ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA: Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung.

(1)

ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK

(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh: Nelly Syarifah

1102640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DITINJAU DARI PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK

(Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

Oleh Nelly Syarifah S.Pd UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknilogi dan Kejuruan

© Nelly Syarifah

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M. Pd NIP. 19500902 198703 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Dadang Hidayat M., M.Pd NIP. 19490427 197603 1 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Dr. H. Dadang Hidayat M., M.Pd NIP. 19490427 197603 1 001


(4)

(5)

ABSTRAKSI

Nelly Syarifah (1102640): Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa (Studi Pada Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya keterserapan lulusan yang merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran, dimana banyak faktor yang berpengaruh. Dari beberapa faktor salah satu faktor yang diduga mempengaruhi keterserapan lulusan adalah kompetensi yang di miliki lulusan tidak sesuai (miss match) dengan tuntutan dunia kerja atau adanya ketidakutuhan kompetensi siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajarn, kebijakan link and match yang dalam teknis pelaksanaannya disebut dengan praktik kerja industri (prakerin) diharapkan dapat memenuhi dan meningkatkan kompetensi siwa. Sehingga dalam penelitian ini akan dianalisis apakah pelaksanaan praktik kerja industri dapat mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa. Tujuan secara umum dalam penilian ini adalah mengetahui pengaruh pelaksanaan prakerin yang ditinjau dari peningkatan kompetensi siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik pemesinan. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi prakerin, serta mengetahui peran sekolah dan peran industri pada program prakerin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian ex-post facto. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive dengan jumlah sampel 30 siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung. Data penelitian diperoleh dengan instrument test (pre test dan post test), angket, dan wawancara. Dari hasil penelitian, untuk hipotesis yang diajukan adalah prakerin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi siswa.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah... Error! Bookmark not defined. C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Definisi Istilah ... Error! Bookmark not defined. H. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Praktik Kerja Industi (Prakerin) ... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Praktik Kerja Industri ... Error! Bookmark not defined. 3. Desain Program/ Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined. 4. Peningkatan Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 5. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Asumsi ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.


(7)

C. Paradigama Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Data dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. G. Instument Pengumpul Data... Error! Bookmark not defined. H. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengujian Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. I. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Teknik analisis data kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. c. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... Error! Bookmark not defined. d. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. J. Teknik Analisis Data Kualitatif ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Data Hasil Test Kompetensi Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Data Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. 3. Data Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined. B. Uji Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. C. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. D. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengaruh Prakerin Terhadap Peningkatan Kompetensi Siswa ... Error!

Bookmark not defined.

2. Perencanaan Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan

... Error! Bookmark not defined. 3. Pelaksanaan prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik PemesinanError!

Bookmark not defined.

4. Evaluasi Hasil Belajar dari Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan ... Error! Bookmark not defined. 5. Peran Sekolah pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined. 6. Peran Industri pada Program Prakerin ... Error! Bookmark not defined. E. Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined. A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011 ... 1

3.1 Operasional Variabel ... 37

3.2 Populasi ... 40

3.3 Skala Likert ... 43

3.4 Kisi-Kisi Instrument ... 44

3.5 Tingkat Validasi ... 48

3.6 Tingkat Reliabilitas ... 50

3.7 Perisapan Uji Homogenitas ... 51

3.8 Persiapan Uji Normalitas ... 52

3.9 Kriteria Normalized Gain ... 55

4.1 Distribusi Frekuensi Data Pre test ... 58

4.2 Distribusi Frekuensi Data Post test ... 60

4.3 Distribusi N-Gain ... 61

4.4 Kecenderungan Rata-Rata Skor Perencanaan Prakerin ... 63

4.5 Konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata ... 64

4.6 Gambaran nyata/ kecenderungan Perencanaan Prakerin ... 66

4.7 Kecenderungan Rata-Rata Skor Pelaksanaan Prakerin ... 66

4.8 Gambaran nyata/ kecenderungan Pelaksanaan Prakerin ... 68

4.9 Kecenderungan Rata-rata Skor Evaluasi Prakerin ... 69

4.10 Gambaran nyata/ kecenderungan Evaluasi Prakerin ... 70

4.11 Kesimpulan Hasil Wawancara ... 71

4.12 Rekapitulasi Uji Normalitas ... 77

4.13 Rekapitulasi Perhitungan Uji Homogenitas Barttlet ... 77


(9)

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Diagram Alir Prakerin ... 21

2.2 Profil Kompetensi dan Kompetensi Inti ... 24

2.3 Pembentuk Profil Kompetensi ... 27

2.4 Kerangka Penelitian ... 33

3.2 Diagram alir Paradigma Penelitian ... 39

3.3 Diagram Uji Validasi ... 48

3.4 Diagram Uji Validasi ... 49

4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pre Test ... 58

4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Post Test ... 60


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan kejuruan adalah meyiapkan lulusan SMK menjadi warga negara yang kreatif untuk mengembangkan sikap profesional dalam pekerjaan yang mengacu pada tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang keahlian. Hal ini sesuai dengan pendapat Crunkilton dan Finch (1982:64) yang menyatakan bahwa “vocational education providers the skills and knowledge valuable in the labor market”. Pencapaian kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan industri di berbagai bidang keahlian, diharapkan dapat terserap oleh dunia industri sesuai dengan bidangnya masing-masing. Seperti yang diungkap oleh Harjono dalam Widianto (2011) menunjukan bahwa “industri mengharapkan kepemilikan kompetensi akademik yang relevan dan pengalaman praktik yang harus dimiliki oleh tenaga kerja”.

Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang terdapat pada lingkup SMK, Khususnya SMK Negeri 6 Bandung memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan lulusan yang merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil, yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja dalam bidang teknik yang relevan serta memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan dunia pendidikan (KTSP SMK Negeri 6 Bandung). Berbicara mengenai keterserapan lulusan, berikut ini adalah data tentang keterserapan lulusan SMK Negeri 6 Bandung yaitu:

Tabel 1.1

Data Penelusuran Lulusan Tahun 2010-2011

No Jenjang Tahun Ket

2010 % 2011 %

1 Kerja 393 57,54 362 52,16

Jumlah siswa yang Tidak Terdata kemungkinan mereka berwirausaha, atau dll. 2 Wiraswasta 86 12,59 126 18,10

3 PNS 2 0,29 - -

4 ABRI/POLRI 2 0,29 - -

5 Kuliah/Sekolah 56 8,20 62 8,91 6 Tidak Terdata 147 21,08 146 20,98

Ket: Tahun 2010 lulusan 683 siswa, Tahun 2011 dengan lulusan 696


(13)

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa presentase lulusan yang bekerja pada tahun kelulusan 2010 dan 2011 adalah 57,54 % dan 52,16 %. Sementara orientasi program pembinaan SMK yang terdapat dalam renstra, salah satu pointnya adalah “70 % lulusan SMK bekerja pada tahun kelulusan”. Hal ini menunjukan terdapat kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Banyak faktor mempengaruhi keterserapan lulusan SMK oleh industri (bekerja), karena lulusan adalah hasil dari sebuah sistem pembelajaran dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor salah satu faktor yang diduga mempengaruhi masih rendahnya keterserapan lulusan SMK adalah kompetensi yang di miliki lulusan tidak sesuai (miss match) dengan tuntutan dunia kerja. Ketidaksesuaian kompetensi yang dimaksud adalah adanya tidak utuhnya kompetensi dikarenakan ketidaktercapaian kompetensi yang diperoleh siswa

Dunia industri atau dunia kerja bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis sesuai perkembagan industri. Sehingga dalam mengidentifikasi kompetensi yang diinginkan dunia industri sangat subjektif dan berubah sesuai kebutuhan. Perubahan yang terjadi pada dunia kerja yang mengakibatkan tenaga kerja dituntut memiliki keterampilan teknis dan lebih fleksibel serta mampu belajar pengetahuan dan keterampilan baru. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan, tidak lain adalah prestasi yang diperoleh lulusan dan menggambarkan kualitas pendidikan. Kualitas lulusan ditentukan oleh proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar yang diraih siswa setalah proses pembelajaran mempunyai makna bagi siswa bersangkutan maupun bagi lembaga pendidikan, karena prestasi yang tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan dan kompetensi yang tinggi, sedangkan bagi lembaga pendidikan, prestasi belajar siswa yang tinggi menunjukkan keberhasilan lembaga dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di SMK selain dilaksanakan di sekolah (untuk teori dan praktek sekolah), ada pula pembelajaran yang dilaksanakan di industri (kemitraan). Pembelajaran yang dilaksanakan di industri itu merupakan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakan penyelenggaraan pendidikan di SMK, tidak terpisahkan dari kebijkan link and match yang menjadi


(14)

pola utama dan menjadi acuan dalam penyususnan kurikulum SMK, dalam teknis pelaksanaannya disebut dengan praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa di dunia kerja/dunia industri. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kesesuaian antara apa yang dilaksanakan di sekolah dengan apa yang di tuntut oleh industri.

Tujuan dari prakerin menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dit.PSMK, 2008) adalah :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional (dengan pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja)

2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara sekolah dan dunia kerja

3. Menghasilkan efisiensi prose s pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan

Harapannya setelah melaksanakan prakerin, selain pemenuhan kompetensi secara utuh, siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mampu meningkatkan kompetensinya, sehingga dapat menjadi lulusan yang memiliki kompetensi utuh sebagai calon tenaga kerja di industri. Selain itu setelah melaksanakan prakerin siswa diharapakan menjadi lulusan yang siap kerja dan dapat bersikap profesional. Dalam pelaksanaan prakerin sekolah dan dunia industri memiliki keterkaitan satu sama lainnya dan merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisahkan dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan yang dibutuhkan di dunia kerja. Dunia usaha/dunia industri dilibatkan dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan. Sebagaimana disarankan oleh Domu (2008:590) dalam Satriadi (2011:6) bahwa “link and macth

bukan hanya kegiatan praktik siswa tetapi juga dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi materi pelajaran terkait”. Keterlibatan pihak dunia usaha/dunia industri bukan hanya pada praktiknya di lapangan tetapi seluruh kegiatan yang mendukung untuk dilaksanakan prakerin tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat Satriadi (2011:6) keterlibatan industri dalam seluruh kegiatan pendidikan, seperti “penyusunan kurikulum, penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, penyelenggaraan prakerin (prakerin), ujian kompetensi sampai dengan pemasaran


(15)

alumni kedunia kerja”. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam penyelenggaraan prakerin adalah sebagai berikut:

1. Analisis pencapaian kompetensi hasil pembelajaran di sekolah 2. Pemetaan dunia kerja

3. Menyusun program praktik kerja industri 4. Tahap implementasi

5. Evaluai program dan tindak lanjut. Satriadi (2011:6)

Namun pada kenyataannya masih ditemukan beberapa fenomena seperti yang dikemukakan oleh Hidayat Undang (2010:3) yaitu :

1) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri yang menjadi institusi pasangan belum mempunyai program pendidikan dan pelatihan bersama dengan sekolah, ... 7) rendahnya wawasan ilmu kependidikan sebagai instruktur/ pembimbing siswa ditempat praktik, 8) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia industri atau institusi pasangan yang enggan menerima siswa prakerin, 9) masih ada sebagian dunia usaha/ dunia indutri memempatkan siswa praktik pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan program keahlian atau kompetensinya, 10) masih sedikit dunia usaha/ dunia industri yang mau menerima bekerja dari tamatan SMK yang telah melaksanakan prakerin pada perusahaan tersebut.

Prakerin yang merupakan bagian dari proses belajar akan mempengaruhi terhapadap keutuhan kompetensi siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Yusup (2011) yang menyimpulkan bahwa “pengalaman praktek kerja industri berpengaruh positif terhadap kesiapan aspek motivasi dan pengatahuan pesesrta didik dalam menghadapi uji kompetensi”. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, mendorong penulis untuk mengungkap lebih jauh mengenai prakerin ditinjau dari peningkatan kompetensi dan dituangkan ke dalam karya ilmiah (tesis) dengan judul :

“Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK (Studi Pada Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung) “

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka indikasi masalah perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.


(16)

1. Ketersertapan lulusan SMK Negeri 6 Bandung yang bekerja pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 57,54 dan 52,16.

2. Proses pembelajaran di sekolah belum membekali keutuhan kompetensi siswa 3. Masih terdapat ketidaksesuaian program prakerin dengan implementasi

prakerin.

B. Identifikasi Masalah

Pembahasan dalam latar belakang dan indikasi masalah yang telah dipaparkan, maka selanjutnya dapat diidentifikasi bahwa berbagai faktor diduga berpengaruh dan berkontribusi dalam keterserapan lulusan di dunia kerja. Salah satu pengaruh yang adalah ketidakutuhan kompetensi yang diperoleh siswa yang merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dimana didalam proses pembelajaran ditunjang oleh beberapa faktor yang terkait yaitu faktor intern berasal dari dalam diri siswa sedangakan faktor ekstern adalah faktor yang ada berasal dari luar. Faktor intern siswa yang mempengaruhi pembelajaran diantaranya seperti yang diungkap Slameto (2010) adalah faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), serta faktor kelelahan. Faktor eksteren yang mempengarhui pembelajaran diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor sekolah yang mempengaruhi pembelajaran mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas.

Faktor eksteren yang berasal dari sekolah salah satunya adalah pembelajaran, pada pelaksanaannya akan terkait dengan masyarakat, seperti dalam pendidikan kejuruan yang tidak dapat dilepaskan dari dunia industri. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sekolah seperti sarana dan prasarana untuk fasilitas praktik, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan di sekolah dan di industri. Pembelajaran disekolah dan praktik kerja di industri merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lainnya, sehingga dapat diperoleh keutuhan kompetensi siswa. Pada pelaksanaannya prakerin ditunjang oleh beberapa faktor yang terkait, diantaranya adalah sekolah, industri,


(17)

siswa serta keterlaksanaan program yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

C. Pembatasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk mencapai sasaran dalam tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas, maka peneliti membatasi pengkajian penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan praktek kerja industri, yang akan lebih difokuskan lagi dalam:

1. Pelaksanaan prakerin dibatasi pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Analisis ditinjau dari kompetensi siswa yaitu peningkatan kompetensi D. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah pelaksanaan Praktik Kerja industri (Prakerin) mempengaruhi peningkatan kompetensi siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

Beberapa pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?

2. Bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung ?

3. Bagimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

4. Bagimana peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?

5. Bagimana peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung?


(18)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan prakerin yang ditinjau dari peningkatan kompetensi siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung.

Adapun secara khusus berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengetahui bagaimana perencanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

b) Mengetahui bagaimana pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

c) Mengetahui bagaimana evaluasi hasil belajar dari prakerin yang dilaksanakan pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

d) Mengetahui peran sekolah pada program prakerin yang dilaksanakan pada kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

e) Mengetahui peran industri pada program prakerin yang dilaksanakan kompetensi keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan prakerin, hasil temuan juga diharapkan memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan prakerin sehingga kegiatan yang dilakukan maksimal. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan pendidikan khususnya pada penyelenggaraan prakerin berupa:

1. Masukan bagi guru, kepala sekolah dalam penyelenggaraan prakerin, dimana harapannya penelitian ini dapat dijadikan gambaran dan bahan masukan serta motivasi untuk senantiasa melakukan peningkatan dalam pelaksanaan prakerin agar tujuan dari pelaksanaan prakerin dapat tercapai


(19)

2. Masukan bagi industri pasangan yang terkai, dapat dijadikan informasi dalam pelaksanaan program prakerin, sehingga tujuan dari prakerin tercapai dengan meningkatnya kompetensi siswa, sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan oleh sekolah memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan terjalin kerjasama atau link and match.

3. Bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berkatitan dengan pelaksanaan prakerin.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini maka diberikan penjelasan beberapa istilah. Sesuai dengan judul penelitian yaitu : “Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin) Ditinjau Dari Peningkatan Kompetensi Siswa SMK”

1. Analisis Praktik Kerja Industri (Prakerin)

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya) (KBBI, 2005). Prakerin (Prakerin) merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh siswa (Dit.PSMK, 2008). Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan disekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh langsung dari kegiatan di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu (Pakpahan, 1994: 7).

Dari paparan di atas, analisis prakerin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyelididkan dan penguraian suatu pelaksanaan dalam hal ini prakerin serta perolehan peningkatan kompetensi siswa melalui belajar langsung yang dilaksanakan di industri. Lingkup yang akan dijadikan acuan dalam penelitian terkait dengan program prakerin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar prakerin.


(20)

2. Peningkatan Kompetensi.

Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Mc Ashan (1981: 45) dalam Mulyasa (2005) bahwa “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilkau kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. “Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan” (Herry, 1998). Peningkatan kompetensi dalam penelitian ini adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor dan afektif yang berorientasi pada tugas-tugas pekerjaan, sebagai hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan tuntuk mengetahui peningkatan kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi produktif siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik pemesinan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat rangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah judul dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, pembahasan mengenai teori yang mendasari, asumsi dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berisi tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan


(21)

sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berisi mengenai penjelasan deskripsi data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi hasil penelitian yang disampaikan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan


(22)

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi, yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan, untuk mencapai suatu tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Sebagaimana yang terungkap dalam tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu menganalisis prakerin yang ditinjau dari peningkatan kompetensi siswa, maka metode yang digunakan dalam menelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Sugiyono (2008:11) berpendapat bahwa, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya”. Dalam pembahasan dalam penelitian ini, selain menggunakan data kuantitatif juga menggunakan data kualitatif sebagai dasar memberikan interpretasi terhadap temuan dilapangan.

B. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel merupakan objek utama dalam proses penelitian, sehingga suatu permasalahan dapat diidentifikasi dengan tepat untuk selanjutnya dianalisis. Menurut Nana Sudjana (2009:11) mengemukakan bahwa “variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah”. Sejalan dengan pendapat tersebut, variabel merupakan gejala yang bervariasi, yang menjadi objek atau apa yang menjadi suatu pusat perhatian penelitian. Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis, maka ditentukan variabel untuk lebih memudahkan untuk menentukan jenis dan sumber data yang digunakan.

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah analisis praktek kerja industri (prakerin). Variabel ini didasarkan pada pedoman dalam pelaksanaan praktek kerja industri, dimana langkah-langkah dalam pelaksanaan praktek industri dimulai dari 1) Analisis pencapaian kompetensi hasil pembelajaran disekolah, 2)


(24)

Pemetaan dunia kerja, 3) Menyusun program prakerin, 4) Implementasi yang terdiri dari waktu pelaksanaan, pembekalan siswa, pembimbing internal dan ekstrnal, serta laporan, 5) Evaluasi program dan tindak lanjut. Berdasarkan konsep mengenai pelaksanaan prakerin, lingkup penelitian yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini terkait program prakerin adalah tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Variabel kedua adalah peningkatan kompetensi yang dalam penelitian ini adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor dan afektif yang berorientasi pada tugas-tugas pekerjaan, sebagai hasil dari pelaksanaan prakerin. Sebagai acuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi, maka diambil dari nilai uji kompetensi produktif teori dan praktek. Dibawah ini di jelaskan mengenai opersionalisasi dari variabel yang akan diteliti.


(25)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Penelitian Indikator/ Sub indikator 1 Pelaksanaan Prakerin 1.1Tahap Persiapan

- Tujuan

- Penyusunan program prakerin o Pembentukan kepanitiaan

o Analisis pencapaian kompetensi hasil

belajar disekolah

o Pemetaan dunia kerja tempat prakerin - Survey lapangan

- Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah

- Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab) - Cara pemilihan tempat prakerin o Waktu pelaksanaan

- Sosialisasi dan pembekalan siswa - Penempatan

1.2Tahap Pelaksanaan - Penyerahan

- Monitoring Sekolah - Bimbingan industri

- Pengawasan & Pembekalan - Penilaian industri

- Pelaksanaan pekerjaan

o Persiapan kerja o Proses kerja o Hasil kerja o Sikap kerja o waktu - Penjemputan 1.3Tahap Evaluasi

- Hasil kerja (jurnal & laporan) - Penilaian oleh industri

- Penilaian oleh guru pembimbing 2 Peningkatan

Kompetensi

1.1Kompetensi Praktek 1.2Kompetensi Teori


(26)

C. Paradigama Penelitian

Paradigma penelitian merupakan gambaran tentang variabel yang perlu diperhatikan. Paradigma akan membatu dalam mengarahkan alur penelitian dan pemecahan masalah yang akan timbul dalam penelitian. Sebagaimana Suharsimi Arikunto (2002: 99) yang mendefinisikan paradigma sebagai „suatu bentuk kerangka berpikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti‟.

Untuk memperjelas gambaran tentang variabel dalam penelitian ini maka dapat digambarkan dengan dengan paradigma penelitian dibawah ini:


(27)

Gambar 3.2

Diagram alir Paradigma Penelitian D. Data dan Sumber Data Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan. Data adalah hasil pencatatan penelitia, baik yang berupa fakta ataupun angka. (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Ada dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sudjana (1992:4) menyatakan bahwa, “Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang berbentuk bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”.

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa peningkatan kompetensi siswa dan analisis prakerin yang diambil dari hasil tes yang diberikan oleh peneliti pada sampel siswa kelas XI di SMKN 6 Bandung tahun pembelajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai, dan angket.

Sis a Kelas XI Ko pete si Keahlia Tek ik Pe esi a

SMKN 6 Ba du g Tahu

Ajara /

Proses

Pe elajara Ko pete si

Prakeri

Pre Test Post Test

Pere a a a Pelaksa a

a E aluasi


(28)

Serta dan data kualitatif berupa analisis prakerin yang diambil dari hasil wawancara dan observasi.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:89). Perolehan data yang menjadi hal yang penting dalam penelitian yang berguna untuk memecahkan masalah serta menguji hipotesis yang telah diturunkan, data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang ada dilapangan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok orang atau barang yang berdiam di suatu tempat dan memiliki ciri yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK 6 Bandung dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Populasi

No Populasi

Kelas Jumlah Siswa 1. XI TP 1 32 2. XI TP 2 35 3. XI TP 3 40 4. XI TP 4 34

Jumlah 141

(sumber : SMK Negeri 6 Bandung)

Pada populasi tersebut, dua kelas XI TP 3 dan XI TP 4 merupakan dua kelas periode pertama yang melaksanakan praktek kerja industri.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diamati. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan baik sehingga memperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai (contoh), atau dapat menggambarkan


(29)

keadaan populasi yang sebenarnya. Seorang peneliti dalam menentukan sampel penelitian, perlu mempertimbangkan masalah, tujuan, hipotesis, model, instrumen penelitian, serta tidak kalah penting adalah waktu, biaya dan tenaga.

Teknik sampling Purposive Sampling atau sampel bertujuan merupakan teknik yang biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan. “Teknik ini digunakan apabila peneliti punya pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2009; 96). Peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan, akan tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:140) yaitu :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok polulasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject) c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi

pendahuluan

Pengambilan sampel menggunakan perpaduan teknik sampling Purposive

Sampling. Untuk menentukan ukuran sampel, maka pada siswa yang

melaksanakan praktek kerja industri yaitu kelas TP 3 dan TP 4 maka jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 64 orang, dari jumlah populasi tersebut, dengan teknik sampling yang digunakan, maka ukuran sampelnya ditentukan sebesar 30 orang siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Wawancara (interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data, untuk menemukan hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit (kecil). Wawancara dapat dilakukan secara terstuktur maupun tidak tersutktur.

2. Observasi sebagai teknik pengumpulan data digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa


(30)

secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan mengamati dan mencatat.

3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

4. Teknik Angket. Angket yaitu cara mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada responden secara tertulis. Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Pengumpulan data dengan teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pengalaman prakerin. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup melalui angket dengan jawaban yang sudah disediakan, sehingga responden tinggal menjawab atau memilihnya.

5. Teknik Dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Arikunto (2006:158) “Dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan membaca, menelaah, mengkaji dokumen berupa jurnal pelaksanaan prakerin.

6. Tes. Tes menurut Arikunto (2007:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, instrument tes yang digunakan ialah tes tertulis berbentuk tes obyektif yang diberikan pada siswa yang sudah melaksanakan praktik kerja industri (prakerin)


(31)

G. Instument Pengumpul Data

Menurut Suharsimin Arikunto (2006 : 149) “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi (data) mengenai variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap relevan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini instrumen yang akan dibuat adalah meliputi :

1. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai analisis pelaksanaan prakerin, instrumen yang digunakan adalah angket dan pedoman wawancara. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup dengan mengacu pada skala likert. Skala likert yang dirancang dalam penelitian ini memiliki lima alternatif jawaban, dan responden hanya diminta memilih alternatif jawaban tersebut. Adapun pola penskorannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Skala Likert

No Pernyataan Statmen/ Skor

Positif Negatif 1 Sangat setuju/ Selalu/ Sangat Positif 5 1

2 Setuju/ sering/ positif 4 2

3 Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral 3 3 4 Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif 2 4 5 Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/ sangat

negatif

1 5

2. Untuk teknik pengumpulan data menggunakan test digunakan untuk menyaring data mengenai kemampuan teori dan praktik siswa siswa, yaitu dengan menggunakan instrument Ujian Nasional Teori dan Praktek Kejuruan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Tahun Ajaran 2011/2012 dengan kode 1254 BSNP.

Pada tabel 3.4 dipaparkan kisi-kisi instrumen penelitian yang dikembangkan dari definisi operasional variabel dalam penelitian ini :


(32)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument

VARIABEL ASPEK YANG

DIUNGKAP INDIKATOR INSTRUMENT SUMBER DATA

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) 1. Persiapan Prakerin a. Tujuan

b. Penyusunan program prakerin

 Pembentukan kepanitiaan

 Analisis pencapaian kompetensi hasil belajar disekolah

 Pemetaan dunia kerja tempat prakerin

o Survey lapangan

o Kriteria tempat prakerin yang dijadikan mitra sekolah

o Bentuk kesepakatan/ partisipasi (fungsi dan tanggung jawab)

o Cara pemilihan tempat prakerin

 Waktu pelaksanaan prakerin

c. Sosialisasi dan pembekalan siswa

d. Penempatan Pedoman Wawancara, Pedoman dokumentasi Angket

1. Sekolah :

- Wakasek

Kurikulum

- Wakasek Hubin

- Guru

Pembimbing/ Panitia program prakerin 2. Industri : - Perwakilan dari

industri (Manajer training/ Pendidikan dan Latihan) 3. Siswa 2. Proses Pelaksanaan prakerin 1. Penyerahan

2. Monitoring Sekolah

3. Bimbingan industri

4. Pengawasan & Pembekalan 5. Penilaian industri

6. Pelaksanaan pekerjaan

a. Persiapan kerja

b. Proses kerja

c. Hasil kerja

d. Sikap kerja

e. waktu

7. Kesesuaian pekerjaan dengan kompetensi di sekolah

Pedoman Wawancara, angket


(33)

3. Evaluasi Prakerin a. Hasil kerja

b. Penilaian oleh industri

c. Penilaian oleh sekolah

Pedoman wawancara Angket

PENINGKATAN KOMPETENSI

SISWA

1. Kemampuan

Teori

2. Kemampuan

Praktek

1. Kemampuan Teori

o Menerapkan perhitungan kekuatan bahan dan komponen mesin dalam

pembentukan logam

o Menjelaskan prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi

o Menjelaskan proses dasar perlakuan logam

o Menerpakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam lingkungan

kerja

o Menggunakan peralatan pembanding dan/ atau alat ukur dasar

o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi

o Menetapkan prisip dasar penggunakan alat perkakas tangan dan

perkakas tangan bertenaga/ digengggam

o Membaca gambar teknik

o Mengggunakan mesin untuk operasi dasar

o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais

o Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda

o Menggunakan mesin bubut (kompleks)

o Menggunakan mesin frais (kompleks)

o Menggerinda pahat dan alat potong

o Menerapkan prinsip dasar pemograman, setting tool dan cara

mengoperasikan mesin CNC dasar

2. Kemampuan Praktek

o Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi

o Menggunakan perkakas tangan

o Membaca gambar teknik

o Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

o Melakukan pekerjaan dengan mesin frais

Tes Uji Kompetensi Teori dan Praktek


(34)

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka instrumen atau alat penelitian harus valid dan reliabel, oleh karena itu instrumen perlu diuji coba. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimin Arikunto (2006:168) “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

Pengujian instrumen penelitian ini adalah instrument angket yang akan digunakan untuk mengungkapkan bagaimana pelaksanaan prakerin. Sebelum dilakukan uji coba instrumen, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing. Dari hasil bimbingan ada perbaikan dari beberapa butir soal diantaranya perbaikan karena kurang relevan dengan indikator dalam kisi-kisi instrument yang hendak dicapai. Instrumen kemudian diserahkan kepada guru pembimbing prakerin serta wakasek hubin SMK N 6 bandung untuk diberikan judgement kesesuaiannya dengan hal yang akan diungkap. Setelah direvisi dan disetujui, dan untuk lebih meyakinkan maka instrumen tersebut diuji cobakan kepada siswa kelas XI di SMK N 6 Bandung yang tidak termasuk kedalam kelompok sampel penelitian.

Instrument angket ini diberikan pada terhadap siswa yang telah melaksanakan praktik kerja industri. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri yang telah dilaksanakan. Angket yang disebar berbentuk angket tertutup dengan alternatif jawaban yang telah disediakan, angket ini berisikan pertanyaan untuk menggali informasi mengenai pelaksanakan praktek kerja industri. Namun sebelum instrument disebar, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap 28 responden diluar dari sampel penelitian.

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen penelitian sebelum diputuskan untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data penelitian. Dari hasil uji coba tes instrumen, dilakukan pengolahan data yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas. Hasil pengolahan data untuk uji coba instrumen angket adalah sebagai berikut:


(35)

1. Pengujian Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang valid dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:169) menjelaskan :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk menguji validitas alat ukur maka harus dihitung korelasinya, yaitu dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan angka kasar :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto, 2006:271)

Keterangan: xy

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y

N = Jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji „t‟ yaitu :

(Sudjana, 1996:377)

Keterangan :

t = Nilai t hitung

n = Banyaknya data/jumlah responden r = Koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto (2003:138) sebuah

2 xy y x r 1 2 r    n t


(36)

tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir.

Tabel 3.5 Tingkat Validitas

Koefisien Korelasi (r) Tafsiran

0,80 ≤ r< 1,00 Validitas sangat tinggi

0,60 ≤ r< 0,80 Validitas tinggi

0,40 ≤ r< 0,60 Validitas sedang

0,20 ≤ r< 0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ r< 0,20 Validitas sangat rendah

r< 0,00 Tidak valid

(Arikunto S, 2006:276)

Dari hasil uji validitas instrument angket mengenai pelaksanaan praktek kerja industri, dari 33 pernyataan dinyatakan tidak valid sebanyak 16 (enam belas) item yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12, 14, 15, 22, 25, 27, 28, 30 dan 31.

Gambar 3.3 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1)

Hasil uji validitas dan reabilitas setiap kategori jawaban untuk setiap pernyataan 28 responden secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 2.1.Setelah diperoleh hasil uji validitas dan reabilitas angket tersebut, maka dilakukan revisi pada instrumen angket tersebut. Hasil revisi tersebut kemudian diuji cobakan kembali kepada 27 responden diluar dari sampel penelitian dengan jumlah item pertanyaan di ubah menjadi 42 pernyataan. Dari hasil uji coba instrumen, kemudian diuji validitas instrumen, dari 42 pernyataan dinyatakan tidak valid sebanyak 11 (sebelas) item pernyataan, yaitu 1, 8, 9, 12, 14, 19, 23, 24, 32, 35, dan 37.

52% 48%

Uji Validitas

Valid


(37)

Gambar 3.4 Diagram Uji Validasi (sumber : lampiran 2.1) 2. Pengujian Reabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Sesuai pendapat Arikunto (2003:90) bahwa reliabilitas adalah ketepatan suatu test apabila diteskan kepada subjek yang sama.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah

yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto,2006:170)

dimana: xy

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

XY = Jumlah skor X dan Y N = Jumlah responden

74% 26%

Uji Validitas

Valid


(38)

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu :

r 11 =

  

  1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r (Arikunto,2006:180) dengan :

r 11 : Reliabilitas instrumen r

2 1 2

1

.

: r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Koefisien Korelasi

(r11)

Tafsiran

0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat

rendah

(J.P. Guilford dalam Avianti (2000:51)

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas instrumen dalam penelitian ini, didapatkan hasil uji reabilitas untuk 33 item penyataan angket itu adalah sebesar 0,635 termasuk kriteria tinggi. Dan tingkat reabilitas instrumen angket dengan 42 pernyataan itu adalah 0,99 termasuk kategori sangat tinggi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Karena jenis data dalam penelitian ini ada kuantitatif dan kualitatif, maka teknik analisis data akan dilakukan dengan mengikuti prosedur teknik analisis data berdasarkan kedua jenis data tersebut.


(39)

1. Teknik analisis data kuantitatif

Secara garis besar, teknik analisis data menurut Suharsimi Arikunto (2006:235) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a.Persiapan:

Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: a.Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites

b.Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

c.Menyebarkan soal tes kepada reponden.

d.Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden. e.Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes

yang akan diberikan. b.Tabulasi

a.Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden b.Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.

c.Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Langkah-langkah analisis data uji instrumen:

1. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengetesan tentang normalitas distribusi data.

2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data uji statistik adalah sebagai berikut:

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan uji homogenitas Barttlet karena k>2 kelompok. Tahap pengujian dengan menggunakan uji barttlet adalah sebagi berikut :

Tabel 3.7

Persiapan Uji Homomgenitas

KEL n dk 1/dk Si2 dk.Si2 log Si2 dk. Log Si2

Jumlah

(Syafaruddin Siregar, 2004: 90) Dari tabel tersebut dapat dihitung :


(40)

1. Varian gabungan

2. Harga barttlet

3. Harga chi-kuadrat

4. Faktor koreksi

{∑ } (Syafaruddin Siregar, 2004: 90) 5. Harga chi-kuadrat hitung

6. Hitung p-v

Kesimpulan : kelompok sampel homogen jika p-value > α =0,05 b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak, sehingga diketahui teknik sampling yang

digunakan adalah benar. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk

menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992: 151) menyatakan bahwa:

Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.

Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Persiapan Uji Normalitas Interval

f

t

X Zi lo li ei 2

Jumlah


(41)

Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Menentukan rentang dengan rumus:

Xb Xa

R  (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

dimana : Xa = data terbesar Xb = data terkecil

2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

n

i

1

3

,

3

.

log

(Syafaruddin Siregar, 2004: 24) dimana : n = jumlah sampel

3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

K R

P (Syafaruddin Siregar, 2004: 24)

dimana : R = rentang K = banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

4. Menghitung rata-rata

 

x dengan rumus:

 

i i i f x f x  

 . (Syafaruddin Siregar, 2004: 26)

dimana : f = jumlah frekuensi i i

x = data tengah-tengah dalam interval

5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

 

1 2 2     n n x f x f n

S i i i i (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

6. Tentukan batas bawah kelas interval

 

xin dengan rumus:

 

xinBb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. dimana : Bb = batas bawah interval

(Syafaruddin Siregar, 2004: 86) 7. Hitung nilai Z untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus: i


(42)

S x x Z in i

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

8. Lihat nilai peluang Z pada tabel statistik, isikan pada kolom i l . Harga o 1

x dan x selalu diambil nilai peluang 0,5000. n

(Syafaruddin Siregar, 2004: 87) 9. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom l , contoh i l1lo1lo2

(Syafaruddin Siregar, 2004: 87) 10.Hitung frekuensi harapan

i i

i l f

e  . (Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

11.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

i i i e e f 2

2  

 (Syafaruddin Siregar, 2004: 87)

12.Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.

13.Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05. c. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pretes dan postes) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 2 dari 4 ke 6 dan siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai maksimal 8.

Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara

logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke 8 (nilai maksimal) akan lebih berat daripada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama. Meltzer (2002) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (normalize gain). Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini:


(43)

etes Skor Ideal Skor etes Skor Postes Skor Gain N Pr Pr   

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel 3.8 Tabel 3.9

Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain 0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Hake dalam Meltzer 2002:4) d. Pengujian Hipotesis

Untuk memberikan suatu hipotesis, harga t yang diperoleh dari perhitungan hasil uji apakah ada artinya atau tidak. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus uji statistik t student, sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅ √

Kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1 Jika thitung < ttabel maka terima Ho dan tolak H1 Atau tolak Ho jika p-value < 0,05

Pengujian adalah menerima hipotesis, jika hasil perhitungan lebih besar dibanding t dari daftar distribusi t, berdasarkan dk = n – 2 dan taraf nyata yang dipilih.

J. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada sumber data yang telah ditentukan. Dalam tahap ini semua data yang terkumpul melalui instrument yang telah ditentukan tersebut akan dikonfirmasi kembali. Hal ini dilakukan apabila ada revisi atau suatu informasi yang baru diperolah sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini. Tahap analisis data ini adalah mereduksi data (data mentah dianalisis), lalu dibuat darasi data


(44)

sehingga dapat diinterpetasikan dan disusun dalam bentuk sebuah laporan awal. Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan kesimpulan penelitian. Sejalan dengan pendapat Nasution (1992: 129) berpendapat bahwa, analisis data yang disajikan dalam laporan hasil penelitian harus ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut : reduksi, penyajian data dan verifikasi dan pengambilan keputusan

a. Reduksi

Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan reduksi data, dimana reduksi data ini untuk memudahkan peneliti dalam memahami dan menelaah data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum aspek-aspek dan permasalahan pokok yang berkaitan dengan fokus sehingga akan terlihat jelas polanya. Sehingga data yang terkumpul memiliki makna tekstual dan kontekstual dan dapat ditarik kesimpulannya.

b. Penyajian Data

Penyajian data hasil penelitian disajikan berdasarkan aspek-aspek yang akan ditelaah. Setelah itu maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga data yang terkumpul memiliki makna tekstual dan kontekstual. Pemahaman terhadap aspek-aspek yang telah direduksi, akan menjadi mudah apabila disajikan secara singkat dan jelas, baik bagian demi bagian maupun keseluruhannya. Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan hasil penelitian

c. Verifikasi

Verifikasi adalah kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan disajikan pada langkah sebelumnya, dengan pertimbangan yang terus menerus sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada dilapangan, yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan untuk mengambul keputusan.


(45)

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi siswa.

2. Perencanaan prakerin yang dilakukan pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung yang meliputi 1) tujuan, 2) penyusunan program (survey lapangan, penyelarasan tempat prakerin dengan kopetensi siwa, pemilihan tempat prakerin dan waktu pelaksanaan), 3) sosialisasi dan pembekalan, serta 4) penempatan tergolong baik, meskipun terdapat beberapa kelemahan yang terjadi seperti

a. Pada pemaknaan tujuan prakerin antara siswa, sekolah dan industri belum ada keselarasan

b. Dalam penyusunan program, tidak melibatkan dunia industri dalam penyusunan program prakerin

c. Sosialisasi dan pembekalan, hanya dilakukan oleh pihak hubin tanpa melibatkan pihak industri

d. Dalam penempatan siswa, dilakukan berdasarkan penyelarasan kompetensi, bukan berdasarkan hasil analisis kompetensi

3. Pelakasanaan prakerin pada kompetensi keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 6 bandung yang meliputi 1) penyerahaan siswa ketempat prakerin, 2) pembekalan dan pengawasan oleh pihak industri, 3) monitoring, 4) bimbingan industri, 5) pelaksanaan praktek kerja, tergolong baik, meskipun terdapat kekurangan seperti :

a. Dalam penyerahan siswa ke industri belum secara keseluruhan dapat dilaksanakan

b. Monitoring siswa selama prakerin belum sesuai dengan target yang ditentukan


(47)

c. Pelaksanaan praktek kerja belum seluruhnya sesuai dengan kompetensi 4. Evaluasi hasil belajar prakerin pada kompetensi keahlian teknik permesinan meliputi 1) penilaian terhadap hasil kerja, 2) penilaian yang dilakukan oleh industri dilakukan dengan menilai kinerja pada saat prakerin berupa sesrtifikat. 3) penilaian oleh sekolah tidak dilakukan melalui tes, penilaian dilakukan dengan melihat jurnal yang berisikan laporan kegiatan siswa secara berkala dimana terdapat catatan kegiatan harian, kemajuan praktik keahlian pada lini produksi, laporan penilaian pembimbing dari industri, dan kehadiran, sudah tergolong baik dan sesuai dengan ketentuan pedoman prakerin.

5. Sekolah sebagai penyelenggara prakerin berperan dalam merencanakan, menyusun dan melaksanakan program serta mengevelauasi program

6. Industri sebagai tempat penyelenggara prakerin saat ini perannya hanya sebatas tempat prakerin

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Perencanaan prakerin

Bagi pihak sekolah diharapkan agar dalam merencanakan program prakerin dibentuk kepanitiaan yang diupayakan melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan prakerin baik internal atau eksternal, seperti bagian kurikulum, bagian sarana dan prasarana, kesiswaan, perwakilan dari tiap kompetensi keahlian, dan guru pembimbing, serta pihak industri. Sehingga dalam perencanaan yang melibatkan pihak sekolah dan industri dapat dirumuskan tujuan program prakerin, analissi pencapaian kompetensi, serta pemetaan industri. Setelah penyusunan program prakerin telah jelas, maka selanjutnya adalah pada tahap sosialisasi dan pembekalan, untuk tahap ini baiknya siswa yang akan prakerin dikumpulkan berdasarkan kompetensi keahliannya masing-masing, serta mengundang industri yang terkait dan sesuai dengan kompetensinya, dalam tahap ini juga dijelaskan apa yang menjadi tujuan dari prakerin, bagaimana teknis pelaksanaan dan hal-hal yang terkait dengan tahap pelaksanaan prakerin dan evaluasi prakerin.


(48)

Bagi pihak industri, disarankan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam merencanakan program prakerin, seperti dalam pemetaan industri, dimana industri dapat memberikan informasi keahlian yang dapat diperoleh dalam masing-masing industri sehingga mempermudah untuk pemetaannya. 2. Pelaksanaan prakerin

Bagi sekolah, disarankan membuat penjadwalan dalam penyerahaan siswa ke industri dan monitoring, serta membuat pembagian tugas dalam kepanitiaan. Selain itu disarankan untuk melakukan analisis pencapaian kompetensi dan pemetaaan agar dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan didapat oleh siswa akan sesuai dengan kompetensi keahlian, sehingga keutuhan kompetensi yang dihrapakan dapat tercapai.

3. Evaluasi hasil belajar prakerin

Berdasarkan hasil penelitian, untuk evaluasi belajara prakerin telah dilakukan sesuai dengan ketentuan. Namun peneliti menyarankan pihak sekolah dapat mengadakan evaluais hasil belajar melalui uji kompetensi teori dan prakerin, serta presentasi hasil prakerin, sehingga dapat diketahui bagaimana kompetensi siswa setelah melakukan prakeirn. Selain disekolah peneliti menyarankan pada pihak industri untuk melakukan evaluasi hasil belajar yang tidak hanya dinilai melalui pekerjaan yang dilakukan selama melakukan prakeirn, namun dilakukan juga evaluasi hasil belajar seperti tugas akhir dalam pelaksanaan prakerin yang nantinya dilaporkan kepada pihak industri dan dipresentasikan.

Mengacu pada simpulan berikut dikemukakan beberapa rekomendasi untuk kepentingan dan kemajuan yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah, yang memiliki kebijakan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bahwa perlunya perhatian yang lebih dalam pengelolaan dan pelaksanaan program prakerin yang selama ini telah berjalan agar rumusan tujuan dapat tercapai.

2. Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri (Hubin) terkait pelaksanaan prakerin, dapat lebih meningkatkan koordinasi internal dan


(49)

eksternal. Koordinasi internal berkaitan dengan koordinasi dengan berbagai pihak di sekolah seperti dengan bidang kurikulum, salah satunya koordinasi dalam hal analisis pencapaian kompetensi dan penentuan kompetensi yang harus didapat dalam prakerin agar dapat menyelaraskan dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Kemudian koordinasi eksternal yaitu kordinasi dengan dunia industri atau dunia usaha terkait dengan pelaksanaan prakerin seperti penyusunan program prakerin yang diharapkan adanya keterlibatan dunia usaha atau dunia industri.

3. Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, terkait dengan penyelarasan kurikulum sekolah dengan industri, sebaiknya selain hubin yang memiliki dengan industri, wakasek kurikulum juga harus dapat menjalin kerjasama dan dapat merumuskan secara bersam-sama dengan industri dalam hal penyelarasan dengan dunia industeri. Dunia usaha.

4. Bagi Guru, pembimbing/ guru produktif, diharapkan lebih membekali siswanya dengan kompetens-kompetensi yang sesuai dengan tuntutan industri, bagi pembimbing, hendaknya

5. Bagi dunia usaha/ industri yang merupakan lembaga tempat penyelenggaraan prakerin, diharpakan dapat lebih menjalin kerjasama dengan pihak sekolah, tidak sebatas hanya sebagati tempat prakerin saja. Namun diharapkan dapat terlibat dalam perencanaan program prakerin, pelaksanaan hingga evaluasi 6. Bagi guru khususnya guru produktif atau guru produktif yang dijadikan guru

pembiming dalam pelaksanaan prakerin, diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya dan memahami perkembangan dunia usaha secara berkelanjutan, sehingga dalam proses pembelajarannya guru diharapkan dapat memberikan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri sehingga ketika pelaksanaan prakerin siswa telah dibekali kompetensi yang dapat menunjang dalam pelaksanaan prakerinnya

7. Bagi peneliti, penelitian serupa dapat dikembangkan untuk topik kompetensi lainnya dan dilakukan penelitian yang lebih mendalam.


(50)

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. __________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta BSNP. (2012). Prosedsur Operasi Standar Ujiann Nasional . BSNP.

Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bailey. T. (2004). Working Knowledge: Work Based Learning and Education

Reform. New York: Routledge Falmer.

Daniel J. Muller. (1992). Mengukur sikap Sosial (Pegangan Untuk Penelitian dan

Praktisi). Jakarta: Bumi Kasara

Direktorat Pembinaan SMK. (2012). Pedoman Penyelenggaraan UN Kompetensi

Keahlian SMK Tahun Pelajaran 2011/2012. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

Direktotat Pembinaan SMK. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik, O. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta: Bina Angkasa.

________. (2003). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ________. (1981). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Komaro. (2006). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Kerja di JPTM

FPTK UPI. Seminar Nasional Pendidikan Tenologi dan Kejuruan.

Komalasari, K (2011). Pembelajaran Kontekstula Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama


(52)

Marpaung, YMN. (2010). Pengaruh Pengalaman Praktek Kerja Industri

(Prakerin) Terhadap Kesiapan Peserta Didik Dalam Menghadapi Uji Kompetensi. Bandung: JPTM UPI (Tidak diterbitkan)

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nazir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Puteo Widoyoko, E. (2012). Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabet Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Satriadi, B. (2011). Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda (Studi di SMK Negeri 1

Metro). Tesis Magister pada PK SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. dan Ibrahim. (1997). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mix

Methods). Bandung: Alfabet

Sukmadinata, N.S. (2001). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya


(53)

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tim Penyusun. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003). Bandung : Fokus Media

Tim Penyusun. (2008). Teknis Penyusunan KTSP pada Sekolah Menengah

Kejuruan. Jakarta: Direktorat PSMK

____________. (2005). Program Kerja Hubin SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK Negeri 6 Bandung.

____________. (2010). Silabus SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK N 6 Bandung

____________. (2010). Silabus SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK N 6 Bandung

____________. (2005). Program Kerja Hubin SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK Negeri 6 Bandung

____________. (2012). KTSP SMK Negeri 6 Bandung. Bandung : SMK Negeri 6 Bandung

Uno, Hamzah B. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatid dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, U. (2010). Pengaruh Pengelolaan Prkatek Kerja Industri dan Partisipasi

Dunia Usaha/ Industri Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Tesis Magister Adpen

SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan

Wardani, D. (2011). Kontribusi Keterampilan Sosial Dalam Pembelajaran IPS

Terhadap Kesiapan Kerja Praktek Kerja Industri (Studi Terhadap Peserta

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Widiyanto. (2011). Peran Kompetensi Kerja Terhadap Kebutuhan Industri Untuk

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Vol.6

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelakaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Referensi


(1)

Bagi pihak industri, disarankan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam merencanakan program prakerin, seperti dalam pemetaan industri, dimana industri dapat memberikan informasi keahlian yang dapat diperoleh dalam masing-masing industri sehingga mempermudah untuk pemetaannya. 2. Pelaksanaan prakerin

Bagi sekolah, disarankan membuat penjadwalan dalam penyerahaan siswa ke industri dan monitoring, serta membuat pembagian tugas dalam kepanitiaan. Selain itu disarankan untuk melakukan analisis pencapaian kompetensi dan pemetaaan agar dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan didapat oleh siswa akan sesuai dengan kompetensi keahlian, sehingga keutuhan kompetensi yang dihrapakan dapat tercapai.

3. Evaluasi hasil belajar prakerin

Berdasarkan hasil penelitian, untuk evaluasi belajara prakerin telah dilakukan sesuai dengan ketentuan. Namun peneliti menyarankan pihak sekolah dapat mengadakan evaluais hasil belajar melalui uji kompetensi teori dan prakerin, serta presentasi hasil prakerin, sehingga dapat diketahui bagaimana kompetensi siswa setelah melakukan prakeirn. Selain disekolah peneliti menyarankan pada pihak industri untuk melakukan evaluasi hasil belajar yang tidak hanya dinilai melalui pekerjaan yang dilakukan selama melakukan prakeirn, namun dilakukan juga evaluasi hasil belajar seperti tugas akhir dalam pelaksanaan prakerin yang nantinya dilaporkan kepada pihak industri dan dipresentasikan.

Mengacu pada simpulan berikut dikemukakan beberapa rekomendasi untuk kepentingan dan kemajuan yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah, yang memiliki kebijakan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bahwa perlunya perhatian yang lebih dalam pengelolaan dan pelaksanaan program prakerin yang selama ini telah berjalan agar rumusan tujuan dapat tercapai.


(2)

eksternal. Koordinasi internal berkaitan dengan koordinasi dengan berbagai pihak di sekolah seperti dengan bidang kurikulum, salah satunya koordinasi dalam hal analisis pencapaian kompetensi dan penentuan kompetensi yang harus didapat dalam prakerin agar dapat menyelaraskan dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa. Kemudian koordinasi eksternal yaitu kordinasi dengan dunia industri atau dunia usaha terkait dengan pelaksanaan prakerin seperti penyusunan program prakerin yang diharapkan adanya keterlibatan dunia usaha atau dunia industri.

3. Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, terkait dengan penyelarasan kurikulum sekolah dengan industri, sebaiknya selain hubin yang memiliki dengan industri, wakasek kurikulum juga harus dapat menjalin kerjasama dan dapat merumuskan secara bersam-sama dengan industri dalam hal penyelarasan dengan dunia industeri. Dunia usaha.

4. Bagi Guru, pembimbing/ guru produktif, diharapkan lebih membekali siswanya dengan kompetens-kompetensi yang sesuai dengan tuntutan industri, bagi pembimbing, hendaknya

5. Bagi dunia usaha/ industri yang merupakan lembaga tempat penyelenggaraan prakerin, diharpakan dapat lebih menjalin kerjasama dengan pihak sekolah, tidak sebatas hanya sebagati tempat prakerin saja. Namun diharapkan dapat terlibat dalam perencanaan program prakerin, pelaksanaan hingga evaluasi 6. Bagi guru khususnya guru produktif atau guru produktif yang dijadikan guru

pembiming dalam pelaksanaan prakerin, diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya dan memahami perkembangan dunia usaha secara berkelanjutan, sehingga dalam proses pembelajarannya guru diharapkan dapat memberikan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri sehingga ketika pelaksanaan prakerin siswa telah dibekali kompetensi yang dapat menunjang dalam pelaksanaan prakerinnya

7. Bagi peneliti, penelitian serupa dapat dikembangkan untuk topik kompetensi lainnya dan dilakukan penelitian yang lebih mendalam.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. __________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta BSNP. (2012). Prosedsur Operasi Standar Ujiann Nasional . BSNP.

Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bailey. T. (2004). Working Knowledge: Work Based Learning and Education

Reform. New York: Routledge Falmer.

Daniel J. Muller. (1992). Mengukur sikap Sosial (Pegangan Untuk Penelitian dan

Praktisi). Jakarta: Bumi Kasara

Direktorat Pembinaan SMK. (2012). Pedoman Penyelenggaraan UN Kompetensi

Keahlian SMK Tahun Pelajaran 2011/2012. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

Direktotat Pembinaan SMK. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik, O. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta: Bina Angkasa.

________. (2003). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ________. (1981). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Komaro. (2006). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Kerja di JPTM

FPTK UPI. Seminar Nasional Pendidikan Tenologi dan Kejuruan.

Komalasari, K (2011). Pembelajaran Kontekstula Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama


(5)

Marpaung, YMN. (2010). Pengaruh Pengalaman Praktek Kerja Industri

(Prakerin) Terhadap Kesiapan Peserta Didik Dalam Menghadapi Uji Kompetensi. Bandung: JPTM UPI (Tidak diterbitkan)

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nazir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Puteo Widoyoko, E. (2012). Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabet Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Satriadi, B. (2011). Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda (Studi di SMK Negeri 1

Metro). Tesis Magister pada PK SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. dan Ibrahim. (1997). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mix

Methods). Bandung: Alfabet

Sukmadinata, N.S. (2001). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya


(6)

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tim Penyusun. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003). Bandung : Fokus Media

Tim Penyusun. (2008). Teknis Penyusunan KTSP pada Sekolah Menengah

Kejuruan. Jakarta: Direktorat PSMK

____________. (2005). Program Kerja Hubin SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK Negeri 6 Bandung.

____________. (2010). Silabus SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK N 6 Bandung

____________. (2010). Silabus SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK N 6 Bandung

____________. (2005). Program Kerja Hubin SMK Negeri 6 Bandung. Bandung: SMK Negeri 6 Bandung

____________. (2012). KTSP SMK Negeri 6 Bandung. Bandung : SMK Negeri 6 Bandung

Uno, Hamzah B. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatid dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, U. (2010). Pengaruh Pengelolaan Prkatek Kerja Industri dan Partisipasi

Dunia Usaha/ Industri Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Tesis Magister Adpen

SPs UPI Bandung : tidak diterbitkan

Wardani, D. (2011). Kontribusi Keterampilan Sosial Dalam Pembelajaran IPS

Terhadap Kesiapan Kerja Praktek Kerja Industri (Studi Terhadap Peserta

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Widiyanto. (2011). Peran Kompetensi Kerja Terhadap Kebutuhan Industri Untuk

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Vol.6

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelakaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Referensi


Dokumen yang terkait

PEMILIHAN KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI PELUANG KERJA DAN DUKUNGAN ORANG TUA Pemilihan Kompetensi Keahlian Akuntansi Ditinjau Dari Persepsi Peluang Kerja Dan Dukungan Orang Tua Pada Siswa Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 6

0 3 17

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

0 0 31

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

0 2 7

PENGARUH PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUMAMADIYAH PRAMBANAN DITINJAU DARI PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUMAMADIYAH PRAMBANAN DITINJAU DARI PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROG

0 0 173

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PESERTA DIDIK KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BOPKRI YOGYAKARTA.

0 0 156

EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 2 KLATEN.

2 11 2

Pengembangan Model Uji Kompetensi dan Sertifikasi Keahlian Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan.

0 0 2

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI KOTA YOGYAKARTA.

0 1 198

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG - repositoryUPI S TM 0900643 Title

0 0 3

RELEVANSI KURIKULUM SMK NEGERI 1 GODEAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (Studi Kesesuaian Standar Kompetensi pada Silabus Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran dengan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri).

0 0 221