Informasi/ Publikasi

COVER 1

COVER 2

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

daftarisi

3

4

salamredaksi

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Salam Dari
Redaksi


Pembina :
1. Dirjen PNFI DEPDIKNAS
2. Direktur Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan DEPDIKNAS
Pengarah :
1. Kasubdit Kemitraan
2. Kasubdit Kelembagaan
3. Kasubdit Peningkatan Mutu
4. Kasubdit Pengembangan
Informasi Kursus
Penanggung Jawab :
Drs. Sipken Ginting
Pimpinan Redaksi :
Syahrir Katutu, S.E, M.M
Sekretaris Redaksi :
Lismanto S. Ap
Redaktur Pelaksana :
Sugeng Priatmodjo
Redaktur :
Kamera S. Kembaren

Penyunting / Editor :
1. Bambang Widodo S. Sos
2. Dra. Yari Isnaeni
Graphic Design / Photo :
1. Heri Susanto, S.Kom. M. Kes
2. Syahrul Anwar
Distribusi & Sirkulasi :
Jendri G
Kesekretariatan :
1. DR. Phil. Linda Pangaribuan
2. Oktoriza Nurwiadi, ST
3. Eva Komalasari, S.Kom
4. Kasmiyanto
5. Yudi Kurniawan, SE
6. David Hensam
7. Drs. Achmad Soemardi, M.Pd

Alamat Redaksi :
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
Gedung E lantai 6 Depdiknas

Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270
Telp./ Fax. 021 5790 4363

A

lhamdulillah sejak kehadiran Bulletin INFO KURSUS pada Direktorat
Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan telah memperoleh banyak
masukan yang positif dari para kalangan penyelenggara kursus dan
organisasi mitra /Asosiasi profesi karena selain merasa bangga dengan adanya
media informasi yang dapat menjembatani para penyelenggara program,
lulusan, masyarakat, pengguna lulusan (dunia usaha) dengan pemerintah
dalam pembinaan dan pengembangan kursus dan Pelatihan juga merupakan
dorongan untuk meningkatkan mutu dan pencitraan publik.
Pada Edisi yang III (ketiga) ini Buletin INFO KURSUS tetap menyajikan
dan menyediakan menu informasi seputar kursus dan pelatihan baik berupa
kebijakan, program dan berbagai aktivitas penyelenggaraan kursus yang
dirancang tidak hanya memuat berita (News) dan info-info kegiatan, kebijakan
dan program tapi juga didalamnya memuat tentang suksestori lulusan, profil
lembaga dan kursus singkat yang dapat memberi keterampilan kepada
pembaca yang ditulis langsung oleh nara sumber teknis dari kalangan pendidik

dan para pakar yang profesional, sudah kompeten dibidangnya yang sudah
terkenal dan berpengalaman di dunia kursus dan pelatihan.
Tim Redaksi Bulletin INFO KURSUS tetap berharap agar media ini berfungsi
sebagai sarana komunikasi, informasi, sosialisasi dan publikasi dalam
pencitraan publik lembaga kursus dan pelatihan dalam rangka meningkatkan
mutu penyelenggaraan dan lulusan kursus untuk memenuhi dan melayani
kebutuhan masyarakat yang ingin meningkatkan dan mengembangkan minat
bakatnya baik untuk menyalurkan hobby, menambah ilmu pengetahuan atau
melengkapi pendidikannya dan/atau untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun sebagai bekal untuk bekerja atau usaha mandiri.
Tim redaksi selalu berupaya agar dalam setiap terbitannya Bulletin INFO
KURSUS dapat memenuhi harapan pembacanya, selalu memberi kesempatan
dan menerima tulisan berupa berita, artikel, hasil karya, serta saran dan pendapat
asalkan tidak menyimpang dari lingkup substansi kursus dan pelatihan untuk
dimuat pada setiap terbitan/edisi. Tulisan yang dikirim ke meja redaksi harus
diketik rapi dan isinya dapat disempurnakan/diedit tanpa mengurangi maksud
dan tujuan penulis.
Untuk mencapai kesempurnaan, tim redaksi Buletin INFO KURSUS terus
berupaya mempertahankan dan meningkatkan mutu isi, tampilan dan
kemasan agar bulletin ini memiliki ciri khas yang spesifik dari media lainnya.

Untuk itu kami memerlukan dukungan dan saran serta kritik membangun dari
seluruh pembaca dengan harapan agar kehadiran buletin ini terus berlanjut
dan semakin diminati masyarakat. Terima kasih.
Salam kami,
Pimpinan Redaksi
Syahrir katutu,SE.MM

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009

suratpembaca

MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Kehadiran Bulletin INFO
KURSUS mendapat banyak
tanggapan positif dari
berbagai pihak, termasuk
dari penyelenggaran
lembaga kursus.
Bagi mereka Bulletin

ini tidak hanya sebagai
sekedar sumber informasi
namun juga sebagai ajang
menyalurkan aspirasi.
Hanya dari aspek isi
Bulletin tentu masih jauh
dari harapan. Kritik dan
saran pembaca sangat
kami butuhkan, demi
peningkatan mutu dan
kwalitas isi Bulletin ini.
Untuk edisi kali ini Redaksi
menerima banyak saran dan
kritik dari berbagai lembaga
dan penyelenggara kursus.
Untuk itu, atas nama tim
redaksi menyampaikan
banyak terima kasih atas
saran dan kritikannya.
Semoga kritikan tersebut

menjadi bahan evaluasi
yang sangat berguna
menuju kesempurnaan
Bulletin INFO KURSUS
kedepan.
Adapun saran dan kritik
dari pembaca yang diterima
redakasi berdasarkan SMS
atau email pada edisi ini
adalah sebagai berikut:

Berbagai masalah
pembinaan kursus
D
irektorat pembinaan Kursus dan
kelembagaan
memiliki peran
yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu lembaga kursus
dan pelatihan. Oleh karena itu berbagi

upaya terus dilakukan untuk membenahi
lembaga kursus. Berbagaia program dan
kebijakan terus di gulirkan. Sosialisasi
juga terus digalakanya. Hanya saja dalam
pelaksanaanya juga masih terdapat
berbagai persoalan. Untuk itu Bulletin
INFO KURSUS mencoba
melakukan
melusuri informasi mengenai berbagai
masalah terhadap pembinaan kursus
selama ini.
Hampir sebagian pengelola kursus dan
pelatihan yang diwawancarai mengaku
kalau selama ini Direktorat Pembinaan
Kursus
dan
Kelembagaan,
Dinas
Pendidikan Provinsi, dinas Pendidikan
Kabupaten dan Kota telah melakukan

upaya yang maksimal dalam membenahi
lembaga kursus. Hanya saja masih terdapat
beberapa permasalahan yang menuntut
untuk segera dilakukan pembenahan dan
penataan. Diantaranya yakni:
1. Pembinan dari dinas pendidikan di
daerah masih dirasa kurang dan
hanya terkesan hanya memberikan
pembinaan kepada LPK yang memiliki
kedekatan dengan dinas pendidikan.
2. Masih ada pengelola LPK yang belum
mengetahui adanya bantuan berupa
block grant kepada lembaga kursus.
Ini terjadi karena sosialasis mengenai
block grant masih dianggap kurang.
3. Peran penilik di Dinas pendidikan
daerah masih ada yang bekerja
belum maksimal. Akibatnya program
dan kebijakan yang di canangkan
pemerintah pusat tidak diketahui oleh

LPK di daerah.

4. Masih dijumpai LPK yang tidak jelas
kegiatannya malah mendapat block
grant. Akibatnya bantuan berupa
block grant tidak bisa memberikan
kontribusi pada peningkatan lembaga
kursus.
5. Masih adanya pungutan tidak resmi
yang dilakukan oknum aparat dalam
penerimaan block grant.

6. Soal perizinan masih banayk simpang
siurnya. beberapa LPK yang mengurus
izin harus mengalami kesulitan besar.
Seperti prosedur perizinan yang
berbelit-belit dan prosesnya kadang
memakan waktu yang lama. Tapi ada
LPK tertentu yang begitu mudah
mengurus perizinan dengan cepat.

Dari permasalahan diatas diharapkan
ada tindak lanjut dan pemecahan berbagai
persoalan tersebut.

5

6

kebijakan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

kebijakan

7

8

sajianutama

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

9

10

sajianutama

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

11

12

sajianutama

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

13

14

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

15

16

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Pameran Kursus dan
Pelatihan 2009
D
irektorat
Pembinaan
dan
Kelembagaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Non Formal dan
Informal Departemen Pendidikan Nasional
menggelar Pameran Kursus dan Pelatihan
2009.Usaha untuk memperomosikan
lembaga kursus dan pelatihan.
Direktorat
Pembinaan
dan
Kelembagaan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Non Formal dan Informal
Departemen
Pendidikan
Nasional
menggelar Pameran Kursus dan Pelatihan
2009. Pameran yang digelar pada 13
Agustus 2009 lalu bertempat di Blok
M Square, Jakarta. Sedikitnya ada 20
lembaga kursus yang ikut dalam pameran
kursus tersebut. Mereka terdiri dalam
berbagai jenis ketrampilan yang sedang di
gandrungi masyarakat. Mulai dari kursus
akupuntur, tata rias, tata boga, hingga

kursus bahasa inggris.
Tak lain pameran kursus dan pelatihan
ini diselenggarakan dalam rangka
memperingati Hari Pendidikan Nasional
dan untuk menyambut Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia. Adapun tujuan
diselenggarakannya pameran ini untuk
memfasilitasi para penyelenggara kursus
dalam mempublikasikan lembaga dan
program kursus yang diselenggarakannya.
Tentu saja sasaran dari pameran
tersebut, adalah para pengunjung mal.
Terutama, bagi anak yang putus sekolah,
pengangguran, dan masyarakat yang
ingin mengetahui dan memahami proses
kursus.Namun, tidak menutup kesempatan
juga bagi ibu rumah tangga ataupun bagi
masyarakat yang sudah bekerja ingin
mengembangkan kemampuan mereka.
Pengunjung pameran tersebut tidak

dipungut biaya. Bahkan pengunjung
dapat ikut serta dalam aneka demo
dan pergelaran yang dilakukan, seperti
mengukir buah, merangkai bunga,
akupuntur, tata busana, tata pagelaran,
tata rias pengantin, dan banyak lagi. Selain
itu, pengunjung juga berkesempatan
mengikuti lomba percakapan Bahasa
Inggris, dan make up wajah sendiri yang
dilakukan oleh lembaga kursus yang
berpengalaman.
Pada acara tersebut Tidak hanya
digelar pameran kursus saja,bersamaan
dengan pameran berlangsung dalam
kegiatan itu juga diresmikan peluncuran
perdana Nomor induk Lembaga Kursus
(NILEK)oleh Dirjen PNFI, Depdiknas
DR.Hamid Muhammad, PhD. Selain itu
pada rangkain kegiatan itu juga diberikan
piala kepada para pemenang lomba kursus

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

dan pelatihan berprestasi tingkat nasional
tahun 2009. Kegiatan pameran kursus
dan pelatihan ini diselenggarakan berkat
kerjasama Direktorat Pembinaan Kursus
dan Kelembagaan dengan organisasi
mitra. Adpun sebagai event organizer
dalam kegiatan ini adalah PT Kiat Nusa.
Kegiatan pameran kursus dan pelatihan
di buka oleh, Dirjen PNFI Dr.Hamid
Muhammad, PhD. Dalam sambutan
pembukaannya Hamid mengungkapkan
bahwa kegiatan pameran kursus dan
pelatihan ini merupakan kegiatan rutin
yang selalu diselenggarakan setiap
tahun.Sebab Departemen Pendidikan
nasional kedepan akan terus berupaya
meningkatkan program –program yang
berkaitan dengan Life skill. Kalau di
pendidikan non formal itu adalah kursus
dan pelatihan.

Oleh kerena itu Hamid meminta
kepada para penyelenggara kursus dan
pelatihan untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisme dalam penyelenggaraan
kursus. Karena nanti pada saatnya Diknas
akan mengumpulkan semua lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan
kecakapan hidup, baik kursus maupun
SMK. ”Kita harus bisa menunjukan bahwa
lembaga kursus itu tidak kalah dengan
SMK. Artinya lembaga kursus juga
bisa berkompetisi dengan pendidikan
formal.”kata Hamid dalam sambutannya.
Seiring dengan hal tersebut, menurut
hamid, mulai tahun ini Ditjen PNFI ingin
membenahi lembaga kursus. Ada banyak
hal yang akan dibenahi. Diantaranya
yakni membenahi kelembagaanya. Salah
satu cara untuk menata kelembagaan
dengan mengembangkan data base.

Melalui pengembangan data base ini
akan dilakukan identifikasi lembaga
kursus dan pelatihan. Caranya yakni
dengan memberikan
Nomor Induk
Lembaga Kursus (NILEK)kepada lembaga
kursus. Tentu saja pemberian NILK hanya
ditujukan kepada lembaga kursus yang
benar-benar beroperasi.“Jadi mulai tahun
depan
hanya lembaga kursus yang
terdaftar dan punyai NILEK, yang boleh
akses untuk mendapatkan dana block
grant ke diknas,”kata Hamid.
Oleh karena itu Hamid mengajak
kepada semua penyelenggara kursus
untuk muli berbenah diri. Sebab secara
bertahap lembaga kursus ini akan di
akreditasi. Nantinya lembaga kursus yang
terakreditasi atau minimal yagn memiliki
kinerja baik yang akan mendapat fasilitas
bantuan dari pemerintah.
Itu sebabnya sekarang ini kata Hamid,
saatnya lembaga kursus untuk berbenah.
Termasuk membenahi berbagai standar
yang diharapkan dapat meningkatkan
mutu kursus. Seperti uji kompetensi dan
Lembaga Sertifikasi Kompetensi. Bahkan
tidak lama lagi juga akan dikeluarkan
standar penyelenggaraaan kursus. Upaya
ini dilakukan sebagai salah satu cara agar
lembaga kursus tidak diremehkan orang.
Selain itu juga untuk membuktikan bahwa
lembaga kursus juga memiliki kwalitas
yang bagus. “Saya punya impian lembaga
kursus kita sedikit tapi bentul-betul
bagus dan bermutu. Dari pada banyak,
tapi tidak bisa diandalkan. Sebab saya
hanya memerlukan lembaga kursus yang
bisa dibanggakan,”kata Hamid dalam
sambutannya.**

17

18

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Perlunya Promosi LPK
Melalui Media Brosur

Melalui worshop ini
peserta menghasilkan
out putnya yaitu dapat
membuat brosur atau
leaflet yang dijadikan
sebagai salah satu
alat media yang dapat
meningkatkan peserta
kursus

D

alam berbagai upaya yang
dilakukan Direktorat Pembinaan
Kursus
dan
Kelembagaan
(Ditbinsus)
Depdiknas,
untuk
meningkatkan keberadaan Lembaga
Kursus Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan DITJEN PNFI, Depdiknas
mengadakan workshop Pengembangan
bahan informasi pembinaan kursus dan
kelembagaan yang diselenggarakan pada
tanggal 15 s.d 17 di hotel Oranje Denpasar,
Bali.
Lembaga kursus merupakan ujung
tombak Pemeritah dalam upaya untuk
dapat mengurangi angka pengangguran
dan Kemiskinan, karena melalui Lembaga
Kursus, masyarakat dapat dibina dan
dibekali keahlian sehingga trampil untuk
mendapatkan pekerjaan dan berwirausaha.
Agar lembaga kursus dapat dipercaya
dan dikenal masyarakat diperlukan suatu
alat untuk memperkenalkan lembaga
kursus tersebut. melihat hal ini yang
sering dihadapi lembaga kursus kurang

memahami bagaimana alat untuk
mempromosikan lembaga kursusnya maka
Direktorat Binsus melakukan kegiatan
Workshop yang dihadiri dari berbagai
mitra lembaga kursus. Workshop yang
diselenggarakan pada bulan Juli 2009 di
Denpasar Bali yang oleh .Made Mertanadi
selaku Kepala Bidang Pendidikan Non
Formal dan Informal (PNFI) Provinsi Bali,
dalam kesempatan itu Made Mertanadi,
mengucapkan selamat datang di Bali, suhu

udara di Bali yang saat ini mulai memasuki
musim kemarau, pada kesempatan itu
Made Mertanadi mengharapkan adanya
hasil yang positif, bagi peserta workshop
ini, adapun tujuan dari worshop ini untuk
mengidentifikasi apa yang telah ditekuni
oleh peserta workshop dari data yang ada
di Diknas dan workshop ini juga nantinya
akan ada masukan berupa pengetahuan
bagi peserta Lembaga Kursus bagaimana
cara membuat leaflet/ brosusr yang

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

baik sehingga dengan pengetahuan
ini nantinya lembaga kursus dapat cara
membuat brosur.leaflet
yang benar
sebagai alat untuk mempromosikan
lembaga kursusnya. Selama ini banyak
ketidak pahaman dan kurangnya
pengetahuan dalam mempromosikan
lembaga kursusnya melalui brosur, maka
setelah mengikuti workshop ini peserta
diharapkan mendapatkan hasil yang
berguna bagi Lembaga nantinya dalam
mempromosikan Lembaga kursus dimana
peserta berada.
Workshop yang dihadiri sebanyak
45 orang peserta dari berbagai LPK di
Indonesia. Diharapkan kepada peserta
agar melalui kegiatan seperti ini sebaik baiknya dimanfaatkan karena tidak semua
lembaga dapat mengikuti kegiatan seperti
ini dan setelah kembalinya dari Bali agar
dapat menginformasikan kepada yang
lainnya didaerahnya sehingga walaupun
tidak secara langsung mengikuti kegiatan
ini agar informasi tentang cara membuat
brosur dan pengembangan lembaga
kursus dapat diketahui juga.
Adapun materi yang diberikan dan
kegiatan yang dilakukan pada seminar
tersebut yaitu dalam bentuk pembekalan
materi, diskusi dan peserta membuat
brosur masing – masing tentang lembaga

dari out putnya secara langsung, maka
untuk pertemuan selanjutnya akan
kita undang Lembaga kursus yang lain
lagi. Pada pertemuan yang diadakan
oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan Diknas, peserta diberikan
fasilitas berupa panduan untuk membuat
brosur yang layak.Tetapi dalam hal ini tidak
memberikan dana untuk membuatnya, kita
hanya sebagai fasilitator untuk membuat
brosur tersebut,S. Ginting menyampaikan
pada acara workshop tersebut.
Perkembangan Lembaga Kursus saat ini
cukup signifikan,sehingga jumlah lembaga
kursus terus meningkat banyak sekali,
namun tidak semua yang mengetahui
bagaimana
cara
mengembangkan
lembaga kursusnya melalui brosur yang
benar, agar dapat meningkatnya peserta
kursus. Untuk itu maka perlu adanya
pembenahan secara terus menerus, karena
dengan peningkatan peserta lembaga
kursus maka tingkat pengangguran dan
kemiskinan dapat ditekan.
Melalui
worshop
ini
peserta

2 jenis: media cetak, dan elektronik. Media
yang dipakai tergantung dari keadaan
suatu lembaga karena mempunyai biaya
yang tidak sama, memang secara media
elekrtonik cukup luas jangkauannya tetapi
kita juga harus melihat segmen pasar yang
kita tuju. Hal inilah pentingnya media
menjadi alat untuk mengembangkan
Lembaga.
Direktur Binsuskel, Depdiknas, DR.
Wartanto pada kesempatan tersebut
menyatakan
bahwa kursus bukan
hanya sekedar pelayanan,tetapi selain
itu, ada produk yang dipasarkan dan
bagaimana orang bisa masuk kursus.
Melalui pemasaran dan penjualan dengan
menggunakan promosi sehingga orang
akan tahu, paham dan mengerti dengan
demikian maka akan ada pengembangan
usaha
tersebut.
Dengan
melalui
promosi, pengembangan, kejayaan dan
penurunan. Selanjutnya DR Wartanto
menyatakan bahwa melalui leaflet /
brosur masyarakat akan mendapatkan
informasi mengenai kursus sehingga dari

menghasilkan out putnya yaitu dapat
membuat brosur atau leaflet yang
dijadikan sebagai salah satu alat media
yang dapat meningkatkan peserta
kursus, karena pada pertemuan tersebut
peserta akan dibekali ilmu bagaimana
cara mempromosikan lembaga kursusnya
melalui brosur atau leaflet.
Media merupakan alat yang cukup
signifikan dan memiliki kemampuan dalam
mempromosikan sesuatu yang kita miliki.
Berbagai bentuk alat media yang dapat
dipakai untuk memprosikan lembaga,
secara global media dapat dibagi dalam

informasi yang didapat masyarakat maka
dapat meningkatkan peserta kursus pada
lembaga.
Workshop
diakhiri
dengan
mempresentasekan hasil dari setiap
peserta tentang pembuatan brosusr, dan
pengalaman peserta menceritakan hasil
dari membuat brosur, dengan berakhirnya
kegiatan tersebut maka workshop
ditutup oleh Ka subdit Informasi dan
pengembangan kursus, Drs. Sipken
Ginting, dengan harapan worshop ini
dapat mempunyai penambahan wawasan
dan ilmu tentang brosur

Lembaga kursus merupakan
ujung tombak Pemeritah dalam
upaya untuk dapat mengurangi
angka pengangguran dan
Kemiskinan, karena melalui
Lembaga Kursus, masyarakat
dapat dibina dan dibekali
keahlian

kursusnya. Workshop ini yang dihadiri oleh
dari berbagai provinsi di Indonesia, dalam
kesempatan itu
Drs. Sipken Ginting selaku Kasubdit
Informasi dan Pengembangan kursus,
Direktorat Pembinaan kursus dan
Kelembagaan, Depdiknas menyatakan
bahwa dalam pertemuan ini akan
kita berikan pengetahuan kepada
peserta lembaga kursus bagaimana
cara pembuatan leaflet / brosur, yang
baik dan benar sehingga dalam tindak
lanjutnya nantinya apabila workshop ini
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

19

20

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Melalui Penilaian Kinerja
Meningkatkan Mutu Kursus
Direktorat pembinaan Kursus
dan Kelembagaan melakukan
penilaian terhadap lembaga
kursus dan pelatihan. Kegiatan
ini merupakan upaya untuk
meningkatkan kinerja lembaga
kursus dan meningkatkan mutu
kursus.

B

erbagai upaya terus dilakukan
Direktorat Pembinaan kursus dan
Kelembagaan untuk membenahi
lembaga kursus. Salah satunya yakni
dengan melakukan penilaian terhadap
kinerja lembaga kursus. Maklum sekarang
lembaga kursus memang mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Data
di Ditbinsu ada sekitar 13.456 lembaga
kursus. Ironisnya dari sekian banyak lemaga
kursus tersebut ternyata banyak lembaga
kursus dan pelatihan yang belum dikelola
secara professional. Akibatnya banyak
lembaga kursus yang belum mampu
menyelenggarakan
program-program
PNFI secara optimal dan profesional.
Untuk itu pada Agustus lalu Ditjen
Binsus telah menyelenggarakan sosialisasi
Penilaian Lembaga kursus. Acara sosialisasi
ini digelar di Hotel Pandanaran, Semarang,
Jawa Tengah. Pesertanya tak lain adalah
para pengelola lembaga kursus. Ada sekitar
80 pengelola kursus yang hadir dalam
kegiatan sosialisasi ini. Diharapkan melalui
kegiatan sosialisasi ini para pengelola
kursus bisa memperoleh pemahaman
yang sama mengenai pentingnya
penilaian terhadap lembaga kursus. Ini
perlu dilakukan karena bila merujuk
pada UU pendidikan nasional Lembaga
kursus dan pelatihan merupakan sebagai
salah satu bentuk satuan pendidikan
nonformal perlu terus ditingkatkan mutu
penyelenggaraannya.
Untuk
itu
dalam
kesempatan
membuka kegiatan sosialisasi penilain
kinerja lembaga kursus, Dirjen Pendidikan
Non Formal dan Informal (PNFI), Hamid
Muhammad berharap dengan adanya

penilaian kinerja lembaga kursus akan
menjadi dasar untuk melakukan akreditasi
terhadap lembaga kursus. “Nanti block
grant yang akan diprioritaskan bagi
lembaga-lembaga yang terakreditasi dan
memiliki kinerjanya bagus”, kata Hamid
dalam sambutan pembukaan sosialisasi
kinerja kursus.
Lebih lanjut Hamid mengungkapkan
penilai kinerja ini perlu dilakukan agar
nantinya tidak terjadi lagi kasus-kasus
lama. Sepertinya adanya laporan kalau
lembaga yang diaudit sudah tidak ada
lagi. Untuk itu lembaga kursus diharapkan
harus benar-benar kredibel melaksanakan
programnya dengan bagus. “Karena itu
setiap tahun kita nilai kinerjanya,’ kata
hamid.
Sekalipun begitu Hamid juga meminta
kepada pemilik kursus agar penilaian
kinerja jangan dianggap sesuatu yang
menakutkan.
Sebaliknya
penilaian
lembaga kursus harus bisa dijadikan
sebagai tantangan. Dengan begitu, Hamid
menginginkan nantinya lembaga kursus
sama atau lebih baik dari lembaga formal.
Namun dengan adanya penilai
kinerja ini, Hamid berharap akhir tahun
2009 ini sudah mendapat gambaran
lembaga kursus yang memenuhi standar
nasional atau internasional. Dengan
begitu nantinya akan menjadi model bagi
lembaga kursus yang lain. Selain itu Hamid
juga mengungkapkan bahwa nantinya
semua lembaga kursus terutama yang
standar nasional maupun internasioanal
itu ditangani langsung oleh Direktorat
pembinaan kursus.
Selain itu Hamid juga berharap

kedepan mutu lembaga kursus semakin
tahun semakin bagus. Dengan begitu
lembaga kursus tidak hanya jumlahnya
yang banyak tapi juga lulusannya betul
bisa diterima di dunia usaha dan industri.
Melalui penilai kinerja ini kata hamid, akan
diketahui lembaga kursus mana saja yang
bisa survive kedepan dan mana yang
tidak.
Sementara Direktur Pembinaan Kursus
dan Kelembagaan, DR Wartanto dalam
pemaparannya juga mengungkapkan
bahwa adanya penilain kinerja lembaga
kursus ini merupakan upaya Direktorat
pembinaan kursus dan kelembagaan
untuk menata kelembagaan yang pada
akhirnya menuju pada perbaikan mutu.
Sebab tidak bisa dipungkiri tidak semua
lembaga kursus memliki kinerja yang baik.
Bahkan Wartanto, kerap juga menjumpai
adanya lembaga kursus yang hidupnya
hanya mengandalkan bantuan pemerintah.
“Artinya ada lembaga kursus yang on kalau
ada block grant sementara off kalau tidak
ada block grant,”kata Wartanto.
Justru kata Wartanto, dengan adanya
penilaian kinerja ini nantinya tidak ada lagi
lembaga kursus yang hanya mengandalkan
block grant. Sebab lembaga kursus seperti
itu kata Wartanto, jusrtu akan merusak
system dan nama baik lembaga kursus.
Karena itu kata Wartanto, pihaknya tidak
perlu lagi mendukung dan membina
lembaga semacam itu. Sebab yang akan
rugi justru lembaga kursus yang benarbenar mengabdi dan melaksanakan
program dengan baik. Karena itu bagi
lembaga kursus yang baik Ditbinsus
juga akan memberikan reward. Tentu saja

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lembaga mendapt reward adalah lembaga
yang terakreditasi oleh BAN PNFI, memiliki
standar tertentu dan lembaga tersebut
layak untuk menyelenggarakan kursus.
Masih dalam pemaparannya,Wartanto
juga mengungkapkan tujuan dilakukan
penilaian lembaga kursus tak lain untuk
mendapatkan klasifikasi lembaga kursus
dan pelatihan yang bermutu. Tentu saja
untuk melaksanakan kegiatan penilaian
kinerja lembaga kursus ini nantinya ada
Tim Penilai Kinerja. Tim ini berkedudukan
di pusat dan diangkat dan dibentuk
dengan SK Direktur Binsuskel. Tim ini
terdiri dari berbagai unsur. Diantaranya
yakni Organisasi mitra atau Asosiasi
profesi, akademisi atau Praktisi, Instansi
atau Lembaga terkait dan pemerintah
dalam hal ini Ditjen PNFI.
Adapun target penilaian ada 750
lembaga kursus dan pelatihan. Lembaga
kursus yang akan dinilai ini juga harus
memenuhi beberapa kriteria. Yakni
harus berbadan hukum dan memiliki
ijin penyelenggaraan kursus. Selain itu
lembaga kursus tersebut juga sudah
beroperasi minimal 5 tahun. Tidak
ketinggalan lembaga kursus tersebut
juga harus memiliki (NILEK) Nomor Induk
Lembaga Kursus.
Sedangkan untuk melakukan penilaian
lembaga kursus dan juga dilakukan
beberapa langkah-langkah pelaksanaan
penilaian. Diantanya yakni
meliputi
pengisian data dan informasi dalam format
barang dan pengumpulan dokumen
pendukung oleh Verifikator. Selanjutnya
data tersebut akan diberikan skor oleh Tim
Penilai dan terakhir dilakukan penetapan
hasil klasifikasi LKP.Penetapan klasifikasi
LKP ditetapkan dengan SK Direktur
Binsuskel dengan katagori A,B, C dan D.
Sementara sejumlah intrumen penilai juga
siapkan untuk mengukur kinerja lembaga
kursus. Ada tiga instrumen penilaian. Yakni
penilaian terhadap data isian barang dan
kelengkapannya dan penilaian kinerja
oleh peserta didik.
Dengan
demikian
dalam
pemaparannya
Wartanto
juga
mengharapkan melalui kegiatan penilain
kinerja lembaga kursus ini akan diketahui
bagaimana pengelolaan lembaga kursus
selama ini. Ini perlu dilakukan karena
UU No. 20 tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
satuan pendidikan yang berakreditasi
boleh melakukan uji kompetensi dan
boleh menerbitkan sertifikat kompetensi
sendiri.

Bila merujuk pada ketentuan tersebut
tentu kridibilitas lembaga kursus patut
dipertaruhkan. Sebab bila tidak bagaimana
mungkin lembaga kursus yang belum
diterakreditasi
dapat
mengeluarkan
serifikat kompetensi. Tentu saja kalau ini
terjadi akan bertentangan dengan undangundang. Sedangkan bagi lembaga kursus
yang belum terkareditasi oleh BAN PNFI
dan uji kompetensinya melalui lembaga
sertifikasi kompetensi. Dimana
bagi
lembaga yang sudah terakreditasi dapat
melakukan uji kompetensi sendiri dan
menerbitkan sertifikat kompetensi.
Selanjutnya
Wartanto
dalam
pemaparannya juga menjelaskan bahwa
bagi lembaga kursus yang sudah dinilai
kinerjanya nantinya akan digolongkan
dalam kategori A, B dan C. Bagi lembaga
kursus yang mendapat kategori A akan
dijadikan sebagai ujung tombak untuk
melaksanakan berbagai program-program
dari Ditjen Binsus.
Tentu saja untuk dapat menjadkan
lembaga kursus itu bermutu tentulah
dibuthkan beberapa tahapan. Untuk
tahun ini menurut Wartanto, pihaknya
akan membuat berskala dulu. Dalam hal ini
pihaknya tengah mencari data beberapa
lembaga kursus yang bernar-benar akurat.
Selain itu juga melakukan pendataan
online dengan memberikan NILEK.
Tidak hanya itu saja dalam upaya
meningkatkan mutu kursus, dalam
pemaparannya
Wartanto,
juga
menjelaskan pihaknya juga sudah
membuat SKKNI.(Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia) Selain itu juga
sudah menysusun standar kompetensi
lulusan. Bahkan pihaknya juga sudah
menyusun kurikulum bahan ajar. Dengan
begitu nantinya lembaga kursus memiliki
acuan untuk bahan pembelajaran.
Ini perlu dilakukan karena menurut
Wartanto pihaknya ingin memperbaiki
pembelajaran. Sebab menurut wartanto
ada juga kursus yang berjalan dengan
kurikulumnya sendiri. Untuk itu lembaga
kursus semacam ini harus dibenahi. Sebab
lembaga kursus harus memiliki tenaga
pendidik yang berkompeten dan memiliki
jaringan kerja. Dengan begitu akan
memberikan jaminan kepada masyarakat
bahwa kursus tersebut benar-benar dapat
melaksanakan program sesuai dengan
yang diharapkan.
Tentu saja kegiatan penilaian lembaga
kursus ini mendapat sambutan dari
para pengelola kursus. Ny. Eni, salah satu
pengelola kursus ISMIA di Karanganyar,

Surakarta misalnya menyambut baik
dengan adanya kegiatan penilaian
lembaga kursus. Sebab dengan adanya
penilaian lembaga kursus akan menjamin
kemajuan lembaga kursus tersebut. Lebih
penting lagi, dengan adanya penilaian
lembaga kursus, pengelola lembaga
kursus akan mengetahui kekurangan dan
kelebihannya.Melalui kekurangan itulah
akan dijadikan dasar untuk melakukan
pembenahan lembaga kursus. Sedangkan
mengenai sejumlah kriteria
yang
dijadikan ukuran penilaina, Ny. Eni juga
mengaku tidak memberatkan lembaga
kursus. Sebaliknya dengan adanya kriteria
penilaian tersebut bisa menjadi pemicu
untuk meningkatkan mutu kursus.
Pendapat serupa juga diungkapkan
Mardimin, pemilik lembaga kursus Irsyad.
Menurutnya dengan adanya penilaian
kinerja lembaga kursus bisa menjadi
motivasi dan acuan untuk memperbaiki
kinerja lembaga. Sebaliknya Mardimin
mengaku bersyukur dengan adanya
penilain kinerja lembaga kursus. Sebab
dengan adanya penilaian lembaga kursus
akan diketahui kelemahan lembaga kursus
untuk dijadikan koreksi dan perbaikan
bagi lembaga kursus di masa yang
akan datang. Sedangkan menyinggung
mengenai parameter penilaian sangat
relevan dengan kondisi yang ada.***

21

22

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Perlunya SKKNI
bidang Penyiaran dan
Kameraman
Untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan kursus bidang
broadcasting tengah disusun
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
untuk bidang penyiaran dan
kameramen tlevisi.

U

paya meningkatkan mutut kursus
tidak henti-hentinya dilakukan
direktorat pembinaan kursus dan
kelembagaan. Salah satunya beberapa
waktu lalu
telah diselenggarakan
kegiatan konvensi untuk menyusun
SKKNI terutama sub bidang penyiaran
TV dan kameraman TV. Tempatnya di
Hotel Kusuma Sahid, Surakarta. Kegiatan
yang di gagas Direktorat peningkatan
mutu ini diikuti oleh 41 peserta dari 18
provinsi. Mereka terdiri dari tenaga ahli
baik dari unsur pemerintah dan pemerhati
bidang penyiaran dan kameraman. Selain
itu sejumlah pejabat penting juga hadir
dalam kegiatan tersebut. Diantaranya
yakni Kepala Bidang PNFI Surakarta,
Kasubdit Peningkatan Mutu Kursus,
Direktur Standar Kompetensi dan program
pelatihan Ditjen Binalapas, Depnaker.
Adapun tujuan dilaksanakan konvensi
ini tak lain untuk menyamankan persepsi
dalam penyusunan SKKNI terutama sub
bidang penyiaran TV dan kameraman TV.
Dengan adanya konvensi ini diharapkan
dapat diperoleh SKKNI yang siap untuk
ditetapkan sebagai SKKNI sub bidang
penyiaran dan kameraman tv oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Kasubdit Peningkatan Mutu Kursus,
Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagan, Yusuf Muhidin dalam
sambutanya mengungkapkan bahwa
sebelum dilaksanakan konvensi ini
juga dilakukan pra konvensi. Dalam pra

konvensi itu telah di susun draf Rancangan
SKKNI untuk sub bidang penyiaran TV dan
kameraman.Rancangan ini disusun oleh
konsorsium broadcasting. Konsorsium ini
terdiri dari kumpulan para ahli dan praktisi
serta pendidik dibidang penyiaran yang
direkrut Ditjen PNFI.
Lebih
jauh
Yusuf
Muhidin
mengungkapkan dibentuknya konsorsium
broadcasting
karena
departemen
pendidikan
Nasional
merupakan
departemen teknis yang tidak memiliki
sekelompok pakar di berbagai bidang.
Direktorat pembinaan kursus hanya
membina kursus yang ada di masyarakat.
Selama ini sudah banyak jenis kursus
yang berkembang, adalah diantaranya
kursus penyiaran. Oleh karena itu untuk
membina berbabagai bidang kursus
itu diperlukan tenaga ahli. Itu sebabnya
Ditjen PNFI merekrut sekelompok orang
ahli broadcasting untuk bergabung dalam
satu wadah konsorsium.
Tak lain tugas konsorsium ini menurut
Yusuf selain menyusun rancangan SKKNI
juga menyusun rancangan kurikulum,
bahan ajar dan menyusun standar
kelulusan. Melalui konvensi ini Yusuf
berharap akan banyak masukan untuk
melengkapi draf Rancanngan SKKNI sub
bidang penyiaran TV dan Kameraman.
Dalam pembahasn draf ini juga melibatkan
Depnakertrans. Sebab SKKNI ini nantinya
ditetapkan oleh Menteri Menakertrans
termasuk pedoman penyusunannya.
Nantinya setelah SKKNI ini di tetapkan
menurut Yusuf akan menjadi acuan
lembaga pendidikan
dan pelatihan
dalam menyelenggarakan pendidikannya
khususnya
untuk
kursus
yang
menyelenggarakan bidang broadcasting.
Selanjtunya setelah adanya SKKNI ini, juga
akan disusun standar kompetensi lulusan.
Tidak hanya itu saja, setelah adanya
SKKN ini juga akan dijabarkan dalam
kurikulum kursus dan pelatihan yang

berbasis kompetensi. Pada dasarnya
SKKN ini merupakan salah satu standar
nasional pendidikan. Ada banyak standar
pendidikan. Seperti standar pendidik,
standar sarana dan standar penilaian.
Tidak bisa dipungikiri adanya SKKNI ini
merupakan suatu kebutuhan dari proses
penyelenggaraaan pendidikan. Sebab
dengan adanya SKKNI akan menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan
bisa dijadikan oleh lembaga sertifikasi
profesi yang dibentuk oleh Badan nasional
srtifikasi profesi. “Jadi setelah
SKKNI
ditetapkan akan menjadi acuan nasional.
Dengan begitu tidak boleh ada satu
bidang yang sama dengan SKKNI yang
berbeda” tandas Yusuf kepada peserta
konvensi.
Sekedar untuk diketahui
selama
ini departemen Pendidikan Nasional
sejak tahun 2006 sudah memfasilitasi
penyususan SKKNI. Diantaranya yakni
SKKNI Tata Rias Pengantin, merancang
busana, seni merangkai bunga, akupuntur,
ekspor impor, usaha jasa boga, bahasa
inggris dan bahasa jepang.
Dengan
begitu
Departemen
Pendidikan Nasional hanya menfasilitasi
untuk terbentukanya SKKNI. Artinya
Departemen
Pendidikan
Nasional
menfasilitasi kebutuhan masyarakat apa
saja yang perlu dibuat standarnya. “ Tentu
saja yang kita respon adalah bidangbidang yang banyak dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk yang dibutuhkan
lembaga pendidikan,”kata Yusuf dalam
sambutannya.
Lebih jauh Yusuf juga mengungkapkan
pihaknya juga sudah mengemabangkan
uji kompetensi bagi peserta didik
pelatihan melallui Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK). Sejatinya LSK ini
dbentuk oleh ahli dan asosiasi profesi.
Sebab bila merujuk UU Sistem Pendidikan
Nasional, telah diamanatkan bahwa
LSK ini dibentuk oleh organisasi profesi
yang diakui
oleh pemerintah atau

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

oleh satuan pendidikan yang telah
terakreditasi. Diakhir sambutannya Yusuf
mengharapkan
organisasi
dibidang
penyiaran nantinya juga bisa melahirkan
LSK untuk menyelenggarakan uji
kompetensi. Dengan begitu SKKNI yang
dibuat bisa langsung di implementasikan
ujian melalui LSK.
Sementara Kepala bidang PNFI
Surakarta, Pandowo juga menyambut baik
dengan adanya konvensi penyusunan
SKKNI untuk sub bidang penyiaran dan
kameraman. Apalagi katanya di kota
Surakarta sekarang ini
berkembang
berbagai jenis ketrampilan kursus
termasuk kursus broadcasting.Harapannya
dengan berkembangnya lembaga kursus
ini
masyarakat Surakarta khususnya
akan memiliki keterampilan agar bisa
masuk dunia kerja. Artinya LPK sangat
berguna bagi masyarakat, mengetaskan
kemiskinan. ***

lintaskegiatan
daftarisi

23

24

lintaskegiatan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Merekfleksi KiprahPKBM
di Banyumas
Tidak sedikit kiprah yang telah
di lakukan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) se
Kabupten Banyumas. Mulai
dari layanan penddidkan anak
usia dini hingga pendidikan
pemberdayaan perempuan
dan berbagai jenis pendidikan
ketrampilan.

P

usat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) memiliki peran penting
dalam meningkatkan pendidikan
masyarakat. Untuk lebih meningkatkan
lagi peran PKBM, khususnya di Kabupaten
Banyusmas, beberapa waktu lalu Forum
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM)Kabupaten banyumas menggelar
acara kemah peran PKBM. Tempatnya di
desa Argowilis, Kabupaten Banyumas.
Peserta kemah PKBM Banyumas ini diikuti
oleh 22 PKBM dengan jumlah peserta 370
orang. Mereka terdiri dari warga belajar
paker B, C dan semua warga belajar PKBM
se Kabupaten Banyumas.
Adapun tujuan diselanggarakannya
kegiatan ini adalah untuk menrefleksikan
perjalan pendidikan non formal di
kabupten Banyumas. Selain itu kegitaan
ini juga dalam rangka membangun
pendidikan non formal di Banyumas.
Menariknya
kegiatan
yang
diselenggarakan atas kerja sama PKBM
Banyumas, PKBM argowilis dan Forum
PKBM dikabupten Banyumas ini juga
dihadiri sejumlah pejabat penting. Sebut
saja, Dirjen Pendidikan Non Formal dan
Informal Hamid Muhammad, Direttur
pembinaan Kursus dan Kelembagaan DR.
Wartanto, Kepalda Pusat Pengembangan
Pendidikan Non Formal dan Informal

Ade, Kepala Sub Bidang Kemitraan
Direktorat Pendidikan Masyarakat Pahala
Simanjuntak, Kepala Dinas Pendidikan
Jawa Tengah Sugri dan Bupati Banyumas,
Warjoko serta Kepala dinas Pendidikan
Kabupaten Banyumas Purwadi, Santoso.
Kegiatan kemah PKBM ini berlangsung
selama tiga hari. Ada beberapa kegiatan
penting yang digelar . Diantaranya yakni
pameran, demo ketrampilan warga belajar,
dialog interaktif, donor darah, pentas seni
dan temu mitra dengan para pengusaha.
Selain itu dalam kesempatan itu juga
dilakukan peresmian koperasi Forum
Komunikasi PKBM Kabupaten Banyumas
oleh Bupati Banyumas dan peresmian
Agroforest Intitut Provinsi Jateng.
Melalui kegiatan ini diharapkan para
peserta Kemah PKBM ini dapat mencoba
merefleksikan perjalan pendidikan non
formal yang diselenggarakan di Kabupten
Banyumas terutama yang dilakukan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Kabupten banyumas. Sekedear
untuk diketahui selama ini di kabupaten
Banyumas terdapat 38 PKBM. Mereka
tersebar di 27 kecamatan. Sementara
jumlah warga belajar mencapai 15 ribu
orang.
Selam ini seluruh PKBM di Banyumas
sudah memberikan layanan pedidikan
kepada masyarakat. Mulai dari layanan
pendidikan anak usia dini, pendidikan
keaksaraan, pendidikan kesetaraan paket
A,B,c,dan D. Selain itu PKBM juga juga
memberikan pendidikan pemberdayaan
perempuan. Tidak ketinggalan berbagai
jenis pendidikan ketrampilan juga sudah
diselenggarakan baik swadaya maupun
dukungan
pemerintah
Kabupaten
Banyumas.
Sementara
dalam
sambutannya,
Dirjen PNFI, Hamid Muhammad, mengku
sudah lama ingin berkunjung ke PKBM
di Banyumas. Sebab banyak program

pendidikan non formal yang berjalan
dengan baik. Salah satunya PKB Argowilis
yang telah melaksanakan banyak program
pendidikan masyarakat.
Lebih
lanjut
hamid
juga
mengungkapkan bahwa kalau suatu
masyarakat ingin maju harus peduli
terhadap pendidikan, baik pendidikan
formal maupun informal.
Untuk
pendidikan non formal dan informal, ada
sejumlah program yang dikembangkan
PNFI. Salah satunya untuk pendidikan anak
usia dini mislanya telah dikembangkan
berbagai
pendidikan non formal.
Bentuknya kelompok bermain dan satuan
PAUD. Kedepan PAUD akan menjadi
program prioritas pemerintah. Bahkan
Rentra Depdiknas, PAUD menjadi program
pertama
dalam
penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. Alasanya kalau
ingin membangun generasi kedepan
harus berinvestasi di PAUD. Karena itu
PAUD
kedepan akan dikembangkan
secara integrative. Dengan begitu PAUD
bukan hanya layanan pendidikan tetapi
juga terkait dengan layanan kesehatan,
layanan gizi dan pengasuhan termasuk
juga pengenalan terhadap lingkungan.
Selain itu masih menurut Hamid
dalam sambutanya juga mengungkapkan
bahwa program lain yang menjadi
perioritas adalah pendidikan keaksaraan.
Pasalnya sekarang ini buta huruf menjadi
masalah dunia. Di Indonesia ada sekitatar
10 juta yang belum melek huruf. Untuk
itu kedepan
akan untuk menindak
lanjuti program buta aksara ini dengan
program pemberdayaan melalui keasaran
sosial mandiri. Program ini dalam bentuk
kelompok belajar usaha.
Program lain yang juga menjadi
perioritas adalah program kesetaraan.
Selama ada kesan kalau program
kesetaraan hanya dianggap
sebagai
juru selamat bagi siswa yang tidak lulus
di pendidikan formal. Tapi kedepan

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

pendidikan kesetaraan nantinya harus
menjadi pilihan masyarakat.
Program lain yang juga menjadi
perioritas adalah pendidikan kecakapan
hidup. Salah satunya yang ditangani
PNFI adalah kursus dan pelatihan.
Program kecakapan hidup ini menjadi
perioritas tak lain untuk mengurangi
angka pengangguran dan kemiskinan.
Sebab tidak bisa dipungkiri angka
pengaguran di Indonesia semakin tahun
mengalami peningkatan. Saat ini jumlah
pengangguran sekitar 9 juta orang. Karena
itu Hamid berharap agar masyarakat
dapat mengakses program kecakapan
hidup ini. Tujuanya untuk memberikan
bekal
ketrampilan yang dibutuhkan
dalam hidup. Dengan begitu harapannya
masyarakat memiliki ketrampilan yang
dapat digunakan untuk masuk dunia kerja
maupun wirausaha. Diakhir sambutannya
Hamid berpesan, apa yang telah dilakukan
PKBM Banyumas, yang telah melaksanakan
berbagi
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat ini bisa menjadi tauladan bagi
PKBM lain. ***

lintaskegiatan

25

26

lintasdaerah

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Pelantikan Pengurus Dan
Anggota DPC.Ikatan Pembuat
Hantaran Indonesia (IPHI)
“Pancawati” Se Propinsi
Jawa Barat.

B

ertempat di Hotel Savoy Homan, Bandung pada tanggal
28 Juli 2009, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IPHI
“Pancawati” Hj.Ida Widati telah melantik dan mengukuhkan
pengurus DPC.IPHI Kabupaten/kota se provinsi Jawa Barat.
Pelantikan tersebut dimaksudkan agar para ahli pembuat
hantaran yang terhimpun dan bersatu di organisasi profesi ini
memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas para
penyelenggara kursus dan memiliki profesionalitas yang tinggi.
Pada acara pelantikan tersebut dihadiri Bapak Syahrir Katutu,
SE.MM (Kasi Program Subdit Informasi) mewakili Direktur
Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan,Ditjen PNFI Depdiknas. Drs.
H. Eddy Mulyadi (Kepala Bidang PLS) mewakili Dinas Pendidikan
propinsi Jawa Barat, Theresia (Kabid.PLS Kota Bandung) dan para
pengurus fungsional DPD dan DPC. Dari berbagai organisasi mitra
dan asosiasi profesi yang ada Bandung.
Ketua DPD.IPHI “Pancawati” Jawa Barat Hj. Ida Widati dalam
sambutannya mengatakan: bahwa peranan asosiasi profesi
Hantaran semakin dituntut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pendidikan dan keterampilan yang bermutu
dan berdaya saing. Kursus Hantaran adalah salah satu jenis
keterampilan yang dibutuhkan dan telah banyak memberi
bekal keterampilan dalam rangka menanggulangi masalah
pengangguran dan kemiskinan.
Syahrir Katutu,SE.MM juga berharap kiranya organisasi mitra
dan asosiasi profesi kursus dapat berperan lebih pro aktif dalam
mengembang tugas, visi dan misinya sebagai mitra pemerintah,
organisasi sosial kemasyarakatan yang mempunyai nilai tambah
dan bermanfaat bagi pengurus dan anggotanya serta bagi
masyarakat luas yang membutuhkan keterampilan. Lanjut Syahrir
Organisasi mitra adalah wadah untuk menyalurkan aspirasi dan
tempat untuk mengabdikan diri. Untuk itu diperlukan kerjasama
dan kekompakan agar dalam organisasi itu berjalan dengan baik,
lancar dan harmonis.
Bersamaan dengan acar a pelantikan
tersebut dilakukan berbagai kegiatan sosialisasi Pendidik dan
Penguji Uji Kompetensi serta pembukaan kegiatan program Kursus
Wirausaha Kota (KWK) pada Lembaga Pendidikan Keterampilan
“PUSPITA” Bandung. Yang secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas
Pendidikan propinsi Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili Kabid.
PNFI Drs.H. Eddy Mulyadi.

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintasdaerah

27

28

forummitra

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

29

30

forummitra

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

31

32

forummitra

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

33

34

artikel

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

35

36

artikel

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

37

38

kolom

INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

UNTUK KITA
RENUNGKAN

Oleh: Syahrir katutu

S

ejak tahun 2004 bumi tempat kita
berpijak sesering mungkin dilanda
dan digunjang berbagai musibah.
Indonesia tanah air yang kita cintai,
tempat kelahiran, kehidupan dan tempat
kita mengabdi dan berbakti tidak hentihentinya tertimpa musibah besar yang
banyak menelan korban jiwa, harta dan
benda. Tidak sedikit yang kehilangan
sanak keluarga, famili dan handaitolan,
tempat tinggal dan pekerjaan.
Musibah gempa dan Tsunami Aceh
dan pulau Nias terdahsyat, menyusul
gempa Yogyakarta, Lumpur lapindo,
angin putingbeliung dibeberapa daerah
dan saat ini belum terhapus luka dan
duka saudara-saudara kita di Padang
Sumatera Barat, Jambi dan sekitarnya.
Mengapa.....mengapa ini terjadi???.
Siapa yang harus kita salahkan?,
bumikah.........ulahtingkah laku....... para
pemimpin kita!! Atau diri kita sendiri!!.
Apa yang pernah dan akan kita lakukan
dengan sebab dan akibat musibah
– musibah ini. Menghindar, pasrah atau
berdoa ! . Apalagi....apalagi yang mesti
kita lakukan.
Musibah adalah suatu ujian bagi
seluruh mahluk tercipta dibumi ini.
Musibah adalah ketetapan dari maha
pencipta, dan musibah bisa juga adalah
peringatan atau hukuman.

Kita sangat prihatin dan selalu jemas
terhadap musibah dan bencana yang
menimpa bangsa kita, mari kita senantiasa
berdo’a dan selalu berdo’a memohon
perlindungan kepadaNya, agar musibah
dan bencana dihentikan. Kita harus tabah
dan bersabar menghadapi semua cobaan
dan jangan lupa bersyukur atas limpahan
rahmat dan karunia yang telah diberikan
kepada kita, sekecil dan sebesar apapun.
Hilangkanlah sifat serakah, rasa dengki
dan benci.
Berbuatlah ikhlas dalam mengabdi dan
membangun manusia yang berkualitas
agar anak-anak bangsa menjadi cerdas,
terampil, mandiri dan profesional.
Ada baiknya kita renungkan kembali
Syair lagu Ebiet G.Ade :
Kita mesti telanjang dan benar-benar
bersih, suci lahir dan didalam bathin,
Tengoklah kedalam sebelum bicara
singkirkan debu yang masih melekat,
singkirkan debu yang masih melekat
Anugerah dan bencana
kehendaknya kita mesti
menjalani,

adalah
tabah

Hanya cambuk kecil agar kita sadar

adalah dia diatas segalanya, adalah
dia diatas segalanya
Anak menjerit2 asap panas membakar,
lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat
bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang kalau kita kaji lebih jauh
dalam kegalutan masih banyak dapat
yang tega berbuat nista
Tuhan
pasti
memperhitungkan
apakah dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
hanya sujud dan kembali kepadaNya
Kiranya syair lagu ini dapat mengetuk
hati kecil kita yang paling dalam
mengantarkan kita semakin sadar untuk
saling menyayangi sesama. Ditempat
kerja, ditempat tinggal dimanapun kita
berada.
Mari
u