PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI : Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon.

(1)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di program studi Akuntansi

Disusun Oleh : RISSA AYU MULYANI

NIM. 0704193

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015


(3)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)

Oleh

Rissa Ayu Mulyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Rissa Ayu Mulyani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RISSA AYU MULYANI

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL

MODERASI

(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si NIP. 19790702 200501 2 003

Mengetahui,


(5)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. H. Nono Supriatna, M.Si NIP. 196104051986091001


(6)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)

Oleh : Rissa Ayu Mulyani

Pembimbing : Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan budget emphasis sebagai variabel moderasi pada pemerintah kota cirebon. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution

method), yaitu mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan

ataupun mengumpulkan kembali kuisioner. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik regresi linear sederhana untuk hipotesis pertama dan moderated regression analysis dengan uji interaksi untuk hipotesis kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran yang menghasilkan

R Square 12,1%. Kedua, pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap

senjangan anggaran tidak dapat memoderasi oleh budget emphasis menghasilkan

R Square 21,3% dan signifikansi sebesar -0,009. Maka budget emphasis

berpengaruh negatif pada partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.

Kata Kunci: Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, dan Budget Emphasis.


(7)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Effect of Budgetary Participation Against budgetary slack With Budget Emphasis As Variable Moderation

(Case Study on City Government Cirebon)

Arranged By : Rissa Ayu Mulyani Consellor : Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si

This study aims to examine and investigate the effect of budget participation on budgetary slack with emphasis budget as a moderating variable in Cirebon city government. The data in this study was obtained from primary data through surveys and direct distribution methods (direct distribution method), which went to the respondent directly to submit or collect back the questionnaire. The analysis used is simple linear regression statistical analysis for the first hypothesis and moderated regression analysis to test the interaction for the second hypothesis. Results of this study indicate that; first, a significant difference between the variable budget participation on budgetary slack which produces R Square of 12.1%. Second, the effect of budget participation on budgetary slack can not be moderated by budget emphasis generate R Square of 21.3% and a significance of -0.009. Then the negative effect on the budget emphasis budget participation on budgetary slack.


(8)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11


(9)

ii Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 13

2.1.1. Partisipasi Anggaran ... 13

2.1.1.1 Pengertian Partisipasi Dan Anggaran ... 13

2.1.1.2 Macam-macam Anggaran ... 16

2.1.1.3 Karakteristik Anggaran ... 17

2.1.1.4 Proses Penyusunan Anggaran ... 18

2.1.1.5 Manfaat Anggaran ... 19

2.1.1.6 Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 20

2.1.1.7 Keterbatasan Partisipasi Penyusunan Anggaran ... .. 20

2.1.1.8 Manfaat Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 22

2.1.2. Senjangan Anggaran ... 23

2.1.3. Budget Emphasis ... 24

2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ..25

2.1.5. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphaisis, terhadap Senjangan Anggaran ... 27

2.1.6. Penelitian Terdahulu ... 28

2.2Kerangka Pemikiran... 33

2.3Hipotesis ... 36

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 37

3.2Metode Penelitian ... 37

3.2.1 Desain Penelitian ... 37

3.3. Definisi dan Operasional Variabel ... 38

3.3.1. Definisi Variabel ... 38

3.3.2. Operasional Variabel ... 38

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.4.1. Populasi ... 40

3.4.2. Sample Penelitian ... 41


(10)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5.2. Instrumen Penelitian ... 42

3.6. Teknik Analisis Data ... 44

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

3.6.2. Perubahan Data Dari Skala Ordinal Ke Interval ... 44

3.6.3. Uji Kualitas Data ... 46

3.6.3.1. Uji Validitas Data ...46

3.6.3.2. Uji Reliabilitas ...46

3.6.4. Uji Asumsi Klasik ... 47

3.7. Pengujian Hipotesis dan Koefisien Determinasi ... 48

3.7.1. Pengujian Hipotesis ... 48

3.7.2. Menghitung Koefisien Determinasi ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ...52

4.1.1. Tinjauan Umum tentang Subjek Penelitian ...52

4.1.1.1. Sejarah Singkat Pemerintah Kota Cirebon ...52

4.1.1.2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Cirebon ...55

4.1.1.3. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Cirebon………..56

4.1.2. Data Responden ...57

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...57

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..57

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………...58

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja………...58

4.1.3. Deskripsi dan Data Penelitian ...59

4.1.3.1. Pengujian Validitas Instrumen ...59

4.1.3.2. Pengujian Realibilitas Instrumen ...59

4.1.3.3. Deskripsi Data Variabel X (Partisipasi Penyusunan Anggaran) ...63

4.1.3.4. Deskripsi Data Variabel Y (Senjangan Anggaran) ...64

4.1.3.5. Deskripsi Data Variabel Z (Komitmen Organisasional) ...65

4.1.4. Analisis Statistik ...66


(11)

iv Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.4.2. Pengujian Hipotesis ...67

4.2. Pembahasan ...71

4.2.1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ...72

4.2.2. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Budget Emphasis sebagai Variabel Moderating ...72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan………....74

5.2. Saran ……….75

DAFTAR PUSTAKA...76

DAFTAR TABEL 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu……….28

3.1 Tabel Operasional Variabel……….39

3.2 Tabel Ukuran Penilaian untuk Variabel X, Y, dan Z………...43

3.3 Tabel Interpretasi Skor………43

4.1 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..57

4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….57

4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………..58

4.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja……….58

4.5 Tabel Pengujian Validitas Instumen Variabel X………60


(12)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7 Tabel Pengujian Validitas Instumen Variabel Z………61

4.8 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel X………61

4.9 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Y………62

4.10 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Z……….62

4.11 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Partisipasi Penyusunan Anggaran…………...63

4.12 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Senjangan Anggaran………65

4.13 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Budget Emphasis……….66

4.14 Tabel Hasil Uji Normalitas………..67

4.15 Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana………..68

4.16 Tabel Hasil Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama………...69

4.17 Tabel Hasil Analisis Regresi dengan Uji Interaksi……….70

4.18 Tabel Hasil Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua……….71

DAFTAR GAMBAR 2.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran………..26

2.2 Kerangka Pemikiran………36


(13)

vi Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Formulir Frekuensi Bimbingan Skripsi Lampiran 2 – Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 – Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Dalam Negeri Kota Cirebon Lampiran 4 – Surat Keputusan Seminar Usulan Penelitian

Lampiran 5 – Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Seminar Usulan Penelitian Lampiran 6 – Matriks Perbaikan Seminar Usulan Penelitian


(14)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 8 – Kuesioner Penelitian

Lampiran 9 – Surat Keputusan Ujian Sidang

Lampiran 10 – Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Sidang Lampiran 11 – Matriks Perbaikan Sidang


(15)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia , komitmen terhadap perbaikan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kini masih terus menerus dilakukan guna terwujudnya Good

Governance (keperintahan yang baik). Mewujudkan good governance menurut

(Mardiasmo,2009:20), diperlukan serangkaian reformasi khususnya pada sektor publik, tidak hanya sekedar perubahan format lembaga yang diperlukan, akan tetapi mencangkup juga pembaharuan mengenai alat-alat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Kinerja pelayan publik khususnya Pemerintah Daerah berkaitan dengan pengelolaan keuangan mewajibkan penyelenggara dapat menyajikan laporan keuangan dengan akuntabel dan transparan. Hal ini dikuatkan dengan penyempurnaan UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999 menjadi UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Hal ini menuntut pemda agar dapat mengolah sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif sesuai peraturan yang berlaku.

Adanya reformasi sektor publik, berdampak pada reformasi sistem pengelolaan keuangan daerah, beberapa diantaranya termasuk reformasi sistem penganggaran (budgeting reform) yakni dari mulai proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, diharapkan dengan berbagai pembaharuan sistem keuangan ini, pengelolaan uang rakyat dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

“Selama ini kapabilitas dan efektivitas pemerintah dalam perencanaan dan pengendalian keuangan dirasakan masih terlalu lemah. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa pada umumnya, lembaga-lembaga pemerintah


(16)

2

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum menjalankan fungsi dan perannya secara efisien. Lemahnya penganggaran memungkinkan munculnya Underfinancing atau Overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas

anggaran. Dalam situasi seperti itu menyebabkan banyak layanan publik dijalankan secara tidak efisien dan kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan publik, sementara dana pada anggaran yang pada dasarnya merupakan dana publik habis dibelanjakan seluruhnya. Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini cenderung memperlemah peran pemerintah sebagai stimulator, fasilitator, coordinator dan entrepreneur dalam proses pembangunan”. Mardiasmo (2009:70)

Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politis. Anggaran tidak hanya penting bagi perusahaan swasta tetapi juga penting dalam pelaksanaan program-program operasional pemerintah. Organisasi pemerintah proses penganggaran harus dapat mengakomodir berbagai usulan-usulan yang telah disampaikan oleh masyarakat sesuai dengan prioritas kebutuhan di daerah. Maka diperlukan informasi yang benar-benar akurat dalam penyusunan anggaran dan harus benar-benar menfokuskan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan semata. Terkait dengan adanya kepentingan publik didalamnya,anggaran pada organisasi sektor publik harus diinformasikan untuk dapat ditinjau mengenai efektifitas dan efisiensinya. Sedangkan dalam sektor swasta, anggaran merupakan rahasia intern perusahaan yang tertutup untuk publik. Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah.

“Anggaran sebagai alat perencana mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang disetujui legislatif untuk dibelanjakan. Dalam sektor publik anggaran merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik”. Mardiasmo (2009:165)


(17)

3

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian yang sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan dalam skala kecil maupun perusahaan berskala besar menggunakan anggaran sebagai salah satu langkah awal dalam menentukan aktivitas bisnisnya. Dengan adanya perencanaan yang baik maka dapat membantu manajemen dalam mengukur produktivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan perusahaan. Produktivitas dan efisiensi ini menjadi tolak ukur bagi sebuah perusahaan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang marak terjadi belakangan ini.

“Anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi”. (Kenis,1979)

Pemerintah Daerah, merupakan organisasi yang menjalankan berbagai aktivitas operasional berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan didanai oleh dana yang berasal dari masyarakat. Anggaran pemerintah daerah di Indonesia di singkat APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah), definisi anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyar (DPRD), dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Sedangkan menurut (Halim,2002: 158), APBD merupakan rencana operasional pemerintah daerah yang dituangkan dalam bentuk uang (rupiah), yang menunjukkan estimasi belanja (pengeluaran) guna membiayai kegiatan pemerintah daerah dan estimasi pendapatan guna memenuhi belanja (pengeluaran) tersebut, untuk suatu periode waktu tertentu yang umumnya adalah satu tahun.

Penyusunan APBD ini di susun dalam rangka mencapai tujuan nasional, oleh karena itu diperlukan singkronisasi kebijakan pemerintah daerah melalui


(18)

4

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persamaan presepsi terhadap berbagai persoalan dan program pembangunan yang berkesinambungan sesuai Permendagri 32 tahun 2008 tentang pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2014, khususnya perencanaan dan anggaran pemerintah daerah dan pusat yang menjadi acuan dalam penerapan proses perencanaan dan penganggaran partisipatif.

Proses penganggaran sektor publik melibatkan partisipasi banyak pihak, Menurut Garrison (2006:11) manajemen harus menyadari bahwa faktor manusia dalam penganggaran merupakan faktor yang sangat penting. Maka harus diperhatikan pula siapa pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut. Karena penyusunan dan pelaksanaan anggaran dapat dipengaruhi oleh perilaku manusia terutama bagi pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut adalah pihak principal (atasan) dan agent (bawahan). Intinya ,seluruh tingkatan organisasi harus bekerja sama dalam menyusun anggaran. Menurut ArfanIkhsan Lubis (2010:227) anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk tindakan yang dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan.

Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Penyusunan anggaran merupakan perencanaan strategis yang dilakukan baik pada organisasi sektor publik maupun sektor swasta. sebaiknya diikutsertakan langsung dalam proses penyusunan anggaran tersebut. Hal ini dinamakan partisipasi penganggaran. Partisipasi penganggaran ini diperlukan karena biasanya manajemen puncak kurang mengetahui operasi secara terperinci dan sehari-hari, maka yang bersangkutan harus mengandalkan data anggaran terperinci dari bawahannya. Di sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif stategis secara menyeluruh yang juga sangat penting. Setiap tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan kontribusi pengetahuan dan perspektifnya sangat unik dalam suatu upaya kooperatif untuk menyusun anggaran yang terintegrasi.


(19)

5

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses penyusunan anggaran di Pemerintah Kota Cirebon melibatkan banyak partisipasi baik dari unsur pemerintah, legislatif maupun masyarakat. Penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan skala prioritas program dan kegiatan, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), tahap penyusunan anggaran dari masing-masing dinas/instansi, penelitian oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD), pembahasan oleh legislatif dan diakhiri penetapannya oleh legislatif bersama pemerintah daerah sesuai apa yang di harapkan dalam proses awal penyusunan anggaran sehingga dapat menciptakan rancangan anggaran berbasis kinerja yang dapat menjalankan pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, transparan juga akuntabel. Proses penganggaran parsitipatif yang ideal merupakan anggaran yang disusun oleh manajer yang bertanggungjawab secara langsung terhadap pendapatan dan biaya. Diharapkan dengan partisipasi penganggaran akan tercipta anggaran yang sebaik-baiknya, sesuai dengan standar atau kondisi yang diharapkan dimasa yang akan datang”. Garrison.et.al.(2006:10)

Hal tersebut diharapkan menjadi awal dari pemahaman yang terintegrasi dari organisasi pemerintah dengan melihat dari konsep dan peraturan kebijakan mengenai penganggaran yang berdasarkan fungsi penyelenggaraan Pemerintah Kota Cirebon dalam optimalisasi dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang dimiliki Kota Cirebon. Implementasi dari kebijakan dalam proses penyusunan dan realisasi anggaran Pemerintah Kota Cirebon dapat tercermin berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2014 di pos pendapatan, belanja dan pembiayaan di Pemerintah Kota Cirebon yang dibuat oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah pada Laporan Pertanggungjawaban Walikota Cirebon tahun 2014.

Salah satu kemungkinan yang dapat terjadi akibat diterapkannya metode partisipatif dalam menyusun anggaran adalah munculnya senjangan anggaran, sisi pendapatan diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih rendah dari yang seharusnya dan atau pada sisi belanja diestimasikan dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih tinggi dari yang seharusnya. Arfan Ikhsan Lubis


(20)

6

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2010:238) hampir semua studi mengenai partisipasi dalam proses manajemen menyimpulkan bahwa partisipasi menguntungkan organisasi. Partisipasi menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerjasama diantara manajer. Namun, menurut Beckeer dan Green (dalam Ikhsan, 2010) menemukan bahwa ketika hal tersebut diterapkan dalam situasi yang salah, partisipasi dapat menurunkan motivasi dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Adapaun Utomo (dalam Rika,2008) mengemukakan bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong bawahan melakukan senjangan (slack budget).

“Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Dalam Partisipasi anggaran, proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. Untuk menghasilkan sebuah anggaran yang efektif, manajer membutuhkan kemampuan untuk memprediksi masa depan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti faktor lingkungan, partisipasi dan gaya penyusunan. Pada saat bawahan memberikan perkiraan yang bias kepada atasan, timbul senjangan anggaran (budgetary slack)”. Arfan Ikhsan Lubis (2010:238)

Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan budgetary slack.

Budgetary slack biasanya dilakukan dengan meninggikan biaya atau menurunakan

pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Merchant, 1981). Menurut Garrison (2006:10-11) Manajemen puncak biasanya mempelopori proses anggaran dengan cara menentukan panduan umum tentang target laba atau penjualan secara keseluruhan. Manajer pada tingkat yang lebih rendah diarahkan untuk menyusun anggaran yang sesuai dengan target tersebut. Kesulitannya adalah target yang ditetapkan oleh manajmen puncak tersebut tidak realistis,


(21)

7

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga bisa terlalu tinggi atau terlalu longgar. Jika targetnya terlalu tinggi dan karyawan tahu itu tidak realistis, maka motivasi karyawan akan menurun. Jika target terlalu longgar, maka akan terjadi pemborosan.

Arfan Ikhsan Lubis (2010:241) Mereka melakukan hal ini untuk menyediakan suatu margin keselamatan (margin of safety) untuk memenuhi tujuan yang dianggarkan. Dasarnya berupa sumberdaya ekstra ini menghilangkan tekanan dan frustasi yang berkaitan dengan anggaran dan seringkali di dorong dengan anggaran yang ketat.Beberapa orang beragumentasi bahwa sejumlah kecil

slack diperlukan karena mengurangi sebgian tekanan dan memungkinkan

berpadunya tujuan pribadi dan organisasi sehingga membuat keselarasan tujuan lebih mungkin terjadi. Namun, slack yang berlebihan jelas merugikan organisasi .Slack yang berlebihan membuat batas pengeluaran , kuota produksi dan standar kinerja menjadi tak berarti. Jika tujuan anggaran terlalu mudah dicapai karena

slack atau faktor-faktor yang ditimbulkan dari partisipasi dalam proses

penyusunan anggaran, maka manfat motivasional menjadi minimal atau tidak ada sama sekali. Adapun Hilton dalam Hermanto (2003) menyatakan tiga alasan utama manajer melakukan budgetary slack (senjangan anggaran): (a) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggrannya ; (b) budgetary slack/senjangan anggaran akan selalu digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian yang tak terduga, yang terjadi manajer tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya; (c) rencana anggran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya. Apabila dikaitkan dengan fenomena senjangan anggaran (budget slack) yang terjadi di atas, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai keterkaitan hubungannya dengan partisipasi anggaran.

Banyak faktor yang menyebabkan bawahan melaporkan anggaran tidak seperti yang seharusnya atau ia melakukan senjangan anggaran. Sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya budgetary slack (senjangan anggaran) adalah kekakuan dalam mengontrol anggaran (rigid budgetary control style) (hopwood, 1972). Kekakuan tersebut ditunjukkan dengan adanya evaluasi teradap


(22)

8

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manajemen organisasi, apakah mereka dapat mencapai target anggaran atau tidak. Kinerja dari manajemen tersebut diukur berdasarkan pada pencapaian anggaran. Jika dalam organisasi bisnis konsekuensinya adalah gaji, bonus, dan prospek karir akan meningkat jika manajer tersebut mampu memenuhi target anggaran. Namun bagi manajer yang tidak mampu mencapai target tersebut sebaliknya bawahan akan mendapatkan punishment, bawahan akan mengadapi intervensi dari manajer pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kehilangan bonus, kehilangan kepercayaan bahkan bisa saja kehilangan pekerjaan (Merchant & Manzoni,1989).

Faktor lain yang mempunyai kemungkinan akan memoderasi timbulnya slack anggaran adalah adanya budget emphasis (penekanan pada anggaran).Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja Mardiasmo (dalam Rika,2008). Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi anggaran. Arfan Ikhsan Lubis (2010:232) anggaran seringkali dipandang sebagai alat tekanan manajerial.Rika (2008:2) argument utama bagi bawahan dalam usaha membangun slack anggaran yaitu dengan meningkatkan prospek kompensasi. Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha memperbaiki efisiensi dengan memperoleh lebih banyak output dari tingkat input yang ada (lebih rendah).Sementara sedikit tekanan memang diinginkan, tekanan yang berlebihan dapat dihubungkan dengan frustasi, emosi yang meningkat dan penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stres.

Bila bawahan dirangsang dengan adanya suatu reward positif yang besar jika dalam kerjanya melampaui anggaran dan jika bawahan akan dikenakan reward yang negative bila kinerjanya dibawah anggaran, maka bawahan akan cenderung melonggarkan anggarannya dalam penyusunan anggaran supaya anggaran mudah dicapai atau dengan kata lain melakukan budget slack/senjangan anggaran. Kompensasi yang di berikan pada organisasi pemerintahan menurut sumber yang dipercaya adalah ketika manajer dapat mencapai target dalam anggaran akan mendapatkan penilaian baik dari atasannya, bisa juga mendapatkan hadiah berupa penghargaan atau bonus sesuai perhitungan dari pusat. Dan ketika


(23)

9

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manajer tidak dapat mencapai target anggarannya dinas tersebut di kurangi nilai anggaran di tahun berikutnya, atau ada penundaan jabatan selama 6 bulan.

Penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran telah banyak dilakukan. Misalnya Dunk (1993), meneliti pengaruh

asimetri informasi dan budget emphasis terhadap hubungan antara partisipasi

anggaran dengan senjangan anggaran. Dalam hipotesisnya Dunk (1993) menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara partisipasi anggaran, informasi asimetri,dan (budget emphasis) penekanan anggaran yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Sedangkan, simpulan yang diperoleh dalam penelitiannya menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran tergantung pada asimetri informasi dan (budget emphasis) penekanan anggaran.

Ramadeen et.al (2006) meneliti pengruh partisipasi anggaran, budget

emphasis dan asimetri informasi terhadap senjangan anggaran, hasilnya terjadi

hubungan negatif diantara variable-variabel tersebut. Hasil penelitiannya tersebut berbeda dengan hipotesis yang dikemukakan, dalam hipotesisnya Ramdeen et.al (2006) menyatakan adanya hubungan positif antara partisipasi anggaran, penekanan anggaran dan asimetri informasi yang dapat mempengaruhi senjangan anggaran. Dengan kata lain, indikasi dalam hipotesis tersebut dapat dinyatakan apabila partisipasi anggaran, penekanan anggaran dan asimetri informasi tinggi akan menghasilkan pula tingginya anggaran(berbanding lurus), akan tetapi hasil yang di peroleh berdasarkan penelitian adalah sebaliknya terbalik teradap hipotesis yang di kemukakan.

Ketidak konsistensian penelitian tersebut menurut Govindarajan (1986) memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi (contigency theory) untuk mengevaluasi ketidakpastian berbagai faktor kondisional yang dapat mempengaruhi efektifitas penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.

Sejalan dengan hal tersebut di atas penelitian ini menggunakan variabel

budget emphasis (penekanan pada anggaran) sebagai variabel moderating dalam


(24)

10

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggaran. Latar belakang dipilihnya variabel tersebut di dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana tindak lanjut dari pengimplementasian anggaran, dalam kemampuan partisipasi individu di instansi pemerintah melihat dan mengukur keadaan- keadaan sehingga penganggaran lebih efisien.

Dalam penyusunan Anggaran di Pemerintah Daerah manapun, dan Khususnya di Pemerintah Kota Cirebon penyusunan anggaran (APBD Kota) melibatkan Pemerintah Kota Cirebon, dan DPR Kota Cirebon, namun demikian bahwa indikasi adanya partisipasi anggran yang terjadi di Pemkot Cirebon adalah dengan adanya tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) tim tersebut merupakan tim yang dibentuk dimana anggotanya terdiri dari berbagai Insntansi di pemerintah Kota Cirebon yang ada, Instansi yang dimaksud adalah instansi pemkot Cirebon yang berada dalam naungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD). Tim tersebut (TAPD) bekerja mencari data-data yang relefan seputar penyusunan anggaran yang mana dalam kerjanya itu banyak melibatkan pegawai pemkot, Masyarakat dan bahkan anggota DPRD kota Cirebon, karena dengan demikian tim TPAD dapat menemukan bahnan-bahan untuk dijadikan acuan dalam menyusun anggaran di Pemkot Cirebon. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipahami bahwa dalam penyusunan anggaran di Pemkot Cirebon ternyata menggunakan sistem partispasi anggaran melalui pembuatan tim TPAD yang mana anggotanya terdiri dari berbagai Instansi yang ada di Pemkot Cirebon.

Proses yang demikian dan penelitian terdahulu masih menunjukkan perbedaan pada hasilnya yang menjadi dasar latar belakang penulisan penelitian ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna melihat apakah terdapat pengaruh yang positif antara partisipasi anggaran, budget emphasis terhadap senjangan anggaran, dengan membedakan subyek penelitian yaitu pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap


(25)

11

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus Pemerintah Kota Cirebon)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas bawa faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap timbulnya slack anggaran (senjangan anggaran) yang telah diteliti, memberikan hasil yang tidak konsisten, maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti dan mencari bukti yang mendukung asumsi tersebut, oleh karena itu, yang menjadi fokus utama dari penelitian ini adalah :

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.

2. Apakah budget emphasis dapat memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.

1.3. Maksud /Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan budget emphasis sebagai variabel moderasi pada pemerintah kota cirebon.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.

2. Untuk mengetahui apakah budget emphasis memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.

1.4. Manfaat/Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi setiap pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:


(26)

12

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, memperluas wawasan, serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai hubungan antara partisispasi anggaran, budget emphasis (penekanan pada anggaran) slack anggaran (senjangan anggaran).

Bagi akademisi diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat memperkaya keilmuan akuntansi terutama dalam bidang penganggaran perusahaan, akuntansi keperilakuan, dan akuntansi manajemen terkait dengan hubungan partisipasi anggaran, senjangan anggaran, serta komitmen organisasi. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi salah satu bahan pertimbangan terhadap Pemerintah Kota Cirebon dalam keperluan penilaian kinerja melalui fungsi pengawasan. Juga dapat menilai sejauh mana para bawahan telah melaksanakan kegiatan manajerial secara efisien dan efektif. Sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam merancang atau membuat kebijakan dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kegiatan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian juga perencanaan dalam penyusunan anggaran, senjangan anggaran, juga dapat mengetahui seberapa besar komitmen organisasional para Kepala SKPD pada Pemerintah Kota tersebut.


(27)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu, variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent), dan variabel moderasi. Yaitu partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel bebas (X), senjangan anggaran sebagai variabel terikat (Y), dan budged emphasis sebagai variabel moderasi (Z), dan yang termasuk juga subjek penelitian dalam penelitian ini adalah lembaga pemerintahan Kota Cirebon.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan peneliti di Pemerintah Kota Cirebon.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:38) "Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya sedangkan Sugiyono (2012), menerangkan "Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data valid". Berdasarkan penjelasan dia tas dapat di simpulkan bahwa metode adalah cara yang akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan pengolahan data dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan desainnya adalah rencana atau Rancangan penelitian yang akan dibuat oleh peneliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan survey, sehingga informasi yang diperoleh berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Pengujian hipoetesis ini menggunakan analisis regresi sederhana dan MRA (Moderated Regression Analysis).

3.2.1.Desain Penelitian

Desain penelitian dilakukan peneliti guna untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun, maka diteliti variabel-variabel yang terkait. Variabel-variabel


(28)

38

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut adalah partisipasi penyusunan nggaran, senjangan anggaran, dan budget emphasis.

3.3.Definisi dan Operasionalisasi Veriabel 3.3.1. Definisi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama dan variabel moderator yang muncul karena adanya pendekatan kontijensi. Partisipasi penyusunan anggaran menjadi variabel bebas (X) dan senjangan anggaran diartikan sebagai variabel terikat (Y) serta budget emphasis (Z) sebagai variabel moderasi.

Berikut pengertian variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X)

Sri Rahayu dan Andry (2013: 11) mengatakan bahwa, “Self imposed budget

atau penganggaran partisipatif (participative budgeting) merupakan proses penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh karyawan (manajer pada

semua tingkatan) dalam organisasi”.

2. Senjangan Anggaran (Y)

Menurut Hansen/Mowen (2009: 448), “Senjangan anggaran (budgetary slack)

atau menutup anggaran (padding the budget) muncul ketika seorang manajer memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja. Pendekatan mana pun akan meningkatkan kemungkinan manajer untuk mencapai anggaran dan tentunya akan menurunkan risiko yang akan dihadapi

manajer”.

3. Budget emphasis (Z)

Budget emphasis adalah pemberian reward atau penilai kinerja bagi para manajer menengah kebawah berdasarkan pada pencapaian target anggaran atau apabila pimpinan mempersepsikan bahwa kinerja dan penghargaannya dinilai berdasarkan pada target anggaran yang dicapai (Dunk, 1993:36).


(29)

39

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Operasionalisasi variabel ini diperlukan untuk menjabarkan variabel-variabel penelitian ke dalam indikator tertentu untuk memudahkan pengukurannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengumpulan data untuk menjawab masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini. dan untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam penelitian ini penulis membatasi variabel yang akan diukur, seingga variabel-variabel yang akan diteliti diberi batasan-batasan secara operasional.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yaitu partisipasi penyusunan anggaran (variabel independen), senjangan anggaran (variabel dependen), dan budget emphasis (variabel moderasi).

Tabel 3.1.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala Item

Partisipasi Anggaran (Variabel X) Keterlibatan dan Pengaruh Individu (Sri Rahayu dan Andry 2013: 11)

Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun

Ordinal 1,2

Kepuasan dalam penyusunan anggaran Ordinal 3,4 Frekuensi untuk memberikan pendapat/usulan. Ordinal 5,6

Kerelaan dalam memberikan pendapat Ordinal 7,8 Kebutuhan memberikan pendapat Ordinal 9,10


(30)

40

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap penetapan anggaran akhir Senjangan Anggaran (Variabel Y) Perkiraan Pendapatan Rendah dan Atau Peningkatan Biyaya (Hansen/Mowen (2009: 448), Standar yang digunakan dalam anggaran mendorong produktivitas yang tinggi Ordinal 1 Kepastian mengenai terlaksananya anggaran departemen Ordinal 2 Memonitor pengeluaran yang menjadi wewenang Ordinal 3 Anggaran yang menjadi tanggung jawab Ordinal 4 Adanya target anggaran yang harus dicapai Ordinal 5 Kesulitan pencapaian anggaran Ordinal 6 Budget Emphasis (Variabel Z)

Pemberian reward atau penilai kinerja bagi para manajer menengah kebawah berdasarkan pada pencapaian target anggaran (Dunk, 1993:36). Rencana dan penyusunan Budget Emphasis Ordinal 1,2,3 Implementasi Budget Emphasis Ordinal 4,5 Evaluasi Budget Emphasis Ordinal 6,7


(31)

41

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit untuk pengukuran yang menjadi obyek penelitian (Ridwan, 2010: 54)

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk mempelajari dan kemudian tarik kesimpulannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kota Cirebon pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah tahun 2013/2014. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution method), yaitu mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kembali kuisioner. . Kota Cirebon memiliki 16 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berupa Dinas atau Instansi, 6 SKPD berupa badan, 5 SKPD sebagai kantor, 5 kecamatan dan 22 kelurahan. Sedangkan pejabat eselon (kepala dinas/instansi, kepala bagian/bidang, kepala sub.bagian/seksi) yang terlibat dalam penyusunan anggaran sebanyak 879 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 879 orang.

3.4.2.Sampel

Mengenai sampel Sugiyono (2011: 81) menjelaskan bahwa “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Kaitannya dengan teknik pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto, (2004:26) mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”

Sampel dalam penelitian ini adalah kepala seksi, kepala sub bagian, kepala bagian dan kepala dinas yang terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran di Pemerintah Kota CirebonPurposive Sampling dan Proporsional


(32)

42

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampling dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi,tapi yang hanya terlibat saja dalam penyusunan anggaran. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling karena sampel yang dipilih hanya yang berkaitan dengan proses penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Sampel yang digunakan dari total 30 SKPD, 19 kecamatan dan 27 kelurahan tersebut hanya sebanyak 18 SKPD dan 3 kecamatan dengan jumlah pejabat eselon sebanyak 92 orang, alasannya adalah SKPD yang diambil sudah mewakili berbagai tipe SKPD yang ada.

3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan lewat penelitian lapangan yaitu melalui kuisioner, wawancara apabila diperlukan, dan arsip data lain yang terkait.

4.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut:

1. Penggunaan Kuisioner

Penggunaan kuisioner adalah cara-cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi).

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan langsung tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan terkait dengan objek yang diteliti.

3.5.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, (Sugiyono, 2012:146).


(33)

43

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuisioner ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama merupakan data diri responden dan bagian kedua merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian (Partisipasi Penyusunan Anggaran, Senjangan Anggaran, dan Komitmen Organisasional). Skala pengukuran untuk variabel X dan Variabel Y adalah ordinal dengan tipe skala likert. Tipe sekala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.

Menurut Sugiyono (2012:132-133) “Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian dengan

skala Likert, maka variabel yang akan diukur djabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai penilaian sangat positif sampai sangat

negatif.”

Untuk setiap item jawaban dapat siberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Ukuran Penilaian untuk Variabel X, Y, dan Z

No. Kriteria

5 Selalu

4 Sering

3 Kadang-kadang

2 Jarang

1 Tidak Pernah

(Sumber: Sugiyono, 2012:133 data diolah)

Sugiyono (2010:133) mengemukakan bahwa kriteria interpretasi skor

berdasarkan jumlah responden ditentukan sebagai berikut: “ Skor maksimal setiap


(34)

44

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16% ((100%-20%)/5)”. Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh interpretasi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Skor

(Sumber: Sugiyono, 2010:133)

Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban kemudian dikalikan 100%.

�� � ���

�� � ����� ��� � %

Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan. Untuk menguji kebenaran responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner, maka penulis perlu melakukan uji validitas (keabsahan) dan uji reliabilitas (keandalan) terhadap jawaban-jawaban tersebut.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1.Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini yakni statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

No. Kriteria

20%-35,99% Tidak Baik/Tidak Efektif

36%-51,99% Kurang Baik/Kurang Efektif

52%-67,99% Cukup Baik/Cukup Efektif

68%-83,99% Baik/Efektif


(35)

45

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan data yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisa statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden. Gambaran tersebut meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, kedudukan atau jabatan, dan lamanya jabatan di dinas/badan/kantor tempat responden bekerja.

3.6.2.Perubahan Data dari Skala Ordinal ke Interval

Untuk melakukan pengolahan data secara statistik dan data nonmetrik menggunakan skala nonparametrik, sedangkan data metrik menggunakan metode statistika parametrik. Kadangkala seorang peneliti telah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner yang memiliki alternatif jawaban dalam skala ordinal, padahal peneliti akan menganalisis data dengan statistik parametrik. Akibatnya, data dengan skala ordinal tersebut harus ditransfer menjadi skala interval.

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuisioner yang memiliki alternative jawaban dalam skala ordinal. Akibatnya data yang menggunakan skala ordinal harus dialihkan menjadi skala interval. William L. Hays (dalam Husein Umar, 2008:167-168) menemukan metode untuk mengalikan skala ordinal menjadi skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval (MSI). Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut:

1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk mendapat masing-masing skor.

2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan jumlah responden.

3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secara kumulatif.

4. Itung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan table distribusi normal.

5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan menggunakan table Densitas atau menghitung nilai fungsi kepadatan dengan menggunakan rumus:


(36)

46

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f (Z) =

√ �e

6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus: NS = (kepadatan batas bawah) – (kepadatan batas atas)

(daerah di bawah batas atas)-(daerah di bawah batas bawah)

7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS = ( 1 + | NSim | ) dimana NSim adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.

3.6.3. Uji Kualitas Data 3.6.3.1. Uji Validitas Data

Husein Umar (2008:72) menyatakan validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data peneliti, kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.

Pada uji validitas ini penulis harus menghubungkan skor, maka teknik koefisien korelasi cocok digunakan dalam hal ini. Korelasi pearson product

moment digunakan untuk menentukan bagaimana kuatnya hubungan variabel

yang satu dengan variabel yang lainnya.

� = ∑ − ∑ ∑

√[ ∑ ² − ∑ ²] [ ∑ ² − ∑ ²]

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

∑XY = Jumlah Hasil kali skor X dan Y

∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y


(37)

47

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(∑X)² = Kuadrat jumlah skor X

(∑Y)² = Kuadrat julah skor Y

N = Jumlah responden

Sugiyono (2010:178), menyatakan bahwa:

“Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari atau sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik”.

3.6.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata Reliability yang berarti keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya (Imam Ghozali, 2007). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas ditempuh dengan menggunakan metode

Cronbach’s Alpha. Instrument dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki

koefisien Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 (>0,06, semakin tinggi koefisien internal reliabilitasnya, Nunnally, 1967 (dalam Imam Ghazali 2007:42)

� = �−� −∑ ��²��²

Keterangan:

r₁₁ = Reliabilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan

��² = Varian Total

∑��² = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus varians yang digunakan:

�² = ∑ X²−∑ � ²� n

Husein Umar (2008: 58)


(38)

48

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan

3.6.4.Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk menguji hasil penelitian. Sehingga nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias, asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Menurut Husein Umar (2008: 79) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis nonparametrik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan. Dalam penelitian ini, uji normalitas akan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila signifikansi > 5%, maka data bersifat distribusi normal dan sebaliknya jika data < 5%, maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya.

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel (X) dan (Y) mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier (Priyanto, 2010: 73). Adapun pengujian liniertias dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan menggunakan Test For Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (liniearity) kurang dari 0,05.


(39)

49

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1.Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak. (Suharyadi dan Purwanto, 2009: 82).

Hipotesis statistik yang akan diuji berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Senjangan Anggaran. Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. H01: β1 > = 0; Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh positif

terhadap Senjangan Anggaran

b. Ha1: β1 < = 0; Partisipasi Penyusunan Anggaran tidak berpengaruh positif

terhadap Senjangan Anggaran

Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran diuji dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana (simple regression

linear). Persamaan regresi untuk menguji hipotesis ini adalah:

Y = β0 + β1 + X + e . . . . .. . . (TonyWijaya, 2010:46-47)

Keterangan:

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran

Y = Senjangan Anggaran X= Partisipasi Anggaran

e = Tingkat kesalahan Pengganggu

2. Budget Emphasis berpengaruh positif pada pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Persamaan hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a.H02: βa < = 0; Budget Emphasis tidak dapat memoderasi antara partisipasi


(40)

50

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Ha2: βa > = 0; Budget Emphasis dapat memoderasi antara partisipasi

penyusunsan anggaran terhadap senjangan anggaran

Untuk hipotesis kedua ini, diuji dengan MRA (Moderated Regression

Analysis). MRA atau dikenal dengan uji interaksi merupakan bentuk regresi yang

dirancang secara hirarki untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang dipengaruhi oleh variabel ketiga atau variabel moderating, (Tony Wijaya, 2010:44-45).

Y = β0 + β1X + β2Z + β3 [{ X* Z}] …………. (2)

Keterangan:

Y = Senjangan Anggaran X= Partisipasi Anggaran Z = Budget Emphasis

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran

β2 = Koefisien Regresi Budget Emphasis

β3 = Koefisien interaksi antara partisipasi anggaran Budget

Emphasis

X* Z= Interaksi antara Partisipasi Anggaran dengan Budget Emphasis

e = Tingkat kesalahan Pengganggu

(Tony Wijaya, 2010:46-47)

3.7.2. Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data observasi tersebar jauh dari nilai dugaan atau garis regresinya, maka nilai dugaannya menjadi kurang sesuai.


(41)

51

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162:163), koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut:

Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi tau

independent).

Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan varibel X (varibel independen) memengaruhi variabel Y (variabel terikat). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut:

r2 =

r2 = Nilai Koefisien Korelasi

x = Jumlah Pengamatan Variabel X

y = Jumlah Pengamatan Variabel Y

∑ xy = Jumlah hasil perkalian Variabel X dan Variabel Y

(∑ x2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel X

(∑ y2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel Y

(∑ x)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan Variabel X

(∑ y)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y

n = Jumlah pasangan pengamatan X dan Y

Setelah diketahui nilai koefisien determinasi (r2) yang memperliatkan

derajat atau kekuatan korelasi antara variabel maka dapat dihitung juga koefisien determinasi (Kd) yang memperlihatkan berapa persen variasi variabel X atau


(42)

52

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi

Nilai Kd berada antara 0 sampai 1 ( 0 <= Kd <= 1)

 Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaru variabel X terhadap variabel Y

 Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (Nampak turunnya) variabel dependen Y

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (variabel X) Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 ( 0 <= Kd <= 1) maka besarnya

pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri dan


(43)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai

“Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Budget

Emphasis sebagai Variabel Moderasi,” maka dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi partisipasi penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon

2. Budget emphasis tidak dapat memoderasi antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon, maka dalam penelitian ini Budget Emphasis tidak mampu bertindak sebagai variabel pemoderasi antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka penulis sampaikan saran sehubungan dengan pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran dan hal-hal yang terkait

lainnya untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Senjangan anggaran harus dikendalikan sejak dini agar dapat meningkatkan efektivitas anggaran Pemerintahan, karena dengan adanya senjangan anggaran akan memberikan dampak yang buruk dan merugikan Pemerintahan, selain itu senjangan anggaran juga dapat menurunkan


(44)

75

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

standar yang akan dicapai, yang berarti sumber daya Pemerintahan tidak dapat termanfaatkan secara maksimal.

2. Konsep partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam suatu pemerintahan harus dipantau dengan baik, sehingga partisipasi yang tercipta adalah partisipasi yang sesungguhnya dan kecenderungan penciptaan senjangan dalam anggaran dapat ditekan.

3. Masih perlu dilakukan penelitian pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk menguji pengaruh moderating dengan menggunakan variabel yang lain seperti keterlibatan kerja, motivasi, kultur organisasi, atau informasi yang berhubungan dengan tugas (job relevant information) serta perlu dilakukan penelitian kembali pada populasi yang berbeda seperti Lembaga dan Pemerintah Kota Lain.


(45)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Andi Kartika. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan

dalam Hubungan antaa Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Kajian

Akuntansi, Vol. 2 No. 1.

Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak. (2005). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Aristanti Widyaningsih. (2011). Moderasi Gaya Kepemimpinan Atas Pengaru Partisipasi

Anggaran Terhadap Budgetari Slack. Fokus Ekonomi. Vo;. 6 No. 1 Juni 2011: 1-18.

Dunk. A.S. 1989, Budgetary participation, Agreement on Evaluation Criteria and Managerial Performance: A Research Note, Accounting Organization and Society, Vol. 14: 321-324.

Hansen, Mowen (2009: 448), Don R. Hansen and Mowen, MM. (2009). Akuntansi

Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ida Bagus Agung Dharmanegara. (2010). Penganggaran Perusahaan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Justine T. Sirait (2006:6), Justine T. Sirait. (2006). Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi

Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Maya Triana, et.al,. (2012). Pengaruh Partisispasi Anggaran, Budget Emphasis, dan Locus of

Control Teradap Slack Anggaran (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi).

E-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1. No. 1, September 2012.

Miftah Toha. (2010). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers

Mulyadi (2001:490) Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan

Rekayasa (edisi3). Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa (edisi3). Jakarta: Salemba Empat.

Norin Samma’. (2009). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Budgetary

Slack Dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung). Skripsi. Fakultas Pendidikan Ilmu


(46)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Mananjemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Ridwan.2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung .Alfabeta

Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Manajemen. Jakarta: Grasindo

Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Erlangga.

Siegel, G., Helena R. Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South-Western Publishing Co. Cincinnati-Ohio.

Sri Rahayu dan Andry Arifian. (2013). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. (2009). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas, Pustaka Pelajar.


(1)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162:163), koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut:

Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi tau independent).

Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan varibel X (varibel independen) memengaruhi variabel Y (variabel terikat). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut:

r2 =

r2 = Nilai Koefisien Korelasi

x = Jumlah Pengamatan Variabel X

y = Jumlah Pengamatan Variabel Y

∑ xy = Jumlah hasil perkalian Variabel X dan Variabel Y

(∑ x2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel X

(∑ y2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel Y

(∑ x)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan Variabel X

(∑ y)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n = Jumlah pasangan pengamatan X dan Y

Setelah diketahui nilai koefisien determinasi (r2) yang memperliatkan derajat atau kekuatan korelasi antara variabel maka dapat dihitung juga koefisien determinasi (Kd) yang memperlihatkan berapa persen variasi variabel X atau mempengaruhi variabel Y (Sudjana, 2004:246). Dengan rumus:


(2)

52

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi

Nilai Kd berada antara 0 sampai 1 ( 0 <= Kd <= 1)

 Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaru variabel X terhadap variabel Y  Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (Nampak turunnya) variabel dependen Y

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (variabel X) Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 ( 0 <= Kd <= 1) maka besarnya pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri dan selebihnya berasal dari faktor-faktor yang lain.


(3)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai

“Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Budget Emphasis sebagai Variabel Moderasi,” maka dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi partisipasi penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon

2. Budget emphasis tidak dapat memoderasi antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon, maka dalam penelitian ini Budget Emphasis tidak mampu bertindak sebagai variabel pemoderasi antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka penulis sampaikan saran sehubungan dengan pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran dan hal-hal yang terkait

lainnya untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Senjangan anggaran harus dikendalikan sejak dini agar dapat meningkatkan efektivitas anggaran Pemerintahan, karena dengan adanya senjangan anggaran akan memberikan dampak yang buruk dan merugikan Pemerintahan, selain itu senjangan anggaran juga dapat menurunkan


(4)

75

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

standar yang akan dicapai, yang berarti sumber daya Pemerintahan tidak dapat termanfaatkan secara maksimal.

2. Konsep partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam suatu pemerintahan harus dipantau dengan baik, sehingga partisipasi yang tercipta adalah partisipasi yang sesungguhnya dan kecenderungan penciptaan senjangan dalam anggaran dapat ditekan.

3. Masih perlu dilakukan penelitian pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk menguji pengaruh moderating dengan menggunakan variabel yang lain seperti keterlibatan kerja, motivasi, kultur organisasi, atau informasi yang berhubungan dengan tugas (job relevant information) serta perlu dilakukan penelitian kembali pada populasi yang berbeda seperti Lembaga dan Pemerintah Kota Lain.


(5)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Andi Kartika. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan dalam Hubungan antaa Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Kajian Akuntansi, Vol. 2 No. 1.

Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak. (2005). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Aristanti Widyaningsih. (2011). Moderasi Gaya Kepemimpinan Atas Pengaru Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetari Slack. Fokus Ekonomi. Vo;. 6 No. 1 Juni 2011: 1-18. Dunk. A.S. 1989, Budgetary participation, Agreement on Evaluation Criteria and Managerial

Performance: A Research Note, Accounting Organization and Society, Vol. 14: 321-324.

Hansen, Mowen (2009: 448), Don R. Hansen and Mowen, MM. (2009). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ida Bagus Agung Dharmanegara. (2010). Penganggaran Perusahaan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Justine T. Sirait (2006:6), Justine T. Sirait. (2006). Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Maya Triana, et.al,. (2012). Pengaruh Partisispasi Anggaran, Budget Emphasis, dan Locus of Control Teradap Slack Anggaran (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi). E-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1. No. 1, September 2012.

Miftah Toha. (2010). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers

Mulyadi (2001:490) Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa (edisi3). Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa (edisi3). Jakarta: Salemba Empat.

Norin Samma’. (2009). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Budgetary

Slack Dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung). Skripsi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Rissa Ayu Mulyani, 2015

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Mananjemen Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Ridwan.2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung .Alfabeta

Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta: Grasindo

Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Erlangga.

Siegel, G., Helena R. Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South-Western Publishing Co. Cincinnati-Ohio.

Sri Rahayu dan Andry Arifian. (2013). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. (2009). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas, Pustaka Pelajar.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH KOTA METRO)

0 65 79

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH KOTA METRO)

0 6 16

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di kota

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Kompleksitas Tugas, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Slack Anggaran (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta).

0 1 17

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMATION ASYMETRY DAN BUDGET EMPHASIS TERHADAP SLACK ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMATION ASYMETRY DAN BUDGET EMPHASIS TERHADAP SLACK ANGGARAN (Studi pada PT DAN LIRIS SUKOHARJO).

0 1 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi K

0 0 15

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus Di BAPPEDA Kabupaten Boyolali).

0 2 10

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA RSU DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 15

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Rumah Sakit di Kota Padang).

0 1 6

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI : Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon - repository UPI S PEA 0704193 Title

0 0 5