Pengembangan Standar Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Siswa SMK Program Keahlian Teknik Pemesinan di Wilayah Surakarta JURNAL. JURNAL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN STANDAR PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI WILAYAH SURAKARTA
Sarwo Edi, Suharno, Indah Widiastuti
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
E-mail: edi.january@gmail.com
ABSTRACT
The research aims to 1) Know how the implementation of the industrial
practice training of students machining program of vocational high school in
Surakarta; 2) Develop standard implementation of the industrial practice training of
students machining program of vocational high school in Surakarta.This researh was
a comparative qualitative research. The population of this research was procedure of
industrial practice training of Machining Program Vocational High School in
Surakarta. SMK Negeri 5 Surakarta, SMK pancasila Surakarta and SMK PGRI 1
Surakarta were selected as the sample through purposive sampling. This study was
started from collecting data, analyzing data, and making conclusions. The type of
data was qualitative data. Data collection techniques were documentation and
interview. Analysis of data using document analysis.Based on the result of reseacrh,
implementation flow of industrial practice training that can be proposed are 1)
Sinkronizing Industry Phase, 2) Evaluating Industry Feasibility, 3) Determining
temporary industry, 4) Socializing Industrial Practice Training 5) Selecting Industry
by Students, 6) Determining Final Industry, 7) Making Cooperation with Industry, 8)
Preparatory Phase, 9) Impelemtaion Phase, 10) Mentoring Participants of Training,
11) Handling troubled students, 12) Withdrawing Training Participant, 13) Assesing
and Certificating Training Participant of Industrial Practice Training 14) Collecting
Records of Industrial Practice Training.
Key Words : Vocational High School, Industrial Practice Training, SOP
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan
prakerin pada program keahlian Teknik Pemesinan di SMK wilayah Surakarta. 2)
Mengembangkan Standar Pelaksanaan Prakerin pada program keahlian Teknik
Pemesinan di SMK wilayah Surakarta.Penelitian ini merupakan penelitian komparatif
kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SMK dengan program keahlian
Teknik Pemesinan di Surakarta. Sampel yang terpilih adalah SMK N 5 Surakarta,
SMK Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1 Surakarta dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling. Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data, analisis
data dan pengambilan Kesimpulan. Jenis data yang dugunakan yaitu data kualitatif.
Teknik Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen.Berdasarkan hasil penelitian, alur
pelaksanaan prakerin yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut 1) Tahap
Sinkronisasi Industri, 2) Tahap Evaluasi Kelayakan Industri, 3) Tahap penetapan
Industri Sementara, 4) Tahap Sosialisasi Prakerin, 5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh
Peserta Prakerin, 6) Tahap Final Penetapan Industri, 7) Tahap Pembuatan Kerjasama
dengan DU/DI, 8) Tahap Pembekalan Prakerin, 9) Tahap Pelaksanaan Prakerin, 10)
Tahap Pembimbingan Peserta Prakerin, 11) Tahap Penanganan Siswa Bermasalah,
12) Tahap Penarikan Prakerin, 13) Tahap Penilaian dan Sertifikasi Peserta Prakerin,
dan 14) Tahap Pengumpulan dan Pemberkasan Rekaman Prakerin.
Kata Kunci: Sekolah Menengah Kejuruan, Prakerin, SOP.
Arti pendidikan ini dijabarkan secara
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan
lebih spesifik lagi dalam Peraturan
(SMK) merupakan salah satu lembaga
Pemerintah Nomor 29 tahun 1990
pendidikan yang bertanggungjawab
tentang Pendidikan Menengah, yaitu
menciptakan sumber daya manusia
pendidikan menengah kejuruan adalah
yang
pendidikan
memiliki
kemampuan,
keterampilan, dan keahlian sehingga
mengutamakan
lulusannya
kemampuan
dapat
mengembangkan
menengah
yang
pengembangan
peserta
didik
untuk
kinerja apabila terjun dalam dunia
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu.
kerja (Arif Rifai & Barnawi, 2012:13).
Dari
commit to user
penjelasan
di
atas
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
disimpulkan
kejuruan
bahwa
adalah
pendidikan
pendidikan
yang
Kegiatan praktik industri pada
pendidikan
sistem
ganda
adalah
mempersiapkan peserta didik untuk
kegiatan praktik nyata dilakukan siswa
memasuki lapangan pekerjaan.
pada
Kekhususan
dalam
pekerjaan
produksi
di
lini
produksi. Program praktik industri ini
pembelajaran di SMK bukan hanya
memiliki
dengan
adanya
melaksanakan praktik kerja industri
kompetesi
keahlian
pembelajaran
yang
mampu
membekali siswa agar siap kerja di
ciri
diperlakukan
bahwa
bekerja
siswa
yang
sebagaimana
karyawan pekerja yang lain.
dunia usaha dan industri (DU/DI)
Tujuan
praktik
industri
tetapi dengan adanya relevansi SMK
menurut Bukit ( 2014 : 50) yaitu: (1)
dengan DU/DI guna mencapai tujuan
mendapat pengalaman bekerja di lini
terciptanya mutu lulusan SMK yang
produksi; (2) memahami sikap dan
sesuai dengan kebutuhan DU/DI. Hal
disiplin kerja melalui praktek kerja
ini
industri
didasarkan
dari
kebijakan
di
lini
produksi;
(3)
pemerintah tentang link and match
mendapatkan
DU/DI
sesuai dengan standar komptensi yang
dengan
penyelenggaraan
kompetensi
kejuruan
pendidikan di SMK agar dari kedua
dituntut
belah pihak saling mengerti apa saja
mendapatkan kompetensi sosial, yaitu:
yang dibutuhkan oleh DU/DI dan apa
bekerja
yang seharusnya dilakukan oleh SMK
pekerjaan,
dalam menanggapi kebutuhan dari
terhadap kesulitan dalam pekerjaan.
DU/DI yang semakin berkembang
oleh
sama
Billet
dunia
industri;
(4)
dalam
mengerjakan
mencari
pemecahan
and
Beven
(dalam
pesat dalam bidang teknologi dan ilmu
Stephen Billet, 2008) menyatakan
pengetahuan. Program Praktek Kerja
bahwa “job practice meant assist
Industri (Prakerin) adalah solusi yang
developing
tepat untuk meningkatkan relevansi
knowledge about workplaces, students
antara SMK dan DU/DI.
students
vocational
frequently reported the importance of
commit to user
stories and examples provided by
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
teachers”.
(praktik
kerja
industri
3) Perusahaan
dimaksudkan untuk membantu siswa
kejuruan
mengembangkan
pengetahuan tentang tempat kerja,
surat
konfirmasi ke kampus.
4) Siswa mendaftar pelatihan industri.
5) Orientasi pelatihan industri dengan
siswa sering melaporkan cerita dan
membawa
contoh penting yang diberikan oleh
industri,
guru).
mengirim
formulir
pengawasan
6) Siswa melakukan pelatihan industri
Tripathi & Chaurasia (2014)
dilengkapi dengan buku Laporan
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan
prakerin ada 5 langkah yaitu:
1) Menganalisa
harian.
7) Pembimbing
pekerjaan
dan
formulir evaluasi pengawas.
8) Siswa menyerahkan Laporan ke
3) Mempersiapkan bahan pelatihan.
4) Menjalin kerjasama dengan industri
5) Mengevaluasi
dan
kampus.
9) Pembimbing
membuat
Pengertian
Industrial
melaporkan
hasil
pelatihan ke kampus
pembaharuan.
Berdasarkan
kampus
memonitoring dengan membawa
kemampuan yang akan dipelajari.
2) Memilih dan melatih pelatih.
dari
pedoman
yang
SOP
berisi
adalah
prosedur-
Training Process Table oleh ISE dapat
prosedur operasional standar yang ada
dijabarkan
di
alur
prakerin
sebagai
berikut:
1) Siswa
dalam
suatu
organisasi
yang
digunakan untuk memastikan bahwa
menghubungi
perusahaan
semua keputusan dan tindakan, serta
untuk pelatihan industri dengan
penggunaan fasilitas-fasilitas proses
membawa surat permohonan ijin
yang dilakukan oleh orang-orang di
sementara.
dalam
2) Siswa menghubungi pihak kampus
untuk
mendapatkan
pelatihan industri.
surat
izin
organisasi
berjalan
secara
efektif dan efisien, kosistenstandar,
dan sistematis (Tambunan, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Kota Surakarta adalah sebuah
2) Beberapa
sekolah
kota yang memiliki jumlah SMK
melaksanakan
dengan
terhadap DU/DI,
program
keahlian
teknik
pemesinan terbanyak di Karesidenan
Surakarta.
Jumlah
SMK
dengan
program keahlian teknik pemesinan di
belum
uji
kelaikan
3) Belum semua siswa diberikan
kepercayaan
di
DU/DI
untuk
mengerjakan pekerjaan,
kota Surakarta berjumlah 12 sekolah
4) Ketidaksesuaian bidang pekerjaan
yaitu 2 sekolah berstatus negeri atau
yang dilakukan siswa di DU/DI
milik pemerintah dan 10 sekolah
dengan yang diajarkan di sekolah,
berstatus swasta. Dari 12 SMK dengan
5) Beberapa
sekolah
tidak
program keahlian teknik pemesinan di
mengetahui keabsahan penilaian
kota Surakarta 7 sekolah terakreditasi
oleh DU/DI
A, 4 sekolah terakreditasi B, dan 1
Dalam pelaksanaan prakerin terdapat
sekolah
beberapa
terakreditasi
C
program
kendala.
Salah
satunya
keahlian teknik pemesinannya. Semua
adalah prosedur prakerin yang tidak
SMK
teknik
sesuai. Maka dari itu diperlukan
pemesinan di wilayah Surakarta telah
perbaikan prosedur prakerin sehingga
melaksanakan
pelaksanaan prakerin akan semakin
program
keahlian
program
prakerin.
Berdasarkan hasil dari wawancara
dengan pihak hubungan industri di
beberapa SMK di wilayah Surakarta,
prakerin yang dilaksanakan oleh siswa
SMK di wilayah surakarta menemui
beberapa kendala yaitu:
1) Beberapa
sekolah
masih
terkendala dalam pembimbingan
siswa
oleh
guru
prakerin di DU/DI ,
pembimbing
baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian komparatif kualitatif yang
bertujuan
untuk
mengetahui
bagaimana alur SOP Prakerin yang
digunakan oleh SMK pemesinan di
Surakarta.
Setelah
mengetahui
pelaksanaan prakerin SMK Pemesinan
di Surakarta
commit to user
maka
akan diambil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
kesimpulan
bagaimana
pelaksanaan
prakerin
yang
alur
Analisis
data
dalam
dilakukan
secara
baik
penelitian
berdasarkan data dokumen-dokumen
deskriptif
dari SMK Pemesinan di wilayah
dokumen. Teknik analisis ini disebut
Surakarta.
juga sebagai analisis data sekunder.
Pada penelitian ini data yang
ini
kualitatif dan analisis
Dimana data yang diperoleh tidak
digunakan adalah alur pelaksanaan
berasal
prakerin
untuk melengkapi data analisis data
atau
prosedur
standar
(SOP)
operasional
prakerin
dan
wawancara sebagai pendukung.
yang
dari
di
narasumber
dapatkan
dokumen,
langsung
dari
peneliti
analisis
melakukan
Teknik pengambilan sampel
wawancara dengan narasumber terkait
dipilih oleh peneliti dalam penelitian
prakerin, Data yang telah terkumpul
ini adalah purposive sampling. Teknik
kemudian
Purposive sampling yang digunakan
deskriptif, selanjutnya memproses data
peneliti
tersebut.
jika
peneliti
mempunyai
diformulasikan
Hasil
yang
secara
diperoleh
pertimbangan-pertimbangan tertentu di
diinterpretasikan, kemudian disajikan
dalam pengambilan sampelnya. Dalam
dalam bentuk naratif.
penelitian ini dipilih SMK Negeri 5
Ketika data sudah benar maka
Surakarta untuk mewakili sekolah
data akan dibandingkan berdasarkan
negeri dengan akreditasi A untuk
kemungkinan-kemungkinan
program keahlian Teknik pemesinan,
terjadi dari data masing-masing aspek
SMK
untuk
pelaksanaan prakerin dari masing-
dengan
masing sekolah. Kemudian aspek-
akreditasi A untuk program keahlian
aspek dinilai baik akan digunakan
Teknik Pemesinan, dan SMK PGRI 1
sebagai alur prakerin yang baru.
Pancasila
mewakili
sekolah
Surakarta
negeri
yang
Surakarta untuk mewakili sekolah
Sumber data dari penelitian ini
swasta dengan akreditasi B untuk
adalah dokumentasi dan wawancara.
program keahlian Teknik Pemesinan.
Sumber data
commit to user
pada penelitian ini
adalah SOP Prakerin dari SMK Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
5 Surakarta, SMK Pancasila Surakarta,
yang ada di DU/DI. Sehingga dengan
dan SMK PGRI 1 Surakarta. Sumber
adanya sinkronisasi kurikulum ini
data primer didapat dari wawancara
SMK tdak tertinggal jauh dengan
yaitu wawancara dengan pengurus
perkembangan teknologi yang semakin
prakerin SMK Negeri 5 Surakarta,
pesat. Hal ini sesuai dengan Tripathi &
pengurus prakerin SMK Pancasila
Chaurasia (94: 2014) yang menyatakan
Surakarta, pengurus prakerin SMK
bahwa
PGRI 1 Surakarta, beberapa guru
kemampuan
produktif SMK Negeri 5 Surakarta,
termasuk poin penting dalam prakerin.
memilih
dan
yang
menyeleksi
diajarkan
itu
SMK
Sebelum diadakanya kerjasama
Pancasila Surakarta, beberapa guru
antara DU/DI dan sekolah terlebih
produktif SMK PGRI 1 Surakarta,
dahulu
wawancara siswa SMK Negeri 5
evaluasi kelayakan industri. Evaluasi
Surakarta, wawancara dengan siswa
ini bertujauan agar siswa mampu
SMK Pancasila Surakarta, wawancara
bekerja sesuai dengan yang diharapkan
dengan beberapa siswa SMK PGRI 1
dan ada peningkatan kualitas dari segi
Surakarta.
praktik dan karakter. SMK Negeri 5
beberapa
guru
produktif
sekolah
harus
melakukan
Surakarta juga melakukan evaluasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prakerin dimulai dengan Tahap
pra-prakerin. Tahap pra-prakerin SMK
Negeri 5 Surakarta memiliki kelebihan
dibanding dengan SMK yang lain
karena adanya Tahap sinkronisasi
kurikulum yang dilakukan oleh SMK
Negeri 5 Surakarta guna meningkatkan
kualiatas siswa dan juga mengurangi
kesenjangan pembelajaran yang ada di
kelayakan
industri
sebelum
siswa
mulai prakerin, sedangkan sekolah
yang lain evaluasinya dilaksanakan
pada
saat
siswa
sudah
prakerin.
Evaluasi yang dilaksanakan pada saat
prakerin kurang baik karena dapat
merepotkan pihak panitia prakerin
sendiri. Misal tampat prakerin tidak
layak maka pihak sekolah yang akan
repot
mencari
dan
sekolah dengan kompetensi praktik
commit to user
administrasi
kembali
mengurus
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
memindahkan peserta prakerin dari
Pada
Tahap
pembuatan
tempat prakerin ke tempat prakerin
kerjasama dengan DU/DI, SMK PGRI
lain yang belum tentu lebih baik dari
1 Surakarta memiliki kelebihan yaitu
tempata prakerin yang terdahulu. SMK
adanya surat permohonan pertama
Negeri 5 Surakarta juga memeliki
yang diberikan kepda siswa untuk
kelebihan pada evaluasi ini dimana
didkirkan
telah
digunakan sebagai tempata prakerin,
memiliki
pedoman-pedoman
ke
tampat
yang
akan
evaluasi kelayakan yang sudah tertulis
sedangkan
pada
sekolah
lain
jelas. Hal ini sejalan dengan Tripathi
permohonan
yang
dilakukan
oleh
& Chaurasia (94: 2014)
siswa hanya sebatas dilakukan secara
Pada Tahap sosialisasi prakerin
lisan. Pada Tahap MoU, ketiga sekolah
ketiga SMK ini sudah sama-sama baik.
sudah mempunyai naskah kerja sama
Hal ini dikarenakan sekolah sudah
yang baik. Hal ini sejalan dengan
memberitahukan siswa jauah- jauh hari
Industrial Training Process Table oleh
sebelum
ISE.
dilaksanakannya
prakerin.
Sehingga siswa mempunyai waktu
yang
cukup
untuk
mencari
Pada
Tahap
pembekalan
dan
prakerin, SMK Negeri 5 Surakarta dan
mengurus segala adminstrasi yang
SMK Pancasila Surakarta memiliki
berkaitan dengan prakerin.
kelebihan yaitu dengan mendatangkan
Pada Tahap pemilihan tempat
perwakilan
dari
DU/Di
dalam
praktik untuk prakerin ketiga SMK ini
pembekalan tersebut. SMK Pancasila
sudah
karena
Surakarta juga memiliki kelebihan
memberikan kebebasan kepada siswa
dalam pemebekalan prakeri ini yaitu
untuk
prakerin.
adanya surat pembagian tugas untuk
Apabila siswa tidak mencari tempat
pembicara pada pembekalan prakerin
praktik yang baru, sekolah juga sudah
ini. Ketiga sekolah juga sama-sama
mempunyai data tempat prakerin yang
membuat
layak digunakan.
pembekalan ini, tetapi SMK Pancasila
sama-sama
memilih
baik
tempat
commit to user
daftar
hadir
pada
Surakarta lebih baik karena juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
mengharuskan
siswa
mengisikan
yang dipantau dalam prakerin sudah
nomor telepon genggam yang bisa
tercantum
dalam
dihubungi agar mempermudah dalam
sesudah itu juga ada lembar hasil
berkomunikasi saat prakerin.
pengamatan
yang
lembar
amatan
kemudian
akan
Pada Tahap penyerahan SMK
diserahkan ke panitia prakerin. Hal ini
Negeri 5 Surakarta dan SMK PGRI 1
sejalan dengan Industrial Training
Surakarta memiliki kelebihan yaitu
Process Table oleh ISE.
guru pembimbing ikut mengantarkan
siswa prakerin pada saat penyerahan.
pelaksanaan
tiap
sekolah
bermasalah ketiga sekolah ini belum
prakerin
mempunyai peraturan yang tertulis.
sama-sama
Penanganan anak bermasalah dari
mempunyai durasi Waktu pelaksanaan
ketiga sekolah ini masih menggunakan
yang sama yaitu 2 bulan. Tetapi SMK
aturan alternatif solusi yang tidak
Negeri 5 Surakarta dan SMK PGRI 1
tertulis.
Surakarta mempunyai kelebihan yaitu
Industrial Training Process Table oleh
pelaksanaan
ISE.
dari
Tahap
Pada Tahap penanganan anak
prakerin
dilaksanakan
pada saat liburan sekolah sehingga
tidak
begit
mengganggu
kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Pada
Tahap
Hal
ini
sejalan
dengan
Pada tahap penarikan siswa
prakerin, ketiga sekolah sudah samasama baik karena melibatkan guru
pembimbingan
pebimbimbing
prakerin.
Dengan
prakerin SMK Negeri 5 Surakarta
melibatkan
memiliki kelebihan yaitu guru yang
diharapkan bisa mempererat hubungan
mengampu sebagai guru pembimbing
kerjasama antara sekolah dan DU/DI
adalah
sehingga
guru
produktif
sehingga
guru
DU/DI
pembimbing
bersedia
ini
untuk
mengetahui dan sangat paham dengan
menerima siswa prakerin kembali. Hal
kegiatan yang dilakukan siswa selama
ini sejalan dengan Industrial Training
prakerin. Selain itu SMK begeri 5
Process Table oleh ISE.
Surakarta memiliki instrumen yang
Pada tahap penilaian prakerin
commit to user
lengkap dalam pembimbingan. Hal-hal
SMK pancasila Surakata memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
kelebihan yaitu menggunakan salinan
sertifikat yang belum diisi untuk diisi
oleh DU/DI sehingga mempermudah
dalam penyalinan nilai prakerin ke
sertifikat yang asli karena sejatinya
nilai prakerin adalah nilai murni yang
di dapat siswa dari pembimbing
prakerin di DU/DI. Hal ini sesuai
dengan
Tripathi
&
Chaurasia
(94:2014).
Berdasarkan
hasil
dari
pemaparan pelaksanaan prakerin di
SMK
Negeri
5
Surakarta,
SMK
Pancasila Surakarta dan SMK PGRI 1
Surakarta maka dapat dikemukakan
bahwa prosedur prakerin yang dapat
dilihat pada gambar 1.
Berikut ini adalah kelengkapan dari
masing-masing
tahap
pelaksanaan
prakerin:
1)
T
ahap sinkronisasi
Pada
tahap
sinkronisasi
ini
dokumen yang harus ada adalah
dokumen sinkronisasi.
2)
T
ahap Evaluasi Kelayakan Industri
Pada tahap ini dokumen yang
harus ada adalah instrumen
Gambar 1. Flowchart Alur Prakerin
commit to user
yang dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Pada tahap ini dokumen yang
penilaian kelayakan industri dan
harus ada adalah surat penyerahan
rekapitulasi kelayakan industri
prakerin.
3)
8)
T
T
ahap Penetapan Industri
ahap Pelaksanaan Prakerin
Pada tahap ini dokumen yang
Pada tahap ini dokumen yang
harus
harus ada adalah jurnal kegiatan
ada
adalah
dokumen
penetapan industri.
peserta prakerin.
4)
9)
ahap
Pembuatan
Kerja
Sama
T
T
ahap Penarikan Peserta Prakerin
dengan Industri
Pada tahap ini dokumen yang
Pada tahap ini dokumen yang
harus ada adalah surat penarikan
harus
prakerin.
ada
adalah
surat
permohonan, surat balasan, dan
10)
surat MoU.
T
ahap Pembimbingan Prakerin
5)
Pada
T tahap pembimbingan ini
ahap Sosialisai Prakerin
dokumen yang harus ada adalah
Pada tahap sosialisasi prakerin ini
surat tugas pembimbingan dan
dokumen yang harus ada adalah
lembar
surat edaran prakerin.
monitoring.
6)
11)
ahap Pembekalan Prakerin
Pada
tahap
pembekalan
bimbingan
atau
T
ahap Penilaian dan Sertifikasi
ini
Prakerin
dokumen yang harus ada adalah
Pada tahap ini dokumen yang
daftar hadir pembekalan, surat
harus ada adalah form penilaian,
undangan pembekalan prakerin,
rekapan nilai prakerin dan setifikat
dan surat tugas pembekalan.
prakerin.
7)
ahap Penyerahan Prakerin
T
SIMPULAN
DAN SARAN
commit to user
T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Berdasarkan
kelebihan
dan
2) Tahap Penyerahan Prakerin
kekurangan pelaksanaan prakerin di
3) Tahap Pelaksanaan Prakerin
SMK
4) Tahap Pembimbingan Prakerin
Negeri
5
Surakarta,
SMK
Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1
5) Tahap
Surakarta yang sudah dijelaskan pada
bab IV maka dapat diusulkan alur
pelaksanaan prakerin sebagai berikut:
Penanganan
Siswa
Bermasalah
6) Tahap Penarikan Prakerin
c. Tahap
Laporan
Pelaksanaan
Prakerin
a. Tahap Pra-prakerin
1) Tahap Penilaian dan Sertifikasi
1) Tahap Sinkronisasi Industri
Peserta Prakerin
Tahap Sinkronisasi Industri ini
2) Tahap
Pengumpulan
dan
Pemberkasan Rekaman Prakerin
meliputi Analisis Kompetensi
pada Paket Keahlian, Analisis
Kompetensi yang ada di DU/DI,
Analisis Kompetensi Dasar Non
Struktur Kurikulum di DU/DI,
Analisis Pemetaan Industri.
2) Tahap
Evaluasi
Kelayakan
Industri
3) Tahap
Penetapan
DAFTAR PUSTAKA
Bukit, Musriam. (2014). Strategi dan
Inovasi Kejuruan. Bandung:
Alfabeta.
Firdausi, Arif. Rifai & Barnawi.
(201).Profil
Guru
SMK
Profesional. Yogyakarta: ArRuz Media
Industri
ISE.
Sementara
4) Tahap Sosialisasi Prakerin
5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh
peserta prakerin
6) Tahap Final Penetapan Industri
7) Tahap
Pembuatan
Industrial Training Table.
International
School
of
Enginering. diperoleh 20 Maret
2016,
dari
http://www.ise.eng.chula.ac.th/
web/sites/default/files/pagefiles/Industrial_Training_Proce
ss_Table.pdf
Kerjasama
dengan DU/DI
b. Tahap Pelaksanaan Prakerin
1) Tahap Pembekalan Prakerin
Permendiknas.2007.
Pendidikan
Kejuruan.
Jakarta:
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Tambunan, Rudi. 2011. Pedoman
Penyusunan
Standar
Operational Prosedure (SOP).
Jakarta: Meiestas Publishing.
Tripathi,R., & Chaurasia, K.,K. 2014.
Analysis And Evaluation Of
commit to user
Training
Methods.
IRC’s
International
Journal
of
Multidisciplinary Research in
Social
&
Management
Sciences, 2(2), 2320-8236.
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN STANDAR PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI WILAYAH SURAKARTA
Sarwo Edi, Suharno, Indah Widiastuti
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
E-mail: edi.january@gmail.com
ABSTRACT
The research aims to 1) Know how the implementation of the industrial
practice training of students machining program of vocational high school in
Surakarta; 2) Develop standard implementation of the industrial practice training of
students machining program of vocational high school in Surakarta.This researh was
a comparative qualitative research. The population of this research was procedure of
industrial practice training of Machining Program Vocational High School in
Surakarta. SMK Negeri 5 Surakarta, SMK pancasila Surakarta and SMK PGRI 1
Surakarta were selected as the sample through purposive sampling. This study was
started from collecting data, analyzing data, and making conclusions. The type of
data was qualitative data. Data collection techniques were documentation and
interview. Analysis of data using document analysis.Based on the result of reseacrh,
implementation flow of industrial practice training that can be proposed are 1)
Sinkronizing Industry Phase, 2) Evaluating Industry Feasibility, 3) Determining
temporary industry, 4) Socializing Industrial Practice Training 5) Selecting Industry
by Students, 6) Determining Final Industry, 7) Making Cooperation with Industry, 8)
Preparatory Phase, 9) Impelemtaion Phase, 10) Mentoring Participants of Training,
11) Handling troubled students, 12) Withdrawing Training Participant, 13) Assesing
and Certificating Training Participant of Industrial Practice Training 14) Collecting
Records of Industrial Practice Training.
Key Words : Vocational High School, Industrial Practice Training, SOP
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan
prakerin pada program keahlian Teknik Pemesinan di SMK wilayah Surakarta. 2)
Mengembangkan Standar Pelaksanaan Prakerin pada program keahlian Teknik
Pemesinan di SMK wilayah Surakarta.Penelitian ini merupakan penelitian komparatif
kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SMK dengan program keahlian
Teknik Pemesinan di Surakarta. Sampel yang terpilih adalah SMK N 5 Surakarta,
SMK Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1 Surakarta dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling. Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data, analisis
data dan pengambilan Kesimpulan. Jenis data yang dugunakan yaitu data kualitatif.
Teknik Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen.Berdasarkan hasil penelitian, alur
pelaksanaan prakerin yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut 1) Tahap
Sinkronisasi Industri, 2) Tahap Evaluasi Kelayakan Industri, 3) Tahap penetapan
Industri Sementara, 4) Tahap Sosialisasi Prakerin, 5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh
Peserta Prakerin, 6) Tahap Final Penetapan Industri, 7) Tahap Pembuatan Kerjasama
dengan DU/DI, 8) Tahap Pembekalan Prakerin, 9) Tahap Pelaksanaan Prakerin, 10)
Tahap Pembimbingan Peserta Prakerin, 11) Tahap Penanganan Siswa Bermasalah,
12) Tahap Penarikan Prakerin, 13) Tahap Penilaian dan Sertifikasi Peserta Prakerin,
dan 14) Tahap Pengumpulan dan Pemberkasan Rekaman Prakerin.
Kata Kunci: Sekolah Menengah Kejuruan, Prakerin, SOP.
Arti pendidikan ini dijabarkan secara
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan
lebih spesifik lagi dalam Peraturan
(SMK) merupakan salah satu lembaga
Pemerintah Nomor 29 tahun 1990
pendidikan yang bertanggungjawab
tentang Pendidikan Menengah, yaitu
menciptakan sumber daya manusia
pendidikan menengah kejuruan adalah
yang
pendidikan
memiliki
kemampuan,
keterampilan, dan keahlian sehingga
mengutamakan
lulusannya
kemampuan
dapat
mengembangkan
menengah
yang
pengembangan
peserta
didik
untuk
kinerja apabila terjun dalam dunia
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu.
kerja (Arif Rifai & Barnawi, 2012:13).
Dari
commit to user
penjelasan
di
atas
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
disimpulkan
kejuruan
bahwa
adalah
pendidikan
pendidikan
yang
Kegiatan praktik industri pada
pendidikan
sistem
ganda
adalah
mempersiapkan peserta didik untuk
kegiatan praktik nyata dilakukan siswa
memasuki lapangan pekerjaan.
pada
Kekhususan
dalam
pekerjaan
produksi
di
lini
produksi. Program praktik industri ini
pembelajaran di SMK bukan hanya
memiliki
dengan
adanya
melaksanakan praktik kerja industri
kompetesi
keahlian
pembelajaran
yang
mampu
membekali siswa agar siap kerja di
ciri
diperlakukan
bahwa
bekerja
siswa
yang
sebagaimana
karyawan pekerja yang lain.
dunia usaha dan industri (DU/DI)
Tujuan
praktik
industri
tetapi dengan adanya relevansi SMK
menurut Bukit ( 2014 : 50) yaitu: (1)
dengan DU/DI guna mencapai tujuan
mendapat pengalaman bekerja di lini
terciptanya mutu lulusan SMK yang
produksi; (2) memahami sikap dan
sesuai dengan kebutuhan DU/DI. Hal
disiplin kerja melalui praktek kerja
ini
industri
didasarkan
dari
kebijakan
di
lini
produksi;
(3)
pemerintah tentang link and match
mendapatkan
DU/DI
sesuai dengan standar komptensi yang
dengan
penyelenggaraan
kompetensi
kejuruan
pendidikan di SMK agar dari kedua
dituntut
belah pihak saling mengerti apa saja
mendapatkan kompetensi sosial, yaitu:
yang dibutuhkan oleh DU/DI dan apa
bekerja
yang seharusnya dilakukan oleh SMK
pekerjaan,
dalam menanggapi kebutuhan dari
terhadap kesulitan dalam pekerjaan.
DU/DI yang semakin berkembang
oleh
sama
Billet
dunia
industri;
(4)
dalam
mengerjakan
mencari
pemecahan
and
Beven
(dalam
pesat dalam bidang teknologi dan ilmu
Stephen Billet, 2008) menyatakan
pengetahuan. Program Praktek Kerja
bahwa “job practice meant assist
Industri (Prakerin) adalah solusi yang
developing
tepat untuk meningkatkan relevansi
knowledge about workplaces, students
antara SMK dan DU/DI.
students
vocational
frequently reported the importance of
commit to user
stories and examples provided by
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
teachers”.
(praktik
kerja
industri
3) Perusahaan
dimaksudkan untuk membantu siswa
kejuruan
mengembangkan
pengetahuan tentang tempat kerja,
surat
konfirmasi ke kampus.
4) Siswa mendaftar pelatihan industri.
5) Orientasi pelatihan industri dengan
siswa sering melaporkan cerita dan
membawa
contoh penting yang diberikan oleh
industri,
guru).
mengirim
formulir
pengawasan
6) Siswa melakukan pelatihan industri
Tripathi & Chaurasia (2014)
dilengkapi dengan buku Laporan
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan
prakerin ada 5 langkah yaitu:
1) Menganalisa
harian.
7) Pembimbing
pekerjaan
dan
formulir evaluasi pengawas.
8) Siswa menyerahkan Laporan ke
3) Mempersiapkan bahan pelatihan.
4) Menjalin kerjasama dengan industri
5) Mengevaluasi
dan
kampus.
9) Pembimbing
membuat
Pengertian
Industrial
melaporkan
hasil
pelatihan ke kampus
pembaharuan.
Berdasarkan
kampus
memonitoring dengan membawa
kemampuan yang akan dipelajari.
2) Memilih dan melatih pelatih.
dari
pedoman
yang
SOP
berisi
adalah
prosedur-
Training Process Table oleh ISE dapat
prosedur operasional standar yang ada
dijabarkan
di
alur
prakerin
sebagai
berikut:
1) Siswa
dalam
suatu
organisasi
yang
digunakan untuk memastikan bahwa
menghubungi
perusahaan
semua keputusan dan tindakan, serta
untuk pelatihan industri dengan
penggunaan fasilitas-fasilitas proses
membawa surat permohonan ijin
yang dilakukan oleh orang-orang di
sementara.
dalam
2) Siswa menghubungi pihak kampus
untuk
mendapatkan
pelatihan industri.
surat
izin
organisasi
berjalan
secara
efektif dan efisien, kosistenstandar,
dan sistematis (Tambunan, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Kota Surakarta adalah sebuah
2) Beberapa
sekolah
kota yang memiliki jumlah SMK
melaksanakan
dengan
terhadap DU/DI,
program
keahlian
teknik
pemesinan terbanyak di Karesidenan
Surakarta.
Jumlah
SMK
dengan
program keahlian teknik pemesinan di
belum
uji
kelaikan
3) Belum semua siswa diberikan
kepercayaan
di
DU/DI
untuk
mengerjakan pekerjaan,
kota Surakarta berjumlah 12 sekolah
4) Ketidaksesuaian bidang pekerjaan
yaitu 2 sekolah berstatus negeri atau
yang dilakukan siswa di DU/DI
milik pemerintah dan 10 sekolah
dengan yang diajarkan di sekolah,
berstatus swasta. Dari 12 SMK dengan
5) Beberapa
sekolah
tidak
program keahlian teknik pemesinan di
mengetahui keabsahan penilaian
kota Surakarta 7 sekolah terakreditasi
oleh DU/DI
A, 4 sekolah terakreditasi B, dan 1
Dalam pelaksanaan prakerin terdapat
sekolah
beberapa
terakreditasi
C
program
kendala.
Salah
satunya
keahlian teknik pemesinannya. Semua
adalah prosedur prakerin yang tidak
SMK
teknik
sesuai. Maka dari itu diperlukan
pemesinan di wilayah Surakarta telah
perbaikan prosedur prakerin sehingga
melaksanakan
pelaksanaan prakerin akan semakin
program
keahlian
program
prakerin.
Berdasarkan hasil dari wawancara
dengan pihak hubungan industri di
beberapa SMK di wilayah Surakarta,
prakerin yang dilaksanakan oleh siswa
SMK di wilayah surakarta menemui
beberapa kendala yaitu:
1) Beberapa
sekolah
masih
terkendala dalam pembimbingan
siswa
oleh
guru
prakerin di DU/DI ,
pembimbing
baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian komparatif kualitatif yang
bertujuan
untuk
mengetahui
bagaimana alur SOP Prakerin yang
digunakan oleh SMK pemesinan di
Surakarta.
Setelah
mengetahui
pelaksanaan prakerin SMK Pemesinan
di Surakarta
commit to user
maka
akan diambil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
kesimpulan
bagaimana
pelaksanaan
prakerin
yang
alur
Analisis
data
dalam
dilakukan
secara
baik
penelitian
berdasarkan data dokumen-dokumen
deskriptif
dari SMK Pemesinan di wilayah
dokumen. Teknik analisis ini disebut
Surakarta.
juga sebagai analisis data sekunder.
Pada penelitian ini data yang
ini
kualitatif dan analisis
Dimana data yang diperoleh tidak
digunakan adalah alur pelaksanaan
berasal
prakerin
untuk melengkapi data analisis data
atau
prosedur
standar
(SOP)
operasional
prakerin
dan
wawancara sebagai pendukung.
yang
dari
di
narasumber
dapatkan
dokumen,
langsung
dari
peneliti
analisis
melakukan
Teknik pengambilan sampel
wawancara dengan narasumber terkait
dipilih oleh peneliti dalam penelitian
prakerin, Data yang telah terkumpul
ini adalah purposive sampling. Teknik
kemudian
Purposive sampling yang digunakan
deskriptif, selanjutnya memproses data
peneliti
tersebut.
jika
peneliti
mempunyai
diformulasikan
Hasil
yang
secara
diperoleh
pertimbangan-pertimbangan tertentu di
diinterpretasikan, kemudian disajikan
dalam pengambilan sampelnya. Dalam
dalam bentuk naratif.
penelitian ini dipilih SMK Negeri 5
Ketika data sudah benar maka
Surakarta untuk mewakili sekolah
data akan dibandingkan berdasarkan
negeri dengan akreditasi A untuk
kemungkinan-kemungkinan
program keahlian Teknik pemesinan,
terjadi dari data masing-masing aspek
SMK
untuk
pelaksanaan prakerin dari masing-
dengan
masing sekolah. Kemudian aspek-
akreditasi A untuk program keahlian
aspek dinilai baik akan digunakan
Teknik Pemesinan, dan SMK PGRI 1
sebagai alur prakerin yang baru.
Pancasila
mewakili
sekolah
Surakarta
negeri
yang
Surakarta untuk mewakili sekolah
Sumber data dari penelitian ini
swasta dengan akreditasi B untuk
adalah dokumentasi dan wawancara.
program keahlian Teknik Pemesinan.
Sumber data
commit to user
pada penelitian ini
adalah SOP Prakerin dari SMK Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
5 Surakarta, SMK Pancasila Surakarta,
yang ada di DU/DI. Sehingga dengan
dan SMK PGRI 1 Surakarta. Sumber
adanya sinkronisasi kurikulum ini
data primer didapat dari wawancara
SMK tdak tertinggal jauh dengan
yaitu wawancara dengan pengurus
perkembangan teknologi yang semakin
prakerin SMK Negeri 5 Surakarta,
pesat. Hal ini sesuai dengan Tripathi &
pengurus prakerin SMK Pancasila
Chaurasia (94: 2014) yang menyatakan
Surakarta, pengurus prakerin SMK
bahwa
PGRI 1 Surakarta, beberapa guru
kemampuan
produktif SMK Negeri 5 Surakarta,
termasuk poin penting dalam prakerin.
memilih
dan
yang
menyeleksi
diajarkan
itu
SMK
Sebelum diadakanya kerjasama
Pancasila Surakarta, beberapa guru
antara DU/DI dan sekolah terlebih
produktif SMK PGRI 1 Surakarta,
dahulu
wawancara siswa SMK Negeri 5
evaluasi kelayakan industri. Evaluasi
Surakarta, wawancara dengan siswa
ini bertujauan agar siswa mampu
SMK Pancasila Surakarta, wawancara
bekerja sesuai dengan yang diharapkan
dengan beberapa siswa SMK PGRI 1
dan ada peningkatan kualitas dari segi
Surakarta.
praktik dan karakter. SMK Negeri 5
beberapa
guru
produktif
sekolah
harus
melakukan
Surakarta juga melakukan evaluasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prakerin dimulai dengan Tahap
pra-prakerin. Tahap pra-prakerin SMK
Negeri 5 Surakarta memiliki kelebihan
dibanding dengan SMK yang lain
karena adanya Tahap sinkronisasi
kurikulum yang dilakukan oleh SMK
Negeri 5 Surakarta guna meningkatkan
kualiatas siswa dan juga mengurangi
kesenjangan pembelajaran yang ada di
kelayakan
industri
sebelum
siswa
mulai prakerin, sedangkan sekolah
yang lain evaluasinya dilaksanakan
pada
saat
siswa
sudah
prakerin.
Evaluasi yang dilaksanakan pada saat
prakerin kurang baik karena dapat
merepotkan pihak panitia prakerin
sendiri. Misal tampat prakerin tidak
layak maka pihak sekolah yang akan
repot
mencari
dan
sekolah dengan kompetensi praktik
commit to user
administrasi
kembali
mengurus
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
memindahkan peserta prakerin dari
Pada
Tahap
pembuatan
tempat prakerin ke tempat prakerin
kerjasama dengan DU/DI, SMK PGRI
lain yang belum tentu lebih baik dari
1 Surakarta memiliki kelebihan yaitu
tempata prakerin yang terdahulu. SMK
adanya surat permohonan pertama
Negeri 5 Surakarta juga memeliki
yang diberikan kepda siswa untuk
kelebihan pada evaluasi ini dimana
didkirkan
telah
digunakan sebagai tempata prakerin,
memiliki
pedoman-pedoman
ke
tampat
yang
akan
evaluasi kelayakan yang sudah tertulis
sedangkan
pada
sekolah
lain
jelas. Hal ini sejalan dengan Tripathi
permohonan
yang
dilakukan
oleh
& Chaurasia (94: 2014)
siswa hanya sebatas dilakukan secara
Pada Tahap sosialisasi prakerin
lisan. Pada Tahap MoU, ketiga sekolah
ketiga SMK ini sudah sama-sama baik.
sudah mempunyai naskah kerja sama
Hal ini dikarenakan sekolah sudah
yang baik. Hal ini sejalan dengan
memberitahukan siswa jauah- jauh hari
Industrial Training Process Table oleh
sebelum
ISE.
dilaksanakannya
prakerin.
Sehingga siswa mempunyai waktu
yang
cukup
untuk
mencari
Pada
Tahap
pembekalan
dan
prakerin, SMK Negeri 5 Surakarta dan
mengurus segala adminstrasi yang
SMK Pancasila Surakarta memiliki
berkaitan dengan prakerin.
kelebihan yaitu dengan mendatangkan
Pada Tahap pemilihan tempat
perwakilan
dari
DU/Di
dalam
praktik untuk prakerin ketiga SMK ini
pembekalan tersebut. SMK Pancasila
sudah
karena
Surakarta juga memiliki kelebihan
memberikan kebebasan kepada siswa
dalam pemebekalan prakeri ini yaitu
untuk
prakerin.
adanya surat pembagian tugas untuk
Apabila siswa tidak mencari tempat
pembicara pada pembekalan prakerin
praktik yang baru, sekolah juga sudah
ini. Ketiga sekolah juga sama-sama
mempunyai data tempat prakerin yang
membuat
layak digunakan.
pembekalan ini, tetapi SMK Pancasila
sama-sama
memilih
baik
tempat
commit to user
daftar
hadir
pada
Surakarta lebih baik karena juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
mengharuskan
siswa
mengisikan
yang dipantau dalam prakerin sudah
nomor telepon genggam yang bisa
tercantum
dalam
dihubungi agar mempermudah dalam
sesudah itu juga ada lembar hasil
berkomunikasi saat prakerin.
pengamatan
yang
lembar
amatan
kemudian
akan
Pada Tahap penyerahan SMK
diserahkan ke panitia prakerin. Hal ini
Negeri 5 Surakarta dan SMK PGRI 1
sejalan dengan Industrial Training
Surakarta memiliki kelebihan yaitu
Process Table oleh ISE.
guru pembimbing ikut mengantarkan
siswa prakerin pada saat penyerahan.
pelaksanaan
tiap
sekolah
bermasalah ketiga sekolah ini belum
prakerin
mempunyai peraturan yang tertulis.
sama-sama
Penanganan anak bermasalah dari
mempunyai durasi Waktu pelaksanaan
ketiga sekolah ini masih menggunakan
yang sama yaitu 2 bulan. Tetapi SMK
aturan alternatif solusi yang tidak
Negeri 5 Surakarta dan SMK PGRI 1
tertulis.
Surakarta mempunyai kelebihan yaitu
Industrial Training Process Table oleh
pelaksanaan
ISE.
dari
Tahap
Pada Tahap penanganan anak
prakerin
dilaksanakan
pada saat liburan sekolah sehingga
tidak
begit
mengganggu
kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Pada
Tahap
Hal
ini
sejalan
dengan
Pada tahap penarikan siswa
prakerin, ketiga sekolah sudah samasama baik karena melibatkan guru
pembimbingan
pebimbimbing
prakerin.
Dengan
prakerin SMK Negeri 5 Surakarta
melibatkan
memiliki kelebihan yaitu guru yang
diharapkan bisa mempererat hubungan
mengampu sebagai guru pembimbing
kerjasama antara sekolah dan DU/DI
adalah
sehingga
guru
produktif
sehingga
guru
DU/DI
pembimbing
bersedia
ini
untuk
mengetahui dan sangat paham dengan
menerima siswa prakerin kembali. Hal
kegiatan yang dilakukan siswa selama
ini sejalan dengan Industrial Training
prakerin. Selain itu SMK begeri 5
Process Table oleh ISE.
Surakarta memiliki instrumen yang
Pada tahap penilaian prakerin
commit to user
lengkap dalam pembimbingan. Hal-hal
SMK pancasila Surakata memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
kelebihan yaitu menggunakan salinan
sertifikat yang belum diisi untuk diisi
oleh DU/DI sehingga mempermudah
dalam penyalinan nilai prakerin ke
sertifikat yang asli karena sejatinya
nilai prakerin adalah nilai murni yang
di dapat siswa dari pembimbing
prakerin di DU/DI. Hal ini sesuai
dengan
Tripathi
&
Chaurasia
(94:2014).
Berdasarkan
hasil
dari
pemaparan pelaksanaan prakerin di
SMK
Negeri
5
Surakarta,
SMK
Pancasila Surakarta dan SMK PGRI 1
Surakarta maka dapat dikemukakan
bahwa prosedur prakerin yang dapat
dilihat pada gambar 1.
Berikut ini adalah kelengkapan dari
masing-masing
tahap
pelaksanaan
prakerin:
1)
T
ahap sinkronisasi
Pada
tahap
sinkronisasi
ini
dokumen yang harus ada adalah
dokumen sinkronisasi.
2)
T
ahap Evaluasi Kelayakan Industri
Pada tahap ini dokumen yang
harus ada adalah instrumen
Gambar 1. Flowchart Alur Prakerin
commit to user
yang dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Pada tahap ini dokumen yang
penilaian kelayakan industri dan
harus ada adalah surat penyerahan
rekapitulasi kelayakan industri
prakerin.
3)
8)
T
T
ahap Penetapan Industri
ahap Pelaksanaan Prakerin
Pada tahap ini dokumen yang
Pada tahap ini dokumen yang
harus
harus ada adalah jurnal kegiatan
ada
adalah
dokumen
penetapan industri.
peserta prakerin.
4)
9)
ahap
Pembuatan
Kerja
Sama
T
T
ahap Penarikan Peserta Prakerin
dengan Industri
Pada tahap ini dokumen yang
Pada tahap ini dokumen yang
harus ada adalah surat penarikan
harus
prakerin.
ada
adalah
surat
permohonan, surat balasan, dan
10)
surat MoU.
T
ahap Pembimbingan Prakerin
5)
Pada
T tahap pembimbingan ini
ahap Sosialisai Prakerin
dokumen yang harus ada adalah
Pada tahap sosialisasi prakerin ini
surat tugas pembimbingan dan
dokumen yang harus ada adalah
lembar
surat edaran prakerin.
monitoring.
6)
11)
ahap Pembekalan Prakerin
Pada
tahap
pembekalan
bimbingan
atau
T
ahap Penilaian dan Sertifikasi
ini
Prakerin
dokumen yang harus ada adalah
Pada tahap ini dokumen yang
daftar hadir pembekalan, surat
harus ada adalah form penilaian,
undangan pembekalan prakerin,
rekapan nilai prakerin dan setifikat
dan surat tugas pembekalan.
prakerin.
7)
ahap Penyerahan Prakerin
T
SIMPULAN
DAN SARAN
commit to user
T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Berdasarkan
kelebihan
dan
2) Tahap Penyerahan Prakerin
kekurangan pelaksanaan prakerin di
3) Tahap Pelaksanaan Prakerin
SMK
4) Tahap Pembimbingan Prakerin
Negeri
5
Surakarta,
SMK
Pancasila Surakarta, dan SMK PGRI 1
5) Tahap
Surakarta yang sudah dijelaskan pada
bab IV maka dapat diusulkan alur
pelaksanaan prakerin sebagai berikut:
Penanganan
Siswa
Bermasalah
6) Tahap Penarikan Prakerin
c. Tahap
Laporan
Pelaksanaan
Prakerin
a. Tahap Pra-prakerin
1) Tahap Penilaian dan Sertifikasi
1) Tahap Sinkronisasi Industri
Peserta Prakerin
Tahap Sinkronisasi Industri ini
2) Tahap
Pengumpulan
dan
Pemberkasan Rekaman Prakerin
meliputi Analisis Kompetensi
pada Paket Keahlian, Analisis
Kompetensi yang ada di DU/DI,
Analisis Kompetensi Dasar Non
Struktur Kurikulum di DU/DI,
Analisis Pemetaan Industri.
2) Tahap
Evaluasi
Kelayakan
Industri
3) Tahap
Penetapan
DAFTAR PUSTAKA
Bukit, Musriam. (2014). Strategi dan
Inovasi Kejuruan. Bandung:
Alfabeta.
Firdausi, Arif. Rifai & Barnawi.
(201).Profil
Guru
SMK
Profesional. Yogyakarta: ArRuz Media
Industri
ISE.
Sementara
4) Tahap Sosialisasi Prakerin
5) Tahap Pemilihan DU/DI oleh
peserta prakerin
6) Tahap Final Penetapan Industri
7) Tahap
Pembuatan
Industrial Training Table.
International
School
of
Enginering. diperoleh 20 Maret
2016,
dari
http://www.ise.eng.chula.ac.th/
web/sites/default/files/pagefiles/Industrial_Training_Proce
ss_Table.pdf
Kerjasama
dengan DU/DI
b. Tahap Pelaksanaan Prakerin
1) Tahap Pembekalan Prakerin
Permendiknas.2007.
Pendidikan
Kejuruan.
Jakarta:
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Tambunan, Rudi. 2011. Pedoman
Penyusunan
Standar
Operational Prosedure (SOP).
Jakarta: Meiestas Publishing.
Tripathi,R., & Chaurasia, K.,K. 2014.
Analysis And Evaluation Of
commit to user
Training
Methods.
IRC’s
International
Journal
of
Multidisciplinary Research in
Social
&
Management
Sciences, 2(2), 2320-8236.