

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musfiqon HM. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Nasir Moh. (2009). Metode Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung : Ghalia Indonesia

Northumberland County Council Communication Support Service. (2004).

Autistic Spectrum Disorders (Practical Strategies for Teacher and Other Professionals. David Fulton Publisher Ltd. London

Nursyamsi, Aji. 2012. Definisi Media Pembelajaran. Tersedia [Online]

http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media pembelajaran 12 Desember 2012

Plimley Lynn & Bowen Maggie. Social Skills and Autistic Spectrum Disorder. London : Paul Chapman Publishing

Rusman, Agus. (2012). Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Tunanetra di SMPN 47 Kota bandung. Tesis Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan.

Rusman, Kurniawan Deni, Riyana Cecep. (2011). Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Ruzinorahmawati.(2012). Fungsi Media Pembelajaran.Tersedia [Online] http://ruzinorahmawati.wordpress.com 12 Desember 2012.

Soendari, Tjutju. (2000). “ Pengembangan Perilaku Adaptif Anak Autis dalam Perspektif Psikologi Individual.”. Makalah Jurusan PLB FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Sudarsih, Wati. (2012). Keterampilan Sosial Siswa ADHD di Sekolah Dasar

Negeri Y di Pangkal Pinang. Tesis Pada Prodi Pendidikan Kebutuhan

Khusus Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : tidak diterbitkan

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta, CV Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Tarnai- Balazs Sir. (2011). Establishing The Relative Importance Of Applying


(6)

142

Dwi Anggraini H, 2013

Pengembangan Media Pada Cerita Sosial Dalam Pembelajaran Keterampilan Sosial Bagi Siswa Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) di SD X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intervention Model For Student With ASD”. Jurnal International For Special Education needs. 2011. Seton Hill University.

Walker James.E, Shea Thomas M. (1995). Behavior Management A Practical

Approach For Educators. New Jersey Columbus Ohio:Merril sn Imprint

of Prentice Hall.

Widati, Sri. (2013). “Pelaksanaan Pendidikan Bagi Anak Autis” Makalah Yayasan Pembina Anak Cacat. Bandung : Tidak diterbitkan.